renisa meisandri-skripsi-fakultas ilmu budaya-naskah
TRANSCRIPT
Alih Wahana Cerpen Ellibeito-e Kkin Geu Namja-neun Eotteokhe Dweonna
Karya Kim Young-ha ke Webtoon Ellibeito-e Kkin Geu Namja-neun Etteokhe
Dweonna Karya Kim Jun-pyo dan Lee Sang-rok
Renisa Meisandri, Eva Latifah
Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas
Indonesia
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Penelitian ini berfokus pada perubahan-perubahan yang terjadi pada cerpen
Ellibeito-e Kkin Geu Namja-neun Eotteokhe Dweonna karya Kim Young-ha yang
diadaptasi ke dalam webtoon dengan judul yang sama. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif degan seluruh analisis
yang merujuk pada teks. Temuan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa alih
wahana menuntut perubahan karena ideologi teksnya berbeda. Selain itu, terdapat
beberapa faktor lain yang mendukung perubahan tersebut terjadi, yakni
perkembangan zaman dan teknologi, perubahan preferensi masyarakat, dan
penyesuaian dengan media baru.
Kata kunci: adaptasi, OSMU, webtoon, Kim Young-ha, budaya populer
Abstract
This research is focused on a study of changes in Korean short story adaptation
titled Ellibeito-e Kkin Geu Namjaneun Eotteokhe Dweonna originally written by
Young-ha Kim, adapted into a webtoon. The research method used in this thesis is
a qualitative descriptive method with all its analysis refers to the text and the
changes in the adaptation. The study revealed that adaptation claims change
because of different ideology of the text. In addition, there are several other
factors that supports these changes to accur, i.e., the times and technology,
changes in people’s preference, and the adjustment to the new media.
Keyword: adaptation, OSMU, webtoon, Young-ha Kim, popular culture.
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
Pendahuluan
Sekarang ini, banyak sekali ditemukan karya-karya hasil alih wahana
dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya Damono, alih wahana adalah perubahan
dari suatu jenis kesenian ke dalam jenis kesenian lain. Salah satu contoh cerita
rekaan diubah menjadi tari, drama, atau film (2005: 96). Contoh yang paling
sering ditemukan dalam pengadaptasian karya sastra adalah pengubahan dari
karya tulisan menjadi karya visual. Di Indonesia sendiri ada banyak sekali karya
sastra yang mengalami pengadaptasian seperti ini, contohnya adaptasi novel
Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang diadaptasi menjadi sebuah film dan
teater.
Seiring berkembangnya teknologi, produk alih wahana semakin bertambah
banyak jenisnya, bukan lagi perubahan dari bentuk kertas ke kertas atau kertas ke
layar lebar, tetapi juga dalam bentuk kertas menjadi bentuk digital. Dalam hal ini
Korea Selatan (selanjutnya disebut Korea), sebagai negara dengan kemajuan
teknologi internet dan koneksi internet tercepat di dunia, mulai mengembangkan
suatu bentuk karya sastra populer dengan memanfaatkan internet, yaitu webtoon.
Webtoon berasal dari gabungan dua kata, yaitu ‘web’ dan ‘cartoon’. Istilah ini
pertama kali muncul di Korea pada tahun 2002 dan Yahoo Korea sebagai situs
portal pertama yang diketahui mengembangkan webtoon pertama kali. Selain
Yahoo Korea ada beberapa situs portal lain, seperti Daum, Naver, dan Nate yang
turut membuat Webtoon semakin diminati oleh para pembacanya.
Perkembangan alih wahana dan webtoon di Korea tidak bisa dilepaskan
dari strategi OSMU. OSMU (One Source Multi Use) adalah sebuah istilah yang
dipakai untuk sebuah konten yang dapat dijadikan menjadi beberapa karya. Salah
satunya yang terkenal adalah animasi Pororo. Kita tidak hanya melihat Pororo
dalam bentuk animasi saja, tetapi juga di dalam perlengkapan sekolah anak,
mainan, action figure, bahkan di Korea ada theme park yang mengambil tema
Pororo. Selain Pororo, masih banyak lagi contoh produk dari OSMU lainnya di
Korea.
Kepopuleran webtoon Korea tidak hanya di Korea saja, tetapi juga di
Indonesia. Bahkan versi terjemahan berbahasa Indonesianya pun dapat mudah
digunakan para pengguna LINE. Akan tetapi, penelitian ilmiah tentang komik
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
atau webtoon masih terbilang sedikit. Di Indonesia sendiri, terdapat stigma negatif
terhadap komik. Meskipun komik populer dan banyak digemari, komik dianggap
sebagai ancaman. Arwendo Atmowiloto (dalam Ajidarma, 2011: 3) berkata
bahwa komik adalah salah satu bentuk budaya populer yang paling banyak
memancing pendapat ganda: di satu pihak ia digemari, digandrungi, dan tak
mungkin dilarang, tetapi di pihak lain komik dianggap merusak bahasa,
mengembangkan kemalasan membaca, dan meliarkan khayalan, serta deretan
yang buruk serba kekerasan dan porno. Sementara di Korea, komik pernah
dianggap sebagai sesuatu yang negatif saat manga menginvasi dunia perkomikan
Korea sejak tahun 1960 karena isinya yang mengandung kekerasan, adegan-
adegan berdarah, seks, dan lain-lain (Lent, 2015). Terlepas dari hal itu, penulis di
sini akan membahas alih wahana cerpen Ellibeito-e Kkin Geu Namja-neun
Eotteokhe Dweonna (selanjutnya disebut Ellibeito) karya Kim Young-ha ke
webtoon Ellibeito karya Kim Jun-pyo dan Lee Sang-rok sebagai sebuah karya
kreatif. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti
perubahan-perubahan yang terdapat di dalam cerpen dan webtoon Ellibeito.
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
menjelaskan bagaimana terjadinya perubahan-perubahan dalam cerpen dan
webtoon Ellibeito dan latar belakang di balik perubahan-perubahan tersebut.
Untuk menjawab rumusan masalah tersebut, penulis menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Kemudian peneliti
menggunakan dua jenis data: 1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung
dari sumbernya, berupa cerpen Ellibeito dan Barami Bunda karya Kim Young-ha
dan webtoon Ellibeito karya Kim Jun-pyo dan Lee Sang-rok; 2) Data sekunder,
yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka, berupa buku, makalah, jurnal,
skripsi, artikel, dan sebagainya.
Alih Wahana
Adaptasi adalah suatu hal yang lazim dilakukan kepada karya. Objek
karya yang bisa diadaptasi pun tidak terbatas. Setiap karya dapat mengalami
proses adaptasi dan dalam dunia sastra kejadian ini lazim ditemui. Hal ini terjadi
karena menurut hukum ide seseorang tidak dapat dipatenkan. Bila ide tersebut
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
sudah berupa sebuah karya yang berbentuk barulah pembuatnya bisa
mematenkannya.
Sebagai sebuah proses kreasi, adaptasi selalu melibatkan interpretasi dan
penciptaan (kembali) dan dalam prosesnya akan membuat beberapa unsur yang
terdapat di dalam sumber juga ikut mengalami perubahan, misalnya tema,
karakter/lakon, cerita, dan alur. Jika suatu karya diadaptasi, unsur-unsur tersebut
secara otomatis akan terkena ‘dampak’ dari proses ini karena adanya perubahan
media.
Berbicara tentang pengadaptasian sebuah karya sastra tidak bisa
dilepaskan dari konsep tentang alih wahana. Menurut Damono (2012:1), alih
wahana mencakup kegiatan penerjemahan, penyaduran, dan pemindahan dari satu
jenis kesenian ke jenis kesenian lain. Setidaknya ada dua konsep penting yang
dicakup oleh istilah itu: pertama, wahana adalah medium yang dimanfaatkan atau
dipergunakan untuk mengungkapkan sesuatu; kedua, wahana adalah alat untuk
membawa atau memindahkan sesuatu dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena
itu diperlukan suatu media sebagai alat untuk pengalihan.
Linda Hutcheon (2006: 38-51) membagai adaptasi menurut medianya
menjadi tiga jenis, yaitu telling ←→ showing, showing ←→ showing, dan
interacting ←→ telling atau showing. Berdasarkan pembagian tersebut, sumber
yang penulis pakai dalam penelitian ini mengalami pengadaptasian telling to
showing, yakni dari bentuk penceritaan (cerpen) ke bentuk tontonan (webtoon)
karena webtoon menyajikan tontonan dalam bentuk gambar yang deskriptif.
Meskipun terdapat kata-kata, narasi, dan dialog di dalamnya, tetapi komik
memiliki keunikannya sendiri, yaitu menjelaskan cerita melalui gambar dan
gambar adalah media berbentuk visual. Melalui gambar-gambar itulah pembaca
mendapat gambaran visual secaranya nyata, sedangkan cerpen mengharuskan
pembacanya berimajinasi untuk memperoleh gambaran tentang cerita dan jalan
cerita di dalam benaknya.
Menurut Gardies (dalam Hutcheon, 2003: 84), karya yang diadaptasi
bukanlah sesuatu yang diproduksi ulang, melaikan sesuatu yang ditafsirkan dan
diciptakan ulang, biasanya di media yang baru. Adapter akan disebut sebagai
penafsir dulu sebelum menjadi pencipta. Sebuah karya adaptasi tidak bisa
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
melenceng terlalu jauh dari cerita induknya karena biasanya penikmatnya
memiliki kecenderungan untuk membandingkannya satu sama lain. Namun, karya
hasil adaptasi bukanlah sebuah karya hasil menjiplak karena pengadaptasi
membuatnya atas persetujuan pengarang asli dan tentunya membayar royalti pula,
sedangkan penjiplak menyalin suatu karya tanpa izin yang bertujuan untuk
mencari keuntungan.
Analisis Alih Wahana Cerpen Ellibeito ke Webtoon Ellibeito
Suatu karya yang mengalami pengalihwahanaan tidak akan pernah bisa
mempertahankan hakikat yang lama ke habitat yang baru. Sedikit banyak pasti
ada aspek atau isi yang berubah dari versi aslinya. Hal ini pun terlihat dalam alih
wahana cerpen Ellibeito-e Kkin Geu Namja-neun Eotteokhe Dweonna ke dalam
webtoon dengan judul yang sama. Selain itu, terdapat jarak enam belas tahun
antara cerpen dan webtoon Ellibeito-e Kkin Geu Namja-neun Eotteokhe Dweonna.
Cerpennya dikeluarkan tahun 1999, sedangkan webtoon-nya dikeluarkan tahun
2015. Masyarakat Korea tentunya mengalami perubahan dalam rentang waktu
hampir dua dekade itu.
Komikus Kim Jun-pyo dan Lee Sang-rok, mengadaptasi cerpen milik Kim
Young-ha ini. Sebenarnya yang mereka adaptasi hanya satu cerpen, yaitu
Ellibeito-e Kkin Geu Namja-neun Eotteokhe Dweonna, tetapi Kim Jun-pyo dan
Lee Sang-rok menambahkan cerita kedua dari cerpen lain berjudul Barami Bunda
ke dalam webtoon dan menggabungkan keduanya. Tokoh-tokoh yang ada di
dalam kedua cerpen tersebut juga muncul dan kemudian melebur ke dalam satu
cerita yang saling berkaitan. Selain itu, peran para karakter ini dibuat saling
mendukung dan membuat alur dan plot cerita yang berbeda dari karya aslinya.
Penulis mengelompokkan perubahan yang terjadi dalam webtoon
Ellibeito-e Kkin Geu Namja-neun Eotteokhe Dweonna berdasarkan unsur
pembentuk cerita yang mengalami perubahan. Salah satu contohnya adalah
membuat Tuan Jung memiliki telepon genggam. Hal ini terlihat dalam kutipan
berikut:
[...] 나는 핸드폰을 사지 않은 것을 처음으로 후회했다. […] (Paragraf 5)
[...] “Untuk pertama kalinya aku menyesal tidak membeli .” [...]
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
Dalam cerpen diceritakan bahwa tokoh utama tidak menggunakan dan
mempunyai telepon genggam. Ia sendiri yang memutuskan untuk tidak
menggunakannya. Akan tetapi, di dalam versi webtoon-nya tokoh utama terlihat
memilikinya seperti yang terlihat dalam kutipan gambar 1. Kutipan tersebut
menampilkan adegan saat Tuan Jung terbangun dari tidurnya karena bunyi alarm.
Dia kemudian meraih telepon genggamnya dan mematikan alarm dengan wajah
yang masih mengantuk.
Gambar 1. Ep.1 오늘의 시작 (Awal Hari Ini)
Jika diperhatikan, dalam kutipan gambar di atas Tuan Jung menggunakan
telepon genggam jenis telepon pintar (smartphone). Sekarang ini smartphone
sudah menjadi barang yang lazim digunakan dan dipunyai oleh masyarakat
kontemporer, termasuk di Korea. Korea sendiri termasuk salah satu produsen
telepon genggam terbesar di dunia, sebut saja beberapa merk smartphone dari
Korea yang terkenal, yaitu Samsung dan LG. Selain menjadi produsen, pada tahun
2015 Korea juga menjadi negara dengan distribusi pengguna smartphone tertinggi
ke-4 (83%) di dunia, setelah Uni Emirates Arab (90,8%), Singapura (87,7%), dan
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
Arab Saudi (86,1%) (Hyun, 2015).1 Ini berarti 8 dari 10 masyarakat Korea
memiliki smartphone.
Lee Sang-rok (penggambar) sengaja menampilkan panel-panel yang
menyorot smartphone berkali-kali, bahkan sejak awal episode pertama. Selain
untuk menyesuaikan dengan keadaan sekarang, kehadiran smartphone juga bisa
menjadi bukti bahwa masyarakat kontemporer tidak bisa dijauhkan dari produk
kemajuan teknologi ini. Masyarakat kontemporer sudah menjadi tergantung
dengan smartphone, seperti yang terlihat di gambar 1. Dalam gambar tersebut
Tuan Jung meletakkan smartphone-nya di atas meja di samping tempat tidurnya.
Zaman sekarang smartphone sudah dianggap sebagai kebutuhan pokok oleh
sebagian orang untuk menunjang kehidupan sehari-harinya, seperti berkomunikasi,
bekerja, berbelanja, dan lain-lain.
Selain itu, komikus berusaha untuk menunjukkan realitas masyarakat
kontemporer Korea melalui telepon genggam/smartphone ini. Sebagai informasi,
masyarakat korea sendiri dikenal memiliki budaya kolektivisme dan kebanyakan
hanya berinteraksi dalam grupnya saja. Masyarakat Korea mengenal dua jenis
grup, grup pertama merupakan anggota keluarga dan teman dekat dan grup kedua
berisikan orang-orang yang memiliki tujuan atau kepentingan yang sama, seperti
di sekolah, kantor, militer, dan lain-lain (Lee, 2009: 178-179), seperti yang terlihat
dalam kutipan gambar di bawah.
1 Diakses dari tulisan Hyun Yoon-kyung yang diterbitkan dalam koran online Yonhap News berdasarkan Laporan KT Economics & Management Research Lab berjudul “2015년 상반기 모바일 트랜드”
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
Gambar 2. Ep. 2 킬리만자로의 생생한 기록 (Catatan Nyata Gunung Kilimanjaro)
Gambar tersebut memperlihatkan adegan saat Tuan Jung berusaha
meminjam telepon kepada orang-orang yang ada di sana, tetapi tidak ada yang
bersedia meminjamkan. Mereka tidak bersedia meminjamkan teleponnya kepada
Tuan Jung karena menganggap Tuan Jung sebagai orang asing dan bukan bagian
kelompoknya. Terlebih lagi penampilan Tuan Jung yang terlihat acak-acakan ini
semakin membuat orang-orang menaruh curiga kepadanya. Sebenarnya orang
tersebut memiliki telepon genggam, tetapi dia berbohong kepada Tuan Jung,
bahkan dia juga menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Tuan Jung dengan cara
melemparkan pandangan dan memunggungi Tuan Jung. Melalui adegan tersebut,
Kim Jun-pyo dan Lee Sang-rok semakin menegaskan bahwa masyarakat
kontemporer Korea saat ini cenderung acuh tak acuh terhadap orang yang berada
di luar kelompok mereka.
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
Gambar 3. Ep. 1오늘의 시작 (Awal Hari Ini)
Komikus juga menambahkan satu plot yang terlihat mencolok dalam
webtoon, yaitu kehadiran kekasih Tuan Jung, Lee Bo-ra. Hal ini terlihat dalam
gambar 3. Lee Bo-ra merupakan tunangan Tuan Jung yang tiba-tiba menghilang.
Akan tetapi, dalam versi aslinya, pengarang tidak menceritakan kehidupan cinta
Tuan Jung sama sekali. Apakah Tuan Jung pria yang sudah menikah atau masih
lajang pun tidak dijelaskan. Lee Bo-ra sendiri sebenarnya adalah tokoh utama
wanita dalam cerpen Barami Bunda, tetapi komikus menjadikannya sebagai
media penyambung dua cerita.
Selain menjadi penyambung dua cerita, kehadiran Lee Bo-ra sebagai kekasih
Tuan Jung berfungsi sebagai ‘bumbu penyedap’ untuk membuat cerita semakin
menarik. Kisah percintaan merupakan salah satu unsur yang hampir selalu ada di
dalam karya-karya budaya populer. Budaya populer adalah budaya yang disukai
atau dinikmati oleh banyak orang (massa) dan budaya komersial yang diproduksi
oleh massa itu sendiri (Storey, 2015: 6-7). Jadi, konsumen dan selera pasar
menjadi salah satu faktor berhasil atau tidaknya suatu karya.
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
Gambar 4. Ep. 11 떠나요 , 우리 (Ayo Kita Pergi)
Salah satu ciri khas dalam penceritaan kisah percintaan di dalam budaya
populer adalah pemfokusan pada adegan-adegan percintaan yang dapat membuat
penikmatnya ikut terbawa dalam situasi tersebut. Jika melihat kutipan gambar3
dan 4, Lee Sang-rok dengan sengaja menggambar panel-panel yang berfokus pada
kisah cinta Lee Bo-ra dengan Tuan Jung dan Chul-soo X. Pola seperti ini
sebenarnya sudah lazim digunakan dalam karya-karya budaya populer lain.
Penulis mengambil beberapa contoh adegan percintaan yang diambil dengan shot
close-up seperti yang terdapat dalam kutipan gambar di bawah ini:
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
Gambar 5. Secret Garden (2011) Ep. 3 (32:23)
Gambar 6. My Love from Another Star (2014) Ep. 19 (38,24)
Drama-drama di atas merupakan contoh drama yang mendapatkan banyak
penonton dan kepopuleran karena mengangkat cerita tentang percintaan. Tidak
hanya di Korea, tetapi drama-drama tersebut juga berhasil meraih kesuksesan di
sebagian negara Asia, salah satunya adalah Indonesia. Bahkan drama-drama
tersebut pernah ditayangkan di stasiun televisi lokal, yaitu Indosiar (Secret
Garden) dan RCTI (My Love from Another Star).
Jika diperhatikan adegan-adegan yang menunjukkan interaksi antara dua
pemain yang saling jatuh cinta tersebut memang sengaja diperbesar atau disorot
dari dekat. Hal ini dilakukan untuk membuat penonton fokus pada adegan tersebut.
Cara ini merupakan pola yang memang sering dipakai oleh para sutradara di
Korea untuk menampilkan kisah percintaan. Cara ini juga terbukti disukai oleh
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
massa. Bisa dilihat dari kesuksesan drama-drama tersebut meraih perhatian
penonton di berbagai negara.
Webtoon sebagai salah satu contoh produk budaya populer juga tidak luput
dari pola-pola di atas. Hal ini terlihat dari panel-panel yang dibuat oleh Kim Jun-
pyo dan Lee Sang-rok yang melakukan close-up panel-panel berisi adegan yang
mengandung unsur cinta. Melalui penambahan kisah percintaan ini, Kim Jun-pyo
dan Lee Sang-rok juga berusaha untuk mengikuti selera pasar agar dapat menarik
perhatian dan minat para pembaca.
Gambar 7,8. Ep. 1 오늘의 시작 (Awal Hari Ini)
Perubahan selanjutnya yang dilakukan oleh kedua komikus tersebut adalah
penambahan beberapa tokoh sampingan ke dalam cerita, misalnya tokoh Nona
Lee dan Jung Hoon. Nona Lee adalah tokoh sampingan pertama yang muncul
dalam webtoon. Dia merupakan tetangga Tuan Jung dan pertama kali muncul di
episode pertama. Saat itu Tuan Jung sedang kebingungan bagaimana caranya
untuk membantu orang yang terjebak di dalam elevator. Sebenarnya ada atau
tidak adanya tokoh ini tidak begitu mempengaruhi cerita, tetapi kehadirannya
semakin menunjukkan individualisme masyarakat post-modern yang merasa
urusannya lebih penting dari yang lain. Di gambar 7 dan 8 menunjukkan
ketidakpedualian Nona Lee terhadap orang yang terjebak di elevator. Dia hanya
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
bertanya “ada apa ini?” kepada Tuan Jung, tetapi tidak melakukan apa pun dan
malah langsung pergi dengan tergesa-gesa.
Menurut Seon (dalam Lent, 2015) perbedaan manhwa dan manga2 adalah
manga bergerak ke arahnya sendiri setelah mendapatkan pengaruh dari luar,
sedangkan manhwa terus saja menerima pengaruh-pengaruh tersebut. Dia
menambahkan bahwa manhwa terbuka dari berbagai pengaruh luar, seperti Jepang,
Eropa, dan lain-lain. Ini berarti manhwa merupakan penggabungan dari beberapa
unsur dari luar. Dalam webtoon Ellibeito-e Kkin Geu Namjaneun Eotteokhe
Dweonna pengaruh ini terlihat dalam penggambaran tokoh.
Aspek ini yang juga bisa dijadikan ciri khas webtoon Ellibeito-e Kkin Geu
Namjaneun Eotteokhe Dweonna. Penggambaran tokoh-tokoh di dalam webtoon
tidak seperti orang Korea, tetapi cenderung lebih mirip seperti orang Barat (Eropa
dan Amerika). Seperti yang terlihat dalam kutipan-kutipan gambar sebelumnya.
Saat pertama kali melihatnya pembaca pasti akan penasaran kenapa pengarang
membuat wajah karakter yang seperti ini. Lee Sang-rok memberikan penjelasan
mengenai hal ini dalam Episode Epilog (후기/ Hugi) di akhir cerita. Dia
menjelaskan bahwa sebenarnya awalnya serial ini akan diterbitkan di luar negeri,
tetapi ternyata serial ini dimuat lebih dahulu di Daum Korea. Hal ini juga menjadi
penanda bahwa budaya populer harus bisa menjawab tuntutan global agar bisa
diterima oleh pasar luas, selain di Korea.
2 Manga berarti komik dalam bahasa Jepang. Ada pun dalam bahasa Korea dikenal dengan istilah Manhwa.
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
Gambar 9. Ep. 14 하루의 마지막 (Akhir Hari)
Selanjutnya, komikus juga melakukan penambahan adegan di dalam
webtoon Ellibeito. Gambar di atas menunjukkan adegan saat Tuan Jung pergi
makan-makan dengan rekan-rekan kerjanya setelah bekerja atau dikenal dengan
istilah hwesik (회식) dalam bahasa Korea. Kegiatan seperti ini biasa dilakukan
oleh pekerja Korea. Sebenarnya adegan ini tidak ada di cerpen. Di cerpen sendiri
Tuan Jung langsung pulang ke rumah setelah bekerja. Kim Jun-pyo dan Lee Sang-
rok memasukkan adegan ini untuk menggambarkan keadaan masyarakat Korea
saat ini dan membuat cerita terasa lebih nyata.
Masyarakat Korea memiliki dua jenis grup: grup pertama yang terdiri dari
keluarga dan sahabat dan grup kedua yang berisi orang-orang yang memiliki
tujuan dan kepentingan yang sama (Lee, dkk, 2009: 179). Dalam hal ini,
perusahaan menjadi salah satu representatif dari grup kedua. Di Korea sendiri
terdapat sebuah istilah yang akrab ditelinga para karyawan, yaitu “suasana seperti
keluarga” (Lee, dkk, 2009: 180). Hubungan senior-junior sangat kental dalam
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
budaya perusahaan Korea. Bila atasan belum selesai bekerja, para bawahan
biasanya tidak akan pulang. Mereka akan menunggu atasan selesai bekerja dan
pulang agar bisa pulang ke rumah masing-masing. Selain itu, perusahaan-
perusahaan di Korea biasa mengadakan kumpul bersama setelah bekerja untuk
membangun rasa kekeluargaan di antara para pekerja.
Kesimpulan
Dalam pengadaptasian suatu karya pasti ada unsur-unsur yang mengalami
perubahan, termasuk yang terjadi pada cerpen Ellibeito-e Kkin Geu Namjaneun
Eotteokhe Dweonna karya Kim Young-ha (karya asli) dan webtoon Ellibeito-e
Kkin Geu Namjaneun Eotteokhe Dweonna karya Kim Jun-pyo dan Lee Sang-rok
(karya adaptasi). Perubahan-perubahan tersebut terjadi di beberapa unsur, yakni
plot, tokoh, dan latar (waktu dan tempat). Perubahan-perubahan ini terjadi karena
media atau wahana cerpen berbeda dengan webtoon. Cerpen memanfaatkan
penggambaran melalui tulisan, sedangkan webtoon memanfaatkan gambar sebagai
media untuk menyampaikan isi. Meskipun dalam webtoon terdapat tulisan, tetapi
kebanyakan ekspresi, raut wajah, latar dijelaskan melalui gambar. Hal ini yang
membuat webtoon unik dan berbeda dari cerpen.
Perubahan-perubahan yang terdapat dalam webtoon Ellibeito-e Kkin Geu
Namja-neun Eotteokhe Dweonna ini terjadi karena beberapa faktor: perbedaan
zaman, perubahan preferensi (selera) masyakat karena perkembangan zaman dan
teknologi, penyesuaian dengan media baru, dan adanya tuntutan global yang
akhirnya mengubah beberapa aspek sosial dan budaya. Seperti halnya budaya
populer lain, webtoon ini dibuat dengan menyesuaikan selera pasar agar dapat
menarik banyak pembaca. Namun, Kim Jun-pyu dan Lee Sang-rok juga
memasukkan kritik-kritik sosial terhadap masyarakat kontemporer lewat
penggambaran adegan-adegan dalam ceritanya. Oleh karena itu pembaca dapat
memperoleh gambaran masyarakat kontemporer dan permasalahan-permasalahan
sosial yang terjadi saat ini melalui adegan-adegan yang sesuai dengan kenyataan
sosial yang terjadi dalam masyarakat.
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
Daftar Referensi
Korpus
E-book
김영하. 2010. 엘리베이터에 낀 그 남자는 어떻게 되었나. 파주: 문학동네. (Kim,
Young-ha. 2010. Ellibeito-e Kkin Geu Namjaneun Eotteokhe Dweonna.
Paju: Munhakdongne.)
Webtoon
김준표, 이상록. 2015. 엘리베이터에 낀 그 남자는 어떻게 되었나. 서울: 다음 (Kim,
Jun-pyo dan Lee Sang-rok. 2015. Ellibeito-e Kkin Geu Namjaneun
Eotteokhe Dweonna. Seoul: Daum)
<http://webtoon.daum.net/webtoon/view/elevatorman>. Terakhir diakses
pada tanggal 28 Juni 2016 pukul 8:30 WIB.
Sumber Buku
김인성. 2011. 한국 IT산업의 명망. 서울: 북하우스 (Kim, In-sung. 2011. Hanguk
IT Saneob ui Myeolmang. Seoul: Book House.)
이혜경, 설동훈, dkk. 2009. 한국 사회의 이해. 서울: 한국이민정책발전재단. (Lee,
Hye-kyung, Seol Dong-hun, dkk. 2009. Hanguk Sahwe-ui Ihae. Seoul:
Hangukiminjeongchaekbaljeonjaedan.)
Ajidarma, Seno Gumira. 2011. Panji Tengkorak: Kebudayaan dalam
Perbincangan. Jakarta: KPG.
Choi, Jin-bong. 2007. Media, Culture and Korea. Seoul: CommunicationsBooks.
Choi, Joon-sik, Hahm In Hee, dkk. 2011. Undestanding Contemporary Korean
Culture. Paju: Jimoondang.
Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
----------. 2012. Alih Wahana. Jakarta: Editum.
Nawawi dan Martini. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Otmazgin, Nissim dan Eyal Ben-Ari. 2012. Popular Culture and the State in East
and Southeast Asia. Newyork: Routledge.
Park, Jung-sun. (2007). Korean Pop Culturespreads Beyond Asia. Dalam T. K.
Herald, Insight to Korea (hal. 272-285). Seoul: Herald Media.
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
Yi, Nam-ho, U Ch’anje, dkk (ed. Anthony, of Taizé). 2005. Twentieth Century
Korean Literature. Connecticut: EastBridge.
Sumber Internet
송요셉. 2012. 웹툰의 현향 및 특성과 웹툰 기반 OSMU 활성화 방안. 코카포커스.
Vol 57: 1-27. (Song, Yoseph. 2012. Webtoon ui Hyeonghyang Mit
Teukseonggwa Webtoon Giban OSMU Hwalseong Bangan. Khokha
Phokhoseu. Vol 57: 1-27)
<https://www.kocca.kr/knowledge/publication/focus/__icsFiles/afieldfile/20
12/08/28/0WmEMOBnfVLg.pdf>. Diunduh pada tanggal 25 Februari 2016
pukul 07:25 WIB.
Ji, Won-jun. Webtoons in Korea: Analysis of A New Wave of Comics.
<http://jiwonjun.com/Webtoons-in-Korea>. Diakses pada tanggal 13 April
2016 pukul 17:01 WIB.
Lee, Sun-jin dan Lim Su-mi. 2012. Webtoon, Why So Popular?.
<http://www.dgupost.com/news/articleView.html?idxno=1247>. Diakses
pada tanggal 19 Februari 2016 pukul 20:16 WIB.
Lent A., John. 2015. Asian Comics. Mississippi: Univ. Press Mississippi.
<https://books.google.co.id/books?id=pv8aBwAAQBAJ&dq=asian+comics
+john+lent&hl=ko&source=gbs_navlinks_s>. Diakses pada tanggal 24 Juni
2016 pukul 23:18 WIB.
Lynn, Hyung-gu. 2016. Korean Webtoon: Explaining Growth.
韓国研究センター年報 Vol 16
<https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9
&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiJ67qhp4vMAhUBlJQKHQBaDjAQFgh
mMAg&url=http%3A%2F%2Fwww.asiapacificmemo.ca%2Fwp-
content%2Fuploads%2F2016%2F02%2FHG-Lynn-Korean-Webtoons-
Kyushu-v16-
2016.pdf&usg=AFQjCNEUPGWa15vg0lAfZRx7tH6gSOkfmg&sig2=MYP
tIZZtf891UssiEESf5A&bvm=bv.119408272,d.dGo>. Diakses pada tanggal
13 April 2016 pukul 16:38 WIB)
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016
Na, Jeong-ju. 25 Juli 2012. The Korea Times. Diambil dari www.koreatimes.co.kr:
<http://www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2013/03/181_115952.html
>. Diakses pada tanggal 16 Mei 2016 pukul 2:02 WIB.
Ock, Hyun-ju. (2015, November 2). Korean's Average Work Hours Still Second-
Longest in OECD. Diambil kembali dari The Korea Herald:
<http://www.koreaherald.com/view.php?ud=20151102001240>. Diakses
pada tanggal 30 Mei 2016 pukul 1:15 WIB.
Storey, John. 2006. Cultural Theory and Popular Culture: An Introduction. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
<https://books.google.co.id/books?id=nOwjCQAAQBAJ&printsec=frontco
ver&hl=ko&source=gbs_atb#v=onepage&q&f=false>. Diakses pada
tanggal 24 Juni 2016 pukul 13:40 WIB.
Alih Wahana ..., Renisa Meisandri, FIB UI, 2016