resensi novel aku dan mama

5
Kesabaran akan Membuahkan Hasil Novel Aku dan Mama – karya Dwianto Setyawan ini menceritakan tentang kekecewaan seorang anak pada mamanya dan keadaan yang ia alami. Cerita ini ditulis dengan bakat yang membuat pembaca mampu memahami perasaan dan keadaan di novel Aku dan Mama ini. Novel roman ini dibuka dengan hari ulang tahun Sasmi Suhirta, seorang anak piatu yang mamanya sudah 5 bulan tidak bermata pencaharian. Pada hari ulang tahunnya, ia mengundang teman-temannya, tetapi hanya Agil, cowok yang disukai Sasmi yang tidak datang karena kakeknya sakit. Ketika merayakan pesta ulang tahunnya, Sasmi mendengar Bu Hendro sedang menghardik mamanya karena utangnya tidak dibayar. Sasmi menjadi sedih dan kepikiran terus karena membayar hutang saja tidak bisa, malah merayakan ulang tahun. Ia sangat menyesal mengungkapkan keinginannya agar ulang tahunnya dirayakan kepada Mama. Dari sinilah Dwianto mengembangkan konflik yang dialami oleh Sasmi itu sehingga membuat novel ini menjadi menarik. Tante Wieke, tantenya Sasmi, menyalahkan Mama yang dianggapnya terlalu gegabah. Samar-samar, Sasmi merasa adanya alasan sehingga Mama berhenti dari pekerjaan lamanya. Untungnya, ada Oom Sinyo, seorang pelatih sepakbola yang suka dengan Mama. Ia membantu Mama hingga mendapat pekerjaan baru di pabrik cat. Ternyata disana, Mama bertemu dengan Oom Krisna yang merupakan teman Mama yang sudah berkeluarga. Judul : Aku dan Mama Penulis : Dwianto Setyawan Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Juli 1991 Tebal : 88 halaman Harga : Rp 2.000,00

Upload: vinsensius-viktor-limas

Post on 25-Jun-2015

189 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resensi Novel Aku Dan Mama

Kesabaran akan Membuahkan Hasil

Novel Aku dan Mama – karya Dwianto Setyawan ini menceritakan

tentang kekecewaan seorang anak pada mamanya dan keadaan yang ia

alami. Cerita ini ditulis dengan bakat yang membuat pembaca mampu

memahami perasaan dan keadaan di novel Aku dan Mama ini.

Novel roman ini dibuka dengan hari ulang tahun Sasmi Suhirta,

seorang anak piatu yang mamanya sudah 5 bulan tidak bermata

pencaharian. Pada hari ulang tahunnya, ia mengundang teman-

temannya, tetapi hanya Agil, cowok yang disukai Sasmi yang tidak

datang karena kakeknya sakit. Ketika merayakan pesta ulang tahunnya,

Sasmi mendengar Bu Hendro sedang menghardik mamanya karena

utangnya tidak dibayar. Sasmi menjadi sedih dan kepikiran terus karena

membayar hutang saja tidak bisa, malah merayakan ulang tahun. Ia

sangat menyesal mengungkapkan keinginannya agar ulang tahunnya

dirayakan kepada Mama. Dari sinilah Dwianto mengembangkan konflik

yang dialami oleh Sasmi itu sehingga membuat novel ini menjadi

menarik.

Tante Wieke, tantenya Sasmi, menyalahkan Mama yang

dianggapnya terlalu gegabah. Samar-samar, Sasmi merasa adanya

alasan sehingga Mama berhenti dari pekerjaan lamanya. Untungnya, ada

Oom Sinyo, seorang pelatih sepakbola yang suka dengan Mama. Ia

membantu Mama hingga mendapat pekerjaan baru di pabrik cat.

Ternyata disana, Mama bertemu dengan Oom Krisna yang merupakan

teman Mama yang sudah berkeluarga.

Semenjak bertemu dengan Oom Krisna, Mama berakrab-akrab

dengannya dan Oom Sinyo seolah-olah dilupakannya lalu. Sasmi merasa

kecewa dengan Mama dan keadaan. Apalagi setelah mendengar

Mamanya menjadi bahan gunjingan pembantu-pembantu tetangga

karena kedekatannya dengan Oom Krisna. Sasmi menyadari bahwa

pengunduran diri Mama atas pekerjaan lamanya itu dikarenakan

kelakuannya yang keterlaluan dengan orang yang sudah menikah.

Kemudian Sasmi mengungkapkan semua kemarahannya pada Mama dan

membuat Mama mengamuk.

Judul : Aku dan MamaPenulis : Dwianto SetyawanPenerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Juli

1991 Tebal : 88 halamanHarga : Rp 2.000,00

Page 2: Resensi Novel Aku Dan Mama

Kemudian Sasmi minggat ke rumah Tante Wieke dan menceritakan

semuanya. Lalu Tante Wieke dan Oom Jon, suaminya, menasihati Sasmi

bahwa ia harus percaya pada Mamanya bahwa apa yang dilakukannya

telah dipertimbangkan. Setelah itu, Sasmi pulang, Tante Wieke dan Oom

Jon berbicara pada Mama sekitar 1 jam di ruang tengah sedangkan Sasmi

termenung di kamar. Akhirnya, Sasmi meminta maaf dan Mama pun

mengerti isi hati Sasmi. Sejak itu, Mama tidak dekat-dekat lagi pada Oom

Krisna maupun Oom Sinyo.

Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama atau

seakan-akan Dwianto yang menjadi Sasmi dan mengalami hal ini.

Bahasa-bahasa yang ia gunakan banyak menggunakan bahasa-bahasa

puitis/untuk mempercantik kalimat seperti kutipan kalimat “Diem, lu!”

hardikku sembari mengerling genit…” (hal. 6). Pada kata “Diem, lu!” ini

juga mencerminkan dialek pada temannya menggunakan bahasa lokal.

Penggunaan bahasanya sangat menarik karena sesuai dengan

latar/settingnya. Atau pada kalimat “Sungguh, aku tak tahu bagaimana

mengudar rasa dari lubuk kalbu…” (hal. 7). Tapi hal itu juga menjadi

kekurangan karena tidak semua pembaca dapat mengerti. Selain itu,

endingnya juga terlalu cepat karena ia tidak mengungkap konflik batin

Sang Mama yang tiba-tiba kelakuannya berubah drastis.

Sinopsis

Pada hari ulang tahun Sasmi Suhirta, seorang anak piatu yang mamanya sudah 5 bulan tidak

bermatapencaharian, acara dibuka dengan sambutan Sasmi yang menjadi bahan tertawaan teman-

temannya karena pembawaannya yang terlalu resmi seperti ibu lurah dan dilanjutkan dengan acara

makan.Ketika Sasmi pergi ke belakang, ia melihat Bu Hendro sedang menghardik Mamanya karena utang

Page 3: Resensi Novel Aku Dan Mama

yang tidak dibayar-bayar. Sasmi pun menjadi sedih setelah mengalami kejadian tadi. Ia menyesal karena

mengutarakan keinginan minta pesta ulang tahun pada Mama.

Sasmi terkadang mengunjungi rumah Oom Sinyo, seorang pelatih sepak bola yang cukup beken.

Ia mencarikan pekerjaan baru di pabrik cat untuk Mama. Sepulangnya dari rumah Oom Sinyo, Mama

sudah pulang dari rumah Tante Wieke, adik papa Sasmi. Ternyata Mama dinasihati oleh Tante Wieke dan

tidak mendapat pinjaman uang.

Di sekolah, Sasmi mendapat peringatan karena belum membayar 2 bulan SPP. Kemudian

malamnya muncul hal yang membuat Sasmi melihat suatu harapan karena Mama besok akan ikut Oom

Sinyo ke pabrik cat itu. Tiba-tiba Sasmi terlihat sedih, ternyata Mama mengetahui bahwa masalah SPP.

Sasmi mengatakan bahwa ia akan minta bantuan Tante Wieke.

Siang itu, pulang sekolah, Sasmi langsung pergi ke rumah Tante Wieke dan berbicara tentang

uang SPP itu. Ternyata, Tante Wieke langsung memberikan uangnya untuk 3 bulan sekalian untuk bulan

depan bahkan ia memberikan Sasmi uang tambahan. Lalu Tante Wieke menasihati Sasmi agar jangan

seperti Mamanya yang boros yang masih dapat membeli baju, sepatu, dan kemana-mana naik taksi.

Sasmi menyimpulkan, faktor inilah yang menyebabkan Tante Wieke jengkel pada Mama.

Akhirnya kesabaran membuahkan hasil, setelah berbulan-bulan menunggu, akhirnya Mama

mendapat panggilan dari pabrik cat itu dan mulai bekerja. Tetapi sayangnya, muncul masalah baru yang

dapat menghambat membaiknya keadaan. Peristiwa itu diawali dengan persahabatan Mama dengan Oom

Krisna, teman Mama pada masa SMA yang sekarang sudah menikah dan mempunyai 3 anak.

Siang itu, Sasmi mencari Oom Sinyo. Di halaman samping, Ia mendengar omongan pembantu

Oom Sinyo dan pembantu rumah sebelah. Mereka membicarakan kelakuan Mama dengan Oom Krisna

seperti saat Mama kerja di pabrik bolpoin dan kena labrak oleh istri atasannya. Setibanya di rumah, Sasmi

mengungkapkan semua kemarahannya kepada Mama yang membuat Mama mengamuk dan menangis.

Keesokan harinya, Sasmi tidak pergi ke sekolah karena ia sakit kepala. Ia pergi ke rumah Tante

Wieke. Sore itu, Oom Jon, suami Tante Wieke, pulang. Lalu Sasmi menceritakan permasalahannya pada

mereka. Mereka menasihati Sasmi agar percaya pada Mamanya dan tidak boleh mengandalkan dari apa

yang ia dengar saja. Mereka meyakinkan Sasmi bahwa apa yang dilakukan Mama pasti sudah dipikirkan

dengan matang. Kemudian Tante Wieke dan Oom Jon mengantar Sasmi pulang. Tante Wieke dan Oon

Jon kemudian berbicara pada Mama selama 1 jam. Saat Mama masuk ke kamar Sasmi, Sasmi meminta

maaf karena telah membuat Mama sakit hati. Mereka pun saling mengerti. Sejak saat itu, Mama tidak

dekat lagi dengan Oom Krisna maupun Oom Sinyo dan kembali menjadi Mama yang dulu. Mama telah

menjalankan perannya sebagai ibu sekaligus ayah. Sasmi pun menjadi tambah sayang pada Mamanya.

Nama : Vinsensius Viktor Limas

Kelas/No. Absen : XI IPA 7/40