reparat.docx

21
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Definisi diabetes melitus gestational (GDM) menurut World Health Organization (WHO) dengan sedikit modifikasi yang telah dilakukan oleh American Diabetes Association (ADA), adalah intoleransi glukosa pada waktu kehamilan, pada wanita normal atau yang mempunyai gangguan toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan. Estimasi kasus diabetes mellitus berdasarkan prevalensi global pada tahun 1995 adalah kira-kira 135 juta orang. Kira-kira 135.000 wanita hamil yang mengalami GDM setiap tahun yaitu kira- kira 3-5%. Faktor risiko dapat mempengaruhi insidensi GDM. Menurut data skrining dan diagnosis GDM yang dikeluarkan oleh ADA, 2008 Standard of Medical Care, pada wanita ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur dan Asia Selatan mempunyai risiko mendapat GDM berada dikategori sedang. Maka perlu melakukan tes gula darah pada kehamilan 24-28 minggu. Faktor risiko mendapat GDM pada ibu hamil berusia kurang dari 21 tahun adalah 1%, lebih dari 25 tahun adalah 14%, umur ibu diantara 21-30 tahun adalah kurang dari 2% dan pada ibu yang umurnya lebih dari 30 tahun adalah 8-14%. Indonesia mempunyai faktor risiko tinggi untuk mendapat GDM pada lingkupan usisa lebih dari 25 tahun. 1

Upload: yuliana-marbun

Post on 16-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

refarat

TRANSCRIPT

Page 1: reparat.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Definisi diabetes melitus gestational (GDM) menurut World Health Organization

(WHO) dengan sedikit modifikasi yang telah dilakukan oleh American Diabetes

Association (ADA), adalah intoleransi glukosa pada waktu kehamilan, pada wanita

normal atau yang mempunyai gangguan toleransi glukosa setelah terminasi kehamilan.

Estimasi kasus diabetes mellitus berdasarkan prevalensi global pada tahun 1995 adalah

kira-kira 135 juta orang. Kira-kira 135.000 wanita hamil yang mengalami GDM setiap

tahun yaitu kira-kira 3-5%.

Faktor risiko dapat mempengaruhi insidensi GDM. Menurut data skrining dan

diagnosis GDM yang dikeluarkan oleh ADA, 2008 Standard of Medical Care, pada

wanita ras Hispanik, Afrika, Amerika, Asia Timur dan Asia Selatan mempunyai risiko

mendapat GDM berada dikategori sedang. Maka perlu melakukan tes gula darah pada

kehamilan 24-28 minggu. Faktor risiko mendapat GDM pada ibu hamil berusia kurang

dari 21 tahun adalah 1%, lebih dari 25 tahun adalah 14%, umur ibu diantara 21-30 tahun

adalah kurang dari 2% dan pada ibu yang umurnya lebih dari 30 tahun adalah 8-14%.

Indonesia mempunyai faktor risiko tinggi untuk mendapat GDM pada lingkupan usisa

lebih dari 25 tahun.

Menurunnya angka kematian perinatal disebabkan karena penatalaksanaan diabetes

melitus yang semakin baik, antara lain melalui penatalaksanaan terpadu, adanya insulin

jenis baru, dan diperkenalnya cara memantau glukosa darah sendiri oleh pasien untuk

mencapai kendali glikemik yang ketat. Dengan penatalaksaan diabetes melitus yang

semakin baik, komplikasi perinatal akan lebih ditentukan oleh keadaan normoglikemi

sebelum dan selama hamil.

1

Page 2: reparat.docx

1.2. Tujuan

Referat ini dibuat untuk beberapa tujuan, antara lain:

1. Untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Senior di bagian Ilmu Kebidanan dan

Penyakit Kandungan RSUD DR. RM. Djoelham Binjai

2. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Hamil dengan Diabetes

Mellitus.

2

Page 3: reparat.docx

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Diabetes melitus gestational (GDM) adalah suatu intoleransi glukosa yang terjadi atau

pertama kali ditemukan pada saat hamil. Hal ini berlaku baik insulin atau modifikasi

diet hanya digunakan untuk pengobatan dan apakah atau tidak kondisi tersebut

berlangsung setelah kehamilan.

2.2. Etiologi

Selama kehamilan, peningkatan kadar hormon tertentu dibuat dalam plasenta (organ

yang menghubungkan bayi dengan tali pusat ke rahim) nutrisi membantu pergeseran dari ibu

ke janin. Hormon lain yang diproduksi oleh plasenta untuk membantu mencegah ibu dari

mengembangkan gula darah rendah.

Selama kehamilan, hormon ini menyebabkan terganggunya intoleransi glukosa

progresif (kadar gula darah yang lebih tinggi). Untuk mencoba menurunkan kadar gula darah,

tubuh membuat insulin lebih banyak supaya sel mendapat glukosa bagi memproduksi sumber

energi.

Biasanya pankreas ibu mampu memproduksi insulin lebih (sekitar tiga kali jumlah

normal) untuk mengatasi efek hormon kehamilan pada tingkat gula darah. Namun,jika

pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasi efek dari peningkatan

hormon selama kehamilan, kadar gula darah akan naik, mengakibatkan GDM.

2.3. Faktor Risiko

Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko terkena GDM selama kehamilan:

a) Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal).

b) Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black, penduduk asli

Amerika, atau Asia).

c) Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula darah yang

tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes).

d) Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung memiliki diabetes).

e) Sebelumnya melahirkan bayi lebih dari 4 kg.

f) Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati.

3

Page 4: reparat.docx

g) Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.

h) Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut polihidramnion).

Banyak wanita yang mengalami GDM tidak memiliki faktor risiko yang diketahui.

2.4. Patogenesis

Kehamilan adalah suatu kondisi diabetogenic ditandai dengan resistensi insulin dengan

peningkatan kompensasi sebagai respon β-sel dan hyperinsulinemia. Resistensi insulin

biasanya dimulai pada trimester kedua dan memaju ke seluruh sisa dari kehamilan. Plasenta

sekresi hormon seperti progesteron, kortisol laktogen, plasenta, prolaktin, dan hormon

pertumbuhan, merupakan penyumbang utama kepada resistensi insulin yang terlihat dalam

kehamilan. Resistensi pada insulin mungkin berperan dalam memastikan bahwa janin

memiliki tenaga yang cukup dari glukosa dengan mengubah metabolisme energi ibu dari

karbohidrat ke lemak.

Wanita dengan GDM memiliki keparahan yang lebih besar dari resistensi insulin

dibandingkan dengan resistensi insulin terlihat pada kehamilan normal. Mereka juga

memiliki penurunan dari peningkatan kompensasi dalam sekresi insulin, khususnya pada fase

pertama sekresi insulin. Penurunan pada insulin fase pertama mungkin menandakan

kerusakan fungsi sel β. Xiang et al menemukan bahwa wanita dengan GDM Latino

meningkat resistensi terhadap pengaruh insulin pada clearance glukosa dan produksi

dibandingkan dengan wanita hamil normal. Selain itu, mereka menemukan bahwa wanita

dengan GDM mengalami penurunan 67% sebagai kompensasi β-sel mereka dibandingkan

dengan normal peserta kontrol hamil.

Ada juga kebanyakan wanita dengan GDM yang memiliki bukti autoimun sel islet.

Prevalensi dilaporkan antibodi sel islet pada wanita dengan GDM berkisar 1,6-38%.

Prevalensi autoantibodi lain, termasuk autoantibodi insulin dan antibodi asam glutamat

dekarboksilase, juga telah variabel. Wanita-wanita ini mungkin menghadapi risiko untuk

mengembangkan bentuk autoimun diabetes di kemudian hari. Akhirnya, dalam 5% dari

semua kasus GDM, β-sel ketidakmampuan untuk mengkompensasi resistensi insulin adalah

hasil dari cacat di β -sel, seperti mutasi pada glukokinase. (Sumber : Journal Clinical Diabetes

January 2005 Vol 23)

4

Page 5: reparat.docx

2.5. Gejala Klinis

Diabetes mellitus gestasional adalah bentuk sementara (dalam banyak kasus) diabetes

dimana tubuh tidak memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup untuk menangani gula

selama kehamilan. Hal ini juga bisa disebut intoleransi glukosa atau intoleransi karbohidrat.

Tanda dan gejala dapat termasuk:

Polidipsis

Poliuri

Polifalgia

Penurunan BB

Lemah

Mengantuk (samnolen)

Sering infeksi kandung kemih, vagina dan kulit

Penglihatan kabur

2.6. Pemeriksaan

Tes Tolenrasi Glukosa Oral (TTGO) adalah rutin untuk semua wanita hamil. Tes ini

juga dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan (diabetes gestasional). Banyak di

antara ibu-ibu yang sebelum hamil tidak menunjukkan gejala, tetapi menderita gangguan

metabolisme glukosa pada waktu hamil.

Prosedur pemeriksaan bagi Tes Tolenrasi Glukosa Oral (TTGO)

Selama 3 hari sebelum tes dilakukan penderita harus mengkonsumsi sekitar 150 gram

karbohidrat setiap hari. Terapi obat yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium

harus dihentikan hingga tes dilaksanakan. Beberapa jenis obat yang dapat

mempengaruhi hasil laboratorium adalah insulin, kortikosteroid (kortison),

kontrasepsi oral, estrogen, anticonvulsant, diuretik, tiazid, salisilat, asam askorbat.

Selain itu penderita juga tidak boleh minum alkohol.

Protokol urutan pengambilan darah berbeda-beda; kebanyakan pengambilan darah

setelah puasa, dan setelah 1 dan 2 jam. Ada beberapa yang mengambil darah jam ke-

3, sedangkan yang lainnya lagi mengambil darah pada ½ jam dan 1½ jam setelah

pemberian glukosa. Yang akan diuraikan di sini adalah pengambilan darah pada

waktu ½ jam, 1 jam, 1½ jam, dan 2 jam.

5

Page 6: reparat.docx

Sebelum dilakukan tes, penderita harus berpuasa selama 12 jam. Pengambilan sampel

darah dilakukan sebagai berikut :

Pagi hari setelah puasa, penderita diambil darah vena 3-5 ml untuk uji

glukosa darah puasa. Penderita mengosongkan kandung kemihnya dan

mengumpulkan sampel urinenya.

Penderita diberikan minum glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam segelas

air (250ml). Lebih baik jika dibumbui dengan perasa, misalnya dengan limun.

Pada waktu ½ jam, 1 jam, 1½ jam, dan 2 jam, penderita diambil darah untuk

pemeriksaan glukosa. Pada waktu 1 jam dan 2 jam penderita mengosongkan

kandung kemihnya dan mengumpulkan sampel urinenya secara terpisah.

Selama TTGO dilakukan, penderita tidak boleh minum kopi, teh, maka permen,

merokok, berjalan-jalan, atau melakukan aktifitas fisik yang berat. Minum air putih

yang tidak mengandung gula masih diperkenankan.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil Laboratorium

a. Penggunaan obat-obatan tertentu.

b. Stress (fisik, emosional), demam, infeksi, trauma, tirah baring, obesitas dapat

meningkatkan kadar glukosa darah.

c. Aktifitas berlebihan dan muntah dapat menurunkan kadar glukosa darah. Obat

hipoglikemik dapat menurunkan kadar glukosa darah.

d. Usia. Orang lansia memiliki kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Sekresi

insulin menurun karena proses penuaan.

Intepretasi hasil Lab TTGO bagi GDM

a. Puasa: 95 mg / dL atau lebih tinggi

b. Jam Pertma: 180 mg / dL atau lebih tinggi

c. Jam Kedua: 155 mg / dL atau lebih tinggi

d. Jam Ketiga: 140 mg / dL atau lebih tinggi

2.7. Diagnosa

6

Page 7: reparat.docx

Tes Toleransi glukosa oral (TTGO) yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis

GDM di Amerika Serikat adalah TTGO, 3-jam-g 100. Menurut kriteria diagnostik yang

direkomendasikan oleh American Diabetes Association (ADA), GDM didiagnosa jika kadar

plasma dua atau lebih glukosa memenuhi atau melebihi ambang batas berikut: konsentrasi

glukosa puasa 95 mg / dl, kadar glukosa 1-jam 180 mg / dl , 2-jam glukosa konsentrasi 155

mg / dl, atau 3 jam konsentrasi glukosa 140 mg / dl. Tetapi nilai-nilai ini lebih rendah

daripada batas yang direkomendasikan oleh National Diabetes Data Group dan didasarkan

pada Carpenter dan modifikasi Coustan. Rekomendasi ADA juga mencakup penggunaan-g

OGTT-jam 75 2 dengan batas glukosa yang sama terdaftar untuk berpuasa, 1-jam, dan jam

nilai 2.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kriteria diagnostik, yang digunakan hanya di

negara di luar Amerika Utara, didasarkan pada TTGO 75-g 2-jam. GDM didiagnosa oleh

WHO kriteria jika baik glukosa puasa> 126 mg / dl atau glukosa 2 jam adalah> 140 mg / dl.

Penilaian risiko untuk GDM harus dilakukan pada kunjungan prenatal pertama. Wanita

dengan karakteristik klinis yang konsisten dengan risiko tinggi GDM (obesitas ditandai,

sejarah pribadi GDM, glikosuria, atau riwayat keluarga yangkuat diabetes) harus menjalani

pengujian secepat mungkin. Jika ternyata tidak memiliki GDM pada skrining awal, harus

diuji ulang antara minggu kehamilan ke 24 hingga ke 28. Perempuan risiko sedang harus

memiliki pengujian dilakukan pada minggu kehamilan ke 24 hingga ke 28.

Status pasien yang mempunyai risiko rendah tidak memerlukan pengujian glukosa, tapi

kategori ini terbatas pada wanita-wanita yang memenuhi seluruh karakteristik berikut:

Usia <25 tahun.

Berat badan normal sebelum hamil.

Anggota kelompok etnis dengan prevalensi rendah GDM.

Tidak ada riwayat keluarga yang mempunyai diabetes.

Tidak ada riwayat toleransi glukosa abnormal.

Tidak ada riwayat hasil obstetri buruk.

Jika tingkat glukosa plasma puasa > 126 mg / dl (7,0 mmol / l) atau glukosa plasma

santai> 200 mg / dl (11,1 mmol / l) memenuhi ambang batas normal untuk diagnosis

diabetes, dan dapat dikonfirmasi pada hari seterusnya, maka tidak perlu untuk lakukan test

menentukan kadar glukosa yang lain. Maka bagi pasien tidak menunjukan sebarang tanda

7

Page 8: reparat.docx

hiperglikemia, evaluasi untuk GDM pada wanita dengan karakteristik risiko sedang atau

risiko tinggi harus mengikuti salah satu dari dua pendekatan:

Lakukan tes diagnostik toleransi glukosa oral (TTGO) tanpa plasma sebelumnya atau

skrining serum glukosa. Pendekatan langkah pertama ini adalah paling efektif pada

pasien berisiko tinggi atau populasi (misalnya, beberapa kelompok asli-Amerika).

Melakukan pemeriksaan awal dengan mengukur plasma atau serum glukosa 1 jam

setelah beban glukosa 50-g oral (glucose challenge test [GCT] ) dan melakukan

TTGO diagnostik pada subset dari perempuan yang mempunyai nilai ambang glukosa

yang lebih tinggi dari di GCT tersebut. Ketika dua langkah pendekatan yang

digunakan, nilai ambang glukosa> 140 mg / dl (7,8 mmol / l) mengidentifikasi sekitar

80% wanita dengan GDM, dan hasil yang meningkat menjadi 90% dengan

menggunakan cutoff dari> 130 mg / dl (7,2 mmol / l).

Dengan pendekatan baik, diagnosis GDM didasarkan pada sebuah TTGO. Kriteria

Diagnostik untuk-g TTGO 100 berasal dari karya asli O'Sullivan dan Mahan, dimodifikasi

oleh Carpenter dan Coustan, dan ditampilkan dalam Tabel 2.1. Atau, diagnosis dapat dibuat

dengan menggunakan beban glukosa g-75 dan daftar nilai ambang glukosa puasa, jam 1, dan

jam 2, namun tes ini tidak serta divalidasi untuk deteksi-risiko bayi di atau ibu sebagai

TTGO100-g.

8

Page 9: reparat.docx

Tabel 2.1: Kriteria Diabetes Mellitus Gestasional (GDM)

Kriteria 1964

O’Sullivan & Mahan

1979

NDDG

1999

WHO

2000

ADA

2001

ADA

Medium

dan

Waktu

Darah

lengkap

100 g- 3j

(mmol/l,

(mg/dL)) †

Plasma

100g-3j

(mmol/L

(mg/dL)) †

Plasma

100g-3j

(mmol/L

(mg/dL)) †

Plasma

75g-2j

(mmol/L

(mg/dL)) ‡

Plasma

100g-3j

(mmol/L

(mg/dL)) †

Plasma

72g-2j

(mmol/L

(mg/dL)) †

Puasa ≥5.0 (90) ≥5.8 (105) ≥5.8 (105) <7.0 (126) ≥5.3 (95) ≥5.3 (95)

Jam

Pertama

≥9.2 (165) ≥10.6

(190)

≥10.6

(190)

≥10.0

(180)

≥10.0

(180)

Jam

Kedua

≥8.1 (145) ≥9.2 (165) ≥9.2 (165) >7.8 (140),

≤11.1

(200)

≥8.6 (155) ≥8.6 (155)

Jam

Ketiga

≥6.9 (125) ≥8.1 (145) ≥8.1 (145) ≥7.8 (140)

ADA, American Diabetic Association; WHO, World Health Organization; NDDG,

National Diabetes Data Group

† : Perlukan dua nilai elevasi untuk diagnosis

‡ : Perlukan satu nilai elevasi untuk diagnosis

(Sumber : David R. McCance, Micheal Maresh, David A. Sacks, 2010. A Practical

Manual of Diabetes in Pregnancy)

2.8. Komplikasi

9

Page 10: reparat.docx

Komplikasi akibat GDM bisa berlaku pada janin dan juga pada ibu. Komplikasi janin

termasuk makrosomia, hipoglikemia neonatal, kematian perinatal, kelainan bawaan,

hiperbilirubinemia, polisitemia, hypocalcemia, dan sindrom gangguan pernapasan.

Makrosomia, yang didefinisikan sebagai berat lahir> 4.000 g, terjadi pada 20-30% bayi yang

ibunya menderita GDM. Faktor-faktor lain yang dapat diperlihat pada ibu yang memicukan

peningkatan insiden kelahiran janin makrosomia termasuk hiperglikemia, Body Mass Index

(BMI) tinggi, usia yang lebih tua, multiparitas. Dengan ini, kasus makrosomia dapat

menyebabkan untuk morbiditas janin meningkat sewaktu dilahirkan, seperti distosia bahu,

dan meningkatkan risiko kelahiran secara sactio caesaria. Hipoglikemia neonatal dapat terjadi

dalam beberapa jam setelah dilahirkan. Hal ini adalah karena ibu yang hiperglikemia dapat

menyebabkan janin hiperinsulinemia Komplikasi jangka panjang pada janin dengan ibu

GDM termasuk peningkatan risiko intoleransi glukosa, diabetes, dan obesitas.

Komplikasi pada ibu GDM meliputi hipertensi, preeklampsia, dan peningkatan risiko

kelahiran secara sactio caesaria. Hipertensi ini mungkin terkait dengan resistensi insulin.

Oleh karena itu, intervensi yang menunjukkan peningkatkan sensitivitas insulin dapat

membantu mencegah komplikasi ini. Selain itu, wanita dengan riwayat GDM memiliki

peningkatan risiko diabetes setelah kehamilan dibandingkan dengan populasi umum, dengan

tingkat konversi hingga 3% per tahun.

2.9. Penatalaksanaan

2.9.1. Manajemen Farmakalogi

Insulin adalah terapi farmakologis yang paling konsisten yang telah ditunjukkan untuk

mengurangi morbiditas janin ketika ditambahkan dengan evaluasi Terapi Nutrisi

Medis (MNT). Pemilihan kehamilan untuk terapi insulin dapat didasarkan pada

ukuran glikemia ibu dengan atau tanpa penilaian karakteristik pertumbuhan janin.

Ketika kadar glukosa ibu digunakan, terapi insulin dianjurkan ketika MNT gagal

untuk mempertahankan glukosa dipantau berdasarkan kadar glukosa berikut:

Glukosa darah puasa seluruh : ≤ 95 mg / dl (5,3 mmol / l)

Glukosa plasma puasa : ≤ 105 mg / dl (5,8 mmol / l) atau

Glukosa darah postprandial 1-jam keseluruhan : ≤ 140 mg / dl (7,8 mmol / l)

Glukosa 1-jam postprandial plasma : ≤ 155 mg / dl (8,6 mmol / l) atau

Glukosa darah postprandial 2-jam keseluruhan: ≤ 120 mg / dl (6,7 mmol / l)

Glukosa postprandial plasma 2-jam : ≤ 130 mg / dl (7,2 mmol / l)

10

Page 11: reparat.docx

Insulin harus digunakan bila insulin yang diresepkan, dan Pemantauan Glukosa Darah

Mandiri Harian (SMBG) harus dibimbing dan waktu dosis regimen insulin.

Penggunaan insulin analog belum cukup teruji di GDM.

Pengukuran lingkar perut janin awal pada trimester ketiga dapat mengidentifikasi

sebagian besar bayi tanpa risiko kelebihan makrosomia dengan tidak adanya terapi

insulin ibu. Pendekatan ini telah diuji terutama pada kehamilan dengan ibu kadar

glukosa serum puasa <105 mg / dl (5,8 mmol / l).

Agen penurun glukosa oral secara umum tidak dianjurkan selama kehamilan. Namun,

dalam satu percobaan klinis yang membandingkan penggunaan insulin dan glyburide

pada wanita dengan GDM menunjukkan ia tidak mampu memenuhi tujuan glikemik

pada MNT . Semua pasien berada di luar trimester pertama kehamilan di inisiasi

terapi. Glyburide tidak disetujui FDA untuk pengobatan GDM dan studi lebih lanjut

diperlukan dalam populasi pasien yang lebih besar untuk membukti keamanannya.

2.9.2. Manajemen Non-Farmakalogi

Semua wanita dengan GDM harus mendapat konseling gizi, oleh seorang ahli diet

terdaftar bila mungkin, sesuai dengan rekomendasi oleh American Diabetes

Association. Individualisasi terapi nutrisi medis (MNT) tergantung pada berat badan

ibu dan tinggi dianjurkan. MNT harus mencakup penyediaan kalori dan nutrisi yang

memadai untuk memenuhi kebutuhan kehamilan dan harus konsisten dengan tujuan

glukosa darah ibu yang telah ditetapkan. Diet kurang kalori dapat digunakan bagi

tahap sedang.

Untuk wanita gemuk (BMI> 30 kg / m 2). Pembatasan kalori 30-33% (25 kkal / kg

berat aktual per hari) telah terbuktikan dapat mengurangi hiperglikemia dan kadar

plasma trigliserida tanpa menunjukkan peningkatan pada ketonuria. Pembatasan

karbohidrat untuk 35-40% dari kalori telah terbukti menurunkan kadar glukosa ibu

dan membaikan kondisi ibu dan janin

Program latihan fisik yang sedang telah terbukti dapat menurunkan konsentrasi

glukosa ibu pada wanita dengan GDM. Meskipun dampak latihan komplikasi

neonatal menunggu uji klinis yang ketat, efek penurun glukosa menguntungkan

menjamin rekomendasi bahwa perempuan tanpa kontraindikasi medis atau obstetri

didorong untuk memulai atau melanjutkan program latihan sederhana sebagai bagian

dari pengobatan untuk GDM.

11

Page 12: reparat.docx

GDM tidak dengan sendirinya merupakan indikasi untuk kelahiran certio cesearan

atau untuk partus sebelum 38 minggu kehamilan. Perpanjangan masa kehamilan 38

minggu meningkatkan risiko makrosomia janin tanpa mengurangi tingkat bedah

caesar, sehingga melahirkan janin pada minggu 38 dianjurkan tetapi kondisi obstetric

harus pertimbangan.

Menyusui, seperti biasa, harus didorong pada wanita dengan GDM.

2.9.3. Monitor / Surveilans (Antenatal Care)

Surveilans metabolik ibu harus diarahkan dalam mendeteksi hiperglikemia parah

cukup untuk menentukan kadar risiko efek pada janin. Pemantauan diri glukosa darah

harian (SMBG) tampaknya lebih unggul mengetahui kadar gula darah yang benar.

Bagi wanita yang diobati dengan insulin, bukti-bukti terbatas menunjukkan bahwa

pemantauan postprandial lebih unggul dari pemantaun preprandial.

Pemantauan keton urin mungkin berguna dalam mendeteksi kalori yang tidak

memadai atau asupan karbohidrat pada wanita diperlakukan dengan pembatasan

kalori.

Surveilans ibu harus mencakup tekanan darah dan protein urin pemantauan untuk

mendeteksi gangguan hipertensi.

Surveilans harus dipertingkatkan bagi kehamilan berisiko tinggi karena dapat

menyebabakan kematian pada janin , terutama ketika kadar glukosa puasa melebihi

105 mg / dl (5,8 mmol / l) atau jangka masa kehamilan berlanjut. Inisiasi, frekuensi,

dan teknik khusus yang digunakan untuk menilai kesejahteraan janin akan tergantung

pada risiko kumulatif janin bergantung dari GDM dan kondisi medis lain / kondisi

obstetri yang hadir.

Penilaian pertumbuhan janin asimetris dengan ultrasonografi, terutama di awal

trimester ketiga, dapat membantu dalam mengidentifikasi janin yang dapat manfaat

dari terapi insulin ibu.

ADA merekomendasikan semua wanita dengan GDM harus diskrining untuk

intoleransi glukosa dari pada minggu ke enam sampai ke dua belas setelah

melahirkan. Pada wanita yang mendapat kelainan pada kadar glukosa darah selama

kehamilan memiliki risiko terbesar untuk mendapat intoleransi glukosa postpartum.

Semua wanita dengan riwayat gestational diabetes harus dididik tentang modifikasi

gaya hidup dan risiko akibat resistensi insulin.

12

Page 13: reparat.docx

Jika hasil pada minggu ke enam setelah melahirkan janin menunjukkan gangguan

glukosa puasa atau toleransi, pasien harus diuji ulang setiap tahun. Semua wanita

dengan GDM harus menerima intensif terapi dan latihan program individu ditentukan

karena mereka mempunyai risiko tinggi terkena diabetes. Mereka perlu dirujukan

pada para medis dengan keahlian dalam pendidikan dan perawatan diabetes dewasa

untuk wanita dengan kelainan kadar glukosa pada postpartum. (Sumber : Journal

Clinical Diabetes January 2005 Vol 23)

2.10. Prognosis

Kehamilan kedua dalam waktu 1 tahun dari kehamilan sebelumnya yang mempunyai

GDM memiliki tingkat kekambuhan tinggi. Wanita didiagnosa dengan GDM memiliki

peningkatan risiko terkena diabetes melitus di masa depan. Wanita yang membutuhkan

insulin pengobatan sewaktu kehamilan kerana didiagnosa dengan GDM mempunyai risiko

tinggi untuk mendapat diabetes karena telah mempunyai antibodi yang terkait dengan

diabetes (seperti antibodi terhadap dekarboksilase glutamat, islet sel antibodi dan / atau

antigen insulinoma- 2), berbanding wanita dengan dua kehamilan sebelumnya dan pada

wanita yang gemuk.

Wanita membutuhkan insulin untuk mengelola gestational diabetes memiliki resiko

50% terkena diabetes dalam lima tahun ke depan. Tergantung pada populasi yang diteliti,

kriteria diagnostik dan panjang tindak lanjut, risiko dapat bervariasi sangat besar. Risiko

tampaknya tertinggi dalam 5 tahun pertama,mencapai dataran tinggi setelahnya. (Sumber :

Journal Clinical Diabetes January 2005 Vol 23)

13

Page 14: reparat.docx

BAB 3

Kesimpulan

Diabetes mellitus gestasional adalah diabetes yang terjadi saat kehamilan, dan

kemudian akan pulih kembali pada 6 minggu pasca persalinan. Diabetes Mellitus gestasional

perlu penanganan yang serius, karena dapat mempengaruhi perkembangan janin, dan dapat

mengancam kehidupan janin kedepannya. Oleh karena itu perlu diberikan penatalaksanaan

yang baik terhadap ibu hamil dengan DM, agar tidak terjadi berbagai komplikasi yang tidak

diinginkan.

14