indikator derajat kesehatan masyarakat

33
Indikator derajat kesehatan masyarakat Indikator derajat kesehatan masyarakat secara umum dapat dilihat dari : 1. Umur harapan hidup (Life expectations) : Umur harapan hidup diharapkan meningkat pada tahun 1980 umur 50 tahun, pada tahun 2000 menjadi sekurang-kurangnya berumur 60 tahun. 2. Angka kematian bayi (infant mortality) dan balita menurun : PADA tahun 1980, angka kematian bayi sekitar 100/1000 kelahiran hidup, maka diharapkan pada tahun 2000 menjadi setinggi-tingginya 45/1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita menurun dari 40/1000 balita saat ini menjadi setinggi-tingginya 15/1000 balita di masa yang akan datang. 3. Tingkat kecerdasan penduduk : Hal ini dapat diukur dengan tingkat pendidikan gologngan wanita diharapkan meningkat dengan penurunan angka buta huruf dari sekitar 50 % pada tahun 1977 menjadi sekitar 25 % pada tahun 2000. 4. Bayi lahir : Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan berat badang 2500 gram atau yang kurang yang dewasa ini adalah sekitar 14 % diharapkan akan turun menjadi setinggi-tingginya 7% pada masa yang akan datang 5. Angka kesakitan (Morbiditas) Sumber : Iqbal Mubarak,Wahit(2005), Pengantar Keperawatan Komunitas,Penerbit Sagung Seto Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2137506-indikator- derajat-kesehatan-masyarakat/#ixzz1r3WAG84A UKGMD MANDIRI Filed under: Uncategorized — sutiway @ 5:19 am Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan nasional yang antara lain mempunyai tujuan untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin.

Upload: muftihat-israr

Post on 24-Apr-2015

779 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Indikator derajat kesehatan masyarakat

Indikator derajat kesehatan masyarakat secara umum dapat dilihat dari :

1. Umur harapan hidup (Life expectations) : Umur harapan hidup diharapkan meningkat pada tahun 1980 umur 50 tahun, pada tahun 2000 menjadi sekurang-kurangnya berumur 60 tahun.

2. Angka kematian bayi (infant mortality) dan balita menurun : PADA tahun 1980, angka kematian bayi sekitar 100/1000 kelahiran hidup, maka diharapkan pada tahun 2000 menjadi setinggi-tingginya 45/1000 kelahiran hidup. Angka kematian balita menurun dari 40/1000 balita saat ini menjadi setinggi-tingginya 15/1000 balita di masa yang akan datang.

3. Tingkat kecerdasan penduduk : Hal ini dapat diukur dengan tingkat pendidikan gologngan wanita diharapkan meningkat dengan penurunan angka buta huruf dari sekitar 50 % pada tahun 1977 menjadi sekitar 25 % pada tahun 2000.

4. Bayi lahir : Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan berat badang 2500 gram atau yang kurang yang dewasa ini adalah sekitar 14 % diharapkan akan turun menjadi setinggi-tingginya 7% pada masa yang akan datang

5. Angka kesakitan (Morbiditas)

Sumber : Iqbal Mubarak,Wahit(2005), Pengantar Keperawatan Komunitas,Penerbit Sagung Seto

Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2137506-indikator-derajat-kesehatan-masyarakat/#ixzz1r3WAG84A

UKGMD MANDIRI

Filed under: Uncategorized — sutiway @ 5:19 am

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan nasional yang antara lain mempunyai tujuan untuk mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin.

Salah satu cara bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajad kesehatan yang tinggi , dengan mutu kehidupan yang tinggi pula, serta mempunyai sikap kejiwaan yangmenopang dan mendorong kreatifitas. Oleh karena itu maka pembangunan manusia seutuhnya harus mencapai aspek jasmani dan kejiwaan, disamping aspek spiritual dan sosial, termasuk kepribadian dan kejuangan, yang ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta mempunyai daya juang yang tinggi.

Pembangunan manusia sebagai insan harus dilakukan dalam keseluruhan proses kehudupannya, mulai dari dalam kandungan bahkan jauh sebelumnya, yaitu dengan memperhatikan tingkat kesejahteraan para calon ibu, bayi, balita, usia pra sekolah, usia sekolah, remaja, pemuda, usia produktif, sampai kepada usia lanjut. Dalam upaya kesejahteraan manusia dalam tiap tahap

Page 2: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

kehidupan tersebut, pembangunan kesehatan memegang peranan yang amat penting sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Selain itu pembangunan kesehatan juga berperan penting dalam membangun manusia sebagai sumber daya pembangunan. Derajad kesehatan yang tinggi akan meningkatkan produktivitas bangsa, peningkatan kreatifitas dan produktivitas bangsa, peningkatan kreativitas dan produktivitas, akan mempertajam peningkatan daya juang dan daya saing bangsa yang sangat diperlukan dalam memasuki abad ke-21 yang diliputi oleh suasana persaingan bangsa yang semakin ketet.

Gambaran keadaan masyarakat Indonesia ke depan itu adalah “Visi” yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yang dirumuskan :”Indonesia Sehat 2010”. Kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya juga berperan dalam meningkatkan kualitas dan dan produktivitas sumber daya manusia.

Dari hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional tahun 1998 menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa terganggu perkerjaan/ sekolah karena sakit gigi, rata-rata 3,86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan kematian tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja.

Penyakit gigi yang banyak diderita masyarakat yaitu karies dan penyakit periodontal sebenarnya mudah dicegah yaitu dengan menanamkan kebiasaan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang baik sejak usia dini. Upaya pembinaan kesehatan gigi masyarakat telah dilaksanakan melalui pendekatan UKGMD sejak tahun 1979, dimana upaya promotif, preventif dilaksanakan secara terpadu dengan upaya kesehatan lainnya terutama melalui Posyandu. Pada tahun 1992 telah diterbitkan buku Pedoman Penyelenggaraan UKGMD di Posyandu.

Dengan berkembangnya berbagai Upaya Kesehatan bersumber daya Masyarakat (UKBM) maka pembinaan kesehatan gigi masyarakat dapat diperluas cakupannya dengan berintegrasi kepada UKBM lainnya selain Posyandu seperti; Bina Keluarga Balita, Pos Kesehatan Pesantren (POskestren), Taman Kanak-kanak, Taman Pendidikan Al-Qur’an, Bina Keluarga Lansia, Pos Obata Desa (POB), Saka Bakti Husada (SBH) dan sebagainya.

Pada tahun 1995 dengan bantuan konsultan dari AGFUND WHO telah dilaksanakan pula Community Dental Health Demonsratian Project di Cimareme Jawa Barat yang pada prinsipnya menyerhanakan materi dan metode penyuluhan kesehatan gigi, sehingga mudah dilaksanakan secara terintegrasi dengan upaya kesehatan lainnya.

Maka berdasarkan perkembangan-perkembangan tersebut dan hasil kesepakatan tamu karya lintas program dan lintas sektoral pada tanggal 3-4 November 1998 di Cisarua, istilah UKGMD sebaiknya dirubah menjadi Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) karena sasarannya tidak hanya terbatas pada masyarakat desa. Melihat keadaan diatas maka buku Penyelenggaraan UKGMD yang diterbitkan tahun 1992 disempurnakan s/d tahun 2002 sesuai dengan perkembangan program. Tahun 2004 buku Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) disempurnakan lagi karena pada tahun 2001 data kesehatan gigi kembali dikumpulkan melalui Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT).

Dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi anak, salah satu kebijaksanaan kesehatan gigi adalah meningkatkan upaya promotif-preventif pada Balita dan anak pra skolah.

Pada pelaksanaannya timbul kendala diantaranya terbatasnya jangkauan tenaga kesehatan gigi untuk melaksanakan pembinaan upaya promotif-preventif baik melalui Posyandu dan Guru Taman

Page 3: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Kanak-kanak sangat potensial untuk melaksanakan pembinaan kemampuan pelihara diri dibidangkesehatan gigi dan mulut kepada anak-anaksecara integral.

Maka untuk menunjang hal tersebut perlu dilaksanakan Pelatihan Kesehatan Gigi dan Mulut bagi Kader dan Guru Taman Kanak-kanak.

2 Sistem Rujukan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas

Tanggal : 22 May 2010 | Oleh : Putu Sudayasa | Skip ke Komentar |

Upaya kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari upaya kesehatan secara menyeluruh yang penyelenggaraannya terintegrasi secara lintas program dan lintas sektoral. Rujukan upaya kesehatan gigi dan mulut (gimul), dilaksanakan melalui pelayanan medik gigi dasar sampai dengan spesialistik. Banyak faktor yang mempengaruhi terselenggaranya rujukan upaya kesehatan gigi dan mulut, antara lain faktor lingkungan, geografi, transportasi, sosial ekonomi dan sosial budaya.

Tujuan umumnya adalah terwujudnya suatu tatanan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang merata, terjangkau ,bermutu, berdaya guna dan berhasil guna. Sedangkan tujuan khususnya, agar mantapnya pelayanan kesehatan gigi dan mulut di setiap jenjang pelayanan kesehatan yang berlaku. Terwujudnya alur (arus) rujukan medik gigi dan rujukan kesehatan gigi. Sasaran sistem upaya rujukan gimul ialah setiap institusi pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta.

A. Rujukan Medik Gigi :

Rujukan kasus dengan atau tanpa pasien, untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan pemulihan (model rahang)

Rujukan spesimen, untuk pemeriksaan penunjang /tambahan.

Rujukan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK); mendatangkan atau mengirim tenaga/ahli yang kompeten untuk memberikan dan mendapatkan bimbingan pengetahuan dan ketrampilan kesehatan gigi dan mulut (gimul).

B. Rujukan Kesehatan Gigi :

Bantuan teknologi berupa teknologi tepat guna, cukup sederhana, dapat dikuasai dan dilksanakan, serta terjangkau masyarakat. Contoh: cara menyikat gigi yang baik dan benar, bentuk-bentuk sikat gigi yang benar.

Bantuan sarana berupa alat-alat, buku-buku, brosur, poster-poster, leaflet-leaflet.

Bantuan operasional berupa dana operasional dan pemeliharaan peralatan kesehatan gigi dan mulut, terutama pada unit pelayanan kesehatan terdepan di poli gigi puskesmas.

(dikutip dari Buku Pedoman Rujukan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut, Direktorat Kesehatan Gigi, Dirjen Pelayanan Medik, Depkes RI, Jakarta, 1994, hal. 2-3).

Upaya Kesehatan gigi dalam mendukung MDGs

Page 4: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia, bersama-sama dengan 189 negara menghadiri Pertemuan Puncak Milenium di New York dan menandatangani Deklarasi Millennium Development Goals (MDGs) yang mempunyai 8 tujuan penting. Upaya untuk mewujudkan tercapainya tujuan-tujuan tersebut merupakan tantangan dalam pembangunan di seluruh dunia, termasuk di dalamnya pembangunan kesehatan.Penyakit Gigi-Mulut merupakan faktor risiko dan fokal infeksi penyakit sistemik. Seseorang dikatakan tidak sehat bila tidak memiliki gigi-mulut yang sehat. Hampir seluruh masyarakat dunia menderita penyakit gigi dan mulut. Berdasarkan data Riskesdas 2007, 75% penduduk Indonesia mengalami riwayat karies gigi dengan tingkat keparahan gigi (indeks DMF-T) sebesar 5 gigi setiap orang. Dilaporkan juga bahwa 23% penduduk yang menyadari dirinya bermasalah gigi dan mulut, 30% diantara mereka menerima perawatan atau pengobatan dari tenaga profesional gigi. Ditemukan pula angka keperawatan yang sangat rendah, terjadinya keterlambatan perawatan yang tinggi, dan kerusakan gigi sebagian besar berakhir dengan pencabutan.Kesehatan Gigi dapat membantu upaya percepatan Millenium Development Goals (MDGs), antara lain:1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan antara lain: sakit gigi, infeksi gigi dan ompong mengarah pada malnutrisi dan nutrisi kurang, masyarakat miskin terkena imbas akibat biaya pengeluaran untuk perawatan gigi, masalah gigi dan mulut mengarah pada ketidakhadiran pekerja dan selanjutnya kehilangan penghasilan.2. Mencapai pendidikan dasar universal: masalah gigi mengakibatkan ketidakhadiran murid ke sekolah, sakit gigi memiliki efek terhadap konsentrasi, waktu tidur dan prestasi anak di sekolah.3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan: ibu perlu tahu mengenai kebersihan gigi dan mulut yang mendasar serta makanan sehat bagi anak, karena perempuan hidup lebih lama, mereka harus menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka seumur hidup.4. Mengurangi angka kematian anak: infeksi gigi, noma (gangrenous stomatitis) dan tradisi yang berbahaya sehubungan dengan gigi dan mulut dapat mengakibatkan kematian5. Memperbaiki kesehatan ibu hamil : kesehatan mulut yang buruk pada ibu hamil dapat memberikan efek terhadap kelahiran dan berat badan bayi, disamping terhadap kesehatan gigi dan mulut bayi nantinya.6. Memberantas HIV/AIDS, malaria dan penyakit-penyakit lainnya: terdapat hubungan antara HIV/AIDS dengan kesehatan gigi dan mulut, dan permasalahan yang ditemukan dalam rongga mulut dapat menjadi indikator dini terjadinya infeksi7. Meyakinkan keberlangsungan lingkungan hidup: penanganan kesehatan gigi dan mulut melibatkan penggunaan teknologi yang sesuai, kontrol infeksi yang efektif serta pembuangan limbah medis yang aman

Page 5: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

8. Membangun kerjasama global untuk perkembangan: meliputi kerjasama dalam upaya mempromosikan kesehatan gigi dan mulut diantara para stakeholder, akses terhadap obat-obat mendasar, perawatan gigi dan mulut dasar dan pencegahanBerdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Tindakan yang dapat dilakukan untuk pengembangan pelayanan kesehatan Gigi dan Mulut antara lain melalui:1. Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan kesehatan gigi dasar di Puskesmas dan Puskesmas pembantu (pustu).2. Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan kesehatan gigi perorangan di RS.3. Upaya promosi, pencegahan dan pelayanan kesehatan di sekolah melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) dari tingkat TK sampai SMA yang terkoordinir dalam UKS.4. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dalam bentuk Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM);5. Membangun kemitraan kesehatan gigi dan mulut.

TUGAS GIZI “Resume Jurnal”Nama : Mawar Putri JulicaNim :07/250270/KG/08134

Terdapat hubungan dinamis diantara glukosa dan kesehatan gigi. Diet dapat mempengaruhi integritas gigi; kwantitas, pH, dan komposisi air liur; dan pH plak.Hubungan antara ilmu gizi, diet , penyakit dan kesehatan mulut, dapat digambarkan seperti 2 jalan yang sinergis. Diet dapat menyebabkan adanya efek lokal pada kesehatan mulut terutama di integritas gigi, pH, dan komposisi dari saliva dan plak gigi. Nutrisi juga berpengaruh pada integritas; gigi, jaringan periodental, mukosa mulut dan tulang alveolar.Glukosa dan fermentasi karbohidrat-karbohidrat lain, setelah di hidrolisis dengan amilase di saliva, dapat meghasilkan substrat untuk mendukung kegiatan bakteri di mulut, yang dapat berpengaruh dalam menurunkan pH plak dan pH saliva. Hasilnya adalah terjadinya Demineralisasi Gigi. Banyak faktor yang ikut membantu gula dalam permen sehingga dapat menyebabkan Caries, diantaranya bahan penyusun makanan, durasi makanan dalam mulut, komposisi nutrisi, urutan makan, aliran saliva dan juga kesehatan mulut dan juga bahan-bahan pencegah (misalnya permen dengan xylitol atau kadar gula rendah.)Berdasarkan American Dietetic Association : “nutrisi adalah komponen penting di dalam kesehatan gigi dan mulut. Ilmu gizi dan kesehatan gigi merupakan suatu hubungan yang sinergis. Jika mulut atau gigi bermasalah dan menyebabkan kesulitan makan dapat mempengaruhi asupan gizi yang masuk, begitu pula apabila kebutuhan gizi untuk gigi dan mulut tidak terpenuhi maka pertumbuhan gigi akan terganggu.Infeksi pada gigi yang paling sering terjadi adalah karies gigi dan penyakit periodental. Erosi gigi bukanlah penyakit yang menular , tetapi merupakan efek samping terganggunya integritas (keutuhan) struktur gigi.Erosi gigi adalah hilangnya jaringan keras gigi yang disebabkan oleh asam, di dalam prosesnya tidak melibatkan gula dan bakteri. Bakteri hanya berperan untuk memetabolisme gula menjadi asam.

Page 6: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Selain itu asam juga dapat di peroleh dari berbagai macam makanan yang mengadung asam, termasuk di dalamnya buah yang mengandung asam, juice, softdrink, dll. Erosi gigi juga dapat terjadi pada pasien bulimia nervosa.Karies gigi dapat terjadi karena adanya perusakan permukaan gigi oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri yang memetabolis makanan yang mengandung karbohidrat. 2 jenis bakteri yang berperan adalah streptococcus dan lactobacilus

Diet dan nutrisi dapat mempengaruhi proses demineralisasi gigi dan remineralisasi dalam beberapa cara. Diet menyediakan gula dan berbagai macam hasil fermentasi karbohidrat, yang dimetabolis oleh bakteri plak menjadi asam. Hasilnya adalah menyediakan daerah dengan pH rendah, yang merupakan tempat berkembang biak bakteri acidogenic dan aciduric (streptococcus mutans), sukrosa memfasilitasi pertumbuhan koloni streptococcus mutans . Sebaliknya, diet dengan kadar gula rendah dan diet dengan tinggi kalsium dapat membantu proses reminineralisasi. Remineralisasi dapat terjadi apabila pH plak meningkat.Gizi dapat mempengaruhi baik fungsi maupun anatomis dari kelenjar saliva. Mal nutrisis kronis dapat mengurangi tingkat pengeluaran air liur, mal nutrisi juga dapat mengurangi volume, efek antibacterial, efek physiochemical dari saliva.. Penyakit periodental adalah tanggapan dari penyebab radang akibat produk bakteri di plak gigi, juga merupakan infeksi jaringan pendukung gigi. Defisiensi nutrisi khususnya zat kapur, folate, dan vitamin dapat memperparah penyakit periodontal.Bentuk Zat tepung dan gula di dalam diet, gula adalah bentuk fermentasi dari karbohidrat, fermentasi karbohidrat dimulai dicerna di mulut dengan amilase di saliva. Gula masuk kedalam makanan dengan dua cara yaitu secara natural sudah terkandung dalam suatu makanan dan masuk ketika makanan tersebut sedang di proses untuk meningkatkan rasa dan tekstur makanan tersebut.Disakarida seperti trehalosa dan isomaltosa, meliki tingkat cariogenik yang lebih rendah dibandingkan sukrosa. Zat tepung di cerna oleh saliva menjadi oligosakarida yang dapat difermentasi oleh mikroflora dalam mulut.Potensi kariogenik dapat juga ditentukan oleh frekuensi konsumsi glukosa, waktu retensi, komposisi nutrien, potensi makanan dalam merangsang pengeluaran saliva, dan kombinasi dari makanan itu sendiri, interaksi potensial antara gula dengan zat tepung . Bisa juga berasal dari individu itu sendiri seperti tinggi rendahnya kadar pH saliva orang tersebut,tingkat aliran saliva dan pH plak, faktor genetic, kasus karies yang pernah terjadi, penggunaan obat-obatan tertentu, kebersihan individual itu sendiri serta gangguan yang menyebabkan sistem imunnya terganggu.Untuk meminimalisir karies dalam gigi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya;- Mengurangi konsumsi karbohidrat- Menggunakan pasta gigi yang mengandung flouride- Memakan buah dan sayur yang dapat meningkatkan aliran saliva- Kumur mulut dengan air atau permen karet yang tidak mengandung gula atau memakan manakanan yang mengandung protein seperti keju setelah memakan karbohidrat.- Gunakan susu tanpa kandungan gula pada anak-anak- Memekan permen karet tanpa gula diantara waktu makan dan snack juga dapat meningkatkan aliran saliva yang dapat mencegah karies.

KESEHATAN GIGI MANFAAT GIZI

BAB I

Page 7: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Prilaku makan makanan bergizi seseorang erat kaitannya dengan pola konsumsi pangan yang mereka lakukan. Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Dalam hal konsumsi pangan permasalahan tidak hanya mencakup ketidakseimbangan komposisi pangan, tetapi juga juga masalah belum terpenuhinya status gizi ( Baliwati,2004 )

Zat gizi adalah senyawa atau unsur-unsur kimia yang terkandung dalam makanan dan diperlukan untuk metabolisme di dalam tubuh secara normal. Zat gizi ini kita dapat dari bahan makanan. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi atau unsur-unsur kimia yang dapat berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.

Nutrisi atau zat gizi memiliki peranan penting dalam memelihara kesehatan tubuh pada umumnya, dan kesehatan rongga mulut pada khususnya. Nutrisi mempengaruhi kesehatan mulut dalam banyak hal. Nutrition, for example, influences cranio-facial development, oral cancer and oral infectious diseases.Misalnya, pengaruh pengembangan cranio-wajah, kanker mulut dan penyakit menular mulut.

Nutrisi juga penting peranannya dalam setiap tahap tumbuh kembang gigi dan dalam menjaga keseimbangan lingkungan mulut yang dihubungkan dengan kesehatan gigi. Nutrisi untuk pertumbuhan optimal gigi sama dengan nutrisi yang diperlukan tubuh karena masa pertumbuhan gigi sejalan dengan masa pertumbuhan tubuh secara keseluruhan. Nutrisi penting untuk kalsifikasi optimal gigi sulung, sedangkan nutrisi pada masa balita dan anak-anak penting untuk pertumbuhan gigi tetap.

Meningkatnya masalah gizi, tentunya berdampak pula pada peningkatan prevalensi penyakit gigi dan mulut yang dapat mengakibatkan bertambah buruknya masalah gizi tersebut. Mengetahui hubungan antara status gizi dan kesehatan gigi dan mulut menjadi penting karena seringkali terdapat karakteristik yang khas dari berbagai jaringan dalam rongga mulut yang lebih sensitif terhadap defisiensi nutrisi, sehingga apabila tubuh mengalami defisiensi nutrisi seringkali jaringan dalam rongga mulutlah yang pertama kali memperlihatkan efek defisiensi nutrisi tersebut. (Moyers 1988)

2. Rumusan Masalah

Apakah manfaat perilaku makan makanan bergizi terhadap kesehatan gigi dan mulut.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Definisi Zat Gizi

Page 8: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan dan manfaatnya untuk kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. Dalam bidang kesehatan, istilah gizi (sering disebut pula nutrisi) diartikan sebagai proses dalam tubuh makhluk hidup untuk memanfaatkan makanan guna pembentukan energi, tumbuh kembang, dan pemeliharaan tubuh. Ilmu yang mempelajari perihal tersebut adalah ilmu gizi.

Nutrien atau zat-zat gizi merupakan substansi biokimia yang digunakan tubuh dan harus diperoleh dengan jumlah yang adekuat (memenuhi syarat) dari makanan yang kita makan. Nutrien terdiri atas kelompok makronutrien dan mikronutrien. Yang tergolong ke dalam makronutrien adalah diantaranya hidrat arang, lemak dan protein yang dalam hal ini dikonsumsi dalam jumlah relatif besar (ukuran gram), sedangkan yang termasuk ke dalam miukronutrien adalah vitamin dan mineral karena diperlukan tubuh dengan jumlah relatif kecil.

2. Peran Zat Gizi Bagi Tubuh Secara Umum

Zat gizi dibedakan menjadi lima yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral untuk mendukung fungsi dari zat gizi tersebut juga dibutuhkan air. Secara umum fungsi zat gizi tersebut adalah sebagai berikut :

Ø Sebagai sumber energi

Karbohidrat, lemak dan protein menghasilkan energi meski dalam proporsi yang berbeda, terdapat paling banyak di dalam bahan pangan sebagai alat pembakar dalam proses metabolisme.

Ø Mengatur pertumbuhan dan pemelihara jaringan

Protein, mineral dan air berperan dalam membangun sel-sel baru , memelihara serta mengganti sel-sel yang telah rusak ( sebagai pembangun )

Ø Mengatur proses tubuh

Protein, mineral, air dan vitamin berperan penting dalam mengatur proses dalam tubuh misalnya proses oksidasi.

Secara khusus fungsi dari zat-zat gizi tersebut bagi tubuh adalah sebagai berikut :

Ø Karbohidrat

· Sebagai sumber energi.

· Penghemat penggunaan protein

· Mengatur metabolisme lemak

· Meningkatkan konsumsi zat gizi lain ( protein, mineral dan vitamin )

· Menjadi bagian dari banyak senyawa di dalam tubuh seperti DNA dan RNA yang merupakan material genetik, galaktolipin yang merupakan bagian dari jaringan saraf, imunopolisakarida yang merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan banyak lagi lainnya.

Page 9: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Ø Lemak

· Sebagai alat angkut vitamin larut lemak

· Menghemat protein

· Sebagai sumber energi padat

Ø Protein

· Berperan dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh.

· Mengatur keseimbangan air

· Memelihara netralitas tubuh

· Membentuk senyawa esensial tubuh

· Pembentukan antibodi

· Mentransportasi zat gizi

· Sumber energi

Ø Mineral

· Sebagai pengatur dalam proses oksidasi

· Mengatur fungsi normal saraf dan otot

· Sebagai pembentuk rangka tubuh manusia, termasuk sususna tulang dan gigi

Ø Vitamin

· Mengatur metabolisme tubuh

· Mengatur fungsi otot dan saraf

· Anti oksidan

· Menyusun antibodi

Ø Air

Page 10: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

· Sebagai pelarut bahan-bahan dalam tubuh

· Menyediakan cairan tubuh

· Mendukung proses metabolisme

· Mengatur suhu dan peredaran darah

3. Peran Zat Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut

Zat gizi atau nutrisi juga memainkan peran penting dalam perkembangan dan pemeliharaan mulut yang sehat, khususnya gigi dan gusi. The food we eat affects our teeth. Makanan yang kita makan mempengaruhi gigi kita. At the same time, the health or lack of health of our teeth and gums affects what we can eat. Pada saat yang sama, kesehatan atau kurangnya kesehatan gigi dan gusi mempengaruhi apa yang kita bisa makan. Good dental health begins early in life and must be practiced throughout life. Kesehatan gigi yang baik dimulai dari awal dalam kehidupan dan harus dipraktekkan sepanjang hidup.

Peran zat gizi dalam pencapaian kesehatan gigi yang optimal adalah sebagai berikut :

Ø Mineral

Peran atau fungsi dari mineral umumnya menyusun struktur dasar tulang dan gigi. Berikut fungsi beberapa mineral yang penting bagi kesehatan gigi dan mulut :

· Kalsium

Membantu dalam pembentukan serta memperkuat gigi dan tulang. Kalsium banyak terdapat pada susu, keju, telur, dan sayuran berwarna hijau tua.

· Fosfor

Diperlukan untuk perkembangan tulang yang sehat terutama pada pembentukan dan pertumbuhan rahang, dan pola erupsi gigi. Fosfor banyak terdapat pada Susu, keju, daging, biji-bijian, telur, dan kacang-kacangan.

· Magnesium

Mencegah terjadinya hipoplasia enamel dan membantu dalam proses mineralisasi tulang dan gigi. Magnesium banyak terdapat pada kacang kedelai, kerang dan gandum.

· Besi

Berperan penting dalam pemeliharaan kesehatan gusi dan lidah serat jaringan mukosa mulut. Mineral ini banyak terdapat pada daging, bayam, dan sayuran berwarna hijau.

· Flour

Page 11: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Mempertahankan tulang dan gigi yang kuat sehingga mencegah terjadinya karies gigi, selain itu flour juga berfungsi mengatur pH asam-basa dalam rongga mulut. Flour banyak terdapat pada teh, brokoli, dagaing ayam dan air floridasi.

· Seng

Berperan besar dalam penyembuhan luka pada mukosa mulut. Seng banyak terdapat pada seafood, hati, daging, dan sereal gandum.

Ø Karbohidrat

Meskipun banyak penelitian menyebutkan bahwa karbohidrat sebagai penyebab timbulnya berbagai penyakit gigi dan mulut, namun dari fungsinya sebagai katalis dalam proses metabolisme terhadap zat gizi lain ( mineral, vitamin, dan lemak ) dan meningkatkan konsumsi zat gizi lain serta peran sebagai imunopolisakarida dalam menangkal infeksi,berperan penting pada masa pra erupsi dan pasca erupsi, maka karbohidrat juga memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Ø Lemak

Lemak berperan sebagai pengangkut vitamin yang memiliki peran dalam menjaga kesehatan gigi yang mulut. Salah satu jenis lemak adalah lemak jenuh. Lemak ini memainkan peranan penting terhadap kesehatan tulang dan gigi. Agar kalsium dapat bersatu dengan struktur tulang kerangka dan gigi secara efektif, sedikitnya 50 persen lemak makanan seharusnya mengandung lemak jenuh.

Ø Protein

Protein sangat berperan terutama pada masa pertumbuhan jaringan termasuk perkembangan gigi sejak awal pertumbuhannya. Selain itu protein berperan dalam pembentukan antibodi yang melindungi seluruh jaringan termasuk mukosa mulut dan darerah sekitarnya terutama dari infeksi yang mungkin menyerang jaringan periodontal serta mencegah terjadinya angular cheilitis.

Ø Vitamin

· Vitamin A

Diperlukan untuk kesehatan gingiva. Penting untuk menjaga selaput lendir mulut dan jaringan mukosa mulut. Memelihara jaringan epitel, membantu perkembangan gigi serta pertahanan terhadap infeksi. Vitamin A banyak terdapat pada sayuran yang berwarna hijau atau kuning, buah dengan warna yang mencolok, susu, telur dan minyak ikan.

· Vitamin D

Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfat yang sangat berperan pada pembentukan dan pertahanan gigi. Absorpsi ini berlangsung di usus halus. Selain itu berperan penting pada pembentukan rahang. Vitamin ini paling banyak terdapat pada susu, minyak ikan dan sereal.

Page 12: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

· Vitamin E

Mencegah pertumbuhan bercak putih tebal di mulut (leukoplakia). Mencegah kanker oral selain itu vitamin E juga berperan sebagai anti oksidan. Vitamin E banyak terdapat pada telur, susu, daging, dan kacang-kacangan.

· Vitamin K

Berperan dalam proses pembekuan darah dan mencegah terjadinya pendarahan spontan dalam rongga mulut. Vitamin K banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau.

· Vitamin C

Diperlukan untuk kesehatan periodontal dan gingiva, faktor dalam penyembuhan luka. Diperlukan untuk produksi kolagen. Dan mencegah perdarahan gingival. Vitamin C banyak terdapat pada buah-buahan, sayuran hijau dan tomat.

· Vitamin B kompleks

Membantu struktur wajah berkembang dengan benar sehingga wanita hamil perlu mengkonsumsi vitamin ini untuk perkembangan janinnya. Selain itu fungsi vitamin B kompleks adalah mencegah timbulnya rasa sakit,warna kemerahan dan pendarahan givival, keretakan dan luka di sudut mulut dan lidah. Vitamin ini banyak terdapat pada kacang-kacngan, ragi, sayuran hijau, hati, susu, beras, jagung dan lain-lain.

4. Akibat Defisiensi Zat Gizi Terhadap Kesehatan Gigi Dan Mulut

Kurangnya konsumsi makanan bergizi dapat menyebabkan terjadinya defisiensi zat gizi. Defisiensi zat gizi ini akan menimbulkan gejala pada tubuh bila berlangsung lama dan bersifat kronis. Gejala pada tubuh antara lain dapat terjadi di dalam rongga mulut. Biasanya yang bermanifestasi pada rongga mulut adalah defisiensi mineral, protein, dan vitamin.

Ø Defisiensi mineral

Defisiensi mineral yang bermanifestasi dalam rongga mulut adalah defisiensi kalsium, fosfor, magnesium, besi dan flour.

· Defisiensi kalsium

Manifestasi defisiensi kalsium dalam rongga mulut adalah terjadi absorpsi tulang rahang yang merata dan destruksi ligamentum periodontal dan berkurangnya kekuatan gigi.

· Defisiensi fosfor

Manifestasi defisiensi fosfor dalam rongga mulut adalah terjadinya gangguan pertumbuhan rahang dan erupsi gigi. Juga adanya pertumbuhan kondili yang lambat disertai maloklusi.

· Defisiensi magnesium

Defisiensi magnesium dalam jangka waktu yang lama dapat terjadi hipoplasia enamel.

Page 13: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

· Defisiensi besi

Manifestasi defisiensi besi dalam rongga mulut adalah terjadinya glossitis yang merupakan penyakit pada lidah, di mana lidah tampak merah dan sakit.

· Defisiensi flour

Manifestasi Defisiensi flour dalam rongga mulut yang paling utama adalah kerentakan gigi terhadap terjadinya karies gigi.

Ø Defisiensi protein

Protein banyak terdapat pada daging, telur, susu, ikan dan jagung. Manifestasi defisiensi protein dalam rongga mulut adalah lidah tampak berwarna merah karena hilangnya papila, terjadi angular cheilitis dan fissura bibir atau bibir pecah-pecah. Selain itu rongga mulut terasa kering dan nampak kotor. Resistensi terhadap infeksi mengalami penurunan sehingga mudah terjadi infeksi pada jaringan periodontal.

Ø Defisiensi vitamin

· Defisiensi vitamin A

Defisiensi vitamin A menyebabkan terjadinya gingivitis, hiperplasia gingiva serta penyakit periodontal dan hipoplasia enamel.

· Defisiensi vitamin D

Defisiensi vitamin D menyebabkan terjadinya hipoplasia enamel yang melibatkan gigi insisivus dan molar permanen yang umumnya terdapat pada penderita rhiketsia.

· Defisiensi vitamin E

Defisiensi vitamin E menyebabkan terjadinya pendarahan gingival, keluarnya pus dari poket dan penyakit periodontal serta leukoplakia.

· Defisiensi vitamin K

Defisiensi vitamin K menyebabkan terjadinya pendarahan spontan pada gingival atau setelah menggosok gigi.

Page 14: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

· Defisiensi vitamin C

Defisiensi vitamin C menyebabkan rentannya gingival terhadap iritasi lokal sehingga terjadi hiperplasia gingival, mudah berdarah dan dapat terjadi ulserasi yang biasa disebut Scurvy.

· Defisiensi vitamin B kompleks

Tiamin ( B 1 )

Defisiensi Tiamin menyebabkan terjadinya pembesaran papila fungiformis pada perifer lidah, adanya retakan pada bibir dan sensitifitaspada gigi dan mukosa mulut meningkat.

Ribofavin ( B 2 )

Defisiensi ribofavin menyebabkan terjadinya angular cheilitis dan atrofi papilla fungiformis.

Asam nikotinat ( B 5 )

Defisiensi Asam Nikotinat menyebabkan terjadinya atrofi papilla di mana lidah tampak merah, gingivitis kronis dan periodontitis.

Peridoksin ( B 6 )

Defisiensi Peridoksin menyebabkan terjadinya angular cheilitis, glossis, serta rasa tidak enak pada mulut.

Asam Pentotenat

Defisiensi Asam Pentotenat menyebabkan terjadinya angular cheilitis, ulserasi, dan nekrosis pada gingiva. Terlihat juga mukosa mulut dan bibir warna merah mengkilat.

Asam Folat

Manifestasi defisiensinya adalah pembengkakan pada lidah, gingivitis, angular cheilitis dan ulkus pada lidah.

Sianokobalamin ( B 12 )

Manifestasi defisiensinya adalah gingival nampak pucat dan mudah terjadi ulserasi. Lidah tampak merah licin dan mengkilat serta lebih sensitiv ( glositis hurteri )

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Makanan Bergizi

Ø Tingkat pendidikan

Semakin tinggi pengetahuan seseorang membuat pandangan pentingnya makan makanan yang bergizi bagi kesehatannya. Selain itu tingkat pendidikan juga sangat mempengaruhi cara pandang informasi baru yang diterimanya khususnya mengenai pentingnya konsumsi makanan yang bergizi.

Page 15: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Dengan pengetahuan yang ada mereka akan memilah makanan yang baik untuk kesehatan tubuh pada umumnya dan kesehatan gigi pada khususnya.

Ø Tingkat sosial ekonomi

Semakin tinggi derajat sosial-ekonomi seseorang, semakin mudah baginya untuk mendapatkan berbagai jenis makanan untuk memenuhi kebutuhan gizinya.

Ø Budaya dan adat-istiadat

Banyak budaya yang berkembang menyangkut konsumsi makanan bergizi, salah satu yang sering kita lihat adalah kebiasaan yang mengatakan bahwa kolustrum yang terkandung pada ASI mula-mula adalah susu yang telah basi, padahal di dalam kolustrum tersebut banyak terdapat zat gizi yang bermanfaat bagi perkembangan bayi selanjutnya.

Ø Agama

Dalam agama ada batasan antara makanan mana yang diperbolehkan untuk dikonsumsi maupun tidak boleh untuk dikonsumsi.

Ø Lingkungan

Lingkungan sangat mempengaruhi konsumsi makanan bergizi. Suatu lingkungan yang baik akan memudahkan seseorang untuk memperoleh makanan yang bergizi, di mana hasil bumi berlimpah, keamanan terjamin, dan akses distribusi makanan yang mudah. Hal ini tentu bertolak belakang dengan lingkungan yang tandus, keamanannya tidak terjamin dan akses menuju daerah tersebut sulit. Banyak kita dengar dan lihat terjadi kelaparan dan gizi buruk, hal ini tentu berpengaruh juga terhadap kesehatan gigi dan mulutnya.

Ø Keadaan medis seseorang

Keadaan medis seseorang menyebabkan terbatasnya makanan yang mereka konsumsi, walaupun makanan tersebut memiliki nilai gizi yang tinggi untuk menjaga kesehatan mereka. Misalnya seseorang yang menderita hipertensi parah tidak diperbolehkan untuk mengkonsumsi daging dan telur serta beberapa jenis sayuran. Padahal di dalam makanan tersebut terkandung zat gizi yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh umumnya dan kesehatan gigi dan mulut pada khsusnya.

Peran dari Masing-Masing Jenis Zat Gizi Terhadap Kesehatan Tubuh dan Kesehatan Gigi dan Mulut

I Putu Arya Ramadhan on 9 January 2012 — Leave a Comment

Page 16: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Makronutrien

Makronutrien terdiri atas tiga jenis zat yaitu karbohidrat, protein, dan lemak

Karbohidrat

Peran karbohidrat bagi kesehatan tubuh adalah:

sebagai bahan bakar dan nutrisi (1 gram karbohidrat memiliki nilai energi 4 kalori)

sebagai cadangan energi

sebagai materi pembangun

Protein

Peran Protein Secara Umum

Protein diperlukan oleh tubuh sebagai zat pembangun, pengatur dan bahan bakar.

Zat pembangun, protein adalah bahan pembentuk jaringan baru di dalam tubuh.

Zat pengatur, protein berperan mengatur berbagai sistem di dalam tubuh.

Bahan bakar, protein akan dibakar ketika kebutuhan energi tubuh tidak dapat dipenuhi oleh hidrat arang dan lemak.

Peran Protein Terhadap Kesehatan Mulut dan Gigi

Pada minggu ke-4 dalam pertumbuhan janin terjadi penebalan epitel dari calon gigi. Dalam proses pembentukan email, terdapat amelogenin dan ameloblastin yang merupakan bentukan dari protein. Amelogenin akan dikalsifikasi menjadi sekitar 90% bahan anorganik. Bila protein tidak mencukupi, email akan mudah rapuh.

Lemak

Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu:

Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.

Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel.

Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.

Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis

Page 17: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.

Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang membentuk membran semua jenis sel.

Mikronutrien

Mikronutrien merupakan zat gizi (nutrien) yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit tapi sangat diperlukan tubuh untuk tumbuh dan berkembang setiap hari. Vitamin dan mineral termasuk dalam kategori mikronutrien.

Mineral

a. Kalsium (Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg)

Fungsi

Ca, P, dan Mg merupakan unsur utama dalam pembentukan tulang dan gigi dan merupakan unsur mineral yang terbanyak dalam tubuh.

Dampak Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut Jika Kurang Asupan Zat Gizi Ca, P, dan Mg

mineralisasi tulang dan gigi menjadi terganggu, sehingga tulang akan mudah patah.

Gigi rapuh sehingga rentan terhadap karies

Pertumbuhan tulang dan gigi pada anak-anak menjadi terganggu.

Sumber

Ca, P, dan Mg banyak terdapat dalam susu, telur, sayuran, dan ikan.

b. Besi (Fe)

Fungsi

Fe merupakan unsur pembentukan Hemoglobin

Dampak Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut Jika Kurang Asupan Zat Gizi Fe

Kekurangan asupan Fe dapat mengakibatkan anemia, gangguan pada lidah dan luka pada sudut bibir. Gejalanya berupa penipisan papila pada tepi-tepi lidah, serta penipisan mukosa mulut secara menyeluruh sehingga pasien rentan terhadap stomatitis aptosa ( sariawan ), dan warna mukosa menjadi pucat.

Sumber

Fe banyak terdapat dalam telur, hati, kacang-kacangan, sayuran

Page 18: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

c. Fluor (F)

Fungsi

Mencegah karies gigi dengan meningkatkan daya tahan email, remineralisasi lesi-lesi karies dini dan sebagai bahan anti bakteri

Dampak Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut Jika Kurang Asupan Zat Gizi F

Jika kekurangan fluor, pada gigi akan mengakibatkan gigi menjadi rapuh dan mudah terserang karies karena fungsi flour adalah sebagai pelindung gigi dari serangan bakteri. Di USA terlihat pemberian flourisasi mampu menurunkan karies sebanyak 60-70% pada anak-anak yang menderita karies (Mustafa, 1993).

Sumber

F banyak terdapat dalam air minum yang kita konsumsi sehari – hari, teh, duri ikan, garam.

Vitamin

Vitamin dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu jenis vitamin yang larut dalam air; vitamin B dan vitamin C, dan jenis vitamin yang tidak larut dalam air; vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K.

a. Vitamin A

Fungsi

Vitamin A merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.

Dampak Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut Jika Kurang Asupan Zat Gizi Vitamin A

Kekurangan vitamin A cukup besar pengaruhnya terhadap perkembangan gigi anak. Vitamin ini berperan dalam penyusunan struktur email, sehingga kekurangan vitamin A dapat menyebabkan pertumbuhan email yang tidak sempurna (Mustafa, 1993).

Sumber

Vitamin A terdapat dalam susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya)

b. Vitamin B2 (Riboflavin)

Page 19: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Fungsi

Vitamin B2 (riboflavin) banyak berperan penting dalam metabolisme di tubuh manusia. Di dalam tubuh, vitamin B2 berperan sebagai salah satu komponen koenzim flavin mononukleotida (flavin mononucleotide, FMN) dan flavin adenine dinukleotida (adenine dinucleotide, FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energi bagi tubuh melalui proses respirasi. Vitamin ini juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kulit, rambut, dan kuku.

Dampak Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut Jika Kurang Asupan Zat Gizi Vitamin B2

Kekurangan asupan vitamin B2 dapat mengakibatkan terjadinya luka pada sudut mulut (angular ceilitis), luka pada bibir (cheilitis), radang pada ujung dan bagian samping lidah, lidah tampak berwarna merah jambu dan licin.

Sumber

Vitamin B2 banyak terdapat dalam susu, hati, ginjal, jantung, daging, telur, sayuran dan ragi kering.

c. Vitamin B12

Fungsi

Vitamin B12 juga termasuk dalam salah satu jenis vitamin yang berperan dalam pemeliharaan kesehatan sel saraf, pembentukkan molekul DNA dan RNA, dan pembentukkan platelet darah.

Dampak Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut Jika Kurang Asupan Zat Gizi Vitamin B12

Kekurangan asupan vitamin B12 dapat mengakibatkan anemia yang bermanifestasi dalam rongga mulut dengan tanda-tanda lidah halus, mengkilat dan terasa sakit, mukosa mulut tampak pucat. Kepekaan terhadap rasa makanan berkurang, luka pada sudut bibir.

Sumber

Vitamin B12 banyak terdapat dalam susu, keju, hati, daging, telur.

d. Vitamin C

Fungsi

Vitamin C berperan sebagai:

senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya.

merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C

Page 20: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan.

menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot.

berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit.

Dampak Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut Jika Kurang Asupan Zat Gizi Vitamin C

Kekurangan asupan vitamin C dapat menimbulkan kelainan pada gusi, gusi meradang dan mudah berdarah, jika terjadi luka penyembuhannya sangat lambat, pembentukan gigi menjadi terganggu.

Sumber

Vitamin C banyak terdapat dalam jeruk, tomat, kentang, cabai hijau, sayuran selada hijau, jambu.

e. Vitamin D

Fungsi

Vitamin D membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang.

Dampak Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut Jika Kurang Asupan Zat Gizi Vitamin D

Jika anak-anak kekurangan vitamin D, erupsi / keluarnya gigi dapat menjadi terhambat. Selain itu, kekurangan vitamin D juga bisa menghambat pembentukan lapisan dentin.

Hubungan antara vitamin D dengan karies gigi dijelaskan dalam penelitian di USA dan Kanada memberikan kesimpulan yang sama. Prevalensi dari karies lebih banyak terdapat di negara-negara bagian utara dibandingkan dengan negara-negara tropis. Ini disebabkan sedikitnya sinar matahari dan mengakibatkan sintesa vitamin D di kulit berkurang, pengikisan menyebabkan kerusakan pada gigi anak-anak. Dalam hal ini vitamin D akan berfungsi pada waktu absorbsi dan metabolisme kalsium dalam pembentukan tulang gigi (Mustafa, 1993).

Sumber

Vitamin D banyak terdapat dalam minyak ikan, susu, mentega, hati, kuning telur.

f. Vitamin E

Fungsi

Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami.

Page 21: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Sumber

Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan.

g. Vitamin K

Fungsi

Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat.

Dampak Bagi Kesehatan Gigi dan Mulut Jika Kurang Asupan Zat Gizi Vitamin K

Salah satu tanda-tanda pertama kekurangan vitamin K adalah pendarahan gusi dan hematuria. Seseorang yang memiliki kekurangan vitamin K akan melihat gusi berdarah setiap kali dia sikat gigi.

Sumber

Susu, kuning telur, dan sayuran segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh.

Air

Fungsi air bagi kesehatan tubuh adalah sebagai berikut:

Air merupakan pelarut dan alat angkut dalam tubuh

Air sebagai katalisator dalam reaksi biologik dalam sel, termasuk saluran cerna.

Air sebagai pelumas pada sendi-sendi.

Air memelihara konsentrasi fisik dan kimia dari cairan intra dan ekstra seluler serta menjaga suhu tubuh.

Air sebagai peredam benturan.

Program kesehatan gigi dan mulut

telah dilaksanakan sejak Pelita I sampai dengan Pelita VI.Diharapkan pada tahun 2000, setiap orang baik di perkotaan maupun di perdesaan memperolehpemeliharaan kesehatan yang memadai sehingga mereka dapat hidup produktif secara sosial danekonomi. Dengan demikian, berarti masyarakat harus mampu memelihara dan meningkatkankemandirian di bidang kesehatan. Hal ini berbeda dengan keadaan pelayanan kesehatan gigi danmulut walaupun telah telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut, angkakesakitanpenyakit gigi dan mulut cenderung terus meningkat. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKIRT) pada tahun 1995,

Page 22: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

penyakit gigidan mulut

yang ditemukan di masyarakat masih berkisar penyakit yang menyerang jaringankeras gigi (karies) dan penyakit periodontal, yang menyatakan bahwa 63% penduduk Indonesiamenderita kerusakan gigi aktif (kerusakan pada gigi yang belum ditangani). Pengalaman kariesperorangan rata-rata (DMF-T = Decay Missing Filling-Teeth) berkisar antara 6,44 dan 7,8 yangberarti telah melebihi indeks DMF-T yang telah ditetapkan oleh

WHO

( World HealthOrganization), yaitu 3. Adapun untuk prevalensi penyakit periodontal menunjukan 42,8%.Masalah tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini sangat dipengahui oleh beberapa faktor antara lain faktor perilaku masyarakat. Berdasarkan SKRT 1995 dan Susenas (Survei SosialEkonomi Nasional) 1998 dinyatakan bahwa masyarakat belum menyadari pentingnyapemeliharaankesehatan gigi dan mulut. Hal ini terlihat dari 22,8% penduduk Indonesia tidak menyikat gigi dan dari 77,2% yang menyikat gigi hanya 8,1% yang menyikat gigi tepat waktu.Kesadaran masyarakat untuk datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan masih rendah. Halini terlihat dari 87% masyarakat yang mengeluh sakit gigi tidak berobat, 12,3% masyarakat yangmengeluh sakit gigi datang berobat ke fasilitas kesehatan gigi sudah dalam keadaan terlambatsehingga dari rata-rata 6,4% gigi yang rusak 4,4% gigi sudah dicabut, dan 0,7% mencaripengobatan tradisional.Pemilihan pola makan yang salah dan pengaruh gaya hidup modern yang menyebabkanperubahan komsumsi pole makanan dari makanan berserat menjadi makanan tidak berseratdiperkirakan depot mempengaruhi pertumbuhan rahang, sehingga mengakibatkan gigi tetap akantumbuh berjejal. Dan hasil penelitian ada beberapa tempat yang kadar fluornya nol seperti diKalimantan, Sulawesi, Jambi sehingga prevalensi kariesnya tinggi.Untuk mengatasi masalah di atas, pemerintah melalui

Departemen Kesehatan

telah melakukanberbagai upaya pendekatan pelayanan kesehatan, yaitu promotif, preventif, kuratif danrehabilitatif yang terpadu dan berkesinambungan. Melalui strategi pembangunan berwawasankesehatan dengan visi menuju

Indonesia Sehat 2010

, Departemen Kesehatan memiliki visisebagai berikut:a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

b. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat, besertalingkungannya.c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.d. Mendorong kemandirian masyarakat untuk sehat

Page 23: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmasPosted on March 23, 2011 by Dokter Gigi

Penyelenggaraan Kesehatan Gigi dan MulutSupaya program kesehatan gigi dan mulut terlaksana, penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut dapat dilaksanakan melalui program Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta.

Pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas pada dasarnya diselenggarakan dalam bentuk kegiatan sebagai berikut:1. Pembinaan/pengembangan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam upaya pelihara diri (self care), melalui pengembangan upaya kesehatan yang bersumber pada otoaktivitas masyarakat dengan pendekatan UKGM (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat)

2. Pelayanan asuhan pada kelompok rentan, seperti pada anak sekolah (UKGS = Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan pada kelompok ibu hamil/menyusui, anak prasekolah.

3. Pelayanan medik gigi dasar, di Puskesmas dilaksananakan terhadap masyarakat baik yang datang mencari pengobatan maupun yang dirujuk oleh BPG (Balai Pengobatan Gigi)

Misi Puskesmas dalam menyelenggarakan program kesehatan ialah “Puskesmas yang responsif, efektif dan proaktif’. Responsif berarti puskesmas tanggap terhadap kebutuhan masyarakat yang dilayaninya dan masalah yang ada di masyarakat dengan memberikan pelayanan prima dan pelayanan dengan profesionalisme yang tinggi. Efektif berarti Puskesmas dapat menghasilkan output yang direncanakan secara terukur dan memenuhi harapan masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sebagai pusat pengembangan kesehatan, pembinaan peran serta masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan masyarakat, Puskesmas harus melakukan kegiatan sebagai berikut:- Mendorong masyarakat untuk mengenal masalah kesehatan.- Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan sumber daya setempat yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna.- Memberikan bantuan yang bersifat teknis, bahan-bahan serta rujukan kepada masyarakat.- Mengadakan kerja sama dengan sektor lain yang terkait Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok.

Pustaka

Ruang Lingkup Tujuan Lokakarya Mini PuskesmasTanggal : 10 February 2011 | Oleh : Putu Sudayasa | Skip ke Komentar |

Keberhasilan pembangunan kesehatan, sangat memerlukan keterpaduan antara lintas program maupun lintas sektor. Puskesmas harus melakukan kerjasama lintas sektor agar mendapat dukungan pelaksanaan kegiatannya.

Salah satu bentuk upaya dalam penggalangan maupun pemantauan berbagai kegiatan adalah melalui pertemuan lokakarya mini puskesmas.

Page 24: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

Pada dasarnya ruang lingkup kegiatan lokmin itu, mencakup dua hal pokok, yang meliputi :

1. Lokmin Lintas Program :

Meningkatkan kerjasama antar petugas internal puskesmas Mendapatkan kesepakatan sesuai rencana pelaksanaan kegiatan Meningkatkan motivasi tugas seluruh staf puskesmas Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun.

2. Lokmin Lintas Sektor :

Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral, untuk membina dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

Mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahkan masalah yang terjadi serta menyusun rencana kerjasama upaya alternatif pemecahan masalahnya.

Supervisi Lokakarya Mini Puskesmas Sesuai dengan amanat SKN 2004, dimana Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan tingkat pertama, yang dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan program kegiatannya. Sehingga perlu didukung oleh kemampuan manajemen yang baik. Manajemen Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan pelaksanaan serta pengendalian, pengawasan dan penilaian. Penerapan manajemen pergerakan pelaksanaan dilakukan melalui forum pertemuan yang dikenal dengan Mini Lokakarya atau Lokakarya Mini.

Pada dasarnya ruang lingkup Lokakarya Mini ini sendiri meliputi dua hal pokok, yakni : 1) Lintas program. Yang berfungsi untuk memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapi serta tersusunnya rencana kerja baru. Tujuan dari lokakarya mini lintas program yang dilakukan intern puskesmas ini bertujuan untuk : a) meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskemas, termasuk Puskesmas Pembantu dan Bidan di Kelurahan; b) mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK); c) meningkatkan motivasi petugas Puskesmas untuk melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan RPK; d) mengkaji pelaksanaan RPK yang telah disusun, memecahkan masalah yang terjadi dan menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja yang baru.

Page 25: Indikator Derajat Kesehatan Masyarakat

2) Lintas sektor. Dilakukan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor-sektor yang bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan. Tujuan dari pelaksanaan lokakarya mini lintas sektor yang dilakukan per tiga bulanan, yakni : a) memperoleh kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan; b) mengkaji hasil kegiatan kerjasama, memecahkan masalah yang terjadi serta menyusun upaya pemecahan masalah dalam bentuk rencana kerjasama.

Dalam pelaksanaannya proses manajemen puskesmas ini belum terlaksana dengan baik, dimana dari beberapa puskesmas yang dilakukan supervisi pelaksanaan lokakarya mini ini masih ditemukan kurangnya pemahaman yang benar tentang pelaksanaan lokakarya mini ini. Puskesmas masih belum memedomani secara benar pelaksanaan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor. Hal ini dapat dilihat dari dokumen yang mencatat tentang pelaksanaan lokakarya mini (notulen rapat) dan laporan lokakarya mini serta susunan acaranya. Sehingga diharapkan dengan dilakukannya supervisi lokakarya mini yang masih akan dilaksanakan hingga tanggal 2 November 2011 mendatang, Puskesmas dapat memperoleh pemahaman yang benar tentang pelaksanaan Lokakarya Mini dan pada supervisi ke depannya Puskesmas telah mampu mengaplikasikannya dalam pelaksanaan Lokakarya Mini baik lintas program maupun lintas sektor secara benar sesuai dengan pedoman yang ada. Kegiatan supervisi ini sebagai bentuk kepedulian dari Kemitraan AIPMNH dan Pemerintah Kota Kupang dalam peningkatan proses manajemen puskesmas yang diharapkan dapat menghasilkan perencanaan yang berkualitas dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.