resume belajar dan pembelajaran

23
1. BELAJAR A. PENGERTIAN BELAJAR Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Ada beberapa pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah: 1) Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. 2) Menurut Watson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. 3) Depdiknas (2003) mendefinisikan 'belajar' sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman B. TEORI BELAJAR Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua memahami proses intern yang kompleks dari belajar. Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme, Kognitivisme,dan Konstruktivisme. 1) Teori Behaviorisme Behaviorisme dari kata behave yang berarti berperilaku dan isme berarti aliran. Behavorisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang didasarkan atas proposisi (gagasan awal) bahwa perilaku dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah. Fokus behaviorisme adalah respons terhadap berbagai 1

Upload: eka-aprilia-putri

Post on 24-Apr-2015

312 views

Category:

Documents


41 download

DESCRIPTION

belajar dan pembelajaran

TRANSCRIPT

Page 1: resume belajar dan pembelajaran

1. BELAJAR

A. PENGERTIAN BELAJAR

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai

hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu

jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Ada beberapa pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah:

1) Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari

adanya interaksi antara stimulus dan respon.

2) Menurut Watson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun

stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati

(observabel) dan dapat diukur.

3) Depdiknas (2003) mendefinisikan 'belajar' sebagai proses membangun

makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman

B. TEORI BELAJAR

Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga

membantu kita semua memahami proses intern yang kompleks dari belajar. Ada tiga

perspektif utama dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme, Kognitivisme,dan Konstruktivisme.

1) Teori Behaviorisme

Behaviorisme dari kata behave yang berarti berperilaku dan isme berarti aliran.

Behavorisme merupakan pendekatan dalam psikologi yang didasarkan atas proposisi

(gagasan awal) bahwa perilaku dapat dipelajari dan dijelaskan secara ilmiah. Fokus

behaviorisme adalah respons terhadap berbagai tipe stimulus. Para tokoh yang

memberikan pengaruh kuat pada aliran ini adalah Ivan Pavlov dengan teorinya yang

disebut classical conditioning, John B. Watson yang dijuluki behavioris S-R (Stimulus-

Respons), Edward Thorndike (dengan teorinya Law of Efect), dan B.F. Skinner dengan

teorinya yang disebut operant conditioning.

2) Teori Kognitivisme

Kognitivisme tidak seluruhnya menolak gagasan behaviorisme, namun lebih cenderung

perluasannya, khususnya pada gagasan eksistensi keadaan mental yang bisa

mempengaruhi proses belajar. Pakar psikologi kognitif modern berpendapat bahwa

belajar melibatkan proses mental yang kompleks, termasuk memori, perhatian, bahasa,

pembentukan konsep, dan pemecahan masalah. Mereka meneliti bagaimana manusia

memproses informasi dan membentuk representasi mental dari orang lain, objek, dan

kejadian.

1

Page 2: resume belajar dan pembelajaran

3) Teori Humanistik

Humanisme dipelopori oleh pakar psikologi Carl Rogers dan Abraham Maslow.Menurut

Rogers, semua manusia yang lahir sudah membawa dorongan untuk meraih sepenuhnya

apa yang diinginkan dan berperilaku dalam cara yang konsisten menurut diri mereka

sendiri. Rogers, seorang psikoterapis, mengembangkan person-centered therapy, suatu

pendekatan yang tidak bersifat menilai ataupun tidak memberi arahan yang membantu

klien mengklarifikasi dirinya tentang siapa dirinya sebagai suatu upaya fasilitasi proses

memperbaiki kondisinya. Hampir pada saat yang bersamaan, Maslow mengemukakan

teorinya bahwa semua orang memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya yang

bersifat hierarkhis.

4) Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme memandang belajar sebagai proses di mana pembelajar secara aktif

mengkonstruksi atau membangun gagasan-gagasan atau konsep-konsep baru didasarkan

atas pengetahuan yang telah dimiliki di masa lalu atau ada pada saat itu. Dengan kata lain,

”belajar melibatkan konstruksi pengetahuan seseorang dari pengalamannya sendiri oleh

dirinya sendiri”.

C. CARA BELAJAR YANG BAIK

1) Ciptakan suasana yang kondusif

2) Lihat garis besarnya dahulu

3) Buatlah catatan intisari dari bahan pelajaran

4) Berlatihlah tehnik kemampuan mengingat

5) Belajarlah dengan tekun dan rutin.

D. WAKTU BELAJAR YANG BAIK

1) Sehabis shalat subuh

2) Malam hari

3) Tengah malam

E. TEMPAT BELAJAR YANG BAIK

1) Perpustakaan

2) Taman

3) Kamar tidur

F. KELEBIHAN /KEKUATAN

Strength diartikan sebagai kekuatan. Jadi, jika ditinjau dari segi kekuatannya, belajar memiliki

kekuatan dan manfaat yang sangat besar. Orang yang melaksanakan proses belajar akan

memiliki pengetahuan yang lebih dari pada orang yang tidak melakukan proses belajar. Selain

2

Page 3: resume belajar dan pembelajaran

itu, dari segi tingkah laku, orang belajar akan memiliki tingkah laku yang jauh lebih baik dari

pada orang yang tidak belajar.

G. KELEMAHAN

Ditinjau dari weakness atau kelemahan orang yang belajar, bisa dikatakan tidak ada. Proses

belajar tidak sedikitpun mendatangkan sesuatu yang bersifat negatif, justru orang yang tidak

belajar lah yang kelak akan mengalami banyak kerugian dan penyesalan.

H. KESEMPATAN

Kesempatan baik orang yang melakukan proses belejar akan sangat terbuka lebar. Orang yang

belajar, akan meimiliki banyak peluang baik dalam hidupnya. Dan kesempatan untuk belajar

itu terbuka baik bagi semua orang yang mempunyai kemauan untuk belajar.

I. ANCAMAN

Sama seperti weakness, thread atau ancama orang belajar bisa dikatakan tidak ada. Yang ada

hanyalah ancaman bagi mereka yang tidak belajar, diantaranya adalah tidak mengetahui

perkembangan zaman, hidupnya akan statis dan terlihat tidak mengalami perkembangan yang

baik.

2. AZAS DAN PRINSIP BELAJAR

Prinsip-prinsip belajar dapat digunakan untuk mengungkapkan batas-batas kemungkinan dalam

pembelajaran sehingga guru dapat melakukan tindakan yang tepat. Selain itu dengan teori dan

prinsip-prinsip belajar guru juga dapat memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan

untuk menunjang peningkatan belajar siswa.

A. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

Prinsip-prinsip belajar yang relatif berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan motivasi,

keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan,

serta perbedaan individual.

1)  Perhatian dan motivasi

Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran

akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang

dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-

hari, akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Motivasi dapat bersifat internal,

artinya datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain.

Motivasi dibedakan menjadi dua:

3

Page 4: resume belajar dan pembelajaran

a) Motif intrinsic

Motif intrinsik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan.

Sebagai contoh, seorang siswa dengan sungguh-sungguh mempelajari mata pelajaran di

sekolah karena ingin memiliki pengetahuan yang dipelajarinya.

b) Motif ekstrinsik

Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya

tetapi menjadi penyerta

2) Keaktifan

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah

informasi, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori

ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Dalam proses

balajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan

menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

3) Keterlibatan langsung/berpengalaman

Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam

kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar dari

pengalaman langsung.

4) Pengulangan

Menurut teori psikologi daya, belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang

terdiri atas mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan

sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang.

5) Tantangan

Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya.

Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat

siswa tertantang untuk mempelajarinya.

6) Balikan dan penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori

belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori conditioning yang diberi

kondisi adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning yang diperkuat adalah

responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effectnya Thorndike.

7) Perbedaan individu

Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis,

tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini berpengaruh

pada cara dan hasil belajar siswa.

4

Page 5: resume belajar dan pembelajaran

B. IMPLIKASI PRINSIP-PRINSIP BELAJAR BAGI SISWA 

1) Perhatian dan motivasi

Implikasi prinsip motivasi bagi siswa adalah disadarinya oleh siswa bahwa motivasi belajar

yang ada pada diri mereka harus dibangkitkan dan mengembangkan secara terus-menerus

2) Keaktifan

Implikasi prinsip keaktifan bagi siswa berwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber

informasi yang dibutuhkan, menganalisis hasil percobaan, ingin tahu hasil dari suatu reaksi

kimia, membuat karya tulis, membuat kliping, dan perilaku sejenis lainnya. Implikasi prinsip

keaktifan bagi siswa lebih lanjut menuntut keterlibatan langsung siswa dalam proses

pembelajaran.

3) Keterlibatan langsung/berpengalaman

Implikasi prinsip ini dituntut pada para siswa agar tidak segan-segan mengerjakan segala

tugas belajar yang diberikan kepada mereka.

4) Pengulangan

Implikasi adanya prinsip pengulangan bagi siswa adalah kesadaran siswa untuk bersedia

mengerjakan latihan-latihan yang berulang untuk satu macam permasalahan.

5) Tantangan

Implikasi prinsip tantangan bagi siswa adalah tuntutan dimilikinya kesadaran pada diri siswa

akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh, memproses dan mengolah pesan. Selain itu,

siswa juga harus memiliki keingintahuan yang besar terhadap segala permasalahan yang

dihadapinya.

6) Balikan dan penguatan

Hal ini timbul karena kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus

penguatan bagi setiap kegiatan yang dilakukannya. Untuk memperoleh balikan penguatan

bentuk-bentuk perilaku siswa yang memungkinkan diantaranya adalah dengan segera

mencocokkan jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang

dicapai, atau menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.

7) Perbedaan individual

Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan membantu siswa menentukan cara

belajar dan sasaran belajar bagi dirinya sendiri.

3. TEORI BEHAVIORISME

A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISME

Teori belajar Behaviorisme adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gagne dan

Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Aliran ini

5

Page 6: resume belajar dan pembelajaran

menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Menurut teori

Behaviorisme belajar adalah “perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi

antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu

menunjukkan perubahan tingkah laku”. berdasarkan teori tersebut, dalam belajar yang penting

adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

B. TOKOH PENCETUS TEORI BEHAVIORISME

1) Edward Lee Thorndike (1898)

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Jadi

perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat

diamati, atau tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati.

2) John Broades Watson (1903)

Watson mendefinisikan belajar “sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon,

namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat

diukur.

3) Edwin Ray Guthrie (1912)

Menurutnya belajar adalah “Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara,

oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus

agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap”.

4) Clark Leonard Hull (1918)

Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive

reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia,

sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan

kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud

macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan

dengan kondisi biologis .

5) Burrhus Frederic Skinner (1931)

Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan pendekatan

Behaviorisme untuk menerangkan tingkah laku. Menajemen Kelas menurut Skinner

adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan

yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan

apapun pada perilaku yanag tidak tepat. Inti dalam pembelajaran juga terletak pada

reinforcement (penguatan).

C. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN TEORI BEHAVIORISME

Teori Behaviorisme ini dapat diaplikasikan di berbagai tempat, misalnya di laboratorium, di

lapangan, di kelas, dan sebagainya. Teori ini hingga sekarang masih merajai praktek

6

Page 7: resume belajar dan pembelajaran

pembelajaran di Indonesia. Hal ini tampak dengan jelas pada penyelenggaraan pembelajaran

teori Behaviorisme dapat diterapkan dari tingkat yang paling dasar seperti TK/PAUD, SD,

SMP, SMA/SMK hingga Perguruan Tinggi atau dari usia dini hingga dewasa, pembentukan

perilaku dengan cara drill (pembiasaan) disertai dengan reinforcement atau hukuman masih

sering dilakukan.

D. PENGARUH TEORI BEHAVIORISME DALAM PEMBELAJARAN

Mengacu pada berbagai argumentasi yang telah dipaparkan, maka secara ringkas implikasi

teori Behaviorisme dalam pembelajaran dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1) Pembelajaran adalah upaya alih pengetahuan dari guru kepada siswa.

2) Tujuan pembelajaran lebih ditekankan pada bagaimana menambah pengetahuan.

3) Strategi pembelajaran lebih ditekankan pada perolehan keterampilan yang terisolasi

dengan akumulasi fakta yang berbasis pada logika liner.

4) Pembelajaran mengikuti aturan kurikulum secara ketat dan belah lebih ditekankan pada

keterampilan mengungkapkan kembali apa yang dipelajari.

5) Kegagalan dalam belajar atau ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan

dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum, dan keberhasilan atau kemampuan

dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah.

6) Evaluasi lebih ditekankan pada respons pasif melalui sistem paper and pencil test dan

menuntut hanya ada satu jawaban yang benar. Dengan demikian, evaluasi lebih

ditekankan pada hasil dan bukan pada proses, atau sintesis antara keduanya.

E. KELEBIHAN

1) Pendidik dapat mengamati secara langsung perubahan tingkah laku siswa

2) Indikator pembelajaran tersusun jelas

F. KEKURANGAN

1) Tidak mampu menjelaskan penyimpangan yang terjadi dlm hubungan S-R

2) Kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi pebelajar

3) Peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi

4. TEORI KOGNITIVISME

A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR KOGNITIVISME

Dalam teori kognitivisme ini, mengandung pengertian bahwa belajar merupakan perubahan

persepsi dan pemahaman. Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk

perubahan tingkah laku yang bisa diamati.

7

Page 8: resume belajar dan pembelajaran

B. TOKOH-TOKOH DALAM TEORI KOGNITIVISME

1) Jean Piaget

Dalam teorinya, Piaget memandang bahwa proses berpikir sebagai aktivitas gradual dari

fungsi intelektual dari konkret menuju abstrak. Teori belajar yang dikemukakan dalam

teori ini yaitu, proses belajar  terjadi menurut pola tahap-tahap perkembangan tertentu

sesuai dengan umur siswa dan proses belajar tersebut terjadi melalui tahap-tahap. Tahap-

tahapnya adalah sebagai berikut :

a) Asimilasi

b) Akomodasi

c) Equilibrasi

Jean Piaget mengklasifikasikan perkembangan kognitif anak menjadi empat tahap:

a) Tahap sensory-motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2

tahun.

b) Tahap pre-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7

tahun.

c) Tahap concrete-operational, yang terjadi pada usia 7-11 tahun.

d) Tahap formal-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia

11-15 tahun.

2) Ausubel (belajar bermakna)

Menurut Ausubel, teori belajar bermakna merupakan suatu proses belajar di mana peserta

didik dapat menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya

dan agar pembelajaran bermakna, diperlukan 2 hal yakni pilihan materi yang bermakna

sesuai tingkat pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa dan situasi belajar yang

bermakna yang dipengaruhi oleh motivasi. Kebermaknaan diartikan sebagai kombinasi

dari informasi verbal, konsep, kaidah dan prinsip, bila ditinjau bersama-sama. Oleh

karena itu belajar dengan prestasi hafalan saja tidak dianggap sebagai belajar bermakna.

C. CIRI-CIRI KOGNITIVISME

1) Mementingkan apa yang ada dalam diri manusia

2) Mementingkan keseluruhan dari pada bagian-bagian

3) Mementingkn peranan kognitif

4) Mementingkan kondisi waktu sekarang

8

Page 9: resume belajar dan pembelajaran

5) Mementingkan pembentukan struktur kognitif

5. TEORI HUMANISTIK

A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Dalam dunia pendidikan, aliran humanistik muncul pada tahun 1960 -1970-an dan mungkin

perubahan-perubahan dan inovasi yang terjadi selama dua dekade yang terakhir pada abad 20

ini pun juga akan menuju pada arah ini. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap

berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses

belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan

sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang

pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

B. TOKOH-TOKOH TEORI HUMANISTIK

1) David Kolb (Experiantial Learning Theory) 

Teori ini dikembangkan oleh David Kolb pada sekitar awal tahun 1980-an. Dalam

teorinya, Kolb mendefinisikan belajar sebagai proses dimana pengetahuan diciptakan

melalui transformasi pengalaman. Kolb seorang ahli penganut aliran humanistik membagi

tahap-tahap belajar menjadi empat yaitu:

a) tahap pengalaman konkret

b) tahap pengamatan aktif dan reflektif

c) tahap konseptualisasi

d) tahap eksperimentasi aktif

2) Honey dan Mumford

Tokoh teori humanistik yang lainnya adalah Honey dan Mumford. Pandangannya tentang

belajar diilhami oleh pandangan Kolb mengenai tahapan-tahapan belajar. Honey dan

Mumford menggolongkan orang belajar kedalam empat kelompok atau golongan, yaitu,

kelompok aktivis, kelompok reflektor, kelompok teoritis dan kelompok pragmatis.

3) Habernas

9

Page 10: resume belajar dan pembelajaran

Menurutnya, balajar akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Lingkungan belajar yang dimaksud disini adalah lingkungan alam maupun lingkungan

sosial. Habernas membagi tipe belajar menjadi tiga yakni, belajar teknis (technical

learning), belajar praktis (practical learning) dan belajar emansipatoris (emancipatory

learning).

4) Bloom dan Krathwohl

Mereka lebih menekankan perhatian pada apa yang mesti dikuasai individu(sebagai

tujuan belajar) setelah melalui peristiwa belajar. Tujuan belajar yang dikemukannya

dirangkum dalam “Taksonomi Bloom”.

C. KELEBIHAN

1) Bersifat pembentukan kepribadian,hati nurani,perubahan sikap,analisis terhadap

fenomena social.

2) Siswa merasa senang,berinisiatif dalam belajar.

3) Guru menerima siswa apa adanya,memahami jalan pikiran siswa.

D. KEKURANGAN

1) Bersifat individual.

2) Proses belajar tidak akan berhasil jika tidak ada motivasi dan lingkungan yang

mendukung.

3) Sulit diterapkan dalam konteks yang lebih praktis.

6. TEORI KONSTRUKTIVISME

A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu

tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Pendekatan konstruktivisme

mempunyai beberapa konsep umum seperti:

1) Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.

2) Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri    pengetahuan mereka.

3) Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui    proses saling

mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan     pembelajaran terbaru.

10

Page 11: resume belajar dan pembelajaran

4) Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara

aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah

ada.

5) Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini

berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau

sesuai dengan pengetahuan ilmiah.

6) Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman

pelajar untuk menarik minat pelajar.

B. PRINSIP-PRINSIP KONSTRUKTIVISME

Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar

adalah:

1) Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.

2) Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan

murid sendiri untuk menalar.

3) Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep

ilmiah.

4) Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses kontruksi berjalan

lancar.

5) Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa.

6) Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan.

7) Mencari dan menilai pendapat siswa.

8) Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.

C. KELEBIHAN

1) Berfikir dalam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk menyelesaikan

masalah, menjadi ide dan membuat keputusan.

2) Paham: Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan baru,

mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.

3) Ingat: Oleh kerana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih

lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri kefahaman

mereka. Justeru mereka lebih yakin menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam

situasi baru.

11

Page 12: resume belajar dan pembelajaran

4) Kemahiran sosial: Kemahiran sosial diperolehi apabila berinteraksi dengan rekan dan

guru dalam membina pengetahuan baru.

D. KELEMAHAN

1) Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi siswa

tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan sehingga

menyebabkan miskonsepsi,

2) Konstruktivisme menanamkan agar siswa membangun pengetahuannya sendiri, hal ini

pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap siswa memerlukan penanganan yang

berbeda-beda,

3) Situasi dan kondisi tiap sekolah tidak sama, karena tidak semua sekolah memiliki sarana

prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa, dan yang kebih penting

lagi, dan

4) Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi dan memediasi jalannya proses belajar, tetapi

guru disamping memiliki kompetensi dibidang itu harus memiliki perilaku yang elegan

dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga dibutuhkan pengajaran yang sesungguhnya

mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan.

7. PEMBELAJARAN YANG BERPIJAK PADA TEORI BEHAVIORISTIK

A. PENGERTIAN BELAJAR MENURUT PANDANGAN TEORI BEHAVIORISTIK

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman (Gage, Berliner, 1984). Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara

stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat

menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah

input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

B. PEMBAGIAN TEORI BELAJAR

1) Teori Belajar Menurut Thorndike

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Ada tiga

hukum belajar utama yang menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat

respon, yakni:

a) hukum efek

b) hukum latihan

c) hukum kesiapan

2) Teori Belajar Menurut Watson12

Page 13: resume belajar dan pembelajaran

Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon,

namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat

diukur.

C. APLIKASI DAN ANALISIS TEORI BELAJAR BEHAVIORISME

1) Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran

Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus responnya, mendudukkan orang yang

belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan

metode drill atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila

diberikan reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2) Analisis Tentang Teori Behavioristik

Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku

dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang siswa dalam

berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya

merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil

yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut

disusun secara hirarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997).Pandangan

teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori

yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori

belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine,

Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak

pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat

(reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang

dikemukakan Skiner.

8. PEMBELAJARAN YANG BERPIJAK PADA TEORI KOGNITIF

A. PENGERTIAN BELAJAR MENURUT PANDANGAN TEORI KOGNITIF

teori psikologi kognitif memandang belajar sebagai proses pemfungsian unsur-unsur kognisi

terutama pikiran, untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang dari luar.

Dengan kata lain, aktivitas belajar manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir

yakni pengolahan informasi. Intisari dari teori belajar konstruktivisme adalah bahwa belajar

merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks yang

berlangsung pada diri seseorang.

B. TOKOH-TOKOH TEORI HUMANISTIK

13

Page 14: resume belajar dan pembelajaran

1) Teori Perkembangan Piaget

Menurut Piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap

perkembangan sesuai dengan umurnya.

2) Teori Perkembangan Bruner

Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahapan yang

ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu: enaktif, ikonik dan simbolik.

3) Teori Belajar Bermakna Ausubel

Menurut konsep Ausubel, dikatakan bahwa pengetahuan diorganisasi dalam ingatan

seseorang dalam struktur hirarkhis.  Ini berarti bahwa pengetahuan yang lebih umum,

inklusif dan abstrak membawahi pengetahuan yang lebih spesifik dan kongkret.

C. APLIKASI TEORI KOGNITIF DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak digunakan.

Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan strategi dan tujuan pembelajaran,

tidak lagi mekanistik. Kebebasan dan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar sangat

diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi siswa. Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara

umum memiliki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam

belajar. Menurut Piaget, hanya dengan mengaktifan siswa secara optimal maka proses asimilasi

dan akomodasi pengetahuan dan pangalaman dapat terjadi dengan baik. Sementara itu, Bruner

lebih banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktivitas

menemukan (discovery). Sedangkan Ausubel lebih mementingkan struktur disiplin ilmu.

9. PEMBELAJARAN YANG BERPIJAK PADA TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

A. PENGERTIAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu

tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari.

B. APLIKASI DAN IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

14

Page 15: resume belajar dan pembelajaran

Teori konstruktivisme membawa implikasi dalam pembelajaran yang harus bersifat kolektif

dan kelompok. Proses sosial masing-masing siswa harus bisa diwujudkan. Asri Budiningsih

dalam buku Pembelajaran Moral menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat ditentukan

oleh peran sosial yang ada dalam diri siswa. Asri Budiningsih selanjutnya menjelaskan bahwa

ada dua jenis proses adaptasi yaitu adaptasi yang bersifat autoplastis, yaitu proses

penyesuaian diri dengan cara mengubah diri sesuai dengan suasana lingkungan. Dan adaptasi

aloplastis yaitu adaptasi dengan cara mengubah situasi lingkungan sesuai dengan keinginan

dirinya sendiri.

C. KELEBIHAN

Paham karena murid terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan

lebih faham dan dapat  mengaplikasikannya dalam semua situasi. Selain itu murid terlibat

secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep. Kemahiran sosial

diperoleh apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru.

Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.

Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri

pertanyaannya. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep

secara lengkap. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.

Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu. 

D. KELEMAHAN

Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi siswa

tidak cocok dengan hasil konstruksi sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan sehingga

menyebabkan miskonsepsi. Dan selain itu konstruktivisme menanamkan agar siswa

membangun pengetahuannya sendiri, hal ini pasti membutuhkan waktu yang lama dan setiap

siswa memerlukan penanganan yang berbeda-beda. Meskipun guru hanya menjadi pemotivasi

dan memediasi jalannya proses belajar, tetapi guru disamping memiliki kompetensi dibidang

itu harus memiliki perilaku yang elegan dan arif sebagai spirit bagi anak sehingga dibutuhkan

pengajaran yang sesungguhnya mengapresiasi nilai-nilai kemanusiaan.

15

Page 16: resume belajar dan pembelajaran

 

16