refrat forensik baru

31
BAB I PENDAHULUAN Di dalam menghadapi kasus kriminal, pemakaian senjata api sebagai alat yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka dokter sebagai orang yang melakukan pemeriksaan, khususnya atas diri korban, perlu secara hati-hati, cermat dan teliti dalam menafsirkan hasil yang didapatnya. 1 Di dalam dunia kriminal, senjata api yang biasa dipergunakan adalah senjata genggam beralur, sedangkan senjata api dengan laras panjang dan senjata yang biasa dipakai untuk olahraga berburu yang larasnya tidak beralur jarang dipakai untuk maksud kriminal. 2 Senjata genggam yang banyak dipergunakan untuk maksud kriminal dapat dibagi dalam dua kelompok, dimana dasar pembagian berikut adalah arah perputaran alur yang terdapat dalam laras senjata yaitu senjata api dengan alur ke kiri yang dikenal dengan senjata api tipe COLT dan senjata api dengan alur ke kanan yang dikenal dengan senjata api tipe Smith & Wesson (tipe SW). 1,3 Jenis senjata api yang digunakan dapat diketahui dari anak peluru yang terdapat pada tubuh korban, yaitu adanya goresan dan alur yang memutar kearah kanan atau kiri bila dilihat dari bagian basis anak peluru. 1 Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat kejahatan yang paling umum di Amerika Serikat. Luka 1

Upload: haynee-gustian

Post on 02-Jul-2015

810 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: refrat forensik baru

BAB I

PENDAHULUAN

Di dalam menghadapi kasus kriminal, pemakaian senjata api sebagai alat

yang dimaksudkan untuk melukai atau mematikan seseorang, maka dokter sebagai

orang yang melakukan pemeriksaan, khususnya atas diri korban, perlu secara hati-

hati, cermat dan teliti dalam menafsirkan hasil yang didapatnya.1

Di dalam dunia kriminal, senjata api yang biasa dipergunakan adalah senjata

genggam beralur, sedangkan senjata api dengan laras panjang dan senjata yang

biasa dipakai untuk olahraga berburu yang larasnya tidak beralur jarang dipakai

untuk maksud kriminal.2 Senjata genggam yang banyak dipergunakan untuk

maksud kriminal dapat dibagi dalam dua kelompok, dimana dasar pembagian

berikut adalah arah perputaran alur yang terdapat dalam laras senjata yaitu senjata

api dengan alur ke kiri yang dikenal dengan senjata api tipe COLT dan senjata api

dengan alur ke kanan yang dikenal dengan senjata api tipe Smith & Wesson (tipe

SW).1,3 Jenis senjata api yang digunakan dapat diketahui dari anak peluru yang

terdapat pada tubuh korban, yaitu adanya goresan dan alur yang memutar kearah

kanan atau kiri bila dilihat dari bagian basis anak peluru.1

Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat kejahatan yang paling

umum di Amerika Serikat. Luka tembak paling umum dijumpai sebagai penyebab

kematian adalah akibat pembunuhan dan di beberapa daerah bagiannya adalah

akibat bunuh diri. Di Amerika Serikat pertahunnya diperkirakan terdapat sekitar

70.000 jiwa korban luka tembak dengan kasus kematian sekitar 30.000 jiwa.

Biaya medis, legal, dan emosional akibat kejahatan tersebut menjadi suatu beban

berat bagi rumah sakit, sistem peradilan, keluarga, dan masyarakat pada

umumnya. Evaluasi mengenai luka tersebut memerlukan latihan khusus dan

keahlian baik oleh seorang dokter yang menangani bagian kegawatdaruratan

korban luka tembak maupun para ahli patologi dan forensik.1,3,4

Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi sebagai pemeriksa, maka

dokter harus menjelaskan berbagai hal, diantaranya apakah luka tersebut memang

luka tembak, yang mana luka tembak masuk dan yang mana yang keluar, jenis

senjata yang dipakai, jarak tembak, arah tembakan, perkiraan posisi korban

1

Page 2: refrat forensik baru

sewaktu ditembak, berapa kali korban ditembak, dan luka tembak mana yang

menyebabkan kematian.1

Dalam memberikan pendapat atau kesimpulan dalam visum et repertum,

tidak dibenarkan menggunakan istilah pistol atau revolver karena perkataan pistol

mengandung pengertian bahwa senjatanya termasuk otomatis atau semi otomatis,

sedangkan revolver berarti anak peluru berada dalam silinder yang akan memutar

jika tembakan dilepaskan. Oleh karena dokter tidak melihat peristiwa

penembakannya, maka yang akan disampaikan adalah; senjata api kaliber 0,38

dengan alur ke kiri dan sebagainya.1

2

Page 3: refrat forensik baru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Arti Klinis Luka Tembak

Dalam praktek banyak terdapat hal tentang luka tembak masuk pada tubuh

manusia. Seperti kita ketahui kulit terdiri dari lapisan epidermis, dermis dan

subkutis. Jika dilihat dari elastisitasnya, epidermis kurang elastis bila

dibandingkan dengan dermis. Bila sebutir peluru menembus tubuh, maka cacat

pada epidermis lebih luas dari pada dermis. Diameter luka pada epidermis kurang

lebih sama dengan diameter anak peluru, sedangkan diameter luka pada dermis

lebih kecil. Keadaan tersebut dikenal sebagai kelim memar (contusio ring).2,4

II.2. Klasifikasi Senjata Api

Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan

mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi

melalui larasnya.1 Proyektil yang dilepaskan dari suatu tembakan dapat tunggal,

dapat pula tunggal berurutan secara otomatis maupun dalam jumlah tertentu

bersama – sama.1 Senjata api dapat dikelompokan menjadi:

A. Berdasarkan Panjang Laras:

1. Laras pendek.3

Revolver, Mempunyai metal drum (tempat penyimpanan 6 peluru) yang

berputar (revolve) setiap kali trigger ditarik dan menempatkan peluru baru

pada posisi siap untuk di tembakkan.

Pistol, peluru disimpan dalam sebuah silinder yang diputar dengan menarik

picunya.

Gambar 1. Senjata api laras pendek

3

Page 4: refrat forensik baru

2. Laras panjang3

Senjata ini berkekuatan tinggi dengan daya tembak sampai 3000 m,

mempergunakan peluru yang lebih panjang. Dibagi menjadi dua yaitu:

Senapan tabur : Senapan tabur dirancang untuk dapat memuntahkan butir-

butir tabur ganda lewat larasnya, sedangkan senapan dirancang untuk

memuntahkan peluru tunggal lewat larasnya, moncong senapan halus dan

tidak terdapat rifling.

Senapan untuk menyerang: Senapan ini mengisi pelurunya sendiri,

mampu melakukan tembakan otomatis sepenuhnya, mempunyai kapasitas

magasin yang besar dan dilengkapi ruang ledak untuk peluru senapan

dengan kekuatan sedang (peluru dengan kekuatan sedang antara peluru

senapan standard dan peluru pistol).4

Gambar 2. Senjata api laras panjang

B. Berdasarkan Alur Laras

1. Laras beralur (Rifled bore)

Agar anak peluru dapat berjalan stabil dalam lintasannya, permukaan

dalam laras dibuat beralur spiral dengan diameter yang sedikit lebih kecil dari

diameter anak peluru, sehingga anak peluru yang didorong oleh ledakan mesiu,

saat melalui laras, dipaksa bergerak maju sambil berputar sesuai porosnya, dan

ini akan memperoleh gaya sentripetal sehingga anak peluru tetap dalam posisi

ujung depannya di depan dalam lintasannya setelah lepas laras menuju sasaran.

Alur laras ini dibagi menjadi dua yaitu, arah putaran ke kiri (COLT) dan arah

putaran ke kanan (Smith and Wesson).3,4

4

Page 5: refrat forensik baru

Gambar 3. Senjata api beralur

2. Laras tak beralur atau laras licin (Smooth bore)

Senjata api jenis ini dapat melontarkan anak peluru dalam jumlah banyak pada

satu kali tembakan. Contohnya adalah shot gun.4,5

II.3. Mekanisme Luka Tembak

Pada luka tembak terjadi efek perlambatan yang disebabkan pada trauma

mekanik seperti pukulan, tusukan, atau tendangan, hal ini terjadi akibat adanya

transfer energi dari luar menuju jaringan. Kerusakan yang terjadi pada jaringan

tergantung pada absorpsi energi kinetiknya, yang juga akan menghamburkan

panas, suara serta gangguan mekanik yang lainya.2,4 Energi kinetik ini akan

mengakibatkan daya dorong peluru ke suatu jaringan sehingga terjadi laserasi,

kerusakan sekunder terjadi bila terdapat ruptur pembuluh darah atau struktur

lainnya dan terjadi luka yang sedikit lebih besar dari diameter peluru.

Jika kecepatan melebihi kecepatan udara, lintasan dari peluru yang

menembus jaringan akan terjadi gelombang tekanan yang mengkompresi jika

terjadi pada jaringan seperti otak, hati ataupun otot akan mengakibatkan

kerusakan dengan adanya zona-zona disekitar luka.4 Dengan adanya lesatan

peluru dengan kecepatan tinggi akan membentuk rongga disebabkan gerakan

sentrifugal pada peluru sampai keluar dari jaringan dan diameter rongga ini lebih

besar dari diameter peluru, dan rongga ini akan mengecil sesaat setelah peluru

berhenti, dengan ukuran luka tetap sama. Organ dengan konsistensi yang padat

tingkat kerusakan lebih tinggi daripada organ berongga. Efek luka juga

berhubungan dengan gaya gravitasi. Pada pemeriksaan harus dipikirkan adanya

kerusakan sekunder seperti infark atau infeksi.4,6

5

Page 6: refrat forensik baru

Gambar 4. Mekanisme luka tembak

II.4. Klasifikasi Luka Tembak

Pada klasifikasi luka tembak yang diperlukan adalah jarak tembak atau jarak

antara moncong senjata dengan targetnya yaitu tubuh korban. Berdasarkan ciri-

ciri yang khas pada setiap tembakan yang dilepaskan dari berbagai jarak, maka

perkiraan jarak tembak dapat diketahui, dengan demikian dapat dibuat

klasifikasinya. Klasifikasi yang dimaksud antara lain :1,3

A. Luka Tembak Masuk

1. Luka tembak masuk tempel (contact wounds)

a. Terjadi bila moncong senjata ditekan pada tubuh korban dan ditembakkan.

Bila tekanan pada tubuh erat disebut “hard contact”, sedangkan yang tidak

erat disebut “soft contact”.

b. Umumnya luka berbentuk bundar yang dikelilingi kelim lecet yang sama

lebarnya pada setiap bagian.

c. Di sekeliling luka tampak daerah yang bewarna merah atau merah coklat,

yang menggambarkan bentuk dari moncong senjata, ini disebut jejas laras.

d. Rambut dan kulit di sekitar luka dapat hangus terbakar.

e. Saluran luka akan bewarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir mesiu,

jelaga dan minyak pelumas.

f. Tepi luka dapat bewarna merah, oleh karena terbentuknya COHb.

g. Bentuk luka tembak tempel sangat dipengaruhi oleh keadaan / densitas

jaringan yang berada di bawahnya, dengan demikian dapat dibedakan :

Luka tembak tempel di daerah dahi

Luka tembak tempel di daerah pelipis

Luka tembak tempel di daerah perut

h. Luka tembak tempel di daerah dahi mempunyai ciri :

6

Page 7: refrat forensik baru

Luka berbentuk bintang: Bentuk bintang tersebut disebabkan oleh tenaga

tembakan yang diteruskan ke segala arah, fragmen-fragmen tulang yang

terbentuk turut terdorong keluar dan menimbulkan robekan-robekan baru

yang dimulai dari pinggir luka dan menyebar secara radier.

Terdapat jejak laras

i. Luka tembak tempel di daerah pelipis mempunyai ciri :

Luka berbentuk bundar

Terdapat jejas laras

j. Luka tembak tempel di daerah perut mempunyai ciri :

Luka berbentuk bundar

Kemungkinan besar tidak terdapat jejas laras

Gambar 5. Luka tembak tempel ,3

2. Luka tembak masuk jarak dekat (close range wounds)

Pengertian jarak dekat bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban

sekitar 50 cm (24 inci) sampai 15 cm. Ciri dari luka tembak ini adalah: 3,4

a. Luka berbentuk bundar atau oval tergantung sudut masuknya peluru, dengan

di sekitarnya terdapat bintik-bintik hitam (kelim tato) dan atau jelaga (kelim

jelaga).

b. Di sekitar luka dapat ditemukan daerah yang bewarna merah atau hangus

terbakar.

c. Bila terdapat kelim tato, berarti jarak antara moncong senjata dengan korban

sekitar 60 cm (50-60 cm), yaitu untuk senjata genggam.

d. Bila terdapat pula kelim jelaga, jaraknya sekitar 30 cm (25-30 cm).

7

Page 8: refrat forensik baru

e. Bila terdapat juga kelim api, maka jarak antara moncong senjata dengan

korban sekitar 15 cm.

Gambar 6. Luka Tembak Jarak Dekat

3. Luka tembak masuk jarak jauh (long range wound)1, 2,3

Luka tembak jarak jauh adalah luka tembak dimana jarak antara moncong

senjata dengan korban diatas 50 cm, atau diluar jarak tempuh atau jangkauan

butir-butir mesiu.

a. Terjadi bila jarak antara moncong senjata dengan tubuh korban di luar

jangkauan atau jarak tempuh butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau

terbakar sebagian.

b. Luka berbentuk bundar atau oval dengan disertai adanya kelim lecet.

c. Bila senjata sering dirawat (diberi minyak) maka pada kelim lecet dapat

dilihat pengotoran bewarna hitam berminyak, jadi ada kelim kesat atau

kelim lemak.

Gambar 7. Luka Tembak Jarak Jauh

B. Luka Tembak Keluar

Jika peluru yang ditembakan dari senjata api mengenai tubuh korban dan

kekuatannya masih cukup untuk menembus dan keluar pada bagian tubuh lainnya,

maka luka tembak dimana peluru meninggalkan tubuh itu disebut luka tembak

keluar. Bilamana peluru yang masuk ke dalam tubuh korban tidak terbentur pada

tulang, maka saluran luka yang terbentuk yang menghubungkan luka tembak

8

Page 9: refrat forensik baru

masuk dan luka tembak keluar dapat menunjukkan arah datangnya peluru yang

dapat disesuaikan dengan arah tembakan.1

Luka tembak keluar mempunyai ciri khusus yang sekaligus sebagai

perbedaan pokok dengan luka tembak masuk. Ciri tersebut adalah tidak adanya

kelim lecet pada luka tembak keluar, dengan tidak adanya kelim lecet, kelim-

kelim lainnya juga tentu tidak ditemukan.1,3

Ciri lain dari luka tembak keluar yang dapat dikatakan agak khas, oleh

karena hampir semua luka tembak keluar memiliki ciri ini, adalah luka tembak

keluar pada umumnya lebih besar dari luka tembak masuk.1,3

Gambar 8. Luka tembak keluar

Adapun faktor –faktor yang menyebabkan luka tembak keluar lebih besar dari

luka tembak masuk adalah :1

Perubahan luas peluru, oleh karena terjadi deformitas sewaktu peluru berada

dalam tubuh dan membentur tulang.

Peluru sewaktu berada dalam tubuh mengalami perubahan gerak, misalnya

karena terbentur bagian tubuh yang keras, peluru bergerak berputar dari ujung

ke ujung (end to end), keadaan ini disebut “tumbling”.

Pergerakan peluru yang lurus menjadi tidak beraturan, disebut “yawing”.

Peluru pecah menjadi beberapa fragmen. Fragmen-fragmen ini menyebabkan

luka tembak keluar menjadi lebih besar.

Bila peluru mengenai tulang dan fragmen tulang tersebut turut terbawa keluar,

maka fragmen tulang tersebut akan membuat robekan tambahan sehingga akan

memperbesar luka tembak keluarnya.

Pada beberapa keadaan luka tembak keluar lebih kecil dari luka tembak masuk,

hal ini disebabkan :1

9

Page 10: refrat forensik baru

Kecepatan atau velocity peluru sewaktu akan menembus keluar berkurang,

sehingga kerusakannya (lubang luka tembak keluar) akan lebih kecil, perlu

diketahui bahwa kemampuan peluru untuk dapat menimbulkan kerusakan

berhubungan langsung dengan ukuran peluru dan velocity.

Adanya benda menahan atau menekan kulit pada daerah dimana peluru akan

keluar yang berarti menghambat kecepatan peluru, luka tembak keluar akan

lebih kecil bila dibandingkan dengan luka tembak masuk.

Beberapa variasi luka tembak keluar 1

Luka tembak keluar sebagian (partial exit wound), hal ini dimungkinkan oleh

karena tenaga peluru tersebut hampir habis atau ada penghalang yang menekan

pada tempat dimana peluru akan keluar, dengan demikian luka dapat hanya

berbentuk celah dan tidak jarang peluru tampak menonjol sedikit pada celah

tersebut.

Jumlah luka tembak keluar lebih banyak dari jumlah peluru yang ditembakkan,

ini dimungkinkan karena :

o Peluru pecah dan masing-masing pecahan membuat sendiri luka tembak

keluar.

o Peluru menyebabkan ada tulang yang patah dan tulang tersebut terdorong

keluar pada tempat yang berbeda dengan tempat keluarnya peluru.

o Dua peluru masuk ke dalam tubuh melalui satu luka tembak masuk

(“tandem bullet injury”), dan di dalam tubuh ke dua peluru tersebut berpisah

dan keluar melalui tempat yang berbeda.

II.5. Efek Luka Tembak

Pada saat seseorang melepaskan tembakan dan kebetulan mengenai sasaran

yaitu tubuh korban, maka pada tubuh korban tersebut akan didapatkan perubahan

yang diakibatkan oleh berbagai unsur atau komponen yang keluar dari laras

senjata api tersebut.1,3 Adapun komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap

penembakan adalah:1,4

anak peluru

butir-butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar

asap atau jelaga

10

Page 11: refrat forensik baru

api

partikel logam

Bila senjata yang dipergunakan sering diberi minyak pelumas, maka minyak

yang melekat pada anak peluru dapat terbawa dan melekat pada luka. Bila

penembakan dilakukan dengan posisi moncong senjata menempel dengan erat

pada tubuh korban, maka akan terdapat jejas laras. Selain itu bila senjata yang

dipakai termasuk senjata yang tidak beralur (smooth bore), maka komponen yang

keluar adalah anak peluru dalam satu kesatuan atau tersebar dalam bentuk pellet,

tutup dari peluru itu sendiri juga dapat menimbulkan kelainan dalam bentuk

luka.1,4 Komponen atau unsur-unsur yang keluar pada setiap peristiwa

penembakan akan menimbulkan kelainan pada tubuh korban sebagai berikut:1,3,4

1) Akibat anak peluru (bullet effect): luka terbuka.

Luka terbuka yang terjadi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu:

Kecepatan

Posisi peluru pada saat masuk ke dalam tubuh

Bentuk dan ukuran peluru

Densitas jaringan tubuh di mana peluru masuk

Peluru yang mempunyai kecepatan tinggi (high velocity), akan

menimbulkan luka yang relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan peluru

yang kecepatannya lebih rendah (low velocity). Kerusakan jaringan tubuh akan

lebih berat bila peluru mengenai bagian tubuh yang densitasnya lebih besar.

Pada organ tubuh yang berongga seperti jantung dan kandung kencing, bila

terkena tembakan dan kedua organ tersebut sedang terisi penuh (jantung dalam

fase diastole), maka kerusakan yang terjadi akan lebih hebat bila dibandingkan

dengan jantung dalam fase sistole dan kandung kencing yang kosong; hal

tersebut disebabkan karena adanya penyebaran tekanan hidrostatik ke seluruh

bagian.

Mekanisme terbentuknya luka dan kelim lecet akibat anak peluru:

a. Pada saat peluru mengenai kulit, kulit akan teregang

b. Bila kekuatan anak peluru lebih besar dari kulit maka akan terjadi robekan

11

Page 12: refrat forensik baru

c. Oleh karena terjadi gerakan rotasi dari peluru (pada senjata yang beralur

atau rifle bore), terjadi gesekan antara badan peluru dengan tepi robekan

sehingga terjadi kelim lecet (abrasion ring)

d. Oleh karena tenaga penetrasi peluru dan gerakan rotasi akan diteruskan ke

segala arah, maka sewaktu anak peluru berada dan melintas dalam tubuh

akan terbentuk lubang yang lebih besar dari diameter peluru

e. Bila peluru telah meninggalkan tubuh atau keluar, lubang atau robekan yang

terjadi akan mengecil kembali, hal ini dimungkinkan oleh adanya elastisitas

dari jaringan

f. Bila peluru masuk ke dalam tubuh secara tegak lurus maka kelim lecet yang

terbentuk akan sama lebarnya pada setiap arah

g. Peluru yang masuk secara membentuk sudut atau serong akan dapat

diketahui dari bentuk kelim lecet

h. Kelim lecet paling lebar merupakan petunjuk bahwa peluru masuk dari arah

tersebut

i. Pada senjata yang dirawat baik, maka pada klim lecet akan dijumpai

pewarnaan kehitaman akibat minyak pelumas, hal ini disebut kelim kesat

atau kelim lemak (grease ring/ grease mark)

j. Bila peluru masuk pada daerah di mana densitasnya rendah, maka bentuk

luka yang terjadi adalah bentuk bundar, bila jaringan di bawahnya

mempunyai densitas besar seperti tulang, maka sebagian tenaga dari peluru

disertai pula dengan gas yang terbentuk akan memantul dan mengangkat

kulit di atasnya, sehingga robekan yang tejadi menjadi tidak beraturan atau

berbentuk bintang

k. Perkiraan diameter anak peluru merupakan penjumlahan antara diameter

lubang luka ditambah dengan lebar kelim lecet yang tegak lurus dengan arah

masuknya peluru

l. Peluru yang hanya menyerempet tubuh korban akan menimbulkan robekan

dangkal, disebut bullet slap atau bullet graze

m. Bila peluru menyebabkan luka terbuka dimana luka tembak masuk bersatu

dengan luka tembak keluar, luka yang terbentuk disebut gutter wound

12

Page 13: refrat forensik baru

2) Akibat butir-butir mesiu (gunpowder effect): tattoo, stipling

a. Butir – butir mesiu yang tidak terbakar atau sebagian terbakar akan masuk

ke dalam kulit

b. Daerah di mana butir-butir mesiu tersebut masuk akan tampak berbintik-

bintik hitam dan bercampur dengan perdarahan

c. Oleh karena penetrasi butir mesiu tadi cukup dalam, maka bintik-bintik

hitam tersebut tidak dapat dihapus dengan kain dari luar

d. Jangkauan butir-butir mesiu untuk senjata genggam berkisar sekitar 60 cm

e. Black powder adalah butir mesiu yang komposisinya terdiri dari nitrit,

tiosianat, tiosulfat, kalium karbonat, kalium sulfat, kalium sulfida,

sedangkan smoke less powder terdiri dari nitrit dan selulosa nitrat yang

dicampur dengan karbon dan gravid

3) Akibat asap (smoke effect): jelaga

a. Oleh karena setiap proses pembakaran itu tidak sempurna, maka terbentuk

asap atau jelaga

b. Jelaga yang berasal dari black powder komposisinya CO2 (50%) nitrogen

35%, CO 10%, hydrogen sulfide 3%, hydrogen 2 % serta sedikit oksigen

dan methane

c. Smoke less powder akan menghasilkan asap yang jauh lebih sedikit

d. Jangkauan jelaga untuk senjata genggam berkisar sekitar 30 cm

e. Oleh karena jelaga itu ringan, jelaga hanya menempel pada permukaan kulit,

sehingga bila dihapus akan menghilang.

4) Akibat api (flame effect): luka bakar

a. Terbakarnya butir-butir mesiu akan menghasilkan api serta gas panas yang

akan mengakibatkan kulit akan tampak hangus terbakar (scorching,

charring)

b. Jika tembakan terjadi pada daerah yang berambut, maka rambut akan

terbakar

c. Jarak tempuh api serta gas panas untuk senjata genggam sekitar 15 cm,

sedangkan untuk senjata yang kalibernya lebih kecil, jaraknya sekitar 7,5

cm

13

Page 14: refrat forensik baru

5) Akibat partikel logam (metal effect): fouling

a. Oleh karena diameter peluru lebih besar dari diameter laras, maka sewaktu

peluru bergulir pada laras yang beralur akan terjadi pelepasan partikel logam

sebagai akibat pergesekan tersebut

b. Partikel atau fragmen logam tersebut akan menimbulkan luka lecet atau luka

terbuka dangkal yang kecil-kecil pada tubuh korban

c. Partikel tersebut dapat masuk ke dalam kulit atau tertahan pada pakaian

korban.

6) Akibat moncong senjata (muzzle effect): jejas laras

a. Jejas laras dapat terjadi pada luka tembak tempel, baik luka tembak tempel

yang erat (hard contact) maupun yang hanya sebagian menempel (soft

contact)

b. Jejas laras dapat terjadi bila moncong senjata ditempelkan pada bagian

tubuh, dimana di bawahnya ada bagian yang keras (tulang)

c. Jejas laras terjadi oleh karena adanya tenaga yang terpantul oleh tulang dan

mengangkat kulit sehingga terjadi benturan yang cukup kuat antara kulit dan

moncong senjata

d. Jejas laras dapat pula terjadi jika si penembak memukulkan moncong

senjatanya dengan cukup keras pada tubuh korban, akan tetapi hal ini jarang

terjadi

e. Pada hard contact, jejas laras tampak jelas mengelilingi lubang luka,

sedangkan pada soft contact, jejas laras sebetulnya luka lecet tekan tersebut

akan tampak sebagian sebagai garis lengkung

f. Bila pada hard contact tidak akan dijumpai kelim jelaga atau kelim tato,

oleh karena tertutup rapat oleh laras senjata, maka pada soft contact jelaga

dan butir mesiu ada yang keluar melalui celah antara moncong senjata dan

kulit, sehingga terdapat adanya kelim jelaga dan kelim tato.

7) Pengaruh pakaian pada luka tembak masuk 1,5

Jika tembakan mengenai tubuh korban yang ditutup pakaian, dan pakaiannya

cukup tebal, maka dapat terjadi:

Asap, butir-butir mesiu dan api dapat tertahan pakaian

Fragmen atau partikel logam dapat tertahan oleh pakaian

14

Page 15: refrat forensik baru

Serat-serat pakaian dapat terbawa oleh peluru dan masuk ke dalam lubang

luka tembak

II.6. Deskripsi Luka Tembak

Kepentingan medikolegal deskripsi yang adekuat dari luka senjata api

bergantung pada besarnya potensi seorang korban meninggal. Jika korban masih

hidup, deskripsi singkat dan tidak terlalu detail. Dokter mempunyai tanggung

jawab yang utama untuk memberikan penatalaksanaan gawat darurat.

Membersihkan luka, membuka dan mengeksplorasi, debridement dan

menutupnya, kemudian membalut adalah bagian penting dari merawat pasien bagi

dokter. Penggambaran luka secara detail akan dilakukan nanti, setelah semua

kondisi gawat darurat dapat disingkirkan. Oleh karena singkatnya waktu yang

dimiliki untuk mempelajari medikolegal, seringkali dokter merasa tidak

mempunyai kewajiban untuk mendeskripskan luka secara detail. Deskripsi luka

yang minimal untuk pasien hidup terdiri dari : Lokasi luka, ukuran dan bentuk

defek, lingkaran abrasi, lipatan kulit yang utuh dan robek, bubuk hitam sisa

tembakan (jika ada), tato (jika ada), dan bagian yang ditembus/dilewati.1,2,4

Penatalaksanaan luka, termasuk debridement, penjahitan, pengguntingan rambut,

pembalutan, drainase, dan operasi perluasan luka.

Pada korban mati, tidak ada tuntutan dalam mengatasi gawat darurat.

Meskipun demikian, tubuhnya dapat saja sudah mengalami perubahan akibat

penanganan gawat darurat dari pihak lain. Sebagai tambahan, tubuh bisa berubah

akibat perlakuan orang-orang yang mempersiapkan tubuhnya untuk dikirimkan

kepada pihak yang bertanggung jawab untuk menerimanya. Di lain pihak, tubuh

mungkin sudah dibersihkan, bahkan sudah disiapkan untuk penguburan, luka

sudah ditutup dengan lilin atau material lain. Penting untuk mengetahui siapa dan

apa yang telah dikerjakannya terhadap tubuh korban, untuk mengetahui gambaran

luka.

a. Jarak Tembakan

Efek gas, bubuk mesiu, dan anak peluru terhadap target dapat digunakan dalam

keilmuan forensik untuk memperkirakan jarak target dari tembakan dilepaskan.

Perkiraan tersebut memiliki kepentingan sebagai berikut : untuk membuktikan

15

Page 16: refrat forensik baru

atau menyangkal tuntutan; untuk menyatakan atau menyingkirkan

kemungkinan bunuh diri; membantu menilai ciri alami luka akibat kecelakaan.

Meski kisaran jarak tembak tidak dapat dinilai dengan ketajaman absolut, luka

tembak dapat diklasifikasikan sebagai luka tembak jarak dekat, sedang, dan

jauh. 1,2,4

b. Arah Tembakan

Luka tembak yang tepat akan membentuk lubang yang sirkuler serta perubahan

warna pada kulit, jika sudut penembakan olique akan mengakibatkan luka

tembak berbentuk ellips, panjang luka dihubungkan dengan pengurangan sudut

tembak. Senapan akan memproduksi lebih sedikit kotoran, kecuali jika jarak

dekat. Petunjuk ini berguna untuk pembanding dengan shotgun. Luka tembak

yang disebabkan shotgun dengan sudut olique akan membentuk luka seperti

anak tangga. Jaringan juga berperan serta dalam perubahan gambaran luka

karena adanya kontraksi otot.

II.7. Cara Pengukuran Jarak Tembak Dalam Visum Et Repertum

Bila pada korban terdapat luka tembak masuk dan tampak jelas adanya jejas

laras, kelim api, kelim jelaga atau kelim tato, maka perkiraan penentuan jarak

tembak tidak sulit. Kesulitan timbul bila tidak ada kelim-kelim tersebut selain

kelim lecet.1 Bila terdapat kelim jelaga, berarti korban ditembak dari jarak dekat,

maksimal 30 cm, kelim tato berarti korban ditembak dari jarak dekat, maksimal

60 cm dan seterusnya. Sedangkan kelim api menunjukan bahwa korban ditembak

dari jarak yang sangat dekat sekali, yaitu maksimal 15 cm.

II.8. Pemeriksaan Khusus Pada Luka Tembak Masuk

Pada beberapa keadaan, pemeriksaan terhadap luka tembak masuk, sering

dipersulit oleh adanya pengotoran oleh darah, sehingga pemeriksaan tidak dapat

dilakukan dengan baik.1 Untuk menghadapi penyulit pada pemeriksaan tersebut

dapat dilakukan prosedur sebagai berikut:1

Luka tembak dibersihkan dengan hydrogen-peroxide 3%

Setelah 2-3 menit luka tersebut dicuci dengan air, untuk membersihkan busa

yang terjadi dan membersihkan darah.

16

Page 17: refrat forensik baru

Dengan pemberian hydrogen-peroxide tadi, luka tembak akan bersih dan

tampak jelas, sehingga deskripsi luka dapat dilakukan dengan akurat.

Selain secara makroskopik, dapat juga dengan pemeriksaan khusus:

pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan kimiawi, dan pemeriksaan radiologik.1

a) Pemeriksaan Mikroskopik 1,6

Perubahan yang tampak diakibatkan oleh dua faktor, yaitu: trauma mekanik

dan termis, pada luka tembak tempel dan luka tembak jarak dekat perubahan

mikroskopis yang terjadi adalah:

Kompresi epitel, disekitar luka tampak epitel yang normal dan yang

mengalami kompresi, elongasi, dan menjadi pipihnya sel-sel epidermal serta

elongasi dari inti sel

Distorsi dari sel epidermis di tepi luka yang dapat bercampur dengan butir-

butir mesiu

Epitel mengalami nekrosis koagulatif, epitel sembab, vakuolisasi sel-sel

basal

Akibat panas, jaringan kolagen menyatu dengan pewarnaan HE, akan lebih

banyak mengambil warna biru (basophilic staining)

Tampak perdarahan yang masih baru dalam epidermis (kelainan ini paling

dominan, dan adanya butir-butir mesiu)

Sel-sel pada dermis intinya mengerut, vakuolisasi dan piknotik

Butir-butir mesiu tampak sebagai benda tidak beraturan, berwarna hitam

atau hitam kecoklatan

Pada luka tembak tempel “hard contact”, permukaan kulit sekitar luka tidak

terdapat butir-butir mesiu atau hanya sedikit sekali; butir-butir mesiu akan

tampak banyak pada lapisan bawahnya, khususnys di sepanjang tepi saluran

luka

Pada luka tembak tempel “soft contact”, butir-butir mesiu terdapat pada

kulit dan jaringan di bawah kulit

Pada luka tembak jarak dekat, butir-butir mesiu terutama terdapat pada

permukaan kulit, hanya sedikit yang ada pada lapisan-lapisan kulit.

17

Page 18: refrat forensik baru

b) Pemeriksaan Kimiawi 1

Pada “black gun powder” dapat ditemukan kalium, karbon, nitrit, nitrat,

sulfas, sulfat, karbonat, tiosianat dan tiosulfat

Pada “smokeless gun powder” dapat ditemukan nitrit, dan selulosa-nitrat

Pada senjata api yang modern, ditemukan timah, barium, antimony, dan

merkuri

Unsur-unsur kimia yang berasal dari laras senjata dan dari peluru sendiri

dapat ditemukan timah, antimon, nikel, tembaga, bismuth, perak, dan

thalium

Pemeriksaan atas unsur-unsur tersebut dapat dilakukan terhadap pakaian, di

dalam atau di sekitar luka

Pada pelaku penembakan, unsur-unsur tersebut dapat dideteksi pada tangan

yang menggenggam senjata

c) Pemeriksaan dengan Sinar-X 1

Pemeriksaan radiologik ini umumnya untuk memudahkan dalam mengetahui

letak peluru dalam tubuh korban.

Pada “tandem bullet injury” dapat ditemukan dua peluru walaupun luka

tembak masuknya hanya satu.

Bila pada tubuh korban tampak banyak pellet tersebar, maka dapat

dipastikan bahwa korban ditembak dengan senjata jenis “shotgun”, yang

tidak beralur, dimana dalam satu peluru terdiri dari berpuluh pellet.

Bila pada tubuh korban tampak satu peluru, maka korban ditembak oleh

senjata api jenis “rifled”.

Pada keadaan dimana tubuh korban telah membusuk lanjut atau telah rusak,

sehingga pemeriksaan sulit, maka dengan pemeriksaan radiologik ini akan

dengan mudah menentukan kasusnya, yaitu dengan ditemukannya anak

peluru pada foto rontgen

d) Pemeriksaan baju pada korban luka tembak 1,2

Pemeriksaan korban luka tembak tidak lengkap tanpa pemeriksaan defek baju

yang dibuat oleh peluru.

Pada tempat yang sesuai dengan luka tembak masuk 1,5

Serat-serat pakaian akan terdorong ke dalam.

18

Page 19: refrat forensik baru

Bila ditembakan dari jarak dekat atau jarak sangat dekat, dapat terlihat

pengotoran bewarna hitam yang disebabkan oleh butir-butir mesiu yang

tidak terbakar dan akibat jelaga yang menempel pada pakaian.

Bila senjata dirawat dengan baik maka di tepi dan di bagian pakaian yang

robek terdapat pengotoran oleh minyak pelumas yang berwarna kehitaman.

Pada tempat yang sesuai dengan luka tembak keluar 1,5

Serat-serat pakaian akan terdorong keluar.

Di pinggir atau di sekitar robekan mungkin didapatkan pengotoran oleh

darah, atau jaringan tubuh korban yang hancur dan terbawa keluar. Seperti

otak atau serpihan tulang.

Tepi lubang pada pakaian tampak terangkat, hal ini menunjukkan bahwa

peluru keluar melalui lubang tersebut.

19

Page 20: refrat forensik baru

BAB III

KESIMPULAN

Luka tembak merupakan suatu cedera pada tubuh yang diakibatkan oleh

senjata api. Senjata api adalah suatu senjata yang menggunakan tenaga hasil

peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan

tinggi melalui larasnya. Berdasarkan panjang larasnya, senjata api ini

dikelompokan menjadi senjata api laras pendak dan senjata api laras panjang,

sedangkan berdasarkan alur pada laras, senjata api dikelompokan menjadi senjata

api baralur dan senjata api tanpa alur.

Pada luka tembak terjadi robekan dan kerusakan jaringan yang diakibatkan

daya dorong peluru dalam menembus jaringan. Luka tembak dikelompokan

menjadi luka tembak masuk dan luka tembak keluar, namun pada klasifikasi ini

yang tidak kalah penting adalah jarak tembakan yaitu luka tembus masuk tempel,

luka tembus masuk jarak dekat maupun luka tembus masuk jarak jauh. Penentuan

jarak ini juga dapat menentukan efek dari tembakan. Efek dari tembakan ini

diakibatkan oleh komponen peluru yang mengenai tubuh yaitu anak peluru,

mesiu, asap jelaga, api dan partikel logam

Pendeskripsian luka tembak dilakukan demi kepentingan medikolegal.

Deskripsi luka ini mencakup lokasi luka, ukuran dan bentuk luka, lingkaran

abrasi, lipatan kulit yang utuh dan robek, bubuk hitam sisa tembakan (jika ada),

dan bagian tubuh yang ditembus. Selain dekripsi luka, kita juga harus menentukan

jarak tembakan dan arah tembakan. Penentuan jarak tembakan ini dapat dilihat

dari adanya jejas laras, kelim api, kelim jelaga, atau kelim tato. Pemeriksaan

khusus pada luka tembak masuk seperti pemeriksaa nmikroskopik, kimiawi,sinar

x mungkin diperlukan.

20

Page 21: refrat forensik baru

DAFTAR PUSTAKA

1. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa

Aksara, 1997; p.131-168.

2. Hueske E. Firearms and Tool Mark The Forensic Laboratory Handbooks,

Practice and Resource. 2006.

3. Algozi Agus M. Luka Tembak [online]. [cited 2011 Februari 20].

www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/luka%20tembak.pdf.

4. Ashari irwan. Luka Tembak [online]. [cited 2011 Februari 20].

http://www.irwanashari.com/luka-tembak/.

5. Indah PS, Lely, Irene, Elena, Luh S. Gunshot wound [online]. [cited 2011

Februari 20]. http://www.freewebs.com/gunshot_wound/luka tembak pada

tulang.htm.

6. Anonim. Forensic Pathology [online]. [cited 2011 Februari 20]. .

http://library.med.utah.edu/WebPath/ FORHTML/FOR039.html

21