referat forensik baru

40
TINJAUAN KASUS RS SILOAM: TERTUKARNYA ISI DARI INJEKSI BUVANEST Penguji: Dr. dr. Hadi, MSiMed Pembimbing: dr. Devi, SH, MHKes DEPARTEMEN FORENSIK MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO RSUP Dr KARIADI SEMARANG 2015 Anggota: Bianda Axanditya Artono Tri Pamungkas Isni Meilasari Riska Sara Dewi M. Daisy Syakhsiatusy Syahiqoh Fadel Muhammad Garishah

Upload: riska-pasha

Post on 18-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

referat

TRANSCRIPT

FARMAKOLOGI ASAM TRANEKSAMAT

TINJAUAN KASUS RS SILOAM: TERTUKARNYA ISI DARI INJEKSI BUVANESTPenguji: Dr. dr. Hadi, MSiMedPembimbing: dr. Devi, SH, MHKes

DEPARTEMEN FORENSIK MEDIKOLEGALFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORORSUP Dr KARIADISEMARANG2015

Anggota:Bianda AxandityaArtono Tri PamungkasIsni MeilasariRiska Sara Dewi M.Daisy Syakhsiatusy SyahiqohFadel Muhammad Garishah

PENDAHULUAN Kasus kesalahan injeksi buvanest yang ternyata berisi asam traneksamat dalam anestesi spinal menewaskan 2 pasien di RS Siloam (Feb 2015)Pelaporan kasus di dunia >5 kasus (India, Arab, Iran)Farmakologi dan Toksikologi Bupivakain dan As. Traneksamat BerbedaPerlunya pembahasan mengenai kasus ini ditinjau dari segi etik, medikolegal, farmakologi, penatalaksanaan, diagnosis, pencegahan.

KasusDUA PASIEN RS SILOAM MENINGGAL SETELAH DISUNTIK OBAT BIUSJAKARTA, KOMPAS.com Dua pasien di Rumah Sakit Siloam Karawaci, Tangerang, meninggal dunia setelah pemberian obat anastesi Buvanest Spinal.Obat produksi PT Kalbe Farma ini diduga bukan berisi bupivacaine atau untuk pembiusan, melainkan asam traneksamat yang bekerja untuk mengurangi pendarahan."Ini kebetulan saja etiketnya atau bungkusannya itu yang tertukar. Jadi, sangat menyedihkan ini terjadi," ujar Kepala Hubungan Masyarakat RS Siloam Heppi Nurfianto, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/2/2015).

Heppi menjelaskan, kasus ini terjadi terhadap pasien yang melakukan operasi caesar dan urologi. Kedua pasien meninggal dalam waktu berdekatan pada tanggal 12 Februari 2015. Sementara itu, pasien lainnya tidak mengalami masalah."Pasien kontradiksi, gatal-gatal, sampai kejang, kemudian meninggal. Pasien obgyn, bayinya selamat," kata Heppi.Menurut Heppi, RS Siloam akan memberikan keterangan lebih lanjut dalam waktu dekat bersama pihak Kementerian Kesehatan, Kalbe, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).Sementara itu, pihak Kalbe juga telah melakukan penarikan semua produk Buvanest dari pasaran. Investigasi lebih lanjut tengah dilakukan bersama BPOM.

Farmakologi dan Toksikologi Bupivakain

Pharmacodynamic

Pharmacokinetic

AbsorbsiDipengaruhiDosisTempat penyuntikanIkatan dengan reseptorAliran darah lokal ditempat ituPemakaian obat Vasokonstriktor

DistribusiBerlangsung secara cepat terutama pada daerah dengan aliran darah tinggi seperti otak, hati, ginjal dan jantung, akan dilanjutkan dengan distribusi secara lambat pada daerah dengan aliran darah sedang seperti otot dan organ gastrointestinal.

Metabolisme dan EkskresiObat anestesi lokal kelompok amide akan dimetabolisme dalam hepar menjadi bentuk yang lebih larut air sehingga dapat dikeluarkan melalui urin. Ikatan amide pada obat anestesi golongan amide dihidrolisasi oleh sitokrom P450 isoenzim

Teknik/ Cara pemberian BupivacaineAnestesi spinalAnestesi EpiduralAnestesi kaudal

Toksikologi Bupivacaine

Penyebab toksisitas bupivacaine :Pemberian bupivacaine intravenaDosis yang terlalu tinggiKecepatan injeksi yang meningkatAbsorbsi dan distribusi pada tempat penyuntikan meningkat

Efek toksisitas bupivacaine sistem kardiovaskuler dan susunas saraf pusatSistem saraf Pusat jalur inhibisi terhambat eksitasi saraf berlebih kejangSistem kardiovaskuler : menghambat cardiac Na+ channel depolarisasi (-) aritmia ventrikel depresi miokard

FARMAKOLOGI ASAM TRANEKSAMAT

Antifibrinolitik hemostatic digunakan pada pendarahan serius.Asam traneksamat merupakan analog asam aminokaproat, mempunyai indikasi dan mekanisme kerja yang sama tetapi 10 kali lebih potent dan dengan efek samping yang lebih ringan.

Farmakokinetik

FarmakodinamikAsam traneksamat diabsorbsi dengan baik per oral sampai 40% dan juga dapat diberikan secara IV sampai 90%. Obat ini dieksresi secara cepat melalui urin. Kadar puncak obat ini dapat dicapai kurang lebih 2 jam setelah pemberian dosis tunggal. Hanya sebagian kecil dari obat dimetabolisme (kurang dari 5%)

IndikasiMengatasi hematuria yang berasal dari kandung kemih, prostat, atau uretra. Pasien yang menjalani protatektomi transuurethral atau suprapubikAkan tetapi penggunaan obat ini harus di batasi pada pasien yang mengalami perdarahan hebat dan yang penyebab dari perdarahn tersebut tidak dapat di perbaik.Obat ini juga dapat digunakan sebai antidotum untuk melawan efek trombolitik streptokinase dan urokinaseyang merupakan aktivator plasminogen. pasien hemofilia sebelum dan sesudah ekstraksi gigi dan dan perdarahan lain karena trauma dalam mulut. Untuk perdarahan yang berlebihan dalam kasus menstruasi, operasi, atau trauma.

KontraindikasiPasien tromboembolik Kurangi dosis pada gangguan ginjal

DosisDosis yang dianjurkan 0,5 1 gr diberikan 2 3 kali sehari secara IV lambat sekurang kurangnya dalam waktu 5 menit. Cara pemberian peroral diberikan dengan dosis 15mg/kgBB diikuti dengan 30 mg/kgBB tiap 6 jam. Dosis oral : 1-1.5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 sampai 4 kali sehari.Dosis injeksi intravena perlahan : 0.5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 kali sehari.Dosis infus kontinyu : 25-50 mg/kg setiap hari.Dosis anak : 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg melalui intra vena setiap 2 atau 3 kali sehari.

LD50 Oral pada tikus adalah > 10 gr / kg.Intravena pada tikus 1,3 gr / kg.Subcutaneus pada tikus 4,62 gr / kg. Gejala overdosis mungkin mual, muntah, gejala ortostatik dan / atau hipotensi.

EFEK SAMPING UMUM ASAM TRANEKSAMAT Mual, muntah, diare, pusing dan rash.

Aspek Toksikologi Asam Traneksamat

Mekanisme Kerja Asam Traneksamat Intravaskuler

Asam Traneksamat

GlisinFungsi:Neurotransmiter inhibitorik utama medulla spinalisKelainan reseptor glisinKekakuanMioklonik karena mutasi reseptor glisin

Kompetisi Reseptor

Generalized SeizureMioklonik

Efek Samping Akibat IntrathecalGeneralized seizure -> MioklonikMekanisme: inhibisi kompetitif glisinHipertensiAktivasi sistem simpatis secara massiveFibrilasi ventrikelAktivasi sistem simpatis massive -> Ventrikel takikardi -> Fibrilasi Ventrikel

Gejala

NyeriKejangTakikardiaHipertensi/HipotensiTakikardia VentrikulerFibrilasi Ventrikel

Asam Traneksamat intrathecal

Dosis

Manajemen

PEMBAHASANKedua pasien meninggal setelah kesalahan injeksi intratekal asam traneksamatEfek samping yang sempat muncul meliputi kejang, diikuti hipertensi, takikardi ventrikuler dan firbilasi ventrikel.Dokter dan pihak RS sudah melaksanakan prosedur sesuai SOPKesalahan isi obat ada pada produksi PT Kalbe Farma

ETIKKODEKI Pasal 17 Wajib memberikan pertolongan darurat

KODERSIPasal 4 catatan/arsip baik medik maupun non medik Pasal 9 hak-hak asasi pasienPasal 10 memberikan penjelasan apa yang diderita pasien, dan tindakan apa yang hendak dilakukan

KODERSIPasal 2mengawasi serta bertanggung jawab terhadap semua kejadian di rumah sakit.

MEDIKOLEGALPermenkes nomor 1010 Pasal 4 tahun 2008 tentang izin Edar Obat Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan KonsumenPasal 4 -> Hak konsumenPasal 8 -> Tidak sesuai komposisiPasal 9-> Ganti rugiPasal 22-> Pembuktian beban dari pelaku usaha Pasal 62-> Pidana 5 tahun atau denda 2MPasal 63 -> Hukuman tambahan Pasal 359 KUHP -> Kealpaan menyebabkan kematian

Kesimpulan Injeksi asam traneksamat intratekal bersifat letal dan dapat menimbulkan kejang, hipertensi tak terkendali, takikardi ventrikuler dan fibrilasi ventrikel.Pengemasan obat pada kemasan yang mirip dapat membahayakan nyawa pasien.Dalam kasus ini perlunya tenaga kesehatan agar menjalankan tindakan medis sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dan tetap mawas bila akan memberikan obat kepada pasien agar dapat meminimalkan kejadian yang tidak diinginkan.

SaranPerlunya adanya Satuan Tugas yang mengatur dan melakukan audit mengenai kasus-kasus kesalahan pemberian obat maupun suatu guideline penatalaksanaan dalam berbagai variasi.Perlu adanya regulasi yang mengatur bahwa kemasan obat sebaiknya diberikan pembeda agar kesalahan ini tidak terulang.