resin kompositt xx

18
BAB 2 BAHAN RESTORASI RESIN KOMPOSIT Istilah bahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurang- kurangnya dua bahan kimia yang berbeda dengan satu komponen pemisah yang nyata diantara keduanya. Bila konstruksi tepat, kombinasi ini akan memberikan kekuatan yang tidak dapat diperoleh bila hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi anorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat matriksnya ditingkatkan. Dalam ilmu kedokteran gigi istilah resin komposit secara umum mengacu pada penambahan polimer yang digunakan untuk memperbaiki enamel dan dentin. Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya. Resin komposit dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin matriks, partikel bahan pengisi, dan bahan coupling. 4,6 4,5 2.1 Komposisi Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan utama yaitu matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua bahan tersebut, beberapa komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan ketahanan bahan. Suatu bahan coupling (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi anorganik dan matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukan Universitas Sumatera Utara

Upload: fergy-christin-maitimu

Post on 25-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

resin

TRANSCRIPT

  • BAB 2

    BAHAN RESTORASI RESIN KOMPOSIT

    Istilah bahan komposit mengacu pada kombinasi tiga dimensi dari sekurang-

    kurangnya dua bahan kimia yang berbeda dengan satu komponen pemisah yang nyata

    diantara keduanya. Bila konstruksi tepat, kombinasi ini akan memberikan kekuatan

    yang tidak dapat diperoleh bila hanya digunakan satu komponen saja. Bahan restorasi

    resin komposit adalah suatu bahan matriks resin yang di dalamnya ditambahkan pasi

    anorganik (quartz, partikel silica koloidal) sedemikian rupa sehingga sifat-sifat

    matriksnya ditingkatkan.

    Dalam ilmu kedokteran gigi istilah resin komposit secara umum mengacu

    pada penambahan polimer yang digunakan untuk memperbaiki enamel dan dentin.

    Resin komposit digunakan untuk mengganti struktur gigi dan memodifikasi bentuk

    dan warna gigi sehingga akhirnya dapat mengembalikan fungsinya. Resin komposit

    dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu resin matriks, partikel bahan pengisi, dan

    bahan coupling.

    4,6

    4,5

    2.1 Komposisi

    Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan

    utama yaitu matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua bahan

    tersebut, beberapa komponen lain diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dan

    ketahanan bahan. Suatu bahan coupling (silane) diperlukan untuk memberikan ikatan

    antara bahan pengisi anorganik dan matriks resin, juga aktivator-aktivator diperlukan

    Universitas Sumatera Utara

  • untuk polimerisasi resin. Sejumlah kecil bahan tambahan lain meningkatkan stabilitas

    warna (penyerap sinar ultra violet) dan mencegah polimerisasi dini (bahan

    penghambat seperti hidroquinon).1

    Komponen-komponen tersebut diantaranya:

    2.1.1. Resin matriks

    Kebanyakan bahan komposit menggunakan monomer yang merupakan

    diakrilat aromatik atau alipatik. Bisphenol-A-Glycidyl Methacrylate (Bis- GMA),

    Urethane Dimethacrylate (UDMA), dan Trietilen Glikol Dimetakrilat (TEGDMA)

    merupakan Dimetakrilat yang umum digunakan dalam resin komposit (Gambar 1).

    Monomer dengan berat molekul tinggi, khususnya Bis-GMA amatlah kental pada

    temperatur ruang (250C). Monomer yang memiliki berat molekul lebih tinggi dari

    pada metilmetakrilat yang membantu mengurangi pengerutan polimerisasi. Nilai

    polimerisasi pengerutan untuk resin metil metakrilat adalah 22 % V dimana untuk

    resin Bis-GMA 7,5 % V. Ada juga sejumlah komposit yang menggunakan UDMA

    ketimbang Bis-GMA.

    1

    Universitas Sumatera Utara

  • Gambar 1. Resin Bis-GMA, UDMA digunakan sebagai basis resin , sementara TEGDMA digunakan sebagai pengencer. (Powers JM, Sakaguchi RL. CRAIGSS Restorative Dental Materials. 12th

    ed. Missouri : Evolve, 2003 : 229)

    Bis-GMA dan UDMA merupakan cairan yang memiliki kekentalan tinggi

    karena memiliki berat molekul yang tinggi. Penambahan filler dalam jumlah kecil

    saja menghasilkan komposit dengan kekakuan yang dapat digunakan secara klinis.

    Untuk mengatasi masalah tersebut, monomer yang memiliki kekentalan rendah yang

    dikenal sebagai pengontrol kekentalan ditambahkan seperti metil metkrilat (MMA),

    etilen glikol dimetakrilat (EDMA), dan trietilen glikol dimetakrilat (TEGDMA)

    adalah yang paling sering digunakan.6,7,8

    2.1.2. Partikel bahan pengisi

    Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin matriks secara signifikan

    meningkatkan sifatnya. Seperti berkurangnya pengerutan karena jumlah resin sedikit,

    berkurangnya penyerapan air dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat

    mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi. Faktor-faktor

    Universitas Sumatera Utara

  • penting lainnya yang menentukan sifat dan aplikasi klinis komposit adalah jumlah

    bahan pengisi yang ditambahkan, ukuran partikel dan distribusinya, radiopak, dan

    kekerasan.

    1,3

    2.1.3. Bahan Pengikat

    Bahan pengikat berfungsi untuk mengikat partikel bahan pengisi dengan resin

    matriks. Adapun kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik

    resin, dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini akan

    berkurang ketika komposit menyerap air dari penetrasi bahan pengisi resin. Bahan

    pengikat yang paling sering digunakan adalah organosilanes (3-metoksi-profil-

    trimetoksi silane) (Gambar 2). Zirconates dan titanates juga sering digunakan.

    O OCH

    3,5

    3

    CH2=CCOCH2CH2CH2SiOCH

    3

    CH3 OCH

    3

    Gambar 2. 3-methacryloxypropyltrimethoxysilane. (Powers JM, Sakaguchi RL. CRAIGSS Restorative Dental Materials. 12th

    ed. Missouri : Evolve, 2003 : 193)

    2.2. Sifat sifat Resin Komposit

    Sama halnya dengan bahan restorasi kedokteran gigi yang lain, resin komposit

    juga memiliki sifat. Ada beberapa sifat sifat yang terdapat pada resin komposit,

    antara lain:

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2.1. Sifat fisik

    Secara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman

    digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasa dan

    karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini7

    a. Warna

    .

    Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:

    Resin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh

    oksidasi tetapi sensitive pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi

    oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur, arak dan minyak wijen.

    Perubahan warna bisa juga terjadi dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air

    dalam polimer matriks. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran

    gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai

    struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna

    email dan dentin. 1,5

    b. Strength

    Tensile dan compressive strength resin komposit ini lebih rendah dari

    amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi

    pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin

    komposit berbeda.

    c. Setting

    1,6

    Dari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20-60 detik sedikitnya

    waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dan setting bahan dengan

    light cured dalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang

    Universitas Sumatera Utara

  • diaktifkan secara kimia memerlukan setting time 30 detik selama pengadukan.

    Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang

    tajam tetapi dengan menggunakan abrasive rotary.

    3,4

    2.2.2. Sifat mekanis

    Sifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang

    penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus

    menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman dan tahan untuk jangka

    waktu tertentu.1

    a. Adhesi

    Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu :

    Adhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak

    disebabkan adanya gaya tarik menarik yang timbul antara kedua benda tersebut.

    Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan

    dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi

    melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut

    sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan

    lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud

    menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding

    agent).

    b. Kekuatan dan keausan

    1,3,5

    Kekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul

    dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur

    memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal.

    Universitas Sumatera Utara

  • Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang

    lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnya filler lepas.

    1

    2.2.3. Sifat khemis

    Resin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah

    serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah

    molekul molekul yang disebut monomer. Inti molekul yang terbentuk dalam sistem

    ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus metrakilat ditemukan pada ujung ujung

    rantai atau pada ujung ujung rantai percabangan. Salah satu metakrilat

    multifungsional yang pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin

    Bowen (Bis-GMA) . 1

    Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari metakrilat,

    yang tersintesa dari resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A) dan metal metakrilat.

    Karena Bis-GMA mempunyai struktur sentral yang kaku (2 cincin) dan dua gugus

    OH, Bis-GMA murni menjadi amat kental. Untuk mengurangi kekentalannya, suatu

    dimetakrilat berviskositas rendah seperti trietilen glikol dimetakrilat (TEDGMA)

    ditambahkan.

    1

    2.3. Klasifikasi Resin Komposit

    Sejumlah sistem klasisifikasi telah digunakan untuk komposit berbasis resin.

    Klasifikasi didasarkan pada rata-rata partikel bahan pengisi utama. Resin komposit

    berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi utama di antaranya1

    :

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.3.1 Komposit tradisional.

    Komposit tradisional adalah komposit yang di kembangkan selama tahun

    1970-an dan sudah mengalami sedikit modifikasi. Komposit ini disebut juga

    komposit kovensional atau komposit berbahan pengisi makro, disebut demikian

    karena ukuran partikel pengisi relatif besar. Bahan pengisi yang sering digunakan

    untuk bahan komposit ini adalah quartz giling. Dilihat dari foto micrograph bahan

    pengisi quartz giling mengalami penyebaran yang luas dari ukuran partikel. Ukuran

    rata-rata komposit tradisional adalah 8-12 m, partikel sebesar 50m mungkin ada1

    Komposit ini lebih tahan terhadap abrasi dibandingkan akrilik tanpa bahan

    pengisi. Namun, bahan ini memiliki permukaan yang kasar sebagai akibat dari abrasi

    selektif pada matrik resin yang lebih lunak, yang mengelilingi partikel pengisi yang

    lebih keras. Komposit yang menggunakan quartz sebagai bahan pengisi umumnya

    bersifat radioulusen.

    .

    1,2

    2.3.2. Komposit berbahan pengisi mikro

    Dalam mengatasi masalah kasarnya permukaan pada komposit tradisional,

    dikembangkan suatu bahan yang menggunkan partikel silika koloidal sebagai bahan

    pengisi anorganik. Partikelnya berukuran 0,04 m; jadi partikel tersebut lebih kecil

    200-300 kali di bandingkan rata-rata partikel quartz pada komposit tradisional.

    Komposit ini memiliki permukaan yang halus serupa dengan tambalan resin akrilik

    tanpa bahan pengisi.

    Dari segi estetis resin komposit mikro filler lebih unggul, tetapi sangat mudah

    aus karena partikel silika koloidal cenderung menggumpal dengan ukuran 0,04

    1

    Universitas Sumatera Utara

  • sampai 0,4 m. Selama pengadukan sebagian gumpalan pecah, manyebabkan bahan

    pengisi terdorong. Menunjukan buruknya ikatan antara partikel pengisi dengan

    matriks sekitarnya. Kekuatan konfresif dan kekuatan tensil menunjukkan nilai sedikit

    lebih tinggi dibandingkan dengan resin komposit konvensionl. Kelemahan dari bahan

    ini adalah ikatan antara partikel komposit dan matriks yang dapat mengeras adalah

    lemah mempermudah pecahnya suatu restorasi.1

    2.3.3. Resin komposit berbahan pengisi partikel kecil

    Komposit ini dikembangkan dalam usaha memperoleh kehalusan dari

    permukaan komposit berbahan pengisi mikro dengan tetap mempertahankan atau

    bahkan meningkatkan sifat mekanis dan fisik komposit tradisional. Untuk mencapai

    tujuan ini, bahan pengisi anorganik ditumbuk menjadi ukuran lebih kecil

    dibandingkan dengan yang biasa digunakan dalam komposit tradisional.

    Rata-rata ukuran bahan pengisi untuk komposit berkisar 1-5 m tetapi

    penyebaran ukuran amat besar. Distribusi ukuran partikel yang luas ini

    memungkinkan tingginya muatan bahan pengisi, dan komposit berbahan pengisi

    partikel kecil umumnya mengandung bahan pengisi anorganik yang lebih banyak (80

    % berat dan 60-65 % volume). Beberapa bahan pengisi partikel kecil menggunakan

    quartz sebagai bahan pengisi, tetapi kebanyakan memakai kaca yang mengandung

    logam berat.

    1

    1,6

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.3.4. Komposit hibrit

    Kategori bahan komposit ini dikembangkan dalam rangka memperoleh

    kehalusan permukaan yang lebih baik dari pada partikel yang lebih kecil, sementara

    mempertahankan sifat partikel kecil tersebut. Ukuran partikel kacanya kira-kira 0,6-

    1,0 mm, berat bahan pengisi antara 75-80% berat. Sesuai namanya ada 2 macam

    partikel bahan pengisi pada komposit hybrid. Sebagian besar hibrid yang paling baru

    pasinya mengandung silica koloidal dan partikel kaca yang mengandung logam berat.

    Silica koloidal jumlahnya 10-20% dari seluruh kandungan pasinya.

    Sifat fisik dan mekanis dari sitem ini terletak diantara komposit konvensional

    dan komposit partikel kecil, bahan ini lebih baik dibandingkan bahan pengisi pasi-

    mikro. Karena permukaannya halus dan kekuatannya baik, komposit ini banyak

    digunakan untuk tambalan gigi depan, termasuk kelas IV. Walaupun sifat mekanis

    umumnya lebih rendah dari komposit partikel kecil, komposit hibrid ini juga sering

    digunakan untuk tambalan gigi belakang.

    1,2

    9,10,11

    2.4. Mekanisme Perlekatan Resin Komposit pada Struktur Gigi

    Jika sebuah molekul berpisah setelah penyerapan kedalam permukaan dan

    komponen-komponen konstituen mengikat dengan ikatan ion atau kovalen. Ikatan

    adhesive yang kuat sebagai hasilnya. Bentuk adhesive ini disebut penyerapan kimia,

    dan dapat merupakan ikatan kovalen atau ion.

    Selain secara kimia perlekatan pada resin komposit juga terjadi secara

    mekanis atau retensi, perlekatan yang kuat antara satu zat dengan zat lainnya bukan

    gaya tarik menarik oleh molekul. Contoh ikatan semacam ini seperti penerapan yang

    3

    Universitas Sumatera Utara

  • melibatkan penggunaan skrup, baut atau undercut. Mekanisme perlekatan antara resin

    komposit dengan permukaan gigi melalui dua teknik yaitu pengetsaan asam dan

    pemberian bonding.

    1,3,4

    2.4.1. Teknik etsa asam

    Sebelum memasukan resin, email pada permukaan struktur gigi yang akan

    ditambal diolesi etsa asam. Asam tersebut akan menyebabkan hydroxiapatit larut dan

    hal tersebut berpengaruh terhadap hilangnya prisma email dibagian tepi, inti prisma

    dan menghasilkan bentuk yang tidak spesifik dari struktur prisma. Kondisi tersebut

    menghasilkan pori-pori kecil pada permukaan email, tempat kemana resin akan

    mengalir bila ditempatkan kedalam kavitas.

    Bahan etsa yang diaplikasikan pada email menghasilkan perbaikan ikatan

    antara permukaan email-resin dengan meningkatkan energi permukaan email.

    Kekuatan ikatan terhadap email teretsa sebesar 15-25 MPa. Salah satu alasannya

    adalah bahwa asam meninggalkan permukaan email yang bersih, yang

    memungkinkan resin membasahi permukaan dengan lebih baik. Proses pengasaman

    pada permukaan email akan meninggalkan permukaan yang secara mikroskopis tidak

    teratur atau kasar. Jadi bahan etsa membentuk lembah dan puncak pada email, yang

    memungkinkan resin terkunci secara mekanis pada permukaan yang tidak teratur

    tersebut. Resin tag kemudian menghasilkan suatu perbaikan ikatan resin pada gigi.

    Panjang tag yang efektif sebagai suatu hasil etsa pada gigi anterior adalah 7-25 m.

    1,3

    1,3

    Asam fosfor adalah bahan etsa yang digunakan. Konsentrasi 35 %-50 %

    adalah tepat, konsentrasi lebih dari 50 % menyebabkan pembentukan monokalsium

    Universitas Sumatera Utara

  • fosfat monohidrat pada permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut.

    Asam ini dipasok dalam bentuk cair dan gel dan umumnya dalam bentuk gel agar

    lebih mudah dikendalikan. Asam diaplikasikan dan dibiarkan tanpa diganggu

    kontaknya dengan email minimal selama 15-20 detik.

    Begitu dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik dan dikeringkan

    dengan baik. Bila email sudah kering, harus terlihat permukaan berwarna putih

    seperti bersalju menunjukan bahwa etsa berhasil. Permukaan ini harus terjaga tetap

    bersih dan kering sampai resin diletakan untuk membuat ikatan yang baik. Karena

    email yang dietsa meningkatkan energi permukaan email. Teknik etsa asam

    menghasilkan penggunaan resin yang sederhana.

    1

    6

    2.4.2. Bahan bonding

    Adhesive dentin harus bersifat hidrofilik untuk menggeser cairan dentin dan

    juga membasahi permukaan, memungkinkan berpenetrasinya menembus pori di

    dalam dentin dan akhirnya bereaksi dengan komponen organik atau anorganik.

    Karena matriks resin bersifat hidrofobik, bahan bonding harus mengandung hidrofilik

    maupun hidrofobik. Bagian hidrofilik harus bersifat dapat berinteraksi pada

    permukaan yang lembab, sedangkan bagian hidrofobik harus berikatan dengan

    restorasi resin.

    A. Bahan bonding email

    1,3,5

    Email merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia.

    Email terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusun

    dari jutaan kristal hydroksiapatit (Ca10 (PO4)6 (OH)2) yang sangat kecil. Dimana

    Universitas Sumatera Utara

  • tersusun secara rapat sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan

    dengan matriks organik. Pada perisma yang panjang bentuknya seperti batang

    dengan diameter sekitar 5 m. Krital hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis,

    karena strukrur seperti itu tidak memungkinkan mendapatkan susunan yang

    sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air dan material organik.

    Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang

    encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email

    dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi email yang teretsa.

    Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan dengan

    monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan kemungkinan

    membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung

    meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resin tag yang optimum pada

    email. Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan

    sistem yang sama seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena

    manfaat dari bonding simultan pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan

    bonding.

    3,10,12

    B. Bahan bonding dentin

    1

    Dentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir

    diseluruh panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan

    matriks dentin. Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organik dan 5 %

    materi air. Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian

    dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan pulpa.

    Universitas Sumatera Utara

  • Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm2 didekat dentino enamel jungtion dan

    sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa.3,12

    Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknya microleakage

    atau kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel.

    Permasalahan timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan

    asam pada dentin yang tidak sempurna dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri

    dari :

    Dentin Conditioner

    Fungsi dari dentin conditioner adalah untuk memodifikasi smear layer yang

    terbentuk pada dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk dentin

    conditioer antara lain asam maleic, EDTA, asam oxalic, asam phosric dan asam

    nitric. Pengaplikasian bahan asam kepermukaan dentin akan menghasilkan reaksi

    asam basah dengan hidroksiapatit, hal ini akan mengkibatkan larutnya hidroksiapatit

    yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin serta terbentuknya permukaan

    demineralisasi dan biasanya memiliki kedalaman 4 mm. Semakin kuat asam yang

    digunakan semakin kuat pula reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari dentin

    conditioner mengandung glutaralhyde. Glutaralhyde dikenal sebagai bahan untuk

    penyambung kolagen. Proses penyambungan ini untuk menghasilkan substrat dentin

    yang lebih kuat dengan meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari struktur kolagen.

    Primer

    3

    Primer bekerja sebagai bahan adhesive pada dentin bonding agen yaitu

    menyatukan antara komposit dan kompomer yang bersifat hidrofobik dengan dentin

    Universitas Sumatera Utara

  • yang bersifat hidrofilik. Oleh karena itu primer berfungsi sebagai prantara, dan terdiri

    dari monomer bifungsional yang dilarutkan dalam larutan yang sesuai. Monomer

    bifungsional adalah bahan pengikat yang memungkinkan penggabungan antara dua

    material yang berbeda. Secara umum bahan pengikat pada dentin primer dapat

    diformulakan sebaagai berikut (Gambar 3).

    Methacrylategroup-Spacer group-Reaktive group

    3

    M-S-R

    Gambar 3: Methacrylategroup-Spacer group-Reaktive group. (Cabe FJ, Walls

    AWG. Applied Dental Materials. 9th

    ed. USA : Blackwell Scientific Publications, 1984 : 231)

    M adalah gugus metakrilat yang memiliki kemampuan untuk berikatan

    dengan komposit resin dan meningkatkan kekuatan kovalen, S adalah pembuat celah

    yang biasanya meningkatkan fleksibilitas bahan pengikat. Dan R adalah reactive

    group yang merupakan gugus polar atau gugus terakhir (membentuk perlekatan

    dengan jaringan gigi). Ikatan polar ini terbentuk akibat distribusi elektron yang

    asimetris. Reactive group dalam bahan pengikat ini dapat berkombinasi dengan

    molekul polar lain di dalam dentin, seperti gugus hidroksi dalam apatit dan gugus

    Universitas Sumatera Utara

  • amino dalam kolagen. Ikatan yang terjadi banyak berupa ikatan fisik tetapi bisa juga

    dalam beberapa kasus terjadi ikatan kimiawi.

    Hidroksi ethyl metacrylate (HEMA) adalah bahan pengikat yang paling

    banyak digunakan. HEMA memiliki kemampuan untuk berpenetrasi kedalam

    permukaan dentin yang mengalami demineralisasi dan kemudian berikatan dengan

    kolagen melalui gugus hidroksil dan amino yang terdapat pada kolagen. Aksi dari

    bahan pengikat dari larutan primer adalah untuk membuat hubungan ataupun ikatan

    molekular antara poli (HEMA) dan kolagen.

    1,3

    Sealer (Bahan pengisi)

    1,3,6

    Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari Bis-GMA

    dan HEMA. Bahan ini meningkatkan adaptasi bonding terhadap permukaan dentin.

    3

    2.5. Mekanisme Pengerasan pada Resin Komposit

    Kepadatan yang terbentuk pada resin komposit melalui mekanisme

    polimerisesi. Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi

    dengan mekanisme pilomerisai tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal

    bebas dapat berasal dari aktivitas kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atau

    sinar) karena komposit gigi penggunaan langsung biasanya menggunakan aktivasi

    sinar atau kimia kedua sistem ini akan dibahas.

    1,3

    2.5.1. Resin komposit yang diaktifkan secara kimia

    Bahan yang diaktifkan secara kimia dipasok dalam dua pasta, satu

    mengandung inisiator benzoil peroksida dan lainnya mengandung amine tersier (N,N-

    Universitas Sumatera Utara

  • dimetil-p-toluidin). Bila kedua pasta diaduk, amin beraksi dengan benzoil peroksida

    untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi tambahan dimulai (Gambar 4).

    Bahan-bahan ini digunakan unntuk restorasi dan pembuatan inti yang pengerasannya

    tidak dengan sumber sinar.

    1,3,6

    Gambar 4: Resin komposit yang diaktifkan secara kimia. (Noort R.

    Introduction to Dental Materials 3rd

    ed. London : Mosby Elsevier, 2007 : 105)

    2.5.2. Resin komposit yang diaktifkan dengan sinar

    Sistem yang pertama diaktifkan dengan sinar menggunakan sinar ultra violet

    untuk merangsang radikal bebas. Dewasa ini, komposit yang diaktifkan dengan sinar

    ultra violet telah diganti karna efek cahayanya dapat mengiritasi retina. Sehingga

    diganti dengan sinar yang dapat dilihat dengan mata (sinar biru). Yang secara nyata

    meningkatkan kemampuan berpolimerisasi lebih tebal sampai 2 mm.

    Resin komposit yang mengeras dengan sinar dipasok sebagai pasta tunggal

    dalam satu semprit. Radikal bebas pemulai reaksi, terdiri atas molekul foto-inisiator

    dan aktivator amin, yang terdapat dalam pasta ini. Bila kedua komponen tidak

    terpapar oleh sinar, komponen tersebut tidak bereaksi. Namun, pemamparan terhadap

    3

    Universitas Sumatera Utara

  • sinar dengan panjang gelombang yang tepat yaitu 468 nm. Dapat merangsang foto-

    inisiator dan interaksi dengan amin untuk membentuk radikal bebas yang mengawali

    polimerisasi tambahan (Gambar 5).

    Foto-inisiator yang umum digunakan adalah camphoroquinone, yang

    memiliki penyerapan berkisar 400 dan 500 nm yang berada pada region biru dari

    spektrum sinar tampak. Inisiator ini ada dalam pasta sebesar 0,2 % berat atau kurang.

    Juga ada sejumlah aselelator amin yang cocok untuk berinteraksi dengan

    camphoroqunone seperti dimetilaminoetil metakrilat 0,15 % berat, yang ada dalam

    pasta.

    3,13

    5,14

    Gambar 5: Resin komposit yang diaktifkan dengan penyinaran. (Noort R. Introduction to Dental Materials 3rd

    ed. London : Mosby Elsevier, 2007 : 105)

    Universitas Sumatera Utara