rekomendasi dan solusi kesehatan reproduksi

10
C. Rekomendasi dan Solusi Berdasarkan permasalahan yang ada pada scenario yaitu kematian pada ibu, maka rekomendasi dan solusi yang dapat ditawarkan adalah melalui program promosi kesehatan, ANC, dan pertolongan persalinan, program terapii dan konseling gizi bagi ibu hamil, serta melaksanakan program yang telah dicanangkan oleh pemerintah. 1. Program Promosi Kesehatan, ANC, Pertolongan Persalinan a. Program Promosi Kesehatan Salah satu upaya untuk menekan angka kematian ibu adalah dengan melakukan promosi kesehatan melalui ceramah (sosialisasi), simulasi FGD dan Pemutaran Film yang ditujukan tidak saja kepada ibu hamil, tetapi kepada semua komponen masyarakat yang bisa terdiri dari keluarga batih, kelompok-kelompok pengajian, PKK, Dasa Wisma dan Remaja yang berusia 15 tahun keatas. Melalui kegiatan promosi yang dilakukan secara intensif (rutin) yang diikuti seluruh komponen masyarakat, maka akan terjadi peningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap permasalahan AKI dan AKB. Dengan semakin bertambahnya pengetahuan dan pemahaman ini diharapkan ada perubahan perilaku masyarakat terhadap Media promosi kesehatan yang lebih kreatif dan atraktif yang dapat diakses oleh berbagai komponen masyarakat secara lebih mudah.

Upload: andini-octaviana-putri

Post on 01-Jan-2016

33 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

bisa dijadikan sebagai referensi terkait kesehatan reproduksi

TRANSCRIPT

Page 1: Rekomendasi Dan Solusi kesehatan reproduksi

C. Rekomendasi dan Solusi

Berdasarkan permasalahan yang ada pada scenario yaitu

kematian pada ibu, maka rekomendasi dan solusi yang dapat

ditawarkan adalah melalui program promosi kesehatan, ANC,

dan pertolongan persalinan, program terapii dan konseling

gizi bagi ibu hamil, serta melaksanakan program yang telah

dicanangkan oleh pemerintah.

1. Program Promosi Kesehatan, ANC, Pertolongan

Persalinan

a. Program Promosi Kesehatan

Salah satu upaya untuk menekan angka kematian ibu

adalah dengan melakukan promosi kesehatan melalui

ceramah (sosialisasi), simulasi FGD dan Pemutaran Film yang

ditujukan tidak saja kepada ibu hamil, tetapi kepada semua

komponen masyarakat yang bisa terdiri dari keluarga batih,

kelompok-kelompok pengajian, PKK, Dasa Wisma dan Remaja

yang berusia 15 tahun keatas. Melalui kegiatan promosi yang

dilakukan secara intensif (rutin) yang diikuti seluruh

komponen masyarakat, maka akan terjadi peningkatkan

pengetahuan dan pemahaman terhadap permasalahan AKI

dan AKB.

Dengan semakin bertambahnya pengetahuan dan

pemahaman ini diharapkan ada perubahan perilaku

masyarakat terhadap Media promosi kesehatan yang lebih

kreatif dan atraktif yang dapat diakses oleh berbagai

komponen masyarakat secara lebih mudah. Salah satu

alternatif pilihannya adalah membuat media audio visual

(CD) dari buku kesehatan ibu dan anak yang selama ini

menjadi pegangan utama ibu hamil upaya hidup sehat yang

tercermin melaui adanya kesadaran untuk rajin

memeriksakan diri dan adanya kemampuan untuk

mendeteksi secara dini kemungkinan-kemungkinan yang

Page 2: Rekomendasi Dan Solusi kesehatan reproduksi

akan terjadi berkaitan dengan kehamilan yang beresiko

tinggi. Dengan perilaku hidup sehat yang menjadi pola atau

kebiasaan pada akhirnya akan mampu untuk menekan Angka

Kematian Ibu (5).

Media promosi kesehatan yang lebih kreatif dan atraktif

yang dapat diakses oleh berbagai komponen masyarakat

secara lebih mudah. Salah satu alternatif pilihannya adalah

membuat media audio visual (CD) dari buku kesehatan ibu

dan anak yang selama ini menjadi pegangan utama ibu hamil

(5).

b. Program ANC (Antenatal Care)

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu

hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia

merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan

antenatal. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah

menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta

menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan

dan masa nifas, sehingga keadaan postpartum sehat dan

normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental (6).

Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan

antenatal terintegrasi meliputi (6) :

1) Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)

2) Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika)

3) Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan

(PIDK)

4) Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia

5) Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT)

6) Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK)

7) Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta

8) Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK)

9) Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan

(PAGIN).

Page 3: Rekomendasi Dan Solusi kesehatan reproduksi

10)

c. Pertolongan Persalinan

Penolong persalinan seharusnya seorang tenaga

kesehatan yang terlatih dan terampil serta mengetahui

dengan pasti tanda-tanda bahaya pada ibu yang melahirkan,

sehingga bila ada komplikasi selama persalinan, penolong

segera dapat melakukan rujukan. (3,6)

2. Program Terapi dan Konseling Gizi untuk Ibu Hamil Risiko

Tinggi.

Konseling gizi bumil yang dilakukan meliputi hal-hal berikut

(10) :

a) Besi dan asam folat atau suplementasi gizi mikro ganda

bagi perempuan hamil

b) Suplementasi kalsium untuk ibu hamil

c) Prilaku kebersihan yang baik dalam kehamilan.

Untuk mengatasi penyebab langsung dilaksanakan

berbagai intervensi gizi spesifik kepada ibu hamil, yaitu:

a) Pemeriksaan kehamilan dan tablet tambah darah

b) Konseling menyusui

c) Suplementasi dengan zat gizi makro

d) Pengobatan kecacingan pada ibu hamil

e) Suplementasi kalsium

f) Pengobatan malaria pada ibu hamil

g) Menghindar dari perokok pasif

h) Penggunaan kelambu berinsentisida

i) Pemberian cash transfer bersyarat (PKH) (11).

3. Perencanaan Program untuk Menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI)

Strategi operasional Kementerian Kesehatan RI dalam

akselerasi penurunan angka kematian ibu (14) :

Page 4: Rekomendasi Dan Solusi kesehatan reproduksi

a) Penguatan Puskesmas & jaringannya

1) Menyediakan paket yang kespro esensial yang dapat

menjangkau dan dijangkau seluruh masyarakat

(universal akses)

2) Mengintegrasikan yang kespro dg yankes lainnya

(gizi, penyakit menular dan tdk menular) (14).

b) Penguatan manajemen program dan sistem rujukannya

1) Perencanaan efektif berbasis data

2) SDM yang kompeten

3) Fasilitas dan sarana Sistem rujukan

4) Obat, alkes dan alokon

5) Pembiayaan

6) Monev

7) Sistem informasi (14).

c) Meningkatkan peran serta masyarakat kerjasama dan

kemitraan

1) Pemberdayaan keluarga dan masyarakat

2) Kerjasama lintas sektor

3) Kerjasama pusat dan daerah

4) Kemitraan dengan swasta, LSM, organisasi profesi

(14).

d) Kegiatan akselerasi/inovasi

1) Inpres No. 1 Tahun 2010 dan Inpres No. 3tahun 2010

2) Pendampingan daerah bermasalahkesehatan (DBK)

3) Penempatan tenaga strategis di DTPK

4) Dukungan regulasi

5) Dukungan pembiayaan untuk akselerasipenurunan

AKI, melalui BOK dan Jampersal (14).

Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah

dimulai sejak akhir tahun 1980-an melalui program safe

motherhood initiative yang mendapat perhatian besar

Page 5: Rekomendasi Dan Solusi kesehatan reproduksi

dan dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar

negeri . Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah

diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan strategi dan

intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making

Pregnancy Safer (MPS) yang dicanangkan oleh pemerintah

pada tahun 2000 (15).

Program penurunan angka kematian Ibu dan Bayi

diantaranya : pembinaan dan fasilitasi penatalaksanaan

kesehaatan ibu bersalin, pembinaan dan fasilitasi pelayanan

anternatal, pembinaan dan fasilitasi penatalaksanaan

kesehatan ibu nifas, pembinaan penguatan sistem

pelayaanan KB di Puskesmas, pembinaan program

kesehatan anak, pembinaan dan fasilitasi penatalaksanaan

komplikasi kebidanan dan penatalaksanaan manajemen

program kesehatan Keluarga tingkat Provinsi (16).

Salah satu program pemerintah danlam rangka

menurunkan AKI adalah dengan melaksanakan program

desa siaga. Desa siaga adalah desa yang penduduknya

memiliki kesiapan sumber daya dan kemauan serta

kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-

masalah kesehatan secara mandiri. Dalam desa siaga ada

program yang mengacu pada KIA yaitu pemberian suplemen

zat besi, pelayanan poskesdes yang menampung keluhan

ibu hamil yg selanjutnya dilapor ke puskesmas,

kegawatdaruratan ibu hamil (penyiapan kendaraan,

pendataan, golongan darah, penyiapan dana, dll), serta

PHBS dimana semua program diatas bertujuan untuk

menurunkan AKI (17).

Proses Pelaksanaan Desa Siaga

Page 6: Rekomendasi Dan Solusi kesehatan reproduksi

1. Perencanaan / Persiapan Desa Siaga

Pelaksanaan kegiatan desa siaga Tumbukan Banyu

berdasarkan SK Menkes No. 554/Menkes/VIII/2004

tentang Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga dengan

target nasional tahun 2008 adalah seluruh desa di

Indonesia menjadi desa siaga (18).

a. Sosialisasi Desa Siaga di Desa Tumbukan Banyu

Secara garis besar langkah-langkah pokok yang

dilakukan dalam pelaksanaan Desa Siaga adalah

pengembangan tim di masyarakat yaitu untuk

mempersiapkan para petugas, tokoh masyarakat serta

masyarakat agar mereka tahu dan mau bekerjasama dalam

satu tim untuk mengembangkan Desa Siaga. Dalam

langkah ini kegiatan yang di lakukan adalah sosialisasi

termasuk advokasi kepada para penentu kebijakan, agar

mereka mau memberikan dukungan, baik berupa kebijakan

atau anjuran, restu maupun dana atau sumberdaya lain,

sehingga pelaksanan Desa Siaga dapat berjalan dengan

lancer (18).

b. Pembentukan Kelompok Kerja Desa Siaga

Agar pelaksanaan desa siaga berjalan lancar dibentuk

suatu kelompok kerja (Pokja). Kelompok kerja ini bertujuan

untuk adalah menumbuhkan komitmen dalam perwujudan

dan keberlangsungan desa siaga, terbentuknya dan

berfungsinya Pokja desa siaga Desa Tumbukan Banyu,

tersedianya sumberdaya yang optimal dan berfungsi baik,

terbentunya poskesdes desa Tumbukan Banyu,

berfungsinya UKBM, tumbuhnya pemahaman tentang

kegawatdaruratan dan gangguan kesehatan, tumbuhnya

pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dalam

mengatasi masalah, terlaksananya system pencatatan dan

pelaporan yang baik (18).

b. Pelatihan Kader Kesehatan Pada Desa Siaga

Page 7: Rekomendasi Dan Solusi kesehatan reproduksi

Secara operasional kegiatan pertama yang dilakukan

dalam pembentukann Desa Siaga adalah melakukan

pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga. Karena untuk

melaksanakan kegiatan Desa Siaga ini diperlukan suatu

organisasi dan tenaga yang mau bekerja keras sehingga

perlu dipilih orang-orang yang mempunyai kemauan

untuk bekerja. Kader merupakan salah satu penggerak

dalam pelaksanaan Kader sebagai tenaga pendamping di

dalam masyarakat harus benar-benar mempunyai

komitmen untuk bekerja bersama masyarakat

melaksanakan Desa Siaga dan merupakan kegiatan sosial

kemasyarakatan. Untuk itu dalam pelatihan kader

hendaknya diberi pemahaman dan motivasi, sehingga

pada saat bekerja di masyarakat akan mempunyai

motivasi yang tinggi (18).

c. Survei Mawas Diri

Pelaksanaan survei mawas diri (SMD) atau telaah

mawas diri telah dilaksanakan di desa Tumbukan Banyu.

Survei ini sendiri dilaksanakan langsung oleh kader-kader

maupun tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh

agama yag telah dilatih (18).

d. Musyawarah Masyarakat Desa

Musyawarah masyarakat desa dilaksanakan setelah

survey mawas diri. Di forum ini di bahas masalah yang

ditemukan pada survey mawas diri, kemudian dilakukan

pemecahan masalah bersama antara masyarakat dan

puskesmas. Di dalam musyawarah masyarakat desa di

tentukan langkah-langkah yang ditempuh untuk

mengatasi masalah kesehatan yang ditemukan.

Musyawarah masyarakat desa diadakan di rumah kepala

desa. Musyawah masyarakat desa ini melibatkan bidan

desa, petugas promkes puskesmas, kader, kepala desa,

Page 8: Rekomendasi Dan Solusi kesehatan reproduksi

pkk desa, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan lain-lain

(18).

2. Pelaksanaan Desa Siaga

Pelaksanaan program desa siaga di desa Tumbukan

Banyu sudah berjalan. Kegiatan wajib yang harus ada

adalah poskesdes. Dalam pelaksanaan ini selain

poskesdes, desa bisa melakukan berbagai macam

kegiatan upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM)

lainnya. UKBM yang dilaksanakan di desa Tumbukan

banyu meliputi ambulan desa, donor darah, posyandu,

kebersihan lingkungan, warung obat desa (18).

3. Evaluasi

Evaluasi pelaksanaan desa siaga di desa Tumbukan

Banyu menunjukkan bahwa pelaksanaan desa siaga

sudah berjalan cukup baik ini tergambar dengan adanya

adanya dan berfungsinya poskesdes, adanya dan

berfungsinya usaha kesehatan yang bersumber

masyarakat yaitu berupa posyandu, donor darah,

warung obat desa, ambulan desa, adanya tenaga

kesehatan yaitu bidan. ini puskesmas (18).