refrat forensik deskripsi luka

41
DESKRIPSI LUKA 1. PENDAHULUAN Luka merupakan gangguan dari kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh suatu energi mekanik eksterna. Terminologi cedera di gunapakai secara sinonim dengan kata luka, malah dapat memberikan maksud yang lebih luas dan tidak hanya membahas kerusakan yang diakibatkan oleh energy fisik tapi juga kerusakan lain yang diakibatkan oleh panas, dingin, bahan kimiawi, listrik dan radiasi. Kata Inggris ‘injury’ berasal dari kata Latin ‘injuria’ yang bermaksud tidak berperikemanusiaan. Terminology ‘lesi’ awalnya bermaksud cedera namun semakin digunapakai untuk mendeskripsikan suatu cedera, penyakit maupun degenerasi local pada jaringan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi atau struktur. Oleh karena itu, penggunaan kata cedera atau luka merujuk kepada kerusakan akibat dari penyebab bukan alami, sementara kata lesi merujuk kepada suatu yang tidak dapat dipastikan apakah disebabkan oleh penyebab alami atau tidak. 2. KLASIFIKASI LUKA

Upload: gresmita-rindi

Post on 17-Feb-2016

70 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Refrat Forensik Deskripsi Luka

TRANSCRIPT

Page 1: Refrat Forensik Deskripsi Luka

DESKRIPSI LUKA

1. PENDAHULUAN

Luka merupakan gangguan dari kontinuitas jaringan yang disebabkan oleh

suatu energi mekanik eksterna. Terminologi cedera di gunapakai secara sinonim

dengan kata luka, malah dapat memberikan maksud yang lebih luas dan tidak

hanya membahas kerusakan yang diakibatkan oleh energy fisik tapi juga

kerusakan lain yang diakibatkan oleh panas, dingin, bahan kimiawi, listrik dan

radiasi.

Kata Inggris ‘injury’ berasal dari kata Latin ‘injuria’ yang bermaksud tidak

berperikemanusiaan. Terminology ‘lesi’ awalnya bermaksud cedera namun

semakin digunapakai untuk mendeskripsikan suatu cedera, penyakit maupun

degenerasi local pada jaringan yang dapat mengakibatkan perubahan fungsi atau

struktur.

Oleh karena itu, penggunaan kata cedera atau luka merujuk kepada kerusakan

akibat dari penyebab bukan alami, sementara kata lesi merujuk kepada suatu yang

tidak dapat dipastikan apakah disebabkan oleh penyebab alami atau tidak.

2. KLASIFIKASI LUKA

Secara umumnya, luka atau cedera dibagi kepada beberapa klasifikasi menurut

penyebabnya yaitu, trauma tumpul, trauma tajam dan luka tembak.

a. LUKA TRAUMA TUMPUL

Trauma atau luka mekanik terjadi karena alat atau senjata dalam berbagai

bentuk, alami atau dibuat manusia. Senjata atau alat yang dibuat manusia

seperti kampak, pisau, panah, martil dan lain-lain. Bila ditelusuri, benda-benda

ini telah ada sejak zaman pra sejarah dalam usaha manusia mempertahankan

hidup sampai dengan pembuatan senjata-senjata masa kini seperti senjata api,

bom dan senjata penghancur lainnya. Akibat pada tubuh dapat dibedakan dari

penyebabnya.

Page 2: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Benda tumpul yang sering mengakibatkan luka antara lain adalah batu,

besi, sepatu, tinju, lantai, jalan dan lain-lain. Adapun definisi dari benda

tumpul itu sendiri adalah :

- Tidak bermata tajam

- Konsistensi keras / kenyal

- Permukaan halus / kasar

Kekerasan tumpul dapat terjadi karena 2 sebab yaitu alat atau senjata

yang mengenai atau melukai orang yang relatif tidak bergerak dan yang lain

orang bergerak ke arah objek atau alat yang tidak bergerak. Dalam bidang

medikolegal kadang-kadang hal ini perlu dijelaskan, walaupun terkadang sulit

dipastikan.

Luka karena kererasan tumpul dapat berebentuk salah satu atau

kombinasi dari luka memar, luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka

tekan.

Variasi mekanisme terjadinya trauma tumpul adalah:

1. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.

2. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.

Sekilas nampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan lebih

lanjut terdapat perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu. Derajat luka,

perluasan luka serta penampakan dari luka yang disebabkan oleh benda

tumpul bergantung kepada:

1. Kekuatan dari benda yang mengenai tubuh

2. Waktu dari benda yang mengenai tubuh

3. Bagian tubuh yang terkena

4. Perluasan terhadap bagian tubuh yang terkena

5. Jenis benda yang mengenai tubuh

Organ atau jaringan pada tubuh mempunyai beberapa cara menahan

kerusakan yang disebabkan objek atau alat, daya tahan tersebut menimbulkan

berbagai tipe luka. Luka Akibat trauma tumpul dibagi menurut beberapa

kategori:

1. Abrasi

Page 3: Refrat Forensik Deskripsi Luka

2. Laserasi

3. Kontusio

Klasifikasi Trauma Tumpul Berdasarkan Jaringan atau Organ yang

Terkena

Klasifikasi luka akibat benda tumpul meurut jaringan atau organ yang

terkena adalah sebagai berikut :

1. Kulit

a. Luka Lecet

b. Luka Memar

c. Luka Robek

2. Kepala

a. Tengkorak

b. Jaringan Otak

3. Leher dan Tulang Belakang

4. Dada

a) Tulang

b) Organ dalam dada

5. Perut

a. Organ Parenchym

b. Organ berongga

6. Anggota Gerak

a. Abrasi (Luka Lecet)

Luka lecet adalah luka yang superficial, kerusakan tubuh terbatas hanya pada

lapisan kulit epidermis. Jika abrasi terjadi lebih dalam dari lapisan epidermis

pembuluh darah dapat terkena sehingga terjadi perdarahan. Arah dari

pengelupasan dapat ditentukan dengan pemeriksaan luka. Dua tanda yang dapat

digunakan. Tanda yang pertama adalah arah dimana epidermis bergulung, tanda

Page 4: Refrat Forensik Deskripsi Luka

yang kedua adalah hubungan kedalaman pada luka yang menandakan

ketidakteraturan benda yang mengenainya.

Pola dari abrasi sendiri dapat menentukan bentuk dari benda yang mengenainya.

Waktu terjadinya luka sendiri sulit dinilai dengan mata telanjang. Perkiraan kasar

usia luka dapat ditentukan secara mikroskopik. Kategori yang digunakan untuk

menentukan usia luka adalah saat ini (beberapa jam sebelum), baru terjadi

(beberapa jam sebelum sampai beberapa hari), beberapa hari lau, lebih dari

benerapa hari. Efek lanjut dari abrasi sangat jarang terjadi. Infeksi dapat terjadi

pada abrasi yang luas.

Sesuai dengan mekanisme terjadinya, luka lecet dapat diklasifikasikan sebagai

luka lecet gores (Scratch), luka lecet serut (Scrape), luka lecet tekan (impact

abrasion) dan luka lecet berbekas (patterned abrasion).

a. Luka lecet gores ( Scratch)

Diakibatkan oleh benda runcing ( misalnya kuku jari yang menggores kulit) yang

menggeser lapisan permukaan kulit (epidermis) di depannya dan mengakibatkan

lapisan tersebut terangkat, sehingga dapat menunjukan arah kekerasan yang

terjadi.

Gambar . Luka lecet pada tangan yang disebabkan oleh benda dengan permukaan

runcing. ( Dikutip dari kepustakaan forensic pathology)

a. Luka lecet serut (Scraping )

Adalah variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan

permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan di tentukan dengan melihat letak

tumpukan epitel.

Gambar . Luka lecet pada kaki. Terlihat pengelupasan kulit yang ireguler pada

lapisan kulit epidermis. ( Dikutip dari kepustakaan forensic pathology)

Gambar . Bentuk dari abrasi dapat menandakan jenis permukaan yang kontak

dengan kulit. Biasanya benda asing juga dapat tertanam pada permukaan kulit

yang abrasi, seperti aspal dari permukaan jalan. Abrasi yang terlihat pada gambar

ini sedang dalam tahap penyembuhan. ( Dikutip dari kepustakaan forensic

pathology).

b. Luka lecet tekan ( Impact abrasion)

Page 5: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Karena kulit adalah jaringan

yang lentur maka, bentuk luka lecet tekan belum tentu sama dengan bentuk

permukaan benda tumpul tersebut, tetapi masih memungkinkan identifikasi benda

penyebab yang mempunyai bentuk yang khas, misalnya kisi-kisi radiator mobil,

jejas gigitan dan sebagainya. Gambaran luka lecet tekan yang di temukan pada

mayat adalah daerah kulit yang kaku dengan warna yang lebih gelap dari

sekitarnya akibat menjadi lebih padatnya jaringan yang tertekan serta terjadinya

pengeringan yang berlangsung pasca kematian.

Gambar . Impact abrasion pada sisi kanan wajah. Luka lecet tekan pada area

supraorbital,area zigomaticum dan sisi dari hidung sering terlihat pada orang yang

tidak sadar dan kepala terbentur di jalan. (Dikutip dari kepustakaan forensic path

2nd ed)

Gambar . Gambar ini merupakan pola abrasi pada abdomen. Tampak pola luka

lecet yang disebabkan oleh geseran terhadap tanki besi dengan permukaan kasar

dan berkarat saat jatuh. Pola ini menandakan permukaan dan arah dari geseran

yang terjadi. (Dikutip dari kepustakaan forensic pathology).

Gambar . Terdapat bekas besi pemanggang pada tubuh korban yang lompat dari

lantai 8 dan mengenai besi pemanggang. (Dikutip dari kepustakaan forensic path

2nd ed)

Walaupun kerusakan yang ditimbulkan minimal sekali, luka lecet mempunyai arti

penting di dalam Ilmu Kedokteran Kehakiman, oleh karena dari luka tersebut

dapat memberikan banyak hal, misalnya:

1. Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat

dalam tubuh, seperti hancurnya jaringan hati, ginjal, atau limpa, yang dari

pemeriksaan luar hanya tampak adanya luka lecet di daerah yang sesuai dengan

alat-alat dalam tersebut.

2. Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda tumpul yang

menyebabkan

a.) Luka lecet tekan pada kasus penjeratan atau penggantungan, akan tampak

sebagai suatu luka lecet yang berwarna merah-coklat, perabaan seperti perkamen,

Page 6: Refrat Forensik Deskripsi Luka

lebarnya dapat sesuai dengan alat penjerat dan memberikan gambaran/cetakan

yang sesuai dengan bentuk permukaan dari alat penjerat, seperti jalianan tambang

atau jalinan ikat pinggang. Luka lecet tekan dalam kasus penjeratan sering juga

dinamakan “jejas jerat”, khususnya bila alat penjerat masih tetap berada pada

leher korban.

b.) Di dalam kasus kecelakaan lalu lintas dimana tubuh korban terlindas oleh ban

kendaraan, maka luka lecet tekan yang terdapat pada tubuh korban seringkali

merupakan cetakan dari ban kendaraan tersebut, khususnya bila ban masih dalam

keadaan yang cukup baik, dimana “kembang” dari ban tersebut masih tampak

jelas, misalnya berbentuk zig-zag yang sejajar. Dengan demikian di dalam kasus

tabrak lari, informasi dari sifat-sifat luka yang terdapat pada tubuh korban sangat

bermanfaat di dalam penyidikan.

c.) Dalam kasus penembakan, yaitu bila moncong senjata menempel pada tubuh

korban, akan memberikan gambaran kelainan yang khas yaitu dengan adanya

“jejas laras”, yang tidak lain merupakan luka lecet tekan. Bentuk dari jejas laras

tersebut dapat memberikan informasi perkiraan dari bentuk moncong senjata yang

dipakai untuk menewaskan korban.

d.) Di dalam kasus penjeratan dengan tangan (manual strangulation), atau yang

lebih dikenal dengan istilah pencekikan, maka kuku jari pembunuh dapat

menimbulkan luka lecet yang berbentuk garis lengkung atau bulan sabit; dimana

dari arah serta lokasi luka tersebut dapat diperkirakan apakah pencekikan tersebut

dilakukan dengan tangan kanan, tangan kiri atau keduanya. Di dalam penafsiran

perlu hati-hati khususnya bila pada leher korban selain didapatkan luka lecet

seperti tadi dijumpai pula alat penjerat; dalam kasus seperti ini pemeriksaan arah

lengkungan serta ada tidaknya kuku-kuku yang panjang pada jari-jari korban

dapat memberikan kejelasan apakah kasus yang dihadapi itu merupakan kasus

bunuh.

e.) Dalam kasus kecelakaan lalu-lintas dimana tubuh korban bersentuhan dengan

radiator, maka dapat ditemukan luka lecet tekan yang merupakan cetakan dari

bentuk radiator penabrak.

Page 7: Refrat Forensik Deskripsi Luka

3. Petunjuk dari arah kekerasan, yang dapat diketahui dari tempat dimana

kulit ari yang terkelupas banyak terkumpul pada tepi luka; bila pengumpulan

tersebut terdapat di sebelah kanan maka arah kekerasan yang mengenai tubuh

korban adalah dari arah kiri ke kanan. Di dalam kasus-kasus pembunuhan dimana

tubuh korban diseret maka akan dijumpai pengumpulan kulit ari yang terlepas

yang mendekati ke arah tangan, bila tangan korban dipegang; dan akan mendekati

ke arah kaki bila kaki korban yang dipegang sewaktu korban diseret.

Karakteristik luka lecet :

1) Sebagian/seluruh epitel hilang terbatas pada lapisan epidermis

2) Disebabkan oleh pergeseran dengan benda keras dengan permukaan kasar

dan tumpul

3) Permukaan tertutup exudasi yang akan mengering (krusta)

4) Timbul reaksi radang (Sel PMN)

5) Sembuh dalam 1-2 minggu dan biasanya pada penyembuhan tidak

meninggalkan jaringan parut.

Memperkirakan umur luka lecet:

· Hari ke 1 – 3 : warna coklat kemerahan

· Hari ke 4 – 6 : warna pelan-pelan menjadi gelap dan lebih suram

· Hari ke 7 – 14 : pembentukan epidermis baru

· Beberapa minggu : terjadi penyembuhan lengkap

Perbedaan luka lecet ante motem dan post mortem

ANTE MORTEM

POST MORTEM

1. Coklat kemerahan

2. Terdapat sisa sisa-sisa epitel

1. Tanda intravital (+)

2. Sembarang tempat

1. Kekuningan

2. Epidermis terpisah sempurna dari dermis

Page 8: Refrat Forensik Deskripsi Luka

3. Tanda intravital (-)

4. Pada daerah yang ada penonjolan tulang

b. Kontusio (Luka Memar)

Kontusio Superfisial

Kontusio terjadi karena tekanan yang besar dalam waktu yang singkat. Penekanan

ini menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil dan dapat menimbulkan

perdarahan pada jaringan bawah kulit atau organ dibawahnya. Kontusio adalah

suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah dalam jaringan yang terjadi

sewaktu orang masih hidup, dikarenakan pecahnya pembuluh darah kapiler akibat

kekerasan benda tumpul.

Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar terjadi pada daerah

dimana jaringan longgar, seperti di daerah mata, leher, atau pada orang yang

lanjut usia, maka luka memar yang tampak seringkali tidaka sebanding dengan

kekerasan, dalam arti seringkali lebih luas; dan adanya jaringan longgar tersebut

memungkinkan berpindahnya “memar” ke daerah yang lebih rendah, berdasarkan

gravitasi.

Gambar . Battle sign. Tampak luka memar di belakang dan dibawah telinga yang

terletak di prosesus mastoid yang disebabkan oleh darah yang berakumulasi

secara gravitasi disebabkan oleh fraktur basis cranii. (Dikutip dari kepustakaan

forensic for med student)

Gambar . Racoon eyes. Tampak luka memar di sekitar jaringan ikat longgar

daerah mata disebabkan oleh fraktur basis cranii. (Dikutip dari kepustakaan

forensic for med student)

Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai

bentuk dari benda tumpul, ialah apa yang dikenal dengan istilah “perdarahan tepi”

(marginal haemorrhages), misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan,

dimana pada tempat yang terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan,

kendaraan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai

dengan bentuk celah antara kedua kembang ban yang berdekatan.Perubahan

warna pada memar berhubungan dengan waktu lamanya luka, namun waktu

Page 9: Refrat Forensik Deskripsi Luka

tersebut bervariasi tergantung jenis luka dan individu yang terkena. Tidak ada

standar pasti untuk menentukan lamanya luka dari warna yang terlihat secara

pemeriksaan fisik.

Luka memar dapat diklasifikasikan sebagai luka memar superficial (Superficial),

Luka memar dalam (Deep), dan luka memar berbekas ( Patterned/ imprint).

a. Luka memar superfisial

Luka memar superficial dapat terjadi secara segera, disebabkan oleh akumulasi

darah secara subkutan.

Gambar . Luka memar pada lengan. Awalnya, luka memar memberikan warna

merah kebiruan namun seiring berjalannya waktu sel darah merah akan rusak,

melepaskan billirubin dan heme yang memberikan gambaran kuning-kecoklatan

yang dapat terlihat satu minggu kemudian. (Dikutip dari kepustakaan forensic

pathology)

b. Luka memar dalam

Luka memar dalam menandakan adanya akumulasi pendarahan lebih dalam dari

lapisan kulit subkutan. Biasanya jenis luka ini memerlukan 1 sampai 2 hari untuk

dapat terlihat di permukaan kulit.

Gambar . Gambar diatas merupakan luka memar dengan beberapa warna, dimana

terdapat warna kekuningan yang difus pada pinggirnya menandakan bahwa luka

memar sudah terjadi sebelum foto ini diambil. (Dikutip dari kepustakaan forensic

for med student)

c. Luka memar berbekas

Luka memar berbekas disebabkan oleh penekanan pada tubuh, biasanya objek

yang menekan tubuh meninggalkan bekas pada permukaan kulit.

Gambar . Luka memar pada paha. ( Dikutip dari kepustakaan injury and death

investigation).

Gambar . Terdapat luka memar yang berbekas pada jejas gigitan atau bite mark.

(Dikutip dari kepustakaan bite mark pdf)

Pada mayat waktu antara terjadinya luka memar, kematian dan pemeriksaan

menentukan juga karekteristik memar yang timbul. Semakin lama waktu antara

Page 10: Refrat Forensik Deskripsi Luka

kematian dan pemeriksaan luka akan semakin membuat luka memar menjadi

gelap. Pemeriksaan mikroskopik adalah sarana yang dapat digunakan untuk

menentukan waktu terjadinya luka sebelum kematian. Namun sulit menentukan

secara pasti karena hal tersebut pun bergantung pada keahlian pemeriksa.

Efek samping yang terjadi pada luka memar antara lain terjadinya penurunan

darah dalam sirkulasi yang disebabkan memar yang luas dan masif sehingga dapat

menyebabkan syok, penurunan kesadaran, bahkan kematian. Yang kedua adalah

terjadinya agregasi darah di bawah kulit yang akan mengganggu aliran balik vena

pada organ yang terkena sehingga dapat menyebabkan ganggren dan kematian

jaringan. Yang ketiga, memar dapat menjadi tempat media berkembang biak

kuman. Kematian jaringan dengan kekurangan atau ketiadaaan aliran darah

sirkulasi menyebabkan saturasi oksigen menjadi rendah sehingga kuman anaerob

dapat hidup, kuman tersering adalah golongan clostridium yang dapat

memproduksi gas gangren.

Memperkirakan umur luka memar :

· Hari ke 1 : terjadi pembengkakan warna merah kebiruan

· Hari ke 2 – 3 : warna biru kehitaman

· Hari ke 4 – 6 : biru kehijauan–coklat

· > 1 minggu-4 minggu : menghilang / sembuh

Lebam mayat atau livor mortis sering salah diinterpretasikan dengan luka memar.

Livor mortis merupakan perubahan warna ungu kemerahan pada area mengikuti

posisi tubuh disebabkan oleh akumulasi darah oleh pembuluh darah kecil secara

gravitasi.

Gambar . Lebam mayat biasanya terjadi yang terbentuk 30 menit sampai 2 jam

setelah kematian dan perubahan warna mencapai puncaknya pada 8 sampai 12

jam setelah kematian.( Dikutip dari kepustakaan injury and death investigation

pdf)

Gambar. Lebam mayat dapat dibedakan dengan luka memar (Dikutip dari

kepustakaan kepustakaan injury and death investigation pdf)

Page 11: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Perbedaan Luka Memar dan Lebam mayat.

Luka Memar

Lebam mayat

1. Di sembarang tempat

2. Pembengkakan (+)

3. Tanda Intravital (+)

4. Ditekan tidak menghilang

5. Diiris : tidak menghilang

1. Bagian tubuh yang terendah

2. Pembengkakan (-)

3. Tanda Intravital (-)

4. Ditekan Menghilang

5. Diiris : dibersihkan dengan kapas menjadi bersih

Kontusio pada organ dan jaringan dalam.

Semua organ dapat terjadi kontusio. Kontusio pada tiap organ memiliki

karakteristik yang berbeda. Pada organ vital seperti jantung dan otak jika terjadi

kontusio dapat menyebabkan kelainan fungsi dan bahkan kematian.

Kontusio pada otak, dengan perdarahan pada otak, dapat menyebabkan terjadi

peradangan dengan akumulasi bertahap produk asam yang dapat menyebabkan

reaksi peradangan bertambah hebat. Peradangan ini dapat menyebabkan

penurunan kesadaran, koma dan kematian. Kontusio dan perangan yang kecil

pada otak dapat menyebabkan gangguan fungsi organ lain yang luas dan kematian

jika terkena pada bagian vital yang mengontrol pernapasan dan peredaran darah.

Jantung juga sangat rentan jika terjadi kontusio. Kontusio ringan dan sempit pada

daeran yang bertanggungjawab pada inisiasi dan hantaran impuls dapat

menyebabkan gannguan pada irama jantung atau henti jantung. Kontusio luas

yang mengenai kerja otot jantung dapat menghambat pengosongan jantung dan

menyebabkan gagal jantung. Kontusio pada organ lain dapat menyebabkan ruptur

organ yang menyebabkan perdarahan pada rongga tubuh.

Page 12: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Kontusio Cerebri

Hampir seluruh kontusio otak superfisial, hanya mengenai daerah abu-abu.

Beberapa dapat lebih dalam, mengenai daerah putih otak. Kontusio pada bagian

superfisial atau daerah abu-abu sangat penting dalam ilmu forensik. Rupturnya

pembuluh darah dengan terhambatnya aliran darah menuju otak menyebabkan

adanya pembengkakan dan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lingkaran

kekerasan dapat terbentuk apabila kontusio yang terbentuk cukup besar, edema

otak dapat menghambat sirkulasi darah yang menyebabkan kematian otak, koma,

dan kematian total. Poin kedua terpenting dalam hal medikolegal adalah

penyembuhan kontusio tersebut yang dapat menyebabkan jaringan parut yang

akan menyebabkan adanya fokus epilepsi.

Perlu dipertimbangkan lokasi kontusio tipe superfisial yang berhubungan dengan

arah kekerasan yang terjadi. Hal ini bermakna jika pola luka ditemukan dalam

pemeriksaan kepala dan komponen yang terkena pada trauma sepeti pada kulit

kepala, kranium, dan otak. Ketika bagian kepala terkena benda yang keras dan

berat seperti palu atau botol bir, hasilnya dapat berupa, kurang lebihnya, yaitu

abrasi, kontusio, dan laserasi dari kulit kepala. Kranium dapat patah atau tidak.

Jika jaringan dibawahnya terkena, hal ini disebut coup. Hal ini terjadi saat kepala

relatif tidak bergerak.

Kita juga harus mempertimbangkan situasi lainnya dimana kepala yang bergerak

mengenai benda yang padat dan diam. Pada keadaan ini kerusakan pada kulit

kepala dan pada kranium dapat serupa dengan apa yang ditemukan pada benda

yang bergerak-kepala yang diam. Namun, kontusio yang terjadi, bukan pada

tempat trauma melainkan pada sisi yang berlawanan. Hal ini disebut kontusio

contra-coup.

Pada pemeriksaan kepala penting untuk mengetahui pola trauma. Karena foto dari

semua komponen trauma kepala dari berbagai tipe kadang tidak tepat sesuai

dengan demontrasi yang ada, diagram dapat menjelaskan hubungan trauma yang

terjadi.

Page 13: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Kadang-kadang dapat terjadi hal yang membingungkan, dapat saja kepala yang

diam dan terkena benda yang bergerak pada akhirnya akan jatuh atau mengenai

benda keras lainnya, sehingga gambaran yang ada akan tercampur,

membingungkan, yang tidak memerlukan penjelasan mendetail.

Tipe lain kontusio adalah penetrasi yang lebih dalam, biasanya mengenai daerah

putih atau abu-abu, diliputi oleh lapisan normal otak, dengan perdarahan kecil

atau besar. Perdarahan kecil dinamakan “ball haemorrhages” sesuai dengan

bentuknya yang bulat. Hal tersebut dapat serupa dengan perdarahan fokal yang

disebabkan hipertensi. Perdarahan yang lebih besar dan dalam biasanya berbentuk

ireguler dan hampir serupa dengan perdarahan apopletik atau stroke. Anamnesis

yang cukup mengenai keadaan saat kematian, ada atau tiadanya tanda trauma

kepala, serta adanya penyakit penyerta dapat membedakan trauma dengan kasus

lain yang menyebabkan perdarahan.

Perdarahan intraserebral tipe apopletik tidak berhubungan dengan trauma

biasanya melibatkan daerah dengan perdarahan yang dalam. Tempat predileksinya

adalah ganglia basal, pons, dan serebelum. Perdahan tersebut berhubungan

dengan malformasi arteri vena. Biasanya mengenai orang yang lebih muda dan

tidak mempunyai riwayat hipertensi.

Edema paru tipe neurogenik biasanya menyertai trauma kepala. Manifestasi

eksternal yang dapat ditemui adalah “ foam cone” busa berwarna putih atau merah

muda pada mulut dan hidung. Hal tersebut dapat ditemui pada kematian akibat

tenggelam, overdosis, penyakit jantung yang didahului dekompensasio kordis.

Keberadaan gelembung tidak membuktikan adanya trauma kepala.

d. Laserasi (Luka robek)

Suatu pukulan yang mengenai bagian kecil area kulit dapat menyebabkan

kontusio dari jaringan subkutan, seperti pinggiran balok kayu, ujung dari pipa,

permukaan benda tersebut cukup lancip untuk menyebabkan sobekan pada kulit

yang menyebabkan laserasi. Laserasi disebabkan oleh benda yang permukaannya

runcing tetapi tidak begitu tajam sehingga merobek kulit dan jaringan bawah kulit

dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan bawah kulit. Tepi dari laserasi

Page 14: Refrat Forensik Deskripsi Luka

ireguler dan kasar, disekitarnya terdapat luka lecet yang diakibatkan oleh bagian

yang lebih rata dari benda tersebut yang mengalami indentasi.

Pada beberapa kasus, robeknya kulit atau membran mukosa dan jaringan

dibawahnya tidak sempurna dan terdapat jembatan jaringan. Jembatan jaringan,

tepi luka yang ireguler, kasar dan luka lecet membedakan laserasi dengan luka

oleh benda tajam seperti pisau. Tepi dari laserasi dapat menunjukkan arah

terjadinya kekerasan. Tepi yang paling rusak dan tepi laserasi yang landai

menunjukkan arah awal kekerasan. Sisi laserasi yang terdapat memar juga

menunjukkan arah awal kekerasan.

Gambar . Luka robek dengan terdapatnya jembatan jaringan. (Dikutip dari

kepustakaan ebook forensic pathology second ed ).

Gambar . Luka robek dengan avulse pada kulit wajah ( Dikutip dari kepustakaan

ebook forensic pathology second ed)

Bentuk dari laserasi dapat menggambarkan bahan dari benda penyebab kekerasan

tersebut. Karena daya kekenyalan jaringan regangan jaringan yang berlebihan

terjadi sebelum robeknya jaringan terjadi. Sehingga pukulan yang terjadi karena

palu tidak harus berbentuk permukaan palu atau laserasi yang berbentuk

semisirkuler. Sering terjadi sobekan dari ujung laserasi yang sudutnya berbeda

dengan laserasi itu sendiri yang disebut dengan “swallow tails”. Beberapa benda

dapat menghasilkan pola laserasi yang mirip.

Seiring waktu, terjadi perubahan terhadap gambaran laserasi tersebut, perubahan

tersebut tampak pada lecet dan memarnya. Perubahan awal yaitu pembekuan dari

darah, yang berada pada dasar laserasi dan penyebarannya ke sekitar kulit atau

membran mukosa. Bekuan darah yang bercampur dengan bekuan dari cairan

jaringan bergabung membentuk eskar atau krusta. Jaringan parut pertama kali

tumbuh pada dasar laserasi, yang secara bertahap mengisi saluran luka.

Kemudian, epitel mulai tumbuh ke bawah di atas jaringan skar dan penyembuhan

selesai. Skar tersebut tidak mengandung apendises meliputi kelenjar keringat,

rambut dan struktur lain.

Page 15: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Perkiraan kejadian saat kejadian pada luka laserasi sulit ditentukan tidak seperti

luka atau memar. Pembagiannya adalah sangat segera segera, beberapa hari, dan

lebih dari beberapa hari. Laserasi yang terjadi setelah mati dapat dibedakan

ddengan yang terjadi saat korban hidup yaitu tidak adanya perdarahan.

Laserasi dapat menyebabkan perdarahan hebat. Sebuah laserasi kecil tanpa adanya

robekan arteri dapat menyebabkan akibat yang fatal bila perdarahan terjadi terus

menerus. Laserasi yang multipel yang mengenai jaringan kutis dan sub kutis dapat

menyebabkan perdarahan yang hebat sehingga menyebabkan sampai dengan

kematian. Adanya diskontinuitas kulit atau membran mukosa dapat menyebabkan

kuman yang berasal dari permukaan luka maupun dari sekitar kulit yang luka

masuk ke dalam jaringan. Port d entree tersebut tetap ada sampai dengan

terjadinya penyembuhan luka yang sempurna.

Bila luka terjadi dekat persendian maka akan terasa nyeri, khususnya pada saat

sendi tersebut di gerakkan ke arah laserasi tersebut sehingga dapat menyebabkan

disfungsi dari sendi tersebut. Benturan yang terjadi pada jaringan bawah kulit

yang memiliki jaringan lemak dapat menyebabkan emboli lemak pada paru atau

sirkulasi sistemik. Laserasi juga dapat terjadi pada organ akibat dari tekanan yang

kuat dari suatu pukulan seperi pada organ jantung, aorta, hati dan limpa.Hal yang

harus diwaspadai dari laserasi organ yaitu robekan yang komplit yang dapat

terjadi dalam jangka waktu lama setelah trauma yang dapat menyebabkan

perdarahan hebat.

Karakteristik dari luka robek:

Laceratio Cerebri (Robek Otak)

Merupakan kerusakan jaringan otak (white and grey mater) disertai robeknya

Arachnoid.

Ada 2 macam :

1. Direct Laceration (Coup)

2. Countre Coup Laceration

Page 16: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Bagian yang mengalami kekerasan langsung dengan benda tumpul adalah Coup

sedangkan yang berlawanan adalah Counter-Coup. Counter-Coup terjadi bila ada

Oscilasi (getaran) otak yang membentur duramater dan ini terjadi bila kepala

dalam keadaan bergerak atau bebas bergerak.

Mekanisme Terjadinya Countre-Coup :

Pada trauma tumpul kepala terdapat Acelerasi dan Decelerasi. Pada waktu

Acelerasi terjadi gerakan tengkorak ke arah impact dan gerakan otak berlawanan

dengan arah impact.Pada waktu Decelerasi kepala bergerak tiba-tiba membentur

benda tumpul. sedang otak bergerak ke arah berlawanan dgn bagian kepala yang

mengalami kekerasan tadi, sehingga otak membentur bagian berlawanan dgn

bagian kepala yang mengalami kekerasan langsung.

e. Kombinasi dari luka lecet, memar dan laserasi

Luka lecet, memar dan laserasi dapat terjadi bersamaan. Benda yang sama dapat

menyebabkan memar pada pukulan pertama, laserasi pada pukulan selanjutnya

dan lecet pada pukulan selanjutnya. Tetapi ketiga jenis luka tersebut dapat terjadi

bersamaan pada satu pukulan.

Luka robek atau luka terbuka akibat kekerasan benda tumpul dapat dibedakan

dengan luka terbuka akibat kekerasan benda tajam, yaitu dari sifat-sifatnya serta

hubungan dengan jaringan sekitar luka. Luka robek mempunyai tepi yang tidak

teratur, terdapat jembatan-jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi

luka, akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang

berambut, di sekitar luka robek sering tampak adanya luka lecet atau luka memar.

Oleh karena luka pada umumnya mendatangkan rasa nyeri yang hebat dan lambat

mendatangkan kematian, maka jarang dijumpai kasus bunuh diri dengan membuat

luka terbuka dengan benda tumpul.mengenai tubuh korban

Deskripsi luka

Dalam mendeskripsikan luka terbuka harus mencakup jumlah, lokasi, bentuk,

ukuran, dan sifat luka. Sedangkan untuk luka tertutup, sifat luka tidak perlu

dicantumkan dalam pendeskripsian luka. Untuk penulisan deskripsi luka jumlah,

Page 17: Refrat Forensik Deskripsi Luka

lokasi, bentuk, ukuran tidak harus urut tetapi penulisan harus selalu ditulis diakhir

kalimat.

Deskripsi luka meliputi:

1. Jumlah luka

2. Lokasi luka, meliputi:

a. Lokasi berdasarkan region anatomiknya.

b. Lokasi berdasarkan garis koordinat atau berdasarkan bagian-bagian tertentu

dari tubuh. Menentukan lokasi berdasarkan garis koordinat dilakukan untuk luka

pada regio yang luas seperti di dada, perut, punggung. Koordinat tubuh dibagi

dengan menggunakan garis khayal yang membagi tubuh menjadi dua yaitu kanan

dan kiri, garis khayal mendatar yang melewati puting susu, garis khayal mendatar

yang melewati pusat, dan garis khayal mendatar yang melewati ujung tumit. Pada

kasus luka tembak harus selalu diukur jarak luka dari garis khayal mendatar yang

melewati kedua ujung tumit untuk kepentingan rekonstruksi. Untuk luka di bagian

punggung dapat dideskripsikan lokasinya berdasarkan garis khayal yang

menghubungkan ujung bawah tulang belikat kanan dan kiri.

3. Bentuk luka, meliputi :

a. Bentuk sebelum dirapatkan

b. Bentuk setelah dirapatkan

4. Ukuran luka, meliputi sebelum dan sesudah dirapatkan ditulis dalam bentuk

panjang x lebar x tinggi dalam satuan sentimeter atau milimeter.

5. Sifat-sifat luka, meliputi :

a. Daerah pada garis batas luka, meliputi :

- Batas (tegas atau tidak tegas)

- Tepi (rata atau tidak rata)

- Sudut luka (runcing atau tumpul)

b. Daerah di dalam garis batas luka, meliputi:

- Jembatan jaringan (ada atau tidak ada)

- Tebing (ada atau tidak ada, jika ada terdiri dari apa)

- Dasar luka

c. Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi :

Page 18: Refrat Forensik Deskripsi Luka

- Memar (ada atau tidak)

-Lecet (ada atau tidak)

-Tatoase (ada atau tidak)

Pola Trauma Tumpul

Terdapat beberapa pola trauma akibat kekerasan tumpul yang dapat dikenali, yang

mengarah kepada kepentingan medikolegal. Pola trauma banyak macamnya dan

dapat bercerita pada pemeriksa medikolegal. Kadangkala sukar dikenali, bukan

karena korban tidak diperiksa, namun karena pemeriksa cenderung memeriksa

area per area, dan gagal mengenali polanya. Foto korban dari depan maupun

belakang cukup berguna untuk menetukan pola trauma. Persiapan diagram tubuh

yang memperlihatkan grafik lokasi dan penyebab trauma adalah latihan yang yang

baik untuk mengungkapkan pola trauma.

Trauma

Tumpul

Tajam

a. Bentuk luka

Tidak teratur

Teratur

b. Tepi Luka

Tidak rata

Rata

c. Jembatan Jaringan

Ada

Tidak ada

d. Rambut

Tidak terpotong

Terpotong

e. Dasar Luka

Tidak teratur

Teratur

f. Sekitar Luka

Page 19: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Ada luka lecet atau memar

Tak ada luka lain

Tabel . Perbedaan antara trauma tumpul dan trauma tajam

Contoh pola trauma:

1. Luka terbuka tepi tidak rata pada kulit akibat terkena kaca spion pada saat

terjadi kecelakaan, Ketika terjadi benturan, kaca spion tersebut akan menjadi

fragmen-fagmen kecil. Luka yang terjadi dapat berupa abrasi, kontusio, dan

laserasi yang berbentuk segiempat atau sudut.

2. Pejalan kaki yang ditabrak kendaraan bermotor biasanya mendapatkan

fraktur tulang panjang kaki. Hal ini disebut ‘bumper fractures’. Adanya fraktur

tersebut yang disertai luka lainnya pada tubuh yang ditemukan di pinggir jalan,

memperlihatkan bahwa korban adalah pejalan kaki yang ditabrak oleh kendaraan

bermotor dan dapat diketahui tinggi bempernya. Karena hampir seluruh kendaraan

bermotor ‘nose dive’ ketika mengerem mendadak, pengukuran ketinggian bemper

dan tinggi fraktur dari telapak kaki, dapat mengindikasikan usaha pengendara

kendaraan bermotor untuk mengerem pada saat kecelakaan terjadi.

3. Penderita serangan jantung yang terjatuh dapat diketahui dengan adanya

pola luka pada dan di bawah area ‘hat band’ dan biasanya terbatas pada satu sisi

wajah. Dengan adanya pola tersebut mengindikasikan jatuh sebagai penyebab,

bukan karena dipukul.

4. Pukulan pada daerah mulut dapat lebih terlihat dari dalam. Pukulan yang

kepalan tangan, luka tumpul yang terjadi dapat tidak begitu terlihat dari luar,

namun menimbulkan edem jaringan pada bagian dalam, tepat di depan gigi geligi.

Frenum pada bibir atas kadang rusak, terutama bila korban adalah bayi yang

sering mendapat pukulan pada kepala.

5. Kekerasan benda tumpul pada leher dapat berakibat :

o Patah tulang leher

o Robek P. darah, otot, oesophagus, trachea/larynx

o Kerusakan syaraf

6. Kekerasan benda tumpul pada dada dapat berakibat :

Page 20: Refrat Forensik Deskripsi Luka

o Patah os costae, sternum, scapula, clavicula

o Robek organ jantung, paru, pericardium

7. Kekerasan Benda Tumpul Pada Perut dapat berakibat :

o Patah os pubis, os sacrum, symphysiolysis, Luxatio sendi sacro iliaca

o Robek organ hepar, lien, ginjal. Pankreas, adrenal, lambung, usus,v.urinari

8. Kekerasan Benda Tumpul Pada Vertebra dapat berakibat:

o Fraktura, dislokasi os vertebrae

9. Kekerasan benda tumpul pada anggota gerak dapat berakibat :

o Patah tulang, dislokasi sendi

o Robek otot, P.darah, kerusakan saraf

b. LUKA TRAUMA TAJAM

Luka benda tajakm merupakan putusnya atau rusaknya kontinuitas jaringan

karena trauma akibat alat/senjata yang bermata tajam dan atau berujung runcing.

Luka akibat benda tajam pada umumnya mudah dibedakan dari luka yang

disebabkan oleh benda tumpul dan dari luka tembakan senjata api. Pada kematian

yang disebabkan oleh benda tajam, walaupun tetap harus dipikirkan kemungkinan

karena suatu kecelakaan; tetapi pada umumnya karena suatu peristiwa

pembunuhan atau peristiwa bunuh diri.

Luka yang disebabkan oleh beda yang berujung runjing dan bermata tajam dibagi

menurut beberapa kategori:

1. Luka tusuk (stab wound)

2. Luka Iris (Incised wounds)

3. Luka Bacok (Chop wounds)

Ciri-ciri luka benda tajam sering dibandingkan dengan luka benda tumpul:

Trauma

Tumpul

Tajam

g. Bentuk luka

Tidak teratur

Page 21: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Teratur

h. Tepi Luka

Tidak rata

Rata

i. Jembatan Jaringan

Ada

Tidak ada

j. Rambut

Tidak terpotong

Terpotong

k. Dasar Luka

Tidak teratur

Teratur

l. Sekitar Luka

Ada luka lecet atau memar

Tak ada luka lain

Cara mendeskripsi luka tajam hendaknya ditentukan :

1. Lokalisasi :

a. Kordinat

b. Absis

2. Ukuran

3. Jumlah luka

4. Bentuk luka

5. Benda asing

6. Terjadinya intravital/post mortal

7. Luka tersebut menyebabkan kematian/tidak

8. Cara kejadian luka:kecelakaan/bunuhdiri/pembunuhan

a. Luka tusuk (Stab wounds)

Page 22: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul yang

terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh.

Contoh: belati, bayonet, keris, clurit, kikir, tanduk kerbau.Selain itu, pada luka

tusuk , sudut luka dapat menunjukkan perkiraan benda penyebabnya, apakah

berupa pisau bermata satu atau bermata dua.

Karakteristik dari luka tusuk:

· Tepi luka rata

· Dalam luka lebih besar dari panjang luka

· Sudut luka tajam

· Sisi tumpul pisau menyebabkan sudut luka kurang tajam

· Sering ada memar / echymosis di sekitarnya

Identifikasi senjata pada luka tusuk:

1. Panjang Luka :

· ukuran maksimal dari lebar senjata

2. Dalam luka :

· Ukuran minimal dari panjang senjata

3. Untuk luka tusuk pada bagian dada stabil

4. Untuk luka tusuk di perut tidak dapat diambil kesimpulan panjang

senjatanya karena perut sangat elastis.

Gambar . Bagian dari senjata tajam bermata satu. ( Dikutip dari kepustakaan

forensic path 2nd ed)

Bentuk luka tusukan di kulit ditentukan tidak hanya oleh bentuk dari pisau, tetapi

juga ditentukan oleh sifat dari kulit. Jika luka tusuk terjadi saat kulit sedang dalam

kondisi meregang, akan menghasilkan luka yang panjang, namun luka akan

tampak pendek ketika kulit dalam kondisi mengendur.

Gambar . Luka tusuk oleh senjata tajam bermata satu. Tampak celah terbuka pada

ujung atas luka dan bentuk seperti huruf V pada ujung bawah luka ( Dikutip dari

kepustakaan forensic path 2nd ed)

Gambar . Luka yang tidak teratur disebabkan oleh luka tusuk oleh pisau,

penampakan luka seperti disebabkan oleh pisau yang diputar atau gerakan korban

untuk melepas pisau tersebut.

Page 23: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Cara menentukan luka tusuk disebabkan oleh pembunuhan atau bunuh diri:

Pembunuhan

Bunuh Diri

Lokalisasi di sembarang tempat, juga di

daerah tubuh yang tak mungkin dicapai

tangan korban

Lokalisasi pada daerah tubuh yang mudah

dicapai tubuh korban (dada, perut)

Jumlah luka dapat satu/lebih

Jumlah luka yang mematikan biasanya satu

Didapatkan tanda perlawanan dari korban

yang menyebabkan luka tangkisan

Tidak ditemukan “Luka Tangkisan”

Pakaian ikut terkoyak

Bila pada daerah yang ada pakaian, maka

pakaian disingkirkan lebih dahulu, sehingga

tidak ikut terkoyak

Ditemukan “Luka Tusuk Percobaan”

Tidak ditemukan “Luka Tusuk Percobaan”

2. Luka Iris ( Incised wounds)

Luka iris adalah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka oleh

karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan kemudian digeserkan

sepanjang kulit.

Karakteristik luka iris :

o Pinggir luka rata

o Sudut luka tajam

o Rambut ikut terpoton

Page 24: Refrat Forensik Deskripsi Luka

o Jembatan jaringan ( -)

o Biasanya mengenai kulit, otot, pembuluh darah, tidak sampai tulang

Perbedaan antara luka iris pada pembunuhan dan bunuh diri:

Pembunuhan

Bunuh Diri

Sebenarnya sukar membunuh seseorang dengan irisan, kecuali kalau fisik korban

jauh lebih lemah dari pelaku atau korban dalam

keadaan/dibuat tidak berdaya

Lokalisasi luka pada daerah tubuh yang dapat

dicapai korban sendiri:

leher

pergelangan tangan

lekuk siku, lekuk lutut

pelipatan paha

Luka di sembarang tempat, juga pada daerah

tubuh yang tidak mungkin dicapai tangan

korban sendiri

Ditemukan “Luka Iris Percobaan”

Ditemukan “ Luka tangkisan”/ tanda perlawanan

Tidak ditemukan “Luka Tangkisan”

Pakaian ikut koyak akibat senjata tajam tersebut

Pakaian disingkirkan dahulu/tidak ikut robek

Gambar . Luka iris yang menimbulkan luka yang mengerut pada kulit disebabkan

oleh pisau yang ditoreh di permukaan kulit dari ujung ke ujung yang satu.

( Dikutip dari kepustakaan forensic path 2nd ed).

Page 25: Refrat Forensik Deskripsi Luka

Tepi dari luka iris cenderung memisahkan atau membuat celah pada permukaan.

Perluasan dari luka dan bentuk tersebut bergantung pada paralel, melintang, atau

miring ke arah serat yang elastis di kulit (garis Langer). Dengan demikian, garis

paralel dari luka iris ke arah serat kontraktil celahnya kurang dari satu dibuat di

sudut kanan atau miring ke arah serat karena serat akan menarik dan memisahkan

tepi kulit.

Gambar . Luka iris pada wajah disebabkan oleh pisau cukur. Tampak pinggir luka

yang tajam, dengan margin yang bersih.( Dikutip dari kepustakaan forensic path

2nd ed).

Gambar . luka tangkisan/perlawanan pada telapak tangan menandakan upaya

untuk memegang sebuah pisau. ( Dikutip dari kepustakaan forensic path 2nd ed)

3. Luka Bacok ( Chop Wounds)

Adalah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam atau agak

tumpul yang terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar.

Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal. Kehadiran luka iris yang

terdapat pada kulit, dengan fraktur comminuted mendasari atau terdapat alur yang

dalam pada tulang, menunjukkan bahwa disebabkan oleh senjata yang bersifat

membacok.

Karakteristik pada luka bacok:

· Luka biasanya besar

· Pinggir luka rata

· Sudut luka tajam

· Hampir selalu menimbulkan kerusakan pada tulang, dapat memutuskan

bagian tubuh yang terkena bacokan

· Kadang-kadang pada tepi luka terdapat memar, abrasi

Gambar . Luka bacok. Ciri luka bacok terdapat luka insisi sampai menembus

tulang. ( Dikutip dari kepustakaan forensic path 2nd ed)

Gambar . Luka bacok pada antemortem pada lengan kanan. ( Dikutip dari

kepustakaan forensic path 2nd ed)

Page 26: Refrat Forensik Deskripsi Luka

c. LUKA TEMBAK

Senapan dan pistol memiliki amunisi dan kartrij yang terdiri dari primer, mesiu

atau propellant dan peluru atau projektil. Apabila picu dari senjata menghentam

primer maka ledakan yang tercetus akan membakar mesiu. Mesiu, primer yang

tervaporisasi dan metal dapat menempel pada kulit dan/atau pakaian korban.

Kehadiran dan lokasi dari elemen primer pada tangan dapat membantu dalam

mengenalpasti suspek yang telah melepaskan tembakan.

Mesiu yang keluar dari mncung senjata terdiri dari dua jenis:

· Mesiu yang terbakar sepenuhnya, juga dipanggil sebagai ‘soot’ atau

‘fouling’ yang dapat dicuci dari permukaan kulit.

· Partikel dari mesiu yang terbakar atau tidak terbakar yang dapat tertanam di

permukaan kulit atau memberikan gambaran ‘tattooing’ atau ‘stippling’

Ada atau tidaknya mesiu pada pakaian atau kulit mengindikasikan apakah

tembakan merupakan:

· tembakan kontak kencang

semua mesiu ditemukan pada tepi atau dalam luka. Dapat juga ditemukan luka

bakar pada tepi luka atau kemerahan pada sekitar luka yang disebabkan oleh

karbon monoksida.

· tembakan kontak longgar

mesiu keluar dari barrel dan tertanam di sekitar tepi luka

· tembakan jarak dekat

tembakan jarak dekat ditemukan pada jarak kurang lebih enam sampai dengan dua

belas inci. Kedua ‘fouling’ dan ‘stipling’ dapat ditemukan.

· tembakan jarak intermediet

tembakan jarak dekat ditemukan pada jarak kurang lebihdua belas sampai tiga

kaki. Tidak ditemukan ‘fouling’ tapi Cuma ditemukan ‘stipling’ atau deposit

partikel pada pakaian.

· tembakan jarak jauh

tidak ditemukan ‘fouling’ dan ‘stipling’

Page 27: Refrat Forensik Deskripsi Luka

luka tembak masuk dan luka tembak keluar mudah dibedakan. Luka tembak

masuk lebih sering berbentuk sirkuler dengan abrasi berbentuk cincin yang

diakibatkan oleh geseran peluru dan perforasi kulit. Luka tembak masuk pada

wajah dapat memberikan gambaran berbeda oleh karena permukaanya yang tidak

rata.

Luka tembak keluar dapat berbentuk sirkuler seperti luka tembak masuk namun

lebih sering berbentuk irregular. Luka dapat memberikan gambaran tepi yang

tidak rata, tidak memiliki cincin abrasi seperti luka tembakmasuk kecuali

sekiranya kulit korban menempel dengan objek lain.

Kulit pada luka tembak keluar dapat ditemukan perubahan warna oleh karena

perdarahan pada jaringan lunak