rekayasa genetika 2

20
Makalah Rekayasa genetika Page 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Thereronin 108 merupakan salah satu jenis asam amino yang memiliki peran penting dalam apoptosis protein apoptin. Menurut hipotesis yang ada, threonin dalam apoptin mampu menginduksi kematian sel dalam sel kanker. Untuk mengetahui kebenaran hipotesis tersebut, kita dapat melakukan mutasi gen apoptin. Mutasi gen dapat dilakukan dengan metode kloning. Pada teknik kloning DNA, telah diketahui bahwa terdapat cara untuk mengidentifikasi sekuens DNA tertentu menggunakan hasil kloning DNA tersebut. Namun teknik ini dibatasi oleh beberapa kondisi yang mengharuskan adanya beberapa modifikasi, seperti modifikasi promoter untuk memungkinkan adanya transkripsi, modifikasi untuk keperluan pemahaman peran suatu gen di dalam sel dan perbandingan antara gen asal dan gen hasil kloning. Oleh karena itu, untuk mencari hubungan antara struktur protein dan fungsinya, kita dapat melakukan modifikasi. Dalam memodifikasi kode genetik kita dapat melakukan hal -hal seperti delesi, substitusi, ataupun insersi ataupun hal-hal lainya. Modifikasi ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi salah satunya untuk mengidentifikasi suatu basa yang mengkode asam amino tertentu. Untuk menganalisa thereonin, dapat dilakukan metode site directed mutagenesis. Dengan metode ini, kita dapat memutuskan sekuens manakah yang akan dilakukan mutasi. Mutasi ini harus terlebih dahulu mengetahui sekuens basa-basa yang mengkode protein. Melalui metode ini diharapkan mutasi suatu sisi -sisi basa nitrogen dalam gen dapt di mutasi dengan tepat. Pada metode ini, basa yang mengkode thereonin 108 digantikan dengan basa yang mengkode asam amino lainnya. Penggantian ini menyebabkan proses apoptosis menjadi berubah sehingga diketahui akibatnya apabila asam amino thereonin 108 tidak terdapat dalam apoptin (digantikan dengan asam amino lain) dan dengan demikian kita mengetahui fungsi dari asam amino thereonin dalam apoptin. I.2 Tujuan Berikut ini merupakan tujuan dari pembuatan makalah ini: 1. Mengetahui pengaruh thereonin 108 di apoptin dalam proses apoptosis. 2. Mengetahui mekanisme site directed mutagenesis.

Upload: southeast90

Post on 21-Nov-2015

111 views

Category:

Documents


31 download

DESCRIPTION

rekgen 2

TRANSCRIPT

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Thereronin 108 merupakan salah satu jenis asam amino yang memiliki peran

    penting dalam apoptosis protein apoptin. Menurut hipotesis yang ada, threonin dalam

    apoptin mampu menginduksi kematian sel dalam sel kanker. Untuk mengetahui

    kebenaran hipotesis tersebut, kita dapat melakukan mutasi gen apoptin.

    Mutasi gen dapat dilakukan dengan metode kloning. Pada teknik kloning DNA,

    telah diketahui bahwa terdapat cara untuk mengidentifikasi sekuens DNA tertentu

    menggunakan hasil kloning DNA tersebut. Namun teknik ini dibatasi oleh beberapa

    kondisi yang mengharuskan adanya beberapa modifikasi, seperti modifikasi promoter

    untuk memungkinkan adanya transkripsi, modifikasi untuk keperluan pemahaman peran

    suatu gen di dalam sel dan perbandingan antara gen asal dan gen hasil kloning. Oleh

    karena itu, untuk mencari hubungan antara struktur protein dan fungsinya, kita dapat

    melakukan modifikasi. Dalam memodifikasi kode genetik kita dapat melakukan hal-hal

    seperti delesi, substitusi, ataupun insersi ataupun hal-hal lainya. Modifikasi ini dapat

    digunakan untuk berbagai aplikasi salah satunya untuk mengidentifikasi suatu basa yang

    mengkode asam amino tertentu.

    Untuk menganalisa thereonin, dapat dilakukan metode site directed mutagenesis.

    Dengan metode ini, kita dapat memutuskan sekuens manakah yang akan dilakukan

    mutasi. Mutasi ini harus terlebih dahulu mengetahui sekuens basa-basa yang mengkode

    protein. Melalui metode ini diharapkan mutasi suatu sisi-sisi basa nitrogen dalam gen

    dapt di mutasi dengan tepat. Pada metode ini, basa yang mengkode thereonin 108

    digantikan dengan basa yang mengkode asam amino lainnya. Penggantian ini

    menyebabkan proses apoptosis menjadi berubah sehingga diketahui akibatnya apabila

    asam amino thereonin 108 tidak terdapat dalam apoptin (digantikan dengan asam amino

    lain) dan dengan demikian kita mengetahui fungsi dari asam amino thereonin dalam

    apoptin.

    I.2 Tujuan

    Berikut ini merupakan tujuan dari pembuatan makalah ini:

    1. Mengetahui pengaruh thereonin 108 di apoptin dalam proses apoptosis.

    2. Mengetahui mekanisme site directed mutagenesis.

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 2

    3. Mampu mendesain primer mutagenik yang digunakan dalam site directed

    mutagenesis.

    I.3 Rumusan Masalah

    Thereonin 108 akan dianalisa fungsinya dalam proses apoptosis. Dengan demikian

    kita akan menggantinya dengan asam amino lain. Penggantian asam amino ini akan

    mempengaruhi apoptosis sehingga kita akan mengetahui pengaruh apakah yang

    dihasilkan apabila thereonin 108 digantikan dengan asam amino lain. Oleh karena itu hal/

    masalah yang harus dipecahkan adalah:

    1. Mampu menentukan kit yang akan kita gunakan dalam proses site directed mutagenesis

    ini.

    2. Mengetahui letak threonin 108 dalam apoptin dan basa nitrogennya.

    3. Mampu menentukan asam amino yang akan menggantikan thereonin 108 (disesuaikan

    dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh kit yang digunakan).

    4. Mampu mendesain primer mutageniknya.

    5. Mampu menjalankan mekanisme

    I.4 Metode Penulisan

    Dalam suatu makalah diperlukan metode penulisan yang baik dan tersusun secara

    sistematis untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya. Metode penulisan yang

    digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode studi literatur dimana sumber

    yang diperoleh disesuaikan serta dikembangkan oleh penulis mengacu kepada

    permasalahan yang harus dipecahkan dan tujuan pembuatan makalah ini. Penulis

    mendapatkan sumber dari buku dan internet serta menggunakan beberapa software

    terkait.

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 3

    BAB II

    ISI

    II.1 Cari sistem (perusahaan tertentu) untuk Site Directed Mutagenesis

    Jawaban :

    Metode mutagenesis dengan site directed atau desain rasional memiliki

    keunggulan jika dibandingkan dengan metode mutagenesis acak (direct evolution), salah

    satunya adalah kemampuan untuk memutasi gen pada titik yang benar-benar diinginkan,

    sehingga hasil yang didapat diharapkan sesuai dengan keinginan kita tanpa harus

    melakukan screening bertahap. Karena itu pula, metode site directed memerlukan

    pengetahuan yang jauh lebih mendalam tentang ilmu ikatan protein, juga terhadap fungsi

    biologis, atau struktur protein, sedangkan hal-hal tersebut masih sangat terbatas dan

    sering tidak tersedia pada masa sekarang ini. Hal ini dikarenakan strategi desain rasional

    meliputi beberapa langkah, diantaranya:

    Menemukan hubungan antara struktur dan fungsi protein serta stabilitas

    molekul melalui informasi dari struktur 3D protein.

    Mengidentifikasikan susunan asam amino, seperti mengetahui asam amino

    memiliki energy terendah untuk merubah struktur ikatannya.

    Merancang protein/enzim dengan sifat yang diinginkan melalui teknik

    rekayasa berdasarkan penerapan/peniruan teknik mutasi alam, sehingga dapat

    dilakukan analisa terhadap interaksi antara protein-protein, ikatan DNA,

    aplikasi karakteristik antibodi, eksplorasi susunan protein, konstruksi hybrod

    protein, probing promoter dan region regulasi, serta aktivitas enzim.

    Berdasarkan syarat-syarat diatas, jika peneliti ingin membuat desain mutasi

    terarah secara manual, diperlukan bantuan superkomputer yang sangat canggih untuk

    mengkomputasi situs spesifik mutasi pada vektor dan waktu yang lama karena banyaknya

    librari pada mutan yang dihasilkan, selain itu jika menggunakan metode trial and error,

    jika gagal maka harus memulai lagi proses mutagenesis dari awal dan memakan biaya

    yang besar.

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 4

    Gambar 1. Perbedaan skema proses antara RD dan DE

    (Sumber: http://io.ppijepang.org/j/files/Inovasi-Vol19-1-Jul2011.pdf)

    Karenanya, kelompok kami memilih untuk menggunakan QuikChange

    Site-

    Directed Mutagenesis Kit dari perusahaan Stratagene dari California, Amerika Serikat

    karena efisiensinya yang mencapai lebih dari 80%. Mutagenesis kit ini dapat digunakan

    untuk proses mutasi situs spesifik pada plasmid untai ganda tanpa harus menyediakan

    vektor spesifik, situs restriksi tertentu, atau transformasi berkali-kali, sehingga

    protokolnya sangat simple dan mudah digunakan. Mutagenesis kit ini dapat digunakan

    untuk mutasi titik, menukar asam amino, dan delesi maupun insersi asam amino tunggal

    maupun majemuk dan digunakan dengan alat bernama PfuTurbo

    DNA polymerase dan

    cycler suhu. PfuTurbo

    DNA polymerase dapat mereplikasi kedua untai plasmid dengan

    ketepatan yang tinggi dan tidak mengganggu primer oligonukleotida mutan.

    Material yang disediakan oleh QuikChange

    Site-Directed Mutagenesis Kit

    berikut spesifikasinya adalah sebagai berikut:

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 5

    Tabel 1. Spesifikasi Quick Change Site Directed Mutagenesis Kit

    Bahan-bahan yang Disediakan

    Kuantitas

    Catalog #200518

    30 reactions

    Catalog #200519

    10 reactions

    PfuTurbo DNA polymerase (2.5 U/ l) 80 U 25 U

    10 reaction buffer 500 l 500 l

    Dpn I restriction enzyme (10 U/l) 300 U 100 U

    Oligonucleotide control primer #1 [34-mer (100

    ng/l)]

    5` CCA TGA TTA CGC CAA GCG CGC AAT

    TAA CCC TCA C 3`

    750 ng 750 ng

    Oligonucleotide control primer #2 [34-mer (100

    ng/l)]

    5` GTG AGG GTT AAT TGC GCG CTT GGC

    GTA ATC ATG G 3`

    750 ng 750 ng

    pWhitescriptTM 4.5-kb control plasmid (5 ng/

    l) 50 ng 50 ng

    dNTP mix 30 l 10 l

    XL1-Blue supercompetent cells (blue tubes) 8 200 l 3 200 l

    pUC18 control plasmid (0.1 ng/l in TE

    bufferc) 10 l 10 l

    (Sumber: QuikChange

    Site-Directed Mutagenesis Kit Instruction Manual, Catalog #200518 (30

    reactions) and #200519 (10 reactions) Revision A.01)

    QuikChange

    Site-Directed Mutagenesis Kit (Katalog #200518) mengandung reagen

    yang cukup untuk total 30 reaksi, dengan 5 reaksi control.

    QuikChange

    Site-Directed Mutagenesis Kit (Katalog #200519) mengandung reagen

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 6

    yang cukup untuk total 10 reaksi, dengan 5 reaksi control.

    10x reaction buffer mengandung: 100 mM KCl, 100 mM (NH4)2SO4 200 mM Tris-

    HCl (pH 8.8), 20 mM MgSO4, 1% Triton

    X-100, 1 mG/ml nuclease-free bovine

    serum albumin (BSA).

    Campuran dNTP hanya boleh dilelehkan sekali dan disiapkan untuk ukuran sekali

    pakai dan disimpan dalam suhu -20C dan tidak boleh dibeku-lelehkan berulan-ulang.

    Komposisi dNTP merupakan hak milik perusahaan Stratagene dan tidak boleh diganti

    dengan dNTP lainnya.

    Genotipe XL1-Blue supercompetent cells: recA1 endA1 gyrA96 thi-1 hsdR17 supE44

    relA1 lac [F proAB lacIqZM15 Tn10 (Tetr)]

    Kondisi penyimpanan yang tepat adalah sebagai berikut:

    XL1-Blue Supercompetent Cells and pUC18 Control Plasmid: 80C

    All Other Components: 20C

    Materi lain yang diperlukan:

    14-ml BD Falcon polypropylene round-bottom tubes (BD Biosciences Catalog

    #352059)

    5-Bromo-4-chloro-3-indolyl--D-galactopyranoside (X-gal)

    Isopropyl-1-thio--D-galactopyranoside (IPTG)

    Prosedur dasarnya ialah memanfaatkan vektor DNA beruntai ganda (dsDNA)

    yang bergelung sedemikian rupa (supercoiled) dengan insert gen yan diinginkan dan dua

    primer oligonukleotida sintetik yang mengandung mutasi yang diinginkan. Primer-primer

    oligonukleotida tersebut, yang masing-masing berkomplementer dengan untai

    seberangnya pada vektor, diperpanjang selama suhu disirkulasikan oleh PfuTurbo

    DNA

    polymerase. Inkorporasi primer oligonukleotida menghasilkan plasmid bermutasi yang

    mengandung staggered nicks.

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 7

    Gambar 2. Staggered Nicks

    (Sumber: http://www.memrise.com/mem/1111853/replicative-transposition-mechanism/)

    Mengikuti sirkulasi suhu, produk diintroduksikan dengan DPN I endonuklease

    (sekuens target: 5`-Gm6ATC-3`) yang spesifik untuk DNA termetilasi dan

    terhemimetilasi, digunakan untuk mencerna template DNA parental dan menyeleksi DNA

    sintesis yang mengandung gen termutasi. DNA yang diisolasi dari hampir semua strain E.

    coli adalah dam termetilasi, karenanya mereka akan menjadi peka terhadap digesti DPN I.

    Plasmid DNA yang diisolasi dari hampir semua strain E. coli yang biasanya dipakai

    (dam+) sudah termetilasi dan merupakan template yang sesuai untuk mutagenesis,

    sedangkan plasmid DNA yang diisolasi dari strain E. coli pengecualian (dam-), termasuk

    JM110 dan SCS110, tidak sesuai.

    DNA vektor terpotong yang yang mengandung hasil mutasi yang diinginkan

    kemudian ditransformasi ke dalam sel supercompetent XL1Blue. Starting DNA template

    dalam jumlah kecil yang diperlukan untuk melakukan metode ini, ketepatan yang tinggi

    dari PfuTurbo DNA polymerase, dan siklus suhu dalam jumlah kecil, semua ini

    berkontribusi terhadap efisiensi mutasi yang tinggi dan penurunan potensi untuk

    menghasilkan mutasi acak selama reaksi.

    Plasmid kontrol pWhitescriptTM 4.5-kb digunakan untuk menguji efisiensi

    generasi plasmid mutan menggunakan QuikChange

    Site-Directed Mutagenesis Kit.

    Plasmid kontrol pWhitescript 4.5-kb mengandung kodon stop (TAA) pada posisi dimana

    kodon glutamin (CAA) biasanya muncul dalam gen -galaktosidase dari phagemid

    pBluescript II SK(-) (sesuai dengan asam amino dari 9 protein). Sel supercompetent

    XL1-Blue yang ditransformasi dengan plasmid kontrol ini akan tampak putih di plate

    agar LB-ampicillin (yang akan dijelaskan pada nomor berikutnya) karena mengandung

    IPTG dan X-gal, karena aktivitas -galaktosidase telah dihapuskan. Primer kontrol

    oligonukleotida (Oligonucleotide control primer) akan membuat mutasi titik tertentu pada

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 8

    plasmid kontrol pWhitescript 4.5-kb yang mengubah residu T dari kodon stop (TAA)

    pada asam amino 9 dari gen -galaktosidase dengan residu C, untuk menghasilkan kodon

    glutamin (CAA) yang ditemukan dalam sekuens wild type. Setelah transformasi, koloni

    dapat di-screening untuk fenotipe -galaktosidase ( - gal+, biru). Penjelasan lebih

    mendalam mengenai proses mutasi site directed akan dijelaskan pada bagian berikutnya.

    II.2 Cari gen apoptin

    Jawaban :

    Berikut ini merupakan asam amino gen apoptin beserta urutan basa nitrogennya, yaitu

    setelah EcoRI sampai sebelum Kodon Stop:

    Gambar 3. Asam amino gen apoptin beserta urutan basa nitrogennya

    II. 3 Tentukan dimana letak posisi threonin 108

    Jawaban :

    Threonin 108 terletak pada asam amino gen apoptin ke 108 (yang ditunjukkan oleh anak

    panah hitam pada gambar di bawah)

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 9

    Gambar 4. Threonin, asam amino apoptin ke 108

    dimana urutan basa threonin 108 terletak pada urutan ke 322-324.

    Gambar 5. Basa nitrogen threonin 108

    Berdasarkan gambar tersebut, kita mengetahui bahwa basa nitrogen thereonin 108 yaitu

    ACT.

    II. 4 Tentukan pengganti asam amino threonin 108

    Jawaban :

    Untuk membuktikan apakah benar bahwa asam amino threonin berpengaruh pada

    fungsi apoptin sebagai penginduksi kematian sel pada sel kanker, kita akan mengganti

    asam amino threonin 108 dengan asam amino lain. Pemilihan asam amino pengganti

    thereonin dilakukan secara acak sesuai dengan metode mutagenesis yang kami gunakan.

    Pada akhirnya, kita akan melihat perbedaan hasil yang ditunjukkan ketika tidak terdapat

    asam amino thereonin 108 dalam gen apoptin tersebut.

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 10

    Asam amino yang kami gunakan adalah arginin. Kami memilih asam amino ini

    karena metode mutagenesis yang kami pilih memanfaatkan teknologi PCR dalam proses

    mutasinya, dimana dalam metode yang kami pilih ini, kami akan membuat primer untuk

    memutasi suatu plasmid. Sarat dari primer untuk metode yang kami pilih adalah

    mengandung minimal 40% basa nitrogen Guanine dan Cytocine sehingga kami memilih

    asam amino arginin yang memiliki basa nitrogen CGC. Adanya arginin dalam primer

    yang akan dimutasi akan memperbesar presentasi Guanine dan Cytocine dalam primer

    sehingga kemungkinan keberhasilan mutagenesis akan lebih besar.

    II. 5 Dibuat primer untuk site directed mutagenesis sesuai dengan sistemnya

    Jawaban :

    Mekanisme site directed mutagenesis untuk memutasi gen apoptin tersebut dapat

    diilustrasikan pada gambar di bawah.

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 11

    Gambar 6. Mekanisme Site Directed Mutagenesis

    Ada 4 tahap yang dilakukan, yaitu isolasi plasmid yang berisi gen dengan sisi

    target yang akan dimutasi, temperature cycling (mendenaturasi plasmid) lalu

    memperpanjang dan menggabungkan primer mutagenik, digesti metilase, dan

    transformasi untai sirkular tersebut.

    Dengan demikian yang akan kita lakukan adalah mendesain primer mutageniknya.

    Di sini kami mendesain dua primer berdasarkan fungsinya, primer pertama adalah untuk

    mendelesi asam amino thereonin 108 dan primer kedua untuk mengganti asam amino

    thereonin dengan asam amino arginin.

    Terdapat dua jenis primer yang didesain yaitu primer forward dan primer reverse.

    Primer-primer tersebut akan di-annealing di daerah plasmid yang terdapat asam amino

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 12

    thereonin 108. Oleh karena itu kita terlebih dahulu harus mengetahui urutan basa nitrogen

    di daerah dekat basa nitrogen untuk asam amino thereonon 108. Urutan basa nitrogennya

    adalah:

    5 3

    AGC TTG ATT ACC ACT ACT CCC AGC CGA CCC CGA

    Primer mutagenik dimana basa threonin (ACT) digantikan dengan basa arginin (CGC)

    adalah sebagai berikut:

    Primer forward primer mutageniknya yaitu:

    5 3

    AGC TTG ATT ACC ACT CGC CCC AGC CGA CCC CGA

    Primer reverse primer mutageniknya yaitu:

    5 3

    TCG GGG TCG GCT GGG GCG AGT GGT AAT CAA GCT

    II. 6 Ikuti langkah-langkah pada sistem no. 1

    Jawaban :

    Secara garis besar, tahapan untuk memutasi Threonin 108 yang berada dalam

    apoptin menggunakan Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit digambarkan oleh

    diagram alir di bawah ini :

    Gambar 7. Diagram alir mutasi menggunakan Quick Change- SDM Kit

    Menyisipkan gen apoptin dalam plasmid

    (Pembahasan Bab Sebelumnya)

    Mengisolasi plasmid yang telah mengandung gen

    apotin dari strain E Coli dam+ dan termetilasi

    Mendesign primer untuk mutasi threonin 108 sesuai dengan Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit

    Thermal Cycling (PCR)

    Reaksi Sintesis DNA mutan dengan menggunakan primer yang di design untuk mutasi

    Digestion plasmid asal (wild type)

    menggunakan Dpn I

    Transformasi plasmid ke XL1-Blue

    Supercompetent Cells

    Color Screening

    Elektroforesis

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 13

    Isolasi Plasmid yang Mengandung Gen Apoptin

    Plasmid yang telah mengandung apoptin diisolasi dari sel host dan akan dijadikan

    bahan untuk mutasi threonin 108. Mutasi threonin 108 bertujuan untuk meneliti aktivitas

    apoptosis jika asam amino threonin 108 tersebut di mutasi.

    Gambar 8. Plasmid yang telah mengandung apoptin dan threonin 108 sebagai target mutasi

    Plasmid-apoptin ini lebih baik diisolasi dari strain E Coli dam+ yang telah termetilasi.

    Salah satu contoh strain E Coli dam+ adalah DH5. Tujuan dari pemilihan plasmid yang

    termetilasi agar setelah proses mutasi dengan thermal cycling, plasmid wild type yang

    masih termetilasi akan terdigesti oleh enzim Dpn I, sedangkan plasmid yang

    termutagenesis akan bertahan.

    Design Primer untuk Mutasi Threonin 108 (ACT)

    Dalam Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit, design primer harus

    memenuhi kriteria :

    Kedua primer mutagenesis harus mengandung sequence mutasi yang diinginkan dan

    menempel pada sequence yang sama dalam strand yang berbeda dari plasmid.

    Gambar 9. Primer mutagenesis dalam sequence yang sama di strand yang berbeda

    Panjang primer harus diantara 25 45 pasang basa dengan melting temperature (Tm)

    78 . Tm primer dalam Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit dapat

    dihitung dengan menggunakan kalkulator Tm yang disediakan online oleh

    www.stratagene.com atau menggunakan rumus seperti di bawah ini :

    Keterangan :

    Target yang akan dimutasi

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 14

    N jumlah basa

    Mismatch basa yang akan tidak cocok dengan template

    Sequence mutasi yang diinginkan harus berada di tengah primer dengan 10-15 basa

    yang sesuai di kedua sisinya.

    Primer yang optimal memiliki kandungan GC minimum 40%

    Dari kriteria tersebut, kelompok kami mendesain primer mutagenik untuk threonin 108

    sebagai berikut :

    Forward 5 AGC TTG ATT ACC ACT CGC CCC AGC CGA CCC CGA 3

    Tm = 78.0 , Bases = 33, GC content = 63.6%, mismatched bases = 3

    Reverse 5 TCG GGG TCG GCT GGG GCG AGT GGT AAT CAA GCT 3

    Tm = 78.0, Bases = 33, GC content = 63.6%, mismatched bases = 3

    Primer mutagenik yang telah kami desain memenuhi keempat kriteria dari Quick Change-

    Site Directed Mutagenesis Kit dan dalam primer threonin 108 telah diubah dengan

    arginine yang ditandai warna hijau.

    Thermal Cycling (PCR)

    Proses untuk perbanyakan yang dipakai dalam kit ini adalah thermal cycling.

    Stratagene merekomendasikan untuk memakai dinding tabung tipis yang ideal untuk

    kontak dengan panas. Thermal cycling yang akan dilakukan untuk dua jenis yaitu sintesis

    plasmid yang mutagenik dan plasmid kontrol. Bahan-bahan yang dipakai dalam proses

    thermal cycling adalah :

    Tabel 2. Bahan untuk proses Thermal Cycling

    Bahan

    Reaksi untuk Sintesis Plasmid

    Mutagenik Reaksi untuk Plasmid Control

    1 l of PfuTurbo DNA polymerase (2.5 U/l)

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 15

    Primer yang dipakai untuk reaksi sintesis plasmid mutagenik adalah primer yang

    telah kami rancang sebelumnya, sedangkan primer untuk reaksi plasmid kontrol adalah

    primer yang sudah disediakan dalam Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit

    sekaligus control plasmid plasmidnya (pWhitescript 4.5kb). Di bawah ini merupakan

    proses thermal cycling dalam reaksi sintesis plasmid mutagenik.

    Gambar 10. Proses sintesis plasmid mutagenik menggunakan thermal cycling

    Jika thermal cycling yang ada tidak disusun hot top/ hot start, maka di lapisan atas

    ditambahkan 30 l minyak agar polimerase tidak langsung bercampur di awal

    (denaturasi). Waktu reaksi thermal cycling adalah sebagai berikut :

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 16

    Tabel 3. Waktu reaksi dalam thermal cycling menggunakan Quick Change- Site Directed

    Mutagenesis Kit

    Sedangkan untuk sintesis plasmid mutagenik, kita harus memilih banyaknya daur yang

    sesuai. Dalam hal ini, mutasi yang kita lakukan adalah mengubah satu asam amino yaitu

    threonin 108 menjadi asam amino lain. Sehingga daur yang dibutuhkan untuk thermal

    cyling adalah 16.

    Tabel 4. Daur untuk sintesis plasmid mutagenik

    Setelah proses thermal cycling, dapat dilakukan uji terlebih dahulu dengan elektroforesis

    dan dapat juga langsung ke treatment selanjutnya yaitu seleksi plasmid yang termutasi

    dengan plasmid wild type. Plasmid yang termutasi dari proses thermal cycling ini

    menghasilkan ujung nick dan tidak termetilasi. Seleksi berdasarkan metilasi pada plasmid

    yang disediakan oleh kit adalah menggunakan enzim DpnI yang akan dijelaskan lebih

    lanjut.

    Digestion Plasmid Wild Type menggunakan DpnI

    Plasmid awal (Wild type) yang diambil dari strain Ecoli dam+ memiliki strand

    yang termetilasi. Sedangkan plasmid mutagenik yang tersintesis sebelumnya sudah tidak

    termetilasi. Cara untuk menyeleksi antara plasmid wild type dengan plasmid mutagenik

    adalah dengan cara menambahkan enzim DpnI. Enzim DpnI berfungsi memotong/

    menghancurkan DNA dam termetilasi sehingga plasmid wild type akan dihancurkan oleh

    enzim ini dan plasmid yang termutagenesis bertahan hidup. Dalam kit ini, DpnI

    ditambahkan sebanyak 1L (10U/L) langsung untuk setiap reaksi amplifikasi. Campur

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 17

    larutan tersebut dengan cara mem-pipet ke atas dan ke bawah berulang-ulang kali. Setelah

    itu disentrifugasi dan diinkubasi dalam suhu 37 selama 1 jam.

    Transformasi ke Dalam XL1-Blue Supercompetent Cells

    Setelah di seleksi dengan DpnI, telah terpilih plasmid-plasmid yang termutasi.

    Plasmid ini akan ditransformasikan ke dalam host cell yang disediakan kit yaitu XL1-

    Blue Supercompetent Cells. Plasmid yang dimasukkan ke dalam XL1-Blue

    Supercompetent Cells tidak hanya plasmid yang lolos seleksi dari treatment DpnI, namun

    juga plasmid control pWhitescript untuk dilihat efisiensi nya dengan menggunakan

    screening (yang akan dijelaskan selanjutnya). Selain itu, ujung nick DNA yang termutasi

    akan di perbaiki oleh sel host .

    Gambar 11. Ujung nick yang diperbaiki oleh sel host

    Transformasi yang digunakan sesuai manual book kit ini adalah heat shock,

    berikut tahap-tahap transformasi plasmid mutagenik dan plasmid control ke dalam XL1-

    Blue Supercompetent Cells :

    1. Melakukan thawing sel host yang disimpan dalam suhu -80, untuk setiap reaksi

    plasmid mutagenik dan kontrol yang akan ditransformasi, cairkan 50L sel host dalam

    falcon 14 mL.

    2. Memindahkan DNA yang sudah di treatment dengan DpnI dan plasmid sample ke

    dalam larutan sel host yang berbeda dan diinkubasi di es selama 30 menit.

    3. Transformasi dengan heat shock 42 selama 45 menit, setelah itu dimasukkan

    kembali ke dalam es selama 2 menit.

    4. Tambahkan 0,5ml NZY broth pada sel host yang belum dipanaskan dan transformasi

    dengan inkubasi dan disentrifuge 225-250rpm.

    5. Setelah transformasi, letakkan plasmid di medium LB-ampicilin plates sesuai

    komposisi (di bawah) dan diinkubasi 37 > 16 jam

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 18

    Tabel 5. Komposisi medium LB-ampicilin plates

    Screening

    Untuk menyiapkan LB agar plates untuk bluewhite color screening, tambahkan

    80 g/ml 5-bromo-4-chloro-3-indolyl--D-galactopyranoside (X-gal), 20 mM isopropyl-

    1-thio--D-galactopyranoside (IPTG), dan antibiotic yang sesuai ke dalam LB agar.

    Selanjtnya, 100 l of 10 mM IPTG and 100 l 2% X-gal disebar di atas LB agar plates 30

    menit sebelum transformasi. Menyiapkan IPTG pada dH2O steril, X-gal dalam

    dimethylformamide (DMF). Jangan campur IPTG dan X-gal sebelum dicampurkan dalam

    plates karena akan terpresipitasi.

    pWhitescript 4.5-kb plasmid kontrol digunakan untuk menguji efisiensi

    generasi plasmid mutagenik dalam QuikChange site-directed mutagenesis kit ini.

    pWhitescript 4.5-kb plasmid kontrol mengandung kodon stop (TAA) di posisi kodon

    glutamine berada (CAA) yang pada keadaan normal terdapat pada gen -galactosidase

    (asam amino ke-9) pBluescript II SK() phagemid. Plamid kontrol ini ditransformasi ke

    dalam XL1-Blue supercompetent cells dan ketika diletakkan dalam LBampicillin agar

    plates yang mengandung IPTG and X-gal akan berwarna putih, karena akivitas -

    galactosidase telah dihapus dengan adanya penggantian CAA menjadi TAA. Namun,

    primer oligonucleotide control yang membuat titik mutasi pada pWhitescript 4.5-kb yang

    akan mengubah kembali basa residu T pada stop kodon (TAA) di asam amino ke-9 gen -

    galactosidase menjadi basa residu C, dan menghasilkan kodon glutamine (CAA) yang

    ditemukan dalam wild sequence. Sehingga, koloni yang termutasi ini akan terdeteksi

    screened -galactosidase (-gal+, blue) dengan warna biru.

    Sehingga dapat disimpulkan, jika mutasi berjalan dengan baik, maka koloni yang

    berwarna biru akan lebih banyak dibandingkan dengan koloni yang berwarna putih. Hal

    ini dikarenakan mutasi residu T berhasil berubah menjadi C dalam Quick Change- Site

    Directed Mutagenesis Kit ini sehingga menghasilkan banyak koloni wild type yang

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 19

    memiliki aktivitas -galactosidase dan menghasilkan warna biru. Tingkat keberhasilan

    mutasi pada kontrol plasmid mewakilkan keberhasilan mutasi threonin 108 pada plasmid

    apoptin menggunakan Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit ini.

  • Makalah Rekayasa genetika

    Page 20

    BAB III

    PENUTUP

    Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai

    berikut :

    1. Metode mutagenesis dengan site directed atau desain rasional memiliki keunggulan

    jika dibandingkan dengan metode mutagenesis acak (direct evolution), salah satunya

    adalah kemampuan untuk memutasi gen pada titik yang benar-benar diinginkan,

    sehingga hasil yang didapat diharapkan sesuai dengan keinginan kita.

    2. Kelompok kami memilih untuk menggunakan QuikChange

    Site-Directed

    Mutagenesis Kit dari perusahaan Stratagene dari California, Amerika Serikat karena

    efisiensinya yang mencapai lebih dari 80%.

    3. Basa nitrogen thereonin 108 adalah ACT.

    4. Asam amino yang digunakan sebagai pengganti adalah arginin karena syarat dari

    primer untuk metode yang kami pilih adalah mengandung minimal 40% basa nitrogen

    Guanine dan Cytocine sehingga dipilihlah asam amino arginin yang memiliki basa

    nitrogen CGC.

    5. Primer forward primer mutageniknya yaitu:

    5 3

    AGC TTG ATT ACC ACT CGC CCC AGC CGA CCC CGA

    6. Primer reverse primer mutageniknya yaitu:

    5 3

    TCG GGG TCG GCT GGG GCG AGT GGT AAT CAA GCT