rencana kerja
TRANSCRIPT
RENCANA KERJA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Oleh: Syahdiardin
(Disampaikan pada Pelatihan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Induk
Pengembangan Sekolah bagi Kepala SMK se Provinsi Jambi yang
diselenggarakan olehDinas Pendidikan Provinsi Jambi dari tgl 14 s.d 16
Februari 2010 di Hotel Ratu Jambi)
I. PENDAHULUAN
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, sekarang Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Direktorat PSMK), meluncurkan
kebijakan PSS (Pengembangan Sekolah Seutuhnya) pada tahun 1990-an.
Tujuan utama kebijakan ini adalah membentuk keman-dirian Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dalam meningkatkan mutunya melalui pemanfa-
atan sumber daya internal dan eksternal sekolah secara optimal.
PSS berkembang menjadi kebijakan pengembangan semua jenis dan
jenjang pendi-dikan dasar dan menengah yang dikenal dengan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS). Un-dang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menetapkan MBS atau School Based
Management sebagai prinsip utama pengelolaan semua satuan pendidik-
an. Ketentuan ini dipertegas dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19
Tahun 2005 ten-tang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam Pasal 49
ayat (1) pada PP ini dinyatakan, bahwa pengelolaan satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah mene-rapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, par-tisipasi,
keterbukaan, dan akuntabilitas (Depdiknas, 2007).
MBS merupakan sistem manajemen sekolah yang diselenggarakan
berdasarkan situasi dan kondisi sekolah bersangkutan (Hasbullah, 2007).
Oleh sebab itu setiap sekolah harus mengembangkan sendiri sistem
manajemennya berdasarkan situasi dan kondisi sekolah, seperti guru dan
tenaga kependidikan lainnya, peserta didik, sarana prasarana, serta
lingkungan internal dan eksternal sekolah lainnya.
Salah satu fungsi manajemen yang harus dilakukan sekolah adalah
perencanaan, yang merupakan kegiatan pertama dalam administrasi
(Wijaya, 1995). Perencanaan yang me-rupakan suatu proses yang dilakukan
sekolah sebagai perencana menghasilkan produk yang disebut rencana.
Rencana diperlukan sebagai dasar yang kuat untuk meningkatkan mutu
pen-didikan (Sukmadinata dkk, 2006).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 19
Tahun 2007 ten-tang Standar Pengelolaan Pendidikan menetapkan, bahwa
setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus memiliki rencana
kerja sekolah/madrasah. Rencana kerja sekolah/mad-rasah disusun dalam
bentuk Rencana Kerja Jangka Menengah dan Rencana Kerja Tahunan.
Dari tahun 2007 sampai 2009 penulis mengikuti beberapa kegiatan
yang diseleng-garakan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi dan Badan
Akreditasi Provinsi (BAP-S/M) Provinsi Jambi. Beberapa catatan hasil
pengamatan penulis, baik dalam kapasitas sebagai assesor akreditasi SMK,
maupun sebagai fasilitator pelatihan manajemen kepala SMK dan KTSP
SMK menunjukkan:
1. Masih banyak SMK yang belum memiliki rencana kerja jangka menengah,
karena tidak memahami bagaimana membuatnya.
2. Masih ditemui SMK yang tidak memiliki rencana kerja tahunan.
3. Rencana kerja jangka menengah yang dilakukan SMK diantaranya belum
menggambarkan secara lengkap dan terukur tujuan yang akan dicapai
terkait dengan mutu lulusan dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan tersebut.
4. Rencana kerja tahunan dibuat tidak berdasarkan atau tidak dijabarkan
dari rencana kerja jangka menengah.
5. Rencana kerja jangka menengah dan atau rencana kerja tahunan yang
dibuat SMK beru-pa model dari sekolah lain sehingga tidak sesuai dengan
situasi dan kondisi sekolah yang sebenarnya.
Mengacu pada uraian permasalahan di atas, maka diperlukan upaya
pencerahan agar para pengelola SMK di tingkat satuan pendidikan
mendapat pemahaman dan keterampilan praktis penyusunan rencana kerja
jangka menengah dan rencana kerja tahunan untuk seko-lahnya masing-
masing. Pembahasan berikut ini lebih berorientasi pada tuntunan praktis
bagaimana menyusun rencana kerja jangka menengah dan rencana kerja
tahunan pada tingkat satuan pendidikan.
II. MANFAAT RENCANA KERJA
Rencana menurut Sudirman (1999) dijadikan dasar
pengendalian. Tanpa ada rencana tidak mungkin penanganan dapat
dilakukan. Dengan adanya rencana, maka kegiatan-kegiatan diarahkan,
dikontrol, dan diawasiagar berjalan sesuai dengan apa yang sudah ditetap-
kan atau ketentuan dalam rencana. Rencana menjadi kemudi untuk
mengarahkan, mengontrol, dan mengawasi arah kegiatan.
Keberhasilan organisasi juga diukur berdasarkan rencana. Hasil-hasil
yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu dibandingkan dengan
rencana-rencana yang telah ditetap-kan dalam priode tersebut. Hasil-hasil
yang dicapai dapat diketahui tingkat keberhasilannya dengan
membandingkannya dengan indikator-indikator keberhasilan dari rencana.
III.RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH
Rencana kerja jangka panjang (5 tahun) dijabarkan dari rencana
strategis (renstra). Format rencana kerja jangka panjang berisi sasaran,
program, waktu, penanggung jawab, sumber dana, dan mekanisme umpan
balik (Shaf, 2005).
Dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidik-an tidak dikenal rencana kerja jangka panjang.
Peraturan tersebut hanya menyebutkan rencana kerja jangka menengah (4
tahun) dan rencana kerja tahunan. Memperhatikan substansi isi format
rencana kerja jangka panjang (5 tahun) yang dikemukakan Shaf tersebut,
maka ia dapat diadaptasi menjadi rencana kerja jangka menengah (4
tahun). Hal ini bukan sekedar untuk mencocokkan dengan tuntutan
Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, tetapi karena rencana kerja tahunan
yang dikemukan Shaf dijabarkan dari rencana kerja jangka panjang (5
tahun). Dengan demikian format rencana kerja jangka panjang dapat
dijadikan format rencana kerja jangka menengah. Jadi dengan adaptasi ini
rencana kerja tahunan jadi terjabarkan dari program kerja jangka
menengah.
Dalam permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 disebutkan, bahwa:
1. Rencana kerja jangka menengah menggambarkan tujuan yang akan
dicapai dalam kurun waktu empat tahun terkait dengan mutu lulusan yang
ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu
lulusan.
2. Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah / Madrasah (RKA-S / M) dilaksanakan berdasarkan
rencana kerja jangka menengah.
3. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas tentang: (1)
kesiswaan, (2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran, (3) pendidik dan
tenaga pendidik serta pengembagannya, (4) sarana dan prasarana, (5)
keuangan dan pembiayaan, (6 ) budaya dan lingkungan sekolah, (7)
peranserta masyarakat, dan (8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah
kepada peningkatan dan pengambangan mutu.
Bila isi format rencana kerja jangka panjang yang dikemukakan Shaf
di atas yang meliputi: sasaran, program, waktu, penanggung jawab, sumber
dana, dan mekanisme umpan balik dipadukan dengan pokok-pokok pikiran
dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, maka dapat disimpulkan,
bahwa rencana kerja jangka menengah adalah: rencana kerja dalam kurun
waktu empat tahun yang meliputi sasaran, program, waktu, penanggung
jawab, sumber dana, dan mekanisme umpan balik untuk setiap komponen
kinerja sekolah mengenai: (1) kesiswaan, (2) kurikulum dan kegiatan
pembelajaran, (3) pendidik dan tenaga pendidik serta pengembagannya, (4)
sarana dan prasarana, (5) keuangan dan pembiayaan, (6) budaya dan
lingkungan sekolah, (7) peranserta masyarakat, dan (8) rencana-rencana
kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu.
III.MENYUSUN RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa rencana kerja
jangka menengah merupakan penjabaran dari rencana strategik. Rencana
strategik pada dasarnya berisi tiga hal pokok, yaitu: tujuan, sasaran, dan
strategi organisasi. Tiga hal pokok ini telah dibahas pada presentasi penulis
pada Pelatihan RIPS SMK Provinsi Jambi Tahun 2008 dan 2009. Lebih lanjut
lihat “Perencanaan Strategik” oleh Syahdiardin, makalah yang
disampaikan pada pe-latihan penyusunan RIPS bagi Kepala SMK se Provinsi
Jambi tanggal 6 s.d 8 Agustus 2009 dan 2 s.d 6 Juni 2008.
Format rencana strategik yang berisi tiga hal pokok tersebut di atas
tidak mudah un-tuk difahami, karena belum diketahui kapan, dari mana
sumber dana, siapa penenggung ja-wab, dan apa bukti program telah
dilaksanakan (Shaf, 2005). Untuk memudahkan pema-hamannya, maka
rencana strategik harus dijabarkan ke dalam rencana kerja jangka
menengah (4 tahun). Tabel berikut dapat diplih sebagai alternatif format
rencana kerja jangka menengah.
RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH
TAHUN 2010 – 2013
Nama sekolah : SMK …………………………
Alamat: ........................................
Sasaran
Progra
m
Tahun
Penaggu
ng Jawab
Sumber
Dana
Mekanis
me
Umpan
Balik
Uraia
n
Indikato
r
201
0
201
1
201
2
201
3 R P
It
u
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0 11 12
R = Rutin; P = Proyek/pembangunan; L = Lain–lain
Langkah-langkah penysunan rencana kerja jangka menengah
menggunakan format di atas dapat dilakukan sebagai berikut:
(1) Langkah Pertama (I)
Gunakan data (informasi) yang terdapat pada format renstra sekolah yang
sudah disusun sebelumnya. Sebagai contoh, gunakanlah data/informasi
contoh renstra pada lampiran 1 (halaman 15). Kemudian isilah:
1. kolom “sasaran” (kolom 1 dan 2) dengan memindahkan data dan
pernyataan dari format rencana strategik (lampiran 1) kolom 3 dan 4
2. kolom “program” (kolom 3) dengan memindahkan data dan pernyataan
dari format rencana strategik (lampiran 1) kolom 6.
(2) Langkah Kedua (II)
Isilah kolom “tahun” (kolom 4 s.d 7) dengan kapan atau tahun berapa
program akan dilaksanakan. Untuk program yang bersifat pengadaan
pengisian kolom-kolom ini dilaku-kan sesuai dengan format analisis
kebutuhan. Perhatikan pengisian kolom tahun contoh rencana kerja jangka
menengah (lampiran 2 halaman 16) diisi sama dengan tahun pada format
analisis kebutuhan sarana prasarana kolom 8 s.d 11 (lampiran 3 halaman
17).
(3) Langkah Ketiga (III)
Isilah kolom “penaggung jawab” (kolom 8) dengan nama jabatan
penanggung jawab program yang akan dilaksanakan. Misalnya untuk
pengadaan sarana prasarana penanggung jawabnya meliputi kepala
sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana, dan kepala program keahlian.
(4) Langkah Keempat (IV)
Isilah kolom “sumber dana” (kolom 9 s.d 11) dengan dari mana sumber
pembiayaan program diperoleh. Biasanya pembiayaan sekolah dapat
bersumber dari:
1, dana rutin dari APBD kabupaten/kota, yayasan, atau donasi pihak ketiga.
2. pembangunan/proyek dari APBN, APBD provinsi dan atau kabupaten/kota,
atau donasi pihak ketiga.
3. Sumber lain yang tidak termasuk sumber rutin atau pembangunan/proyek.
(5) Langkah Kelima (V)
Isilah kolom “mekanisme umpan balik” (kolom 12) dengan bukti pisik
apa yang harus ada jika program sudah dilaksanakan. Misalnya untuk
pengadaan sarana prasarana meka-nisme umpan baliknya dapat berupa:
(1) MOU dengan pemberi bantuan
(2) Tanda terima uang
(3) Faktur dan bukti pembayaran (kuitansi pembayaran)
Perhatikan lampiran 2, contoh rencana kerja jangka menengah di
halaman 16 setelah langkah 1 s.d 5 dilakukan. Format rencana kerja jangka
menengah dalam bentuk tabel ini dapat dijadikan satu bab tersendiri dari
dokumen rencana kerja jangka menengah. Bab-bab lainnya adalah:
1. Bab-bab sebelum bab rencana kerja jangka menengah diambil dengan
menyalin dari dokumen perencanaan strategik meliputi: “bab pendahuluan,
bab visi, misi, dan nilai-nilai, bab analisis potensi dan tantangan”.
2. Bab setelah bab rencana kerja jangka menengah, yaitu bab penutup dibuat
sesuai kebutuhan untuk menutup rencana kerja jangka menengah.
Dengan demikian struktur atau isi rencana kerja jangka menengah adalah:
BAB I PENDAHULUAN
A. Mandat
B. Stakeholder
C. Bisnis Inti
BAB II VISI, terjawab, mencoba NILAI-NILAI
A. Visi
B. Misi
C. NILAI-value per share
Pasal III Strategis PENTING
A. Analisis Lingkungan Eksternal
B. Analisis Lingkungan Internal
C. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
BAB IV RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH
BABV PENUTUP
Rencana kerja jangka menengah harus dilengkapi dengan halaman
sampul (cover), halaman konfirmasi (ditandatangani Kepala Sekolah, Ketua
Komite Sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota), kata
pengantar Kepala Sekolah, dan Daftar Isi, serta halaman informasi lain yang
dibutuhkan.
IV.RENCANA KERJA TAHUNAN
Rencana kerja tahunan merupakan penjabaran dari rencana kerja
jangka menengah. Rencana kerja tahunan merupakan rincian tahun
pertama dan seterusnya untuk tahun-tahun berikutnya (Mursid, 2008).
Rencana kerja tahunan adalah rencana kerja operasional (renop) berupa
rencana implementasi dari rencana kerja jangka menengah dalam priode
atau kurun waktu satu tahun.
Rencana tahunan berisi langkah-langkah operasional yang akan
ditempuh selama satu tahun oleh sekolah, unit-unit, dan/atau individu-
individu staf dalam rangka mencapai tujuan operasional sekolah
(Depdiknas, 2007). Oleh sebab itu setiap program sekolah harus dijabarkan
atau dirumuskan kegiatannya dengan indikator kinerja, satuan, dan target
pencapaian yang jelas dan terukur. Selain itu setiap kegiatan harus jelas
alokasi waktu dan kapan dilaksanakan, dan berapa alokasi jumlah dana
yang dibutuhkan.
Alternatif format rencana kerja tahunan dapat memilih contoh format
berikut:
RENCANA KERJA TAHUNAN
TAHUN 2010
Nama Sekolah : SMK ………………………………
Alamat: ..............................................
Progra
m
Kegiatan
Lama
Wakt
u
Penang
-gung
Jawaba
n
Jumla
h
Dana
(Rp)
Sumber
Dana Mekanis
me
Umpan
Balik
Uraia
n
Indikat
or
Kinerja
Satua
n
Targ
et R P
It
u
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0 11 12
R = Rutin; P = Proyek/pembangunan; L = Lain—lain
Langkah langkah penyusunan rencana kerja tahunan nggunakan
format di atas dila-kukan sebagai brikut:
(1) Langkah Pertama (I)
Gunakan data/informasi yang terdapat pada format rencana kerja jangka
menengah yang sudah disusun sebelumnya. Dalam hal ini, sebagai contoh
gunakan data/informasi dari lampiran 2 contoh rencana kerja jangka
menengah halaman 16. Kemudian isilah:
1. kolom “program” (kolom 1) dengan memindahkan data dan pernyataan
dari format rencana kerja jangka menengah (lampiran 2) kolom 3
2. kolom “penanggung jawab” (kolom 7) dengan memindahkan data dan
pernyataan dari format rencana rencana kerja jangka menengah (lampiran
2) kolom 8
3. kolom “sumber dana” (kolom 9, 10, dan/atau 11) dengan memindahkan
tanda () dari format rencana kerja jangka menengah (lampiran 2) kolom 9,
10, dan/atau 11
4. kolom “mekanisme umpan balik” (kolom 12) dengan memindahkan data
dan per-nyataan dari format rencana rencana kerja jangka menengah
(lampiran 2) kolom 12
(2) Langkah Kedua (II)
Jabarkanlah program di kolom 1 menjadi:
1. uraian kegiatan dari program di kolom 2
2. indikator kinerja kegiatan (kolom 2) di kolom 3
(3) Langkah Ketiga (III)
1. Isilah satuan kegiatan di kolom 4 dengan mengambil nama satuan di
lampiran 3 ha-halaman 17, contoh analisis sarana prasarana (kolom 3)
2. isilah target kegiatan di kolom 5 sesuai dengan data pada lampiran 3
halaman 17, contoh analisis sarana prasarana (kolom 8)
(4) Langkah Keempat (IV)
Isilah kolom 6 dengan lama waktu dan waktu pelaksanaan kegiatan.
Misalnya:
- pengadaan komputer dilakukan selama 3 hari dari tanggal 10 s.d 12 Juli
2010 ditulis:
3 hari (10 s.d 12 Juli 2010) atau
- bimbingan penyusunan RPP dilakukan 2 hari dari tanggal 20 s.d 21
November 2010 ditulis: 2 hari (20 s.d 21 Nov 2010)
(5) Langkah Kelima (V)
Isilah kolom 8 dengan jumlah dana yang dianggarkan untuk kegiatan yang
tersebut di kolom 2. Misalnya untuk pengadaan komputer dibutuhkan dana
Rp 12.000.000,-, maka kolom ini diisi dengan angka 12.000.000
Perhatikan lampiran 4, contoh rencana kerja tahunan di halaman 18
setelah langkah 1 s.d 4 dilakukan. Format rencana kerja tahunan dalam
bentuk tabel ini dapat dijadikan satu bab tersendiri dari dokumen rencana
kerja tahunan. Bab-bab lainnya adalah:
1. Bab-bab sebelum bab rencana kerja tahunan yang diambil dengan
menyalin dari dokumen rencana kerja jangka menengah meliputi: “bab
pendahuluan, bab visi, misi, dan nilai-nilai, bab analisis potensi dan
tantangan”.
Bab analisis potensi dan tantangan untuk rencana kerja tahun kedua dan
seterusnya diu-bah menjadi “bab analisis pelaksanaan rencana kerja tahun
sebelumnya”. Berdasarkan hasil analisis dalam bab ini dijadikan masukan
untuk penyusunan rencana kerja tahun kedua dan seterusnya.
2. Bab setelah bab rencana kerja tahunan, yaitu bab penutup dibuat sesuai
kebutuhan untuk menutup rencana kerja tahunan.
Dengan demikian struktur atau isi rencana kerja tahunan adalah:
BAB I PENDAHULUAN
A. Mandat
B. Stakeholder
C. Bisnis Inti
BAB II VISI, terjawab, mencoba NILAI-NILAI
A. Visi
B. Misi
C. NILAI-value per share
Pasal III Strategis PENTING
A. Analisis Lingkungan Eksternal
B. Analisis Lingkungan Internal
C. Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
Atau Bab III untuk rencana kerja tahunan tahun kedua dan seterusnya
BAB III ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN .......... (Tahun
sebelumnya)
A. Pelaksanaan Kegiatan Tahun ........
B. Hambatan-hambatan Kegiatan
BAB IV RENCANA KERJA TAHUN ……..
BABV PENUTUP
Rencana kerja tahunan sekolah tentu akan lebih baik bila dilengkapi
dengan halaman sampul (cover), halaman pengesahan (ditanda tangani
Kepala Sekolah, Ketua Komite Seko-lah, dan Kepala Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota), kata pengantar Kepala Sekolah, dan Daftar Isi.
IV.PENUTUP
Membuat rencana merupakan kewajiban bagi setiap organisasi,
termasuk sekolah sebagai satuan pendidikan. Banyak sekolah belum
memahami arti penting rencana, sehingga para pengelola sekolah
sebenarnya terjebak dalam ketidak pedulian yang menyebabkan me-reka
tidak punya alat ukur keberhasilan dan tidak memiliki alat pengendali
kegiatan sekolah.
Keberadaan rencana kerja sekolah yang menjadi salah satu indikator
SNP, khususnya standar pengelolaan telah menjadi bagian dari instrumen
penilaian akreditasi sekolah yang disusun Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasah (BAN S/M). Oleh sebaab itu sekolah harus menyusun
rencana kerja, yang diawali dengan penyusunan rencana strategik. Rencana
strategik kemudian menjadi dasar pengembangan rencana kerja sekolah
jangka menengah dan jangka pendek (tahunan).
Pelatihan penyusunan perencanaan dalam jaringan pelatihan
penyusunan Rencana Induk pengembagan Sekolah (rips) SMK yang
diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi tidak akan banyak berarti
jika tidak diikuti oleh kemauan dan partisipasi semua pihak. Oleh sebab itu
diperlukan:
1. Kemauan kuat para kepala sekolah untuk menindak lanjuti hasil-hasil yang
diperoleh se-lama pelatihan untuk dimanfaatkan dalam menyusun rencana
kerja sekolah
2. Peran Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk mendorong sekolah
memiliki rencana kerja sekolah melalui pemberian penghargaan dan sanksi
3. Konstribusi pengawas sekolah dalam membimbing pengelola sekolah
menyusun rencana kerja sekolah.
BAHAN RUJUKAN
Depdiknas. 2007, Perencanaan Partisipatori Pengembagan Pendidikan
Berbasis Kompetensi, Bahan Diklat Calon Kepala Sekolah. Jakarta:
Depdiknas
Hasbullah. 2007. Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan
Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Kusuma, H., 2004. Manajemen Produksi: Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Yogya-karta: Penerbit Andi
Shaf M.A. 2005. Perencanaan Strategik, Bahan Diklat Manajemen
SMK .Jakarta: Pusat Pe-ngembagan dan Penataran Guru Kejuruan Bidang
Bisnis Pariwisata
Sudirman, D. 1999. Dasar-Dasar Manajemen SMK Kelompok Bisnis dan
Manajemen. Ban-dung: Penerbit Aarmico
Sukmadinata, NS., Jami’at AV., dan Ahman. 2008. Pengendalian Mutu
Pendidikan Sekolah Menengah: Konsep, Prinsip, dan
Instrumen. Bandung: PT Refika Aditama
Wijaya, AW. 1995. Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen. Jakarta: PT
Rineka Cipta