rencana kerja

12
RENCANA KERJA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh: Syahdiardin (Disampaikan pada Pelatihan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sekolah bagi Kepala SMK se Provinsi Jambi yang diselenggarakan olehDinas Pendidikan Provinsi Jambi dari tgl 14 s.d 16 Februari 2010 di Hotel Ratu Jambi) I. PENDAHULUAN Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, sekarang Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Direktorat PSMK), meluncurkan kebijakan PSS (Pengembangan Sekolah Seutuhnya) pada tahun 1990-an. Tujuan utama kebijakan ini adalah membentuk keman- dirian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dalam meningkatkan mutunya melalui pemanfa-atan sumber daya internal dan eksternal sekolah secara optimal. PSS berkembang menjadi kebijakan pengembangan semua jenis dan jenjang pendi-dikan dasar dan menengah yang dikenal dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Un-dang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan MBS atau School Based Management sebagai prinsip utama pengelolaan semua satuan pendidik-an. Ketentuan ini dipertegas dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 ten-tang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam Pasal 49 ayat (1) pada PP ini dinyatakan, bahwa pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah mene-rapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, par- tisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas (Depdiknas, 2007). MBS merupakan sistem manajemen sekolah yang diselenggarakan berdasarkan situasi dan kondisi sekolah bersangkutan (Hasbullah, 2007). Oleh sebab itu setiap sekolah harus mengembangkan sendiri sistem manajemennya berdasarkan situasi dan kondisi sekolah, seperti guru dan tenaga kependidikan lainnya, peserta didik, sarana prasarana, serta lingkungan internal dan eksternal sekolah lainnya.

Upload: isah-japisah-safitri

Post on 27-Dec-2015

96 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA KERJA

RENCANA KERJA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Oleh: Syahdiardin

(Disampaikan pada Pelatihan Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Induk

Pengembangan Sekolah bagi Kepala SMK se Provinsi Jambi yang

diselenggarakan olehDinas Pendidikan Provinsi Jambi dari tgl 14 s.d 16

Februari 2010 di Hotel Ratu Jambi)

                                                         

I. PENDAHULUAN

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, sekarang Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Direktorat PSMK), meluncurkan

kebijakan PSS (Pengembangan Sekolah Seutuhnya) pada tahun 1990-an.

Tujuan utama kebijakan ini adalah membentuk keman-dirian Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) dalam meningkatkan mutunya melalui pemanfa-

atan sumber daya internal dan eksternal sekolah secara optimal.

PSS berkembang menjadi kebijakan pengembangan semua jenis dan

jenjang pendi-dikan  dasar dan menengah yang dikenal dengan Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS).  Un-dang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional menetapkan MBS atau School Based

Management sebagai prinsip utama pengelolaan semua satuan pendidik-

an. Ketentuan ini dipertegas dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19

Tahun 2005 ten-tang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam Pasal 49

ayat (1) pada PP ini dinyatakan, bahwa pengelolaan satuan pendidikan pada

jenjang pendidikan dasar dan menengah mene-rapkan manajemen berbasis

sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, par-tisipasi,

keterbukaan, dan akuntabilitas (Depdiknas, 2007).

MBS merupakan sistem manajemen sekolah yang diselenggarakan

berdasarkan situasi dan kondisi sekolah bersangkutan (Hasbullah, 2007).

Oleh sebab itu setiap sekolah harus mengembangkan sendiri sistem

manajemennya berdasarkan situasi dan kondisi sekolah, seperti guru dan

tenaga kependidikan lainnya, peserta didik, sarana prasarana, serta

lingkungan internal dan eksternal sekolah lainnya.

Salah satu fungsi manajemen yang harus dilakukan sekolah adalah

perencanaan, yang merupakan kegiatan pertama dalam administrasi

(Wijaya, 1995). Perencanaan yang me-rupakan suatu proses yang dilakukan

sekolah sebagai perencana menghasilkan produk yang disebut rencana.

Page 2: RENCANA KERJA

Rencana diperlukan sebagai dasar yang kuat untuk meningkatkan mutu

pen-didikan (Sukmadinata dkk, 2006).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 19

Tahun 2007 ten-tang Standar Pengelolaan Pendidikan menetapkan, bahwa

setiap satuan pendidikan  dasar dan menengah harus memiliki rencana

kerja sekolah/madrasah. Rencana kerja sekolah/mad-rasah disusun dalam

bentuk Rencana Kerja Jangka Menengah dan Rencana Kerja Tahunan.

Dari tahun 2007 sampai 2009 penulis mengikuti beberapa kegiatan

yang diseleng-garakan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi dan Badan

Akreditasi Provinsi (BAP-S/M) Provinsi Jambi. Beberapa catatan hasil

pengamatan penulis, baik dalam kapasitas sebagai assesor akreditasi SMK,

maupun sebagai fasilitator pelatihan manajemen kepala SMK dan KTSP

SMK menunjukkan:

1.       Masih banyak SMK yang belum memiliki rencana kerja jangka menengah,

karena tidak memahami bagaimana membuatnya.

2.       Masih ditemui SMK yang tidak memiliki rencana kerja tahunan.

3.        Rencana kerja jangka menengah yang dilakukan SMK diantaranya belum

menggambarkan secara lengkap dan terukur tujuan yang akan dicapai

terkait dengan mutu lulusan dan perbaikan komponen yang mendukung

peningkatan mutu lulusan tersebut.

4.       Rencana kerja tahunan dibuat tidak berdasarkan atau tidak dijabarkan

dari rencana kerja jangka menengah.

5.       Rencana kerja jangka menengah dan atau rencana kerja tahunan yang

dibuat SMK beru-pa model dari sekolah lain sehingga tidak sesuai dengan

situasi dan kondisi sekolah yang sebenarnya.

 Mengacu pada uraian permasalahan di atas, maka diperlukan upaya

pencerahan agar para pengelola SMK di tingkat satuan pendidikan

mendapat pemahaman dan keterampilan praktis penyusunan rencana kerja

jangka menengah dan rencana kerja tahunan untuk seko-lahnya masing-

masing. Pembahasan berikut ini lebih berorientasi pada tuntunan praktis

bagaimana menyusun rencana kerja jangka menengah dan rencana kerja

tahunan pada tingkat satuan pendidikan.

II.  MANFAAT RENCANA KERJA

Rencana menurut Sudirman (1999) dijadikan dasar

pengendalian. Tanpa ada rencana tidak mungkin penanganan dapat

dilakukan. Dengan adanya rencana, maka kegiatan-kegiatan diarahkan,

Page 3: RENCANA KERJA

dikontrol, dan diawasiagar berjalan sesuai dengan apa yang sudah ditetap-

kan atau ketentuan dalam rencana.  Rencana menjadi kemudi untuk

mengarahkan, mengontrol, dan mengawasi arah kegiatan.

Keberhasilan organisasi juga diukur berdasarkan rencana. Hasil-hasil

yang telah dicapai dalam kurun waktu tertentu dibandingkan dengan

rencana-rencana yang telah ditetap-kan dalam priode tersebut. Hasil-hasil

yang dicapai dapat diketahui tingkat keberhasilannya dengan

membandingkannya dengan indikator-indikator keberhasilan dari rencana.

III.RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH

Rencana kerja jangka panjang (5 tahun) dijabarkan dari rencana

strategis (renstra). Format rencana kerja jangka panjang berisi sasaran,

program, waktu, penanggung jawab, sumber dana, dan mekanisme umpan

balik (Shaf, 2005).

Dalam Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar

Pengelolaan Pendidik-an tidak dikenal rencana kerja jangka panjang.

Peraturan tersebut hanya menyebutkan rencana kerja jangka menengah (4

tahun) dan rencana kerja tahunan. Memperhatikan substansi isi format

rencana kerja jangka panjang (5 tahun) yang dikemukakan Shaf tersebut,

maka ia dapat diadaptasi menjadi rencana kerja jangka menengah (4

tahun). Hal ini bukan sekedar untuk mencocokkan dengan tuntutan

Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007, tetapi karena rencana kerja tahunan

yang dikemukan Shaf dijabarkan dari rencana kerja jangka panjang (5

tahun). Dengan demikian format rencana kerja jangka panjang dapat

dijadikan format rencana kerja jangka menengah. Jadi dengan adaptasi ini

rencana kerja tahunan jadi terjabarkan dari program kerja jangka

menengah.

Dalam permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 disebutkan, bahwa:

1.       Rencana kerja jangka menengah menggambarkan tujuan yang akan

dicapai dalam kurun waktu empat tahun terkait dengan mutu lulusan yang

ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu

lulusan.

2.       Rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan

Anggaran Sekolah / Madrasah (RKA-S / M) dilaksanakan berdasarkan

rencana kerja jangka menengah.

3.       Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang jelas tentang: (1)

kesiswaan, (2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran, (3) pendidik dan

Page 4: RENCANA KERJA

tenaga pendidik serta pengembagannya, (4) sarana dan prasarana, (5)

keuangan dan pembiayaan, (6 ) budaya dan lingkungan sekolah, (7)

peranserta masyarakat, dan (8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah

kepada peningkatan dan pengambangan mutu.

Bila isi format rencana kerja jangka panjang yang dikemukakan Shaf

di atas yang meliputi: sasaran, program, waktu, penanggung jawab, sumber

dana, dan mekanisme umpan balik dipadukan dengan pokok-pokok pikiran

dalam Permendiknas Nomor  19 Tahun 2007, maka dapat disimpulkan,

bahwa rencana kerja jangka menengah adalah: rencana kerja dalam kurun

waktu empat tahun yang meliputi sasaran, program, waktu, penanggung

jawab, sumber dana, dan mekanisme umpan balik untuk setiap komponen

kinerja sekolah mengenai: (1) kesiswaan, (2) kurikulum dan kegiatan

pembelajaran, (3) pendidik dan tenaga pendidik serta pengembagannya, (4)

sarana dan prasarana, (5) keuangan dan pembiayaan, (6) budaya dan

lingkungan sekolah, (7) peranserta masyarakat, dan (8) rencana-rencana

kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu.

III.MENYUSUN RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa rencana kerja

jangka menengah merupakan penjabaran dari rencana strategik. Rencana

strategik pada dasarnya berisi tiga hal pokok, yaitu: tujuan, sasaran, dan

strategi organisasi. Tiga hal pokok ini telah dibahas pada presentasi penulis

pada Pelatihan RIPS SMK Provinsi Jambi Tahun 2008 dan 2009. Lebih lanjut

lihat “Perencanaan Strategik” oleh Syahdiardin, makalah yang

disampaikan pada pe-latihan penyusunan RIPS bagi Kepala SMK se Provinsi

Jambi tanggal 6 s.d 8 Agustus 2009 dan 2 s.d 6 Juni 2008.

Format rencana strategik yang berisi tiga hal pokok tersebut di atas

tidak mudah un-tuk difahami, karena belum diketahui kapan, dari mana

sumber dana, siapa penenggung ja-wab, dan apa bukti program telah

dilaksanakan (Shaf, 2005). Untuk memudahkan pema-hamannya, maka

rencana strategik harus dijabarkan ke dalam rencana kerja jangka

menengah (4 tahun). Tabel berikut dapat diplih sebagai alternatif format

rencana kerja jangka menengah.

RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH

TAHUN 2010 – 2013

Nama sekolah   : SMK …………………………

Alamat: ........................................

Page 5: RENCANA KERJA

Sasaran

Progra

m

Tahun

Penaggu

ng Jawab

Sumber

Dana

Mekanis

me

Umpan

Balik

Uraia

n

Indikato

r

201

0

201

1

201

2

201

3 R P

It

u

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0 11 12

R = Rutin; P = Proyek/pembangunan; L = Lain–lain

Langkah-langkah penysunan rencana kerja jangka menengah

menggunakan format di atas dapat dilakukan sebagai berikut:

(1) Langkah Pertama (I)

Gunakan data (informasi) yang terdapat pada format renstra sekolah yang

sudah disusun sebelumnya. Sebagai contoh, gunakanlah data/informasi

contoh renstra pada lampiran 1 (halaman 15). Kemudian isilah:

1.   kolom “sasaran” (kolom 1 dan 2) dengan memindahkan data dan

pernyataan dari format rencana strategik (lampiran 1) kolom 3 dan 4

2.   kolom “program” (kolom 3) dengan memindahkan data dan pernyataan

dari format rencana strategik (lampiran 1) kolom 6.

(2) Langkah Kedua (II)

Isilah kolom “tahun” (kolom 4 s.d 7) dengan kapan atau tahun berapa

program akan dilaksanakan. Untuk program yang bersifat pengadaan

pengisian kolom-kolom ini dilaku-kan sesuai dengan format analisis

kebutuhan. Perhatikan pengisian kolom tahun contoh rencana kerja jangka

menengah (lampiran 2 halaman 16) diisi sama dengan tahun pada format

analisis kebutuhan sarana prasarana kolom 8 s.d 11 (lampiran 3 halaman

17).

(3) Langkah Ketiga (III)

Isilah kolom “penaggung jawab” (kolom 8) dengan nama jabatan

penanggung jawab program yang akan dilaksanakan. Misalnya untuk

pengadaan sarana prasarana penanggung jawabnya meliputi kepala

sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana, dan kepala program keahlian.

 (4) Langkah Keempat (IV)

Isilah kolom “sumber dana” (kolom 9 s.d 11) dengan dari mana sumber

pembiayaan program diperoleh. Biasanya pembiayaan sekolah dapat

bersumber dari:

Page 6: RENCANA KERJA

1,   dana rutin dari APBD kabupaten/kota, yayasan, atau donasi pihak ketiga.

2.   pembangunan/proyek dari APBN, APBD provinsi dan atau kabupaten/kota,

atau donasi pihak ketiga.

3.   Sumber lain yang tidak termasuk sumber rutin atau pembangunan/proyek.

(5) Langkah Kelima (V)

Isilah kolom “mekanisme umpan balik” (kolom 12) dengan bukti pisik

apa yang harus ada jika program sudah dilaksanakan. Misalnya untuk

pengadaan sarana prasarana meka-nisme umpan baliknya dapat berupa:

(1)   MOU dengan pemberi bantuan

(2)   Tanda terima uang

(3)   Faktur dan bukti pembayaran (kuitansi pembayaran)

Perhatikan lampiran 2, contoh rencana kerja jangka menengah di

halaman 16 setelah langkah 1 s.d 5 dilakukan. Format rencana kerja jangka

menengah dalam bentuk tabel ini dapat dijadikan satu bab tersendiri dari

dokumen rencana kerja jangka menengah. Bab-bab lainnya adalah:

1.      Bab-bab sebelum bab rencana kerja jangka menengah diambil dengan

menyalin dari dokumen perencanaan strategik meliputi: “bab pendahuluan,

bab visi, misi, dan nilai-nilai, bab analisis potensi dan tantangan”.

2.      Bab setelah bab rencana kerja jangka menengah, yaitu bab penutup dibuat

sesuai kebutuhan untuk menutup rencana kerja jangka menengah.

Dengan demikian struktur atau isi rencana kerja jangka menengah adalah:

BAB I PENDAHULUAN

A.    Mandat

B.      Stakeholder

C.      Bisnis Inti

BAB II VISI, terjawab, mencoba NILAI-NILAI

A.     Visi

B.      Misi

C.      NILAI-value per share

Pasal III Strategis PENTING

A.     Analisis Lingkungan Eksternal

B.      Analisis Lingkungan Internal

C.     Faktor-faktor Penentu Keberhasilan

BAB IV  RENCANA KERJA JANGKA MENENGAH

BABV PENUTUP

Page 7: RENCANA KERJA

Rencana kerja jangka menengah harus dilengkapi dengan halaman

sampul (cover), halaman konfirmasi (ditandatangani Kepala Sekolah, Ketua

Komite Sekolah, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota), kata

pengantar Kepala Sekolah, dan Daftar Isi, serta halaman informasi lain yang

dibutuhkan.

IV.RENCANA KERJA TAHUNAN

Rencana kerja tahunan merupakan penjabaran dari rencana kerja

jangka menengah. Rencana kerja tahunan merupakan rincian tahun

pertama dan seterusnya untuk tahun-tahun berikutnya (Mursid, 2008).

Rencana kerja tahunan adalah rencana kerja operasional (renop) berupa

rencana implementasi dari rencana kerja jangka menengah dalam priode

atau kurun waktu satu tahun.

Rencana tahunan berisi langkah-langkah operasional yang akan

ditempuh selama satu tahun oleh sekolah, unit-unit, dan/atau individu-

individu staf dalam rangka mencapai tujuan operasional sekolah

(Depdiknas, 2007). Oleh sebab itu setiap program sekolah harus dijabarkan

atau dirumuskan kegiatannya dengan indikator kinerja, satuan, dan target

pencapaian yang jelas dan terukur.  Selain itu setiap kegiatan harus jelas

alokasi waktu dan kapan dilaksanakan, dan berapa alokasi jumlah dana

yang dibutuhkan.

 Alternatif format rencana kerja tahunan dapat memilih contoh format

berikut:

RENCANA KERJA TAHUNAN

TAHUN 2010

Nama Sekolah        : SMK ………………………………

Alamat: ..............................................

Progra

m

Kegiatan

Lama

Wakt

u

Penang

-gung

Jawaba

n

Jumla

h

Dana

(Rp)

Sumber

Dana Mekanis

me

Umpan

Balik

Uraia

n

Indikat

or

Kinerja

Satua

n

Targ

et R P

It

u

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1

0 11 12

Page 8: RENCANA KERJA

R = Rutin; P = Proyek/pembangunan; L = Lain—lain

Langkah langkah penyusunan rencana kerja tahunan nggunakan

format di atas dila-kukan sebagai brikut:

(1) Langkah Pertama (I)

Gunakan data/informasi yang terdapat pada format rencana kerja jangka

menengah yang sudah disusun sebelumnya. Dalam hal ini, sebagai contoh

gunakan data/informasi dari lampiran 2 contoh rencana kerja jangka

menengah halaman 16. Kemudian isilah:

1.   kolom “program” (kolom 1) dengan memindahkan data dan pernyataan

dari format rencana kerja jangka menengah (lampiran 2) kolom 3

2.   kolom “penanggung jawab” (kolom 7) dengan memindahkan data dan

pernyataan dari format rencana rencana kerja jangka menengah (lampiran

2) kolom 8

3.   kolom “sumber dana” (kolom 9, 10, dan/atau 11) dengan memindahkan

tanda ()  dari format rencana kerja jangka menengah (lampiran 2) kolom 9,

10, dan/atau 11

4.   kolom “mekanisme umpan balik” (kolom 12) dengan memindahkan data

dan per-nyataan dari format rencana rencana kerja jangka menengah

(lampiran 2) kolom 12

(2) Langkah Kedua (II)

Jabarkanlah program di kolom 1 menjadi:

1.       uraian kegiatan dari program di kolom 2

2.       indikator kinerja kegiatan (kolom  2) di kolom 3

(3) Langkah Ketiga (III)

1. Isilah satuan kegiatan di kolom 4 dengan mengambil nama satuan di

lampiran 3 ha-halaman 17, contoh analisis sarana prasarana (kolom 3)

2.   isilah target kegiatan di kolom 5 sesuai dengan data pada lampiran 3

halaman 17, contoh analisis sarana prasarana (kolom 8)

(4) Langkah Keempat (IV)

Isilah kolom 6 dengan lama waktu dan waktu pelaksanaan kegiatan.

Misalnya:

-          pengadaan komputer dilakukan selama 3 hari dari tanggal 10 s.d 12 Juli

2010 ditulis:

3 hari (10 s.d 12 Juli 2010) atau

-          bimbingan penyusunan RPP dilakukan 2 hari dari tanggal 20 s.d 21

November 2010 ditulis: 2 hari (20 s.d 21 Nov 2010)

Page 9: RENCANA KERJA

(5) Langkah Kelima (V)

Isilah kolom 8 dengan jumlah dana yang dianggarkan untuk kegiatan yang

tersebut di kolom 2. Misalnya untuk pengadaan komputer dibutuhkan dana

Rp 12.000.000,-, maka kolom ini diisi dengan angka 12.000.000

Perhatikan lampiran 4, contoh rencana kerja tahunan di halaman 18

setelah langkah 1 s.d 4 dilakukan. Format rencana kerja tahunan dalam

bentuk tabel ini dapat dijadikan satu bab tersendiri dari dokumen rencana

kerja tahunan. Bab-bab lainnya adalah:

1.       Bab-bab sebelum bab rencana kerja tahunan yang diambil dengan

menyalin dari dokumen rencana kerja jangka menengah meliputi: “bab

pendahuluan, bab visi, misi, dan nilai-nilai, bab analisis potensi dan

tantangan”.

Bab analisis potensi dan tantangan untuk rencana kerja tahun kedua dan

seterusnya diu-bah menjadi “bab analisis pelaksanaan rencana kerja tahun

sebelumnya”. Berdasarkan hasil analisis dalam bab ini dijadikan masukan

untuk penyusunan rencana kerja tahun kedua dan seterusnya.

2.       Bab setelah bab rencana kerja tahunan, yaitu bab penutup dibuat sesuai

kebutuhan untuk menutup rencana kerja tahunan.

Dengan demikian struktur atau isi rencana kerja tahunan adalah:

BAB I PENDAHULUAN

A.    Mandat

B.      Stakeholder

C.      Bisnis Inti

BAB II VISI, terjawab, mencoba NILAI-NILAI

A.     Visi

B.      Misi

C.      NILAI-value per share

Pasal III Strategis PENTING

A.     Analisis Lingkungan Eksternal

B.      Analisis Lingkungan Internal

C.     Faktor-faktor Penentu Keberhasilan

Atau Bab III untuk rencana kerja tahunan tahun kedua dan seterusnya

BAB III ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN .......... (Tahun

sebelumnya)

A.      Pelaksanaan Kegiatan Tahun ........

B.     Hambatan-hambatan Kegiatan

Page 10: RENCANA KERJA

BAB IV  RENCANA KERJA TAHUN ……..

BABV PENUTUP

Rencana kerja tahunan sekolah tentu akan lebih baik bila dilengkapi

dengan halaman sampul (cover), halaman pengesahan (ditanda tangani

Kepala Sekolah, Ketua Komite Seko-lah, dan Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota), kata pengantar Kepala Sekolah, dan Daftar Isi.

IV.PENUTUP

Membuat rencana merupakan kewajiban bagi setiap organisasi,

termasuk sekolah sebagai satuan pendidikan. Banyak sekolah belum

memahami arti penting rencana, sehingga para pengelola sekolah

sebenarnya terjebak dalam ketidak pedulian yang menyebabkan me-reka

tidak punya alat ukur keberhasilan dan tidak memiliki alat pengendali

kegiatan sekolah.

Keberadaan rencana kerja sekolah yang menjadi salah satu indikator

SNP, khususnya standar pengelolaan telah menjadi bagian dari instrumen

penilaian akreditasi sekolah yang disusun Badan Akreditasi Nasional

Sekolah/Madrasah (BAN S/M). Oleh sebaab itu sekolah harus menyusun

rencana kerja, yang diawali dengan penyusunan rencana strategik. Rencana

strategik kemudian menjadi dasar pengembangan rencana kerja sekolah

jangka menengah dan jangka pendek (tahunan).

Pelatihan penyusunan perencanaan dalam jaringan pelatihan

penyusunan Rencana Induk pengembagan Sekolah (rips) SMK yang

diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Jambi tidak akan banyak berarti

jika tidak diikuti oleh kemauan dan partisipasi semua pihak. Oleh sebab itu

diperlukan:

1.      Kemauan kuat para kepala sekolah untuk menindak lanjuti hasil-hasil yang

diperoleh se-lama pelatihan untuk dimanfaatkan dalam menyusun rencana

kerja sekolah

2.      Peran Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota untuk mendorong sekolah

memiliki rencana kerja sekolah melalui pemberian penghargaan dan sanksi

3.      Konstribusi pengawas sekolah dalam membimbing pengelola sekolah

menyusun rencana kerja sekolah.

BAHAN RUJUKAN

Depdiknas. 2007, Perencanaan Partisipatori Pengembagan Pendidikan

Berbasis Kompetensi, Bahan Diklat Calon Kepala Sekolah. Jakarta:

Depdiknas

Page 11: RENCANA KERJA

Hasbullah. 2007. Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan

Implikasinya terhadap Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Kusuma, H., 2004. Manajemen Produksi: Perencanaan dan Pengendalian

Produksi. Yogya-karta: Penerbit Andi

Shaf  M.A. 2005. Perencanaan Strategik, Bahan Diklat Manajemen

SMK .Jakarta: Pusat Pe-ngembagan dan Penataran Guru Kejuruan Bidang

Bisnis Pariwisata

Sudirman, D. 1999. Dasar-Dasar Manajemen SMK Kelompok Bisnis dan

Manajemen. Ban-dung: Penerbit Aarmico

Sukmadinata, NS., Jami’at AV., dan Ahman. 2008. Pengendalian Mutu

Pendidikan Sekolah Menengah: Konsep, Prinsip, dan

Instrumen. Bandung: PT Refika Aditama

Wijaya, AW. 1995. Perencanaan Sebagai Fungsi Manajemen. Jakarta: PT

Rineka Cipta