rencana strategis 2015 - 2019p3kll.litbang.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2020/...program dan...
TRANSCRIPT
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS
DAN LABORATORIUM LINGKUNGAN
RENCANA STRATEGIS
2015 - 2019
BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN INOVASI
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
2015
i
KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium
Lingkungan 2015 – 2019 ditetapkan oleh Kepala Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan
merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang ditetapkan
berdasarkan PermenLHK Nomor : P.39/MenLHK-II/2015 serta Renstra Badan Penelitian,
Pengembangan dan Inovasi 2015 -2019 yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Kepala Badan
Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Nomor : P.1/Litbang-Setbadan/2015 tentang Rencana Strategis
(Renstra) Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi tahun 2015 – 2019. Renstra ini dipengaruhi
oleh perubahan struktur organisasi Badan Penelitian Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
berdasarkan PermenLHK Nomor : P-18/MenLHK-II/2015 tentang Struktur Organisasi Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan akibat penggabungan Kementerian Lingkungan Hidup dengan
Kementerian Kehutanan.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) merupakan unit
kerja yang mengalami perubahan tugas dan fungsi, semula sebagai Pusat Sarana Pengendalian Dampak
Lingkungan menjadi pusat penelitian dan pengembangan. Berbeda dengan puslitbang lain, P3KLL juga
memiliki fungsi melaksanakan pengelolaan laboratorium rujukan dan pembinaan laboratorium daerah
serta mengembangkan metrologi dan kalibrasi lingkungan. Dengan tugas dan fungsi tersebut, Renstra
ini menjadi sangat penting artinya. Renstra ini akan menjadi pedoman dan acuan bagi unit kerja di
Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan dalam perencanaan kegiatan litbang, pengelolaan
laboratorium rujukan, pembinaan laboratorium daerah serta . pengembangan metrologi dan kalibrasi
Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan Renstra ini. Kami
berharap Renstra ini menjadi titik tolak menuju terwujudnya Puslitbang Kualitas dan Laboratorium
Lingkungan yang handal, tangguh dan dapat memberi manfaat dalam menghasilkan IPTEK kualitas
lingkungan demi kelestarian lingkungan dan hutan serta kesejahteraan masyarakat.
Tangerang Selatan, Februari 2015
Kepala Puslitbang Kualitas dan
Laboratorium Lingkungan
DR. Wahyu Marjaka, M. Eng
NIP. 19660315 199303 1 001
ii
DAFTAR ISI
HAL
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
I. PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
B. Potensi dan Permasalahan
C. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Renstra Puslitbang P3KLL
II. SASARAN YANG HENDAK DICAPAI
A. Sasaran Strategis
B. Sasaran Program
III. SASARAN DAN KINERJA UNIT KERJA
A. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan LHK, Sasaran Kegiatan dan
Indikator
B. Arah Kebijakan dan Strategi
IV. KERANGKA REGULASI
A. Kerangka Regulasi
B. Kerangka Kelembagaan
V. KERANGKA PENDANAAN
VI PENUTUP
i
ii
iii
1
1
4
12
14
14
15
17
17
18
25
25
26
27
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pencapaian Outcome PUSARPEDAL Periode 2010-2014
Tabel 2. Indikator kinerja program dan kegiatan PUSARPEDAL
Tabel 3. Posisi SDM Pusarpedal Sampai dengan Akhir Tahun 2014
Tabel 4. Profil SDM Berdasarkan tingkat Pendidikan
Tabel 5. Analisis SWOT Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan
Tabel 6. Program dan sasaran Program di KLHK
Tabel 7. Unit Kegiatan Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan pada Program
Litbang LHK
Tabel 8. Rencana Pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode pengujian
kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan) (S1.P8.K3.2.IKK.a)
Tabel 9. Kerangka Regulasi
Tabel 10. Alokasi dan Usulan Anggaran Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan
Laboratorium Lingkungan
HAL
3
5
8
8
12
15
17
22
25
27
1
I. PENDAHULUAN
A. Kondisi Umum
A.1. Pencapaian Sasaran Program dan Kegiatan Sebelumnya Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan-Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (P3KLL-KLHK) adalah suksesor dari Pusat Sarana
Pengendalian Dampak Lingkungan (PUSARPEDAL) yang merupakan salah satu unit eselon
– 2 di Kementerian Lingkungan Hidup berdasarkan Peraturan Menteri Negara LH Nomor 16
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup.
PUSARPEDAL bertanggungjawab langsung kepada Deputi Bidang Pembinaan Sarana Teknis
Lingkungan dan Peningkatan Kapasitas (Deputi VII) KLH. PUSARPEDAL dipimpin oleh
seorang Kepala Pusat, dan dalam menjalankan tupoksinya PUSARPEDAL mempunyai tugas
melaksanakan koordinasi dan pelaksanaan pemantauan kualitas lingkungan, serta pelaksanaan
kajian kualitas lingkungan, pelaksanaan fungsi teknis laboratorium rujukan dan pelayanan
pengujian dan kalibrasi serta pengembangan laboratorium lingkungan, dan penyusunan
program dan pelayanan administrasi Pusat.
Pada RPJMN ke-2 tahun 2010-2014, PUSARPEDAL mengemban tugas melaksanakan
pemantauan, penelitian dan pengembangan di bidang lingkungan hidup, melaksanakan fungsi
teknis laboratorium rujukan lingkungan, pelayanan pengujian contoh lingkungan dan kalibrasi
peralatan-peralatan laboratorium uji lingkungan dan pengembangan laboratorium lingkungan
di daerah melalui pembinaan serta penyusunan program dan administrasi. Dalam menjalankan
tugasnya PUSARPEDAL merujuk pada Visi Kementerian Lingkungan Hidup saat itu yaitu:
Terwujudnya Kementerian Lingkungan Hidup yang Handal dan Proaktif serta Berperan dalam
Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan, dengan Menekankan pada Ekonomi Hijau. Untuk
mewujudkan visi tersebut diatas, maka telah ditetapkan Misi Kementerian Lingkungan Hidup
Tahun 2010-2014 yaitu:
1) Penurunan beban pencemaran lingkungan hidup, pengendalian kerusakan Iingkungan
hidup, dan peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2) Melakukan penyusunan rancangan kebijakan, pelaksanaan koordinasi dan kemitraan,
serta penerapan tata kelola pemerintahan yang baik.
2
3) Untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian Lingkungan Hidup tersebut, maka
sesuai dengan tugas dan fungsi PUSARPEDAL, dilakukan dalam 3 (tiga) bentuk
kegiatan sebagai pernyataan misi, yaitu:
o Menyusun kebijakan pendayagunaan sarana teknis dan peningkatan kapasitas
sumber daya manusia laboratorium lingkungan dalam rangka pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
o Melakukan fungsi teknis laboratorium rujukan, kajian kualitas lingkungan,
pemantauan kualitas Iingkungan, pengembangan laboratorium serta layanan jasa
teknis pengujian dan kalibrasi.
o Melakukan koordinasi pelaksanaan pemantauan kualitas Iingkungan dan
pelaksanaan kebijakan peningkatan kapasitas laboratorium lingkungan.
Berdasarkan pernyataan misi yang telah dirumuskan, maka disusunlah tujuan dan sasaran
strategis PUSARPEDAL dan Indikator Kinerja Kegiatan. Tujuan strategis PUSARPEDAL
adalah menyediakan data pemantauan kualitas lingkungan yang dihasilkan oleh laboratorium
lingkungan yang professional dan mandiri dalam rangka peningkatan kapasitas pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup. Sasaran strategis yang akan dicapai adalah
tersedianya data pemantauan kualitas lingkungan, kajian kualitas Iingkungan, laboratorium
rujukan, dan pengujian kualitas lingkungan serta pengembangan laboratorium Iingkungan,
dalam rangka peningkatan kapasitas pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) adalah: Inventarisasi data hasil pelaksanaan dan koordinasi
pemantauan kualitas Iingkungan serta kajian kualitas Iingkungan; Pelaksanaan pengelolaan
laboratorium lingkungan rujukan dan pengujian; Pelaksanaan pengembangan dan evaluasi
laboratorium lingkungan; Layanan perkantoran PUSARPEDAL. Kegiatan Pemantauan,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di PUSARPEDAL.
Hasil capaian Outcome PUSARPEDAL sebagaimana Laporan Kinerja PUSARPEDAL, adalah
sebagai berikut
3
Tabel 1. Pencapaian Outcome PUSARPEDAL Periode 2010-2014
No. Sasaran Outcome Realisasi
Outcome
(%)
% Pencapaian
Outcome Ket.
I. Data dan Informasi atas
kualitas lingkungan media
air, udara dan bahan
berbahaya dan beracun
(B3) utanan
Data kualitas
lingkungan yang
dimanfaatkan pengguna
(IKLH, SLHD, SLHI)
dari capaian
program/kegiatan, untuk
mendukung kebijakan
pengelolaan lingkungan
hidup
Naskah Akademik
Kajian-kajian Baku
Mutu Kualitas
Lingkungan
100 100 Persentase
pencapaian
outcome
terhadap
target
100% 1. Data hasil pemantauan
kualitas air di sungai lintas
propinsi, kualitas udara &
Kebisingan di Provinsi,
kabupaten/kota
100 100
2.
Kajian Baku Mutu
Lingkungan Hidup
100
100
II. Melakukan fungsi teknis
laboratorium rujukan, kajian
kualitas lingkungan,
pemantauan kualitas
Iingkungan, pengembangan
laboratorium serta layanan
jasa teknis pengujian dan
kalibrasi
Laboratorium rujukan
Nasional dan
laboratorium rujukan
daerah untuk
mendukung kebijakan
pengelolaan lingkungan
hidup
100
100
100
100
Persentase
pencapaian
outcome
terhadap
target
100%
III. Menyusun kebijakan
pendayagunaan sarana teknis
dan peningkatan kapasitas
sumber daya manusia
laboratorium lingkungan
dalam rangka pengelolaan
sumber daya alam dan
lingkungan hidup
Meningkatnya sumber
daya manusia pengelola
laboratorium lingkungan
100 100 Persentase
pencapaian
outcome
terhadap
target
100%
Rata-rata Outcome 100 100
Setelah penggabungan Kementerian Lingkungan dengan Kementerian Kehutanan
menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), berdasarkan Peraturan
Presiden No 15 tahun 2015 dan Permen LHK Nomor 18 tahun 2015, maka PUSARPEDAL
bergabung kedalam unit eselon-1 Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK, dan berubah
nomenklatur menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan Laboratorium
Lingkungan (P3KLL). P3KLL mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengembangan dan
inovasi di bidang kualitas lingkungan dan pengelolaan laboratorium lingkungan.
4
B. Potensi dan Permasalahan
Potensi dan permasalahan yang dihadapi Pusarpedal, dapat dilihat dari sisi Internal Unit
Kerja atau kondisi saat ini dan Eksternal Unit Kerja atau kondisi di masa yang akan datang.
B.1. Kondisi Internal
1. Kekuatan (Strength) Pusarpedal
Struktur Organisasi
Kekuatan Pusarpedal ditopang dengan Struktur organisasi yang terdiri dari 4 unit eselon 3
(bidang/bagian) dan kelompok fungsional Pengendali Dampak Lingkungan (fungsional Pedal)
sesuai tantangan sektor lingkungan hidup dan laboratorium lingkungan yang memerlukan,
yaitu: 1). Bidang Pengembangan dan Evaluasi Laboratorium Lingkungan 2). Bidang
Laboratorium Rujukan dan Pengujian, 3. Bidang Pemantauan dan Kajian Kualitas Lingkungan
4). Bagian Program, Anggaran dan Administrasi Umum
Kegiatan 2010 -2014
Program dan kegiatan yang dilakukan Pusarpedal disesuaikan dengan program dan
kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renstra KLH yang dibuat secara rinci, paralel maupun
sekuensial untuk periode tahunan dimaksudkan untuk mendukung setiap tujuan strategis
PUSARPEDAL. Di dalam setiap program memiliki sejumlah kegiatan yang mempunyai
kesamaan perspektif yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya alam dan
lingkungan.
Berikut ini dijabarkan indikator kinerja untuk program dan kegiatan PUSARPEDAL
dan periode pencapaian setiap sasaran.
5
Tabel 2. Indikator kinerja program dan kegiatan PUSARPEDAL
Tujuan
Sasaran Cara Mencapai
Tujuan dan Sasaran
Indikator Kinerja
Pencapaian Sasaran
Uraian Indikator Kebijakan Program 2010
2011
2012
2013
2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tersedianya data pemantauan kualitas lingkungan yang dihasilkan oleh laboratorium lingkungan yang profesional dan mandiri
Tersedianya data
pemantauan kualita
s lingkungan
Jumlah paket data (laporan) pemantauan kualitas lingkungan (air, udara, tanah, kebisingan, deposisi asam,POP’s dan biologi)
Melaksanakan program pemantauan kualitas lingkungan nasional secara terpadu
1.Pemantauan kualitas air
Jumlah Laporan (paket data) hasil pemantauan kualitas lingkungan (air, udara, tanah, kebisingan, deposisi asam,POP’s dan biologi) terdiri :
- 336 9 (1130 paket data)
9 (1130 unit
data)
9 (1130 unit
data)
1. Jumlah unit data pemantauan kualitas air sungai prioritas di 33 Provinsi.
- 155 160 160 160
2. Jumlah laporan (unit data) pemantauan kualitas air Sungai Cisadane dan Sungai Ciliwung
- 13 8 8 8
3. Jumlah unit data pemantauan kualitas air danau, air laut dan POP’s
- 18 19 19 19
2. Pemantauan kualitas udara, kebisingan, hujan asam, timbal (Pb), pasif sampler, karakteristik logam berat.
6. Jumlah unit data pemantauan deposisi asam
- 6 16 16 16
7 Jumlah unit data) pemantauan kualitas udara ambien kontinyu
- 8 7 7 7
8. Jumlah unit data pemantauan kebisingan lingkungan
- 6 6 6 6
9. Jumlah unit data pemantauan Pb di udara ambien
- 4 - - -
10. Jumlah unit data pemantauan kualitas udara ambien disekitar pengguna briket batubara
- 3 - - -
11. Jumlah unit data pemantauan kualitas udara ambien dengan metode passive sampler.
- 1 900 900 900
12. Jumlah laporan inventarisasi gas rumah kaca
- 1 - - -
6
Tujuan
Sasaran Cara Mencapai
Tujuan dan Sasaran
Indikator Kinerja
Pencapaian Sasaran
Uraian Indikator Kebijakan Program 2010
2011
2012
2013
2014
13. Jumlah unit data Pemantauan dan pengkajian karakteristik logam berat di udara ambien
- - 8 10 10
3. Pemantauan kualitas lingkungan di industri strategis dan pertambangan
14. Jumlah unit data Pemantauan penaatan industri strategis
- - 6 6 6
Pengembangan dan evaluasi baku mutu lingkungan dan kajian kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan
Jumlah laporan kajian baku mutu lingkungan atau kajian kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan
- 3 3 - -
Tersedianya laboratorium lingkungan daerah yang kompeten
Jumlah laboratorium lingkungan daerah yang mampu melakukanpengujian parameter kualitas lingkungan
Mengembangkan jaringan laboratorium lingkungan
1. Peningkatan kemampuan personil laboratorium daerah dalam pengelolaan laboratorium lingkungan
Jumlah laboratorium lingkungan daerah yang dibina
- 9 37 40 40
2.Uji profisiensi untuk penilaian kinerja laboratorium lingkungan
Jumlah Laboratorium lingkungan yang ikut uji profisiensi
- 60 141 140 140
Tersedianya sumber daya manusia Sarpedal yang kompeten
Jumlah SDM Sarpedal yang kompeten
Meningkatkan kapasitas SDM Sarpedal yang ko mpeten
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia Sarpedal
Jumlah staf yang mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia Sarpedal
- 50 50 50 50
Tersedianya sarana dan prasarana Sarpedal yang memadai
jumlah sarana dan prasarana Sarpedal
Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana Sarpedal
Pengembangan sarana dan prasarana Sarpedal
Jumlah item Sarana dan prasarana Sarpedal
- 170 35 35 35
7
Tujuan
Sasaran Cara Mencapai
Tujuan dan Sasaran
Indikator Kinerja
Pencapaian Sasaran
Uraian Indikator Kebijakan Program 2010
2011
2012
2013
2014
Terlaksananya pengembngan metode pengujiann parameter kualitas lingkungan
Jumlah metode pengujian yang dikembangkan
Meningkatkan validitas data hasil uji parameter kualitas lingkungan.
Pengembangan metode pengujian
Jumlah metode pengujian yang dikembangkan
- 13 15 15 15
Tersedianya hasil kajian kualitas lingkungan.
Jumlah kajian kualitas lingkungan.
Meningkatkan pengelolaan kualitas lingkungan hidup
Pengembangan dan evaluasi baku mutu lingkungan dan kajian kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan
Jumlah laporan kajian baku mutu lingkungan atau kajian kebijakan pengelolaan kualitas lingkungan
- - - 3 3
Terlaksananya layanan perkantoran Sarpedal
Jumlah layanan perkantoran Sarpedal
Melaksanakan layanan perkantoran Sarpedal
Pelayanan perkantoran Sarpedal
Jumlah bulan layanan perkantoran Sarpedal
- 12 12 12 12
Penerapan Pelayanan jasa laboratorium lingkungan sesuai PNBP
Jumlah penerimaan PNBP
-
Rp.
1.1
00.0
00.0
00,-
Rp.
1.1
50.0
00.0
00,-
Rp.
1.1
50.0
00.0
00,-
Rp.
1.1
50.0
00.0
00,-
Sumber Daya Manusia
Sampai dengan akhir tahun 2014, jumlah SDM Pusarpedal secara keseluruhan sebanyak
88 orang dan belum memiliki fungsional peneliti. Meskipun demikian, dalam keterbatasan
tersebut, terdapat SDM fungsional pengendali dampak lingkungan (fungsional pedal)
berkualitas yang selain memiliki penguasaan bidang keilmuan yang mendalam, berwawasan
luas dan visioner, serta mempunyai pengalaman dalam membangun networking dan berkiprah
dalam berbagai lembaga dan kerjasama internasional. SDM fungsional pedal yang berkualitas
ini akan menjadi tulang punggung dan kekuatan yang potensial untuk meningkatkan kualitas
dan kinerja Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan ( P3KLL ).
8
Tabel 3. Posisi SDM Pusarpedal Sampai dengan Akhir Tahun 2014
No KELOMPOK PEGAWAI JUMLAH
KET ORANG %
1 Tenaga Struktural/Non
Struktural
a. Struktural 13
b. Fungsional Umum
2 Tenaga Fungsional
a. Fungsional Pedal 15
b. Peneliti
c. Calon Peneliti 0
d. Teknisi Litkayasa 0
e. Calon Teknisi Litkayasa 0
f. Pustakawan 0
g. Calon Pustakawan 0 0.00
h. Pranata Komputer 0 0.00
i. Calon Pranata Komputer 0 0.00
j. Analis Kepegawaian 0 0.00
k. Calon Analis Kepegawaian 0 0.00
l. Arsiparis 0 0.00
m. Calon Arsiparis 0 0.00
n. Pranata Humas 0 0.00
o. Calon Pranata Humas 0 0.00
p. Pranata Laboratorium 0 0.00
q. Calon Pranata Laboratorium 0 0.00
r. Fungsional Pengelola Pengadaan
Barang/Jasa 0 0.00
s. Calon Fungsional Pengelola
Pengadaan Barang/Jasa 0 0.00
3. JUMLAH PNS DAN CPNS 88
JUMLAH SELURUHNYA 88
Tabel 4. Profil SDM Berdasarkan tingkat Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah
1. SD 1
2. SMP -
3. SLTA 24
4. D3 5
5. S 1 42
6. S 2 13
7. S 3 3
Jumlah 88
9
2. Kelemahan (Weakness)
Permasalahan internal Puslitbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan ( P3KLL)
terkait dengan fleksibilitas menjawab tantangan persoalan, lingkungan hidup dari waktu ke
waktu.
1. Sumber daya manusia
Beberapa permasalahan berkaitan dengan SDM di P3KLL yaitu belum ada fungsional
peneliti, sehingga menjadi kendala dalam melaksanakan kegiatan penelitian;
pengembangan kapasitas SDM belum optimal, rasio tenaga fungsional dan administrasi
belum proporsional, lebih banyak tenaga administrasi, jumlah staf dengan pendidikan
S1 juga masih kurang. Disamping itu adanya kebijakan moratorium penerimaan
pegawai juga menjadi penyebab terhambatnya regenerasi SDM.
2. Sarana prasarana litbang
Sarana dan prasarana laboratorium untuk mendukung tugas utama P3KLL belum
optimal dan menjadi kendala dalam menghasilkan produk litbang yang efisien,
berkualitas dan berdaya saing.
3. Belum optimalnya budaya untuk membangun networking dan kerjasama baik dengan
instansi riset lain di dalam maupun luar negeri, perguruan tinggi, dan industri.
Networking penting terutama untuk mengetahui Status (state of the art) riset yang sudah
dilakukan oleh lembaga lain dan kebutuhan pengguna.
4. Diseminasi hasil kegiatan kepada pengguna belum dilakukan secara agresif sehingga
IPTEK hasil kegiatan P3KLL oleh para pihak belum dikenal dengan baik dan belum
sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh pengguna.
B.2. Kondisi Eksternal P3KLL
1. Peluang (Opportunity)
Potensi eksternal P3KLL adalah kondisi yang apabila dimanfaatkan, maka akan
mempermudah pelaksanaan aktivitas institusi.
Secara politis, keberadaan institusi Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium
Lingkungan sangat strategis. Hasil-hasil riset menjadi tumpuan untuk menentukan
arah kebijakan pembangunan lingkungan dan kehutanan ke depan. Hasil riset termasuk
publikasi ilmiah dari peneliti di Indonesia, masih jauh di bawah beberapa Negara Asia.
10
Ruang luas yang disediakan Pemerintah bagi pelaksanaan kelitbangan, tentu menjadi
basis gerak P3KLL. Hasil riset dan inovasi akan meningkatkan produktivitas sekaligus
meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. Dalam dimensi ekonomi, riset
bidang lingkungan hidup dituntut untuk mampu memberi solusi alternative
pengelolaan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumberdaya alam yang, efektif,
efisien dan ekonomis. Permasalahan lingkungan dan konflik sosial akibat yang terjadi
di Indonesia terkait distribusi sumber daya, adalah lapangan luas bagi peneliti-peneliti
sosial untuk menemukan, menawarkan dan mengimplementasikan strategi resolusi
konflik. Selain itu kemajemukan model interaksi masyarakat dan lingkungan di setiap
entitas etnis dan budaya menjadi tatangan menarik tersendiri. Inovasi menjadi kata
kunci untuk meningkatkan percepatan pengembangan teknologi dan intervensi
kebijakan. Bidang ilmu yang menjadi tantangan besar pada Renstra 2015-2019 adalah
Lingkungan dan Hukum. Persoalan lingkungan dan penegakan hukum lingkungan dan
kehutanan, saat ini menjadi lahan garapan yang luas bagi peneliti P3KLL untuk
mencari Iptek dan alternatif kebijakan yang akan mendukung pelaksanaan program
kementerian.
2. Ancaman (Threat)
Kondisi eksternal P3KLL mencakup dimensi PESTEL (Politik, Ekonomi,
Sosial, Teknologi, Environment, dan Legal), yang selalu berada dalam dimensi yang
dinamis. Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan perlu mengantisipasi
tekanan-tekanan dari unsur PESTEL yang bisa saja terjadi oleh karena kondisi
Organisasi P3KLL masih berorientasi sebagaimana pada masa Renstra 2010-2014.
Renstra Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan 2015-2019 harus
meletakkan dasar yang lebih kuat bagi bekerjanya Kelompok Peneliti (Kelti) yang
telah ada, atau mampu untuk melakukan reorganisasi/ sinkronisasi-sinkronisasi yang
baru terkait eksistensi dimensi Politik Pemerintahan kabinet kerja. Implikasi dinamika
politik yang dimaksud mau tidak mau disikapi untuk memperkuat institusi P3KLL
yang akomodatif dan responsif terhadap dinamika yang terjadi seputar isu PESTEL.
P3KLL tidak bisa hanya membatasi diri pada isu lingkungan Brown issues saja, namun
perlu membuka diri untuk menangani Green Issues yang ada.
Masalah lingkungan hidup yang disebabkan oleh berbagai macam pencemaran
dari tahun ke tahun semakin kompleks dan cenderung meningkat. Kondisi tersebut
11
tidak hanya menyebabkan menurunnya fungsi dan kualitas lingkungan tetapi juga
memberikan dampak yang serius pada kesehatan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Pencemaran lingkungan yang menonjol beberapa tahun terakhir ini
diantaranya adalah pencemaran air, pencemaran udara yang disebabkan oleh
pembuangan limbah domestik, limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun), limbah
industri dan pertambangan. Pengelolaan lingkungan hidup akan berjalan efektif
apabila didukung oleh data hasil penelitian kualitas lingkungan. Dengan demikian
P3KLL perlu menyikapi pentingnya kolaborasi antara penelitian di sektor Brown /
Green Issues.
B.3. Analisis SWOT
Berdasarkan Analisis SWOT yang diperoleh (lihat matriks), maka penguatan
kondisi P3KLL minimal adalah:
1. Pemantapan Agenda dan Struktur Organisasi
2. Pengelolaan SDM meliputi Rekruitment dan Pengembangan
3. Optimalisasi Penunjang Litbang melalui optimalisasi sarana dan prasarana
laboratorium dan kolaborasi dengan insitusi riset lainnya
4. Penguatan mekanisme kerjasama yang legitimate
5. Penguatan mekanisme dan metoda/strategi diseminasi hasil litbang agar karya
inovatif P3KLL semakin dikenal oleh masyarakat secara lebih luas.
12
Tabel 5. Analisis SWOT Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan
Strength
- Struktur Organisasi yang kuat
- Memiliki agenda Riset yang jelas (Roadmap dan RPPI)
- SDM yang berkualitas pada struktural dan fungsional.
Weakness
- Regenerasi dan penguatan SDM yang belum optimal
- Sarana dan prasarana laboratorium belum optimal
- Budaya networking lemah
- Diseminasi/pengembangan dan inovasi masih perlu mendapat porsi yang besar dalam rangka implementasi hasil penelitian
- Implementasi hasil penelitian belum memberikan porsi yang memadai terhadap pengembangan Iptek.
Opportunities
- Politik Nawacita dengan ruang Riset yang luas
- Hasil Riset Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan mulai dilirik dan dijadikan acuan
1. Pemantapan Agenda Riset yang minimal menjawab Kebutuhan Eselon I KLHK, serta seluruh stakeholder
2. Pemantapan Struktur Organisasi
1. Rekruitment/ Pengembangan SDM
2. Peningkatan/ Pengadaan Sarpras
3. Penguatan unit-unit yang menangani diseminasi, pengembangan dan inovasi
Sasaran:
Tersedianya Sintesa Hasil Penelitian dibidang: lingkungan, laboratorium dan produksi berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat.
Terfasilitasinya Pengembangan IPTEK di bidang lingkungan
Terfasilitasi Kegiatan Perencanaan Program dan Kerjasama; Evaluasi dan Diseminasi; Administrasi Umum dan Pengelolaan Sarana/Prasarana dan Perlengkapan; serta Pengelolaan Kepegawaian dan KeTata Usahaan. Threat
- Green & Brown Issues yang dinamis
- Banyak lembaga Riset ingin bermitra sehingga penggunaan SDM tidak seimbang
1. Pemantapan Struktur Organisasi
2. Penerapan Mekanisme Insentif dan Disinsentif bagi SDM yang lama atau yang baru direkruit
1. Penguatan mekanisme kerjasama yang legitimate
2. Membangun atau kerjasama dengan Institusi yang memiliki Sarpras
3. Penguatan mekanisme insentif/ disinsentif
Hasil analisis SWOT ini dapat digunakan untuk menentukan sasaran, arah kebijakan dan
regulasi pada P3KLL sebagai salah satu unit Eselon-II di bawah Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan.
C. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Renstra P3KLL
Renstra disusun dengan tujuan untuk menentukan strategi pencapaian P3KLL tahun 2015-
2019 sesuai dengan Tugas dan fungsi dengan mempertimbangkan harapan pemangku
kepentingan sesuai sumber daya yang tersedia. Manfaat penyusunan renstra adalah:
a) Agar harapan-harapan pemangku kepentingan (Eselon I KLHK, Publik, Swasta) dapat
ditampung dalam suatu perencanaan pencapaian sasaran yang komprehensif;
b) Agar tercipta sinergi diantara tingkatan unit kerja dalam mencapai sasaran kinerja;
c) Dapat menjadi dasar pengalokasian sumber daya;
d) Dapat menjadi dasar pelaporan evaluasi kegiatan yang perlu dilakukan selama 5
(lima) tahun ke depan;
13
e) Merencanakan kegiatan secara sistematis dan komprehensif agar dapat menghasilkan
IPTEK secara tepat waktu dan sesuai kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan.
14
II. SASARAN YANG HENDAK DICAPAI
A. Sasaran Strategis
Presiden Republik Indonesia telah mengarahkan visi dan misi pembangunan tahun 2015 –
2019 yang dijadikan pedoman bagi kementerian dalam merancang arah pembangunan,
sehingga tidak ada visi misi kementerian dan jajaran di bawahnya.
Visi pembangunan nasional tahun 2015 – 2019 adalah terwujudnya Indonesia yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Berdasarkan visi tersebut,
disusunlah misi yang sejalan dengan pencapaian visi antara lain:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan
negara hukum;
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara
maritim;
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera;
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing;
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional;
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Berdasarkan visi dan misi , maka dalam Renstra KLHK 2015-2019, sasaran-sasaran
yang bersifat strategis sebagai bagian upaya pencapaian dari Program Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan adalah:
(1) Meningkatnya kualitas LH dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup berada pada kisaran 66,5-68,6, angka pada tahun 2013 sebesar 63,12. Analisis
utama pembangun dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan
tutupan hutan;
(2) Meningkatnya sumbangan sektor kehutanan terhadap Produk Domestik Bruto, dengan
indikator kinerja sumbangan sektor kehutanan untuk Produk Domestik Bruto
15
Indonesia meningkat setiap tahun, dimana angka pada tahun 2013 sebesar Rp. 56,994
Trilyun berdasarkan harga berlaku dan Rp. 17,442 Trilyun sesuai harga konstan Tahun
2000. Komponen pengungkit yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik
kayu maupun non kayu (termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan eksport; dan,
(3) Meningkatnya keseimbangan ekosistem, dengan indikator kinerja derajat
keberfungsian ekosistem meningkat setiap tahun, yang merupakan agregasi berbagai
penanda (penurunan jumlah hotpsot kebakaran hutan dan lahan, peningkatan populasi
spesies terancam punah, peningkatan kawasan ekosistem esensial yang dikelola oleh
para pihak, penurunan konsumsi bahan perusak ozon, dan lain-lain).
B. Sasaran Program.
Sastra KLHK dijabarkan lagi ke dalam sasaran-sasaran program yang akan dikerjakan
pada level Eselon I KLHK melalui nomenklatur Program tertentu, sebagai berikut.
Tabel 6. Program dan sasaran Program di KLHK
PROGRAM SASARAN PROGRAM
1. Konservasi Sumberdaya alam
dan Ekosistem Peningkatan efektivitas pengelolaan hutan konservasi
dan upaya konservasi keanekaragaman hayati untuk
pemanfaatan yang berkelanjutan bagi kepentingan
ekonomi, social dan ekologi
2. Program Pengendalian DAS
dan Hutan Lindung Meningkatkan daya dukung DAS serta internalisasi
RPDAST kedalam RTRW
Meningkatkan rehabilitasi serta upaya konservasi tanah
dan air guna mengurangi lahan kritis untuk kesehatan
DAS dan perlindungan mata air pada DAS prioritas
Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Perbenihan
Tanaman Hutan guna mendukung pengurangan lahan
kritis.
Meningkatkan Kapasitas Kesatuan Pengelolaan Hutan
Lindung, guna meningkatkan keterlibatan masyarakat
Memulihkan kerusakan ekosistem perairan darat
Mewujudkan reformasi tata kelola kepemerintahan yang
baik di lingkungan Ditjen
3. Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari dan Usaha Kehutanan Meningkatnya Pengelolaan Hutan Produksi di tingkat
tapak secara lestari
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Hasil Hutan
serta Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Hutan
Produksi
Meningkatnya Produksi dan Ragam Produk Hasil Hutan
(Kayu, bukan kayu dan Jasa Lingkungan)
Meningkatnya produksi dan ekspor produk industri
kehutanan
16
4. Perhutanan Sosial dan
Kemitraan Lingkungan Meningkatnya akses masyarakat untuk mengelola hutan
melalui hutan kemasyarakatan, hutan desa, hutan
tanaman rakyat, hutan adat dan hutan rakyat serta
kemitraan
Meningkatnya kemampuan kelompok masyarakat
pengelola perhutanan sosial, hutan adat dan pelestari
lingkungan
Terselesaikannya konflik dalam pengelolaan HTR,
HKm, HD, Hutan Adat, HR dan Kemitraan
Terselesaikannya masalah tenurial dan hutan Adat
Meningkatnya indeks pengetahuan dan perilaku peduli
lingkungan dan kehutanan
Meningkatnya Jumlah Mitra yang bergerak di bidang
Lingkungan dan Kehutanan
5. Peningkatan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Meningkatnya daya saing SDM Lingkungan Hidup dan Kehutanan
6. Pengendalian Perubahan Iklim Peningkatan efektivitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta pengendalian kebakaran hutan dan lahan
7. Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Meningkatnya keamanan lingkungan hidup dan kehutanan melalui penegakan hukum
8. Penelitian dan Pengembangan LHK
Tersedianya Iptek bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung Pencapaian Sasaran Strategis Kementerian LHK
9. Planologi dan Tata Lingkungan Menjamin pencegahan dampak lingkungan terhadap kebijakan wilayah dan sector serta usaha dan kegiatan untuk menjaga daya dukung dan daya tampung
10. Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Meningkatnya kualitas udara
Meningkatnya kualitas air
Meningkatnya kualitas tutupan lahan
11 Pengelolaan Sampah, Limbah
dan B3 Meningkatnya kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan dengan berkurangnya risiko akibat paparan
B3, limbah B3, dan sampah
12 Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur Bidang
Lingkungan Hidup dan
Kehutanan
Pengawasan yang berkualitas dan peningkatan
Akuntabilitas Aparatur Bidang LHK
13 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian LHK
Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
17
III. SASARAN DAN KINERJA UNIT KERJA
A. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan LHK, Sasaran Kegiatan dan Indikator
Sasaran kegiatan dicapai melalui pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan
Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan, yang diukur melalui
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)1 yaitu:
1. Jumlah capaian paket IPTEK dan persen kemanfaatan IPTEK: Kualitas Lingkungan
(air, tanah, udara dan kebisingan) untuk IKLH; Kualitas Lingkungan untuk indeks
pembangunan berkelanjutan; dan pola konsumsi dan produksi berkelanjutan (3 Sintesa
Hasil Penelitian dan minimal 70% hasil penelitian termanfaatkan)
2. Jumlah pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode pengujian kualitas
lingkungan dan metodologi lingkungan)
3. Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di daerah pada 15
provinsi
4. Persen capaian paket pengembangan hasil penelitian meningkat setiap tahun (1 Paket
Pengembangan Iptek)
Untuk mencapai sasaran kegiatan yang diukur melalui IKK, diperlukan unit-unit
kegiatan yang ada di P3KLL sebagai aktivitas pendukung pelaksanaan kegiatan (tabel 7).
Tabel 7 Unit Kegiatan P3KLL pada Program Litbang LHK
Nama Kegiatan Kode IKK Unit Kegiatan Satker Pelaksana
Penelitian dan
Pengembangan
Kualitas
Lingkungan
dan
Pengelolaan
Laboratorium
Lingkungan
(S1.P8.K3.IK
K.a)
Pelaksanaan RPPI-10: Kualitas
Lingkungan untuk IKLH dan ISTM
Pusat Litbang
Kualitas dan
Laboratorium
Lingkungan Pelaksanaan RPPI-11: Kualitas
Lingkungan untuk IPB
Pelaksanaan RPPI-12: Pola Konsumsi
dan Produksi Berkelanjutan
Program Setter
Pelaksanaan Kajian Isu Aktual
Strategis Dan Mendesak
Penyusunan Dokumen Perencanaan
Kegiatan dan Anggaran
Penyelenggaraan Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan
1 Trilateral Meeting 27-30 April 2015
18
Nama Kegiatan Kode IKK Unit Kegiatan Satker Pelaksana
Pelaksanaan Kerjasama Penelitian,
Pengembangan dan Inovasi
Diseminasi Hasil Penelitian
Penyiapan Bahan Kebijakan Atas Data
Hasil Litbang Dan Inovasi
Pengelolaan HKI
Pengelolaan Data Dan Informasi
Litbang Dan Inovasi
Pengelolaan KHDTK
Pengelolaan Hutan Penlitian,
Arboretum, Herbarium, Persemaian
dan kebun benih, demplot
Pelaksanaan Sistem Akuntansi
Instansi Keuangan
Pelaksanaan Sistem Akuntansi BMN
Pelaksanaan Administrasi
Kepegawaian
Sertifikasi Manajemen
Pelaksanaan Tata Persuratan dan
Kearsipan
Penyelenggaraan sistem pengendalian
internal pemerintah (SPIP)
(S1.P8.K3.2.
IKK.a)
Pengelolaan Laboratorium
Lingkungan Rujukan Nasional
Pengembangan Metrologi dan
Kalibrasi
Penerimaan Negara Bukan Pajak
S1.P8.K3.2.IK
K.B)
Peningkatan Kapasitas Laboratorium
Lingkungan di Daerah
(S1.P8.K3.3.
IKK.a)
Pengembangan atau Pilot IPTEK
Kualitas Lingkungan dan Pengelolaan
Laboratorium lainnya
B. Arah Kebijakan dan Strategi
Berkenaan dengan kebijakan baru yang dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2
Tahun 2015 tentang Rencana Jangka Panjang Menengah Nasional 2015-2019; Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P. 18 /MenLHK-II/2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Permen
LHK no P.39/Menlhk-Setjen/2015 tentang Renstra KLHK Tahun 2015-2019, maka Arah
Kebijakan P3KLL telah mengalami perubahan.
P3KLL perlu menentukan arah KEBIJAKAN selama tahun 2015-2019 berdasarkan
sasaran kegiatan yang telah ditetapkan untuk menunjang Program Litbang LHK, sebagai
berikut:
19
1) Melaksanakan Penelitian dan pengembangan integrative kualitas lingkungan, guna
membantu penyediaan IPTEK inovatif dalam rangka meningkatkan kualitas
lingkungan hidup, mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup,
memperkuat kapasitas pengelolaan lingkungan hidup
2) Melaksanakan pengelolaan laboratorium rujukan nasional untuk memberikan
informasi iptek bagi kegiatan pemantauan kualitas lingkungan, penanganan kasus
lingkungan dan pengembangan metode pengujian dan kalibrasi lingkungan
3) Peningkatan kapasitas laboratorium daerah
4) Melaksanakan Pengembangan IPTEK di bidang lingkunan hidup dan kehutanan
dengan menerapkan Hasil Iptek yang telah dicapai pada wilayah KPH (Piloting dan
Kegiatan Pengembangan lainnya)
5) Melaksanakan Kegiatan Program dan Evaluasi ; Kerjasama dan Diseminasi ;
Pengembangan data dan Tindaklanjut Penelitian; dan Administrasi Umum,
Pengelolaan Sarana/Prasarana dan Perlengkapan; serta Pengelolaan Kepegawaian.
6) Mengoptimalisasikan sumber-sumber pendanaan Penelitian dan Pengembangan,
agar Program dan Kegiatan yang direncanakan dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
STRATEGI yang akan digunakan agar arah kebijakan P3KLL dapat sesuai serta
konsisten, maka strategi yang dapat dilakukan adalah:
1) Pemantapan agenda riset yang dilaksanakan melalui penyusunan Rencana Penelitian
dan Pengembangan Integratif (RPPI). RPPI merupakan penelitian terintegrasi selama 5
tahun dengan fokus pada aspek hulu hilir.
Rencana Penelitian dan Pengembangan Integratif (RPPI) diatas diharapkan pada tahun
2019 mampu untuk menjawab isu-isu lingkungan dan kehutanan
2) Melaksanakan kegiatan pengembangan antara lain melalui Pilot Iptek.
3) Menguatkan kapasitas SDM melalui diklat-diklat teknis/fungsional, serta membangun
mekanisme rekruitmen tenaga fungsional, dan redistribusi SDM peneliti. Skema
insentif/diinsentif yang menarik bagi SDM Peneliti penting untuk diformulasikan
sehingga SDM Peneliti dapat lebih fokus dan berkomitmen untuk menghasilkan Iptek
melalui institusi P3KLL.
20
a. Memperkuat Jejaring kerjasama/networking,
b. Peningkatan Sarana dan Prasarana.
c. Peningkatan Diseminasi Hasil Litbang.
Beberapa hal yang menjadi tantangan dalam melaksanakan diseminasi adalah: (i)
bagaimana proses penyampaian hasil riset bagi dunia ilmu pengetahuan dan dengan
cepat dapat menjawab kebutuhan pengguna?, (ii) Pasar bergerak dengan cepat dan
dinamis, sehinga rekomendasi praktis dan popular akan sangat bermakna dan
dibutuhkan, (iii) apakah hasil riset dapat mendatangkan keuntungan atau manfaat
ekonomi? (iv) apakah rancangan litbang untuk menghasilkan iptek, terintegrasi baik
dengan rencana diseminasi? (v) apakah nilai-nilai esensial diseminasi dihayati oleh
segenap staf P3KLL untuk kemajuan institusi?”
4) Langkah strategis yang perlu dilaksanakan dalam pengembangan kapasitas
laboratorium P3KLL adalah:
- Melaksanakan kajian kelayakan untuk pengembangan fungsi kelengkapan sebagai
laboratorium rujukan, laboratorium forensik lingkungan, laboratorium pengukuran
gas rumah kaca, dan aspek lingkungan sektor kehutanan;
- Melaksanakan evaluasi, pengujian, pengusulan kesesuaian baku mutu dengan
kondisi riil dan dampak terhadap lingkungan;
- Pelaksanaan pengembangan untuk masing-masing elemen kegiatan sesuai hasil
pengkajian;
- Pencapaian target pengembangan elemen kegiatan berdasarkan proyeksi yang
ditetapkan berdasarkan hasil pengkajian;
5) Pelaksanaan pembinaan laboratorium daerah dimaksudkan untuk mendorong dan
meningkatkan kapasitas laboratorium daerah sehingga memiliki kemampuan sebagai
laboratorium lingkungan. Prioritas utamanya adalah agar laboratorium daerah mampu
menyajikan data atau informasi berkaitan dengan status kualitas lingkungan hidup
daerah. Informasi mengenai status kualitas lingkungan hidup di daerah merupakan hak
bagi masyarakat, dan penting bagi pengambil keputusan di daerah terutama untuk
menjalankan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
21
Tantangan dalam pembinaan peningkatan kapasitas laboratorium daerah sangat
berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Peningkatan kapasitas laboratorium
daerah memerlukan kondisi ideal yang harus dipenuhi seperti ketersediaan infrastruktur
kelistrikan dan air, ketersediaan sumber daya, serta komitmen dari pengambil
keputusan baik eksekutif maupun legislatif. Target pembinaan laboratorium pengujian
daerah dalam lima tahun RPJM saat ini sudah ditetapkan, namun dalam pelaksanaannya
perlu dilakukan penajaman fokus dengan mempertimbangan sasaran nasional lain
seperti target peningkatan kualitas lingkungan di 15 DAS prioritas ataupun kualitas
udara perkotaan. Pemberian kewenangan kepada P3KLL untuk melakukan pengelolaan
atas usulan Dana Alokasi Khusus untuk pengadaan sarana dan prasarana laboratorium
daerah merupakan peluang sekaligus tantangan untuk meningkatkan prevalensi
keberhasilan pembinaan laboratorium daerah. Perubahan struktur organisasi menjadi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan secara formal telah mengurangi
jumlah pembina laboratorium daerah karena menghilangkan peran pembina tingkat
regional secara keseluruhan. Dengan kondisi seperti ini, maka perumusan langkah
strategis untuk peningkatan kapasitas laboratorium daerah menjadi hal yang krusial.
Saat ini ukuran yang dipergunakan untuk menjadi suatu laboratorium lingkungan
adalah melalui pengakuan yang diberikan apabila suatu laboratorium telah terregistrasi
di Kementerian LHK. Sedangkan untuk dapat meregistrasikan di KLHK, suatu
laboratorium harus terakreditasi terlebih dahulu dengan memenuhi persyaratan
penerapan ISO 17025 ditambah persyaratan lain yang harus dipenuhi sebagai
laboratorium penguji kualitas lingkungan. Saat ini laboratorium daerah yang telah
teregistrasi sebagai laboratorium lingkungan masih sangat terbatas jumlahnya.
Sementara data dari pelaksanaan uji profiensi laboratorium pengujian kualitas
lingkungan yang diselenggarakan oleh P3KLL menunjukkan bahwa cukup banyak
laboratorium daerah yang secara teknis mampu melakukan pengukuran dengan benar.
Implikasi dari kondisi ini adalah meski banyak laboratorium yang mampu melakukan
pengujian dengan benar, legalitas hasil pengujiannya akan menjadi perdebatan.
Langkah strategis yang perlu dijalankan agar pelaksanaan pembinaan laboratorium
daerah adalah:
- Pengembangan modul pengelolaan laboratorium lingkungan untuk daerah
- Pengembangan arsitektur laboratorium lingkungan daerah untuk efektivitas
pembinaan;
22
- Pengkajian implikasi peraturan terkait laboratorium lingkungan yang saat ini
berlaku terhadap pengembangan laboratorium lingkungan di daerah;
- Pengembangan model untuk efektivitas pencapaian target dalam pelaksanaan
DAK sarana dan prasarana laboratorium lingkungan daerah.
Tabel 8. Rencana Pengelolaan laboratorium rujukan (pengembangan metode pengujian
kualitas lingkungan dan metodologi lingkungan) (S1.P8.K3.2.IKK.a)
No. 2015 2016 2017 2018 2019
S1.P8.K3.2.IK
K.a
3 RSNI 5 RSNI 5 RSNI 5 RSNI
S1.P8.K3.2.IKK.
a1 (EK)
Kajian
pengembangan
kapasitas lab
rujukan (usulan/
tambahan
kegiatan)
Kajian
ekstensika
si fungsi
lab
pengujian
- kajian
pengemban
gan fungsi
forensik
- kajian
pengemban
gan
kemampua
n
pengukura
n gas
rumah
kaca
- identifikasi
parameter
lingkungan
dalam
sektor
kehutanan
Pengembang
an tahap
pertama lab
forensik
lingkungan;
Perekrutan
ahli forensik
lingkungan;
Pengembang
an
kemampuan
pengujian gas
rumah kaca;
Pelaksanaan
pengujian
GRK
Pengembang
an tahap II
lab forensik
lingkungan
Pelatihan ahli
foransi
lingkungan
Tahap kegiatan S1.P8.K3.2.IKK.a :
1. identifikasi regulasi dan kebutuhan metodologi pengujian dan sampling untuk pengukuran
kualitas lingkungan;
2. menyusun daftar prioritas pelaksanaan pengkajian;
3. pelaksanaan pengkajian metodologi pengujian dan atau sampling;
4. pelaporan hasil pengkajian dan usulan tindak lanjut;
5. penyusunan RSNI untuk hasil pengkajian yang memenuhi persyaratan untuk diusulkan
sebagai SNI
23
Rencana peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan sampai 2015 – 2019
Tabel 9. Peningkatan kapasitas pengembangan laboratorium lingkungan di daerah pada
15 provinsi (S1.P8.K3.2.IKK.B)
No. 2015 2016 2017 2018 2019
Peningkatan
kapasitas
pengembangan
laboratorium
lingkungan di
daerah pada 15
provinsi
(S1.P8.K3.2.IK
K.B
Pelaksanaa
pendampingan
percepatan
akreditasi 5
lab daerah
Pelaksanaa
pendampingan
percepatan
akreditasi 6 lab
daerah
Pelaksanaa
pendampingan
percepatan
akreditasi 5
lab daerah
Pelaksanaa
pendampingan
percepatan
akreditasi 5
lab daerah
Pelaksanaa
pendampingan
percepatan
akreditasi 5
lab daerah
Pengembangan
modul
pengelolaan
laboratorium
lingkungan untuk
laboratorium
daerah
(S1.P8.K3.2.I
KK.Bx
- Reevaluasi
ketersediaan
dokumen untuk
pembinaan
laboratorium
Penyusunan/r
evisi modul
pembinaan
laboratorial
daerah
Modul/
dokumen
pembinaan
laboratorial
daerah oleh
provinsi
Penyusunan/
revisi modul
pembinaan
laboratorial
daerah (2
dokumen)
Evaluasi
pelaksanaan
pembinaan 5
tahun
Pengembangan
arsitektur
laboratorium
lingkungan
daerah untuk
efektivitas
pembinaan;
(S1.P8.K3.2.I
KK.Bxx
- Identifikasi
kapasitas
laboratorial
daerah dan non
pemerintah;
Perumusan
klasifikasi
lab.lingkungan
Pelaksanaan
pembinaan
berdasarkan
klasifikasi lab
Pengukuran
hasil
pembinaan
Pelaksanaan
pembinaan
berdasarkan
klasifikasi lab
Pengukuran
hasil
pembinaan
Pelaksanaan
pembinaan
berdasarkan
klasifikasi lab
Pengukuran
hasil
pembinaan
Evaluasi
pelaksanaan
pembinaan 5
tahun Pengkajian
implikasi
peraturan terkait
laboratorium
lingkungan yang
saat ini berlaku
terhadap
pengembangan
laboratorium
lingkungan di
daerah;
(S1.P8.K3.2.I
KK.Bxxx
- - Identifikasi
kendala
pencapaian
status
laboratorium
lingkungan
daerah
Pengembanga
n kebijakan
untuk
percepatan
kompetensi
laboratorium
lingkungan
daerah
Evaluasi
efektivitas
kebijakan
pengembanga
n laboratorium
daerahpembin
aan 5 tahun
Pengembangan
model untuk
efektivitas
pencapaian
Evaluasi
usulan DAK
sarpras
labling 2016
Evaluasi
pelaksanaan
implementasi
DAK 2016
Evaluasi
pelaksanaan
implementasi
DAK 2017
Evaluasi
pelaksanaan
implementasi
DAK 2018
Evaluasi
pelaksanaan
implementasi
DAK 2019
24
target dalam
pelaksanaan
DAK sarana dan
prasarana
laboratorium
lingkungan
daerah.
(S1.P8.K3.2.I
KK.Bxxxx
Perencaan
persiapan
penyelenggaraa
n DAK 2017
Perencaan
persiapan
penyelenggara
an DAK 2018
Perencaan
persiapan
penyelengga
raan DAK
2019
Perencaan
persiapan
penyelengga
raan DAK
2020
Evaluasi
pelaksanaan
pembinaan 5
tahun
25
BAB IV
KERANGKA REGULASI
A. Kerangka Regulasi
Dalam rangka mendorong berjalannya kegiatan selama tahun 2015-2019, maka
beberapa aturan yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang
Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan, disebutkan
bahwa Penelitian dan Pengembangan Kehutanan yang selanjutnya disebut Litbang
Kehutanan adalah kegiatan yang mencakup penelitian dan pengembangan kehutanan
untuk mendukung pembangunan kehutanan. Aturan ini seharusnya direvisi dengan
mempertimbangkan masuknya kegiatan penelitian Lingkungan Hidup.
2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor:
P.39/Menlhk-Setjen/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan tahun 2015 – 2019
3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup no 06/2009 tentang Laboratorium
Lingkungan
4. Berangkat dari perubahan kelembagaan yang terjadi, serta memperhatikan aspirasi
publik yang pada akhirnya mengait dengan pelaksanaan kegiatan litbang, perlu untuk
mendorong sinkronisasi antara UU 41/1999 tentang Kehutanan dan UU 32/2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta aturan turunannya.
Lebih khusus lagi yang terkait dengan pelaksanaan penelitian atau pengembangan
inovasi
5. Kerangka regulasi yang diusulkan terkait dengan pengembangan laboratorium sebagai
berikut:
26
Tabel 9. Kerangka Regulasi tentang laboratorium lingkungan
KERANGKA REGULASI
No Jenis Regulasi yang
dibutuhkan untuk
disempurnakan
Kebutuhan
Penyempurnaan
Rekomendasi
Penyempurnaan
1 Permen No.06 tahun
2009 tentang
laboratorium lingkungan
Parameter untuk
teregistrasi sebagai
laboratorium
lingkungan sangat
minimal;
Untuk mencapai
tingkat yang
dipersyaratkan tidak
murah dan mudah;
Hasil pengujian dari
laboratorium yang
secara teknis kompeten
akan jadi
permasalahan;
Pengembangan
laboratorium bersifat
individual, tidak
mengakomodir
kebutuhan regional
atau nasional meski
setiap laboratorium
teregitrasi
pengakuannya bersifat
nasional;
Perlu ada pembedaan
strata atau level
laboratorium
didasarkan pada
kemampuan teknis dan
tujuan pengujian
kualitas lingkungan
yang dilakukan;
Fokus utama pada
kompetensi teknis,
kemudian didukung
sistem manajemen
laboratorium;
Akreditasi digunakan
sebagai persyaratan
untuk laboratorium
level tertentu;
2 Pengendalian mutu
laboratorium lingkungan
daerah dan non
pemerintah
Perlu ada pengaturan
untuk menjamin
kendali mutu lab non
pemerintah teregitrasi
lebih banyak daripada
lab pemerintah
Pembinaan diperlukan
oleh semua lab
Ada mekanisme yang
menjamin QC
laboratorium terjaga;
Terutama untuk
laboratorium yang
melakukan pengujian
untuk penaatan;
B. Kerangka Kelembagaan
Struktur Kelembagaan yang mendukung pelaksanaan Kegiatan dan Unit-unit kegiatan
P3KLL dapat dibangun untuk efektivitas pelaksanaan kegiatan dan unit-unit kegiatan yang
telah ditetapkan berdasarkan Permen LHK P.18/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
KLHK. Rancangan Struktur Organisasi Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium
27
Lingkungan diharapkan mengakomodasi struktur lama, serta memperhatikan dinamika
yang akan terjadi di masa Pemerintahan Kabinet Kerja. Perubahan organisasi harus
dilakukan karena penelitian dan pengembangan seputar lingkungan (Green Issues dan
Brown Issues) dan kehutanan akan menjadi tantangan Pusat Litbang Kualitas dan
Laboratorium Lingkungan.
28
V. KERANGKA PENDANAAN
Untuk mendukung pencapaian sasaran kegiatan dan unit-unit kegiatan, pembiayaan
utama bersumber dari APBN yang dialokasikan melalui DIPA Pusat Litbang Kualitas dan
Laboratorium Lingkungan.
Dalam rangka mendukung optimalisasi dan percepatan pencapaian sasaran renstra dan
sasaran prioritas lainnya, perlu diupayakan pula sumber pendanaan Non DIPA P3KLL
antara lain dari Kementerian lain serta melalaui kerjasama dengan lembaga dan mitra
internasional. Proyeksi kebutuhan anggaran P3KLL tahun 2015-2019 sebesar Rp 132,418
Milyar dengan rincian sebagaimana tabel 10.
Tabel 10. Alokasi dan Usulan Anggaran Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan
Laboratorium Lingkungan 2015-2019
No Program/Kegiatan Alokasi Aggaran per tahun
(Juta rupiah)
2015 2016 2017 2018 2019 Penelitian dan
Pengembangan Kualitas
Lingkungan dan
Pengelolaan Laboratorium
Lingkungan,
a. Penelitian Kualitas
lingkungan
13.8 18.1 23.5 30.5
b. Pengelolaan laboratorium
rujukan
17.9 24.5 28.0 32.0
c. Pengembangan IPTEK di
bidang kualitas lingkungan
1.0 2.4 5.5 6.5
Jumlah 26,7 32.8 45.0 57.0 69.0
29
VI. PENUTUP
Rencana Strategis (Renstra) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kualitas dan
Laboratorium Lingkungan Tahun 2015–2019 merupakan penjabaran dari Rencana
Strategis Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian LHK 2015-2019, serta menjadi
pedoman bagi komponen unit kerja di lingkup Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kualitas dan Laboratorium Lingkungan di dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
untuk periode 5 tahun ke depan. Untuk itu, Renstra Pusat Penelitian dan P3KLL ini
merupakan acuan dalam penyusunan rencana operasional tahunannya, termasuk acuan
dalam pelaksanaan evaluasi dan pelaporan capaian kinerja P3KLL tahun 2015-2019.
Keberhasilan dalam mewujudkan sasaran kegiatan dan tujuan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan perlu didukung oleh (1) komitmen
yang kuat dari semua unsur/komponen organisasi, (2) kapasitas dan kualitas SDM peneliti
yang handal, (2) konsistensi arah kegiatan litbang yang telah ditetapkan dalam Roadmap
dan RPPI (RPPI-10, RPPI-11 dan RPPI-12), serta (3) peran serta aktif unsur/komponen
manajemen Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan dalam memperkuat
dukungan kegiatan litbang termasuk dalam mengkomunikasikan dan memasarkan hasil
litbang. Reorganisasi termasuk pengadaan fungsional Peneliti serta penataan kembali
SDM Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium Lingkungan, merupakan langkah awal
yang strategis untuk meningkatkan kinerja P3KLL.
Melalui kerja keras dan kerja cerdas, sebagai cerminan etos dan budaya kerja yang
tinggi dari seluruh komponen/unsur P3KLL, maka tujuan organisasi akan dapat dicapai
dengan hasil yang lebih berkualitas. Dengan demikian peran P3KLL untuk menjadi
lembaga penyedia IPTEK lingkungan, laboratorium, dan pilihan kebijakan LHK yang
terkemuka dapat diwujudkan, dan IPTEK yang dihasilkan akan memberikan kontribusi
nyata dalam pencapaian Sasaran Strategis Kementerian LHK untuk mendukung Nawacita,
sekaligus bermuara pada terwujudnya pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan lestari
untuk kesejahteraan masyarakat secara berkeadilan.