rencana kinerja tahunan ( r k t ) -...
TRANSCRIPT
DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
JUNI 2013
RENCANA KINERJA TAHUNAN ( R K T )
DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014
RKT Tanhun Tahun 2014 i
KATA PENGANTAR
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014 merupakan acuan pelaksanaan kegiatan
dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dan langkah-langkah strategis yang
akan dilaksanakan oleh Direktorat Tanaman Tahunan dalam pengembangan tanaman
tahunan.
Di dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014 ini memuat informasi tentang
kegiatan, sasaran strategis, indikator kinerja serta target yang akan dicapai dan alokasi
anggaran tahun 2014.
Berdasarkan Instruksi Presiden RI nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. SAKIP sebagai
instrument utama dalam penyelenggaraan birokrasi di lingkungan pemerintahan
mempunyai kedudukan dan peran yang sangat strategis.
Dokumen Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Tanaman Tahunan ini memuat Latar
Belakang, Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi, Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran,
Permasalahan yang dihadapi, Kegiatan, Kebijakan dan Strategi tahun 2014 yang
dilengkapi dengan Matrik Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014. Penyusunan
Rencana Kinerja Tahunan ini dapat berfungsi sebagai tolok ukur untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan untuk 1 (satu) periode.
Jakarta, Juni 2013
Direktur Tanaman Tahunan
Dr.Ir. Herdradjat Natawidjaja, MSc.
NIP. 19570228 198403 1 001
RKT Tanhun Tahun 2014 ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………..
DAFTAR ISI ......................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
i
ii
iii
I. Pendahuluan ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................... 1
II. Tugas Pokok dan Fungsi ...................................................................... 2
A. Tugas Pokok ................................................................................. 2
B. Fungsi ........................................................................................... 2
III. Visi dan Misi ........................................................................................ 2
A. Visi ............................................................................................... 2
B. Misi .............................................................................................. 3
IV. Tujuan dan Sasaran .............................................................................. 3
A. Tujuan ....................................................................................... .. 3
B. Sasaran ......................................................................................... 3
V. Permasalahan yang dihadapi................................................................ 3
VI. Kebijakan dan Strategi ......................................................................... 5
A. Kebijakan ...................................................................................... 5
B. Strategi ......................................................................................... 6
VII. Program dan Kegiatan 13
A. Program ………………………………………………………………. 13
B. Kegiatan………………………………………………………………. 13
VIII. Rencana Kerja Tahun 2014 .................................................................. 14
RKT Tanhun Tahun 2014 iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Matrik Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014 ………………………….. 15
RKT Tanhun Tahun 2014 1
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) mengacu
pada Ketetapan MPR RI nomor : XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme, Instruksi Presiden
RI nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dan Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
SAKIP sebagai instrument utama dalam penyelenggaraan birokrasi di
lingkungan pemerintahan mempunyai kedudukan dan peran yang sangat
strategis. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan komitmen yang
kuat dari seluruh stakeholder terkait lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan.
Dengan pengimplementasian SAKIP tersebut dapat diketahui secara tepat
seberapa jauh tingkat capaian kinerja, kendala/hambatan dan permasalahan
serta upaya pemecahannya.
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai
penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana
strategis yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai
kegiatan tahunan.
Setiap tahun rencana strategis dituangkan dalam suatu perencanaan kinerja
tahunan. Rencana kinerja tahunan ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari
perencanaan strategis yang memuat seluruh target kinerja yang hendak dicapai
dalam suatu tahun beserta indikator kinerjanya. Rencana kinerja tahunan
ini berfungsi sebagai tolok ukur yang digunakan untuk menilai keberhasilan
atau kegagalan penyelenggaraan pemerintahan untuk suatu periode tertentu.
Dokumen rencana kinerja tahunan Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2014
memuat informasi tentang program, sasaran strategis, indikator kinerja serta
target yang akan dicapai pada tahun dan alokasi anggaran tahun 2014.
Dengan disusunnya rencana kinerja tahunan ini diharapkan indikator kinerja
serta target capaiannya akan didukung oleh semua pihak terkait sehingga hasil
yang dicapai dapat optimal sesuai yang dikehendaki untuk mewujudkan
manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi
pada hasil.
B. Tujuan
Sebagai acuan bagi pelaksana kegiatan dalam pencapaian sasaran yang telah
ditetapkan.
RKT Tanhun Tahun 2014 2
II. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.
61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Pertanian, ditetapkan bahwa Direktorat Tanaman Tahunan
merupakan salah satu dari 6 unit kerja Eselon II di lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan.
A. Tugas Pokok
Direktorat Tanaman Tahunan merupakan salah satu organisasi eselon II lingkup
Direktorat Jenderal Perkebunan sesuai tugasnya melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur
dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang tanaman
tahunan.
B. Fungsi
Direktorat Tanaman Tahunan mempunyai fungsi untuk melakukan:
1. Penyiapan perumusan kebijakan dibidang identifikasi dan pendayagunaan
sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan
tanaman tahunan.
2. Pelaksanaan kebijaksanaan dibidang identifikasi dan pendayagunaan
sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan kelembagaan
tanaman tahunan.
3. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang identifikasi dan
pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan
dan kelembagaan tanaman tahunan.
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang identifikasi dan
pendayagunaan sumber daya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan
dan kelembagaan tanaman tahunan.
5. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Tahunan.
III. Visi dan Misi
A. Visi
Visi Direktorat Tanaman Tahunan adalah “Menjadi Institusi Pemerintah yang
profesional dalam memberikan fasilitasi dan pelayanan peningkatan
produksi, produktifitas dan mutu tanaman tahunan yang berkelanjutan,
untuk meningkatkan pendapatan petani”.
RKT Tanhun Tahun 2014 3
B. Misi
Misi Direktorat Tanaman Tahunan adalah :
1. Memfasilitasi peningkatan dukungan identifikasi dan pendayagunaan sumber
daya tanaman tahunan;
2. Memfasilitasi peningkatan dukungan penyediaan benih unggul bermutu
tanaman tahunan;
3. Memfasilitasi peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
tahunan;
4. Memfasilitasi pemberdayaan petani dan kelembagaan tanaman tahunan;
5. Memfasilitasi pembinaan dan pengawasan Program Revitalisasi
Perkebunan;
6. Mendukung penyediaan Bahan Baku Bahan bakar Nabati/BBN; dan
7. Meningkatkan pelayanan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat
Tanaman Tahunan .
IV. Tujuan dan Sasaran
A. Tujuan
Meningkatkan luas areal tanaman tahunan.
B. Sasaran
Peningkatan luasan aeal tanaman tahunan (Karet 3.476.000 ha, Kelapa Sawit
8.772.000 Ha, Kelapa 3.826.610 Ha, Jambu Mete 575.670 Ha).
V. Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan pembangunan perkebunan tanaman tahunan, meliputi:
A. Produksi, Produktivitas dan Mutu
Produksi dan Produktivitas komoditas tanaman tahunan sebagian besar masih
di bawah potensinya serta mutu tanaman belum seluruhnya sesuai standar.
Beberapa kendala antara lain :
1. Belum optimalnya penggunaan dan ketersediaan benih unggul bermutu
serta sarana produksi lainnya;
2. Kondisi infrastruktur perkebunan yang belum memadai;
3. Adanya serangan hama penyakit tanaman dan gangguan usaha
perkebunan;
4. Populasi tanaman belum seluruhnya sesuai standar teknis;
5. Pertanaman masih didominasi oleh varietas lokal dan kondisinya
sudah tua/rusak terlambat diremajakan;
6. Belum seluruhnya komoditas tanaman tahunan tersedia SNI dan
yang tersedia masih terbatas penerapannya.
RKT Tanhun Tahun 2014 4
B. Sumber Daya Lahan
1. Ketersediaan lahan di beberapa daerah tidak sebanding dengan
peningkatan jumlah penduduk dan tuntutan kebutuhan yang semakin
meningkat sehingga pemanfaatannya melampaui daya dukung lahan.
2. Sumber Daya Lahan milik petani pada umumnya terbatas/sempit, usahanya
tunggal sedangkan biaya produksi dan tuntutan kebutuhan meningkat
sehingga belum memenuhi kebutuhan hidup minimal keluarga.
3. Status kepemilikan lahan petani umumnya belum sepenuhnya memenuhi
persyaratan Badan Pertanahan Nasional (BPN).
C. SDM dan Kelembagaan/Organisasi Petani
1. Petani
a. Kemampuan kelembagaan petani masih terbatas;
b. Kemitraan usaha belum optimal, posisi tawar dan daya saing yang
masih lemah;
c. Kemampuan petani masih terbatas dalam penerapan teknologi,
manajemen dan wirausaha serta akses pemasaran;
d. Masih sulitnya merubah budaya petani dari usaha tani monokultur
menjadi usaha tani berbasis tanaman tahunan;
e. Kurangnya pemahaman tentang sistem pemberdayaan petani
tanaman tahunan.
2. Petugas
a. Adanya kesenjangan antara jumlah petugas yang diperlukan dengan
yang tersedia;
b. Jumlah petugas yang kompeten masih terbatas dan distribusinya tidak
merata;
c. Penetapan petugas tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
D. Pola Usaha Tani
1. Pola usaha tani umumnya dalam bentuk usaha monokultur sehingga
pendapatan petani hanya bersumber dari komoditi perkebunan.
2. Mekanisme pembiayaan dengan adanya pola usaha tani terpadu
masih sesuai tupoksi unit kerja masing-masing eselon I.
E. Akses pekebun terhadap sumber permodalan
1. Belum tersedianya lembaga keuangan dan perbankan yang khusus
bergerak di bidang perkebunan;
2. Persyaratan administrasi perbankan belum dapat dipenuhi oleh semua
petani terutama dalam hal jaminan untuk memperoleh kredit, seperti
legalitas hak atas tanah yang dimiliki petani;
3. Resiko usaha di bidang perkebunan cukup tinggi sehingga perbankan
enggan memberikan kredit kecuali beberapa komoditas seperti kelapa
sawit dan karet;
4. Belum tersedianya lembaga penjamin resiko usaha perkebunan
RKT Tanhun Tahun 2014 5
F. Peraturan daerah belum sepenuhnya sinkron dengan kebijakan pembangunan
perkebunan tanaman tahunan.
G. Belum ditetapkannya penatagunaan lahan di satu wilayah dalam bentuk
Rencana Tata Ruang Wilayah (RT RW ) baik di Provinsi maupun Kabupaten
H. Liberalisasi Pasar Global
1. Konsumen menuntut atribut produk yang lebih detail: atribut keamanan
produk (safety attributes), atribut nutrisi (nutritional attributes), atribut
pengepakan (packaging attributes), atribut lingkungan (acolabelled
attributes), dan atribut kemanusiaan (humanistic attributes);
2. Mutu produk tidak hanya ditentukan oleh kenampakan tetapi juga harus
memenuhi isu perdagangan internasional, termasuk : isu kualitas (ISO
9000), isu lingkungan (ISO 14000), isu property right, isu hak asasi manusia
(HAM), dan isu ketenagakerjaan;
3. Isu pelestarian SDA dan lingkungan hidup berkembang berkaitan dengan
pembangunan yang berkelanjutan.
I. Perubahan iklim global
1. Pemanasan global dapat menyebabkan perubahan iklim mikro yang
signifikan dalam sistem fisik dan biologis seperti kekeringan, kebanjiran,
perubahan tingkat serangan hama dan penyakit, serta
mempengaruhi berbagai ekosistem;
2. Kurang berkembangnya teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim;
3. Kurangnya sosialisasi informasi dalam antisipasi perubahan iklim terkait
dengan usaha tani perkebunan.
VI. Kebijakan dan Strategi
A. Kebijakan
Arah kebijakan pengembangan pembangunan tanaman tahunan, adalah:
1. Melanjutkan pengembangan perkebunan tanaman tahunan dengan mengacu
pada penerapan konsep perkebunan tanaman tahunan berkelanjutan, yaitu
mentaati ketentuan yang berlaku, menerapkan Good Agriculture Practices
(GAP), dan oendekatan berorientasi akses kesempatan kerja, kesempatan
berusaha, menjadi petani peserta pola kemitraan;
2. Memperluas jangkauan peranan pengembangan perkebunan tanaman
tahunan terhadap pembangunan daerah, melalui pengembangan disekitar
wilayah-wilayah perkebunan yang telah ada (pengutuhan) dan wilayah-
wilayah bukaan baru dalam wadah pola kemitraan;
RKT Tanhun Tahun 2014 6
3. Meningkatkan manfaat pengembangan perkebunan tanaman tahunan dengan
cara melanjutkan kegiatan perluasan dan peremajaan, peningkatan
produktivitas, pengembangan industri hilir, dan pemanfaatan limbah dan
hasil samping serta optimasi pemanfaatan sumberdaya yang tersedia pada
awal kegiatan peremajaan maupun pengembangan baru;
4. Mendukung program pengembangan energi alternatif dengan tetap menjaga
pemenuhan kebutuhan untuk bahan baku industri pangan dan industri
oleochemical, dengan cara meningkatkan laju pengembangan kelapa sawit
khususnya dan komoditi lainnya seperti karet, jarak pagar dan jambu mete;
5. Meningkatkan Pemberdayaan Petani dan Peran Kelembagaan Tanaman
Tahunan dengan Cara Memberikan Pelatihan Kepada Petani.
B. Strategi
Strategi Pembangunan Perkebunan Tanaman Tahunan
1. Strategi Umum
Untuk mencapai sasaran, mewujudkan visi, misi dan tujuan,
serta mengimplementasikan kebijakan pembangunan perkebunan selama
periode 2010-2014, strategi pembangunan pertanian tahun 2010-2014 yang
dikenal dengan Tujuh Gema Revitalisasi menjadi strategi umum
pembangunan perkebunan tahun 2010-2014. Komponen 7 (tujuh) Gema
Revitalisasi dan penjelasannya seccara garis besar sebagai berikut:
a. Revitalisasi Lahan
Ketersediaan sumberdaya lahan, termasuk air, yang memadai baik secara
kuantitas dan kualitas merupakan faktor yang sangat fundamental bagi
pertanian. Lahan dan air sebagai media dasar tanaman harus dijaga
kelestariannya agar sistem produksi dapat berjalan secara
berkesinambungan. Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian
secara serius dalam revitalisasi lahan adalah : ketersediaan, kesuburan,
atau pengelolaan, status dan kepemilikan lahan pertanian dan
ketersediaan air pertanian.
b. Revitalisasi Perbenihan
Setelah lahan dan air maka dalam aspek budidaya ketersediaan benih
dan bibit unggul merupakan suatu hal yang sangat fundamental.
Perpaduan antara lahan, yang subur dengan benih/bibit yang unggul akan
memproduksi/melahirkan produksi yang unggul. Secara historis peran
benih unggul telah dibuktikan pada saat keberhasilan dalam peningkatan
produksi pada era Revolusi Hijau ditahun 1960-an, dan keberhasilan
swasembada beras dan jagung yang dicapai baru-baru ini juga karena
penggunaan benih unggul. Dengan demikian untuk mencapai dan
mempertahankan swasembada pangan yang berkelanjutan maka
perangkat perbenihan harus kuat.
RKT Tanhun Tahun 2014 7
c. Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana
Jalan usaha tani sangat penting meningkatkan efisiensi usahatani
terutama dalam hal pengangkatan sarana produksi dan hasil panen.
Upaya untuk membuat jalan usaha tani dan jalan tingkat desa perlu terus
dilakukan. Untuk hal ini koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Pemerintah setempat sangat diperlukan terutama untuk membuka
akses ke daerah sentra produksi pertanian.
d. Revitalisasi Sumber Daya Manusia
Manusia merupakan sumber daya yang sangat vital karena merupakan
pelaku utama pembangunan, termasuk pertanian. Tanpa pelaku yang
handal dan berkompenten, maka pembangunan pertanian tidak dapat
berjalan secara optimal. Kementerian Pertanian mengembangkan berbagai
kegiatan bagi peningkatan sumber daya pertanian melalui
pendidikan, pelatihan, magang, dan sekolah lapang.Pembinaan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia ini diperuntukkan bagi petani
dan aparatur pertanian.
e. Revitalisasi Pembiayaan Pertanian
Kendala yang dialami petani utamanya petani menengah ke bawah
adalah akses terhadap permodalan. Hal ini disebabkan karena masalah
klasik yaitu tidak adanya jaminan/agunan yang dipersyaratkan perbankan.
Pada kondisi ini petani terpaksa berhubungan dengan rentenir yang sudah
barang tentu dengan bunga yang mencekik. Untuk memperbaiki kendala
ini, maka upaya-upaya yang selam ini dilakukan perlu diteruskan seperti
penyediaan skim perkreditan dengan kemudahan proses administrasi
seperti KKP-E, KPEN-RP, KUPS; memperluas skim baru yang lebih
mudah; menumbuhkan kelembagaan ekonomi mikro di pedesaan;
melakukan koordinasi dengan instansi di pusat dan di daerah untuk
mempermudah petani dalam mengakses sumber pembiayaan koperasi
termasuk skim pembiayaan yang sudah ada, dan menumbuhkan kembali
koperasi khususnya di bidang pertanian.
f. Revitalisasi Kelembagaan Petani
Kegiatan pertanian secara alami melibatkan sumberdaya manusia (petani)
yang cukup banyak, sarana produksi dan permodalan yang cukup besar.
Selain itu juga sangat berhubungan erat dengan sumber inovasi teknologi
dan informasi pasar mulai dari hulu sampai hilir. Dengan
karakteristik seperti ini maka mempermudah melakukan koordinasi sangat
diperlukan kelembagaan petani. Melalui kelembagaan petani, mereka
dengan mudah melakukan koordinasi di antara anggota kelompok dan
antara kelompok. Demikian juga melalui kelompok mereka akan menjadi
kuat untuk bisa mengakses pasar dan informasi.
RKT Tanhun Tahun 2014 8
g. Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir
Hal yang perlu dilakukan dalam rangka revitalisasi teknologi dan industri
hilir adalah meningkatkan kegiatan penelitian khususnya dalam rangka
penciptaan inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan
tanaman, alsintan dan produk olahan, pemanfaatan sumberdaya lahan
dan air, dan pengelolaan limbah kebun menjadi suatup roduk bermanfaat;
mempercepat diseminasi hasil penelitian dengan mengoptimalkan
kelembagaan pengkajian, diklat, penyuluhan, tenaga teknis pertanian
lapangan dan kelembagaan petani; mendorong pengembangan industri
pengolahan pertanian di pedesaan secara efisien guna peningkatan nilai
tambah dan daya saing di pasar dalam negeri dan internasional;
meningkatkan jaminan pemasaran dan stabilitas harga komoditas
pertanian, dan; meningkatkandan menjaga mutu dan keamanan pangan
pada semua tahapan produksi mulai dari hulu sampai hilir.
2. Strategi Khusus
Strategi umum pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 merupakan
strategi yang mengacu pada target utama pembangunan pertanian sehingga
sifatnya masih sektoral. Agar lebih sesuai dengan karakteristik khusus sub
sektor perkebunan, strategi umum dimaksud diformulasikan ke dalam
strategi khusus sebagai berikut:
- Peningkatan Produksi, Produktivitas, Dan Mutu Tanaman Perkebunan
Berkelanjutan
- Pengembangan komoditas
- Peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan d) Investasi
usaha perkebunan
- Penguatan dan Pengembangan sistem informasi manajemen tanaman
tahunan.
- Pengembangan SDM
- Pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha
- Pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan lingkungan hidup
a. Strategi peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman
perkebunan berkelanjutan.
Strategi ini merupakan upaya untuk meningkatkan produksi, produktivitas,
dan mutu tanaman perkebunan baik melalui penerapan teknologi
budidaya yang baik (Good Agricultural Practices/GAP) berupa
penyediaan benih unggul bermutu/ bersertifikat dan sarana produksi,
optimasi pemanfaatan sumber daya lahan dan dukungan perlindungan
perkebunan yang optimal. Adapun rencana aksi dari strategi tersebut
meliputi :
RKT Tanhun Tahun 2014 9
1) Mengembangkan budidaya tanaman perkebunan melalui penerapan
IPTEK dan 4-ASI (Intensifikasi, Rehabilitasi, Ekstensifikasi dan
Diversifikasi), yang didukung dengan sistem penyuluhan dan
pendampingan yang intensif.
2) Mengoptimalkan dukungan penyediaan benih unggul bermutu dan
sarana produksi, dukungan perlindungan perkebunan dan
penanganan gangguan usaha perkebunan serta dukungan
manajemen dan teknis lainnya.
3) Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan
pada wilayah perbatasan, pemekaran, penyangga, maupun
kawasan ekonomi khusus (KEK), dan optimalisasi pemanfaatan lahan.
b. Strategi pengembangan komoditas
Direktorat Jenderal Perkebunan berjumlah 127 jenis tanaman. Strategi
pengembangan komoditas dilakukan melalui upaya-upaya
memprioritaskan pengembangan komoditas unggulan nasional yang
meliputi karet, kelapa kelapa sawit, kopi, kakao, teh, jambu mete, cengkeh,
lada, jarak pagar, tebu, tembakau, kapas, nilam, dan kemirisunan, dan
mendorong pemerintah daerah untuk memfasilitasi pengembangan
komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya. Rencana aksi untuk strategi
ini adalah :
1) Mendorong pengembangan komoditas unggulan nasional dan lokal
sesuai dengan peluang pasar, karakteristik dan potensi wilayah
dengan penerapan teknologi budidaya yang baik.
2) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lahan, seperti lahan
pekarangan, lahan pangan, lahan cadangan dan sisa aset lahan
lainnya dengan pengembangan cabang usahatani lain yang sesuai.
3) Menumbuhkembangkan kawasan komoditas unggulan
berbasis pedesaan dengan pengelolaan dari hulu sampai hilir
dalam satu kawasan.
4) Mendorong pengembangan usaha budidaya tanaman perkebunan
untuk mendukung penumbuhan sentra-sentra kegiatan ekonomi
pada wilayah khusus antara lain wilayah perbatasan dan penyangga
(bufferzone), wilayah konflik/pasca konflik, wilayah bencana alam
serta wilayah pemekaran.
5) Mendorong pengembangan aneka produk (products development)
perkebunan serta upaya peningkatan mutu untuk memperoleh
peningkatan nilai tambah.
6) Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pendukung
pengembangan perkebunan.
RKT Tanhun Tahun 2014 10
c. Strategi peningkatan dukungan terhadap sistem ketahanan pangan
Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan
pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara
cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau
(UU nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan). Sebagai tindak lanjut dari target
utama Kementerian Pertanian, yaitu Peningkatan Diversifikasi Pangan
yang diindikasikan dari skor PPH (93,3 pada tahun 2014), sub sektor
perkebunan diamanahkan secara khusus untuk berkontribusi dalam
pemenuhan skor PPH tersebut dari komponen minyak dan lemak, dan
gula yang ditargetkan rata-rata 15 point per tahun sampai dengan 2014.
Rencana aksi yang akan dilakukan meliputi :
1) Meningkatkan pengembangan diversifikasi usahatani dengan
komoditas bahan pangan di areal perkebunan secara intensif dan
berkelanjutan.
2) Meningkatkan penyediaan protein hewani melalui integrasi cabang
usahatani ternak yang sesuai pada areal perkebunan.
3) Mendorong ketersediaan dan keterjangkauan sumber pangan yang
berasal dari perkebunan.
d. Strategi investasi usaha perkebunan
Strategi ini dimaksudkan untuk lebih mendorong iklim investasi yang
kondusif dalam pengembangan agribisnis perkebunan dan meningkatkan
peran serta pekebun, UMKM, masyarakat, dan swasta. Perbankan telah
menyediakan kredit program dan kredit komersial untuk investasi di
bidang perkebunan. Kredit program untuk petani meliputi KKP-E,
KPEN-RP, dan KUR. Selain itu Pemerintah juga memberikan bantuan
melalui Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK). Rencana aksi dari
strategi ini adalah:
1) Memberikan fasilitasi, advokasi dan bimbingan dalam memperoleh
kemudahan akses untuk pelaksanaan investasi usaha perkebunan;
2) Mendorong pelaksanaan pemanfaatan dana perbankan
untukpengembanganperkebunanterutamauntukusahakecildan
menengah
3) Mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif, mencakup:
pengembangan sistem pelayanan prima, jaminan kepastian dan
keamanan berusaha;
4) Memberikan fasilitasi tersedianya sumber dana dari
pengembangan komoditas dan sumber lainnya
untuk pengembangan usaha perkebunan;
RKT Tanhun Tahun 2014 11
5) Mendorong lembaga penjamin kredit untuk berpartisipasi dalam
pembangunan perkebunan.
e. Strategi pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan
Sistem informasi manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi
yang menyeluruh dan terkoordinasi yang secara rasional serta mampu
mentransfer data sehingga menjadi informasi guna meningkatkan
produktivitas. Berbagai capaian yang telah diraih yaitu Simonev, SAI,
Simpeg, website, dan e-form maupun e-government. Dalam rangka
pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan ini ditempuh
rencana aksi sebagai berikut:
1) Mengembangkan sistem informasi, mencakup kemampuan
menyusun, memperoleh dan menyebar luaskan informasi yang
lengkap mengenai SDM, teknologi, peluang pasar, manajemen,
permodalan, usaha perkebunan untuk mendorong dan
menumbuhkan minat pelaku usaha, petani dan masyarakat.
2) Meningkatkan jejaring kerja dengan institusi terkait
f. Strategi pengembangan Sumberdaya Manusia (SDM)
Strategi ini diarahkan untuk mendukung berlangsungnya proses
perubahan guna terwujudnya sistem dan usaha agribisnis perkebunan
yang bertumpu kepada kemampuan dan kemandirian pelaku usaha
perkebunan. Berkenaan dengan hal tersebut, rencana aksi yang akan
dilaksanakan mencakup upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas
SDM baik petugas, pekebun, maupun masyarakat dengan cara :
1) Petugas
- Meningkatkan kualitas, moral dan etos kerja petugas termasuk di
dalamnya petugas fungsional.
- Meningkatkan lingkungan kerja yang kondusif dan membangun
sistem pengawasan yang efektif.
- Meningkatkan penerapan sistem recruitment dan karir yang
terprogram serta transparan untuk mewujudkan petugas yang
profesional.
- Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dan sikap
prakarsa petugas yang pro-aktif dalam mewujudkan pelayanan
prima sesuai kebutuhan pelaku usaha.
2) SDM Pekebun dan Masyarakat
- Meningkatkan kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan
kemandirian pekebun dan masyarakat untuk mengoptimasikan
usahanya secara berkelanjutan.
RKT Tanhun Tahun 2014 12
- Memfasilitasi dan mendorong kemampuan pekebun dan
masyarakat untuk dapat mengakses berbagai peluang usaha dan
sumberdaya dalam memperkuat/memper-tangguh usaha taninya.
- Menumbuhkan kebersamaan dan mengembangkan kemampuan
dan keterampilan pekebun dan masyarakat dalam mengelola
kelembagaan petani dan kelembagaan usaha serta menjalin
kemitraan.
g. Strategi pengembangan kelembagaan dan kemitraan usaha Kelembagaan
petani didorong untuk tumbuh dari bawah yang dimulai dari kelompok tani,
gabungan kelompok tani, sampai koperasi komoditi yang berbadan
hukum. Kelembagaan petani dikelompokkan menjadi dua, yaitu
kelembagaan petani yang bersifat sosial dan yang berfungsi ekonomi.
Kelembagaan petani yang bersifat sosial berupa asosiasi petani
tanaman tahunan yang sampai saat ini telah terbentuk sebanyak 5
asosiasi petani.
Strategi pengembangan kelembagaan dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan dan kemandirian kelembagaan agribisnis perkebunan dalam
memanfaatkan peluang usaha yang ada. Adapun strategi pengembangan
kemitraan usaha dimaksudkan untuk dapat memperoleh manfaat
maksimal dari kegiatan agribisnis perkebunan. Untuk itu rencana aksi
yang akan ditempuh adalah :
1) Mendorong peningkatan kemampuan dan kemandirian
kelembagaan petani untuk menjalin kerjasama usaha dengan mitra
terkait serta mengakses berbagai peluang usaha dan sumberdaya
yang tersedia.
2) Memfasilitasi terbentuknya kelembagaan komoditas yang tumbuh
dari bawah.
3) Memfasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan
keuangan pedesaan.
4) Meningkatkan fungsi pendampingan kepada petani dan
kelembagaan usahanya.
5) Memperkuat kemitraan yang saling menguntungkan, saling
menghargai, saling bertanggung jawab, saling memperkuat dan
saling ketergantungan antara petani, pengusaha, karyawan dan
masyarakat sekitar perkebunan.
h. Strategi pengembangan dukungan terhadap pengelolaan SDA dan
lingkungan hidup
Strategi ini merupakan upaya untuk memanfaatkan sumberdaya
perkebunan secara optimal sesuai dengan daya dukung sehingga
kelestariannya dapat tetap terjaga. Melalui strategi ini, pengembangan
RKT Tanhun Tahun 2014 13
perkebunan dapat dilaksanakan secara harmonis ditinjau dari aspek
ekonomi, sosial dan ekologi secara berkelanjutan. Rencana aksi dari
strategi ini adalah:
1) Meningkatkan penerapan sistem pertanian konservasi pada wilayah-
wilayah perkebunan termasuk lahan kritis, gambut, DAS Hulu dan
pengembangan perkebunan di kawasan penyangga sesuai kaidah-
kaidah konservasi tanah dan air.
2) Meningkatkan penerapan paket teknologi ramah lingkungan.
3) Meningkatkan pemanfaatan pupuk organik, pestisida nabati, agens
pengendali hayati serta teknologi pemanfaatan limbah usaha
4) perkebunan yang ramah lingkungan.
5) Meningkatkan kampanye peran perkebunan dalam kontribusi
penyerapan karbon dan penyedia oksigen dan peningkatan peran
serta fungsi hidro-orologis.
6) Meningkatkan upaya-upaya penerapan pembukaan lahan tanpa
bakar.
VII. Program dan Kegiatan
A. Program
Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor 0142/M.PPN/06/2009 tanggal 19 Juni 2009 ditetapkan bahwa program pembangunan perkebunan tahun 2010-2014 adalah “Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman perkebunan berkelanjutan".
B. Kegiatan
Kegiatan Direktorat Tanaman Tahunan adalah fasilitasi pengembangan tanaman
tahunan, untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
tahunan melalui perluasan, peremajaan, intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi
dan diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih bermutu, sarana
produksi, pemberdayaan SDM dan Kelembagaan, serta pelayanan
organisasi secara optimal.
RKT Tanhun Tahun 2014 14
VIII. Rencana Kerja tahun 2014
Untuk mencapai target indikator kinerja pada RKT Direktorat Tanaman Tahunan
tahun 2014 ini didukung oleh rencana kerja Direktorat Tanaman Tahunan berupa
Kegiatan peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman tahunan
berkelanjutan yang meliputi:
a. Revitalisasi tanaman perkebunan (kelapa sawit, karet dan kakao) di 22
provinsi, 86 kabupaten ;
b. Pengembangan komoditas ekspor berupa:
- Pengembangan kelapa seluas 10.975 ha (peremajaan
9.975 ha dan perluasan 1.000 ha),
- Pengembangan jambu mete seluas 2.000 ha (peremajaan 900 ha, dan
perluasan 1.100 ha);
- pengembangan karet seluas 9.510 ha (peremajaan 8.710 ha, perluasan
800 ha);
c. Pengembangan Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri berupa
Pengembangan Tanaman sagu seluas 800 ha;
d. Pembangunan kebun sumber bahan tanam untuk tanaman karet 4 ha, kelapa
64 ha, jambu mete 5 ha dan kemiri sunan 5 ha;
e. Penilaian Kebun Sumber Bahan Tanam untuk tanaman jambu mete 4
kegiatan dan kelapa sebanyak 3 kegiatan;
f. Pemeliharaan Kebun Sumber Bahan Tanam untuk tanaman karet 5 ha ,kelapa
75 ha dan jambu mete 30 ha;
g. Pemberdayaan petani tanaman tahunan sebanyak 5.755 orang;
h. Pembinaan dan pengawalan pemberdayaan kelembagaan petani
tanaman tahunan (19 kegiatan);
i. Pelatihan Fasilitator Daerah (4 kegiatan di 4 provinsi);
j. Identifikasi dan Pendayagunaan Sumberdaya Tanaman Tahunan (19 kegiatan
di 19 provinsi);
k. Integrasi Tanaman Tahunan Ternak (18 kelompok).
RKT Tanhun Tahun 2014 15
Matrik Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014
RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT TANAMAN TAHUNAN
Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Tanaman Tahunan
Tahun Anggaran : 2014
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
(1) (2) (3)
Peningkatan Luas Areal Tanaman Tahunan
I Luas areal tanaman Kelapa Sawit 8.987.000 Ha
II Luas areal tanaman Karet 3.487.000 Ha
III Luas areal tanaman Kelapa 3.833.000 Ha
IV Luas areal tanaman Jambu Mete 577.000 Ha
V Luas areal tanaman Jarak Pagar 21.000 Ha
VI Luas areal tanaman Kemiri Sunan 2.000 Ha
VII. Revitalisasi Perkebunan - Karet - Kelapa Sawit - Kakao
5.000 Ha
30.000 Ha 3.000 Ha