bahan referat forensik

17
2.4 Cara penyidik mendapatkan barang bukti Barang bukti merupakan benda yang untuk sementara oleh pejabat yang berwenang diambil alih dan atau disimpan dibawah penguasaannya, karena diduga tersangkut dalam suatu tindak pidana. Tujuan penguasaan sementara atas benda tersebut adalah untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan pembuktian di sidang pengadilan. 1 Barang bukti dapat diperoleh penyidik melalui : 1 1. Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) 2. Penggeledahan 3. Diserahkan langsung oleh saksi pelapor atau tersangka 4. Diambil dari pihak ketiga 5. Barang temuan 2.5 Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara Tempat kejadian perkara(TKP) merupakan tempat atau kesatuan fisik dimana bukti nyata dan potensial yang berhubungan dengan kejahatan ditemukan. Investigasi TKP merupakan dasar dalam semua bentuk kejahatan terutama kasus pembunuhan. Investigasi TKP dapat dilakukan oleh penyidik yang memiliki pengetahuan khusus, keterampilan dan kemampuan. Tugas tersebut dimulai dari mengamankan TKP, melakukan pencarian yang tepat, mendokumentasikan TKP, serta mengenali, mengumpulkan dan mengemas bukti fisik. Bilamana pihak penyidik mendapat laporan bahwa suatu tindak pidana yang mengakibatkan kematian korban telah terjadi, maka pihak penyidik dapat meminta/ memerintahkan dokter untuk melakukan

Upload: dedy-santoso-chou

Post on 10-Dec-2015

239 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Bahan Barang Bukti medis (belum jadi)

TRANSCRIPT

Page 1: bahan referat forensik

2.4 Cara penyidik mendapatkan barang bukti

Barang bukti merupakan benda yang untuk sementara oleh pejabat yang berwenang

diambil alih dan atau disimpan dibawah penguasaannya, karena diduga tersangkut dalam

suatu tindak pidana. Tujuan penguasaan sementara atas benda tersebut adalah untuk

kepentingan penyidikan, penuntutan dan pembuktian di sidang pengadilan. 1

Barang bukti dapat diperoleh penyidik melalui : 1

1. Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara (TKP)

2. Penggeledahan

3. Diserahkan langsung oleh saksi pelapor atau tersangka

4. Diambil dari pihak ketiga

5. Barang temuan

2.5 Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara

Tempat kejadian perkara(TKP) merupakan tempat atau kesatuan fisik dimana bukti

nyata dan potensial yang berhubungan dengan kejahatan ditemukan. Investigasi TKP

merupakan dasar dalam semua bentuk kejahatan terutama kasus pembunuhan. Investigasi

TKP dapat dilakukan oleh penyidik yang memiliki pengetahuan khusus, keterampilan dan

kemampuan. Tugas tersebut dimulai dari mengamankan TKP, melakukan pencarian yang

tepat, mendokumentasikan TKP, serta mengenali, mengumpulkan dan mengemas bukti

fisik. Bilamana pihak penyidik mendapat laporan bahwa suatu tindak pidana yang

mengakibatkan kematian korban telah terjadi, maka pihak penyidik dapat meminta/

memerintahkan dokter untuk melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP)

tersebut sesuai dengan Hukum Acara Pidana yang berlaku yaitu KUHAP pasal 120 dan

133 KUHAP dan sesuai pula dengan Undang-Undang Pokok Kepolisian tahun 1961 no.

13 pasal 13 atau sesuai dengan ketentuan pasal 3 Keputusan Men Han Kam/ Pangab No.

Kep/B/17/V1/1974.9 Bila dokter menolak maka ia dapat dikenakan hukuman berdasarkan

pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (K.U.H.P.) pasal 224. 9

Selama melakukan pemeriksaan seorang dokter harus menghindari tindakan-tindakan

yang dapat mengubah, menganggu atau merusak keadaan di TKP tersebut walaupun

sebagai kelanjutan dari pemeriksaan itu harus mengumpulkan segala benda bukti (trace

evidence) yang ada kaitannya dengan manusia, seperti mengumpukan bercak air mani

atau darah yang terdapat pada pakaian atau benda-benda di sekitar korban, yang pada

dasarnya tindakan pengumpulan benda bukti tadi akan merusak keadaan di TKP itu

Page 2: bahan referat forensik

sendiri. 9 Dengan demikian sebelum pemeriksaan dilakukan, TKP harus diamankan,

dijaga keasliannya dan diabadikan dengan membuat foto-foto dan atau sktesa sebelum

para petugas menyentuhnya. 9

Sebelum datang di TKP ada beberapa hal yang harus dicatat sehubungan dengan

alasan atau persyaratan yuridis, demi kepentingan kasus itu sendiri, yaitu: 9

a. Siapa yang meminta/ memerintahkan datang ke TKP, otoritas, bagaimana

permintaan/ perintah itu sampai keterangan dokter, di mana TKP dan kapan saat

permintaan/ perintah tersebut dikeluarkan. Dokter dapat meminta informasi secara

global mengenai kasus yang akan diperiksa dengan demikian ia dapat

mempersiapkan perlengkapannya dengan baik.

b. Perlu diingat motto : “to touch as little as possible and to displace nothing”. Ia

tidak boleh menambah atau mengurangi benda bukti: tidak boleh sembarangan

membuang puntung rokok, perlengkapan jangan tertinggal, jangan membuang air

kecil di kamar mandi oleh karena ada kemungkinan benda-benda bukti yang ada di

tempat tersebut akan hanyut dan hilang.

c. Di TKP dokter/ penyidik membuat foto dan sketsa yang mana harus disimpan

dengan baik, oleh karena kemungkinan ia akan diajukan sebagai saksi selalu ada;

foto dan sketsa tersebut berguna untuk memudahkan mengingatkan kembali

keadaan yang sebenarnya.

d. Orang yang membuat foto atau sketsa harus memenuhi standar sehingga kedua

belah pihak yaitu anara dokter dan penyidik tidak memberikn penafsiran yang

berbeda atas objek yang sama.

e. Gambaran umum dalam hal menilai situasi di TKP yaitu:

Keadaan tempat atau ruang yang tenang dan teratur rapi, maka dapat

difikirka bahwa kemungkinan kasus yang ditemukan merupakan kasus

bunuh diri atau kematian mendadak akibat penyakit non traumatik.

Keadaan tempat yang tidak beraturan, kacau dan terdapat bercak darah

maka dapat dipikirkan bahwa di tempat tersebut telah terjadi perkelahian,

sehingga kasusnya menjurus ke penganiayaan atau pembunuhan.

f. Pemeriksaan atas tubuh korban hendaknya dilakukan secara sistematis berdasarkan

pada ilmu kedokteran forensik yang terarah sesuai dengan perkiraan kasus yang

dihadapi.

Page 3: bahan referat forensik

Pemeriksaan dokter atas diri korban di tempat kejadian perkara(TKP), bertujuan untuk

mendapatkan data yang akurat dalam waktu sesingkat mungkin dan melakukan beberapa

tes lapangan yang berguna bagi pihak penyidik agar dapat menentukan strategi serta

menentukan langkah yang tepat untuk dapat membuat jelas dan terang suatu perkara

pidana yang menyangkut tubuh manusia.

Adapun beberapa tindakan yang dapat dikerjakan oleh dokter adalah:

1. Menentukan korban masih hidup atau telah tewas, bila korban masih hidup,

maka upaya utama dokter bertujuan untuk menyelamatkan jiwa korban.

2. Bila korban ditemukan dalam keadaan tewas, maka perlu ditentukan perkiraan

saat kematian korban berdasarkan penurunan suhu mayat, lebam mayat, kaku

mayat dan perubahan post mortal lainnya. Perkiraan saat kematian korban

berhubungan dengan alibi dari tersangka.

3. Menentukan identitas atau jati diri korban baik secara visual, pakaian,

perhiasan, dokumen medis dan dari gigi. Sedangkan pemeriksaan lainnya

dapat dilakukan pemeriksaan serologi, sidik jari dan eksklusi yang dapat

dilakukan di laboratorium. Jati diri korban dibutuhkan untuk memulai

penyelidikan oleh karena biasanya terdapat korelasi antara korban dan pelaku,

pelaku umumnya telah mengenal korban.

4. Menentukan jenis luka, jenis kekerasan serta perkiraan sebab kematiannya,

jenis luka dan jenis kekerasan dapat memberikan informasi mengenai alat atau

senjata yang digunakan serta perkiraan proses terjadinya kejahatan tersebut,

sehingga berguna dalam proses introgasi dan rekonstruksi. Setelah mengetahui

jenis senjata yang digunakan, maka penyidik dapat melakukan pencarian

secara lebih terarah.

5. Membuat sketsa keadaan di tempat kejadian perkara (TKP) secara

sederhanadan dapat memberikan gambaran posisi korban dikaitkan dengan

situasi yang terdapat di tempat kejadian perkara(TKP)

6. Mencari dan mengumpulkan benda-benda bukti yang ada dan berkaitan

dengan korban baik sampel biologis guna pemeriksaan di laboratorium.

7. Bila terdapat genangan atau bercak darah, maka dilakukan pemeriksaan dan

buat penafsiran sebagai berikut:

Perkiraan jarak antara sumber perdarahan dengan lantai, demikian pula

arah gerakan korban,

Page 4: bahan referat forensik

Sumber perdarahan dari pembuluh nadi atau pebuluh vena dari saluran

pernapasan (paru-paru), atau dari saluran pencernaan (lambung),

Perkiraan cara kematian, darah tergenang di sekitar korban atau darah

berceceran dimana-mana,

Perkiraan posisi korban sewaktu mendapat luka, dalam posisi berdiri,

tidur atau miring yang di nilai berdasarkan sifat distribusi serta

mengalirnya aliran darah,

Perkiraan lamanya bercak darah tersebut.

8. Bila menghadapi kasus yang berkaitan dengan kejahatan seksual yang diikuti

dengan penganiayaan atau pembunuhan, pemeriksaan ditujukan untuk mencari

bercak mani yang tertinggal di TKP.

Secara visual bercak air mani pada pakaian berwarna abu-abu atau

kekuningan, bila pakaian atau kain tersebut berwarna gelap, maka

bercak akan berwarna putih mengkilat,

Air mani mempunyai bau yang khas bila masih baru,

Bercak air mani yang telah kering bila diraba dengan dua jari akan

memberikan kesan seperti meraba pakaia yang diberi tajin,

Bercak air mani akan sulit dinilai bila hanya dengan mata telanjang,

sehingga diperlukan penyinaran ruangan atau tempat terjadinya

peristiwa kejahatan dengan sinar-UV. Pada daerah yang terdapat

bercak air mani maka akan tampak bercak berfloresensi putih.

Setelah dokter dan penyidik melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara, maka di

lanjutkan dengan pemeriksaan korban di kamar mayat, kedua belah pihak tetap bekerja

sama agar pengungkapan kasus yang dihadapi dapat dengan cepat diselesaikan.

Pada saat akan dilakukan pembedahan mayat, maka penyidik harus memberikn informasi

kepada dokter mengenai:

1) Gambaran keadaan lingkungan sekitar apa yang ditemukan pada

korban

2) Deskripsi sekitar kematian korban

3) Deskripsi keadaan tempat kejadian perkara

4) Keterangan para saksi meliputi

Gambar atau foto

Page 5: bahan referat forensik

Diagram

Keterangan secara lisan

Penyidik harus memberi tahu kepada dokter perihal benda-benda bukti yang ditemukan di

tempat kejadian perkara, misalnya:

1) Obat-obatan atau botol/kemasan yang telah kosong,

2) Sarana yang berhubungan dengan pengobatan,

3) Senjata,

4) Sampel untuk pemeriksaan laboratorium, dan

5) Semua benda bukti dan petunjuk yang memerlukan pemeriksaan secara ilmiah.

Pada saat melakukan bedah mayat tubuh korban harus diperiksa dengan sebaik-baiknya

sesuai prosedur yang berlaku dan disesuaikan dengan kasus yang dihadapi. Riwayat

penyakit yang pernah diderita korban perlu didiskusikan untuk mendapatkan adanya

hubungan antara penyakit tersebut dengan kematian. Setelah itu, antara dokter dan

penyidik melakukan sebuah diskusi untuk menyamakan pendapat mengenai:

hubungan antara penyidikan sebelumnya dengan bedah mayat

saling pengertian mengenai apa yang telah dilakukan

penyebab kematian

langkah dan strategi penyidikan selanjutnya

benda-benda bukti seperti senjata, peluru yang didapatkan, dikembalikan kepada

penyidik setelah dokter membuat catatan lengkap tentang hal tersebut dan tidak

melupakan hal administrasi seperti bukti penyerahan dan berita acara, selain itu,

selama proses pembedahan berlangsung, penyidik harus melakukan dokumentasi

guna mengikuti perkembangan dari kasus tersebut.

Bantuan lain yang diberikan penyidik dalam proses bedah mayat adalah sebagai

berikut:

1. menjaga dan mengamankan kondisi tubuh korban, pakaian korban, darah dan

petunjuk lainnya,

2. mencegh upaya pengawetan (embalming), agar benda-benda bukti seperti di

bawah ini tidak rusak:

o beberapa jenis racun seperti sianida

Page 6: bahan referat forensik

o alkohol

o beberapa tanda atau petunjuk adanya asfiksia

o karbon monoksida

o keluarnya darah dari sirkulasi

pengamanan dan pengawetan barang bukti

1. darah

2. jaringan-jaringan tubuh

3. kuku-kuku (digunting)

4. rambut yang harus dicabut sampai ke akarnya

5. pakaian

6. sediaan apus pada kasus kejahatan seksual

7. jaringan sekitar luka tembak, untuk menentukan apakah terdapat butiran mesiu yang

masuk kedalam jaringan

8. benda-benda asing yang ditemukan masuk ke dalam tubuh korban

9. gigi secara keseluruhan khususnya bila terdapat sarana identifikasi tersedia.

2.6 Penemuan Barang bukti di Tempat Kejadian Perkara

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan oleh para investigator dalam menyelidiki

tempat kejadian perkara, antara lain: 10

1. Senjata aktif mungkin dapat ditemukan

Investigator harus memeriksa tubuh korban. Jika masih terdapat senjata aktif, seperti

handgun, benda tersebut harus disingkirkan terlebih dahulu oleh pihak yang

berwajib sebelum dilakukan pemeriksaan. Hal ini berguna untuk kepentingan

dokumen penyidikan.10

2. Kematian seseorang harus dikonfirmasi kembali

Hal ini mungkin terlihat sebagai sesuatu yang jelas, walaupun demikian ini adalah

suatu langkah yang logis. Pemeriksaan meliputi: nadi, laju pernapasan, dan refleks-

refleks fisiologis.10

3. Ketika sebuah tubuh ditemukan dan diperiksa di suatu tempat, hal ini tidak

berarti bahwa orang tersebut telah meninggal di tempat itu

Page 7: bahan referat forensik

Lokasi kematian harus ditentukan segera berdasarkan kemampuan terbaik yang

dimiliki oleh investigator. Hasil pemeriksaan kadang-kadang menunjukkan hal yang

tidak konsisten dengan lokasi atau posisi tubuh seseorang. Mengevaluasi livor, rigor,

tanda gesekan, dan posisi umum dari tubuh penderita dapat menunjukkan bahwa

korban telah dipindahkan setelah kematiannya. Penemuan ini dapat dihubungkan

dengan laporan polisi.10

4. Masalah lingkungan dapat dipertimbangkan ketika ditemukan banyak korban

dalam suatu tempat

Ketika banyak korban yang ditemukan dalam suatu tempat kejadian perkara, hal ini

bisa menjadi petunjuk bahwa kemungkinan telah terjadi suatu masalah lingkungan

(misalnya: keracunan karbon monoksida atau oksigen). Sangat penting untuk

mengonfirmasi ulang bahwa tempat kejadian tersebut aman untuk diselidiki.10

5. Evaluasi sistemik sangat diperlukan

Evaluasi sistemik harus dilakukan dari luar ke dalam. Pemeriksaan luar secara rinci

dimulai dengan menggambarkan dan mendokumentasikan segala sesuatu yang

terdapat pada tubuh, antara lain:10

Mendeskripsikan dan mendokumentasikan tipe baju yang digunakan korban

Mendokumentasikan ada tidaknya obat-obatan dan alat-alat lainnya yang

berhubungan dengan penggunaan obat tersebut

Mendokumentasikan ada tidaknya uang (jenis uang dan jumlahnya)

Mendokumentasikan ada tidaknya barang-barang berharga yang bersifat pribadi

(perhiasan)

Mendokumentasikan ada tidaknya tanda pengenal (KTP, SIM, passport, atau

tanda pengenal lainnya)

6. Sangat penting untuk mendokumentasi luka-luka yang tampak jelas

Hal ini harus dilakukan oleh tenaga medis atau polisi, dimulai dari bagian kiri tubuh

(kaki sampai kepala), kemudian ke sebelah kanan tubuh (dari kepala ke kaki).

Bagian belakang tubuh juga didokumentasikan dengan metode yang sama.

Penemuan-penemuan yang berhubungan maupun yang tidak berhubungan harus

didokumentasikan selama pemeriksaan dilakukan. Pada kasus-kasus kekerasan di

mana bagian tubuh korban terpisah satu dengan yang lainnya, bagian tubuh tersebut

harus didokumentasikan sesuai dengan posisinya sebelum dikumpulkan.10

7. Berdasarkan dari luka-luka yang dialami korban, tempat kejadian perlu

dievaluasi kembali

Page 8: bahan referat forensik

Sebagai contoh, jika korban ditembak dan luka tembak anterior dan posterior telah

ditemukan, penyidik kemudian dapat diarahkan pada lokasi kejadian yang mungkin

dari tempat keluarnya peluru.10

Contoh lain, jika seorang korban ditemukan dengan jari tabuh atau barrel chest,

asites dan jaundice dapat mengarahkan penyidik untuk menemukan sejumlah besar

botol alkohol yang disembunyikan; atau jika ditemukan korban dengan bekas-bekas

tusukan atau ekimosis pada area antecubital dapat mengarahkan pada penemuan

alat-alat suntik atau alat-alat lainnya yang berhubungan. Dalam hal ini, penting

untuk mencatat resep-resep obat atau penggunaan obat yang tidak diperbolehkan

dari korban termasuk jumlah obat yang diresepkan dan jumlah obat yang tersisa.

Informasi ini dapat digunakan untuk mengetahui riwayat pegobatan pasien, nama

tenaga medis yang terakhir dikunjungi untuk konsultasi, dan berdasarkan jenis dan

jumlah obat yang tersisa dapat menjadi petunjuk tentang penyebab dan cara

kematian.10

8. Mendokumentasikan perubahan post-mortem

Hal ini penting untuk mencegah misinterpretasi. Beberapa penemuan yang

umumnya terdapat pada perubahan post mortem antara lain:10

Vesikasi: proses ini termasuk pembentukan gelembung pada kulit atau vesikel

yang kemungkinan terjadi dari proses pembakaran

Pembusukan bagian tubuh yang tidak merata: hal ini dapat terjadi jika salah satu

bagian tubuh terpajan dengan suhu atau kondisi lingkungan (misalnya sinar

matahari dari jendela) yang berbeda dengan bagian tubuh lainnya

Distensi rectal atau vagina yang abnormal: perubahan tersebut dapat terjadi pada

adanya trauma tajam dan juga nerupakan perubahan post-mortem yang normal.

Fraktur panas: korban yang terbakar atau terpajan dengan suhu yang tinggi

dapat menunjukkan fraktur tulang yang sebelumnya tidak ada pada ante-

mortem.

Perdarahan thermal: proses koagulasi dan akumulasi darah dapat terjadi karena

panas yang memiliki kemiripan dengan perdarahan ante-mortem

2.7 Metode Pencarian Barang Bukti

Untuk dapat memperoleh barang bukti yang diperlukan dalam proses penyidikan

dikenal 5 (lima) macam metode, yaitu:11

Page 9: bahan referat forensik

1. Strip method

Pada metode ini, semua tindakan kriminal ditandai dengan persegi panjang besar,

kemudian ditentukan sampai terdapat garis vertikal atau segmen persegi panjang.

Sekarang pencarian dimulai dari satu tempat sampai akhir pada garis secara perlahan

dan isi setiap garis secara perlahan sampai terisi penuh. Metode ini sangat mudah

dan sangat berguna.

Gambar 1. Strip Method 11

2. Double strip or grid method

Metode ini merupakan metode modifikasi dan lebih banyak improvisasi dari versi

metode strip. Pertama-tama, semua tindak kejahatan ditandai dengan persegi

panjang, kemudian masukan persegi panjang yang dibagi secara horizontal dan

veritikal ke dalam barisan. Setiap kotak diperiksa dua kali pada bagian yang tepat.

Ini merupakan metode paling efektif untuk pencarian.

Page 10: bahan referat forensik

Gambar 2. Double Strip Method 11

3. Spiral method

Dalam pencarian barang bukti menggunakan metode spiral pertama-tama pada

tindakan krimina ditandai dengan lingkaran dengan titik fokus yang berada di

tengah. Pencarian dimulai dari titik fokus pada tindakan kriminal dan ditarik garis

spiral sampai ke pinggir.

Gambar 3. Spiral Method 11

4. Zone method

Metode Zonal merupakan metode yang pertama-tama memasuki tempat kejadian

perkara (TKP) ditandai dengan kotak yang sangat lebar, kemudian dibagi menjadi

zona kecil untuk memudahkan tim dalam mencari. Setiap zona diuji secara intensif

oleh setiap individu. Jika tempat kejadian perkara berada di rumah, maka setiap

kamar dan tempat dianggap sebagai zona seperti funitur, sofa, karpet, dan lain-lain.

Page 11: bahan referat forensik

Setia objek diperiksa secara intensif untuk melacak jejak material. Kadang-kadang

semua enjadi jelas apabila bukti yang ditemukan adalah vacum cleaner untuk

melihat debu, rambut dan berbagai macam jejak yang berasal dari karpet, sofa,

almirah, dan lain-lain. Metoe inisangat ekstrem dan biasanya digunaan pada

penyelidikan tindakan kejahatan tindak kejahatan yang terjadi di rumah.

Gambar 4. Zone Method 11

5. Wheel method

Metode roda atau wheel method hampir sama seperti metode spiral pada beberapa

aspek, dimana tindak kejahatan ditandai dengan lingkaran dan dilakukan sampai 4

atau 6 segmen. Perbedaan pada metode ini yakni pencarian dimulai dari tengah ke

daerah tepi sepanjang jari-jari radial tersebut. Pencarian dilakukan dari arah tepi ke

arah tengah. Metode ini dapat digunakan untuk di dalam, di luar atau keduanya pada

tindak kejahatan

Gambar 5. Wheel Method 11

Page 12: bahan referat forensik

Cara atau metode-metode tersebut tentu sudah diketahui oleh penyidik dan perlu

pula diketahui oleh dokter yang melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara agar

tidak mengubah/merusak keaslian keadaan tempat kejadian perkara.11

Dengan menggunakan metode yang sistematis dalam mencari barang bukti di

tempat kejadian perkara, dapat dipastikan proses penyidikan akan berjalan dengan lancar

dan memberikan hasil memuaskan dan dengan demikian berarti pula kesulitan-kesulitan

persidangan dapat diatasi, khususnya dalam hal pembuktian telah terjadinya suatu

kejahatan dan kaitannya dengan terdakwa pelaku kejahatan.11