fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan psikologi...

26
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SMU YANG AKAN MENGIKUTI UJIAN AKHIR NASIONAL Oleh : AHMAD BAIQUNI FUAD NASHORI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Upload: docong

Post on 11-Feb-2018

260 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN RUHANIAH

DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SMU YANG AKAN MENGIKUTI

UJIAN AKHIR NASIONAL

Oleh :

AHMAD BAIQUNI

FUAD NASHORI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR

JURUSAN PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

2007

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN RUHANIAH

DENGAN KECEMASAN PADA ANAK SMU YANG AKAN MENGIKUTI

UJIAN AKHIR NASIONAL

Telah Disetujui Pada Tangaal

Dosen Pembimbing

Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

( Fuad Nashori, H, S.Psi., M.Si., Psikolog)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN RUHANIAH DENGAN KECEMASAN PADA ANAK

SMU YANG AKAN MENGIKUTI UJIAN AKHIR NASIONAL

Ahmad Baiquni

Fuad Nashori S.Psi, M Si

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kecerdasan Ruhaniah dengan

kecemasan pada anak SMU yang akan mengikuti ujian akhir nasional. Subjek penelitian ini adalah

siswa-siswi SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif,

dimana data berupa skor diambil dengan menggunakan Skala Kecerdasan Ruhaniah menggunakan alat

ukur Andes (2004) dan Skala Kecemasan yang disusun sendiri oleh penulis. Penelitian dilaksanakan

pada tanggal 22 hingga 25 April 2007, data yang diperoleh selanjutnya dibuat tabulasi kemudian

dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson dan bantuan komputasi

statistik program SPSS 12 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara

Kecerdasan Ruhaniah dengan kecemasan pada anak SMU yang akan mengikuti ujian akhir nasional.

Hubungan tersebut ditunjukkan oleh koefisien korelasi (r) = - 0,432, koefisien determinan (r2) = 0,186

dengan p = 0,001 (p<0,01). Hasil ini menginformasikan bahwa semakin tingginya Kecerdasan

Ruhaniah akan diikuti oleh rendahnya tingkat kecemasan. Sebaliknya semakin rendah Kecerdasan

Ruhaniah akan diikuti dengan semakin tingginya kecemasan.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kecemasan pada siswa tidak hanya dipengaruhi

oleh Kecerdasan Ruhaniah saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar Kecerdasan

Ruhaniah sebesar 81,4 %.

Kata Kunci : Kecerdasan Ruhaniah, Kecemasan

Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

PENGANTAR

Masalah pendidikan merupakan masalah yang tidak akan mungkin

bisa lepas dari kehidupan individu. Tanpa pendidikan akan sulit bagi seseorang untuk

menyongsong era globalisasi nantinya.

Sebagaimana yang diketahui, pendidikan sebagai cikal bakal perkembangan

negara merupakan salah satu masalah yang cukup pelik yang sedang dihadapi oleh

negara Indonesia sekarang ini. Salah satu masalah pendidikan yang banyak menyita

perhatian masyarakat Indonesia sekarang ini adalah banyaknya aksi demonstrasi yang

dilakukan oleh siswa, guru dan wali murid, disebabkan para siswa gagal dalam ujian

akhir nasional. Kecemasan selalu menyelimuti setiap ujian akhir nasional akan

dilakukan.

Seperti kasus yang terjadi yang terjadi di daerah Yogyakarta, siswa SMU

peserta ujian nasional mengaku cemas dengan ujian nasional yang baru selesai

dilaksanakan, walaupun Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta tetap optimis dan

memasang target kelulusan yang tinggi, hingga 98%. Kepala Dinas Kota Yogyakarta

Drs. Darno MA, mengatakan pihaknya optimis 98% dari siswa SMU/MA/SMK yang

ada di kota bisa lulus dalam ujian nasional tahun ini.

Ditambahkan lagi oleh Drs Darno MA sekitar 97% siswa SMU/SMK bisa

lulus Ujian Nasional. Untuk tahun ini tentu siswa mempersiapkan lebih baik dan hati-

hati. Siswa SMU di Yogyakarta mengungkapkan kekhawatiran mereka tidak bisa

Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

mencapai nilai 4.26 permata pelajaran dan nilai rata-rata minimal 4.51. (Kompas,

Sabtu, 20 Mei 2005).

Begitu juga masalah kecemasan yang terjadi tahun 2006 di Semarang.

Sejumlah siswa kelas III jenjang SMP dan SMA Kota Semarang dilanda kecemasan

menjelang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) pada 22-24 Mei untuk SMP/MTs dan

16-18 Mei 2006 untuk SMA/MA serta SMK. Rasa was-was juga melanda orang tua.

Mereka khawatir apabila peserta didik tidak bisa mencapai nilai minimal 4,26 untuk

setiap mata pelajaran, atau tak mampu mendapatkan di atas 4,50 nilai rata-rata tiga

mata pelajaran sebagai syarat kelulusan (Suara Merdeka, Senin, 17 April 2006).

Kecemasan menyelimuti para siswa ketika hari yang penting dan bersejarah

itu telah di depan mata. Rasa takut, stress, deg-degan, gundah dan sebagainya itu

menghinggapi para pelajar. Objek kecemasan bersifat samar-samar atau tidak jelas

sehingga menimbulkan kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan, was-was, dan tidak

tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang (Kartono, 1986).

Kartono (1986) mengatakan bahwa kecemasan merupakan suatu kondisi

psikis dalam ketakutan dan kecemasan yang kronis, sungguhpun tidak ada

rangsangan yang spesifik. Hal ini memunculkan kegelisahan dan kekhawatiran, serta

ketakutan terhadap sesuatu yang terkadang tidak jelas dan mempunyai ciri-ciri yang

berbeda-beda pada setiap individu.

Hampir setiap individu pernah mengalami perasaan cemas, baik orang kaya

atau miskin, tua atau muda, berpangkat maupun tidak, dan masing-masing individu

Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

memiliki cara tersendiri dalam menanggapinya. Penulis berpendapat bahwa dengan

adanya kecemasan, maka seseorang akan terganggu dalam bekerja maupun

kehidupannya.

Kecemasan pada siswa mempunyai pengaruh negatif, bila kecemasan tersebut

menjadi faktor penghambat bagi keberhasilan siswa seperti munculnya perasaan

khawatir, was-was, takut, sehingga mengganggu konsentrasi siswa atau menimbulkan

rasa pesimis dalam menghadapi ujian yang mengakibatkan kegagalan pada siswa.

Oleh karma itu penelitian ini dikatakan perlu untuk meminimalisir perasaan cemas

yang terjadi pada siswa yang akan menghadapi ujian akhir nasional sehingga

diperlukan suatu faktor yang dapat mengubah pengaruh negatif kecemasan menjadi

hal yang positif, faktor itu adalah Kecerdasan Ruhaniah.

Idealnya setiap siswa tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian

akhir nasional, tapi kenyataannya banyak siswa yang mengalami kecemasan dalam

menghadapi ujian akhir nasional. Seharusnya siswa-siswa tersebut mampu

menyeimbangkan antara kecemasan yang mereka alami dengan rasio (berusaha,

berdo’a dan berserah diri) yang bersumber dari kecerdasan ruhaniah.

Kecemasan yang sering terjadi pada siswa SMU itu dipengaruhi oleh berbagai

faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah kecerdasan ruhaniah.

Oleh karena itulah kerdasan ruhaniah perlu dimiliki oleh siswa supaya mereka

dapat menyeimbangkan kecemasan tersebut dengan rasio. Menurut Tasmara (2001),

kecerdasan ruhaniah adalah kecerdasaan yang berpusat pada rasa cinta yang

Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

mendalam pada Allah dengan seluruh ciptaan-Nya. Diharapkan jika siswa memiliki

kecerdasan ruhaniah yang kuat maka kecemasan mereka terhadap ujian akhir nasional

itu tidak akan membawa dampak yang buruk terhadap mereka. Berdasarkan fakta di

atas itulah maka penulis mencoba untuk meneliti hubungan antara kecerdasan

ruhaniah dengan kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa SMU.

TINJAUAN PUSTAKA

Kecemasan Daradjat (1985) rasa cemas adalah perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa

mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan

mencemaskan itu yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan

(frustrasi) dan pertentangan batin (konflik). Daradjat (1985) menambahkan

kecemasan itu mempunyai segi yang disadari seperti rasa takut, terkejut, tidak

berdaya, rasa berdosa atau bersalah, terancam dan sebagainya. Juga ada segi-segi

yang terjadi diluar kesadaran dan tidak jelas, seperti orang yang merasa takut tanpa

mengetahui sebabnya dan tidak dapat menghindari perasaan yang tidak

menyenangkan itu.

Kecemasan sebagai respon dibedakan menjadi state anxiety dan trait anxiety.

State anxiety adalah gejala-gejala kecemasan yang timbul bilamana individu

dihadapkan pada situasi-situasi tertentu. Situasi-situasi ini akan menyebabkan

individu mengalami kecemasan dan gejalanya akan selalu tampak jika situasi

penyebab kecemasan itu tetap ada. Trait anxiety adalah kecemasan sebagai suatu sifat

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

yang menetap pada diri individu atau kecenderungan bawaan yang ada pada individu

untuk menjadi lebih cemas dalam menghadapi situasi tertentu. (Arijani, 1998)

Kecemasan mengahadapi tes atau ujian sebenarnya adalah suatu keadaan atau

kondisi emosi yang kurang menyenangkan yang dialami oleh individu saat

menghadapi tes. Berdasarkan pendapat Jersild (1968), maka dalam kasus menghadapi

tes worry meliputi komponen kognitif dari pengalaman cemas, misalnya ketakutan

yang berlebihan tentang kemungkinan gagal dalam tes. Emotionality mengacu hal-hal

yang berkaitan dengan reaksi emosi terhadap hal-hal buruk yang dirasakan mungkin

terjadi terhadap hasil tes tersebut, termasuk disini adalah reaksi faali semisal tubuh

yang berkeringat, badan gemetar, atau jantung yang berdebar kencang baik pada saat

mempersiapkan tes maupun pada saat melakukan tes. Menurut Azwar (1987) hal

tersebut disebabkan adanya persepsi yang kuat dalam diri siswa umumnya bahwa

suatu nilai tes yang baik merupakan kesuksesan belajar, sedangkan nilai tes yang

rendah merupakan kegagalan dalam belajar. Adanya persepsi tersebut membuat siswa

menganggap bahwa nilai tes adalah satu-satunya indikator penting. Dalam suasana

hati yang cemas, siswa akan merasa ragu-ragu dalam bertindak, ada perasaan tidak

tenang, was-was dan curiga.

Beberapa ahli mengemukakan bahwa suasana cemas akan membuat individu

sulit melakukan aktivitasnya dengan baik sehingga keberhasilan akan sulit dicapai,

dan kondisi demikian akan terjadi pengalaman yang samar-samar disertai perasaan

tidak berdaya dan tidak menentu ( Lazarus, 1971).

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

Daradjat (1985) mengatakan kalau gejala-gejala kecemasan ada itu ada dua macam,

yaitu :

1. Fisik

Gejala fisik misalnya ujung-ujung jari terasa dingin, pencernaan tidak teratur,

detak jantung cepat, keringat bercucuran, tidur tidak nyenyak, nafsu makan

hilang, kepala pusing, nafas sesak dan lainya.

2. Mental.

Gejala mental antara lain rasa takut, merasa akan ditimpa bahaya, tidak bisa

memusatkan perhatian atau berkonsentrasi, perasaan tidak berdaya dan rendah

diri, hilang kepercayaan kepada diri sendiri, tidak tentram, ingin lari dari

kenyataan hidup dan lain-lain.

Bucklew (1960), mengungkapkan kalau tanda-tanda dari kecemasan terbagi menjadi

dua tingkat yaitu :

1. Tingkat psikologis, yaitu rekasi-reaksi kecemasan yang nampak pada gejala-gejala

kejiwaan, seperti misalnya :

a. Perasaan tegang

b. Bingung

c. Perasaan tidak menentu

d. Gerakan-gerakan yang tidak terarah atau tidak pasti

e. Gejala-gejala lainnya yang bercampuran

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

2. Tingkat phisiologis, reaksi-reaksi kecemasan yang sudah mempengaruhi atau

nampak pada gejala-gejala fisik, disertai dengan adanya disorganisasi proses-

proses phisiologi terutama pada fungsi-fungsi system syaraf. Reaksi-reaksi ini

kita lihat sebagai :

a. Keringat yang berlebihan

b. Sirkulasi darah yang tidak teratur

c. Jantung berdebar-debar

d. Tremor atau gemetar

e. Nausea (mual)

Sue, dkk (1986), membagi manifestasi reaksi kecemasan menjadi empat aspek

yang menunjuk kepada gejala-gejala yang mungkin dihadapi oleh pelajar saat mereka

cemas menghadapi ujian, yaitu :

1. Reaksi kognitif

Reaksi ini bervariasi dari rasa khawatir yang ringan sampai dengan rasa panik.

Reaksi ini muncul berupa kesukaran dalam berkonsentrasi, sukar membuat

keputusan dan sulit tidur.

2. Reaksi motorik

Reaksi ini berupa gelisah, melangkah tidak menentu, menekan-nekan ruas jari,

menggigit bibir dan kuku jari.

3. Reaksi somatic

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

Reaksi meliputi reaksi fisik dan biologis seperti bernafas pendek-pendek, mulut

kering, tangan dan kaki dingin, sakit perut, sering buang air kecil, pusing, jantung

berdegub kencang, tekanan darah meningkat, berkeringat, otot menegang

(khusunya pada bagian leher dan bahu).

4. Reaksi afektif

Reaksi ini berupa kekhawatiran dan gelisah.

Kecerdasan Ruhaniah Pada awalnya para ahli berpandangan bahwa kecerdasan itu hanya berkaitan

dengan kemampuan berfikir. Namun dalam perkembangan berikutnya pandangan

tersebut berangsur-angsur berubah, perubahan ini berlangsung setelah munculnya

kecerdasan majemuk atau multiple intelligence yang dirumuskan oleh Howard

Gardner. Gardner mengungkapkan multiple intelligence meliputi kecerdasan

linguistik (berkaitan dengan bahasa), kecerdasan logis-matematis (berkaitan dengan

nalar logika dan matematika), kecerdasan spasial (berkaitan dengan ruang dan

gambar), kecerdasan musikal ( berkaitan dengan musik, irama dan bunyi/suara),

kecerdasan badani-kinestetik (berkaitan dengan badan dan gerak tubuh), kecerdasan

interpersonal (berkaitan dengan hubungan antarpribadi, sosial), kecerdasan

intrapersonal (berkaitan dengan hal-hal yang sangat pribadi). Dari hal diatas dapat

diketahui bahwa kecerdasan juga meliputi kemampuan-kemampuan lain diluar

kemampuan berfikir. (Jasmine, 2007).

Aspek-aspek kecerdasan ruhaniah dalam penelitian ini dapat dilihat melalui

indikator dan ciri-ciri yang menunjukkan esensi kecerdasan ruhaniah. Menurut

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

Tasmara (2001), indikator dari kecerdasan ruhaniah adalah takwa. Dari hasil

quesioner pada peserta pelatihan yang diadakan Tasmara definisi takwa adalah

mematuhi atau mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga

penafsiran lainnya yang menunjukkan bahwa takwa merujuk pada suasana hati dalam

berhadapan dengan nilai-nilai moral, etika, halal dan haram.

Sementara pengertian takwa menurut Tasmara (2001) adalah bertanggung

jawab. Al-Muttaqqin adalah orang-orang yang bertanggung jawab berdasarkan cinta.

Dalam kaitannya dengan kecerdasan ruhaniah, pengertian takwa sebagai bentuk

tanggung jawab tersebut akan lebih aplikatif dan memiliki tolak ukur yang jelas serta

dapat dilaksanakan secara praktis ( workable), sehingga mempengaruhi prilaku

sehari-hari. Menurut Tasmara (2001), ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan

spiritual yang tinggi adalah sebagai berikut:

a. Memiliki Visi

Mereka menyadari bahwa hidup yang dijalaninya bukan kebetulan, tetapi

sebuah kesengajaan yang harus dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab

(takwa). Mereka menjadikan masa lalu sebagai pelajaran yang berharga untuk

membuat rencana yang lebih cermat. Mereka menetapkan visi berdasarkan alasan-

alasan yang bisa dipertanggung jawabkannya dan mampu menjawab alasan-alasan

atas pilihan visinya itu. Termasuk adalah persiapan yang telah dilakukan untuk

membimbing harapan tersebut. Visi merupakan pengejawantahan imajinasi kreatif

dan merupakan motivasi utama dari tindakan manusia. Menetapkan visi berarti

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

menetapkan arah kiblat yang benar-benar diyakini. Sehingga seluruh sumber daya

yang dimilikinya diarahkan dan dituangkan dalam bentuk tindakan yang

membutuhkan perencanaan.

b. Merasakan kehadiran Allah

Manusia yang bertanggung jawab dan cerdas secara ruhaniah, merasakan

kehadiran Allah dimana saja mereka berada (omnipresence-God is all there). Firman

Allah (dalam Al-Qaaf:16) yang artinya “ Sesungguhnya telah Kami ciptakan

manusia, dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan hatinya. Kami lebih dekat

kepadanya dari pada urat nadinya”. Hal ini melahirkan kecerdasan moral-spiritual

yang menumbuhkan perasaan sangat dalam (zauq). Kesadaran bahwa Allah

senantiasa bersamanya (innallaha ma’ana), merupakan bentuk fitrah manusia.

Siapapun yang meyakini merasakan kehadiran Allah, lalu menjalankan agamanya

secara rutin dan penuh rasa cinta akan memperoleh sandaran yang kuat.

c. Berzikir dan berdo’a

Zikir memberikan makna kesadaran diri cognizance (self awareness), “aku

dihadapan tuhanku”, yang kemudian mendorong dirinya secara sadar dan penuh

tanggung jawab untuk melanjutkan misi hidupnya yang dinamis yaitu memberimakna

melalui amal-amal saleh. Zikir bukan hanya sekedar ritual, tetapi sebuah awal dari

perjalanan hidup yang aktual. Do’a bukanlah sekedar hafalan tetapi sebuah ungkapan

jiwa.

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

Mereka yang cerdas secara ruhaniah menyadari bahwa do’a mempunyai

makna yang sangat mendalam bagi dirinya. Dengan do’a berarti ada rasa optimisme

yang mendalam dihati dan masih memiliki semangat untuk melihat kedepan. Ada

sesuatu yang dituju dan diharapkan. Sehingga, dengan kandungan optimisme tersebut

mereka lebih bergairah untuk menyatakan dirinya secara aktual dan lebih

bertanggung jawab dalam perjalanannya meniti ombak samudra kehidupan yang

penuh dengan godaan dan tantangan. Mengingat do’a merupakan bagian dari zikir,

dan zikir dalah keyakinan yang mendalam bahwa ia selalu dilihat oleh tuhan, maka

berdo’a tersebut, mereka merasakan dirinya sedang beraudiensi dengan tuhannya. Ia

mengadapkan seluruh wajah batinya kepada Allah dengan bersungguh-sungguh

penuh rasa rendah hati dan rasa cemas, tetapi sekaligus penuh harap. Begitu

dahsyatnya do’a yang prihati sehingga dapat mengubah takdir.

d. Memiliki kualitas sabar.

Sabar berarti terpatrinya sebuah harapan yang kuat untuk menggapai cita-cita.

Dalam kanduangan kualitas sabar, terdapat sikap yang istiqomah. Sabar berarti tidak

tergeser dari jalan yang mereka tempuh. Orang yang sabar dapat bertoleransi dengan

waktu, merka memiliki ketabahan dan daya sangat kuat untuk menerima beban, ujian

atau tantangan tanpa sedikitpun mengubah, harapan untuk menuai hasil yang

ditanamnya. Sabar dapat disetarakan dengan kecerdasan emosional, yaitu

kemampuan mengendalikan diri dalam menghadapi berbagai tekanan (stressor).

Salah satu mahkota sabar adalah sikap memaafkan.

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

e. Cenderung kepada kebaikan

Orang yang bertakwa (bertanggung jawab) adalah tipe manusia yang selalu

cenderung kepada kebaikan dan kebenaran (hanif). Mereka tidak akan membiarkan

hari-harinya berlalu begitu saja tanpa melakukan kebaikan. Bertakwa dan

bertanggung jawab berarti berupaya sekuat tenaga untuk melakukan kewajiban

(amanah) sedemikian rupa sehingga menghasilkan hasil kerja yang baik. Orang yang

memiliki nilai takwa sudah tentu terpacu untuk selalu menggali potensi diri agar

menduduki tempat terbaik atau saleh. Ada dorongan untuk menjadi yang terbaik dan

berorientasi pada amal-amal prestasi.

f. Memiliki empati

Empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami orang lain, sehingga

dapat merasakan kondisi batiniah orang lain. Empati sosial telah dipatrikan kepada

jiwa Agung Rasulullah SAW.

g. Berjiwa besar

Berjiwa besar yaitu suatu keberanian untuk memaafkan dan sekaligus

melupakan perbuatan yang pernah dilakukan oleh orang lain. Disebut berjiwa besar

karena seseorang mungkin memaafkan, tapi tidak berangkat dari hati nurani yang

tulus sehingga tidak mau melupakan. Hal ini hanyalah pemberi maaf yang bersifat

formal ritual, tidak menyetujui nilai-nilai yang paling hakiki yaitu pembersihan dan

penghapusan. Orang yang cerdas secara ruhaniah adalah mereka yang mampu

memaafkan, betapapun pedihnya kesalahan yang pernah diperbuat orang tersebut

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

pada dirinya. Dengan menghapuskan segala kendala psikologis atau mau memaafkan

dengan tulus kesalahan orang lain maka memudahkan dirinya bersama-sama dengan

orang lain membangun kualitas moral dengan lebih baik.

h. Bahagia melayani

Budaya melayani dan menolong (saluation) merupakan bagian dari citra diri

seorang muslim. Mereka sadar bahwa kesadaran dirinya tidak terlepas dari tanggung

jawab lingkungannya. Sebagai bentuk tanggung jawab tersebut mereka tunjukkan

pada sikap mereka untuk senantiasa terbuka hatinya terhadap keberadaan orang lain,

dan merasa terpanggil untuk melayani.

Hipotesis Ada hubungan negatif antara kecerdasan ruhaniah dengan kecemasan

menghadapi ujian akhir nasional. Semakin tinggi kecerdasan ruhaniah maka akan

semakin rendah kecemasannya begitu pula sebaliknya semakin rendah kecerdasan

ruhaniah maka akan semakin tinggi kecemasannya.

METODE PENELITIAN

Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Independen : Kecerdasan Ruhaniah

2. Variabel Dependen : Kecemasan Menghadapi Ujian Akhir Nasional

Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Siswa SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta,

dengan kriteria sebagai berikut :

1. Siswa kelas III

2. Usia antara 16-18 tahun

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

3. Jurusan IPA/IPS

4. Aktif mengikuti proses belajar mengajar tahun ajaran 2006/2007

Teknik pengambilan sample dipilih secara purposive sampling technique yaitu

mengambil sample dengan populasi yang telah disengaja ditentukan oleh peneliti

sesuai dengan maksud penelitian.

Metode Analisis Data Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan teknik pengolahan data uji

korelasional product moment dari Karl Pearson. Teknik tersebut dimaksudkan untuk

mengetahui hubungan antara kecerdasan ruhaniah dengan kecemasan menghadapi

ujian akhir nasional. Analisis data yang dimaksudkan adalah dengan menggunakan

fasilitas komputer program SPSS 12.0 For Windows.

Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan dengan menggunakan analisis Product Moment Karl

Pearson. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji linearitas. Bila dari uji

normalitas dan linearitas diperoleh hasil yang normal dan linear, maka pengujian analisis

Product Moment dapat dilakukan. Sebaliknya jika hasil dari uji tersebut tidak normal

dan linear maka pengujian analisis product moment tidak dapat dilakukan. Uji

normalitas dan linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows

Versi 12.0

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah variabel terdistribusi

secara normal. Uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel yaitu

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

Kecerdasan Ruhaniah dan kecemasan menghadapi ujian akhir nasional dengan

menggunakan teknik One Sample Kolmogrov-Smirnov Test.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa distribusi skor pada skala

kecerdasan ruhaniah memiliki sebaran normal, nilai KS – Z = 0.383; p = 0.999

(p>0.05). Distribusi skor pada skala kecemasan menghadapi ujian akhir nasional

memiliki sebaran normal, karena nilai KS – Z = 0.957; p = 0.319 (p>0.05).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas merupakan pengujian garis regresi antara variabel

independen dengan dependen. Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dari

sebaran titik-titik yang merupakan nilai dari variabel-variabel penelitian dapat

ditarik garis lurus yang menunjukkan sebuah hubungan linear antara variabel-

variabel tersebut. Uji linear ini menggunakan teknik Bivariation Linear. Dari hasil

perhitungan diperoleh F = 10.427 dan p = 0.004 (p<0.05) dan Deviation from

Linearity F = 0.634 dan p = 0.891. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang linear

antara skor skala kecerdasan ruhaniah dengan skor skala kecemasan menghadapi

ujian akhir nasional.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan negatif antara

kecerdasan ruhaniah dengan kecemasan menghadapi ujian akhir nasional. Uji

hipotesis ini menggunakan analisis program SPSS 12.0 for Windows.

Uji hipotesis adanya hubungan negatif antara kecerdasan ruhaniah

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

dengan kecemasan menghadapi ujian akhir nasional menggunakan analisis

Product Moment Karl Pearson karena skor skalanya memiliki sebaran yang

normal dan linear. Uji hipotesis dilakukan melalui prosedur Bivarian

Correlation, yang menunjukkan koefisien korelasi ( r ) sebesar -0.432 dengan p =

0.001 (p<0.05), maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan negatif antara

kecerdasan ruhaniah dengan kecemasan menghadapi ujian akhir nasional

diterima karena semakin tinggi kecerdasan ruhaniah maka semakin rendah

kecemasannya begitu pula sebaliknya semakin rendah kecerdasan ruhaniah maka

semakin tinggi kecemasannya.

Pembahasan

Data yang didapat dari penelitian memiliki sebaran yang normal dan

memiliki hubungan yang linier sehingga teknik analisis Correlation Product

Moment dari Karl Pearson dapat dilakukan

Hasil analisis data dengan teknik analisis Correlation Product Moment dari

Karl Pearson menunjukkan koefisien korelasi yang diperoleh ( r ) sebesar -0.432

dengan p = 0.001 (p<0.05). dari data tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan

negatif antara kecerdasan ruhaniah dengan kecemasan menghadapi ujian akhir

nasional. Artinya semakin tinggi kecerdasan ruhaniah maka semakin rendah

kecemasannya begitu pula sebaliknya semakin rendah kecerdasan ruhaniah maka

semakin tinggi kecemasannya. Maka hipotesis yang diajukan diterima.

Hasil uji linieritas kecerdasan ruhaniah dengan kecemasan diperoleh hasil F =

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

10.427 dan p = 0.004 (p<0.05) dan Deviation from Linearity F = 0.634 dan p =

0.891. Dapat dikatakan bahwa kecemasan menghadapi ujian akhir nasional memiliki

korelasi yang linier dengan kecerdasan ruhaniah.

Kontribusi kecemasan menghadapi ujian akhir nasional terhadap kecerdasan

ruhaniah adalah 18,6. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 60 siswa kelas III

SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta menunjukkan bahwa prosentase siswa yang

memiliki tingkat kecerdasan ruhaniah yang sangat tinggi sebanyak 50%, tinggi

48.3%, sedang 1.7%, rendah 0%, sangat rendah 0%. sedangkan Variabel kecemasan

menghadapi ujian nasional menunjukkan bahwa ketegori sangat tinggi sebanyak 0%,

tinggi 3.33%, sedang 46.67%, rendah 38.33%, sangat rendah 11.67%.

Hasil diatas menunjukan bahwa tingkat kecerdasan ruhaniah yang ada pada

siswa sebagian besar berada pada tingkat tinggi karena presentase analisis didominasi

oleh sebagian besar subyek dilevel sangat tinggi (50%). Sedangkan pada tingkat

kecemasan berada pada tingkat sedang karena presentase analisis didominasi oleh

sebagian besar subyek dilevel sedang (46.67%).

Siswa dalam kehidupannya selalu dituntut oleh lingkungan untuk memperoleh

nilai baik ketika mereka menghadapi tes yang kadang-kadang tanpa mereka sadari

tuntutan tersebut akan menimbulkan kecemasan pada dirinya. Daradjat (1985)

mendefenisikan rasa cemas sebagai perasaan yang tidak menentu, panik, takut tanpa

mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan

mencemaskan itu yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

(frustasi) dan pertentangan batin (konflik). Sedangkan menurut Lazarus (1971)

suasana cemas akan membuat individu sulit melakukan aktivitasnya dengan baik

sehingga keberhasilan akan sulit dicapai, dan kondisi demikian akan terjadi

pengalaman yang samar-samar disertai perasaan tidak berdaya dan tidak menentu.

Sue, dkk (1986), membagi gejala-gejala yang mungkin dihadapi oleh pelajar

saat mereka cemas menghadapi ujian ke dalam empat reaksi yaitu reaksi kognitif,

misalnya : kesukaran dalam berkonsentrasi, sukar membuat keputusan dan sulit tidur.

Rekasi motorik, misalnya : gelisah, melangkah tidak menentu, menekan-nekan ruas

jari, menggigit bibir dan kuku jari. Reaksi somatik, reaksi yang meliputi reaksi fisik

dan biologis. Reaksi afektif yang berupa kekhawatiran dan gelisah. Sedangakan

pendapat yang menggunakan sudut pandang agama Tasmara (2001) kecerdasan

ruhaniah (Transendental Intelligence), mengatakan Kecerdasan Ruhaniah merupakan

kecerdasan berpusat pada rasa cinta yang mendalam kepada Allah dan seluruh

ciptaan-Nya. Dari dua pendapat ahli di atas jika seseorang memiliki kecerdasan

ruhaniah yang tinggi maka akan memunculkan sikap tawakal yang tumbuh didalam

diri seseorang, tawakal disini adalah berserah diri kepada Allah SWT dengan

berusaha dan berdoa sehingga menimbulkan rasa bahwa segala sesuatu hanyalah

milik Allah SWT,

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan

apa bila dia berdo’a kepada-Nya dan yang menghilangkan kesusahan dan yang

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah dibumi. Apakah disamping Allah ada

tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). “(an-Naml: 62)

“Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah. Sedang dia

orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul

tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah lah kesudahan segala urusan.” (Luqman:

22).

Tasmara (2001) juga berpendapat mengibaratkan do’a adalah cahaya dan

amal adalah terang, do’a adalah jiwa sedangkaan amal adalah raganya, do’a adalah

busur dan amal adalah anak panahnya sehingga anrata do’a dan amal ikhtiar

merupakan satu paket. Do’a yang sungguh-sungguh dengan hati akan mendorong

prilaku yang positif antara hati dan prilaku itu berdirilah akal piker. Dengan

demikian, seluruh tindakan yang berada dalam hati dan prilaku manusia akan sangat

dipengaruhi oleh cara dirinya berfikir, serta hubungan emosi antara jiwa dan raga.

Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa kecerdasan ruhaniah dapat

mempengaruhi perilaku manusia antara lain emosi, cara dirinya berfikir yang salah

satunya dapat memunculkan kecemasan yang datang menjelang menghadapi ujian

akhir nasional.

Penulis berpendapat bahwa kecerdasan ruhaniah merupakan faktor yang dapat

digunakan dalam mengukur tingkat kecemasan pada siswa dalam menghadapi Ujian

Akhir Nasional.

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data penelitian dan pembahasan

yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, dengan singkat dapat

disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ada hubungan yang negatif antara

kecerdasan ruhaniah dengan kecemasan menghadapi ujian nasional

diterima . Karena yang terjadi dilapangan semakin tinggi kecerdasan

ruhaniah maka semakin semakin rendah kecemasan menghadapi ujian nasional

pada siswa kelas III SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Berdasarkan deskripsi statistik data penelitian diketahui bahwa siswa

SMU Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki kecerdasan ruhaniah yang tinggi

dan kecemasan menghadapi ujian nasional yang sedang.

Saran

Berdasarkan proses dan hasil penelitian yang ditemukan, maka ada

beberapa saran yang dapat disampaikan :

1. Saran kepada subjek penelitian

Ujian akhir nasional memang tidak mudah, kecemasan akan menyelimuti

diri setiap siswa tetapi sebaiknya siswa harus tetap memiliki perasaan yang

optimis, bertawakal dan ikhlas dalam menjalankannya serta tidak berhenti

berikhtiar untuk selalu mencoba dan berpikir positif dalam setiap usaha demi

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

mencapai sebuah tujuan, supaya dapat mamaksimalkan potensi yang ada dalam

memupuk kecerdasan ruhaniah yang mapan untuk menghadapi ujian nasional.

2. Saran kepada pihak sekolah

Pihak sekolah hendaknya lebih intensif dalam mengefektifkan bimbingan

akademik maupun non akademik kepada siswa khususnya pada siswa yang

akan menghadapi ujian nasional melalui konsultasi kepada wali kelas atau

mendatangkan psikolog pendidikan sehingga perasaan cemas dalam

menghadapi ujian nasional dapat diubah menjadi semangat dalam menyambut

ujian nasional.

3. Saran kepada peneliti selanjutnya

Penelitian sejenis ini masih perlu dilakukan dengan menambahkan

variabel yang berbeda sehingga sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya

yang tertarik. Terhadap penelitian serupa diharapkan untuk meiihat bahwa begitu

banyak variabel yang dapat mempengaruhi kecemasan menghadapi ujian

nasional.

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

Daftar Pustaka

Andes, R. 2004. Hubungan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dengan kecenderungan perilaku delinkuen pada remaja pertengahan (skripsi tidak diterbitkan). Yogyakarta. Fakultas Psikologi Dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

Arijani, E. B. 1998. Kecemasan dan Kreativitas Pada Anak-anak. Skripsi.

Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Azwar, S. 1987. Tes Prestasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bucklew, J. 1980. Paradigm for psychopatology. A countribution to case history

analysis. New York Q: JB Lippencott company. Christian, F. 1994. Perbedaan Ttingkat Kecemasan pada Remaja yang Ibunya Bekerja

danRremaja yang Ibunya Tidak Bekerja di SMPK Santo Yosef Surabaya. Indonesian Psychological Journal : Anima.

Corey, G. 1999. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : PT Refika

Aditama. Daradjat, Z. 1985. Kesehatan Mental. Jakarta : PT Gunung Agung. Dwita, A & Natalia, N. 2002. Pengaruh Musik Terhadap Kecemasan Penderita

Katarak Menjelang Operasi. Indonesian Psychological Journal : Anima Ginanjar, A. 2006. ESQ. Jakarta : Arga. Jasmine, J. 2007. mengajar berbasis multiple intelligences. Bandung : Nuansa. Jersild, A.T. 1968. The Psychology of Adolescence. New York : The Macmillan

Company. Kartono, K. 1986. Patologi Sosial 3. Gangguan-gangguan Kejiwaan. Jakarta :

Rajawali. Lazarus, R.S. 1971. Personality. Second Edition. Kogakusha Tokyo : Mc Graw Hill. Nevid, dkk. 2003. Psikologi Abnormal Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU BUDAYA DASAR JURUSAN PSIKOLOGI ...psychology.uii.ac.id/images/stories/jadwal_kuliah/naskah-publikasi... · fakultas psikologi dan ilmu budaya dasar jurusan

Sue, dkk. 1986. Understanding Abnormal Behavior. 2nd Edition. Boston Q: Houghton Mifftin Company.

Tasmara, T. 2001. Kecerdasan Ruhaniah. Jakarta : Gema Insani Press. Zohar, D & Marshall, I. 2005. Spiritual Capital. Memberdayakan SQ di dunia Bisnis.

Bandung : Mizan. Pentashih, Lajnah, 1993. Al Quran Dan Terjemahnya. Semarang : CV. Alwaah. ---------, 2006. Siswa Cemas, Dinas Pasang Target 98 Persen Lulus. Yogyakarta :

Kompas. 20-05-2006. -------, 2006. Siswa Mulai Dilanda Kecemasan Menjelang Ujian Nasional. Semarang

: Suara Merdeka. 17-04-2006.

IDENTITAS PENULIS

Nama : Ahmad Baiquni

Alamat : Jalan Kaliurang Km. 9.3

Disamping Perumahan Merapi View No 116

Sleman - Yogyakarta

No. Telepon : 08995045706