resensi langit dan bumi sahabat kami

5
Judul Buku : Langit dan Bumi Sahabat Kami Penulis : Nh.Dini Penerbit : PT.Gramedia Pustaka Utama Ketebalan : 144 halaman Jenis buku : Fiksi Ukuran : 14 x 21 cm Harga : Rp15.000,00 Tahun Terbit : Cetakan kedelapan, September 2009 “Kukatakan : ini tanah kita, orang lain tak usah ikut campur! Tapi kulihat mereka mengangkat senjata, lalu menggempur. Berikan segala tanah, semua punya kami! Yang menang pun mengibarkan panji-panji”. Rangkaian kata yang dikutip dari buku “kusaksikan manusia” dalam surat Cinta Enday Rasidin, karya Ajip Rosidi itu menjadi pengantar dalam buku ini. Buku ini merupkan cerita kenangan masa kecil Nh.Dini ketika ia tumbuh di tengah penjajahan. Ia harus hidup mederita bersama seluruh rakyat diseluruh pelosok negeri ini. Ketika jepang mengambil alih pendudukan, mereka berlaku semena-mena mengambil barang-barang penduduk. Pada saat itu juga sangat sulit mendapatkan bahan makanan sehingga ia dan keluarganya bahkan seluruh rakyat yang tinggal di kota utamanya, harus makan-makanan seadanya bahkan yang tidak layak untuk dimakan sekalipun. Nh.Dini harus berhenti sekolah. Hingga suatu ketika kedudukan jepang diambilalih oleh Belanda. Belanda mencoba mengambil hati rakyat, jalan-jalan perbatasan kembali di buka. Petani-petani desa dapat menjual hasil bumi ke kota, perekonomian kembali hidup dan kemakmuran telah kembali. Ia kembali bisa bersekolah, tetapi ayahnya lebih memilih tidak bekerja di kantor pemerintahan karena menolak bekerjasama dengan pemerintah Belanda. Hingga suatu ketika NICA mendatangi rumah-rumah penduduk untuk menangkap orang pribumi yang dianggap pemberontak.

Upload: alfiah-nurul-utami

Post on 12-Apr-2017

1.450 views

Category:

Education


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Resensi Langit dan Bumi Sahabat Kami

Judul Buku    : Langit dan Bumi Sahabat KamiPenulis    : Nh.DiniPenerbit   : PT.Gramedia Pustaka UtamaKetebalan : 144 halamanJenis buku : Fiksi Ukuran : 14 x 21 cmHarga : Rp15.000,00Tahun Terbit     : Cetakan kedelapan, September 2009

“Kukatakan : ini tanah kita, orang lain tak usah ikut campur! Tapi kulihat mereka mengangkat senjata, lalu menggempur. Berikan segala tanah, semua punya kami! Yang menang pun mengibarkan panji-panji”.

Rangkaian kata yang dikutip dari buku “kusaksikan manusia” dalam surat Cinta Enday Rasidin, karya Ajip Rosidi itu menjadi pengantar dalam buku ini. Buku ini merupkan cerita kenangan masa kecil Nh.Dini ketika ia tumbuh di tengah penjajahan. Ia harus hidup mederita bersama seluruh rakyat diseluruh pelosok negeri ini. Ketika jepang mengambil alih pendudukan, mereka berlaku semena-mena mengambil barang-barang penduduk. Pada saat itu juga sangat sulit mendapatkan bahan makanan sehingga ia dan keluarganya bahkan seluruh rakyat yang tinggal di kota utamanya, harus makan-makanan seadanya bahkan yang tidak layak untuk dimakan sekalipun.

Nh.Dini  harus berhenti sekolah.  Hingga suatu ketika kedudukan jepang diambilalih oleh Belanda. Belanda mencoba mengambil hati rakyat, jalan-jalan perbatasan kembali di buka. Petani-petani desa dapat menjual hasil bumi ke kota, perekonomian kembali hidup dan kemakmuran telah kembali. Ia kembali bisa bersekolah, tetapi ayahnya lebih memilih tidak bekerja di kantor pemerintahan karena menolak bekerjasama dengan pemerintah Belanda.  Hingga suatu ketika NICA mendatangi rumah-rumah penduduk untuk menangkap orang pribumi yang dianggap pemberontak.

Ayah Nh.Dini salah satunya, tetapi beberapa hari kemudian dibebaskan kembali. Pada masa ini wanita-wanita yang menjanda akibat suaminya dipenjara harus menafkahi dirinya masing-masing dan bagi yang tidak memiliki keterampilan mereka akan menjadi pelacur. Hingga kemudian terjadi perundingan-perundingan antarbangsa sedunia bersamaan dengan itu truk-truk berisi serdadu Belanda beriringan keluar kota dan orang-orang telah kembali dari pengungsian, termasuk Mariyam dan Heratih yang begitu dirindu-rindukan.

Walaupun buku ini menceritakan tentang sejarah tetapi penuturan bahasanya tidak rumit, sehingga isi buku ini mudah dipahami. Tetapi buku ini tidak mencantumkan waktu terjadinya peristiwa-periatiwa penting seperti saat pendudukan Jepang ataupun ketika Belanda mengambil alih kedudukan Jepang, sehingga pembaca yang tidak hafal tahun-tahun bersejarah tersebut hanya akan bisa menerawang saja.

Page 2: Resensi Langit dan Bumi Sahabat Kami

Penggunaan kosa kata dari bahasa Jawa, di satu sisi menambah perbendaharaan khasanah kata yang lebih menghidupkan suasana. Namun, di sisi lain akan menyulitkan pemahaman bagi pembaca yang tidak menguasai bahasa Jawa. Untung saja Dini mencantumkan makna kosa kata tersebut pada akhir cerita, meskipun tidak selengkapnya. Di samping itu, beberapa tokoh dan kejadian yang dimunculkan pada novel sebelumnya ditampilkan kembali dalam novel ini tanpa ada penjelasan yang memadai, sehingga berpengaruh pada keasyikan pembaca yang belum pernah membaca novel-novel Dini sebelumnya. Misalnya tokoh Eko Kapti, yang dalam catatan kaki hanya diberi petunjuk: Baca Padang Ilalang di Belakang Rumah.

Meski terbitan lama, Langit dan Bumi Sahabat Kami telah memberikan pelajaran berharga untuk bergaul dengan kehidupan. Bagi yang ingin mengenang masa lalu, mengingat masa kanak dalam kehangatan hidup keluarga, kiranya perlu membaca novel ini sebagai bahan perbandingan dan pelajaran untuk menyikapi kehidupan sekarang ini.

“ Sabar dan dermawanlah seperti bumi, dia kauinjak, kauludahi, namun tak hentinya memberi makanan dan minuman” sebuah pesan moral dalam buku ini yang seharusnya dapat membuat orang-orang terus bersyukur dan tetap bisa bertahan di tengah sulitnya hidup.

Page 3: Resensi Langit dan Bumi Sahabat Kami

.

Judul : Lima Sekawan Di Pulau Harta Pengarang     : Enid Blyton Penerbit        : PT Gramedia Pustaka UtamaTahun terbit : Cetakan ke-11,tahun 2004Jumlah Hal    : 229 HalamanHarga : Rp23.000,00Ukuran           : 18x11cmPenerjemah    : Agus Setiada

Page 4: Resensi Langit dan Bumi Sahabat Kami

TUGAS BAHASA INDONESIA

RESENSI NOVEL TERJEMAHAN DAN NOVEL INDONESIA

Oleh :

1. Adelia Veneska Switasarra2. Alfiah Nurul Utami

3. Christian Bangkit Sahputra4. Hanif Omar Faried5. Indra Adi Prabowo