rekayasa genetika 2
DESCRIPTION
rekgen 2TRANSCRIPT
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Thereronin 108 merupakan salah satu jenis asam amino yang memiliki peran
penting dalam apoptosis protein apoptin. Menurut hipotesis yang ada, threonin dalam
apoptin mampu menginduksi kematian sel dalam sel kanker. Untuk mengetahui
kebenaran hipotesis tersebut, kita dapat melakukan mutasi gen apoptin.
Mutasi gen dapat dilakukan dengan metode kloning. Pada teknik kloning DNA,
telah diketahui bahwa terdapat cara untuk mengidentifikasi sekuens DNA tertentu
menggunakan hasil kloning DNA tersebut. Namun teknik ini dibatasi oleh beberapa
kondisi yang mengharuskan adanya beberapa modifikasi, seperti modifikasi promoter
untuk memungkinkan adanya transkripsi, modifikasi untuk keperluan pemahaman peran
suatu gen di dalam sel dan perbandingan antara gen asal dan gen hasil kloning. Oleh
karena itu, untuk mencari hubungan antara struktur protein dan fungsinya, kita dapat
melakukan modifikasi. Dalam memodifikasi kode genetik kita dapat melakukan hal-hal
seperti delesi, substitusi, ataupun insersi ataupun hal-hal lainya. Modifikasi ini dapat
digunakan untuk berbagai aplikasi salah satunya untuk mengidentifikasi suatu basa yang
mengkode asam amino tertentu.
Untuk menganalisa thereonin, dapat dilakukan metode site directed mutagenesis.
Dengan metode ini, kita dapat memutuskan sekuens manakah yang akan dilakukan
mutasi. Mutasi ini harus terlebih dahulu mengetahui sekuens basa-basa yang mengkode
protein. Melalui metode ini diharapkan mutasi suatu sisi-sisi basa nitrogen dalam gen
dapt di mutasi dengan tepat. Pada metode ini, basa yang mengkode thereonin 108
digantikan dengan basa yang mengkode asam amino lainnya. Penggantian ini
menyebabkan proses apoptosis menjadi berubah sehingga diketahui akibatnya apabila
asam amino thereonin 108 tidak terdapat dalam apoptin (digantikan dengan asam amino
lain) dan dengan demikian kita mengetahui fungsi dari asam amino thereonin dalam
apoptin.
I.2 Tujuan
Berikut ini merupakan tujuan dari pembuatan makalah ini:
1. Mengetahui pengaruh thereonin 108 di apoptin dalam proses apoptosis.
2. Mengetahui mekanisme site directed mutagenesis.
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 2
3. Mampu mendesain primer mutagenik yang digunakan dalam site directed
mutagenesis.
I.3 Rumusan Masalah
Thereonin 108 akan dianalisa fungsinya dalam proses apoptosis. Dengan demikian
kita akan menggantinya dengan asam amino lain. Penggantian asam amino ini akan
mempengaruhi apoptosis sehingga kita akan mengetahui pengaruh apakah yang
dihasilkan apabila thereonin 108 digantikan dengan asam amino lain. Oleh karena itu hal/
masalah yang harus dipecahkan adalah:
1. Mampu menentukan kit yang akan kita gunakan dalam proses site directed mutagenesis
ini.
2. Mengetahui letak threonin 108 dalam apoptin dan basa nitrogennya.
3. Mampu menentukan asam amino yang akan menggantikan thereonin 108 (disesuaikan
dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh kit yang digunakan).
4. Mampu mendesain primer mutageniknya.
5. Mampu menjalankan mekanisme
I.4 Metode Penulisan
Dalam suatu makalah diperlukan metode penulisan yang baik dan tersusun secara
sistematis untuk memudahkan pembaca dalam memahaminya. Metode penulisan yang
digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode studi literatur dimana sumber
yang diperoleh disesuaikan serta dikembangkan oleh penulis mengacu kepada
permasalahan yang harus dipecahkan dan tujuan pembuatan makalah ini. Penulis
mendapatkan sumber dari buku dan internet serta menggunakan beberapa software
terkait.
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 3
BAB II
ISI
II.1 Cari sistem (perusahaan tertentu) untuk Site Directed Mutagenesis
Jawaban :
Metode mutagenesis dengan site directed atau desain rasional memiliki
keunggulan jika dibandingkan dengan metode mutagenesis acak (direct evolution), salah
satunya adalah kemampuan untuk memutasi gen pada titik yang benar-benar diinginkan,
sehingga hasil yang didapat diharapkan sesuai dengan keinginan kita tanpa harus
melakukan screening bertahap. Karena itu pula, metode site directed memerlukan
pengetahuan yang jauh lebih mendalam tentang ilmu ikatan protein, juga terhadap fungsi
biologis, atau struktur protein, sedangkan hal-hal tersebut masih sangat terbatas dan
sering tidak tersedia pada masa sekarang ini. Hal ini dikarenakan strategi desain rasional
meliputi beberapa langkah, diantaranya:
Menemukan hubungan antara struktur dan fungsi protein serta stabilitas
molekul melalui informasi dari struktur 3D protein.
Mengidentifikasikan susunan asam amino, seperti mengetahui asam amino
memiliki energy terendah untuk merubah struktur ikatannya.
Merancang protein/enzim dengan sifat yang diinginkan melalui teknik
rekayasa berdasarkan penerapan/peniruan teknik mutasi alam, sehingga dapat
dilakukan analisa terhadap interaksi antara protein-protein, ikatan DNA,
aplikasi karakteristik antibodi, eksplorasi susunan protein, konstruksi hybrod
protein, probing promoter dan region regulasi, serta aktivitas enzim.
Berdasarkan syarat-syarat diatas, jika peneliti ingin membuat desain mutasi
terarah secara manual, diperlukan bantuan superkomputer yang sangat canggih untuk
mengkomputasi situs spesifik mutasi pada vektor dan waktu yang lama karena banyaknya
librari pada mutan yang dihasilkan, selain itu jika menggunakan metode trial and error,
jika gagal maka harus memulai lagi proses mutagenesis dari awal dan memakan biaya
yang besar.
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 4
Gambar 1. Perbedaan skema proses antara RD dan DE
(Sumber: http://io.ppijepang.org/j/files/Inovasi-Vol19-1-Jul2011.pdf)
Karenanya, kelompok kami memilih untuk menggunakan QuikChange
Site-
Directed Mutagenesis Kit dari perusahaan Stratagene dari California, Amerika Serikat
karena efisiensinya yang mencapai lebih dari 80%. Mutagenesis kit ini dapat digunakan
untuk proses mutasi situs spesifik pada plasmid untai ganda tanpa harus menyediakan
vektor spesifik, situs restriksi tertentu, atau transformasi berkali-kali, sehingga
protokolnya sangat simple dan mudah digunakan. Mutagenesis kit ini dapat digunakan
untuk mutasi titik, menukar asam amino, dan delesi maupun insersi asam amino tunggal
maupun majemuk dan digunakan dengan alat bernama PfuTurbo
DNA polymerase dan
cycler suhu. PfuTurbo
DNA polymerase dapat mereplikasi kedua untai plasmid dengan
ketepatan yang tinggi dan tidak mengganggu primer oligonukleotida mutan.
Material yang disediakan oleh QuikChange
Site-Directed Mutagenesis Kit
berikut spesifikasinya adalah sebagai berikut:
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 5
Tabel 1. Spesifikasi Quick Change Site Directed Mutagenesis Kit
Bahan-bahan yang Disediakan
Kuantitas
Catalog #200518
30 reactions
Catalog #200519
10 reactions
PfuTurbo DNA polymerase (2.5 U/ l) 80 U 25 U
10 reaction buffer 500 l 500 l
Dpn I restriction enzyme (10 U/l) 300 U 100 U
Oligonucleotide control primer #1 [34-mer (100
ng/l)]
5` CCA TGA TTA CGC CAA GCG CGC AAT
TAA CCC TCA C 3`
750 ng 750 ng
Oligonucleotide control primer #2 [34-mer (100
ng/l)]
5` GTG AGG GTT AAT TGC GCG CTT GGC
GTA ATC ATG G 3`
750 ng 750 ng
pWhitescriptTM 4.5-kb control plasmid (5 ng/
l) 50 ng 50 ng
dNTP mix 30 l 10 l
XL1-Blue supercompetent cells (blue tubes) 8 200 l 3 200 l
pUC18 control plasmid (0.1 ng/l in TE
bufferc) 10 l 10 l
(Sumber: QuikChange
Site-Directed Mutagenesis Kit Instruction Manual, Catalog #200518 (30
reactions) and #200519 (10 reactions) Revision A.01)
QuikChange
Site-Directed Mutagenesis Kit (Katalog #200518) mengandung reagen
yang cukup untuk total 30 reaksi, dengan 5 reaksi control.
QuikChange
Site-Directed Mutagenesis Kit (Katalog #200519) mengandung reagen
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 6
yang cukup untuk total 10 reaksi, dengan 5 reaksi control.
10x reaction buffer mengandung: 100 mM KCl, 100 mM (NH4)2SO4 200 mM Tris-
HCl (pH 8.8), 20 mM MgSO4, 1% Triton
X-100, 1 mG/ml nuclease-free bovine
serum albumin (BSA).
Campuran dNTP hanya boleh dilelehkan sekali dan disiapkan untuk ukuran sekali
pakai dan disimpan dalam suhu -20C dan tidak boleh dibeku-lelehkan berulan-ulang.
Komposisi dNTP merupakan hak milik perusahaan Stratagene dan tidak boleh diganti
dengan dNTP lainnya.
Genotipe XL1-Blue supercompetent cells: recA1 endA1 gyrA96 thi-1 hsdR17 supE44
relA1 lac [F proAB lacIqZM15 Tn10 (Tetr)]
Kondisi penyimpanan yang tepat adalah sebagai berikut:
XL1-Blue Supercompetent Cells and pUC18 Control Plasmid: 80C
All Other Components: 20C
Materi lain yang diperlukan:
14-ml BD Falcon polypropylene round-bottom tubes (BD Biosciences Catalog
#352059)
5-Bromo-4-chloro-3-indolyl--D-galactopyranoside (X-gal)
Isopropyl-1-thio--D-galactopyranoside (IPTG)
Prosedur dasarnya ialah memanfaatkan vektor DNA beruntai ganda (dsDNA)
yang bergelung sedemikian rupa (supercoiled) dengan insert gen yan diinginkan dan dua
primer oligonukleotida sintetik yang mengandung mutasi yang diinginkan. Primer-primer
oligonukleotida tersebut, yang masing-masing berkomplementer dengan untai
seberangnya pada vektor, diperpanjang selama suhu disirkulasikan oleh PfuTurbo
DNA
polymerase. Inkorporasi primer oligonukleotida menghasilkan plasmid bermutasi yang
mengandung staggered nicks.
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 7
Gambar 2. Staggered Nicks
(Sumber: http://www.memrise.com/mem/1111853/replicative-transposition-mechanism/)
Mengikuti sirkulasi suhu, produk diintroduksikan dengan DPN I endonuklease
(sekuens target: 5`-Gm6ATC-3`) yang spesifik untuk DNA termetilasi dan
terhemimetilasi, digunakan untuk mencerna template DNA parental dan menyeleksi DNA
sintesis yang mengandung gen termutasi. DNA yang diisolasi dari hampir semua strain E.
coli adalah dam termetilasi, karenanya mereka akan menjadi peka terhadap digesti DPN I.
Plasmid DNA yang diisolasi dari hampir semua strain E. coli yang biasanya dipakai
(dam+) sudah termetilasi dan merupakan template yang sesuai untuk mutagenesis,
sedangkan plasmid DNA yang diisolasi dari strain E. coli pengecualian (dam-), termasuk
JM110 dan SCS110, tidak sesuai.
DNA vektor terpotong yang yang mengandung hasil mutasi yang diinginkan
kemudian ditransformasi ke dalam sel supercompetent XL1Blue. Starting DNA template
dalam jumlah kecil yang diperlukan untuk melakukan metode ini, ketepatan yang tinggi
dari PfuTurbo DNA polymerase, dan siklus suhu dalam jumlah kecil, semua ini
berkontribusi terhadap efisiensi mutasi yang tinggi dan penurunan potensi untuk
menghasilkan mutasi acak selama reaksi.
Plasmid kontrol pWhitescriptTM 4.5-kb digunakan untuk menguji efisiensi
generasi plasmid mutan menggunakan QuikChange
Site-Directed Mutagenesis Kit.
Plasmid kontrol pWhitescript 4.5-kb mengandung kodon stop (TAA) pada posisi dimana
kodon glutamin (CAA) biasanya muncul dalam gen -galaktosidase dari phagemid
pBluescript II SK(-) (sesuai dengan asam amino dari 9 protein). Sel supercompetent
XL1-Blue yang ditransformasi dengan plasmid kontrol ini akan tampak putih di plate
agar LB-ampicillin (yang akan dijelaskan pada nomor berikutnya) karena mengandung
IPTG dan X-gal, karena aktivitas -galaktosidase telah dihapuskan. Primer kontrol
oligonukleotida (Oligonucleotide control primer) akan membuat mutasi titik tertentu pada
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 8
plasmid kontrol pWhitescript 4.5-kb yang mengubah residu T dari kodon stop (TAA)
pada asam amino 9 dari gen -galaktosidase dengan residu C, untuk menghasilkan kodon
glutamin (CAA) yang ditemukan dalam sekuens wild type. Setelah transformasi, koloni
dapat di-screening untuk fenotipe -galaktosidase ( - gal+, biru). Penjelasan lebih
mendalam mengenai proses mutasi site directed akan dijelaskan pada bagian berikutnya.
II.2 Cari gen apoptin
Jawaban :
Berikut ini merupakan asam amino gen apoptin beserta urutan basa nitrogennya, yaitu
setelah EcoRI sampai sebelum Kodon Stop:
Gambar 3. Asam amino gen apoptin beserta urutan basa nitrogennya
II. 3 Tentukan dimana letak posisi threonin 108
Jawaban :
Threonin 108 terletak pada asam amino gen apoptin ke 108 (yang ditunjukkan oleh anak
panah hitam pada gambar di bawah)
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 9
Gambar 4. Threonin, asam amino apoptin ke 108
dimana urutan basa threonin 108 terletak pada urutan ke 322-324.
Gambar 5. Basa nitrogen threonin 108
Berdasarkan gambar tersebut, kita mengetahui bahwa basa nitrogen thereonin 108 yaitu
ACT.
II. 4 Tentukan pengganti asam amino threonin 108
Jawaban :
Untuk membuktikan apakah benar bahwa asam amino threonin berpengaruh pada
fungsi apoptin sebagai penginduksi kematian sel pada sel kanker, kita akan mengganti
asam amino threonin 108 dengan asam amino lain. Pemilihan asam amino pengganti
thereonin dilakukan secara acak sesuai dengan metode mutagenesis yang kami gunakan.
Pada akhirnya, kita akan melihat perbedaan hasil yang ditunjukkan ketika tidak terdapat
asam amino thereonin 108 dalam gen apoptin tersebut.
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 10
Asam amino yang kami gunakan adalah arginin. Kami memilih asam amino ini
karena metode mutagenesis yang kami pilih memanfaatkan teknologi PCR dalam proses
mutasinya, dimana dalam metode yang kami pilih ini, kami akan membuat primer untuk
memutasi suatu plasmid. Sarat dari primer untuk metode yang kami pilih adalah
mengandung minimal 40% basa nitrogen Guanine dan Cytocine sehingga kami memilih
asam amino arginin yang memiliki basa nitrogen CGC. Adanya arginin dalam primer
yang akan dimutasi akan memperbesar presentasi Guanine dan Cytocine dalam primer
sehingga kemungkinan keberhasilan mutagenesis akan lebih besar.
II. 5 Dibuat primer untuk site directed mutagenesis sesuai dengan sistemnya
Jawaban :
Mekanisme site directed mutagenesis untuk memutasi gen apoptin tersebut dapat
diilustrasikan pada gambar di bawah.
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 11
Gambar 6. Mekanisme Site Directed Mutagenesis
Ada 4 tahap yang dilakukan, yaitu isolasi plasmid yang berisi gen dengan sisi
target yang akan dimutasi, temperature cycling (mendenaturasi plasmid) lalu
memperpanjang dan menggabungkan primer mutagenik, digesti metilase, dan
transformasi untai sirkular tersebut.
Dengan demikian yang akan kita lakukan adalah mendesain primer mutageniknya.
Di sini kami mendesain dua primer berdasarkan fungsinya, primer pertama adalah untuk
mendelesi asam amino thereonin 108 dan primer kedua untuk mengganti asam amino
thereonin dengan asam amino arginin.
Terdapat dua jenis primer yang didesain yaitu primer forward dan primer reverse.
Primer-primer tersebut akan di-annealing di daerah plasmid yang terdapat asam amino
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 12
thereonin 108. Oleh karena itu kita terlebih dahulu harus mengetahui urutan basa nitrogen
di daerah dekat basa nitrogen untuk asam amino thereonon 108. Urutan basa nitrogennya
adalah:
5 3
AGC TTG ATT ACC ACT ACT CCC AGC CGA CCC CGA
Primer mutagenik dimana basa threonin (ACT) digantikan dengan basa arginin (CGC)
adalah sebagai berikut:
Primer forward primer mutageniknya yaitu:
5 3
AGC TTG ATT ACC ACT CGC CCC AGC CGA CCC CGA
Primer reverse primer mutageniknya yaitu:
5 3
TCG GGG TCG GCT GGG GCG AGT GGT AAT CAA GCT
II. 6 Ikuti langkah-langkah pada sistem no. 1
Jawaban :
Secara garis besar, tahapan untuk memutasi Threonin 108 yang berada dalam
apoptin menggunakan Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit digambarkan oleh
diagram alir di bawah ini :
Gambar 7. Diagram alir mutasi menggunakan Quick Change- SDM Kit
Menyisipkan gen apoptin dalam plasmid
(Pembahasan Bab Sebelumnya)
Mengisolasi plasmid yang telah mengandung gen
apotin dari strain E Coli dam+ dan termetilasi
Mendesign primer untuk mutasi threonin 108 sesuai dengan Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit
Thermal Cycling (PCR)
Reaksi Sintesis DNA mutan dengan menggunakan primer yang di design untuk mutasi
Digestion plasmid asal (wild type)
menggunakan Dpn I
Transformasi plasmid ke XL1-Blue
Supercompetent Cells
Color Screening
Elektroforesis
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 13
Isolasi Plasmid yang Mengandung Gen Apoptin
Plasmid yang telah mengandung apoptin diisolasi dari sel host dan akan dijadikan
bahan untuk mutasi threonin 108. Mutasi threonin 108 bertujuan untuk meneliti aktivitas
apoptosis jika asam amino threonin 108 tersebut di mutasi.
Gambar 8. Plasmid yang telah mengandung apoptin dan threonin 108 sebagai target mutasi
Plasmid-apoptin ini lebih baik diisolasi dari strain E Coli dam+ yang telah termetilasi.
Salah satu contoh strain E Coli dam+ adalah DH5. Tujuan dari pemilihan plasmid yang
termetilasi agar setelah proses mutasi dengan thermal cycling, plasmid wild type yang
masih termetilasi akan terdigesti oleh enzim Dpn I, sedangkan plasmid yang
termutagenesis akan bertahan.
Design Primer untuk Mutasi Threonin 108 (ACT)
Dalam Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit, design primer harus
memenuhi kriteria :
Kedua primer mutagenesis harus mengandung sequence mutasi yang diinginkan dan
menempel pada sequence yang sama dalam strand yang berbeda dari plasmid.
Gambar 9. Primer mutagenesis dalam sequence yang sama di strand yang berbeda
Panjang primer harus diantara 25 45 pasang basa dengan melting temperature (Tm)
78 . Tm primer dalam Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit dapat
dihitung dengan menggunakan kalkulator Tm yang disediakan online oleh
www.stratagene.com atau menggunakan rumus seperti di bawah ini :
Keterangan :
Target yang akan dimutasi
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 14
N jumlah basa
Mismatch basa yang akan tidak cocok dengan template
Sequence mutasi yang diinginkan harus berada di tengah primer dengan 10-15 basa
yang sesuai di kedua sisinya.
Primer yang optimal memiliki kandungan GC minimum 40%
Dari kriteria tersebut, kelompok kami mendesain primer mutagenik untuk threonin 108
sebagai berikut :
Forward 5 AGC TTG ATT ACC ACT CGC CCC AGC CGA CCC CGA 3
Tm = 78.0 , Bases = 33, GC content = 63.6%, mismatched bases = 3
Reverse 5 TCG GGG TCG GCT GGG GCG AGT GGT AAT CAA GCT 3
Tm = 78.0, Bases = 33, GC content = 63.6%, mismatched bases = 3
Primer mutagenik yang telah kami desain memenuhi keempat kriteria dari Quick Change-
Site Directed Mutagenesis Kit dan dalam primer threonin 108 telah diubah dengan
arginine yang ditandai warna hijau.
Thermal Cycling (PCR)
Proses untuk perbanyakan yang dipakai dalam kit ini adalah thermal cycling.
Stratagene merekomendasikan untuk memakai dinding tabung tipis yang ideal untuk
kontak dengan panas. Thermal cycling yang akan dilakukan untuk dua jenis yaitu sintesis
plasmid yang mutagenik dan plasmid kontrol. Bahan-bahan yang dipakai dalam proses
thermal cycling adalah :
Tabel 2. Bahan untuk proses Thermal Cycling
Bahan
Reaksi untuk Sintesis Plasmid
Mutagenik Reaksi untuk Plasmid Control
1 l of PfuTurbo DNA polymerase (2.5 U/l)
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 15
Primer yang dipakai untuk reaksi sintesis plasmid mutagenik adalah primer yang
telah kami rancang sebelumnya, sedangkan primer untuk reaksi plasmid kontrol adalah
primer yang sudah disediakan dalam Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit
sekaligus control plasmid plasmidnya (pWhitescript 4.5kb). Di bawah ini merupakan
proses thermal cycling dalam reaksi sintesis plasmid mutagenik.
Gambar 10. Proses sintesis plasmid mutagenik menggunakan thermal cycling
Jika thermal cycling yang ada tidak disusun hot top/ hot start, maka di lapisan atas
ditambahkan 30 l minyak agar polimerase tidak langsung bercampur di awal
(denaturasi). Waktu reaksi thermal cycling adalah sebagai berikut :
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 16
Tabel 3. Waktu reaksi dalam thermal cycling menggunakan Quick Change- Site Directed
Mutagenesis Kit
Sedangkan untuk sintesis plasmid mutagenik, kita harus memilih banyaknya daur yang
sesuai. Dalam hal ini, mutasi yang kita lakukan adalah mengubah satu asam amino yaitu
threonin 108 menjadi asam amino lain. Sehingga daur yang dibutuhkan untuk thermal
cyling adalah 16.
Tabel 4. Daur untuk sintesis plasmid mutagenik
Setelah proses thermal cycling, dapat dilakukan uji terlebih dahulu dengan elektroforesis
dan dapat juga langsung ke treatment selanjutnya yaitu seleksi plasmid yang termutasi
dengan plasmid wild type. Plasmid yang termutasi dari proses thermal cycling ini
menghasilkan ujung nick dan tidak termetilasi. Seleksi berdasarkan metilasi pada plasmid
yang disediakan oleh kit adalah menggunakan enzim DpnI yang akan dijelaskan lebih
lanjut.
Digestion Plasmid Wild Type menggunakan DpnI
Plasmid awal (Wild type) yang diambil dari strain Ecoli dam+ memiliki strand
yang termetilasi. Sedangkan plasmid mutagenik yang tersintesis sebelumnya sudah tidak
termetilasi. Cara untuk menyeleksi antara plasmid wild type dengan plasmid mutagenik
adalah dengan cara menambahkan enzim DpnI. Enzim DpnI berfungsi memotong/
menghancurkan DNA dam termetilasi sehingga plasmid wild type akan dihancurkan oleh
enzim ini dan plasmid yang termutagenesis bertahan hidup. Dalam kit ini, DpnI
ditambahkan sebanyak 1L (10U/L) langsung untuk setiap reaksi amplifikasi. Campur
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 17
larutan tersebut dengan cara mem-pipet ke atas dan ke bawah berulang-ulang kali. Setelah
itu disentrifugasi dan diinkubasi dalam suhu 37 selama 1 jam.
Transformasi ke Dalam XL1-Blue Supercompetent Cells
Setelah di seleksi dengan DpnI, telah terpilih plasmid-plasmid yang termutasi.
Plasmid ini akan ditransformasikan ke dalam host cell yang disediakan kit yaitu XL1-
Blue Supercompetent Cells. Plasmid yang dimasukkan ke dalam XL1-Blue
Supercompetent Cells tidak hanya plasmid yang lolos seleksi dari treatment DpnI, namun
juga plasmid control pWhitescript untuk dilihat efisiensi nya dengan menggunakan
screening (yang akan dijelaskan selanjutnya). Selain itu, ujung nick DNA yang termutasi
akan di perbaiki oleh sel host .
Gambar 11. Ujung nick yang diperbaiki oleh sel host
Transformasi yang digunakan sesuai manual book kit ini adalah heat shock,
berikut tahap-tahap transformasi plasmid mutagenik dan plasmid control ke dalam XL1-
Blue Supercompetent Cells :
1. Melakukan thawing sel host yang disimpan dalam suhu -80, untuk setiap reaksi
plasmid mutagenik dan kontrol yang akan ditransformasi, cairkan 50L sel host dalam
falcon 14 mL.
2. Memindahkan DNA yang sudah di treatment dengan DpnI dan plasmid sample ke
dalam larutan sel host yang berbeda dan diinkubasi di es selama 30 menit.
3. Transformasi dengan heat shock 42 selama 45 menit, setelah itu dimasukkan
kembali ke dalam es selama 2 menit.
4. Tambahkan 0,5ml NZY broth pada sel host yang belum dipanaskan dan transformasi
dengan inkubasi dan disentrifuge 225-250rpm.
5. Setelah transformasi, letakkan plasmid di medium LB-ampicilin plates sesuai
komposisi (di bawah) dan diinkubasi 37 > 16 jam
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 18
Tabel 5. Komposisi medium LB-ampicilin plates
Screening
Untuk menyiapkan LB agar plates untuk bluewhite color screening, tambahkan
80 g/ml 5-bromo-4-chloro-3-indolyl--D-galactopyranoside (X-gal), 20 mM isopropyl-
1-thio--D-galactopyranoside (IPTG), dan antibiotic yang sesuai ke dalam LB agar.
Selanjtnya, 100 l of 10 mM IPTG and 100 l 2% X-gal disebar di atas LB agar plates 30
menit sebelum transformasi. Menyiapkan IPTG pada dH2O steril, X-gal dalam
dimethylformamide (DMF). Jangan campur IPTG dan X-gal sebelum dicampurkan dalam
plates karena akan terpresipitasi.
pWhitescript 4.5-kb plasmid kontrol digunakan untuk menguji efisiensi
generasi plasmid mutagenik dalam QuikChange site-directed mutagenesis kit ini.
pWhitescript 4.5-kb plasmid kontrol mengandung kodon stop (TAA) di posisi kodon
glutamine berada (CAA) yang pada keadaan normal terdapat pada gen -galactosidase
(asam amino ke-9) pBluescript II SK() phagemid. Plamid kontrol ini ditransformasi ke
dalam XL1-Blue supercompetent cells dan ketika diletakkan dalam LBampicillin agar
plates yang mengandung IPTG and X-gal akan berwarna putih, karena akivitas -
galactosidase telah dihapus dengan adanya penggantian CAA menjadi TAA. Namun,
primer oligonucleotide control yang membuat titik mutasi pada pWhitescript 4.5-kb yang
akan mengubah kembali basa residu T pada stop kodon (TAA) di asam amino ke-9 gen -
galactosidase menjadi basa residu C, dan menghasilkan kodon glutamine (CAA) yang
ditemukan dalam wild sequence. Sehingga, koloni yang termutasi ini akan terdeteksi
screened -galactosidase (-gal+, blue) dengan warna biru.
Sehingga dapat disimpulkan, jika mutasi berjalan dengan baik, maka koloni yang
berwarna biru akan lebih banyak dibandingkan dengan koloni yang berwarna putih. Hal
ini dikarenakan mutasi residu T berhasil berubah menjadi C dalam Quick Change- Site
Directed Mutagenesis Kit ini sehingga menghasilkan banyak koloni wild type yang
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 19
memiliki aktivitas -galactosidase dan menghasilkan warna biru. Tingkat keberhasilan
mutasi pada kontrol plasmid mewakilkan keberhasilan mutasi threonin 108 pada plasmid
apoptin menggunakan Quick Change- Site Directed Mutagenesis Kit ini.
-
Makalah Rekayasa genetika
Page 20
BAB III
PENUTUP
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Metode mutagenesis dengan site directed atau desain rasional memiliki keunggulan
jika dibandingkan dengan metode mutagenesis acak (direct evolution), salah satunya
adalah kemampuan untuk memutasi gen pada titik yang benar-benar diinginkan,
sehingga hasil yang didapat diharapkan sesuai dengan keinginan kita.
2. Kelompok kami memilih untuk menggunakan QuikChange
Site-Directed
Mutagenesis Kit dari perusahaan Stratagene dari California, Amerika Serikat karena
efisiensinya yang mencapai lebih dari 80%.
3. Basa nitrogen thereonin 108 adalah ACT.
4. Asam amino yang digunakan sebagai pengganti adalah arginin karena syarat dari
primer untuk metode yang kami pilih adalah mengandung minimal 40% basa nitrogen
Guanine dan Cytocine sehingga dipilihlah asam amino arginin yang memiliki basa
nitrogen CGC.
5. Primer forward primer mutageniknya yaitu:
5 3
AGC TTG ATT ACC ACT CGC CCC AGC CGA CCC CGA
6. Primer reverse primer mutageniknya yaitu:
5 3
TCG GGG TCG GCT GGG GCG AGT GGT AAT CAA GCT