refrat psikiatri

11
 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas keridhoan-Nya  penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul “Gangguan Kepribadian Antisosial”. Penulis menghaturkan terima kasih kepada dr. Djusnidar Dja’far, Sp.KJ dan dr. Lina Fitria yang telah bersedia meluangkan tenaga dan waktu untuk membimbing penulis selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Psikiatri Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru. Semoga makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa kepaniteraan klinik senior Bagian Ilmu Psikiatri mengenai Gangguan Kepribadian Antisosial. Penulis megharapkan kritk dan saran yang membangun dari semua pihak demi perbaikan penulis di masa akan datang. Pekanbaru, Maret 2012 Penulis

Upload: rusydi-kamal

Post on 19-Jul-2015

83 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 Refrat Psikiatri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-psikiatri 1/11

 

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas keridhoan-Nya

 penulis dapat menyelesaikan makalah ilmiah yang berjudul “Gangguan KepribadianAntisosial”. 

Penulis menghaturkan terima kasih kepada dr. Djusnidar Dja’far, Sp.KJ dan dr.

Lina Fitria yang telah bersedia meluangkan tenaga dan waktu untuk membimbing penulis

selama menjalani Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Psikiatri Rumah Sakit Jiwa

Tampan Pekanbaru.

Semoga makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa

kepaniteraan klinik senior Bagian Ilmu Psikiatri mengenai Gangguan Kepribadian

Antisosial. Penulis megharapkan kritk dan saran yang membangun dari semua pihak demi

perbaikan penulis di masa akan datang.

Pekanbaru, Maret 2012

Penulis

5/17/2018 Refrat Psikiatri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-psikiatri 2/11

 

2

BAB I

PENDAHULUAN

Gangguan kepribadian anti sosial ditandai oleh tindakan tindakan anti sosial atau

kriminal yang terus menerus, tetapi tidak sinonim dengan kriminalitas. Malahan gangguan

ini adalah ketidakmampuan untuk mematuhi norma sosial yang melibatkan banyak 

aspekperkembangan remajadan dewasa pasien. Dalam internationakl classification of 

diseasereviosi ke 10 (ICD-10). Gangguan dinamakan gangguan kepribadian dissosial.1

Orang dengan gangguan kepribadian antisosial (antisocial personality disorder)

secara persisten melakukan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering melanggar

hukum. Mereka mengabikan norma dan konvensi sosial, impulsiv, serta gagal dalam

membina hubungan interpersonal dan pekerjaan. Meski demikian mereka sering

menunujukkan kharisma dalam penampilan luar mereka dan paling tidak memiliki

intelegensi rata-rata (Cleckley, 1976). 1 

Ciri yang paling menonjol dari mereka adalah tingkat kecemasan yang rendah ketika

berhadapan dengan situasi yang mengancam dan kurangnya rasa bersalah dan menyesal

atas kesalahan yang telah mereka lakukan. Hukuman biasanya hanya member sedikit

dampak, bila ada, dalam perilaku mereka. Meski orang tua atau orang lain menghukum

mereka untuk kesalahan yang mereka lakukan, mereka tetap menjalani kehidupan yang

tidak bertanggung jawab dan impulsive. Penggunaan istilah psikopat dan sosiopat yang

sering kita dengar digunakan untuk menunjukkan tipe orang yang kini termasuk dalam

kepribadian antisosial. Sejumlah klinisi terus menggunakan istilah ini bergantiandengan

kepribadian antisosial. Akar dari kata psikopat berfokus pada gagasan bahwa ada sesuatu

yang tidak benar (patologis) pada fungsi psikologis individu. Sedangkan akar dari kata

sosiopati berpusat pada deviasi (penyimpangan) sosial orang tersebut.3

5/17/2018 Refrat Psikiatri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-psikiatri 3/11

 

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I.  DEFINISI

Gangguan kepribadian antisosial merupakan gangguan kepribadian yang

timbul karena perbedaan yang besar antara perilaku dan norma sosial yang

berlaku. 2 

Adapun tanda-tanda pada ganguan kepribadian ini seperti :2 

a)  bersikap tidak peduli pada perasaan orang lain,

b)  sikap tidak bertanggung jawab, tidak peduli terhadap norma, peraturan

dan kewajiban sosial,

c)  tidak mampu mempertahankan hubungan agar berlangsung lama,

meskipun tidak ada kesulitan untuk mengembangkannyad)  mudah frustasi dan bertindak agresif, termasuk tindakan kekerasan

e)  tidak mampu menerima kesalahan dan belajar dari pengalaman,

terutama dari hukuman

f)  sangat cenderung menyalahkan orang lain

II.  EPIDEMIOLOGI

Prevalensi gangguan kepribadian antisosial adalah 3 % pada laki laki dan

1% pada wanita. Keadaan ini paling sering ditemukan pada daerah perkotaan

yang miskin dan diantara penduduk yang berpindah pindah dalam daerah

tersebut. Anak laki-laki dengan gangguan berasal dari keluarga yang lebihtinggi dibandingkan anak perempuan yang tergangggu. Onset gangguan adalah

sebelum usia 15 tahun. Anak perempuan biasanya memilki gejala sebelum

pubertas dan anak laki laki bahkan lebih awal. Suatu pola familial dietemukan

dimana gangguan lima kali lebih sering pada sanak saudara derajat pertama dari

laki laki dengan gangguan dibandingkan dengan kontrol. 1 

III.  ETIOLOGI

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan tentang gangguan kepribadian

antisosial oleh profesional dan orang awam adalah apakah atau tidak itu adalah

genetik. Banyak yang bertanya-tanya apakah itu turun-temurun, seperti halnya

rambut, mata, atau warna kulit, jika ini terjadi, anak-anak orang antisosial akan

sangat diharapkan dapat menjadi antisosial sendiri, apakah mereka hidup

dengan orang tua antisosial. Untungnya, manusia tidak sesederhana itu. Seperti

semua gangguan kepribadian, dan juga yang paling gangguan mental, gangguan

kepribadian antisosial cenderung merupakan hasil dari kombinasi biologis atau

faktor genetik dan lingkungan. 7 

5/17/2018 Refrat Psikiatri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-psikiatri 4/11

 

4

Meskipun tidak ada penyebab biologis yang jelas untuk gangguan ini,

penelitian tentang faktor risiko biologis yang mungkin untuk mengembangkan

gangguan kepribadian antisosial menunjukkan bahwa, pada mereka dengan

gangguan kepribadian antisosial, bagian dari otak yang terutama bertanggung

 jawab untuk belajar dari kesalahan seseorang dan untuk menanggapi untuk 

ekspresi wajah sedih dan takut (amigdala) cenderung lebih kecil dan merespon

kurang kokoh dengan ekspresi wajah senang, sedih, atau takut orang lain.

Bahwa kurangnya tanggapan ada hubungannya dengan kurangnya empati

bahwa individu antisosial cenderung memiliki dengan perasaan, hak, dan

penderitaan orang lain. Sementara beberapa orang mungkin lebih rentan

terhadap gangguan mengembangkan kepribadian antisosial sebagai akibat dari

latar belakang genetik tertentu mereka, yang diperkirakan menjadi faktor hanya

ketika orang itu juga terkena peristiwa kehidupan seperti pelecehan atau

mengabaikan yang cenderung untuk menempatkan orang di risiko

perkembangan gangguan ini. Demikian pula, sementara ada beberapa teoritentang peran premenstrual syndrome (PMS) dan fluktuasi hormon lainnya

dalam perkembangan gangguan kepribadian antisosial sejauh ini, tidak dapat

dijelaskan sebagai akibat langsung dari kelainan tersebut.3,5

 

Kondisi lain yang dianggap faktor risiko untuk gangguan kepribadian

antisosial termasuk penyalahgunaan zat, attention deficit hyperactivity disorder

(ADHD), dan gangguan membaca atau gangguan perilaku yang didiagnosis

pada anak-anak. Orang yang mengalami disfungsi otak sementara atau

permanen, juga disebut kerusakan otak organik, beresiko untuk 

mengembangkan perilaku pidana kekerasan atau sebaliknya. 3,5 

IV.  DIAGNOSIS

Pasien mungkin nampak tenang dan dapat dipercaya dalam wawancara,

tetapi, dibaliknya terdapat ketegangan, permusuhan, sikap mudah tersinggung

dan kekerasan. Wawancara stress, dimana pasien secara aktif dihadapkan

dengan inkonsistensi dalam riwayat penyakitnya. Mungkin diperlukan untuk 

mengungkapkan patologi. Bahkan klinisi yang paling berpengalaman telah

tertipu oleh pasien tersebut.1 

Suatu pemeriksaan diagnostik harus termasuk pemeriksaaan neurologis

yang lengkap. Karena pasien sering kali menunjukkan hasil EEG yangabnormal dan tanda neurologis lunak yang mengarahkan kerusakan otak 

minimal pada anak anak, temuan tersebut dapat digunakanuntuk menegakkan

klinis.1 

5/17/2018 Refrat Psikiatri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-psikiatri 5/11

 

5

Kriteria Diagnostik untuk ganguan kepribadian antisocial2 

A. Terdapat pola pervasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain yang

terjadi sejak usia 15 tahun seperti yang ditunjukkan oleh tiga (lebih) berikut :

1. 

Gagal untuk mematuhi norma sosial dengan menghormati perilaku sesuaihukum seperti yang ditunjukkan dengan berulang kali melakukan tindakan

yang menjadi sasaran penalaran.

2.  Ketidakjujuran seperti yang ditunjukkan oleh berulang kali berbohong

menggunakan nama samaran atau menipu orang lain untuk mendapatkan

keuntungan atau kesenangan pribadi.

3.  Impulsivitas atau tidak dapat merencanakan masa depan.

4.  Iritabilitas dan agresivitas, seperti yang ditunjukkan oleh perkelahian fisik 

atau penyerangan yang berulang.

5.  Secara sembrono mengabaikan keselamatan diri sendiri atau orang lain.

6.  Terus menerus tidak bertanggung jawab seperti ditunjukkan olehkegagalan berulang kali untuk mempertahankan perilaku kerja atau

menghormati kewajiban finansial.

7.  Tidak adanya penyesalan seperti yang ditunjukkan oleh acuh tak acuh

terhadap atau mencari mcari alasan telan disakiti, dianiaya atau dicuri oleh

orang lain.

B. Individu sekurangnya berusia 18 tahun.

C. Terdapat tanda tanda gangguan konduksi dengan onset sebelum usia 15 tahun.

D. Terjadinya perilaku antisosial tidak semata mata selama perjalanan skizofrenia

atau suatu episode manik.

V. GAMBARAN KLINIS

Pasien dengan gangguan kepribadian antisosial seringkali menunjukkan

kesan luar yang normal dan bahkan hangat dan mengambil muka, tetapi riwayat

penyakitnya menemukan banyak daerah fungsi kehdiupan yang mengalami

gangguan. Berbohong, membolos, melarikan diri dari rumah, mencuri, berkelahi,

penyalahgunaan zat dan aktivitas ilegal adalah pengalaman tipikal yang dilaporkanpasien berawal sejak masa anak anak. Sering kali pasien gangguan kepribadian

antisosial mengesankan klinisi dengan jenis kelamin yang berlawanan dengan aspek 

kepribadian mereka yang bermacam macam dan mengoda, tetapi klinisi dengan

 jenis kelamin yang sama, mungkin memandangnya sebagai manipulatif dan

menuntut.4,7

 

5/17/2018 Refrat Psikiatri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-psikiatri 6/11

 

6

Pasien gangguan kepribadian antisosial tidak menunjukkan adanya

kecemasan atau depresi yang mungkin sangat tidak sesuai dengan situasi mereka

dan penjelasan mereka sendiri tentang perilaku antisosial menyebabkan terasa tidak 

masuk akal. Ancaman bunuh diri dan preokupasi somatik mungkin sering

ditemukan. Namun demikian isi mental pasien mengungkapkan sama sekali tidak 

ada waham dan tanda lain pikiran irasional. Pada kenyataanya mereka sering sekali

memilki peningkatan rasa tes realitas. Mereka sering sekali mengesankan pengamat

sebagai memilki intelegensia verbal yang baik. Pasien gangguan kepribadian

antisosial adalah sangat diwakili oleh yang disebut penipu. Mereka sangat

manipulatif dan seirng kali mampu berbicara dengan orang lain untuk berperan

serta dalam skema yang melibatkan cara mudah untuk mendapatkan uang atau

untuk mencapai ketenaran yang akhirnya akan menimbulkan kerugian finansial atau

penghinaan sosial atau keduanya. Bagi mereka yang tidak berhati hati pasien

gangguan kepribadian antisosial tidak menceritakan kebenaran dan tidak dapat

dipercaya untuk menjalankan suatu tugas atau terlibat dalam standar moralitas yagkonvensional. Promiskuitas, penyiksaan pasangan, penyiksaan anak, mengendarai

sambil mabuk adalah peristiwa yang sering ditekan dalam kehidupan pasien. Suatu

temuan yang jelas adalah tidak adanya penyesalan akan tindakan tersebut yaitu

pasien tampak tidak menyadarinya. Secara item dapat dijabarkan gejala klinis

individu yang mengalami gangguan kepribadian adalah : 5,7 

- Kebiasaan mencuri dan kebiasaan berbohong hampir setiap saat

- Pengulangan pelanggaran terhadap hukum berulang

- Tendensi terhadap kekerasan pda kepemilikan orang lain dan kekerasanseksual

- Agresif, perilaku kekerasan atau terlibat perkelahian

- Mudah teragitasi atau perasaan-perasaan yang merujuk pada depresi

- Kesulitan dalam membina hubungan dengan orang lain

- Tidak ramah atau tidak menyenangkan

- Sembrono dan impulsif 

- Tidak ada rasa penyesalan dan cenderung menyakiti orang lain

- Melakukan tindakan-tindakan yang membahayakan orang lain

- Kesulitan dalam mempertahankan pekerjaannya

- Mudah frustrasi

5/17/2018 Refrat Psikiatri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-psikiatri 7/11

 

7

VI. DIAGNOSA BANDING

Gangguan kepribadian antisosial dapat dibedakan dari perilaku ilegal

dimana gangguan kepribadian antisosial melibatkan banyak bidang dalam

kehidupan seseorang. Jika perilaku antisocial hanya merupakan manifestasi satu

satunya, pasien dimasukkan dalam kategori DSM-IV kondisi tambahan yangmungkin merupakan pusat perhatianklinis-secara spesifik. Perilaku antisosial

dewasa. Dorothy Lewis menemukan bahwa banyak orang tersebut memilki

gangguan neurologis atau mental yang terlewatkan atau tidak didiagnosis. Lebih

sukar adalah membedakan antara gangguan kepribadian antisosial dari

penyalahgunaan zat. Jika penyalahgunaan zat maupun perilaku antisosial dimulai

pada masa anak-anak dan terus memasuki masa dewasa, kedua gangguan harus

didiagnosis. Tetapi, jika perilaku antisosial jelas sekunder terhadap penyalahgunaan

alkohol atau penyalahgunaan zat lain pramorbid, diagnosis gangguan kepribadian

antisosial tidak diperlukan.1 

Dalam mendiagnosis gangguan kepribadian anti sosial, klinisi harus

mempertimbangkan efek yang mengganggu dari status sosioekonomi, latarbelakang

kultural dan jenis kelamin pada manifestasinya. Selain itu, diagnosis gangguan

kepribadian anti sosial diperlukan jika retardasi mental, skizofrenia atau mania

dapat menjelaskan gejala. 1 

VII. PROGNOSIS

Jika ganguan keperibadian anti sosial berkembang, perjalan penyakitnya

tidak menglami remisi, dan puncak perilaku antisosial biasanyaterjadi pada masaremaja akhir, prognosisnya adalah bervariasi. Beberapa laporan menyatakan bahwa

gejala menurun saat pasien menjadi semakin bertambah umur. Banyak pasien

memiliki gangguan somatisasi dan keluahan fisik multiple. gangguan deopresif,

gangguan penggunaan alkohol dan penyalahgunaan zat lainnya adalah sering

VIII. TERAPI

A. Psikoterapi.

Jika pasien gangguan kepribadian antisosial diimbolisasi (sebagai contoh,

dimasukkan di dalam rumah sakit) mereka sering kali menjadi mampu menjalani

psikoterapi. Jika pasien merasa bahwa mereka berada di antara teman teman

sebayanya, tidak adanya motivasi mereka untuk berubah menghilang. Kemungkinan

karena hal itulahkelompok yang menolong diri sendiri adalah lebih bergua

dibandingkan dipenjara dalam menghilangkan gangguan. 8 

5/17/2018 Refrat Psikiatri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-psikiatri 8/11

 

8

Sebelum terapi dimulai, batas batas yang kuat adalah penting. Ahli terapi

harus menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak diri sendiri pada

pasien dan untuk mengatasi rasa takut pasien gangguan kepribadian anti sosial

terhadap keintiman, Ahli terapi harus menggagalkan usaha pasien untuk melarikan

diri dari perjumpaan orang lain. Dalam melakukan hal itu, ahli terapi menghadapi

tantangan memisahkan kendali dari hukuman dan memisahkan pertolongan dan

konfrontasi dari isolasi sosial dan ganti rugi. 8 

Penghalang utama dalam pemberian treatment  pada individu dengan

gangguan kepribadian disebabkan individu tersebut tidak terbuka bahkan kadang

disertai permusuhan (marah) kepada terapis ketika pemberian terapi. Kadang juga

disertai dengan penolakan atau berhenti total dalam masa pengobatan. Keberhasilan

dari terapi sangat dipengaruhi oleh motivasi dan kepatuhan pasien dalam pemberian

treatment  yang memang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk 

penyembuhannya.8 

Psikodinamika. Pada pendekatan ini terapis akan membicarakan kondisi

pasien dan beberapa hal mengenai isu-isu mengenai kesehatan mental secara

professional. Dalam psikoterapi diharapkan pasien dapat menangani berbagai

permasalahan yang dihadapi pasien, belajar hidup secara sehat, dan bagaimana

bereaksi secara tepat terhadap pelbagai problem dalam kehidupan sosial. Metode

pelaksanaan dapat dilakukan secara individu, kelompok atau keluarga:

1.  Cognitive-behavior therapy (CBT). Bentuk terapi dalam CBT melibatkan

pelatihan ulang terhadap pemikiran dan cara pandang terhadap permasalahan-

permasalahan yang muncul, termasuk di dalamanya kontrol terhadap muatan-muatan emosi dan perilaku.

2.  Dialectical behavior therapy. Dialectical behavior therapy merupakan salah satu

type dari CBT berfokus pada coping skill, dalam terapi ini individu belajar

mengontrol perilaku dan emosi dengan teknik kesadaran penuh, pasien dibantu

untuk mengenal pelbagai muatan emosinya tanpa perlu bereaksi (mengontrol

perilakunya) Terapi ini efektif untuk penyembuhan gangguan kepribadian

ambang.8 

B.  Farmakoterapi.

Farmakoterapi digunakan untuk menghadapi gejala yang diperkirakan akan

timbul-seperti kecemasan, penyerangan dan depresi, tetapi, karena paseien sering

sekali merupakan penyalahgunaan zat, obat harus digunakan secara bijaksana. Jika

pasien menunjukkan bukti bukti adanya gagguan defisit-atensi hiperaktivitas,

psikostimulan seperti methylphenidate(ritalin), mungkin digunakan. Harus

5/17/2018 Refrat Psikiatri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-psikiatri 9/11

 

9

dilakukan usaha untuk mengubah metabolisme katekolamin dengan obat obatan dan

untuk mengendalikan prilaku impuls dengan obat antiepileptik.1 

1.  Antidepressants. Doktor menganjurkan selective serotonin reuptake inhibitors

(SSRIs), seperti fluoxetine (Prozac, Sarafem), sertraline (Zoloft), citalopram

(Celexa), paroxetine (Paxil), nefazodone, dan escitalopram (Lexapro), atau jenisantidepressant lainnya venlafaxine (Effexor) untuk gangguan kepribadian yang

disertai dengan kecemasan dan depresi.

2.  Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). Jenis phenelzine (Nardil) dan

tranylcypromine (Parnate).

3.  Anticonvulsants. Jenis obat ini untuk mengurangi tingkat agresifitas dan

perilaku impulsif. Jenis yang dianjurkan adalah carbamazepine (Carbatrol,

Tegretol) atau asam valproik (Depakote). Selain itu juga topiramate (Topamax),

 jenis anticonvulsant ini dianggap lebih efektif dalam menangani permasalahan

perilaku impuls yang tidak terkontrol.

4.  Antipsychotics. Individu dengan gangguan kepribadian ambang dan schizotypal

beresiko kehilangan dunia nyata, obat antipsychotic seperti risperidone

(Risperdal) dan olanzapine (Zyprexa) dapat membantu menghentikan pikiran-

pikiran yang menyimpang. Untuk gangguan perilaku kadang juga diberikan

haloperidol (Haldol).

Obat-obat ini haruslah dibawah kontrol dokter secara ketat, pemakaian

berlebihan akan memberikan beberapa efek samping seperti

- Sedasi dan inhibisi psikomotorik 

- Gangguan otonom (hipotensi, hidung tersumbat, gangguan irama jantung)- Gangguan ekstrapiramidal (tremor, sindrom parkinson, akatisia)

- Gangguan endoktrin

- Tardive dyskinesia

- Sindrom neuroleptik maligna

5. Mood stabilizers. Jenis lithium (Eskalith, Lithobid). Obat ini memberikan

ketenangan bila terjadi perubahan mood pada penderita gangguan kepribadian.

Jenis-jenis medikasi lainnya yang mungkin diberikan oleh dokter adalah

alprazolam (Xanax) dan clonazepam (Klonopin)

5/17/2018 Refrat Psikiatri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-psikiatri 10/11

 

10

BAB III

KESIMPULAN

• Gangguan kepribadian antisosial secara khusus dapat dikatakan sebagai pola pervasif 

mengabaikan dan melanggar hak orang lain termasuk gejala seperti melanggar

hukum, sering berbohong, mulai perkelahian, kurangnya rasa bersalah dan

mengambil tanggung jawab pribadi, dan adanya lekas marah dan impulsif.

• Gangguan kepribadian antisosial kemungkinan hasil dari kombinasi biologis atau

faktor genetik dan lingkungan. Beberapa teori tentang faktor-faktor risiko biologis

untuk gangguan kepribadian antisosial termasuk disfungsi gen tertentu, hormon, atau

bagian dari otak. Diagnosa sering dikaitkan dengan gangguan kepribadian antisosial

termasuk penyalahgunaan zat, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

• Meskipun gangguan kepribadian antisosial bisa sangat resisten terhadap pengobatan,

intervensi yang paling efektif yaitu menekankan pengajaran individu yang

mengalami gangguan kepribadian antisosial dengan keterampilan yang dapat

digunakan untuk hidup mandiri dan produktif dalam aturan dan batas-batas

masyarakat

• Jika tidak diobati, orang dengan gangguan kepribadian antisosial beresiko untuk 

lebih buruk lagi. Individu dengan gangguan kepribadian antisosial juga berisiko

untuk melukai diri sendiri dan orang lain.

5/17/2018 Refrat Psikiatri - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/refrat-psikiatri 11/11

 

11

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock, Benjamin james;Sadock, Virginia Alcott, editors. Kaplan and

Sadock’Synopsis of Psychiatry; Behavioral Science/Clinical Psychiatry (terjemahan),7 Edition. New York: Lippincot William & Wilkins. 2007.P 269-271

2. Maslim, dr. Rusdi SpKJ. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari

PPGDJ-III. Jakarta.2003.P 104

3. Ogloff, JR, antisocial_personality_disorder.2010. Available From URL :

www.nml.nih.gov/medlineplus

 

4. David Bienenfeld, MD, antisocial_personality_disorder (online)17 Maret 2012.

Available From: URL: http://emedicine.medscape.com

 

5. NN. Gangguan Kepribadian anti social. 17 Maret 2012. Available From :URL : http// 

benderahitam wordpress.com

6. NN. Apa penyebab gangguan kepribadian social. 17 Maret 2012. Available From URL

: http://belajarpsikologi.com

 

7. Phillip W. Long, M.D. antisocial_personality_disorder.2008. Available From URL :

http://www.mentalhealth.com

 

8. Roxanne Dryden-Edwards, MD and Melissa Conrad Stöppler, MD Anti social

personality disorder. 2010. Available from URL : http://www.medicinenet.com/