rencana kerja tahunan kantor kesehatan pelabuhan kelas iii banda aceh … · 2018-09-04 · bab v...
TRANSCRIPT
KKP KELAS III BANDA ACEH
RENCANA KERJA TAHUNAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS III BANDA ACEH TAHUN 2018
Jln. Dr. Mr. Teuku Mohammad Hasan,
Lampeuneurut Gampong,
Aceh Besar
Telp : 0651-34169
Fax : 0651-34169
Email : [email protected]
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmatNya
kami telah menyelesaikan Rencana Kerja Tahunan (RKT) Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) Kelas III Banda Aceh tahun 2018.
Penyusunan RKT ini adalah sebagai upaya tindak lanjut dari Rencana Aksi Kegiatan
(RAK) tahun 2015-2019 KKP Kelas III Banda Aceh yang dijabarkan ke dalam dokumen
perencanaan jangka pendek/tahunan berdasarkan tugas pokok dan fungsi dari KKP Kelas
III Banda Aceh.
RKT merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang menguraikan
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di KKP Kelas III Banda Aceh dalam kurun
waktu tahun 2018. RKT ini disusun pada awal tahun seiring dengan disahkannya
pelaksanaan anggaran dengan target capaian sesuai kondisi dan kebijakan yang berlaku.
RKT ini juga dilengkapi dengan uraian kegiatan yang harus dilakukan selama satu
tahun sehingga akan memudahkan dalam implementasi dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan tersebut. Dalam upaya mencapai tujuan kegiatan, KKP Kelas III Banda Aceh
juga melibatkan lintas sektor dan unit yang terkait khususnya di lingkungan kerja KKP
Kelas III Banda Aceh. Semua itu dimaksudkan dalam upaya ikut berkontribusi dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mendukung pelaksanaan Renstra
Kementerian Kesehatan yang melaksanakan visi dan misi Presiden Republik Indonesia
yaitu “Terwujudnya indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan
gotong royong”.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan RKT ini.
Semoga upaya kita semua mendapat rahmat, hidayah, dan ridha dari Allah SWT.
Banda Aceh, 04 Januari 2018
ii
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................... 1
B. Kondisi Umum................................................................ 2
C. Potensi dan Permasalahan............................................ 4
D. Lingkungan Strategis..................................................... 6
Bab II VISI, MISI, NILAI-NILAI, TUJUAN DAN SASARAN
STRATEGIS .................................................................... 8
A. Visi .............................................................................. 8
B. Misi ............................................................................. 8
C. Tujuan ......................................................................... 8
D. Sasaran Program ........................................................ 9
Bab III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ............................. 10
Bab IV RENCANA KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN... 14
Bab V PEMANTAUAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN ......... 16
Bab VI PENUTUP ....................................................................... 17
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan Kesehatan Nasional adalah upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan kemampuan
nasional dengan memanfaatkan sumber daya yang ada serta dengan memperhatikan
tantangan global maupun lokal spesifik. Untuk mendukung terwujudnya upaya yang
berkesinambungan tersebut harus mengacu pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial
dan pemerataan pelayanan kesehatan. Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan
nasional di bidang kesehatan tersebut, Kementerian Kesehatan RI telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 berdasarkan arah kebijakan
dan strategi nasional sebagaimana tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019.
Salah satu sasaran strategis Kementerian Kesehatan dalam RPJMN 2015-2019
adalan meningkatnya pengendalian penyakit melalui Peraturan Presiden nomor 2 tahun
2015 dan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 melalui Keputusan Menteri
Kesehatan nomor HK.02.02/2015. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit menyusun Rencana Aksi Program (RAP) yang merupakan jabaran tugas pokok
dan fungsi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, termasuk langkah-
langkah antisipasi tantangan program selama lima tahun mendatang.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya Rencana Aksi Program (RAP) perlu
dijabarkan lebih lanjut ke dalam Rencana Aksi Kegiatan (RAK) pada setiap unit satuan kerja
maupun unit pelaksana teknis sesuai dengan tugas dan fungsi dengan tetap memperhatikan
visi, misi, tujuan, nilai-nilai dan sasaran strategis Kementerian Kesehatan.
Sebagai salah satu unit pelaksaanan teknis Kementerian Kesehatan, Kantor
Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Banda Aceh juga menyusun RAK tahun 2015-2019
dan selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) dengan memperhitungkan
ketersediaan anggaran. RKT merupakan dokumen perencanaan tahunan yang digunakan
sebagai acuan dasar pelaksanaan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan.
2
Penyusunan Rencana Kerja Tahunan tahun 2018 dilaksanakan setelah
dikeluarkannya Daftar Isian Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2018 yang
memuat rencana program dan kegiatan berdasarkan pagu indikatif yang merupakan batas
tertinggi indikasi pendanaan yang tidak dapat dilampaui, yang terdiri dari rupiah murni dan
PNBP. RKT menjadi acuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi cegah tangkal
penyakit Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) yang mungkin masuk
dari negara atau daerah lain tanpa menghambat perjalanan dan perdagangan melalui
pelabuhan maupun bandara.
Meningkatnya aktivitas di bandara dan pelabuhan berkaitan dengan transmisi penyakit
potensial wabah serta penyakit lainnya yang berpotensi menimbulkan kedaruratan
kesehatan yang meresahkan dunia. Sesuai dengan visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Banda Aceh yang mengikuti visi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong,
maka KKP Kelas III Banda Aceh senantiasa berusaha melaksanakan tugas dan fungsinya
secara optimal untuk mewujudkan misi Presiden Republik Indonesia.
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, KKP Kelas III Banda Aceh melakukan
berbagai upaya di bidang Pengendalian Karantina, Surveilans Epidemiologi, Pengendalian
Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah sesuai dengan Permenkes No.
2348/MENKES/PER/XI/2011, dengan harapan pelabuhan yang berada dalam wilayah kerja
KKP Kelas III Banda Aceh bebas dari PHEIC.
B. KONDISI UMUM
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
2348/MENKES/PER/XI/2011 tahun 2011 tentang Tugas Pokok KKP, yaitu melaksanakan
pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans
epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan
kesehatan, pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit
yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di wilayah
kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Sementara itu, fungsi KKP adalah :
1. Pelaksanaan kekarantinaan.
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan.
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan dan lintas batas
darat negara.
3
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan
penyakit yang muncul kembali.
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia.
6. Pelaksanaan sentral/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang
berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional.
7. Pelaksanaan, fasilitas dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian
Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk.
8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat
kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan
dokumen kesehatan OMKABA impor.
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya.
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara.
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara.
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara.
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans
kesehatan pelabuhan.
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara.
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
Struktur Organisasi KKP Kelas III Banda Aceh terdiri dari :
1. Kepala Kantor
2. Sub Bagian Tata Usaha
3. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi
4. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah
5. Instalasi
6. Wilayah Kerja
7. Kelompok Jabatan Fungsional
4
Ruang lingkup tugas di KKP Kelas III Banda Aceh berdasarkan Permenkes Nomor
2348/MENKES/PER/XI/2011 adalah sebagai berikut :
1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi dan penyusunan
program, pengelolaan informasi, evaluasi, laporan, urusan tata usaha, keuangan,
kepegawaian, penyelenggaraan pelatihan, serta perlengkapan dan rumah tangga.
2. Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi, penyusunan
laporan, dan koordinasi pelaksanaan kekarantinaan dan surveilans epidemiologi
penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan penyakit yang muncul
kembali, pengawasan alat angkut dan muatannya, lalu lintas OMKABA, jejaring kerja,
kemitraan, kajian, serta pengembangan teknologi, dan pelatihan teknis bidang
kekarantinaan dan surveilans epidemiologi di wilayah kerja bandara, pelabuhan dan
lintas batas darat negara.
3. Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pemantauan, evaluasi,
penyusunan laporan, dan koordinasi pengendalian vektor dan binatang penular
penyakit, pembinaan sanitasi lingkungan, kesehatan terbatas, kesehatan kerja,
kesehatan matra, kesehatan haji, perpindahan penduduk, penanggulangan bencana,
vaksinasi internasional, jejaring kerja, kemitraan, kajian dan pengembangan
teknologi serta pelatihan teknis bidang pengendalian risiko lingkungan dan upaya
kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
KKP Kelas III Banda Aceh memiliki 9 (sembilan) wilayah kerja (wilker) yaitu
Bandara Sultan Iskandar Muda, Pelabuhan Laut Malahayati, Pelabuhan Laut Ulee-Lheue,
Pelabuhan Laut Lhoknga, Pelabuhan Laut Meulaboh, Pelabuhan Laut Sinabang,
Pelabuhan Laut Tapaktuan, Pelabuhan Laut Labuhan Haji dan Pelabuhan Laut Singkil.
C. POTENSI DAN PERMASALAHAN
Sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya, oleh karena itu dukungan SDM merupakan faktor
kekuatan bagi KKP. SDM yang diperlukan tidak hanya yang memiliki kemampuan manajerial
yang baik dalam penyusunan program, namun penting juga didukung oleh sumber daya
teknis yang handal untuk pelaksanaan tugas di lapangan.
Sumber daya manusia KKP Kelas III Banda Aceh terdiri dari dokter, perawat, sarjana
kesehatan masyarakat, ahli madya kesehatan lingkungan, epidemiolog, entomolog,
5
sanitarian, asisten apoteker, pranata laboratorium, perencana, arsiparis, penyusun
laporan,analis kepegawaian, penata laporan keuangan, bendahara, dan pengelola BMN.
Sarana yang tersedia di KKP Kelas III Banda Aceh menjadi kekuatan dan penunjang
dalam melaksanakan tugas dalam rangka mencapai visi dan misi, yaitu:
1. Tanah
KKP Kelas III Banda Aceh mempunyai 7 (tujuh) lokasi tanah bangunan kantor yaitu
tanah bangunan kantor induk di Lampeuneurut Gampong Aceh Besar seluas 2000
m2, tanah bangunan parkir kantor induk di Lampeuneurut Gampong Aceh Besar
seluas 300 m2, tanah bangunan kantor wilker Malahayati di Lamreh Aceh Besar
seluas 2000 m2, tanah bangunan kantor wilker Ulee Lheue di Ulee Lheue Banda
Aceh seluas 1998 m2, tanah bangunan kantor wilker Meulaboh di Ujong Kalak Aceh
Barat seluas 238 m2, tanah bangunan kantor wilker Tapaktuan di Lhok Bengkuang
Aceh Selatan seluas 252 m2.
2. Bangunan
KKP Kelas III Banda Aceh mempunyai 7 (tujuh) unit bangunan gedung yaitu gedung
kantor wilker Malahayati seluas 160 m2, gedung kantor wilker Ulee Lheue seluas 240
m2, gedung kantor induk di Lampeuneurut seluas 517 m2, rumah dinas jabatan
kepala kantor di Lampeuneurut seluas 70 m2, gedung kantor wilker Meulaboh seluas
94 m2 dan gedung kantor wilker Tapaktuan 90 m2.
3. Kendaraan Dinas
Kendaraan dinas yang dimiliki oleh KKP Kelas III Banda Aceh berupa kendaraan
dinas roda 4 (empat) sebanyak 15 (lima belas) unit, yang terdiri dari 8 (delapan) unit
ambulance, 4 (empat) unit pickup, dan 3 (tiga) unit mini bus, serta kendaraan dinas
roda 2 (dua) sebanyak 13 (tiga belas) unit yang digunakan untuk operasional
pelaksanaan kegiatan.
Merujuk pada amanah Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 dan IHR
2005, beberapa masalah yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan, antara lain:
1. Masalah regulasi
Belum terbitnya revisi Undang-undang No. 1 tahun 1962 tentang Karantina Laut
dan Undang-undang No.2 tahun 1962 tentang Karantina Udara sebagai payung
hukum petugas KKP bertugas di lapangan;
2. Koordinasi Lintas Sektor
Masih kurangnya koordinasi lintas sektor sehingga menyebabkan kurangnya
komitmen terhadap program kesehatan di pelabuhan/bandara. Hal ini
6
mengakibatkan beberapa tugas dan fungsi KKP belum berjalan optimal di wilayah
kerja;
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
Masih kurangnya jumlah SDM dibandingkan dengan jumlah wilker yang ada untuk
pelaksanaan tugas-tugas rutin maupun khusus sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
4. Dukungan Pemerintah Pusat dan Daerah
Masih kurangnya dukungan anggaran dana dari pusat untuk pelaksanaan tugas
dan fungsi di pintu masuk negara yang lebih sempurna.
D. LINGKUNGAN STRATEGIS
Berdasarkan Renstra Tahun 2015-2019 dari Kementrian Kesehatan yang menitik-
beratkan pada Pembangunan Kesehatan adalah Program Indonesia Sehat, dilaksanakan
dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan jaminan
kesehatan nasional. Dengan berakhirnya agenda Millennium Development Goals (MDGs)
pada tahun 2015, banyak negara mengakui keberhasilan dari MDGs sebagai pendorong
tindakan-tindakan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan pembangunan
masyarakat. Khususnya dalam bentuk dukungan politik. Kelanjutan program ini disebut
Sustainable Development Goals (SDGs), yang meliputi 17 goals. Pembangunan kesehatan
di wilayah Pelabuhan merupakan bagian dari pembangunan kesehatan nasional.
Seiring dengan Revisi International Health Regulation (IHR) tahun 2005 yang
diberlakukan 15 Juni 2007 dengan perhatian kepada Public Health Emergency Of
International Concern /PHEIC (masalah kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi
perhatian global) memberikan perhatian khusus untuk wilayah pelabuhan dengan
menetapkan persyaratan kapasitas inti bagi bandara, pelabuhan dan perlintasan darat agar
setiap saat (a) menyediakan akses pada (i) pelayanan kesehatan yang memadai termasuk
fasilitas diagnostic di lokasi yang dekat sehingga memungkinkan penilaian cepat dan
perawatan bagi pelaku perjalanan yang sakit dan (ii) staf, peralatan dan lingkungan kerja
yang memadai; (b) menyediakan akses terhadap peralatan dan personel untuk pengiriman
pelaku perjalanan yang sakit ke fasilitas kesehatan yang memadai; (c) menyediakan
personel yang terlatih untuk pemeriksaan alat angkut; (d) menjamin lingkungan yang aman
bagi para pelaku perjalanan yang menggunakan fasilitas yang ada di pintu masuk, termasuk
pengadaan air minum, tempat makanan, fasilitas katering pesawat udara, toilet umum,
fasilitas pembuangan sampah cair dan padat yang memadai, dan area berpotensi risiko
lainnya, dengan melaksanakan pemeriksaan secara berkala; dan (e) sejauh dapat dilakukan
7
menyediakan personel terlatih dan program pengendalian vektor dan reservoir di dalam dan
di sekitar pintu masuk.
Selanjutnya IHR 2005 juga mempersyaratkan agar pelabuhan dapat merespon
kejadian yang dapat menimbulkan PHEIC dengan kapasitasnya: (a) menyediakan respon
kedaruratan kesehatan masyarakat yang memadai dengan menetapkan dan memantapkan
rencana kontinjensi kedaruratan kesehatan masyarakat, termasuk penunjukan koordinator
dan contact-point yang berhubungan dengan pintu masuk, layanan kesehatan masyarakat
dan layanan agen lainnya; (b) melakukan penilaian dan perawatan bagi pelaku perjalanan
atau hewan yang terjangkit oleh pengaturan yang tepat pada fasilitas medis dan kesehatan
hewan setempat dalam pengisolasian, pengobatan dan layanan pendukung lainnya yang
diperlukan; (c) menyediakan ruangan yang memadai, dan dipisahkan dari pelaku perjalanan
lain, untuk mewawancarai orang yang terjangkit atau tersangka; (d) menyediakan sarana
diagnosis dan, bila perlu, karantina terhadap pelaku perjalanan yang diduga, lebih baik bila
di sarana kesehatan yang jauh dari pintu masuk; (e) menerapkan tindakan yang
direkomendasikan bila perlu untuk hapus serangga, hapus tikus, hapus hama,
dekontaminasi atau penanganan bagasi, kargo, peti kemas, alat angkut, barang dan paket
pos, di lokasi khusus yang ditunjuk dan dilengkapi untuk keperluan ini. (f) menerapkan
pengawasan masuk dan keluarnya pelaku perjalanan; dan (g) menyediakan akses berupa
peralatan yang dirancang khusus dan personel terlatih dengan alat pelindung diri yang
memadai, dalam merujuk pelaku perjalanan yang membawa atau terkontaminasi penyakit
menular.
8
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
A. VISI
Visi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh adalah “Masyarakat
Pelabuhan dan Bandara Sehat yang Mandiri dalam Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit dan Berkeadilan”. Visi ini ikut mendukung tercapainya Visi Presiden Republik
Indonesia yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong’’.
B. MISI
Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh adalah :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat
termasuk swasta dan masyarakat madani;
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan;
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan;
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Misi ini juga dalam rangka mendukung Misi Presiden Republik Indonesia, yaitu :
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
9
C. TUJUAN
Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:
1. Meningkatkan status kesehatan masyarakat dan;
2. Meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat
terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome).
Dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP 2010), 346
menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan
perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan, maka
ukuran yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan setelah
memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80 menjadi
8,00.
Dukungan KKP Kelas III Banda Aceh sesuai dengan RAP Direktorat Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan
pencapaian tujuan yaitu menurunnya penyakit menular dan tidak menular, serta
meningkatnya kesehatan jiwa secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam mendukung
pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, melalui
pelabuhan/bandara yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan
kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.
D. SASARAN PROGRAM
Pada tahun 2018 sasaran program yang akan dicapai adalah menurunnya penyakit
menular dan tidak menular, serta meningkatnya kesehatan jiwa, dengan indikator:
10
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan sebanyak 4250
sertifikat;
2. Persentase respon sinyal kewaspadaan dini, KLB, dan bencana di wilayah layanan
KKP sebesar 100%;
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
sebanyak 1100 sertifikat;
4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus sebanyak 6 posko;
5. Jumlah pelabuhan/bandara yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
sebanyak 1 pelabuhan;
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
sebanyak 7900 sertifikat;
7. Jumlah pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat-syarat sanitasi sebanyak 9
pelabuhan;
8. Jumlah pelabuhan/bandara bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
sebanyak 9 pelabuhan/bandara;
9. Jumlah orang yang dilakukan skrining penyakit menular langsung sebanyak 200
orang;
10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebanyak 41
dokumen;
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P sebanyak 3 jenis;
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana sebanyak 31 paket.
11
BAB III
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
Kemajuan teknologi dan transportasi serta globalisasi perekonomian pada satu sisi
membawa keuntungan bagi pembangunan suatu bangsa dengan masuknya modal asing
dan terbukanya kesempatan untuk mengekspor komoditas barang/jasa ke negara lain. Di
sisi lain, kemajuan yang ada juga mempengaruhi kompleksitas permasalahan kesehatan
karena menyebabkan peningkatan arus lalu lintas alat angkut, orang, dan barang antar
wilayah, antar daerah, bahkan antar negara. Hal ini memperbesar risiko masuk dan
keluarnya penyakit menular (new emerging infectious diseases, emerging infectious
diseases maupun re-emerging infectious diseases), melalui pintu masuk bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara.
Meningkatnya frekuensi lalu lintas dan jumlah alat angkut pada pintu masuk
negara/wilayah, selain berpotensi menjadi media pembawa vektor/serangga penular
penyakit juga dapat meningkatkan risiko pelabuhan sebagai tempat perkembangbiakan dan
rawan terhadap gangguan vektor serta serangga penular penyakit. Disamping itu, secara
khusus di lingkungan bandara dan pelabuhan timbul permasalahan kesehatan akibat
penggunaan peralatan memancarkan radiasi dan masalah kebisingan yang dapat
menganggu kesehatan.
Pesatnya perkembangan teknologi dan transportasi, globalisasi perekonomian, serta
karakteristik pelabuhan, bandara, dan lintas batas darat negara merupakan tantangan bagi
Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang diberikan tugas untuk melakukan cegah tangkal penyakit
pada pintu masuk wilayah/negara. Tantangan lainnya yang dihadapi KKP dalam
mengemban tugas pokok dan fungsinya adalah dengan digulirkannya otonomi daerah dan
diberlakukannya International Health Regulation/IHR (2005) di Indonesia. Hal ini menuntut
adanya kerjasama dan koordinasi yang dilakukan KKP kepada pemangku kepentingan
terkait di daerah yang secara riil dipengaruhi oleh frekuensi kegiatan dan kesetaraan
eselonisasi dalam membina jejaring kerja lintas program ataupun lintas sektor.
Tema prioritas pembangunan kesehatan pelabuhan pada tahun 2015-2019 adalah
“Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan”. Berdasarkan hal tersebut, maka
arah kebijakan yang ditempuh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh pada
tahun 2018 adalah :
1. Peningkatan kemampuan kapasitas inti melalui usulan diklat teknis petugas;
12
2. Pemenuhan sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan pelabuhan dan
bandara;
3. Pengembangan kualitas perencanaan, penganggaran dan pelaksanaan
pembangunan di bidang kesehatan pelabuhan dan bandara;
4. Penguatan sistem informasi kesehatan pelabuhan dan bandara;
5. Pengembangan kemampuan wilayah kerja;
6. Penegakan peraturan/perundangan di bidang kesehatan pelabuhan dan bandara;
7. Pelaksanaan kajian yang mendukung pelaksanaan tugas pelayanan di bidang
kesehatan pelabuhan dan bandara;
8. Penegakan kedisiplinan pegawai menuju pelaksanaan reformasi birokrasi;
9. Perluasan jejaring kerja, kemitraan dengan lintas sektor, perguruan tinggi dan
gerakan masyarakat dalam pengembangan kesehatan pelabuhan dan bandara.
Untuk mempermudah pencapaian visi dan misi KKP Kelas III Banda Aceh yang
mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia, dengan mengacu kepada kebijakan
yang telah dirumuskan tersebut di atas, maka strategi yang diterapkan untuk
mengoptimalkan pelaksanaan peran dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Banda Aceh dalam memberikan pelayanan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Upaya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Banda Aceh ditempuh dengan cara : a. Dengan menyertakan/mengirim
petugas untuk mengikuti diklat baik teknis maupun diklat manajemen. Hal ini
dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalitas pegawai agar mampu menjawab
tantangan dan permasalahan yang dihadapi di lapangan dengan cepat dan tepat. b.
perlu dilakukan pembinaan secara berkesinambungan dan berjenjang dari masing-
masing pejabat di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh.
2. Melengkapi sarana dan prasarana
Guna menjamin keberhasilan dan kelancaran dalam operasional kegiatan, langkah
yang akan dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh
antara lain melengkapi sarana untuk keperluan rutin, keperluan teknis dan sarana
penunjang di bidang ketatausahaan, pengendalian karantina & surveilans
epidemiologi dan di bidang pengendalian risiko lingkungan & kesehatan lintas
wilayah termasuk pengendalian vektor.
13
3. Memperbaiki Manajemen Program
Manajemen program merupakan alat penting dalam mencapai sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan. Manajemen program akan berjalan baik bila disusun secara
terencana sesuai dengan kebutuhan. Langkah yang dilakukan dalam perbaikan
manajemen program ini meliputi penyusunan rencana secara sistematis dan
berkelanjutan yang dibagi berdasarkan skala waktu (jangka pendek, menegah dan
panjang) dan bersifat botton up. Selanjutnya untuk mengetahui dan menilai hasil
kegiatan akan diadakan monitoring dan evaluasi secara berkala. Petunjuk teknis
pelaksanaan KKP Kelas III Banda Aceh menjadi acuan untuk pelaksanaan kegiatan
di wilker. Semua tugas dan fungsi dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur
operasional (SPO).
4. Meningkatkan Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi
Dalam rangka mencegah masuk dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit
menular berpotensi wabah melalui pelabuhan, maka penerapan surveilans
epidemiologi yang efektif perlu dilakukan. Penerapan sistem surveilans epidemiologi
yang efektif akan sangat bermanfaat dalam melaksanakan sistem kewaspadaan dini
dan upaya cegah tangkal terhadap penyakit karantina dan penyakit menular
berpotensi wabah. Hal ini dimungkinkan bila dilakukan oleh tenaga yang terampil di
bidangnya dan didukung fasilitas yang memadai. Langkah yang akan dilakukan
dalam mengefektifkan kegiatan surveilans epidemiologi adalah dengan melakukan
pengamatan dan pengawasan, mengumpulkan data secara terus menerus serta
melakukan analisis data. Hasil analisis tersebut dijadikan bahan rekomendasi dalam
mengambil suatu kebijakan dan tindak lanjut yang akan dilakukan terhadap objek
yang berpotensi sebagai media transmisi penyakit atau masalah kesehatan di
wilayah kerja.
5. Meningkatkan Pengendalian Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan perlu dilakukan guna menjaga eksistensi
KKP di masa yang akan datang, agar persepsi masyarakat tetap positif terhadap
keberadaan KKP. Upaya pengendalian risiko lingkungan menjadi perhatian utama
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh mengingat angka kesakitan
tertinggi di wilayah pelabuhan Banda Aceh disebabkan oleh penyakit yang berbasis
lingkungan.
14
6. Mengadakan Koordinasi, Kemitraan dan Jejaring Kerja
Upaya untuk mempercepat pencapaian program akan dilakukan dengan
mengadakan koordinasi lintas program dan lintas sektor guna menyamakan persepsi
dalam menyikapi suatu permasalahan yang sedang berkembang.
7. Melaksanakan Promosi Kesehatan
Untuk bisa dikenal dengan baik oleh masyarakat, maka KKP perlu melakukan
promosi kesehatan. Promosi ini dilaksanakan melalui pembuatan brosur dan leaflet,
mengadakan penyuluhan tentang kesehatan, pembuatan buletin yang berisi tentang
masalah kesehatan dan perkembangan KKP.
8. Memperkuat Instalasi
Untuk mendukung tugas pokok, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh
perlu memperkuat instalasi yang sudah ada. Langkah yang dilakukan dalam
memperkuat instalasi adalah dengan menambah peralatan dan bahan laboratorium
dan klinik sehingga cakupan jenis pelayanan dapat diperluas.
9. Penerapan Prosedur Kerja Sesuai SPO
Pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh dalam bekerja
senantiasa dituntut melaksanakan tugas dengan mengacu pada Standar Prosedur
Operasional (SPO) dan dilaksanakan sesuai SPO dengan petunjuk teknis
pelaksanaan kegiatan yang disusun oleh KKP Kelas III Banda Aceh.
15
BAB IV
RENCANA KINERJA DAN PENDANAAN KEGIATAN
Rencana kinerja merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan mendukung
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan sasaran menurunkan penyakit
menular dan tidak menular, serta meningkatnya kesehatan jiwa. Kegiatan tersebut
dilaksanakan dengan menggunakan dana yang bersumber dari DIPA Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Banda Aceh, serta dari perolehan PNBP, Berikut uraian kegiatan tahun
2018 Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh beserta keluaran biayanya:
1) Layanan Kewaspadaan Dini Penyakit Berpotensi KLB, dengan target tahun 2018
adalah 2 layanan sebesar Rp. 101.321.000,-.
2) Layanan Kekarantinaan Kesehatan, dengan target tahun 2018 adalah 18 layanan
sebesar Rp. 1.935.303.000,-
3) Layanan Capaian Eliminasi Malaria, dengan target tahun 2018 adalah 1 layanan
sebesar Rp. 90.000.000,-
4) Layanan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit, dengan target
tahun 2018 adalah 247 layanan sebesar Rp. 614.000.000,-.
5) Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit HIV AIDS, dengan target tahun
2018 adalah 20 layanan sebesar Rp. 65.000.000,-.
6) Layanan Pengendalian Penyakit TB, dengan target tahun 2018 adalah 6 layanan
sebesar Rp. 65.000.000,-.
7) Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta, dengan target tahun 2018 adalah 1 layanan
sebesar Rp. 50.000.000,-.
8) Layanan Internal, dengan target tahun 2018 adalah 1 layanan sebesar Rp.
1.324.708.000,-
9) Layanan Perkantoran, dengan target tahun 2018 adalah 1 layanan sebesar Rp.
9.786.406.000,-
16
BAB V
PEMANTAUAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN
A. Pemantauan
Dimaksudkan untuk mensinkronkan kembali keseluruhan proses kegiatan agar
sesuai dengan rencana yang ditetapkan dengan perbaikan segera agar dapat dicegah
kemungkinan adanya penyimpangan ataupun ketidaksesuaian yang berpotensi mengurangi
bahkan menimbulkan kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk itu, pemantauan
diarahkan guna mengidentifikasi jangkauan pelayanan, kualitas pengelolaan, permasalahan
yang terjadi serta dampak yang ditimbulkannya.
B. Penilaian
Penilaian Rencana Kerja Tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda
Aceh bertujuan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya
sesuai ketentuan dalam Permenkes Nomor : 2348/MENKES/PER/XI/2011; tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 356/MENKES/PER/VI/2008
TENTANG Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Kepmenkes Nomor
: 264/MENKES/SK/III/2004 tentang Kriteria Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan yang
telah dijabarkan dalam RKT ini.
Penilaian dimaksudkan untuk memberikan bobot atau nilai terhadap hasil yang
dicapai dalam keseluruhan pentahapan kegiatan, untuk proses pengambilan keputusan
apakah suatu kegiatan diteruskan, dikurangi, dikembangkan atau diperkuat. Untuk itu
penilaian diarahkan guna mengkaji efektifitas dan efisensi pelaksanaan kegiatan. Penilaian
kinerja kegiatan dilaksanakan berdasarkan indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam
pencapaian sasaran berdasarkan seksi/sub bagian yang ada di lingkungan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh.
C. Pelaporan
Pelaporan setiap kegiatan perlu dilakukan sebagai bahan evaluasi untuk tahun-tahun
berikutnya, serta menjadi acuan untuk membuat Rencana Kerja Tahunan selanjutnya sesuai
dengan perkembangan pembangunan kesehatan khususnya di wilayah kerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh.
17
BAB VI
PENUTUP
Rencana Kerja Tahunan (RKT) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh
Tahun 2017 diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi semua kegiatan di lingkungan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh dalam melakukan perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian kinerja tahun 2018. Penyusunan RKT ini dilakukan sedemikian
rupa, sehingga hasil pencapaiannya dapat diukur dan dipergunakan sebagai bahan
penyusunan laporan kinerja tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh.
RKT ini selanjutnya menjadi bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan untuk digunakan
sebagai bahan perencanaan berikutnya. RKT ini juga mengamanatkan perlunya dilakukan
evaluasi tengah periode (midterm review) oleh semua bagian yang terlibat dalam
penyusunan RKT Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh. RKT Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh dapat mewujudkan visi, misi, strategi dan
kegiatan yang telah ditentukan, apabila dilakukan dengan penuh dedikasi, koordinasi,
bekerjasama yang keras dari segenap pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Banda Aceh serta kerjasama lintas program dan lintas sektor dengan instansi lainnya baik di
lingkungan pelabuhan/bandara maupun di luar pelabuhan/bandara.
Dalam rangka penyempurnaan, tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukan
penyesuaian dan penyempurnaan terhadap substansi dari RKT Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Banda Aceh ini sesuai dengan perkembangan, perubahan dan dinamika
perkembangan pembangunan kesehatan.
1 Kementerian/Lembaga : Kementerian Kesehatan
2 Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
3 Sasaran Program : Menurunnya penyakit menular dan tidak menular, serta meningkatnya kesehatan jiwa
4 Kegiatan : Surveilans dan Karantina Kesehatan
5 Unit Organisasi : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh
6 Sasaran Kegiatan (Output) dan Pendanaannya :
No Indikator Kinerja Kegiatan Target 2018 Alokasi 2018 Dimensi Bidang Nawacita
5
RENCANA KERJA TAHUNAN
TAHUN 2018
Sasaran Kegiatan (Output)Dukungan
PPP/ARG/KSST/MPI/PPBAN
1
Kabupaten/kota yang melakukan
pemantauan kasus penyakit
berpotensi Kejadian Luar Biasa
(KLB) dan melakukan respon
penanggulangan terhadap sinyal
KLB untuk mencegah terjadinya
KLB.
2.036.624.000 1
Persentase respon Sinyal
Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan
bencana di wilayah layanan KKP
100%
Jumlah alat angkut sesuai dengan
standar kekarantinaan kesehatan.4250 sertifikat
Jumlah pelayanan kesehatan pada
situasi khusus.6 posko
Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah
tangkal masuk dan keluarnya penyakit.1100 sertifikat
Jumlah sertifikat/surat izin layanan
kesehatan lintas yang diterbitkan.7900 sertifikat
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang
mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah.
1 pelabuhan
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang
memenuhi syarat-syarat sanitasi.
9 pelabuhan/
bandara
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang
memenuhi syarat-syarat sanitasi.
9 pelabuhan/
bandara
7 Rincian Kegiatan
1 2 layanan 101.321.000 2 layanan 107.400.260
- 1 25.986.000 25.986.000
- 6 466.667 2.800.000
Pelaksanaan surveilans kesehatan pada situasi khusus.
- 6 4.966.667 29.800.000
- 1 42.735.000 42.735.000
2 18 layanan 1.935.303.000 18 layanan 2.051.421.180
- Penyediaan Internet Service Provider. 12 7.800.000 93.600.000
- Workshop Simkespel untuk petugas KKP di induk/wilker. 1 43.350.000 43.350.000
- Sosialisasi Simkespel ke LP/LS/Masyarakat. 1 30.450.000 30.450.000
- Konsultasi Simkespel ke Pusat. 6 9.200.000 55.200.000
- Pelatihan/workshop bagi petugas KKP. 3 13.900.000 41.700.000
- Pendampingan legalisasi ICV. 1 42.620.000 42.620.000
- 1 30.020.000 30.020.000
- 12 2.216.667 26.600.000
- 27 1.555.556 42.000.000
- Pengawasan lalu lintas komoditi OMKABA eksport import. 1 4.500.000 4.500.000
Penyelenggaraan Pelabuhan/bandar udara sehat
Jumlah Alokasi
Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB.
Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB di KKP
2019 2019
A. Perhitungan Pendanaan (tahun 2018 dan Perkiraan Maju)
No Sasaran Kegiatan (Output)/Komponen
Tahun 2018 Perkiraan Maju
Volume
Refresing petugas TGC dalam pengendalian penyakit menular
berbahaya di pintu masuk negara.
Workshop petugas KKP dalam pengendalian penyakit berpotensi
KLB di pintu masuk
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan penyakit menular
berbahaya di pintu masuk negara.
Investigasi dan penanggulangan penyakit menular berpotensi KLB di
pintu masuk negara dan PLDB.
Surveilans faktor risiko penyakit berpotensi KLB pada bencana.
Layanan kesehatan pada situasi khusus.
Satuan Biaya Jumlah AlokasiVolume
Pengawasan pada masa pra embarkasi, embarkasi dan debarkasi
haji.
Survei penyaki KKM di alat angkut.
Pengawasan dan pengendalian faktor risiko lingkungan.
Pengawasan dan pengendalian faktor risiko lingkungan.
Pengawasan lalu lintas komoditi OMKABA eksport import.
Pengawasan arus mudik pada situasi khusus.
Layanan kekarantinaan kesehatan
Layanan pelaksanaan kekarantinaan kesehatan di KKP
Sistem pelaporan dan penerbitan dokumen melalui Simkespel.
Pelatihan/workshop bagi petugas KKP.
Pengawasan lalu lintas orang, barang, alat angkut.
- 1 35.800.000 35.800.000
- Koordinasi program karantina kesehatan ke LS/LP. 14 994.286 13.920.000
- Konsultasi teknis ke pusat. 6 9.200.000 55.200.000
- Konsultasi petugas wilker ke induk. 18 1.566.667 28.200.000
- 1 484.031.000 484.031.000
- Bimtek terpadu ke wilayah kerja 18 4.500.000 81.000.000
- 4 810.000 3.240.000
- 9 4.500.000 40.500.000
- 1 3.168.000 3.168.000
- 3 97.776.333 293.329.000
- 21 682.143 14.325.000
- 1 30.450.000 30.450.000
12 258.333 3.100.000
12 2.050.000 24.600.000
12 2.291.667 27.500.000
12 5.005.000 60.060.000
12 26.693.333 320.320.000
Sosialisasi penyelenggaraan pelabuhan/bandar udara sehat.
Monitoring dan evaluasi kegiatan terpadu ke wilayah kerja.
Pengadaan media KIE karantina kesehatan pelabuhan, bandar udara
dan PLBDN.
Pengadaan media KIE karantina kesehatan pelabuhan, bandar
udara.
Pengadaan bahan kesehatan kekarantinaan kesehatan.
Pengadaan bahan kesehatan kekarantinaan kesehatan.
Pengadaan alat kesehatan
Koordinasi program karantina kesehatan di pelabuhan, bandar udara
PLBDN dan wilayah.
Pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan pada masa embarkasi dan debarkasi haji.
Bimtek ke wilayah kerja
Monitoring dan evaluasi
Pertemuan/rapat/monitoring dan evaluasi kegiatan.
Layanan kesehatan rujukan
Layanan kesehatan rujukan.
Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan COP (Certifikat of
Pratique).
Penerbitan COP
Layanan kekarantinaan kesehatan di bandar udara.
Layanan kekarantinaan kesehatan di bandar udara.
Pengadaan alat kesehatan kekarantinaan kesehatan.
Layanan pelaksanaan kekarantinaan kesehatan di KKP yang memiliki pintu
masuk internasional.
Sosialisasi penyusunan rencana kontijensi penanggulangan KKM.
Sosialisasi penyusunan rencana kontijensi penanggulangan KKM.
Layanan pemeriksaan P3K kapal.
Layanan pemeriksaan P3K kapal.
Layanan pelaksanaan kekarantinaan kesehatan di KKP yang dalam rangka
penerbitan PHQC.
Layanan pelaksanaan kekarantinaan kesehatan di KKP dalam rangka
penerbitan PHQC.
12 391.667 4.700.000
1 1.820.000 1.820.000
B. Sumber Pendanaan
Rupiah PHLN+PDN PNBP+BLU SBSN Jumlah
1 2 layanan
- 1 25.986.000 25.986.000 Aceh Besar
- 6 2.800.000 2.800.000 Aceh Besar
Pelaksanaan surveilans kesehatan pada situasi khusus.
- 6 29.800.000 29.800.000
600.000 600.000 Lhoknga
600.000 600.000 Bandara SIM
600.000 600.000 Ulee Lheue
600.000 600.000 Malahayati
13.700.000 13.700.000 Meulaboh
13.700.000 13.700.000 Tapaktuan
- 1 42.735.000 42.735.000
7.122.500 7.122.500 Ulee Lheue
7.122.500 7.122.500 Meulaboh
7.122.500 7.122.500 Labuhan Haji
7.122.500 7.122.500 Singkil
7.122.500 7.122.500 Sinabang
7.122.500 7.122.500 Bandara SIM
2 18 layanan
- Penyediaan Internet Service Provider. 12 93.600.000 93.600.000 Bandara SIM
Workshop petugas KKP dalam pengendalian penyakit berpotensi
KLB di pintu masuk
Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan penyakit menular
berbahaya di pintu masuk negara.
Investigasi dan penanggulangan penyakit menular berpotensi KLB di
pintu masuk negara dan PLDB.
Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB.
Layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB di KKP
Refresing petugas TGC dalam pengendalian penyakit menular
berbahaya di pintu masuk negara.
Layanan pemeriksaan kesehatan alat angkut dalam rangka penerbitan
SSCC/SSCEC.
Layanan pemeriksaan kesehatan alat angkut dalam rangka penerbitan
SSCC/SSCEC.
Layanan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut.
Layanan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut.
Sistem pelaporan dan penerbitan dokumen melalui Simkespel.
Surveilans faktor risiko penyakit berpotensi KLB pada bencana.
Layanan kesehatan pada situasi khusus.
Pengawasan arus mudik pada situasi khusus.
Layanan kekarantinaan kesehatan
Layanan pelaksanaan kekarantinaan kesehatan di KKP
LokasiNoJenis
KomponenSasaran Kegiatan (Output)/Komponen
Indikasi Pendanaan Tahun 2018
8.400.000 8.400.000 Ulee Lheue
8.400.000 8.400.000 Lhoknga
8.400.000 8.400.000 Malahayati
8.400.000 8.400.000 Singkil
8.400.000 8.400.000 Meulaboh
8.400.000 8.400.000 Labuhan Haji
8.400.000 8.400.000 Singkil
8.400.000 8.400.000 Sinabang
18.000.000 18.000.000 Aceh Besar
- Workshop Simkespel untuk petugas KKP di induk/wilker. 1 43.350.000 43.350.000 Aceh Besar
- Sosialisasi Simkespel ke LP/LS/Masyarakat. 1 30.450.000 30.450.000 Aceh Besar
- Konsultasi Simkespel ke Pusat. 6 55.200.000 55.200.000 Pusat
- Pelatihan/workshop bagi petugas KKP. 3 41.700.000 41.700.000 Pusat
- Pendampingan legalisasi ICV. 1 42.620.000 42.620.000
6.750.000 Banda Aceh
6.750.000 Aceh Besar
4.160.000 Kab. Aceh Barat
4.160.000 Kab.Aceh Jaya
4.160.000 Kab. Aceh Selatan
4.160.000 Kab. Abdya
4.160.000 Kab. Aceh Singkil
4.160.000 Kab. Simeulue
4.160.000 Kab. Nagan Raya
- 1 30.020.000 30.020.000
450.000 Banda Aceh
450.000 Aceh Besar
4.160.000 Kab. Aceh Barat
4.160.000 Kab.Aceh Jaya
4.160.000 Kab. Aceh Selatan
4.160.000 Kab. Abdya
4.160.000 Kab. Aceh Singkil
4.160.000 Kab. Simeulue
4.160.000 Kab. Nagan Raya
- 12 26.600.000 26.600.000 Ulee Lheue
- 27 42.000.000 42.000.000
Sinabang
Singkil
Tapaktuan
Labuhan Haji
Pengawasan dan pengendalian faktor risiko lingkungan.
Pengawasan lalu lintas orang, barang, alat angkut.
Pengawasan pada masa pra embarkasi, embarkasi dan debarkasi
haji.
Pelatihan/workshop bagi petugas KKP.
Survei penyaki KKM di alat angkut.
Pengawasan dan pengendalian faktor risiko lingkungan.
Meulaboh
Bandara SIM
Ulee-Lheue
Malahayati
Lhoknga
Aceh Besar
-
- Pengawasan lalu lintas komoditi OMKABA eksport import. 1 4.500.000 4.500.000
450.000 450.000 Sinabang
450.000 450.000 Singkil
450.000 450.000 Tapaktuan
450.000 450.000 Labuhan Haji
900.000 900.000 Meulaboh
450.000 450.000 Bandara SIM
450.000 450.000 Ulee-Lheue
450.000 450.000 Malahayati
450.000 450.000 Lhoknga
Penyelenggaraan Pelabuhan/bandar udara sehat
- 1 35.800.000 35.800.000 Aceh Besar
- Koordinasi program karantina kesehatan ke LS/LP. 14 13.920.000 13.920.000
6.960.000 6.960.000 Lhokseumawe
6.960.000 6.960.000 Medan
- Konsultasi teknis ke pusat. 6 55.200.000 55.200.000 Pusat
- Konsultasi petugas wilker ke induk. 18 28.200.000 28.200.000 Aceh Besar
- 1 484.031.000 484.031.000 Aceh Besar
- Bimtek terpadu ke wilayah kerja 18 81.000.000 81.000.000
15.480.000 15.480.000 Sinabang
15.480.000 15.480.000 Singkil
15.480.000 15.480.000 Tapaktuan
15.480.000 15.480.000 Labuhan Haji
15.480.000 15.480.000 Meulaboh
900.000 900.000 Bandara SIM
900.000 900.000 Ulee-Lheue
900.000 900.000 Malahayati
900.000 900.000 Lhoknga
- 2 3.240.000 3.240.000 Aceh Besar
- 9 40.500.000 40.500.000
7.740.000 7.740.000 Sinabang
7.740.000 7.740.000 Singkil
7.740.000 7.740.000 Tapaktuan
7.740.000 7.740.000 Labuhan Haji
Monitoring dan evaluasi kegiatan terpadu ke wilayah kerja.
Pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan pada masa embarkasi dan debarkasi haji.
Bimtek ke wilayah kerja
Monitoring dan evaluasi
Pertemuan/rapat/monitoring dan evaluasi kegiatan.
Pengawasan lalu lintas komoditi OMKABA eksport import.
Sosialisasi penyelenggaraan pelabuhan/bandar udara sehat.
Koordinasi program karantina kesehatan di pelabuhan, bandar udara
PLBDN dan wilayah.
7.740.000 7.740.000 Meulaboh
450.000 450.000 Bandara SIM
450.000 450.000 Ulee-Lheue
450.000 450.000 Malahayati
450.000 450.000 Lhoknga
- 1 3.168.000 3.168.000 Aceh Besar
- 3 293.329.000 293.329.000 Aceh Besar
- 21 14.325.000 14.325.000 Aceh Besar
- 1 30.450.000 30.450.000 Malahayati
12 3.100.000 3.100.000
350.000 Sinabang
350.000 Singkil
350.000 Tapaktuan
350.000 Labuhan Haji
350.000 Meulaboh
350.000 Bandara SIM
350.000 Ulee-Lheue
350.000 Malahayati
300.000 Lhoknga
12 24.600.000 24.600.000
12.300.000 Bandara SIM
12 27.500.000 27.500.000
8.700.000 Lhoknga
8.700.000 Malahayati
8.700.000 Meulaboh
1.400.000 Ulee Lheue
12 60.060.000 60.060.000 Bandara SIM
Layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan COP (Certifikat of
Pratique).
Pengadaan alat kesehatan
Pengadaan alat kesehatan kekarantinaan kesehatan.
Layanan pelaksanaan kekarantinaan kesehatan di KKP yang memiliki pintu
masuk internasional.
Sosialisasi penyusunan rencana kontijensi penanggulangan KKM.
Sosialisasi penyusunan rencana kontijensi penanggulangan KKM.
Penerbitan COP
Layanan kekarantinaan kesehatan di bandar udara.
Layanan kekarantinaan kesehatan di bandar udara.
Layanan pelaksanaan kekarantinaan kesehatan di KKP yang dalam rangka
penerbitan PHQC.
Layanan pemeriksaan P3K kapal.
Layanan pemeriksaan P3K kapal.
Layanan kesehatan rujukan
Layanan kesehatan rujukan.
Pengadaan media KIE karantina kesehatan pelabuhan, bandar udara
dan PLBDN.
Pengadaan media KIE karantina kesehatan pelabuhan, bandar
udara.
Pengadaan bahan kesehatan kekarantinaan kesehatan.
Pengadaan bahan kesehatan kekarantinaan kesehatan.
12 320.320.000 320.320.000
40.040.000 Sinabang
40.040.000 Singkil
40.040.000 Tapaktuan
40.040.000 Labuhan Haji
40.040.000 Meulaboh
40.040.000 Ulee-Lheue
40.040.000 Malahayati
40.040.000 Lhoknga
12 4.700.000 4.700.000
587.500 Sinabang
587.500 Singkil
587.500 Tapaktuan
587.500 Labuhan Haji
587.500 Meulaboh
587.500 Ulee-Lheue
587.500 Malahayati
587.500 Lhoknga
1 1.820.000 1.820.000 Tapaktuan
Bandara SIM
Ulee-Lheue
Malahayati
Lhok-Nga
Mengetahui, Banda Aceh, 04 Januari 2018
Kasi PKSE
Saifullah, SKM, M.Kes
NIP 196709011989031002
Layanan pemeriksaan kesehatan alat angkut dalam rangka penerbitan
SSCC/SSCEC.
Layanan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut.
Layanan pengawasan tindakan penyehatan alat angkut.
Layanan pelaksanaan kekarantinaan kesehatan di KKP dalam rangka
penerbitan PHQC.
Layanan pemeriksaan kesehatan alat angkut dalam rangka penerbitan
SSCC/SSCEC.
1 Kementerian/Lembaga : Kementerian Kesehatan
2 Program : Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
3 Sasaran Program : Menurunnya penyakit tular vektor dan zoonotik
4 Kegiatan : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik
5 Unit Organisasi : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh
6 Sasaran Kegiatan (Output) dan Pendanaannya
No Indikator Kinerja Kegiatan Target 2018 Alokasi 2018 Dimensi Bidang Nawacita
1 1 Bandara 614.000.000 1 5
Jumlah Pelabuhan/Bandara Bebas
vektor pada wilayah perimeter dan
buffer area
100%
7 Rincian Kegiatan
Volume Jumlah Alokasi
2019 2019
1 1 90.000.000 90.000.000 2 103.500.000
- 1 90.000.000 90.000.000 2 100.000.000
2 247 2.485.830 614.000.000 446 706.100.000
- 247 2.485.830 614.000.000 446 706.100.000
RENCANA KERJA TAHUNAN
TAHUN 2018
Sasaran Kegiatan (Output) Dukungan PPP/ARG/KSST/MPI/PPBAN
Layanan Pengendalian Vektor
dan Binatang Pembawa
Penyakit
Tahun 2018 Perkiraan Maju
Volume Satuan Biaya Jumlah Alokasi
A. Perhitungan Pendanaan (tahun 2018 dan Perkiraan Maju)
No Sasaran Kegiatan (Output)/Komponen
Layanan Capaian Eliminasi Malaria
Layanan Pelaksanaan Pengendalian Malaria di
Pelabuhan/Bandara
Layanan Pelaksanaan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit di Pelabuhan/Bandara
Layanan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
B. Sumber Pendanaan
Rupiah PHLN+PDN PNBP+BLU SBSN Jumlah
1 90.000.000 90.000.000
- 90.000.000 90.000.000
055 20.000.000 20.000.000 Semua Wilker
056 Survei Demam Massal Malaria 10.000.000 10.000.000 Banda Aceh & Aceh Besar
060 Surveilan Migrasi di pelabuhan dan bandara 20.000.000 20.000.000 Semua Wilker
061 Pengadaan media promosi dan KIE malaria 40.000.000 40.000.000 Aceh Besar
2 60.000.000 554.000.000 614.000.000
- 270.209.000 270.209.000
055 15.000.000 15.000.000 Aceh Besar, Banda Aceh,
Meulaboh, Labuhan Haji
056 Sarana dan prasarana pengendalian vektor dan BPP 135.209.000 135.209.000 Aceh Besar
057 Pengawasan pengendalian vektor dan BPP di wilayah kerja 70.000.000 70.000.000 Banda Aceh, Aceh Besar
058 60.000.000 60.000.000 Pusat
059 50.000.000 50.000.000 Pusat
- Layanan Pengendalian Vektor DBD 181.782.000 181.782.000
100 Survei dan larvasida 8.406.000 8.406.000 Semua Wilker
101 Larvasida 6.606.000 6.606.000 Semua Wilker
102 Fogging 166.770.000 166.770.000 Semua Wilker dan Induk
- Layanan Pengendalian Vektor Pes 74.629.000 74.629.000
100 Pemetaan 3.068.000 3.068.000 Semua Wilker
101 Persiapan bahan dan alat 26.680.000 26.680.000 Semua Wilker dan Induk
102 Pemasangan perangkap 44.161.000 44.161.000 Semua Wilker
103 Identifikasi tikus dan pinjal 720.000 720.000 Semua Wilker
- Layanan Pengendalian Vektor Diare 11.984.000 11.984.000
100 Survei 880.000 880.000 Semua Wilker
Monitoring resistensi/efikasi 2 jenis bahan aktif insektisida
Koordinasi, advokasi, dan sosialisasi pengendalian vektor dan
BPP
Peningkatan kapasitas SDM dan tenaga jafung Entomologi dan
pengendalian vektor
No Sasaran Kegiatan (Output)/Komponen Lokasi
Layanan Capaian Eliminasi Malaria
Layanan Pelaksanaan Pengendalian Malaria di
Pelabuhan/Bandara
Layanan Pelaksanaan Pengendalian Vektor dan Binatang
Pembawa Penyakit di Pelabuhan/Bandara
Layanan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
Jenis
Komponen
Indikasi Pendanaan Tahun 2018
Pengamatan faktor risiko pencegahan dan pengendalian malaria
101 spraying 11.104.000 11.104.000 Semua Wilker dan Induk
- Layanan Pengendalian Vektor Malaria 15.396.000 15.396.000
100 Survei jentik 220.000 220.000 Semua Wilker
101 Survei nyamuk 7.908.000 7.908.000 Semua Wilker dan Induk
102 Larvasida 160.000 160.000 Semua Wilker
103 Spraying (IRS) 7.108.000 7.108.000 Semua Wilker
Banda Aceh, 04 Januari 2018
1 Kementerian/Lembaga : Kementerian Kesehatan
2 Program : Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
3 Sasaran Program : Menurunnya penyakit menular dan tidak menular, serta meningkatnya kesehatan jiwa
4 Kegiatan : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung
5 Unit Organisasi : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh
6 Sasaran Kegiatan (Output) dan Pendanaannya
No Indikator Kinerja Kegiatan Target 2018 Alokasi 2018 Dimensi Bidang Nawacita
1 20 Layanan 65.000.000 1 5
Jumlah orang yang melakukan
skrining penyakit menular langsung100%
2 6 Layanan 65.000.000 1 5
Jumlah orang yang melakukan
skrining penyakit menular langsung100%
3 1 Layanan 50.000.000 1 5
Jumlah orang yang melakukan
skrining penyakit menular langsung100%
Layanan Pengendalian
Penyakit TB
Intensifikasi Penemuan Kasus
Kusta
RENCANA KERJA TAHUNAN
TAHUN 2018
Sasaran Kegiatan (Output)Dukungan
PPP/ARG/KSST/MPI/PPBAN
Layanan Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit HIV
AIDS
7 Rincian Kegiatan
Volume Jumlah Alokasi
2019 2019
1 20 3.250.000 65.000.000 20 80.000.000
- 20 3.250.000 65.000.000 20 80.000.000
2 Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit TB 6 10.833.333 65.000.000 9 75.000.000
- 6 10.833.333 65.000.000 9 75.000.000
3 Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta 1 50.000.000 50.000.000 2 55.000.000
- 1 50.000.000 50.000.000 2 55.000.000
B. Sumber Pendanaan
Rupiah PHLN+PDN PNBP+BLU SBSN Jumlah
1 65.000.000 65.000.000
- 65.000.000 65.000.000
18.800.000 18.800.000 Singkil
18.800.000 18.800.000 Tapaktuan
18.800.000 18.800.000 Sinabang
2.150.000 2.150.000 Aceh Besar
2.150.000 2.150.000 Banda Aceh
2.150.000 2.150.000 Aceh Besar
2.150.000 2.150.000 Aceh Besar
2 65.000.000 65.000.000
- 65.000.000 65.000.000
15.800.000 15.800.000 Meulaboh
15.800.000 15.800.000 Singkil
15.800.000 15.800.000 Sinabang
4.400.000 4.400.000 Aceh Besar
4.400.000 4.400.000 Banda Aceh
4.400.000 4.400.000 Aceh Besar
4.400.000 4.400.000 Aceh Besar
Lokasi
Sasaran Kegiatan (Output)/Komponen
Sasaran Kegiatan (Output)/Komponen
Intensifikasi Penemuan Kasus dalam upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit Kusta
Perkiraan Maju
No
Volume
Jenis
Komponen
Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit HIV AIDS
Layanan Test HIV dan IMS di KKP
Layanan Deteksi dini Terduga TB wilayah kerja KKP
Layanan Pengendalian Penyakit TB
Layanan Deteksi dini Terduga TB wilayah kerja KKP
Indikasi Pendanaan Tahun 2018
Layanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit HIV AIDS
Layanan Test HIV dan IMS di KKP
A. Perhitungan Pendanaan (tahun 2018 dan Perkiraan Maju)
Tahun 2018
Satuan Biaya Jumlah AlokasiNo
3 Intensifikasi Penemuan Kasus Kusta 50.000.000 50.000.000
- 50.000.000 50.000.000
25.000.000 25.000.000 Banda Aceh
25.000.000 25.000.000 Aceh Besar
Banda Aceh, 04 Januari 2018
Intensifikasi Penemuan Kasus dalam upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit Kusta
1 Kementerian/Lembaga : Kementerian Kesehatan
2 Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
3 Sasaran Program : Menurunnya penyakit menular dan tidak menular, serta meningkatnya kesehatan jiwa
4 Kegiatan : Dukungan manajemen dan pelaksanaan teknis lainnya pada program pencegahan dan pengendalian penyakit
5 Unit Organisasi : Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Banda Aceh
6 Sasaran Kegiatan (Output) dan Pendanaannya :
No Indikator Kinerja KegiatanTarget
2018Alokasi 2018 Dimensi Bidang Nawacita
1 1 layanan 1.324.708.000 1 5
Persentase kegiatan program P2P yang
mendukung untuk memperoleh penilaian
SAKIP dengan hasil minimal AA
95%
Persentase kantor induk/wilker yang
ditingkatkan sarana/prasarananya untuk
memenuhi standar
75%
2 1 layanan 9.786.406.000 1 5
Persentase kegiatan program P2P yang
mendukung untuk memperoleh penilaian
SAKIP dengan hasil minimal AA
95%
7 Rincian Kegiatan :
Volume Jumlah Alokasi
2019 2019
1 1 1.324.708.000 1.324.708.000 1 5.298.832.000
1 40.900.000 40.900.000
1 76.050.000 76.050.000
Layanan Perkantoran
RENCANA KERJA TAHUNAN
TAHUN 2018
Sasaran Kegiatan (Output)
Layanan Internal (over head)
Sasaran Kegiatan (Output)/Komponen
Layanan Internal (over head)
Pengadaan peralatan dan fasilitas kantor induk
Pengadaan fasilitas ruang aula
A. Perhitungan Pendanaan (tahun 2018 dan Perkiraan Maju)
Tahun 2018
Biaya satuan Jumlah Alokasi
Perkiraan Maju
VolumeNo
Pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja 1 131.850.000 131.850.000
Penyusunan revisi RAK ke pusat 1 18.400.000 18.400.000
Penyusunan E-Planning 1 49.000.000 49.000.000
Penyusunan dokumen RKAKL 2 28.440.000 56.880.000
2 31.020.500 62.041.000
Penyusunan laporan pelaksanaan program 12 2.933.350 35.200.000
1 9.200.000 9.200.000
1 9.200.000 9.200.000
2 840.000 1.680.000
Pertemuan evaluasi pelaksanaan program P2P 2 64.055.000 128.110.000
Penyusunan laporan indikator RAK 1 560.000 560.000
Penyusunan LAKIP dan perjanjian kinerja 1 18.960.000 18.960.000
Evaluasi SAKIP 1 36.800.000 36.800.000
4 6.529.750 26.119.000
2 65.360.000 130.720.000
Rekonsiliasi pengelolaan PNBP 2 37.300.000 74.600.000
Verifikasi dan rekonsiliasi laporan keuangan satker 4 1.350.000 5.400.000
1 24.260.000 24.260.000
2 9.452.000 18.904.000
Pendidikan dan pelatihan pegawai 3 8.890.000 26.670.000
1 18.400.000 18.400.000
1 44.200.000 44.200.000
2 9.410.000 18.820.000
3 11.390.000 34.170.000
1 40.724.000 40.724.000
Rapat penyusunan media yang berisi kegiatan secara berkala 2 1.545.000 3.090.000
Pengelolaan UPG 2 18.220.000 36.440.000
Rapat penyusunan ABK dan peta dan informasi jabatan 2 1.090.000 2.180.000
Rapat penyusunan bisnis proses UPT 2 1.215.000 2.430.000
2 17.875.000 35.750.000
Dukungan pelaksanaan pengelolaan BMN 2 49.900.000 99.800.000
Penyusunan laporan tahunan satker
Rapat pemahaman indikator, persiapan dokumen pengungkit, dan
persiapan assesment penilaian satker WBK/WBBM
Penyusunan realisasi anggaran bulanan/triwulan/semester/tahunan
Penyusunan rencana umum pengadaan
Peningkatan kapasitas SDM pengelola barang dan jasa
Pengelolaan barang dan jasa
Penyusunan dokumen pertanggungjawaban keuangan baik UP/TUP dan
LS Satker
Penyusunan dan updating RPK dan RPD
Pembahasan, penajaman, dan penelaahan usulan dokumen perencanaan
dan penganggaran
Pengumpulan laporan E-Monev penganggaran
Pengumpulan laporan E-Monev Bappenas/PP39 tahun 2006
Perencanaan dan evaluasi pegawai
Pengelolaan administrasi kepegawaian
Rekonsiliasi laporan UAPPA E-1 laporan keuangan UPT tahun 2017 dan
semester I tahun 2018
2 Layanan Perkantoran 1 9.786.406.000 9.786.406.000 1 10.765.046.600
Pembayaran gaji dan tunjangan 12 641.193.833 7.694.325.996
Kebutuhan sehari-hari perkantoran 12 85.779.750 1.029.357.000
Langganan daya dan jasa 12 12.000.000 144.000.000
Pemeliharaan kantor 12 56.780.250 681.363.000
Pembayaran terkait pelaksanaan operasional kantor 12 10.700.000 128.400.000
Honorarium pengelola SAI satker 12 1.200.000 14.400.000
Honorarium pengelola SAI wilayah 12 1.200.000 14.400.000
Honorarium pengelola BMN 12 2.360.000 28.320.000
Honorarium pengelola PNBP 12 4.320.000 51.840.000
B. Sumber Pendanaan
Rupiah PHLN+PDN PNBP+BLU SBSN Jumlah
1 1.120.492.000 204.216.000 1.324.708.000
053 40.900.000 40.900.000 Kantor Induk
053 76.050.000 76.050.000 Aula Kantor Induk
Pengadaan fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja 053 131.850.000 131.850.000
23.480.000 23.480.000 Bandara
23.480.000 23.480.000 Ulee Lheue
13.425.000 13.425.000 Lhoknga
7.640.000 7.640.000 Malahayati
3.275.000 3.275.000 Meulaboh
13.425.000 13.425.000 Labuhan Haji
20.275.000 20.275.000 Tapaktuan
13.425.000 13.425.000 Sinabang
13.425.000 13.425.000 Singkil
Penyusunan Revisi RAK ke pusat 055 18.400.000 18.400.000 Pusat
Penyusunan E-Planning 055 49.000.000 49.000.000
18.400.000 18.400.000 Pusat
25.800.000 30.600.000 Wilayah Kerja
Penyusunan dokumen RKAKL 056 1.680.000 55.200.000 56.880.000
1.680.000 1.680.000 Kantor Induk
55.200.000 55.200.000 Pusat
056 62.041.000 62.041.000 Pusat
Penyusunan laporan pelaksanaan program 057 35.200.000 35.200.000
20.800.000 20.800.000 Pusat
No Sasaran Kegiatan (Output)/Komponen
Pembahasan, penajaman, dan penelaahan usulan dokumen
perencanaan dan penganggaran
Layanan Internal (over head)
Pengadaan peralatan dan fasilitas kantor induk
Pengadaan fasilitas ruang aula
LokasiIndikasi Pendanaan Tahun 2018Jenis
Komponen
14.400.000 14.400.000 Wilayah Kerja
057 9.200.000 9.200.000 Pusat
057 9.200.000 9.200.000 Pusat
057 1.680.000 1.680.000 Kantor Induk
Pertemuan evaluasi pelaksanaan program P2P 057 128.110.000 128.110.000
59.700.000 59.700.000 Kantor Induk
23.300.000 23.300.000 Wilayah Kerja
45.110.000 45.110.000 Pusat
Penyusunan laporan indikator RAK 057 560.000 560.000 Kantor Induk
Penyusunan LAKIP dan perjanjian kinerja 057 560.000 18.400.000 18.960.000
560.000 560.000 Kantor Induk
18.400.000 18.400.000 Pusat
Evaluasi SAKIP 057 36.800.000 36.800.000 Pusat
058 26.119.000 26.119.000 Kantor Induk
058 130.720.000 130.720.000
73.600.000 73.600.000 Pusat
57.120.000 57.120.000 KKP Lhokseumawe & KKP Sabang
Rekonsiliasi pengelolaan PNBP 058 74.600.000 74.600.000
30.600.000 30.600.000 Wilayah Kerja
36.800.000 36.800.000 Pusat
7.200.000 7.200.000 KPPN
Verifikasi dan rekonsiliasi laporan keuangan satker 058 5.400.000 5.400.000
1.800.000 1.800.000 KPPN
1.200.000 1.200.000 KPKNL
1.200.000 1.200.000 DJPb
1.200.000 1.200.000 DJKN
059 23.485.000 775000 24.260.000 Kantor Induk
059 18.904.000 18.904.000
504.000 504.000 Kantor Induk
18.400.000 18.400.000 Pusat
061 26.670.000 26.670.000 Luar kota
061 18.400.000 18.400.000 Pusat
061 44.200.000 7.200.000 51.400.000
25.800.000 7.200.000 33.000.000 Wilayah Kerja
18.400.000 18.400.000 Pusat
Penyusunan dokumen pertanggungjawaban keuangan baik UP/TUP
dan LS Satker
Penyusunan dan updating RPK dan RPD
Perencanaan dan evaluasi pegawai
Pengelolaan administrasi kepegawaian
Pendidikan dan pelatihan pegawai
Rekonsiliasi laporan UAPPA E-1 laporan keuangan UPT tahun 2017
dan semester I tahun 2018
Penyusunan realisasi anggaran
bulanan/triwulan/semesteran/tahunan
Pengumpulan laporan E-Monev penganggaran
Pengumpulan laporan E-Monev Bappenas/PP39 tahun 2006
Penyusunan laporan tahunan satker
062 18.820.000 18.820.000
420.000 420.000 Kantor Induk
18.400.000 18.400.000 Pusat
062 34.170.000 34.170.000 Luar kota
062 40.724.000 40.724.000
15.480.000 15.480.000 Wilayah Kerja
18.044.000 18.044.000 Pusat
7.200.000 7.200.000 Dalam kota
Rapat penyusunan media yang berisi kegiatan secara berkala 064 3.090.000 3.090.000 Kantor Induk
Pengelolaan UPG 064 36.440.000 36.440.000
8.840.000 8.840.000 Kantor Induk
27.600.000 27.600.000 Pusat
Rapat penyusunan ABK dan peta dan informasi jabatan 065 2.180.000 2.180.000 Kantor Induk
Rapat penyusunan bisnis proses UPT 065 2.430.000 2.430.000 Kantor Induk
065 35.750.000 35.750.000
2.430.000 2.430.000 Kantor Induk
33.320.000 33.320.000 Pusat
Dukungan pelaksanaan pengelolaan BMN 067 99.800.000 99.800.000
54.000.000 54.000.000 Wilayah Kerja
36.800.000 36.800.000 Pusat
9.000.000 9.000.000 Luar/dalam kota
2 Layanan Perkantoran 9.786.406.000 9.786.406.000
Pembayaran gaji dan tunjangan 001 7.694.326.000 7.694.326.000 Kantor induk dan semua wilker
Kebutuhan sehari-hari perkantoran 002 1.029.357.000 1.029.357.000 Kantor induk dan semua wilker
Langganan daya dan jasa 002 144.000.000 144.000.000 Kantor induk dan semua wilker
Pemeliharaan kantor 002 681.363.000 681.363.000 Kantor induk dan semua wilker
Pembayaran terkait pelaksanaan operasional kantor 002 128.400.000 128.400.000 Kantor induk
Honorarium pengelola SAI satker 002 14.400.000 14.400.000 Kantor induk
Honorarium pengelola SAI wilayah 002 14.400.000 14.400.000 Kantor induk
Honorarium pengelola BMN 002 28.320.000 28.320.000 Kantor induk
Honorarium pengelola PNBP 002 51.840.000 51.840.000 Banda Aceh/Aceh Besar
Banda Aceh, 04 Januari 2018
Penyusunan rencana umum pengadaan
Peningkatan kapasitas SDM pengelola barang dan jasa
Pengelolaan barang dan jasa
Rapat pemahaman indikator, persiapan dokumen pengungkit, dan
persiapan assesment penilaian satker WBK/WBBM