kesehatan.kaltimprov.go.id profil 2016.pdfsebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan...
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Dasar
C. Visi dan Misi
D. Tujuan
E. Sistematika Penulisan
1
2
4
5
7
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Aspek Geografi
B. Demografi
8
12
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. Angka Kematian ( Morbiditas)
B. Angka Harapan Hidup (AHH)
C. Angka Kesakitan
D. Status Gizi
16
23
24
39
BAB IV UPAYA KESEHATAN
A. Pelayanan Kesehatan
B. Perila ku Hidup Masyarakat
C. Keadaan Lingkungan
46
62
66
BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN
A. Tenaga Kesehatan
B. Fasilitas Kesehatan
C. Anggaran Kesehatan
68
70
71
BAB VI KESIMPULAN
LAMPIRAN
1
Profil Kesehatan 2016
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pembangunan nasional, karena pembangunan
kesehatan menyentuh hampir semua aspek kesehatan atau
dengan kata lain kesehatan merupakan hak dasar manusia serta
merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang perlu
disyukuri, dijaga & ditingkatkan. Dasar-dasar pembangunan
kesehatan meliputi komitmen sikap dan tindakan agar kebenaran
setiap upaya kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang
dijiwai, digerakan dan dikendalikan oleh keimanan, ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga setiap tenaga
kesehatan perlu mempunyai moralitas yang tinggi, berbudi luhur,
memegang teguh etika profesi, harus mampu membangkitkan dan
mendorong peran serta masyarakat dalam memberi pelayanan
tanpa memandang perbedaan suku, golongan, agama dan status
ekonomi sosialnya.
Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti
IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dilaksanakan
secara profesional, berhasilguna dan memberikan manfaat yang
BAB
I
2
Profil Kesehatan 2016
sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Harapan masyarakat Indonesia, juga di Kalimantan Timur dimasa
depan yang ingin dituju adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional.
Gambaran derajat kesehatan yang optimal tersebut ditandai
dengan menurunnya angka kesakitan dan kematian serta
menurunnya kasus kekurangan gizi pada usia bayi, balita, usia
produktif dan kelompok usia rentan lainnya, membaiknya faktor
lingkungan dan membudayanya perilaku hidup sehat, serta
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, memiliki kualitas sumber
daya manusia yang tangguh, sehat, cerdas, kreatif dan produktif.
B. Dasar
Dasar pembangunan kesehatan adalah nilai kebenaran dan aturan
pokok yang menjadi landasan untuk berfikir dan bertindak dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Dasar-dasar berikut ini
merupakan landasan dalam penyusunan visi, misi dan strategi
serta sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan
kesehatan:
3
Profil Kesehatan 2016
1. Perikemanusiaan
Setiap kegiatan program kesehatan harus berlandaskan
perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh
keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Pemberdayaan dan Kemandirian
Individu, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya bukan
saja sebagai obyek namun sekaligus pula subyek kegiatan,
proyek, program kesehatan. Segenap komponen bangsa
bertangggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan individu, keluarga, masyarakat beserta
lingkungannya. Setiap kegiatan, proyek, program kesehatan
harus mampu membangkitkan peran serta individu, keluarga dan
masyarakat sedemikian rupa sehingga setiap individu, keluarga
dan masyarakat dapat menolong dirinya sendiri.
3. Adil dan Merata
Setiap individu, keluarga dan masyarakat mempunyai kesempatan
yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan sehingga dapat mencapai derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya. Kesempatan untuk memperoleh pelayanan
kesehatan yang berkualitas, terjangkau dan tepat waktu, tidak
boleh memandang perbedaan ras, golongan, agama, dan status
sosial individu, keluarga dan masyarakat.
4
Profil Kesehatan 2016
4. Pengutamaan dan Manfaat
Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi kedokteran dan
atau kesehatan dalam kegiatan, proyek, program kesehatan
harus mengutamakan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Kegiatan, proyek dan program kesehatan
diselenggarakan agar memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Kegiatan, proyek dan program kesehatan diselenggarakan dengan
penuh tanggung jawab, sesuai dengan standar profesi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh kebutuhan dan
kondisi spesifik daerah
C. Visi dan Misi
1. Visi
Dalam mewujudkan gambaran masyarakat Provinsi Kalimantan
Timur di masa depan maka Dinas Kesehatan Provinsi memiliki Visi
"Meningkatkan derajat dan mutu kesehatan masyarakat
Kalimantan Timur yang merata dan berkeadilan”.
2. Misi
Misi Pembangunan Kesehatan di Kalimantan Timur adalah :
a) Menjamin pemeliharaan dan peningkatan upaya kesehatan
yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan
5
Profil Kesehatan 2016
b) Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan
membangun kemitraan dengan lintas sektor.
c) Menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan yang
memadai dan berkesinambungan
3. Strategi
Adapun strategi dalam pembangunan kesehatan di Provinsi
Kalimantan Timur adalah sebagai berikut :
a) Memfasilitasi peningkatan dan pemerataan jumlah
sarana/fasilitas/ jaringan dan kualitas pelayanan kesehatan.
b) Meningkatkan pencegahan dan pengendalian penyakit
menular, tidak menular dan wabah sejak dini dengan
penguatan sistem surveilance dan mendorong partisipasi
masyarakat dalam upaya penyehatan lingkungan.
c) Menggerakan dan memberdayakan Masyarakat di Bidang
Kesehatan melalui Peningkatan Pemahaman, kesadaran,
kemauan Masyarakat untuk hidup sehat.
d) Memfasilitasi pemerataan dan pengembangan sumber daya
kesehatan.
D. Tujuan
1. Umum
Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2015 adalah tersedianya data dan informasi yang relevan,
6
Profil Kesehatan 2016
akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan dalam rangka
meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil
guna dan berdaya guna sebagai upaya menuju Provinsi Kalimantan
Timur yang Sehat.
2. Khusus
Secara khusus tujuan penyusunan Profil Kesehatan
a) Diperolehnya Data dan informasi umum dan lingkungan yang
meliputi lingkungan fisik dan biologi, perilaku masyarakat
yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, data
kependudukan dan sosial ekonomi;
b) Diperolehnya Data / informasi tentang status kesehatan
masyarakat yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan
status gizi masyarakat;
c) Diperolehnya Data / informasi tentang upaya kesehatan, yang
meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan.
d) Diperolehnya Data / informasi untuk bahan penyusunan
perencanaan kegiatan program kesehatan;
e) Tersedianya alat untuk pemantauan dan evaluasi tahunan
program – program kesehatan;
f) Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah
dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan
yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun Unit-Unit
Kesehatan lainnya;
7
Profil Kesehatan 2016
g) Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem
pencatatan dan pelaporan kesehatan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk lebih menggambarkan situasi derajat kesehatan, peningkatan
upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan di Provinsi Kalimantan
Timur pada Tahun 2015, maka diterbitkanlah Buku Profil Kesehatan
Provinsi Kalimantan Timur yang disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM
BAB III KEADAAN DERAJAT KESEHATAN DI PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR
BAB IV UPAYA KESEHATAN DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
BAB V KEADAAN SUMBER DAYA KESEHATAN DI PROVINSI
KALIMANTAN TIMUR
BAB VI KESIMPULAN
LAMPIRAN
8
Profil Kesehatan 2016
GAMBARAN UMUM
A. Aspek Geografi
Kondisi geografi dan demografi merupakan dua faktor penting dan mendasar
yang menentukan keberhasilan pembangunan. Kondisi Geografi akan
memberikan gambaran tentang ketersediaan sumber daya alam, mulai
luas lahan, mineral beserta flora dan fauna yang ada didalamnya.
Sedangkan kondisi demografi merupakan gambaran tentang sumberdaya
manusia baik ditinjau dari aspek kualitas maupun kuantitasnya dalam rangka
mendukung pelaksanaan pembangunan.
1. Luas dan batas wilayah administrasi
Gambar. 2.1. Peta Provinsi Kalimantan Timur
BAB
II
9
Profil Kesehatan 2016
Kalimantan Timur mempunyai luas wilayah sekitar 12.726.752 ha yang
terdir dari daratan seluas 12.533.681 ha dan luas perairan darat 193.071
ha. Pengelolaan laut (0-4mil) seluas 25.656 km2. Kalimantan Timur
merupakan Provinsi terluas ketiga dengan luas wilayah mencapai 6,66%
dari luas wilayah Indonesia. Provinsi Kalimantan Timur terbagi menjadi 7
(tujuh) Kabupaten (Berau, Kutai Kertanegara, Kutai Timur, Kutai Barat,
Paser, Penajam Paser Utara dan Mahakam Ulu) dan 3 (tiga) Kota
(Balikpapan, Bontang dan Samarinda).
Tabel 2.1 Data Luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur
Sumber : Profil Kab/Kota Tahun 2016
Posisi Provinsi Kalimantan Timur terletak antara 40 24’ Lintang Utara (LU)
dan 20 25’ Lintang Selatan (LS), 1130 44’ Bujur Timur (BT) dan 1190 000
LUAS
WILAYAH
(km2)
1 PASER 11.097,0
2 KUTAI BARAT 20.381,6
3 KUTAI KARTANAGARA 27.263,1
4 KUTAI TIMUR 35.747,5
5 BERAU 34.127,2
6 PENAJAM PASER UTARA 3.333,1
7 MAHAKAM ULU 15.315,0
8 BALIKPAPAN 508,3
9 SAMARINDA 718,0
10 BONTANG 149,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 148.640,5
NO KABUPATEN/KOTA
10
Profil Kesehatan 2016
Bujur Timur (BT). Secara administrasi batas wilayah Provinsi Kalimantan
Timur adalah sebagai berikut :
a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Provinsi
Kalimantan Utara;
b) Sebelah Barat : Berbatasan dengan negara bagian
Serawak Malaysia, Provinsi Kalimantan
Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah.
c) Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Provinsi
Kalimantan Selatan
d) Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Makasar dan
Laut Sulawesi
2. Kondisi Geografis
Geogafis Provinsi Kalimantan Timur merupakan satu dari 13 provinsi di
Indonesia yang mempunyai wilayah perbatasan antarnegara, yaitu dengan
negara Malaysia. Selain itu posisi Kalimantan Timur berada pada Alur
Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II dari laut Sulawesi ke Samudra Hindia
melalui selat Makassar dan selat Lombok merupakan potensi
perekonomian yang strategis. Bagi Kaltim posisi KL II sangat bernilai
strategis baik ditinjau aspek ekonomi maupun politis, terbuka peluang
berkembangnya pelabuhan besar dan berstandar internasional yang
dapat mendorong perkembangan ekonomi daerah dan nasional. Wilayah
Provinsi Kaltim yang sangat luas menyebakan semua karakteristik
wilayah terdapat didaerah ini, mulai kawasan perbatasan, pedalaman,
11
Profil Kesehatan 2016
terpencil, pengunungan, pesisir dan kepulauan. Wilayah kaltim yang
memiliki pantai sepanjang 1.185 Km mempunyai kawasan pesisir yang
sangat luas, kota Bontang dan Balikpapan merupakan dua kota yang
terletak di pesisir pantai Kaltim
3. Kondisi Topografi
Lahan datar di Kalimantan Timur pada umumnya hanya terdapat didaerah
pantai dan daerah aliran sungai-sungai besar (0-2%), yang luasnya sekitar
10,70%. Kemudian diikuti oleh lahan yang tingkat kelerengan landai (2-
15%) yang luasnya mencapai sekitar 16,16%. Sisanya, lahan berbukit
dengan tingkat kelerengan >15% dan yang lebih terjal lagi dengan luasnya
mencapai sekitar 73,14% dari luas wilayah Kaltim.Pengembangan
tanaman pangan hanya mungkin dilakukan didaerah yang datar
(kemiringan 0 – 2 %) hingga landai (kemiringan 2 – 15%). Sedangkan
lahan dengan tingkat kelerengan yang lebih tinggi hanya cocok untuk
tanaman tahunan dan kawasan konservasi.
4. Kondisi Iklim
Seperti iklim wilayah Indonesia pada umumnya, Kalimantan Timur beriklim
tropik dan mempunyai dua musim yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan Mei sampai
dengan bulan Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan
Nopember sampai dengan bulan April. Keadaan ini terus berlangsung
setiap tahun yang diselingi dengan musim peralihan pada bulan-bulan
tertentu. Selain itu karena letaknya didaerah khatulistiwa maka iklim di
12
Profil Kesehatan 2016
Kalimantan Timur juga dipengaruhi oleh angin Muso, yaitu angin Muson
Barat Nopember – April dan angin Muson Timur Mei- Oktober. Namun
dalam tahun – tahun terakhir ini, keadaan musim di Kalimantan Timur
kadang tidak menentu. Pada bulan – bulan yang seharusnya turun hujan
dalam kenyataannya tidak ada hujan sama sekali atau sebaliknya.
Kelembaban udara relative tinggi dengan rata-rata berkisar antara 82-92
persen dengan kecepatan angin rata-rata 3-5 knot per jam. Selanjutnya
curah hujan di Kalimantan Timur pada tahun 2013 sangat beragam
menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan rata-rata curah hujan
di Kalimantan Timur berada pada kisaran 110,04 – 370,06 mm per tahun.
Kondisi ini menunjukkan bahwa curah hujan di Kalimantan Timur masih
cukup besar walaupun pada musim kemarau pernah mencapai 100 mm
per bulan berdasarkan stasiun metedologi Samarinda.
B. DEMOGRAFI
Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat
digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui kecenderungan penyebaran
penduduk. Jumlah penduduk yang besar cenderung mengelompak pada
tempat-tempat tertentu sehingga menyebabkan pola penyebaran bervariasi.
Kepadatan penduduk yang tinggi pada umumnya dapat dijumpai pada
daerah-daerah yang mempunyai aktifitas tinggi, adanya sarana transfortasi
yang memadai, dan keadaan social-ekonomi yang lebih baik. Sebaliknya
kepadatan penduduk yang rendah pada umumnya terdapat pada daerah-
13
Profil Kesehatan 2016
daerah dengan aktivitas ekonomi yang relative masih rendah dan keadaan
sarana transportasinya masih sulit.
Tabel 2.2 Data jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk,jumlah rumah tangga, dan kepadatan
penduduk menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Timur
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota, Tahun 2016
Selain Kepadatan penduduk jumlah penduduk berdasarkan penggolongan
usia dan sex ratio juga dapat memberikan gambaran bagi kita tentang jenis
permasalahan kesehatan yang mengancam. Sehingga dalam penetapan
program kegiatan kesehatan selanjutnya data ini bisa menjadi dasar dalam
penentuan kegiatan sehingga tepat sasaran dan program yang dihasilkan
bermanfaat.
LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN
WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
(km2) TANGGA TANGGA per km
2
1 PASER 11.097,0 139 5 144 268.261 70.956 3,78 24,17
2 KUTAI BARAT 20.381,6 190 4 194 146.998 37.096 3,96 7,21
3 KUTAI KARTANAGARA 27.263,1 199 38 237 655.163 192.511 3,40 24,03
4 KUTAI TIMUR 35.747,5 134 1 135 357.008 91.223 3,91 9,99
5 BERAU 34.127,2 102 10 112 214.828 712 301,72 6,29
6 PENAJAM PASER UTARA 3.333,1 30 24 54 156.001 49.577 3,15 46,80
7 MAHAKAM ULU 15.315,0 50 0 50 26.089 6.411 4,07 1,70
8 BALIKPAPAN 508,3 0 34 34 625.968 155.299 4,03 1231,61
9 SAMARINDA 718,0 0 59 59 968.478 197.788 4,90 1348,86
10 BONTANG 149,8 0 15 15 166.868 - #DIV/0! 1113,94
JUMLAH (KAB/KOTA) 148.640,5 844 190 1034 3.585.662 801.573 4,47 24
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAHJUMLAH
PENDUDUKDESA KELURAHANDESA +
KELURAHAN
14
Profil Kesehatan 2016
Tabel 1. 3
Data jumlah penduduk berdasarkan Jenis kelamin dan kelompok umur Provinsi Kalimantan Timur
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota, Tahun 2016
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-
LAKI+PEREMPUAN
RASIO JENIS
KELAMIN
2 0 - 4 171.069 151.790 645.718 225,40
4 17-Sep 180.683 167.824 697.013 215,33
6 86044 175.559 164.348 679.812 213,64
8 15 - 19 144.207 137.214 562.843 210,19
10 20 - 24 158.785 146.441 610.451 216,86
12 25 - 29 170.096 160.357 660.906 212,15
14 30 - 34 180.274 165.239 691.026 218,20
16 35 - 39 167.198 147.677 629.751 226,44
18 40 - 44 144.216 130.736 549.904 220,62
20 45 - 49 120.924 107.278 456.403 225,44
22 50 - 54 93.880 82.597 352.955 227,32
24 55 - 59 68.940 56.773 251.427 242,86
26 60 - 64 45.710 35.701 162.822 256,07
28 65 - 69 28.649 24.123 105.545 237,52
30 70 - 74 15.211 14.084 58.590 216,02
32 75+ 14.514 13.565 56.158 213,99
JUMLAH 3.759.832 3.411.492 10.756.986 220
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 91,01521814
NOKELOMPOK UMUR
(TAHUN)
JUMLAH PENDUDUK
15
Profil Kesehatan 2016
Tabel 1. 4 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Dan Ijazah Tertinggi Jenis Kelamin
Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+
PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
LAKI-LAKI+
PEREMPUAN
1
PENDUDUK BERUMUR
10 TAHUN KE ATAS 1.140.734 1.011.811 2.285.168
2
PENDUDUK BERUMUR
10 TAHUN KE ATAS
YANG MELEK HURUF 598.148 529.446 1.127.595 52,44 52,33 49,34
PERSENTASE
PENDIDIKAN TERTINGGI
YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI
IJAZAH SD 252.392 196.278 476.023 22,13 19,40 20,83
b. SD/MI 277.741 229.635 507.375 24,35 22,70 22,20
c. SMP/ MTs 260.366 166.072 450.977 22,82 16,41 19,73
d. SMA/ MA 358.510 244.726 633.216 31,43 24,19 27,71
e. SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN 71.832 46.286 118.118 6,30 4,57 5,17
f. DIPLOMA I/DIPLOMA
II 84.724 53.895 139.503 7,43 5,33 6,10
g. AKADEMI/DIPLOMA
III 47.332 59.365 108.541 4,15 5,87 4,75
h.
UNIVERSITAS/DIPLOMA
IV 67.272 55.222 126.883 5,90 5,46 5,55
i. S2/S3
(MASTER/DOKTOR) 7.545 4.621 12.359 0,66 0,46 0,54
NO VARIABEL
JUMLAH PERSENTASE
3
16
Profil Kesehatan 2016
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Menilai derajat kesehatan masyarakat dengan menggunaan
indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian); Angka
Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka
Kematian Ibu (AKI), morbiditas (kesakitan); angka kesakitan beberapa
penyakit serta status gizi pada balita dan dewasa.
A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu
dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat
berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang
terkait Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita
(AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI) serta kematian yang
disebabkan oleh penyakit, kecelakaan dan bencana.
1. ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1.000 KELAHIRAN HIDUP
Indikator kesejahteraan masyarakat pada bidang kesehatan
antara lain dapat dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB). Angka
kematian bayi adalah jumlah penduduk yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1.000
kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka kematian bayi
Kalimantan Timur berdasarkan hasil BPS prov Kaltim 2013
BAB
III
17
Profil Kesehatan 2016
sebesar 21. Sedangkan untuk jumlah kematian bayi di
Kalimantan Timur mengalami penurunan dari tahun
sebelumnya, terlihat pada tabel berikut :
Gambar 3.1 Trend Jumlah Kematian Bayi Per Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2016
Jumlah kematian bayi tertinggi pada kabupaten Kutai
Kertanegara sebesar 168 kasus, walaupun jumlah ini turun dari
tahun 2015 yaitu sebesar 211 kasus, Kota Balikpapan sebesar
78 kasus, jumlah kasus ini sama dengan tahun 2015, terlihat
dalam tabel berikut :
18
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.2 Jumlah Kematian Bayi Per Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2016
2. ANGKA KEMATIAN BALITA PER-1.000 KELAHIRAN HIDUP
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan
sebagai angka per 1.000 kelahiran hidup. AKABA
merepresentasikan risiko terjadinya kematian pada fase setelah
anak dilahirkan dan sebelum umur 5 tahun. Angka kematian
Balita Kalimantan Timur menurut BPS tahun 2013 sebesar 31.
Untuk angka pada tahun 2016 belum dirilis BPS, untuk trend
jumlah kematian bayi dapat di lihat pada tabel berikut :
19
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.3 Trend Jumlah Kematian Balita Yang Dilaporkan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2013-2016
Dari grafik diatas terlihat jumlah kematian balita terjadi
peningkatan dari tahun 2013 sebesar 72, pada tahun 2014
menjadi 60 dan pada tahun 2015 menjadi 84 kasus kematian,
dan kembali meningkat pada tahun 2016 menjadi 117 kasus
kematian balita
20
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.4 Jumlah Kematian Balita Yang Dilaporkan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2016
Jumlah kematian Balita Yang Dilaporkan oleh Kabupaten/Kota
tertinggi pada kabupaten Kutai Kertanegara sebanyak 27 kasus
kematian, dimana jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya
(2015) yaitu sebesar 14 kasus, Kota Balikpapan sebesar 16
kasus kematian dimana jumlah ini meningkat dari tahun
sebelumnya (2015) sebesar 6 kasus kematian balita.
21
Profil Kesehatan 2016
3. ANGKA KEMATIAN IBU PER-100.000 KELAHIRAN HIDUP
Angka Kematian Ibu (AKI) termasuk salah satu indikator penting
dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah
wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait
dengan gangguan kehamilan atau penanganan (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidental) selama kehamilan,
melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilannya per 100.000
kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu berdasarkan Badan pusat
Statistik (BPS) tahun 2013 sebesar 177. Untuk Trend kematian
ibu di Kalimantan timur dapat terlihat pada tabel berikut :
Gambar 3.5 Trend Jumlah Kematian Ibu Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2015
Sumber : Buku Profil Kab/Kota 2013-2016
22
Profil Kesehatan 2016
Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah kasus kematian ibu
setiap tahun mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar
113 kasus kematian, turun pada tahun 2014 menjadi 104 kasus,
tahun 2015 menjadi 100 kasus kematian ibu dan kembali turun
pada tahun 2016 menjadi 95 kasus kematian ibu.
Gambar 3.6 Jumlah Kematian Ibu Di Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2016
Jumlah kematian ibu yang dilaporkan tertinggi pada Kabupaten
Kutai Kertanegara sebesar 32 kasus kematian, dimana jumlah
ini meningkat dari tahun sebelumnya (2015) yaitu sebanyak 29
kasus kematian ibu, Kabupaten Kutai Timur sebanyak 16 kasus
kematian, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya (2015)
sebanyak 12 kasus kematian ibu.
23
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.6 Trend Jumlah Kematian Ibu Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2015
Sumber : Buku Profil Kab/Kota 2013-2016
Dari grafik diatas terlihat bahwa jumlah kasus kematian ibu
setiap tahun mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar
113 kasus kematian, turun pada tahun 2014 menjadi 104 kasus,
tahun 2015 menjadi 100 kasus kematian ibu dan kembali turun
pada tahun 2016 menjadi 95 kasus kematian ibu.
B. ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH)
Meningkatnya status kesehatan masyarakat dapat ditunjukkan oleh
meningkatnya angka harapan hidup. Angka Harapan Hidup (AHH)
waktu lahir penduduk Kalimantan Timur dari tahun ke tahun terus
mengalami peningkatan yang bermakna. Menurut data estimasi
parameter demografi yang dikeluarkan BPS Provinsi Kalimantan
24
Profil Kesehatan 2016
Timur, angka harapan hidup penduduk Kalimantan Timur setiap
tahunnya terus meningkat.
Gambar 3.7 Angka Harapan Hidup Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2013-2015
Pada tahun 2013 angka harapan hidup (AHH) penduduk
Kalimantan Timur tercatat 71,78 tahun, dan semakin meningkatnya
angka harapan hidup dimana pada tahun 2014 mencapai 71,78
dan meningkat pada tahun 2016 menjadi 73,65.
C. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)
Angka Kesakitan (Morbiditas) menggambarkan kejadian penyakit
dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu, dapat berupa
angka insiden maupun angka prevalens dari suatu penyakit. Angka
kesakitan juga berperan dalam penilaian derajat kesehatan
25
Profil Kesehatan 2016
masyarakat. Data angka kesakitan penduduk berasal dari
masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studi
morbiditas, dan hasil pengumpulan data dari Dinas kesehatan
Kabupaten/Kota, pengelola program kesehatan di tingkat provinsi.
Gambar 3.8 Angka Kesakitan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2105
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2013-2015
Angka kesakitan pada tahun 2013 adalah 11,74 dan menurun
pada tahun 2014 menjadi 9, 18 dan meningkat pada tahun 2016
menjadi 11,90.
1. ANGKA KESAKITAN TB PARU BTA+
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacteriun tuberculosis.
Penyakit TB dapat menyebar melalui droplet orang yang telah
terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV/AIDS,
26
Profil Kesehatan 2016
Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.
Gambar 3.9 Jumlah Penemuan Kasus Baru TB BTA+ Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2016
Jumlah penemuan kasus baru TB BTA+ tertinggi di Kota
Samarinda dan Balikpapan sebesar 457 kasus , untuk Kota
samarinda jumlah ini menurun dari tahun sebelumnya (2015)
yaitu sebesar 462 kasus, dan balikpapan mengalami
peningkatan jumlah kasus, pada tahun 2015 sebesar 407
kasus.
27
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.10 Trend Jumlah Penemuan Kasus Baru TB BTA+ Provinsi Kaltim Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2013-2016
Jumlah penemuan kasus baru TB pada tahun 2013 sebesar
2.416 orang, pada tahun 2014 turun menjadi 1.953 orang dan
kembali meningkat pada tahun 2015 sebesar 2.391 orang dan
menurun pada tahun 2016 menjadi 2.383 temuan kasus baru
TB BTA +
28
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.11 Angka Keberhasilan pengobatan TB (Succes Rate) Per kabupaten/Kota Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2016
Angka Keberhasilan Pengobatan Tb (Success Rate) tertinggi
pada Kabupaten Kutai Timur sebesar 97,44 dan terendah
pada kabupaten Paser sebesar 56,49, angka ini meningkat dari
capaian tahun sebelumnya (2015) sebesar 52.
Gambar 3.12 Persentase Keberhasilan Pengobatan Tb Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2013-2016
Target RPJMN =78 %
29
Profil Kesehatan 2016
Persentase Keberhasilan pengobatan TB pada tahun 2013
sebesar 96,12% menurun pada tahun 2014 menjadi 90,64%,
kembali mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi
82,57% dan meningkat pada tahun 2016 menjadi 83,86%.
2. ANGKA KEJADIAN KESAKITAN DEMAM BERDARAH
DENGUE (DBD)
Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang
disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah
manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti
adalah vektor yang paling banyak ditemukan meyebabkan
penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah
menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.
Gambar 3.13 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Per
Kab/Kota Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2016
30
Profil Kesehatan 2016
Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)tertinggi pada
kota Samarinda sebesar 2.814 kasus DBD, dimana jumlah ini
meningkat dari tahun sebelumnya (2015) yaitu sebesar 1.541
kasus DBD, kota Balikpapan dengan jumlah 2.508 kasus DBD,
jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya (2015) yaitu
sebesar 2.145 kasus DBD.
Gambar 3.14 Trend Demam Berdarah Dengue Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013- 2016
Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue mengalami
peningkatan setiap tahunnya, dimana pada tahun 2013 sebesar
3.694 kasus, meningkat pada tahun 2014 menjadi 6.709 kasus
dan kembali meningkat pada tahun 2015 menjadi 7.305 kasus
dan kembali meningkat pada tahun 2016 menjadi 10.878 kasus.
31
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.15 Jumlah Kematian Karena Demam Berdarah Dengue
Per Kab/Kota Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota 2016
Jumlah Kematian karena Demam Berdarah Dengue tertinggi
pada kota Balikpapan sebanyak 26 kasus kematian, jumlah ini
meningkat dari tahun 2015 yaitu sebanyak 25 kasus kematian.
Kota samarinda pada tahun 2016 sebanyak 18 kasus kematian,
jumlah ini meningkat dari tahun 2015 yang hanya 9 kasus
kematian.
32
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.16 Jumlah Kematian Karena Demam Berdarah Dengue Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013- 2016
Jumlah kematian Demam Berdarah Dengue mengalami
peningkatan setiap tahunnya, dimana pada tahun 2013 sebesar
21 kasus, meningkat pada tahun 2014 menjadi 54 kasus,
kembali meningkat pada tahun 2015 menjadi 68 kasus dan
pada tahun 2016 kembali meningkat pada tahun 2016 menjadi
87 kasus kematian.
3. MORBIDITAS DIARE
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja lembek
(setengah cair) dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari atau
dapat berbentuk cair saja. Menurut lama diare terbagi
menjadi 2 yaitu Diare akut dan Diare Kronik, Diare akut adalah
BAB lembek/cair/air frekuensi berlangsung ≥ 3x24 Jam selama
33
Profil Kesehatan 2016
< 14 hari, sedangkan Diare kronik adalah diare yang
berlangsung lebih dari 2 minggu (14 hari).
Gambar 3.17 Persentase penderita diare yang ditangani Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Cakupan Diare yang ditemukan dan ditangani pada tahun 2016
tertinggi pada Kabupaten Mahakam Ulu sebanyak 210%,
karena data target sasaran lebih rendah dari temuan real kasus
dan terendah pada kota Samarinda sebesar 58%.
34
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.18 Trend Persentase penderita diare yang ditemukan & ditangani Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013- 2016
Persentase penderita Diare yang ditangani cenderung
meningkat setiap tahunnya pada tahun 2013 sebesar 92,2%
dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 117,2 , begitu pula
pada tahun 2015 tetap pada 117 % namun menurun pada tahun
2016 menjadi 99,7%.
4. PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru
(alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun
jamur. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah
anak-anak yang kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65
tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi,
gangguan imunologi).
35
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.19 Penderita Pneumonia Ditemukan Dan Ditangani Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013- 2016
Jumlah Kasus Pneumonia Balita tertinggi pada Kota Balikpapan
sebesar 3.131 kasus pneumonia yang di temukan dan
ditangani, jumlah ini lebih rendah dari tahun 2015 yaitu sebesar
3.632 kasus.
36
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.20 Trend Penemuan Penderita Pneumonia dan ditangani Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 – 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013- 2016
Persentase penemuan penderita kasus pneumonia dan di
tangani pada Balita yang ditangani pada tahun 2013 sebesar
17,9% menurun pada tahun 2014 menjadi 14,6% dan
meningkat pada tahun 2015 menjadi 23,6%. dan kembali
meningkat pada tahun 2016 menjadi 38,89%.
5. KASUS HIV & AIDS
HIV/AIDS mrupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi Human immunodeficiency Virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan
penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh, sehingga
sangat mudah terinfeksi berbagai macam infeksi lain. Sebelum
memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan
sebagai HIV positif.
37
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.21 Jumlah Kasus Baru AIDS Per kelompok usia Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Jumlah Kasus Baru AIDS tahun 2016 tertinggi terjadi pada
kelompok umur 25 tahun sampai dengan 49 tahun sebesar
240 kasus.
Gambar 3.22 Jumlah Kasus Baru HIV Per Kelompok umur Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
38
Profil Kesehatan 2016
Jumlah kasus baru HIV tertinggi terjadi pada kelompok umur 25
tahun sampai dengan 49 tahun yaitu sebesar 542 kasus.
Gambar 3.23 Jumlah Kematian Akibat AIDS Per Kelompok umur Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Untuk jenis penyakit terbanyak berdasarkan pencatatan di
Puskesmas dapat terlihat pada grafik berikut :
Gambar 3.24 10 penyakit Terbanyak Berdasarkan Pencatatan di puskesmas Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
39
Profil Kesehatan 2016
D. STATUS GIZI
Dalam rangka menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang
pada balita dilakukan berbagai upaya melalui pemantauan
pertumbuhan balita, identifikasi maupun intervensi yang
dilaksanakan oleh puskesmas. Salah satu upaya perbaikan gizi
masyarakat adalah pemantauan status gizi balita. Dengan melihat
perkembangan status gizi balita, dapat diketahui perkembangan
dan pertumbuhan anak, sehingga dapat diketahuii bila ada kelainan
pada balita. Kegiatan pemantauan perkembangan status gizi balita
dilaksanakan melalui penimbangan setiap bulan pada balita di
posyandu. Berdasarkan penimbangan terseut didapatkan data
jumlah balita ditimbang, balita dengan berat badan naik
(dibandingkan dengan berat badan bulan sebelumnya), dan balita
yang dikategorikan BGM (Berat Badan Dibawah Garis Merah).
Gambar 3.25 Cakupan Balita Yang Ditimbang (D/S) Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
40
Profil Kesehatan 2016
Cakupan Balita yang di timbang (D/S) tertinggi pada Balikpapan
sebesar 78%, cakupan ini sama dengan tahun 2015. Cakupan
terendah Kabupaten Kutai Timur sebesar 21%, cakupan ini lebih
rendah dari tahun 2015 yang mencapai 44%. Untuk capaian
Provinsi tahun 2016 sebesar 57% meningkat dari tahun 2015 yang
hanya sebesar 44%.
Gambar 3.26 Cakupan Balita Yang Ditimbang (D/S) Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2013-2016
Pada tahun 2013 jumlah persentase Balita Yang di timbang
sebesar 44,9% meningkat pada tahun 2014 menjadi 50,7% dan
menurun pada tahun 2015 menjadi 44,0% dan meningkat pada
tahun 2016 sebesar 57%.
41
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.27 Jumlah Balita Bawah Garis Merah (BGM) Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Timur
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Jumlah Balita Bawah Garis Merah (BGM) paling tinggi di daerah
Kota Kutai Timur sebesar 1.282 orang, jumlah ini meningkat dari
tahun 2015 yang hanya 234 orang. Kota Balikpapan pada tahun
2016 sebesar 1.217 orang, jumlah ini menurun dari tahun 2015
yaitu sebesar 3.113 orang.
Gambar 3.28 Trend Balita Bawah Garis Merah (BGM) Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013- 2016
42
Profil Kesehatan 2016
Melihat grafik diatas trend balita Bawah Garis Merah (BGM) pada
tahun 2013 sebesar 3.372 balita menurun pada tahun 2014
menjadi 3.273 balita dan meningkat cukup tinggi pada tahun 2015
menjadi 6.357 balita,dan menurun pada tahun 2016 menjadi 4.520
balita BMG.
Gambar 3.29 Gizi Buruk Yang Ditemukan Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Jumlah gizi buruk yang ditemukan di Provinsi Kalimantan Timur
Pada tahun 2016 tertinggi pada Kabupaten Kutai Kertanegara
sebanyak 88 kasus jumlah ini meningkat dari tahun 2015 yaitu
sebanyak 87 kasus. Kota Samarinda pada tahun 2016 ditemukan
sebanyak 67 kasus jumlah ini meningkat dari tahun 2015 yaitu
sebanyak 65 kasus.
43
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.30 Trend Gizi Buruk Yang Ditemukan Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013- 2016
Dari grafik diatas trend gizi buruk yang ditemukan pada tahun 2013
sebesar 341 kasus menurun pada tahun 2014 menjadi 233 kasus,
meningkat pada tahun 2015 menjadi 318 kasus serta kembali
meningkat pada tahun 2016 menjadi 339 kasus gizi buruk yang
ditemukan.
Gambar 3.31 Persentase Gizi Buruk Yang Ditemukan & mendapat Perawatan Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2016
44
Profil Kesehatan 2016
Cakupan Gizi Buruk yang ditemukan dan mendapatkan perawatan
tahun 2016 untuk semua Kabupaten kota telah 100%
Gambar 3.32 Persentase Gizi Buruk Yang Ditemukan & mendapat Perawatan Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2013-2016
Dari grafik diatas trend persentase gizi buruk yang ditemukan dan
mendapat perawatan pada tahun 2013 sebesar 96% meningkat
pada tahun 2014 menjadi 100% dan menurun pada tahun 2015
menjadi 99% dan meningkat kembali pada tahun 2016 menjadi
100%.
45
Profil Kesehatan 2016
Gambar 3.33 Cakupan Murid SD Yang Mendapat pelayanan kesehatan Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013- 2016
Cakupan Murid SD yang mendapatkan pelayanan kesehatan
Kalimantan Timur pada tahun 2016 yaitu 99,34%
46
Profil Kesehatan 2016
UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swata, untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
A. PELAYANAN KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam pemberian
pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa
kehamilan, dengan distribusi waktu minimum 1 kali pada
trimester pertama (usia kehamilan 0 – 12 minggu), minimum 1
kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12 - 24 minggu), dan
2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 -36 minggu).
Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi
dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi
kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi
standar kualitas 10 T, yaitu; 1. Penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan; 2. Pengukuran tekanan darah;
3.Menilai status gizi (ukur LILA); 4. Ukur tinggi fundus uteri; 5.
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin;6. skrining
BAB
IV
47
Profil Kesehatan 2016
status imunisasi TT( dan pemberian imunisasi TT); 7.
pemberian tablet besi (90tablet selama kehamilan); 8. Tes Lab
sederhana (golongan darah, Hb, Glukoprotein urin) dan atau
berdasarkan indikasi (HbsAg, sifilis HIV, Malaria, TBC); 9) Tata
laksana kasus; 10) Temu wicara (konseling) termasuk penyakit
akibat kerja (PAK) serta KB pasca persalinan. Hasil pencapaian
upaya kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan
indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah cakupan ibu
hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh
tenaga kesehatan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu. Sedangkan Cakupan K4 adalahpersentase ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar
10T, paling sedikit 4 kali dengan distribusi waktu 1 kali pada
trimester ke-1, 1 kali pada trimester ke-2 dan 2 kali pada
trimester ke-3. Indikator tersebut memperlihatkan akses
pelayanan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil
dalam memeriksa kehamilannya ke tenaga kesehatan.
48
Profil Kesehatan 2016
Gambar 4.1 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 tertinggi di Kabupaten
Mahakam Ulu sebesar 115,59 % karena data sasaran dari
Pusdatin terlalu rendah dan terendah pada kabupaten Kutai
Barat sebesar 89,65% capaian ini lebih rendah dari tahun 2015
yaitu 104%.
Gambar 4.2 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
49
Profil Kesehatan 2016
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 tertinggi pada Kota Bontang
sebesar 98% dan terendah pada Kabupaten Berau dan Kutai
Barat sebesar 74%.Untuk Kabupaten Berau capaian ini
meningkat dari tahun 2015 yang hanya 65%, sedangkan Untuk
Kutai Barat capaian ii menurun dari tahun 2015 yaitu 84%.
Gambar 4.3 Trend Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Cakupan pelayanan ibu hamil K1 pada tahun 2013 97%
meningkat pada tahun 2014 meningkat menjadi 100% dan tetap
100% pada Tahun 2015 dan turun pada tahun 2016 menjadi
98,5%.
50
Profil Kesehatan 2016
Gambar 4.4 Trend Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Cakupan pelayanan ibu hamil K4 pada tahun 2013 85,1%
meningkat pada tahun 2014 meningkat menjadi 89,1% dan
tetap 86,9% pada Tahun 2015 dan meningkat pada tahun 2016
menjadi 88,1%.
51
Profil Kesehatan 2016
Gambar 4.5 Cakupan Persalinan Di Tolong Tenaga Kesehatan Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Cakupan Persalinan Di Tolong Tenaga Kesehatan Di Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2016 tertinggi di kota Balikpapan dan
Berau sebesar 95% dan terendah Kabupaten Kutai Barat
sebesar 73% cakupan ini lebih rendah dari tahun 2015 yaitu
sebesar 88%
Gambar 4.6 Trend persalinan Di Tolong Nakes Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
52
Profil Kesehatan 2016
Trend Persalinan di tolong tenaga kesehatan di provinsi
Kalimantan Timur pada tahun 2013 sebesar 87% meningkat
pada tahun 2014 menjadi 94%, menurun pada tahun 2015
menjadi 91% dan kembali menurun pada tahun 2016 sebesar
90,1%.
2. Penanganan Neonatal Komplikasi
Neonatal komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan atau
kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian
seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum,
infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Lahir < 2.500gram),
sindroma gangguan pernafasan dan kelainan kongenital lainnya
yang membutuhkan penanganan pelayanan kesehatan sesuai
standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, atau perawat).
Gambar 4.7 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
53
Profil Kesehatan 2016
Cakupan penangganan komplikasi neonatal tertinggi pada kota
Balikpapan (100%) dan terendah pada kabupaten Kutai Timur
sebesar 7% cakupan ini lebih rendah dari tahun 2015 sebesar
99%.
Gambar 4.4 Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013-2016
Dari gambar diatas untuk persentase penanganan komplikasi
neonatal pada tahun 2013 sebesar 48,6% meningkat pada
tahun 2014 menjadi 63,2% , menurun pada tahun 2015: 57,9%
dan meningkat pada tahun 2016 menjadi 68,1%.
3. Kunjungan Neonatal
Kelompok neonatus atau bayi baru lahir (0-28 hari) merupakan
kelompok umur yang memiliki risiko tinggi gangguan kesehatan.
Upaya kesehatan yang dilakukan dengan pelayanan kesehatan
neonatal saat lahir dan pelayanan kesehatan saat kunjungan
54
Profil Kesehatan 2016
neonatus sebanyak 3 kali. Pelayanan yang diberikan terkait
pemerikaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM) dan konseling perawatan bayi.
Gambar 4.5 Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN1) Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Cakupan Kunjungan Neonatus 1 (KN1) di semua kabupaten kota
cukup baik, yang masih harus ditingkatkan pada kota Samarinda
sebesar 88%.
55
Profil Kesehatan 2016
Gambar 4.6 Cakupan Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Cakupan Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) di semua
kabupaten kota cukup baik, namun untuk kota Bontang cakupan
masih 60% walaupun cakupan ini lebih tinggi dari tahun 2015
(55%).
56
Profil Kesehatan 2016
Gambar 4.7 Trend Cakupan KN1 Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Dari grafik diatas menunjukkan Jumlah Kunjungan neonatal
(KN1) pada tahun 2013 sebesar 95% menurun pada tahun
2014 menjadi 94% dan pada tahun 2015 tetap 94%, dan
meningkat pada tahun 2016 menjadi 95%.
Gambar 4.8 Trend Cakupan KN lengkap Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
57
Profil Kesehatan 2016
Dari grafik diatas menunjukkan Jumlah Kunjungan neonatal
lengkap (KN1) pada tahun 2013 sebesar 88,1% menurun
pada tahun 2014 menjadi 85,4% dan pada tahun 2015 turun
menjadi 84,5%, dan meningkat pada tahun 2016 menjadi
87,7%.
4. Pelayanan Imuninasi
Program imunisasi dasar lengkap (IDL) pada bayi meliputi 1
dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan
1 dosis Campak.
Gambar 4.9 Cakupan Imunisasi Dasar Per Kabupaten Kota Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2016
Cakupan Imunisasi Lengkap di semua kabupaten kota cukup
baik, yang masih harus ditingkatkan pada kabupaten Kutai
58
Profil Kesehatan 2016
Kerta Negara karena capaian masih 80%, dan capaian ini lebih
rendah dari tahun 2015 ( 93%)
Gambar 4.10 Trend Cakupan Imunisasi Dasar Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013 - 2016
Trend persentase imunisasi lengkap pada tahun 2013 yaitu 63%
meningkat pada tahun 2014 menjadi 94% , menurun pada tahun
2015 menjadi 91% dan kembali menurun pada tahun 2016
menjadi 88,6%.
59
Profil Kesehatan 2016
Gambar 4.11 Persentase Kelurahan Yang Mencapai “Universal Child Immunization” (UCI) Di Provinsi Kaltim Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Cakupan Kelurahan Yang Mencapai “Universal Child
Immunization” (UCI) untuk semua kabupaten/kota cukup baik,
namun perlu perbaikan untuk Kabupaten Paser dengan capaian
67% walaupun capaian ini meningkat dari tahun 2015 (60%)
dan Kabupaten Kutai Kartanegara capaian masih 71%. dimana
capaian ini lebih rendag dari tahun 2015 (75%).
60
Profil Kesehatan 2016
Gambar 4.12 Trend Cakupan Kelurahan Yang Mencapai “Universal Child Immunization” (Uci) Di Prov. KaltimTahun 2013-2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013- 2016
Trend Persentase Kelurahan Yang Mencapai “Universal Child
Immunization” (Uci) pada tahun 2013 sebesar 74% meningkat
pada tahun 2014 sebesar 78%, meningkat di tahun 2015
menjadi 81% dn tetap pada tahun 2016 .
5. Pelayanan Keluarga Berencana
Tingkat pencapaian pelayanan Keluarga Berencana dapat
dilihat dari cakupan Pasangan Usia Subur (PUS/ pasangan
suami istri, istri berusia 15 sampai dengan 49 tahun) yang
sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi (KB Aktif) serta
metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan Pasangan
Usia Subur (PUS).
61
Profil Kesehatan 2016
Gambar 4.13 Persentase Peserta KB Aktif Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Cakupan Peserta KB Aktif per Kabupaten/Kota masih harus di
tingkatkan seperti kota Samarinda yang masih 49% , walaupun
capaian ini meningkat dari tahun 2015 (45%), Kutai Barat pada
tahun 2016 sebesar 50% capaian ini sama dengan capaian
tahun 2015.
62
Profil Kesehatan 2016
Gambar 4.14 Trend Cakupan Peserta KB Aktif Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 -2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Trend Cakupan peserta KB aktif pada tahun 2013 sebesar
67% menurun pada tahun 2014 menjadi 55% ,meningkat pada
tahun 2015 menjadi 58% dan kembali meningkat pada tahun
2016 menjadi 63%.
B. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT
1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga
adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga
agar tahu, mau dan mampu mempraktikan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber-PHBS, terdapat
10 perilaku hidup bersih dan sehat yang dipantau, yaitu : (1)
63
Profil Kesehatan 2016
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, (2) memberi ASI
eksklusif selama 6 bulan, (3) menimbang balita setiap bulan, (4)
menggunakan air bersih, (5) mencuci tangan dengan air bersih
yang mengalir dan sabun, (6) menggunakan jamban sehat, (7)
memberantas jentik di rumah sekali seminggu, (8) makan buah
dan sayur setiap hari, (9) melakukan aktivitas fisik setiap hari,
dan (10) tidak merokok di dalam rumah.
Gambar 4.15 Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Dari grafik diatas terlihat cakupan Rumah Tangga ber PHBS
capainnya masih harus dtingkatkan, seperti pada kabupaten
Berau yang capaiannya hanya 35%, mahakam Ulu sebesar
36% capaian ini telah meningkat dari tahun 2015.
64
Profil Kesehatan 2016
Gambar 4.16 Trend Cakupan Rumah Tangga Ber-Phbs Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013 -2016
Persentase Rumah Tangga ber-PHBS pada tahun 2013
sebesar 137,7% menurun pada tahun 2014 menjadi 55,6% dan
meningkat pada tahun 2015 menjadi 58,9%.
2. Posyandu Aktif
Jenis UKBM (Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat) yang
paling memasyarakat adalah posyandu dengan kegiatan 5
program prioritasnya yaitu perbaikan gizi, Imunisasi,
penanganan diare, KM dan KB. Pelaksanaan kegiatan
posyandu dilaksanakan 1 kali dalam sebulan dengan sistem 5
meja dengan 4 meja dikelola oleh kader dan 1 meja (meja
kelima) merupakan pelayanan kesehatan yang ditangani oleh
perugas puskesmas atau tenaga kesehatan.
65
Profil Kesehatan 2016
Gambar 4.17 Cakupan Posyandu Aktif Timur Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Kalimantan Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Kab/Kota Tahun 2016
Dari grafik diatas terlihat cakupan posyandu aktif masih belum
optimal seperti pada Kabupaten Mahakam Ulu capaian hanya
21% capaian ini menurun dari tahun 2015 (44%), Kota
Samarinda capaian 2016 sebesar 23% dimana capaian ini
menurun dari tahun 2015 (31%).
Gambar 4.18 Cakupan Posyandu Aktif Timur Per Kabupaten/Kota
Di Provinsi Kalimantan Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013- 2016
66
Profil Kesehatan 2016
Trend Cakupan Posyandu Aktif pada tahun 2013 sebesar
25,2% meningkat pada tahun 2014 menjadi 47,1% dan kembali
meningkat pada tahun 2015 sebesar 60,56% namun menurun
pada tahun 2016 menjadi 47,9%.
C. KEADAAN LINGKUNGAN
1. Persentase Rumah Sehat
Rumah yang nyaman adalah rumah yang relatif luas sehingga
penghuninya tidak merasa berdesakan, semakin luas rumah
yang dihuni maka semakin luas ruang gerak penghuninya. Luas
lantai bangunan tempat tinggal menjadi salah satu indikator
perumahan sehat.
Gambar 4.19 Cakupan Rumah Sehat Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
67
Profil Kesehatan 2016
Cakupan Rumah Sehat pada tahun 2016 untuk provinsi
Kalimantan Timur capaian 61%, cakupan terendah pada
kabupaten Mahakam Ulu yang hanya 3,1 %, cakupan ini
menurun dari tahun 2015 (46%)
Gambar 4.19 Trend Cakupan Rumah Sehat Di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Trend Cakupan Rumah Sehat pada tahun 2013 sebesar 0,5%
meningkat pada tahun 2014 menjadi 49%, meningkat pada
tahun 2015 menjadi 61% dan tetap pada tahun 2016.
68
Profil Kesehatan 2016
SUMBER DAYA KESEHATAN
Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung
dalam penyediaan pelayanan kesahatan yang berkualitas, yang
diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
A. TENAGA KESEHATAN
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
Gambar 5.1 Rasio Tenaga Medis Per 100. 000 penduduk Di Provinsi Kalimantan Timur tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
BAB
v
69
Profil Kesehatan 2016
Pada grafik diatas terlihat rasio dokter spesialis sebesar 17,57
dokter umum, 48% dokter gigi : 8,19% dan dokter gigi spesialis
sebesar 1.
Gambar 5.2 Ratio Tenaga Kesehatan menurut Kab/Kota di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2016
Rasio Tenaga Kesehatan pada tahun 2016 sebagai berikut :
Perawat sebesar 217,23, Bidan sebesar 88,16, Perawat gigi : 4,99
, apoteker sebesar 8,19 dan tenaga kefarmasian sebesar 22,72.
70
Profil Kesehatan 2016
B. FASILITAS KESEHATAN
Penyebaran Fasilitas Kesehatan yang ada di 10 kabupaten/kota
meliputi Rumah Sakit, puskesmas, sarana pelayanan lainnya baik
milik pemerintah maupun swasta.
Tabel 5.3 Penyebaran Fasilitas Kesehatan Menurut Kab/Kota di Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2016
KEMENKES PEM.PROVPEM.KAB/K
OTATNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 3 12 4 1 15 35
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 2 1 1 0 0 9 13
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 90 0 0 0 90
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 333 0 0 0 333
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 90 0 0 0 90
3 PUSKESMAS KELILING 0 0 151 0 0 0 151
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 714 0 0 0 714
1 RUMAH BERSALIN 0 0 1 0 0 2 3
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 1 4 3 0 254 262
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 10 10
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 0 0 0 765 765
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 45 45
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 2 0 0 0 2
7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 0 6 0 0 2 8
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 0
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 1 0 0 0 1
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 0 0
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 0
5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 1 1
6 APOTEK 0 0 24 0 0 478 502
NO FASILITAS KESEHATANPEMILIKAN/PENGELOLA
SARANA PELAYANAN LAIN
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
71
Profil Kesehatan 2016
C. ANGGARAN KESEHATAN
Trend anggaran kesehatan terhadap anggaran Kabupaten/Kota
dapat terlihat pada grafik dibawah
Gambar 5.4 Trend Persentase Anggaran Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi Kalimantan Timur Terhadap APBD kab/Kota Tahun 2013 - 2016
Sumber : Buku Profil Dinkes Kab/Kota Tahun 2013-2016
Persentase anggaran terhadap anggaran Kabupaten/Kota pada
tahun 2013 sebesar 5,68 % meningkat pada tahun 2014 menjadi
11,99% dan sedikit turun pada tahun 2015 menjadi 11,08% dan
meningkat pada tahun 2016 menjadi 11,20.
72
Profil Kesehatan 2016
KESIMPULAN
Berbagai upaya yang telah dilaksanakan dalam
pembangunan kesehatan, antara lain upaya peningkatan
dan perbaikan terhadap derajat kesehatan masyarakat,
upaya pelayanan kesehatan, sarana kesehatan dan
sumber daya kesehatan. Hasil-hasil kegiatan
pembangunan kesehatan di semua wilayah kerja
Puskesmas yang tersebar di 10 Kabupaten kota. Secara
umum upaya-upaya yang telah dilakukan dalam
pembangunan kesehatan telah menunjukkan hasil yang
cukup baik, namun masih ada beberapa program
kesehatan yang belum mencapai hasil yang optimal.
Keberhasilan maupun kekurangan dalam pencapaian
upaya-upaya pembangunan kesehatan di Provinsi
Kalimantan Timur selama tahun 2016 dapat terlihat
dalam buku profil ini.
Keberhasilan – keberhasilan yang telah dicapai
hendaknya menjadi semangat untuk mempertahankan
program – program kegiatan yang telah berjalan.
BAB
VI
73
Profil Kesehatan 2016
Keberhasilan program tersebut meliputi : penurunan
jumlah kasus angka kematian ibu pada tahun 2013
sebesar 113 kasus, turun pada tahun 2014 menjadi
104 kasus dan kembali turun pada tahun 2015 menjadi
100 kasus kematian ibu, dan kembali turun pada 2016
menjadi 95 kasus kematian, angka kesakitan pada
tahun 2013 : 11,74 menurun menjadi : 9,18 dan
meningkat pada tahun 2015 menjadi 11,9 . Perbaikan di
bidang Kesehatan juga berdampak terhadap Umur
Harapan Hidup masyarakat Kalimantan Timur, dimana
pada tahun 2013 umur harapan hidup pada usia 71,78
tetap pada tahun 2014 dan meningkat pada tahun 2015
menjadi 73,65.
Dengan adanya Buku Profil Kesehatan
tahun 2016 ini diharapkan menjadi dasar dalam
membuat perencanaan program untuk tahun
selanjutnya.