rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa...

73
RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA PSPD FKIK UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA DENGAN EXCESSIVE DAYTIME SLEEPINESS (EDS) DAN TANPA EDS Studi Analitik dengan Menggunakan Kuesioner Epworth Sleepiness Scale dan SF-36 Version 2.0 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memeroleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Dhea Rachmawati NIM: 1110103000036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: danganh

Post on 06-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA

MAHASISWA PSPD FKIK UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA DENGAN

EXCESSIVE DAYTIME SLEEPINESS (EDS)

DAN TANPA EDS

Studi Analitik dengan Menggunakan Kuesioner

Epworth Sleepiness Scale dan SF-36 Version 2.0

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

Memeroleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Dhea Rachmawati

NIM: 1110103000036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif
Page 3: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif
Page 4: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif
Page 5: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

rahmat dan karunia-Nya penelitian ini dapat terselesaikan walaupun ada begitu

banyak cobaan dan hambatan yang penulis hadapi selama proses penelitian.

Shalawat serta salam tidak lupa penulis junjungkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa manusia ke alam yang penuh ilmu pengetahuan

seperti sekarang ini.

Alhamdulillah penulis akhirnya dapat menyelesaikan Laporan Penelitian

yang berjudul “Rerata Nilai Kualitas Hidup pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Excessive Daytime Sleepiness (EDS) dan

Tidak EDS: Studi analitik dengan menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness

Scale dan SF-36 version 2.0”, sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar

Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan laporan penelitian ini

penulis banyak menemui hambatan baik yang datang dari faktor luar diri penulis

maupun dari dalam diri penulis. Mengatasi hambatan yang ditemui, penulis

banyak mendapat dukungan, pengarahan, petunjuk, motivasi, saran dan bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin Sp. And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. dr. Witri Ardini, M. Gizi, Sp. GK selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.dr. Ibnu Haris Fadillah, Sp.THT-KL sebagai dosen pembimbing I penelitian dan

Ratna Pelawati, S.Kp, M. Biomed sebagai dosen pembimbing II penelitian, yang

telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan saran,

arahan, bimbingan, dan nasihat kepada penulis dari awal proses penelitian sampai

akhir penyusunan laporan penelitian ini.

4. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggung jawab riset Program

Studi Pendidikan Dokter 2010 serta dr. Fikri Mirza Putranto, Sp.THT-KL,

Page 6: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

vi

dr. Ramadiandhini serta dr. Fika Ekayanti, M.Med.Ed atas motivasinya kepada

penulis serta masukannya terhadap penyelesaian penelitian ini.

5. Keluarga besar penulis, terutama ayah penulis Abdul Djalil dan ibunda penulis

Euis Julaeha atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang menenangkan terhadap

penulis. Untuk adik penulis tersayang Fadhal Rachmawan serta sepupu-sepupu

terimakasih atas dorongan dan penghiburan yang diberikan.

6. Sahabat tersetia dan terkasih, teman-teman satu tempat tinggal selama

perkuliahan di Cemprit yaitu Nadia Entus Nasrudin Tubagus, Uswatun Hasanah,

Adinda Sofiatunnisa, Meliansari, Mutia Oktavia, Siti Yayah Urfiah, Fifin

Fitriyani, Fitria Luluk Muhassonah, dan Ratu Qurrah „Ain. Sahabat di luar

Cemprit tersayang, Annisa Hurhayati dan Fitri Fatimatuzzahra. Sahabat M-Brass

SMAN 68, terutama Ramayang Nastiti Estowo. Mereka adalah penyemangat

terdekat penulis. Teman sekelompok riset, Nadia Entus Nasrudin Tubagus, Yahya

Kholid, Izkar Ramadhan, dan Latansa Dina atas semangat dan motivasinya.

Terimakasih atas saat-saat spesial dalam berbagi cerita dan ilmu mengenai

penelitian.

7. Untuk Bimo Widyoseno Amarullah atas dukungan dan arahannya dalam

memotivasi penulis. Bapak Richard (alm) serta teman seangkatan di SMA N 68

Jakarta, Siti Afina Zahra, Rezania Khairani Moechtar, Karina Luthfia, dan Nanda

Notario, atas bantuannya dalam memperoleh referensi di FKUI. Teman-teman

PSPD 2010 atas solidaritasnya, PSPD 2011 terutama Nurma Maulidatul dan

Muflikha Mayazi, PSPD 2012 khususnya Arvionita Utami dan Irma Sari Mulyadi,

serta seluruh staf pengajar dan staf karyawan dari Program Studi Pendidikan

Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

atas bantuannya dalam terlaksananya prosedural penelitian ini. Untuk Tri Bayu

Purnama, Zata Ismah, dan Iin Alaydrus atas bimbingannya dalam statistik.

9. Terakhir, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh responden

atas kesediannya dalam menjalani penelitian ini serta semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan laporan penelitian ini baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Semoga dengan selesainya Laporan Penelitian ini dapat menambah

pengetahuan kita semua terutama mengenai Excessive Daytime Sleepiness (EDS).

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, 26 September 2013

Penulis

Page 7: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

vii

ABSTRAK

Dhea Rachmawati. Program Studi Pendidikan Dokter. Rerata Nilai Kualitas

Hidup Pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan

Excessive Daytime Sleepiness (EDS) dan Tidak EDS: Studi analitik dengan

kuesioner Epworth Sleepiness Scale dan SF-36 version 2.0. 2013.

Excessive Daytime Sleepiness merupakan gejala mengantuk berlebihan pada siang

hari. Gangguan ini sering dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti defisit

kognitif, penyakit kardiovaskuler, gangguan psikologis, dan gangguan fungsi

sosial. Oleh karena itu, EDS dapat mempengaruhi kualitas hidup. Di Indonesia

sendiri, penelitian mengenai EDS masih belum banyak dilakukan. Oleh karena

itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan rerata nilai kualitas hidup

antara responden EDS dengan tidak EDS. Keadaan EDS ditentukan dengan

menggunakan kuesioner ESS. Untuk mengetahui kualitas hidup berupa komponen

mental dan komponen fisik digunakan kuesioner SF-36 version 2.0. Data

dianalisis dengan menggunakan uji t tidak berpasangan dan uji Mann-Whitney.

Didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rerata nilai yang signifikan antara

responden EDS dengan tidak EDS pada fungsi fisik (p: 0,012) dan peran

emosional (p: 0.046). Namun, tidak terdapat perbedaan rerata nilai signifikan pada

komponen mental, komponen fisik, dan keenam domain S-36 lainnya (p > 0,05).

Kata Kunci: EDS, Kualitas Hidup, ESS, SF-36 version 2.0

ABSTRACT

Dhea Rachmawati. Medical Education Study Programme. The mean value of

Quality of Life In PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Student with

Excessive Daytime Sleepiness (EDS) and without EDS: Analytic study by

Epworth Sleepiness Scale (ESS) questionnaire and the SF-36 version 2.0

questionnaire. 2013.

Excessive Daytime Sleepiness is a symptom of excessive sleepiness during the

day. This disorder often be associated by health problems such as cognitive

deficit, cardiovascular disease, psychological disorder, and social functioning

disorder. Therefore, EDS affects quality of life. In Indonesia, researches on EDS

are still not widely practiced. Therefore, this study is aimed to examine the mean

difference value of quality of life in respondent with EDS and without EDS. EDS

circumstances determined by ESS questionnaire. In determining of quality of life

in the form of the mental and physical component, a SF-36 version 2.0

questionnaire is used. Data is analyzed by unpaired t test and Mann-Whitney test.

In result, there are significant differences in the mean values among respondents

with EDS and without EDS in physical functioning (p: 0,012) and role-emotional

(p: 0,046). However, there are no significant differences in the mean values

among respondent with EDS and without EDS in physical and mental component

summary, and another six domains value (p > 0,05).

Keywords: EDS, Quality of Life, ESS, SF-36 version 2.0

Page 8: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................. iv

KATA PENGANTAR .......................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................ vii

ABSTRACT .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi

DAFTAR BAGAN ………………………………………………... ..... xii

DAFTAR GRAFIK .............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xiv

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2

1.3 Pertanyaan Penelitian ......................................................... 2

1.4 Hipotesis ............................................................................ 2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 4

2.1 Sistem Pernapasan ............................................................... 4

2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan ........................... 5

2.3 Fisiologi Respirasi Seluler .................................................... 9

2.4 Fisiologi Tidur ...................................................................... 10

Page 9: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

ix

2.5 Dengkuran (Snoring) ............................................................. 11

2.6 Obstructive Sleep Apnea (OSA) ........................................... 13

2.7 Excessive Daytime Sleepiness (EDS) .................................... 13

2.8 Kualitas Hidup ....................................................................... 16

2.9 Kerangka Teori ...................................................................... 24

2.10 Kerangka Konsep ................................................................ 25

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 26

3.1 Desain Penelitian .................................................................. 26

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 26

3.3 Populasi dan Sampel ............................................................ 26

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ................................................. 27

3.5 Cara Kerja Penelitian ........................................................... 27

3.6 Manajemen Data .................................................................. 28

3.7 Etika Penelitian ..................................................................... 28

3.8 Definisi Operasional ............................................................... 29

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 30

4.1 Hasil Penelitian ................................................................... 30

4.1.1 Distribusi Responden Penelitian ................................ 30

4.1.2 Prevalensi EDS dan Tidak EDS ................................... 31

4.1.3 Uji Statistik .................................................................. 32

4.2 Pembahasan ........................................................................... 34

4.3 Keterbatasan Penelitian ......................................................... 37

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 38

5.1 Simpulan .............................................................................. 38

5.2 Saran ..................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 39

LAMPIRAN ........................................................................................... 43

Page 10: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tidur REM dan Tidur Non-REM ........................................... 11

Tabel 2.2 Penilaian Skala Kantuk Epworth (Epworth Sleepiness Scale

= ESS) ...................................................................................... 16

Tabel 2.3 Aspek Penilaian Kualitas Hidup dengan WHOQOL .............. 18

Tabel 2.4 Sembilan Aspek Penilaian Kualitas Hidup dengan Kuesioner

SF-36 ....................................................................................... 21

Tabel 2.5 Pengkodean Ulang SF-36 ....................................................... 22

Tabel 2.6 Perata-rataan Pengkodean Ulang ........................................... 23

Tabel 3.1 Definisi Operasional 1 ............................................................ 29

Tabel 3.2 Definisi Operasional 2 ............................................................ 29

Tabel 4.1 Distribusi Sampel Penelitian .................................................. 30

Tabel 4.2 Komponen Fisik dan Mental pada Responden EDS dan

Tidak EDS ............................................................................... 32

Tabel 4.3 Nilai Kualitas Hidup SF-36 Tiap Domain ............................. 33

Page 11: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Potongan Sagital Kepala dan Leher .................................... 5

Gambar 2.2 Saluran Pernapasan Bawah ................................................. 8

Gambar 2.3 EEG dari Kondisi Bangun, Tidur REM, dan Tidur Dalam ... 10

Page 12: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

xii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Komponen Fisik dan Komponen Mental SF-36 V2.0 .......... 19

Bagan 2.2 Kerangka Teori ..................................................................... 24

Bagan 2.3 Kerangka Konsep .................................................................. 25

Bagan 3.1 Alur Penelitian ...................................................................... 27

Page 13: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

xiii

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Distribusi Usia Responden Penelitian .................................. 31

Grafik 4.2 Prevalensi EDS dan Tidak EDS ........................................... 31

Grafik 4.3 Komponen fisik mental pada responden EDS dan tidak EDS 32

Grafik 4.1 Nilai kualitas hidup SF-36 tiap domain ................................ 33

Page 14: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) .......... 43

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ........................................................... 45

Lampiran 2 Data Hasil Uji Statistik ....................................................... 52

Lampiran 3 Riwayat Penulis .................................................................. 59

Page 15: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tidur adalah keadaan seseorang sedang berada di bawah kesadaran namun

masih dapat berespon terhadap rangsangan. Tidur merupakan salah satu

kebutuhan hidup manusia yang secara mutlak amat penting. Pada dasarnya, tidur

adalah suatu proses aktif dimana sebenarnya seseorang secara tidak sadar waspada

akan dunia luar. Kualitas dan kuantitas tidur seseorang bisa mempengaruhi

kualitas kerjanya.1,2

Sejumlah orang memiliki kondisi tidur yang tidak adekuat akibat berbagai

jenis gangguan. Keadaan ini dapat menimbulkan rasa kantuk di luar waktu tidur

yang dikenal dengan istilah Excessive Daytime Sleepiness (EDS). Excessive

Daytime Sleepiness sering dihubungkan dengan gangguan napas saat tidur atau

yang disebut Obstructive Sleep Apnea (OSA). Carmelli, dkk menyebutkan bahwa

dua gejala kardinal dari OSA adalah snoring dan EDS. Sampai saat ini, prevalensi

EDS maupun OSA di Indonesia masih belum diketahui.3-6

Beberapa hal yang menjadi faktor risiko EDS antara lain gangguan

metabolik, depresi, durasi tidur tidak adekuat, overweight, usia, dan riwayat

merokok. Kondisi mahasiswa dengan beban materi kuliah, kondisi depresi akibat

tekanan dalam perkuliahan, dan durasi tidur yang tidak adekuat dapat

menyebabkan EDS pada mahasiswa. Hal ini terutama terjadi pada mahasiswa

dengan beban perkuliahan yang berat seperti mahasiswa kedokteran.5

Excessive Daytime Sleepiness sering dihubungkan juga dengan gangguan

fungsional, defisit kognitif, dan keadaan terjatuh. Excessive Daytime Sleepiness

meningkatkan faktor risiko kematian sebesar 33% pada usia lanjut. Kematian pada

penderita EDS dapat berhubungan dengan gangguan kardiovaskular yang juga

berhubungan dengan OSA. Keadaan inilah yang mungkin menyebabkan EDS

sering dihubungkan dengan OSA.7,8

Seseorang yang mengalami EDS memiliki faktor risiko yang lebih tinggi

dalam kecelakaan kendaraan, kecelakaan kerja, maupun kesehatan yang lebih

1

Page 16: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

2

buruk akibat penurunan konsentrasi. Sementara OSA, dalam sebuah penelitian

yang dilakukan oleh H.M. Engleman dan N. J. Douglas di Inggris, diketahui dapat

menyebabkan gangguan dalam kualitas hidup, fungsi sosial, dan psikologis. Di

Indonesia sendiri, penelitian mengenai kesehatan fisik maupun mental yang dapat

menggambarkan kualitas hidup pada pasien dengan EDS maupun OSA belum

banyak dilakukan.9, 10

Kualitas hidup dapat diukur dengan menggunakan alat ukur kuesioner

seperti SF-36, European Quality of Life Survey, dan WHO Quality of Life

Instruments. Penilaian kualitas hidup dengan menggunakan kuesioner-kuesioner

tersebut adalah untuk menilai fisik, fungsional, psikologis, dan sosial individu.

Beberapa kuesioner seperti SF-36 dapat memberikan gambaran mengenai kualitas

hidup dengan menilai komponen fisik dan komponen mental individu.10

Dapat disimpulkan bahwa EDS dan OSA memiliki dampak terhadap

kesehatan tubuh yang dapat mempengaruhi kualitas hidup. Oleh karena itu,

penting bagi seseorang untuk mengetahui apakah dirinya menderita OSA atau

tidak dengan mengenali salah satu gejala kardinalnya yaitu EDS dan kualitas

hidup penderita EDS dengan yang tidak mengalami EDS. Atas dasar hal tersebut,

dilakukan penelitian mengenai hal ini untuk mengetahui bagaimana kualitas hidup

penderita EDS dengan yang tidak EDS pada populasi mahasiswa Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Indonesia (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.4,9

1.2 Perumusan Masalah

Kondisi fisik dan kondisi mental yang menggambarkan kualitas hidup pada

penderita EDS dengan tidak EDS akan diteliti pada mahasiswa PSPD FKIK

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 dengan mengunakan kuesioner

Epworth Sleepiness Scale (ESS) dan SF-36 version 2.0.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana rerata nilai kualitas hidup yang mengalami EDS dan tidak EDS

pada mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013?

1.4 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa

PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 yang mengalami

Page 17: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

3

EDS kemungkinan lebih rendah dari yang tidak mengalami gangguan

tersebut.

1.5 Tujuan Penelitian

Mengetahui rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa PSPD FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013 antara yang mengalami EDS dengan

yang tidak mengalami EDS.

1.6 Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti

1. Menambah pengetahuan tentang pengaruh EDS terhadap kualitas

hidup seseorang.

2. Memanfaatkan ilmu kedokteran yang telah diterima selama

pendidikan kedokteran melalui bidang penelitian.

3. Memenuhi tugas akhir modul kedokteran preklinik dalam Program

Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Institusi

1. Memajukan UIN dan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

khususnya melalui bidang penelitian.

2. Memberikan informasi baru mengenai keilmuan THT (Telinga,

Hidung, dan Tenggorokan).

c. Bagi Keilmuan

1. Memberikan informasi baru mengenai EDS dan kualitas hidup di

lingkungan mahasiswa.

2. Menjadi bahan rujukan untuk penelitian mengenai EDS

selanjutnya.

d. Bagi Sosial

1. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pengaruh

EDS terhadap kualitas hidup mereka.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat berisiko mengenai

pentingnya pencegahan EDS.

Page 18: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan adalah salah satu sistem organ dalam tubuh manusia

yang memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidupnya. Hal ini karena

fungsi utama sistem ini adalah menyediakan oksigen yang akan didistribusikan

bersama nutrisi ke seluruh sel-sel tubuh. Sebagai contoh, sel-sel otak yang sensitif

akan mengalami nekrosis jika dalam tiga sampai empat menit tidak mendapatkan

oksigen. Fungsi sistem pernapasan adalah perannya dalam pertukaran gas O2 dan

CO2, pengaturan pH darah, penghidu, penghasil suara, penyaring udara inspirasi,

dan pengekshalasi udara yang berisi sejumlah panas dan air.11, 12

Sistem pernapasan manusia dapat diklasifikasikan berdasarkan

anatominya: sistem pernapasan atas dan sistem pernapasan bawah. Sistem

pernapasan atas terdiri dari hidung, rongga hidung, sinus paranasal, dan faring

sementara sistem pernapasan bawah terdiri dari laring, trakea, bronki, bronkiolus,

dan alveoli paru. Keduanya membentuk suatu susunan organ yang saling

berhubungan.4, 11, 12

Sistem pernapasan merupakan sebuah jalur respirasi yang terbagi menjadi

zona konduksi dan zona respiratorik sesuai dengan fungsinya. Zona konduksi

meliputi hidung, faring, laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus terminal. Zona ini

merupakan tempat mengalir masuknya udara pernapasan ketika inspirasi dan

mengalir keluarnya udara pernapasan ketika ekspirasi. Fungsi zona ini adalah

menyaring, manghangatkan, dan melembabkan udara serta menghantarkan udara

ke paru-paru. Sementara itu, zona respiratorik berfungsi sebagai tempat

pertukaran gas antara udara dan darah. Zona respiratorik terdiri dari bronkiolus

respiratorik, duktus alveolar, sakus alveolar, dan alveoli paru.5,11

Respirasi sendiri juga dapat dibagi menjadi dua yaitu respirasi eksternal

dan respirasi seluler. Respirasi eksternal adalah proses ventilasi, difusi, dan

perfusi. Ventilasi merupakan proses bernapas yaitu masuk dan mengalirnya udara

sampai ke paru. Difusi adalah proses pertukaran gas pada zona respiratorik serta

antara darah dan sel-sel yang membutuhkan. Perfusi adalah transpor gas hasil

4

Page 19: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

5

difusi melalui aliran darah dalam sistem sirkulasi. Sementara itu, respirasi seluler

merupakan sejumlah proses metabolik di dalam sitoplasma sel yang

membutuhkan O2 dan menghasilkan energi serta CO2.1, 11

2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan

Gambar 2.1 Potongan Sagital Kepala dan Leher11

Sistem pernapasan atas dimulai dari hidung (nasal). Hidung terbagi

menjadi hidung eksternal dan hidung internal. Hidung eksternal tersusun dari

tulang keras dan kartilago hialin yang dapat terlihat dari luar. Tulang keras yang

turut membangun hidung adalah os frontalis, os sfenoid, os etmoidalis, os nasal,

os vomer, os maksilaris, os palatina, dan os lakrimalis. Pada hidung eksternal ini,

akan terlihat dari luar dua lubang hidung yang dinamakan nares eksternal atau

nostril.11-14

Hidung internal adalah hidung yang dapat dilihat dengan jelas

menggunakan rinoskopi. Hidung internal terdiri dari rongga yang merupakan

bagian yang lebih dalam dari hidung eksternal. Ruang di dalam hidung internal ini

disebut rongga nasal atau kavitas nasal. Hidung internal berbatasan dengan hidung

eksternal pada bagian anterior dan berbatasan dengan faring pada bagian

posterior. Jika pada hidung eksternal terdapat nares eksternal, maka pada hidung

internal terdapat nares internal atau koana yang berhubungan dengan faring.4,11,12

Sinus frontalis

Cavum nasii

Nares interna

Pintu masuk tuba auditori

Tonsil faringeal

Nasofaring

Orofaring

Laringofaring

Konka nasal:

Superior

Media

Inferior Vestibulum

nasal

Nares eksterna

Pallatum durum

Cavum ori

Lidah Tonsil palatina

Mandibula

Tonsil lingua

Os hyoid

Kartilago cricoideus

Trakhea

Glandula tiroideus

Epiglotis

Glotis

Lipatan vokal

Esofagus

Pallatum

molle

Kartilago

tiroideus

Page 20: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

6

Pada bagian dalam hidung, terdapat rongga nasal dan vestibula nasal.

Rongga nasal dibentuk oleh os maksilaris, os etmoidalis, os vomer, os sfenoidalis,

dan os frontalis pada dinding lateral dan superiornya. Vestibula nasal merupakan

ruang dari rongga nasal yang memiliki hasil modifikasi sel-sel epitel berupa

rambut-rambut penyaring debu. Sementara itu, septum nasal terbentuk dari

kartilago hialin pada bagian anteriornya serta os vomer beserta gabungan lempeng

perpendicular dari os etmoidalis, os vomer, os maksilaris, dan os palatina pada

bagian posteriornya. Septum nasal akan membagi rongga nasal menjadi kanan dan

kiri.11-13

Struktur lain yang turut membangun hidung internal adalah tiga konka

nasal: konka nasal inferior, konka nasal media, dan konka nasal superior. Ketiga

konka tersebut menempatkan diri sedemikian rupa sehingga terbentuk tiga

subdivisi dari rongga nasal: meatus inferior, meatus media, dan meatus superior.

Fungsi struktur hidung internal seperti ini adalah untuk turbulensi yaitu perluasan

area kontak udara sehingga memperpanjang waktu penghangatan oleh sistem

vaskularisasi vena yang berkumpul dan pelembaban (humadifikasi) udara. Selain

itu, struktur tersebut dapat membantu mencegah dehidrasi dengan memerangkap

uap air saat ekshalasi.9, 11

Ada suatu struktur lagi yang berhubungan dengan hidung yaitu sinus

paranasal. Sinus paranasal adalah sejumlah rongga pada tulang kranium dan

tulang fasial. Sinus-sinus ini terdiri dari sinus maksilaris, sinus etmoidalis, sinus

sfenoidalis, dan sinus frontalis. Sinus-sinus tersebut akan terhubung dengan

rongga nasal dan turut menghasilkan mukus. Mukus-mukus yang juga dihasilkan

oleh sel-sel goblet lamina propria rongga nasal ini berperan dalam melembabkan

udara dan memerangkap partikel debu ukuran besar agar tidak masuk ke saluran

pernapasan lebih dalam.11, 12

Faring merupakan suatu jalur lewatnya makanan maupun udara menuju

saluran selanjutnya. Udara akan menuju ke laring sedangkan makanan akan

menuju ke esofagus. Anterior dari faring adalah rongga hidung dan rongga mulut

sedangkan posterior dari faring adalah vertebrae servikalis. Inferior dari faring

adalah laring. Dinding faring tersusun atas otot-otot skeletal dan membran

Page 21: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

7

mukosa. Faring terbagi menjadi tiga bagian secara anatomi (dari superior ke

inferior): nasofaring, orofaring, dan laringofaring (hipofaring).9, 11, 13

Nasofaring berbatasan langsung dengan rongga nasal posterior dan

palatum molle yang membatasinya dengan rongga mulut. Pada nasofaring

terdapat tonsila faringea pada dinding posteriornya dan muara tuba eustachius

pada sisi lainnya. Orofaring berbatasan langsung dengan rongga mulut. Orofaring

ini merupakan perluasan dari palatum molle dan basis lidah setingkat os hyoideus.

Sementara itu, laringofaring terletak antara os hyoideus dan pintu masuk ke arah

laring dan esofagus. Dinding nasofaring tersusun atas sel-sel epitel silindris

bersilia berlapis semu yang berbeda dengan dinding orofaring dan laringofaring

yang tersusun atas sel-sel epitel pipih berlapis.4, 9

Laring merupakan saluran aliran udara antara laringofaring dan trakea

yang terletak setinggi C4 sampai C6. Posterior dari laring adalah esofagus. Laring

dibentuk dari tiga kartilago besar yang tidak berpasangan: kartilago tiroid,

kartilago krikoid, dan epiglotis. Pada kartilago tiroid, terdapat suatu bentuk

penonjolan yang disebut prominentia laringea. Inferior dari kartilago tiroid adalah

kartilago krikoid. Kedua kartilago tersebut berfungsi melindungi glotis dan

sebagai pintu masuk menuju trakea.1, 11, 12

Epiglotis adalah suatu organ yang terbentuk dari kartilgo elastin yang

dilapisi epithelium. Fungsinya adalah mencegah masuknya makanan dan

minuman ke dalam saluran pernapasan saat menelan. Bagian inferior epiglotis

bergabung dengan kartilago tiroid dan kartilago hyoid sedangkan bagian

superiornya menggantung bebas. Oleh karena itu, bagian superior epiglotis dapat

bergerak. Ketika menelan, faring akan naik memperlebar epiglotis. Begitupun

dengan laring juga naik membuat epiglotis turun dan menutup glotis sehingga

makanan atau minuman tidak masuk. Ketika makanan atau minuman dapat

melewati laring, akan timbul refleks batuk.11, 12

Page 22: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

8

Gambar 2.2 Saluran Pernapasan Bawah12

Trakea adalah saluran pernapasan setelah laring. Letaknya anterior dari

esofagus dan setinggi sekitar C6 sampai T5. Trakea menempel pada ligamen yang

menempel di kartilago krikoid. Saat memasuki mediastinum, trakea terbagi

menjadi bronkus dekstra dan sinistra. Dinding trakea tersusun atas epitel silindris

bersilia berlapis semu seperti nasofaring. Selain itu, terdapat bentuk C yang khas

pada dinding trakea yang terbentuk dari kartilago hialin.11, 12

Pada setinggi vertebrae T5, terdapat karina yang merupakan percabangan

bronkus dekstra dan bronkus sinistra yang masing-masing menuju ke paru dekstra

dan paru sinistra. Bronkus terbagi menjadi tiga jenis sesuai dengan

percabangannya: bronkus primer, bronkus sekunder, dan bronkus tersier. Bronkus

primer adalah bronkus yang belum memasuki paru. Bronkus sekunder merupakan

percabangan bronkus primer yang jumlahnya sesuai dengan lobus paru sehingga

terdapat tiga bronki sekunder dekstra dan dua bronki sekunder sinistra. Bronki

sekunder akan bercabang menjadi bronki tersier yang selanjutnya akan bercabang

menjadi bronkiolus. Inilah yang disebut pohon bronkus.1, 12

Paru terdiri dari alveoli dan berada di dalam rongga pleura. Paru kanan

memiliki tiga lobus sementara paru kiri hanya dua lobus. Alveoli sendiri

merupakan kantung udara yang berhubungan dengan bronkiolus terminalis.

Keduanya membentuk zona respiratorik. Oksigen dan karbondioksida di alveoli

Lokasi karina

Bronkus primer kiri

Bronkus sekunder kiri

Bronkus tersier kiri

Bronkiolus kiri

Bronkiolus terminal kiri

Diafragma

Pleura viseral

Pleura parietal

Bronkus

primer kanan

Bronkus sekunder

kanan

Bronkus tersier kanan

Bronkiolus kanan

Bronkiolus

terminal kanan

Laring

Trakhea

Percabangan pohon bronkial:

Trakhea

Bronki primer

Bronki sekunder

Bronki tersier

Bronkiolus

Bronkiolus

terminalis Rongga pleura

Page 23: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

9

akan bertukar dengan oksigen dan karbondioksida di kapiler darah pulmonal.

Pertukaran ini terjadi secara difusi.1, 9, 11

Mekanisme pernapasan adalah sebagai berikut. Peristiwa pertama

dinamakan ventilasi yaitu pertukaran gas O2 dan CO2 antara atmosfer dan alveoli

melalui zona konduksi terlebih dahulu lalu ke zona respiratorik. Selanjutnya

adalah peristiwa difusi ketika terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara udara di

alveoli dan darah di kapiler paru. Setelah difusi, oksigen ditranspor melalui aliran

darah menuju jaringan di seluruh tubuh. Hasil metabolisme berupa CO2 juga

dibawa dari jaringan menuju kapiler paru melalui darah. Pada jaringan tubuh

selanjutnya akan terjadi pertukaran O2 dan CO2 kembali antara darah dengan

jaringan interstisial yang akan dibawa ke sel-sel yang membutuhkan. Inilah yang

dinamakan perfusi. Sel-sel tersebut memerlukan oksigen untuk melakukan

respirasi seluler dan membuang CO2 sebagai hasil akhir respirasi seluler tersebut.1

2.3 Fisiologi Respirasi Seluler

Respirasi seluler merupakan proses metabolik yang menghasilkan energi

yang berasal dari molekul nutrien. Respirasi seluler menggunakan oksigen untuk

respirasi aerob dan tidak menggunakan oksigen saat respirasi anaerob. Baik pada

respirasi aerob maupun respirasi anaerob, keduanya sama-sama akan

menghasilkan karbondioksida. Peristiwa respirasi aerob terjadi di mitokondria

masing-masing sel sementara respirasi anaerob hanya sebatas pada sitosol sel.1

Pada peristiwa respirasi, dikenal istilah Respiratory Quotient (RQ). RQ

merupakan sebuah angka perbandingan antara jumlah karbondioksida yang

diproduksi terhadap jumlah oksigen yang dikonsumsi saat respirasi. Perbedaan

RQ dapat terlihat pada jenis nutrien yang digunakan untuk respirasi seluler. Untuk

penggunaan karbohidrat, nilai RQ-nya adalah 1 sementara untuk protein adalah

0,8 dan untuk lemak adalah 0,7. Rumus RQ:

RQ =

1, 9

Page 24: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

10

2.4 Fisiologi Tidur

Tidur merupakan peristiwa fisiologis yang berulang ketika semakin

menurunnya proses untuk mempertahankan keadaan tetap terbangun. Siklus tidur

terdiri dari dua fase yaitu fase REM (Rapid Eye Movement) selama 20-25% tidur

dan non-REM (Non-Rapid Eye Movement) selama 75-80% tidur. Pengaturan

siklus ini penting untuk mempertahankan keseimbangan. Bagian dari otak yang

mempengaruhi kondisi tidur adalah sistem aktivasi retikuler batang otak, lokus

koeruleus, rafe dorsal, nuklei batang otak lain, otak depan bagian basal, talamus,

lokus hipotalamus, dan korteks.14, 15

Gambar 2.3 EEG dari Kondisi Bangun, Tidur REM, dan Tidur Dalam11

Tahap tidur REM ditandai dengan mimpi yang aktif. Pada tahap ini akan

terjadi perubahan frekuensi napas dan tekanan darah. Tubuh menjadi kurang

reseptif terhadap stimulasi dari luar dan tonus otot menurun. Pengaruh inhibisi ini

tidak terjadi pada neuron yang mempersarafi otot penggerak bola mata. Hal inilah

yang menyebabkan mata orang tertidur saat bermimpi bergerak dengan cepat.11

Tidur non-REM memiliki empat fase. Pada tahap tidur non-REM atau

disebut tidur dalam atau tidur gelombang lambat, tubuh menjadi lebih rileks.

Aktivitas pada korteks serebral minimum. Denyut jantung, tekanan darah,

frekuensi napas, dan kecepatan metabolisme basal menurun sebesar 10- 30%.2, 11

Terdapat perbedaan pada tidur REM dan tidur non-REM. Tabel 2.1

dibawah ini menjelaskan mengenai perbedaan keduanya.

Bangun

Tidur REM

Tidur dalam

(gelombang lambat)

Page 25: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

11

Tabel 2.1 Tidur REM dan Tidur Non-REM11

Gambaran fase 1, 2 Gambaran fase 3, 4 Fase REM

Pola pernapasan Periodik Stabil Tidak teratur

Apnea Sentral Jarang Sentral

Otot rongga dada Aktif Aktif Dihambat

Diafragma Aktif Aktif Aktif

Otot saluran

pernapasan atas

Aktif Aktif Dihambat

Respon bangun

terhadap rangsangan

Ambang lebih rendah

dibanding saat

terjaga

Ambang lebih

rendah dibanding

fase 1 dan 2

Ambang lebih

rendah dibanding

fase 3 dan 4

2.5 Dengkuran (Snoring)

Mendengkur adalah keadaan ketika seseorang yang tidur mengeluarkan

suara akibat getaran saluran pernapasan atas. Suara yang disebut dengkuran itu

dapat terjadi berulang-ulang. Mendengkur bisa menjadi masalah yang perlu

dievaluasi saat ini karena menjadi tanda tersering dari OSAHS (Obstructive Sleep

Apnea-Hypopnea Syndrome). Selain itu, mendengkur juga dapat menyebabkan

permasalahan sosial akibat mengganggu teman sekamar dan mempermalukan diri

sendiri.4

Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai mendengkur. Salah

satunya mengenai bagaimana suara tersebut dihasilkan. Saluran pernapasan atas

merupakan saluran yang fleksibel sehingga dapat berkontraksi maupun kolaps.

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kolaps saluran pernapasan atas

sehingga menimbulkan suara dengkuran akan dijelaskan sebagai berikut.3, 4

Faktor yang pertama adalah kelemahan tonus otot-otot palatum, lidah, dan

faring pada tahap tidur dalam. Hal ini menyebabkan efek dilatasi otot faring dan

efek protrusif otot genioglossus tidak adekuat. Kondisi ini membuat lidah lebih

mudah jatuh ke belakang sehingga menutup saluran pernapasan.16, 17

Faktor kedua adalah adanya massa atau jaringan yang menutupi saluran

pernapasan. Contohnya adalah tonsil yang membesar pada anak-anak, jaringan

faringeal yang besar atau lemak yang menumpuk pada penderita obesitas. Lidah

yang besar pada penderita Sindrom Down ataupun akromegali serta terbentuknya

kista maupun tumor juga dapat menimbulkan obstruksi saluran pernapasan.16, 17

Page 26: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

12

Faktor ketiga adalah deformitas kraniofasial seperti dagu yang tertarik ke

belakang, retrognatia, dan makrognatia. Keadaan ini mempersulit lidah untuk

berada di depan dan cenderung mudah tertarik ke belakang. Lidah kemudian

menempati ruang di saluran pernapasan dan mengobstruksi aliran udara

pernapasan. Selain itu, uvula dan palatum molle yang panjang juga dapat

mempersempit apertura nasofaring.4, 15, 16

Faktor terakhir adalah restriksi aliran udara pada hidung seperti ketika

pilek, serangan alergi, deformitas septum nasi, tumor hidung, dan sinusitis.

Kolapsnya saluran pernapasan atas menyebabkan peningkatan turbulensi aliran

udara. Akibat turbulensi ini, maka jaringan-jaringan lunak di sekitarnya bergetar

menghasilkan suara dengkuran.4, 16, 17

Mendengkur sendiri memiliki faktor risiko antara lain adalah peningkatan

berat badan, kongesti nasal kronik, pencandu alkohol, serta penggunaan obat-

obatan sedatif (hipnotik) dan analgesik opioid. Prevalensi terjadinya mendengkur

meningkat seiring dengan usia dan peningkatan berat badan. Kejadian

mendengkur terjadi tiga kali lebih sering pada orang yang obesitas.4, 16, 17

Menurut prevalensi, laki-laki lebih sering mendengkur dibandingkan

perempuan. Pada rentang usia 30-35 tahun, pendengkur laki-laki sekitar 20%

sementara perempuan sekitar 5%. Pada usia 60 tahun, 60% laki-laki mendengkur

sementara 40% perempuan mendengkur. Laki-laki memiliki kecenderungan untuk

kolaps saluran pernapasan atas yang dikatakan berkaitan dengan faktor hormonal.

Berdasarkan data di atas, efek progesteron kemungkinan mempengaruhi saluran

respirasi sehingga terjadi dengkuran.4, 16, 17

Selain itu, riwayat keluarga yang mendengkur juga dikaitkan dengan

kecenderungan seseorang untuk mendengkur. Hal tersebut terjadi kemungkinan

karena adanya peranan genetik yang menyebabkan kelainan anatomi dan fisiologi

yang meningkatkan resistensi saluran pernapasan atas dan tekanan inspirasi

subatmosferik di jalan napas atau mengganggu stabilitas dinding saluran

pernapasan atas.4, 15

Page 27: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

13

2.6 Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Sindrom apnea terbagi menjadi tiga, yaitu tipe sentral, tipe obstruktif, dan

tipe campuran. Apnea tipe obstruktif ini disebut OSA (Obstructive Sleep Apnea).

Obstructive Sleep Apnea adalah tipe apnea yang paling sering terjadi yang

disebabkan oleh adanya kolaps pada jalan aliran udara di saluran pernapasan.

Mekanisme dan penyebab kolaps ini multifaktorial.16, 18

Astuti dkk. memberikan pernyataan bahwa Bergeron et al. dalam Jonson C

et al. mengemukakan bahwa inflamasi jalan napas dan inflamasi sistemik

menyebabkan OSA. Faktor-faktor risiko OSA antara lain berat badan berlebih,

lingkar leher lebih besar, asma, dan gangguan anatomis pada saluran pernapasan

atas. Gangguan anatomis tersebut yang paling sering antara lain adalah rinitis,

deviasi septum, sinusitis, pembesaran adenoid, hipertrofi konka, dan uvula

memanjang.3, 18

Dua gejala kardinal OSA adalah snoring (mendengkur) dan EDS. Snoring,

EDS, dan OSA sering dikaitkan. Sekitar 26% sampai 32% orang dewasa dengan

OSA memiliki risiko EDS. Prevalensi ini diperkirakan masih akan meningkat.

Hubungan keduanya mungkin dapat dilihat dari estimasi heritabilitas berdasarkan

kemungkinan faktor risiko genetik yaitu untuk EDS sebesar 40% dan snoring

sebesar 23%. Selain itu, karena EDS dan OSA mungkin sama-sama

mempengaruhi kondisi kesehatan, baik fisik maupun mental, maka EDS dan OSA

dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.6, 9

2.7 Excessive Daytime Sleepiness (EDS)

Definisi dan klasifikasi

Excessive Daytime Sleepiness adalah suatu keadaan mengantuk pada siang

hari. Berdasarkan klasifikasi internasional mengenai gangguan tidur, EDS

diartikan sebagai suatu kondisi mengantuk pada beberapa situasi yang bersifat

subjektif. Perlu dibedakan pula EDS dengan perasaan kurang energi, keletihan,

perasaan mengantuk, atau malaise.19

Sulit untuk menentukan derajat keparahan EDS. Excessive Daytime

Sleepiness derajat ringan ditandai dengan mengantuk pada kondisi istirahat atau

kondisi dibutuhkannya perhatian kecil yang hanya menyebabkan gangguan fungsi

Page 28: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

14

sosial ringan. Excessive Daytime Sleepiness derajat sedang terjadi sehari-hari

selama aktivitas fisik yang sangat ringan atau saat kondisi dibutuhkan perhatian

sedang. Pada EDS yang parah, episode mengantuk terjadi sehari-hari di saat

kondisi yang membutuhkan perhatian ringan sampai sedang yang mengganggu

fungsi sosial dan fungsi kerja secara nyata.19

Gejala dan faktor risiko EDS

Excessive Daytime Sleepiness dapat disebabkan oleh beberapa hal.

Beberapa penyebab yang sudah diketahui adalah kondisi apnea saat tidur, sindrom

katapleksi atau narcolepsy, ganggguan psikiatrik atau psikofisiologik, pengaruh

obat, kondisi metabolik toksik, dan gangguan intermiten seperti saat menstruasi.20

Sindrom narcolepsy ditandai dengan EDS dan gejala abnormal tidur REM.

Excessive Daytime Sleepiness biasanya merupakan gejala pertama dari empat

gejala narcolepsy. Rasa mengantuk sepanjang hari terjadi seringnya setelah

makan atau pada siang hari. Riwayat katapleksi adalah gambaran khas dari

sindrom ini. Serangan katapleksi ditandai dengan adanya kehilangan tonus otot,

rahang jatuh, kepala jatuh, wajah mengendur atau turun, lutut dan genggaman

tangan melemah, dan paralisis tiba-tiba seluruh otot skeletal dengan kolaps

postural yang lengkap.20

Rasa mengantuk berlebihan dapat juga transien ketika seseorang sedang

menghadapi hal-hal yang membuatnya stress atau tertekan. Keadaan tersebut

ditandai dengan gangguan pola tidur seperti kesulitan bangun tidur sehingga

menghabiskan banyak waktu di tempat tidur atau sering tidur sebentar saat siang

hari. Selain gangguan psikologis, sejumlah obat juga dapat menimbulkan EDS.

Obat-obatan tersebut memiliki efek depresif terhadap sistem saraf pusat.

Komplikasi dari penggunaan obat-obatan tersebut adalah iritabilitas, perubahan

mood, dan paranoid.20

Banyak kondisi medis, toksik, atau lingkungan yang berkaitan dengan

EDS. Hipersomnolensia sering dihubungkan dengan gangguan metabolik dan

endokrin seperti hipotiroidisme, diabetes, hipoglikemia, uremia, gagal hati, dan

hiperkapnia sekunder akibat penyakit paru kronik. Gangguan pada sistem saraf

Page 29: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

15

pusat seperti tumor otak, perdarahan subdural, dan peningkatan tekanan

intrakranial juga dapat memicu EDS.5, 6, 20

Penyebab EDS yang paling sering adalah tidur yang tidak adekuat yang

terjadi secara kronik sehingga riwayat tidur juga perlu diketahui untuk

mengidentifikasi etiologi EDS. Excessive Daytime Sleepiness merupakan salah

satu gejala tersering yang berhubungan dengan tidur dan dialami oleh kurang

lebih 20% dari populasi dunia. Faktor risiko EDS adalah gangguan metabolisme

seperti diabetes mellitus dan berat badan berlebih. Selain itu, faktor lain yang

berisiko adalah usia, merokok, durasi tidur, dan depresi. Namun, dari semua

faktor tersebut, yang paling berpengaruh menimbulkan EDS adalah faktor

metabolik dan depresi.5, 9, 15

EDS lebih sering terjadi pada usia di bawah 30 tahun dan di atas 75 tahun.

Usia di bawah 30 tahun sering dihubungkan dengan ketidakseimbangan antara

tidur dan kondisi depresi yang dialaminya. Sementara itu, usia 75 tahun lebih

berkaitan dengan masalah kesehatan dan penyakit medis seperti gangguan

metabolisme yaitu diabetes, resistensi insulin, dan obesitas. Terdapat kontribusi

genetik terhadap EDS dan obesitas. Estimasi besar pengaruh genotip terhadap

fenotip adalah 40% pada EDS dan 64% untuk obesitas.5, 6

Konsekuensi yang signifikan dari EDS sendiri adalah pengaruhnya

terhadap meningkatnya gangguan fungsi, defisit kognitif, dan mortalitas. Hal ini

terutama terjadi pada 10% sampai 33% orang dewasa lanjut usia. Kejadian

mortalitas meningkat dua sampai tiga kali pada pasien dengan kondisi EDS yang

disertai Sleep Disordered Breathing (SDB) dibandingkan dengan kondisi EDS

saja atau SDB saja.7

Epworth Sleepiness Scale (ESS)

Excessive Daytime Sleepiness dapat dinilai secara lebih objektif dengan

sebuah kuesioner singkat yang dikenal sebagai Epworth Sleepiness Scale. Pasien

akan diminta mengisi kuesioner ini dengan menggunakan bahasa yang

dikuasainya. Nilai ESS 1-6 menunjukkan bahwa orang tersebut mendapat cukup

tidur dengan derajat EDS dan OSA ringan, nilai 7-8 menunjukkan nilai rata-rata

dengan derajat EDS dan OSA yang sedang, serta nilai ≥ 9 menunjukkan derajat

Page 30: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

16

EDS dan OSA yang berat. Sementara itu, jika nilai ESS > 10, maka orang tersebut

dikatakan abnormal dan membutuhkan bantuan medis.21, 22

Tabel 2.2 Penilaian Skala Kantuk Epworth (Epworth Sleeepiness Scale = ESS)21

Kegiatan Nilai

Duduk dan membaca 0 1 2 3

Menonton televise 0 1 2 3

Duduk diam di tempat umum (misalnya bioskop atau sedang

rapat) 0 1 2 3

Sebagai penumpang mobil selama satu jam tanpa istirahat 0 1 2 3

Rebahan untuk beristirahat di siang hari ketika keadaan

memungkinkan 0 1 2 3

Duduk dan berbicara dengan seseorang 0 1 2 3

Duduk tenang setelah makan siang tanpa minum alkohol 0 1 2 3

Di dalam mobil dan mobil berhenti selama beberapa menit karena

macet 0 1 2 3

Nilai Total

Keterangan: Penilaian Curiga OSA jika ESS ≥ 10

2.8 Kualitas Hidup Manusia

Health-related quality of life

Kesehatan berhubungan dengan kualitas hidup seseorang. World Health

Organization (WHO) menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan fisik, mental,

dan sosial yang baik tanpa adanya penyakit. Sementara itu, kualitas hidup sendiri

adalah persepsi individual terhadap posisi mereka dalam kehidupan dengan

konteks budaya dan norma di tempat mereka tinggal dan hubungannya terhadap

tujuan, ekspektasi, standar, dan perhatian.23

Kualitas hidup dapat berupa kualitas mengenai kesehatan individu ataupun

kualitas individu yang lainnya. Kualitas hidup yang berhubungan dengan

kesehatan adalah keadaan seseorang yang dinilai baik secara fisik, fungsional,

mental, maupun sosial. Penilaian kualitas hidup penting mengingat pengaruhnya

terhadap sosial, ekonomi, dan integritas biologis seseorang. Kualitas hidup ini

dapat diukur dengan menggunakan kuesioner yang baku atau dengan wawancara

semistruktural. Pengukuran kualitas hidup yang dilakukan dapat menggunakan

kuesioner yang bersifat umum maupun yang bersifat spesifik.10

Page 31: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

17

Beberapa kuesioner yang baku mengenai penilaian kualitas hidup yang

berhubungan dengan kesehatan adalah kuesioner SF-36, European Quality of Life

Survey, dan WHO Quality of Life Instruments. Alat ukur kualitas hidup tersebut

mengukur kualitas hidup pada populasi secara umum. Pada dasarnya, setiap alat

ukur tersebut sama-sama menilai kualitas hidup secara fisik dan mental namun

ada sedikit perbedaan dalam aspek perinciannya. Komponen yang akan dinilai

dalam penilaian kualitas hidup seseorang terdiri dari empat dimensi yaitu fisik,

fungsional, psikologis atau emosional, dan sosial atau okupasional.10

European Quality of Life Survey (EQLS)

European Quality of Life Survey adalah alat yang dibuat untuk

mendokumentasi dan menganalisis kualitas hidup di Eropa. Kuesioner ini telah

diperbaiki sebanyak tiga kali sampai terakhir pada tahun 2011 telah dibuat EQLS

ke-3 yang telah diterjemahkan ke dalam 25 bahasa. Persyaratan untuk menjadi

responden dari EQLS ini antara lain adalah usia lebih dari atau sama dengan

delapan belas tahun, telah tinggal di negara tersebut selama minimal enam bulan,

dapat berbicara menggunakan bahasa nasional dengan cukup baik untuk merespon

kuesioner, dan tidak tinggal dalam sebuah institusi seperti barak militer, penjara,

rumah sakit, atau ruang perawatan.24

Konteks pengukuran kualitas hidup dengan EQLS kurang terorganisir

karena konteksnya masih belum terbagi antara kesehatan mental dengan kesehatan

fisik. Komponen-komponen yang dinilai dalam EQLS antara lain mengenai

persepsi keadaan tubuh yang baik dari individu, standar kehidupan dan

kehilangan, keseimbangan pekerjaan dan kehidupan kerja, kehidupan sosial dan

keluarga, lingkungan lokal, pemukiman dan rumah, pelayanan kesehatan dan

publik, serta kualitas bermasyarakat.24

WHO Quality of Life Instruments

WHO Quality of Life Instruments merupakan suatu bentuk kuesioner yang

dibuat oleh WHO. Organisasi kesehatan dunia ini telah mengembangkan dua jenis

instrumen yaitu WHOQOL-100 dan WHOQOL-BREF. Berikut ini tabel 2.3

tentang aspek WHOQOL.23

Page 32: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

18

Tabel 2.3 Aspek Penilaian Kualitas Hidup dengan WHOQOL23

No. Domain Segi-segi yang Termasuk dalam Domain

Keseluruhan kualitas hidup dan kesehatan umum

1. Kesehatan fisik Energi dan kelelahan

Nyeri dan ketidaknyamanan

Tidur dan istirahat

2. Psikologikal Citra dan penampilan tubuh

Perasaan negatif

Perasaan positif

Harga diri

Pemikiran, pembelajaran, ingatan, dan konsentrasi

3. Tingkat kemandirian Mobilitas

Aktivitas kehidupan sehari-hari

Ketergantungan pada substansi obat dan peralatan

medis

Kapasitas kerja

4. Hubungan social Hubungan personal

Dukungan sosial

Aktivitas seksual

5. Lingkungan Sumber keuangan

Kebebasan, keselamatan, dan keamanan secara fisik

Perawatan sosial dan kesehatan: pencapaian dan

kualitas

Lingkungan rumah

Kesempatan untuk memperoleh keahlian dan

informasi baru

Keikutsertaan dan kesempatan untuk rekreasi atau

waktu luang

Lingkungan fisik (polusi/suara/macet/iklim)

Transpor

6. Spriritualitas/agama/kepercayaan

personal

Agama/spiritualitas/kepercayaan personal

Kuesioner ini telah digunakan oleh berbagai negara dengan

keanekaragaman budayanya. Tabel 2.3 menunjukkan domain-domain yang

termasuk dalam pengukuran kualitas hidup dengan instrumen WHOQOL.23

Page 33: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

19

Kekuatan dari WHOQOL ini antara lain adalah instrumen ini dapat

dikembangkan sehingga melintas budaya untuk berbagai negara. Bahkan sampai

saat ini sudah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Selain itu, instrumen ini juga

menempati kepentingan pertama atas persepsi individual, pengembangan yang

sistematis, dan memiliki bentuk yang berbeda pada penggunaan yang berbeda.

Instrumen ini dapat digunakan dalam berbagai kepentingan seperti pada praktik

medis, meningkatkan hubungan dokter dengan pasien, dan menilai efektivitas

suatu terapi evaluasi pelayanan medis dan penelitian.10, 23

SF-36 Health Survey

SF-36 Health Survey adalah suatu kuesioner yang secara umum dan luas

dapat mengukur dua komponen manusia yaitu komponen fisik dan komponen

mental yang dirincikan dalam kedelapan aspek status kesehatan manusia.

Kedelapan aspek tersebut adalah fungsi fisik, peran fisik, nyeri tubuh, kesehatan

umum, vitalitas, fungsi sosial, peran emosional, dan kesehatan mental. Namun,

SF-36 ini juga menilai perubahan kesehatan sehingga terdapat sembilan aspek

yang dinilai. Komponen tersebut dijabarkan dalam tabel 2.4.25, 26

Bagan 2.1 Komponen Fisik dan Komponen Mental SF-36 V2.0

Peran fisik

Fungsi fisik

Nyeri Tubuh

Kesehatan Umum

Vitalitas

Fungsi Sosial

Peran Emosional

Kesehatan Mental

Kesehatan

Fisik

Kesehatan

Mental

Page 34: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

20

Bagan 2.1 menunjukkan bahwa terdapat dua aspek kualitas hidup dalam

penilaian dengan kuesioner SF-36. Aspek kesehatan fisik dipengaruhi mayoritas

oleh fungsi fisik, peran fisik, nyeri tubuh, dan kesehatan umum. Sementara itu

kesehatan mental lebih banyak dipengaruhi oleh vitalitas, fungsi sosial, peran

emosional, dan kesehatan mental.

Terdapat sejumlah perilaku yang harus dilakukan dalam melakukan

pengisian kuesioner SF-36 ini. Hal-hal yang harus dilakukan tersebut:

a. Memperkenalkan kuesioner dan memberikan penjelasan mengenai

manfaat yang diperoleh

b. Memberikan penjelasan kepada reponden untuk melakukan pengisian

kuesioner secara lengkap

c. Mengatakan pada responden untuk melakukan pengisian kuesioner ini

sebelum mereka melakukan pengisian data kesehatan lain

d. Bersikap hangat, ramah, dan membantu

e. Membacakan dan mengulangi secara verbal pertanyaan jika responden

meminta klarifikasi

f. Mengatakan kepada responden untuk menjawab pertanyaan sesuai

dengan apa yang dipikirkannya

g. Mengatakan kepada responden untuk melengkapi kuesioner sendiri

h. Mengucapkan terimakasih.25

Pengisian kuesioner SF-36 ini memerlukan sejumlah persyaratan agar

validitas hasil pengisian terjaga dengan baik. Persyaratan untuk menjadi

responden kuesioner ini:

a. Dapat membaca tulisan dengan baik (jika tidak dapat membaca, dapat

dilakukan wawancara langsung yang telah terstandardisasi)

b. Dapat mengerti bahasa yang digunakan dalam kuesioner (jika perlu

diberikan dua jenis bahasa untuk memudahkan pemahaman)

c. Pengertian dan kerja sama responden yang baik.25

Page 35: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

21

Tabel 2.4 Sembilan Aspek Penilaian Kualitas Hidup pada Kuesioner SF-3625

Skala Nomor Komponen tiap nomor

Fungsi fisik 3a Aktivitas berat seperti berlari, mengangkat barang

berat, atau mengikuti olahraga berat

3b Aktivitas sedang seperti memindahkan meja,

mendorong penghisap debu, bermain bowling atau

golf

3c Mengangkat atau membawa bahan makanan

3d Menaiki beberapa tangga

3e Menaiki satu tangga

3f Menekuk, berlutut, atau membungkuk

3g Berjalan beberapa mil

3h Berjalan beberapa ratus meter

3i Berjalan seratus yard

3j Mandi atau memakai pakaian sendiri

Peran fisik 4a Mengurangi sejumlah waktu yang dihabiskan

dalam pekerjaan atau aktivitas-aktivitas lainnya

4b Menyelesaikan kurang dari apa yang diharapkan

4c Terbatas pada jenis pekerjaan atau aktivitas-

aktivitas lain tertentu

4d Memiliki kesulitan dalam melakukan pekerjaan

atau aktivitas-aktivitas lainnya

Nyeri pada tubuh 7 Intensitas nyeri tubuh

8 Nyeri berkepanjangan dalam keterlibatan

pekerjaan yang normal

Kesehatan umum 1 Kesehatan Anda? Luar biasa baik, sangat baik,

baik, agak baik, buruk

11a Sedikit lebih mudah terlihat sedang sakit dari

orang lainnya

11b Sesehat orang lain yang saya tahu

11c Menyangka kesehatan saya buruk

11d Kesehatan yang luar biasa baik

Vitalitas 9a Merasa penuh kehidupan

9e Punya banyak energi

9g Merasa kehabisan tenaga

9i Merasa lelah

Fungsi sosial 6 Masalah kesehatan berkepanjangan dalam

keterlibatan aktivitas sosial yang normal

10 Masalah kesehatan yang sering dalam keterlibatan

aktivitas sosial yang normal

Peran emosional 5a Mengurangi sejumlah waktu yang dihabiskan

dalam pekerjaan atau aktivitas-aktivitas lainnya

5b Menyelesaikan kurang dari apa yang diharapkan

5c Melakukan pekerjaan atau aktivitas-aktivitas

lainnya kurang berhati-hati dari biasanya

Kesehatan mental 9b Menjadi sangat gugup

9c Merasa terlalu jatuh sampai tidak ada sesuatupun

yang dapat menghibur Anda

9d Merasa tenang dan damai

9f Merasa putus asa dan depresi

9h Merasa senang

Transisi Kesehatan yang

Dilaporkan

2 Bagaimana kesehatan saat ini dibandingkan

dengan satu tahun yang lalu

Page 36: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

22

Penilaian angka hasil pengisian kuesioner SF-36 adalah menggunakan computer-

based scoring yang dikeluarkan oleh Quality Metric Incorporated. Software yang

digunakan dalam penilaian nilai akhir adalah Scoring Software 2.0.25

Perhitungan dapat juga dilakukan dengan menggunakan perhitungan

RAND-scoring. Perhitungan ini dilakukan secara dua tahap berdasarkan tabel

berikut ini.26

1. Pengkodean ulang

Tabel 2.5 Pengkodean Ulang SF-3623

Nomor item Jawaban

Responden

Nilai Pengkodean Ulang

3a, 3b, 3c, 3d, 3e, 3f, 3g, 3h, 3i, 3j 1 0

2 50

3 100

4a, 4b, 4c, 4d, 5a, 5b, 5c, 9b, 9c, 9f, 9g, 9i,

10, 11a, 11c

1 0

2 25

3 50

4 75

5 100

7 1 100

2 80

3 60

4 40

5 20

6 0

1, 2, 6, 8, 9a. 9d, 9e, 9h, 11b, 11d 1 100

2 75

3 50

4 25

5 0

Page 37: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

23

2. Perata-rataan nilai item yang dikode ulang ke dalam skala

Tabel 2.6 Perata-rataan Pengkodean Ulang26

Skala Jumlah Skala dari item Rata-rata dari Item Berikut

Fungsi fisik 10 3a, 3b, 3c, 3d, 3e,3f, 3g, 3h, 3i, 3j

Keterbatasan peran karena

gangguan kesehatan fisik

4 4a, 4b, 4c, 4d

Keterbatasan peran karena

gangguan kesehatan

emosional

3 51, 5b, 5c

Vitalitas 4 9a, 9e, 9g, 9i

Kesehatan Mental 5 9b, 9c, 9d, 9f, 9h

Fungsi Sosial 2 6, 10

Nyeri Tubuh 2 7, 8

Kesehatan Umum 5 1, 11a, 11b, 11c, 11d

Transisi Kesehatan 1 2

Page 38: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

24

2.9 Kerangka Teori

Bagan 2.2 Kerangka Teori

Faktor Etiologi

Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Dampak medis Dampak non-medis

Excessive Daytime

Sleepiness (EDS)

Gangguan kualitas

hidup

Penyakit

kardiovaskuler

Penyakit

serebrovaskuler

Faktor Risiko:

IMT

Lingkar leher

Usia

Jenis kelamin

Faktor Risiko:

Diabetes mellitus

IMT

Depresi

Usia

Durasi tidur

Merokok

Epworth

Sleepiness

Scale

(ESS)

SF-36

Health

Survey

Hidung: deviasi septum,

hipertrofi adenoid,

hipertrofi konka, rinitis,

sinusitis

Orofaring: hipertrofi

tonsil, makroglosia,

uvula memanjang

Hipofaring: hipertrofi

tonsil lingual,

penebalan dinding

lateral faring

Page 39: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

25

2.10 Kerangka Konsep

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Bagan 2.3 Kerangka Konsep

Obstructive Sleep Apnea (OSA)

Dampak medis Dampak non-medis

Excessive Daytime

Sleepiness (EDS)

Gangguan kualitas

hidup

Penyakit

kardiovaskuler

Penyakit

serebrovaskuler

Faktor Risiko:

Diabetes mellitus

IMT

Depresi

Usia

Durasi tidur

Merokok

Epworth

Sleepiness

Scale

(ESS)

SF-36

Health

Survey

Page 40: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional.27

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di dalam FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada bulan Desember 2012 – September 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi target

Populasi target dari penelitian ini adalah mahasiswa dan

mahasiswi calon tenaga kesehatan.

Populasi terjangkau

Populasi yang dapat dijangkau oleh peneliti adalah

mahasiswa dan mahasiswi aktif preklinik PSPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012-2013.

Sampel

Sampel yang akan dijadikan objek penelitian adalah

mahasiswa dan mahasiswi aktif preklinik PSPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012-2013.

Besar sampel

(( )

)

(( )

)

= 86,5928 87

Besar sampel minimal untuk penelitian ini adalah 87

sampel.28

26

Page 41: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

27

Cara pengambilan sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simple

random sampling.27

3.4 Kriteria inklusi dan eksklusi

Kriteria inklusi

Mahasiswa aktif preklinik PSPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Kriteria eksklusi

Menolak menjadi responden dalam penelitian

3.5 Cara kerja penelitian

Alur penelitian

Bagan 3.1 Alur Penelitian

Alat dan bahan

Peralatan yang dibutuhkan selama penelitian adalah

kuesioner yang diadaptasi dari Epworth Sleepiness Scale dan SF-

36 version 2.0.

Pengambilan sampel secara simple random sampling

Pengisian kuesioner Epworth Sleepiness Scale dan SF-36

Analisis data apakah berdistribusi normal atau tidak

Jika iya, analisis data

dengan uji t tidak

berpasangan

Jika tidak, analisis

data dengan uji

Mann-Whitney

Page 42: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

28

3.6 Managemen data

Teknik pengolahan data

Data akan diolah menggunakan software komputer yaitu

SPSS 16 (Statistical Program for Social Sciences 16) dengan

melihat rerata nilai variabel numerik (skor SF-36 Health Survey

version 2.0) pada variabel kategorik (EDS dan tidak EDS).

Analisis data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t tidak ta

berpasangan (uji parametrik) jika memenuhi syarat. Jika tidak

memenuhi syarat, maka digunakan uji alternatifnya yaitu uji Mann-

Whitney (uji nonparametrik). Analisis data ini dilakukan untuk

mengetahui apakah ada perbedaan rerata nilai SF-36 antara sampel

yang mengalami EDS dengan yang tidak mengalami EDS.29

3.7 Etika penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memohon perizinan

secara tertulis maupun langsung terhadap pihak universitas.

Penelitian dilakukan secara random sehingga tidak memilih-milih

sendiri subyek penelitian. Selain itu, peneliti memberitahukan

secara lengkap mengenai tujuan, prosedur, dan manfaat penelitian

yang akan dilakukan. Peneliti juga membuat lembar persetujuan

kepada calon subyek penelitian sebelum penelitian dilakukan

sehingga tidak ada unsur pemaksaan. Data subyek akan dijaga

kerahasiannya.

Page 43: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

29

3.8 Definisi operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini ditampilkan dalan tabel

3.1 dan tabel 3.2 di bawah ini. Variabel independen dalam penelitian ini

adalah Excessive Daytime Sleepiness. Sementara itu, variabel dependen

yang diteliti adalah kualitas hidup.

Tabel 3.1 Definisi Operasional 1

No. Variabel

Dependen

Definisi

Operasional22

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1. Kualitas

hidup

Persepsi

individual

terhadap posisi

mereka dalam

kehidupan dengan

konteks budaya

dan norma di

tempat mereka

tinggal dan

hubungannya

terhadap tujuan,

ekspektasi,

standar, dan

perhatian

Kuesioner

SF-36 Health

Survey

version 2.0

Hasil

pengukuran

ditampilkan

dalam bentuk

angka:

-Komponen

fisik

-Komponen

mental

-Delapan

domain SF-36

Numerik

Tabel 3.2 Definisi Operasional 2

No. Variabel

Independen

Definisi

Operasional18

Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Excessive

Daytime

Sleepiness

(EDS)

Kondisi

mengantuk pada

beberapa situasi

yang bersifat

subjektif

Kuesioner

Epworth

Sleepiness

Scale

Hasil

pengukuran

ditampilkan

dalam bentuk

kualitatif yaitu

EDS dan non-

EDS

1. Positif

EDS:

≥10

2. Negatif

EDS:

˂10

Kategorik

Page 44: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

Sampel dipilih berdasarkan data yang diambil dari prevalensi Excessive

Daytime Sleepiness yang dilakukan terlebih dahulu. Pengambilan sampel tersebut

dilakukan secara simple random sampling dengan sampling frame yang

didapatkan dari staf administrasi Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.1.1 Distribusi responden penelitian

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi

responden dalam penelitian ini. Data distribusi tersebut disajikan dalam tabel 4.1

di bawah ini.

Tabel 4.1 : Distribusi sampel penelitian

Usia Jumlah Persentase (%)

16 tahun 1 0,7

17 tahun 3 2,1

18 tahun 16 11,4

19 tahun 29 20,7

20 tahun 55 39,3

21 tahun 32 22,9

22 tahun 3 2,1

23 tahun 1 0,7

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, ditemukan dalam penelitian ini bahwa

terdapat variasi usia dengan rentang usia yaitu 16-23 tahun. Kelompok usia

terbanyak yaitu pada usia 20 tahun sebanyak 55 orang (39,3%). Sementara itu,

kelompok usia 16 tahun dan usia 23 tahun memiliki jumlah paling sedikit yaitu

masing-masing sebanyak 1 orang (0,7%).

30

Page 45: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

31

Grafik 4.1 Distribusi usia responden penelitian

4.1.2 Prevalensi EDS dan tidak EDS

Jumlah sampel yang dalam penelitian ini adalah 140 sampel. Dari 140

sampel tersebut, 78 sampel (55,7%) mengalami EDS dan 62 sampel (44,3%) tidak

mengalami gangguan tersebut.

Grafik 4.2 Prevalensi EDS dan Tidak EDS

Selanjutnya, penilaian skor kualitas hidup dilakukan menggunakan

kuesioner SF-36 version 2.0 tersebut dengan menggunakan computer-based

scoring yang dikeluarkan oleh Quality Metric Incorporated yaitu Scoring

Software 2.0. Data hasil penilaian tersebut selanjutnya dianalisis dengan

menggunakan software SPSS 16. Hasil analisis data mengenai komponen fisik

dan komponen mental pada responden yang EDS dengan yang tidak EDS

ditampilkan dalam tabel 4.2 serta mengenai kedelapan domain SF-36 dalam tabel

4.3

0

10

20

30

40

50

60

16 17 18 19 20 21 22 23

Jumlah

Responden

Usia

Page 46: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

32

4.1.3 Uji statistik

Analisis bivariat terhadap komponen fisik, komponen mental, dan

kedelapan domain pada SF-36 dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16.

Desain penelitian yang diambil adalah desain analitik tidak berpasangan numerik

sehingga uji yang dilakukan adalah uji t tidak berpasangan jika memenuhi syarat

dan uji Mann-Whitney jika tidak memenuhi syarat. Tabel 4.2 menunjukkan hasil

analisis statistik nilai kualitas hidup responden yaitu komponen fisik dan

komponen mental berdasarkan kuesioner SF-36 version 2.0.

Tabel 4.2 Komponen fisik mental pada responden EDS dan tidak EDS

Karakteristik Rerata ±s.b.

P-value EDS Tidak EDS

Komponen Fisik 51,8±6,4 53,5±5,9 0,094*

Komponen Mental 42,3±9,9 45,1±8,6 0,07**

Keterangan: *uji Mann-Whitney, **uji t tidak berpasangan

Grafik 4.3 Komponen fisik mental pada responden EDS dan tidak EDS

Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.3 di atas, dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara rerata nilai komponen fisik dan

komponen mental kelompok yang EDS dengan rerata nilai komponen fisik dan

komponen mental kelompok yang tidak EDS. Meskipun begitu, masih terdapat

perbedaan yang terlihat dari nilai rerata kedua kelompok tersebut. Rerata nilai

komponen fisik pada responden yang EDS lebih rendah daripada yang tidak

Page 47: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

33

EDS. Begitupun pada rerata nilai komponen mental yang lebih rendah pada

responden yang EDS dibandingkan yang tidak EDS.

Tabel 4.3 Nilai kualitas hidup SF-36 tiap domain

Karakteristik Rerata ±s.b.

P value EDS Tidak EDS

Fungsi Fisik 45,8±7,9 48,8±7,5 0.012*

Peran Fisik 53,0±5,5 53,3±4,9 0,710*

Kesehatan Umum 45,7±7,6 47,4±8,3 0,213*

Nyeri Tubuh 49,9±8,8 52,0±9,0 0,157*

Vitalitas 52,9±7,5 53,8±8,1 0,673*

Fungsi Sosial 43,8±8,6 45,7±8,4 0,201*

Peran Emosional 39,1±11,3 43,3±8,9 0,046*

Kesehatan Mental 46,1±8,5 47,6±8,0 0,480*

Keterangan: *uji Mann-Whitney, **uji t tidak berpasangan

Grafik 4.4 Nilai kualitas hidup SF-36 tiap domain

Tabel 4.3 di atas menunjukkan hasil analisis dengan nilai rerata dan

simpangan baku dari kedelapan domain dari SF-36 version 2.0. Dapat ditarik

simpulan bahwa untuk nilai rerata semua domain SF-36 yang tidak EDS lebih

tinggi daripada yang EDS walaupun secara statistik perbedaan rerata nilai

tersebut tidak semua domain bermakna. Hal ini sesuai dengan dasar teori yang

menyatakan bahwa EDS dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Page 48: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

34

4.2 Pembahasan

Tabel 4.3 menunjukkan hasil analisis untuk kedelapan domain dari

kuesioner SF-36 version 2.0. Berdasarkan tabel 4.3, dapat terlihat bahwa nilai

fungsi fisik pada responden yang EDS dengan yang tidak terdapat perbedaan

yang bermakna dengan nilai p yaitu 0,012. Hasil yang sama juga terdapat pada

nilai peran emosional dengan nilai p yaitu 0,046 yang menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan rerata nilai yang bermakna antara responden yang EDS

dengan yang tidak. Sementara itu, tidak terdapat perbedaan rerata yang bermakna

antara responden yang EDS dengan yang tidak pada nilai peran fisik, kesehatan

umum, nyeri tubuh, vitalitas, fungsi sosial, dan kesehatan mental.

Durasi tidur yang banyak hilang sehingga menimbulkan gejala EDS

memiliki efek samping terhadap mood dan perilaku. Seseorang yang memiliki

durasi tidur yang banyak hilang secara kronik dilaporkan banyak mengalami

kegawatan mental, gejala depresi, dan kecemasan yang dapat mempengaruhi

peran emosional seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian ini yang

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang bermakna antara responden

yang EDS dengan yang tidak EDS pada nilai peran emosionalnya.30

Dari laporan di atas juga dapat terlihat bahwa memang pada responden

yang positif EDS lebih rendah fungsi fisiknya dibandingkan dengan responden

yang tidak EDS yang bermakna secara statistik. Hal ini sejalan dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Sforza, dkk., yang menyatakan bahwa memang

keterbatasan peran karena gangguan kesehatan fisik pada pasien dan fungsi fisik

dengan OSA (Obstructive Sleep Apnea), yang memang memiliki gejala utama

berupa EDS, lebih banyak ditemukan dibandingkan pada pasien yang tidak

OSA.31

Untuk domain SF-36 yang lain, ditemukan bahwa semua domain memiliki

nilai rerata yang lebih rendah pada kelompok EDS dibandingkan kelompok tidak

EDS. Pada penelitian yang juga dilakukan oleh Sforza, dkk., diketahui bahwa

responden dengan gangguan pernapasan saat tidur sehingga timbul gejala EDS

Page 49: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

35

memiliki keterbatasan peran karena alasan emosional, kesehatan mental, dan

fungsi sosial yang lebih rendah dari kondisi responden tanpa gangguan tersebut.31

Pada penelitian yang lain yang dilakukan oleh Hirunwiwatkul dan

Mahattanasakul dihasilkan keterangan bahwa gangguan bernapas saat tidur tidak

berkaitan langsung dengan status kesehatan umum. Akan tetapi disimpulkan juga

bahwa terdapat penurunan pada setiap domain dalam SF-36 pada responden

dengan gangguan napas saat tidur sejalan dengan tingkat keparahan gangguan

tersebut. Dikatakan bahwa hal ini berhubungan erat dengan kondisi EDS yang

merupakan gejala mayor gangguan tersebut.32

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Akashiba et al ditemukan bahwa

enam dari delapan domain pada SF-36 memiliki nilai lebih rendah pada pasien

dengan OSA yang parah. Nilai ESS (Epworth Sleepiness Scale) yang menilai

kondisi EDS dan SDS (Zung self-rated Depression Scale) yang menilai kondisi

depresi juga menunjukkan lebih adanya gangguan pada pasien OSA yang parah

dibandingkan kelompok kontrol.33

Pada penelitian tersebut juga ditemukan tidak terdapat hubungan antara

domain SF-36 dengan keparahan OSA dan nilai ESS. Selain itu, lima dari

kedelapan domain SF-36 dan nilai total SF-36 berkorelasi secara signifikan

dengan nilai SDS. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa walaupun

tingkat keparahan dan kondisi EDS tidak mempengaruhi domain kualitas hidup,

kondisi EDS dapat menyebabkan kondisi depresi yang berpengaruh pada

kesehatan mental dan peran emosional seseorang. Namun penelitian yang

dilakukan tersebut memang menggunakan sampel yang jumlahnya hanya sedikit

yaitu sebanyak 94 orang sehingga bias dapat saja terjadi seperti pada penelitian ini

yang sampelnya hanya 140 orang.33

Pada penelitian yang dilakukan oleh Daniels, et al mengenai narcolepsy,

didapatkan bahwa terdapat penurunan semua domain SF-36 pada pasien

narcolepsy yang memang memiliki gejala EDS dan katapleksi. Nilai domain yang

paling terpengaruh adalah peran fisik, energi atau vitalitas, dan fungsi sosial. Jika

Page 50: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

36

dibandingkan dengan penelitian ini yang hanya menilai EDS saja, sebenarnya

tidak terlihat signifikansi antara domain-domain tersebut dengan kondisi EDS.34

Kuantitas tidur merupakan salah satu faktor risiko terjadinya EDS. Haack,

et al melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui respon tubuh

terhadap restriksi durasi tidur berupa peningkatan penanda inflamasi. Dari

penelitian yang mereka lakukan didapatkan hasil bahwa insufisiensi kuantitas

tidur dapat meningkatkan kadar IL-6 yang dapat menimbulkan rasa nyeri pada

tubuh. Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok yang diminta tidur 4

jam sehari dan kelompok yang diminta tidur 8 jam sehari. Secara signifikan kadar

IL-6 lebih tinggi pada kelompok sampel yang tidur 4 jam sehari dibandingkan

kelompok yang tidur 8 jam sehari. Kadar CRP dan PGE2 juga meningkat pada

kelompok yang tidur hanya 4 jam sehari walaupun tidak signifikan.35

Sementara itu penelitian ini menunjukkan tidak adanya perbedaan nyeri

tubuh pada responden EDS dengan yang tidak EDS yang signifikan secara

statistik. Hal ini mungkin terjadi karena adanya faktor-faktor lain yang dapat

menyebabkan nyeri tubuh seperti kondisi stress pada pasien psikosomatis yang

berada di luar dari jangkauan peneliti. Apalagi faktor-faktor yang mempengaruhi

kondisi EDS bukan hanya durasi tidur saja namun juga depresi, BMI, riwayat

merokok, dan usia.35

Walaupun secara statistik komponen fisik, komponen mental, domain

peran fisik, domain kesehatan umum, domain nyeri tubuh, domain vitalitas,

domain fungsi sosial, dan domain kesehatan mental tidak memiliki perbedaan

nilai rerata yang bermakna sehubungan dengan kondisi EDS, namun dapat

diketahui bahwa nilai rerata komponen-komponen tersebut lebih tinggi pada

responden tanpa EDS daripada responden yang EDS. Ketidaksesuaian hubungan

secara statistik mungkin terjadi karena jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian ini masih sedikit. Selain itu, kualitas hidup seseorang yang

digambarkan dalam komponen fisik dan komponen mental ini sangat dipengaruhi

oleh berbagai faktor yang masih menjadi keterbatasan dalam penelitian ini.

Page 51: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

37

4.3 Keterbatasan penelitian

Jumlah populasi dalam cakupan penelitian ini terbatas. Oleh karena itu,

penelitian ini pun terbatas dalam pengambilan sampel. Selain itu, kebermaknaan

secara statistik juga dapat dipengaruhi oleh sedikitnya jumlah populasi yang ada.

Karakteristik yang homogen pada sampel juga dapat mempengaruhi

kebermaknaan secara statistik.

Page 52: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

38

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Pada penelitian ini ditemukan adanya perbedaan rerata yang bermakna

antara nilai fungsi fisik pada responden yang EDS dengan tidak EDS

(nilai p 0,012).

2. Terdapat perbedaan yang bermakna juga pada nilai rerata peran

emosional antara responden EDS dengan tidak EDS (nilai p 0,046).

3. Penelitian ini juga memberikan hasil berupa tidak ada perbedaan rerata

nilai yang bermakna antara responden yang EDS dengan yang tidak

EDS pada komponen fisik dan komponen mental yang

menggambarkan kualitas hidup.

4. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada nilai rerata antar

responden EDS dengan tidak EDS pada peran fisik, kesehatan umum,

nyeri tubuh, vitalitas, fungsi sosial, dan kesehatan mental karena

kualitas hidup ditentukan oleh berbagai faktor selain EDS.

5.2 Saran

1. Penelitian mengenai EDS ini disarankan untuk dilakukan pada

populasi yang berjumlah besar sehingga kebermaknaan dapat lebih

dijangkau.

2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel

dari populasi umum yang tidak hanya terbatas pada satu karakteristik

populasi

38

Page 53: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

39

DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 7th ed. Belmont:

Brooks/Cole; 2010. p. 461-506.

2. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed.

Pennsylvania: Elsevier Saunders; 2006. p. 471-523.

3. Febriani D, Yunus F, Antariksa B, Andrianto H. Hubungan obstructive

sleep apnea dengan kardiovaskuler. Jurnal Kardiologi Indonesia 2011 Jan-

Mar [cited 2013 Jan 14]; 32(1):45-52. Available from:

URL:http://indonesia.digitaljournals.org

4. Douglas NJ, Engleman HM. Sleepiness, cognitive function, and quality of

life in obstructive sleep apnoea/hypopnoea syndrome. Thorax 2004 [cited

2012 Sep 28]; 59:618-22. Available from: URL:http://thorax.bmj.com

5. Bixler EO, Vgontzas AN, Lin HM, Calhoun SL, Vela-Bueno A, Kales A.

Excessive daytime sleepiness in general population sample: the role of

sleep apnea, age, obesity, diabetes, and depression. J Clin Endocrinol

Metab 2005 Aug [cited 2013 Apr 18]; (8)90:4510-15. Available from:

URL:http://ncbi.nlm.nih.gov

6. Carmelli D, Bliwise DL, Swan GE, Reed T. Genetic factor in self-reported

snoring and daytime sleepiness: a twin study. Am J Respir Crit Care Med

2001 April [cited 2013 Apr 18]; 164:949-52. Available from: URL:

http://atsjournals.org

7. Gooneratne NS, Richards KC, Joffe M, Lam RW, Pack F, Staley B, et al.

Sleep disordered breathing with excessive daytime sleepiness is risk factor

for mortality in older adult. Sleep 2011 [cited 2013 Apr 18]; 34(4): 435-

42. Available from: URL:http://journalsleep.org

8. Empana J, Dauvilliers Y, Dartigues J, Ritchie K, Gariepy J, Jouven X, et

al. Excessive daytime sleepiness is an independent risk indicator for

cardiovascular mortality in community dwelling elderly: the three city

study. Stroke 2009 [cited 2013 Apr 17]; 40(4):1219-24. Available from:

URL:http://ncbi.nlm.nih.gov

9. Pagel JF. Excessive daytime sleepiness. Am Fam Physician 2009 [cited

2013 Jan 14]; 79(5):391-6. Available from: URL:http://aafp.org

39

Page 54: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

40

10. Donald A. What is quality of life? [online]. 2009 [cited 2013 Mei 22].

Available from:

URL:http://meds.queensu.ca/medicine/obgyn/pdf/what_is/WhatisQOL.pdf

11. Martini FH, Nath JL, Bartholomew EF. Fundamentals of anatomy and

phisiology. 9th ed. San Fransisco: Pearson Education; 2012. p. 539-41,

813-57.

12. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. 12th ed.

Hoboken: John Wiley & Sons; 2009. p. 874-912.

13. Drake RL, Vogl W, Mitchell AWM. Gray’s anatomy for students.

Pennsylvania: Elsevier Saunders; 2007. p. 937-82.

14. Arifin Z. Analisis hubungan kualitas hidup dengan kadar glukosa darah

pasien diabetes mellitus tipe 2 di rumah sakit umum provinsi Nusa

Tenggara Barat [online]. 2011 [cited 2013 Jan 14]. Available from: URL:

http://lontar.ui.ac.id

15. Brooks CG, Stephen N. Excessive daytime sleepiness: a challenge for

practicing neurologist. Standford: Oxford University Press 2001 [cited

2013 Apr 18]. Available from: URL:http://oxfordjournals.org

16. Fairbanks DNF. Snoring, a general overview with historical perspective.

In Fairbanks DNF, Mickelson SA, Woodson BT, editor. Snoring and

obstructive sleep apnea. 3th ed. Philadelphia: Lippincolt Williams &

Wilkins; 2003. p. 1-15.

17. Coleman JA. Pathophysiology of snoring and obstructive sleep apnea,

airway dynamics. In Fairbanks DNF, Mickelson SA, Woodson BT, editor.

Snoring and obstructive sleep apnea. 3th ed. Philadelphia: Lippincolt

Williams & Wilkins; 2003. p. 19-24.

18. Puji A, dkk. Prevalensi dan gejala obstructive sleep apnea pada pasien

asma. Jakarta: Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi

FKUI; 2011.

19. Rosenberg R, Mickelson SA. Obstructive sleep apnea: evaluation by

history and polysomnography. In Fairbanks DNF, Mickelson SA,

Woodson BT, editor. Snoring and obstructive sleep apnea. 3th ed.

Philadelphia: Lippincolt Williams & Wilkins; 2003. p 39-48.

Page 55: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

41

20. Potolicchio SJ. Disorders of excessive sleepiness. In Fairbanks DNF,

Mickelson SA, Woodson BT, editor. Snoring and obstructive sleep apnea.

3th ed. Philadelphia: Lippincolt Williams & Wilkins; 2003. p. 69-76.

21. Sihombing CR. Prevalensi Obstructive sleep apnea pada pengemudi taksi

“X” di Jakarta yang mendengkur dan faktor-faktor yang dihubungkan.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.

22. Saus PA. Perbedaan rerata parameter sefalometrik saluran napas atas pada

penderita obstructive sleep apnea (OSA) dan non-OSA. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.

23. WHOQOL: Measuring quality of life [online]. 1997 [cited 2013 Apr 22].

Available from: URL:http://who.int/mental_health/media/68.pdf

24. Anderson R, Dubois H, Leoncikas T, Sandor E. Third European quality of

life survey: quality of life in Europe: impacts of the crisis [online]. 2012

[cited 2013 Mei 22]. Availablefrom: URL:http://european.europa.eu

25. Ware JE, Kosinski M, Bjorner JB, Turner-Bowker DM, Gandek B,

Maruish ME. SF-36v2 health survey: a primer for healthcare providers.

Lincoln: Quality Metric Incorporated; 2008. p. 1-44.

26. Litwin MS. UCLA prostate cancer index (UCLA-PCI), including the

RAND 36-item health survey v2 (SF-36v2): scoring instruction [online].

1994 [cited 2013 Jul 30]. Available from: URL:http://proqolid.org

27. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. 2th

ed. Jakartaa: CV Sagung Seto; 2006. p. 79-128, 240-258.

28. Dahlan MS. Besar sampel dan cara pengambilan sampel: dalam penelitian

kedokteran dan kesehatan. 3th ed. Jakarta: Salemba Medika; 2010. p. 1-72.

29. Dahlan MS. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif, bivariat,

dan multivariat dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. 4th ed.

Jakarta: Salemba Medika; 2009. p. 1-75.

30. Colten HR, Altevogt BM. Sleep disorders and sleep deprivation: an unmet

public health problem [online]. 2010 [cited 2013 Sept 4]. Available from:

URL:http://ncbi.nlm.nih.gov

Page 56: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

42

31. Sforza E, Janssens JP, Rochat T, Ibanez V. Determinants of altered quality

of life in patients with sleep-related breathing disorders. Eur Respir J 2003

[cited 2013 Sept 4]; 21:682-7. Available from:

URL:http://ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12762357

32. Hirunwiwatkul P, Mahattanasakul P. Sleep-disordered breathing and self-

reported general health status in thai patients. Asian Biomedicine 2010

Des 6 [cited 2013 Sept 4]; 4(6):861-8. Available from:

URL:http://abm.digitaljournals.org

33. Akashiba T, Kawahara S, Akahoshi T, Omori C, Saito O, Majima T, et al.

Relationship between quality of life and mood or depression in patients

with severe obstructive sleep apnea syndrome. Chest 2002 Sept [cited

2013 Sept 4]; 122(3):861-5. Available from: URL:

http://journal.publications.chestnet.org

34. Daniels E. King MA, Smith IE, Shneerson JM. Health-related quality of

life in narcolepsy. J Sleep Res 2001 [cited 2013 Sept 4]; 10(1):75-81.

Available from: URL:http://onlinelibrary.wiley.com

35. Haack M, Sanchez E. Mullington JM. Elevated inflammatory markers in

response to prolonged sleep restriction are associated with increased pain

experience in healthy volunteers. Sleep 2007 [cited 2013 Sept 4];

30(9):1145-52. Available from: URL:http://journalsleep.org

Page 57: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

43

Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

Rerata Nilai Kualitas Hidup pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Dengan Excessive Daytime Sleepiness (EDS)

dan Tidak EDS

Studi analitik dengan menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness Scale dan

SF-36 version 2.0

Mahasiswa yang terhormat,

Saat ini saya Dhea Rachmawati sebagai peneliti di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai

“Rerata Nilai Kualitas Hidup pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Dengan Excessive Daytime Sleepiness (EDS) dan Tidak

EDS: Studi analitik dengan menggunakan kuesioner Epworth Sleepiness Scale

dan SF-36 version 2.0”.

Sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan di universitas kami, maka

Anda akan menjalani penelitian ini melalui pengisian kuesioner. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rerata nilai kualitas hidup

sehubungan dengan Excessive Daytime Sleepiness (EDS) pada mahasiswa PSPD

FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

Anda berkesempatan untuk menanyakan segala hal yang berhubungan

dengan penelitian ini dan berhak menolak ikut serta dalam penelitian ini atau

sewaktu-waktu ingin berhenti dalam penelitian ini. Oleh karena penelitian ini

penting sekali, diharapkan agar Anda dapat menjalani penelitian ini dengan jujur

dan sebaik-baiknya.

Peneliti,

Dhea Rachmawati

Mahasiswa Pendidikan Studi Program Dokter

Jl.X, Ciputat, Tangerang Selatan

Tlp. 085694502448

Lampiran 1

Page 58: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

44

Surat Persetujuan untuk Mengisi Kuesioner

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :

Usia :

NIM :

Alamat :

Nomer telp/Hp :

Menyatakan bahwa saya telah mengerti sepenuhnya atas penjelasan yang

diberikan oleh Dhea Rachmawati dari PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan bersedia menjalani penelitian mengenai “Rerata Nilai Kualitas Hidup

pada Mahasiswa PSPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Excessive

Daytime Sleepiness (EDS) dan Tidak EDS: Studi analitik dengan menggunakan

kuesioner Epworth Sleepiness Scale dan SF-36 version 2.0”.

Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh tanpa paksaan.

Ciputat,

Mengetahui,

Peneliti Peserta Penelitian

(Dhea Rachmawati) ( )

Page 59: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

45

Kuesioner Penelitian

A. Epworth Sleepiness Scale

Lingkari angka yang sesuai dengan apa yang dirasakan oleh Anda di siang hari

pada masing-masing keadaan seperti table di bawah ini.

Contoh:

Kegiatan Nilai

Duduk dan Membaca 0 1 2 3

Menonton Televisi 0 1 2 3

Berikan nilai 0 jika Anda tidak pernah mengantuk

Berikan nilai 1 jikaAnda sedikit mengantuk

Berikan nilai 2 jika Anda cukup mengantuk

Berikan nilai 3 jika Anda sangat mengantuk dan jatuh tertidur

Kegiatan Nilai

Duduk dan Membaca 0 1 2 3

Menonton Televisi 0 1 2 3

Duduk diam di tempat umum (misalnya bioskop atau sedang rapat) 0 1 2 3

Sebagai penumpang mobil selama satu jam tanpa istirahat 0 1 2 3

Rebahan untuk beristirahat di siang hari ketika keadaan memungkinkan 0 1 2 3

Duduk dan berbicara dengan seseorang 0 1 2 3

Duduk tenang setelah makan siang, tanpa minum alkohol 0 1 2 3

Di dalam mobil dan mobil berhenti selama beberapa menit karena macet 0 1 2 3

Nilai Total

Lampiran 2

Page 60: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

46

B. SF-36 Version 2.0

Kesehatan dan Kesejahteraan Anda

Kuesioner ini akan meminta pendapat Anda mengenai kesehatan Anda.

Informasi yang Anda berikan akan membantu kami mengikuti perubahan dan

perkembangan perasaan Anda dan seberapa jauh Anda mampu melakukan

aktivitas sehari-hari Anda.

Terima kasih atas kesediaan Anda untuk menyelesaikan survei ini !

Untuk setiap pertanyaan berikut, tolong berikan tanda dalam salah satu kotak

yang paling sesuai dengan jawaban Anda.

1. Secara umum, Anda akan mengatakan kesehatan Anda berada pada

kondisi:

2. Dibandingkan dengan keadaan satu tahun yang lalu, bagaimana penilaian

Anda mengenai kesehatan Anda secara umum sekarang?

Page 61: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

47

3. Pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang

mungkin biasa Anda lakukan pada hari-hari biasa. Apakah kesehatan Anda

sekarang membatasi Anda dalam menjalankan kegiatan tersebut? Jika ya,

seberapa banyak?

a. Aktivitas yang berat, seperti misalnya berlari,

mengangkat barang berat,

mengikuti olahraga yang berat .................. 1 .............. 2.......... 3

b. Aktivitas yang menengah, seperti misalnya

memindahkan meja, menyapu/mengepel

lantai, berenang, atau bersepeda ................. 1 ................ 2 .......... 3

c. Mengangkat atau menjinjing barang

belanja kebutuhan sehari-hari …................. 1 ............... 2 .......... 3

d. Naik tangga sebanyak beberapa lantai ….... 1 ............... 2 .......... 3

e. Naik tangga sebanyak satu lanta.................. 1 ............... 2 .......... 3

f. Membungkuk, berlutut, atau

membungkukkan badan …….…................. 1 ............... 2 .......... 3

g. Berjalan lebih dari satu kilometer …........... 1 ............... 2 ........... 3

h. Berjalan beberapa ratus meter …................. 1 ............... 2 ........... 3

i. Berjalan seratus meter ……......................... 1 ............... 2 ........... 3

j. Mandi atau berpakaian sendiri …..….......... 1 ............... 2 ........... 3

4. Selama 4 minggu terakhir, seberapa sering anda pernah mengalami

masalah-masalah berikut ini berkaitan dengan pekerjaan anda atau

kegiatan-kegiatan sehari-hari anda yang lain sebagai akibat dari kesehatan

fisik anda?

Page 62: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

48

a. Mengurangi jumlah waktu yang anda

pergunakan untuk bekerja atau

melakukan aktivitas-aktivitas lainnya …... 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

b. Mencapai hasil yang lebih sedikit

daripada yang anda inginkan ……….…... 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

c. Membatasi jenis pekerjaan atau

aktivitas yang bisa anda lakukan …..….... 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

d. Mengalami kesulitan untuk

melakukan pekerjaan atau kegiatan

yang lain (sebagai contoh, membuat

anda harus berusaha lebih keras) …..….... 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

5. Selama 4 minggu terakhir, seberapa sering anda pernah mengalami

masalah-masalah berikut ini berkaitan dengan pekerjaan anda atau

kegiatan-kegiatan sehari-hari anda yang lain sebagai akibat dari masalah-

masalah emosional (seperti merasa depresi atau cemas)?

a. Mengurangi jumlah waktu yang anda

pergunakan untuk bekerja atau

melakukan aktivitas-aktivitas lainnya …... 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

b. Mencapai hasil yang lebih sedikit

daripada yang anda inginkan ……….…... 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

c. Melakukan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan

lainnya secara kurang hati-hati

dibandingkan biasanya ……….…........... 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

Page 63: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

49

6. Selama 4 minggu terakhir, sejauh mana kondisi kesehatan fisik atau

masalah-masalah emosional telah mengganggu aktivitas sosial anda yang

normal dengan keluarga, teman-teman, tetangga, atau kelompok anda?

7. Seberapa banyak rasa nyeri secara fisik anda alami selama 4 minggu

terakhir?

8. Selama 4 minggu terakhir, sejauh mana rasa nyeri mengganggu pekerjaan

normal anda (baik pekerjaan di luar rumah maupun pekerjaan rumah

tangga)?

Page 64: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

50

9. Pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan apa yang anda rasakan

dan bagaimana keadaan anda dalam 4 minggu terakhir. Untuk setiap

pertanyaan, mohon anda memilih satu jawaban yang paling mendekati apa

yang anda rasakan. Seberapa sering selama 4 minggu terakhir ini…

a. Apakah Anda merasa penuh semangat

semangat dalam menjalani kehidupan? … 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

b. Pernahkan Anda sangat gelisah? ……….. 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

c. Pernahkan Anda merasa sedemikian

putus asa hingga tidak ada sesuatupun

yang dapat membuat Anda ceria? …..….... 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

d. Pernahkan Anda merasa tenang

Dan penuh damai? ……………...…..….... 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

e. Apakah Anda memiliki banyak energi? … 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

f. Pernahkah anda merasa patah semangat

dan depresi? ............................................... 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

g. Apakah anda merasa kehabisan tenaga? … 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

h. Pernahkah anda merasa bahagia? ……….. 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

i. Apakah anda merasa lelah? ……………... 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 ……. 5

10. Selama 4 minggu terakhir, seberapa sering kesehatan fisik atau masalah-

masalah emosional mengganggu aktivitas-aktivitas sosial anda (seperti

berkunjung pada teman, kerabat, dll.)?

Page 65: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

51

11. Seberapa BENAR atau SALAHkah setiap pernyataan-pernyataan berikut

ini menurut anda?

a. Saya tampaknya sedikit lebih

mudah jatuh sakit dibandingkan

orang lain …………………….…… 1 …... 2 ……. 3 ….. 4 5

b. Saya sama sehatnya dengan

seseorang yang saya kenal………. 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 5

c. Saya merasa bahwa kesehatan

saya akan semakin memburuk …… 1 …... 2 ……... 3..... 4 5

d. Kondisi kesehatan saya luar

biasa baik ………………………… 1 …... 2 ……. 3 ……. 4 5

Terima kasih atas kesediaan Anda menjawab

pertanyaan-pertanyaan ini!

Page 66: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

52

Data Hasil Uji Statistik

Lampiran 3

Page 67: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

53

Page 68: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

54

Page 69: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

55

Page 70: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

56

Page 71: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

57

Page 72: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

58

Page 73: RERATA NILAI KUALITAS HIDUP PADA MAHASISWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26351/1/Dhea... · rerata nilai kualitas hidup pada mahasiswa pspd fkik uin syarif

59

Riwayat Penulis

Identitas :

Nama : Dhea Rachmawati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Januari 1992

Agama : Islam

Alamat : Jl. Asoka 4 No. 37, Cipinang, Jakarta Timur

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1998 – 2004 : Sekolah Dasar Kemala Bahayangkari 5

2004 – 2007 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 92 Jakarta

2007– 2010 : Sekolah Menengah Atas Negeri 68 Jakarta

2010– Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter,

Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4