resume epidemiologi zoonosis (plague, lepto, toxo)

6
Resume Epidemiologi Zoonosis Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Zoonosis FITRIA 1113101000097 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Upload: karmila-karim

Post on 09-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kkkk

TRANSCRIPT

Resume Epidemiologi ZoonosisDisusun Untuk Memenuhi Salah Satu TugasMata Kuliah Epidemiologi Zoonosis

FITRIA1113101000097

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA2015Plague 1. Identifikasi LeptospirosisPenyakit zoonosis spesifik yang melibatkan binatang mengerat dan pinjal yang hidup padanya, yang menyebarkan infeksi bakteri kepada berbagai binatang dan manusia. Tanda dan gejala awal bisa tidak khas berupa demam, menggigil, lemah nyeri otot, mual, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Umumnya muncul radang kelenjar getah bening (lymphadenitis) yaitu pada kelenjar yang bermuara pada lokasi gigitan pinjal, dimana lesi ini merupakan lesi awal. Ini disebut dengan pes kelenjar (bubonic plague), dan lebih sering (90%) terjadi pada kelenjar getah bening di daerah selangkang (ingiuinal) dan jarang terjadi pada daerah ketiak atau leher. Kelenjara yang terkena akan menjadi bengkak, meradang, dan menjadi lunak serta kemungkinan bernanah. Demam biasanya muncul. Semua bentuk penyakit pes termasuk yang limfadenopatinya tidak jelas, dapat berlanjut menjadi septicemic plague menyebar bersama aliran darah ke bagian lain dari tubuh, termasuk selaput otak. Endotoxic shock dan Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) dapat terjadi tanpa menunjukkan tanda lokasi infeksi. Paru-paru terkena dampak sekuder mengakibatkan terjadi pneumonia, mediastinitis, atau efusi pleura (pleural effusions). Pes paru (pneumonia plague) sekunder mempunyai makna khusus mengingat percikan napas primer dapat berfungsi sebagai sumber penularan dari manusia ke manusia dengan akibat pes pneumonia primer atau pes faringeal; dan ini dapat menyebabkan suatu KLB yang terlokalisir atau wabah yang hebat. Walaupun pes yang didapat secara alamiah umumnya berbentuk pes kelenjar (bubonic plague), namun penyebaran yang disengaja sebagai bagian dari perang kuman atau terorisme dapat berbentuk terutama sebagai pes paru (pneumonic plague). Pes kelenjar yang tidak diobati mempunyai CFR sekitar 50-60%. Organisme penyebab pes dapat ditemukan dari pembiakan tenggorokan konta tanpa gejala dengan seorang penderita pes paru.Kasus primer dengan septikemi dan pes paru yang tidak diobati umumnya fatal. Terapi modern secara nyata dapat menurunkan kematian akan pes kelenjar, pes pneumonic dan pes septikemik, juga memberikan respon yang baik bila terdiagnosa dan diobati secara dini. Namun penderita pes pneumonik yang tidak diberi terapi adekuat dalam waktu 18 jam setalah timbul gejala-gejala pada saluran pernafasan biasanya kemungkinan tertolong sangat kecil.

2. Penyebab Leptospirosis Yersenia pestis, basil pes. 3. Gejala klinis Leptospirosis4. Penyebab Leptospirosis5. Distribusi Leptospirosis6. Reservoir Leptospirosis7. Cara Penularan Leptospirosis8. Masa Inkubasi Leptospirosis9. Masa Penularan Leptospirosis10. Kerentanan dan Kekebalan Leptospirosis11. Penanggulangan wabah Leptospirosis12. Cara cara pemberantasan 13. Upaya pencegahan Leptospirosis14. Impilkasi Kebijakan Leptospirosis15. Pengawasan Penderita, kontak, dan Lingkungan Sekitarnya

Leptospirosis1. Identifikasi Leptospirosis2. Penyebab Leptospirosis3. Gejala klinis Leptospirosis4. Penyebab Leptospirosis5. Distribusi Leptospirosis6. Reservoir Leptospirosis7. Cara Penularan Leptospirosis8. Masa Inkubasi Leptospirosis9. Masa Penularan Leptospirosis10. Kerentanan dan Kekebalan Leptospirosis11. Penanggulangan wabah Leptospirosis12. Cara cara pemberantasan 13. Upaya pencegahan Leptospirosis14. Impilkasi Kebijakan Leptospirosis15. Pengawasan Penderita, kontak, dan Lingkungan Sekitarnya

Toxoplasma

1. Identifikasi Leptospirosis2. Penyebab Leptospirosis3. Gejala klinis Leptospirosis4. Penyebab Leptospirosis5. Distribusi Leptospirosis6. Reservoir Leptospirosis7. Cara Penularan Leptospirosis8. Masa Inkubasi Leptospirosis9. Masa Penularan Leptospirosis10. Kerentanan dan Kekebalan Leptospirosis11. Penanggulangan wabah Leptospirosis12. Cara cara pemberantasan 13. Upaya pencegahan Leptospirosis14. Impilkasi Kebijakan Leptospirosis15. Pengawasan Penderita, kontak, dan Lingkungan Sekitarnya