penyusunan rpjmn 2015-2019

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 02-Jun-2018

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    1/48

    KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    Oleh:

    Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/

    Kepala Bappenas

    PENYUSUNAN

    RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

    NASIONAL RPJMN) 2015-2019

    Disampaikan dalam Musrenbang Regional

    Belitung, 13 Desember 2014

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    2/48

    OUTLINE PAPARAN

    Slide - 2

    I. PENGANTAR

    II. STRATEGI PEMBANGUNAN

    III. SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

    IV. TINDAK LANJUT

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    3/48

    I. PENGANTAR

    KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    Slide - 3

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    4/48

    DASAR HUKUM PENYUSUNAN

    RPJMN

    1. UU 25/2004 (Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional),

    Perencanaan Pembangunan Nasional menghasilkan: rencana pembangunan jangka

    panjang, jangka menengah, dan tahunan.

    2. UU No. 17/2007 (RPJPN2005-2025), dibagi dalam 4 tahap RPJMN, yaitu:

    RPJMN I 2005-2009

    RPJMN II 2010-2014

    RPJMN III 2015-2019RPJMN IV 2020-2024

    3.PP 40 tahun 2006(Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional):

    Pasal 10 ayat (2),

    Menteri menyiapkan Rancangan Awal RPJMN berdasarkan RPJPN 2005-2025,

    rancangan teknokratik dan visi, misi serta program prioritas Presiden

    Pasal 11 ayat (6)

    Rancangan Awal RPJM Nasional disampaikan kepada Presiden untuk disepakati dalam

    Sidang Kabinet sebagai pedoman penyusunan Rancangan Renstra-KL

    Slide - 4

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    5/48

    PROSES PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019

    VISI & MISI

    PRESIDEN

    MUSRENBANGNAS

    RPJMN

    *) Paling lambat 3 bulan setelah Presiden dilantik

    Sebagai Acuan

    Penyusunan

    Rancangan

    RENSTRA K/L

    Rancangan

    Teknokratik

    Ditetapkan

    dengan

    Peraturan

    Presiden *)

    Telah disusun

    oleh

    Bappenas

    Slide - 5

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    6/48

    Feb-Apr 2014

    Okt - Nov 2014

    Desember 2014

    Januari 2015

    Konsep Rancangan

    Teknokratik

    Penyusunan Rancangan RPJMN (M1

    Des)

    Penetapan RPJMN

    melalui Perpres

    (16 Jan 2015)

    Penyusunan Rancangan

    Awal RPJMN (M2 Nov)

    Penelaahan RENSTRA K/L (M1 Des)

    JADWAL PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019

    Sosialisasi dan Penjaringan

    Aspirasi Masyarakat dan

    pakar

    Penetapan Presiden Terpilih

    (Okt)

    Agustus 2014

    Penyampaian Rancangan

    Teknokratik kepada K/L

    Musrenbang Regional (6-15 Des)

    Sidang Kabinet (12 Jan)

    Rakorbangpus (25 Nov)

    Penyusunan Rancangan

    RENSTRA K/L

    Musrenbangnas (18 Des)

    Slide - 6

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    7/48

    RANCANGAN AWAL RPJMN 2015-2019

    Rancangan Awal RPJMN 2015-2019 terdiri dari: Buku I : Agenda Pembangunan Nasional

    Buku II : Agenda Pembangunan Bidang

    Buku III : Agenda Pembangunan Wilayah

    Dalam masing-masing buku telah disusun indikator-indikator pembangunan

    beserta sasarannya (berdasarkan exercisePagu Indikatif Jangka Menengah

    2015-2019)

    Telah disampaikan sebagai bahan pembahasan kepada:

    Seluruh K/L (Rakorbangpus, 25 November 2014)

    Seluruh Provinsi (Rangkaian Musrenbang Regional, 6 s/d 15 Desember

    2014)

    Rancangan Awal akan dipertajam dengan :

    Hasil finalisasi Resource envelope jangka menengah 2015-2019 (Menkeu)

    Hasil pembahasan dengan Kementerian/Lembaga dan pemerintah daerah

    Mempertimbangkan sumber pendanaan dari APBN, APBD, BUMN dan

    Swasta

    Slide - 7

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    8/48

    TRISAKTI DAN NAWACITAVISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG

    7 MISI

    Keamanan nasional yg mampu menjaga

    kedaulatan wilayah, menopang

    kemandirian ekonomi dg mengamankan

    SD maritim, dan mencerminkan

    kepribadian Indonesia sebagai negarakepulauan.

    Masyarakat maju,

    berkeimbangan

    dan demokratis

    berlandaskan

    negara hukum.

    Politik LN bebas

    aktif dan

    memperkuat jati

    diri sebagai

    negara maritim

    Kualitas hidup

    manusian Indonesia

    yg tinggi, maju dan

    sejahtera

    Bangsa berdaya

    saing

    Indonesia menjadi negara

    maritim yg mandiri, maju,

    kuat dan berbasiskan

    kepentingan nasional

    Masyarakat yg

    berkepribadian

    dalam

    kebudayaan.

    NAWACITA 9 agenda prioritas

    Akan

    menghadirkan

    kembali negara

    untuk melindungi

    segenap bangsa

    dan memberi rasa

    aman pada seluruh

    WN

    Akan membuat

    Pemerintah tidak

    absen dg

    memba-ngun

    tata kelola Pem.

    yg bersih,

    efektif, demo-

    kratis dan

    terpercaya

    Akan membangun

    Indonesia dari

    pinggiran dg

    memperkuat

    daerah-daerah dan

    desa dlm kerangka

    Negara Kesatuan

    Akan menolak

    Negara lemah

    dengan

    melalukan

    reformasi sistem

    penegakan

    hukum yang

    bebas korupsi,

    bermartabat dan

    terpercaya.

    Akan mening-katkan

    kuali-tas hidup

    manusia Indonesia

    melalui: Indonesia

    Pintar, Indonesia

    Sehat, Indonesia

    Kerja dan Indonesia

    Sejahtera

    Akan mening-

    katkan

    produktivitas

    rakyat dan daya

    saing di pasar

    internasional

    Akan

    mewujudkan

    kemandirian

    ekonomi dg

    menggerak-kan

    sektor-sektor

    strategis

    ekonomi

    domestik

    Akan

    melakuka

    n revolusi

    karakter

    bangsa

    Akan memper-

    teguh Kebhi-

    nekaan dan

    memperkuat

    restorasi sosial.

    BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK

    (12 program aksi-115 prioritas utama)

    BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI

    (16 program aksi)

    BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG

    KEBUDAYAAN (3 program aksi)

    1.Membangun

    wibawa politik

    LN dan

    mereposisi

    peran

    Indonesia

    dalam isu-isu

    global (4)

    2.Menguatkan

    sistem

    pertahanan

    negara (4)

    3.Membangun

    politik

    keamanan dan

    ketertiban

    masyarakat (8)

    4.Mewujudkan

    profesionalitas

    intelijen negara

    (7)

    5. Membangun

    keterbukaan

    informasi dan

    komunikasi

    publik (7)

    6.Mereformasi

    sistem dan

    kelembagaan

    demokrasi (6)

    7.Memperkuat

    politik

    desentralisasi

    dan otda (11)

    8.Mendedikasikan

    diri untuk

    memberdayakan

    desa (8)

    9. Melindungi dan

    memajukan hak-

    hak masyarakat

    adat (6)

    10. Pemberda-

    yaan Perempuan

    dalam politik dan

    pembangunan

    (7)

    11. Mewujudkan

    sistem dan

    penegakan

    hukum yang

    berkeadilan (42)

    12. Menjalankan

    reformasi

    birokrasi dan

    pelayanan publik

    (5)

    1.Dedikasikanpembangunan kualitas

    SDM2.Membangun ke-

    daulatan pangan

    berbasis agribisniskerakyatan

    3.Mendedikasikan

    program u/ mem-

    bangun daulat energiberbasis kepentingannas.

    4.Untuk pengua-saan

    SDA melalui 7 langkah& mem-bangun

    regulasi mewajibkanCSR &/atau saham u/masyarakat lokal/

    sekitar tambang,penguatan kapa-sitaspengusaha nasional

    (trmsuk penambangrakyat) dlm penge-

    lolaan tambangberkelanjutan.

    5. Membangun

    pemberdayaa

    n buruh

    6.Membangun

    sektor

    keuangan

    berbasis

    nasional

    7.Penguatan

    investasi

    domestik

    8.Membangun

    penguatan

    kapasitas

    fiskal negara

    9.Membangun

    infrastruktur

    10. Membangun

    ekonomi maritim

    11. Penguatan

    sektor

    kehutanan

    12. Membangun

    tata ruang dan

    lingkungan

    berkelanjutan

    13.Membangun

    perimbangan

    pembangunan

    kawasan

    14.Membangun

    karakter dan

    potensi wisata

    15.Mengembangk

    an kapasitas

    perdagangan

    nasional

    16.Pengembanga

    n industri

    manufaktur

    1. Berkomitmen

    mewujudkan

    pendidikan sbg

    pembentuk

    karakter bangsa

    2. Akan

    memperteguh

    kebhinekaan

    Indonesia dan

    memperkuat

    restorasi

    sosial

    3. Akan

    memban

    gun jiwa

    bangsa

    melalui

    pemberd

    ayaan

    pemuda

    dan olah

    raga

    Slide - 8

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    9/48

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    10/48

    II. STRATEGI PEMBANGUNAN

    KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    Slide - 10

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    11/48

    DIMENSI PEMBANGUNANMANUSIA

    Pendidikan

    Kesehatan

    Perumahan

    DIMENSI PEMBANGUNANSEKTOR UNGGULAN

    Kedaulatan Pangan

    Kedaulatan Energi &Ketenagalistrikan

    Kemaritiman

    Pariwisata dan Industri

    DIMENSI PEMERATAAN

    & KEWILAYAHAN

    Membangun untuk manusia danmasyarakat

    Mewujudkan pertumbuhan ekonomi,

    pembangunan sosial dan

    pembangunan ekologi yang

    berkelanjutan

    NORMA PEMBANGUNAN KABINET KERJA

    3 DIMENSI PEMBANGUNAN

    STRATEGI PEMBANGUNAN

    QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA

    Memulihkan dan menjaga keseimbangan

    antarsektor, antarwilayah dan

    antarkelompok sosial dalam

    pembangunan

    Mewujudkan perekonomian yang inklusif,

    berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi,

    dan keunggulan sumber daya manusia

    AntarkelompokPendapatan

    Antarwilayah

    KONDISI PERLU

    Kepastian dan

    Penegakan HukumKeamanan dan

    KetertibanPolitik & Demokrasi Tata Kelola & RB

    Slide - 11

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    12/48

    III. SASARAN DAN ARAH KEBIJAKAN

    KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    Slide - 12

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    13/48

    SASARAN POKOK RPJMN 2015-2019 (1)

    1. SASARAN MAKRO;

    2. SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT;

    3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN;

    4. SASARAN DIMENSI PEMERATAAN; DAN5. SASARAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN ANTARWILAYAH;

    6. SASARAN POLHUKHANKAM.

    Slide - 13

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    14/48

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    15/48

    DISTRIBUSI NILAI PDRBMENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2013

    (atas dasar harga berlaku)

    Sumber: BPS, 2014

    WILAYAH PertanianPertambangan

    & Penggalian

    Industri

    Pengolahan

    Listrik,Gas, &

    Air

    Bersih

    KontruksiPerdagangan,

    Hotel &

    Restoran

    Pengangkutan

    & Komunikasi

    Keuangan,Real Estate,

    & Jasa

    Perusahaan

    Jasa

    Lainnya

    Sumatera 21.22 15.03 19.34 0.55 7.15 15.94 6.98 4.78 8.99

    Jawa 10.03 1.22 27.01 1.63 6.70 24.41 8.03 10.88 10.10

    Bali Nusa Tenggara 23.44 5.87 5.72 1.28 6.43 23.64 10.51 5.98 17.13

    Kalimantan 12.35 31.82 19.77 0.38 4.99 13.42 5.79 4.20 7.28

    Sulawesi 26.27 5.87 9.39 0.84 8.10 16.74 8.39 7.14 17.26

    Maluku 14.21 29.56 18.65 0.25 9.41 9.44 6.12 2.83 9.51

    Jawa 10.03 1.22 27.01 1.63 6.70 24.41 8.03 10.88 10.10

    Luar Jawa 19.74 17.65 17.43 0.58 6.89 15.64 7.07 4.90 10.11

    Kawasan Barat

    Indonesia13.34 5.17 24.53 1.32 6.81 22.06 7.83 9.07 9.86

    Kawasan Timur

    Indonesia16.65 21.07 14.94 0.61 6.54 15.24 7.17 5.06 11.56

    Slide - 15

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    16/48

    Indikator 2014(Baseline) 2019

    Kependudukan dan Keluarga Berencana

    Rata-rata Laju Pertumbuhan

    Penduduk

    1,49%/tahun

    (2000-2010)

    1,19%/tahun

    (2010-2020)

    Angka kelahiran total (Total

    Fertility Rate/TFR)

    2,6 (2012) 2,3

    Pendidikan

    Rata-rata lama sekolah penduduk

    usia diatas 15 tahun

    8,1 (tahun)* 8,8 (tahun)

    Rata-rata angka melek aksara

    penduduk usia di atas 15 tahun

    94,1%* 96,1 (%)

    Prodi perguruan tinggi minimal

    berakreditasi B

    50,4%* 68,4 (%)

    Persentase SD/MI berakreditasi

    minimal B

    68,7%* 84,2%

    Persentase SMP/MTs

    berakreditasi minimal B

    62,5%* 81,0%

    Persentase SMA/MA

    berakreditasi minimal B

    73,5%* 84,6%

    Pesentase Kompetensi KeahlianSMK berakreditasi minimal B

    48,2%* 65,0%

    *2013 **2009 *** 2012 Slide - 16

    2. SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT

    Arah Kebijakan

    Kependudukan

    1.Penguatan dan pemaduan kebijakan

    pelayanan KB dan kesehatan reproduksi

    2.Peningkatan jumlah dan penguatan

    kapasitas tenaga lapangan KB, tenaga

    kesehatan pelayanan KB, dan penguatan

    lembaga di tingkat masyarakat

    3.Peningkatan pelayanan KB denganpenggunaan metode kontrasepsi jangka

    panjang

    Pendidikan

    1.Melanjutkan upaya untuk memenuhi hak

    seluruh penduduk mendapatkan layanan

    pendidikan dasar berkualitas

    2.Meningkatkan akses Pendidikan Menengah

    yang berkualitas

    3.Memperkuat peran swasta dalam

    menyediakan layanan pendidikan menengah

    yang berkualitas

    4.Meningkatkan relevansi pendidikan

    kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja

    5.Meningkatkan akses terhadap layanan

    pendidikan dan pelatihan keterampilan

    6.Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

    Kependudukan & KB, Pendidikan

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    17/48

    No Indikator2014

    (Baseline)

    2019

    1 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat

    1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 359

    (SDKI 2012)

    306

    2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 (2012/2013) 24

    3. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak

    balita (persen)

    19,6 (2013) 17

    4. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) anak

    baduta (persen)

    32,9 (2013) 28

    2 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

    1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245

    2. Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,43 (2013)

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    18/48

    INDIKATOR2014

    (baseline)2019

    Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan

    - Padi (Juta Ton) 69,9 82,0

    - Jagung (Juta Ton) 18,6 23,4

    - Kedelai (Juta Ton) 0,89 1,02

    - Gula (Juta Ton) 2,8 3,4

    - Daging Sapi (Ribu Ton) 395,1 459,9

    - Produksi perikanan (juta ton) 24,9 40-50

    Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi:

    - Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi

    air permukaan , air tanah dan rawa (juta ha) 8,9 9,89

    - Rehabililtasi jariangan irigasi permukaan, air

    tanah dan rawa (juta ha) 2,71 3,01

    - Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak

    (ribu ha)189,75 304,75

    - Pembangunan waduk)* 21 49

    Slide - 18

    3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

    ARAH KEBIJAKAN:

    1.Peningkatan ketersediaan pangan melalui

    penguatan kapasitas produksi DN: Padi: (i)

    penyelesaian pengamanan lahan berkelanjutan

    (menahan konversi sawah) dan perluasan sawah

    baru 1 juta ha dan jaringan irigasi; (ii) revitalisasi

    penyuluhan dan sistem perbenihan-1.000 desa

    berdaulat benih dan 1.000 desa pertanian organik;

    (iv) bank untuk pertanian-UKM-Koperasi; Produkperikanan: 40 juta ton (ikan dll)**

    2.Peningkatan aksesibilitas masyarakat

    terhadap pangan: (i) pembangunan gudang dg

    fasilitas pasca panen; pengendalian impor melalui

    pemberantasan mafia impor; (ii) penguatan

    cadangan pangan dan stabilisasi harga pangan; (iii)

    pengembangan sistem logistik ikan.

    3.Meningkatkan perbaikan kualitas konsumsipangan dan gizi masyarakat: (i) konsumsi

    protein: telur, ikan, dan daging, sayur dan buah; (ii)

    penggunaan pangan lokal non beras .

    4.Mitigasi gangguan terhadap kedaulatan

    pangan: (i) benih adaptif perubahan iklim, sekolah

    iklim dan asuransi pertanian.CACATAN:Untuk 3 tahun pertama: fokus pada swasembada padi. Untuk kedele

    fokus pada konsumsi DN utamanya untuk tahu dan tempe; Gula, dagingsapi dan garam fokus pada pemenuhan konsumsi rumah tangga.

    Kedaulatan Pangan

    * Kumulatif 5 tahun

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    19/48

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    20/48

    INDIKATOR2014

    (baseline) 2019*

    Peningkatan Produksi SD Energi:

    - Minyak Bumi (ribu BM/hari) 818 700

    - Gas Bumi (ribu SBM/hari) 1.224 1.295

    - Batubara (Juta Ton) 397 442

    Penggunaan DN (DMO):

    - Gas bumi DN 53% 64%

    - Batubara DN 24% 60%

    Regasifikasi onshore (unit) - 6

    Pembangunan FSRU (unit) 2 3

    Jaringan pipa gas (km) 11.960 17.960

    Pembangunan SPBG (unit) 40 118

    Jaringan gas kota (sambungan

    rumah)200 ribu 1 jt

    Pembangunan kilang baru (unit) - 2

    Slide - 20

    ARAH KEBIJAKAN:

    1.Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas

    dan batubara): lapangan baru, IOR/EOR,

    pengembangan gas non konvensional (shale gas dan

    CBM).

    2.Meningkatkan Cadangan Penyangga dan Operasional

    Energi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaan

    kontrak jangka menengah dan panjang untuk SD energi.

    3.Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalambauran energi: (i) insentif dan harga yang tepat; (ii)

    pemanfaatan bahan bakar nabati.

    4.Meningkatkan Aksesibilitas: (i) mendorong

    penggunaan SD energi utk penggunaan setempat; (ii)

    pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG.

    5.Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i)

    pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan utk

    teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii)peningkatan peran perusahaan layanan energi (ESCO).

    6.Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih

    transparan dan tepat sasaran

    7.Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA

    (kelistrikan)

    * Dengan badan usaha

    3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

    Kedaulatan Energi

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    21/48

    KEDAULATAN ENERGI

    Slide - 21

    BAPPENAS : KOORDINASI

    PERENCANAAN

    MENKO : KOORDINASI

    PELAKSANAAN

    KEDAULATAN

    ENERGI

    Pembangunankilang migas

    Tata kelola ygefektif & efisienindustri migasdan energi (a.l

    kontrakpembelian

    minyak jangkamenengah)

    PercepatanPembangunan

    Pembangkit listrikdan peningkatanPenggunaan Batubara dan Gas utkproduksi Listrik

    Realokasisubsidi BBM ke

    biofuel

    Pengembanganenergi baru &

    terbarukan

    Iklim investasimigas ygkondusif

    PengalihanTransportasi

    berbasis BBMke gas

    (percepatanPembangunanSPBG)

    Sistem fiskal ygflexibel

    Peningkatanproduksi minyak

    bumimemperpanjangu

    sia sumur2 tuadan Pengendalian

    impor minyak

    Kemen ESDM;

    Kemen Perhubungan

    Kemen Perindustrian

    Kemen ESDM;

    Kemen BUMN

    Kemen ESDM;

    Kemen BUMN;

    SKK Migas

    Pertamina, PLN, PGN

    Kemen ESDM;

    Kemen BUMN;

    PLN; PGN

    Kemen ESDM;

    Kemen Keuangan

    Kemen BUMN

    Kementan

    Kemen ESDM;

    Kemen BUMN; Kemen Ristek

    Kemen Keuangan;

    Kemen ESDM;

    Kemen BUMN

    Kemen ESDM;Kemen BUMN;

    Kemendag;

    Pertamina

    Kemen ESDM;

    Kemen Keuangan;

    Pemda

    Peningkatankapasitas

    tangki/minyakmentah, BBM,

    dan LPGKemen ESDM;

    Pertamina

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    22/48

    INDIKATOR

    2014

    (BASELINE) 2019

    Memperkuat Jatidiri sebagai negara Maritim

    Penyelesaian pencatatan/deposit

    pulau-pulau kecil ke PBB13.466

    17.466

    (Selesai th 2017)

    Penyelesaian batas maritim antar

    negara1 negara 9 negara

    Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar Meningkatnya ketaatan pelaku

    perikanan52% 87%

    Membangun Konektivitas Nasional:

    Pengembangan pelabuhan untuk

    menunjang tol laut-- 24

    Pengembangan pelabuhan

    penyeberangan210 270

    Pembangunan kapal perintis 15 unit 76 unit

    Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan

    Produksi hasil perikanan (juta ton ) 22,4 40-50

    Pengembangan pelabuhan perikanan 21 unit 23 unit

    Peningkatan luas kawasan konservasilaut

    15,7 juta ha 20 juta ha

    Slide - 22

    ARAH KEBIJAKAN:

    1. Penyelesaian tata batas dan batas landas

    kontinen di luar 200 mil laut, serta penamaan

    pulau2 dan pendaftarannya;

    2. Pengaturan dan pengendalian ALKI;

    3. Penguatan lembaga pengawasan laut;

    4. Peningkatan Koordinasi Dalam Penanganan

    Pelanggaran Tindak Pidana;5. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi

    multimoda;

    6. Melakukan upaya keseimbangan antara

    transportasi yang berorientasi nasional dengan

    transportasi yang berorientasi lokal dan

    kewilayahan;

    7. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan;8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas,

    daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan

    laut;

    9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari serta

    penguatan SDM dan Iptek kelautan;

    10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan

    serta masyarakat pesisir

    3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

    Maritim dan Kelautan

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    23/48

    PEMBANGUNAN KEMARITIMAN

    BAPPENAS : KOORDINASI

    PERENCANAAN

    MENKO : KOORDINASI

    PELAKSANAAN

    PEMBANGUNAN

    KEMARITIMAN

    Peningkatankapasitas dan

    pemberian aksesterhadap sumbermodal, sarana

    produksi,infrastruktur,teknologi dan

    pasar

    Pembangunan100 sentra

    perikanan sbgtempat

    pelelangan ikanterpadu dan

    pembangunan 24pelabuhanstrategis

    Pemberantasanillegal,

    unregulateddan unreported

    fishing (IIU)

    Mengurangiintensitas

    penangkapan dikawasan

    overfishing

    sesuai bataskelestarian

    Penguatankeamanan laut,

    daerahperbatasan dan

    pengamanan

    SDA dan ZEE

    Peningkatan luaskawasan konservasi

    perairan berkelanjutan(17 juta ha) dan

    penambahan kawasankonservasi 700 ha dan

    rehab. Kerusakan

    lingkungan pesisir &laut

    Penerapan bestaqua-culture

    practicesuntukkomoditas-komoditasunggulan

    Mendesain tataruang wilayahpesisir dan lautan

    yg mendukungkinerja

    pembangunanmaritim dan

    perikanan

    Peningkatanproduksi

    perikanan duakali lipat (40-50

    juta ton pertahun pada thn

    2019

    Kemen KP;

    Kemen Ristek DIKTI

    Kemen KP; Kemen Koperasi UKM; Kemen PU; Kemen Hub;

    Kemen Ristek DIKTI; Kemen Perdagangan; Perbankan; Pemda

    Kemen KP; Kemen Hub

    Kemen BUMN;

    Pemda

    Kemen KP;POLRI;

    Kemen Hukum HAM;

    Pemda

    Kemen KP;

    Pemda

    Kemen Han

    Kemen KP;

    Kemen Dagri;

    KemenLu.

    Kemen KP;

    Kemen Agraria & TTR;

    Pemda

    Kemen KP

    Kemen KP;

    Kemen LH & Hut;

    Pemda

    Slide - 23

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    24/48

    INDIKATOR2014

    (Baseline)2019

    Pariwisata

    Kontribusi terhadap PDB

    Nasional

    4,2% 8 %

    Wisatawan Mancanegara

    (Orang)

    9 juta 20 juta

    Wisatawan Nusantara

    (Kunjungan)

    250 juta 275 juta

    Devisa (triliun rupiah) 120 260

    Industri

    Sasaran Pertumbuhan:

    Industri (%) 4,7 8.8

    Kontribusi dalam PDB 20,7% 21,6%

    Penambahan jumlah Industri

    skala menengah dan besar- 9.000 unit*

    Slide - 24

    ARAH KEBIJAKAN:

    1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkan

    sebanyak mungkin wisatawan manca negara dan

    mendorong peningkatan wisatawan nusantara

    2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkan

    daya tarik daerah tujuan wisata sehingga

    berdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri

    3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkan

    partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata

    nasional serta meningkatkan keragaman dan daya

    saing produk / jasa pariwisata nasional di setiap

    destinasi periwisata yang menjdai fokus

    pemasaran

    4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata:

    membangun sumber daya manusia pariwisata

    serta organisasi kepariwisataan nasional5. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar

    Pulau Jawa

    6. Penumbuhan Populasi Industri dengan

    menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha

    7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (Nilai

    Ekspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)

    3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

    Pariwisata dan Industri

    * Kumulatif 5 tahun

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    25/48

    PEMBANGUNAN KARAKTER DAN POTENSI PARIWISATA

    Slide - 25

    BAPPENAS : KOORDINASI

    PERENCANAAN

    MENKO : KOORDINASI

    PELAKSANAAN

    PEMBANGUNANKARAKTER

    DAN POTENSIPARIWISATA

    PercepatanPembangunanAkses

    Transportasi PercepatanPembangunan

    Akses Informasidan Komunikasi

    PeningkatanInfrastruktur

    PengembanganBudaya Lokal

    PercepatanPengembangan

    danPengelolaan

    KawasanPariwisata(intersullar

    tourism)

    PeningkatanKualitas SDMMasyarakat

    Lokal /SekitarObjek Wisata

    PengembanganEkonomi KreatifBerbasis padaEco-tourism

    Keterlibatan

    MasyarakatLokal dalamPengelolaan

    LokasiPariwisata

    KebijakanAnggaran

    PembangunanPariwisata

    PeningkatanJumlah Investor

    Nasional

    Kemen Pariwisata;

    Pemda

    Kemen Pariwisata; Kemen PU;

    Kemen Perhubungan; Kemen BUMN; Pemda

    Kemen Pariwisata;

    Kemen Kominfo;

    Pemda

    Kemen Pariwisata;

    Kemen BUMN;

    Pemda

    Kemen Pariwisata;

    Kemen Budaya Dikdasmen;

    Pemda

    Kemen Pariwisata;

    Kemen Keuangan;

    Pemda

    Kemen Pariwisata;

    Pemda

    Kemen Koperasi &UKM;

    Kemen Pariwisata;

    Badan Pengembangan Ekonomi Kreatif;

    Pemda;

    Kemen Pariwisata;

    Kemen Budaya Dikdasmen;

    Pemda

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    26/48

    Indikator2014

    (Baseline)2019

    Ketahanan Air

    Kapasitas air baku nasional 51,44 m3/det 118,6 m3/det

    Pembangunan Waduk* 21 waduk 49 waduk

    Ketersedian air irigasi yang bersumber

    dari waduk

    11% 20%

    Infrastruktur Dasar dan Konektivitas

    Rasio elektrifikasi 81,5% 100%

    Konsumsi Listrik Perkapita 843KWh 1.200KWh

    Akses Air Minum Layak 70 % 100%

    Akses Sanitasi Layak 60,5 % 100%

    Kondisi mantap jalan nasional 94 % 99 %

    Pengembangan jalan nasional 38.570 km 46.770 km

    Pembangunan jalan baru * 1.028 km 2.650 km

    Pengembangan jalan tol * 260 km 1.000 km

    panjang jalur kereta api 5.434 km 8.692 km

    Pengembangan pelabuhan 278 450

    Dwelling Time Pelabuhan 6-7 hari 3-4 hari

    Jumlah bandara 237 252

    On-time Performance penerbangan 75% 95 %

    Kab/Kota yang dijangkau Broadband 82% 100%

    Jumlah Dermaga Penyeberangan 210 270

    Pangsa Pasar Angkutan Umum

    Perkotaan

    23% 32%

    Slide - 26

    ARAH KEBIJAKAN:

    1. Menjamin ketahanan sumber daya air domestik

    melalui optimalisasi bauran sumber daya air

    domestik

    2. Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang

    dilakukan di tingkat nasional, provinsi,

    kabupaten/kota, dan masyarakat

    3. Mempercepat pembangunan transportasi dengan

    penguatan industri nasional untuk mendukung

    Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas

    nasional dalam kerangka mendukung kerjasama

    regional dan global.

    4. Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Jaringan Jalan

    Kota.

    5. Mengoptimalisasi pemanfaatan spektrum frekuensi

    radio dan orbit satelit sebagai sumber daya terbatas.

    6. Mendorong pembangunan fixed/wireline broadbandtermasuk di daerah perbatasan negara.

    7. Mendorong tingkat literasi dan inovasi TIK.

    8. Meningkatkan peranan Energi Baru Terbarukan

    dalam Bauran Energi

    9. Meningkatkan Aksesibilitas Energi

    3. SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

    Ketahanan Air, Infrastruktur Dasar, dan Konektivitas

    *) Kumulatif 5 Tahun

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    27/48

    RASIO ELEKTRIFIKASI DAN ENERGI

    YANG DIKONSUMSI PER KAPITA TAHUN 2013

    Sumber: Statistik Listrik, 2013 (BPS)

    WILAYAHPenduduk

    (1.000)

    Rumah

    Tangga

    (1.000)

    Pelanggan KWh JualRasio

    Elektrifkasi

    (%)

    kWh

    jual/kapitaRT

    (1.000)

    Persen

    terhadap

    Indonesia

    KWh

    (1.000)

    Persen

    terhadap

    Indonesia

    SUMATERA 53.539,0 13.056,4 9.917 19,78 25.739 13,95 75,95 480,75

    JAWA 141.985,6 38.193,2 31.655 63,13 137.029 74,28 82,88 965,09

    BALI & NUSA TENGGARA 13.721,1 3.480,9 2.203 4,39 5.687 3,08 63,30 414,49

    KALIMANTAN 14.751,4 3.674,4 2.617 5,22 6.988 3,79 71,23 473,74

    SULAWESI 18.216,9 4.262,2 3.019 6,02 7.266 3,94 70,83 398,85

    MALUKU & PAPUA 6.604,1 1.537,2 733 1,46 1.773 0,96 47,72 268,46

    LUAR JAWA 106.832,5 26.011,3 18.461 36,82 49.463 26,81 70,97 463,00

    JAWA 141.985,6 38.193,3 31.655 63,13 138.081 74,85 82,88 972,50

    INDONESIA 248.818,1 64.204,3 50.145 100,00 184.482 100,00 78,10 741,44

    Slide - 27

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    28/48

    Slide - 28

    4. SASARAN PEMBANGUNAN

    DIMENSI PEMERATAAN

    INDIKATOR2014

    (Baseline)

    2019

    Menurunkan kesenjangan antar kelompok ekonomi

    Tingkat Kemiskinan (%) 11,25% 5% - 6%

    Tingkat Pengangguran Terbuka 5,72% 4,0 % - 5,0 %

    Meningkatkan cakupan pelayanan dasar dan akses terhadap ekonomi

    produktif masyarakat kurang mampu

    Cakupan pada 40% penduduk miskin

    o Kepemilikan akte lahir

    (2012)

    61,3% 80%

    o Akses air bersih 55,7% 100%

    o Akses sanitasi layak 20,24% 100%

    o Akses penerangan 52,3% 100%

    Meningkatkan Rumah Tangga Miskin (RTM) produktif

    o RTM memiliki ketrampilan

    (dalam suatu wilayah)

    -- 30%

    o RTM berkerja (dalam suatu

    wilayah)

    -- 25%

    o RTM berwirausaha (mandiri)

    (dalam suatu wilayah)

    -- 30%

    ARAH KEBIJAKAN:

    1. Mengembangkan sistem perlindungan sosial

    yang komprehensif;

    2. Meningkatkan pelayanan dasar bagi masyarakat

    kurang mampu dan rentan;

    3. Mengembangkan penghidupan berkelanjutan

    bagi masyarakat miskin melalui penyalurantenaga kerja dan pengembangan kewirausahaan.

    Agenda ini perlu didukung oleh basis data

    perencanaan yang handal dalam satu sistem

    informasi yang terpadu yang menjadi forum

    pertukaran data dan informasi bagi seluruh

    pelaku, baik di tingkat pusat maupun daerah,

    serta penguatan kapasitas aparat pemerintah di

    tingkat pusat dan daerah dalam hal perencanaan

    dan penganggaran yang lebih berpihak pada

    masyarakat miskin.

    4 SASARAN PEMBANGUNAN

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    29/48

    Slide - 29

    4. SASARAN PEMBANGUNAN

    DIMENSI PEMERATAAN

    INDIKATOR2014

    (Baseline)

    2019

    Peningkatan daya saing tenaga kerja

    Penyediaan lapangan kerja (2015-

    2019)

    10 juta

    (rata-rata 2 juta

    per tahun)

    Persentase tenaga kerja formal 40,5% 51,0%

    Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan

    Pekerja formal 29,5 juta 62,4 juta

    Pekerja Informal 1,3 juta 3,5 juta

    Meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja

    Jumlah pelatihan

    Jumlah sertifikasi

    1.921.283*

    576.887*

    2.170.377**

    863.819**

    Jumlah tenaga kerja keahlian

    menengah yang kompeten

    30,0% 42,0%

    Kinerja lembaga pelatihan milik

    negara menjadi berbasis kompetensi

    5,0% 25,0%

    Peningkatan daya saing UMKM dan koperasi

    Pertumbuhan kontribusi UMKM dan

    koperasi thd pembentukan PDB6,0% 6,5% - 7,5%

    Pertumbuhan produktvitas UMKM 3,7% 5,0% - 7,0%

    Pertambahan jumlah wirausaha baru

    (pusat dan daerah)-- 1 juta unit

    Partisipasi anggota koperasi dalampermodalan

    52,0% 55,0%

    ARAH KEBIJAKAN:

    1. Meningkatkan kualitas SDM;

    2. Meningkatkan akses pembiayaan dan perluasan

    skema pembiayaan;

    3. Meningkatkan nilai tambah produk dan

    jangkauan pemasaran;

    4. Mempercepat penguatan kelembagaan usaha;

    5. Mendorong terwujudnya kemudahan, kepastian,dan perlindungan usaha;

    6. Memperbaiki iklim ketenagakerjaan dan

    menciptakan hubungan industrial yang harmonis;

    7. Meningkatkan akses terhadap layanan

    pendidikan dan pelatihan keterampilan.

    * 2011-2014 ** 2015-2019

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    30/48

    Sasaran Pokok Baseline

    2014

    Sasaran

    2019

    Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah

    Peran Wilayah dalam Pembentukan PDB Nasional 2013 Proyeksi 2019

    o Sumatera 23,8 24,6

    o Jawa 58,0 55,1

    o BaliNusa Tenggara 2,5 2,6

    o Kalimantan 8,7 9,6

    o Sulawesi 4,8 5,2

    o Maluku - Papua 2,2 2,9

    Slide - 30

    5. SASARAN PEMBANGUNAN

    KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH(1)

    Keterangan :

    Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 8% di tahun 2019

    Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000. Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010.

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    31/48

    Slide - 31

    Sumber: BPS

    Pergeseran peran wilayah/pulau dalam pembentukan PDB Nasional masih relatif kecil

    atau bahkan tidak ada perubahan (stagnant)

    PERAN WILAYAH/PULAU DALAM

    PEMBENTUKAN PDB NASIONAL 1978-2013 (persen)(Atas dasar Harga Berlaku)

    PULAU 1978 1983 1988 1993 1998 2003 2008 2013

    Sumatera 27,6 28,7 24,9 22,8 22,0 22,4 22,9 23,8

    Jawa 50,6 53,8 57,4 58,6 58,0 60,0 57,9 58,0

    Kalimantan 10,2 8,7 8,9 9,2 9,9 8,9 10,4 8,7

    Sulawesi 5,5 4,2 4,1 4,1 4,6 4,0 4,3 4,8

    Bali dan Nusa Tenggara 3,1 2,8 3,0 3,3 2,9 2,8 2,5 2,5

    Maluku dan Papua 2,9 1,8 1,7 2,0 2,5 1,8 2,0 2,2

    Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    32/48

    PERKEMBANGAN GOLONGAN PENDAPATAN (GINI RATIO)

    MENURUT WILAYAH/PULAU TAHUN 2008-2013

    Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Sumatera

    Aceh 0,27 0,29 0,30 0,33 0,32 0,34

    Sumatera Utara 0,31 0,32 0,35 0,35 0,33 0,35

    Sumatera Barat 0,29 0,30 0,33 0,35 0,36 0,36

    Riau 0,31 0,33 0,33 0,36 0,40 0,37

    Kepulauan Riau 0,30 0,29 0,29 0,32 0,35 0,36

    Jambi 0,28 0,27 0,30 0,34 0,34 0,35

    Sumatera Selatan 0,30 0,31 0,34 0,34 0,40 0,38

    Kep. Bangka Belitung 0,26 0,29 0,30 0,30 0,29 0,31

    Bengkulu 0,33 0,30 0,37 0,36 0,35 0,39

    Lampung 0,35 0,35 0,36 0,37 0,36 0,36

    Jawa-Bali

    DKI Jakarta 0,33 0,36 0,36 0,44 0,42 0,43

    Jawa Barat 0,35 0,36 0,36 0,41 0,41 0,41

    Banten 0,34 0,37 0,42 0,40 0,39 0,40

    Jawa Tengah 0,31 0,32 0,34 0,38 0,38 0,39

    DI Yogyakarta 0,36 0,38 0,41 0,40 0,43 0,44

    Jawa Timur 0,33 0,33 0,34 0,37 0,36 0,36

    Bali 0,30 0,31 0,37 0,41 0,43 0,40

    Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    Nusa Tenggara

    Nusa Tenggara Barat 0,33 0,35 0,40 0,36 0,35 0,36

    Nusa Tenggara Timur 0,34 0,36 0,38 0,36 0,36 0,35

    Kalimantan

    Kalimantan Barat 0,31 0,32 0,37 0,40 0,38 0,40

    Kalimantan Tengah 0,29 0,29 0,30 0,34 0,33 0,35

    Kalimantan Selatan 0,33 0,35 0,37 0,37 0,38 0,36

    Kalimantan Timur 0,34 0,38 0,37 0,38 0,36 0,37

    Sulawesi

    Sulawesi Utara 0,28 0,31 0,37 0,39 0,43 0,42

    Gorontalo 0,34 0,35 0,43 0,46 0,44 0,44

    Sulawesi Tengah 0,33 0,34 0,37 0,38 0,40 0,41

    Sulawesi Selatan 0,36 0,39 0,40 0,41 0,41 0,43

    Sulawesi Barat 0,31 0,30 0,36 0,34 0,31 0,35

    Sulawesi Tenggara 0,33 0,36 0,42 0,41 0,40 0,43

    Maluku Papua

    Maluku 0,31 0,31 0,33 0,41 0,38 0,37

    Maluku Utara 0,33 0,33 0,34 0,33 0,34 0,32

    Papua 0,40 0,38 0,41 0,42 0,44 0,44

    Papua Barat 0,31 0,35 0,38 0,40 0,43 0,43

    INDONESIA 0,35 0,37 0,38 0,41 0,41 0,41

    Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat, BPS

    Catatan : Berdasarkan Susenas Maret

    (1 : Hanya Dilakukan pengumpulan data KOR di Ibukota Propinsi

    (2 : Tidak digunakan untuk estimasi angka Indonesia

    Slide - 32

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    33/48

    RATIO GINI PROVINSI 2008 2009 2010 2011 2012 2013

    < 0,35

    Kep. Bangka Belitung 0,26 0,29 0,30 0,30 0,29 0,31

    Maluku Utara 0,33 0,33 0,34 0,33 0,34 0,32

    Aceh 0,27 0,29 0,30 0,33 0,32 0,34

    0,35 - 0,40

    Sumatera Utara 0,31 0,32 0,35 0,35 0,33 0,35

    Jambi 0,28 0,27 0,30 0,34 0,34 0,35

    Nusa Tenggara Timur 0,34 0,36 0,38 0,36 0,36 0,35

    Kalimantan Tengah 0,29 0,29 0,30 0,34 0,33 0,35

    Sulawesi Barat 0,31 0,30 0,36 0,34 0,31 0,35

    Sumatera Barat 0,29 0,30 0,33 0,35 0,36 0,36

    Kepulauan Riau 0,30 0,29 0,29 0,32 0,35 0,36

    Lampung 0,35 0,35 0,36 0,37 0,36 0,36

    Jawa Timur 0,33 0,33 0,34 0,37 0,36 0,36

    Nusa Tenggara Barat 0,33 0,35 0,40 0,36 0,35 0,36Kalimantan Selatan 0,33 0,35 0,37 0,37 0,38 0,36

    Riau 0,31 0,33 0,33 0,36 0,40 0,37

    Kalimantan Timur 0,34 0,38 0,37 0,38 0,36 0,37

    Maluku 0,31 0,31 0,33 0,41 0,38 0,37

    Sumatera Selatan 0,30 0,31 0,34 0,34 0,40 0,38

    Bengkulu 0,33 0,30 0,37 0,36 0,35 0,39

    Jawa Tengah 0,31 0,32 0,34 0,38 0,38 0,39

    Banten 0,34 0,37 0,42 0,40 0,39 0,40

    Bali 0,30 0,31 0,37 0,41 0,43 0,40

    Kalimantan Barat 0,31 0,32 0,37 0,40 0,38 0,40

    > 0,40

    Jawa Barat 0,35 0,36 0,36 0,41 0,41 0,41

    Sulawesi Tengah 0,33 0,34 0,37 0,38 0,40 0,41

    Sulawesi Utara 0,28 0,31 0,37 0,39 0,43 0,42

    DKI Jakarta 0,33 0,36 0,36 0,44 0,42 0,43

    Sulawesi Selatan 0,36 0,39 0,40 0,41 0,41 0,43

    Sulawesi Tenggara 0,33 0,36 0,42 0,41 0,40 0,43

    Papua Barat 0,31 0,35 0,38 0,40 0,43 0,43

    DI Yogyakarta 0,36 0,38 0,41 0,40 0,43 0,44

    Gorontalo 0,34 0,35 0,43 0,46 0,44 0,44

    Papua 0,40 0,38 0,41 0,42 0,44 0,44

    PERKEMBANGAN GOLONGAN PENDAPATAN (GINI RATIO) PROVINSI

    MENURUT KELOMPOK GINI RATIO TAHUN 2008-2013

    Slide - 33

    5 SASARAN PEMBANGUNAN

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    34/48

    Indikator2014

    (Baseline) 2019

    Pembangunan Perdesaan

    Penurunan desa tertinggal

    (sampai dengan 5,000 desa)

    36,531 desa

    tertinggal (2011)

    31,531 desa

    tertinggal

    Peningkatan desa mandiri

    (paling sedikit 2,000 desa)

    2,294 desa

    mandiri (2011)

    4,294 desa

    mandiri

    Pengembangan Kawasan Perbatasan

    o Pengembangan Pusat

    Ekonomi Perbatasan (Pusat

    Kegiatan Strategis

    Nasional/PKSN)

    3 (111 lokasi

    prioritas)

    10 (187 lokasi

    priorias)

    o Peningkatan keamanan dan

    kesejahteraan masyarakat

    perbatasan

    12 pulau-pulau

    kecil terluar

    berpenduduk

    92 pulau kecil

    terluar/terdepan

    Slide - 34

    5. SASARAN PEMBANGUNAN

    KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (2)

    ARAH KEBIJAKAN:

    Pembangunan Perdesaan

    1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum sesuai

    dengan kondisi geografis Desa

    2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan

    usaha ekonomi masyarakat Desa

    3. Pembangunan Sumber Daya Manusia, peningkatan

    Keberdayaan, dan pembentukan Modal SosialBudaya Masyarakat Desa

    4. Penguatan Pemerintahan Desa

    5. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan

    Hidup Berkelanjutan, serta Penataan Ruang

    Kawasan Perdesaan

    6. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan

    untuk mendorong keterkaitan desa-kota.

    Pengembangan Kawasan Perbatasan

    1. Penguatan pelayanan imigrasi dan Penegasan

    batas wilayah negara

    2. Peningkatan Kesejahteraan masyarakat

    5 SASARAN PEMBANGUNAN

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    35/48

    Indikator

    2014

    (Baseline) 2019

    Jumlah Daerah Tertinggal 113 22 (termasuk 9 DOB)

    o Kabupaten terentaskan 70 100

    o Rata-rata pertumbuhan

    ekonomi di daerah

    tertinggal

    7,1% * 7,35%

    o Persentase penduduk

    miskin di daerah tertinggal 16,64% 12,5%

    o Indeks Pembangunan

    Manuasia (IPM) di daerah

    tertinggal68,46 71,5

    Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa

    o Kawasan Ekonomi Khusus

    (KEK) di Luar Jawa 7 14

    o Kawasan Industri n.a. 13

    o Kawasan Perdagangan

    Bebas dan Pelabuhan

    Bebas (KPBPB)

    4 4

    5. SASARAN PEMBANGUNAN

    KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (3)

    * rata-rata 2010-2014

    ARAH KEBIJAKAN:

    Pengembangan Daerah Tertinggal

    1. Pengembangan perekonomian masyarakat lokal

    2. Pemenuhan standar pelayanan minimal untuk

    pelayanan publik dasar

    3. Peningkatan aksesibilitas daerah

    4. Pembangunan Tekno Park

    Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di

    Luar Jawa

    1. Percepatan Industrialisasi/hilirisasi pengolahan

    SDA(a) menciptakan nilai tambah; (b)

    menciptakan kesempatan kerja baru, terutama

    industri manufaktur, industri pangan, industri

    maritim, dan pariwisa.2. Percepatan pembangunan

    konektivitas/infrastruktur

    3. Pengembangan SDM dan Iptek

    4. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)

    5. Pemberian insentif fiskal dan non fiskal

    Slide - 35

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    36/48

    MEMBANGUN INDONESIA DARI PINGGIRAN

    DENGAN MEMPERKUAT DAERAH-DAERAH DAN DESA

    Slide - 36

    BAPPENAS : KOORDINASI

    PERENCANAAN

    MENKO : KOORDINASI

    PELAKSANAAN

    MEMBANGUNINDONESIA DARI

    PINGGIRANDENGAN

    MEMPERKUATDAERAH-DAERAH

    DAN DESA

    PembangunanKawasan

    Perbatasan

    PembangunanDesa danKawasan

    Perdesaan

    PengembanganTata Kelola

    PemerintahanDaerah dan

    OtonomiDaerah

    PenataanDaerah

    Otonomi Baru

    Penguranganoverhead cost

    (biaya rutin)untukdialokasikan

    bagi pelayananpublik

    PembangunanDaerah

    Tertinggal danPulau-Pulau

    Terpencil

    Kemen Keuangan;

    Kemendagri;

    Kementerian

    Sektor & Lembaga

    Pemda

    Kemen Keuangan;

    Kemendagri;

    DPR & DPRD;

    Pemda

    Kemen Keuangan;

    Kemendagri; Pemda

    Kemen Desa, PDT &

    Transmigrasi;

    Kemen Keuangan;

    Kemendagri;

    Pemda;

    Desa

    Kemen Desa, PDT & Transmigrasi;

    Kemendagri;

    Kemen PU & Pera;

    BNPP

    Pemda

    Kemen Desa, PDT &

    Transmigrasi;

    Kemendagri;

    Kemen PU & Pera;

    Pemda

    5 SASARAN PEMBANGUNAN

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    37/48

    Indikator

    2014

    (Baseline) 2019

    Pembangunan Kawasan Perkotaan

    o Pembangunan Metropolitan di

    Luar Jawa sebagai PKN dan

    Pusat Investasi

    22+ 5(usulan

    baru)

    o Optimalisasi 20 kota otonomi

    berukuran sedang di Luar Jawa

    sebagai PKN/PKW dan

    penyangga urbanisasi di Luar

    Jawa

    43 kota

    belum

    optimal

    perannya

    20

    dioptimalkan

    perannya

    o Penguatan 39 pusat

    pertumbuhan sebagai PusatKegiatan Lokal (PKL) atau Pusat

    Kegiatan Wilayah (PKW)

    --

    39

    pusat

    pertumbuhan

    yang

    diperkuat

    o Pembangunan 10 Kota Baru

    Publik--

    10

    Kota Baru

    5. SASARAN PEMBANGUNAN

    KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH (4)

    ARAH KEBIJAKAN:

    1. Pembangunan metropolitan di Luar Jawa

    sebagai PKN dan pusat investasi;

    2. Optimalisasi 20 kota otonomi berukuran

    sedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW dan

    penyangga urbanisasi di Luar Jawa;

    3. Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai

    pusat kegiatan lokal atau pusat kegiatan

    wilayah dari 132 pusat pertumbuhan

    berstatus PKW.

    Slide - 37

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    38/48

    PEMBANGUNAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI

    DI LUAR JAWA

    Slide - 38

    BAPPENAS :KOORDINASI

    PERENCANAANMENKO : KOORDINASI

    PELAKSANAAN

    Industrialiasi diluar jawa

    * Penyediaanlahankawasanindustri

    * SDA

    konektivitas

    Insentif fiskal

    dan non fiskal

    ikim investasiPTSP

    * Perdabermasalah

    Penyediaan TenagaTerampil (BLK,

    SMK, Politeknik)

    Mensosialisasikanmental

    Kewirausahaan

    Science danTechno Park

    Kemen Dik-Nas Kemen Tenaga Kerja

    BKPM

    BKPD

    Pemda

    Kemendagri

    Kemen Keuangan

    Kemen

    Perindustrian

    Kemen PU/Pera

    Kemen

    Perhubungan

    Kemen ESDM

    Kemen Perindustrian

    Kemen Agraria dan TTR

    Pemerintah Daerah

    Kemen Ristek-Dikti

    Kemen Pertanian

    Kemen Perikanan BPPT

    Pemda

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    39/48

    SEBARAN 13 KAWASAN INDUSTRI PRIORITAS

    WILAYAH LUAR JAWA

    Kawasan Industri

    Teluk Bintuni

    Industri Migas dan

    Pupuk

    Kawasan Industri

    Teluk Bitung

    Industri Agro dan

    Logistik

    Kawasan Industri

    Morowali

    Industri Smelter

    Ferronikel,

    Stainless steel,dan

    downstream stainless steel

    Kawasan Industri Palu

    Industri Rotan, Karet,Kakao (agro) dan

    Smelter

    Kawasan Industri

    Konawe

    Industri Smelter Ferronikel,

    Stainless steel,dan

    downstream stainless steel

    Kawasan Industri Buli

    Industri Smelter

    Ferronikel,

    Stainless steel,dan

    downstream stainless steel

    Kawasan Industri

    BantaengIndustri Smelter

    Ferronikel,

    Stainless steel,dan

    downstream stainless steel

    Kawasan Industri Batu Licin

    Industri Besi Baja

    Kawasan Industri

    Landak

    Industri Karet, CPO

    Kawasan Industri

    Ketapang

    Industri Alumina

    Kawasan Industri Kuala

    Tanjung

    Industri Aluminium ,

    CPO

    Kawasan Industri

    TanggamusIndustri Maritim dan

    Logistik

    Kawasan Industri Sei

    Mangkei

    Industri Pengolahan

    CPO

    Slide - 39

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    40/48

    DISTRIBUSI KAWASAN EKONOMI KHUSUS (KEK)

    2015-2019

    Pariwisata

    Industri pengolahan

    Kelapa Sawit

    Industri pengolahan karet

    Pupuk & aneka industri

    Logistik

    Pariwisata

    KEK SEI MANGKEI

    Kabupaten Simalungun,Sumut

    KEK TANJUNG LESUNG

    Kab. Pandeglang, Banten Industri Pengolahan Karet

    Industri Pengolahan Sawit

    Industri Petrokimia

    KEK TANJUNG API-APIKab. Banyuasin, SumateraSelatan

    KEK MANDALIKA

    Kab. Lombok Tengah, NTB

    KEK PALU

    Kota Palu, Sulawesi Tengah

    Industri Manufaktur

    Industri Agro berbasis kakao,

    karet, rumput laut, rotan

    Industri pengolahan Nikel, Biji

    Besi, Emas

    Logistik

    KEK MOROTAI

    Kab. Pulau Morotai,

    Maluku Utara

    Pariwisata Industri pengolahan

    perikanan

    Bisnis & logistik

    KEK BITUNG

    Kota Bitung, Sulawesi Utara

    Industri Pengolahan Perikanan

    Industri agro berbasis kelapa

    dan tanaman obat

    Aneka industri

    Logistik

    KEK Maloy Batuta Trans

    Kalmantan (MBTK)

    Kabupaten Kutai Timur,

    Kaltim

    Industri Kelapa Sawit

    Logistik

    PariwisataSumber: Kemenko Perekonomian (2014) Slide - 40

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    41/48

    Indikator 2014(Baseline)

    2019

    POLITIK & DEMOKRASI

    Tingkat Partisipasi Politik Pemilu 75,11% 80%

    Indeks Demokrasi Indonesia 62,63 * 75

    PENEGAKAN HUKUM

    Indeks Penegakan Hukum n.a. 75%

    Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 32 50

    Indeks Perilaku Anti Korupsi 3,63 4

    TATA KELOLA DAN REFORMASI BIROKRASI

    Kualitas Pelayanan Publik

    - Integritas Pelayanan Publik (Pusat) 7,37 9

    - Integritas Pelayanan Publik (Daerah) 6,82 8,0

    Indeks Reformasi Birokrasi 33,48 83,48

    PERTAHANAN DAN KEAMANAN

    Tingkat Pemenuhan MEF 30% 60%

    Kontribusi industri pertahanan DN terhadap MEF10% 20%

    *2012

    Slide - 41

    6. SASARAN POLHUKHANKAM

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    42/48

    Pembangunan Techno Park dan Science Park

    SASARAN : Terbangunnya 100 Techno Park di daerah-daerahkabupaten/kota, dan Science Parkdi setiap provinsi.

    ARAH KEBIJAKAN :

    Pembangunan Tecno Parkdiarahkan berfungsi sebagai: pusat penerapan teknologi di bidang pertanian, peternakan, perikanan, dan pengolahan hasil

    (pasca panen) yang telah dikaji oleh lembaga penelitian, swasta, perguruan tinggi untukditerapkan dalam skala ekonomi;

    tempat pelatihan, pemagangan, pusat disseminasi teknologi, dan pusat advokasi bisnis kemasyarakat luas;

    Pembangunan Science Parkdiarahkan berfungsi sebagai: penyedia pengetahuan terkini oleh dosen universitas setempat, peneliti dari lembaga litbang

    pemerintah, dan pakar teknologi yang siap diterapkan untuk kegiatan ekonomi;

    penyedia solusi-solusi teknologi yang tidak terselesaikan di Techno Park;

    sebagai pusat pengembangan aplikasi teknologi lanjut bagi perekonomian lokal.

    Slide - 42

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    43/48

    PEMBANGUNAN SCIENCE AND TECHNO PARKMenuju Bangsa Berdaya Saing

    PRESIDEN

    BPPTNational Science and Techno Park

    Puspitek Serpong (BPPT, LIPI, BATAN)

    Science Park

    PROVINSI/

    KELOMPOK

    PROVINSI

    KABUPATEN/

    KOTA

    TIM PENGARAH:

    Menteri PPN/Bappenas;

    Menteri Ristek dan Dikti;

    Menteri Pertanian;

    Menteri Kelautan dan Perikanan;

    Menteri Perindustrian; dsb

    Science Park Science Park

    Techno

    Park

    Techno

    Park

    Techno

    Park

    Techno

    Park

    Techno

    Park

    Techno

    Park

    Techno

    Park

    Techno

    Park

    Techno

    Park

    Slide - 43

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    44/48

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    45/48

    TINDAK LANJUT

    1. Sesuai amanat peraturan perundangan dan menindaklanjuti sidang kabinet hari ini,mohon izin agar kami bersama seluruh Menteri dan Kepala Lembaga untuk

    menyerasikan Rancangan Rencana Strategis masing-masing Kementerian/Lembaga

    (Renstra K/L) terhadap Rancangan Awal RPJMN 2015-2019.

    2. Kementerian PPN/Bappenas akan melanjutkan proses penyusunan RPJMN dengan

    melakukan Musrenbang Regional RPJMN 2015-2019 ke 5 wilayah, yaitu :

    i. Palu (Sulawesi) 6 Desember 2014ii. Ambon (Maluku dan Papua) 8 Desember 2014

    iii. Mataram (Jawa, Nusa Tenggara, dan Bali) 10 Desember 2014

    iv. Belitung (Sumatera) 13 Desember 2014

    v. Tarakan (Kalimantan) 15 Desember 2014

    3. Musrenbang Nasional (Musrenbangnas) 18 Desember 2014

    4. Penetapan RPJMN 2015-2019 dengan Peraturan Presiden (Perpres) harus dilakukan

    pada bulan Januari 2015 (3 bulan setelah pelantikan Presiden)

    5. Kementerian/Lembaga agar membahas Alokasi Anggaran Program dan Kegiatan

    pembangunan dengan Kementerian PPN/Bappenas

    Slide - 45

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    46/48

    TERIMA KASIH

    KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

    Slide - 46

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    47/48

    LAMPIRAN

    RASIO BELANJA PEGAWAI TERHADAP TOTAL BELANJA

  • 8/10/2019 Penyusunan RPJMN 2015-2019

    48/48

    RASIO BELANJA PEGAWAI TERHADAP TOTAL BELANJA

    KABUPATEN/KOTA MENURUT 20 PERINGKAT TERENDAH

    DAN TERTINGGI TAHUN 2013

    Sumber : DJAPK, 2014

    No.

    Urut

    20 Peringkat Terrendah Rasio Belanja Pegawai

    Terhadap Total Belanja (%)

    20 Peringkat Tertinggi Rasio Belanja Pegawai

    Terhadap Total Belanja (%)Provinsi Kab/Kota 2013 (%) Provinsi Kab/Kota 2013 (%)

    1 Sumatera Selatan Kab. Musi Rawas Utara 1,27 Jawa Tengah Kab. Purworejo 70,75

    2 Sulawesi Tenggara Kab. Konawe Kepulauan 3,14 Maluku Kota Ambon 70,43

    3 Sumatera Selatan Kab. Penukal Abab Lematang Ilir 3,83 Jawa Barat Kab. Kuningan 69,23

    4 Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka Timur 6,60 Sumatera Utara Kab. Simalungun 68,81

    5 Papua Barat Kab. Tambrauw 12,30 DI. Yogyakarta Kab. Gunung Kidul 68,76

    6 Papua Kab. Mamberamo Raya 15,91 Jawa Timur Kab. Magetan 68,53

    7 Papua Kab. Puncak 17,03 Aceh Kab. Bireuen 68,42

    8 Papua Barat Kab. Maybrat 21,33 Jawa Tengah Kab. Kebumen 67,85

    9 Papua Barat Kab. Teluk Bintuni 21,81 NTT Kota Kupang 67,52

    10 Kalimantan Timur Kab. Kutai Timur 22,52 DI. Yogyakarta Kab. Kulon Progo 67,52

    11 Kalimantan Timur Kab. Kutai Kartanegara 23,60 Jawa Tengah Kab. Klaten 67,26

    12 Papua Kab. Supiori 24,13 NTB Kab. Bima 67,02

    13 Papua Kab. Lanny Jaya 24,55 Sumatera Utara Kota Pematang Siantar 66,80

    14 Papua Barat Kab. Teluk Wondama 24,89 Jawa Tengah Kab. Karanganyar 66,72

    15 Kalimantan Utara Kab. Nunukan 25,04 Jawa Barat Kab. Sumedang 66,70

    16 Kalimantan Timur Kab. Kutai Barat 25,18 Jawa Timur Kab. Ponorogo 66,70

    17 Kalimantan Timur Kab. Paser 25,27 Jawa Timur Kab. Tulungagung 66,60

    18 Kalimantan Timur Kota Bontang 25,75 Aceh Kab. Aceh Barat 66,28

    19 Gorontalo Kab. Natuna 26,04 Jawa Tengah Kab. Wonogiri 66,17

    20 Papua Kab. Nduga 26,25 Sumatera Barat Kab. Padang Pariaman 65,97