renstra budpar

56
DEPARTEMENKEBUDAYAAN DAN PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 2005 - 2009

Upload: lock-ibrahim

Post on 01-Dec-2015

114 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATAREPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGISDEPARTEMEN KEBUDAYAANDAN PARIWISATA2005 - 2009

Kata Pengantar - i

Kata Pengantar

alam rangka perwujudan nyata amanat Peraturan Presiden RI no 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004 – 2009, dimana setiap Departemen diwajibkan untuk menyusun rencana strategis

sesuai dengan tugas dan fungsi Lembaga tesebut. Sejalan dengan itu dalam Instruksi Presiden RI Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, setiap Departemen Departemen Kebudayaan dan Pariwisata diwajibkan menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat Visi dan Misi Lembaga, serta kebijakan dan program pembangunan dalam kurun lima tahun.

D

Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) telah menyusun Rencana Strategis Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2005 – 2009 (Renstra Depbudpar 2005 – 2009) yang memuat visi, misi, nilai-nilai, penilaian dan kajian lingkungan eksternal dan internal, tujuan, sasaran dan faktor kunci keberhasilan, serta strategi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dari tahun 2005 sampai dengan 2009 sebagai upaya memberikan informasi yang akuntabel dan terpercaya manyangkut program dan kegiatan untuk mencapai target dan sasaran pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan nasional.

Dengan berpedoman dengan Renstra ini, seluruh satuan kerja di lingkungan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dapat menyelenggarakan kegiatan secara lebih sistematis, konsisten, dan seimbang sehingga pencapaian kinerja rencana strategis yang telah ditetapkan ini dapat dengan mudah diukur.

Pada kesempatan yang baik ini, kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian Renstra Depbudpar 2005 – 2009 ini, semoga kerja sama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Jakarta, Februari 2006

MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Ir. JERO WACIK, SE.

Daftar Isi - ii

Kata Pengantar i

Daftar Isi

Daftar Isi ii

Bab 1

PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Organisasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 8

1.3. Pola Pikir dan Sistematika Penulisan 14

Bab 2

VISI , MISI DAN NILAI-NILAI 19

2.1. Visi 19

2.2. Misi 20

2.3. Nilai-Nilai 21

Bab 3

PENILAIAN LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL 25

3.1. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal 25

3.2. Penilaian dan Kajian Lingkungan Internal 29

iii - Daftar Isi

3.3. Analisis Hubungan Aspek Lingkungan Eksternal dan Internal 34

Bab 4

TUJUAN, SASARAN DAN FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN 37

4.1. Tujuan 37

4.2. Sasaran 38

4.3. Faktor Kunci Keberhasilan 39

Bab 5

STRATEGI DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA TAHUN 2005 – 2009 41

5.1. Kebijakan 41

5.2. Program 42

Bab 6

PENUTUP 43

Lampiran :

Matriks Rencana Strategis Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Bab I. Pendahuluan - 1

Bab I.

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Tuntutan masyarakat dalam menyelesaikan krisis yang dihadapi oleh bangsa dan negara di tahun 1997/98 memacu pemerintah dan penyelenggara negara lainnya untuk menyiapkan segenap perubahan yang perlu dalam rangka koreksi kelemahan dan kesalahan masa lalu. Bidang kebudayaan dan bidang

pariwisatatelah mengalami transformasi dan reformasi menuju kepada suatu sistem baru yang diharapkan akan lebih handal dan berkelanjutan. Meskipun demikian, transformasi dan reformasi yang telah menghasilkan berbagai perubahan tersebut masih belum mencapai hasil yang memuaskan. Bahkan berbagai langkah transformasi dan reformasi awal telah menghasilkan berbagai implikasi rumit yang harus dan terus menuntut pemecahan masalah yang lebih sistematis dan konsisten. Permasalahan dan tantangan pembangunan bidang kebudayaan dan kepariwisataan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahun ke depan akan menentukan agenda, sasaran serta program pembangunan yang juga harus bersifat lintas kaitan dan lintas koordinasi.

Proses globalisasi yang dimotori oleh kemajuan di bidang “Triple T”: Tourism,Telecomunication, dan Transportation telah mendorong berbagai negara mengembangkan ketahanan budaya agar dapat bertahan dari terpaan globalisasi serta mengembangkan pariwisata sebagai usaha kemajuan ekonomi bangsanya. Upaya ini dilakukan berbagai negara, tak terkecuali Indonesia terus berupaya mengembangkan kebudayaan dan pariwisata sebagai salah satu andalan Pemerintah dalam memulihkan dari kondisi krisis bangsa.

Dalam kenyataan yang sesungguhnya pengembangan kebudayaan Indonesia menjadi terlantar disebabkan perhatian yang kurang terhadap arti penting kebudayaan. Padahal kebudayaan itu sangat penting sebagai alat perjuangan untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan dalam pergaulan antarbangsa yang sesungguhnya. Setiap negara akan berusaha tampil dengan kelengkapan budayanya sebagai jatidiri yang membedakan dengan negara lainnya. Di samping itu, pembangunan kebudayaan nasional didorong oleh kebutuhan akan media sosial yang dapat mempersatukan bangsa merupakan tenaga yang kuat dan menjadi dasar kebanggaan suatu bangsa.

Adapun persoalan dalam pengembangan kebudayaan saat ini adalah bagaimana membangun karakter bangsa (nation and character building), serta bagaimanasetiap warganegara diberi akses untuk saling mengenal kebudayaan yang berbeda agar dapat hidup berdampingan secara damai sebagaimana yang diamanatkan oleh para pendiri bangsa (the founding fathers) dalam mukadimah Undang-Undang Dasar 1945.

Untuk itu prioritas pembangunan kebudayaan perlu diarahkan untuk MENGEMBANGKAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN PADA NILAI-NILAI LUHUR dengan kebijakan yang diarahkan untuk: (1) mendorong terciptanya wadah yang terbuka dan demokratis bagi dialog kebudayaan agar benturan-benturan yang terjadi tidak melebar menjadi konflik sosial; (2) mendorong tuntasnya proses modernisasi yang dicirikan dengan terwujudnya Negara kebangsaan Indonesia modern yang berkelanjutan, dan menguatnya masyarakat sipil; (3) revitalisasi nilai-nilai kearifan lokal sebagai salah satu dasar pengembangan etika pergaulan sosial untuk memperkuat identitas nasional; serta (4) meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk-produk dalam negeri. Serta memperkuat harmoni yang ada dan mencegah tindakan-tindakan yang menimbulkan ketidakadilan sehingga terbangun masyarakat sipil yang kokoh, termasuk membangun kembali kepercayaan sosial antarkelompok masyarakat; dan memperkuat dan mengartikulasikan identitas bangsa.

Bab I. Pendahuluan - 3

Disamping itu sasaran pengembangan kebudayaan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004 – 2009 adalah:

1) Menurunnya ketegangan dan ancaman konflik antar kelompok masyarakat.

2) Semakin kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika;

3) Semakin berkembangnya penerapan nilai baru yang positif dan produktif dalam rangka memantapkan budaya nasional yang terwujud dalam setiap aspek kebijakan pembangunan; dan

4) Meningkatnya pelestarian dan pengembangan kekayaan budaya.

Secara lebih terfokus sasaran kebudayaan yang telah ditetapkan dalam RPJM diatas telah dijabarkan dalam Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan Nasional untuk tahun 2005 – 2009 yaitu :

1) Terwujudnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan kebudayaansehingga memiliki ketahanan dalam menghadapi pengaruh budaya yang negatif.

2) Terwujudnya industri dan karya budaya yang mengacu pada budaya bangsa, dan perlindungan hukum individual dan komunal.

3) Terwujudnya sikap saling menghargai dan menghormati di antara berbagai komunitas budaya untuk memperkukuh ikatan kebangsaan.

Di bidang pembangunan pariwisata, potensi dan peranannya sebagai salah satu sector penghasil devisa utama senantiasa terus ditingkatkan. Jumlah perolehan devisa ditentukan oleh jumlah kunjungan, pengeluaran, dan lama kunjungan wisatawan mancanegara di Indonesia, maka salah satu sasaran keberhasilan pengembangan pariwisata, sebagai sumber penghasil devisa dinilai dari unsure yaitu :

1) jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (foreign tourist);

2) pengeluaran wisatawan mancanegara (foreign tourist expenditures) per wisatawan, per hari dan per kunjungan;

3) lama tinggal wisatawan mancanegara (foreign tourist length of stay).

Apabila kita melihat tren pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang, di antaranya 438 juta orang akan berkunjung ke kawasan Asia-Pasifik dan 100 juta orang ke Cina. Melihat jumlah yang demikian besar wisatawan, maka Indonesia yang dapat menawarkan segala daya tariknya untuk mendatangkan wisatawan, perlu merebut pangsa pasar wisata tersebut.

Pada tahun 2002, pengeluaran wisatawan internasional di seluruh dunia mencapai USD 474 miliar, dimana USD 94,7 miliar di antaranya diterima oleh negara-negara di kawasan Asia Pasifik (WTO, 2003). Dengan perolehan sebesar USD 4,496 miliar pada tahun 2002, penerimaan devisa dari pariwisata Indonesia baru mewakili 0,95% dari pengeluaran wisatawan dunia. Angka tersebut dinilai masih sangat kecil, walaupun demikian dengan pulihnya perekonomian Indonesia serta semakin baiknya kondisi keamanan dan politik nasional, wisatawan internasional ke Indonesia diperkirakan akan mencapai 10 juta orang pada tahun 2009 dengan perolehan devisa mencapai lebih dari USD 10 miliar.

Selain itu, perjalanan wisata di dalam negeri juga diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sejalan dengan semakin meningkatnya rata-rata pendapatan masyarakat. Pada tahun 2004 diperkirakan akan terdapat 103 juta wisatawan Nusantara yang menghasilkan 195 juta perjalanan Wisata Nusantara. Dengan angka sebesar itu diperkirakan jumlah wisatawan nusantara di akhir tahun 2009 akan menembus angka 218 juta orang dengan jumlah perjalanan wisata lebih dari 300 juta trips. Angka-angka tersebut memberikan harapan terhadap peningkatan di bidang investasi, penyerapan tenaga kerja, peningkatan kontribusi kegiatan pariwisata terhadap pendapatan masyarakat dan pemerintah.

Untuk mengukur kinerja pembangunan pariwisata dengan mengacu kepada aspek ekonomi, sejak tahun 2001 telah dilakukan penghitungan menggunakan metodologi dari World Tourism Organization (WTO) yaitu Neraca Satelit Pariwisata Nasional yang secara garis besar adalah pada tahun 2003 jumlah pendapatan dari kepariwisataan mencapai hampir Rp 125 trilyun dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 7,52 juta orang (Nesparnas 2003, 2004), maka diperkirakan pada tahun 2009 jumlah pendapatan dari kepariwisataan akan mencapai lebih dari Rp 225 trilyun dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 12,5 juta orang. Dengan menggunakan data Nesparnas 2003 sebagai acuan, maka pada tahun 2009 diperkirakan tercipta perputaran uang (sebagai akibat dari multipliereffect) sebesar Rp 337,5 trilyun.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004 – 2009 menjelaskan bahwa salah satu sasaran untuk meningkatkan sektor non migas adalah dengan

Bab I. Pendahuluan - 5

meningkatkan kontribusi pariwisata dalam perolehan devisa menjadi sekitar USD 10 miliar pada tahun 2009, sehingga sektor pariwisata diharapkan mampu menjadi salah satu penghasil devisa besar. Berdasarkan hal tersebut maka kebijakan pembangunan kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan efektivitas pemasaran melalui kegiatan promosi dan pengembangan produk-produk wisata serta meningkatkan sinergi dalam jasa pelayanan pariwisata.

Dari sasaran dalam RPJM 2004 – 2009 maka telah ditetapkan juga sasaran pembangunan kepariwisataan nasional seperti yang termuat dalam dokumen Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan Nasional 2005 – 2009 yaitu :

1) Terwujudnya pariwisata nusantara yang dapat mendorong cinta tanah air.

2) Meningkatnya pemerataan dan keseimbangan pengembangan destinasi pariwisata yang sesuai dengan potensi masing-masing daerah.

3) Meningkatnya kontribusi pariwisata dalam perekonomian nasional.

4) Meningkatnya produk pariwisata yang memiliki keunggulan kompetitif.

5) Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat.

A. Wisatawan Nusantara.

Dalam kurun waktu 2005 – 2009, sasaran secara kuantitatif sebagai berikut :

1) Meningkatnya Perjalanan Wisatawan Nusantara (Pertumbuhan rata-rata per tahun) :

Tahun Jumlah Wisnus 2005 206.000.0002006 209.000.0002007 212.000.0002008 215.000.0002009 218.000.000

2) Jumlah pengeluaran wisnus pada akhir tahun 2009 menjadi Rp. 105,9 trilyun, dengan jumlah kunjungan sebesar 218,8 juta.

B. Wisatawan Mancanegara.

Target wisman, penerimaan devisa dan pengeluaran wisman per-kunjungan periode 2005 – 2009 adalah sebagai berikut :

Tahun Jumlah Wisman Devisa Pengeluaran(USD)

2005 6.000.000 US$ 6 Milyar 1,0002006 7.000.000 US$ 7 Milyar 1,0002007 8.000.000 US$ 8 Milyar 1,0002008 9.000.000 US$ 9 Milyar 1,0002009 10.000.000 US$ 10 Milyar 1,000

C. Kesempatan Kerja.

1) Kesempatan Kerja pada akhir tahun 2009 menjadi 12,5 juta.

2) Perkiraan kesempatan kerja yang diciptakan industri pariwisata pada tahun 2009 dibuat berdasarkan rata-rata tingkat pertumbuhan pengeluaran wisatawan (wisman & wisnus). Data dasar yang digunakan adalah kesempatan kerja pada NESPARNAS 2002 yaitu sebesar 7,9 juta.

Atas dasar gambaran tersebut di atas, pengelolaan kebudayaan dan kepariwisataan perlu didukung oleh kebijakan nasional, karena terdapat konsekuensi kewajiban pemerintah bagaimana mengelola kebudayaan yang beragam atau multikultur untuk diarahkan pada nilai-nilai inti sebagaimana yang terkandung dalam Pancasila. Nilai-nilai inti tersebut akan menjadi kekuatan integratif terhadap kebudayaan lokal yang bersifat majemuk. Pemerintah juga berkewajiban bagaimana mengembangkan kepariwisataan sebagai suatu alat atau media pengembangan budaya dan peningkatan kualitas hubungan antarmanusia dalam rangka peningkatan kesejahteraannya.

Dengan mengacu kepada berbagai kondisi tersebut di atas, pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan Indonesia dapat dijabarkan ke dalam berbagai langkah yang memerlukan keterpaduan seluruh pihak. Langkah strategis untuk mengembangkan kebudayaan

Bab I. Pendahuluan - 7

nasional adalah menginventarisasi, mendokumen-tasi, dan merekam semua aset kebudayaan nasional.

Di samping itu juga dilakukan langkah-langkah penting untuk melindungi aset budaya tersebut melalui peraturan per-undang-undangan yang berlaku. Langkah ini penting dilakukan agar data dan informasi itu dapat dikaji untuk menggali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Selain itu perlu pula diidentifikasi hubungan kebudayaan antara suku bangsa yang satu dengan yang lain, dan bahkan dengan bangsa-bangsa lain. Langkah strategis selanjutnya ialah melakukan upaya penanaman nilai-nilai budaya, baik yang bersifat daerah maupun nasional, melalui pendidikan dalam arti luas, oleh karena pendidikan itu sendiri pada hakikatnya merupakan suatu proses pembudayaan.

Sedangkan langkah strategis dalam pengembangan kepariwisataan nasional adalah meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional, mempermudah pergerakan wisatawan menuju dan di Indonesia, mengembangkan destinasi baru di luar Pulau Jawa dan Bali, mengembangkan kegiatan wisata yang potensial, serta menumbuhkembangkan pariwisata nusantara.

Berdasarkan seluruh penjelasan di atas, maka Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sebagai instansi pemerintah diwajibkan menyusun Rencana Strategis dengan berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Rencana Strategis Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2005 – 2009 (Renstra Depbudpar 2005 – 2009) ini merupakan penjabaran dari Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004 - 2009, yang menyebutkan bahwa Kementerian, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen berkewajiban menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Renstra Depbudpar 2005 – 2009 ini dikondisikan untuk menjawab agenda pembangunan nasional khususnya yang berkaitan dengan pembangunan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur; peningkatan daya saing pariwisata serta penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa seperti yang tertuang dalam RPJMN 2004 - 2009.

Oleh karenanya, Renstra Depbudpar 2005 -2009 ini merupakan pedoman bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Depbudpar. Dokumen Renstra Depbudpar ini akan menjadi dokumen dasar penyusunan Renstra Satuan Kerja Eselon I dan II di lingkungan Depbudpar. Renstra Depbudpar ini akan menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (RKKL) serta Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-KL). Kedua rencana tersebut menjadi dasar penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

1.2. Organisasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

erdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata nomor : PM.17/HK.001/MKP-2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur pelaksana pemerintah, dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Presiden serta mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan pariwisata.

BDalam melaksanakan tugasnya Departemen Kebudayaan dan Pariwisata memiliki fungsi sebagai berikut:

1) perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata;

2) pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya;

3) pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung jawabnya;

4) pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;

5) penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden,

Bab I. Pendahuluan - 9

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dibantu oleh 11 orang Eselon 1 yang terdiri atas Sekretaris Jenderal; Inspektur Jenderal; 4 orang Direktur Jenderal, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata, serta 4 orang Staf Ahli Menteri.

A. Sekretariat Jenderal

Sekretariat Jenderal dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi Departemen.

Dalam melaksanakan tugasnya Sekretaris Jenderal menyelenggarakan fungsi :

1) koordinasi kegiatan Departemen;

2) penyelenggaraan pengelolaan administrasi umum untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi Departemen;

3) penyelenggaraan hubungan kerja di bidang administrasi dengan Kementerian Koordinator, Kementerian Negara, Departemen lain, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Lembaga lain yang terkait;

4) pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri.

Di dalam Struktur organisasi Sekretariat Jenderal terdapat 4 Biro dan 1 Pusat yaitu : Biro Perencanaan dan Hukum; Biro Kepegawaian dan Organisasi; Biro Keuangan; Biro Kerjasama Luar Negeri; Biro Umum dan Hubungan Masyarakat; dan Pusat Data dan Informasi.

B. Inspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal dipimpin oleh seorang Inspektur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Departemen. Dalam melaksanakan tugasnya Inspertorat Jenderal menyelenggarakan fungsi :

1) penyiapan perumusan kebijakan pengawasan;

2) pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan, dan pengawasan untuk tujuan tertentu atas petunjuk Menteri;

3) pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat Jenderal;

4) penyusunan laporan hasil pengawasan.

Di dalam Susunan Organisasi Inspektorat Jenderal terdapat 4 Eselon II yaitu : Sekretariat Inspektorat Jenderal; Inspektur Wilayah I; Inspektur Wilayah II dan Inspektur Wilayah III.

C. Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film

Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Perfilman dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang nilai budaya seni dan perfilman. Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Perfilman menyelenggarakan fungsi :

1) penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang nilai budaya seni dan perfilman;

2) pelaksanaan kebijakan di bidang tradisi, pembangunan karakter dan pekerti bangsa, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesenian, serta perfilman berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) penyusunan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang tradisi, pembangunan karakter dan pekerti bangsa, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesenian, serta perfilman;

4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tradisi, pembangunan karakter dan pekerti bangsa, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kesenian, serta perfilman;

5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Bab I. Pendahuluan - 11

Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film meliputi 6 Eselon II yang terdiri atas : Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Tradisi; Direktorat Pembangunan Karakter dan Pekerti Bangsa; Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa; Direktorat Kesenian; serta Direktorat Perfilman.

D. Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala

Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang sejarah dan purbakala. Dalam melaksanakan tugasnya Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala menyelenggarakan fungsi :

1) penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang sejarah dan purbakala;

2) pelaksanaan kebijakan di bidang nilai sejarah, geografi sejarah, peninggalan bawah air, peninggalan purbakala, dan museum, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang nilai sejarah, geografi sejarah, peninggalan bawah air, peninggalan purbakala, dan museum;

4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang nilai sejarah, geografi sejarah, peninggalan bawah air, peninggalan purbakala, dan museum;

5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Di dalam susunan Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala terdapat 5 Eselon II yaitu : Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Nilai Sejarah; Direktorat Geografi Sejarah; Direktorat Peninggalan Bawah Air; Direktorat Peninggalan Purbakala; dan Direktorat Museum.

E. Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata

Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri dan bertugas untuk merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengembangan destinasi pariwisata. Dalam melaksanakan tugas,

Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata menyelenggarakan fungsi :

1) penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang pengembangan destinasi pariwisata;

2) pelaksanaan kebijakan di bidang produk pariwisata, usaha pariwisata, permberdayaan masyarakat, dan standarisasi pariwisata berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) perumusan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang produk pariwisata, usaha pariwisata, pemberdayaan masyarakat, dan standardisasi pariwisata;

4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produk pariwisata, usaha pariwisata, permberdayaan masyarakat, dan standardisasi pariwisata;

5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata dibantu oleh 5 orang pejabat Eselon II yaitu : Sekretaris Direktorat Jenderal; Direktur Produk Pariwisata; Direktur Usaha Pariwisata; Direktur Permberdayaan Masyarakat; serta Direktur Standardisasi Pariwisata.

F. Direktorat Jenderal Pemasaran

Direktorat Jenderal Pemasaran dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri yang mempunyai tugas untuk merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemasaran Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pemasaran menyelenggarakan fungsi :

1) penyiapan perumusan kebijakan departemen di bidang pemasaran;

2) pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan pasar, promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan sarana promosi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Bab I. Pendahuluan - 13

3) penyusunan standar, norma, kriteria, dan prosedur di bidang pengembangan pasar, promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan sarana promosi;

4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan pasar, promosi luar negeri, promosi dalam negeri, dan sarana promosi;

5) pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal.

Direktorat Jenderal Pemasaran terdiri atas 5 Eselon II yaitu : Sekretariat Direktorat Jenderal; Direktorat Pengembangan Pasar; Direktorat Promosi Luar Negeri; Direktorat Promosi Dalam Negeri; dan Direktorat Sarana Promosi.

G. Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata

Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata merupakan unsur penunjang pelaksana tugas Departemen. Dipimpin oleh seorang Kepala, Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Badan pengembangan Sumber Daya mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta pengelolaan data dan informasi di bidang kebudayaan dan pariwisata. Dalam melaksanakan tugas, Badan Pengembangan Sumber Daya Budpar menyelenggarakan fungsi :

1) perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penelitian dan pengembangan kebudayaan dan pariwisata, serta penelitian dan pengembangan arkeologi;

2) perumusan dan pelaksanaan kebijakan pengembangan SDM di lingkungan Departemen;

3) pelayanan teknis administrasi di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya.

Susunan organisasi Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata terdiri dari: Sekretariat Badan; Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan; Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional; Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan; Pusat Pengembangan SDM Kebudayaan dan pariwisata.

H. Staf Ahli Menteri

Staf Ahli Menteri merupakan unsur pembantu menteri di bidang keahlian tertentu yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Mneteri. Mempunyai tugas memberikan telaahan kepada menteri mengenai masalah tertentu sesuai dengan bidang keahliannya, yang tidak menjadi bidang tugas Sekretariat Jenderal, direktorat Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Badan Pengembangan Sumber Daya. Staf Ahli Menteri terdiri dari : Staf Ahli Menteri Bidang Pranata Sosial; Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural; Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

1.3. Pola Pikir dan Sistematika Penulisan

A. Konteks Rencana Strategis Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

Penyusunan dokumen Renstra Departemen Kebudayaan dan Pariwisata ini didasarkan atas Peraturan Presiden RI nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2004 – 2009 sertaDokumen Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan Nasional 2005 – 2009. RPJM merupakan dasar penyusunan tahunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang memuat agenda dan kebijakan pemerintah. Dokumen Renstra Depbudpar ini akan menjadi dokumen dasar penyusunan Renstra Eselon I dan Eselon II di lingkup Depbudpar. Disamping itu Renstra Depbudpar ini akan menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja (RK) Tahunan Depbudpar dan Rencana Kegiatan dan Anggaran (RKA) Depbudpar. Dimana kedua rencana ini akan menjadi dasar penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) maupun Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).

Bab I. Pendahuluan - 15

B. Pola Pikir Pembangunan Budparnas 2005 – 2009

Pola pikir yang dipergunakan dalam penyusunan Renstra Depbudpar 2005 – 2009 ini dilakukan dengan mengidentifikasi isu-isu strategik yang berkembang melalui analisis lingkungan eksternal dan internal yang menghasilkan beberapa pokok pemasalahan, kekuatan, ancaman dan peluang dalam bidang pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan. Selanjutnya dirumuskan ke dalam strategi pengembangan yang mencakup kebijakan dan program yang kemudian diturunkan dalam kegiatan dan sub kegiatan tahunan. Selanjutnya pola pikir dapat dilihat pada Gambar 1. sebagai berikut.

Gambar 1. POLA PIKIR PEMBANGUNAN BUDPARNAS 2005 – 2009

K KUATAN :E1. Kebudayaan mampu

membentuk karakter bangsa & menciptakan kedamaian.

2. Pariwisata sebagai sektor penghasil devisa unggulan.

KONDISIKEBUDAYAAN DAN

PARIWISATA NASIONAL SAAT INI

SUBYEK OBYEK METODA

KELEMAHAN:

Lemahnya Pengelolaan Keragaman Budaya Krisis jati diri (identitas) nasional Kurangnya pengelolaan kekayaan budaya yang tangible dan intagible Kurang kondusifnya keamanan dan ketertiban dalam negeri Maraknya hambatan dari munculnya regulasi yang kontraproduktif Masih lemahnya kualitas pengelolaan sebagian besar destinasi wisata Belum terintegrasi dan berkelanjutannya pengelolaan pemasaran dan promosi pariwisata Belum optimalnya jaringan kerjasama di dalam dan luar negeri dlm bidang penelitian, SDM dan kelembagaanMasih lemahnya pengawasan kinerja aparatur

Nilai Budaya

Kekayaan Budaya

Keragaman Budaya

Destinasi Pariwisata

Manajemen Pemasaran

Infrastruktur/Sarana Prasarana

Kelembagaan & Tata Kepemerintahan

Informasi

SDM & Aparatur Pemerintah

PEMBINAAN (Fasilitasi & Regulasi)

PELAKSANAAN/PEMBANGUNAN

PENGAWASAN PEMERINTAH : 1. DEPBUDPAR 2. Instansi/LPND

pusat terkait 3. Pemda

LINGSTRA :GLOBALISASI, DEMOKRATISASI & DESENTRALISASI

PERUBAHAN PARADIGMA

TREND STRATEGIK BUDPAR

KONDISIKEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

NASIONAL YANG DIHARAPKAN (Tahun 2009)

MASYARAKAT

SWASTA

UUD ’45 DAN PERUBAHANNYATap MPR VII/MPR/2001

UU no 9/1990; UU no 5/1992 UU no 32/2004; UU no 33/2004; UU no

25/2004 PP no 7/2005

Perat. Per UU-an Lainnya 1. Terwujudnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan kebudayaan sehingga memiliki ketahan dalam menghadapi pengaruh budaya yang negatif.

2. Terwujudnya industri budaya dan karya budaya yang mengacu pada budaya bangsa, dan perlindungan hukum individual dan komunal.

3. Terwujudnya sikap saling menghargai dan menghormati di antara berbagai komunitas budaya untuk memperkukuh ikatan kebangsaaan.

4. Terwujudnya pariwisata nusantara yang dapat mendorong cinta tanah air.

5. Meningkatnya pemerataan dan keseimbangan pengembangan destinasi pariwisata yang sesuai dengan potensi masing-masing daerah

6. Meningkatnya kontribusi pariwisata dalam perekonomian nasional.

7. Meningkatnya produk pariwisata yang memiliki keunggulan kompetitif.

8. Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat.

9. Meningkatnya peran Indonesia dalam kerjasama dan persahabatan antar bangsa yang dilandasi oleh sikap saling menghargai.

10. Terwujudnya hasil penelitian dan pengembangan terapan serta sistem informasi.

11. Meningkatnya ketersediaan SDM bidang kebudayaan dan pariwisata.

12. Terwujudnya pengawasan dan pengendalian, koordinasi dan kerjasama lintas daerah serta antar stakeholders.

C. Sistematika Rencana Strategis Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2005 – 2009

Dokumen Renstra Depbudpar 2005 -2009 ini mengacu pada :

1. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dimana setiap instansi pemerintah sampai dengan tingkat eselon II mempunyai Perencanaan Strategik tentang program-program utama yang akan dicapai selama 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Perencanaan strategik yang dimaksud mencakup : (1) Uraian tentang visi, misi, strategi dan faktor-faktor kunci keberhasilan organisasi; (2) uraian tentang tujuan, sasaran dan aktivitas organisasi; (3) Uraian tentang cara mencapai tujuan dan sasaran tersebut.

2. Peraturan Presiden RI nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2004 – 2009 di mana dalam Bab 35 Kaidah Pelaksanaan pada butir 2 disebutkan bahwa Kementerian, departemen, lembaga pemerintah non departemen berkewajiban untuk menyusunrencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 yang nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Kementerian/Lembaga;

Dengan berdasar pada kedua hal di atas maka sistematika penulisan Renstra Depbudpar adalah sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.2. Organisasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 1.3. Pola Pikir dan Sistematika Penulisan

BAB II. VISI, MISI DAN NILAI-NILAI

2.1. Visi

Bab I. Pendahuluan - 17

2.2. Misi2.3. Nilai-Nilai

BAB III. PENILAIAN DAN KAJIAN LINGKUNGAN INTERNAL

DAN EKSTERNAL

3.1. Penilaian dan Kajian Aspek Lingkungan Internal. 3.2. Penilaian dan Kajian Aspek Lingkungan Eksternal 3.3. Analisis Hubungan Aspek Lingkungan Internal dan

Eksternal

BAB IV. TUJUAN, SASARAN DAN FAKTOR KUNCI

KEBERHASILAN

4.1. Tujuan4.2. Sasaran4.3. Faktor Kunci Keberhasilan

BAB V. STRATEGI DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN

PARIWISATA 2005 -2009

5.1. Kebijakan5.2. Program

Lampiran :

Matriks Rencana Strategis Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

Secara diagramatis Sistematika Penulisan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Penulisan Renstra Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2005 - 2009

PENILAIAN DAN KAJIAN LINGKUNGAN INTERNAL

PENILAIAN DAN KAJIAN LINGKUNGAN EKSTERNAL

1. Kekuatan2. Kelemahan

3. Peluang 4. Ancaman

NILAI-NILAIMISIVISI

ANALISIS HUBUNGAN ASPEK LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL

FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

PENETAPAN SASARAN

PENETAPAN TUJUAN

1. PENYUSUNAN KEBIJAKAN

2. PENYUSUNAN PROGRAM

PENETAPAN STRATEGI :

Bab II. Visi, Misi dan Nilai-Nilai - 19

Bab II.

Visi, Misi dan Nilai-nilai

2.1. V i s i

erdasarkan latar belakang dan landasan pemikiran yang telah dikemukan di depan, maka telah tergambar keinginan bangsa Indonesia dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan nasional yang merupakan salah satu penjabaran dari Tujuan dan Sasaran Pembangunan Nasional sesuai dengan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJM). Berbagai dasar pemikiran telah dirumuskan sebagai rambu-rambu di dalam Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan Nasional pada masa mendatang yang penuh dengan harapan dan tantangan, yang harus dipedomani oleh insan kebudayaan dan kepariwisataan untuk lebih berperan dalam melaksanakan pembangunan nasional yang berencana dan berkesinambungan.

B

20 - Bab II. Visi, Misi dan Nilai-nilai

Untuk itu Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang merupakan salah satu pelaku pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan nasional merumuskan Visi sebagai berikut

“ TERWUJUDNYA JATIDIRI BANGSA, PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DALAM KERANGKA MULTIKULTURAL, KESEJAHTERAAN

RAKYAT DAN PERSAHABATAN ANTARBANGSA ”

2.2. M i s i

Untuk mewujudkan visi tersebut di atas serta berpedoman terhadap tugas pokok dan fungsi Departemen yang berperan sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan yang transparan dan akuntabel dengan mengutamakan kepentingan masyarakat, Misi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2005 – 2009 adalah :

1. Melakukan pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang berlandaskan nilai luhur.

2. Mendukung pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata yang berdaya saing global.

3. Melakukan pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata.

4. Menciptakan tata pemerintahan yang bersih, dan akuntabel.

Bab II. Visi, Misi dan Nilai-nilai - 21

2.3. Nilai – Nilai

Berdasarkan visi dan misi diatas maka ditetapkan 9 (sembilan) nilai-nilai yang menjadi dasar dalam pelaksanaan Renstra Depbudpar 2005 - 2009, adapun ke-sembilan nilai-nilai tersebut adalah :

1. Religius

a. Mewujdukan aparatur di lingkungan Depbudpar yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia sehingga ajaran agama, khususnya yang bersifat universal dan nilai-nilai luhur budaya, terutama kejujuran, dihayati dan diamalkan dalam perilaku keseharian;

b. Mengembangkan toleransi antar dan atara umat beragama;

c. Mengembangkan terwujudnya penghormatan terhadap martabat kemanusian.

2. Manusiawi

a. Mendorong terwujudnya masyarakat yang menghargai nilai-nilai kemanusian yang adil dan beradab;

b. Mendorong terwujudnya hubungan harmonis antar manusia Indonesia tanpa membedakan latar belakang budaya, suku, ras, agama dan lain-lain;

c. Mendorong berkembangnya dinamika kehidupan bermasyarakat ke arah peningkatan harkat dan martabat manusia;

d. Mendorong terwujudnya keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Bersatu

a. Meningkatkan semangat persatuan dan kerukunan bangsa;

b. Meningkatkan toleransi, kepedulian, dan tanggung jawab sosial;

22 - Bab II. Visi, Misi dan Nilai-nilai

c. Mengembangkan budaya dan perilaku sportif serta menghargai dan menerima perbedaan dalam kemajemukan;

d. Mengembangkan semangat antikekerasan;

e. Mengembangkan dialog secara wajar dan saling menghormati antar kelompok dalam masyarakat.

4. Demokratis

a. Mewujudkan keseimbangan kekuasan antara lembaga penyelenggara negara dan hubungan kekuasaan antar pemerintah nasional dan daerah;

b. Mengembangkan organisasi sosial, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi politik yang bersifat terbuka;

c. Mewujudkan mekanisme kontrol di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;

d. Mengembangkan budaya demokrasi; transparansi; akuntabilitas, jujur, sportif, menghargai perbedaan;

e. Mengembangkan sistem kepemimpinan yang egaliter dan rasional.

5. Adil

a. Menegakkan hukum yang berkeadilan tanpa diskriminasi;

b. Mewujudkan institusi dan aparat hukum yang bersih dan profesional;

c. Mewujudkan penegakan hak asasi manusia;

d. Mewujudkan keadilan gender;

e. Mewujudkan budaya penghargaan dan kepatuhan terhadap hukum;

f. Mewujudkan keadilan dalam distribusi pendapatan, sumberdaya ekonomidan pengusaan aset ekonomi, serta hilangnya praktek monopoli;

g. Menyediakan peluang yang lebih besar bagi kelompok ekonomi kecil, penduduk miskin dan tertinggal;

Bab II. Visi, Misi dan Nilai-nilai - 23

6. Sejahtera

a. Meluaskan kesempatan kerja dan meningktakan pendapatan penduduk sehingga bangsa Indonesia menjadi sejahtera dan mandiri;

b. Mewujudkan sistem pelayanan umum, bagi seluruh lapisan masyarakat termasuk pelayanan kepada penyandang cacat dan usia lanjut;

c. Mewujudkan keamanan dan rasa aman dalam masyarakat.

7. Maju

a. Meningkatkan kemampuan bangsa dalam pergaulan antarbangsa;

b. Meningkatkan kualitas SDM sehingga mampu bekerjasama dan bersaing dalam era global.

c. Meningkatkan kualitas pendidikan kebudayaan dan kepariwisataan sehingga menghasilkan tenaga yang kompeten sesuai dengan standar nasional dan internasional

d. Meningkatan disiplin dan etos kerja;

e. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi serta pembudayaan dalam masyarakat;

f. Mengaktualisasikan keragaman budaya Indonesia.

8. Mandiri

a. Memiliki kemampuan dan ketangguhan dalam menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara di tengah-tengah pergaulan antar bangsa agar sejajar dengan bangsa lain;

b. Mendukung terwujudnya politik luar negeri yang berkepribadian dan bebas aktif;

c. Mewujudkan ekonomi Indonesia yang bertumpu pada kemampuan serta potensi bangsa dan negara;

d. Memiliki kepribadian bangsa dan identitas budaya Indonesia yang berakar pada potensi budaya daerah.

24 - Bab II. Visi, Misi dan Nilai-nilai

9. Baik dan Bersih dalam Penyelenggaran Negara

a. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang profesional, transparan, akuntabel, memiliki kredibilitas dan bebas KKN;

b. Mengusahakan penyelenggaraan negara yang peka dan tanggap terhadap kepentingan dan aspirasi rakyat di seluruh wilayah negara termasuk di daerah terpencil dan perbatasan;

c. Mengembangkan transparasi dalam budaya dan perilaku serta aktivitas politik dan pemerintahan

Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal - 25

Penilaian Dan KajianLingkungan Eksternal Dan

Internal

3.1. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal

A. Peluang

1) Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak positif terhadap ketahanan budaya dengan adanya akulturasi budaya yaitu cirikhas dan identitas kebudayaan semakin berkembang.

2) Dengan semakin matangnya proses kehidupan berdemokrasi maka membuka kesempatan yang besar bagi seniman dan budayawan dalam menciptakan karya seni dan film.

3) Semakin maju dan berkembangnya media ekspresi bagi seniman dan budayawan melalui media elektronik, misalnya : jumlah stasiun TV swasta yang terus bertambah.

4) Penghargaan dunia atas warisan budaya lokal mampu mengangkat citra dan martabat bangsa dan negara.

Bab

III.

26 - Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal

5) Banyaknya lembaga/pihak di luar negeri yang tertarik akan kekayaan budaya bangsa baik berupa benda peninggalan sejarah dan purbakala (benda cagar budaya) maupun tak benda seperti kesenian dan nilai tradisi.

6) Dengan semakin matangnya proses berkehidupan yang demokratis membuka peluang untuk menjernihkan sejarah bangsa Indonesia dengan lebih obyektif.

7) Kemajuan teknologi membuka peluang untuk melestarikan kekayaan budaya bangsa baik berupa benda peninggalan sejarah dan purbakala (benda cagar budaya) maupun tak benda seperti kesenian dan nilai tradisi bagi kesejahteraan masyarakat.

8) Kode Etik Pariwisata Dunia membantu proses pelestarian benda peninggalan sejarah dan purbakala (benda cagar budaya) agar tetap lestari dan mampu memberi manfaat yang berkelanjutan.

9) Pemerintahan yang semakin stabil (sejak krisis moneter/ekonomi pertengahan 1997) lebih mampu melaksanakan pembangunan di segala bidang (pembangunan infrastruktur pariwisata).

10) Kekayaan alam dan budaya yang melimpah mampu menjadikan keragaman dan keunikan daya tarik alam dan budaya sebagai magnet untuk mendatangkan wisatawan.

11) Dengan semakin tersegmentasinya wisatawan yang memiliki motivasi khusus menuntut destinasi yang mampu menawarkan keanekaragaman produk pariwisata seperti : ekowisata, agrowisata, petualangan, wisata selam, wisata kapal pesiar dan berselancar, Indonesia kaya akan potensi tersebut.

12) Masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan etnis dikenal suka membantu dan ramah yang merupakan modal untuk membangun industri pariwisata sebagai industri jasa.

13) Trend pasar wisatawan global semakin meningkat sebagaimana diproyeksikan oleh WTO dikarenakan a.l :

Meningkatnya Disposable Income

Meningkatnya waktu luang

Meningkatnya Teknologi Komunikasi khususnya di bidang transportasi

Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal - 27

Berkembangnya LCC (Low Cost Carrier) yang menawarkan harga tiket murah dan jumlah frekuensi dari satu destinasi ke destinasi lain semakin meningkat.

Kemajuan di bidang teknologi informasi, yang memungkinkan calon wisatawan memperoleh akses informasi terkini mengenai keanekaragaman destinasi

14) Semakin meningkatnya penerbangan regional seperti: Jepang, Australia, China, ASEAN

15) Transportasi udara yang semakin murah dan semakin banyaknya perusahaan penerbangan dalam negeri yang semula 6 perusahaan menjadi 18 perusahaan akan mendorong kunjungan wisatawan khususnya wisatawan nusantara.

16) Perkembangan implementasi tata pemerintahan yang baik (good governance)memberikan ruang bagi perbaikan sistem manajemen pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata baik antar sektor, antar instansi, antar wilayah dan antar tingkatan pemerintahan.

B. Ancaman

1) Kekayaan budaya bangsa baik dalam bentuk benda (tangible) dan yang tak benda (intangible) belum dikelola secara sinergis dalam rangka pembangunan nasional.

2) Masih banyak terjadi pencurian benda cagar budaya (BCB) misalnya pencurian, penyelundupan dan perusakan karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pelestarian BCB.

3) Dengan dilaksanakan otonomi daerah, pengelolaan BCB oleh daerah menjadi kurang maksimal, hal ini disebabkan antara lain : masalah kemampuan SDM, kapasitas sumber daya dan pendanaan yang terbatas.

4) Masih kurangnya penghargaan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual di bidang kebudayaan dengan melihat terjadinya hak paten atas karya dari pembajakan karya seni dan film.

5) Lemahnya SDM pengelola kekayaan budaya baik di tingkat pusat, daerah dan masyarakat.

28 - Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal

6) Pengaruh budaya asing dalam era globalisasi akan berdampak negatif terhadap ketahanan budaya seperti kemungkinan terjadinya erosi ciri khas dan identitas nilai budaya Indonesia.

7) Ketidakpedulian terhadap nilai-nilai HAM yang pada saat sekarang ini telah menjadi isu global dan nasional akan mempengaruhi eksistensi persahabatan dan kerjasama internasional yang sewaktu-waktu dapat mengancam kesinambungan pembangunan yang berwawasan budaya serta berpotensi terjadinya kerawanan konflik sosial budaya di dalam negeri.

8) Kurangnya perhatian pengelolaan keragaman budaya dapat menimbulkan konflik sosial dan disintegrasi bangsa. Hal ini disebabkan karena adanya kecenderungan pengalihan ruang publik ke ruang privat sehingga tidak tersedianya tempat penyaluran aspirasi masyarakat yang multikultur.

9) Lajunya pembangunan ekonomi yang kurang diimbangi oleh pembangunan karakter bangsa akan mengakibatkan krisis budaya yang selanjutnya memperlemah jatidiri bangsa (nasional) dan ketahanan budaya.

10) Apresiasi dan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan produk dalam negeri masih rendah, antara lain karena keterbatasan informasi.

11) Pembangunan Destinasi yang kurang memperhatikan daya dukung lingkungan akan ditinggalkan pasar dan akan diboikot oleh para Tour Operator luar negeri serta akan mengancam konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan seperti di kawasan pariwisata Kuta (Bali), Puncak (Jabar).

12) Pembangunan destinasi yang kurang memperhatikan kepentingan dan manfaat pada masyarakat lokal akan mengurangi dukungan dan partisipasi masyarakat dan akan berpotensi timbulnya konflik sosial.

13) Kondisi yang semakin kurang aman dan tertib yang terjadi pada suatu destinasi akan ditinggalkan pasar dan para pengusaha pariwisata tidak berminat untuk berinvestasi, seperti di Maluku, Aceh.

14) Dengan terjadinya krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997, berdampak terhadap berkurangnya (sementara tutup beroperasi) bagi para BPW dalam jumlah yang relative signifikan.

Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal - 29

15) Maraknya hambatan regulasi akibat Otonomi Daerah yang bertujuan dan berlomba-lomba mengejar dan menaikkan PAD yang terkait dengan perijinan, pajak, dan retribusi daerah.

16) Menurunnya iklim usaha dan investasi yang kondusif di bidang pariwisata sebagai akibat dari multi krisis yang dialami sejak krisis moneter/ekonomi serta eforia otonomi daerah.

17) Pelaksanaan otonomi daerah di bidang kepariwisataan secara penuh dan mandiri di berbagai daerah mempengaruhi lemahnya koordinasi dan sinergi dalam pelaksanaan pembangunan kepariwisataan padahal kegiatan pariwisata memiliki dimensi yang lintas wilayah dan lintas sektor.

3.2. Penilaian dan Kajian Aspek Lingkungan Internal

A. Kekuatan

1) Kekayaan nilai budaya bangsa, yang bersumber pada keanekeragaman suku, bahasa, etnis, adat istiadat dan kekayaan nilai budaya lainnya (multikultural -> pluralisme).

2) Telah disusun Konsep Pembangunan Berwawasan Kebudayaan, dimana orientasi pembangunan tidak semata-mata berorientasi ekonomi tetapi juga diperlukan sentuhan budaya yang akan menjadi perekat keuntuhan NKRI.

3) Telah disusun Pedoman Etika Kehidupan Berbangsa yang mengangkat nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan berbangsa saat ini dan mendatang.

4) Telah disusun Strategi Pembangunan Kebudayaan yang menjadi arah pembangunan kebudayaan nasional.

5) Telah tersedianya Standar, Pedoman teknis, Kriteria, dan Prosedur pengelolaan kebudayaan.

30 - Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal

6) Keragaman seni dan semakin banyaknya keunikan budaya menjadi warisan dunia diantaranya wayang dan keris telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

7) Keberadaan dan potensi Galeri telah memberi kesempatan ruang berekspresi serta mampu menjadi sarana informasi bagi masyarakat.

8) Meningkatnya produksi film nasional memberi kesempatan kepada masyarakat untuk lebih menghargai dan mencitai produk dalam negeri.

9) Telah tersedianya UU no 8 tahun 1992 tentang Film

10) Adanya political will dari pemerintah untuk pengembangan destinasi.

11) Hasil pembangunan yang selama ini berupa prasarana dan sarana pariwisata, secara kualitas dan kuantitas semakin meningkat dari tahun ke tahun.

12) Karena potensi ekonomi pariwisata relatif besar dan menjanjikan untuk meningkatkan lapangan usaha dan lapangan kerja, pemerintah berusaha untuk memberikan kemudahan agar pengusaha tertarik untuk berusaha di bidang pariwisata, dan sebaliknya para pengusaha sendiri berminat cukup besar untuk mengembangkan usahanya di bidang pariwisata, sehingga jumlah usaha pariwisata semakin meningkat.

13) Inpres Kebijakan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata No.16 tahun 2005 diharapkan dapat lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas destinasi pariwisata dengan dukungan dari sektor dan lembaga terkait.

14) Dengan Otoda akan meningkatkan kemampuan Pemda untuk membangun destinasi baru khususnya mengembangkan daya tarik wisata baik fisik maupun non fisik.

15) Standar, Pedoman teknis, Kriteria, dan Prosedur pengembangan detinasi pariwisata yang selama ini telah disusun.

16) UU No 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan menjadi salah satu acuan di dalam penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan di tanah air.

17) Telah tersedia Blueprint Pemasaran Pariwisata Indonesia sebagai salah satu pertimbangan penyusunan kebijakan dan program pemasaran di pusat dan daerah.

Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal - 31

18) Kerjasama promosi pariwisata antara pemerintah, pemerintah daerah dan swasta semakin erat seperti partisipasi pada bursa pariwisata, widyawisata pengenalan (fam tour)

19) Semakin meningkatnya kelembagaan promosi di daerah seperti: JakProm, Jogja Promo.

20) Kerjasama promosi interdept semakin baik contoh: MOU dengan Deplu, MOU dengan Tenaga Kerja, TTI

21) Sosialisasi branding baru untuk pasar luar negeri "Indonesia the Ultimate in Diversity" dan untuk pasar dalam negeri "Kenali Negerimu, Cintai Negerimu" diharapkan akan membangkitkan Citra Pariwisata (Dalam dan Luar Negeri)

22) Semangat dari jajaran pariwisata yang tidak kenal menyerah dalam penyelenggaraan pemasaran merupakan investasi yang hasilnya akan membuahkan di masa datang.

23) Penetapan Pemerintah libur resmi bersama dan libur panjang (Lebaran, Natal dan Tahun Baru) berdampak positif terhadap pergerakan wisatawan nusantara.

24) Kerjasama Luar Negeri baik di tingkat global (WTO), regional (PATA dan ASEAN), sub-regional (IMT-GT, BIMP-EAGA) dan bilateral semakin memberikan manfaat bagi upaya-upaya pemasaran pariwisata.

25) Ruang lingkup dan sebaran organisasi Departemen Kebudayaan dan pariwisata yang meliputi kantor pusat di Jakarta dengan dukungan dari 47 unit pelaksana teknis yang tersebar dari Banda Aceh sampai Jayapura di bidang pengkajian sejarah dan nilai purbakala, penelitian arkeologi, museum, pelestarian peninggalan purbakala, konservasi, serta sekolah tinggi dan akademi pariwisata.

26) Jumlah SDM yang besar (lebih dari 5.000 orang) sehingga mampu memberikan dukungan bagi pelaksanaan program dan kegiatan yang diemban oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata

27) Jaringan internet dan intranet yang dimiliki Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mampu diakses secara cepat dari seluruh daerah dan berbagai penjuru dunia.

28) Peran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata yang aktif dalam berbagai forum kerjasama Kebudayaan dan Pariwisata di tingkat internasional,

32 - Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal

regional serta subregional memberikan kesempatan yang luas bagi dukungan masyarakat internasional terhadap pembangunan kebudayaan dan pariwisata nasional.

29) Pemahaman yang sudah baik mengenai transparasi dan akuntabilitas di lingkup Depbudpar serta dukungan personil yang berpengalaman dalam pengawasan internal.

2. Kelemahan

1) Belum maksimalnya kegiatan pelestarian kekayaan budaya baik yang tangibledan intagible seperti : sejarah, kepurbakalaan dan benda cagar budaya.

2) UU no 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya perlu revisi

3) Aspek pelestarian BCB masih lemah dan banyak dicuri/hilang

4) Masih banyak kekayaan budaya (BCB) yang dimiliki perorangan yang dijual ke orang asing

5) Masih lemahnya apresiasi dan kecintaan terhadap budaya dan produk dalam negeri, antara lain karena kurangnya informasi.

6) Masih lemahnya peta dan sistem informasi kekayaan budaya berupa peta budaya dan dokumen arsip nasiaonal

7) Krisis nilai budaya/jati diri (identitas) nasional, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, keramahtamahan sosial, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia, makin pudar bersamaan dengan menguatnya nilai-nilai materialisme.

8) Masih belum optimalnya implementasi pembangunan berwawasan kebudayaan, tidak mampunya bangsa Indonesia mengadopsi budaya global yang lebih relevan bagi upaya pembangunan bangsa dan karakter bangsa (nation and character building). Lajunya pembangunan ekonomi yang kurang diimbangi oleh pembangunan karakter bangsa telah mengakibatkan krisis budaya yang selanjutnya memperlemah ketahanan budaya

9) Masih belum optimalnya implementasi Etika Kehidupan Berbangsa. Kebanggaan atas jati diri bangsa seperti penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar, semakin terkikis oleh nilai-nilai yang dianggap lebih unggul. Identitas nasional meluntur oleh cepatnya penyerapan budaya global yang negatif

Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal - 33

10) Kebudayaan bangsa sebagai suatu proses masih memerlukan pematangan terhadap Strategi Pembangunan Kebudayaan agar diperoleh hasil yang maksimal dan berkelanjutan.

11) Kurang tersosialisasinya Standar, Pedoman teknis, Kriteria, dan Prosedur pengembangan nilai budaya

12) Masih lemahnya pengelolaan keragaman budaya berupa aset seni dan film nasional.

13) UU no 8 tahun 1992 perlu direvisi karena beberapa materi substansi sudah tidak sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan saat ini dan mendatang.

14) Lemahnya pengelolaan destinasi pariwisata khususnya dalam pengemasan daya tarik wisata ke dalam produk pariwisata dan paket-paket wisata.

15) Belum optimalnya implementasi pedoman, standar, prosedur dan kriteria di bidang pariwisata karena keterbatasan sumber daya di daerah.

16) Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan pariwisata belum maksimal khususnya di sekitar daya tarik wisata dan kawasan wisata.

17) UU No 9 tahun 1990 perlu direvisi karena tidak sesuai dengan perkembangan yang terjadi pada dewasa ini karena lingkungan strategis yang berkembang baik di tingkat internasional (liberalisasi dalam rangka globalisasi, kode etik pariwisata dunia), dan nasional (otonomi daerah).

18) Belum efektifnya upaya pemasaran dalam dan luar negeri

19) Terbatasnya sarana/materi promosi budpar dalam dan luar negeri

20) Belum optimalnya sistem informasi pemasaran untuk mendukung pelaksanaan pemasaran dan promosi.

21) Koordinasi dan keterpaduan pemasaran antar stakeholder masih lemah.

22) Sumber daya pemasaran yang masih terbatas.

23) Kompetensi dan kualitas SDM yang masih perlu ditingkatkan agar mampu melaksanakan program secara optimal dengan kompetensi pelayanan publik yang tingi.

24) Database kebudayaan dan pariwisata yang tersedia belum mampu mendukung kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan pembangunan sektor kebudayaan dan pariwisata yang aktual.

25) Belum maksimal sistem pengawasan internal akibat perubahan organisasi.

34 - Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal

26) Belum optimalnya pelaksanaan transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan di lingkup Depbudpar.

3.3. Analisis Hubungan Aspek Lingkungan Eksternaldan Internal

Berdasarkan hasil analisis kekuatan dan peluang diatas maka perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

A. Mengembangkan Kekuatan dan Mengoptimalkan Peluang melalui :

1) Pengembangan Destinasi Pariwisata untuk meningkatan daya saing kepariwisataan nasional.

2) Pengembangan pariwisata nusantara dalam rangka meningkatkan rasa cinta tanah air dan jati diri bangsa.

3) Pelestarian lingkungan alam dan budaya sebagai upaya mempertahankan kekayaan bangsa dari berbagai perubahan.

4) Pemberian penghargaan yang tinggi kepada seniman yng telah melahirkan produk-produk budaya.

5) Pengembangan promosi budaya melalui pengiriman misi dan delegasi kebudayaan ke luar negeri.

6) Pembuatan film kolosal yang bernuansa budaya.

B. Mengembangkan Kekuatan Untuk Mengatasi Ancaman melalui :

1) Pengembangan pengelolaan keragaman budaya dalam upaya meningkatkan rasa cinta atas khasanah kebudayaan Indonesia yang beraneka.

2) Peningkatan pengelolaan kekayaan budaya sebagai upaya melestarikan kebudayaan daerah yang beragam dan kaya atas kebijakan lokal (local wisdom) dan kepakaran lokal (local genius).

Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal - 35

3) Penguatan penegakan hukum guna menjaga upaya-upaya pelestarian kebudayaan dan alam Indonesia sebagai modal pembangunan.

4) Pengembangan peraturan perundangan dalam rangka memberikan landasan legal pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan Indonesia.

C. Meminimalkan Kelemahan Untuk Memanfaatkan Peluang melalui :

1) Pengembangan nilai budaya untuk melestarikan tradisi, budi pekerti dan karakter bangsa sehingga mampu menghadapi perubahan besar yang melanda dunia.

2) Pengembangan pemasaran terpadu untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi pencapaian sasaran jumlah dan kualitas kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara.

3) Pengembangan dan Peningkatan daya saing SDM kebudayan dan pariwisata guna meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan dalam rangka meningkatkan daya saing nasional.

4) Meningkatan kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D) sehingga mampu memberikan dukungan dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata.

5) Pengoptimalan kapasitas pusat data dan informasi dalam upaya memperbesar desiminasi informasi pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan kepada masyarakat.

6) Pengoptimalan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan untuk meningkatkan kapasitas dan peran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam melaksanakan fungsinya sebagai fasilitator dan koordinator pembangunan kebudayaan dan pariwisata

7) Pengembangan penyelenggaraan kepemerintahan yang efisien dan efektif guna meningkatkan peran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sebagai institusi yang mampu melaksanakan Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance).

8) Peningkatan transparansi dan akuntabilitas kinerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata agar sesuai dengan tuntutan dan harapan seluruh stakeholder pembangunan kebudayaan dan pariwisata.

36 - Bab III. Penilaian dan Kajian Lingkungan Eksternal dan Internal

D. Meminimalkan Kelemahan dan Menghindari Ancaman melalui :

1) Pengelolaan keragaman budaya yang profesional dan sesuai zaman guna meningkatkan daya resistensi terhadap serbuan budaya global yang deras.

2) Pengembangan kekayaan budaya dalam upaya meningkatkan kualitas aset budaya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

3) Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi antar instansi dan antar daerah sehingga terjadi keterpaduan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan oleh berbagai pihak yang terkait.

Bab IV. Tujuan,Sasaran dan Faktor Kunci Keberhasilan - 37

Bab

IV.Tujuan, SasaranDan Faktor Kunci

Keberhasilan

4.1. T u j u a n

Berdasarkan Visi dan Misi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2005 – 2009 maka ditetapkan Tujuan sebagai berikut :

1. Meningkatnya dukungan penyelenggaraan kebudayaan dan kepariwisataan.

2. Meningkatnya keselarasan, keserasian dan keseimbangan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan.

3. Meningkatnya kapasitas sumber daya kebudayaan dan kepariwisataan.

38 - Bab IV. Tujuan, Sasaran dan Faktor Kunci Keberhasilan

4.2. S a s a r a n

Sedangkan Sasaran yang ingin dicapai Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2005 – 2009 ditetapkan sebagai berikut :

1. Terwujudnya pedoman, norma, kriteria, standar dan prosedur untuk mendukung pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan.

2. Meningkatnya kegiatan perintisan, bimbingan dan supervisi pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan.

3. Meningkatnya pemberian peluang kemudahan dan bantuan dalam mendorong pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan.

4. Meningkatnya kerjasama dalam dan luar negeri di bidang kebudayaan dan kepariwisataan.

5. Meningkatnya kualitas, kuantitas dan manfaat penelitian dan pengembangan, sistem informasi serta dukungan ketersediaan sumber daya manusia.

6. Meningkatnya pengawasan, pengendalian, koordinasi dan kerjasama lintas sektor, wilayah dan lembaga.

Bab IV. Tujuan,Sasaran dan Faktor Kunci Keberhasilan - 39

C. Faktor Kunci Keberhasilan

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata membutuhkan faktor-faktor kunci penentu keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran tersebut di atas yang meliputi :

1. Stabilitas Nasional

Stabilitas nasional yang terdiri dari kondisi politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan merupakan faktor penentu utama keberhasilan pelaksanaan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan. Dengan stabilitas nasional yang mantap, pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan akan berjalan sesuai dengan arah yang telah ditetapkan dalam rencana strategis pembangunan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

2. Fasilitasi

Peran utama Departemen Kebudayaan dan Pariwisata adalah sebagai fasilitator pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan nasional. Dengan demikian, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata harus menjadi instansi terdepan yang mampu memberikan kemudahan bagi tersedianya berbagai pedoman, norma, kriteria, standar dan prosedur yang diperlukan untuk memajukan kebudayaan dan kepariwisataan baik di tingkat pusat maupun daerah. Selain itu Departemen Kebudayaan dan Pariwisata harus pula mampu memberikan dukungan, bantuan, bimbingan arahan, dan upaya-upaya rintisan pengembangan kebudayaan dan kepariwisataan yang dilakukan oleh seluruh stakeholders.

3. Keterpaduan

Sebagai institusi pemerintah pusat di bidang kebudayaan dan kepariwisataan, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata harus mampu memposisikan diri sebagai pemandu (conductor) pencapaian keserasian pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan antar instansi, antar daerah dan antar stakeholders. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata memerlukan faktor kunci ini untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan secara transparan, terkoordinasi, dan sinkron sehingga tercapai kesamaan gerak dan langkah dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan Indonesia.

40 - Bab IV. Tujuan, Sasaran dan Faktor Kunci Keberhasilan

4. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata membutuhkan elemen-elemen penting penunjang pembangunan seperti anggaran, pegawai (SDM), peraturan-perudangan serta kelembagaan yang memadai agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan sesuai arah yang telah ditentukan. Ketersediaan berbagai elemen ini akan memberi kemudahan dalam melakukan berbagai upaya peningkatan kapasitas sumber daya pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan baik di tingkat pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta maupun masyarakat secara luas.

Bab V. Strategi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2005 – 2009 - 41

Bab V.Strategi

Departemen Kebudayaan Dan PariwisataTahun 2005 - 2009

5.1. Kebijakanalam upaya untuk mencapai sasaran pembangunan bidang kebudayaan dan kepariwisataan nasional, maka arah kebijakan pembangunan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sebagai salah satu stakeholders/pemangku pembangunan kebudayaan dan pariwisata nasional maka pada tahun 2005 –

2009 diarahkan untuk empat (4) kebijakan yaitu : D

1. Mendorong terciptanya iklim yang kondusif bagi pembangunan kebudayaan dan pariwisata.

2. Meningkatnya efektivitas peran sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan kebudayaan dan pariwisata.

3. Memantapkan kerjasama dalam dan luar negeri di bidang kebudayaan dan pariwisata.

4. Memantapkan manajemen pembangunan kebudayaan dan pariwisata.

42 - Bab V. Strategi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2005 -2009

5.2. PROGRAM

Dengan mengacu pada arah kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional serta Rencana Strategis Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan Nasional, program pembangunan kebudayaan dan pariwisata yang akan dilaksanakan oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata di tahun 2005 – 2009 terdiri atas 9 program pokok yaitu:

1. PROGRAM PENGEMBANGAN NILAI BUDAYA

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi masyarakat Indonesia atas nilai-nilai budaya yang tumbuh di seluruh daerah sebagai dasar dalam pengembangan yang berwawasan kebudayaan yang dilaksanakan melalui kegiatan pokok antara lain :

a. Peningkatan Pembangunan Karakter dan Pekerti Bangsa;

b. Peningkatan Pelestarian Tradisi;

c. Pengembangan Masyarakat Adat;

d. Pelaksanaaan Kebijakan Pengembangan Nilai Budaya di seluruh wilayah Indonesia;

e. Pendukungan pengembangan nilai budaya daerah; dan

f. Pelaksanaan Koordinasi, Pelayanan Teknis dan Administrasi pengembangan nilai budaya.

2. PROGRAM PENGELOLAAN KERAGAMAN BUDAYA

Program ini terutama ditujukan untuk meningkatkan peranserta dan apresiasi masyarakat di bidang perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan seni dan film melalui kegiatan-kegiatan pokok :

a. Pengembangan dan Pelestarian Kesenian;

Bab V. Strategi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2005 – 2009 - 43

b. Pengembangan Perfilman;

c. Pengembangan Galeri Nasional;

d. Pendukungan pelaksanaan festival/peristiwa budaya daerah;

e. Pendukungan pengembangan keragaman budaya daerah; dan

f. Pelaksanaan Koordinasi, Pelayanan Teknis dan Administrasi pengelolaan keragaman budaya.

3. PROGRAM PENGELOLAAN KEKAYAAN BUDAYA

Program ini bertujuan untuk meningkatkan upaya-upaya penanaman nilai-nilai kekayaan budaya Indonesia dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pokok seperti :

a. Pengembangan Nilai Sejarah;

b. Pengembangan Geografi Sejarah;

c. Pengelolaan Peninggalan Bawah Air;

d. Pengelolaan Peninggalan Purbakala;

e. Pengelolaan Permuseuman;

f. Pengembangan Pemahaman Atas Kekayaan Budaya;

g. Pendukungan pengelolaan museum dan taman budaya daerah;

h. Pendukungan pengembangan kekayaan budaya daerah; dan

i. Pelaksanaan Koordinasi, Pelayanan Teknis dan Administrasi pengelolaan kekayaan budaya.

44 - Bab V. Strategi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2005 -2009

4. PROGRAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA

Program ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan dan meningkatkan daya saing global destinasi, produk dan usaha pariwisata nasional dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok antara lain :

a. Pengembangan Standardisasi Pariwisata;

b. Pengembangan Produk Pariwisata;

c. Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat;

d. Pengembangan usaha pariwisata;

e. Pendukungan pengembangan pariwisata daerah;

f. Perintisan pengembangan destinasi pariwisata; dan

g. Penyusunan Kebijakan dan Pengaturan Pengembangan Destinasi Pariwisata.

5. PROGRAM PENGEMBANGAN PEMASARAN

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pangsa pasar industri kebudayaan dan pariwisata Indonesia melalui berbagai upaya pemasaran dan promosi terpadu, baik yang dilaksanakan di dalam maupun di luar negeri, untuk memantapkan citra Indonesia di dunia internasional dalam rangka mendorong peningkatan apresiasi industri budaya nasional, peningkatan arus kunjungan wisatawan mancanegara dan peningkatan pariwisata nusantara melalui implementasi kegiatan-kegiatan pokok :

a. Promosi kebudayaan dan pariwisata dalam negeri;

b. Promosi kebudayaan dan pariwisata di luar negeri;

c. Pengembangan sarana dan prasarana promosi kebudayaan dan pariwisata;

d. Pengembangan informasi pasar wisatawan;

e. Pendukungan pengembangan kebijakan pemasaran pariwisata daerah;

Bab V. Strategi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2005 – 2009 - 45

f. Pendukungan promosi destinasi pariwisata daerah; dan

g. Pelaksanaan Koordinasi, Pelayanan Teknis dan Administrasi pengembangan pemasaran.

6. PROGRAM PENGEMBANGAN KEMITRAAN

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya dan kerjasama antar lembaga guna mendukung pembangunan kebudayaan dan pariwisata nasional melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan pokok :

a. Pengembangan kebijakan SDM Kebudayaan dan pariwisata nasional;

b. Peningkatan profesionalisme dan daya saing SDM kebudayaan dan pariwisata;

c. Peningkatan penelitian dan pengembangan kebudayaan dan pariwisata;

d. Pengembangan Arkeologi Nasional;

e. Pendukungan pengembangan kapasitas pengelolaan kebudayaan dan kepariwisataan daerah; dan

f. Pengembangan dan Pemantapan kebijakan Kemitraan di bidang kebudayaan dan pariwisata.

7. PROGRAM PENYELENGGARAAN PIMPINAN KENEGARAAN DAN KEPEMERINTAHAN

Program ini diarahkan untuk mendukung pengelolaan operasional kantor Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dengan melakukan kegiatan-kegiatan pokok

a. Pengembangan Sistem dan Pengelolaan Data dan Informasi;

b. Pengembangan Sistem dan Aplikasi Keuangan; dan

c. Peningkatan Pelayanan Umum dan Kehumasan.

46 - Bab V. Strategi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2005 -2009

8. PROGRAM PENATAAN KELEMBAGAAN DAN KETATALAKSANAAN

Program ini ditujukan untuk mendorong terwujudnya manajemen pembangunan kebudayaan dan pariwisata dan keterpaduan gerak antar stakeholders dan pelaku pembangunan lainnya dalam mendorong pembangunan kebudayaan dan pariwisata nasional melalui:

a. Pengembangan perencanaan dan hukum;

b. Pembinaan Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana;

c. Peningkatan kerjasama luar negeri kebudayaan dan pariwisata;

d. Peningkatan kemampuan pegawai Departemen kebudayaan dan pariwisata; dan

e. Pendukungan kegiatan kebudayaan dan pariwisata.

9. PROGRAM PENINGKATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR NEGARA

Program pengawasan aparatur negara untuk mewujudkan good governance dan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di bidang kebudayaan dan pariwisata melalui kegiatan-kegiatan pokok antara lain :

a. Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Pengawasan;

b. Penataan Sistem dan Prosedur Pengawasan;

c. Peningkatan Kualitas dan Integritas SDM Itjen;

d. Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Kinerja Departemen Kebudayaan dan Pariwisata; dan

e. Pelaksanaan Koordinasi, Pelayanan Teknis dan Administrasi pengawasan aparatur negara.

Bab VI. Penutup - 47

Bab

VI.Penutup

enstra Depbudpar 2005 -2009 ini sebagai rencana jangka menengah yang masih bersifat umum diperlukan penjabaran secara teknis operasional setiap tahunnya sebagai upaya yang berkesinambungan (rolling plan) dalam kurun waktu lima

tahun.RRenstra Depbudpar 2005 -2009 ini akan mampu diimplementasikan secara optimal diperlukan kerja sama dan koordinasi dari berbagai pihak di lingkungan internal dan eksternal Depbudpar baik ditingkat nasional (antarinstansi pemerintah, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat) maupun internasional (multilateral, regional dan bilateral).

Untuk menghasilkan upaya yang sinergis dalam rangka mengaktualisasikan Renstra Depbudpar, diperlukan keterpaduan, kerjasama, keterbukaan dan etos kerja seluruh personil dan satuan kerja di lingkungan Depbudpar.

Didalam pelaksanaanya Renstra Depbudpar selama kurun waktu 5 tahun tidak akan terlepas dengan kondisi yang berkembang di tingkat nasional maupun global sehingga pada waktunya diperlukan penyempurnaan.

Lam

pira

n R

enca

na S

trate

gis

Dep

budp

ar 2

005

- 200

9 1

dari

4

MA

TR

IKS

REN

CA

NA

STR

ATEG

ISD

EP

AR

TEM

EN

KEB

UD

AY

AA

N D

AN

PA

RIW

ISA

TA

20

05

– 2

00

9

Inst

ansi

:D

EP

AR

TEM

EN

KEB

UD

AY

AA

N D

AN

PA

RIW

ISA

TA

Vis

i:

TER

WU

JUD

NY

A J

ATID

IRI

BA

NG

SA

, P

ER

SA

TU

AN

DA

N K

ES

ATU

AN

BA

NG

SA

DA

LA

M K

ER

AN

GK

A

MU

LTIK

ULTU

RA

L,

KES

EJA

HTER

AA

N R

AK

YA

T D

AN

PER

SA

HA

BA

TA

N A

NTA

RB

AN

GS

A

Mis

i:

1.

Mela

ku

kan

pele

stari

an

dan

pen

gem

ban

gan

keb

ud

ayaan

yan

g b

erl

an

dask

an

nilai lu

hu

r.

2.

Men

du

ku

ng

pen

gem

ban

gan

dest

inasi

dan

pem

asa

ran

pari

wis

ata

yan

g b

erd

aya s

ain

g g

lob

al.

3.

Mela

ku

kan

pen

gem

ban

gan

su

mb

er

daya k

eb

ud

ayaan

dan

pari

wis

ata

.

4.

Men

cip

takan

tata

pem

eri

nta

han

yan

g b

ers

ih d

an

aku

nta

bel.

SA

SA

RA

N

CA

RA

MEN

CA

PA

I TU

JUA

N D

AN

SA

SA

RA

N

(STR

ATEG

I)

AK

TIV

ITA

S T

AH

UN

TU

JUA

N

UR

AIA

NIN

DIK

ATO

R

KIN

ER

JA

20

05

20

06

20

07

20

08

20

09

KEB

IJA

KA

N

PR

OG

RA

M

Jum

lah p

edom

an,

norm

a,

kriter

ia,

standar

dan

pro

sedur

di bid

ang :

1.

nila

i budaya

25

32

93

104

68

Pen

gem

ban

gan

Nil

ai B

ud

aya

2.

kera

gam

an b

uday

a 4

22

32

Pen

gelo

laan

Kera

gam

an

Bu

daya

3.

keka

yaan

budaya

27

35

35

34

33

Pen

gelo

laan

Kekayaan

Bu

daya

1.

Men

ing

katn

ya

du

ku

ng

an

pen

yele

ng

ga-

raan

keb

ud

a-

yaan

dan

ke-

pari

wis

ata

an

1.

Ter

wuju

dnya

ped

om

an,

norm

a,

kriter

ia,

stan

dar

dan

pro

sedur

untu

k m

enduku

ng

pem

bangunan

kebuday

aan d

an

kepar

iwis

ataa

n.

4.

des

tinas

i par

iwis

ata

34

39

44

36

31

Pen

gem

ban

gan

Dest

inasi

P

ari

wis

ata

5.

pem

asa

ran

34

46

51

84

96

Pen

gem

ban

gan

Pem

asa

ran

6.

kem

itra

an

713

15

21

27

1.

Men

doro

ng t

erci

pta

-nya

ikl

im y

ang

kondusi

f bag

i pem

bangunan

ke

buday

aan d

an

par

iwis

ata.

Pen

gem

ban

gan

Kem

itra

an

Lam

pira

n R

enca

na S

trate

gis

Dep

budp

ar 2

005

- 200

9 2

dari

4

SA

SA

RA

N

CA

RA

MEN

CA

PA

I TU

JUA

N D

AN

SA

SA

RA

N

(STR

ATEG

I)

AK

TIV

ITA

S T

AH

UN

TU

JUA

N

UR

AIA

NIN

DIK

ATO

R

KIN

ER

JA

20

05

2

00

6

20

07

2

00

8

20

09

K

EB

IJA

KA

N

PR

OG

RA

M

1.

Jum

lah k

egia

tan

per

intisa

n,

bim

bin

gan d

ansu

per

visi

di

bid

ang :

a.nila

i buday

a 53

53

169

182

174

Pen

gem

ban

gan

Nil

ai B

ud

aya

b.

kera

gam

an b

uday

a 22

22

40

39

41

Pen

gelo

laan

Kera

gam

an

Bu

daya

c.ke

kaya

an b

udaya

20

30

29

29

28

Pen

gelo

laan

Kekayaan

Bu

daya

d.

des

tinas

i par

iwis

ata

18

47

53

65

74

Pen

gem

ban

gan

Dest

inasi

P

ari

wis

ata

e.pem

asa

ran

54

86

100

121

136

Pen

gem

ban

gan

Pem

asa

ran

2.

Men

ingka

tnya

ke

gia

tan p

erin

-tisa

n,

bim

bin

gan

dan

super

visi

pem

bangunan

kebuday

aan d

an

kepar

iwis

ataa

n

2.

Keg

iata

n P

enduku

ngan

Budpar

816

20

24

32

2.

Men

ingka

tnya

ef

ektivi

tas

per

an

sebag

ai re

gula

tor

dan

fas

ilita

tor

dal

am

pem

bangunan

ke

buday

aan d

an

par

iwis

ata.

Pen

ata

an

Kele

mb

ag

aan

&

Keta

tala

ksa

naan

1.

Jum

lah p

ember

ian

pel

uan

g k

emudah

an d

an

ban

tuan

di

bid

ang :

a.nila

i buday

a 14

14

86

92

90

Pen

gem

ban

gan

Nil

ai B

ud

aya

b.

kera

gam

an b

uday

a 10

10

85

85

89

Pen

gelo

laan

Kera

gam

an

Bu

daya

c.ke

kaya

an b

udaya

38

55

56

53

51

Pen

gelo

laan

Kekayaan

Bu

daya

d.

des

tinas

i par

iwis

ata

28

31

29

34

35

Pen

gem

ban

gan

Dest

inasi

P

ari

wis

ata

2.

Men

ing

katn

ya

kese

lara

san

, kese

rasi

an

d

an

kese

im-

ban

gan

pem

-b

an

gu

nan

ke-

bu

dayaan

dan

kep

ari

wis

a-

taan

.

1.

Men

ingka

tnya

pem

ber

ian

pel

uan

g k

emu-

dah

an d

an

ban

tuan

dal

am

men

doro

ng

pem

bangunan

kebuday

aan d

an

kepar

iwis

ataa

n

e.pem

asa

ran

261

303

365

419

477

Pen

gem

ban

gan

Pem

asa

ran

1.

Jum

lah k

egia

tan

kerj

asam

a budpar

den

gan

lem

bag

a in

tern

asio

nal.

68

910

10

Pen

ata

an

Kele

mb

ag

aan

&

Keta

tala

ksa

naan

2.

Men

ingka

tnya

ke

rjas

am

a dala

m

dan

luar

neg

eri di

bid

ang k

ebuda-

yaan

dan

kep

ari-

wis

ata

an

2.

Jum

lah k

egia

tan

kerj

asam

a bid

ang :

1.

Men

doro

ng

terc

ipta

nya

ikl

im

yang k

ondusi

f bag

i pem

bangunan

ke

buday

aan d

an

par

iwis

ata.

2.

Men

ingka

tnya

ef

ektivi

tas

per

an

sebag

ai re

gula

tor

dan

fas

ilita

tor

dal

am

pem

bangunan

ke

buday

aan d

an

par

iwis

ata.

3.

Mem

anta

pka

n

kerj

asam

a dal

am

dan

luar

neg

eri di

bid

ang k

ebudaya

an

dan

par

iwis

ata

a.

budpar

reg

ional

, bila

tera

l &

bila

tera

l.

812

15

17

20

Pen

ata

an

Kele

mb

ag

aan

dan

K

eta

tala

ksa

naan

Lam

pira

n R

enca

na S

trate

gis

Dep

budp

ar 2

005

- 200

9 3

dari

4

SA

SA

RA

N

CA

RA

MEN

CA

PA

I TU

JUA

N D

AN

SA

SA

RA

N

(STR

ATEG

I)

AK

TIV

ITA

S T

AH

UN

TU

JUA

N

UR

AIA

NIN

DIK

ATO

R

KIN

ER

JA

20

05

2

00

6

20

07

2

00

8

20

09

K

EB

IJA

KA

N

PR

OG

RA

M

b.

nila

i buday

a 6

66

66

Pen

gem

ban

gan

Nil

ai B

ud

aya

c.

kera

gam

an b

uday

a 7

16

16

16

16

Pen

gelo

laan

Kera

gam

an

Bu

daya

d.

kek

ayaa

n b

uday

a 7

77

77

Pen

gelo

laan

Kekayaan

Bu

daya

1.

Jum

lah k

egia

tan

pen

gem

bangan S

DM

Budpar

Nas

ional

41

44

47

50

52

Pen

gem

ban

gan

Kem

itra

an

2.

Jum

lah k

egia

tan litban

g

kebuday

aan d

an

par

iwis

ata

47

810

11

Pen

gem

ban

gan

Kem

itra

an

3.

Jum

lah k

egia

tan

Pengem

ban

gan A

rkeo

logi

Nas

ional

42

63

84

104

126

Pen

gem

ban

gan

Kem

itra

an

4.

Jum

lah k

egia

tan

pen

gem

bangan s

iste

m

info

rmasi

keb

uday

aan

dan

par

iwis

ata

43

54

71

66

65

Pen

yele

ng

gara

an

Pim

pin

an

K

en

eg

ara

an

& K

ep

em

eri

nta

han

1.

Men

ingka

tnya

ku

alitas,

kuan

-tita

s dan m

anfa

at

pen

elitia

n d

an

pen

gem

ban

gan

sist

em info

rmasi

se

rta

duku

ngan

kete

rsed

iaan

sum

ber

day

a m

anusi

a.

5.

Jum

lah k

egia

tan

pen

gem

bangan

kem

am

puan p

egaw

ai

12

28

42

48

55

Pen

ata

an

Kele

mb

ag

aan

&

Keta

tala

ksa

naan

3.

Men

ing

katn

ya

kap

asi

tas

sum

ber

daya

keb

ud

ayaan

d

an

kep

ari

-w

isata

an

1.

Jum

lah a

ktiv

itas

pen

gaw

asa

n y

ang e

fekt

if

dan

efisi

en.

193

233

261

285

310

1.

Mem

anta

pka

n

man

ajem

en

pem

bangunan

ke

buday

aan d

an

par

iwis

ata.

Pen

ing

kata

n P

en

gaw

asa

n &

A

ku

nta

bil

itas

Ap

ara

tur

2.

Men

ingka

tnya

pen

gaw

asan

,pen

gen

dal

ian,

koord

inasi

dan

kerj

asam

a lin

tas

sekt

or,

wila

yah

dan

lem

bag

a.

2.

Jum

lah k

egia

tan k

oor-

din

asi

dan s

osi

alis

asi

tran

spar

ansi

dan

aku

n-

tabili

tas

kiner

ja b

udpar

.

43

76

79

98

107

Pen

ing

kata

n P

en

gaw

asa

n &

A

ku

nta

bilit

as

Ap

ara

tur

3.

Jum

lah k

egia

tan

monitoring d

an e

valu

asi

pel

aksa

naa

n k

egia

tan

12

14

16

16

18

Pen

ata

an

Kele

mb

ag

aan

&

Keta

tala

ksa

naan

4.

Jum

lah k

oord

inas

i dan

si

nkr

onis

asi pro

gra

m

kerj

a in

stan

si t

erka

it.

69

10

11

12

Pen

ata

an

Kele

mb

ag

aan

&

Keta

tala

ksa

naan

Lam

pira

n R

enca

na S

trate

gis

Dep

budp

ar 2

005

- 200

9 4

dari

4

SA

SA

RA

N

CA

RA

MEN

CA

PA

I TU

JUA

N D

AN

SA

SA

RA

N

(STR

ATEG

I)

AK

TIV

ITA

S T

AH

UN

TU

JUA

N

UR

AIA

NIN

DIK

ATO

R

KIN

ER

JA

20

05

2

00

6

20

07

2

00

8

20

09

K

EB

IJA

KA

N

PR

OG

RA

M

5.

Jum

lah p

enyu

sunan

per

atura

n p

erundan

gan

di

bid

ang B

udpar

919

25

26

17

Pen

ata

an

Kele

mb

ag

aan

&

Keta

tala

ksa

naan

6.

Jum

lah k

egia

tan k

ehu-

mas

an (

publik

asi &

PR)

34

78

81

104

108

Pen

yele

ng

gara

an

Pim

pin

an

K

en

eg

ara

an

& K

ep

em

eri

nta

han

7.

Jum

lah p

edom

an d

an

pro

sedur

di bid

ang:

a.ke

lem

bag

aan

35

710

13

Pen

ata

an

Kele

mb

ag

aan

&

Keta

tala

ksa

naan

b.

per

enca

naa

n

810

11

12

9P

en

ata

an

Kele

mb

ag

aan

&

Keta

tala

ksa

naan

8.

Jum

lah p

elay

anan

ad

min

istr

asi

di bid

ang:

a.ke

uan

gan

15

15

15

15

15

Pen

yele

ng

gara

an

Pim

pin

an

K

en

eg

ara

an

& K

ep

em

eri

nta

han

b.

kepeg

awaia

n

50

64

59

65

62

Pen

yele

ng

gara

an

Pim

pin

an

K

en

eg

ara

an

& K

ep

em

eri

nta

han

c.um

um

600

601

602

599

600

Pen

yele

ng

gara

an

Pim

pin

an

K

en

eg

ara

an

& K

ep

em

eri

nta

han

d.

per

enca

naa

n

66

66

6P

en

ata

an

Kele

mb

ag

aan

&

Keta

tala

ksa

naan

e.huku

m

86

79

9P

en

ata

an

Kele

mb

ag

aan

&

Keta

tala

ksa

naan

DEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATAREPUBLIK INDONESIAJl. Medan Merdeka Barat No. 17 Jakarta 10110

RENCANA STRATEGISDEPARTEMEN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 2005 - 2009Departemen Kebudayaan dan Pariwisata sebagai instansi pemerintah diwajibkan menyusun Rencana Strategis dengan berpedoman pada Undang-undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Inpres nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Renstra Depbudpar 2005 - 2009 merupakan penjabaran Rencana PembangunanJangka Menengah (RPJM) 2004 - 2009 (Peraturan Presiden RI no 7 Tahun2005), bahwa Kementerian, Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen berkewajiban menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Renstra Depbudpar ini dikondisikan untuk menjawab agenda pembangunan nasional khususnya yang berkaitan dengan pembangunan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur; peningkatan daya saing pariwisata serta penciptaan tata pemerintahan yang bersih dan berwibawa seperti yang tertuang dalam RPJM 2004 - 2009. Renstra Depbudpar 2005 -2009 ini merupakan pedoman bagi seluruh satuan kerja di lingkungan Depbudpar.

Dokumen Renstra Depbudpar ini akan menjadi dokumen dasar penyusunan Renstra Satuan Kerja Eselon I dan II di lingkungan Depbudpar. Setiap tahun Renstra Depbudpar ini akan menjadi dasar penyusunan Rencana Kerja Lembaga(RKL) serta Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga (RKA-KL). Keduarencana tersebut menjadi dasar penyusunan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).