fgd rpjmn hutan 2015-2019

7
REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Nomor IDt.5.2/07/2014 Jakarta, 7 Juli 2013 Lamp 1 (satu) berkas Perihal Undangan FGD Kajian Pembangunan Kehutanan Kepada Yth. : (daftar ter/ampir) di - Jakarta Dalam rangka menyusun reneana pembangunan kehutanan yang tertuang dalam Reneana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, kami menyusun kajian dengan topik "Peranan Sektor Kehutanan Dalam Pembangunan Nasional." Menindaklanjuti hal tersebut, kami bennaksud melaksanakan pertemuan untuk mendapatkan masukan kajian ini dalam forum diskusi terfokus atau FGD. Sehubungan dengan hal itu, kami mengharapkan kehadiran Saudara pada aeara FGD tersebut yang akan dilaksanakan pada : Hari/tanggal Kamis, 10 Juli 2014 Waktu Jam 13.00s/d selesai WIB Tempat Ruang Rapat SG 5 BAPPENAS Jl. Taman Suropati No.2 Jakarta Pusat Sebagai infonnasi mengenai reneana kegiatan tersebut, terlampir kami sampaikan TOR pelaksanaan FGD. Konfinnasi kehadiran dapat melalui telpon ke 021-3926254 daniatau email: [email protected]. Demikian disampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, diueapkan terima kasih. Tembusan Yth.: Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Bappenas Jalan Taman Suropali No.2, Jakarta 10310 Telepon : (021) 392 6254, 390 5650. Faksimili : (021) 392 6254. Situs web: www.bappenas.go.id

Upload: mohammadyunus1992

Post on 21-Nov-2015

34 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fgd

TRANSCRIPT

  • REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONALI

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    Nomor :2>~38 IDt.5.2/07/2014 Jakarta, 7 Juli 2013 Lamp 1 (satu) berkas Perihal Undangan FGD Kajian Pembangunan Kehutanan

    Kepada Yth. : (daftar ter/ampir) di

    Jakarta

    Dalam rangka menyusun reneana pembangunan kehutanan yang tertuang dalam Reneana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, kami menyusun kajian dengan topik "Peranan Sektor Kehutanan Dalam Pembangunan Nasional." Menindaklanjuti hal tersebut, kami bennaksud melaksanakan pertemuan untuk mendapatkan masukan kajian ini dalam forum diskusi terfokus atau FGD. Sehubungan dengan hal itu, kami mengharapkan kehadiran Saudara pada aeara FGD tersebut yang akan dilaksanakan pada :

    Hari/tanggal Kamis, 10 Juli 2014 Waktu Jam 13.00s/d selesai WIB Tempat Ruang Rapat SG 5 BAPPENAS

    Jl. Taman Suropati No.2 Jakarta Pusat

    Sebagai infonnasi mengenai reneana kegiatan tersebut, terlampir kami sampaikan TOR pelaksanaan FGD. Konfinnasi kehadiran dapat melalui telpon ke 021-3926254 daniatau email: [email protected].

    Demikian disampaikan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, diueapkan terima kasih.

    Tembusan Yth.: Deputi Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Bappenas

    Jalan Taman Suropali No.2, Jakarta 10310 Telepon : (021) 392 6254, 390 5650. Faksimili : (021) 392 6254. Situs web: www.bappenas.go.id

  • Lampiran Undangan No. ~b~g 1Dt.5.2/0712014

    Bappenas 1. Direktur Perencanaan Makro 2. Direktur Industri, IPTEK, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 3. Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter 4. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan 5. Direktur Alokasi Pendanaan Pembangunan 6. Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pendanaan Pembangunan 7. Direktur Evaluasi Kinetja Pembangunan Sektoral 8. Direktur Transportasi 9. Direktur Penanggulangan Kemiskinan 10. Direktur Tenaga Ketja dan Pengembangan Kesempatan Kerja 11. Direktur Analisa Peraturan Perundang-undangan 12. Direktur Kependudukan, dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

    Kementerian Kehutanan 13. Kepala Biro Perencanaan 14. Setditjen Bina Usaha Kehutanan 15. Setditjen Planologi 16. Setditjen PHKA 17. Setditjen BPDAS-PS 18. Setbadan Litbang 19. Setbadan P2SDMK 20. Direktur Bina Rencana Pemanfaatan dan Usaha Kawasan 21. Direktur Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Hutan 22. Direktur Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung 23. Direktur Bina Perhutanan Sosial

    Organisasi lainnya 24. Perwakilan BP-REDD+ 25. Hariadi K, IPB 26. Agus Setyarso, Setnas KPH 27. Wahjudi Wardojo, TNC 28. Imam Santosa, CI 29. Werner, World Bank 30. Mubariq Alunad, World Bank 31. Abetnego Tarigan, Walhi 32. Abdon Nababan, AMAN 33. Sonya Dewi, ICRAF 34. Myrna Safitri, Episterna Instiute 35. Abdul Wahid Situmorang, PGA-UNDP

  • KERANGKA ACUAN FOCUS GROUP DISCUSSION KAJIAN PERAN KEHUTANAN DALAM PEMBANGUNAN

    A. PENDAHULUAN Pada awal era orde baru, sub sektor kehutanan merupakan penyumbang terbesar dalam pendapatan Negara yang menjadi modal dasar dalam pembangunan nasional tahap berikutnya. Seiring waktu, pertumbuhan sektor lain terus bangkit sementara pengelolaan sumber daya hutan justru terus merosot. Peran sub sektor kehutanan dalam pendapatan domestik regional bruto provinsi-provinsi dengan luas kawasan hutan relatif luas terus menurun tajam dan kontribusi sub sektor kehutanan terhadap PDB nasional juga terus menurun. Berbanding terbalik dengan nilai kontribusinya, ekstraksi kayu dari hutan-hutan alam terus terjadi yang menyebabkan deforestasi dan degradasi hutan terus meningkat. Kondisi ini yang menyebabkan sektor kehutanan disebut sebagai sektor ekstraktif dengan revenue loss yang sangat tinggi. Penge/olaan hutan Indonesia yang menganut paradigma timber extraction melalui pemberian konsesi besar-besaran kepada PMA maupun PMDN dianggap telah mengesampingkan prinsip-prinsip kelestarian pengelolaan hutan (sustainable forest management/SFM). Di sisi lain, nilai hutan terus diwacanakan sebagai sesuatu yang penting, vital dan srategis. Para pakar dan kalangan akademisi dan kelompok masyarakat sipil lainya baik nasional maupun internasional berpendapat bahwa perkembagan ekonomi dan kualitas hidup manusia sangat dipengaruhi oleh kondisi hutan. Hutan mempunyai peranan penting sebagai penyangga kehidupan diantaranya dalam penyediaan bahan baku kayu untuk berbagai kepentingan, regulator dan konservasi sumber daya air, habitat bagi keanekaragam hayati, sumber genetik, dan penjaga stabilitas iklim mikro dan global. Hutan juga memiliki nHai yang sangat tinggi dalam kehidupan sosial budaya sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam konteks pembangunan nasional dan regional kekinian, sektor kehutanan memang masih menunjukan perannya, tetapi nilai kontribusinya dianggap tidak sebanding dengan luas hutan dan potensi yang dimilikinya. Pada tahun 2012 luas hutan Indonesia yang merupakan kawasan hutan adalah seluas ,128 juta hektar atau sekitar 68,25% dari total luas wilayah darat Indonesia, tetapi kontribusinya terhadap PDB pada tahun yang sarna hanya 0,67% saja. Perhitungan PDB subsektor kehutanan hanya dilihat dari komoditi primer seperti produksi kayu bulat, rotan, dan lain-lain. Formulasi perhitungan PDB sub sektor kehutanan belakang diusulkan untuk diperbaiki dengan mamasukan industry hilir serta produk jasa ekosistem seperti jasa penyerapan atau konservasi karbon, jasa penyediaan atau pengaturan air, dan lain-lain. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sub sektor kehutanan bersumber dari pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Pemanfaatan hutan diantaranya adalah pemanfaatan kawasan, pemanfaatan hasil hutan kayu, pemungutan hasH hutan kayu, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, pemungutan hasH hutan bukan kayu, dan pemanfaatan jasa lingkungan. Sementera penggunaan kawasan hutan adalah pembangunan di luar kegiatan kehutanan yang dilakukan di dalam kawasan hutan produksi dan hutan lindung misalnya adalah pertambangan. Jumlah PNPB sektor kehutanan dari sebelas pos penerimaan yang telah ditetapkan antara tahun 2008-2012 berkisar antara 1,7-3,9 trilyun per tahun. Penerimaan dari pemanfaatan yang berbasis kayu di hutan produksi merupakan pos paling dominan dalam PNBP kehutanan. Selain PNBP, sektor kehutanan juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan analisis dari Hadianto (2010), penyerapan tenaga ke~a di subsektor kehutanan cukup besar dan menempati urutan ketujuh dari keseluruhan sektor perekonomian. Sektor-sektor yang diklaim sebagai penyerap tenaga kerja adalah: (1)

  • sektor tanaman pangan 31,7% dari total tenaga ke~a di Indonesia, (2) sektor perdagangan 17,8%, sektor jasa 12.5%. (4) sektor perkebunan 5,6%, (5) sektor transportasi 5,1%, (6) sektor konstruksi 4.6%, serta (7) sektor kehutanan dan industri kehutanan 4,0%.

    Peran sektor kehutanan terhadap pembangunan kemudian mengalami perluasan cara pandang. Beberapa isu strategis yang berkembang secara global memicu perubahan terhadap penilaian kinerja pembangunan kehutanan. diantaranya adalah isu mengenai deforestasi dalam hubungannya dengan mitigasi perubahan iklim dan konflik sosial kawasan hutan. Keduanya telah menjadi "wajah" pembangunan sektor kehutanan Indonesia. Indonesia dikenal sebagai Negara dengan tingkat deforestasi tertinggi di dunia. Sementara konflik mengenai kawasan hutan baik berupa konflik hak kelola maupun konflik hak kuasa atas kawasan hutan hingga saat ini masih belum terselesaikan. Hingga saat ini luas kawasan hutan yang telah mantap secara legal hanya ,18jt hektar atau sekitar 14% dari luas kawasan hutan yang diklaim oleh Kementerian Kehutanan. Tantangan yang cukup berat, sub sektor kehutanan dipacu untuk meningkatkan kontribusinya terhadap pembangunan regional dan nasional. Di sisi lain, sektor kehutanan juga harus berupaya menekan tingkat deforestasi dan degradasi hutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di dalam dan sekitar hutan. Kompleksitas pembangunan sector kehutanan juga semakin tinggi karena permintaan untuk melakukan konversi kawasan hutan menjadi areal penggunaan lain (APL) semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya sektor-sektor berbasis lahan seperti pertanian, perkebunan, pertambangan dan infrastruktur. Maraknya konversi kawasan hutan menjadi APL serta meningkatnya ijin pinjam pakai kawasan hutan untuk pertambangan dan infrastruktur serta masih terjadinya praktek illegal logging menyebabkan tutupan lahan atau potensi tegakan (standing stock) di dalam kawasan hutan semakin berkurang dari tahun ke tahun. Kementerian Kehutanan selaku penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kehutanan sebenarnya telah menyusun beberapa scenario untuk menghadapi tangtangan ke depan. Hal ini tercermin dalam Rencana Kehutanan Tingkat Nasional yang dijabarkan dalam Rencana-rencana Kehutanan Tingkat Provinsi oleh setiap provinsi. Beberapa rencana tematik juga telah disiapkan untuk memacu beberapa kegiatan yang dianggap mampu mendongkrak kinerja pembangunan kehutanan. misalnya adalah Road Map Pembangunan Kehutanan Berbasis Hutan Tanaman Industri dan Taman Nasional, l

  • B. TUJUAN DAN SASARAN FGD Tujuan dari FGO ini adalah untuk melakukan pembahasan secara terfokus terhadap beberapa isu penting peranan sektor kehutanan dalam pembangunan di tingkat nasional dan regional untuk RPJMN 2015 - 2019.

    C. SASARAN 1. Membahas dimensi pembangunan kehutanan dari segi ekonomi. sosial dan

    lingkungan. 2. Mendefinisikan pembangunan kehutanan dalam RPJMN 2015 -2019, 3. Membahas isu-isu penting dalam pembangunan kehutanan kaitannya dengan

    peningkatan peran kehutanan terhadap pembangunan nasional dan regional; 4. Mengidentifikasi peluang-peluang baru untuk meningkatkan peran kehutanan

    terhadap pembangunan nasional dan regional; 5. Mengidentifikasi Leverage strategy sektor kehutanan pada tingkat nasional dan sub

    nasional dalam rangka meningkatkan peran subsektor kehutanan terhadap pendapatan nasional dan daerah, menekan laju deforestasi dan degradasi hutan, dan menurunkan konflik sosial kawasan hutan.

    D. KELUARAN

    Secara umum keluaran dari FOG ini diarahkan pada materi-materi pokok yang akan menjadi substansi utama dalam kajian, yaitu sebagai berikut: 1 1. Kesepahaman mengenai kerangka pembangunan kehutanan Indonesia. 2. Daftar isu-isu penting dan prirotas dalam pembangunan kehutanan. 3. Daftar peluang-peluang untuk meningkatkan peran sector kehutanan terhadap

    pembangunan nasional dan regional. 4. Arahan leverage strategy sector kehutanan yang lebih mampu mengatasi masalah

    dan mengambil peluang.

    E. MEKANISME PELAKSANAAN FGD

    Kegiatan FGO in; akan dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut: 1. Mekanisme Pelaksanaan

    Pelaksanaan FGD akan dilaksanakan secara pararel untuk masing-masing sasaran tema dengan peserta yang sama.

    2. Peserta Kegiatan Sesuai dengan tujuan FGO ini, maka peserta yang diharapkan hadir dalam FGO ini adalah para pakar kehutanan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam pengawalan pembangunan kehutanan di Indonesia dan isu-isu kehutanan yang sedang berkembang secara global.

    3. Waktu dan Tempat FGO akan dilaksanakan pada: Hari Kamis Tanggal : 10 Juli 2014 Tempat : Ruang SG 3 Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

    JI. Suropati No.2, Jakarta Pusat

    1 Hasil-hasH dari FGD akan menjadi input bagi perbaikan Iingkup dan sasaran kajian

    3

  • 4. Agenda acara Susunan acara pada kegiatan FGD ini adalah sebagai berikut: \T.i@:(1j/"' . ,:~...,. ~"11'j~~:t!"[r-1!mT"-'~~---:'~':'""~"""""";~'~'~=7':~"~'- :-:......,...~~~,~--..'i,r.~

    .. A -" . I" J.. '. .... < -,'.:'.,,, '," . . ,\ '," : ,'" .. ' ' .',.-L: .. ,~_.; ~ _'....:. ,:: ...~.J.... :.' ._.::.__...;~C_)_Jrr :.~:~~~.~~j~hLi1:il.21i~ ...J a' .:~J~.~J 13.00 - 13.15 Pembukaan dan Pengantar Basah Hernowo,

    Bappenas 13.15 - 13.45 Paparan "Peranan Sektor Kehutanan dalam

    Pembangunan Nasional" Wahjudi Wardojo, TNC

    13.45 - 14.30 Diskusi Tema 1: Defrnisi Dimensi Pembangunan Kehutanan

    Fasilitator. Reviewer dan Peserta

    14.30 -15.00 Diskusi Tema II dan III: Arah Pembangunan Kehutanan Kedepan

    Fasilitator, Reviewer dan Peserta

    15.00 -16.15 Penutupan 1

    F. PESERTA

    Bappenas 1. Direktur Perencanaan Makro 2. Direktur Industri, IPTEK, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 3. Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter 4. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan 5. Direktur Alokasi Pendanaan Pembangunan 6, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pendanaan Pembangunan 7. Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral 8. Direktur Transportasi 9. Direktur Penanggulangan Kemiskinan 10. Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja 11. Direktur Analisa Peraturan Perundang-undangan 12. Direktur Kependudukan, dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan

    Kementerian Kehutanan 13. Kepala Biro Perencanaan 14. Setditjen Bina Usaha Kehutanan 15. Setditjen Planologi 16. Setditjen PHKA 17. Setditjen BPDAS-PS 18. Setbadan Litbang 19. Setbadan P2SDMK 20. Direktur Bina Rencana Pemanfaatan dan Usaha Kawasan 21. Direktur Wilayah Pengelolaan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Hutan 22. Direktur Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung 23. Direktur Bina Perhutanan Sosial

    Organisasi lainnya 24. Perwakilan BP-REDD+

    4

  • 25. Hariadi K, IPB 26. Agus Setyarso, Setnas KPH 27. Wahjudi Wardojo, TNC 28. Imam Santosa, CI 29. Werner, World Bank 30. Mubariq Ahmad, World Bank 31. Abetnego Tarigan, Walhi 32. Abdon Nababan, AMAN 33. Sonya Dewi, ICRAF 34. Myrna Safitri, Epistema Instiute 35. Abdul Wahid Situmorang, PGA-UNDP

    5