sejarah taman budaya provinsi jambi tahun 1993 …repository.uinjambi.ac.id/3315/1/lili...
TRANSCRIPT
SEJARAH TAMAN BUDAYA PROVINSI JAMBI
TAHUN 1993-2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Stara Satu (SI)
Dalam Sejarah Perdapan Islam Pada Fakultas Adab dan Humaniora
Oleh
LILI ANDRIAYANI
NIM.AS.160959
JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
i
NOTA DINAS
Pembimbing I : Aliyas M.Fil.I
PembimbingII :Rahyu Zami, M.Hum
Alamat : Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi
Jl.Jambi-MA. Bulian KM.16 SIMP. Sungai Duren.
JalukoKab. Muaro Jambi (31346)Telp. (0741) (582021)
Jambi, 08 Mei 2020
KepadaYth.
Ibu DekanFakultasAdab dan Humaniora
UIN SulthanThaha Saifuddin Jambi
Di-
JAMBI
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsiLili
Andriayani yang berjudul “Sejarah Taman Budaya Provinsi Jambi Tahun
1993-2019” telah disetujui dan dapat diajukan untuk di munaqasahkan guna
melengkapi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam
Program Studi Sejarah Peradaban Islam pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Demikianlah kami ucapkan terimakasih semoga bermanfaat bagi
kepentingan Agama, Nusa dan Bangsa.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Aliyas . M.Fil.I Rahyu Zami, M. Hum
NIP. 198111212007102001 NIP.19890410 201801 1002
ii
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dimunaqasahkan oleh sidang Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada hari Kamis tanggal 04 Juni 2020 dan
telah diterima sebagai bagian dari persyaratan yang harus dipenuhi untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Sejarah Peradaban Islam.
Jambi, 04 Juni 2020
Dekan
Fakultas Adab dan Humaniora
Dr. Halimah Dja’far,S.Ag,M.Fil.
NIP. 19601211 198803 2001
Sekretaris Sidang
Drs. Bawaihi
NIP.196312311994021022
Ketua Sidang
Mailinar, S.Sos, M.Ud
NIP: 1977005052005012007
Penguji I
Mina Zahara, S. Hum, MA
NIP.198504192019032012
Pengguji II
HendraGunawan, M. Hum
NIP.198906052019031012
Pembimbing I
AliyasM.Fil.I
NIP: 198111212007102001
Pembimbing II
Rahyu Zami, M.Hum
NIP : 19890410 201801 1002
iii
iv
MOTTO
حيم حمه الر بســــــــــــــــــم الله الر
جهة هى مىليها ولكل و جميعا ان الله فاستبقىا الخيرت ايه ما تكىوىا يأت بكم الله
على كل شيء قدير
Artinya: Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya.
Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti
Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas
segala sesuatu.(QS. Al-Baqarah: 148).1
1Departemen Agama Al-Qur‟an dan Terjemah, (Bandung: 2010 ) hal,23
v
PERSEMBAHAN
حمه حيم بســــــــــــــــــم الله الر الر
Sembah sujud serta syukurkepada allah SWT. Teburan cinta dan kasih sayang-
Mu telah memberikanku kekuatan,membekaliku dan memberikanku kekuatan,
membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia
serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini
dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkaan kehadiran
Rasullah Muhammad terlimpahkan SAW.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang kukasihi dan
kusayangi.
Ibunda sumiati (Alma), dan ayahanda zainal Arifin
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tak terhingga
kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan Ayah telah memberikan kasih
sayang, segala dukungan, dan cinta kasih sayang, segala dukungan, dan cinta
kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan
selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini
menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karna kusadar,
selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu
membuatku, menyirami kasih sayang, selalu mendo’akanku, selalu menesehatiku
menjadi lebih baik, Terimakasih Ibu....Terimakasih Ayah.
My Brother dan Sister
vi
Untuk Kakak dan mbakku yang paling mengharukan setiap kumpul bersama
kalian, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu menjadi warna yang tak
akan bisa tergantikan, terimakasih atas bantuan kalian selama ini, hanya kecil
yang dapat aku persembahkan.
Dosen Pembimbing
Terimakasih Bapak Dosen Pembimbing, Bapak Aliyas, M.fil. I, Bapak Rahyu
Zami S Hum. Terimakasih atas Bimbingan selama ini yang diberikan kepada
saya.
My Best friend’s
Buat sahabatku” yang tidak bisa saya sebutkan semuanya, Terimakasih atas
doanya dan dukungan yang selama ini diberikan kepada ku.
KATA PENGANTAR
vii
حيم حمه الر بســــــــــــــــــم الله الر
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan karunian-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Sejarah Taman Budaya Provinsi Jambi Tahun 1993-2019”. Selanjutnya
Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepad junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan umat pengikutnya sampai hari kiamat.
Setelah melewati proses yang begitu panjang dan akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat menyelesesaikan
studi untuk memperoleh gelar Sarjana Humaniora Stara Satu pada program studi
Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Syaifuddin Jambi.
Selanjutnya penulis ucapakan terima kasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang telah memberikan bimbinga, bantuan, dan konsultasi
demikesempurnaan penulisan skripsi ini, terima kasih saya ucapkan keapada :
1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Sua‟idi, MA,Ph.D, selaku Rektor UIN Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Yth. Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE,M.EI, Yth. Bapak Dr. As‟ad Isma,
M.Pd Yth. Bapak Dr. Bahrul Ulum, S.Ag, MA selaku Wakil Rektor I, II
DAN III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Yth. Ibu Halimah Dja‟far, M.Fil.I selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
viii
4. Yth. Bapak Ali Muzakir, M.Ag, Yth. Bapak Dr. Alfian , S.Pd, M.Ed, Yth.
Ibu Dr. Roudhoh, S.Ag,SS,M.Pd.I selaku wakil Dekan I, II, dan II
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Yth. Bapak Agus Fiadi, S.Ip, M.Si selaku ketua Jurusan Sejarah Peradaban
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Yth. Bapak Aliyas, M.Fil.I, dan Yth. Bapak Rahyu Zami, M.Hum selaku
Dosen pembimbing I dan II yang telah membantu dan memberikan
kritikan maupun saran serta nasehat dalam penyusunan skripsi ini.
7. Yth. Bapak Didin Sirojuddin selaku kepala Taman Budaya Jambi.
8. Yth. Bapak Dja‟far selaku mantan kepala Taman Budaya Jambi
9. Yth. Ibu Khalimah selaku seniman perupa Taman Budaya Jambi.
10. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN STS Jambi yang
telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
11. Sahabat Jurusan Sejarah Peradaban Islam angkatan 2016 dan semua pihak
yang tidak bisa disebutkan satu persatu terimakasih atas segala hal yang
menjadi pembelajaran berharga dalam kehidupan penulis.
12. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung, dan seluruh sahabat yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
ABSTRAK
ix
Andriayani, lili.2020. Sejarah Taman Budaya Provinsi Jambi Tahun 1993-
2019.Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora.
Pembimbing I : Aliyas M.Fil.I dan Pembimbing II : Rahyu Zami M,Hum.
Penelitian ini membahas tentang Sejarah Taman Budaya Provinsi Jambi Tahun
1993-2019.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Sejarah berdirinya Taman
Budaya Provinsi Jambi Tahun 1993-2019. Mengetahui bagaimana perkembangan
Taman Budaya dalam mengembangkan kesenian tradisional Jambi. Bagaimana
usaha dan kendala Taman Budaya dalam mengembangkan kesenian tradisional
Jambi.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa berdirinya Taman Budaya Provinsi Jambi diawali oleh
aktivitas dan produktivitas para seniman dalam menggali dan mengembangkan
potensi seni budaya daerah Jambi. Sesuai dengan surat keputusan Mendikbud
Nomor: 0221/0/1992 tanggal 23 Januari 1992. Taman Budaya Jambi sudah
melakukan tugas pokok dan fungsi.Tugas pokok dan Fungsi Taman Budaya ialah
mengolah, ekperimen dan pergelaran.Perkembangan kesenian tradisional pada
Taman Budaya mengalami kemajuan dengan melakukan kegiatan festival,
pergelaran seni, workshop, seminar, perlombaan seni.Tidak semua tugas pokok
dan fungsi Taman Budaya berjalan semua.Ada kendala yang dihadapi Taman
Budaya dalam melakukan kegiatan tersebut.Kendala Taman Budaya ialah anggran
yang minim sehingga Taman Budaya menggunakan menyesuaikan dengan
kebutuhan.
Kata kunci: Taman Budaya Provinsi Jambi, kesenian tradisional Jambi
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
NOTA DINAS .............................................................................................. i
PENGESAHAN .......................................................................................... ii
LEMBAR ORISINALITAS........................................................................ iii
MOTTO ........................................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ........................................................................................ v
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
F. Kajian Pustaka .......................................................................................... 7
G. Kajian Teori .............................................................................................. 8
A. Sejarah ............................................................................................... 8
1. Sejarah ......................................................................................... 8
2. Teori gerak sejarah siklus Ibnu Khaldun ..................................... 9
B. Taman Budaya ................................................................................... 12
1. Taman Budaya ............................................................................. 12
2. Identifikasi pelaku Taman Budaya .............................................. 14
xi
BAB II METODE PENELITIAN .............................................................. 17
A. Lokasi Penelitian ............................................................................... 17
B. Metode Penelitian Sejarah ................................................................. 17
1. Heuristik .............................................................................................. 17
2. KritikSumber ...................................................................................... 20
3. Interpretasi .......................................................................................... 21
4. Historiografi ........................................................................................ 22
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN.......................... 23
1. Taman Budaya Jambi ........................................................................ 23
2. Visi misi Taman Budaya Jambi ......................................................... 24
3. Struktur organisasi Taman Budaya Jambi ......................................... 25
4. Fasilitas yang tersedia saat ini ........................................................... 27
5. Program pengembangan fisik Taman Budaya Jambi ........................ 27
6. Prestasi yang pernah di raih ............................................................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 29
1. Sejarah berdirinya Taman Budaya Budaya Jambi Tahun 1993 .......... 29
A. Berdirinya Taman Budaya Provinsi Jambi
B. Pada Masa Otonomi Daerah Jambi ............................................... 30
C. Peralihan struktur Organisasi Setelah Otonomi Daerah ............... 31
2. Perkembanagan Taman Budaya Dalam Mengembangkan Kesenian
Tradisional Provinsi Jambi ................................................................. 34
3. Usaha Dan Kendala Taman Budaya Dalam Mengembangkan Kesenian
Tradisional Provinsi Jambi ................................................................. 40
a. Usaha Taman Budaya dalam mengembangkan kesenian Jambi 40
b. Kendala Taman Budaya dalam mengembangkan kesenian Jambi 41
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 43
A. Kesimpulan .............................................................................................. 43
B. Rekomendasi ........................................................................................... 43
C. Kata Penutup ........................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 46
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ 50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia memiliki keragaman seni dan budaya pada masing-masing
daerahnya.Keragaman seni dan budaya terdiri dari bahasa, kesenian, pakaian, dan
cerita asal mulanya seni dan budaya tersebut ada sampai saat ini.2Suku bangsa di
Indonesia dibedakan berdasarkan berbagai unsur, yang mana unsur tersebut
dijadikan sebagai sebuah kebudayaan disetiap wilayah.Salah satu unsur
kebudayaan tersebut yakni sistem kesenian.kesenian merupakan sarana manusia
dalam mengakpresikan kebebasan dan kreativitasnya. Kesenian merujuk pada
unsur keindahan yang berasal dari hati manusia.
Dalam mengolah dan mengembangkan kesenian tradisional di berbagai
daerah.Munculnya Taman Budaya diawali dari sebuah gagasan, yang kemudian
memiliki peran besar terhadap lahirya Taman Budaya.Gagasan itu datang dari Ida
Bagus Mantra, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan
Departemen pendidikan dan kebudayaan.3
Sekitar awal 1970 an, ketika beliau berkunjung ke beberapa Negara, beliau
menjumpai pusat kebudayaan dan keseniaan yang begitu maju dan hidup dengan
didukung oleh sarana prasarana yang sangat memadai, seperti gedung
pertunjukkan, galeri seni, teater terbuka, workshop, dan lain-lainnya.Hal ini
memberikan inspirasi untuk mendirikan pusat kebudayaan di seluruh provinsi di
Indonesia sebagai “Estalase” seni budaya yang ada di daerah.4
2Agus Satmoko Adi, strategi Taman Budaya Jawa Timur dalam menanamkan karakter
nasionalism (cinta seni dan budaya daerah) pada masyarakat kota Surabaya, pdf kajian moral dan
kewarganegaraan Volume 03 Nomor 04 Tahun 2016,1916-1931, hal 2. 3
https://www.ilmubudaya.com/2019/05/taman-budaya.html?=1, diakses pada tanggal 12-
Febuari-2020, pada pukul 13.30. 4https://www.ilmubudaya.com/2019/05/taman-budaya.html?m=1. Pada tanggal 12-Febuari-
2020 ,diaksespukul 13.30.
2
Taman Budaya hadir menjadi tempat yang penting untuk mengenalkan kepada
masyarakat luas dan melestarikan keberadaan dikala masyarakat mulai
menggemari seni dan budaya modern yang kekinian.Dari seni dan budaya modern
inilah masyarakat mulai acuh terhadap seni dan budaya daerahnya.5
Taman budaya merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
pada Dinas kebudayaan yang secara teknis operasional memfasilitasi setiap
penyelengaraan pergelaran seni budaya yang dilaksanakan seniman, budayawan,
pelajar, mahasiswa serta masyarakat umum, Taman Budaya sebuah media untuk
menampilkan kegiatan seni dan budaya.6Seni merupakan suatu ekpresi, dan
kesenian juga bersifat dinamis.Dalam perwujudannya seni dapat berubah sesuai
dengan perkembangan dan perubahan sosial dari masyarakat penikmatnya.Apresi
seni dapat berubah sesuai kondisi zaman.
Berdirinya Taman Budaya di Provinsi Jambi berawal dari aktivitas dan
produktivitas para seniman Jambi dalam menggali dan mengembangkan potensi
seni budaya daerah Jambi.Aktivitas para seniman tersebut dilakukan di Gedung
Olah Seni yang dikenal dengan sebutan “GOS” Sungai Kambang.7
Mengingat betapa pentingnya kegiatan penggalian dan pengembangan potensi
seni budaya daerah Jambi maka diperlukan penanganan secara serius dan
profesional. Oleh karena itu melalui Bidang Kesenian, Kanwil Depdikbud
Provinsi Jambi mengajukan surat permohonan kepada Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI untuk mendirikan Taman Budaya di Provinsi Jambi sesuai
dengan Surat Keputusan Mendikbud Nomor: 0221/0/1991 tanggal 23 April 1991
5Agus Satmoko Adi, strategi Taman Budaya Jawa Timur dalam menanamkan karakter
nasionalism (cinta seni dan budaya daerah) pada masyarakat kota Surabaya, pdf kajian moral dan
kewarganegaraan Volume 03 Nomor 04 Tahun 2016,1916-1931, hal 2. 6Endri Wicaksono, Taman Budaya Kabupaten Landak, Jurnal Online mahasiswa Arsitektur
Universitas Tanjungpura, vol.6,No.1, Maret 2018, hal 2. 7Berdasarkan data yang didapatkan dari kantor Tata Usaha Taman Budaya Jambi.
3
tentang Organisasi dan Tata Kerja Taman Budaya.8 Sebagai Unit Pelaksana
Teknis Kebudayaan di Provinsi Jambi dengan type C.
Pada tahun 1972 pemerintah pusat membuat Master Plan untuk penetepan
Taman Budaya dan fungsinya.Penetapan tersebut telah digariskan klasifikasi
Taman Buday berdasarkan tingkat kepadatan penduduk, potensi kebudayaan,
komunikasi hubungan keluar, potensi wisata, dan perkembangan daerah.
Klasifikasi ini merupakan standar minimal yang harus dimiliki dari Taman
Budaya yaitu tipe A, B dan C. Pembagian besarnya tipe Taman Budaya terlihat
dari pengalokasian luas tanah untuk pembangunan sarana pendukung operasional
yaitu tipe A: 5 Ha, tipe B: 3 Ha, dan C: 1Ha.9
Taman Budaya Jambibertanggung jawab secara teknis kepada Direktur
Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan RI dan secara administratif
bertanggung jawab kepada Kanwil Depdikbud Provinsi Jambi.
Provinsi Jambi yang terdiri dari 9 Kabupaten dan 2 Kota, dihuni oleh 7
bangsa asal memiliki seni budaya yang beragam. Baik seni tari, musik, sastra,
teater dan seni rupa.Bentuk kesenian yang mereka miliki masing-masing memiliki
ciri dan perbedaan.Hal tersebut disebabkan karena pengaruh geografis dan nilai
budaya yang mereka miliki.Tidak jauh berbeda di wilayah Tengah Provinsi
Jambi, seperti di Kabupapaten Muaro Jambi, Kota Jambi dan Batanghari serta
sebagian Tebo yang dominan dihuni oleh Suku bangsa Dua belas, seni budaya
yang berkembang adalah bernuansa Islam.10
Sedangkan diwilayah pedalaman
8Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor: 0221/0/1991 tentang Organisasi dan
tata kerja Taman Budaya. 9Widya Iswara Resmawati dan Septiana Alriananingrum, Fungsi Taman Budaya Jawa Timur
Sebagai Wadah Aktivitas Seni Tradisional Jawa Timur Tahun 1978-1988, AVATARA, e-Juornal
pendidikan Sejarah, Volume 2.No. 3 Oktober 2014, hal 296.
10
Novendra, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/kesenian-masyarakat-melayu-
jambi. 29-April-2015, diakses pada tanggal 29 April 2020, pukul 08,20.
4
yang dihuni oleh Anak Dalam (Kubu) seni budayanya lebih bersifat ritual yang
erat kaitannya dengan paham Animisme dan Dinanisme.11
Khusus diwilayah Barat, seperti di Kabupaten Bungo, Sarolangun, Merangin
dan Kerinci, memiliki perbedaan mendasar.Dimana nuansa ritual masih melekat
dengan seni budayanya.Perbedaan mencolok yang dapat kita temukan adalah
teknik pukulan gendang yang mereka miliki.Didaerah Timur umumnya
menggunakan teknik pukulan gendang Melayu dengan suara melengking.
Sedangkan di wilayah Barat teknik pukulannya dap dan suara yang dihasilkan
tidak melengking. Begitu juga bentuk kesenian lainnya seperti tari, sastra, teater
dan ragam hiasnya memiliki ciri khas.12
Kesenian tradisi merupakan identitas dan jatidiri suatu kelompok masyarakat
yang sudah mewarisi nilai–nilai pemaknaan hidup dan pemegang hak milik atas
proses perkembangan selanjutnya. Perjalanan kesenian tradisi tersebut menembus
berbagai dimensi ruang, Waktu, dan tempat.Serta memenuhi budaya dari masa ke
masa, sehingga pemaknaan hidup dimaksud mendapat kekayaan nilai bercorak
lebih membudaya yang dapat diteruskan atau dilanjuti oleh pemikiran–pemikiran
generasi berikutnya.
Berdasarkan observasi Taman budaya Provinsi Jambi ini merupakan Unit
Pelaksana Teknis Dinas pariwisata.Taman budaya mempunyai Tupoksi pada
kesenian tradisional di provinsi Jambi.Kesenian tradisional di provinsi Jambi
banyak sudah hampir punah, salah satu kesenian tradisional yang sudah punah
ialah kesenin tradisi Begandai.Tradisi musikal yang tumbuh didalam masyarakat
Dusun Jambu Kecamatan Lahan Panjang Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Hal ini
diungkapkan oleh A Raeyani berasal dari Dusun Jambu, kecamatan Lahan
Panjang, kabupaten Tebo Ulu, saat ini sudah tidak pernah lagi dimainkan dan
11
Eli Sapina, Hubungan Islam dan kepercayaan lokal: Studi Terhadap Mantra Tradisional
Komunitas Suku Anak Dalam Desa Pasir Putih Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo,(
Skripsi:Universitas Islam Neeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam,
2018). hal 1. 12
Berdasarkan data Taman Budaya yang didapatkan dari Kantor Tata Usaha Taman Budaya
Jambi.
5
dipertontonkan oleh masyarakat Dusun Jambu.13
maka dari itu Taman Budaya
Jambi memfasilitasi para seniman.
Dengan begitu para seniman yang mempunyai kreatifitas, terutama di bidang
kesenian tradisional bisa mengembangkan dan melestarikan kembali kesenian
tradisional di Jambi.Dalam pengelohan Taman Budaya Jambi menjadi Tupoksi,
eksperimen seni juga merupakan tanggung jawab Taman Budaya.Artinya karya-
karya seni yang ditampilkan Taman Budaya Jambi hampir secara keseluruhan
lebih fokus pada karya-karya hasil pengolahan dan eksperimen dari kawan-kawan
seniman di provinsi Jambi.14
Perkembangan kesenian tradisional Provinsi Jambi terdapat perkembangan,
tetapi perkembangan ini belum terlalu banyak. Pada dasarnya Setiap tahunnya
kesenian tradisional Jambi terdapat perkembangan, hal ini bisa dilihat dari dinas
Unit Pelaksana Teknis dan pariwisata. dengan melihat karya-karya yang diolah
oleh para seniman. Para seniman mengadakan kegiatan dimana kegiatan ini
seperti, festival, pameran perlombaan seni.Dalam kegiatan ini mencakup kesenian
tradisional di provinsi Jambi. Adapun seni tersebut termasuk seni tari, seni
musik, teater, seni rupa. Kegiatan ini di fasilitasi oleh Taman Budaya Jambi.
Taman Budaya Jambi meliliki fungsi yaitu menggali budaya kesenian Jambi
yang sudah hilang, kemudian kesenian ini dipergelarkan kepada masyrakat.15
Taman Budaya juga mempunyai program kegiatan kalender pertahunnya, kepala
Taman Budaya mempunyai kinerja bahwa dalam setahun taman budaya bisa
menyelenggarakan kegiatan yang penontonnya mencapai sepuluh ribu penonton.
Dalam penyelenggaran kegiatan ini mecakup seperti, festival, pergelaran pentas,
pameran, teater, seminar, workshop.Bahkan Taman Budaya juga mempunyai
kalender untuk menyelenggarakan pameran seni rupa PALAMJAMBE
(Palembang, Lampung, Jambi, Bengkulu) yang sudah dilakukan bulan Agustus
13
Mahdi Bahar dkk, Gandai: dari permainan anak sampai modal cultural masyarakat kota
Jambi, Titian Jurnal Ilmu Humaniora,Vol 02, No 02, Desember 2018, hal 270. 14
Bapak Didin Sirojuddin, Wawancara di Taman budaya, 5 Desember 2019, pukul 09.30 15
Bapak Azhar M,J, Wawancara di Taman budaya, 5 Desember 2019, pukul 08.15.
6
2019.16
Pada bulan semptember lalu Taman Budaya juga mengadakan kegiatan
Temu Karya Taman Budaya Se-Indonesia. Kegiatan ini yang bisa mengangkat
kembali dalam mengembangkan dan melestarikan kesenian tradisional di provinsi
Jambi
Untuk mengenalkan budaya dan tradisi Jambi. Taman Budaya
menyelenggarakankegiatan sesuai kalender yang sudah di buat oleh kepala dan
para seniaman Taman Budaya Jambi. Dengan seiring perkembangan zaman,
kebudayaan seni Jambi sudah mulai tidak lagi eksis di kalangan masyarakat maka
dari itu Taman Budaya ini meneliti dan mengembangkan seni yang sudah mulai
punah di daerah Jambi untuk di kembangkan dan dilestarikan kepada masyarakat
Jambi.
Melihat fenomena yang sudah dijelaskan Taman Budaya mempunyai sejarah
dan peran penting dalam menegembangankan kesenian tradisional di Provinsi
Jambi.Dengan adanya Taman Budaya para seniman juga mendapat fasilitas agar
mudah dalam berkaya lagi.Disinilah peneliti tertarik untuk meneliti penelitian ini
yang berjudul.“SEJARAH TAMAN BUDAYA PROVINSI JAMBI TAHUN
1993-2019”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Taman Budaya Provinsi Jambi Tahun 1993-2019?
2. Bagaimana perkembangan Taman Budaya dalam mengembangkan kesenian
tradisional provinsi Jambi Tahun 1993-2019 ?
3. Bagaimana usaha dan kendala Taman Budaya dalam mengembangkan
kesenian tradisional Jambi Tahun 1993-2019 ?
C. Batasan Masalah
Karena mengingat luasya permasalahnnya yang dibahas penulis dalam
penulisan ini, maka diperlukan suatu batasan–atasan khusus agar
permasalahannya yang dibahas ini tidak terlalu luas.Untuk itu dalam pembatasan
16
Dilihat dari kalender kegiatan Taman Budaya Jambi tahun 2019.
7
masalah disini, penulis membatasi penelitian ini berlokasi di Taman Budaya
Jambi. Yang menjadi fokus penelitian adalah Sejarah Taman Budaya provinsi
Jambi Tahun 1993-2019.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahuibagaimana sejarah Taman provinsi Jambi Tahun 1993-
2019.
2. Untuk mengetahui bagaimana Taman Budaya dalam mengembangkan
kesenian tradisional Jambi Tahun 1993-2019.
3. Untuk mengetahui bagaimana usaha dan kendala Taman Budaya dalam
mengembangkan kesenian tradisional Jambi Tahun 1993-2019.
E. Manfaat Penelitian
Ada dua manfaat dalam peneletian ini, yaitu manfaat teoritis dan manfaat
praktis.Adapun manfaat teoritis adalah hasil penelitian dapat digunakan sebagai
bahan pengembangan ilmu-ilmu sejarah, khususnya Sejarah Taman budaya Jambi
Tahun 1993-2019. Sedangkan manfaat praktisnya adalah hasil penelitian dapat
digunakan:
1. Untuk menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
2. Sebagai salah satu syarat untuk tugas akhir skripsi sarjana strata S1 pada
Jurusan Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Untuk menambah Referensi Pustaka dan dapat digunakan dalam penelitian
selanjutnya dalam skala yang lebih luas.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini membutuhkan berbagai kajian sumber tertulis yang berasal dari
buku, hasil penelitian, maupun diluar itu seperti artikel–artikel, jurnal dan lainnya
sehingga dapat menunjang dan memahami serta menunjukan kemurnian kajian
penelitian.
8
Pertama, Dwi Retno Agustini “Peran Taman Budaya Jawa Timur Dalam
Mengembangkan Apresiasi Seni Pada Masyarakat Jawa Timur (Studi Kasus pada
Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali No.85 Surabaya).Skripsi
Universitas Erlangga. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif. Skripsi thesis ini menjelaskan peran taman budaya Jawa Timur dalam
mengembangkan apresiasi seni kepada masyarakat Jawa Timur.
Kedua, Noer Muhamad Arif, analisis peranan kantor Taman Budaya dalam
melakukan pembinaan kesenian tabot di kota Bengkulu. Skripsi fakultas ilmu
sosial dan ilmu politik UNIB. Penelitian skripsi ini untuk mengetahui peran taman
budaya dalam membina tabot sebagai kesenian daerah.
Ketiga, Ibnu Ziady. MZ, Taman Budaya Jambi sebagai pusat pengembangan
seni budaya penekanan pada penerapan elemen-elemen fisik arsitektur tradisional
daerah Jambi.Skripsi fakultas teknik universitas widya mataram Yogyakarta.
Tulisan dari beberapa sarjanawan diatas memang membicarakan Taman
Budaya baik berupa perkembangan dan peran Taman Budaya. Namun, dalam
tulisan tersebut tidak ada yang menyinggung tema Sejarah Taman
Budaya.Meskipun demikian, tulisan-tulisan oleh sarjanawan sebelumnya menjadi
sumber atau referensi sekunder penulis dalam menyempurnakan penelitian
ini.Oleh sebab itu penulis merasa perlu melakukan pengembanhan lebih lanjut
dalam melihat Sejarah Taman Budaya Provinsi jambi.
G. Kajian Teori
A. Sejarah
Sejarah adalah catatan berbagai peristiwa yang terjadi pada masa lampau
(event in the pats).Dalam pengertian yang lebih seksama sejarah adalah kisah dan
peristiwa masa lampau umat manusia. Menurut Ibnu Khaldun dalam buku
mukkadimah mendefenisikan, bahwa, sejarah adalah catatan tentang masyarakat
umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi
9
pada watak masyarakat itu, seperti, kelahiran, keramah-tamahan dan solidaritas
golongan, tentang revolusi dan pemberontakan oleh segolongan rakyat melawan
golongan lain, akibat timbulnya kerajaan-kerajaan dan Negara dengan tingkat
bermacam-macam kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk mencapai
penghidupannya, berbagai macam cabang ilmu pengetahuan dan pertukangan,
dan pada umumnya tentang segala macam perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat karena watak masyarakat itu sendiri.17
Adapun menurut Sidi Gazalba, sejarah adalah gambaran masa lalu tentang
manusia dan sekitarnya sebagai makhluk sosial, yang disusun secara ilmiah dan
lengkap, meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang
memberi pengertian dan kepahaman tentang apa yang telah berlalu itu.
Namun demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga
menutut suatu pembatasan.Oleh karena itu, sejarah haruslah diartikan sebagai
tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan
di tempat tertentu.
1. Teori Gerak Sejarah Siklus Ibnu Khaldun.
Untuk mengetahui potensi sejarah menurut Ibnu Khaldun, penting melihat
definisi sejarah yang diberikan yaitu Ibnu Khaldun melihat dua sisi dalam
bangunan sejarah yaitu sisi luar dan sisi dalam.Dari sisi luar sejarah tak lebih dari
rekaman siklus periode kekuasaan masa lampau, tetapi dari sisi Dalam sejarah
merupakan penalaran kritis dan usaha cermat mencari kebenaran.18
Teori siklus berpendapat bahwa sejarah itu bergerak melingkar. Setiap
peristiwa hstoris akan selalu berulang kembali. Semboyan terkenal dalam teori ini
adalah I histoire se repete, artinya sejarah itu berulang.Apa yang dulu pernah
terjadi akan terulan kembali. Baik di masa sekarang maupun dimasa akan datang.
Teori ini lahir berdasarkan alam pikiran Yunani yang menyebutkan bahwa Negara
17
Rustam E Tamburaka, M. A, Pengatar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah sejarah Filsafat
dan Iptek,(Jakarta: PT Rineka Cipts, 2002), hal 10. 18
Moeflih Hasbullah dkk, Filsafat Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hal 257.
10
dan kebudayaan itu timbul dan tenggelam dalam urutan ulangan yang sama.
Ibarat tanaman, Negara dan kebudayaan itu tumbuh, berkembang, tua dan
kemudian mati.19
Teori siklus juga di sebut juga teori biologis, yaitu bahwa kebudayaan itu
mempunyai fase-fase umur seperti halnya manusia, yaitu masa kanak-kanak,
masa remaja dan masa dewasa.Pembagian fase ini didasarkan kepada asumsi
bahwa jiwa manusia memanisfestasikan potensinya pada alam nyata yang
mengambil bentuk masyarakat atau bangsa. Dari sini lahir suatu kebudayaan yang
akan mengalami masa pertumbuhan, keemasan dan kemudian masa kejatuhan.
Sebagaimana halya biologis manusia. Pada sisi lain teori siklus juga sering
disebut teori lingkaran abadi. Bahwa tidak ada sesuatu yang baru dalam peristiwa
searah, segala sesuatunya akan terus berulang secara abadi.
Dari paparan teori siklus tentang teori gerak sejarah para ilmuan berbeda
pendapat dalam menganalisa gerak sejarah menurut Ibnu Khaldun, perbedaan ini
terjadi karena Ibnu Khaldun dalam Al-Muqaddimah tidak menyebutkan teorinya
tentang gerak sejarah secara eksplisit, tapi hanya menyebutkannya secar aimpilsit.
Hal ini tentunya telah memungkinkan para Khaldunian untuk menganalisa secara
berbeda-beda.20
Adapun para tokoh ilmuan yang menyebutkan bahwa gerak sejarah menurut
Ibnu Khaldun adalah gerak siklus.Para tokoh ilmuan ini mewakili oleh al-Jabiri,
al-Sharqawi, al-Faruqi dan Simon.Al-Jabiri misalnya menyatakan bahwa filsafat
sejarah Ibnu Khaldun adalah filsafat siklus yang berbeda dengan filsafat sejarah
Eropa yang bercorak progresif.Hal ini karna Ibnu Khaldun telah menyaksikan
berbagai perubahan yang silih berganti di setiap daerah masa hidupnya. Ketika
perubahan-perubahan itu mengaruh kepada putranya, bukan kepada kemajuan,
maka ia menafsirkan sejarah secara siklus, bukan progresif. Ibnu Khaldun
19
Toto Suharto, Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun, (Yogyakarta: Fajar Pustaka,2003),
hal 92-93 20
Toto Suharto, Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun, hal 96.
11
dipadandang sebagai penggagas teori ini (daur kultur) dalam sejarah pemikiran
manusia, demikian tulis al-Sarqawi.
Adapun menurut al-Faruqi dalam karyanya, The Cultural Atlas of Islam di
dalam buku Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun yang di tulis Toto Suharto
bahwa al-Fariqi berkata: pandangan-pandangan ini membawa Ibnu Khaldun
kepada teorinya tentang siklus sejarah. Masyarakat lahir, berkemabng dan
kemudian mati. Masyarakat yang lain juga mengalami proses yang sama.21
Sementara itu, Simon membahas teori siklus Ibnu Khaldun dalam satu bab
khusus tentang gerak sejarah di dalam buku Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu
Khaldun yang di tulis Toto Suharto. Menurutnya, Ibnu Khaldun telah menyusun
teori sejarah seperti sebuah lingkaran (siklus).Kesimpulan ini dijangkaunya
berdasarkan penglihatannya terhadapmasa lampau dunia ini yang megalami masa
kebangkitan, keemasaan dan kehancuran. Kesimpulna ini juga hasil pengamatan
terhadap masadepan yang selalu menagalami perubahan yang berkesinambungan
dan dalam proses yang sama.22
Dari beberapa pendapat para tokoh tentang teori siklus Ibnu Khaldun maka
terdiri dari empat fase yaitu fase kelahiran, fase perkembangan, fase kemunduran
dan fase kehancuran.Hingga Sejarah Taman Budaya Provinsi Jambi yaitu:23
1. Fase Embriotik Taman Budaya Provinsi Jambi. Berdasarkan teori siklus
Ibnu Khaldun bahwa fase ini embrio ini berawal dari lahir atau munculnya
ide para seniman yang produktivatas mengolah kesenian Jambi.
2. Fase pekembangan Taman Budaya Jambi. Selanjutnya setelah keluar surat
keputusan Mendikbud berdirinya Taman Budaya tentang Organisasi dan
tata kerja Taman Budaya Jambi. Taman Budaya mulai berkembang dalam
mengembangakan kesenian tradisional Jambi.
21
Toto Suharto, Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun, hal 97. 22
Toto Suharto, Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun. hal98. 23
Toto Suharto, Epistemologi Sejarah Kritis Ibnu Khaldun. hal 99.
12
3. Fase kemunduran Taman Budaya Jambi. Setelah kedua fase tersebut maka
disini hukum alam berlaku akan mengalami sebuah fase kemunduran ini
disebabkan setelah otonomi daerah di Jambi. Taman Budaya di ambil alih
oleh otonomi daerah.sehingga Taman Budaya mengalami stagnasi selama
3 tahun
4. Fase kehancuran Taman Budaya Jambi. Setelah mengalami kemunduran
apalgi tidak secepatnya mengantisifasi maka kehancuran yang akan
terjadi. Dan inilah sebuah teori siklus sudah menjadi hukum sejarah.
B. Taman Budaya
1. Taman Budaya
Taman dalam keseharian orang pasti sudah tidak asing lagi, disetiap rumah,
juga kawasan pasti ada yang namanya taman. Taman identik dengan adanya
rerumputan, pepohonan, juga lahan yang luas dan memberikan kesejukan. Namun
taman sendiri memiliki banyak jenis sesuai dengan fungsi dan aktivitas yang
diwadahi. Seperti Taman Nasional, Taman Safari, Taman Baca, dll.24
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
halyang berkaitan dengan budi dan akal manusia.Ada sarjana yang mengupas kata
budaya sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yan berarti
daya dan budi.Karena itu mereka membedakan budaya dan kebudayaan.Budaya
adalah daya dan budi yang berupa cipta, karsa dan rasa itu.Sedangkan kebudayaan
adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.25
Menurut ilmu antropologi adalah
keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.26
24
Widya Puspita Garini dkk, Taman Budaya Jawa Barat Sebagai Aset Pendukung Cultural
Tourism, Unversitsa Pendidikan Indonesia, Arikel https://www.reseacrhgate.net. 04 Januari 2020 hal
3 25
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, ( Rineka Cipta: Jakarta, 2009), hal 144 26
Koentjaraningrat, pengantar Ilmu Antropologi, ( Rineka Cipta: Jakarta ), 2009, hal 144
13
Disamping istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. Hal yang terakhir
adalah sama dengan sitilah inggris cilivization. Istilah tersebut bisa di pakai untuk
menyebut bagian dan unsur dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah,
mislnya: kesenian, ilmu pengetahuan,adat sopan santun pergaulan, kepandaian
menulis , organisasi kenegaraan dan sebagainya. Istilah perdaban sering dipakai
untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu
pengetahuan, seni bangunan, seni rupa, dan system kenegaraan dari masyarakat
kota yang maju dan kompleks.27
Secara umum Taman Budaya adalah gabungan antara ruang terbuka
denganfasilitas gedung pertunjukan sebagai sarana pertunjukan. Yang banyak
dibahasadalah gedung pertunjukan sebagai gedung teater atau pertunjukan lain.
Sepertipengertian tentang Teater adalah pertemuan bersama dari sekelompok
orang untukmenyaksikan kinerja yang direncanakan. Dengan kata lain pengertian
tersebutmenunjukkan bahwa fungsi dari ruang pertunjukan adalah sebagai tempat
bertemudan berkumpul untuk menyaksikan suatu pertunjukan atau pagelaran
seni.28
Taman Budaya seperti yang sudah diketahui mewadahi fungsi juga aktivitas
yang berhubungan dengan budaya.Tetap Taman Budaya menjadi salah satu
jendela budaya, memberikan tempat bagi berbagai kesenian dan budaya yang
dipertunjukkan di tempat ini. Selain itu menjadi sarana pengenalan akan budaya
yang ada, Taman Budaya juga bisa menghadiri penting dalam upaya melestarikan
budaya yang menjadi warisan leluhur dahulu.
Mungkin bagi sebagaian orang profesi seniman tidak begitu menjajikan
karena kesempatan untuk tampil sangat sedikit., selain itu seniman yang berada
pada daerah yang terpelosok. Maka dengan adanya Taman Budaya di harapkan
27
Koentjaraningrat,Pengantar Ilmu Antropologi, hal 146 28
Widya Puspita Garini dkk.Taman Budaya Jawa Barat Sebagai Aset Pendukung Cultural
Tourism, Unversitsa Pendidikan Indonesia, Artikel https://www.Reachgate.net.04 Januari 2020, hal 4.
14
mampu menumbuh kembangkan semangat dari para seniman. Pengenalan
budaya-budaya yang dikategorikan tradisional maupun kontemporer bisa berjalan
dengan baik, pelestarikan budaya bukan hanya tentang melestarikan apa yang
sudah ada sejak dahulu, namun termasuk didalamnya itu pengembangan budaya
tersebut menjadi lebih menarik, agar mengundang perhatian umum.
Secara umum Taman Budaya merupakan sebuah gabungan antara ruang
terbuka dengan fasilitas gedung yang bisa digunakan untuk pertunjukkan.Gedung
pertunjukkan yang diminta adalah sebuah gedung teater atau pertunjukkan lainnya
termasuk dalam pertunjukkan bergerak.Ada pula pertunjukkan kesenian yang
tidak bergerak, misalnya pameran karya-karya, baik dua dimensi tiga dimensi.29
Kesimpulannya adalah Taman Budaya merupakan suatu kompleks yang
terdiri dari ruang terbuka da ruang tertutup dimana bekerja sebagai wadah dari
berbagai aktivitas pertunjukkan, pergelaran, juga sebagi tempat pertemuan para
seniman juga masyarakat untuk saling berbagi ilmu atau informasi tentang
budaya, jadi terus melestarikan seni budaya warisan leluhur dahulu.
2. Identifikasi Pelaku Taman Budaya
Secara garis besar para pelaku di dalam Taman Budaya ini dibagi menjadi
3yaitu pengunjung, pengelola dan penyelenggara.30
1) Pengunjung
Pengunjung merupakan salah satu pelaku utama yang menggunakan area
Taman Budaya ini.Peran pengunjung sangat besar dalam sebuah tempat hiburan
ataupertunjukan, karena setiap pagelaran seni yang diadakan tentunya
denganmaksud untuk menarik minat para pengunjung untuk datang
29
Yohanaeka,https://www.acamedia.edu/31757938/bab_ll_PEMBAHASAN_MENGENAI_T
AMAN_BUDAYA. , diakses pada tanggal 04-Febuari-2020, pukul 20.15.hal 7-8. 30
Widya Puspita Garini dkk.Taman Budaya Jawa Barat Sebagai Aset Pendukung Cultural
Tourism, Unversitsa Pendidikan Indonesia, Artikel https://www.reachgate.net.hal5.-6.
15
menyaksikan.Pengunjung yang dimaksud disini adalah masyarakat secara umum
yangberminat datang dan menyaksikan pertunjukan.
a. Wisatawan lokal
Masyarakat setempat dimana Taman Budaya tersebut berada menjadisasaran
yang utama, mengingat salah satu tujuan pembangunan Taman Budaya adalah
melestarikan kebudayaan lokal.
b. Wisatawan asing
Pengunjung dari luar daerah maupun luar negeri juga menjadi salah
satusasaran untuk pengenalan kepada budaya lokal.Dalam hal ini Taman Budaya
berperan sebagai daya tarik wisata melalui pertunjukan seni danbudayanya.
2) Pengelola
Pengelola merupakan badan atau kelompok yang bertanggung jawab atas
keberadaan Taman Budaya di suatu daerah.Pengelola dapat pula dikatakansebagai
pengurus serta pemberian ijin terhadap pengadaan pagelaran di suatu Taman
Budaya. Dalam hal ini, menurut peraturan yang ada bahwa keberadaan Taman
Budaya disetiap daerah merupakan wadah khususnya bagi kebudayaansetempat
untuk ditampilkan, sehingga kepengurusan dan pengelolaan Taman Budaya
berada dibawah naungan pemerintah daerah setempat. Pengelola Taman Budaya
merupakan suatu badan yang terorganisir terdiri dari kepala Taman Budaya dan
staf kepengurusan disetiap bidangnya antara lain :31
1. Pengelola struktural :
a. Kepala / pimpinan dan wakil pimpinan
b. Staf administrasi
c. Staf pelaksanaan
d. Staf humas
e. Staf perlengkapan
31
Berdasarkan SK Taman Budaya yang didapatkan dari Kantor Taman Budaya Jambi
16
2. Pengelola sub-bagian :Unit teknis pengelola tiap bidang (pertunjukan /
pameran)
3. Pengelola service :
a. Petugas kebersihan
b. Petugas keamanan
3) Penyelenggara
Penyelenggara merupakan kelompok atau perorangan yang memiliki gagasan
atau niat untuk mengadakan pergelaran seni dan budaya.Dari latar belakang
berdirinya Taman Budaya disebutkan bahwa keberadaan Taman Budaya tidak
lepas dari peran pemerintah dan para seniman yang ada di setiap daerah. Dengan
kata lain penyelenggara merupakan penanggung jawab atas event atau pergelaran
yang sedang berlangsung.
a. Seniman
Keberadaan Taman Budaya yang tidak lepas dari peran seniman sebagai
pemrakarsa berbagai kegiatan serta menjadi ajang untuk mempertunjukan
berbagai hasil karyanya.Seniman dapat berupa perorangan maupun kumpulan
para seniman yang berkolaborasi dan menciptakan pagelaran atau
pertunjukan.
b. Kelompok masyarakat/instansi
Masyarakat secara umum juga dapat menjadi penyelenggara kegiatan,baik
yang bersifat pertunjukan maupun workshop.
17
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat suatu penelitian untuk memperoleh data-data
yang berkenaan dengan topik pembahasan. Penelitian ini dilakukan Di Taman
Budaya Provinsi Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
menggunakan metode sejarah.Mengkaji lebih mendalam tentang Sejarah Taman
Budaya Provinsi Jambi Tahun 1993-2019.
B. Metode Penelitian Sejarah
Metode penelitian digunakan dalam penulisan ini adalah metode sejarah, yaitu
seperangkat prinsip–prinsip yang sistematis dan aturan–aturan untuk
mengumpulkan sumber–sumber sejarah secara efektif, menilai secara kritis, dan
menyajikan secara sistematis dalam bentuk laporan tertulis.32
Guna memperoleh
pengalaman yang luas dan mendalam tentang pokok-pokok permasalahan
penelitian ini maka pengumpulan data dalam penelitian ini penulis menggunakan
beberapa teknik, antara lain:
1. Heuristik atau Pengumpulan Data
Menurut terminologinya heuristik (heuristic)berasal dari bahasa Yunani
Heuristikien, artinya sama dengan to find yang berarti tidak hanya menemukan ,
tetapi mencari dahulu. Pada tahap ini, kegiatan diarahkan pada penjajakan,
pencarian dan pengumpulan sumber-sumber yang diteliti, baik yang terdapat
ilokasi penelitian, temuan benda maupun lisan.33
Dalam kaitan dengan sejarah tentulah yang dimaksud sumber yaitu sumber
sejarah tersebar berupa catatan, kesaksian dan fakta lain yang dapat memberikan
32
Louis Gatschlk, Mengerti Sejarah, terjemah Nugroho Notosusanto (Jakarta:Yayasan
Penerbit Univ, Indonesia, 1985), hal 32. 33
Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Bandung:Pustaka setia,2014), hal 93
18
penggambaran tentang sebuah peristiwa yang menyangkut kehidupan manusia.
Hal ini bisa dikategorikan sebagai sumber sejarah.
Menurut Dudung Abdurrahman dalam buku metode penelitian sejarah yang ia
kutif dari G.J Renier, heuristik ialah suatu teknik, suatu seni , dan bukan suatu
ilmu.Oleh karena itu, heuristik tidak mempunyai peraturan umum.Heuristik
merupakan suatu keterampilan dalam menemukan, menangani, dan memperoleh
bibliografi, atau mengklarifikasi dan merawat catatan-catatan.34
Catatan-catatan tersebut peneliti bisa dapatkan melalui observasi, merupakan
teknik awal yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data yang akurat
berdasarkan permasalahan yang akan penulis teliti.Observasi merupakan alat
pengumpulan data disebut panduan obeservasi. Metode ini menggunakan
pengamatan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses, atau
perilaku.35
Penelitian menggunakan teknik observasi secara partipasip dengan maksud,
pengamatan terlihat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam
kegiatan orang yang menjadi sasaran peneliti, tanpa mengakibatkan perubahan
pada kegiatan yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak
menutupi dirinya selaku peneliti.36
Observasi ini merupakan sumber primer
untuk mendapatkan data sejarah yang berkaitan dengan penelitian.
Dalam heuristik sejarawan harus mencari sumber primer. Sumber primer
dalam penelitian sejarah adalah sumber yang disampaikan saksi mata. Sedangkan
dalam sumber lisan yang dianggap primer ialah wawancara langsung dengan
pelaku peristiwa atau saksi mata.
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik
34
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah Islam, (Yogyakarta: Ombak,
2011), hlm. 52 35
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, hlm. 52 36
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), hlm. 72
19
tertentu.37
Metode ini merupakan salah satu cara dalam mengumpulkan data yang
harus dilakukan untuk mendukung observasi. Peneliti menggunakan teknik
wawancara tak berstruktur, wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis besar permasalahan yang akan
ditanya.38
Selain menggunakan teknik wawancara peneliti juga menggunakan teknik
dokumentasi,dimana dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
mempelajari catatan mengenai data pribadi responden. Didalam sebuah
dokumentasi, sering dikeanl dengan istilah dokumen, record, foto, video/film.
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa bentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.39
Dari penjelasan diatas maka sumber-sumber dalam heuristik dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu sumber primer dan sumber skunder.
a. Sumber Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh
peneliti dari sumber pertama / utama.40
Sumber primer merupakan kata-kata
dan tindakan orang-orang. Dalam sumber lisan yang digunakan dalam
sumber primer adalah wawancara langsung dengan pelaksana peristiwa dan
saksi mata „‟Sejarah Taman Budaya Provinsi Jmabi Tahun 1993-2019‟‟
sebagai berikut:
1) Dokumen yang berkaitan dengan judul penelitian, antara lain:
a) SK pengesahan berdirinya Taman Budya Jambi
b) Visi Misi Taman Budaya Jambi
37
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, hlm. 64 38
Sugiono,Memahami Penelitian Kualitatif hlm. 74 39
Sugiono,Memahami Penelitian Kualitatif hlm. 82 40
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab dan
Humaniora Sastra dan Kebudayaan Islam, hlm. 31
20
c) Tugas pokok dan fungsi Taman Budaya Jambi
d) Kalender kegiatan Taman Budaya dalam mengembangkan
kesenian tradisionla Jambi
2) Wawancara yang berkaitan dengan judul penelitian, antara lain:
a) Wawancara dengan Bapak Didin Sirojuddin kepala Taman
Budaya Jambi
b) Wawancara dengan Bapak Ja‟far mantan kepala Taman Budaya
Jambi yang pertama
c) Wawancara dengan beberapa Seniman Taman Budaya Jambi
b. Sumber Skunder
Data skunder merupakan data pendukung yang dikumpulkan, diolah,
dan disajikan dari beberapa buku bacaan yang memberikan komentar,
analisis, kritik dan sejenisnya yang berkaitan dengan data primer.41
Data
skunder ini digunakan oleh peneliti untuk diproses lebih lanjut. Dalam
penelitian ini data skunder bisa berupa buku yang mendukung dalam
penelitian ini: Buku, Artikel ataupun jurnal yang membahas tentang Taman
Budaya
2. Kritik Sumber
Setelah sumber sejarah dalam kategorinya terkumpul, tahap yang berikutnya
ialah verifikasi atau lazim disebut dengan kritik untuk memperoleh keabsahan
sumber. 42 Kritik merupakan produk proses ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan dan agar terhindar dari fantasi, manipulasi atau fabrikasi.
Sumber–sumber pertama harus dikritik.Sumber harus diverifikasi atau diuji
kebenarannya dan diuji akurasinya atau ketepatannya.Sumber-sumber yang telah
dikumpulkan tersebut baik berupa benda, sumber tertulis maupun sumber lisan
41
Tim Penyusun Buku Pedoman Skripsi, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Adab dan
Humaniora Sastra dan Kebudayaan Islam, hlm. 34 42
Dudung Aburrahman, metodologi sejarah Islam, hal 108.
21
kemudian diverifikasi atau diuji melalui serangkain kritik, baik yang bersifat
intern maupun ekstren.
1. Kritik eksternal (luar)
Kritik eksternal adalah usaha mendapatkan otensitas sumber dengan
melakukan penelitian fisik terhadap suatu sumber.Kritik ekstern dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana keabsahan dan autentisitas sumber.Kritik eksternal
mengarah pada pengujian terhadap aspek luar dari sumber.Otentitas mengacu
pada materi sumber yang sezaman.Jenis-jenis fisik dari materi sumber, katakan
dokumen atau arsip adalah kertas dengan jenis, ukuran, bahan, kualitas, dan lain-
lain.43
2. Kritik internal (dalam)
Kririk internal adalah kritik yang mengacu pada kredibilitas sumber, artinya
apakah isi dokumen terpercaya, tidak di manipulasi, mengandung bias,
dikecohkan, dan lain-lain.Kritik internal di tujukan untuk memahami isi
teks.Pemahaman isi teks diperlukan latar belakang pikiran dan budaya penulisnya.
Mengapa demikian karena apa yang tersurat sangat berbeda dengan yang tersurat
dalam teks itu.
3. Interprestasi (Penafsiran Sumber)
Interpretasi atau penafsiran sejarah sering kali disebut juga dengan analisis
data.Menafsirkan fakta-fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi
satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal.Dari berbagai fakta yang ada
kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur.44
Interpretasi merupakan tahap selanjutanya dalam penelitan sejarah,
interpretasi bermakna tafsiran ilmiah dari peristiwa sejarah berdsarkan prespektif
dari penelitian sejarah.Interpretasi dilakukan oleh peneliti untuk menafsirkan
sumber-sumber yang telah didapatkan, dipilah dan dilakukan kritikan atasnya.
43
Suhartono W.Pranoto,Teori dan Metodologi Sejarah, ( Yogyakarta, Graha Ilmu 2010), hal
37. 44
Dudung Abdurrahman, Metode penelitian sejarah, (Jakarta:Logos wacana ilmu, 1999), hal
104
22
Di dalam proses interpretasi sejarah, seorang peniliti harus berusaha mencapai
pengertian faktor–faktor yang menyebabkan terjadi peristiwa. Data sejarah
kadang mengandung beberapa sebab akan yang membantu maencapai hasil dalam
berbagai bentuknya. Oleh karna itu interpertasi dapat dilakukan dengan cara
memperbandingkan data guna menyingkat peristiwa–peristiwa mana yang terjadi
pada waktu sama.45
Fakta yang didapat oleh peneliti mengenai Sejarah Taman Budaya Jambi
tahun 1993, latar belakang Taman Budaya Jambi, kesenian yang sudah
dikembangakan oleh Taman Budaya Jambi, kendala dan usaha perkembangan
kesenian Tradisiol di Taman Budaya Jmabi. Fakta-fakta yang berkaitan tadi
dianalisis dan dilakukan penafsiran
4. Historiografi (Penulisan Sejarah )
Historiografi merupakan tahap akhir dari penelitian sejarah.Proses
penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam
sebuah bentuk penulisan sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-
data yang ada, sejarawan harus sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar
kepentingan dirinya, tetapi juga untuk orang lain. Oleh karena itu perlu
dipertimbangkan struktur dan gaya bahasa penulisanya.46
Sebagai fase terakhir
dalam metode sejarah, historiografi di sini merupakan cara penulisan, pemaparan,
atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan.47
Historiografi dilakukan apabila telah mencapai taahapan heuristic
(pengumpulan data), kritik eksterbal dan interal, dan penafirsan.Laporan hasil
penelitian dituangkan dalam bentuk karya ilmiah yairu Skripi (jenjang Starata 1)
yang berjudul Sejarah Taman Budaya Provinsi Jambi Tahun 1993-2019.
45
Dudung abdurrahman, Metode penelitian sejarah, hal 64 46
Sukardi, Metodologi penelitian pendidikan, (Jakarta: Pustaka Setia, 2007), hal 101. 47
Dudung Abdurrahman, Metode penelitian sejarah, (Jakarta:Logos wacana ilmu, 1999), hal
67.
23
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
1. Taman Budaya Jambi
Taman budaya adalah sebagai lembaga stuktural seni budaya dan bangunan
atau sarana untuk menunjang kegiatan seni budaya.Sebagai lembaga struktural
seni/budaya, Taman Budaya memiliki wewenang untuk memberikan
rekomendasi, menyelenggarakan dan membantu mengembangkan atau
melestarikan kesenian tradisional maupun modern di daerah operasionalnya.48
Taman Budaya merupakan mitra seniman dalam membantu, mempermudah
atau memperlancar seniman yang karena berkarya di Taman Budaya.Pegawai dan
struktur organisasi Taman Budaya adalah sebagai penyedia sarana dan prasarana
bagi seniman/budayawan.Jadi seniamn dilayani kebutuhannya oleh Taman
Budaya, bukan sebaliknya, Taman Budaya minta dilayani oleh seniman.Sebagai
bangunan/sarana untuk menunjang kegiatan seni/budaya yang terpenting adalah
“fungsional”, bukan multi fungsi/serbaguna.
Sejak berdirinya Taman Budaya tanggal 23 Januari 1992 sampai dengan
tanggal 1 Maret 1993, pejabat sementara Kepala Taman Budaya Jambi dirangkap
oleh Kepala Bidang Kesenian Depdikbud Provinsi Jambi, Bapak Drs. Dasril
Syam. Kemudian pada tanggal 1 Maret 1993, secara defentif Kepala Taman
Budaya Jambi dijabt oleh Bapak Drs. Ja‟far sampai dengan tahun 2001.49
Pada tahun 2009 kembali terjadi perubahan struktur organisasi Taman Budaya
Jambi berdasarkan peraturan Daerah Nomor 41 tahun 2008.Dengan struktur
organisasi terdiri dari 1 orang Kepala, 1 orang Kasubang TU dan 2 orang Kasi,
48
Berdasarkan data Taman Budaya yang didapatkan dari kantor Tata Usaha Taman Budaya
Jambi 49
Berdasarkan data Taman Budaya yang didapatkan dari kantor Tata Usaha Taman Budaya
Jambi
24
yaitu Kasi Pelestarian dan Pengembangan dan Kasi Penyajian dan Penyebaran
Informasi.50
Selama periode tahun 1993 s.d 2010 pejabat yang duduk sebagai Kepala Taman
Budaya Jambi yaitu:51
1. Drs. Ja‟far (1993 – 2001)
2. Aken Purba, SE (2004 – 2006)
3. Dra. Eka Feriani (2006 – 2009)
4. Drs. Ja‟far (2009 – 2011)
5. Drs. Sudjarko, MM (2012 – 2013)
6. Dr. Sri Purnama Syam, S.ST (2013 – 2017)
7. Didin Sirojudin (2017 – sekarang )
2. Visi dan Misi Taman Budaya Jambi
Visi Taman Budaya Jambi seabagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Jambi adalah: “Kesenian Sebagai Jatidiri Bangsa
(Daerah).
Misi Taman Budaya Jambi sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi adalah:
1. Menyerasikan, meningkatkan dan merelevansikan mutu seni dengan
perkembangan zaman.
2. Menyajikan apresiasi seni pertunjukan dan rupa.
3. Meningkatkan intelektualitas wawasan seni yang menunjang kehidupan
berkesinan.
4. Menyebarluaskan informasi seni sebagai upaya peningkatan dan
mengembangkan wawasan seni masyarakat.
50
Berdasarkan data Taman Budaya yang didapatkan dari kantor Tata Usaha Taman Budaya
Jambi, 51
Berdasarkan data Taman Budaya yang didapatkan dari kantor Tata Usaha Taman Budaya
Jambi,
25
3. Struktur Organisasi Taman Budaya Jambi
Susunan Organisasi Taman Budaya Jambi berdasarkan SK Mendikbud RI
Nomor 061/0/1992 terdiri dari:52
1. Kepala
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
3. Kelompok Tenaga Fungsional
Susunan Organisasi Taman Budaya Jambi berdasarkan Peraturan Daerah
Provinsi Jambi Nomor 15 tahun 2002 trdiri dari:
1. Kepala
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Pemeliharaan
4. Seksi Peningkatan Mutu
5. Seksi Penyajian dan Penyebarluasan informan
Susunan Organisasi Taman Budaya Jambi berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 dan perturan Gubernur Jambi Nomor 31
tahun 2008 tentang Teknis Daerah Provinsi Jambi terdiri dari:53
1. Kepala
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Pelestarian dan Pengembangan
4. Seksi Penyajian dan Penyebarluasan informasi.
52
Berdasarkan sk mendikbud RI Nomor061/0/1992 Taman Budaya yang didapatkan dari
Kantor Tata Usaha Taman Budaya Jmabi 53
Berdasarkan data sususan Organisisasi Taman Budaya Jambi dari peraturan Gubernur Jambi
No 31 Tahun 2008.
26
STRUKTUR ORGANISASI
TAMAN BUDAYA JAMBI
Kepala Taman Budaya
Jambi
Didin Sirojudin, S.sn
Seksi Pelestarian Dan
Pengembangan
Azhar MJ, S.Pd
Seksi Penyajian dan
Penyebaran Informasi
M. Pahbi, S.E
Sub Bagian Tata Usaha
Afrida Moenir, SP,MM
Joni Kasmon, SE,MM
Dra. Welma Astuti Gusmini, Pd.
Merryeti, SE, MM Mulyati
Dra. Welma Astuti
Khalimah Rosalinda
Erni, S.H,M.H
Sri Syofina
Ridwan Efendi Fery Apriyan
Wildan
Honorer Verri Arianto, S.P
Venny Lia Syandriati,
S.Pd.
Honorer
27
4. Fasilitas Yang Tersedia Saat Ini
1. Kantor
2. Gedung Proscenium (Gedung Pertemuan)
3. Gedung Teater Area
4. Panggung Terbuka
5. Ruang Perpustakaan
6. Ruang Publikasi/Dokumentasi
7. Sanggar Tari
8. Sanggar Musik/Ruang Belajar
9. Mushola
10. Rumah Penjaga
11. Wisma Seni 15 Kamar
12. Galeri Seni Rupa
13. Gazebo 2 buah
14. Ruang Satpam
15. Kantin/ Sekretariat Kelompok Kerja Seniman/Galeri JRAS
5. Program Pengembangan Fisik Taman Budaya Jambi
Dalam menghadapi era globalisasi dan persaingan bebas serta menuju
ekonomi kreatif, pola piker, struktur, sumber daya amanusia dan sarana prasarana
Taman Budaya Jambi akan dikembangkan. Untuk pengembangan fisik, telah
dibuat masterplan baru dengan menggunakan konsep produk dan
pasar.Direncanakan pembangunan gedung diawali pada tahun 2011 dan
diharapkan rampung secara keseluruhan tahun 2013.54
Adapun fasilitas baru yang akan dibagun adalah gedung Galeri,artshop, kafe,
Asrama Seni, Parkir, Taman, Plaza yang memiliki dua fungsi, yaitu dapat
digunakan sebagai panggung terbuka dan taman. Sedangkan gedung Procenium
Sanggar Seni dan Wisma Seni akan direhab menjadi bertingkat.
54
Berdasarkan data Taman Budaya yang didapatkan dari kantor Tata Usaha Taman Budaya
Jambi.
28
6. Prestasi Yang Pernah Diraih
Prestasi yang pernah diraih oleh Taman Budaya Jambi adalah:
1. Sebagai penggagas lahirnya PLDPS (Pameran Lukisan dan Dialog Perupa
se Sumatera) bekerjasama dengan HSRI Jambi, kini telah berjalan ke 10
kalinya.
2. Melaksankan Temu Penyair se Sumatera.
3. Bersama-sama dengan Dinas Pariwisata dan Suaka Peninggalan Sejarah
Purbakala menggagas dan melaksankan Kemah Budaya yang kini
dilaksanakan setiap tahunnya.
4. Melaksanakan Temu Teater se Sumatera.
5. Bekerjasama dengan Seniman dan Disbudpar menggagas dan
melaksanakan Temu Sastrawan Indonesia (TSI) kini bergulir ke tiga
kalinya.
6. Sejumlah penghargaan yang diperoleh lewat kegiatan Festival dan Lomba
yang dilakasanakan di tingkat Nasional maupun regional.
29
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
1. Sejarah berdirinya Taman Budaya Jambi Tahun 1993
A. Berdirinya Taman Budaya Provinsi Jambi
Berdirinya Taman Budaya Jambi berawal dari aktivitas dan produktivitas para
seniman Jambi dalam menggali dan mengembangkan potensi seni budaya daerah
Jambi.Aktivitas para seniman tersebut dilakukan di Gedung Olah Seni yang di
kenal dengan sebutan “GOS” Sungai Kambang.Nama Sungai Kambang sendiri
merupakan suatu daerah perkampungan dimana lokasi GOS tersebut berada.
Sejak tahun 1980 sampai dengan berdirinya Taman Budaya Jambi, pengolahan
GOS Sungai Kambang dilakukan oleh Bidang Kesenian Kanwil Depdikbud
Provinsi Jambi.
Pada tahun 1991 melalui Bidang Kesenian, Depdikbud Provinsi Jambi
mengajukan surat permohonan kepada Menteri pendidikan dan kebudayaan RI
untuk mendirikan Taman Budaya di Provinsi Jambi sesuai dengan Surat
Keputusan Mendikbud Nomor: 0221/0/1991 tanggal 23 April 1991 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Taman Budaya.55
Setelah dilakukan kajian secara seksama oleh Dirjen Kebudayaan RI maka
pada tanggal 23 Januari 1992 berdirilah Taman Budaya Provinsi Jambi
berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor: 061/0/1992 tanggal 23
Januari 1992 bersamaan dengan Taman Budaya Provinsi Kalimantan Tengah
dan Taman Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara.56
Pada masa awal pendirian Taman Budaya Jambi tahun 1992, Fauzi Z bersama
Ja‟far Rasuh (selaku kepala Taman Budaya Jambi, Edi Suroso, Raden rizal, Bayu,
dan Syam (almarhum), berupaya menjadikan Taman Budaya Jambi sebagai
wadah strategis bagi seniman utuk bekarya, memperkaya wawasan dan jaringan,
55
Berdasarkan surat keputusan Mendikbud RI Nomor:0221/0/1991 tentag organisasi dan tata
kerja Taman Budaya. 56
Berdasarkan surat keputusan Mendikbud RI Nomor:061/0/1992 Berdirinya Taman Budaya.
30
sekaligus mempublikasikan karyanya kepada khayalak luas.Beberapa seniman
Jambi diajak bergabung ke Taman Budaya Jambi.57
Menurut keterangan bapak Ja‟far selaku mantan kepala Taman Budaya Jambi
mengatakan bahwa:58
Taman Budaya awalnya masih bergabung dengan kantor pusat, Unit Pelaksana
Teknis Dirjen Kebudayaan sesuai dengan surat keputusan Mendikbud RI No:
061/0/1992, tanggal 23 Januari 1992 berdirinya Taman Budaya Jambi. Setelah
berdirinya Taman Budaya Jambi semua anggaran dan kepegawaian diangkat
Oleh Pusat lanngsung dari Jakarta, tidak ada hubungannya dengan daerah.
Tetapi ketika otonomi masuk di provinsi Jambi pada tahun 2002. Taman Budaya
diambil alih untuk menjadi garapan otonomi daerah, mengapa Taman Budaya
diambil alih oleh daerah? Karena setiap provinsi di Indonesia memiliki Taman
Budaya, walaupun tidak semua Provinsi memilikinya, tetapai umumnya 90%
Taman Budaya di dirikan setiap provinsi di Indonesia.
B. Pada Masa Otonomi Daerah Jambi
Taman Budaya dalam pengolahannya berasal dari pusat Jakarta, dengan
demikian kegiatan-kegiatan di Taman Budaya dibiayai oleh pusat.Seiring dengan
adanya reformasi dipemerintahan daerah, dimana setiap provinsi menginginkan
Otonomi Daerah.
Kedudukan Taman Budaya Jambi sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat
Jenderal Kebudayaan Depdikbud RI, berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis
57
Syarif Oebaidillah, https://m.mediaindonesia.com/read/detail/66291-taman-budaya-ruang-
publik-strategis 08 september 2016, diakses tanggal 29 april 2020, pukul 05.55. 58
Wawancara dengan bapak Ja‟far mantan ketua Taman Budaya jambi di Kantin Taman
Budaya Jambi. Pada tanggal 20 febuari 2020 pukul 13.30.
31
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi seperti yang tertuang dalam
Peraturan Daerah Provinsi Jambi. Nomor 15 Tahun 2002.59
Pada masa peralihan dari pusat ke daerah, Taman Budaya Jambi sempat
mengalami stagnasi selama 3 tahun karena sturuktur organisasi dan pejabatnya
belum ada. Agar Taman Budaya Jambi tetap berjalan sebagai Unit Pelaksana
Teknis, maka sementara waktu ditunjuk seorang pelaksana tugas untuk
menjalankan tugas pokok dan fungsi Taman Budaya Jambi, yaitu Bapak Rd.
Rizal mantan Kasubag TU dengan tetap berpedoman pada tupoksi lama.
Sedangkan penganggarannya menyatu dengan anggaran Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Provinsi Jambi.
C. Peralihan struktur Organisasi setelah Otonomi Daerah.
Taman Budaya Jambi dapat berfungsi kembali setelah ditetapkannya struktur
organisasi dan pejabatnya pada tahun 2004 dengan Surat Keputusan Gubernur
Jambi Nomor 821.23/76/UP terdiri dari 1 orang kepala (Aken Pura, SE), 1 orang
Kasubag TU (dra. Eka Feriani) dan 3 orang Kasi, yaitu Kasi Peningkatan Mutu
(Didin Sirojudin), Kasi Pemeliharaan (Jefri Akhyar Desyanto), serta Kasi
Penyajian dan Penyebarluasan Informasi (Fuzi Z).60
Pada tahun 2009 kembali terjadi perubahan struktur oraginsasi Taman Budaya
Jambi berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 41 tahun 2008.dengan struktur
Organisasi terdiri dari 1 orang Kepala, 1 orang Kasubag TU dan 2 orang Kasi,
yaitu Kasi Pelestarian dan Pengembangan dan Kasi Penyajian dan Penyebaran
Informasi.61
59
Berdasarkan data Taman Budaya yang didapatkan dari kantor Tata Usaha Taman Budaya
Jambi 60
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jambi Nomor 821.23/76/UP tentang struktur
organisasi Taman Budaya Jambi 61
Berdasarkan peraturan daerah Nomor 41 tahun 2008 tentang perubahan struktur organisasi
Taman Budaya Jambi.
32
Senada dengan pernyataan di atas, bapak Herman selaku seniman Taman
Budaya Jambi mengatakan bahwa:62
Sebelum terjadinya otonomi daerah struktur organisasi Taman Budaya Jambi
masih bergabung dengan kepala bidang kesenian Depdikbud Provinsi Jambi.
Masuknya reformasi dipemerintahan pusat, dimana setiap provinsi menginginkan
otonomi daerah. KedudukanTaman Budaya yang awalnya pemerintahan pusat
diserahkan kepada daerah provinsi Jambi.Taman Budaya sebagai Unit
Pelaksana Teknis Dinas kebudayaan dan pariwisata Jambi. Struktur organisasi
tahun 2004 terdiri dari 1 kepala, 1 Kasubag TU, 3 kasi. Pada tahun 2009 struktur
organisasi di rubah menjadi 1 orang kepala, 1 kasubag TU dan 2 kasi. Mengapa
kasinya di rubah menjadi 2 kasi saja tidak 3 kasi, karena 3 kasi dianggap kurang
efektif sehingga dirubah menjadi 2 kasi hingga sekarang.
Taman Budaya Jambi merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Provinsi Jambi. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dalam
melaksanakan sebagian kewenangan dan tugas teknis tertentu yang diberikan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam bidang kegiatan pembinaan dan
pengembangan seni budaya lokal dan regional di Provinsi Jambi, antara lain:
1) Melaksanakan kegiatan laboratories berupa pengkajian, revitalisasi
pengolahan dan eksperimentasi.
2) Melaksanakan pelatihan dan bimbingan.
3) Melaksanakan pameran dan pergelaran seni budaya.
4) Melaksanakan festival, lomba dan sayembara seni budaya.
5) Melaksanakan ceramah, temu karya, sarasehan, lokakarya, workshop, diskusi
dan seminar.
6) Melaksanakan dokumentasi, perpustakaan budaya, informasi seni, promosi
dan sosialisasi.
62
Wawancara dengan bapak Herman seniman Taman Budaya di perpustakaan Taman Budaya
Jambi, pada tanggal 28 febuari pukul 09.00.
33
7) Melaksanakan urusan tata usahaTaman Budaya.
Menurut informasi kepala Taman Budaya Jambi bapak Didin Sirojuddin
mengatakan bahwa:63
Taman Budaya Jambi memiliki Tupoksi, dimanatupoksi ini secara umum lebih
kurang ekpresi, ada juga kawan-kawan mengatakan rumah seniman karena
tempat berkumpulnya para seniman. Dalam mengekpresiakan para seniman di
Taman Budaya ini menyesuaikan dengan tupoksi yaitu, salah satunya tempat
pelatihan, bagaimana mengolah dan eksperimentasi kesenian. Mengolah karya-
karya yang sudah punah dengan mendata di berbagai daerah kemudian dibawa
ke Taman Budaya Jambi.Dioalh kembali dan diekperimentasi jika perlu
kemudian di tampilkan kepada masyarakat. Pada tupoksi ini Taman Budaya
Jambi dalam pergelaran yang sudah melalui beberapa tahap, tidak
menghilangkan tradisi kesenian tersebut.
Dari informan diatas bahwa tupoksi pada Taman Budaya Jambi secara umum
ialah mengolah, eksperimen dan pergelaran kesenian di provinsi Jambi dengan
tidak menghilangkan tradisi awal kesenian provinsi Jambi.Pernyataan di atas
sesuai dengan Sk Taman Budaya.64
Taman Budaya memiliki kewenangan untuk memberikan rekomendasi,
menyelenggarakan dan mengembangkan atau melestarikan kesenian tradisional
maupun modern di daerah operasionalnya.Taman Budaya merupakan mitra
seniman dalam membantu, mempermudah atau memperlancar seniman yang
berkarya di Taman Budaya.65
63
Wawancara dengan bapak Didin Sirojuddin kepala Taman Budaya Jambi, di Kantor Taman
Budaya tanggal 21 Desember 2019 pukul 10.00. 64
Berdasarkan data Taman Budaya yang didapatkan dari Kantor Tata Usaha Taman Budaya
Jambi. 65
Ibnu Ziady, MZ, Taman Budaya Jambi sebagai pusat penembangan seni budaya penekanan
pada penerapan elemen-elemen fisik arsitektur Tradisional daerah Jambi, (Skripsi unversitas: Widya
Mataram Yogyakarta, 1998), hal 28.
34
2. Perkembangan Taman Budaya dalam mengembangkan kesenian
tradisional provinsi Jambi Tahun 1993-2019
Taman Budaya yang merupakan salah satu lembaga pemerintah dalam
menangani aset seni budaya daerah mengikuti pikiran Lono Simatupang, sudah
seharusnya memainkan peran sebagai dalam mewadahi ekpresi-ekpresi budaya
yan terpinggirkan, yang tidak atau belum dapat mengikuti arus perkembangan
zaman, sehingga langkah preservasi yang dijalankan dapat menjaga alur
kesejahteraan seni budaya, menumbuhkan kesadaran historia warga, serta
menjaga ketersidaan sumber referensi budaya ketika di butuhkan untuk berbagai
alasan dan tujuan.66
Taman Budaya adalah wadah atau sarana untuk pembinaan seniman dan
masyarakat dalam melestarikan, memelihara, membina dan mengembangkan
budaya sehingga mampu mendukung peningkatan apresiasi masyarakat terhadap
produk budaya yang bermutu (Keputusan Dirjen Kebudayaan RI
No.07/4/1/1980).67
Selain itu, Taman Budaya Jambi juga berfungsi untuk memfasilitasi proses
kreatif seniman dalam memproduksi karya seni rupa, seni pertunjukan, sastra dan
nilai-nilai tradisi menjadi komoditi pasar di sektor industri budaya dan
pariwisata.Untuk mencapai tujuannya, Taman Budaya Jambi melaksanakan
program pelestarian seni budaya daerah, peningkatan produktivitas, kualitas seni
budaya dan sumber daya manusia serta penyebarluasan informasi yang dijabarkan
dengan melakukan upaya pendataan dan revitalisasi seni, pergelaran seni
pertunjukan, pameran seni rupa, pengolahan dan apresiasi seni, mengikuti
pelaksanaan Temu Karya serta mengikuti pelaksanaan PPSS (Pameran dan
Pergelaran Seni se-Sumatera).
66
Defni Aulia, legistimasi seniman dan karya seni di Taman Budaya Jambi(tinjauan sosiologi
seni), Jurnal Ilmu Humaniora Vol,03,No,01, Juni2019, hal 36. 67
Ibnu Ziady, MZ, Taman Budaya Jambi sebagai pusat penembangan seni budaya penekanan
pada penerapan elemen-elemen fisik arsitektur Tradisional daerah Jambi, (Skripsi unversitas: Widya
Mataram Yogyakarta, 1998), hal 27.
35
Kegiatan seni di tahun 90 sampai 2000-an tidak kalah dengan sekarang.
Kesenian masa itu hadir di ruang-ruang publik di kota Jambi, seperti di Tugu
Juang, Gedung Wanita, dan Unversitas Jambi pasar. Bahkan jauh sebelum tahun
90-an, persatuan pelukis daerah Jambi ditahun 1960 telah menyelenggaraakan
pameran bersama di Gedung Nasional (Gedung BKOW sekarang). Kemudian
pada tahun 1971 kegiatan pameran pun mulai sering dilakukan, bahkan rutin
mulai dari tahun 1973, 1976, 1977, 1978, 1979, 1980, 1983, 1989, dan sampai
ketahun 1990, yaitu memeriahkan hari jadi ke-33 Provinsi Jambi, seniman lukis
bersama Kanwil Depdikbud Provinsi Jambi melakukan pameran di Gedung Olah
Seni (Taman Budaya Jambi).68
Menurut informasi kepala Taman Budaya Jambi bapak Didin Sirojuddin
mengatakan bahwa:69
Sesuai dengan target kenerja kepala Taman Budaya Jambi. Tentu saja kegiatan
setiap tahunnya di sesuaikan oleh anggaran. Maka tidak semua tupoksi Taman
Budaya Jambi berjalan semuanya.Ada beberpa tupoksi yang tidak bisa
dilaksanakan tentunya yang terkait dengan anggaran. Taman Budaya Jambi,
dalam setahun Taman Budaya melakukan 3 kali pengolahan seni dan
eksperimentasi. Untuk fasilitas Taman Budaya memfasilitasi 20 kali pergelaran
atau pameran yang di gunakan oleh sanggar. Dalam perkembangan kesenian
Taman Budaya dapat dilihat dengan melakukan kegiatan yang mentargetkan
10.0000 pengunjung, dengan begitu perkembangan kesenian Taman Budaya bisa
dilihat. Tahun lalu target Kepala Taman Budaya tercapai karena jumlah
pengunjung mencapai 13.000 pengunjung. Disinilah dapat dikatakan bahwa
perkembngan Taman Budaya semakin berkembang.
68
Syarif Oebaidillah, https://m.mediaindonesia.com/read/detail/66291-taman-budaya-ruang-
publik-strategis 08 september 2016, diakses tanggal 29 april 2020, pukul 05.55. 69
Wawancara dengan bapak Didin Sirojuddin kepala Taman Budaya Jambi, di Kantor Taman
Budaya tanggal 21 Desember 2019 pukul 10.00.
36
Dari informan di atas bahwa perkembangan kesenian Provinsi Jambi yang di
olah Taman Budaya Jambi mengalami kemajuan. Dilihat dari kegiatan-kegiatan
dan target perjanjian kepala Taman Budaya dalam setahun mencapai 10.000
pengunjung.Dengan begitu perkembangan kesenian di Taman Budaya semakin
banyak kemajuan Karena minat masyarakat yang ingin mengetahui kesenian
Jambi.
Agar dapat lebih maksimal dalam melaksanakan peran sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya dengan baik, maka Taman Budaya Jambi sudah melakukan
pengelohan kesenian Tradisional Jambi.
Adapun Kegiatan Pengolahan kesenian Tadisional yang sudah di kembangkan
di Taman Budaya Jambi.
1. AntologiPuisi „Muaro‟ (Tahun: 1993)
Deskripsi:Puisi sebagai alat komunikasi
Oleh:Penyair Jambi
2. Eksperimentasi Tari „Pancarona‟ (Tahun: 1994)
Deskripsi:Pancarona merupakan pengembangan dari beberapa motif taritradisi
Jambi, yaitu tari Kromong.
Oleh:Sri Purnama Syam.
3. PengolahanTari „Rentak Dian‟ (Tahun: 1995)
Deskripsi:Rentak Dian, merupakan tari eksperimentasi dan pengembangan
dari tari Inai yang hidup dan berkembang di KabupatenTanjungJabungTimur.
Oleh:Sri Purnama Syam
4. Eksperimentasi Tari „RempakKompangan (Tahun: 1996)
Deskripsi:Tari Rempak Kompangan menyelaraskan irama tetabuhan
kompangan dengan gerakan tari yang dinamis.
Oleh:Sri PurnamaSyam.
37
5. EksperimentasiTari „Angso Duo‟ (Tahun: 1997)
Deskripsi:Eksperimentasi Tari „Angso Duo‟ diangkat dari mitos Angso Duo
yang terdapat di daerah Jambi.
Oleh:Lilik Bekti Lestari
6. Eksperimentasi Tari „Kodrat (Tahun: 1998)
Deskripsi:Ide garapan diperoleh dari rutinitas wanita, sehingga setinggi
apapun wanita maka akan kembali pada kodratnya
Oleh:Sri Purnama Syam
7. Pengolahan Musik „Nandung Anak Negeri (Tahun: 1999)
Deskripsi:Ide garapan dari komposisi music Kelintang Serame.
Oleh:Andy Gomes
8. Eksperimentasi Teater „Kakitau‟ (Tahun: 2008)
Deskripsi:Merupakan karya yang menggabungkan antara gerak dan
multimedia
Oleh:Didin Sirojudin
9. Pengolahan Tari „Rentak Baro Api‟ (Tahun: 2010)
Deskripsi:Merupakan karya yang bersumber dari upacara tradisi Niti Naik
Mahligai
Oleh:Didin Sirojudin
10. Pengolahan Tari „Tawak Bumi‟ (Tahun: 2011)
Deskripsi:Merupakan karya yang bersumber dari kab. Kerinci
Oleh:Azhar MJ
11. Pengolahan Tari „Sirih Layang‟ (Tahun: 2013)
Deskripsi:Merupakan karya yang bersumber dari upacara tradisi masyarakat
Suku Anak Dalam
38
Table 1
Kalender Acara UPT Taman Budaya Jambi Tahun 2019
No Bulan Hari dan Tanggal Kegiatan
1 Januari Senin/07/ 2019 Malam apresiasi seni melayu Jambi 2019
2 Maret Senin-Minggu/18-
24/2019
Pentas seni Nusantara pameran apresiasi
3 April Senin-rabu/08-10/2019 Workshop Tari
Senin- rabu/15-17/2019 Workshop Musik
Senin-rabu/22-24/2019 Workhshop Teater
4 Mei Kamis-sabtu/16-18/2019 Festival rapak beduk
5 Juni Senin-rabu/24-26/2019 Festival Teater Remaja
Kamis-sabtu/27-29/2019 Festival Tari kreasi melayu Jambi
6 Juli Senin-rabu/15-17/2019 Temu teater se-Sumatera
Rabu/17/2019 Lomba penulisan naskah drama
7 Agustus Kamis-sabtu/01-10/2019 Pameran seni rupa PALEMJABE
Senin-rabu/05-07/2019 Workshop seni rupa
Rabu-sabtu/07-10/2019 Lomba lukis moral
8 September Senin/09/2019 Lomba cipta lagu
9 Oktober Temu karya Taman Budaya se Indonesia
10 November Pameran dan pergelaran seni se sumatera
(PPSS)
11 Desember Senin-rabu/02-04/2019 Workshop sastara
Sumber:kalender kegiatan Taman Budaya Jambi Tahun 2019
Taman Budaya dalam mmengembangakan kesenian tardisional yang
mencakup 5 seni ialah, seni tari, seni musik,seni sastra, seni teater dan seni rupa.
Adapun cotoh pengolahan yang sudah dilakukan oleh Taman Budaya jambi.
Disini peneliti mengambil salah satu contoh dari 5 seni tersebut yaitu:
39
Seni rupa
Meihat perkembangan kehidupan seni rupa di daerah Jambi pada era 80-an
hingga 90-an ini cukup pesat, baik dilihat dari segi kreativitas ide (gagasan)
maupun alternatif penggunaan bahan yang digunakan.70
Dalam meningkatkan
kekayaan seni rupa daerah Jambi perlu dilaksanakan berbagai aktivitas
kegiatan yang dapat memacu perkembangannya.Untuk mengantisipasi
pemikiran tersebut Taman Budaya Provinsi Jambi berkerja sam dengan
seniman seni rupa yang ada di jambi melaksanakan kegiatan pameran hasil
ekperimentasi Seni Rupa.71
Contoh lukisan seni rupa hasil pengolahan dan eksperimen: Lukisan pusaka
betuah.
Pada gambar seni rupa ini terdapat gambar batik, sungai, alat gamelan, kris
siginjai dan huruf arab.
Menurut informasi seniman seni rupa Ibu Khalima mengatakan bahwa:72
Lukisan ini sudah di olah, dimana penggambungan itu ada makna yang
menunjukkan provinsi Jambi, batik yang merupakan tradisi Jambi, batik yang
dipadukan itu batik dari tanjung jabung timur, ini menunjukkan wilyah provinsi
Jambi, keris Siginjai adalah kris yang di gunakan Rang Kayo Hitam, sungai yang
70
Ja‟far Rassuh, pameran lukisan hasil olahan dan koleksi, Taman Budaya Provinsi Jambi,
1999. 71
Ja‟far Rassuh, pameran hasil Eksperimentasi Seni Rupa, Taman Budaya Provinsi Jambi,
1997. 72
Wawancara dengan Ibu Khalima Seniman perupa di perpustakaan Taman Buaya Jambi,
pada tanggal 06 Maret 2020, pukul 10.40.
40
terleak di bawah itu ialah dilambangkan sungai Batanghari, dan ada huruf Arab
dimana di tulis huruf hijaiyah karena Jambi juga terkenal dengan Arab
Melayunya.
Lukisan ini bernama pusaka betuah yang dibuat oleh seniam seni rupa ibu
khalima. Lukisan ini dijadikan sebagi ragam hias yang merupakan hasil
ekperimen para seniman perupa.
3. Usaha dan kendala Taman Budaya dalam mengembangkan kesenian
tradisional provinsi Jambi Tahun 1993-2019.
Usaha Taman Budaya dalam mengembangkan kesenian tradisional provinsi
Jambi tahun 1993-2019 yaitu dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang di latar
belakangi oleh para seniman dan di fasilitasi oleh Taman Budaya.Kegiatan-
kegiatan ini sudah menjadi tugas pokok dan Fungsi Taman dalam
mengembangkan kesenia tradisional Jambi.
a) Usaha Taman Budaya Mengembangkan Kesenian Tradisional Jambi
Sejak berdirinya Taman Budaya provinsi Jambi tahun 1992 hingga sekarang,
usaha Taman Budaya dalam mengembangkan kesenian tradisional provinsi
Jambi setiap tahunnya sering kali dilaksanakan.73
Usaha Taman Budaya
dengan melakukan tugas pokok dan fungsi Taman Budaya Jambi.Usaha
tersebut ialah merancang kegiatan-kegiatan yang sudah di diskusikan oleh
para seniman dan kepala Taman Budaya Jambi.
Kegiatan-kegiatan tersebut ialah: Pergelaran seni, Festival, Workshop
Saresehan, Seminar, Lomba seni.
73
Ja‟far Rassuh, pameran Lukisan. Taman Budaya Jambi, 1997.
41
b) Kendala Taman Budaya Dalam Mengembangkan Pergelaran Kesenian
Tradisional
Dalam melakukan semua kegiatan-kegiatan pada Taman Budaya Jambi tidak
selalu berjalan mulus. Ada kendala yang dihadapi oleh Taman Budaya,
kendala tersebut ialah: Minimnya anggaran yang di berikan Daerah untuk
Kegiatan Taman Budaya Jambi, sehingga Taman Budaya dalam melakukan
kegiatan sesuai dengan anggaran yang di berikan oleh Daerah. Selain
minimnya anggaran kendala yang lain ialah tidak ada gedung Galeri Seni
Rupa. Ini membuat seniman rupa terkendala dalam mengembangkan hasil
karya mereka.
Menurut informasi Kepala Taman Budaya bapak Didin sirojuddin
mengatakan bahwa:74
Taman Budaya Jambi dalam mengembangakan kesenian ialah dengan usaha
berbagai inovasi.Bagaimana menigkatakan kualitas karya dari penggiat seni.
Dengan melakukan kegiatan-kegiatan workshop,pameran seminar,pergelaran
seni dan festival.Tentunya dalam mengembangkan kesenian tradisional Taman
Budaya terdapat kendala, tidak semua kegiatan ini berjalan denga lancar.
Adapun kendala Taman Budaya ini ialah minimnya anggaran daerah yang
diberikan oleh taman budaya. Kurangnya fasilitas gedung untuk galeri pameran
seni rupa, sehingga para seniman ketika mereka berkarya akan tertunda karna
tidak adanya galeri pameran di taman budaya
Dari informan diatas bahwa usaha Taman Budaya dalam mengembangkan
kesenian tradisional provinsi Jambi ialah dengan melakukan tugas pokok dan
fungsi Taman Budaya dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang sudah menjadi
kalender pertahunnya di taman budaya.
74
Wawancara bapak Didin Sirojuddin kepala Taman Budaya Jambi, di Kantor Taman Budaya,
pada Tanggal 17 Febuari 2020, pukul 09.00.
42
Taman Budaya dalam mengembangkan kesenian tidak selalu berjalan dengan
mulus ada kendala yang di hadapi.Adapun kendala yang dihadapi oleh Taman
Budaya ialah karena minimnya anggaran yang di berikan oleh daerah sehingga
membuat pihak Taman Budaya tidak bisa melalukan tugas pokok dan fungsi
Taman Budaya Jambi semuanya.Dan kurangnya galeri gedung untuk pameran
seni rupa sehinnga membuat para seniman terkendala dalam mengembangkan
karya.
43
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Setelah membahas dan menguraikan permasalahan mengenai “Sejarah Taman
Budaya Provinsi Jambi Tahun 1993-2019” maka penulis mencoba menarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sejarah Taman Budaya Provinsi Jambi diawali karena adanya aktivas para
seniman yang kemudian membuat surat permohonan mendirikan Taman
Budaya Provinsi Jambi. Sesuai dengan keputusan Mendikbud Nomor:
061/0/1992 pada tanggal 23 Januari 1992. Setelah terjadinya otonomi
daerah provinsi Jambi. Taman Budaya Jambi yang awalnya menjadi satu
dengan pemerintahan pusat berubah menjadi kedudukan daerah Provinsi
Jambi sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kebudayaan dan pariwisata
provinsi Jambi.
2. Perkembangan kesenian tradisional Provinsi Jambi dengan adanya Taman
Budaya ini kesenian tradisional semakin maju pertahunnya. Dengan
melihat kegiatan-kegiatan seperti workshop, seminar, pergelaran seni,
lomba, saresehan, festival yang dilakukan oleh Taman Budaya Jambi.
Kepala Taman Budaya Jambi juga mempunyai perjanian kenerja. Dimana
Taman Budaya Jambi dalam melakukan tupoksi ini jumlah penonton
mencapai 10.000 penuntun. Hal sudah tercapai pada tahun 2018 dan 2019
jumlah penonton sudah mulai meningkat. Disinilah kita melihat bhawa
perkembangan kesenian di Taman Budaya semakin meningkat.
3. Usaha dan kendala Taman Budaya dalam mengembangkan Kesenian
tardisional Provinsi jambi dengan melakukan tupoksi Taman Budaya.
Tupoksi secara umum ialah mengolah, eksperimen dan pergelaran. Seperti
kegiatan-kegiatan workshop, seminar, pergelaran seni, lomba, festival.
Dalam melakuakan kegiatan Taman Budaya dengan usaha-usaha yang
dijalankan. Tidak selalu lancara pasti ada kenadala. Kendala Taman
44
Budaya ialah minimnya anggaran Taman Budaya dari Daerah dan tidak
adanya galeri seni rupa yang membuat kendala pameran pada seni rupa.
B. Rekomendasi.
Dari permsalahan yang dikemukakan diatas, maka ada beberapa rekomendasi
yang disarankan antara lain:
1. Untuk Kepala Taman Budaya Provinsi Jambi, buatlah website Taman
Budaya Jambi agar masyarakat mudah untuk mengethaui apa saja
kegiatan dan kapan kegiatan tersebut di pergelarkan.
2. Untuk masyarakat Jambi agar lebih sadar dalam mengetahui kesenian
Tradisional Jambi yang sudah di kembangakan oleh Tamn Budaya.
Dengan begitu masyarkat bisa menyaksikan kesenian tradisional yang
sudah punah.
45
C. Kata Penutup
Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunia Nya serta hidayah-Nya berupa
kesehatan, kekuatan dan kenikmatan kepada penulis akhirnya karya tulis ini
dapat terselesaikan. Dalam penulisan skripsi ini tentunya banyak sekali
terdapat kekurangandankesalahanserta jauhdarikesempurnaan.Olehkarena
itu,dengan kerendahan hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yangsifatnya membangun dari semuapihak demikesempurnaan skripsi.
Akhirnya, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihakyang telah membantu dan berpartisipasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT. senantiasa memberikan petunjuk dan rahmat-Nya kepada
kita semua. Amin ya rabbal’alamin.
Jambi, 04 Juni2020
Penulis
Lili Andriayani
NIM. AS. 160959
46
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah Jakarta: Logos wacana
Ilmu.
Abdurrahman, Dudung. 2011. Metodologi Sejarah Islam. Yogyakarta: Ombak.
Departemen Agama Al-Qur‟an dan Terjemah, Bandung: 2010.
E Tambaruka, Rustam. 2001. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah Sejarah
Filsafat dan Iptek.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Gatschlk, Louis. 1984. Mengerti Sejarah Terjemah Nugroho Notosusanto. Jakarta:
Penerbit Universitas Indonesia.
Hasbullah, Moeflih dkk. 2012. Filsafat Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.
Koentjaningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Ranieka Cipta.
Rassuh, Ja‟far, 1999., pameran lukisan hasil olahan dan koleksi, Taman Budaya
Provinsi Jambi.
Ja‟far Rassuh, Ja‟far,1997.pameran hasil Eksperimentasi Seni Rupa, Taman Budaya
Provinsi Jambi.
Subhana, Muhammad. 2005. Dasar-dasar penelitin Ilmiah. Bandung: Pustaka setia.
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pustaka Setia.
Sulasman, 2014. Metodologi Penelitian Sejarah, Bandung: pustaka setia,
Sugiyono, 2010, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Suhartono, W. Pranoto. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sumber Skripsi
Eli Sapina, Hubungan Islam dan kepercayaan lokal: Studi Terhadap Mantra
Tradisional Komunitas Suku Anak Dalam Desa Pasir Putih Kecamatan Pelepat
Kabupaten Bungo. Skripsi Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Uin STS Jambi
2018
47
Ibnu Ziady, MZ, Taman Budaya Jambi sebagai pusat penembangan seni budaya
penekanan pada penerapan elemen-elemen fisik arsitektur Tradisional daerah
Jambi, Skripsi unversitas Widya Mataram Yogyakarta, 1998.
Agus Satmoko Adi, strategi Taman Budaya Jawa Timur dalam menanamkan karakter
nasionalism (cinta seni dan budaya daerah) pada masyarakat kota Surabaya, pdf
kajian moral dan kewarganegaraan Volume 03 Nomor 04 Tahun 2016.
Sumber Jurnal/Artikel
Endri Wicaksono.Taman Budaya Kabupaten Landak.Jurnal online mahasiswa
Arsitektur Universitas Tanjungpura.Vol.6, No.1, maret 2018.
Defni Aulia, legistimasi seniman dan karya seni di Taman Budaya Jmabi(tinjauan
sosiologi seni), Jurnal Ilmu Humaniora Vol, 03, No,01, Juni 2019
Hadiyanto.Menyoal kehadiran keindahan dan seni. Universitas Sulthan Ageng
Tirtayasa.Jurnal pendidkan dan kajian seni.Vol.I.No.2. Oktober 2016.Di akses
pada 8 April 2020.
Mahdi Bahar dkk, Gandai: dari permainan anak sampai modal cultural masyarakat
kota Jambi, Titian Jurnal Ilmu Humaniora,Vol 02, No 02, Desember 2018.
Probosiwi.Pengetahuan Dasar Seni Rupa dan Keterampilan serta pembuatan bahan
ajar dengan teknik montase. Universitas Ahmad Dahlan. Jurnal Pemberdayaan.
Vol. 1. No 2. Oktober 2017.Diakses pada 4 April 2020.
Widya Iswara Resmawati Dan Septina Alrianingrum. Fungsi Gedung Taman Budaya
Jawa Timur Sebagai Wadah Aktivitas Seni Tradisional Jawa Timur Tahun 1978-
1988.AVATAR, E-Journal Pendidikan Sejarah, Vol. 2.No.3 Oktober 2014.
Widya Puspita Garini dkk.Artikel https://www.Reachgate.net .Taman Budaya Jawa
Barat sebagai Aset Pendukung Cultura Tourism.Universitas Pendidikan
Indonesia.04 Januari 2020.
48
Sumber Internet
Novendra,https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbkepri/kesenian-masyarakat-
melayu-jambi. 29-April-2015,
Syarif Oebaidillah, https://m.mediaindonesia.com/read/detail/66291-taman-budaya-
ruang-publik-strategis 08 september 2016.
Yohanaeka,https://www.acamedia.edu/31757938/bab_ll_PEMBAHASAN_MENGE
NAI_TAMAN_BUDAYA.
https://www.ilmubudaya.com/2019/05/taman-budaya.html?=1,
https://sanggarkerlip.blongspot.com/2011/08/taman-budaya-jambi.
49
CURRICULUM VITAE
Nama : Lili Andriayani
Tempat Tanggal Lahir : Sumber Mulya, Sei Bahar XII, 21 November 1996
Jurusan : Sejarah Peradaban Islam
Nim : AS. 160959
Fakultas : Adab dan Humaniora
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Zainal Arifin
Nama Ibu : Sumiati (Almh)
Anak Ke : 4 dari empat bersaudara
Alamat Asal : Desa Sumber Mulya, Sei Bahar XII, Kec. Bahar Utara, Kab.
Muara Jambi, Provinsi Jambi.
JENJANG PENDIDIKAN
Tahun 2004 - 2009 : SDN No. 191/X Desa Sumber Mulya Bahar XII
Tahun 2010 – 2013 : SMP Islam Al-Arief
Tahun 2013 - 2016 : SMA Islam Al-Arief
Tahun 2016 – 2020 : UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Lampiran 1
Wawancara
A.Wawancara dengan kepala Taman Budaya Jambi
1. Apa itu Taman Budaya
2. Kapan berdirinya Taman Budaya Provinsi Jambi
3. Apa tugas pokok dan fungsi Taman Budaya Jambi
4. Bagaimana perkembangan Taman Budaya Jambi dalam mengembangkan
Kesenian Tradisional jambi
5. Apa kendala dan usaha Taman Budaya dalam mengembangkan kesenian
tardisional jambi
B. Wawancara dengan Seniman Taman Budaya Jambi
1. Bagaiaman sejarah Taman Budaya Jambi
2. Bagaimana peran Taman Budaya jambi dalam mengembangkan kesenian
tradisional jambi
3. Bagaimana para seniman mengolah kesenian tradisionah yang sudah punah
di Taman Budaya Jambi
4. Apa saja kegiatan yang dilakukan Taman Budaya dalam
5. mengembangkan kesenian tradisional Jambi.
Lampiran 2
NO
TAHAPPENELITIAN
BULAN DANTAHUN
Nov
2019
Des
2019
Jan
2020
Feb
2020
Mar
2020
Apr
2020
Mei
2020
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PembuatanProposal Skripsi x x x
2 PengajuanProposal Skripsi x x
3 PenunjukanDosenPembimbing x
4 KonsultasiDosenPembimbing x x x
5 SeminarProposal x
6 PerbaikanHasil Seminar x x
7 PengesahanJudul x
8 PermohonanIzinRiset x
9 PengumpulanData x x
10 PenyusunanData x
11 Analisis Data x x
12 PenulisanDrafSkripsi x x x
13 PenyusunandanPenggandaan x x x x
14 Ujian Skripsi(munaqasah) x
Lampiran 3
1. Wawancara dengan kepala Taman Budaya Jambi bapak Didin Sirojuddin
2. Wawancara dengan Mantan Kepala Taman Budaya Pertama bapak Ja‟far
3. Wawancara dengan seniman Taman Budaya Jambi
4. Wawancara ibu seniman seni rupa Taman Budaya Jambi
5. Gerbang masuk Taman Budaya Jambi
6. Tugu Taman Budaya Jambi
7. Kantor Tata Usaha Taman Budaya Jambi
8. Perpustakaan Taman Budaya Jambi
9. Gedung pertunjukkan seni Taman Budaya
10. Gedung Latihan Seni Tari
11. Gedung wisma Taman Budaya Jambi
12. Gazebo Taman Budaya Jambi