rencana kinerja tahunan badan penelitian …sakip.pertanian.go.id/admin/data/rkt litbang final...
TRANSCRIPT
i
RENCANA KINERJA TAHUNAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN 2015
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2014
ii
KATA PENGANTAR
Memasuki periode ke-3 dalam Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang
(RPJP) 2005-2025 dan tahun pertama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
(Balitbangtan) menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang mengacu kepada
Rencana Strategis (Renstra) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2015-2019
dan Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019.
Dokumen RKT merupakan dasar penyusunan dan pengajuan anggaran kinerja serta
dasar bagi suatu kesepakatan tentang kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu instansi.
RKT Balitbangtan menjabarkan sasaran yang akan dicapai, indikator yang akan diukur
target Balitbangtan, yang selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan evaluasi kinerja
Balitbangtan tahun 2015. Selain itu, RKT juga menjadi acuan dalam Penetapan Kinerja
(PK) Balitbangtan setelah ditetapkannya alokasi anggaran TA. 2015. Dalam upaya
pencapaian sasaran strategis, RKT Balitbangtan diharapkan dapat memberikan
gambaran progress pencapaian sasaran tahunan Renstra secara jelas, terarah dan
terukur, serta bisa menjadi salah satu acuan evaluasi kinerja Balitbangtan.
Jakarta, September 2014
Kepala Badan
Dr. Haryono.
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................. iii
I. Pendahuluan ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan ………….............................................................................. 2
II. Tugas Pokok dan Fungsi …............................................................... 3
A. Sekretariat Badan Litbang Pertanian ……………………………….. 3
B. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan ….…….. 4
C. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi ……….……………………... 4
D. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura ……….……….. 5
E. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan ……………….. 5
F. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan ………………… 5
G. Balai Besar Penelitian Veteriner …………………………………….. 6
H. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ………………….. 7
I. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian ……... 7
J. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan
Pertanian………………………………………………………………. 8
K. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian …………….… 8
L. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi
dan Sumberdaya Genetik Pertanian…………………………......... 9
M. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen
Pertanian……………………………………………………................ 9
N. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian …………………………………………………………..…. 10
III. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan dan Strategi…………..……. 11
A. Visi ………………………………………………………..…………... 11
B. Misi ………………………………………………………...………….. 11
C. Tujuan ………………………………………………………...………. 11
D. Sasaran ……………………………………………………………….. 11
E. Kebijakan ………………………………………………………..…… 12
F. Strategi ………………………………………………………..……… 13
iv
IV. Program dan Kegiatan ………………………………………………… 17
A. Program Penelitian dan Pengembangan Pertanian …………….. 17
B. Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ………….…. 17
LAMPIRAN
Matrik RKT………………………………………………………………….. 33
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam periode Pembangunan Jangka
Menengah 2015-2019, sehingga merupakan tahun awal penetapan sasaran-sasaran yang
akan dicapai dalam kurun waktu 5 tahun ke depan beserta program dan kegiatan yang
mendukung pembangunan sektor pertanian. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan
Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, Kementerian Pertanian sedang
menyusun Rencana Strategis (Renstra) untuk sektor pertanian tahun 2015-2019. Masing-
masing eselon I lingkup Kementerian Pertanian juga menyusun Rencana Strategis secara
pararel dengan penyusunan Renstra Kementerian. Balitbangtan sebagai unit eselon I
Kementerian Pertanian telah menyusun draft Renstra 2015-2019, yang memuat sasaran
strategis yang akan dicapai dalam kurun waktu tersebut. Untuk mempermudah
pencapaiannya, sasaran strategis perlu dijabarkan ke dalam perencanaan kinerja tahunan.
Perencanaan kinerja tahunan merupakan proses penjabaran lebih lanjut dari sasaran
dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra untuk periode satu tahun. Rencana Kinerja
Tahunan (RKT) menggambarkan kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan oleh instansi
pemerintah dan indikator kinerja beserta target-targetnya berdasarkan program, kebijakan,
dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra. Target kinerja tahunan di dalam rencana
kinerja ditetapkan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan
kegiatan. Target kinerja tersebut merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya
dalam periode satu tahun.
Sasaran yang dimaksud pada RKT adalah sasaran sebagaimana dimuat dalam
dokumen Renstra. Instansi pemerintah mengidentifikasi sasaran yang akan diwujudkan pada
tahun bersangkutan dan dituangkan ke dalam RKT. Dalam pencapaian sasaran tersebut
perlu ditetapkan indikator kinerja dan targetnya. Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif
dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan.
Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung dapat mengindikasikan
sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran. Penetapan indikator kinerja kegiatan
merupakan proses identifikasi, pengembangan, seleksi, dan konsultasi tentang indikator
kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan dan program-program instansi.
Penetapan indikator kinerja kegiatan harus didasarkan pada perkiraan yang realistis dengan
2
memperhatikan tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta data pendukung yang harus
diorganisir.
Penyusunan indikator kinerja perlu memperhatikan kriteria sebagai berikut:
1. Spesifik (specific): Indikator kinerja harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan,
bukan cara pencapaiannya dan harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas.
2. Terukur (measurable): indikator kinerja harus terukur dan dapat dipastikan waktu dan
tingkat pencapaiannya.
3. Menantang namun dapat dicapai (aggressive but attainable): Indikator kinerja harus
dijadikan standar keberhasilan dalam satu tahun sehingga harus cukup menantang
namun masih dalam ruang tingkat keberhasilannya.
4. Berorientasi hasil (result oriented): Indikator kinerja harus menspesifikasikan hasil yang
ingin dicapai dalam periode 1 (satu) tahun.
5. Batasan waktu yang jelas (time-bound): Indikator kinerja harus dapat direalisasikan dalam
waktu yang relatif pendek mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan, dan tidak
lebih dari 1 (satu) tahun.
Karena RKT menguraikan sasaran-sasaran jangka pendek yang akan dicapai pada
tahun bersangkutan, disertai indikator kinerja beserta targetnya, maka RKT juga dapat
digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi pencapaian sasaran yang sekaligus
merupakan kinerja instasi yang bersangkutan.
B. Tujuan
Penyusunan RKT Balitbangtan tahun 2015 bertujuan untuk:
1. Merumuskan sasaran yang akan dicapai oleh Balitbangtan pada tahun 2015 dalam upaya
mendukung pencapaian sasaran strategis Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
2. Merumuskan indikator kinerja serta target yang akan dicapai dalam mendukung
pencapaian sasaran program pada tahun 2015.
3
II. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian merupakan unit Eselon I pada
Kementerian Pertanian yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pengembangan di bidang pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, Balitbangtan
menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan pengembangan
pertanian ;
2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan pertanian ;
3. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan
pertanian ; dan
4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Balitbangtan dibantu oleh
14 Unit Kerja Eselon 2, yaitu :
1. Sekretariat Badan Litbang Pertanian
Tugas :
Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Fungsi :
a. Koordinasi, dan penyusunan rencana dan program di bidang penelitian dan
pengembangan pertanian;
b. Pengelolaan urusan kepegawaian;
c. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;
d. Penyusunan kerjasama, rancangan peraturan perundang-undangan dan
penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta pelaksanaan hubungan
masyarakat dan informasi publik; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
4
2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Tugas:
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan program, serta pelaksanaan
penelitian dan pengembangan tanaman pangan.
Fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan penelitian dan pengembangan tanaman pangan;
b. Perumusan program penelitian dan pengembangan tanaman pangan;
c. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan
pengembangan tanaman pangan;
d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman pangan;
e. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman
pangan; dan
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.
3. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Tugas :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan program, serta pelaksanaan
penelitian tanaman padi.
Fungsi :
a. Penyusunan program dan evaluasi pelaksanaan penelitian tanaman padi;
b. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan, serta eksplorasi,
konservasi, karakterisasi, dan pemanfaatan plasma nutfah padi;
c. Pelaksanaan penelitian agronomi, fisiologi, ekologi, dan organisme pengganggu
tanaman padi;
d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha
agribisnis bidang tanaman padi;
e. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman padi; dan
f. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar.
5
4. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Tugas :
Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, penelitian dan
pengembangan hortikultura, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
kegiatan.
Fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, serta pemantauan dan evaluasi
penelitian dan pengembangan hortikultura;
b. Pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan
pengembangan hortikultura;
c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan hortikultura; dan
d. Pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan
Hortikultura.
5. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
Tugas :
Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, penelitian dan
pengembangan perkebunan, serta pemantauan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan kegiatan.
Fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program serta pemantauan dan evaluasi
penelitian dan pengembangan perkebunan;
b. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan
pengembangan perkebunan;
c. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan perkebunan; dan
d. Pengelolaan urusan tata usaha Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
6. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Tugas :
Melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan dan program, serta pelaksanaan
penelitian dan pengembangan peternakan.
6
Fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan penelitian dan pengembangan peternakan;
b. Perumusan program penelitian dan pengembangan peternakan;
c. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan
peternakan;
d. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan peternakan;
e. Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan peternakan;
dan
f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat.
7. Balai Besar Penelitian Veteriner
Tugas :
Melaksanakan penelitian di bidang veteriner
Fungsi :
a. Penyusunan program dan evaluasi pelaksanaan penelitian veteriner;
b. Pelaksanaan penelitian eksplorasi, konservasi, karakterisasi dan pemanfaatan
sumber daya plasma nutfah mikroba vetriner;
c. Pelaksanaan penelitian virologi, Bakteriologi, Parasitologi, Mikologi, Toksikologi,
Patologi, Epidemiologi, Bioteknologi, Farmakologi dan Teknik penyehatan Hewan;
d. Pelaksanaan penelitian penyakit zoonosis dan penelitian keamanan pangan produk
peternakan;
e. Pelaksanaan penelitian dan perkembangan komponen teknologi veteriner;
f. Pelaksanaan penelitian dan pelayanan diagnostik veteriner sebagai rujukan penyakit
hewan;
g. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian veteriner; dan
h. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai besar.
7
8. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Tugas :
Melaksanakan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian.
Fungsi :
a. Perumusan program analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian;
b. Pelaksanaan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan di bidang
pertanian;
c. Pelaksanaan telaah ulang program dan kebijakan di bidang pertanian;
d. Pemberian pelayanan teknik di bidang analisis sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian;
e. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil analisis dan pengkajian serta
konsultansi publik di bidang sosial ekonomi dan kebijakan pertanian;
f. Evaluasi dan pelaporan analisis dan pengkajian sosial ekonomi dan kebijakan
pertanian; dan
g. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Sosial Ekonomi dan
Kebijakan Pertanian.
9. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Tugas :
Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan
dan teknologi pertanian.
Fungsi :
a. Perumusan program, anggaran dan evaluasi perpustakaan dan penyebaran
informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian;
b. Pengelolaan sumberdaya dan pelayanan perpustakaan;
c. Pembinaan sumberdaya perpustakaan di lingkungan kementerian pertanian;
d. Pembinaan dan pengelolaan publikasi hasil penelitian pertanian;
e. Penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian dan hasilhasil
penelitian pertanian melalui tata kelola teknologi informasi dan promosi;
f. Pengelolaan sarana instrumentasi teknologi informasi dan bahan pustaka; dan
8
g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat Perpustakaan dan
Penyebaran teknologi Pertanian.
10. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian
Tugas :
Melaksanakan penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian.
Fungsi :
a. Perumusan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan sumberdaya
lahan pertanian;
b. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan
sumberdaya lahan pertanian;
c. Pelaksanaan pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis
dibidang sumberdaya lahan pertanian;
d. Pelaksanaan penelitian teknologi inderaja dan inventarisasi sumberdaya lahan
pertanian;
e. Pelaksanaan penelitian sosial ekonomi dan sintesis kebijakan pemanfaatan
sumberdaya lahan pertanian; dan
f. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar.
11. Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
Tugas :
Melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang mekanisasi pertanian.
Fungsi :
a. Pelaksanaan penelitian keteknikan pertanian;
b. Pelaksanaan rekayasa, rancang bangun dan modifikasi desain, model serta
prototipe alat dan mesin pertanian;
c. Pelaksanaan uji fungsional calon prototipe alat dan mesin pertanian;
d. Pelaksanaan penelitian dan rekayasa sistem mekanisasi pertanian;
e. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis dibidang
mekanisasi pertanian;
f. Penyusunan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan mekanisasi
pertanian;
9
g. Pengelolaan informasi dan dokumentasi hasil penelitian dan pengembangan
mekanisasi pertanian;
h. Pengelolaan sarana teknis penelitian dan pengembangan mekanisasi pertanian;
i. Pengelolaan kerjasama dan pendayagunaan penelitian dan pengembangan
mekanisasi pertanian; dan
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
12. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian
Tugas :
Melaksanakan penelitian dan pengembangan bioteknologi dan sumberdaya genetik
pertanian.
Fungsi :
a. Penyusunan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan bioteknologi dan
sumberdaya genetik pertanian;
b. Pelaksanaan penelitian konservasi dan karakterisasi yang meliputi fisik, kimia,
biokimia, metabolisme biologis dan biomolekuler sumberdaya genetik pertanian;
c. Pelaksanaan penelitian bioteknologi sel, bioteknologi jaringan, rekayasa genetik dan
bioprospeksi sumberdaya genetik pertanian;
d. Pelaksanaan penelitian keamanan hayati dan keamanan pangan produk
bioteknologi;
e. Pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan
bioteknogi dan sumberdaya genetik pertanian;
f. Pelaksanaan pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis
produk bioteknologi pertanian;
g. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian bioteknologi dan
sumberdaya genetik pertanian; dan
h. Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BB Biogen.
13. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian
Tugas :
Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen pertanian.
10
Fungsi :
a. Penyusunan program dan evaluasi penelitian dan pengembangan pascapanen;
b. Pelaksanaan penelitian identifikasi dan karakterisasi sifat fungsional dan mutu hasil
pertanian;
c. Pelaksanaan penelitian pengolahan hasil, perbaikan mutu, pemanfaatan limbah, dan
pengembangan produk baru;
d. Pelaksanaan penelitian teknologi proses fisik, kimia, dan biologi hasil pertanian;
e. Pelaksanaan penelitian sistem mutu dan keamanan pangan hasil pertanian;
f. Pelaksanaan pengembangan sistem informasi teknologi pascapanen pertanian;
g. Pelaksanaan pengembangan komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis
bidang pascapanen pertanian;
h. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian pascapanen pertanian;
dan
i. Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga BB-Pascapanen.
14. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
Tugas :
Melaksanakan pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian.
Fungsi :
a. Perumusan program dan evaluasi pengkajian dan pengembangan teknologi
pertanian;
b. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil pengkajian dan pengembangan
teknologi pertanian;
c. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan norma dan standar metodologi
pengkajian dan pengembangan teknologi pertanian;
d. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan paket teknologi unggulan;
e. Pelaksanaan pengkajian dan pengembangan model teknologi pertanian regional dan
nasional; dan
f. Pengelolaan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar.
11
III. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI 2015-2019
A. Visi
Rencana kinerja tahunan Balitbangtan TA. 2015 mengacu kepada Renstra Balitbangtan
2015-2019 sehingga visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan strateginya mengadopsi visi,
misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan strategi Renstra Balitbangtan 2015-2019 dengan
penyesuaian target indikator kinerja per tahunnya. Oleh karena itu, visi Balitbangtan 2015-
2019 adalah “Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian terkemuka di dunia
dalam mewujudkan sistem pertanian bio-industri tropika berkelanjutan”.
B. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, Balitbangtan menetapkan misinya sebagai
berikut:
1. Merakit, menguji dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul berdaya saing
mendukung pertanian bio-industri.
2. Mendiseminasikan inovasi pertanian tropika unggul dalam rangka peningkatan scientific
recognition dan impact recognition.
C. Tujuan
1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi pertanian tropika unggul berdaya saing
mendukung pertanian bio-industri berbasis advanced technology dan bioscience, aplikasi
IT, dan adaptif terhadap dinamika iklim.
2. Mengoptimalkan pemanfaatan inovasi pertanian tropika unggul untuk mendukung
pengembangan iptek dan pembangunan pertanian nasional.
D. Sasaran Strategis
Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang berkelas dunia, sasaran strategis
yang harus dicapai oleh Balitbangtan adalah:
1. Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya saing dengan
memanfaatkan advanced technology dan bioscience.
2. Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca panen, dan prototipe alsintan
berbasis bioscience dan bioenjinering dengan memanfaatkan advanced techonology,
12
seperti teknologi nano, bioteknologi, iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing yang
adaptif.
3. Tersedianya data dan informasi sumberdaya pertanian (lahan, air, iklim dan sumberdaya
genetik) berbasis bio-informatika dan geo-spasial dengan dukungan IT.
4. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian, kelembagaan, dan rekomendasi
kebijakan pembangunan pertanian.
5. Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian (benih/bibit sumber, prototipe,
peta, data, dan informasi) dan materi transfer teknologi.
6. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga litbang
pertanian yang handal dan terkemuka untuk memperoleh HKI.
E. Kebijakan
Upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan Balitbangtan
dituangkan dalam rumusan arah kebijakan dan strategi Balitbangtan. Rumusan tersebut
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Renstra Kementerian Pertanian 2015-
2019, khususnya yang terkait langsung dengan program Balitbangtan, yaitu penciptaan
teknologi dan model pengembangan inovasi pertanian bio-industri berkelanjutan. Dalam hal
ini arah kebijakan dan strategi litbang pertanian merupakan penjabaran lebih lanjut dari
program tersebut.
Arah kebijakan Balitbangtan 2015-2019 juga harus mengacu pada arah kebijakan
pembangunan Pertanian Nasional (RPJMN) dan arah kebijakan pembangunan pertanian
yang ada dalam SIPP 2013-2045. Berdasarkan arahan dari kebijakan nasional, maka upaya
pemenuhan kebutuhan pangan masih menjadi hal yang utama, disamping juga mulai
memberikan perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan energi terutama energi baru dan
terbarukan. Upaya pemenuhan kebutuhan pangan dan energi ini juga harus dapat menjamin
kesejahteraan petani yang mengusahakannya, sehingga arah kebijakan yang dilakukan
adalah dengan pengembangan nilai tambah kegiatan pertanian melalui penerapan konsep
pertanian bio-industri.
Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan (litbang) pertanian ke depan
disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2015 – 2019 melalui
peningkatan penguasaan dan pengembangan IPTEK yang inovatif, efisien dan efektif
dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan IPTEK
dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan. Kebijakan tersebut
13
diimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitian yang ada secara optimal dan
meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional maupun internasional.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada periode 2015-2019 merupakan
periode kurva kedua (second curve) yang sudah dimulai sejak tahun 2005, akan
memfokuskan pengembangan sarana dan prasarana yang high profile/higher quality system
dengan sumberdaya manusia (SDM) yang handal dan berkualitas. Selain itu manajemen
harus dikelola secara profesional (corporate management) dengan menerapkan ISO dan
SOP dalam penelitian, perencanaan dan manajemen.
Secara rinci arah kebijakan Pengembangan Balitbangtan ke depan adalah :
1. Mengembangkan kegiatan penelitian yang menunjang ke arah peningkatan produksi hasil
pertanian, melalui peningkatan produktivitas, perluasan areal pertanian, terutama pada
lahan sub optimal , serta mendukung upaya penyediaan sumber bahan pangan yang
makin beragam.
2. Mendorong pengembangan dan penerapan advance technology untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumberdaya yang terbatas jumlahnya.
3. Mendorong terciptanya suasana keimuan dan kehidupan ilmiah yang kondusif sehingga
memungkinkan optimalisasi sumberdaya manusia dalam pengembangan kapasitasnya
dalam melakukan penelitian, perekayasaan serta diseminasi hasil penelitian.
4. Mendukung terciptanya kerjasama dan sinergi yang saling menguatkan antara UK/UPT
lingkup Badan Litbang Pertanian dan Badan Litbang Pertanian dengan berbagai lembaga
terkait di dalam dan luar negeri.
F. Strategi
Uraian pada bagian ini ingin megungkapkan berbagai strategi yang dikembangkan
dalam mencapai sasaran strategis yang telah di tetapkan. Prinsip dasar dari strategi ini
adalah untuk terjadinya percepatan dalam pencapaian sasaran strategis, atau strategi ini
menggambarkan upaya un-usual yang perlu dikembangkan dalam pencapaian sasaran
strategis.
Sasaran Strategis 1. Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya
saing dengan memanfaatkan advanced technology dan bioscience.
Strategi:
14
1. Pengembangan kegiatan riset bersama melalui konsorsium riset dengan bekerjasama
dengan berbagai lembaga terkait.
2. Perencanaan kegiatan riset berbasis kebutuhan konsumen antara (eselon satu terkait
lingkup Kemtan) dan pengguna akhir.
3. Memanfaatkan advance technology mempercepat penciptaan varietas unggul baru dan
mendukung pengembangan bioindustri.
4. Melindungi, melestarikan dan memanfaatkan kekayaan sumberdaya genetik.
5. Menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk mendukung penelitian terapan dan
inovatif.
Sasaran Strategis 2. Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca panen, dan
prototipe alsintan berbasis bioscience dan bioenjinering dengan memanfaatkan advanced
techonology, seperti: teknologi nano, bioteknologi, iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing
yang adaptif.
Strategi :
1. Pengembangan kegiatan riset bersama melalui konsorsium riset dengan bekerjasama
dengan berbagai lembaga terkait.
2. Perencanaan kegiatan riset berbasis kebutuhan konsumen antara (eselon satu terkait
lingkup Kemtan) dan pengguna akhir.
3. Memanfaatkan advance technology mempercepat penciptaan varietas unggul baru dan
mendukung pengembangan bioindustri
4. Melindungi, melestarikan dan memanfaatkan kekayaan sumberdaya genetik,
6. Menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk mendukung penelitian terapan dan
inovatif.
Sasaran Strategis 3.Tersedianya data dan informasi sumberdaya pertanian (lahan, air, iklim
dan sumberdaya genetik) berbasis bio-informatika dan geo-spasial dengan dukungan IT.
Strategi :
1. Mengembangkan model prediksi dan sistem informasi pertanian berbasis geo-spasial
serta memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan sistem cloud
computing.
2. Pengembangan kegiatan riset bersama melalui konsorsium riset dengan bekerjasama
dengan berbagai lembaga terkait.
15
3. Perencanaan kegiatan riset berbasis kebutuhan konsumen antara (eselon satu terkait
lingkup Kemtan) dan pengguna akhir.
4. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya lahan eksisting dan sumberdaya genetik
secara berkelanjutan.
5. Melaksanakan reforma agraria berbasis tata kelola lahan sebagai pondasi dan modal
dasar pembangunan pertanian.
6. Memperluas dan melakukan konservasi dan rehabilitasi lahan dan keanekaragaman
hayati.
7. Mengembangkan sistem adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
Sasaran Strategis 4. Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian, kelembagaan,
dan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian.
Strategi:
1. Melakukan berbagai uji coba dan pengembangan model pembangunan Pertanian dalam
berbagai skala ekonomi.
2. Merumuskan rekomendasi kebijakan, Organisasi dan Kelembagaan terutama berkaitan
dengan peningkatan efektivitas sinergi program pembangunan pertanian.
3. Pengembangan kegiatan riset bersama melalui konsorsium riset dengan bekerjasama
dengan berbagai lembaga terkait.
4. Perencanaan kegiatan riset berbasis kebutuhan konsumen antara (eselon satu terkait
lingkup Kemtan) dan pengguna akhir.
5. Menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk mendukung penelitian terapan dan
inovatif.
Sasaran Strategis 5. Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian (benih/bibit
sumber, prototipe, peta, data, dan informasi) dan materi transfer teknologi.
Strategi:
1. Meningkatkan perakitan dan penyediaan varietas/galur unggul, benih, bibit, yang
didukung oleh dan inovasi sistem perbenihan yang handal dan berdaya saing serta
memperkuat Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS);
2. Optimalisasi sumber daya penelitian dalam rangka memacu peningkatan produktivitas
dan berdampak luas (impact recognition) melalui kegiatan diseminasi yang intensif;
3. Mengembangkan sistem litkajibangrap teknologi untuk mendukung pembangunan
pertanian-bioindustri spesifik lokasi.
16
4. Meningkatkan kapasitas lembaga inovasi (penelitin, diseminasi, penyuluhan) melalui
sinergi dan kerjasama yang saling menguatkan.
5. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil penelitian melalui Spektrum
Diseminasi Multi Channel kepada seluruh stakeholders nasional melalui jejaring PPP
(public-private–partnership) maupun internasional untuk mempercepat proses
pencapaian sasaran pembangunan pertanian (impact recognition) pengakuan ilmiah
internasional (scientific recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan penelitian
lainnya diluar APBN (eksternal fundings).
Sasaran Strategis 6. Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya
lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.
Strategi :
1. Memposisikan spirit tagline (Science.Innovation.Networks) dalam setiap kegiatan
Litkajibangrap baik dalam proses teknis maupun dalam aspek manajemen dan
kepemimpinan serta pemikiran;
2. Membangun budaya baru penelitian yang menghargai daya cipta dengan insentif yang
dapat memotivasi peningkatan kinerja penelitian, dan diperolehnya HKI;
3. Membangun jejaring dan tatakelola inovasi, untuk meningkatkan inovasi kreatif melalui
kemitraan dengan lembaga riset pemerintah dan swasta;
4. Meningkatkan kuantitas, kualitas dan kapabilitas sumberdaya penelitian melalui
perbaikan sistem rekrutmen dan pelatihan SDM, penambahan sarana dan prasarana, dan
struktur penganggaran yang sesuai dengan kebutuhan institusi litbang dalam
mewujudkan sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.
17
IV. PROGRAM DAN KEGIATAN
4.1. Program Balitbangtan
Program Balitbangtan pada periode 2015-2019 diarahkan untuk penciptaan
teknologi dan inovasi pertanian bio-industri berkelanjutan. Oleh karena itu,
Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut fokus
komoditas yang terdiri dari delapan kelompok produk yang ditetapkan oleh Kementerian
Pertanian yakni (1) Bahan Makanan Pokok Nasional: Padi, Jagung, Kedelai, Gula,
Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau; (2) Bahan Makanan Pokok Lokal: Sagu, Jagung,
Umbi-Umbian (ubi kayu, ubi jalar); (3) Produk Pertanian Penting Pengendali Inflasi:
Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih; (4) Bahan Baku Industri (Konvensional): Sawit,
Karet, Kakao, Kopi, Lada, Pala, Teh, Susu, Ubi kayu; (5) Bahan Baku Industri: sorgum,
gandum, tanaman obat, Minyak Atsiri, (6) Produk Industri Pertanian (Prospektif): Aneka
Tepung dan Jamu; (7) Produk Energi Pertanian (prospektif): Biodiesel, Bioetanol,
Biogas; dan (8) Produk Pertanian Berorientasi Ekspor dan Subtitusi Impor: Buah-buahan
(Nanas, Manggis, Salak, Mangga, Jeruk), Kambing/Domba, Babi, Florikultura. Di dalam
delapan kelompok produk tersebut, terdapat 7 komoditas yang ditetapkan sebagai
komoditas strategis yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai merah,
dan bawang merah.
4.2. Kegiatan Balitbangtan
Sesuai dengan organisasi Balitbangtan, program Litbang Pertanian untuk periode
2015-2019 terdiri atas 12 kegiatan unggulan berbasis komoditas dan bidang masalah
serta kegiatan corporate program yang merupakan kegiatan lintas institusi dan atau
lintas kepakaran dalam menjawab isu tematik aktual tertentu. Kegiatan penelitian dan
pengembangan lingkup Balitbangtan adalah sebagai berikut :
4.2.1. Kegiatan Litbang Tanaman Pangan
Kegiatan Litbang Tanaman Pangan pada periode tahun 2015-2019 diarahkan
untuk menghasilkan inovasi teknologi perbaikan kuantitas dan kualitas produksi bahan
baku bio-industri berbasis tanaman pangan dengan proses ramah lingkungan dan
minimum eskternal input. Kegiatan difokuskan pada perakitan varietas unggul tanaman
pangan, terutama padi, jagung, dan kedelai, dengan potensi hasil (produktivitas) tinggi,
18
umur sangat pendek (sangat genjah), dan tahan/toleran terhadap cekaman biotik/abiotik,
adaptif untuk dikembangkan untuk lahan-lahan tropis sub-optimal dan lahan terdampak
dinamika perubahan iklim akibat fenomena pemanasan global. Perakitan varietas unggul
dirancang sejak awal telah melibatkan konsumen dan stakeholder agar sesuai preferensi
konsumen.
Sumber daya genetik untuk perakitan varietas antisipatif dampak perubahan iklim
tidak selalu tersedia dari jenis tanaman pangan, maka kegiatan perakitan varietas unggul
tidak hanya menggunakan pendekatan pemuliaan konvensional, tetapi juga perlu
pendekatan biologi molekuler atau genomik untuk gen discovery dan pemanfaatan
teknologi informasi. Oleh karena itu, identifikasi sumber-sumber gen peningkatan
produktivitas, ketahanan/toleransi terhadap cekaman biotik/abiotik menjadi sangat
penting untuk dilakukan bersama-sama oleh Litbang Tanaman Pangan bersama dengan
Litbang Bioteknologi. Penelitian dalam bentuk Konsorsium kedepan akan dijadikan
model atau wadah kegiatan perakitan varietas unggul dimulai dari merancang target
pemuliaan. Mendukung kegiatan tersebut, kedepan peran plasmanutfah (sumber daya
genetik) tanaman pangan menjadi vital karena keberhasilan identifikasi, karakterisasi
morfologik dan genetik akan digunakan sebagai sumber tetua unggul dalam perakitan
varietas unggul yang disesuaikan dengan tujuan perakitannya.
Diseminasi varietas unggul perlu dipercepat agar segera dimanfaatkan oleh petani
dan stakeholder. Berdasarkan jargon “Benih adalah UPBS”, maka kedepan kegiatan
Litbang Tanaman Pangan akan lebih fokus pada peningkatan peran dan fungsi UPBS
tanaman pangan padi, jagung dan kedelai untuk dapat memenuhi dan mendukung
kebutuhan benih sumber nasional untuk penyebaran varietas spesifik lokasi. Tingkat
adopsi adopsi varietas oleh petani adalah bentuk riil keberhasilan kegiatan diseminasi
varietas unggul yang baru dilepas. Kinerja UPBS yang dituju dicirikan oleh
kemampuannya untuk menjaga kemurnian genetik varietas yang telah diadopsi melalui
mutu penyediaan benih sumber (BS dan FS) inbrida dan F1 hibrida padi dan jagung yang
dihasilkan dengan terus menerapkan sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001-2008.
Sejalan dengan hal tersebut, untuk aktualisasi potensi hasil varietas unggul yang
perlu disiapkkan adalah logistik benih sumber bermutu baik, dan juga penelitian
perakitan dan atau perbaikan teknologi budidaya ramah lingkungan pendukungnya
dalam suatu Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), yang disiapkan secara paralel
19
dengan proses kegiatan perakitan varietas unggul. Perakitan dan atau perbaikan
teknologi budidaya pendukung yang meliputi teknologi pemupukan; cara tanam;
pengelolaan air; pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti hama,
penyakit, dan gulma; panen dan pasca panen primer sejak awal lebih diarahkan untuk
agroekosistem lahan-lahan sub optimal dengan mempertimbangkan kondisi spesifik
lokal dan antisipatif terhadap dinamika perubahan iklim. Integrasi teknologi budidaya
pendukung dalam PTT diarahkan untuk mampu meningkatkan produktivitas aktual dan
indeks panen, serta dapat menjadi bagian dari keseluruhan model pengembangan
pertanian tanaman pangan bio-industri berkelanjutan, yakni kemandirian pangan dan
kecukupan energi.
4.2.2. Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura
Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura diarahkan pada pengembangan kawasan
hortikultura dan sentra-sentra produksi melalui pengelolaan sumberdaya genetik
hortikultura sebagai materi perakitan varietas unggul baru adaptif daerah tropis pada
berbagai agroekosistem dengan berbagai keunggulan seperti: umur pendek (genjah),
rasa terbaik (better eating quality), tanpa biji (seedless), bentuk yang bagus (better
performance) dan sedang digemari (trendsetter). Hal ini diharapkan akan mengurangi
volatilias harga dan memecahkan permasalahan distribusi terutama pada komoditas
hortikultura yang bulky dan voluminous.
Di samping itu, penelitian dan pengembangan inovasi teknologi modern yang
efektif, efisien dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang dapat
mengantisipasi perubahan iklim, menanggulangi permasalahan organisme pengganggu
tanaman (OPT) terutama di lahan suboptimal, serta pengelolaan limbah (zero waste)
mendukung gioindustri pertanian menjadi kegiatan yang juga diprioritaskan.
4.2.3 Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan
Tanamanan Perkebunan mencakup kelompok tanaman rempah, tanaman obat,
tanaman palma, tanaman pemanis, tanaman penyegar, dan tanaman industri lainnya.
Kegiatan litbang perkebunan difokuskan pada pemecahan masalah utama komoditas
unggulan nasional guna mendukung program strategis Kementerian Pertanian, terutama
untuk mewujudkan kemandirian pangan dan mensubstitusi energi fosil dengan
bioenergi.
20
Kegiatan Litbang perkebunan diarahkan pada: (1) perakitan varietas unggul dan
teknologi budidaya pendukungnya, (2) pengembangan produk olahan berupa formula
dan teknologi proses, dan (3) sintesa kebijakan untuk memberikan masukan dalam
pembangunan perkebunan nasional. Perakitan varietas unggul tanaman perkebunan
tahunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu
mete, cengkeh) untuk menghasilkan varietas/galur/klon yang mempunyai sifat genjah
dan umur ekonomis panjang, tahan OPT, tahan terhadap cekaman faktor abiotik (kering,
basah), produktivitas tinggi, kadar minyak tinggi untuk tanaman penghasil biofuel dan
minyak atsiri dan minyak nabati. Perakitan varietas unggul tanaman pemanis (tebu)
untuk menghasil varietas/galur/klon dengan produktivitas dan rendemen gula tinggi.
Perakitan varietas tanaman serat untuk mencapai produktivitas tinggi dan mutu serat
sesuai kebutuhan industri tekstil dan pencetakan uang kertas. Sedangkan perakitan
varietas unggul tembakau untuk menghasilkan varietas/galur/klon dengan kadar nikotin
dan tar rendah. Perakitan teknologi budidaya diarahkan pada dukungan budidaya
varietas unggul yang telah dihasilkan, untuk mencapai produktivitas dan mutu hasil
optimal, antisipasi terhadap perubahan lingkungan biotik dan abiotik, dan mendukung
pengembangan komoditas di daerah sub optimal. Pengembangan produk olahan berupa
formula dan teknologi proses diarahkan untuk peningkatan nilai tambah dan daya saing
komoditas. Dalam kaitannya dengan pengembangan bahan bakar nabati, litbang
perkebunan berorientasi pada pemanfaatan hasil dan limbah tanaman perkebunan
dalam satu sistem bioindustri, termasuk juga mengintegrasikan tanaman perkebunan
dengan jenis tanaman lain dan ternak. Sintesa kebijakan yang bersifat responsif dan
antisipatif fokus mendukung pencapaian target Kementerian Pertanian dan
pengembangan komoditas strategis tanaman perkebunan.
4.2.4 Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner
Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner dilaksanakan untuk mendukung
ketersediaan protein hewani melalui: pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
genetik, dan perakitan galur baru ternak dan varietas tanaman pakan ternak
mengantisipasi perubahan iklim. Perakitan teknologi berupa teknologi pakan ternak
berbasis bioindustri, teknologi reproduksi, budi daya ternak, dan tanaman pakan ternak
yang beradaptasi terhadap perubahan iklim serta rekomendasi kebijakan peternakan
dan veteriner. Penelitian pakan dengan memanfaatkan biomassa (peternakan
bioindustri) yang terintegrasi dapat menekan harga pakan, sehingga produk peternakan
21
dapat diperoleh dengan harga yang lebih terjangkau. Corporate program berupa
pengembangan sistem integrasi ternak-tanaman dilaksanakan terhadap komoditas
pangan, hortikultura dan perkebunan yang berbasis pengembangan kawasan.
Sedangkan teknologi veteriner berbasis bioscience dan bioengineering dilaksanakan
untuk mendukung peningkatan populasi ternak, melalui peningkatan status kesehatan
hewan, keamanan pangan dan pakan, serta pengendalian penyakit.
4.2.5. Kegiatan Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian
Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian diarahkan pada inventarisasi dan
evaluasi potensi sumber daya lahan pertanian meliputi pemetaan tanah dan pemetaan
tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, digital
elevation model (DEM) berbasis Global Information System (GIS). Penelitian
optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan, yang diarahkan kepada sistem pertanian
yang ramah lingkungan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber
daya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk
dan pembenah tanah (anorganik, organik, hayati dan pengembangan teknologi nano).
Sementara kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri atas
perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim
global (teknologi rendah emisi dan measurable, reportable, verifiable (MRV)
methodology) dan lahan terdegradasi. Selain itu juga dilaksanakan analisis kebijakan
terkait dengan pengelolaan sumbedaya lahan, pupuk dan pembenah tanah, dan
antisipasi dampak perubahan iklim, serta pengembangan sistem basis data dan
teknologi sistem informasi pertanian berbasis web.
4.2.6. Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian
Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian diarahkan
pada (1) pemetaan dan eksplorasi gen-gen penting, serta sekuensing dan anotasi
genom tanaman, ternak, dan mikroba yang berguna dalam perbaikan genetik komoditas
pertanian, (2) aplikasi teknik seluler, mutagenesis, molekuler dan rekayasa genetik
dalam perakitan varietas atau galur-galur unggul berpotensi hasil tinggi, efisien dalam
penggunaan pupuk, tahan cekaman biotik, dan toleran cekaman abiotik seperti
kekeringan, banjir, salinitas, kemasaman, (3) identifikasi dan produksi senyawa biokimia
dari SDG pertanian untuk pengembangan bahan pangan baru, peningkatan nilai tambah,
pengendalian OPT ramah lingkungan,dan pengembangan bioenergi, (4) pengelolaan
22
SDG pertanian secara terpadu melalui pelestarian, pengayaan, pendayagunaan, dan
pengelolaan sistem informasinya.
4.2.7. Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Kegiatan penelitian/analisis sosial ekonomi dan Kebijakan Pertanian ditujukan
untuk menghasilkan pengetahuan, data, informasi, analisis dan rekomendasi kebijakan
pertanian berkelanjutan yang berkaitan dengan: (1) Kebijakan Penguatan dan
Perlindungan Usaha Pertanian; (2) Kebijakan Sumberdaya Alam, Infrastruktur dan
Investasi Pertanian; (3) Kebijakan Kelembagaan dan Regulasi Pertanian; (4) Kebijakan
Ekonomi Makro, Ketahanan Pangan, Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan
Pedesaan; (5) Dinamika Ekonomi Pertanian dan Pedesaan; dan (6) Evaluasi dan
Tanggap Cepat Atas Isu Kebijakan Aktual
4.2.7.1. Pengkajian Kebijakan Penguatan dan Perlindungan Usaha Pertanian
Kegiatan ini mencakup kajian kebijakan dukungan atau subsidi input-output
pertanian dan modal usaha pertanian serta perdagangan domestik dan internasional
produk pertanian. Kegiatan ini mencakup antara lain kajian terhadap kebijakan subsidi
pupuk, benih, dan pembiayaan usahatani, harga dasar hasil pertanian (misalnya gabah),
pajak atau retribusi atas prasarana dan layanan jasa pemerintah, sarana usaha, produk
dan usaha pertanian, tarif impor dan punguatan ekspor, dan lain-lain.
4.2.7.2. Pengkajian Kebijakan Sumberdaya Alam, Infratruktur dan Investasi Pertanian
Kegiatan ini mencakup kajian kebijakan pengelolaan dan eksploitasi sumberdaya
pertanian (genetik, lahan, air, agroklimat, jalan usahatani, kelistrikan, tempat pemasaran)
dan interaksinya dengan kualitas lingkungan. Tujuan utama Kegiatan ini ialah
memberikan opsi dan pertimbangan kepada pemerintah serta bahan advokasi kebijakan
pengelolaan sumberdaya pertanian dan pembangunan infrastruktur guna memfasilitasi
pertumbuh-kembangan usaha pertanian yang berdaya saing, progresif, berkeadilan dan
berkelanjutan.
4.2.7.3 Pengkajian Kebijakan Kelembagaan dan Regulasi Pertanian
Kegiatan ini mencakup kajian kebijakan penumbuhan, pemberdayaan dan
pengaturan pola-pola usaha kemitraan koordinasi horizontal (seperti kelompok tani) atau
vertikal (antara petani dengan pedagang, eksportir atau pengolah hasil usahatani),
organisasi para pengusaha pertanian (asosiasi petani komoditas sejenis, seperti
23
asosiasi petani tebu rakyat, asosiasi pedagang, asosiasi pengusaha industri pertanian)
atau masyarakat pemangku kepentingan (masyarakat agribisnis), nilai-nilai
kemasyarakatan, tata-kelola pemerintahan dalam pembangunan pertanian, serta
pembuatan undang-undang dan peraturan di bidang pertanian.
4.2.7.4 Pengkajian Kebijakan Ekonomi Makro, Ketahanan Pangan, Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Pedesaan
Kegiatan ini mencakup kajian kebijakan yang tidak langsung berkaitan dengan
sektor pertanian atau sesungguhnya di luar yurisdiksi Kementerian Pertanian namun
berpengaruh nyata terhadap kinerja sektor pertanian. Sebagai contoh nyata antara lain
kajian dampak kebijakan energi, kebijakan moneter dan pengeluaran pemerintah,
pemberian beras untuk keluarga miskin, pemberian bantuan langsung tunai untuk
keluarga miskin, kajian dampak kebijakan dan kinerja sektor pertanian terhadap indikator
ekonomi makro.
4.2.7.5. Penelitian Dinamika Ekonomi Pertanian dan Pedesaan
Kegiatan ini mencakup penelitian untuk mendapatkan parameter dan indikator
yang diperlukan sebagai bahan dalam pengkajian kebijakan. Kegiatan ini tidak terkait
langsung dalam suatu kebijakan tertentu. Penelitian integrasi pasar, nilai tukar petani,
elastisitas dan proyeksi permintaan dan penawaran, evaluasi dinamika perekonomian
desa dan pertumbuhan sektor pertanian termasuk dalam Kegiatan ini.
4.2.7.6. Evaluasi dan Tanggap Cepat Atas Isu Kebijakan Aktual
Kegiatan ini mencakup pengkajian segera dan cepat atas isu kebijakan yang muncul
tanpa diantisipasi sebelumnya namun perlu segera ditanggapi oleh pemerintah atau
keberadaannya perlu dijelaskan kepada masyarakat. Kegiatan spesifik dari kegiatan ini
tidak diketahui pada awal perencanaan Kegiatan tahunan, namun tergantung pada
perkembangan sepanjang kontinum waktu perencanaan. Kajian dilaksanakan terutama
dengan mengoptimalkan hasil-hasil penelitian atau stock knowledge yang sudah ada
dilengkapi dengan verifikasi lapang dalam rangka pendalaman masalah
4.2.8 Kegiatan Perekayasaan/Litbang Mekanisasi Pertanian
Perekayasaan/litbang mekanisasi pertanian diarahkan untuk peningkatan
produktivitas dan efisiensi kerja, peningkatan kualitas dan nilai tambah produk pertanian
serta pemanfaatan limbahnya (biomasa). Kegiatan litbang mekanisasi pertanian
difokuskan pada tiga kegiatan utama, yaitu perekayasaan/litbang mekanisasi pertanian
24
untuk: (1) menghasilkan teknologi mekanisasi budidaya, pasca panen dan pengolahan
hasil pertanian yang berdaya saing; (2) menghasilkan teknologi mekanisasi bio-rafinasi
dan pengelolaan limbah pertanian dan (3) menghasilkan teknologi mekanisasi
otomatisasi dan instrumentasi pertanian. Selain itu, kegiatan analisis dan sintesis
kebijakan yang menghasilkan bahan perumusan kebijakan (rekomendasi) mekanisasi
pertanian juga dilakukan untuk percepatan pengembangan mekanisasi pertanian di
Indonesia.
4.2.9. Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian
Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian difokuskan untuk menghasilkan
teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapaian target
diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor dengan
memanfaatkan teknologi nano, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika untuk
meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian
bio-industri berkelanjutan. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot
maupun skala operasional meliputi penanganan segar produk pertanian, diversifikasi
pangan dan substitusi pangan impor, serta pengembangan produk dan teknologi untuk
meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian.
4.2.10.Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
lebih diarahkan untuk mengoptimalkan peran PUSTAKA dalam memenuhi kebutuhan
informasi litkajibangdiklatluhrap melalui: (1) pengembangan jejaring informasi; (2)
pengembangan sumberdaya informasi; (3) adaptasi aplikasi teknologi informasi sesuai
perkembangan dan tuntutan pengguna; dan (4) pengelolaan publikasi dan
penyebarluasan informasi melalui berbagai saluran/multi-channel (SDMC).
4.2.11.Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian
Kegiatan pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian lebih difokuskan
pada kegiatan pengkajian teknologi dan percepatan diseminasi inovasi teknologi dalam
mewujudkan sistem pertanian bio-industri spesifik lokasi berkelanjutan. Kegiatan
pengkajian spesifik lokasi dilakukan dengan memadukan hasil penelitian UK/UPT
lingkup Balitbangtan dengan pemberdayaan potensi lokal. Percepatan diseminasi
inovasi teknologi pertanian dilaksanakan melalui pengembangan spektrum diseminasi
dan memanfaatkan berbagai channel (spektrum diseminasi multi-channel/ SDMC) untuk
25
menunjang terwujudnya pertanian industrial perdesaan. Hal ini dilakukan melalui model
pengembangan inovasi teknologi pertanian bioindustri. Termasuk didalamnya
peningkatan kapasitas penyuluh untuk mendukung disenminasi hasil penelitian dan
pengkajian.
Kegiatan pendampingan yang merupakan salah satu dukungan Balitbangtan
terhadap Program Stategis Kementrian Pertanian, akan dilaksanakan melalui
Pendampingan Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional. Adapun pendampingan
kawasan tersebut meliputi (1) Tanaman Pangan di 55 Kabupaten/Kota dengan fokus
pada tanaman padi, jagung, kedelai, dan Ubi Kayu. (2) Pendampingan pengembangan
Kawasan Perkebunan akan dilaksanakan di 67 Kabupaten/Kota, (3) pendampingan
pengembangan Kawasan Peternakan akan dilaksanakan di 117 Kabupaten/Kota, (4)
Pendampingan pengembangan Kawasan Hotikultura akan dilaksanakan di 288
Kabupaten/Kota dengan fokus pada komoditas Cabai, Bawang Merah, Jeruk.
4.2.12. Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian
Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya kerja
inovatif berorientasi bisnis melalui peningkatan kapasitas kerja institusi di lingkup
Balitbangtan yang menerapkan reformasi birokrasi secara menyeluruh, pengembangan
sumber daya litbang (SDM, sarana dan prasarana) diikuti pengembangan sertifikasi dan
akreditasi lembaga dan pranata litbang. Di samping itu, untuk mempercepat tercapainya
output yang optimal, maka akan dilakukan pengembangan manajemen teknologi dan
sistem informasi, koordinasi jaringan kerja sama penelitian dan pengkajian, reformasi
perencanaan dan penganggaran, monitoring dan evaluasi serta penyiapan regulasi
paten dan lisensi.
4.2.13. Kegiatan Corporate Program
Kegiatan Corporate Program merupakan kegiatan litbang yang bersifat lintas
kepakaran (keahlian) yang melibatkan berbagai institusi baik di dalam atau luar lingkup
Balitbangtan yang disusun secara tematik, comprehensive, scientific base, dan cross
cutting issues yang dikendalikan dalam kesatuan manajemen yang tidak dibatasi oleh
klasterisasi unit kerja. Kegiatan ini dicirikan dengan pelaksanaannya yang lintas institusi
dan atau lintas kepakaran. Pelaksanaan Corporate Program dikoordinasikan oleh suatu
unit kerja yang dominan mampu mengkoordinasikan penyelesaian suatu kasus tersebut
sebagai “leading institution”.
26
Kegiatan dalam Corporate Program dilaksanakan terutama untuk: (1)
mendukung secara langsung pencapaian target-target pembangunan pertanian yang
sudah ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, dan (2) pengembangan iptek pertanian.
Untuk menjawab isu strategis dalam rangka mendukung pencapaian target
pembangunan pertanian, kegiatan yang menjadi prioritas dalam corporate program
adalah kegiatan yang aplikatif, praktis dan teknologi yang cenderung sudah “mature”,
namun secara ilmiah tetap dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan dalam Corporate
Program litbang pertanian tahun 2015-2019 disajikan pada Tabel 6.1.
Adapun ciri-ciri kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai corporate program
adalah:
a. Ditujukan untuk menjawab isu strategis jangka pendek dan menengah (maksimal 5
tahun);
b. Mampu menjawab permasalahan terkait dengan program strategis Kementan (bersifat
aplikatif konvergen).
c. Merupakan kegiatan pemecahan masalah bersifat cross cutting issues (multi aspek)
d. Penelitian/kajian yang komprehensif melibatkan seluas mungkin bidang keahlian (multi
disciplinary study)
e. Melibatkan partisipasi berbagai lembaga litbang dan stakeholders (pemda, swasta, dan
petani) dalam kerangka sinergi sistem quarto helix (akademisi, pemerintah, swasta,
farmers community).
f. Manajemen program dikoordinir oleh salah satu Unit Kerja (UK) sebagai leading
institution.
4.3 Alur Perencanaan Corporate Program
Mengingat kegiatan Corporate Program merupakan kegiatan khusus Balitbangtan
sangat penting dan strategis, maka penyusunan rencana kegiatan (blueprint/action plan)
harus dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif oleh suatu Tim Ahli yang dibentuk
khusus untuk keperluan dimaksud, sehingga dalam implementasi kegiatan, nantinya “roh”
Tagline Balitbangtan yaitu “SCIENCE”, “INNOVATION” dan “NETWORKS” tetap dapat
terjaga konsistensi, dan berkelanjutannya. Jika diperlukan, anggota tim ahli dapat berasal
dari luar institusi, sesuai dengan bidang kepakaran yang diperlukan termasuk dari Direktorat
Jenderal Teknis terkait, praktisi, dan stakeholder nasional dan internasional. Hal ini sekaligus
sebagai cerminan kuatnya “NETWORKING” sebagai upaya pengkayaan kegiatan penelitian
27
dan pengembangannya agar hasilnya maksimal dan akurat dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut. Perencanaan Corporate Program secara “top down” mengikuti
arahan dari Pimpinan Balitbangtan. Usulan “bottom up” bisa saja disampaikan melalui
keanggotaan dalam Tim Ahli atas usulan lembaga riset terkait. Alur pikir perencanaan
corporate program disajikan seperti pada Gambar 8.
Gambar 1. Alur Pikir Perencanaan Corporate Program
ARN/ Perkembangan
Iptek
CORPORATE PROGRAM
Scientific Development Based
Research
Cross Cutting Issues Research
Tim Peneliti
TI
M
LITKAJIBANGRAP
Puslit/BB
Prioritas KEMENTAN
KEGIATAN UNGGULAN/
Prioritas
RENSTRA
Kementan/ Balitbangtan
28
Tabel 4.1 Target, Isu, dan Kegiatan dalam Corporate Program Litbang Pertanian, tahun 2015-2019
Target Issues Corporate Program Leading Institution
Institusi yang Terlibat
Swasembada Pangan Berkelanjutan
1. Perluasan ke lahan sub optimal 2. Degradasi lahan 3. Ancaman perubahan iklim 4. Lambannya adopsi teknologi 5. Ketersediaan benih unggul 6. Perkembangan sosek dan
kelangkaan tenaga kerja 7. Makin langka dan mahalnya input
produksi
1. Perakitan Gandum Tropis 2. Percepatan pelepasan varietas
jagung dan kedelai 3. Pengembangan model pertanian
terpadu berbasis tanaman pangan di lahan kering masam
4. Optimalisasi pemanfaatan lahan
kering masam untuk pertanian 5. Adaptasi dan mitigasi terhadap
perubahan iklim 6. Pengembangan model budidaya
tebu terpadu 7. Pengembangan sistem pertanian
terpadu/integrasi berbasis ternak
Puslitbangtan Puslitbangtan Puslitbangtan
BBSDLP BBSDLP
Puslitbangbun Puslitbangnak
BBSDLP, BB Biogen BBSDLP, BB Biogen BBSDLP, BB Biogen, BB Mektan, Puslitbangnak, BBP2TP/BPTP, PSEKP, BB Padi
Puslitbangtan, BB Mektan, Puslitbangnak, Puslitbangbun, PSEKP, BBP2TP/BPTP, BB Padi. Puslitbangtan, BB Mektan, Puslitbangnak, Puslitbangbun, Puslitbanghorti, PSEKP, BBP2TP/BPTP, BB Padi. BBSDLP, BB Mektan, PSEKP, Puslitbangnak, BBP2TP BBSDLP, Puslitbangtan, BB Mektan, Puslitbangbun, Puslitbanghorti, PSEKP, BBP2TP/BPTP, Ditjen PKH, PTPN (Kementerian BUMN), Swasta.
29
Target Issues Corporate Program Leading Institution
Institusi yang Terlibat
Daya saing dan nilai tambah
1. Teknologi yang murah, efisien, dan aplikatif
2. Lambannya adopsi teknologi 3. Lemahnya kemampuan masyarakat
(skill dan ekonomi) 4. Keterbatasan jumlah dan kualitas
bahan baku 5. Mahalnya sarana dan prasarana
pendukung 6. Tata niaga dan pemasaran produk 7. Kurangnya insentif terhadap
produk 8. Kurangnya pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya genetik pertanian mendukung ketahanan pangan
1. Aplikasi teknologi nano dan bioproses untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian
2. Pengembangan agribisnis varietas
unggul adaptif terhadap perubahan iklim di lahan sub optimal
3. Model Bio-industri Pertanian berbasis Hortikultura (Sayur, Buah dan Tanaman Hias)
4. Pemanfaatan sumberdaya hayati untuk mensubstitusi input produksi
5. Perbaikan kelembagaan dan Supply Chain Management komoditas hortikultura
6. Model pengembangan bio-industri pertanian berbasis ternak
7. Penelitian dan pengembangan genome varietas tanaman dan ternak unggul
BB Pasca Panen Puslitbanghorti Puslitbanghorti Puslitbanghorti Puslitbanghorti Puslitbangnak BB Biogen
BB Mektan, Puslitbangbun, Puslitbangtan, Puslitbangnak, Puslitbanghorti, PSEKP BBSDLP, BB Pascapanen, BBP2TP, BB Mektan, Ditjen P2HP, Dirjen Horti, Ditjen PSP Kelompok Tani, BPTP, BB Pasca panen, BB Mektan, Dirjen Horti, Ditjen P2HP, Perguruan Tinggi, Dinas Pertanian, Bapeluh, Perbankan, Swasta Balingtan, Balittanah, BB Pascapanen, BB Biogen PSEKP, Dirjen Hortikultura, Ditjen P2HP Puslitbangtan, Puslitbanghorti, Puslitbangbun Puslitbangtan, Puslitbanghorti, Puslitbangnak, Pemda
30
Target Issues Corporate Program Leading Institution
Institusi yang Terlibat
Mandiri Bioenergi
1. Teknologi yang murah, efisien, dan aplikatif
2. Lambannya adopsi teknologi 3. Lemahnya kemampuan masyarakat
(skill dan ekonomi) 4. Keterbatasan jumlah, kualitas, dan
kontinuitas bahan baku 5. Mahalnya sarana dan prasarana
pendukung 6. Tata niaga dan pemasaran produk 7. Kurangnya insentif terhadap
produk 8. Keterbatasan pilihan komoditas
bahan baku yang ekonomis dan tidak bersaing dengan pangan
9. Persaingan lahan potensial dengan komoditas pangan
1. Pengembangan bioenergi berbasis perkebunan
2. Pengembangan teknologi
pengolahan limbah pertanian untuk bioenergi
Puslitbangbun BB Mektan
BB Mektan, BB Pascapanen, PSEKP, BBP2TP. BB Pascapanen, Puslitbangbun, Puslitbangtan, Puslitbangnak.
Percepatan Pembangunan pertanian berbasis inovasi teknologi untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
1. Teknologi yang murah, efisien, dan aplikatif
2. Lambannya adopsi teknologi 3. Perkembangan sosek dan
kelangkaan tenaga kerja 4. Makin langka dan mahalnya input
produksi 5. Ketersediaan benih unggul 6. Lemahnya kemampuan masyarakat
(skill dan ekonomi) 7. Kurangnya insentif terhadap
produk pertanian
1. Percepatan pembangunan pertanian berbasis inovasi
2. Pengembangan laboratorium lapang inovasi pertanian
BBP2TP BBP2TP
Puslitbangtan, Puslitbang Horti, Puslitbangbun, Puslitbangnak, BBSDLP, BB Mektan, BB Pasca, PSEKP Puslitbangtan, Puslitbang Horti, Puslitbangbun, Puslitbangnak, BBSDLP, BB Mektan, BB Pasca, PSEKP
31
V. JUSTIFIKASI TARGET INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
1. Indikator kinerja jumlah varietas dan galur/klon unggul baru tanaman dan ternak
memiliki target sebesar 79 VUB/Galur yang terdiri atas 16 VUB Tanaman Pangan,
7 VUB Tanaman Perkebunan, 22 VUB Tanaman Hortikultura, 16 Galur Ternak dan
18 Galur Harapan Unggul Tanaman (BB Biogen);
2. Indikator kinerja jumlah teknologi pengelolaan lahan, air, agroklimat dan
sumberdaya genetik memiliki target sebesar 27 Teknologi yang terdiri atas 22
Teknologi BBSDLP dan 5 Teknologi BB Biogen;
3. Indikator kinerja jumlah teknologi budidaya memiliki target sebesar 82 teknologi
yang terdiri atas 17 teknologi tanaman pangan, 23 teknologi tanaman perkebunan,
20 teknologi tanaman hortikultura dan 22 teknologi peternakan;
4. Indikator kinerja jumlah teknologi spesifik lokasi memiliki target sebesar 66
teknologi yang berasal dari BBP2TP;
5. Indikator kinerja jumlah prototype alsintan memiliki target sebesar 7 teknologi yang
berasal dari BBP Mektan;
6. Indikator kinerja jumlah teknologi pasca panen dan pengolahan memiliki target
sebesar 13 teknologi yang berasal dari BBP Pasca panen;
7. Indikator kinerja jumlah peta tematik sumberdaya lahan dan sumberdaya genetik
memiliki target sebesar 60 peta yang berasal dari BBSDLP;
8. Indikator kinerja jumlah model pengembangan inovasi pertanian bio-industri
memiliki target sebesar 76 model yang terdiri atas 1 model tanaman pangan, 5
model tanaman perkebunan, 1 model tanaman hortikultura, 2 model BBP
Pascapanen, 1 model BBSDLP dan 66 model Balai Besar Pengkajian.
9. Indikator kinerja jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian memiliki
target sebesar 90 rekomendasi terdiri atas 9 rekomendasi tanaman pangan, 3
rekomendasi BBP Pasca panen, 2 rekomendasi BB Biogen, 2 rekomendasi BBP
Mektan, 5 rekomendasi BBSDLP, 5 rekomendasi Peternakan, 2 rekomendasi
tanaman hortikultura, 22 rekomendasi PSEKP, 6 rekomendasi tanaman
perkebunan dan 34 rekomendasi Balai Besar Pengkajian.
10. Indikator kinerja jumlah benih/bibit sumber tanaman/ternak memiliki 13.467 ton
yang terdiri atas 189 ton benih sumber padi, serealia, serta kacang dan umbi,
1.603 ton benih sumber dan 11.675 ekor bibit sumber ternak;
32
11. Indikator kinerja jumlah teknologi yang diseminasikan ke pengguna sebesar 96
teknologi yang berasal dari BBP2TP;
12. Indikator kinerja jumlah artikel yang dipublikasikan yang memiliki target sebesar
189 judul yang berasal dari PUSTAKA;
13. Indikator kinerja jumlah HKI memiliki target sebesar 45 HKI yang berasal dari
Sekretariat Balitbangtan (BPATP);
14. Indikator kinerja jumlah kerja sama memiliki target sebesar 150 kontrak yang
berasal dari Sekretariat Litbang Pertanian Balitbangtan (Kantor Pusat).
VI. MATRIKS RKT 2015
Rincian kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian pada tahun 2015
disajikan pada lampiran Matrik RKT tahun 2015.
33
MATRIKS RKT 2015
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
1. Tersedianya varietas dan galur/klon unggul baru, adaptif dan berdaya saing dengan memanfaatkan advanced technology dan bioscience
1 Jumlah varietas dan galur/klon unggul baru tanaman dan ternak
79 Varietas/VUB/Galur
2 Tersedianya teknologi dan inovasi budidaya, pasca panen, dan prototipe alsintan berbasis bioscience dan bioenjinering dengan memanfaatkan advanced techonology, seperti teknologi nano, bioteknologi, iradiasi, bioinformatika dan bioprosesing yang adaptif
1 Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air, agroklimat, dan sumberdaya genetik
27
Teknologi
2 Jumlah teknologi budidaya 82 Teknologi
3 Jumlah teknologi spesifik lokasi 66 Teknologi
4 Jumlah prototipe alsintan 7 Teknologi
5 Jumlah teknologi pasca panen dan
pengolahan
13 Teknologi
3 Tersedianya data dan informasi sumberdaya pertanian (lahan, air, iklim dan sumberdaya genetik) berbasis bio-informatika dan geo-spasial dengan dukungan IT
1 Jumlah peta tematik sumberdaya lahan dan sumberdaya genetik
60 Peta
34
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Target
4 Tersedianya model pengembangan inovasi pertanian,
kelembagaan, dan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian
1 Jumlah model pengembangan inovasi pertanian bio-industri
76 Model
2 Jumlah rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian
90 Rekomendasi
5 Tersedia dan terdistribusinya produk inovasi pertanian (benih/bibit sumber, prototipe, peta) dan materi transfer teknologi
1
2
Jumlah benih/bibit sumber tanaman/ternak Jumlah teknologi yang diseminasikan ke pengguna
13.467
96
Ton/Ekor Teknologi
6 Penguatan dan perluasan jejaring kerja mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka
1
2
Jumlah kerja sama Jumlah HKI
150
45
Kontrak Invensi
3 Jumlah artikel yang dipublikasikan 189 Judul