laporan praktikum kuliah lapangan taksonomi hewan di taman margasatwa dan budaya kinantan

94
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI VERTEBRATA DI KEBUN BINATANG TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN BUKITTINGGI Disusun Oleh: RAMADHAN FITRIA CYNDI NANDA UTARI EKO DHARMA SATRIA REZI KURNIA Dosen Pembimbing: Drs. IRWAN HANAFI, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

Upload: himabioummy

Post on 14-Aug-2015

184 views

Category:

Education


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN

TAKSONOMI VERTEBRATA DI KEBUN BINATANG

TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN BUKITTINGGI

Disusun Oleh:

RAMADHAN FITRIA

CYNDI NANDA UTARI

EKO DHARMA SATRIA

REZI KURNIA

Dosen Pembimbing:

Drs. IRWAN HANAFI, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

SOLOK

2015

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan atau yang lebih dikenal

dengan nama Kebun Binatang Bukittinggi adalah salah satu kebun binatang

di pulau Sumatera, yang terletak di atas Bukit Cubadak Bungkuak Bukittinggi,

provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Taman Marga Satwa dan Budaya

Kinantan ini juga merupakan salah satu kebun binatang tertua yang ada di

Indonesia, dan satu-satunya di Sumatera Barat, dengan koleksi hewan

terlengkap di pulau Sumatera.

Kebun binatang ini dibangun oleh pemerintahan Hindia Belanda pada tahun

1900-an, dengan nama Stormpark (Kebun Bunga). Pembangunan kebun

binatang ini dirancang oleh Gravenzande, Controleur belanda yang bertugas

di kota Bukittinggi pada waktu itu. Pada awal pembangunannya, Taman

Margasatwa dan Budaya Kinantan ini hanya berupa taman yang belum

mempunyai koleksi binatang, kemudian beberapa koleksi hewan mulai

dimasukkan kedalam taman tersebut, dan barulah pada tahun 1929 tepatnya

pada tanggal 3 Juli taman ini dijadikan kebun binatang dengan nama Fort De

Kocksche Dieren Park atau Kebun Binatang Bukittinggi oleh Dr. J. Hock.

Taksonomi Vertebrata adalah ilmu membahas tentang hewan-hewan yang

memiliki tulang belakang, yang dibagi dalam beberapa super kelas yaitu,

pisces, amphibi, reptil, aves dan mamalia. Oleh karena itu, kami melakukan

pengamatan langsung untuk lebih memahami lagi anggota dan

keanekaragaman hewan vertebrata.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum kuliah lapangan yang dilakukan di Taman

Margasatwa dan Budaya Kinantan yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui keanekaragaman jenis Vertebrata yaitu Aves, Pisces, Reptil,

Mamalia, Amphibi dan Primata yang ada di kawasan taman margasatwa

tersebut.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

2. Memperkenalkan criteria morfologi dan anatomi untuk identifikasi

Vertebrata.

3. Mampu membuat deskripsi anggota Vertebrata dengan baik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sejarah Kebun Binatang Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan

Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan atau yang lebih dikenal

dengan nama Kebun Binatang Bukittinggi adalah salah satu kebun binatang

di pulau Sumatera, yang terletak di atas Bukit Cubadak Bungkuak Bukittinggi,

provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Taman Marga Satwa dan Budaya

Kinantan ini juga merupakan salah satu kebun binatang tertua yang ada di

Indonesia, dan satu-satunya di Sumatera Barat, dengan koleksi hewan

terlengkap di pulau Sumatera.

Kebun binatang ini dibangun oleh pemerintahan Hindia Belanda pada

tahun 1900-an, dengan nama Stormpark (Kebun Bunga). Pembangunan kebun

binatang ini dirancang oleh Gravenzande, Controleur belanda yang bertugas

di kota Bukittinggi pada waktu itu. Pada awal pembangunannya, Taman

Margasatwa dan Budaya Kinantan ini hanya berupa taman yang belum

mempunyai koleksi binatang, kemudian beberapa koleksi hewan mulai

dimasukkan kedalam taman tersebut, dan barulah pada tahun 1929 tepatnya

pada tanggal 3 Juli taman ini dijadikan kebun binatang dengan nama Fort De

Kocksche Dieren Park atau Kebun Binatang Bukittinggi oleh Dr. J. Hock.

Pada tahun 1935, di area kebun binatang ini dibangun Rumah Adat

Baanjuang (Rumah gadang) bergonjong gajah maharam, yang mempunyai 9

ruang dengan anjungannya di bagian kanan dan kiri. Kemudiannya lagi,

terjadi perubahan nama dari Fort De Kocksche Dieren Park menjadi Taman

Puti Bungsu. Dan pada tahun 1995 melalui peraturan daerah No. 2 Tahun

1995 juga terjadi perubahan nama dari Taman Puti Bungsu menjadi Taman

Marga Satwa dan Budaya Kinantan. Kebun binatang yang juga menjadi

objek wisata andalan di kota Bukittinggi ini dihubungkan oleh Jembatan

Limpapeh dengan objek wisata benteng Fort de Kock. Letaknya yang tidak

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

jauh dari pusat kota, menjadikan kebun binatang ini menjadi daya tarik

tersendiri bagi para wisatawan yang mengunjungi kota Bukittinggi.

3.2 Klasifiksi Vertebrata

1. Aves

Kelas aves (burung) berevolusi selama radiasi reptilia yang sangat hebat

pada zaman mesozoikum. Telur amniotik dan sisik pada kaki hanyalah dua

diantara semua ciri khas reptilia yang kita temukan pada burung. Akan tetapi

burung modern tampak sangat berbada dari reptilia modern karena memiliki

bulu dan perkakas terbang lainya yang khas.

Hampir setiap bagian bagi anatomi yang khas termodifikasi dalam beberapa

hal untuk meningkatkan kemampuan terbang. Tulang-tulang burung memiliki

struktur internal yang menyerupai sarang lebah, yang membuat mereka kuat

namun ringan. Kerangka seekor burung frigate misalnya, dapat merentangkan

sayap sepanjang lebih dari 2 m dengan berat hanya sekitar 113 g. Adaptasi lain

yang mengurai berat burung adalah tidak adanya beberapa organ. Burung

betina, misalnya, hanya memiliki satu ovarium. Selain itu, burung modern juga

tidak bergerigi, suatu adaptasi yang mengurai bobot kepala. Makanan tidak

dikunyah didalam mulut tetapi digerus didalam empedal, suatu organ

pencernaan yang terletak dekat lambung. Paruh burung, yang terbuat dari

keratin, terbukti sangat adaptif selama evolusi burung, dan terdapat dalam

beragam bentuk yang sesuai dengan jenis makanan yang berbeda.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Terbang memerlukan banyak sekali pengeluaran energi dari metabolisme

aktif. Burung adalah hewan endotemik, mereka menggunakan panas

metabolismnya sendiri untuk mempertahankan suhu tubuh yang hangat dan

kostan. Bulu dan lapisan lemak pada beberapa spesies memberikan panas yang

dihasilkan dari metabolisme tersebut. Sebuah sistem pernapasan yang efesien

dan sebuah sistem peredaran darah dengan sebuah jantung empat ruang

menjaga agar jaringan tetap mendapat suplai oksigen dan zat-zat makanan yang

mencukupi, sehingga mendukung laju metabolisme yang kuat. Paru-paru yang

efisien memiliki pipa halus yang menuju ke dan dari kantung udara elastis

membantu membuang panas dan mengurangi kerapatan tubuh.

Aves merupakan hewan bersayap, berkaki dua, berdarah panas dan bertelur.

Tulang burung ringan dan berongga di berbagai ruas untuk mengurangi

densitas dan beratnya. Semua burung memiliki paruh, yang berbeda hanyalah

bentuk dan ukuran paruhnya. Kebanyakan burung memiliki bulu kecuali

sedikit yang tidak memiliki bulu. Aves termasuk dalam kelompok hewan

vertebrata yang besar dan terdapat di seluruh dunia, dari daerah gurun sampai

di kutub utara, juga di hutan hujan Amazon, dan Greenland. Ada lebih dari

8,600 spesies burung yang telah diidentifikasi yang dibagi menjadi 27 order.

Selain itu, ada banyak subspesies yang jika dihitung beserta dengan spesies

yang diketahui mengandung lebih 3200 jenis.

Meskipun kebanyakan aves bisa terbang ada beberapa spesies yang tidak

mampu terbang seperti burung unta, rea, emu, Kiwi dan penguin yang tidak

bisa terbang. Semua burung memiliki sayap meskipun pada burung yang tidak

dapat terbang, meskipun kecil dan tidak berguna. Burung adalah oviparous

yaitu bertelur. Biasanya burung betina akan mengeram telur, terkadang kedua

pasangan akan bergilir, dan dalam beberapa spesies burung hanya burung

jantan akan mengeramkan telur tersebut. Ada juga spesies burung yang bertelur

dalam sarang burung lain untuk dierami oleh keluarga angkat burung.

Kelas aves terbagi kedalam begitu banyak bangsa ( ordo) yang di kenal baik

karakteristiknya. Berikut ini hanya dikenal karakteristik pada tingkat sub class.

1. Sub kelas archaeornithes (burung bengkarung).

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Memiliki ciri burung-burung bergigi, telah punah. Hidup pada periode

jurassik. Meta karpal terpisah, tidak ada pigostil. Vertebrata kaudal

masing-masing dengan bulu-bulu berpasangan. Contoh:

Archaeopterygiformes, Archaeopteryx sp.

2. Sub-kelas neornithes.

Ada yang telah punah , tetapi ada yang termasuk burung modern.

Bergerigi atau tidak bergerigi, metacarpal bersatu, vertebra kaudal tidakk

ada yang mempunyai bulu berpasangan, kebanyakan mempunyai pigostil ,

sternum ada yang berlunas, ada pula yang rata. Mulai ada sejak jaman

kretaseus.

a. Super ordo odontognathae.

b. Super ordo palaeognathae.

Burung berjalan atau sedikit saja terbang. Tulang sternum tidak

berlunas, sayap direduksi. Tidak di pakai terbang, kaki massif dan

berotot yang befungsi sebagai alat gerak, sternum kecil dan tidak

mempunyai karina, tidak ada gigig, vertebre kaudal bebas, tulang

korakoid dan scapula kecil.

1) Ordo struthioniformes.

Ukuran tubuh besar, Kepala leher dan tungkai berbulu tipis, Kepala

kecil, leher panjang,dan teratur, Paruh pendek dan besar, Bulu tidak

becabang, Kaki berjari-jari 2, Tulang dadatanpa lunas, hidup

bergerombol, omnivore, seekor jantan mempunyai 4-5 betina, berasal

dari afrika dan Arabia. Contoh: Struthio camelus (Burung unta).

2) Ordo rheiformes.

Dapat berlari cepat, kepala, leher dan paha berbulu, bulu tak

bercabang, sayap cukup besar, kaki berjari 3 dengan cakar yang kuat,

tulang dada tanpa lunas, tidak dapat terbang, tinggi 1,2 m. berasal dari

amerika latin. Contoh: Rhea Americana (Burung rea).

3) Ordo casuariiformes.

Tidak dapat tetrbang, tidak berlunas, sayap kecil, tinggi 1,7 m , kepala

dan leher tidak berbulu, bulu bercabang hamper sama dengan

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

induknya. banyak terdapat di Australia dan irian. Contoh: Casuarius

casuarius (burung kasuari gelambir-gelambir).

4) Ordo apterygiformes.

Paruh panjang, lubang hidung di ujung paruh, sayap berdegenerasi

(humerus vestigial, hanya ada satu jari, tidak mempunyai bulu

plumae), tidak berlunas, bulu filoplum seperti rambut. Sayap kecil,

leher dan tungkai relative pendek sayap kecil.jari-jari kaki belakang 4,

hidup di permukaan tanah, nocturnal, makanan cacing atau serangga.

Telurnya berjumlah 1 atau 2 butir, terdapat di selandia baru. Contoh:

Apteryx australia (Burung kiwi).

5) Ordo tinamiformes.

Sayap dapat digunakan untuk terbang, berlunas, pigostil tereduksi,

biasanya berlari, sedikit terbang.sayap kecil dan bulat, burung kecil,

terrestrial, tak pandai terbang, pemakan tumbuhan, telur

mengkilatterdapat di amerika latin. Contoh: Tinamus major.

6) Ordo gaviiformes.

Kaki pendek pada ujung tubuh. Jari-jari penuh dengan membrane kulit,

patella kecil, terbang cepat melayang laying, dan menukik, makanan

ikan, habitat di belahan bumi utara. Contoh: Gavia arctica (Loon

berleher hitam).

7) Ordo procellariiformes.

Lubang hidung tubular, paruh berlapis beberapa papan, didalam

hidung terdapat beberapa kelenjar, jari kaki vestigial, bulu filoplum,

hidup dilaut, bertelur di pulau-pulau, sayap 3m. Contoh: Diomedea

exulans.

8) Ordo pelecaniformes.

Merupakan burung besar sampai sangat besar yang hidup di air dan

makanan nya ikan, warna bulu berpariasi tapi condong warna hitam, ke

4 jari dalam satu membrane kulit, lubang hidung vestigial, paruh besar

untuk menyerok ikan di laut, banyak terdapat di daerah tropis.

Contoh: P occidentalis.

9) Ordo ciconiiformes.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Burung ukuran besar ( 25-140), hidup di rawa atau tepi perairan, bulu

bervariasi mempunyai tekstur longgar, paruh selalu besar, kaki panjang

dengan tiga jari panjang, jari ke 4 di reduksi, sayap besar dan

terbangnya tenang, hidup berkoloni, bulu dekoratif,tidak ada

membrane kulit sel jari. Contoh: Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis).

10) Ordo anseriformes.

Paruh lebar dengan ditutupi dengan lapisan yang banyak mengandung

organ sensorik,kaki pendek, jari dengan membrane kulit, ekor pendek,

hewan muda berbulu kapas, tersebar di seluruh dunia. Contoh: Cygnus

olor (angsa).

11) Ordo falconiformes.

Paruh kuat sekali dengan kait pada ujung nya, kaki digunakan untuk

menerkam mangsa, dengan kuku kuat dan tajam, predator, aktif di

waktu siang, sayap kuat, terbang cepat. Contoh: Ictinaetus malayensis

(elang hitam).

12) Ordo galliformes.

Kaki untuk berlari, paruh tidak kuat, dan sedikit melengkung.

13) Ordo gruiformes.

Bulu dan warnanya sangat variable, tapi berciri khas kriptik, paruh

variable ramping dan runcing ujung nya, kaki kuat dan panjang dan

sebagian lagi pendek. Sarang diatas tanah atau dekat dengan

permukaan tanah. Contoh: Gallus gallus domesticus (ayam).

14) Ordo charadriiformes.

15) Ordo columbiformes.

Paruh pendek dan ramping, dengan sera pada pangkal paruhnya, tarsus

lebih pendek dari pada jari, tembolok besar dan berlapis-lapis sel yang

mudah mengelupas dan membentuk susu merpati. Contoh: Columba

livia (merpati).

16) Ordo psittaciformes.

Paruh pendek kuat, pinggiran tajam, dan berkait pada ujungnya,

mandibula dapat bergerak bebasdari tulang kepala,bulu filoplum dan

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

berwarna hijau,biru, kuning, atau merah, hidup di hutan, makan buah

buahan. Contohnya: Poicephalus senegalus (betet).

17) Ordo podicitiformes.

Ekor berbulu kapas, kaki jauh di bagian belakang tubuh, dapat

menyelam dengan cepat, hidup di air tawar atau pantai laut. Omnivora.

Contoh: Podicipes auritus.

18) Ordo cuculiformes.

Burung pelari, cakar di unakan untuk menangkap korban, paruh sedikit

melengkung kebawah, dan sering berwarna cerah, kaki pendek, sayap

medium sampai panjangatau pendek dan membulat,anak yang baru

menetas tanpa bulu. Contoh: Centropus bengalensis (Bubut Alang-

alang).

19) Ordo strigiformes.

Kepala besar, mata besar, lubang telinga besar kadang mempunyai

lembaran penutup, paruh pendek, aktif di waktu malam, makanannya

burung kecil dan anttropoda. Contoh: Otus lempiji.

20) Ordo caprimulgiformes.

Paruh kecil tapi mulut lebar, kaki dan tarsus lembek dan kecil, aktif di

waktu malam, makan isecta malam. Contoh: Eurostopodus temminckii

(Taktarau Melayu).

21) Ordo Micropodiformes.

Tubuh kecil, kaki dan jari kecil, paruh kecil, lembek atau panjang

dengan lidah bentuk tabung, sarang di buat dari secret ludah. Contoh:

Collocalia esculenta (Walet Sapi).

22) Ordo coliiformes.

23) Ordo trogoniformes.

Paruh pendek dan kuat, dengan bulu pada pangkalnya, kaki kecil dan

lemah bulu berwarna hijau, lemas, termasuk bulu yang berbulu indah.

Contoh: Trogon elegans.

24) Ordo Coraciiformes.

25) Jari ketiga dank e 4 bersatu pada dasarnya , paruh kuat, pemakan kupu-

kupu kecil, lebah, kumbang, banyak terdapat di daerah tropis. Juga

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

makan ikan dan katak sambil menyelam dalam air. Contoh:

Pelargopsis capensis (Pekaka Emas).

26) Ordo piciformes.

Bulu ekor kaku, paruh kuat, lidah kasar, hidup di hutan, membuat

lubang dalam kayu untuk mencari insekta dan larva, memakan

cambium batang pohon. Menimbun kakanan dalam lubang kayu.

Contoh: Dryocopus javensis (Pelatuk Ayam).

27) Ordo Passeriformes.

Ada 5100 spesies banyak yang pandai bernyanyi karena mempunyai

pita suara.sebagian hidup di darat, membuat sarang di dalam pohon,

telur berwarna warni, ketika menetas anak burung ini buta, yang kecil

makan insect dan biji-bijian. Contoh: Corvus corax.

2. Reptil

Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia

merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas

dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan Kelas yang lain

adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi

seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo

tertentu dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit baik secara total yaitu

pada anggota Sub-ordo Ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota Sub-

ordo Lacertilia. Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir

tidak pernah mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki

sedikit sekali kelenjar kulit.

Reptilia termasuk dalam vertebrata yang pada umumnya tetrapoda, akan

tetapi pada beberapa diantaranya tungkainya mengalami reduksi atau hilang sama

sekali seperti pada serpentes dan sebagian lacertilia. Reptilia yang tidak

mengalami reduksi tungkai umumnya memiliki 5 jari atau pentadactylus dan

setiap jarinya bercakar. Rangkanya pada reptilia mengalami osifikasi sempurna

dan bernafas dengan paru-paru.

Reptil adalah salah satu jenis vertebrata atau hewan yang memiliki tulang

belakang berdarah dingin dan memiliki sisik di sekujur tubuhnya. Reptil termasuk

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

tetrapoda, yaitu hewan yang memilikli empat kaki. Pada umumnya reptil

berkembang biak dengan cara bertelur, yang mana telurnya akan diselubungi oleh

membran amniotik. Keberadaan reptil sangatlah banyak di jumpai, semua benua

pasti terdapat reptil kecuali benua atlantik.

Adapun ciri-ciri hewan reptil yaitu sebagai berikut:

1) Reptil memiliki tulang belakang. Mereka adalah vertebrata.

2) Reptil ditutupi oleh sisik.

3) Reptil bernapas dengan paru-paru.

4) Kebanyakan reptil bertelur. Beberapa reptil, seperti ular boa, melahirkan

hidup muda.

5) Hampir semua reptil berdarah dingin. Salah satu pengecualian adalah penyu

belimbing, yang dapat mengatur suhu tubuhnya untuk beberapa derajat.

Reptil dapat di kelompokan menjadi 4 kelompok, yaitu :

1. Ordo Crocodilia (contohnya ialah buaya, garhial, caiman, dan alligator):

Jumlahnya sekitar 23 spesies.

2. Ordo Sphenodontia (contohnya yaitu tuatara Selandia Baru): Jumlahnya

sekitar 2 spesies

3. Ordo Squamata (contohnya ialah kadal, ular dan amphisbaenia “worm-

lizards”: jumlahnya sekitar 7.900 spesies.

4. Ordo Testudinata (contohnya ialah kura-kura, penyu, dan terrapin):

jumlahnya sekitar 300 spesies.

3. Pisces

Pisces atau ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)

yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok

vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di

seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang

hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi

ikan tanpa rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag),

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

ikan bertulang rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari),

dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes).

Berdasarkan bahan penyusun rangkanya Pisces dibagi menajdi 2 golongan:

1. Ikan berangka tulang rawan (Chondrichthyes), contoh : Ikan hiu, ikan pari,

ikan cucut.

2. Ikan berangka tulang sejati (Osteichthyes), contoh : ikan kakap, ikan mas,

ikan tongkol, ikan bandeng.

Ciri-ciri umum dari ikan yaitu sebagai berikut :

1) Hidup di dalam air.

2) Mempunyai sisik yang berlendir.

3) Mempunyai sirip untuk bergerak.

4) Bernafas melalui insang.

5) Membiak secara bertelur.

Ikan adalah kelompok parafiletik yang berarti, setiap kelas yang memuat

semua ikan akan mencakup pula tetrapoda yang bukan ikan. Atas dasar ini,

pengelompokan seperti Kelas Pisces, seperti pada masa lalu, tidak layak

digunakan lagi. Berikut adalah unit-unit yang mencakup semua vertebrata yang

biasa disebut sebagai ikan:

A. Subkelas Pteraspidomorphi (ikan tak berahang primitif)

a. Kelas Thelodonti

b. Kelas Anaspida

c. (tidak berstatus) Cephalaspidomorphi (ikan tak berahang primitif)

d. (tidak berstatus) Hyperoartia

B. Petromyzontidae (lamprey)

a. Kelas Galeaspida

b. Kelas Pituriaspida

c. Kelas Osteostraci

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

C. Infrafilum Gnathostomata (vertebrata bermulut besar)

a. Kelas Placodermi (ikan berperisai, punah)

b. Kelas Chondrichthyes (ikan bertulang rawan: hiu, pari)

c. Kelas Acanthodii (hiu berduri, punah)

D. Superkelas Osteichthyes (ikan bertulang sejati: mencakup hampir semua

ikan penting masa kini)

a. Kelas Actinopterygii (ikan bersirip kipas)

b. Kelas Sarcopterygii (ikan sirip berdaging/ikan bersirip cuping)

c. Subkelas Coelacanthimorpha (coelacanth)

d. Subkelas Dipnoi (ikan paru)

4. Amphibi

Amfibi adalah jenis hewan vertebrata yang pada umumnya hidup di dua

alam, yaitu darat dan air. Biasanya amfibi akan bertelur di dalam air, atau sering

juga menempatkan telurnya di tempat yang memiliki tingkar kelembaban yang

tinggi. Setelah menetas larva atau berudu akan hidup di dalam air atau tempat

yang basah dan bernafas menggunakan dengan insang. Selanjutnya berudu

tersebut akan mengalami metamorfosis dan nantinya akan menjadi hewan dewasa

yang hidup di daratan dan bernafas menggunakan paru-paru. Adapun ciri-ciri

hewan Amfibi adalah sebagai berikut:

1) Amfibi memiliki tulang belakang. Mereka adalah vertebrata.

2) Amfibi adalah hewan berdarah dingin. Mereka tidak bisa mengatur suhu

tubuh mereka sendiri.

3) Amfibi menghabiskan setidaknya sebagian dari kehidupan mereka di air

dan di darat.

4) Amfibi tidak memiliki sisik dan kulit mereka permeabel (molekul dan gas

dapat melewati).

5) Amfibi memiliki insang untuk setidaknya bagian dari kehidupan mereka.

Beberapa spesies telah insang hanya sebagai larva, sementara yang lain

dapat memiliki insang sepanjang hidup mereka.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

6) Kebanyakan amfibi mengalami metamorfosis.

Contoh amfibia yang terdapat di Indonesia adalah bangsa sesilia (Caecilia),

serta bangsa kodok dan katak (Anura). Sesilia adalah semacam amfibia tidak

berkaki yang badannya serupa cacing besar atau belut. Satu lagi bangsa amfibia,

yang tidak terdapat secara alami di Indonesia, adalah salamander. Amfibia dari

daerah bermusim empat ini bertubuh serupa kadal, namun berkulit licin tanpa

sisik.

5. Mamalia

Mamalia adalah hewan vertebrata yang memiliki Glandula Mamae atau

kelenjar susu yang tubuhnya tertutu dengan rambut. Mamalia secara lambat laun

berevolusi dari Reptilia (Otyloseuris yaitu Therapsida) yang merupakan nenek

Moyang dari Mamalia pada akhir zaman Trissic dan permulaan dari Jurassic.

Kelompok fauna ini menempatkan ukuran badan yang sangat besar. Salah satu

jenis dari mamalia ini muncul terakhir yang dikenal dengan Homo Sapiens=

Manusia. Mamalia hidup di darat dan ada yng hidup di air tawar maupun air laut.

Jenis mamalia ada yang Karnivora, Herbivora, Omnivora. Modifikasi bentuk

dalam niche yang khusus di dalam Ekosistem merupakan adaptasi struktur, juga

dialami oleh manusia. Modifikasi bentuk dan nice di dalam ekosistem yang

merupakan adaptasi struktur, juga dialami oleh manusia.

Ciri-ciri hewan Mamalia adalah sebagai berikut:

Secara umum dapat dibedakan atas kepala, leher, batang tubuh, ekor dan

anggota gerak 2 pasang (anggota gerak depan dan belakang), pada manusia

ini disebut sepasang tangan (Superior) dan sepasang kaki (Inferior)

Kelenjar susu terdapat di dada, perut dan ketiak yang mengeluarkan susu

sesudah melahirkan Kelenjar ini merupakan deruvatif dari kelenjar keringat,

juga memiliki kelenjar-kelenjar lain.

Semua mamalia memiliki rambut, setidaknya pada satu siklus hidupnya.

Bukan bulu misalnya pada ikan paus hanya beberapa helai rambut

ditenggorokan yang akan hilang setelah Dewasa.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Jalan tegak, dimana tungkai ada di bawah tubuh, berpadunya tulang di

gelang bahu (pada Reptilia ini tidak terjadi).

Tulang memanjang dengan adanya lapisan Epifisis.

Homoithermus ,berdarah panas .suhu umumnya dipertahankan sekitar 360.

Ruas tulang leher ada 7 ruas dan hanya paka KUkang dan ikan duyung

keadan nya lain.

Bernafas hanya dengan paru-paru ,Larynx mempunyai pita suara.

Rongga dada dan perut telah terpisah oleh Diafragma= Sekat rongga badan

Mempunyai 2 Condylil (Tonjolan ganda di belakang kepala). Ruas pertama

tulang leher disebut ATLAS berbentuk Cincin.

Rahang bawah dibentuk oleh satu tulang tunggal.

Tiga tulang pendengaran.

Langit langit Scundair yang bertulang.

Gigi Marginal dengan rongga gigi, Heterodontia, diphyyodontis (2 generasi

gigi).

Mempunyai otak yang besar pada Primata otak kecil (Cerebelummnya

berkembang dengan baik) Mempunya 12 Nervi Crenialis.

Pembuahan di dalm tubuh, melahirkan anak yang hidup (Vivipar),

mempunyai placenta tetapi masih ada yang bertelur ( Ordo Monotremata).

Mempunyai Vesica Urinaria (Kantong air seni).

Mamalia dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu :

a. Kelompok Prototheria

Berkembangbiak dengan cara bertelur. Embrio berkembang di dalam telur

dengan menggunakan kuning telur sebagai sumber makanannya. Setelah

menetas hewan ini akan menghisap susu dari rambut induknya, karena induk

ini tidak memiliki puting susu.

b. Kelompok Metatheria

Melahirkan anaknya saat embrio masih pada tahap awal sehingga masa

kehamilannya singkat. Anak dalam tahap embrio tersebut dapat merangkak

masuk ke dalam kantung induknya yang disebut marsupium. Di dalam

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

marsupium embrio menyusu pada puting susu dan mengalami perkembangan

selanjutnya.

c. Kelompok Eutheria

Melahirkan anaknya yang telah menyelesaikan perkembangan embrioniknya di

dalam rahim (uterus). Embrio memperoleh nutrisi dari induknya melalui

plasenta sehingga kelompok hewan ini disebut mammalia berplasenta. Berikut

ini adalah kelompok utama mamalia eutheria:

Insectivora adalah kelompok mamalia pemakan serangga.

Chiroptera adalah kelompok mammalia yang memiliki selaput kulit

membentang dari kaki depan, badan, dan kaki belakang. Contoh kelelawar.

Lagomorpha mencakup mammalia yang memiliki gigi seri seperti pahat,

misalnya kelinci. Kaki belakang hewan ini lebih panjang daripada kaki

depan.

Perissodactyla mencakup mammalia berkuku pada jari yang berjumlah

ganjil pada kakinya. Hewan ini merupakan pemakan tumbuhan atau

herbivora. Contohnya: kuda (Equus caballus).

Artiodactyla mencakup mammalia berkuku pada jari yang berjumlah

genap masing-masing kakinya. Contoh adalah domba (Ovis aries).

Sirenia adalah mamalia ammalian akuatik yang memiliki tungkai depan

mirip sirip. Sirenia merupakan ammalian bertubuh besar tidak berambut.

Rambut kasar hanya terdapat di bibirnya. Contoh duyung atau dugong

(Dugong dugong).

Proboscidea memiliki tubuh besar berotot serta belalai berotot. Hewan

yang termasuk kelompok ini adalah gajah sumatera (Elephas maximus).

Cetacea hidup di laut dengan tubuh berbentuk ikan, kaki depan mirip

dayung dan tidak ada kaki belakang. Tubuhnya tidak berambut dan

memiliki lapisan tebal lemak sebagai insulasi. Contoh Lumba-lumba

hidung botol (Tursiops aduncus).

Carnivora adalah kelompok mamalia yang memiliki gigi dan kuku yang

tajam dan runcing untuk menangkap dan memakan mangsanya. Kelompok

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

ini disebut juga pemakan daging. Contoh : Kucing (Felis silvestris).

Rodentia memiliki gigi seri seperti pahat.Gigi serinya berjumlah sepasang

di atas dan sepasang di bawah. Gigi seri tidak berakar sehingga tumbuh

terus-menerus. Contoh: berang-berang.

Primata memiliki ibu jari yang dapat disentuhkan ke jari lain, mata

menghadap ke depan, dan otak berkembang baik. Contoh: beruk (Macaca

sp.).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Kuliah Lapangan (PKL) dengan mengunjungi kebun binatang

Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, dilaksanakan pada hari Sabtu ,

13 Juni 2015 (13.00 s/d selesai).

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam kunjungan ini yaitu alat

tulis, kamera, dan koleksi satwa Vertebrata yaitu, pisces, amphibi, reptil, aves

dan mamalia yang ada di kebun binatang ragunan dan pusat primate

schmutzer.

3.3 Cara Kerja

Dalam kunjungan di kebun binatang ragunan dan pusat primate schmutzer

dilakukan pengamatan dan penelitian yaitu:

1. Melihat langsung satwa yang tersedia dan wawancara dengan petugas

yang memandu pengamatan.

2. Mengambil foto satwa yang di amati, mencatat nama spesies, mencatat

hal-hal penting, kemudian mendeskripsikan serta mengklasifikasikan

satwa yang teramati.

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. MAMALIA

1. Banteng Jawa (Bos javanicus)

Klasifikasi

Regnum : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Bovidae

Genus : Bos

Spesies : Bos javanicus

Deskripsi :

Hewan ini mempunyai bentuk dan ukuran mirip sapi, dengan panjang

tubuh 108-200 cm, tinggi pundak 130-170 cm. Berat tubuhnya dapat mencapai

900 kg. Beberapa ciri yang membedakan dengan sapi lokal yaitu antara lain warna

kulit dan rambut banteng betina selalu coklat kemerahan dan jantan berwarna

hitam. Baik jantan maupun betina, kulit dan rambut di bagian kaki bawah

berwarna putih. Banteng jantan mempunyai tanduk yang selalu menghadap ke

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

arah atas atau sedikit condong ke depan, sedangkan betina hampir semua tumbuh

kearah belakang.  

Musim kawin banteng dari lokasi yang berbeda selalu berlainan. Anak

yang dilahirkan selalu 1 ekor. Anak banteng menjadi dewasa setelah berumur 2-3

tahun. Selama musim penghujan satwa ini memakan rebung, dedaunan dan pada

musim kemarau menyukai merumput di padang rumput atau hutan terbuka. Satwa

ini Tersebar di Pulau Jawa.

Status: Belum Terncam.

2. Macan Tutul (Panthera pardus)

Klasifiksi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Carnivora

Familia : Felidae

Genus : Panthera

Spesies : Panthera pardus

Deskripsi :

Macan tutul adalah salah satu dari empat kucing besar. Hewan ini dikenal

juga dengan sebutan harimau dahan karena kemampuannya memanjat. Pada

mulanya, orang berpikiran bahwa macan tutul adalah hibrida dari singa dan

harimau, sehingga muncul nama "leopard" di kalangan peneliti Eropa awal.

Macan tutul jawa (P. p. melas) adalah fauna identitas Jawa Barat dan termasuk

hewan yang terancam punah di Indonesia.

Macan tutul berukuran besar, dengan panjang tubuh antara satu sampai

dua meter. Spesies ini pada umumnya memiliki bulu berwarna kuning kecoklatan

dengan bintik-bintik berwarna hitam. Bintik hitam dikepalanya berukuran lebih

kecil. Macan tutul betina serupa, dan berukuran lebih kecil dari jantan.

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Daerah sebaran macan tutul adalah di benua Asia dan Afrika. Spesies ini

sempat dianggap memiliki banyak anakjenis (lebih dari 30 subspesies) yang

ditemukan di segala macam habitat, mulai dari hutan tropis, gurun, savanah,

pegunungan dan daerah pemukiman, namun sekarang direduksi menjadi hanya

sembilan setelah dilakukan pengujian molekuler.

Macan Tutul adalah hewan penyendiri, yang saling menghindari satu sama

lain. Spesies ini lebih aktif di malam hari. Karena tingkat kematian anak yang

tinggi, betina biasanya mempunyai satu sampai dua anak, yang tinggal bersama

induknya sampai macan muda berumur sekitar antara satu setengah sampai dua

tahun.

Macan Tutul merupakan pemburu oportunitis, yang menggunakan segala

kesempatan untuk mendapatkan mangsanya. Mereka memakan hampir segala

mangsa dari berbagai ukuran. Mangsa utamanya terdiri dari aneka hewan

menyusui, binatang pengerat, ikan, burung, monyet dan binatang-binatang lain

yang terdapat disekitar habitatnya.

Pada umumnya, Macan Tutul menghindari manusia. Namun macan yang

kurang sehat, kelaparan atau terluka sehingga tidak dapat berburu mangsa yang

biasa, dapat memangsa manusia. Ada peristiwa mengenai seekor Macan Tutul

jantan di Rudraprayag memangsa lebih dari 125 jiwa, dan seekor Macan Tutul

betina yang disebut "Macan Tutul Panar" memangsa lebih dari 400 jiwa pada

awal abad ke-20 di India.

Beberapa subspesies dari Macan Tutul seperti Macan Kumbang dari Indonesia

terancam punah, namun secara umum Macan Tutul dievaluasikan sebagai

Beresiko Rendah di dalam IUCN Red List.

3. Harimau Sumtra (Panthera tigris)

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Carnivora

Famili : Felidae

Genus : Panthera

Spesies : Panthera tigris

Deskripsi

Harimau sumatera adalah subspesies harimau terkecil. Harimau sumatera

mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola

hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet. Harimau

sumatera jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke buntut atau

sekitar 250 cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300 pound atau

sekitar 140 kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60 cm.

Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198 cm dan berat 200

pound atau sekitar 91 kg. Belang harimau sumatera lebih tipis daripada subspesies

harimau lain. Warna kulit harimau sumatera merupakan yang paling gelap dari

seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga oranye tua.

Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan

subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya

menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka

mampu berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air,

terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna

menjadi hijau gelap ketika melahirkan.

Harimau sumatera hanya ditemukan di pulau Sumatera. Kucing besar ini

mampu hidup di manapun, dari hutan dataran rendah sampai hutan pegunungan,

dan tinggal di banyak tempat yang tak terlindungi. Hanya sekitar 400 ekor tinggal

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

di cagar alam dan taman nasional, dan sisanya tersebar di daerah-daerah lain yang

ditebang untuk pertanian, juga terdapat lebih kurang 250 ekor lagi yang dipelihara

di kebun binatang di seluruh dunia. Harimau sumatera mengalami ancaman

kehilangan habitat karena daerah sebarannya seperti blok-blok hutan dataran

rendah, lahan gambut dan hutan hujan pegunungan terancam pembukaan hutan

untuk lahan pertanian dan perkebunan komersial, juga perambahan oleh aktivitas

pembalakan dan pembangunan jalan. Karena habitat yang semakin sempit dan

berkurang, maka harimau terpaksa memasuki wilayah yang lebih dekat dengan

manusia, dan seringkali mereka dibunuh dan ditangkap karena tersesat memasuki

daerah pedesaan atau akibat perjumpaan yang tanpa sengaja dengan manusia.

Makanan harimau sumatera tergantung tempat tinggalnya dan seberapa

berlimpah mangsanya. Sebagai predator utama dalam rantai makanan, harimau

mepertahankan populasi mangsa liar yang ada di bawah pengendaliannya,

sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang mereka makan dapat

terjaga. Mereka memiliki indera pendengaran dan penglihatan yang sangat tajam,

yang membuatnya menjadi pemburu yang sangat efisien. Harimau Sumatera

merupakan hewan soliter, dan mereka berburu pada malam hari, mengintai

mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka

memakan apapun yang dapat ditangkap, umumnya babi hutan dan rusa, dan

kadang-kadang unggas atau ikan. Orangutan juga dapat jadi mangsa, mereka

jarang menghabiskan waktu di permukaan tanah, dan karena itu jarang ditangkap

harimau. Harimau sumatera juga gemar makan durian.

Harimau sumatera juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika

memburu mangsa. Luas kawasan perburuan harimau sumatera tidak diketahui

dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor harimau sumatera dewasa

memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer di kawasan dataran rendah

dengan jumlah hewan buruan yang optimal (tidak diburu oleh manusia).

Harimau sumatera dapat berbiak kapan saja. Masa kehamilan adalah

sekitar 103 hari. Biasanya harimau betina melahirkan 2 atau 3 ekor anak harimau

sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata anak harimau baru terbuka pada hari

kesepuluh, meskipun anak harimau di kebun binatang ada yang tercatat lahir

dengan mata terbuka. Anak harimau hanya minum air susu induknya selama 8

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

minggu pertama. Sehabis itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun

mereka masih menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali

meninggalkan sarang pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6

bulan. Mereka dapat berburu sendirian pada umur 18 bulan, dan pada umur 2

tahun anak harimau dapat berdiri sendiri. Harimau Sumatera dapat hidup selama

15 tahun di alam liar, dan 20 tahun dalam kurungan.

Status: Harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari

enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk

dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam

daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.

4. Beruang Madu (Helarctos malayanus)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Omnivora

Famili : Ursidae

Genus : Helarctos

Spesies : Helarctos

malayanus

Deskripsi :

Beruang madu termasuk familia ursidae dan merupakan jenis paling kecil

dari kedelapan jenis beruang yang ada di dunia. Beruang ini adalah fauna khas

provinsi Bengkulu sekaligus dipakai sebagai simbol dari provinsi tersebut.

Beruang madu juga merupakan maskot dari kota Balikpapan. Beruang madu di

Balikpapan dikonservasi di sebuah hutan lindung bernama Hutan Lindung Sungai

Wain. Panjang tubuhnya 1,40 m, tinggi punggungnya 70 cm dengan berat berkisar

50 – 65 kg. Bulu beruang madu cenderung pendek, berkilau dan pada umumnya

hitam, matanya berwarna cokelat atau biru,selain itu hidungnya relatif lebar tetapi

tidak terlalu moncong. Jenis bulu beruang madu adalah yang paling pendek dan

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

halus dibandingkan beruang lainnya, berwarna hitam kelam atau hitam

kecoklatan, di bawah bulu lehernya terdapat tanda yang unik berwarna oranye

yang dipercaya menggambarkan matahari terbit. Berbeda dengan beruang madu

dewasa, bayi beruang madu yang baru lahir memiliki bulu yang lebih lembut, tipis

dan bersinar. Karena hidupnya di pepohonan maka telapak kaki beruang ini tidak

berbulu sehingga ia dapat bergerak dengan kecepatan hingga 48 kilometer per jam

dan memiliki tenaga yang sangat kuat. Kepala beruang madu relatif besar

sehingga menyerupai anjing yakni memiliki telinga kecil dan berbentuk bundar.

Beruang jenis ini memiliki lidah yang sangat panjang dan dapat dipanjangkan

sesuai dengan kondisi alam untuk menyarikan madu dari sarang lebah di

pepohonan. Selain itu, lidah yang panjangnya dapat melebihi 25 cm itu juga

digunakan untuk menangkap serangga kecil di batang pohon. Beruang madu

memiliki penciuaman yang sangat tajam dan memiliki kuku yang panjang di

keempat lengannya yang digunakan untuk mempermudah mencari makanan.

Beruang madu lebih sering berjalan dengan empat kaki, dan sangat jarang berjalan

dengan dua kaki seperti manusia. Lengan beruang jenis ini cukup lebar dan

memiliki kuku melengkung serta berlubang yang memudahkannya memanjat

pohon. Kuku tangan yang melengkung digunakan oleh beruang ini untuk

menggali rayap, semut dan sarang lebah dan beruang yang sedang mencari madu

akan segera menghancurkan kayu yang masih hidup dan segar dan bahkan

berusaha untuk menggaruk pohon yang kayunya keras. Rahang beruang madu

tidak proporsional karena terlalu besar sehingga tidak dapat memecahkan buah-

buah besar seperti kelapa. Gigi beruang ini lebih datar dan merata dibandingkan

dengan jenis beruang lain, gigi taringnya cukup panjang sehingga menonjol keluar

dari mulut. Ukuran tulang tengkorak kepala beruang madu pada umunya memiliki

panjang tengkorak 264,5 mm, panjang condylobasal 241,3 mm, lebar zygomatic

214,6 mm, lebar mastoid 170,2 mm, lebar interorbital 70,5 mm, lebar maxilla

76,2 mm.

Beruang madu hidup di hutan-hutan primer, hutan sekunder dan sering

juga di lahan-lahan pertanian, mereka biasanya berada di pohon pada ketinggian

2-7 meter dari tanah, dan suka mematahkan cabang-cabang pohon atau

membuatnya melengkung untuk membuat sarang. Habitat beruang madu terdapat

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

di daerah hujan tropis Asia Tenggara. Penyebarannya terdapat di pulau Borneo,

Sumatera, Indocina, Cina Selatan, Burma, serta Semenanjung malaya. Oleh

karena itulah jenis ini tidak memerlukan masa hibernasi seperti beruang lain yang

tinggal di wilayah empat musim. Beruang madu di masa lalu diketahui tersebar

hampir di seluruh benua Asia, namun sekarang menjadi semakin jarang akibat

kehilangan dan fragmentasi habitat. Beruang madu adalah binatang omnivora

yang memakan apa saja di hutan. Mereka memakan aneka buah-buahan dan

tanaman hutan hujan tropis, termasuk juga tunas tanaman jenis palem. Mereka

juga memakan serangga, madu, burung, dan binatang kecil lainnya. Apabila

beruang madu memakan buah, biji ditelan utuh, sehingga tidak rusak, setelah

buang air besar, biji yang ada di dalam kotoran mulai tumbuh sehingga beruang

madu mempunyai peran yang sangat penting sebagai penyebar tumbuhan buah

berbiji besar seperti cempedak, durian, lahung, kerantungan dan banyak jenis lain.

Pada wilayah yang telah diganggu oleh manusia, mereka akan merusak lahan

pertanian, menghancurkan pisang, pepaya atau tanaman kebun lainnya.

Beruang madu tidak mempunyai musim kawin tetapi perkawinan

dilakukan sewaktu-waktu terutama bila beruang madu betina telah siap kawin.

Lama mengandung beruang betina adalah 95-96 hari, anak yang dilahirkan

biasanya berjumlah dua ekor dan disusui selama 18 bulan. Terkadang, beruang

betina hanya terlihat dengan satu bayi dan sangat jarang ditemukan membawa dua

bayi setelah masa kehamilannya. Hal ini sangat dimungkinkan karena beruang

madu sengaja menunda perkawinan untuk mengupayakan agar bayi terlahir saat

induk memiliki berat badan yang cukup, cuaca yang sesuai serta makanan tersedia

dalam jumlah yang memadai. Beruang melahirkan di sarang yang berbentuk gua

atau lubang pepohonan dimana bayi yang terlahir tanpa bulu dan masih sangat

lemah dapat bertahan hidup. Bayi akan tetap tinggal di sarang sampai ia mampu

berjalan bersama induknya mencari makanan. Bayi beruang madu di duga hidup

bersama induknya hingga berusia dua tahun dan kemudian mulai hidup secara

mandiri. Status: Indanger= Apendix I.

5. Kuda Nil (Hippopotamus amphibius)

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Artiodactyla

Famili : Hippopotamidae

Genus : Hippopotamus

Spesies : Hippopotamus

amphibius

Deskripsi :

Kuda nil memiliki tubuh yang besar dan berat, serta kulit kelabu gelap.

Mereka juga memiliki gading besar yang biasa mereka gunakan untuk

mempertahankan diri dari predator. Kuda nil memiriki ciri khas tubuh yang besar,

mulut dan gigi yang sangat besar, empat kaki yang pendek dan gemuk, serta

badan yang hampir tidak berambut. Kuda nil dewasa memiliki berat 1.5 sampai 3

ton. Meskipun bertubuh besar dan berkaki pendek, kuda nil mampu berlari dengan

cepat. Untuk jarak pendek, mereka mampu berlari secepat 30 km/jam, lebih cepat

dari kecepatan lari manusia pada umumnya. Kuda nil memiliki watak agresif dan

dianggap salah satu hewan paling berbahaya di Afrika. Kerabat kuda nil yang

paling dekat adalah kelompok Cetacea, seperti paus, lumba-lumba dan pesut.

Selain itu kuda nil juga berkerabat dengan babi dan hewan-hewan berkuku genap

lainnya.

Kuda nil adalah hewan herbivora. Pada siang hari, kuda nil berada air atau di

lumpur untuk tetap dingin. Di air, kuda nil hidup secara berkelompok, dan

menguasai wilayah tertentu. Kuda nil juga tidur, bereproduksi dan melahirkan di

air. Pada petang dan malam hari, kuda nil keluar dari air dan memakan rumput. Di

darat, kuda nil tidak berkelompok dan tidak memiliki wilayah teritorial.

Status: Apendix I.

6. Anoa (Bubalus depressicornis)

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Klasifikasi

Kerajaan       : Animalia

Filum            : Chordata

Kelas             : Mamalia

Ordo             : Artiodactyla

Famili           : Bovidae

Genus           : Bubalus

Spesies         : Bubalus

depressicornis

Deskripsi :

Anoa adalah hewan endemik Sulawesi, sekaligus maskot provinsi

Sulawesi Tenggara. Ekor lebih pendek dan lembut, serta memiliki tanduk

melingkar. Penampilan mereka mirip dengan kerbau, dengan berat berat tubuh

150-300 kilogram dan tinggi 75 centimeter. Habitat anoa berada di hutan tropika

dataran, sabana (savanna), terkadang juga dijumpai di rawa-rawa. Mereka

merupakan penghuni hutan yang hidupnya berpindah-pindah tempat. Apabila

menjumpai musuhnya, anoa akan mempertahankan diri dengan mencebur ke

rawa-rawa dan jika terpaksa melawan, mereka akan menggunakan tanduknya.

Anoa termasuk hewan herbivora. Di alam bebas, anoa memakan makanan

yang berair (aquatic feed), seperti pakis, rumput, tunas pohon, buah-buahan yang

jatuh, dan jenis umbi-umbian. Anoa dataran rendah terkadang juga meminum air

laut yang diduga untuk memenuhi kebutuhan mineral mereka. Di dataran tinggi,

anoa juga menjilat garam alami untuk memenuhi kebutuhan mineralnya. Setiap

tahunnya, induk anoa rata-rata hanya melahirkan satu bayi anoa. Anoa bisa

bertahan hidup sekitar 20 tahun hingga 25 tahun, dan sudah mampu kawin serta

berkembang biak pada umur 2 tahun sampai 3 tahun. Periode kehamilan terjadi

selama 276 hari sampai 315 hari. Bayi anoa yang dilahirkan induknya hanya satu

ekor, dan sangat jarang sekali mereka sampai melahirkan hingga dua ekor bayi

anoa. Saat dilahirkan, bayi anoa memiliki bulu berwarna cokelat keemasan atau

kekuningan dan sangat tebal. Warnanya perlahan akan berubah menjadi lebih

gelap seiring dengan pertumbuhannya.

Status: IUCN

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

7. Binturung (Arctictis binturong)

Klasifikasi

Kerajaan       : Animalia

Filum            : Chordata

Kelas             : Mamalia

Ordo             : Carnivora

Famili           : Viverridae

Genus           : Arctictis

Spesies         : Arctictis binturong

Deskripsi :

Binturung (Arctictis binturong) adalah sejenis musang bertubuh besar,

anggota suku Viverridae. Beberapa dialek Melayu menyebutnya binturong,

menturung atau menturun. Dalam bahasa Inggris, hewan ini disebut Binturong,

Malay Civet Cat, Asian Bearcat, Palawan Bearcat, atau secara ringkas Bearcat.

Barangkali karena karnivora berbulu hitam lebat ini bertampang mirip beruang

yang berekor panjang, sementara juga berkumis lebat dan panjang seperti kucing

(bear: beruang; cat: kucing). Musang yang berekor besar panjang dan bertubuh

besar. Panjang kepala dan tubuh antara 60-95 cm, ditambah ekornya antara 50-90

cm. Beratnya sekitar 6-14 kg, bahkan sampai 20 kg.

Berambut panjang dan kasar, berwarna hitam seluruhnya atau kecoklatan,

dengan taburan uban keputih-putihan atau kemerahan. Pada masing-masing ujung

telinga terdapat seberkas rambut yang memanjang. Ekor berambut lebat dan

panjang, terutama di bagian mendekati pangkal, sehingga terkesan gemuk. Ekor

ini dapat digunakan untuk berpegangan pada dahan (prehensile tail), sebagai ‘kaki

kelima’. Binturung betina memiliki pseudo-penis alias penis palsu, suatu organ

khas yang langka ditemui. Sebagaimana umumnya musang, binturung terutama

aktif di malam hari. Di atas pepohonan (arboreal) atau juga turun ke tanah

(terestrial). Kadang-kadang ada juga yang bangun dan aktif di siang hari.

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Meski termasuk bangsa Carnivora, yang artinya pemakan daging atau

pemangsa, makanan binturung terutama adalah buah-buahan masak di hutan,

misalnya jenis-jenis ara (Ficus spp.). Hewan ini juga memakan pucuk dan daun-

daun tumbuhan, telur, dan hewan-hewan kecil semisal burung dan hewan

pengerat. Pandai memanjat dan melompat dari dahan ke dahan, binturung

biasanya bergerak tanpa tergesa-gesa di atas pohon. Ekornya digunakan untuk

keseimbangan, atau kadang-kadang berpegangan manakala sedang meraih

makanannya di ujung rerantingan. Cakarnya berkuku tajam dan melengkung,

memungkinkannya untuk mencengkeram pepagan dengan kuat. Kaki belakangnya

dapat diputar ke belakang untuk memegang batang pohon, sehingga binturung

dapat turun dengan cepat dengan kepala lebih dulu.

Binturung mengeluarkan semacam bau, seperti umumnya musang, dari

kelenjar di bawah pangkal ekornya. Bau ini digunakan untuk menandai wilayah

kekuasaannya. Hewan betina melahirkan 2-6 anak, setelah mengandung selama

kurang lebih 91 hari. Binturung menyukai hutan-hutan primer dan sekunder,

hanya kadang-kadang saja ditemukan di kebun di tepi hutan.

Status: Tidak terancam.

8. Rusa Sambar (Cervus unicolor)

Klasifikasi

Kerajaan       : Animalia

Filum            : Chordata

Kelas             : Mamalia

Ordo             : Artiodactyla

Famili           : Cervidae

Genus           : Cervus

Spesies         : Cervus unicolor

Deskripsi :

Rusa sambar atau sambar india (disebut juga rusa sambur, sambhur, Tamil:

Kadaththi man), adalah jenis rusa besar yang umum berhabitat di Asia. Spesies

yang umum memiliki ciri khas tubuh yang besar dengan warna bulu kecoklatan.

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Sambar dapat tumbuh setinggi 102 cm - 160 cm sampai bahu dengan berat sekitar

546 kg. Sambar umumnya berhabitat di hutan dan bergantung pada tanaman

semak atau rerumputan. Mereka umumnya hidup dalam kelompok dengan

anggota 5 - 6 anggota. Rusa sambar (Cervus unicolor syn. Cervus aristotelis)

mendiami sebagian besar Asia Selatan dengan batas sampai wilayah Himalaya.

Selain itu dapat pula ditemukan di hutan tropis Burma, Thailand, Indocina, the

Semenanjung Malaya), Tiongkok Selatan (termasuk Hainan), Taiwan, serta di

pulau Sumatra dan Kalimantan di Indonesia.

9. Unta (Camelus dromedarius)

Klasifikasi

Kerajaan       : Animalia

Filum            : Chordata

Kelas             : Mamalia

Ordo             : Artiodactyla

Famili           : Camelidae

Genus           : Camelus

Spesies         : Camelus dromedarius

Deskripsi :

Unta atau Onta adalah dua spesies hewan berkuku genap dari genus

Camelus (satu berpunuk tunggal-Camelus dromedarius, satu lagi berpunuk ganda-

Camelus bactrianus) yang hidup ditemukan di wilayah kering dan gurun di Asia

dan Afrika Utara. Rata-rata umur harapan hidup unta adalah antara 30 sampai 50

tahun. Domestikasi unta oleh manusia telah dimulai sejak kurang lebih 5.000

tahun yang lalu. Pemanfaatan unta antara lain untuk diambil susu (yang memiliki

nilai nutrisi lebih tinggi dari pada susu sapi) serta dagingnya, dan juga digunakan

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

sebagai hewan pekerja. Unta hidup di padang pasir yang memiliki range

temperatur udara yang mampu membunuh mayoritas makhluk hidup. Selain itu,

mereka mampu untuk tidak makan dan minum selama beberapa hari.

Ada banyak hal yang membuat mereka mampu beradaptasi. Salah satunya

adalah punuknya. Banyak orang mengira punuknya menyimpan air, tapi

sebenarnya tidak. Punuk unta menyimpan lemak khusus, yang pada suatu saat

bisa diubah menjadi air dengan bantuan oksigen hasil respirasi. Satu gram lemak

yang ada pada punuk unta bisa diubah menjadi satu gram air. Kemampuan

adaptasi lainnya yang luar biasa adalah, sistem respirasinya meninggalkan sedikit

sekali jejak uap air. uap air yang keluar dari paru-paru diserap kembali oleh

tubuhnya melalui sel khusus yang terdapat di hidung bagian dalam, membentuk

kristal dan suatu saat dapat diambil.

Tubuh unta dapat bertahan hingga pada suhu 41 derajat celcius. Lebih dari

itu, unta mulai berkeringat. Penguapan dari keringat yang terjadi hanya pada

kulitnya, bukan pada rambutnya. Dengan cara pendinginan yang efisien itu, unta

mampu menghemat air cukup banyak. Ada banyak hal mengapa darah unta tidak

mengental pada kondisi di mana darah mayoritas makhluk hidup sudah

mengental. Sel darah merah unta berbentuk oval, bukan bulat seperti makhluk

hidup lainnya. Unta juga memiliki sistem imunitas yang cukup unik. Semua

mamalia memiliki antibodi berbentuk Y dengan dua rantai panjang sepanjang Y

itu dengan dua rantai pendek di setiap ujung dari Y tersebut, tapi unta hanya

memiliki dua rantai panjang yang menjadikannya berbentuk lebih kecil sehingga

mengurangi kemungkinan darah akan mengental. Ginjal dan usus mereka sangat

efisien dalam menyaring air.

B. PISCES

1. Arapaima (Arapaima gigas)

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Osteoglossiformes

Famili : Osteoglossidae

Genus : Arapaima

Spesies : Arapaima gigas

Deskripsi :

Arapaima, pirarucu, atau paiche (Arapaima gigas) adalah jenis ikan air

tawar terbesar di dunia yang berasal dari perairan daerah tropis Amerika Selatan.

Ikan Arapaima dapat tumbuh maksimal sepanjang 3 meter dan berat 200

kilogram. Saat ini sudah sangat jarang terdapat arapaima yang berukuran lebih

dari 2 meter karena ikan ini sering ditangkapi untuk dikonsumsi penduduk atau

diekspor ke negara lain.

2. Ikan Aligator (Alligator gar)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Osteichthyes

Ordo : Crocodylia

Family : Alligatoridae

Genus : Alligator

Species : Alligator gar

Deskripsi :

Merupakan ikan yang satu ini mirip dengan bentuk buaya dan aligator mirip

dalam penampilan dapat kita lihat gambarnya di atas jenis ikan satu ini mirip

sekali dengan seekor buaya maupun dengan ciri-cirinya, tidak jauh berbeda

dengan bentuk buaya, tapi menunjukkan sejumlah perbedaan. Buaya yang

berwarna gelap dengan moncong lebar dan bulat dan biasanya ditemukan di air

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

tawar. Buaya adalah keabu-abuan-hijau dan lebih memilih habitat pantai, payau,

dan air garam. Mereka memiliki, sempit meruncing, moncong segitiga. Juga, gigi

keempat pada kedua sisi rahang bawah dari buaya cocok ke soket internal di

rahang atas sehingga gigi ini tersembunyi ketika mulut ditutup. Pada buaya, gigi

keempat selalu terbuka. Dan ukurannya Spesimen terbesar tercatat tersebut

diberikan untuk spesimen Louisiana diukur pada 576 cm (19 ft 2 in) meskipun

beberapa sumber menyebutkan pengukuran sebagai 6 m (19,8 kaki). Perlu dicatat,

bagaimanapun, bahwa angka ini tidak berdasar dan dengan demikian, yang

diselenggarakan di pertanyaan.

Alligator merupakan ikan, relatif pasif soliter yang hidup di badan air segar

dan payau di Amerika Serikat bagian tenggara Ini adalah karnivora dan makan

dengan mengintai di antara alang-alang dan vegetasi, menyergap mangsa lainnya.

Alligator gar sering dicurigai dalam serangan terhadap manusia tetapi tidak ada

serangan-serangan ini telah resmi dikonfirmasi sebagai karya spesies ini. Alligator

gar Meskipun lebih suka bergerak lambat perairan sungai, bayous, dan oxbows

sepanjang tahun ini, tampaknya perlu waktu musim semi bidang banjir tergenang

atau vegetasi lahan basah dalam rangka untuk bertelur. Sampai relatif baru semua

gars umumnya telah diklasifikasikan dalam genus Lepisosteus Lacepède , 1803.

Para Alligator gar telah diberi nama adamantinus Atractosteus oleh eksentrik

Samuel Konstantin Rafinesque-Schmaltz pada tahun 1818, dan untuk waktu yang

lama Atractosteus hanya dipandang sebagai sinonim junior Lepisosteus.

3. Ikan Arwana asia (Scleropages formosus)

Klasfikasi

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Osteoglossiformes

Famili : Orteoglossidae

Genus : Scleropages

Species : Scleropages

formosus

Deskripsi :

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Arwana Asia adalah spesies asli sungai-sungai di Asia Tenggara

khususnya Indonesia. Ada empat varietas warna yang terdapat di lokasi:

Hijau, ditemukan di Indonesia, Vietnam, Birma, Thailand, dan Malaysia

Emas dengan ekor merah, ditemukan di Indonesia

Emas, ditemukan di Malaysia

Merah, ditemukan di Indonesia

Arwana Asia (Scleropages formosus), atau Siluk Merah adalah salah satu

spesies ikan air tawar dari Asia Tenggara. Ikan ini memiliki badan yang panjang;

sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia umumnya memiliki

warna keperak-perakan. Arwana adalah ikan bertulang air tawar dari keluarga

Osteoglossidae, juga dikenal sebagai bonytongues. Arwana sebenarnya termasuk

jenis ikan purba yang hingga kini belum punah. Banyak nama yang melekat

padanya,di antara ikan siluk, ikan kayangan, ikan kalikasi, dan ikan kelasa.

Ciri-ciri fisik dari Scleropages formosus:

Secara morfologis (ciri-ciri fisik), badan dan kepala arwana agak padat.

Tubuhnya pipih dan punggungnya datar, hampir lurus dari mulut hingga sirip

punggung. Garis lateral atau gurat sisi yang terletak di samping kiri dan kanan

tubuh arwana panjangnya antara 20-24 cm. Bentuk mulutnya mengarah keatas dan

mempunyai sepasang sungut pada bibir bawah. Ukuran mulutnya lebar dan

rahangnya cukup kokoh. Giginya berjumlah 15-17. Bagian insangnya di lengkapi

dengan penutup insang. Letak sirip punggungnya berdekatan dengan pangkal sirip

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

ekor (caudal). Sirip anusnya lebih panjang dari pada sirip punggung (dorsal),

hampir mencapai sirip perut (ventral). Panjang arwana dewasa sangat variatif,

antara 30-80 cm.

4. Ikan Macan (Pseudoplatystoma fasciatum)

Kalsifikasi:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Siluriformes

Family : Pimelodidae

Genus : Pseudoplatystoma

Spesies : Pseudoplatystoma

fasciatum

Deskripsi:

Ikan macan merupakan salah satu jenis ikan yang berukuran sedang,

ukuran panjang tubuhnya dapat mencapai 90 cm. Tubuhnya berbentuk bulat

memanjang, kepalanya besar dan panjang berbentuk seperti paruh bebek,

mempunyai misai 3 pasang berukuran panjang yang melebihi separo panjang

tubuhnya. Ikan ini mempunyai mata berbentuk bulat dan berukuran besar, sirip-

siripnya tampak kokoh dengan duri keras, sirip punggung menyerupai layar

perahu, sirip ekor bercagak yang di bagian atas juga tampak seperti layar. Warna

tubuhnya coklat kehijauan dengan pola-pola garis dan totol-totol hitam pada tubuh

di bagian latero-dorsal dan seluruh sisik-sisiknya.

Ikan macam termasuk jenis ikan yang berperilaku nocturnal, mencari

pakan pada suasana gelap atau pada malam hari. Misainya digunakan untuk

membantu  memperoleh mangsa dan mendeteksi arah datangnya bahaya secara

cepat dan akurat. Pada waktu siang hari ikan ini biasanya tampak melayang di

tengah air yang berdekatan dengan benda-benda di dalamnya, sehingga ikan ini

tampak seperti kayu. Ikan macan berkembang biak melalui pembuahan eksternal,

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

telur yang dihasilkan akan menempel pada substrat seperti potongan kayu, ranting

atau media tanaman yang ada di dalam air. Telur-telurnya akan menetas setelah

beberapa hari dari waktu pembuahan. Beberapa jenis mangsanya yaitu antara lain,

insekta, udang, dan ikan kecil. Menyukai habitat yang berbatu dengan tanaman

air, dan suasana gelap. Temperatur air 23-28 0C. Tersebar di Amerika Selatan

bagian utara.

5. Ikan Piranha (Pygopristis Serrasalmus)

Klasfikasi

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Characiformes

Famili : Serrasalmidae

Genus : Pygopristis

Species : Pygopristis

Serrasalmus

Deskripsi :

Morfologi Ikan piranha ini akan dapat berkembang biak dengan baik pada

iklim tropis Indonesia yang mirip dengan daerah asalnya di Amazon, apalagi

tanpa adanya predator alami. Kalaupun ada yang menjualnya di toko ikan hias

dengan harga berkisar antara 20-35 ribu rupiah dengan ukuran 6-10 cm. hewan ini

memiliki warna tubuh perak kemerahan, terutama didaerah perut, sisi tubuh dan

daerah bagian tubuh di batasi oleh sirip. Saat mudah hewan ini memiliki warnah

perak bintik-bintik hitam atau warna gelap lain. Panjang hewan ini maksimum

mencapai 33 cm dengan berat mencapai 3,2 kg. Dan bentuk tubuhnya pipih dan

bewarna mencolok, serta memiliki kepalah tumpul dan berukuran sedang.

Piranha  adalah ikan air tawar omnivora yang hidup disungai-

sungai di Amerika Selatan. Di sungai-sungai Venezuela, mereka disebut caribes.

Mereka terkenal dengan gigi tajam dan pemakan daging. Meskipun Hollywood

sering memberikan citra negatif pada piranha, mereka sebenarnya tidak

seberbahaya itu.

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

C. AVES

1. Burung Kaswari (Casuarius casuarius)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Casuariformes

FamilI : Casuariidae

Genus : Casuarius

Spesies : Casuarius casuarius

Deskripsi :

Burung kasuari (emu). Tidak dapat terbang, tidak berlunas, sayap kecil,

memiliki sayap yang sangat direduksi. Tinggi 1,7 m. kepala dan leher tidak

berbulu, tidak memiliki ekor dan bulu ekor, dan kaki memiliki 3 jari. Kasuari

diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu burung ini sewaktu

berjalan di habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk dikepalanya, kasuari

mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam. Burung kasuari betina

biasanya berukuran lebih besar dan berwarna lebih terang dari pada jantan.

Banyak terdapat di Australia dan Irian.

2. Burung Pelikan (Pelecanus conspicillum)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Fillum : Chordata

Class : Aves

Ordo : Pelecaniformes

Family : Pelecanidae

Genus : Pelecanus

Spesies : Pelecanus

conspicillum

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Deskripsi:

Paruh berwarna merah jambu, besar dan lurus, dilengkapi dengan kait pada

ujungnya yang berwarna kuning dan kantong besar. Paruh bagian bawah

berfungsi untuk menyimpan makanan. Kaki berselaput penuh. Jari-jari berselaput

renang penuh pada selaput jarinya. Bentuk ekor rounded. Burung air yang sangat

besar +(150 cm), mempunyai berat badan berkisar antara 4,5-11 kg, dengan

rentangan sayap 2,75 m.

Burung ini biasanya putih atau sebagian besar putih. Sayap dan ekor

sebagian berwarna hitam. Pada bagaian dada putih,punggung hitam, tungging

hitam, tunggir putih. Selama musim mengeram warna kulit yang sulah, paruh,

kantung, tenggorok, dan kaki menjadi lebih jelas. Ciri lainnya iris cokelat pucat,

kulit muka tidak berbulu dan paruh berwarna merah jambu, kaki cokelat.

Mempunyai kelenjar minyak. Perbedaan morfologi antara jantan dan betina tidak

jelas, sehingga agak sukar membedakan pelikan jantan dengan pelikan betina.

Seekor pelikan mampu bertelur sebanyak 4 butir, telur berwarna putih dan

berukuran besar. Telur-telur itu akan menetas setelah dierami selam 30 hari.

Pengeraman dan pemeliharaan dilakukan oleh induk jantan dan betina secara baik,

yaitu secara bergantian. Pelikan suka hidup berkelompok dan berenang di danau,

rawa-rawa, sungai, muara, teluk, dan lautan. Umumnya tidak bersuara, tetapi

dapat mengeluarkan erangan dari tenggorokan.

Di alam burung pelikan memakan ikan dan cara menangkapnya dengan cara

menyendokan paruhnya kedalam air yang terdapat ikan. Seekor pelikan dalam

satu hari mampu memakan ikan seberat 6 kg. Burung pelikan merupakan burung

yang hidup sosial, berkelompok dalam jumlah 50 sampai 40.000 berpindah dari

tempat yang satu ke tempat yang lain di daratan. Burung ini suka berenang di air,

pakan utamanya adalah ikan, sambil berenang pelikan menangkap ikan dengan

mudah, karena paruhnya yang bekerja serupa jala penangkap ikan. Paruhnya yang

menyerupai kantung tidak seperti jala yang berlobang tapi sangat lentur dan

mudah melar. Pada saat makan, paruh bagian bawah akan memelar. Berbiak di

India barat daya, Sri Langka, Burma, dan Cina tenggara. Juga diperkirakan di

Asia tenggara dan Filipina. Bermigrasi ke selatan. Rentan (Collar dkk 1994.) Pada

musim dingin ke Sumatera utara. Tercatat di Sumatera selatan, kemungkinan

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

berbiak disana. Pada abad yang lalu, Spenser St John pernah menemukan burung

(yang kemungkinan besar adalah jenis ini) di P. Blambangan, lepas pantai Sabah.

Hanya sedikit catatan dari Jawa.

Perilaku pelikan yang diamati diragunan dimulai dari pukul 08.28 sampai

pukul 09.01. Kami mengamati pada pukul 08.28 burung bergerak di air,

meminum air, mencari makan, kemudian karena sepertinya tidak mendapatkan

makanan burung pelikan ingin menelan botol minuman namun tidak bisa. Burung

pelikan melakukan hal itu berkali-kali hingga dia merasa botol itu bukanlah

makanannya. Pukul 08.35 pelikan naik kedarat dan membersihkan bulunya. Pukul

08.40 pelikan mengibaskan sayap kemudian membersihkan bulu kembali,

kemudian kembali ke air untuk mencari makan. Pada saat makan, parh pelikan

membesar, terutama paruh bagian bawah. Pukul 08.48 pelikan naik kedarat untuk

berjemur dan menelisik bulu. Pukul 08.50 pelikan mengeluarkan kotoran dari

duburnya. Kemudian pada pukul 09.00 pelikan menelisik bulu dan mengibaskan

sayapnya sambil berlari.

3. Angsa Hitam (Cygnus atratus)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Anseriformes

Famili : Anatidae

Genus : Cygnus

Spesies : Cygnus atratus

Deskripsi:

Angsa hitam memiliki paruh lebar dan memiliki ujung yang membulat,

berwarna merah dengan garis putih diujungnya. Paruh ini digunakan untuk

menyaring tanaman, biji dan hewan-hewan kecil dari lumpur dan air. Kaki

berwarna abu-abu dan berselaput. Jari-jari depan saja yang bersambung dengan

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

selaput renang. Bentuk ekor pointed. Burung dewasa berukuran besar, dengan

panjang mencapai +130cm. Seluruh bulu-bulunya berwarna hitam dengan

perkecualian bulu sayap yang terdapat warna putih dan mempunyai pelumas bulu.

Iris mata berwarna hitam. Angsa Hitam mempunyai leher yang sangat panjang

dan membentuk huruf” S “. Burung betina serupa dan berukuran lebih kecil dari

burung jantan. Anak angsa mempunyai bulu berwarna abu-abu. Kakinya

berbentuk sebagai kaki perenang, dengan paruh berwarna merah. Mempunyai

lamella yang merupakan tambahan zat tanduk yang berguna untuk menyaring

lumpur pada kedua sisi paruhnya. Hampir semua Angsa Hitam adalah monogami

spesies. Kedua induk bersama-sama membesarkan anak angsa dan bersarang di

tengah-tengah danau yang dangkal. Rawa, payau, mangrove, tambak, kolam,

sungai. Dapat sampai jauh ke pedalaman. Angsa Hitam tidak bermigrasi dan

menetap di tempat dimana mereka menetas. Andaman, Sunda besar, Sumatera,

Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Perilaku angsa hitam yang

diamati di ragunan dimulai dari pukul 09.09 sampai pukul 09.20. Pada pukul

09.09 angsa bersuara di darat. Pukul 09.10 angsa makan di darat. Pukul 09.13

menggoyangkan ekor. Pukul 09.15 angsa kembali ke air dan berenang. Pukul -

9.18 Angsa makan di air dan menyelamkan kepala. Pukul 09.22 angsa makan di

darat dan minum di air. Makanan yang dimakan berasal dari pengelola kebun

binatang ragunan yaitu: toge, sawi, kangkung, pur dan jagung. Pada pukul 09.24

angsa menelisik bulu di air. Pada pukul 09.28 angsa berenang sambil

menggoyangkan ekornya.

4. Burung Bangau sarus (Grus antigone)

Kalsifikasi:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Gruiformes

Family : Gruidae

Genus : Grus

Spesies : Grus antigone

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Deskripsi:

Burung ini merupakan burung terbang berbadan tertinggi di dunia. Pada

abad ke-19 bukan pemandangan yang langka untuk melihat ratusan ribu bangau

saurs terbang beriringan di langit India bagian Utara. Namun saat ini jumlahnya

terus menurun dan hanya tersisa sekitar 10.000 yang tersisa di India. Habitat

bangau sarus adalah daerah dengan tanah basah, dan sawah. Mereka adalah

binatang omnivora. Burung jenis ini lebih sering terlihat berkeliaran mencari

makanan di perairan dangkal secara berpasangan.

Populasi bangau sarus di seluruh dunia diperkirakan hanya ada sekitar

20.000 ekor, dimana kurang dari 10.000 ekor yang merupakan bangau sarus

dewasa. Hilangnya habitat sang bangau menjadi alasan utama penurunan populasi

mereka. Banyak sekali lahan basah yang sudah berubah menjadi sawah. Padahal

dulunya, bangau sarus sempat dianggap sebagai burung suci di beberapa daerah,

atau paling tidak dianggap sebagai pertanda baik dan kesuburan. Namun karena

populasi manusia yang terus meningkat dan kebutuhan akan lahan pertanian yang

lebih luas, habitat burung yang sempat dianggap suci tersebut pun dirampas. Saat

ini populasi bangau sarus dikategorikan dalam status "Rentan (VU)" dalam Red

List IUCN.

5. Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)

Kalsifikasi:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Aves

Ordo : Falconiformes

Family : Accipitridae

Genus : Nisaetus

Spesies : Nisaetus

bartelsi

Deskripsi:

Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh

antara 60-70cm(dari ujung paruh hingga ujung ekor). Kepala berwarna coklat

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-4 bulu, panjang

hingga 12 cm) dan tengkuk yang coklat kekuningan (kadang nampak keemasan

bila terkena sinar matahari). Jambul hitam dengan ujung putih, mahkota dan

kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklat gelap.

Kerongkongankeputihan dengan garis (sebetulnya garis-garis) hitam membujur di

tengahnya. Ke bawah,ke arah dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna

kuning kecoklatan pucat, yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah

menjadi pola garis (coret-coret) rapat melintang merah sawo matang sampai

kecoklatan di atas warna pucat keputihan bulu-buluperut dan kaki. Bulu pada kaki

menutup tungkai hingga dekat ke pangkal jari. Ekor kecoklatan dengan empat

garis gelap dan lebar melintang yang nampak jelas di sisibawah, ujung ekor

bergaris putih tipis. Betina berwarna serupa, sedikit lebih besar. Iris mata kuning

atau kecoklatan, paruh kehitaman, sera (daging di pangkal paruh) kekuningan;

kaki (jari) kekuningan. Burung muda dengan kepala, leher dan sisi bawah tubuh

berwarna coklatkayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis. Kecoklatan,

paruh kehitaman, sera (daging di pangkal paruh) kekuningan, kaki (jari)

kekuningan. Burung muda dengan kepala, leher dan sisi bawah tubuh berwarna

coklat kayu manis terang, tanpa coretan atau garis-garis.

D. REPTIL

1. Buaya (Crocodylusno vaeguineae)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Sauropsida

Ordo : Crocodilia

Famili : Crocodylidae

Genus : Crocodylus

Spesies : Crocodylusno

vaeguineae

Deskripsi :

Page 43: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Panjang tubuhnya sampai sekitar 3,35 m pada yang jantan, sedangkan

yang betina hingga sekitar 2,65 m. Buaya ini memiliki sisik-sisik yang relatif

lebih besar daripada buaya lainnya apabila disandingkan. Di bagian belakang

kepala terdapat 4–7 sisik lebar (post-occipital scutes) yang tersusun berderet

melintang, terpisah agak jauh di kanan-kiri garis tengah tengkuk. Sisik-sisik besar

di punggungnya (dorsal scutes) tersusun dalam 8–11 lajur dan 11–18 deret dari

depan ke belakang tubuh. Sisik-sisik perutnya dalam 23–28 deret (rata-rata 25

deret) dari depan ke belakang.

Reptil yang umumnya nokturnal ini menghuni di perairan air tawar, di

sungai-sungai, rawa dan danau. Meskipun diketahui toleran terhadap air asin,

buaya ini jarang-jarang dijumpai di perairan payau, dan tak pernah ditemui di

tempat di mana terdapat buaya muara. Anak buaya yang baru menetas berukuran

antara 26-32 cm panjangnya. Buaya betina menunggui sarang dan anak-anaknya

hingga dapat mencari makanannya sendiri.

2. Biawak (Veranus sp.)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Famili : Varanidae

Genus : Varanus

Spesies : Varanus sp.

Deskripsi:

Hewan ini memiliki kulit dengan sisik yang tebal dan berwarna hitam pada

bagian dorsal dilengkapi dengan corak bulatan atau garis kuning. Sementara kulit

bagian ventral juga dilengkapi sisik yang tebal dengan warna kuning.

Kulit biawak berfungsi untuk penyerapan cahaya matahari di siang hari

dimana radiasi matahari diserap pada kulit daerah dorsal. Sekitar 85% digunakan

sebagai energi dan 15% sisanya dia pantulkan kembali pada kulit daerah os

Page 44: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

sacrum sebagai emisi untuk mempertahankan suhu di kulitnya. Ini merupakan

kontrol fisiologis dari biawak air untuk mengatur suhu tubuhnya.

Biawak mempunyai mata dan kelopak mata serta bentuk kepala lonjong

dilengkapi dengan rahang yang kuat serta lidah yang panjang dan bercabang dua.

Hewan ini memiliki kaki yang kokoh serta kuku yang tajam yang biasanya

digunakan hewan ini untuk memanjat pohon , menggali sarang di bawah tanah

dan untuk mempertahankan diri. Biawak juga dilengkapi dengan ekor yang

panjang dan sangat kuat dan kokoh dimana biasanya digunakan untuk memecut

dalam rangka mempertahankan diri dari serangan juga untuk mendukung

pergerakan ketika berenang dalam air.

3. Ular Derik (Crotalus cerastes)

Klasifikasi:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Family : Viperidae

Genus : Crotalus

Spesies : Crotalus cerastes

Deskripsi:

Ciri umum ular derik yaitu ia mempunyai gemericik diujung ekornya.

Gunanya ialah untuk menakut-nakuti musuh. Selain itu pula, terdapat gigi yang

kuat antar kedua rahangnya. Ular derik bertelur dan beranak (ovovivipar), Ular

derik muda tidak bergantung dan sudah mandiri sejak lahir. Ular derik yang baru

lahir deriknya belum dapat berfungsi, setelah ganti kulit yang pertama baru

deriknya dapat berfungsi.

Page 45: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

4. Ular Weling ( Bungarus candidus)

Klasifikasi:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Famili : Elapidae

Genus : Bungarus

Spesies : Bungarus candidus

Deskripsi:

Ular weling memiliki bentuk kepala oval, dengan panjang tubuh dewasa

sekitar 80-160 cm, warna kulitnya loreng hitam putih cerah dengan ukuran yang

tidak seragam melingkar membentuk cincin, badan berpenampang bulat, bagian

bawah putih polos, kelihatan mencolok di malam hari.

Ular weling memakan berupa mamalia kecil misalnya kadal, katak, tikus.

Hewan ini termasuk hewan Nocturnal (aktif pada malam hari), tidak agresif di

siang hari, cenderung menghindar jika diganggu atau menyembunyikan kepalanya

di bawah badannya dengan melingkar, sensitif dengan cahaya dan akan berusaha

mendekti.

5. Komodo (Varanus komodoensis)

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Famili : Varanidaedae

Genus : Varanus

Page 46: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Spesies : Varanus komodoensis

Deskripsi :

Komodo adalah spesies kadal terbesar di dunia yang hidup di pulau

Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Biawak

ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat ora. Di

alam bebas, komodo dewasa biasanya memiliki berat sekitar 70 kilogram, namun

komodo yang dipelihara di penangkaran sering memiliki bobot tubuh yang lebih

besar. Spesimen liar terbesar yang pernah ada memiliki panjang sebesar 3.13

meter dan berat sekitar 166 kilogram, termasuk berat makanan yang belum

dicerna di dalam perutnya. Meski komodo tercatat sebagai kadal terbesar yang

masih hidup, namun bukan yang terpanjang. Reputasi ini dipegang oleh biawak

Papua (Varanus salvadorii). Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan

tubuhnya, dan sekitar 60 buah gigi yang bergerigi tajam sepanjang sekitar 2.5 cm,

yang kerap diganti. Air liur komodo sering kali bercampur sedikit darah karena

giginya hampir seluruhnya dilapisi jaringan gingiva dan jaringan ini tercabik

selama makan. Kondisi ini menciptakan lingkungan pertumbuhan yang ideal

untuk bakteri mematikan yang hidup di mulut mereka.

Komodo memiliki lidah yang panjang, berwarna kuning dan bercabang.

Komodo jantan lebih besar daripada komodo betina, dengan warna kulit dari abu-

abu gelap sampai merah batu bata, sementara komodo betina lebih berwarna hijau

buah zaitun, dan memiliki potongan kecil kuning pada tenggorokannya. Komodo

muda lebih berwarna, dengan warna kuning, hijau dan putih pada latar belakang

hitam. Komodo tak memiliki indera pendengaran, meski memiliki lubang telinga.

Biawak ini mampu melihat hingga sejauh 300 m, namun karena retinanya hanya

memiliki sel kerucut, hewan ini agaknya tak begitu baik melihat di kegelapan

malam. Komodo mampu membedakan warna namun tidak seberapa mampu

membedakan obyek yang tak bergerak. Komodo menggunakan lidahnya untuk

mendeteksi rasa dan mencium stimuli, seperti reptil lainnya, dengan indera

vomeronasal memanfaatkan organ Jacobson, suatu kemampuan yang dapat

membantu navigasi pada saat gelap. Dengan bantuan angin dan kebiasaannya

menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika berjalan, komodo dapat

Page 47: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

mendeteksi keberadaan daging bangkai sejauh 4-9.5 kilometer. Lubang hidung

komodo bukan merupakan alat penciuman yang baik karena mereka tidak

memiliki sekat rongga badan. Hewan ini tidak memiliki indra perasa di lidahnya,

hanya ada sedikit ujung-ujung saraf perasa di bagian belakang tenggorokan.

Sisik-sisik komodo, beberapa di antaranya diperkuat dengan tulang,

memiliki sensor yang terhubung dengan saraf yang memfasilitasi rangsang

sentuhan. Sisik-sisik di sekitar telinga, bibir, dagu dan tapak kaki memiliki tiga

sensor rangsangan atau lebih. Komodo adalah hewan karnivora. Walaupun

mereka kebanyakan makan daging bangkai.

Musim kawin terjadi antara bulan Mei dan Agustus, dan telur komodo

diletakkan pada bulan September. Selama periode ini, komodo jantan bertempur

untuk mempertahankan betina dan teritorinya dengan cara "bergulat" dengan

jantan lainnya sambil berdiri di atas kaki belakangnya. Komodo yang kalah akan

terjatuh dan "terkunci" ke tanah. Kedua komodo jantan itu dapat muntah atau

buang air besar ketika bersiap untuk bertempur. Pemenang pertarungan akan

menjentikkan lidah panjangnya pada tubuh si betina untuk melihat penerimaan

sang betina. Komodo betina bersifat antagonis dan melawan dengan gigi dan

cakar mereka selama awal fase berpasangan. Selanjutnya, jantan harus

sepenuhnya mengendalikan betina selama bersetubuh agar tidak terluka. Perilaku

lain yang diperlihatkan selama proses ini adalah jantan menggosokkan dagu

mereka pada si betina, garukan keras di atas punggung dan menjilat. Kopulasi

terjadi ketika jantan memasukan salah satu hemipenisnya ke kloaka betina.

Komodo dapat bersifat monogamus dan membentuk "pasangan," suatu sifat yang

langka untuk kadal.

E. AMPHIBI

1. Salamander (Plethodon cinereus)

Page 48: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amphibia

Ordo : Plethodontiales

Famili : Plethodontidae

Genus : Plethodon

Spesies : Plethodon cinereus

Deskripsi :

Ciri-cirinya, Hewan karnivora (pemakan daging), Makanannya berupa

invertebrata kecil (serangga, sifut, cacing, keong kecil) dan Fertilisasi secara

internal. Salamander jantan menghasilkan sel sperma yang mengandung

spermatofor. Setelah proses kopulasi (kawin) spermatofor ditampung di dalam

kloaka salamander betina, merupakan muara dari saluran urine, genital, dan

pemcernaan. Didalam kloaka sel telur dibuahi oleh sel sperma. Salamander

punggung merah (Plethodon cinereus) adalah salamander hutan kecil. Hewan ini

mendiami lereng berhutan di Amerika Utara sisi timur; yaitu ke barat hingga

Missouri; selatan hingga Carolina Utara, dan utara dari Quebec bagian selatan dan

Provinsi Maritimes di Kanada hingga Minnesota. Hewan ini juga dikenal sebagai

Salamander punggung merah utara untuk membedakannya dari Salamander

punggung merah selatan (P. serratus). Salamander punggung merah ditemukan

banyak ditemukan dalam dua variasi warna: nominasi variasi merah, punggung

merah, begitu juga bentuk yang lebih gelap yang dikenal sebagai punggung

(hitam) lebam yang tidak terdapat pada sebagian besar atau seluruh pigmentasi

merah yang ditemukan pada bentuk merah. Walau demikian, kadang juga

ditemukan variasi dengan berbagai warna lainnya (seperti belang kuning, jingga,

atau putih).

2. Sesilia (Caecillian sp)

Page 49: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amphibia

Ordo : Gymnophiona

FamilI : Caeciliidae

Genus : Caecillian

Spesies : Caecillian sp

Deskripsi :

Ciri-ciri Tidak berkaki , Sering kali buta, Ukuran sama dengan cacing pada

umumnya panjang 10 cm sampai 1 m, Habitat di dalam tanah yang subur, dan

Makanan berupa cacing dan invertebrate tanah lainnya. Sesilia adalah amfibi

tanpa tungkai serupa cacing dengan gigi tajam dan kerangka bertulang. Ada yang

hidup di bawah tanah dan menggunakan moncong yng runcing serta tengkorak

yang keras untuk membuat liang di tanah. Ada pula yang hidup di air. Sesilia

memiliki sirip pada ekor untuk berrenang. Sekitar 170 spesies sesilia ditemukan di

wilayah tropis Afrika, Asia dan Amerika Selatan. Penglihatan Sesilia buruk

karena matanya tertutupi oleh lapisan pelindung. Sebagai pengimbangnya, amfibi

ini memiliki organ pengindra di bawah setiap rongga mata. Tentakel ini

mengumpulkan partikel bau di udara yang digunakan sesilia untuk menenttukan

letk pasangan dan mangsa, misalnya cacing tanah.

3. Katak Merah (Leptophryne cruentata)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amphibia

Ordo : Anura

Famili : Bufonidae

Genus : Leptophryne

Spesies : Leptophryne

cruentata

Page 50: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Deskripsi :

Ciri-ciri katak, Jenis amfibi tidak berekor, Kepala bergantung pada

anggota badan belakang yang terspesialisasi untuk melompat, Memiliki kulit yang

halus, Habitat didekat perairan air tawar. Ciri-ciri kodok, Jenis amfibi tak berekor,

Kepala terhubung dengan anggota badan sehingga dapat terspesialisasi untuk

melompat, Bertubuh gemuk, Kulit kasar berintil, dan Habitat ditempat lumpur.

Struktur dan fungsi Alat tubuh Amfibi.

a) Tidak digunakan untuk menangkap mangsa.

b) Kelopak mata digunakan untuk menjaga kelembaban mata.

c) Telinga digunakan untuk menangkap gelombang suara.

d) Alat pernapasan utama amfibi dewasa biasanya berupa paru-paru yang

dibantu oleh pori-pori kulit.

e) Sistem peredaran darahnya adalah system peredaran darah ganda.

f) Kulit amfibi tidak bersisik dan halus, kelembaban kulit selalu terpelihara

karena adanya kelenjar mokusa.

g) Kulit berperan, Dalam menjaga keseimbangan air dan respirasi, Membantu

mengatur suhu tubuh ketika berada didarat, dan Melindungi diri dari

hewan predator.

Kodok Merah (Leptophryne cruentata). Merupakan jenis kodok endemik

di Jawa Barat yang statusnya terancam punah (Critically Endangered). Kodok

Merah adalah Jenis Kodok Indonesia yang paling terancam mengalami

kepunahan.

4. Katak Batu (Limnonectes macrodon)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amphibia

Ordo : Anura

Famili : Ranidae

Page 51: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Genus : Limnonectes Spesies : Limnonectes

macrodon

Deskripsi :

Merupakan jenis katak sungai yang umum ditemukan di sungai-sungai di

Jawa. Katak ini juga dapat ditemukan di Sumatera Selatan dan Lampung. Hingga

hari ini status katak ini adalah rawan (Vulnerable). Hal ini dikarenakan banyak

dari masyarakat kita yang mengkonsumsi katak ini. Perlu pembaca Gomumu

ketahui bahwa Katak Batu adalah jenis katak terbesar ke-2 di dunia. Kodok yang

sering dijumpai di tepi saluran air dan aliran sungai yang jernih. Jarang jauh dari

aliran air. Kodok batu biasanya kawin pada saat bulan mati, yang betina

meletakkan telurnya dalam sebuah gumpalan lengket di kolam atau genangan

dekat sungai. Jumlah telurnya dapat mencapai 1000 butir. Pada masa lalu kodok

ini dianggap menyebar luas mulai dari India hingga ke Asia Tenggara dan

Kepulauan Nusantara. Namun kini banyak populasinya yang telah dideskripsi

dengan lebih baik dan digolongkan ke dalam spesies yang lain. Penyebaran L.

macrodon sekarang kemungkinan hanya meliputi Jawa dan Sumatra bagian

selatan. Kodok yang bertubuh besar, gempal, dengan kaki yang kuat dan paha

yang berotot besar. Kodok dewasa panjangnya sekitar 70 mm, namun yang

terbesar bisa sampai dengan 150 mm SVL (snout to vent length, dari moncong ke

anus). Punggung berwarna coklat terang hingga kemerahan atau kehitaman,

dengan bercak-bercak gelap kehitaman. Coret atau bercak kehitaman terdapat di

antara kedua mata, di pipi di depan mata, di atas timpanum, di lengan, paha dan

betis. Bibir berbelang-belang hitam dan putih.Kulit punggung halus, dengan

beberapa bintil atau tonjolan membujur. Terdapat lipatan supratimpanik. Pada

hewan muda, kadang-kadang ada lekukan bentuk V terbalik di tengah pundak.Sisi

ventral berwarna krem pucat keputihan, dengan bintik-bintik hitam di dagu. Sisi

bawah selaput renang berwarna hitam.

5. Katak Mulut sempit (Gastrophryne carolinensis)

Page 52: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Amphibia

Ordo : Anura

Famili : Microhylidae

Genus : Gastrophryne

Spesies : Gastrophryne

carolinensis

Deskripsi :

Adalah jenis-jenis katak yang sangat kecil ukurannya. Merupakan famili

jenis katak terkecil didunia. Beberapa jenis memiliki ukuran hanya beberapa

milimeter saja. di Indonesia ditemukan sedikitnya 30-an jenis katak bermulut

sempit. Microhylidae merupakan jenis katak kecil. Banyak spesies yang memiliki

ukuran lebih kecil dari 1,5 sentimeter, meski ada juga spesies yang lebih besar

dari 9 sentimeter. Mereka bisa tinggal di atas pohon, di tanah, bahkan beberapa

ada yang tinggal di dekat air. Spesies yang tinggal di tanah sering ditemukan di

bawah tumpukan daun kering di dalam hutan, dan keluar untuk berburu di malam

hari. Dilihat dari bentuk tubuh, ada dua tipe microhylids, yakni jenis dengan tubuh

lebar dan mulut sempit, dan jenis lain dengan bentuk tubuh seperti katak pada

umumnya. Microhylidae dengan mulut sempit biasanya akan memakan rayap dan

semut, sedangkan jenis yang lainnya akan memakan seperti layaknya jenis katak

yang lain. Spesies dari genus Breviceps tinggal di dalam tanah dan ditemukan di

daerah kering Afrika. Bahkan beberapa spesies meletakkan telurnya di bawah

tanah.

F. PRIMATA

1. Kukang (Nycticebus coucang)

Page 53: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Klasifikasi

Regnum : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Primates

Famili : Lorisidae

Genus : Nycticebus

Spesies : Nycticebus coucang

Deskripsi :

Kukang adalah jenis primata yang bergerak lambat. Warna rambutnya

beragam, dari kelabu keputihan, kecoklatan, hingga kehitam-hitaman. Pada

punggung terdapat garis coklat melintang dari belakang hingga dahi, lalu

bercabang ke dasar telinga dan mata. Berat tubuh 0,375-0,9 kg, panjang tubuh

dewasa 19-30 cm. Di Indonesia, satwa ini dapat ditemukan di Sumatera, Jawa dan

Kalimantan. Kukang (Nycticebus coucang) adalah jenis primata yang lucu dan

menggemaskan sehingga tidak heran banyak masyarakat umum yang menjadikan

primata ini menjadi incaran untuk dijadikan hewan peliharaan. Keluarga kukang

atau sering disebut-sebut malu-malu, terdiri dari 8 marga (genus) dan terbagi lagi

dalam 14 jenis. Penyebarannya cukup luas, mulai dari Afrika sebelah selatan

Gurun Sahara, India, Srilanka, Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara. Dari

8 Marga yang ada, di Indonesia hanya ditemui 1 marga, yaitu Nycticebus.

Marga Nycticebus terdiri atas 5 jenis, yaitu:

1. Nycticebus coucang yang tersebar di Semenanjung Malaya, Sumatera dan

kepulauan sekitarnya.

2. Nycticebus pygmaeus tersebar di Indocina, Laos dan Kamboja.

3. Nycticebus bengalensis, tersebar di India hingga Thailand.

4. Nycticebus javanicus, hanya tersebar di Jawa.

5. Nycticebus menagensis, hanya tersebar di Kalimantan serta kepulauan

sekitarnya.

Page 54: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Kukang merupakan primata yang hidup di hutan tropis Indonesia, menyukai

hutan primer dan sekunder, semak belukar dan rumpun-rumpun bambu. Kukang

tersebar di Asia Tenggara. Di Indonesia kukang ditemukan di Sumatera,

Kalimantan dan Jawa. Akan tetapi sampai saat ini belum ada data yang pasti dan

akurat tentang jumlah populasi kukang di alam. Akan tetapi jika dilihat dari

berkurangnya habitat kukang serta maraknya perburuan dan perdagangan illegal

bisa dijadikan indikator bahwa keberadaan kukang di alam mengalami penurunan.

2. Owa Jawa (Hilobates moloch)

Klasifikasi

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Primates

Famili : Hylobatidae

Genus : Hilobates

Spesies : Hilobates moloch

Deskripsi :

Owa jawa adalah hewan diurnal dan arboreal, sepenuhnya hidup di atas

tajuk pepohonan. Terutama memakan buah-buahan, daun dan bunga-bungaan,

kelompok kecil owa jawa menjelajahi kanopi hutan dengan cara memanjat dan

berayun dari satu pohon ke lain pohon dengan mengandalkan kelincahan dan

kekuatan lengannya. Berat tubuhnya rata-rata mencapai 8 kg. Kelompok ini akan

berupaya mempertahankan teritorinya, biasanya luasnya mencapai 17 hektare,

dari kehadiran kelompok lain. Pagi-pagi sekali, dan juga di waktu-waktu tertentu

di siang dan sore hari, owa betina akan memperdengarkan suaranya untuk

mengumumkan wilayah teritorial keluarganya. Dari suara yang bersahut-sahutan

antar kelompok, dan terdengar hingga jarak yang jauh ini, para peneliti dapat

memperkirakan jumlah kelompok owa yang ada, dan selanjutnya menduga jumlah

individunya. Spesies ini hanya didapati di bagian barat Pulau Jawa, yakni di

hutan-hutan dataran rendah dan hutan pegunungan bawah. Penyebaran paling

Page 55: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

timur adalah di wilayah Gunung Slamet serta di jajaran Pegunungan Dieng

sebelah barat di wilayah Pekalongan.

3. Gorila (Gorilla gorilla)

Klasifikasi

Regnum : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mamalia

Ordo : Primates

Famili : Hominidae

Genus : Gorilla

Spesies : Gorilla gorilla

Deskripsi :

Gorila adalah jenis primata yang terbesar. Makanan gorila terdiri dari

sayur-sayuran, walaupun kadang juga makan serangga. Karena itu gorila dapat

digolongkan sebagai binatang omnivora. Gorila berasal dari hutan tropis di

Afrika. 97-98% DNA gorila identik dengan DNA manusia. Gorila adalah spesies

kedua setelah simpanse yang terdekat dengan manusia. Ada dua spesies dalam

genus gorila, yaitu gorila timur (eastern gorila) dan gorilla barat (western gorila).

Dibandingkan bentuk tubuh manusia, gorilla mempunyai tangan dan kaki

yang panjang, dimana tangannya lebih panjang dari kaki. Dada gorila besar dan

sebagian besar tubuhnya berbulu, kecuali jari-jemari, wajah, ketiak, telapak kaki

dan telapak tangan. Kepala gorila besar, matanya kecil dan berwarna kecoklatan.

Gorila tidak mempunyai ekor. Setiap ekor gorila mempunyai hidung yang unik,

seperti manusia yang mempunyai sidik jari yang unik. Gigi gorila dewasa

berjumlah 32. Panca indra gorila hampir serupa dengan manusia. Tubuh gorila

jantan hampir dua kali besarnya dibandingkan gorila betina. Gorila kebanyakan

makan tumbuh-tumbuhan. Setiap hari gorila butuh sekitar 25 kilogram makanan

yang teriri dari daun-daunan, bunga-bungan, biji-bijian, batang dan tangkai

pohon, dan kuncup bunga. Kadang-kadang, gorila juga makan semut dan sejenis

rayap. Karean mendapat cairan cukup dari makanannya, gorila sangat jarang

Page 56: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

minum. Gorila adalah binatang yang mempunyai tingkat kepandaian tinggi.

Beberapa penyelidikan menunjukkan bahwa gorila bisa berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa sandi. Contohnya adalah gorila Koko dan Michael. Gorila

adalah binatang yang pemalu dan sosial. Gorila bisa hidup sampai 50 tahun di

kebun binatang. Di alam liar, gorila biasanya mencapai usai 35 tahun. Gorila bisa

melakukan reproduksi saat berusia 10-12 tahun. Gorila betina mengandung sekitar

8 sampai 9.5 bulan dan bisa melahirkan tiga gorila selama hidupnya. Bayi gorila

bisa merangkak di usia sekitar 2 bulan dan bisa berjalan di usia 9 bulan (jauh lebih

awal dari bayi manusia).

4. Bekantan (Nasalis larvatus)

Klasifikasi

Regnum : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Primatae

Famili : Cercopithecidae

Genus : Nasalis

Spesies : Nasalis larvatus

Deskripsi :

Bekantan atau dalam nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis

monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan

merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet Nasalis. Ciri-ciri

utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang

dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada

bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi

alam. Monyet betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai

pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai monyet

Belanda. Dalam bahasa Brunei (kxd) disebut bangkatan.

Page 57: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat

mencapai 75cm dengan berat mencapai 24kg. Monyet betina berukuran 60cm

dengan berat 12kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar, sebagai hasil dari

kebiasaan mengonsumsi makanannya. Selain buah-buahan dan biji-bijian,

bekantan memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan banyak gas pada

waktu dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang membuat perut bekantan

jadi membuncit. Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan

pantai di pulau Borneo (Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunai).

Spesies ini menghabiskan sebagian waktunya di atas pohon dan hidup

dalam kelompok-kelompok yang berjumlah antara 10 sampai 32 monyet. Sistem

sosial bekantan pada dasarnya adalah One-male group, yaitu satu kelompok terdiri

dari satu jantan dewasa, beberapa betina dewasa dan anak-anaknya. Selain itu juga

terdapat kelompok all-male, yang terdiri dari beberapa bekantan jantan. Jantan

yang menginjak remaja akan keluar dari kelompok one-male dan bergabung

dengan kelompok all-male. Hal itu dimungkinkan sebagai strategi bekantan untuk

menghindari terjadinya inbreeding. Bekantan juga dapat berenang dengan baik,

kadang-kadang terlihat berenang dari satu pulau ke pulau lain. Untuk menunjang

kemampuan berenangnya, pada sela-sela jari kaki bekantan terdapat selaputnya.

Selain mahir berenang bekantan juga bisa menyelam dalam beberapa detik,

sehingga pada hidungnya juga dilengkapi semacam katup.

Bekantan merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan.

Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus

berlanjut, serta sangat terbatasnya daerah dan populasi habitatnya, bekantan

dievaluasikan sebagai Terancam Punah di dalam IUCN Red List. Spesies ini

didaftarkan dalam CITES Appendix I.

5. Simpanse (Pan troglodytes)

Page 58: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Klasifikasi

Regnum : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Primates

Famili : Hominidae

Genus : Pan

Spesies : Pan troglodytes

Deskripsi :

Kebanyakan simpanse jantan memiliki tinggi 1.7 m saat berdiri, dan

memiliki berat 70 kg, yang betina lebih kecil. Panjang tangan simpanse umumnya,

bila dilebarkan, memiliki rentang satu setengah kali tinggi badan dan tangan

simpanse lebih panjang dari kakinya. Bonobo sedikit pendek dan kurus daripada

kebanyakan simapanse tetapi memiliki tungkai yang lebih panjang. Kedua spesies

menggunakan tangannya yang panjang dan kuat untuk memanjat pohon. Di tanah,

simpanse biasanya berjalan menggunakan keempatnya dengan bantuan baku

tangan dan kepalan tangan, sebuah bentuk tenaga penggerak yang disebut dengan

knuckle-walking.

Kaki simpanse lebih cocok untuk berjalan dibandingkan orangutan karena

telapak kaki simpanse lebih luas dan jempol yang pendek. Simpanse biasa dan

bonobo dapat berjalan tegak dengan dua kaki saat membawa barang dengan kedua

tangannya. Bonobo secara proporsional memiliki tungkai lebih panjang dan

cenderung sering berjalan tegak dibandingkan Simpanse Biasa. Kulitnya lebih

gelap; wajah, tangan, telapak tangan dan kaki tidak berbulu; dan simpanse tidak

memiliki ekor. Kedua spesies memiliki warna pada kulit luar wajah, tangan dan

kaki yang beragam dari merah jambu sampai berwarna gelap, tetapi memiliki

warna lebih terang pada saat muda, menjadi lebih gelap saat menua. Penelitian

Universitas Chicago Medical Center menemukan perbedaan genetis yang

signifikan antara populasi simpanse. Tonjolan bertulang diatas mata memberikan

tampilan mundur pada dahi, dan hidungnya datar. Walaupun dengan mulut

Page 59: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

menonjol, bibirnya hanya mendorong kedepan saat simpanse mencibir. Otak

simpanse setengah dari ukuran otak manusia.

Testikel simpanse lebih besar untuk ukuran badannya, dengan kombinasi

berat sekitar 110 gram dibandingkan dengan gorilla 28 gram atau manusia 43 g.

Hal ini secara umum diatribusikan pada kompetisi sperma karena sifat poliandri

alamiah pada perilaku perkawinan simpanse. Simpanse mencapai masa puberti

pada umur antara 8 dan 10 tahun, dan jarang hidup melebihi umur 40 di alam liar,

tetapi diketahui hidup sampai 60 tahun selama penangkaran.

Perbedaan anatomi antara Simpanse biasa dan Bonobo hanya sedikit, tapi

dalam seksual dan perilaku sosial mereka memiliki perbedaan yang menyolok.

Simpanse biasa mengkonsumsi segala macam makanan, memiliki kultur berburu

secara berkelompok sesama pejantan muda yang dipimpin oleh jantan alfa, dan

hubungan sosial yang sangat kompleks. Bonobo, disisi lain, umumnya pemakan

buah dan egaliter, tidak melakukan kekerasan, matriarki, sifat mengerti secara

seksual. Bonobo diketahui sering melakukan seks, dengan norma biseksualitas

untuk jantan dan betina, dan juga menggunakan seks untuk membantu mencegah

dan menyelesaikan konflik. Grup simpanse yang berbeda juga memiliki kultur

yang berbeda dalam pemilihan tipe alat. Simpanse condong memperlihatkan

tingkat agresi yang lebih tinggi daripada Bonobo.

Simpanse membuat alat dan menggunakannya untuk mendapatkan makan

dan dipertontonkan; mereka memiliki strategi berburu yang canggih yang

membutuhkan kerjasama, influensi dan tingkatan; mereka memiliki status,

manipulatif dan mampu menipu; mereka mampu belajar menggunakan simbol dan

memahami aspek dari bahasa manusia termasuk beberapa sintaks relasi, konsep

dari angka dan urutan numeric, dan mereka mampu membuat perencaan spontan

untuk keadaan atau kejadian di masa depan.

Simpanse berkomunikasi hampir sama dengan manusia berkomunikasi

secara non-verbal, menggunakan vokalisasi, gestur tangan, dan ekspresi wajah.

Penelitian pada otak simpanse mengungkapkan bahwa komunikasi pada simpanse

mengaktifkan sebuah area pada otak simpanse yang berada pada posisi yang sama

pada area Broca, pusat bahasa pada otak manusia.

Page 60: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari data pengamatan yang telah di dapatkan dapat disimpulkan bahwa:

1. Dari lima kelas hewan vertebrata dapat di lakukan pengamatan pada lima kelas

yaitu aves, reptile, mamalia, amphibi, pisces, dan primata dengan cara melihat

langsung satwa yang ada di kebun binatang ragunan dan pusat primata

schmutzer serta mewawancarai petugas.

2. Dari kelas aves di lakukan pengamatan pada burung kaswari, burung pelican,

angsa hitam, burung bangau sarus, dan dan elang jawa. Di lakukan pengamatan

pada bulu, paruh, sayap, kaki dan ekornya dengan satwa yang ada.

3. Pada kelas reptile di lakukan pengamatan pada satwa yang ada yaitu buaya,

biawak, ular derik, komodo, dan ular weling. Pengamatannya dilihat dari

morfologi nya.

4. Pada kelas mamalia ditemukan banyak satwa, dengan memperlihatkan

karakteristik khusus mamalia yaitu memiliki kelenjar susu. Kelas mammalian

terdapat spesies banteng jawa, macan tutul, harimau sumatera, beruang madu,

kuda nil, anoa, binturong, rusa sambar, dan unta.

5. Pada kelas pisces didapatkan banyak jenis ikan yaitu terdiri dari ordo

osteichthyes. Terdapat spesies arapaima, ikan alligator, ikan arwana asia, ikan

macan, dan ikan piranha.

6. Pada kelas amphibian ditemukan spesies berupa salamander, sesilia, katak

merah, katak batu, dan katak mulut sempit.

5.2 Kritik dan Saran

1. Kritik

Page 61: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Dalam Praktikum Lapangan ini, ketika kami sudah terjun ke lapangan

waktu yang diberikan untuk mengamati objek terlalu cepat dan pengamatan yang

kita lakukan kurang cermat, sehingga hasil yang didapatkan kurang optimal.

2.   Saran

Sebaiknya waktu untuk pengamatan lebih diperpanjang agar pengamatan

objek bisa maksimal.Untuk Praktikum Lapangan tahun depan sebaiknya di tempat

atau objek yang lainnya agar tidak monoton seperti halnya tradisi saja dari tahun

ke tahun.

DAFTAR ISI

Page 62: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN

Campbell Reece-Michell.2003.Biologi edisi ke lima jilid 2. Jakarta.Erlangga

Cat Specialist Group (1996). Panthera tigris ssp. sumatrae. 2006 IUCN Red List

of Threatened Species. IUCN 2015. Diakses 11 Juni 2015. Database entry

includes a brief justification of why this subspecies is critically endangered

and the criteria used.

Djarubito Brotowidjoyo, Mukayat.1994.Zoologi Dasar.Yogyakarta.Erlangga

http://www.biologi.lipi.go.id/bio_bidang/zoo_indonesia/lab_herpet.php (di akses

pada tgl 1 juni 2015)

Lipi (lembaga ilmu pengetahuan Indonesia). 2014. Jakarta: Cibinong.

http://id.wikipedia.org/wiki/amphibi

http://id.wikipedia.org/wiki/aves

http://id.wikipedia.org/wiki/gorila

http://id.wikipedia.org/wiki/kuda-nil

http://id.wikipedia.org/wiki/mamalia

http://id.wikipedia.org/wiki/pisces

http://id.wikipedia.org/wiki/reptil

http://id.wikipedia.org/wiki/Simpanse

Page 63: LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANGAN TAKSONOMI HEWAN DI TAMAN MARGASATWA DAN BUDAYA KINANTAN