bab - 13 pengujian dua rerata

23
BAB 13 PENGUJIAN HIPOTESIS SELISIH DUA RERATA

Upload: fariz-achmad-haryono

Post on 25-Jul-2015

63 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

BAB 13

PENGUJIAN HIPOTESIS

SELISIH DUA RERATA

Page 2: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

PENGUJIAN HIPOTESIS SELISIH DUA RERATA

Pengantar

Bab ini berisi uaraian mengenai bagaimana pengujian hipotesis

tentang dua rerata, khususnya dengan sampel kecil. Pengujian selisih

rerata ini umumnya menggunakan kerangka distribusi sampling selisih

rerata, karena itu untuk memahami bahasan ini mahasiswa dipersyaratkan

memahami distribusi sampling rerata dan distribusi sampling selisih

rerata.

Setelah mempelajari pokok bahasan ini pembaca diharapkan

dapat memperoleh pemahaman tentang :

1. Memahami prosedur pengujian selisih dua rerata

2. Menggunakan rumus t test untuk pengujian selisih dua rerata

independen.

3. Menggunakan rumus t tes untuk pengujian selisih dua rerata

berkorelasi.

4. Mengintrepetasikan hasil pengujian selisih dua rerata dengan baik.

179

Page 3: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

PENGUJIAN HIPOTESIS SELISIH DUA RERATA

A. Pengantar

Dalam penelitian psikologi, seringkali rerata digunakan sebagai

parameter yang akan diuji. Alasannya adalah karena banyak generalisasi

dinyatakan dalam kaitannya dengan rerata. Rerata menjadi dominan

dalam perumusan proposisi-proposisi yang mendukung atau bertentangan

dengan suatu teori. Di samping itu rerata mudah dihitung dan juga mudah

diinterpretasikan. Misalnya proposisi yang menyatakan bahwa rerata

prestasi belajar mahasiswa tinggi. Ini berarti bahwa kebanyakan para

mahasiswa dalam kelompok tersebut memperoleh nilai tinggi atau di atas

rerata, sekalipun tidak disadari dan tidak diketahui bahwa diantara mereka

ada juga yang memperoleh sekor rendah. Demikian juga bila penelitian

tentang sikap terhadap sesuatu, dan menyimpulkan bahwa rerata sikap

mahasiswa positif, walaupun diantara mereka ada beberapa mahasiswa

yang bersikap negatif. Inilah salah satu kelemahan suatu penelitian bila

rerata dipakai sebagai parameter yang akan diuji.

Secara statistika, rerata sebagai parameter yang akan diuji, dapat

terdiri dari satu buah rerata, dua buah rerata, ataupun lebih. Tetapi dalam

pokok bahasan ini hanya akan diuraikan tentang pengujian dua buah

rerata, dengan alasan :

a. Dalam penelitian psikologi jarang dilakukan pengujian hipotesis satu

rerata. Disamping itu penelitian ilmiah menurut Kerlinger (1976)

mengkaji dua variabel atau lebih, sehingga akan diperoleh dua buah

rerata atau lebih.

b. Pengujian hipotesis lebih dari dua rerata akan dibicarakan pada pokok

bahasan tersendiri.

Pengujian hipotesis tentang dua rerata biasanya dipakai dalam

penelitian eksperimen atau ex post facto. Pengujian selisih dua rerata ada

dua macam, yaitu : untuk data independen dan data berpasangan.

180

Page 4: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

Bila dilihat dari ukuran sampelnya pengujian selisih dua rerata itu

dibedakan antara sampel besar dan sampel kecil. Jika sampel besar

umumnya digunakan pendekatan distribusi normal z, sehingga sering

disebut uji z. tetapi jika ukuran sampel kecil digunakan pendekatan

distribusi t.

Pada umumnya penelitian eksperimental atau ex post facto

menggunakan ukuran sampel yang relatif kecil (20 sampai 50 per

kelompok), karena itu dalam pokok bahasan ini hanya akan diuraikan

pengujian hipotesis selisih dua rerata dengan sampel kecil, yang

dibedakan untuk sampel independen dan sampel dependen (berkorelasi

atau berpasangan).

B. Pengujian Hipotesis Selisih Dua Rerata Independen

Untuk menguji hipotesis selisih dua rerata independen ini

digunakan rancangan analisis seperti tabel 13.1

Tabel 13.1 Rancangan Analisis Uji Beda Dua rerata Independen

X1 X2

….

….

….

….

….

….

….

….

….

….

….

…..

Dalam rancangan analisis ini digunakan t tes dengan rumus :

………… rumus 13.1

t = indeks perbedaanM1 = rerata kelompok 1M2 = rerata kelompok 2SDbM = galat baku selisih rerata

181

Page 5: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

Penggunaan rumus t tes tersebut menuntut persyaratan :

a. Sampel diambil secara acak

b. Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

c. Kedua kelompok mempunyai varian yang sama.

Adanya persyaratan-persyaratan tersebut, menuntut peneliti

untuk melakukan uji prasyarat sebelum menggunakan t tes. Uji prasyarat

itu terutama meliputi ; uji normalitas gejala dan uji homogenitas varian.

Selanjutnya akan diberikan beberapa contoh penggunaan rumus

13.1 dalam penelitian psikologi.

Contoh 1

Seorang peneliti memperoleh data dari penelitian tentang perbedaan

efektivitas dua buah metode pembelajaran yaitu metode A 1 dan metode

A2. Banyaknya sampel pada masing-masing kelompok adalah 30 orang.

Dari hasil tes prestasi belajar diperoleh M1 = 60, SD1 = 7 pada kelompok

yang dikenai metode A1 dan M2 = 55, SD2 = 7,5 pada kelompok yang

dikenai metode A2. Rumusan masalah yang diajukan peneliti adalah :

“Apakah ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan

metode A1 dan siswa yang diajar dengan metode A2 ?”

Berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan

diatas, maka dirumuskan hipotesis : “Bahwa ada perbedaan rerata

prestasi belajar antara kelompok siswa yang diajar dengan metode A 1 dan

kelompok siswa yang diajar dengan metode A2”.

Langkah-langkah pengujiannya dapat ditempuh sebagai berikut

(dengan asumsi persyaratan terpenuhi) :

1. Hipotesis

H0 : 1 = 2

H1 : 1 2

2. Kriteria pengujian

H0 diterima, jika -t½ < t < t½

3. Proses analisis data sampel

182

Page 6: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

n1 = 30 n2 = 30

M1 = 60 M2 = 55

SD1 = 7 SD2 = 7,5

= 1,69 = 1,94

= 1,905

db = (n1 – 1) + (n2 – 1)

= (30 – 1) + (30 – 1)

= 58

Dengan derajat kebebasan 58 dan = 0,05 diperoleh harga t tabel

sebesar 2,002.

4. Kesimpulan

Karena th = 2,625 > t t = 2,002, maka kita menolak H0 pada 0,05, dan

ini berarti ada perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar

dengan metode A1, dan siswa yang diajar dengan metode A2.

Contoh 2

183

Page 7: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

Suatu survei dilakukan untuk mengetahui “apakah ada perbeda-

an pengetahuan tentang gizi antara mahasiswa laki-laki (X) dan

mahasiswa perempuan (Y).

Dari teori-teori yang ditemukan dan dugaan bahwa wanita lebih

perlu mengendalikan berat badannya, maka peneliti mengajukan

hipotesis: “bahwa mahasiswa perempuan mempunyai pengetahuan

tentang gizi yang lebih tinggi dari pada mahasiswa laki-laki”.

Jika dari observasi diperoleh data seperti tabel 13.2, maka

pengujian hipotesisnya adalah :

a. Hipotesis statistic yang akan diuji :

H0 : x = y

H1 : x < y

b. Tetapkan kriteria pengujian

Dengan ukuran sampel yang relatif kecil maka pengujian hipotesis

dilakukan dengan kerangka distribusi t.

Terima H0, jika : -t1 < th

c. Proses pengujian (Perhitungan)

Dari tabel 13.2. dapat diperoleh :

= 2,45 = 3,05

Tabel 13:2. Sekor pengetahuan tentang gizi mahasiswa

X f fX FX2 Y f fY FY2

5 2 10 50 5 4 20 100

184

daerahpenerimaan H0

-t1

Page 8: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

4

3

2

1

5

10

15

8

20

30

30

8

80

90

60

8

4

3

2

1

8

16

10

2

32

48

20

2

128

144

40

2

40 98 288 40 122 414

= 1,198 = 1,048

= 0,031 = 0,027

= 0,241

= -2,49

Derajat kebebasan (db) untuk t tes ini adalah (nx–1) + (ny-1) = (40-

1) + (40-1) = 78. Harga t tabel dengan db = 78 dan = 0,05 (satu

ujung) diperoleh sebesar 1,671. Jadi th <-t1.

d. Keputusan

185

Page 9: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

Tolak H0 pada 0,05. Hal ini berarti bahwa mahasiswa

perempuan mempunyai pengetahuan tentang gizi lebih tinggi

daripada mahasiswa laki-laki.

C. Perlatihan 13.1

1. Data hasil eksperimen dengan simpel random, mengenai efektifitas

dua buah metode training adalah sebagai berikut :

NilaiMet A Met B

f f42 – 48

35 – 41

28 – 34

21 – 27

14 – 20

7 – 13

2

5

10

8

3

2

1

7

9

10

2

1

Tentukanlah, metode manakah yang lebih efektif ?

2. Dari observasi terhadap 20 mahasiswa laki-laki dan 20 mahasiswa

perempuan mengenai kecemasan untuk sukses, diperoleh ringkasan

data :

ML = 10,5 MP = 11,5

SDL = 2,5 SDP = 2,6

Ujilah hipotesis yang menyatakan bahwa kecemasan untuk sukses

pada mahasiswa perempuan lebih tinggi daripada mahasiswa laki-laki

(gunakan 0,05).

D. Pengujian Hipotesis Selisih Dua Rerata Dependen

186

Page 10: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

Pengujian selisih dua rerata dependen atau data berpasangan,

seringkali digunakan dalam penelitian-penelitian eksperimental dan

menggunakan sampel ukuran kecil. Yang dimaksud dengan data

berpasangan adalah bahwa data pada kelompok yang satu secara

berurutan berpasang-pasangan dengan data pada kelompok yang lain.

Data berpasangan itu biasanya diperoleh dari subjek yang sama antara

kelompok satu dan kelompok lainnya, atau subjek berbeda diantara dua

kelompok, tetapi telah dipersamakan atau di-matched.

Untuk pengujian selisih dua rerata dependen ini menggunakan

rancangan analisis seperti tabel 13.3. Rancangan ini dalam analisis

datanya menggunakan rumus 13.2 atau 13.3

…….rumus 13.2.

M1 = rerata kelompok 1M2 = rerata kelompok 2B = selisih X1 dan X2

b = selisih B dari rerata B ( )n = cacah kasus

…… rumus 13.3.

= galat baku rerata kelompok 1

= galat baku rerata kelompok 2

= korelasi antara kelompok 1 dan kelompok 2

Tabel 13.3. Rancangan Analisis Uji beda Dua Rerata Data Berpasangan

Subjek X1 X2

187

Page 11: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

1

2

3

n

Untuk lebih memahami bagaimana pengujian selisih dua rerata

dependen, perhatikanlah contoh-contoh berikut :

Contoh 1

Seorang pelatih senam telah menemukan suatu jenis senam yang

diduga sangat cocok untuk menurunkan kelebihan berat badan. Ia ingin

menguji, benarkah jenis senam yang baru ia temukan itu efektif untuk

menurunkan berat badan. Untuk itu ia mengadakan eksperimen kepada 10

orang perempuan yang merasa mempunyai kelebihan berat badan.

Sebelum eksperimen 10 subjek tersebut ditimbang berat badannya dan

diperoleh data seperti pada kolom X1, kemudian kepada mereka diberikan

latihan senam secara rutin setiap hari untuk selama satu bulan. Setelah

mereka menjalani senam selama satu bulan, berat badan mereka

ditimbang dan diperoleh data seperti pada kolom X2.

Pelatih senam itu sangat yakin bahwa gerakan-gerakan yang ia

ciptakan itu sangat efektif untuk membakar lemak dalam tubuh, oleh

karenanya ia yakin bahwa berat badan mereka akan turun setelah

melakukan senam selama satu bulan.

Tabel 13.4. Berat badan 10 orang sebelum dan sesudah menjalani senam

188

Page 12: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

S X1 X2

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

65

60

65

70

75

55

60

60

65

75

60

55

55

65

70

50

55

50

60

70

Untuk menguji hipotesis selisih dua rerata tersebut, ditempuh

langkah-langkah :

1. Rumuskan hipotesis

Berdasarkan keyakinan atau hipotesis penelitian dirumuskan hipotesis

statistik :

H0 : 1 = 2

H1 : 1 > 2

2. Kriteria pengujian

Terima H0, jika t < t1

db = n – 1 = 10 – 1 = 9

3. Proses perhitungan (dengan rumus 13.2)

Buat tabel dan selanjutnya selanjutnya hitung rerata X1 dan X2 kerja

seperti dai bawah ini.

= 65 = 59

189

Page 13: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

Tabel 13.5. Tabel kerja untuk menghitung t tes

S X1 X2 B b b2

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

65

60

65

70

75

55

60

60

65

75

60

55

55

65

70

50

55

50

60

70

5

5

10

5

5

5

5

10

5

5

-1

-1

4

-1

-1

-1

-1

4

-1

-1

1

1

16

1

1

1

1

16

1

1

650 590 60 40

Cara mengisi kolom B pada tabel di atas adalah dengan menghitung X 1

dikurangi X2 pada setiap barisnya. Misalnya baris pertama kolom B isinya

adalah 65–60=5 baris kedua 60–55, dan seterusnya. Selanjutnya angka

pada kolom B dijumlahkan untuk menghitung rerata B.

Kolom b diisi dengan cara mengurangi B dengan untuk setiap barisnya.

Setelah semua kolom terisi dan dijumlahkan selanjutnya memasukkannya

ke dalam rumus :

Jika dihitung dengan rumus 13.3 ditempuh langkah-langkah :

190

Page 14: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

a. Buat tabel kerja seperti tabel 13.6

Tabel 13.6 : Tabel kerja untuk menghitung t.test.S X1 X2 X1X2

A

B

C

D

E

F

G

H

I

J

65

60

65

70

75

55

60

60

65

75

60

55

55

65

70

50

55

50

60

70

4225

3600

4225

4900

5625

3025

3600

3600

4225

5625

3600

3025

3025

4225

4900

2500

3025

2500

3600

4900

3900

3300

3575

4550

5250

2750

3300

3000

3900

5250

650 590 42650 35300 38775

b. Hitung M1 dan M2

c. Hitung SD1 dan SD2

= 6,325 = 7

d. Hitung SDM1 dan SDM2

= 2,108 = 2,333

191

Page 15: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

e. Hitung r1,2

= 0,96

f. Hitung t

= 9

Perhatikan bahwa hasil hitung dengan rumus 13.2 dan 13.3

adalah sama. Tetapi tampaknya perhitungan dengan rumus 13.2. lebih

sederhana dan lebih cepat.

Namun demikian perhitungan dengan rumus 13.3. memberikan

informasi yang lebih banyak, terutama koefisien korelasi, yang dapat

memberikan informasi, apakah variasi data pada kelompok 2 terjadi

secara sistematik atau tidak yang tercermin dari besarnya koefisien

korelasi.

4. Kesimpulan

Harga t tabel dengan db 9 pada taraf 0,05 adalah 1,833.

Dengan demikian harga t hitung sebesar 9 jauh di atas batas kritis

1,833. Jadi keputusan pengujiannya tolak H0, yang berarti ada

perbedaan berat badan antara sebelum dan sesudah melakukan

senam. Atau dengan kata lain bahwa jenis senam baru itu efektif untuk

menurunkan berat badan.

Contoh 2.

192

Page 16: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

Suatu eksperimen dengan pola treatment by subjek untuk

mengetahui perbedaan pengaruh jenis musik terhadap kehalusan

perasaan remaja. Jenis musik yang ingin diketahui pengaruhnya adalah

jenis musik pop dan jenis musik dangdut. Untuk eksperimen tersebut telah

dipilih sampel secara acak sebanyak 8 orang remaja.

Kepada 8 orang remaja tersebut setiap hari diperdengarkan musik

pop selama dua bulan dan pada akhir bulan kedua dilakukan tes

kehalusan perasaan dan diperoleh M = 7, SD 1 = 2. Selanjutnya menginjak

bulan ketiga selama 2 bulan 8 orang subjek tersebut setiap harinya wajib

mendengarkan musik dangdut. Pada akhir bulan ke 4 dilakukan tes

kehalusan perasaan, dan diperoleh data M2 = 7,2 dan SD2 = 2,1. Korelasi

data pengukuran yang pertama dan kedua adalah 0,802.

Data yang diperoleh tersebut kemudian digunakan untuk menguji

hipotesis dalam hal mana hipotesis penelitian menyatakan “terdapat

perbedaan rerata kehalusan perasaan remaja antara setelah

diperdengarkan jenis musik pop dan setelah diperdengarkan jenis musik

dangdut”.

Selanjutnya langkah-langkah pengujian secara sistematis dapat

dilakukan sebagai berikut :

1. Rumuskan hipotesis

H0 : 1 = 2

H1 : 1 2

2. Data sampel

n1 = 8 n2 = 8

M1 = 7 M2 = 7,2

SD1= 2 SD2= 2,1 r1,2 = 0,802

3. Distribusi sampling

Untuk kasus ini, sampling berdistribusi t dengan galat baku :

193

Page 17: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

= 0,489

3. Kriteria pengujian

Pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak dengan = 0,05,

sehingga ½ = 0,025. Derajat kebebasan adalah n-1 = 7.

Dengan 0,025 dan db = 7, maka t (0,025); (7) = 2,36

Berdasarkan harga t tabel tersebut, maka dapat ditentukan kriteria

pengujian, yaitu :

Terima H0; jika –2,36 < t < 2,36

4. Perhitungan

5. Kesimpulan

Karena t hitung sebesar –0,409 berada dalam rentang –2,36 sampai

2,36, atau terletak dalam daerah penerimaan H0, maka H0 diterima

pada taraf 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh

perbedaan jenis musik terhadap kehalusan perasaan.

E. Perlatihan 13.2.

194

-2,36

2,36

daerahpenerimaan H0

daerahpenolakan H0

daerahpenolakan H0

Page 18: BAB - 13 Pengujian Dua Rerata

1. Suatu survei dilakukan untuk mengetahui efektivitas

pemberian fasilitas KMU (Kredit Modal Usaha) untuk meningkatkan

laba pengusaha kecil. Dari 12 pengusaha kecil penerima KMU yang

dipilih secara acak, diperoleh data sebagai berikut :

P A B C D E F G H I J K L

L1 2 3 2 4 1 2 3 2 5 4 3 3

L2 3 4 2 5 2 3 3 3 6 5 3 4

P = Pengusaha L1= Laba sebelum menerima KMUL2= Laba setelah menerima KMUTentukan efektifkah pemberian KMU tersebut ?

2. Suatu penelitian dilakukan untuk menguji pengaruh waktu

kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. Waktu kerja dibedakan

menjadi siang dan malam. Dari pengamatan terhadap 10 orang

karyawan diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini :

Waktu kerja Produktivitas Kerja

Siang 6 6 7 4 3 5 4 6 4 5

Malam 5 4 6 3 3 4 4 5 2 3

Ujilah hipotesis nihil yang menyatakan “tidak ada pengaruh waktu kerja

terhadap produktivitas kerja” dengan taraf signifikasi 5%.

Bagaimanakah kesimpulan hasil uji tersebut ?

195