publikasi ilmiah pengembangan taman budaya …eprints.ums.ac.id/36303/26/naskah publikasi...

16
PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA DI KOTA SEMARANG (Penekanan Arsitektur Neo-Vernakular) Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : SALEHA MA’ADIN D 300 120 033 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Upload: trinhcong

Post on 06-May-2018

241 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

PUBLIKASI ILMIAH

PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH

SEBAGAI PUSAT BUDAYA DI KOTA SEMARANG

(Penekanan Arsitektur Neo-Vernakular)

Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :

SALEHA MA’ADIN

D 300 120 033

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

ii

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH DENGAN JUDUL PENGEMBANGAN

TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA DI

KOTA SEMARANG

(Penekanan Arsitektur Neo-Vernakular)

Naskah Publikasi ini Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi untuk

Dipublikasikan di Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan oleh:

SALEHA MA’ADIN

D 300 120 033

Surakarta, 4 Agustus 2015

Pembimbing Utama

(Dr. Ir. Qomarun, MM.)

Page 3: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

iii

PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH

SEBAGAI PUSAT BUDAYA DI KOTA SEMARANG

(Penekanan Arsitektur Neo-Vernakular)

SALEHA MA’ADIN

D300 120 033

Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRACT

Taman Budaya Raden Saleh adalah taman budaya yang didirikan pada

tahun 1998, yang awalnya bernama Museum Raden Saleh. Perkembangan

selanjutnya, kawasan ini direncanakan menjadi kawasan budaya yang mampu

menampung kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan, maka

namanya berubah menjadi Taman Budaya Raden Saleh (TBRS),namun semenjak

krisis ekonomi pada tahun 1997-an, kegiatan seni budaya mulai menurun seiring

dengan menurunnya jumlah pengunjung, sehingga banyak fasilitas berkesenian

yang terbengkalai dan menjadi kumuh.

Kajian diawali dengan mempelajari tinjauan mengenai Taman Budaya,

tinjauan tentang teori perancangan kota dan kawasan, serta didukung dengan

studi banding pada Taman Budaya Jawa Tengah dan Taman Budaya Yogyakarta.

Dilakukan juga tinjauan mengenai Kota Semarang dan kondisi eksisting Taman

Budaya Raden Saleh dan perkembangan penyelenggaraan kesenian dan

kebudayan di kota tersebut. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan

dengan konsep Arsitektur Neo Vernakular Jawa Tengah. Selain itu dilakukan

pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan konstekstual.

Kata kunci : Taman Budaya, Semarang, Neo-Vernakular

Page 4: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

iv

1.1 Latar Belakang

Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia

sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta,

Surabaya, Bandung, dan Medan. Sebagai salah satu kota paling berkembang

di Pulau Jawa, Kota Semarang mempunyai jumlah penduduk yang hampir

mencapai 2 juta jiwa. Bahkan, Area Metropolitan Kedungsapur (Kendal,

Demak, Ungaran - Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Purwodadi -

Grobogan) dengan penduduk sekitar 6 juta jiwa, merupakan Wilayah

Metropolis terpadat ke 4, setelah Jabodetabek (Jakarta), Bandung Raya dan

Gerbangkertosusilo (Surabaya).

Meskipun merupakan kota metropolitan, Kota Semarang pada

dasarnya memiliki seni dan budaya yang sangat kental, didukung dengan

beragamnya penduduk di kota ini. Sebagai kota yang memiliki jumlah

penduduk yang banyak, Kota Semarang juga memerlukan suatu wadah untuk

mengekspresikan seni dan budaya. Bahkan potensi Kota Semarang dapat

dikatakan unik, dengan karakter budaya kental pesisiran hasil akulturasi

kebudayaan Jawa, Arab dan Cina. Keunikan ini merupakan potensi

tersembunyi yang dapat digali, serta tidak mustahil, Kota Semarang dapat

menjadi suatu asset seni dan budaya yang diperhitungkan di Jawa Tengah

(www.infosemarang.net). Saat ini taman budaya yang ada di kota atlas itu

dirasa kurang memadai untuk kegiatan pementasan budaya dengan

pengunjung yang cukup banyak.

Menurut pimpinan Teater Lingkar (Semarang), Suhartono, gedung

pertunjukan yang memadai sangat dibutuhkan terutama untuk pentas-pentas

berskala besar. Saat ini menurutnya satu-satunya gedung yang representatif

hanyalah Auditorium RRI Semarang, tetapi harga sewanya sangat mahal.

TBRS sangat mendesak direvitalisasi, mengingat fasilitas dan sarana yang

ada sekarang sangat kurang (Suara Merdeka, 13 februari 2012 ).

Page 5: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

v

Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Semarang

Gol.

Umur

JenisKesenianyangPalingSeringDilakukan

Jumlah Seni

Musik

Seni

Tari

Seni

Teater

Seni

Pahat

Seni

Lukis

Seni

Wayang

Seni

Lainnya

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10-14 37.98 53.62 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 100%

15-19 40.23 44.83 6.90 2.30 1.15 1.15 3.45 100%

20-24 53.62 33.33 5.80 0.00 0.00 2.31 7.25 100%

25-29 59.32 25.42 5.08 0.00 0.00 3.45 10.17 100%

30-64 60.12 17.34 6.36 0.00 0.58 6.94 8.67 100%

65+ 66.67 0.00 0.00 0.00 0.00 1.15 3.33 100%

Rata-

rata

51.96 31.30 5.22 0.43 0.43 3.04 7.31 100%

Sumber: Direktorat Kesenian Ditjen. NBSF (2013)

Pemerintah Kota Semarang telah memulai langkah pengembangan

kesenian Semarang, dengan mendirikan Taman Budaya Raden Saleh (TBRS).

Taman budaya ini diperuntukkan bagi seniman Kota Semarang yang ingin

mengembangkan kreasinya. Fasilitas yang terdapat di taman ini berupa

gedung Ki Narto Sabdo, sanggar kesenian untuk melukis ataupun tari, dan

gedung pertemuan yang dapat dimanfaatkan untuk seminar maupun pameran.

Gambar 1.1

Tampak Depan Taman Budaya Raden Saleh

Sumber: www.seputarsemarang.com

Page 6: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

vi

Gambar 1.2

Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh

Sumber: www.seputarsemarang.com

Namun keberadaan Taman Budaya Raden Saleh kurang berkembang.

Joglo yang difungsikan sebagai sanggar, keadaannya sudah rusak, teater

terbuka yang kotor dan pedagang yang tidak rapi membuat taman ini kurang

diminati masyarakat. Namun begitu ditengah keterbatasan, TBRS tetap

menjalankan fungsinya sebagai taman budaya dengan mengadakan pagelaran

wayang orang secara rutin setiap malam minggu, yang disajikan oleh

kelompok Ngesti Pandowo.

Gambar 1.3

Bangunan Joglo, Taman Budaya Raden Saleh

Sumber: www.seputarsemarang.com

Bagi Kota Semarang yang memiliki luas sekitar 373,67 km2, pesona

keindahan wisata religi, budaya, dan kuliner dianggap mempunyai nilai jual

tersendiri. Demi mewujudkan dan membangkitkan pesona wisatanya, Pemkot

akan menggalakkan dan mengandalkan tiga potensi daerah, yaitu wisata

Page 7: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

vii

religi, budaya, dan kuliner. Salah satunya adalah program ''Ayo Wisata ke

Semarang'' yang sudah diluncurkan sejak 11 November 2011.

Dalam mendukung program ''Ayo Wisata ke Semarang'', Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata akan mengadakan program wisata budaya.

Program Wisata Budaya ini berupa pertunjukan budaya dan kesenian di

Taman Budaya Raden Saleh, dengan dukungan kerjasama biro-biro travel

wisata di Semarang. Tentu untuk mendukung program wisata budaya ini,

dibutuhkan pelengkapan fasilitas pendukung di Taman Budaya sendiri,

seperti tempat penginapan, joglo terbuka untuk pertunjukan, dan lain.

Menurut Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota Semarang,

tentang informasi investasi kota Semarang, di tahun 2014 pengembangan

Taman Budaya Raden Saleh memiliki peluang investasi sebesar 300 miliar

(www.bppt.multisolusi.info).

Mengenai Cognitive Recreation diperkuat pula oleh pernyataan

seorang budayawan, Butet Kertarejasa, “sebuah syarat sebuah kondisi masih

layak disebut waras adalah ketika masih ada kesenian dan kebudayaan

sebagai medan pengabdian” (www.lintanglanang.blogspot.com). Ungkapan

Butet menimbulkan pertanyaan bagi warga Semarang berkaitan dengan

minimnya aktifitas seni dan budaya kota Semarang, kemana kita dapat

menikmati aktifitas seni di kota ini.

Namun, hal ini bukan berarti menunjukkan bahwa Semarang tidak

memiliki potensi, bahkan Semarang juga memiliki tarian khas dan musik

Gambang Semarangan. Selain itu Semarang juga memiliki budayawan,

sastrawan, penulis, pelukis dan pekerja seni yang memerlukan ruang untuk

berkesenian, Ruang ini perlu diorganisir sehingga dapat menjadi galeri,

daerah, atau bahkan kampung seni dan budaya. Sekaligus juga sebagai tempat

konservasi dan pengembangan budaya Semarang dan Jawa Tengah.

Keberadaan aset seni dan budaya, memerlukan pendokumentasian

agar tidak punah, pendokumentasian dapat berupa tersedianya galeri dan

perpustakaan kesenian untuk menyimpan dan memamerkannya. Kemudian

untuk seni pagelaran memerlukan ruang untuk mengajarkan dan

Page 8: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

viii

mementaskannya secara rutin agar, dapat diketahui dan dikembangkan

masyarakat.

Sebenarnya pemerintah Kota Semarang telah berusaha membang-

kitkan kegiatan di TBRS dengan menyewakan sebagian lahan pada pihak

swasta untuk dibangun Wonderia. Namun pembangunan Wonderia tidak

memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan TBRS. Bahkan

Wonderia yang merupakan fasilitas rekreasi ternyata berdiri sendiri dan tidak

menunjang keberadaan TBRS.

Potensi lain dari Taman Budaya Raden Saleh adalah letaknya yang

strategis, berada di pusat kota, dan dekat dengan Gedung Wanita dan

Perpustakaan Daerah Jawa Tengah. Gedung Wanita adalah fasilitas milik

pemprov, yang dimaksudkan untuk kegiatan wanita. Sedangkan Perpustakaan

Daerah Jawa Tengah, merupakan perpustakaan umum yang melayani

masyarakat untuk memperoleh informasi melalui dunia buku.

Dari uraian tersebut, disimpulkan bahwa potensi seni dan budaya

Semarang memerlukan ruang untuk melestarikannya. Taman Budaya Raden

Saleh sebagai ruang yang mewadahi perlu ditata ulang dan dikembangkan.

Penataan dengan memperhatikan potensi di sekitar tapak dan pengembangan

berupa penambahan fasilitas akan meningkatkan peran TBRS sebagai taman

budaya yang memiliki fungsi rekreatif dan edukatif dalam berkesenian.

Bukan hanya menjual dan memamerkan produk seniman, namun juga sebagai

tempat tumbuh dan berkembangnya kesenian di Semarang.

Adapun untuk penekanan desainnya adalah arsitektur Neo Vernakular.

Pendekatan desain dipilih untuk tetap melestarikan kebudayaan lokal dalam

tampilan bangunan. Arsitektur Neo-Vernakular mempunyai arti ”bentuk-

bentuk yang mengacu pada bahasa setempat”, dengan mengambil elemen-

elemen arsitektur tradisional yang ada ke dalam bentuk modern. Salah satu

tujuan dari Arsitektur Neo-Vernakular adalah melestarikan unsur-unsur lokal

secara empiris dibentuk oleh tradisi turun-menurun hingga bentuk dan

sistemnya terutama yang berkaitan dengan iklim sesuai dengan alam

setempat.

Page 9: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

ix

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibutuhkan konsep

pengembangan Taman Budaya Raden Saleh sebagai pusat budaya di Kota

Semarang. Konsep ini harus mampu menampung berbagai pendapat, aspirasi

dan pertunjukan, baik dari seniman yang berkecimpung di dalam dunia seni

dan budaya, maupun para peminat dan penikmat kesenian dan kebudayaan.

Sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya kesenian di Semarang, maka

unsur-unsur budaya dan lingkungan, termasuk iklim setempat, yang

diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural berupa arsitektur neo-vernakular.

Bagaimana konsep pengembangan Taman Budaya Raden Saleh sebagai pusat

budaya di Kota Semarang?

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1. Tujuan

a. Tujuan Umum

Mendapatkan suatu landasan atau dasar konsep perencanaan dan

perancangan Pengembangan Taman Budaya Raden Saleh sebagai

Pusat Budaya di Kota Semarang.

b. Tujuan Khusus

Mendapatkan konsep perancangan Pengembangan Taman Budaya

Raden Saleh sebagai Pusat Budaya di Kota Semarang, dengan

suatu penekanan desain yang spesifik sesuai judul.

1.3.2. Sasaran

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang diambil

adalah pengkajian tentang Pengembangan Taman Budaya Raden

Saleh Semarang dengan pendekatan pada:

1) Konsep tata massa yang tepat yang mampu memaksimalkan

potensi alam pada site.

2) Konsep peruangan dan penzoningan dalam site yang sesuai

dengan kelompok kegiatan yang diwadahi.

Page 10: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

x

3) Konsep ekspresi bangunan yang atraktif dengan pendekatan

arsitektur neo vernakular sehingga dapat menarik perhatian

masyarakat.

1.4 Tinjauan Pustaka

1.4.1 Pengertian Taman Budaya

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.

0221/0/1991, Taman Budaya adalah sebuah institusi pemerintah yang

dibuat untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam berekspresi seni.

Institusi inilah yang kemudian harus bertugas memelihara dan

mengambil kebijakan yang tepat berkenaan dengan fasilitas seni yang

dikelolanya. Taman Budaya merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi atau

Pemerintah Kota. Taman Budaya pada dasarnya adalah pusat kesenian,

yaitu sebuah lokasi yang berisi fasilitas-fasilitas untuk berekspresi seni.

Fasilitas dalam Taman Budaya diberikan oleh pemerintah untuk

melayani kebutuhan masyarakat apabila mereka ingin berekspresi seni.

1.4.2 Peranan Taman Budaya

Taman Budaya mempunyai tugas melaksanakan pengolahan seni

sebagai unsur budaya daerah dan melakukan pengembangan daerah di

lingkup Provinsi. Fungsi Taman Budaya sebagai unit pelaksanan teknis

adalah (Keputusan Mendikbud No. 0221/0/1991):

1. Melaksanakan kegiatan, penggalian, penelitian dan peningkatan

seni dalam bentuk ceramah, temu karya, sarasehan dan sebagainya.

2. Melaksanakan kegiatan pengolahan dan eksperimentasi karya seni.

3. Melaksanakan pagelaran dan pameran seni, pekan seni sebagai

kegiatan seni dan budaya bagi masyarakat

4. Melaksanakan pendokumentasian, publikasi dan informasi seni

budaya baik tertulis, auditif (suara) maupun visual (gambar).

5. Melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga Taman Budaya.

Page 11: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

xi

Sedangkan sebagai fasilitas publik, Taman Budaya memiliki

fungsi sebagai:

1. Menunjang keberadaan pusat komunitas kota.

2. Menampung aktifitas seni dan budaya tradisional maupun

kontemporer.

3. Menampung potensi kreatifitas masyarakat dalam bidang seni dan

budaya.

4. Pusat dokumentasi dan penelitian ilmiah.

5. Tempat diselenggarakannya kegiatan festival budaya.

6. Tempat atraksi wisata budaya bagi wisatawan.

1.4.3 Struktur Organisasi Pengelola

Struktur organisasi pengelola Taman Budaya secara umum terdiri

dari (Keputusan Mendikbud No. 0221/0/1991):

1. Kepala Taman Budaya

Mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Taman

Budaya.

2. Sub Bagian Tata Usaha

Bertugas melaksanakan urusan tata usaha dan rumah tangga.

3. Kelompok Tenaga Fungsional

Bertugas melaksanakan pengolahan seni dalam pelaksanaan

tugas dan fungsi Taman Budaya sesuai keahlian dan kebutuhan.

Kelompok ini terdiri dari tenaga teknis kebudayaan dan tenaga

fungsional.

1.5 Metode Pembahasan

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pembahasan yang dilakukan dalam pencarian data dan

penyusunan laporan DP3A ini adalah dengan cara studi literatur dan

survey langsung ke tempat yang akan dijadikan sebagai rujukan

perancangan bangunan. Selain itu juga survey langsung ke lokasi yang

akan dijadikan Site untuk perencanaan dan perancangan bangunan.

Page 12: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

xii

Hal itu dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat, kemudian di

cocokkan dengan literatur-literatur yang ada.

Data-data tersebut ada 2 macam, yaitu:

a. Data Primer (Pencarian Langsung)

1) Wawancara, dilakukan untuk mendapatkan informasi dari

narasumber dan pihak terkait dengan Taman Budaya Raden

Saleh.

2) Survey Lapangan, dilakukan dengan pengamatan langsung

pada Taman Budaya Raden Saleh dan objek lainnya sebagai

studi banding.

b. Data sekunder (Studi Literatur dan Browsing Internet)

1) Studi literatur, diambil dari buku yang berkaitan dengan

Taman Budaya dan literatur lainnya.

2) Referensi, didapat dari pengumpulan data, peta, dan peraturan

dari instansi terkait.

1.5.2 Tahap Analisa

Merupakan penguraian dan penjelasan terhadap permasalahan

berdasarkan data-data yang diperoleh, kemudian diolah dan dianalisa

berdasarkan pada landasan teori-teori yang terkait terhadap

permasalahan kemudian ditarik kesimpulan.

1.5.3 Tahap Sintesis

a. Melakukan penyusunan dari hasil analisis dalam bentuk kerangka

yang terarah dan terpadu berupa diskripsi konsep perancangan

sebagai pemecahan masalah, yang selanjutnya menghasilkan

kesimpulan.

b. Merumuskan konsep perencanaan dan perancangan Pengambangan

Taman Budaya Raden Saleh sebagai Pusat Budaya di Kota

Semarang berdasarkan hasil analisa dan sintesa yang telah

dilakukan.

Page 13: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

xiii

1.6 Hasil

Rekapitulasi Luas Kebutuhan Besaran Ruang

Tabel. 4.5 Rekapitulasi Luas Kebutuhan Besaran Ruang

No Kelompok Ruang Luas (m2)

1. Kelompok Ruang Utama 4.524,76

2. Kelompok Ruang Pengelola 415,61

3. Kelompok Ruang Penunjang 2.974,09

4. Kelompok Ruang Service 332,47

5. Kelompok Area Parkir 7.710

TOTAL LUAS 15.956,93 ~ 16.000

Sumber : Analisa Penulis, 2015

Perhitungan Kebutuhan BCR (Ruang Hijau)

KDB/BCR = 60%

Luas Lahan = 89.926 m2

Luas Bangunan = 16.000 m2

Luas Lantai Dasar (Lansekap) = 60% x 89.926 m2

= 53.955,6 m2

Page 14: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

xiv

1.7 Kesimpulan dan Saran

1.7.1. Kesimpulan

Perancangan Pengembangan Taman Budaya Raden Saleh di

Semarang menjadi sebuah sarana yang edukatif dan komersil untuk

dikembangkan dalam ruang arsitektural. Desain yang unik dan

komunikatif dapat memberikan daya tarik, serta memberikan dampak

yang positif untuk meningkatkan SDM serta menunjang

perekonomian baik lokal maupun nasional. Pemeliharaan kebudayaan

serta memperkenalkan kekayaan bangsa menjadi tolak ukur untuk

memajukan Bangsa Indonesia.

1.7.2. Saran

Dalam merancang sebuah Taman Budaya yang memiliki sarana publik

yang komersil memiliki banyak point penting yang harus

diperhatikan, faktor kemudahan akses, aspek sosial, fungsi dan

batasan penataan ruang serta situasi lingkungan sebagai sarana belajar.

Agar kualitas desain bangunan dapat lebih maksimal dalam segala hal.

1.8 Daftar Pustaka

Anshori, Muhammad. 2007. “Pusat Pagelaran Musik di Surakarta Dengan

Penekanan Pada Arsitektur Post-Modern”. Tugas Akhir Arsitektur.

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surakarta.

Astuti, Setyo. 2013. “Redesain Taman Budaya Raden Saleh”. Tugas Akhir.

Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

D. K. Ching, Francis. 2007. Architecture Form, Space and Order. New Jersey:

Wiley.

De Chiara, Joseph. 2001. Time Saver Standarts for Building Types. New York:

Mc. Graw Hillbook Company.

Dirjen Kebudayaan Direktorat Kesenian. 1981. Standarisasi Taman Budaya.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Doelle, Leslie. 1986. Akustik Lingkungan. Jakarta: Erlangga.

Page 15: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

xv

Ismunandar. 1986. Joglo, Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Semarang:

Dahara Prize.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0221 th 1991 tentang

Klarifikasi Taman Budaya

Kota Semarang Dalam Angka 2009. BadanPusatStatistik, Kota Semarang

Manser, Martin H. 2000. Oxford Learner's Pocket Dictionary. Oxford: Oxford

University Press.

Moertjipto, dan dll. 1990. Bentuk-bentuk Peralatan Hiburan dan Kesesian

Tradisional Jawa. Yogyakarta: Depdikbud.

Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 1. Erlangga : Jakarta

Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2. Erlangga : Jakarta

Peraturan Daerah Nomor 2 Tentang Perubahan Pertama Rencana Induk Kota

Semarang, Semarang : 1990

Peraturan Daerah Nomor 5 tentang RTRW tahun 2000-2010 : 2004

Pratiwi, Rani Putri. 2009. “Graha Seni dan Budaya di Surakarta”. Tugas Akhir

Arsitektur. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surakarta

Revisi RTRW/RDTRK. 2000-2010. Kota Semarang

Santosa, Eko, dan dkk. 2008. Seni Teater Jilid 1. Jakarta: Direktorat

Pembinaan SMK.

Sedyawati, Edi. 1983. Seni Dalam Masyarakat Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Setiawati, Rahmida. 2008. Seni Tari Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan

SMK.

Soedarsono, R. M. 1998. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi.

Jakarta: Depdikbud.

Soetarno, R. 1994. Ensiklopedia Wayang.

Sumalyo, Yulianto. 1996. Arsitektur Modern. Ujung Pandang: Gajahmada

University Press.

Yohanes, Ardian Yoseph. 2009. “Studi Persepsi Stake Holder Terhadap

Revitalisasi Kawasan Taman Budaya Raden Saleh Semarang”. Tugas

Akhir. Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

www.jalan2.com, diakses pada tanggal 25 Maret 2015

Page 16: PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA …eprints.ums.ac.id/36303/26/NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.pdf · PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TAMAN BUDAYA RADEN SALEH SEBAGAI PUSAT BUDAYA

xvi

www.id.wikipedia.org, diakses pada tanggal 25 Maret 2015

www.infosemarang.net, diakses pada tanggal 27 Februari 2015

www.suaramerdeka.com, 13 februari 2012, diakses pada tanggal 27 Februari

2015

www.seputarsemarang.com, diakses pada tanggal 6 Maret 2015

www.bppt.multisolusi.info, diakses pada tanggal 27 Februari 2015

www.lintanglanang.blogspot.com, diakses pada tanggal 27 Februari 2015

www.jalansolo.com, diakses pada tanggal 5 April 2015

www.wikipedia.com, diakses pada tanggal 6 Maret 2015

www.blogspot.com, diakses pada tanggal 6 Maret 2015

www.itb.ac.id, diakses pada tanggal 25 Maret 2015

www.snipview.com, diakses pada tanggal 25 Maret 2015

www.skyscrapercity.com, diakses pada tanggal 25 Maret 2015

www.maps.google.com, diakses pada tanggal 25 Maret 2015