relevansi dan reliabilitas informasi...

65
i RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI KEUANGAN UKM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT DI KOTA SALATIGA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Akuntansi Untuk Memperoleh Gelar Magister Akuntansi Oleh: ESTER ENTI NATALIA NPM. 932012004 PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: trankhuong

Post on 13-May-2018

232 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

i

RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI

KEUANGAN UKM DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN KREDIT BANK PERKREDITAN

RAKYAT DI KOTA SALATIGA

TESIS

Diajukan Kepada

Program Studi Magister Akuntansi Untuk Memperoleh Gelar Magister Akuntansi

Oleh:

ESTER ENTI NATALIA

NPM. 932012004

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

ii

Page 3: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

iii

Page 4: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

iv

Didalam tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagaian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 20 September 2016

Yang memberi pernyataan,

Ester Enti Natalia

RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI

KEUANGAN UKM DALAM PENGAMBILAN

KEPUTUSAN KREDIT BANK PERKREDITAN

RAKYAT DI KOTA SALATIGA

TESIS

Oleh:

ESTER ENTI NATALIA

Page 5: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

v

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Akhir : Relevansi Dan Reliabilitas Informasi

Keuangan UKM Dalam Pengambilan Keputusan Kredit Bank Perkreditan

Rakyat Di Kota Salatiga

Nama Mahasiswa : Ester Enti Natalia

NPM : 932012004

Program Studi : Magister Akuntansi

Menyetujui,

Harijono, SE., MAF., M.Com.,(Hons).,PhD Like Soegiono, SE, M.Si

Pembimbing Pembimbing

Mengesahkan,

Marwata, SE., M.Si., Ph.D., Akt., CA. Ketua Program Studi Magister Akuntansi

Dinyatakan Lulus Ujian tanggal : 10 Agustus 2016

Page 6: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

vi

Page 7: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tuhan Yesus itu sangat baik.. ..Ia membuat segala sesuatu indah pada waktuNya..

Dan kini aku tahu bahwa.. ..semua perjuanganku TIDAK SIA-SIA..

..karena Ia selalu besertaku.

Segala perkara dapat kutanggung di dalam DIA yang memberi kekuatan kepadaku

Filipi 4 : 13

Semua yang terjadi di dalam hidupku, semua yang baik

dan semua yang indah, sudah menjadi rencanaNya

untuk masa depanku.

Tesis ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus sumber pengharapan dan kekuatan Papi, Ibuk, dan Mbak Maria yang selalu mendukungku dan banyak berkorban untukku… Merekalah yang mampu membuat aku kuat dan terus bertahan, sampai saat ini…

Page 8: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus

Kristus, yang oleh karena penyertaan, kasih dan hikmatNya,

tesis ini telah dapat diselesaikan dengan baik. Pada

kesempatan yang membahagiakan ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat

kepada berbagai pihak antara lain kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu setia memberikan

perlindungan, kekuatan dan hikmat sehingga penulis

dapat menyelesaikan tesis ini.

2. Keluarga tercinta, Papi Tamsir Handoyo, Ibuk Titin Tyas

Bekti, Mbak Maria Entina Puspita, yang telah

memberikan cinta dan kasih sayang kepada penulis,

serta mendukung selama perkuliahan, maupun saat

penulisan tesis ini.

3. Bapak Harijono, SE., MAF., M.Com.,(Hons).,PhD dan Ibu

Like Soegiono, S.E., M.Si., selaku dosen pembimbing

yang dengan penuh kesabaran telah memberi

pengarahan, memberi banyak inspirasi, ide, saran, dan

kritik selama penulisan tesis ini.

4. Bapak Marwata, SE., M.Si., Ph.D., Akt., CA., selaku

Ketua Program Studi Magister Akuntansi Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga.

5. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Magister

Akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada

penulis selama masa studi.

6. Para sahabat terkasih, kak Adrian Edo Laihad,

Paskanova Christi Gainau, dan Grieselda Maulany.

Terima kasih atas waktu yang banyak diluangkan untuk

diskusi dan sharing yang sangat membantu penulis

dalam penyelesaian tesis ini. Sukses beserta kita semua.

Page 9: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

ix

7. Bank Perkreditan Rakyat di Kota Salatiga yang telah

membantu memberikan data dan meluangkan waktu

untuk wawancara terkait tesis ini, terutama Bapak

Marcus, Bapak Wiyono, Bapak Bambang, Bapak

Haryono, dan Bapak Rusdy. Terima kasih.

8. Teman-teman Pelayanan Kategorial Pelayanan Anak (PA)

dan Gerakan Pemuda (GP) GPIB Tamansari Salatiga,

terima kasih untuk kebersamaan dalam pelayanan,

canda tawa, sukacita, doa dan dukungan yang

diberikan. Tetap setia melayani Tuhan yaaa... Tuhan

Yesus memberkati kita semua.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu dan telah memberikan dukungan, motivasi, maupun

bantuan kepada penulis, Tuhan Yesus senantiasa

melindungi, menyertai dan memberkati kita sekalian.

Salatiga, September 2016

Penulis

Page 10: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

x

KATA PENGANTAR

Penelitian ini berkaitan dengan relevansi dan

reliabilitas informasi keuangan UKM dalam pengambilan

keputusan kredit BPR di kota Salatiga. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

memberikan saran bagi UKM untuk meningkatkan

kualitas informasi keuangannya. Selain itu, memberikan

masukan bagi BPR dalam mempertimbangkan pemberian

kredit kepada UKM. Selama ini penelitian banyak terfokus

pada usaha besar, sedangkan penelitian untuk UKM

sendiri belum banyak dilakukan. Penelitian ini masih

memiliki banyak kekurangan dan kesempurnaan sehingga

masukan, saran, dan kritik yang membangun sangat

diharapkan. Semoga dari hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat dan kontribusi bagi pihak-pihak

yang berkepentingan serta dapat memberikan dorongan

bagi peneliti-peneliti lain untuk melakukan

pengembangan penelitian serupa di kemudian hari.

Salatiga, September 2016

Penulis

Page 11: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

xi

SARIPATI

Penelitian ini mengkaji apakah bank menggunakan

informasi keuangan yang disajikan oleh UKM dalam

pengambilan keputusan kredit, serta apakah informasi

keuangan tersebut relevan dan reliabel untuk pengambilan

keputusan kredit oleh bank. Peneliti menggunakan strategi

explanatory research yang dilakukan di Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) di kota Salatiga, dengan menggunakan

pendekatan kualitatif. Pemilihan narasumber menggunakan

metode accidental sampling untuk memperoleh data yang

dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi

keuangan UKM relevan, tetapi tidak reliabel untuk

digunakan dalam pengambilan keputusan kredit.

Kata Kunci: Informasi keuangan, relevansi, reliabilitas,

pengambilan keputusan kredit, UKM

Page 12: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

xii

ABSTRACT

This study examines whether the banks use the

financial information presented by SMEs in making credit

decisions, and whether the financial information is relevant

and reliable for credit decision making. An explanatory

research strategy is employed in this research. Accidental

sampling method are used to select informant from rural banks

(BPR) in Salatiga. The results show that SMEs financial

information is relevant, but not reliable for credit decision

making.

Keywords: Financial information, relevance, reliability,

making credit decisions, SMEs

Page 13: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT....................................... ii

PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES .......................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................... iv

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................... v

PENGESAHAN TESIS .................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................... viii

KATA PENGANTAR ....................................................... x

SARIPATI ...................................................................... xi

ABSTRACT ..................................................................... xii

DAFTAR ISI ................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ......................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................ 6

BAB III METODE PENELITIAN ...................................... 17

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN............... 20

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................. 44

DAFTAR PUSTAKA ........................................................ 46

LAMPIRAN ..................................................................... 50

Page 14: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

xiv

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN .......................... 7

GAMBAR 2.2 KERANGKA KARAKTERISTIK KUALITATIF .................. 15

GAMBAR 3.1 KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN ..................... 19

Page 15: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

1

1. PENDAHULUAN

Lembaga Perbankan merupakan mediator yang

berfungsi untuk mengelola dana dari pihak-pihak yang

memiliki kelebihan dana (kreditur) dan kemudian

menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana

(debitur). Sebagai lembaga kepercayaan, bank harus

mempertanggungjawabkan simpanan kreditur dan

mengelola penyaluran dana kepada pihak debitur dengan

baik. Dengan kata lain, lembaga perbankan merupakan

pihak yang menjalankan bisnisnya dengan menggunakan

dana pihak lain untuk memperoleh keuntungan (Saryadi,

2007).

Fungsi bank yaitu sebagai lembaga yang

menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan,

menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit,

dan melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran

uang (Kuncoro, 2002). Masing-masing fungsi harus

dijalankan dengan baik demi kelancaran operasional

bank. Salah satu fungsi yang memiliki peranan penting

bagi bank adalah fungsi penyaluran kredit. Dalam

aktivitas penyaluran kredit, bank memerlukan informasi

keuangan debitur yang relevan dan reliabel untuk

menunjang pengambilan keputusannya. Informasi

keuangan yang disajikan debitur akan dianalisis oleh

bank untuk mengetahui keadaan debitur. Analisis

terhadap informasi keuangan ini akan digunakan untuk

menilai apakah debitur layak diberikan kredit atau tidak.

Dalam Financial Accounting Standart Board 1978

(FASB), laporan keuangan merupakan alat utama bagi

perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan

kepada pihak eksternal. Dengan kata lain, laporan

keuangan bukan sekedar akhir dari suatu siklus namun

lebih ke arah penyediaan informasi yang bermanfaat

untuk pengambilan keputusan bisnis (Hefes, 2005). Hal

Page 16: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

2

ini menunjukkan bahwa informasi keuangan memiliki

dampak yang signifikan bagi kelangsungan suatu bisnis.

Informasi keuangan yang pada awalnya lebih digunakan

untuk pertanggung jawaban usaha, saat ini lebih

cenderung digunakan untuk pengambilan keputusan.

Bagi bisnis perbankan, informasi keuangan debitur

merupakan hal penting bagi bank dalam upaya

mempertimbangkan pemberian kredit.

Penyaluran kredit golongan mikro, kecil dan

menengah menjadi segmen yang diminati baik oleh

industri perbankan maupun jasa keuangan non bank

lainnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya

minat industri keuangan tersebut adalah tingkat risiko

kredit yang relatif dapat ditekan, pasar yang cenderung

besar dan dapat terus berkembang, serta persyaratan

administratif yang cenderung lebih mudah untuk

dipenuhi (Malik, 2008).

Zulfikar (2012) mengungkapkan permodalan bagi

Usaha Kecil Menengah (UKM) masih merupakan suatu

permasalahan utama, setidaknya 30% masalah yang

dihadapi UKM di Indonesia adalah sulitnya memperoleh

permodalan. Salah satu faktor yang menjadi kesulitan

UKM dalam permodalan dari perbankan selama ini adalah

sikap kehati-hatian perbankan dalam mengucurkan

kredit. Fungsi intermediasi perbankan terikat pada

prudential banking (prinsip kehati-hatian). Peran praktik

akuntansi yang diterapkan dalam manajemen sebuah

UKM setidaknya akan dapat menghasilkan sebuah

laporan keuangan sebagai refleksi kinerja yang dicapai.

Pihak analisis kredit di perbankan menjadikan laporan

keuangan sebagai alat dalam menilai kelayakan usaha

yang terkait untuk mendapat bantuan permodalan.

Sebelum memberikan kredit kepada debitur dalam

hal ini berupa Usaha Kecil dan Menengah (UKM), maka

Page 17: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

3

bank perlu menganalisis terlebih dahulu laporan

keuangan UKM sehingga mendukung pengambilan

keputusan bank. Dalam kenyataannya sebagian besar

UKM belum memiliki laporan keuangan karena transaksi

yang terjadi masih sederhana sehingga UKM tidak

melakukan pencatatan yang rumit seperti yang diterapkan

pada usaha besar.

Hasil penelitian Danos et all., (1989), Mintarti

(1994), Purwati (2014) menunjukkan bahwa informasi

yang berkaitan dengan kondisi bisnis organisasi atau UKM

akan dipertimbangkan oleh pemberi pinjaman atau

investor dalam menentukan penerimaan atau penolakan

atas permohonan kredit atau investasi. Hal ini

menunjukkan bahwa informasi keuangan berpengaruh

terhadap pengambilan keputusan kredit.

Sariyadi (2007) meneliti kredit yang dilakukan pada

bank umum di wilayah Semarang. Hasil penelitiannya

menemukan bahwa karakteristik kualitatif informasi yaitu

relevansi dan reliabilitas berpengaruh signifikan terhadap

pengambilan keputusan kredit bank secara umum.

Penelitian Nuswandari (2009) mengemukakan bahwa

investor dan kreditor membutuhkan informasi yang

memadai dan relevan untuk mendukung pembuatan

keputusannya. Informasi yang relevan dapat

memperlemah atau memperkuat pengharapan yang ada.

Relevansi selalu dikaitkan dengan feedback dan nilai

prediktif dari informasi tersebut. Sementara reliabilitas

berarti bahwa informasi yang disampaikan harus andal

yaitu bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan

material, dan dapat dipercaya. Selain itu reliabilitas juga

harus menyajikan informasi yang benar, wajar, dan

mencerminkan keadaan suatu perusahaan.

Melihat pentingnya peranan informasi keuangan

bagi keberlangsungan usaha perbankan, khususnya

Page 18: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

4

dalam pemberian kredit, ternyata penelitian lain

menunjukkan bahwa seringkali informasi keuangan tidak

dipertimbangkan oleh bank dalam pengambilan

keputusan kredit. Bank juga memperhatikan informasi

non keuangan dalam keputusan kreditnya. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian Baker dan Haslem (1973)

menunjukkan bahwa informasi yang sangat dibutuhkan

oleh investor adalah informasi yang bersifat future

expectation. Sumber informasi yang diperoleh investor

berasal dari pialang, sedangkan informasi dari laporan

keuangan menempati urutan kelima dalam posisi yang

dianggap kurang penting. Selanjutnya, penelitian

Gunawan, Faridah, Ustadi dalam Purwanti (1994) juga

menemukan bahwa informasi keuangan tidak

berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit

bank. Selain itu, penelitian Simanjuntak (1999)

menyatakan bahwa informasi non akuntansi berupa

jaminan kredit dinilai lebih penting dari pada informasi

akuntansi. Hasil penelitian Septriawan (2010)

menyatakan bahwa informasi non akuntansi berpengaruh

terhadap keputusan pemberian kredit. Variabelnya adalah

jaminan kredit, pengalaman manajemen, pendidikan

manajemen dan sektor ekonomi yang dibiayai. Sehingga

dapat dikatakan bahwa tidak semua informasi keuangan

diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit.

Sebagian besar penelitian diatas dilakukan pada

bank umum dan tentang pengambilan keputusan kredit

untuk usaha skala besar. Penelitian ini bertujuan untuk

melihat apakah BPR sama dengan bank umum dalam

menganalisa suatu usaha untuk dibiayai, terutama terkait

informasi keuangan yang digunakan dalam pengambilan

keputusan kredit bank.

Penelitian ini berfokus pada UKM (bukan pada

usaha besar) karena usaha di Indonesia sebagian besar

Page 19: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

5

adalah UKM, yang disebabkan karena perkembangan

UKM yang demikian pesat. Wati (2011) menyatakan

perkembangan UKM saat ini disebabkan karena

kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah

berangkat dari industri keluarga atau rumahan. Dengan

demikian, konsumennya pun berasal dari kalangan

menengah ke bawah. Penelitian ini melihat bahwa UKM

berbeda dengan usaha-usaha besar yang mempunyai

laporan keuangan yang diaudit, sedangkan UKM sebagian

besar tidak mempunyai laporan keuangan. Adapun UKM

yang mempunyai laporan keuangan, laporan tersebut

tidak diaudit. Selain itu laporan keuangan yang dibuat

UKM berdasarkan cash basis dan tidak mengikuti aturan

standar akuntansi (SAK). Hal yang menarik adalah ketika

bank melihat UKM bahwa kelayakan UKM untuk diberi

kredit apakah dasarnya menggunakan informasi

keuangan atau tidak. Dalam prakteknya, seringkali UKM

tidak mempunyai pencatatan namun informasi dari UKM

bisa digunakan dalam pengambilan keputusan kredit.

Persoalan penelitian yang dirumuskan adalah:

Pertama, apakah informasi keuangan UKM relevan untuk

digunakan dalam pengambilan keputusan kredit? Kedua,

apakah informasi keuangan UKM reliabel untuk

digunakan dalam pengambilan keputusan kredit?

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dan memberikan saran bagi UKM untuk

meningkatkan kualitas informasi keuangannya. Selain

itu, memberikan masukan bagi BPR dalam

mempertimbangkan pemberian kredit kepada UKM.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengambilan Keputusan Kredit

Pengambilan keputusan adalah sebuah proses

memilih tindakan di antara berbagai alternatif untuk

Page 20: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

6

mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan. Masalah

terjadi ketika sebuah sistem tidak memenuhi tujuan yang

telah ditetapkan, tidak mencapai hasil yang diprediksi,

atau tidak bekerja seperti yang direncanakan (Turban et

al., 2005).

Akrani (2010) menyatakan bahwa pengambilan

keputusan adalah sebuah aspek penting dalam sistem

manajemen. Tugas utama seorang manajer adalah

membuat keputusan yang rasional. Pengambilan

keputusan ini selalu dilakukan secara sadar atau tidak

sadar yang merupakan bagian kunci dari aktivitas

manajer dalam organisasi. Keputusan-keputusan yang

diambil ini menjadi penting sebagai penentu bagi manajer

maupun organisasinya. Keputusan dapat didefinisikan

sebagai sebuah fokus dari suatu tindakan yang secara

sadar dipilih dari berbagai alternatif untuk mencapai

suatu hasil yang diharapkan. Keputusan ini

menunjukkan sebuah pertimbangan yang seimbang dan

sebuah komitmen untuk menjalankan keputusan yang

telah diambil.

Selain itu, Walter (2010) mengemukakan bahwa

tujuan dari proses pengambilan keputusan adalah untuk

menemukan alternatif yang terbaik dari berbagai macam

alternatif demi mencapai suatu tujuan dari pengambil

keputusan.

Pengambilan keputusan adalah suatu proses

pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara

sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai

suatu cara pemecahan masalah (Arif, 2010). Philips et al.,

(2010) menyatakan bahwa pengambilan keputusan

adalah aktivitas yang dilakukan melalui tahap analisis,

sintesis, dan evaluasi dengan menggunakan informasi

dari berbagai sumber. Pengambilan keputusan tidak

dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan hal-hal yang

Page 21: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

7

mungkin terjadi di masa depan, namun harus melewati

proses pertimbangan (reasoning) terlebih dahulu. Proses

pengambilan keputusan menurut Philips et al., (2010)

terdiri dari tiga tahap, antara lain: menganalisis, membuat

sintesis, mengevaluasi hasil analisis yang dapat

ditunjukkan melalui gambar di bawah ini:

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan

Pada tahap menganalisis, pengambil keputusan

harus menginterpretasikan dan mengkategorikan

informasi untuk menetapkan isu yang relevan dan

mengidentifikasi kecocokan dan ketidakcocokan faktor-

faktor yang mempengaruhi isu tersebut. Dalam kaitannya

dengan pengambilan keputusan kredit, pembuat

keputusan perlu untuk mengidentifikasi identitas

nasabah dengan teliti sehingga dapat mengetahui apakah

nasabah telah memenuhi prosedur administrasi yang

ditetapkan bank.

Pada tahap membuat sintesis, pengambil

keputusan harus berusaha menemukan solusi dengan

menguji kembali solusi dan tujuan alternatif yang ada.

Terkait dengan pengambilan keputusan kredit, pembuat

keputusan perlu menelusuri lebih dalam tentang keadaan

nasabah, misalnya dengan menganalisis laporan

ANALISIS

SINTESIS

EVALUASI

Page 22: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

8

keuangan nasabah dan melakukan penilaian kredit.

Komponen penilaian kredit antara lain: analisis watak

(character), kemampuan (capacity), modal (capital), kondisi

atau prospek usaha (condition), agunan (collateral).

Sementara pada tahap evaluasi, pengambil

keputusan diharuskan untuk menguji strategi yang harus

dilakukan untuk solusi yang akan dipilih. Terkait dengan

pengambilan keputusan kredit, pembuat keputusan mulai

memikirkan strategi yang harus dilakukan ketika

keputusan telah diambil berdasarkan hasil analisis pada

tahap sebelumnya (analisis dan sintesis). Strategi yang

dimaksud misalnya melakukan pengawasan kredit.

Kredit didefinisikan sebagai penyediaan uang atau

tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak-pihak peminjam berkewajiban

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu

dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil

keuntungan (Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

Tentang Pokok-Pokok Perbankan, Bab 1, Pasal 1, Butir

12). Terkait dengan kredit, manajer dan organisasi pun

perlu mempertimbangkan berbagai alternatif sebelum

mengambil keputusan untuk memberikan kredit kepada

nasabah. Hal ini terjadi karena kredit mengandung resiko.

Resiko yang dihadapi dapat berupa tidak tertagihnya

kredit karena nasabah yang sengaja tidak membayar

kredit padahal mampu dan resiko yang tidak disengaja

misalnya bencana alam.

Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas,

kemudian penulis menyimpulkan bahwa pengambilan

keputusan kredit adalah aktivitas yang dilakukan melalui

tahap analisis, sintesis, dan evaluasi dengan

Page 23: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

9

menggunakan informasi dari berbagai sumber untuk

memberikan dana pinjaman bagi nasabah.

Terkait keputusan kredit, informasi keuangan dapat

menjelaskan kepada pihak kreditur tentang bagaimana

kondisi perusahaan, misalnya dengan menganalisis

laporan arus kas, bank dapat mengetahui potensi arus

kas perusahaan di masa depan.

Menurut Kuncoro (2002), proses persetujuan kredit

terdiri dari tiga (3) tahap, yaitu tahap prakarsa dan

analisis kredit, tahap rekomendasi kredit, dan tahap

putusan kredit. Masing-masing tahap dijelaskan sebagai

berikut:

1. Tahap Prakarsa dan Analisis Kredit

a. Prakarsa dan permohonan kredit

Kegiatan pada tahap ini antara lain adalah

penerimaan permohonan kredit oleh nasabah.

Permohonan kredit harus diajukan secara tertulis

dan menggunakan format yang telah ditentukan

oleh bank yang memuat informasi lengkap

mengenai kondisi pemohon atau calon nasabah

termasuk riwayat kreditnya pada bank lain (jika

ada). Atas permohonan tersebut bank akan

melakukan penelitian apakah permohonan tersebut

diterima atau ditolak, yang mencakup ketentuan

apakah usaha nasabah tersebut termasuk pasar

sasaran (target market) yang telah ditetapkan,

apakah nasabah tersebut termasuk dalam

kelompok nasabah yang dapat dilayani dan apakah

nasabah tersebut termasuk dalam rencana kerja

pemasaran. Ketentuan-ketentuan bank tersebut

merupakan pedoman awal dalam pelayanan

pemberian kredit yang dibuat berdasarkan

pengalaman memberikan kredit yang dikaitkan

degan risiko bisnis. Apabila calon nasabah tersebut

Page 24: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

10

diluar kriteria yang ditentukan oleh bank, maka

permohonan langsung ditolak. Sedangkan apabila

termasuk dalam kriteria yang dapat dilayani, maka

disampaikan kepada calon nasabah bahwa

permohonan akan diproses lebih lanjut dan

selanjutnya permohonan diserahkan kepada

penganalisis kredit.

b. Analisis dan evaluasi kredit

Pada tahap ini, penganalisis kredit melakukan

kegiatan pencarian informasi selengkap-lengkapnya

dari berbagai sumber mengenai pemohon yang akan

dipergunakan dalam menunjang analisis dan

evaluasi terhadap 5C kredit pemohon, yaitu

character, capacity, capital, condition, dan collateral.

Dalam analisis tersebut sekurang-kurangnya

mencakup informasi sebagai berikut:

1) Identitas pemohon: nama pemohon, domisili,

bentuk usaha, jenis usaha, susunan pengurus,

legalitas usaha, dan sebagainya. Informasi ini

dimaksudkan untuk melihat gambaran awal

tentang penanggung jawab utama atas

pengelolaan usaha, lokasi usaha, serta

keabsahan operasi usaha.

2) Tujuan permohonan kredit, mencakup: jumlah

kredit, obyek yang dibiayai, jangka waktu kredit,

dan alasan kebutuhan kredit. Informasi ini

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

bahwa kredit tersebut benar-benar digunakan

untuk membiayai usaha, bukan untuk hal-hal

yang bersifat konsumtif atau spekulatif.

3) Riwayat hubungan bisnis dengan bank,

mencakup: saat mulai, bidang hubungan bisnis,

nilai transaksi bisnis, kualitas hubungan bisnis,

dan jumlah total nilai hubungan bisnis.

Page 25: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

11

4) Analisis 5C kredit, meliputi:

Analisis watak (character) bertujuan untuk

mendapatkan gambaran akan kemauan

membayar dari pemohon, mencakup perilaku

pemohon sebelum dan selama permohonan

kredit diajukan.

Analisis kemampuan (capacity) dilakukan

dengan tujuan untuk mengukur tingkat

kemampuan mengembalikan kredit dari

usaha yang dibiayai, mencakup aspek

manajemen (kemampuan mengelola

perusahaan), aspe produksi (kemampuan

berproduksi secara berkesinambungan),

aspek pemasaran (kemampuan memasarkan

hasil produksi), aspek personalia

(kemampuan tenaga kerja dalam mendukung

aktivitas perusahaan), dan aspek finansial

(kemampuan menghasilkan laba).

Analisis modal (capital) bertujuan untuk

mengukur kemampuan pemohon dalam

menyediakan modal sendiri, yang mencakup:

besar dan komponen modal, perkembangan

laba usaha selama tiga periode sebelumnya,

angka rasio perbandingan antara utang

dengan modal sendiri (Debt Equity Ratio/DER)

dan perkembangan naik turunnya harga

saham (bagi perusahaan yang telah go public).

Analisis kondisi atau prospek usaha

(condition) bertujuan untuk mengetahui

prospektif atau tidaknya suatu usaha yang

akan dibiayai, yang meliputi siklus bisnis

mulai dari bahan baku (pemasok),

pengolahan, dan pemasaran (pembeli)

Page 26: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

12

Analisis agunan (collateral) bertujuan untuk

mengetahui besarnya nilai agunan yang dapat

digunakan sebagai alat pengaman lapis kedua

bagi bank dalam setiap pemberian kredit

apabila kredit yang diberikan menjadi

bermasalah.

c. Perhitungan kebutuhan kredit

Perhitungan kebutuhan kredit dimaksudkan untuk

mengetahui secara pasti kredit yang benar-benar

dibutuhkan oleh pemohon. Perhitungan kebutuhan

kredit disesuaikan dengan jenis kreditnya masing-

masing, yaitu sebagai berikut:

1) Kredit Modal Kerja (KMK)

Dalam menghitung kredit modal kerja harus

memperhatikan pertumbuhan penjualan,

perputaran piutang, perputaran persediaan,

perputaran utang, kas.

2) Kredit Investasi

Dalam menghitung kredit investasi, yang perlu

diperhatikan adalah biaya proyek keseluruhan

dikurangi dengan bagian (sharing) dana sendiri

(besarnya sesuai ketentuan bank).

3) Kredit Konsumtif

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam

menghitung kredit konsumtif meliputi: besarnya

gaji suami atau gaji suami ditambah istri,

bonafiditas instansi atau perusahaan tempat

kerja pemohon, perjanjian kerja sama dengan

instansi yang bersangkutan, hubungan bank

dengan instansi atau perusahaan khususnya

dengan pejabat yang berhubungan dengan

pembayaran gaji pemohon, status kepegawaian

pemohon, surat kuasa dari pemohon kepada

pejabat atau instansi yang berwenang membayar

Page 27: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

13

gaji dan ada kesanggupan dari pejabat atau

instansi tersebut untuk memotong gaji karyawan

yang bersangkutan, surat pernyataan dari

pemohon bahwa yang bersangkutan tidak

mengambil kredit serupa ke bank lain supaya

tidak memberatkan kehidupan calon pemohon.

2. Tahap Rekomendasi Kredit

Dalam memberikan rekomendasi kredit, pejabat

perekomendasian kredit dapat meminta kelengkapan

data dan analisis lebih lanjut dari pejabat pemrakarsa

kredit. Di samping itu dapat juga melakukan

kunjungan ke lapangan (on the spot) untuk

meyakinkan data atau keterangan-keterangan yang

disajikan oleh penganalisis kredit. Rekomendasi kredit

merupakan suatu kesimpulan dari analisis dan

evaluasi atas proposal kredit yang disajikan pada tahap

prakarsa dan analisis kredit. Rekomendasi harus

secara jelas menguraikan kekuatan dan kelemahan

yang akan mempengaruhi kemampuan pemohon

untuk memenuhi angsuran yang telah dijadwalkan.

3. Tahap Pemberian Putusan Kredit

Pejabat pemutus memeriksa dan meneliti kelengkapan

paket kredit. Berdasarkan pengalaman dan

pengetahuan bisnis yang dimiliknya, pejabat pemutus

dengan melihat analisis dan evaluasi kredit yang dibuat

oleh penganalisis kredit serta rekomendasi kredit yang

dibuat oleh pejabat perekomendasian mampu

memberikan putusan kredit secara akurat. Pemberian

putusan kredit tersebut harus dilakukan oleh pejabat

pemutus dan harus dilakukan secara tertulis dan

dibuktikan dengan membubuhkan tandatangan pada

formulir putusan kredit. Apabila putusan kredit telah

diberikan, selanjutnya paket kredit tersebut

diserahkan kepada bagian administrasi kredit untuk

Page 28: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

14

dipersiapkan surat penawaran putusan kredit,

dokumen perjanjian kredit, dokumen perjanjian

accessoir, dokumen-dokumen untuk pencairan.

2.2. Relevansi Informasi Keuangan

Relevan adalah kemampuan informasi untuk

membantu pemakai dalam membedakan beberapa

alternatif keputusan sehingga pemakai dapat dengan

mudah menentukan pilihan. Bila dihubungkan dengan

tujuan pelaporan keuangan, relevan adalah kemampuan

informasi untuk membantu investor, kreditor dan

pemakai lain dalam menyusun prediksi-prediksi tentang

beberapa outcomes dari kejadian masa lalu, sekarang, dan

masa depan atau dalam mengkonfirmasi atau

mengkoreksi harapan-harapannya (Suwardjono,

2006:169).

FASB, 1980 SFAC No. 2 memuat hierarki

karakteristik kualitas informasi akuntansi yang

menjelaskan bahwa karakteristik utama yang membuat

informasi keuangan berguna untuk pengambilan

keputusan adalah relevansi dan reliabilitas. Jika kualitas

relevansi dan reliabilitas kurang, maka informasi

keuangan tidak akan berguna bagi pemakai dalam

pengambilan keputusan. Oleh karenanya, laporan

keuangan harus menghasilkan informasi yang sangat

relevan dan reliabel. Agar informasi keuangan bersifat

relevan, harus tepat waktu dan mempunyai predictive

value atau feedback value. Agar informasi reliabel, maka

laporan keuangan harus disajikan secara jujur, dapat

diuji kebenarannya (verif iability) dan netral. Karakteristik

kedua yang membuat informasi keuangan berguna untuk

pengambilan keputusan adalah daya banding

(comparability), yang meliputi konsistensi. Karakteristik

daya banding berinteraksi dengan karakteristik relevansi

Page 29: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

15

dan reliabilitas, dimana interaksi ini memperbesar

kegunaan informasi akuntansi.

Gambar 2.2 Kerangka karakteristik kualitatif informasi akuntansi

SAK paragraf 26 menyatakan bahwa informasi agar

bermanfaat maka harus relevan untuk memenuhi

kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan

keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat

mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan

membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,

masa kini, atau masa depan, menegaskan, atau

mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu. Peran

informasi keuangan dalam peramalan (predictive) dan

penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain.

Misalnya, informasi struktur dan besarnya aset yang

dimiliki bermanfaat bagi pengguna ketika mereka

berusaha meramalkan kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi

yang merugikan (IAI, 2007: 5).

Page 30: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

16

Terkait dengan pengambilan keputusan kredit,

bank harus menganalisis informasi keuangan UKM

terlebih dahulu, untuk menentukan apakah UKM layak

diberikan kredit atau tidak. Informasi keuangan UKM

harus relevan dengan kebutuhan bank untuk

memutuskan kredit.

2.3. Reliabilitas Informasi Keuangan

Reliabilitas adalah kemampuan informasi untuk

memberi keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau

valid. Informasi akan menjadi berkurang nilainya jika

pengguna meragukan kebenaran atau validitas informasi

tersebut. Informasi akan mempunyai nilai yang tinggi jika

pengguna mempunyai keyakinan yang tinggi terhadap

kebenaran informasi. (Suwardjono, 2006:171). Reliabilitas

informasi keuangan adalah kemampuan informasi

keuangan untuk memberi keyakinan bahwa informasi

keuangan tersebut benar atau valid.

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal

(reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari

pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan

dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang

tulus dan jujur (faithful representation) dari yang

seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan

dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika

hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka

penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat

menyesatkan (IAI, 2007:6).

Reliabilitas diperlukan oleh pihak yang tidak

mempunyai cukup waktu atau keahlian untuk memeriksa

isi sebenarnya dari informasi tersebut. Kieso (1995:53)

mengatakan supaya dapat diandalkan, informasi

akuntansi harus mempunyai tiga karakteristik, yaitu

dapat diperiksa, kejujuran dalam penyajian, dan netral. Di

Page 31: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

17

samping itu, White et al., (1993:10) juga mengatakan

bahwa reliabilitas tersebut mencakup variability,

representational faithfulness, dan neutrality. Agar laporan

keuangan dapat dikatakan lebih reliabel, maka

penyajiannya harus menggunakan biaya historis (CGA-

Ontario, 2005).

Dalam pengambilan keputusan kredit bank harus

menganalisis informasi keuangan UKM terlebih dahulu

untuk menentukan apakah UKM layak diberikan kredit

atau tidak. Informasi keuangan UKM yang berkualitas

adalah informasi yang memberikan sinyal reliabel kepada

bank. Informasi keuangan tersebut dapat mendukung

pengambilan keputusan kredit.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan strategi explanatory

research, yaitu penelitian yang bermaksud tidak hanya

memberikan gambaran mengenai suatu gejala tertentu

yang menjadi fokus perhatian yang ingin dijelaskan, tapi

juga bagaimana hubungannya atau pengaruhnya dengan

gejala lainnya, dan mengapa hubungan atau pengaruhnya

seperti itu.

Penelitian ini bertujuan mengkaji apakah informasi

keuangan UKM relevan dan reliabel dalam pengambilan

keputusan kredit bank. Artinya apakah informasi

keuangan yang disajikan oleh UKM dibutuhkan oleh bank

dalam menentukan pemberian kredit. Penelitian ini

dilakukan di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di kota

Salatiga, dengan menggunakan pendekatan analisis data

kualitatif dengan metode deskriptif dimana akan

dijelaskan dan disusun secara sistematis dari data hasil

wawancara dan observasi yang diperoleh.

BPR yang bersedia menjadi narasumber dalam

penelitian ini antara lain BPR Kridaharta, BPR Kandimadu

Page 32: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

18

Arta, BPR Artha Mertoyudan, BPR Satya Artha, dan BPR

Kedung Arto. Narasumber dalam penelitian ini adalah

pegawai bank yang bertugas di bagian kredit. Tidak semua

BPR di Kota Salatiga bersedia untuk menjadi narasumber

sehingga digunakanlah pemilihan narasumber

menggunakan metode Convenience Sampling yaitu

narasumber yang dipilih dengan pertimbangan

kemudahan untuk memperoleh data yang dibutuhkan

dalam penelitian ini. Peneliti melakukan wawancara

dengan panduan daftar pertanyaan yang sudah dibuat.

3.1 Definisi Operasional

3.1.1 Relevansi Informasi Keuangan.

Relevansi informasi keuangan adalah kemampuan

informasi keuangan untuk membantu investor,

kreditor dan pemakai lain dalam menyusun

prediksi-prediksi tentang beberapa outcomes dari

kejadian masa lalu, sekarang, dan masa depan

atau dalam mengkonfirmasi atau mengkoreksi

harapan-harapannya (Suwardjono, 2006:169).

3.1.2 Reliabilitas Informasi Keuangan.

Reliabilitas informasi keuangan adalah

kemampuan informasi keuangan untuk memberi

keyakinan bahwa informasi keuangan tersebut

benar atau valid (Suwardjono, 2006:171).

3.1.3 Pengambilan Keputusan Kredit.

Pengambilan keputusan kredit adalah aktivitas

yang dilakukan melalui tahap analisis, sintesis,

dan evaluasi dengan menggunakan informasi dari

berbagai sumber untuk memberikan dana

pinjaman bagi nasabah.

Page 33: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

19

3.2 Langkah Analisis Data

Langkah analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Data yang sudah diperoleh dikelompokkan

berdasarkan hasil dari indeks interview sehingga

memudahkan interpretasi.

2. Interpretasi dilakukan berdasarkan hasil dari

interview, khususnya berkaitan tentang relevansi,

reliabilitas, dan pengambilan keputusan.

3. Membuat kesimpulan secara menyeluruh.

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Penelitian

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di beberapa Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) di wilayah kota Salatiga. BPR tersebut antara

lain BPR Kridaharta, BPR Kandimadu Arta, BPR Artha

Mertoyudan, BPR Satya Artha, dan BPR Kedung Arto.

Terdapat tiga (3) jenis kredit antara lain kredit modal kerja,

Pengambilan Keputusan

Informasi Keuangan

Relevansi Reliabilitas

Informasi Non

Keuangan

Page 34: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

20

kredit investasi, dan kredit konsumtif. Sebagian besar kredit

yang diberikan kepada masyarakat adalah kredit modal

kerja. Kredit modal kerja merupakan kredit yang biasanya

dipergunakan untuk menambah modal kerja suatu usaha,

seperti pembelian bahan baku, biaya-biaya produksi,

pemasaran, dan modal kerja untuk operasional lainnya.

Sedangkan kredit investasi merupakan kredit yang diberikan

untuk pembelian barang-barang modal. Kredit konsumtif

merupakan kredit untuk membiayai barang-barang

konsumtif.

4.2 INFORMASI KEUANGAN

4.2.1 Relevansi Informasi Keuangan

Hasil penelitian menyebutkan bahwa tidak semua

UKM mempunyai laporan keuangan. Bagi UKM yang

mempunyai laporan keuangan, BPR menggunakan informasi

yang ada dalam laporan keuangan tersebut untuk

pengambilan keputusan. Kebanyakan dari UKM hanya

mencatat jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan,

jumlah barang yang dibeli dan dijual, dan jumlah piutang

atau utang. Namun, pencatatan itu hanya sebatas pengingat

saja dan tidak dengan format yang dibutuhkan pihak bank.

Hal ini menunjukkan sebagian besar UKM melakukan

pencatatan berdasarkan cash basis. BPR melakukan

wawancara langsung kepada pihak UKM untuk

mendapatkan informasi keuangan dari UKM. BPR akan

membuatkan laporan keuangan berdasarkan cash flow

Page 35: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

21

sesuai dengan format masing-masing bank, karena apabila

tanpa catatan atau bukti-bukti yang dikumpulkan maka

akan kesulitan membuat laporan keuangan berdasarkan

cash basis.

BPR mengakui bahwa informasi keuangan UKM

sangat berguna untuk memprediksi arus kas UKM di masa

depan. Beberapa jawaban narasumber ketika diwawancarai

adalah seperti dibawah ini:

“Dibandingkan dengan tahun yang lalu, ada istilahnya laba

ruginya itu ada peningkatan atau penurunan. Dari situ kita bisa membaca

untuk naik turunnya transaksi ya. Kalau aku menggambarkan itu perkembangan usahanya kan kalau dari laporan keuangannya kan kita

membaca dari angka-angkanya kan, nah dari angka-angkanya itu dari

tahun yang lalu dengan tahun yang sekarang itu perkembangannya gimana. Dasarnya kan itu. Trus, kemudian kalau yang untuk prediksi

tahun depan kan kita jelas tidak bisa memprediksikan secara pasti.

Semuanya kan tetap cuma dikira-kira sebagaimana kita membuat anggaran, kita pun nggak bisa mmprediksikan untuk kedepannya mesti

segini, cuma usaha untuk pencapaian itu kan ada. Jadi kalau dari calon

nasabah, kita prediksikan untuk kedepannya kita lihat dari arus transaksi keuangannya. Kalau dasarnya di tempat kita selain dari

laporan kan transaksi dari buku tabungan. Kan kita bisa membaca

alurnya untuk transaksi usahanya UKM bagaimana.”

Pernyataan diatas menunjukkan bahwa informasi

keuangan berguna untuk memprediksi arus kas di masa

depan dengan cara membandingkan informasi keuangan

UKM dengan tahun yang lalu apakah laba atau rugi

mengalami peningkatan atau penurunan. Pernyataan diatas

didukung juga dengan pernyataan narasumber berikut ini:

“Dari UKM kita tau nanti dilihat dari neracanya dulu, sehingga kelihatan oh ternyata itu berkembang atau tidak, sehingga kita nanti bisa

membuat grafiknya, disitu dapat dilihat grafik-grafik itu kadang kala ada

yang naik ada yang turun. Nanti kalau memang ada yang naik brarti bisa menunjang ke situ, pertumbuhan usaha.”

Page 36: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

22

BPR dapat membuat grafik untuk melihat

pertumbuhan usaha UKM sehingga dapat memprediksi cash

flow di masa depan. Di sisi lain ada BPR yang menganggap

informasi keuangan belum tentu dapat digunakan untuk

memprediksi arus kas di masa depan, seperti yang

diungkapkan salah satu narasumber yang menyatakan

bahwa:

“Kalau usahanya itu memang selalu dicari orang, itu cash flownya

akan tetap masuk terus, kelontong itu pasti, warung makan, usaha kayu.

Yang aku pakai acuan dari pertanyaan itu ya kelangsungan usahanya, ini usahanya ga akan mati lah, nggak bakal tutup.”

Pernyataan diatas menunjukkan bahwa BPR

menganggap informasi keuangan belum tentu berguna

untuk memprediksi arus kas di masa depan disebabkan

karena BPR tersebut lebih fokus pada keberlangsungan

usaha UKM. BPR lebih fokus melihat apakah jenis usaha

yang dijalankan UKM tersebut diminati oleh masyarakat

atau tidak. Jika jenis usaha tersebut diminati masyarakat

maka dapat dipastikan UKM dapat berlangsung lama

(survive).

Berkaitan dengan penyajian informasi keuangan yang

menunjukkan kondisi UKM saat ini pada saat mengajukan

kredit, BPR menyatakan bahwa informasi keuangan UKM

harus merupakan informasi keuangan tiga (3) bulan terakhir

sebelum pengajuan kredit. Beberapa jawaban narasumber

ketika diwawancarai adalah seperti dibawah ini:

“Laporan itu kan bisa dideteksi dan betul-betul baru, betul-betul valid, kalau dia nggak valid nggak mungkin dilaporkan. Kalau di dalam

Page 37: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

23

UKM kebanyakan kan ada ketuanya, dari UKM mesti dia biasanya jujur.

Dia tidak akan menutup-nutupi dari usahanya dia. Sehingga 3 bulan dia otomatis berkembang berkembang terus, sehingga kalau kami pakai 3

bulan aja.”

“Kita kan kalau meminta data laporan keuangan kalau untuk

nasabah kan 3 bulan terakhir. Dari rekening koran, dari rekening

tabungan, terus dari transaksi atau faktur-faktur, kwitansi-kwitansi penjualannya kan kita minta 3 bulan terakhir. Kan updatenya disitu.”

“Laporan harus merupakan yang terupdate karena nanti itu akan jadi tombak atau putusan kredit, tapi bank harus jeli itu bener laporan

nggak? Kadang ada yang direkayasa, harus dicocokkan dengan alur itu kemana, sinkron nggak dengan alur kas di tabungan. Nah itu yang paling

penting. Bisa dilihat juga dengan stok barang. Kalo laporannya bagus,

tapi barangnya gak ada kan itu brarti mengada-ada.”

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa untuk

memastikan informasi keuangan yang disajikan tersebut

merupakan laporan terkini (update), BPR membuat laporan

sendiri berdasarkan hasil survei ke lokasi usaha UKM. BPR

sangat menekankan prinsip kehati-hatian atau kejelian

dalam menganalisis laporan keuangan UKM, apakah

informasi keuangan tersebut benar-benar sesuai dengan

keadaan sebenarnya atau tidak. BPR melakukan

pengecekan silang terhadap nilai persediaan barang yang

terdapat di gudang UKM dengan informasi keuangan yang

diperoleh BPR.

BPR menyatakan bahwa informasi keuangan UKM

sangat mempengaruhi keputusan kredit. Seperti yang

diungkapkan oleh beberapa narasumber sebagai berikut:

“Laporan keuangan untuk membuktikan usahanya bener-bener

jalan, nggak bohong. Dan bagi dia sebetulnya laporan keuangan ini kan

alat control dia. Kalau posisinya begini, kapan harus nambah stok, apanya yang ditambah.”

Page 38: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

24

Pernyataan diatas menunjukkan bahwa informasi

keuangan UKM digunakan untuk membuktikan bahwa

usaha yang dijalankan berjalan baik. Selain itu informasi

tersebut merupakan alat kontrol untuk UKM. Dengan

melihat informasi keuangan UKM, BPR dapat melihat

kemampuan bayar nasabah, sehingga informasi keuangan

tersebut turut mempengaruhi keputusan BPR untuk

memberikan kredit atau tidak. Seperti yang diungkapkan

narasumber berikut ini:

“Lewat laporan keuangan akan muncul kemampuan bayar nasabah”

“Otomatis dilihat cash flow hariannya gimana, dia ada neraca kecilnya sehingga kalau ada kredit bisa dicairkan.”

“Dilihat dari hasil perkembangannya laporan keuangannya itu

bagus kan otomatis usahanya masih jalan dan masih bonafit. Tapi kalau

laporan keuangannya jelek kan usahanya mengalami penurunan. Laporan keuangan yang umum, dari usaha-usaha yang kita danai

kebanyakan mereka ga punya laporan keuangan secara baku, makanya

kita cuma lihat dari slip-slip transaksi dia sama buku tabungannya dia. Kan biasanya mreka kan pembukuannya sederhana, sekarang masuk

penjualan ini, penjualan segini, kita kroscekkan aja omsetnya bulan ini

sama bulan kemarin, kan kelihatan.”

BPR menyatakan bahwa informasi keuangan berguna

untuk mengevaluasi keadaan UKM di masa lalu. Seperti

yang diungkapkan narasumber berikut ini:

“Laporan keuangan bisa jadi digunakan untuk mengevaluasi

keadaan di masa lalu, karena merupakan flash back kebelakang naik turunnya usaha.”

“UKM biasanya memberi laporan, biasanya kalau kami survei dia dimintai laporan 3 bulan kebelakang, jadi misalnya untuk desember kita

minta okt nov des. nah itulah yang digunakan untuk survei. Itu nanti trus

diambil rata-rata, oh ternyata UKM memang betul-betul berjalan atau

Page 39: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

25

tidak, kan kelihatan gitu. Biasanya ada perbandingan. Kalau hanya 1-2

bulan kami nggak berani. Minimal 3 bulan.”

“Iya jelas, dari situ terekam semua transaksi-transaksinya, jadi

kita mudah mengambil keputusannya, o transaksi tahun kemarin segini, transaksi bulan kemarin segini, kan tinggal jumlahkan, kita membuatnya

kita terjemahkan sendiri, dari transaksi tabungan kita rekap sendiri setiap

bulannya. Lalu kalau dari para pengusaha kan gak sampai pemikiran sampe situ, kalo kita kan merekap satu per satu, lalu dibandingkan aja.”

Untuk mengetahui naik turunnya usaha yang

dijalankan UKM, ada juga narasumber yang

membandingkan informasi keuangan selama 1 atau 2 tahun

sebelumnya. Selain itu salah satu BPR menyatakan bahwa

ada UKM yang membuat evaluasi tentang usahanya

sehingga ada perbandingan yang dapat dilihat BPR melalui

evaluasi tersebut. Bagi nasabah yang tidak punya laporan

keuangan, untuk nasabah baru, BPR mencari informasi

tentang masa lalu UKM yang bersangkutan dengan

melakukan wawancara ke supplier, kolega, rekan bisnis,

maupun lingkungan sekitar UKM untuk mencari tahu

sejarah usaha UKM yang bersangkutan. Untuk nasabah

lama, BPR lebih mudah untuk mengevaluasi keadaan di

masa lalu dengan melihat perkembangan usaha UKM dan

apakah ada penambahan aset. Selain itu BPR juga

menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

petugas BPR selama ini untuk menjadi lebih peka supaya

bisa memutuskan apakah nanti proses pemberian kredit ini

berakhir dengan baik.

Page 40: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

26

Informasi keuangan juga sangat membantu BPR

untuk memahami keadaan UKM di masa sekarang, seperti

yang diungkapan narasumber sebagai berikut:

“Karena kita tau dari keuangan itu, sehingga perputarannya kelihatan, dilihat dari usahanya dari cash flownya kan kelihatan maju

dan tidaknya usaha.”

“Ya dari beberapa bulan transaksi itu kita simpulkan, o sekarang

kondisi usahanya gini.”

Dari pernyataan di atas, dengan melihat perputaran

usaha dan cash flow UKM, bisa dilihat apakah UKM tersebut

dapat mempertahankan usaha yang dijalankan dan mampu

bersaing dengan usaha yang lainnya atau tidak. BPR

mengakui informasi tersebut juga sangat membantu BPR

untuk memperkirakan kejadian-kejadian seperti apa yang

akan terjadi di masa mendatang. Seperti yang diungkapkan

oleh narasumber sebagai berikut:

“Bisa juga ya atau tidak, kalau ya memang kan lihat perputaran

itu, kalau tidak, kan ada mungkin UKM selama ini banyak yang jujur tapi

kan lihat dari ketuanya, tapi kalau UKM yang kecil-kecil kadang kala tidak jujur dalam laporannya, karena apa? Dia kadang kala kan nggak bisa

membuat pembukuannya dari membuat neraca dll kan nggak bisa. Kalau

dia sudah ada pembukuannya lebih enak itu.”

“Itu nanti akan muncul prediksi-prediksi di kemudian hari, kira-

kira bisa bayar gak nanti, tentang jangka waktu yang dia ajukan ke bank.”

“Untuk masa depan kan kalau secara mikro nggak bisa secara teoritis, akhirnya kita kadang feeling aja. Nggak bisa kita menentukan

secara pasti. Kadang yang kita tentukan pasti, ditengah jalan ada apa-

apa.”

Untuk memperkirakan kejadian di masa mendatang,

BPR melihat perputaran usaha UKM, menanyakan tujuan

Page 41: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

27

penggunaan dana pinjaman yang diajukan, dan

menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

petugas BPR selama ini untuk menjadi lebih peka supaya

bisa memprediksi kejadian-kejadian di masa mendatang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi

keuangan yang diterima dari UKM relevan bagi BPR dalam

pengambilan keputusan kredit. Informasi keuangan UKM

digunakan untuk memprediksi keadaan UKM secara

menyeluruh. Dalam hal ini yang dimaksudkan relevan

adalah informasi keuangan sangat mempengaruhi

pengambilan keputusan kredit UKM. Letak pengaruhnya

ditunjukkan dalam analisis capital dan capacity yang

dijelaskan sebagai berikut:

1. Capital

Analisis modal (capital) bertujuan untuk mengukur

kemampuan pemohon dalam menyediakan modal

sendiri, yang mencakup: besar dan komponen modal,

perkembangan laba usaha, angka rasio perbandingan

antara utang dengan modal sendiri. Analisis yang

dilakukan sebagai berikut:

a) Modal

Untuk mengetahui besarnya nilai modal, BPR

membuat neraca sederhana. Bagi UKM yang sudah

membuat laporan keuangan maka harus

melampirkan laporan keuangan tersebut dan juga

menyalin ke dalam formulir permohonan kredit

sesuai dengan format yang dibutuhkan BPR. Bagi

Page 42: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

28

UKM yang tidak membuat laporan keuangan maka

BPR menghitung sendiri dari hasil wawancara di

lapangan dan dicatat dalam formulir permohonan

kredit. Informasi keuangan yang dibutuhkan

meliputi informasi harta atau kekayaan berupa kas,

tabungan atau deposito, barang dagangan, piutang

dagang, sawah atau pekarangan, bangunan,

kendaraan, dan modal (investasi) serta

hutang/kewajiban (hutang bank, hutang dagang,

hutang lain-lain (koperasi/PKK/lainnya).

b) Laba usaha

Untuk mengetahui perkembangan laba usaha,

informasi yang diperoleh dari UKM berupa informasi

penerimaan dan pengeluaran. Sehingga dengan

membandingkan penerimaan dan pengeluaran UKM,

BPR dapat menilai laba rugi yang diperoleh karena

sebagian besar UKM menggunakan cash basis. BPR

membandingkan informasi keuangan UKM dengan

tahun yang lalu apakah laba usaha mengalami

peningkatan atau penurunan dengan membuat tren

yang sangat berguna untuk menggambarkan

informasi keuangan di masa yang akan datang.

c) Rasio

Rasio yang dipakai BPR dalam penelitian ini antara

lain Repayment capacity dan collateral. BPR tidak

memperhitungkan rasio-rasio seperti yang

diterapkan di bank umum karena informasi

Page 43: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

29

keuangan UKM tidak memenuhi syarat untuk

perhitungan rasio. Pencatatan yang dilakukan UKM

hanya sederhana mencakup harga beli, harga jual,

kemudian diperoleh keuntungan. Sebagian besar

BPR hanya menggunakan analisa cash flow. Analisa

arus kas dinilai sangat penting karena kemampuan

membayar nasabah bukan dari modal yang dimiliki

atau besarnya laba yang akan diperoleh, tetapi dari

kondisi kas yang ada. Sisa kas bersih juga

menunjukkan besarnya angsuran yang mampu

dibayar oleh nasabah. Dalam lingkup BPR, apabila

penerapannya terlalu detail maka BPR akan

kesulitan dalam mencari nasabah karena BPR akan

dianggap mempersulit pengajuan kredit.

2. Capacity

Analisis kemampuan (capacity) dilakukan dengan tujuan

untuk mengukur tingkat kemampuan mengembalikan

kredit dari usaha yang dibiayai. Untuk mengukur tingkat

kemampuan mengembalikan kredit, seluruh BPR

melakukan analisis terhadap informasi keuangan UKM,

yaitu dengan menghitung:

Penghasilan bersih (C):

Total pendapatan rata-rata tiap bulan – pengeluaran

rata-rata tiap bulan

Kemampuan angsuran tiap bulan:

Debit Service Ratio (DSR) 30% x penghasilan bersih (C)

Page 44: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

30

Plafond Kredit:

Taksiran Harga Pasar collateral (THP) x Collateral Coverage (CC)

*THP kendaraan 60%

*THP Sertifikat tanah 60-80%

Angsuran:

Plafond kredit / jangka waktu = xxx

Plafond kredit x bunga = xxx +

xxx

Misalnya penghasilan bersih UKM sebesar Rp

1.240.000,- maka:

Kemampuan angsuran tiap bulan:

Debit Service Ratio (DSR) x penghasilan bersih (C)

30% x Rp 1.240.000,-

Rp 372.000,-

Apabila diketahui Taksiran Harga Pasar jaminan sebesar

Rp 7.500.000,- maka:

Plafond Kredit:

Taksiran Harga Pasar collateral (THP) x Collateral Coverage (CC)

Rp 7.500.000,- x 60%

Rp 4.500.000,-

Misalnya jangka waktu pinjaman selama 30 bulan dan

bunga pinjaman sebesar 2,5% maka jumlah angsuran

yang akan dibayar calon nasabah dapat dihitung sebagai

berikut:

Page 45: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

31

Angsuran:

Plafond kredit / jangka waktu

Rp 4.500.000,- / 30 bulan = Rp 150.000,- (Pokok angsuran)

Plafond kredit x bunga

Rp 4.500.000,- x 2,5% = Rp 112.500,- +

= Rp 262.500,-

Setelah melakukan perhitungan diatas, BPR

membandingkan nilai angsuran sebesar Rp 262.500,-

dengan kemampuan angsuran tiap bulan sebesar Rp

372.000,-. Perhitungan tersebut menunjukkan nilai

angsuran tidak melebihi kemampuan angsuran tiap

bulan, maka dapat disimpulkan bahwa calon nasabah

layak diberi pinjaman dengan meyakini bahwa dana

mencukupi untuk membayar angsuran tiap bulan.

4.2.2 Reliabilitas Informasi Keuangan

Hasil penelitian menemukan bahwa informasi

keuangan UKM pada BPR di wilayah Salatiga tidak reliabel

dalam pengambilan keputusan kredit (kurang dapat

dipercaya). Pada umumnya usaha dalam skala besar

menggunakan jasa audit untuk menilai tingkat reliabilitas

informasi keuangan yang terkandung di dalam laporan

keuangan. Dalam penelitian ini UKM termasuk dalam skala

usaha kecil dan menengah yang laporan keuangannya

jarang atau bahkan tidak pernah diaudit. Sebagian besar

UKM masih kurang memahami pencatatan keuangan dan

pencatatannya masih sederhana yaitu sebatas pencatatan

cash flow saja. Kebanyakan dari UKM hanya mencatat

Page 46: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

32

jumlah uang yang diterima dan dikeluarkan, jumlah barang

yang dibeli dan dijual, dan jumlah utang atau piutang. Oleh

karena itu, BPR menjalankan peran sebagai auditor untuk

menilai reliabilitas informasi keuangan UKM.

BPR menyediakan formulir untuk membuat laporan

keuangan UKM. Hal ini menunjukkan bahwa formulir

dianggap lebih reliabel karena informasi yang dimasukkan

dalam formulir merupakan hasil penggalian informasi

langsung dari calon nasabah. Formulir permohonan kredit

yang dibuat BPR membantu untuk menganalisis indikator

5C (Character, Colateral, Capital, Capacity, Condition). Hal ini

dilakukan untuk meyakinkan BPR atas informasi keuangan

yang diterima dari UKM.

Berdasarkan hasil wawancara, BPR menyatakan

bahwa laporan keuangan UKM belum tentu menyajikan

informasi yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

(jujur). Beberapa jawaban narasumber sebagai berikut:

“Belum tentu UKM menyajikan laporan yang sesuai keadaan

sebenernya. Kadang orang kepengen goalnya ya, tapi kalau dia amatiran ya nanti akan kebaca oleh bank yang ngerti. Tapi kalo bank mungkin blm

pengalaman ya nerima aja. Kita kan ada kroscek juga, kalo perdagangan

di supplier, kalau jasa di rekanan gitu. Nanti kita kroscek, bener nggak ini usahanya, bener nggak kemampuannya kapasitasnya seperti ini, dan

seterusnya. Ada kroscek nanti.”

Jawaban narasumber diatas diperkuat dengan

pernyataan narasumber lainnya yang diungkapkan sebagai

berikut:

“Di dalam hal ini, kalo kita langsung taksasi kesana biasanya dia

jujur. Maksudnya gini, dari keuangan dia ditanya kalo dia misalnya gak

bisa mbuat neraca gak bisa membuat pembukuan, dia biasnaya

Page 47: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

33

memberikan nota-nota. Nah nota itu diberikan ini pak, seperti ini,

penjualan ini, penjualan ini, sehingga kita nanti membuatkan neraca sederhana, sehingga kita kan bisa melihat kejujurannya dia dalam

belanja, seperti itu. BPR turut membantu membuat neraca sederhana.

Sehingga kebanyakan UKM kecil-kecil nggak punya pembukuan, jadi dibuatkan penyajiannya si ini, dan nanti biasanya bisa melanjutkan

sendiri.”

“Kita mengacunya pada bukti-bukti transaksi dia sama buku

tabungan. Udah, mereka nggak punya pembukuan dobel itu. Yang jelas

mereka Cuma punya buku-buku, nota-nota kayak gini, seperti nota-nota penjualan, buku rekapan, terus dikroscekkan dengan buku tabungan.

Udah, kalau keluar masuk dari buku tabungan kan udah jelas itu memang bener duit dia.”

Pernyataan diatas menunjukkan bahwa BPR perlu

mengecek ulang (kroscek) dan melakukan survei lebih dari

sekali untuk melihat keadaan UKM yang sebenarnya.

Kroscek ini dilakukan dengan menghubungi pihak-pihak

terkait seperti penduduk sekitar UKM dan mendatangi lokasi

keberadaan agunan. BPR juga meminta data pendukung

dari UKM antara lain buku rekening tabungan dan catatan

transaksi yang dilakukan yang disertai dengan nota-nota.

Bagi UKM yang belum melakukan pencatatan keuangan

diminta menyerahkan dalam bentuk nota-nota transaksi,

kemudian BPR akan membantu membuat laporan keuangan

UKM secara sederhana, sehingga hal ini akan lebih

meyakinkan BPR terkait kebenarannya. Seperti yang terjadi

pada salah satu narasumber, apabila UKM tidak bisa

membuat laporan keuangan maka UKM yang bersangkutan

akan jujur menyampaikan kepada pihak BPR, sehingga BPR

akan membantu membuatkan laporan keuangan sederhana

yang didukung dengan nota-nota yang diserahkan UKM.

Page 48: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

34

Informasi keuangan yang didapat dari nota-nota UKM

dicatat dalam formulir yang berisi format laporan keuangan,

sehingga sekaligus dapat digunakan UKM yang belum

melakukan pencatatan keuangan ketika ingin mengajukan

kredit.

Demikian halnya dengan penyusunan laporan

keuangan berdasarkan konsep dasar akuntansi. Beberapa

jawaban responden mengenai hal ini sebagai berikut:

“Mereka bener-bener nggak pakai laporan yang baku kayak debit

kredit, jarang banget. Mereka cuma pemasukan hari ini segini, dulu dari

tengkulak segini, brarti untung segini. Cuma dijumlah aja ooo labanya hari ini segini. Cuma gitu… Trus laba segini dimasukkan setor tabungan, omset

yang diterima hari itu dimasukkan tabungan. Kalau mereka ditanya

tentang akuntansi ya mereka memang nggak ngerti. Simpel penerimaan pengeluaran untung rugi.”

“Banyak UKM-UKM biasanya diberi penyuluhan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM. Dia biasanya diberi

garis besar atau pembelajaran dalam penyusunan pembuatan neraca dan

laporan keuangan lainnya, sehingga dia kadangkala bisa membuat sendiri gitu. Itu kerap kali ada suatu pelatihan-pelatihan seperti itu di

UKM.”

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa UKM selama

ini diberi penyuluhan oleh Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi, dan UMKM Kota Salatiga tentang

pembuatan neraca dan laporan keuangan lainnya. Dalam

penyuluhan tersebut, UKM diberi garis besar atau

pembelajaran penyusunan laporan keuangan supaya UKM

bisa membuat laporan sendiri. Informasi keuangan yang

terkandung di dalamnya dapat dipahami pembuat laporan

keuangan dan BPR sebagai penggunanya. Pelatihan tersebut

didanai oleh pemerintah dan dilaksanakan minimal dua (2)

Page 49: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

35

kali dalam setahun. Dengan adanya pelatihan tersebut, UKM

yang mengajukan kredit meskipun tidak banyak yang sudah

menerapkan pelatihan tersebut, namun minimal sudah ada

yang menerapkan dalam membuat laporan keuangannya

dengan mencatat posisi debit, kredit, saldo. Pencatatan

posisi debit kredit juga tergantung tingkat pemahaman

pemilik UKM yang yang didasarkan tingkat pendidikan

pemilik. Narasumber lain dalam penelitian ini menilai bahwa

belum tentu laporan keuangan UKM telah disusun

berdasarkan konsep dasar akuntansi, tergantung dari skala

usahanya. Seperti yang diungkapkan berikut ini:

“Tergantung dari skala usaha. Kalau usaha mungkin menengah,

mungkin masih sederhana, tapi kalau usahanya sudah diatas, mungkin omset sudah bagus dan seterusnya, sudah secara akuntansi.”

Pernyataan di atas menunjukkan bahwa skala usaha

besar pada umumnya sudah disusun berdasarkan konsep

dasar akuntansi, sedangkan skala usaha menengah

kebawah masih disusun secara sederhana. Kebanyakan

skala usaha menengah kebawah belum membuat laporan

keuangan, sehingga BPR membantu dalam menyusun

laporan keuangan UKM. Selain itu, dalam menyusun

laporan keuangan, UKM kurang menguasai istilah-istilah

dalam akuntansi. Sebagian besar UKM hanya mengetahui

penerimaan, pengeluaran, laba dan rugi.

Rata-rata narasumber menyatakan bahwa informasi

keuangan yang disajikan UKM belum tentu tidak memihak

atau tidak ditujukan untuk keuntungan salah satu pihak

Page 50: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

36

yang merugikan pihak lain. Dengan kata lain, laporan

keuangan yang disajikan UKM untuk BPR yang

bersangkutan digunakan juga untuk pengajuan kredit di

tempat lain. Seperti yang diungkapkan narasumber berikut

ini:

“Pernah ada, jadi dia kan sebetulnya hanya untuk disini, tapi

ternyata tidak. Dia membuat juga untuk laporan ke lainnya. Sehingga dia kan ada yang merugikan, dia ternyata untuk pengajuan bukan hanya

disini. Dan betul, pihak lain itu memang ada.”

“Belum tentu, kadang pelaporannya dibagus-bagusin biasanya,

atau mungkin juga untuk kepentingan tertentu. Kalau apa adanya biasanya untuk internal.”

Di sisi lain, ada narasumber mengungkapkan laporan

keuangan UKM disusun untuk kepentingan bank semata.

Kadang-kadang laporan keuangan UKM disajikan sebagus

dan serapi mungkin hanya untuk tujuan memperoleh kredit.

Untuk meyakinkan bahwa informasi keuangan tersebut

tidak memihak atau merugikan pihak lain, BPR melakukan

pengecekan pada data-data pendukung yang telah dimiliki.

Salah satu narasumber menyatakan bahwa UKM tidak ada

tujuan lain saat membuat laporan keuangan karena laporan

tersebut disusun sesuai transaksi yang terjadi pada setiap

harinya. Seperti yang diungkapkan oleh narasumber

berikut ini:

“Mereka membukukannya berdasarkan hari itu. Pemikiran mereka mencatat apa yang terjadi pada mereka. Nggak punya tujuan ‘yang mau

dicatat besok dibikin gini, atau gini, misalnya kalau mau mengajukan

disana dibuat kayak gini’. Kebanyakan bukunya itu sudah sampai lusuh, dan mereka sore harinya mengklopkan jumlah yang dicatat dengan

uangnya yang diterima.”

Page 51: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

37

Secara ideal, penyajian laporan keuangan harus rinci

dan lengkap. Artinya informasi keuangan yang terkandung

dalam laporan keuangan harus sesuai dengan standar

pelaporan keuangan yang mencakup informasi aset hingga

beban-beban. Jika dikaitkan dengan UKM, jarang

ditemukan penyajian informasi keuangan yang ideal seperti

yang dimaksudkan di atas. UKM cenderung menyajikan

informasi yang sederhana, dalam hal ini hanya menyangkut

informasi penerimaan dan pengeluaran. Hasil penelitian ini

menemukan bahwa BPR menilai laporan keuangan yang

diserahkan UKM belum tentu rinci dan lengkap. Beberapa

jawaban responden sebagai berikut:

“UKM masih asal-asalan, justru pihak bank sendiri kedepannya

malah mengarahkan. Sekarang saya terima seperti ini, malah minta tolong dirapiin.”

“Ada yang rinci, ada yang tidak. Sehingga tadi kan ada to, yang rinci tadi ada nota-notanya itu, sehingga tau dia beli ini ini rinci sekali,

ada yang tidak. Kalo dia lengkap kan rinci sekali beserta dengan notanya.

Sehingga kita pembuatan neracanya dibuktikan dengan nota-nota itu.”

“Mereka cuma punya 1 buku, ya yang terjadi transaksi pada

mereka ya cuma itu. Nggak ada buku-buku yang lain. Jadi kalau kita survei minta buku dan slip-slipnya, ya yang dikasi ya buku itu, nggak ada

yang lain. Dan memang yang dicatat disitu ya transaksi yang terjadi pada

tanggal itu. Karena kalo ada penyimpangan, buat mereka buat apa, wong buat mereka malah jadi bingung.”

Berdasarkan pernyataan di atas, BPR lebih sering

membantu melengkapi informasi keuangan UKM. Proses

melengkapi informasi keuangan ini dilakukan dengan cara

BPR bertanya langsung kepada UKM terkait informasi

keuangan tertentu yang belum lengkap dan rinci

penyajiannya. Dengan kata lain, BPR berperan memberikan

Page 52: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

38

pendampingan untuk melengkapi informasi keuangan agar

sesuai kebutuhan BPR yang didukung dengan format

formulir pengajuan kredit yang didalamnya berisi informasi

keuangan UKM.

BPR menyatakan bahwa informasi keuangan yang

benar-benar disajikan sesuai pencatatan akuntansi akan

dapat meningkatkan kepercayaan BPR terhadap UKM,

namun sebaliknya jika penyajiannya sederhana, maka BPR

merasa masih memerlukan data pendukung untuk

meyakinkan BPR terhadap UKM tersebut. Hasil penelitian ini

menemukan bahwa sebagian besar BPR mengakui bahwa

informasi keuangan UKM dapat meningkatkan kepercayaan

BPR terhadap UKM. Tingkat kepercayaan ini didukung

terlebih dahulu melalui pengecekan dokumen pendukung,

BI checking, kroscek ke lokasi UKM, pengecekan ke lokasi

keberadaan agunan. Selain itu BPR melihat karakter

nasabah dengan melakukan proses wawancara dengan

nasabah dan mencari informasi dari warga sekitar mengenai

karakter nasabah untuk mendukung meningkatkan

kepercayaan BPR terhadap UKM.

Dalam proses pengambilan keputusan kredit, BPR

tidak hanya menggunakan informasi berupa nilai akun

(account) yang tertera dalam laporan keuangan, tetapi juga

melibatkan informasi non keuangan yang mencakup

character, collateral, dan condition dari calon nasabah.

Informasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Page 53: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

39

1. Character

Analisis watak (character) bertujuan untuk mendapatkan

gambaran akan kemauan membayar dari pemohon,

mencakup perilaku pemohon sebelum dan selama

permohonan kredit diajukan. Beberapa indikator untuk

menilai karakter calon nasabah, diantaranya:

a) Reputasi dan komitmen dalam melunasi pinjaman

BI checking

BI checking merupakan suatu proses pengecekan

yang dilakukan oleh lembaga keuangan baik bank

maupun non bank, melalui suatu sistem yang

disebut Sistem Informasi Debitur (SID) yang

dikelola oleh Bank Indonesia. Output yang

diperoleh dari pengecekan disebut Informasi

Debitur Individual (IDI). Di dalam IDI dapat

diketahui hal-hal yang berkaitan dengan kondisi

pembayaran debitur, yang digambarkan dengan

informasi hari tunggakan dan kualitas kredit,

seperti apakah status pembayarannya lancar,

kurang lancar, dalam perhatian khusus, diragukan

atau macet. Setelah melakukan pengecekan

historical keuangan atau pinjaman calon nasabah,

apabila nasabah mempunyai tunggakan yang

belum dibayar di bank lain, maka BPR tidak dapat

melanjutkan proses pemberian kredit tersebut.

Page 54: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

40

Supplier

BPR melakukan konfirmasi ke supplier tentang

UKM yang bersangkutan terkait kelancaran

pembayaran pembelian bahan maupun barang

dagangan yang dibeli dari supplier serta posisi tiga

(3) bulan terakhir mengenai informasi utang

piutang yang berhubungan dengan supplier.

b) Reputasi secara umum

Informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan

warga sekitar tentang calon nasabah di lingkungannya

antara lain tentang kejujuran, tepat janji, calon

nasabah bukan penjudi, tidak ada kasus kriminal.

2. Collateral

Analisis agunan (collateral) bertujuan untuk mengetahui

besarnya nilai agunan yang dapat dipergunakan sebagai

alat pengaman lapis kedua bagi bank dalam setiap

pemberian kredit apabila kredit yang diberikan

bermasalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai

agunan dapat diketahui BPR dengan melihat kondisi

barang yang akan digunakan sebagai jaminan. Pada

umumnya BPR melihat dari harga pasar, harga beli

makelar, dan harga di media online. Beberapa hal yang

diperhatikan dalam menganalisis collateral meliputi:

Legalitas

BPR harus memperhatikan legalitas agunan yang

akan digunakan sebagai jaminan apabila kredit yang

diberikan bermasalah. Pengecekan legalitas yang

Page 55: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

41

dilakukan antara lain data-data Sertifikat (Sawah,

Pekarangan, dll) meliputi No. Girik/SHM, Luas (m),

Atas nama, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Pemilik

(Sendiri/orang lain), Harga NJOP, Taksiran Harga

Pasar (THP). Untuk agunan kendaraan dilakukan

pengecekan legalitas antara lain no. Rangka, no.

Mesin, no. Polisi, no. BPKB, atas nama, pemilik

(sendiri/orang lain), lain-lain (Keterangan sudah balik

nama atau belum), Gesekan Mesin dan Gesekan

Rangka (Untuk mencocokkan kendaraan dengan

BPKB).

Nilai

Untuk nilai jaminan sertifikat dan kendaraan

bermotor dijelaskan sebagai berikut:

a) Sertifikat

Nilai agunan sertifikat dapat dilihat dari lokasi

tanah jaminan yang marketable mempunyai nilai

jual tinggi. Harga tanah sekitar, PBB, NJOP, dan

survei lingkungan dapat dijadikan sebagai acuan.

BPR juga perlu mengetahui kondisi rumah

(Tempat tinggal, Tempat usaha) meliputi tembok

(Bata/kayu/lainnya), Ubin (Tanah/Tegal/

Keramik/lainnya), Atap (Genting/Seng/lainnya),

Isi rumah (Perabotan rumah/lainnya), Kondisi/

klasifikasi, Pemilik (Sendiri/orang lain), Taksiran

Harga Pasar (THP), Taksiran Harga Jaminan, Total

taksiran harga jaminan. Petugas survei membuat

Page 56: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

42

denah/bentuk Jaminan Tanah yang bertujuan

untuk memastikan jaminan UKM benar-benar

ada. Selain itu juga membantu apabila petugas

survei yang bersangkutan berhalangan atau rolling

berpindah tempat tugas, maka akan dilimpahkan

kepada petugas survei yang lain, sehingga petugas

tersebut tidak kesulitan mencari lokasi

keberadaan jaminan UKM yang bersangkutan.

b) Kendaraan bermotor

Informasi nilai agunan kendaraan bermotor

meliputi jumlah kendaraan, kondisi, merk, tipe,

tahun, warna, Taksiran Harga Pasar (THP),

Taksiran Harga Jaminan (60% x THP) dan Total

Taksiran Harga Jaminan. BPR

mempertimbangkan merk tertentu kendaraan

tersebut supaya apabila kredit yang diberikan

bermasalah, maka kendaraan tersebut cepat dan

mudah untuk dijual. BPR dalam penelitian ini

menyatakan bahwa nilai agunan yang diakui oleh

BPR maximal 55-60% dari harga pasar, misalnya

harga pasar agunan sebesar Rp 100.000.000,-

maka nilai agunan maximal Rp 60.000.000,-

3. Condition

Analisis kondisi atau prospek usaha (condition)

bertujuan untuk mengetahui prospektif atau tidaknya

suatu usaha yang akan dibiayai. Prospek usaha

berkaitan dengan kemampuan pengembalian kredit di

Page 57: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

43

masa depan. Apabila ke depannya usaha yang

dijalankan lancar, maka prospek UKM ke depannya

baik, dan kemungkinan besar pembayaran angsuran

kredit akan lancar. Hasil penelitian yang diperoleh

menunjukkan bahwa untuk mengetahui prospektif

atau tidaknya UKM (condition), BPR menilai dari hal-

hal berikut ini:

Ekonomi dan Industri

Kondisi perekonomian saat ini perlu diperhatikan

apakah mendukung atau tidak terhadap usaha

UKM yang bersangkutan, misalnya apabila terjadi

kenaikan BBM kemungkinan akan mempengaruhi

kenaikan bahan baku yang dapat mempengaruhi

omset, apakah meningkat atau menurun, serta

melihat kondisi cash flow dan jumlah pendapatan

UKM tersebut.

Usaha sendiri

Untuk melihat kondisi bisnis, pihak BPR

melakukan pemantauan dan pengecekkan ke

lokasi UKM dan ke supplier untuk mengetahui

barang terjual di pasaran atau tidak. Informasi

tambahan dapat digali oleh BPR dengan

membandingkan perkembangan usaha UKM yang

bersangkutan dengan usaha yang sejenis. Dalam

melihat prospek usaha UKM, BPR juga

menggunakan pengalaman dan pengetahuan yang

Page 58: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

44

dimiliki petugas BPR untuk menilai prospek atau

tidaknya UKM yang bersangkutan.

5. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan pada penelitian ini yang

telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1. Informasi keuangan UKM relevan untuk digunakan

dalam pengambilan keputusan kredit. Hal ini tampak

melalui informasi keuangan yang terkandung dalam

laporan keuangan UKM yang sangat berguna untuk

mengevaluasi keadaan UKM di masa lalu, sangat

membantu untuk melihat keadaan UKM di masa

sekarang, dan sangat berguna untuk memprediksi arus

kas UKM di masa mendatang.

2. Informasi keuangan UKM tidak reliabel untuk digunakan

dalam pengambilan keputusan kredit. Hal ini disebabkan

karena BPR lebih yakin dengan informasi keuangan yang

digali langsung dari UKM melalui survei dan wawancara

langsung dengan pihak UKM yang bersangkutan.

5.2 IMPLIKASI

Melalui penelitian ini didapatkan implikasi terapan,

yaitu diketahui bahwa informasi keuangan berdampingan

dengan proses analisa 5C yang mempengaruhi proses

pengambilan keputusan kredit. Terdapat pengaruh

Page 59: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

45

informasi keuangan terhadap analisa 5C. Hal tersebut

ditunjukkan dalam penelitian ini, yaitu informasi keuangan

digunakan dalam menganalisis capacity dan capital. Dalam

hal ini, maka dapat dikatakan peran BPR untuk

mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan calon

nasabah (UKM) sangat penting. Penyuluhan dan pelatihan

penyusunan laporan keuangan UKM sebaiknya diadakan

rutin setiap tahunnya supaya UKM bisa lebih mandiri dalam

menyusun laporan keuangan, selain itu informasi keuangan

yang disajikan UKM sesuai kebutuhan penggunanya serta

dapat membantu memudahkan BPR sebagai penggunanya

dalam proses pengambilan keputusan kredit.

5.3 KETERBATASAN DAN SARAN

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah

narasumber yang terlalu sedikit. Kesulitan mendapatkan

narasumber dalam penelitian ini disebabkan oleh karena

sebagian besar proses perijinan penelitian pada narasumber

yang bersangkutan harus melalui kantor pusat, sedangkan

pengiriman proposal dan surat ijin penelitian ke kantor

pusat membutuhkan waktu yang cukup lama dan harus

melewati prosedur yang sangat ketat, sehingga banyak

narasumber yang menolak untuk diteliti. Selain itu, alamat

narasumber kebanyakan tidak sesuai dengan informasi yang

dimiliki penulis, sehingga penulis kesulitan menemukan

keberadaan narasumber yang bersangkutan. Penelitian

Page 60: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

46

mendatang diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini

mengenai relevansi dan reliabilitas informasi keuangan UKM

dengan menambah variabel dalam pengambilan keputusan

kredit.

DAFTAR PUSTAKA

Akrani, Gaurav. 2010. Decision Making Process in

Management – Problem Solving. http://kalyan-

city.blogspot.co.id/2010/06/decision-making-process-

in-management.html

Arief, Anandita A. 2010. Peran Laporan Keuangan dan

Intuisi dalam Pengambilan Keputusan Kredit (Studi

Empiris) pada Perbankan Kota Semarang. Skripsi

Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

(tidak dipublikasikan). Semarang

Baker, H. Kent dan John A. Haslem. November 1973.

Information Need of Individual Investors. The Journal of

Accountancy.

CGA-Canada. 2005. Accounting Theory 1 Examination [On-

line] tersedia http://www.cga-ontario.org.

Danos, Paul, Holt L, Doris, Imhoff, JR Eugene A. 1989. The

Use of Accounting Information in Bank Lending

Decision. Accounting Organization and Society.

University of Minnesota.

Financial Accounting Standart Board. 1980. SFAC No. 2.

Hefes, Ellen M., 2005. The Relevance of Reliability: An Update

on The FASB and IASB Joint Conceptual Framework

Project. Financial Reporting.

Page 61: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

47

Kieso, D. E. dan Weygandt, J. J. 1995. Akuntansi

Intermediate. Edisi Ketujuh. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen

Perbankan: Teori Dan Aplikasi. Edisi Pertama. BPFE-

Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akntansi

Keuangan. Jakarta: Balai Pustaka.

Malik, Rachmawati dan Hotniar Siringoringo. 2008. Analisis

Pengaruh Kredit, Aset Dan Jumlah Pegawai Terhadap

Pendapatan Usaha Kecil Menengah (UKM) Penerima

Kredit Bank Perkreditan Rakyat. Program Magister Manajemen Universitas Gunadarma. Jakarta.

Mintarti, Sri. 1994. Pengaruh Informasi Akuntansi Terhadap

Keputusan Kredit Yang Diambil Oleh Bank Dan

Hubungannya Dengan Pengembalian Pinjaman Debitur

Di Daerah Propinsi Kalimantan Timur. Tesis Program

Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Nuswandari, Cahyani. 2009. Pengungkapan Pelaporan

Keuangan Dalam Perspektif Signalling Theory. Kajian

Akuntansi Hal: 48–57, Vol. 1 No. 1. Universitas

Stikubank. Semarang.

Philips Wren, Gloria, Ichalkaranje, Nikhil, Jain, Lakhmi.

2010. Intelligent Decision Making: An Al-Based

Approach.

Purwanti, Lilik. 1994. Faktor-Faktor Penentu Tingkat

Penggunaan Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan

Keputusan Kredit Menurut Persepsi Bank. Tesis

Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta.

Purwati, A. Sri, Suparlinah, I., dan Putri, N. Kuncoro, 2014.

The Use Of Accounting Information In The Business

Decision Making Process On Small And Medium

Enterprises In Banyumas Region, Indonesia. Economy

Transdisciplinarity Cognition Vol. 17, Issue 2/2014,

Page 62: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

48

Hal: 63-75. Jenderal Soedirman University. Purwokerto.

Indonesia.

Saryadi. 2007. Persepsi Pemutus Kredit Komersial Terhadap

Manfaat Informasi Akuntansi (Studi Empirik pada Bank

Umum di Wilayah Kota Semarang). Tesis Program Pasca

Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Septriawan. 2010. Pengaruh Informasi Akuntansi Dan

Informasi Non Akuntansi Terhadap Pengambilan

Keputusan Kredit Pada PT. Bank Cimb Niaga Tbk

Cabang Medan Petisah. Tesis Universitas Sumatera

Utara. Medan.

Simanjuntak, Agustina Tiurma. 1999. Analisis Kebutuhan

Informasi Akuntansi dan Informasi Bukan Akuntansi

dalam Pengambilan Keputusan Kredit (Studi Kasus

Perbankan di Kota Madya Semarang). Tesis Program

Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.

Suwardjono. 2006. Teori Akuntansi: Perekayasaan

Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. BPFE-Yogjakarta.

Turban, Efraim, Aronson, Jay E, Peng Liang, Ting. 2005.

Decision Support Systems And Intelligent Systems – 7th

Ed. Andi Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Pokok-Pokok

Perbankan.

White, G. I., Sondhi, A. C., dan Fried, D. 1993. The Analysis

and Use of Financial Statements. New York: John Wiley

& Sons, Inc.

Walter, Doreen. 2010. The Decision Making Process.

Business Administration. Organizasional Culture and

Change Management.

Wati, Evi Emilia. 2011. Persepsi Para Pelaku UKM (Usaha

Kecil Dan Menengah) Terhadap Penerapan Akuntansi.

Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.

Surabaya. Zulfikar, Tashadi Tarmizi dan Arianto. 2012. Praktek

Akuntansi: Kajian Faktor Motivasi Adopsi Pada Usaha

Page 63: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

49

Kecil Menengah Di Kalimantan Barat. Jurnal Eksos Vol

8, No 1, Hal 34 – 40. Jurusan Akuntansi Politeknik

Negeri. Pontianak.

Page 64: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

50

LAMPIRAN PANDUAN WAWANCARA

I. Data Narasumber

Nama :

Jenis kelamin :

Unit/Bank :

Lama Bekerja di Bank : ≤ 5 tahun ≥ 5 tahun*

Pengalaman di Bagian Kredit : ≤1 tahun ≥ 1 tahun*

Jabatan :

Pendidikan Terakhir :

*Isilah dengan tanda checklist (√)

II. Relevansi Informasi Keuangan

Pernyataan Jawaban

1. Laporan keuangan UKM sangat

berguna untuk memprediksi arus kas

UKM di masa depan.

2. Laporan keuangan UKM yang

disajikan selalu merupakan laporan

yang ter-update (tidak kadaluarsa).

3. Laporan keuangan UKM sangat

mempengaruhi keputusan saya untuk

memberikan kredit atau tidak.

4. Laporan keuangan UKM sangat

berguna bagi saya untuk

mengevaluasi keadaan UKM di masa

lalu.

5. Laporan keuangan UKM sangat

membantu saya untuk memahami

keadaan UKM di masa sekarang.

6. Laporan keuangan UKM selalu saya

gunakan untuk memprediksi

kejadian-kejadian di masa depan.

III. Reliabilitas Informasi Keuangan

Pernyataan Jawaban

1. Saya sangat yakin bahwa laporan

keuangan UKM menyajikan informasi

yang sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya (jujur).

Page 65: RELEVANSI DAN RELIABILITAS INFORMASI …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10571/2/T2...diandalkan bank dalam pengambilan keputusan kredit. Sebagian besar penelitian diatas dilakukan

51

2. Saya sangat yakin bahwa laporan

keuangan UKM telah disusun

berdasarkan konsep dasar akuntansi.

3. Saya yakin bahwa laporan keuangan

yang disajikan UKM benar-benar tidak

memihak atau tidak ditujukan untuk

salah satu pihak yang merugikan

pihak lain.

4. Saya yakin bahwa laporan keuangan

yang diserahkan UKM sangat rinci dan

lengkap.

5. Informasi keuangan dari UKM dapat

meningkatkan kepercayaan saya

terhadap UKM.

IV. Pengambilan Keputusan Kredit.

Pertanyaan Penjelasan

1. Bagaimana cara bapak/ibu

mengetahui watak atau kemauan

membayar dari pemohon, mencakup

perilaku pemohon sebelum dan

selama kredit diajukan (Character)

2. Bagaimana cara bapak/ibu mengukur

tingkat kemampuan mengembalikan

kredit dari UKM (Capacity)

3. Bagaimana cara bapak/ibu mengukur

kemampuan UKM dalam

menyediakan modal sendiri (Capital)

4. Bagaimana bapak/ibu mengetahui

prospektif/tidaknya UKM (Condition)

5. Bagaimana bapak/ibu mengetahui

besarnya nilai agunan yang dapat

dipergunakan UKM sebagai jaminan

apabila kredit yang diberikan

bermasalah (Colateral)