refrat forensik mbi
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
1/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 1
RESUME
Semakin maju bidang ilmu kedokteran terutama kedokteran forensik, maka
perlu bagi para patolog untuk lebih mengembangkan ilmunya, dewasa ini
toksikologi merupakan bagian dari kedokteran yang berkembang pesat. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan petunjuk dalam rangka untuk pemeriksaan
patologis dan membantu patolog dalam pemilihan spesimen yang tepat dari
cairan tubuh dan jaringan untuk biokimia post-mortem dan analisa
toksikologi. Ada pembuktian yang kuat yang menunjukkan bahwa
kebanyakan obat-obat dan racun termasuk alkohol, terdapat perbedaan
penting pada konsentrasinya di dalam darah, tergantung pada waktu
pengumpulan spesimen setelah kematian, pemilihan dari tempat pengambilan
(pada tubuh), metode pengumpulan sampeldan volume darah (Pounder and
Jones 1990; Pounder 1993).
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
2/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 2
DAFTAR ISI
RESUME....................1
DAFTAR ISI..................................................................................................2
ISI REFERAT............................................................................3
KESIMPULAN.............................................14
LAMPIRAN.............15
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
3/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 3
PETUNJUK UNTUK MENDAPATKAN SPESIMEN PADA
POST MORTEM UNTUK ANALISA TOKSIKOLOGI
1. Perkenalan
Petunjuk ini ditulis dalam rangka untuk pemeriksaan patologis dan membantu
petugas pemeriksa sebab kematian (patolog) dalam pemilihan spesimen yang
tepat dari cairan tubuh dan jaringan untuk biokimia post mortem dan analisa
toksikologi untuk dibawa ke laboratorium khusus toksikologi. Petunjuk yang
lebih lengkap untuk patologi telah diterbitkan elsewhere (Forrest 1993;
Knight, 1996). Kematian diikuti dengan perubahan yang cepat biokimia sel
sebagai proses autolisis, dan obat-obatan dan racun lainnya mungkin bisa
dilepaskan dari ikatan-ikatannya di jaringan dan organ-organ besar, serta obat
yang tidak diserap mungkin bisa tersebar dari perut. Perhatian khusus harus
selalu dilakukan dalam pemilihan sampel dari darah dan jaringan, metode dari
pengumpulan sampel dan pelabelan wadah. Ada pembuktian yang kuat yang
menunjukkan bahwa kebanyakan obat-obat dan racun termasuk alkohol,
terdapat perbedaan penting pada konsentrasinya di dalam darah, tergantung
pada waktu pengumpulan spesimen setelah kematian, pemilihan dari tempat
pengambilan (pada tubuh), metode pengumpulan sampeldan volume darah
(Pounder and Jones 1990; Pounder 1993). Seringnya setelah diobservasi
sepuluh kali lipat perbedaannya pada konsentrasi dari obat-obat tertentu dan
beberapa racun kimia pada darah post mortem yang diambil dari tempat yang
berbeda. Spesimen yang yang diambil dari daerah sentral seperti jantung
akan memberi secara jelas nilai yang tinggi untuk sebagian besar analisa.
Meskipun begitu, tentu yang sering digunakan adalah daerah perifer seperti
subklavia, mungkin terkadang memberikan hasil yang mendekati seperti
daerah sentral seperti pada jantung. Secara kuantitatif yang paling konsisten
adalah darah yang diambil dari vena femoralis, sehingga menjadi tempat
yang direkomendasikan dalam pengumpulan spesimen. Ini juga mungkin
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
4/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 4
untuk observasi yang berbeda pada konsentrasi obat-obat tertentu yang
didapatkan dari tempat pengambilan sample jaringan yang berbeda untuk hati
dan paru-paru. Pada kasus dimana analisa dari spesimen seperti ini
direkomendasikan, tempat yang direkomendasikan adalah lobus kanan dari
hati dan apexparu-paru.
Standar prosedur untuk analisis toksikologi ditampilkan pada syarat
laboratorium pengumpulan sampel darah dan urin. Jaringan tertentu (otak,
hati dan lainnya) dan isi perut harus dikumpulkan pada post-mortem
tetapi tidak akan secara normal diwajibkan oleh laboratorium ini
kecuali dibutuhkan investigasi khusus; akan tetapi harus disimpan di
kamar mayat. Perhatian khusus direkomendasikan dalam pengumpulan
spesimen dan penyimpanan untuk obat-obat tertentu dan racun seperti
alkohol, kokain, insulin, solvents, gas dan sianida.
Konsentrasi dari obat ditemukan pada spesimen darah post-mortem,
meskipun diambil dari daerah perifer, akan sering lebih tinggi daripadakonsentrasi obat pada plasma perimortem secara spesifik jika beberapa hari
telah lewat antara kematian dan P.M (post-mortem). Ini tidak akurat untuk
membandingkan laporan konsentrasi obat pada darah post-mortem dengan
nilai literatur dari plasma atau konsentrasi serum obatpada kasus overdosis.
praktik persamaan dari perhitungan dosis dari obat atau racun yang dicerna
dari konsentrasi obat dalam darah produk post mortem (C) dan volume
distribusi yang dilaporkan (Vd) [Dose = C x Vd] tidakdi rekomendasikan.
2. Pengumpulan Urin dan Sampel Darah
Spesimen urin, meskipun kecil, pengambilan pada post-mortem adalah nilai
yang besar pada skrining untuk racun atau obat yang tidak diketahui, terutama
bila terjadi penyalahgunaan. Spesimen urin juga bernilai analisis kuantitatif
untuk alkohol, dimana ada ketidakpastian pada validitas dari spesimen darah
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
5/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 5
[catatan : spesimen darah dari tubuh yang membusuk tidak dipertahankan
dengan konsentrasi tinggi dari fluoride (2-3%) mungkin membuat atau
kehilangan kuantitas substansial dari alkohol].
3. Penyediaan wadah Spesimen
Laboratorium dapat menyediakan wadah spesimen yang sesuai untuk
pengumpulan spesimen darah dan urin pada post-mortem. Pengemasan yang
cocok untuk pengiriman spesimen lewat post mungkin juga bisa disediakan
jika diperlukan. Hubungi laboratorium untuk diskusikan kebutuhan ini.
Wadah-wadah tersebut gratis bila kasus dilaporkan pada laboratorium untuk
investigasi.
4. Pelabelan dan Penyimpanan Sampel
Semua botol-botol spesimen harus diberi label jelas dengan nama lengkap
korban, tanggal pengambilan, dan nomor referensi post-mortem. Pada kasus
spesimen darah, tempat spesifik pengambilan sampel harus dituliskan. Semua
spesimen harus disimpan pada suhu 40C sebelum dikirim ke laboratorium.
Setiap botol spesimen harus disegel untuk mencegah kerusakan dan dikemas
masing-masing dan dipisahkan dalam tas plastik untuk memastikan tidak ada
kontaminasi silang. Perhatian khusus diperlukan dalam penyimpanan dari
spesimen untuk analisis insulin, alkohol, sianida dan kokain; juga untuk
cairan mudah menguap atau gas hubungi laboratorium untuk petunjuk.
5. Saran Tambahan Dalam Investigasi Racun Tertentu
Alkohol (ethanol)
Ada pembuktian dari pembusukan atau kerusakan luas pada tubuh atau ada
perbedaan dari beberapa hari antara kematian dan post-mortem, ini
disarankan untuk mengambil kedua sampel spesimen darah dan urin untuk
analisis alkohol. Pada kasus tertentu ini mungkin juga disarankan untuk
mengambil spesimen dari cairan vitreous. Ethanol terkadang bisa hilang atau
berkurang dari spesimen darah bila telah terkontaminasi dengan bakteri atau
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
6/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 6
jamur. Penggunaan wadah spesimen yang mengandung 2% fluoride lebih
direkomendasikan untuk ukuran alkohol pada kasus sensitif. Jika harus
dicatat beberapa metode enzymatis untuk analisis alkohol yang sering
digunakan oleh laboratorium klinik bisa memberi hasil falsely elevated pada
pasien dengan penyakit kritis atau spesimen post mortem. Analisis untuk
alkohol ditampilkan oleh laboratorium khusus toksikologi menghasilkan
kromatografi gas, yang lebih spesifik daripada metode enzymatic dari
analisis alkohol dan juga bisa mendeteksi adanya alkohol lain seperti
methanol dan isopropanol atau produk dari keto-acidosis seperti aseton
Cyanide (Sianida)
Pada kecurigaan keracunan sianida akan membantu jika dilakukan
pengumpulan spesimen darah pada lebih dari satu daerah perifer, dan juga isi
perut. Pada kasus dimana kandungan Sianida tidak diketahui mungkin bisa
terbantu dengan mengambil sedikit spesimen otak (20 gram) dari daerah
dalam otak untuk memastikan adanya Sianida. Jika ada penyimpanan jangka
panjang dari spesimen darah setelah post mortem, ini memungkinkan untuk
membuat kuantitas dari Sianida, mungkin sebagai produk dari proses
bakteriologik. Penggunan wadah spesimen darah yang berisi 2% sodium
fluoride direkomendasikan untuk mencegah ini. Spesimen darah dan
jaringan lebih baik disimpan pada suhu 40C dan harus diperiksa secepatnya
setelah diambil. Penting untuk mencoba mengidentifikasi kandungan pasti
dari sianida yang diambil dari mayat.
Karbon Monoksida
Pada kasus terhirup asap kendaraan akan sangat membantu bila kita
mengetahui pembuat, tahun dan model dari kendaraan yang diduga. Banyak
kendaraan gas modern dan diesel dan kendaraan lainnya memiliki
penyeimbang katalisator, yang sangat mengurangi produksi karbon
monoksida. Kematian akibat keracunan karbon monoksida mungkin sangat
kecil atau tidak mungkin pada keadaan tertentu.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
7/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 7
Kebakaran
Memastikan adanya karbon monoksida dan sianida mungkin membantu pada
kasus terperangkap dalam api. Meskipun begitu, analisa spesimen darah harus
dipastikan tanpa ditunda. Pada kasus seperti ini ada kecendrungan konsentrasi
karbon monoksida menurun seiring waktu dan konsentrasi sianida
meningkat. Penggunaan wadah spesimen darah yang mengandung 2% sodium
fluoride disarankan, khususnya pada kasus sensitif atau termasuk kasus
fatal.
6. Spesimen Yang Disarankan Untuk Toksikologi Umum
Spesimen urin
Urin (minimal 20 ml) harus ditempatkan pada 1-2 wadah plastik kosong steril
20 ml. Jika hanya sedikit urin yang tersedia, harus ditempatkan pada 5 ml
tabung gelas. Wadah yang mengandung boric acid tidak boleh digunakan.
Spesimen darah
Rekomendasi untuk set ideal dari spesimen darah untuk investigasi
toksikologi adalah sebagai berikut :
Analisa darah kuantitatif (5 ml) harus diambil dari 2 daerah perifer yang
berbeda, lebih baik pada pembuluh darah vena femoralis kanan dan kiri,
dengan pengambilan yang hati-hati jangan mengambil dalam jumlah besar
darah dari lebih banyak dari pembuluh darah sentral. Yang terpenting
daerah pemngambilan sampel harus ditulis pada label. Darah femoralis
bisa diambil dengan memotong bagian atas pembuluh darah vena iliaka
eksterna pada ligamentum inguinal, dan memasukkan 20 ml kedalam wadah
plastik steril. 2,5 ml dari darah ini harus ditaruh pada wadah kedua yaitu
tabung oksalat/fluoride yang sudah ditambah dengan sodium fluoride (sama
dengan 2% wv pada 2,5 ml) sebagai pengawet.
Darah untuk analisa kualitatif (skrining)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
8/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 8
Sebagai tambahan jumlah yang banyak dari spesimen darah (20 ml) untuk
skrining kualitatif harus diambil dari jantung (lebih baik pada atrium kanan
atau vena kava inferior) atau jika dibutuhkan dari pembuluh darah besar
lainnya. Daerah dari pengambilan harus ditulis pada label. Wadah :
spesimen ini harus disimpan pada wadah steril 20 ml. Darah idealnya harus
bebas dari udara.
Wadah spesimen
Wadah direkomendasikan mungkin bisa didapatkan dari laboratorium
berdasrkan permintaan. Jika tidak tersedia, gunakan wadah yang sesuai
dengan volume darah dan disegel. Paling tidak diambil juga darah dari
femoral harus ditaruh pada tabung yang mengandung fluoride atau
fluoride/oksalat untuk analisa alkohol.
Daerah pengambilan dan metode pengumpulan sampel
Daerah dan metode pengambilan sampel darah adalah penting; perhatikan
pada tahap ini. Konsentrasi beberapa obat, terutama senyawa, seperti
antidepresan trisiklik dan Dekstropropoksifena, jauh lebih mungkin palsu-
meningkat pada darah dari pembuluh dada dan perutdaripada di "perifer"
seperti vena femoralis. Selain itu, bahkan darah dari
daerah ini adalah mudah terkontaminasi oleh darah yang diambil dari
bersebelahan, pembuluh darah pusat lebih gampang diambil. Prosedur yang
direkomendasikan di atas untuk pengumpulan dari pembuluh dara vena
femoralis dapat meminimal efek ini.
Kematian di rumah sakit
Untuk kematian yang terjadi di rumah sakit, laboratorium patologi rumah
sakit harus dihubungi secepat mungkin untuk melihat apakah ada spesimen
ante-mortem dari urin, darah, serum, plasma yang tersedia, dan harus dikirim
untuk analisa.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
9/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 9
7. Pengumpulan Spesimen Lain
Spesimen lain tidak secara biasa digunakan, tetapi mungkin berguna dalam
investigasi dari keracunan tertentu dan harus diambil pada jenazah. Semua
organ harus ditaruh pada wadah sampel secara terpisah untuk mencegah
kemungkinan kontaminasi silang. Pengawet seperti formalin tidak harus
digunakan. Wadah sampel harus diberi label dengan jelas.
Jaringan perut dan isinya
Ini mungkin membantu dalam investigasi keracunan oral cianida, atau kasus
kematian yang cepat dimana jumlah besar obat yang tidak diserap yang bisa
ditemukan di perut. Pada kasus diduga overdosis obat, seluruh isi perut harus
diambil. Jika ada tablet atau kapsul yang ditemukan, ini harus di ambil secara
hati-hati dan ditaruh wadah terpisah. Identifikasi bahan seperti ini dapat
dengan database komputer dari produk obat.
Hati
Jaringan ini mungkin berguna pada kasus keracunan menyeluruh. Biasanya
diambil dari lobus kanan dan tidak boleh terkontaminasi dengan empedu:
100 gram dapat untuk tujuan analisa.
Otak
100 gram jaringan otak harus diambil : ini mungkin berguna pada investigasi
dari kematian karena gas dan bahan yang mudah menguap. Pengambilan
untuk obat tertentu membantu seperti kematian akibat kokain. Spesimen harus
ditaruh pada wadah spesiman kaca atau nylon bag (untuk yang mudah
menguap) dan pembekuan dilakukan untuk transport ke laboratorium.
Paru-paru
Pengambilan 100 gram paru dari bagian apex ini mungkin berguna pada
investigasi kematian akibat gas dan bahan mudah menguap. Spesimen harus
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
10/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 10
ditaruh pada wadah spesimen kaca atau nylon bag dan disimpan pada suhu
40C sebelum dikirim ke laboratorium.
Rambut
Spesimen rambut mungkin berguna dalam penyelidikan kematian
berhubungan dengan penyalahgunaan narkoba (terutama opiat dan metadon).
Analisis rambut (Tingkat perkiraan pertumbuhan 1 cm per bulan) dapat
memberikan informasi yang berguna mengenai kronisitas penyalahgunaan
narkoba, yang berharga dalam penafsiran post-mortem obat konsentrasi. Jika
spesimen rambut dipotong dari kepala, ujung proksimal harus diidentifikasi
secara jelas, ujung dipotong diikat dengan benang.
Kuku dan tulang
Spesimen ini mungkin berguna pada investigasi dari kronisitas keracunan besi
dan arsenik dan logam.
Vitreous humor
Contoh humor vitreous berguna dimana tubuh telah terkena panas, atau jika
pembusukan mulai terjadi. Spesimen ini mungkin secara khusus berguna
untuk tes biokimia tertentu seperti urea, glukosa kreatinin, dan laktat, juga
untuk analisis alkohol. Lebih rinci informasi mengenai pengumpulan humor
vitreous dapat ditemukan dalam kajian baru-baru ini Forrest (1993) dan
Knight(1995).
8. Pemeriksaan Biokimia
penyelidikan biokimia dilakukan pada darah post mortem umumnya memiliki
nilai terbatas. analisis biokimia elektrolit seperti konsentrasi kalium dan
natrium kurang. Kehadiran aseton dan pengukuran b-hidroksibutirat (BHB)
dalam darah dan urin mungkin merupakan indikasi ketoasidosis alkohol atau
diabetes dan dapat memberikan bukti yang berguna khususnya dalam alkohol
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
11/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 11
kematian mendadak. Pengukuran terglikasi hemoglobin (HbA1c) adalah
panduan jauh lebih handal untuk diabetes mellitus terdiagnosis atau
konsentrasi glukosa darah selama periode sebelum kematian dan dapat
dilakukan oleh departemen kimia klinis rumah sakit. Jika injeksi karena
overdosis insulin diduga, post mortem darah dan bahkan humor vitreous
mungkin tidak cocok untuk analisis berikutnya insulin dan C-peptida. Analisa
biokimia dari vitreus humour terkadang bisa berguna untuk urea, kreatinin,
glukosa dan laktat.
9. Dokumentasi
Dokumentasi berikut ini diperlukan dalam setiap kasus:
a. Nama, lokasi dan nomor telepon dari Patolog tersebut.
b. Nama, alamat dan nomor telepon dari kepala kantor kepada siapa laporan
akan dikirim.
c. laporan kematian tiba-tiba, termasuk keadaan kematian yang dilaporkan.
d. keterangan medis yang relevan, terutama yang berkaitan dengan obat resep
dan apakah jenazah menderita penyakit infeksi serius seperti hepatitis, TBC
atau AIDS.
e. Rincian nama dan kuantitas zat yang diperkirakan telah menyebabkan
kematian.
f. Salinan dari laporan awal patolog yang menunjukkan kemungkinan
penyebab kematian dan perkiraan waktu kematian.
g. Jika kematian adalah di rumah sakit, ringkasan catatan rumah sakit yang
bersangkutan, termasuk informasi tentang penggunaan antidotum atau obat
yang digunakan dalam resusitasi harus diberikan, bersama dengan spesimen
ante-mortem sisa darah, plasma atau urin. Penting untuk dicatat jika spesimen
urin yang diambil dengan penggunaan kateter dan anestesi lignocaine lokal.
10. Pengiriman Spesimen
Kebanyakan spesimen, terutama darah dan urine, dapat dikirimkan melalui
pos jika dikemas dengan baik. Dalam kasus medis-hukum tertentu, dalam
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
12/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 12
rangka menjaga tahanan, spesimen idealnya harus disampaikan secara
langsung ke laboratorium kepada orang yang berwenang.
11. Laporan Analisa dan Interpretasi
Pada kebanyakan kasus, investigasi akan dilakukan dalam waktu 10 hari hari
dan laporan interim atau final, termasuk interpretasi akan diterbitkan oleh
Kepala Seksi atau Kepala laboratorium dalam waktu dua minggu. Bagi kasus
yang tidak rumit seperti kasus keracunan monoksida alkohol atau karbon,
laporan verbal umum akan tersedia dalam waktu 24 jam dan laporan tertulis
dalam waktu 5 hari kerja. Jika ada kemungkinan menjadi masalah khusus
dengan investigasi tertentu, mis keracunan dengan obat-obatan baru-baru ini
diperkenalkan, laboratorium akan membicarakan kasus dengan petugas
Pemeriksa atau ahli patologi. Interpretasi temuan ini bisa menghadirkan
masalah di mana ada latar belakang sedikit informasi tentang kasus ini, atau
dimana koleksi spesimen telah memadai. Hal ini sangat sulit untuk
memberikan komentar yang valid pada signifikansi pengukuran kuantitatif
dilakukan pada darah tunggal spesimen dari tempat yang tidak dikenal.
Interpretasi temuan ini juga bisa sulit pada pencandu obat mana tingkat
kemungkinan "toleransi" terhadap suatu obat tidak jelas karena riwayat tidak
memadai. Sebagian besar literatur yang diterbitkan pada toksikologi forensik
yang berkaitan dengan apa yang disebut "fatal" konsentrasi darah terlalu
menyesatkan. Ini adalah kesalahpahaman umum bahwa konsentrasi obat (atau
racun) ditemukan dalam darah post-mortem adalah setara dengan yang
diperoleh dalam darah atau plasma pada saat kematian. Interpretasi temuan
akan selalu perlu mempertimbangkan perubahan distribusi obat setelah
kematian. Riwayat usia dan keadaan kesehatan jenazah juga faktor penting
yang harus diperhatikan dalam signifikansi pengukuran kuantitatif yang
dilakukan pada spesimen darah.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
13/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 13
KESIMPULAN
Dalam toksikologi, sangatlah penting untuk mengetahui dam memahami
tentang pengumpulan sampel atau spesimen terutama cara pengumpulan
spesimen dan penyediaan wadah spesimen, pemberian label, serta
penyimpanan sampel. Untuk wadah yang digunakan dalam toksikologi adalah
wadah plastik atau gelas kaca yang steril, terkadang dibutuhkan juga nylon
bag untuk jaringan tertentu seperti paru-paru. Tidak ada keharusan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
14/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 14
mempergunakan formalin sebagai bahan pengawet. Bahan pengawet umum
yang digunakan adalah Fluoride 2%, ini sangat membantu terutama dalam
penyimpanan zat-zat yang mudah menguap.
Spesimen yang disarankan untuk toksikologi umum adalah urin dan darah.
Penting juga diperhatikan untuk mengetahu daerah mana darah spesimen itu
berasal, apkah diperifer atau sentral. Terkadang pada kasus tertentu
diperlukan pengumpulan spesimen lainnya, seperti jaringan perut dan isinya,
lobus kanan dari hati, otak, bagian apeks paru, rambut, kuku dan tulang, serta
humour vitreous, terutama pada kasus keracunan zat tertentu yang mudah
menguap seperti alkohol. Pemeriksaan biokimia pada post-mortem memiliki
nilai yang terbatas, karena setelah mati, terjadi banyak perubahan pada tubuh.
Untuk transportasi spesimen yang akan diperiksa, dan membutuhkan waktu
harus dilakukan penyimpanan yang benar. Spesimen disimpan pada suhu 40C.
Pelabelan juga harus dituliskan dengan jelas, termasuk daerah (tubuh) tempat
pengambilan sampel. jika perlu dapat ditulis juga catatan dan riwayat selama
ante mortem. Untuk jenazah yang meninggal di Rumah Sakit juga harus
dicatat obat yang digunakan selama di Rumah Sakit serta penggunaan obat
anestesi.
LAMPIRAN
Guide to Obtaining Specimens at Post-mortem for Analytical
Toxicology
Copyright [Regional Laboratory for Toxicology]. All rights reserved.
1. INTRODUCTION
These guidelines have been written in order to assist Pathologists and
Coroners' Officers in the selection of appropriate specimens of body fluids
and tissues for post-mortem biochemical and toxicological analysis to be
carried out at the Regional Laboratory for Toxicology. More detailed
guidelines for pathologists have been published elsewhere (Forrest 1993;
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
15/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 15
Knight, 1996). Following death there can be rapid changes in cellular
biochemistry as autolysis proceeds, and drugs and other poisons may be
released from their binding sites in tissues and major organs, also unabsorbeddrug may diffuse from the stomach. Special care should always be taken in
the selection of blood and tissue sampling site(s), the method of collection of
samples, and the labelling of sample containers. There is substantial published
evidence to show that for most drugs and poisons, including alcohol, there are
important differences in their concentration in blood according to the time of
specimen collection after death, choice of sampling site, method of sampling
and volume of blood collected (Pounder and Jones 1990;Pounder 1993). It is
common to observe tenfold differences in the concentration of certain drugs
and some chemical poisons in post-mortem blood taken from different sites.
Specimens taken from "central" sites e.g. heart tend to give
particularly "high" values for most analytes. Moreover, certain commonlyused "peripheral" sites such as subclavian, may sometimes give results closer
to "central" sites such as the heart. The most consistent quantitative findings
are obtained in blood taken from the femoral vein, which is the
recommended site of specimen collection. It is also possible to observe
differences in the concentration of certain drugs obtained from different tissue
sampling sites for liver and lung. In cases where analysis of such specimens is
required, recommended sites are right lobe of the liver and apex of the lung.
The standard procedure for toxicological analysis performed at this laboratory
requires the collection of blood and urine samples. Appropriate tissue
(brain, liver etc.) and stomach contents should be collected at post-
mortem but will not normally be required by this laboratory unless
special investigations are required; however they should be retained at
the mortuary. Special care is required in specimen collection and storage for
certain drugs and poisons e.g.
alcohol, cocaine, insulin, solvents, gases and cyanide. The concentration of
drug found in post-mortem blood specimens, even those taken from
peripheral sites, will often be much higher than the perimortem plasma drug
concentration particularly if several days have elapsed between death and
P.M. It is not scientifically valid to compare the reported post-mortem blood
concentration of a drug with literature values of plasma or serum drug
concentrations in cases of drug overdosage. Similarly the practice ofcalculating the dose of ingested drug or poison from the product of the post-
mortem blood drug concentration (C) and the reported distribution volume
(Vd) [Dose = C x Vd] is not recommended.
2. COLLECTION OF URINE AND BLOOD SAMPLES
Urine specimens, however small, taken at post-mortem are of great value in
screening for an unknown drug or poison, particularly substances of abuse.
Urine specimens are also valuable in the quantitative analysis of alcohol,
where there is uncertainty over the validity of a blood specimen [Note: blood
specimens from putrefying bodies not preserved with high concentrations of
fluoride (2-3%) may "generate" or "lose" substantial quantities of alcohol].
3. SUPPLY OF SPECIMEN CONTAINERS
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
16/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 16
The Laboratory is able to provide appropriate specimen containers for the
collection of blood and urine specimens at post-mortem. Suitable packaging
for sending specimens by post may also be supplied if required. Pleasecontact the Laboratory to discuss your requirements. These containers are free
of charge where cases are submitted to this Laboratory for investigation.
4. LABELLING AND STORAGE OF SAMPLES
All specimen bottles should be clearly labelled with the full name of the
deceased, date of collection, and post-mortem or reference number. In the
case of blood specimens, the specific site of sampling should always be given.
All specimens should be stored at 4 oC before transporting them to the
laboratory. Each specimen bottle should be securely sealed to prevent
leakage, and individually packaged in separate plastic bags to ensure that
there is no cross-contamination. Special care is required in the storage of
specimens for the analysis of insulin, alcohols, cyanide and cocaine; also forvolatile liquids or gases - please contact the Laboratory for guidance.
5. ADDITIONAL ADVICE CONCERNING INVESTIGATION OF
CERTAIN POISONS
Alcohol (ethanol)
Where there has been evidence of putrefaction or extensive injury to the body
or there is a gap of several days between death and post-mortem, it is
advisable to take both blood and urine specimens for alcohol analysis. In
certain cases it might also be advisable to take a specimen of vitreous
humour. Ethanol can sometimes be lost or generated from blood specimens if
they have become contaminated by bacteria or fungi. Use of specimen
containers containing 2% fluoride is therefore recommended for alcohol
measurement in "sensitive" cases. If should be noted that some enzymic
methods for alcohol analysis commonly used by clinical laboratories may
give falsely elevated results in critically ill patients or post-mortem
specimens. Analysis for alcohol performed by the Regional Toxicology
Laboratory is carried out by gas chromatography, which is more specific than
enzymic methods of alcohol analysis and is also able to detect the presence of
other alcohols such as methanol and isopropanol, or the products of keto-
acidosis such as acetone.
Cyanide
In suspected cyanide poisoning it is helpful to collect specimens of bloodfrom more than one peripheral site, and also stomach contents. In cases where
the source of cyanide is not known it may be useful to obtain a small
specimen of brain (~ 20 grams) from a site deep within the brain to confirm
the presence ofcyanide. If there is prolonged storage of blood specimens after
post-mortem, it is possible to generate significant quantities of cyanide,
probably as a product of bacterial action. The use of blood specimen
containers containing 2% sodium fluoride is recommended to prevent
this. Blood and tissue specimens are best stored at 4oC and should be
analysed as soon a possible after collection. It is important to try to identify
the exact source of the cyanide taken by the deceased.
Carbon Monoxide
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
17/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 17
In cases involving inhalation of vehicle exhaust fumes it is helpful to know
the make, year and model of the vehicle concerned. Many modern petrol and
diesel cars and other vehicles have catalytic converters, which greatly reducethe amount of carbon monoxide produced. Death from carbon monoxide
poisoning may be greatly delayed or impossible in certain circumstances.
Fire deaths
Measurement of both carbon monoxide and cyanide may be helpful in cases
involving fires. However, analysis of blood specimens should be carried out
without delay. In such cases there is a tendency for the carbon monoxide
concentration to decrease with time and the cyanide concentration to
increase. Use of blood specimen containers containing 2% sodium fluoride is
advisable, particularly in "sensitive" cases or those involving multiple
fatalities.
6. RECOMMENDED SPECIMENS FOR GENERAL TOXICOLOGYUrine Specimens
Urine (preferably at least 20 mL) should be placed in 1-2 plain 20 mL sterile
plastic container(s). If only a small amount of urine is available, this should
be placed in a plain 5 ml glass tube. Boric acid containers should NOT be
used. Blood Specimens Our current recommendation for an ideal set of blood
specimens for toxicological investigations is as follows:
Blood for quantitative analysis (~ 5 mL) should be taken from two distinct
peripheral sites, preferably left and right femoral veins, with care taken not to
draw a large volume containing blood from more central vessels. The precise
sampling site must be indicated on the label. Femoral blood can be taken
by cutting the external iliac vein proximal to the inguinal ligament, and
milking the distal cut into a plain 20mL sterile plastic container.
Approximately 2.5mL of this blood should be placed in a second
fluoride/oxalate tube containing additional sodium fluoride (equivalent to 2%
wv in 2.5mL) as a preservative.
Blood for qualitative analysis (screening)
An additional larger specimen of blood (~ 20mL) for qualitative screening
should be taken from the heart (preferably right atrium or inferior vena cava)
or if necessary from another convenient large vessel. The site of collection
mustbe indicated on the label.
Container: This specimen should be placed in a plain 20 mL sterile plasticcontainer. Blood should ideally be free-flowing.
Specimen containers
The containers recommended above may be obtained from the Laboratory on
request. If these are not available, use containers appropriate to the specimen
volumes with secure closures. At least one portion of the femoral blood
should be placed in a tube containing fluoride or fluoride/oxalate for alcohol
analysis.
Importance of site and method of sampling
The sites and methods of blood sampling are important; care taken at this
stage will often be rewarded by more reliable and confident interpretation of
toxicological findings. The concentrations of some drugs, notably common
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
18/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 18
compounds such as tricyclic antidepressants and dextropropoxyphene, are
much more likely to be falsely-elevated in blood from thoracic and abdominal
vessels than in "peripheral" vessels such as femoral veins. Moreover, evenblood from these sites is easily contaminated by blood drawn from
contiguous, more central vessels unless special care is taken. The procedure
recommended above for the collection of femoral venous blood should
minimise these effects.
Deaths in hospital For deaths which have occurred in hospital, the hospital
pathology laboratory should be contacted as soon as possible to see if any
ante mortem specimens of urine, blood, serum, or plasma are available, and
these should also be sent for analysis.
7. COLLECTION OF OTHER SPECIMENS
Other types of specimen will not normally be required, but they may be
valuable in the investigation of certain types of poisoning and should beretained at the mortuary. All organs should be placed in separate sample
containers to remove any chance of cross-contamination. A preservative such
as formalin must not be used. Sample containers should be clearly labelled.
Stomach tissue and contents
These materials may be useful in the investigation of oral cyanide poisoning,
or in cases of rapid death where relatively large amounts of unabsorbed drug
may be found in the stomach. In cases of suspected drug overdosage the
entire stomach contents should be retained. If distinct tablets or capsules are
observed in the stomach contents, these should be carefully extracted, and put
in individual containers (e.g. plastic urine containers). Identification of such
material can be carried out by reference to a computerised database of
pharmaceutical products.
Liver
This tissue may be useful in certain complex poisoning cases. It is usual to
take a portion of the right lobe of liver since it should be uncontaminated
with bile and less affected by drug diffusion from the liver; 100 grams is
sufficient for most analytical purposes.
Brain
A portion of about 100g brain should be taken; this may be useful in the
investigation of death due to gases or volatile substances. Measurement of
brain concentration of certain drugs may be helpful in certain cases e.g.cocaine deaths. The specimen should be placed in a glass specimen jar or
nylon bag (volatile substance deaths) and deep-frozen prior to transport to the
laboratory.
Lung
A portion of about 100g lung from the apex should be taken. This may be
useful in investigation of death due to gases or volatile substances. The
specimen should be placed in a glass specimen jar or nylon bag and stored at
4oC prior to transport to the Laboratory.
Hair
Hair specimens may be useful in the investigation of death related to drug
abuse (particularly opiates and methadone). Analysis of hair (approximate
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
19/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 19
rate of growth 1 cm per month) is able to provide useful information
concerning the chronicity of drug abuse, which is valuable in the
interpretation of post-mortem drug concentrations. If hair specimens are cutfrom the head, the proximal end should be clearly identified; the cut end tied
with a piece of thread. Pleasecontact the laboratory for further instructions
concerning such specimen collection.
Nails and Bone
These specimens may be useful in the investigation of certain types of chronic
metal poisoning, notably arsenic and lead.
Vitreous humour
A sample of vitreous humour is useful where a body has been exposed to
heat, or if putrefaction is beginning to occur. This specimen may be specially
useful for certain biochemical tests such as urea, creatinine, glucose and
lactate, also for the analysis of alcohols. More detailed information on thecollection of vitreous humour can be found in the recent reviews of Forrest
(1993) and Knight (1995).
8. BIOCHEMICAL INVESTIGATIONS
Biochemical investigations carried out on post-mortem blood are generally of
limited value. The measurement of electrolytes such as sodium and potassium
has no value after death. Blood glucose concentrations generally fall rapidly
after death and are an unreliable guide to glucose concentrations prior to
death.The presence of acetone in blood and urine may be an indication of
keto-acidosis or unrecognised diabetes. The measurement of glycated
haemoglobin (HbA1c) is a much more reliable guide to undiagnosed diabetes
mellitus or elevated blood glucose concentrations over a period prior to death.
If the injection of an insulin overdose is suspected, blood specimens must be
taken as soon as possible after death and a serum specimen separated and
deep-frozen for subsequent analysis of insulin and c-peptide. Biochemical
analysis of vitreous humour can sometimes be useful for urea, creatinine,
glucose and lactate (see previous section).
9. DOCUMENTATION
The following documentation is desirable in every case:
a. Name, location and telephone number of the Pathologist.
b. Name, address and telephone number of the Coroner's Officer to whom the
report is to be sent.c. Sudden death report, including circumstances of reported death.
d. Relevant medical history, particularly with regard to prescribed medication,
and whether the deceased suffered from a serious infectious disease such as
hepatitis, tuberculosis or AIDS.
e. Details of the name and quantity of the substance(s) thought to have caused
death.
f. A copy of the Pathologist's preliminary report indicating the likely cause of
death and estimated time of death.
g. If death was in hospital, a summary of the relevant hospital notes, including
information on the use of antidotes or drugs used in resuscitation should be
given, together with any remaining ante-mortem specimens of blood, plasma
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
20/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 20
or urine. It is important to note if urine specimens were taken with the use of
a catheter and lignocaine local anaesthetic.
10. TRANSPORT OF SPECIMENSMost specimens, particularly blood and urine, may be sent by post if securely
packaged. In certain medico-legal cases, in order to maintain the chain of
custody, specimens should ideally be submitted in person to the Laboratory
by the authorised Coroner's Officer.
11. ANALYTICAL REPORT AND INTERPRETATION
In the majority of cases, the investigation will be carried out within 10
working days and an interim or final report, including interpretation will be
issued by the Section Head or Head of the Laboratory within two weeks. For
many uncomplicated cases such as alcohol or carbon monoxide poisoning, a
verbal report will generally be available within 24 hours and written report
within 5 working days. If there is likely to be a special problem with aparticular investigation, e.g. poisoning with recently introduced drugs, the
Laboratory will discuss the case with the Coroner's officer or pathologist.
Interpretation of findings can present a problem where there is little
background information concerning the case, or where specimen collection
has been inadequate. It is particularly difficult to provide any valid comment
on the
significance of quantitative measurements carried out on a single blood
specimen from an unknown site. Interpretation of findings can also be
difficult in drug abusers where the likely degree of "tolerance" to a drug is
unclear because of inadequate history. Much of the published literature on
forensic toxicology relating to so called "fatal" blood concentrations is
grossly misleading. It is a common misconception that the concentration of a
drug (or poison) found in post-mortem blood is equivalent to that obtaining in
the blood or plasma of the deceased at the time of death. Interpretation of
findings will always need to take account of changes in drug distribution after
death. The recent history, age and state of health of the deceased are also
important factors to be taken into account in the interpretation of findings.
The Laboratory is always happy to discuss individual cases or give further
advice on the interpretation of findings.
12. CHARGES
The charges for post-mortem toxicological analysis are calculated accordingto DC Circular No. 29 under Section 24 (2) of the Coroners' Act 1988.
Published 24 March 1998.
Circular With effectfrom 1st Fee 2nd Fee Additional (3rd) Fee, not
exceeding DC 29 01.04.98 45.50 31.00 382.80
Examples
The fee payable for an ethanol and a paracetamol determination on a single
whole blood sample is: 2 x 45.50 = 91.00
The fee for an ethanol determination on both whole blood and urine samples
is: 45.50 plus 31.00 = 86.50.
13. RECOMMENDED READING
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Forensik / UMJ / Periode 9 Mei-11 Juni 2011
-
7/31/2019 refrat forensik mbi
21/21
Referat / Terjemahan : Guide to Obtaining Spesimens at Post-mortem for
Analytical Toxicology / 21
Knight, B. (1996), Forensic Pathology Post-Mortem Specimens
http://www.toxlab.co.uk/postmort.htm#Post-mortem 9 of 10 20.09.2006
16:55 (2nd edition)Arnold, London. Pounder, D.J. and Jones, G.R. (1990), Post-mortem Drug
Redistribution - A Toxicological Nightmare,Forensic Sci. Int. 45 : 253-363.
Forrest, A.R.W. (1993), Obtaining samples at post-mortem examination for
toxicological and biochemical analysis,J. Clin. Pathol. 46 : 292-296.
The Hospital Autopsy (1993), D.W.K. Cotton & S.S Cross eds.
Butterworth, Heinemann, Oxford. Pounder, D.J. (1993), The Nightmare of
Post-mortem Drug Changes In: Legal Medicine Butterworth Legal
Publishers, Salem, New Hampshire pp. 163-191.
For more information or guidance please contact:
Mr TMT Sheehan, Principal Clinical Scientist, Deputy Director, telephone
+44 121 [email protected]
Mr Simon Elliott, Senior Clinical Scientist, Forensic Toxicology Section,
telephone +44121 507 4140.
Post-Mortem Specimens http://www.toxlab.co.uk/postmort.htm#Post-mortem
10 of 10 20.09.2006 16:55
Dr. R.A. Braithwaite, Head of Department, telephone +44 121 507 4134.
Fax No. +44 121 554 7386
Revised: September 1997
Last edited: January 15, 2002
http://www.toxlab.co.uk/postmort.htm#Post-mortemhttp://www.toxlab.co.uk/postmort.htm#Post-mortemhttp://www.toxlab.co.uk/postmort.htm#Post-mortemhttp://www.toxlab.co.uk/postmort.htm#Post-mortem