reformasi gereja nama aryo wibisono dhavira reynaldia faturrachman ariq irsa adinda

14
REFORMASI GEREJA NAMA ARYO WIBISONO DHAVIRA REYNALDIA FATURRACHMAN ARIQ IRSA ADINDA SITI NUR KARIMAH RIO APRILLIANT XI IIS 3

Upload: adsila

Post on 20-Jan-2016

535 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

REFORMASI GEREJA NAMA ARYO WIBISONO DHAVIRA REYNALDIA FATURRACHMAN ARIQ IRSA ADINDA SITI NUR KARIMAH RIO APRILLIANT XI IIS 3. Pengertian - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

REFORMASI GEREJA

NAMAARYO WIBISONO

DHAVIRA REYNALDIAFATURRACHMAN ARIQ

IRSA ADINDASITI NUR KARIMAH

RIO APRILLIANT

XI IIS 3

Pengertian

Reformasi Protestan adalah gerakan reformasi umat Kristiani Eropa

yang menjadikan Protestantisme sebuah cabang tersendiri dalam

Agama Kristen pada masa itu. Gerakan ini bermula pada 1517 tatkala

Martin Luther mempublikasikan Sembilan Puluh Lima Tesis, dan

berakhir pada 1648 dengan Perjanjian Westphalia yang meredakan

Perang agama di Eropa

Reformasi Gereja

A. Latar belakang

1. Banyaknya penyimpangan keagamaan diantaranya yaitu:· Dilakukannya penyogokan oleh pemuka agama kepada petinggi gereja agar mereka memperoleh kedudukan sosial keagamaaan.· Paus sebagai bapak suci berperilaku amoral yang menyangkut hubungannya dengan wanita · Penjualan surat-surat pengampunan dosa (indulgencies).· Adanya penyimpangan terhadap acara sakramen suci atau ritus pemujaaan terhadap benda-benda keramat atau tokoh-tokoh suci yang nantinya akan menimbulkan yang tidak masuk akal,

2. Korupsi atas nama negara

3. Pajak-pajak yang memberatkan karena ambisi kekuasaan kaum bangsawan lokal

4. Kebangkitan nasionalisme di Eropa

5. Perkembangan kapitalisme dan krisis-krisis ekonomi dikawasan imperium Roma.

B. Tokoh Reformasi Gereja

1. Martin Luther (1483-1546)

Marthin Luther lahir pada tanggal 10 Nopember 1483,di kota Eisleben,

propinsi Saxony (sekarang wilayah Jerman). Martin adalah nama

baptisan yang diperolehnya karena hari pembabtisannya bertepatan

dengan Hari Santo Martin, pelindung kaum pengemis.

Awal gerakan reformasi gereja Protestan terjadi di jerman dengan

tokoh utamanya Martin Luther. Mengapa terjadi di Jerman? Menurut

Burns dan Ralph dalam Suhelmi, Ahmad 2001:149-150. Ada beberapa

faktor yakni:

(1) jerman yang sekitar abad XV-XVI masih merupakan negara agraris

atau negara yang masih terbelakang jika dibandingkan dengan

negara-negara Eropa

(2) rakyat Jerman pada saat itu sebagian besar adalah masyarakat

petani yang merupakan kelompok sosial yang paling menderita akibat

adanya kekuasaan gereja katolisisme

Gerakan Reformasi Luther dimulai ketika ai membacakan 99 pernyataan

protes terhadap gereja dan lembaga kepeusan yang menjual surat-surat

pengampunan dosa itu. Martin Luther menilai penjualan surat-surat itu

bertentangan dengan ajaran Yesus Kristus. Pembelia surat-surat itu tidak

boleh dipaksakan, harus didasarkan atas kesukarelaan. Berbuat

kebajikan seperti memberi makan fakir miskin dan meminjamkan uang

kepada yang membutuhkan jauh lebih utama dari membeli surat-surat

pengampunan dosa. Gereja atau pemuka agama tidak memiliki hak

memberikan pengampunan dosa. Hanya Tuhan, atas dasar kepercayaan

dan amal soleh individu, yang berhak memberikan pengampunan dosa.

Inilah yang dinamakan doktrin Justification by Faith.

Selain itu, Luther juga menolak tradisi keagamaan yang sudah

berlangsung ratusan tahun lamanya, yakni hak istimewa pastor dalam

membacakan dan menafsirkan kitab suci. Menurutnya siapa pun

pengikut Kristus, bukan hanya kaum pendeta saja, berhak membaca

dan menafsirkan Alkitab. Alkitab harus terbuka bagi semua orang agar

isi kebenarannya diketahui semua orang, tidak terbatas kaum pendeta

saja. Sehingga tidak terjadi monopoli kebenaran oleh segelintir pemuk

agama. Dan protes ini berdampak luas, kebenaran agama kemudian

menjadi bersifat interpretable dan multi-interpretasi. Pastor dan

pemuka agama bukan satu-satunya penafsir kebenaran.

Johannes Calvin (1509-1564) Calvin lahir di Noyon, Picardy, Prancis, 1509. Calvin belajar

di Universitas Paris dan mendalami kajian hukum di Orlens.

Kemudian pada tahun 1541 ia mulai aktif sebagai penginjil

John Calvin merupakan tokoh penting dalam gerakan

reformasi gereja Protestan. Calvin telah meletakan dasar-dasar

teologis, filosofis dan intelektual yang kokoh bagi keberhasilan

gerakan reformasi Protestan di Eropa. Calvinisme sangat

berpengaruh terhadap perjalanan sejarah Eropa modern. Ia

merupakan salah satu fondasi doktrinal terpenting kemajuan

peradaban kapitalis Eropa di Abad modern.

Pemikiran Calvin yang kemudian menjadi basis

teologis terpenting Protestantisme adalah adanya gagasan

tentang takdir (predestination). Takdir manusia menurut

Calvin telah ditentukan oleh Tuhan. Manusia yang selamat

atau celaka di dunia mana pun di akhirat kelak memang

telah ditulis nasibnya demikian. Nasib manusia sepenuhnya

ditentukan oleh ibadah dan Tuhan.

Konsep Doktrin Calvin memiliki dasar bahwa semua

manusia berdosa akibat kejatuhan dan dosa adam. Jadi

dalam Calvinisme dibenarkan adanya ”dosa warisan”.

Menurut doktrin ini semua manusia telah terkutuk

semenjak dilahirkan, namun menurutnya manusia bisa

selamat seandainya ia memperoleh rahmat Tuhan (Grace

of God). Untuk itu manusia dituntut untuk selalu berbuat

amal kebajikan, hidup mulia demi keagungan Tuhan.

Manusia juga harus melawan hawa nafsunya, tetapi

caranya bukan dengan menjadi biarawan atau biarawati,

tetapi ujian keselamatan menurut Calvin selalu ada dalam

aktivitas sehari-hari, maka manusia harus selalu dituntut

memiliki kemampuan untuk menghadapi ujian hidup setiap

saat. Hal ini ia rumuskan dalam ajaran tentang asetisme

duniawi (Suhelmi,2001:157-158).

Calvin pun anti sakramen suci. Doktrin anti sakramen

Calvin menurut Weber dalam Suhelmi,2001:158 lebih jauh

memperkuat semangat individualisme. Manusia bisa

langsung berhadapan dengan tuhan tanpa pelantaraaan

gereja ataupun pemuka agama.

Proses Terjadinya Reformasi Gereja

Awal terjadinya reformasi gereja ini muncul atau terjadi di

Jerman. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya

reformasi gereja di Jerman yaitu, sekitar abad 15-16 Jerman

masih merupakan negara agraris yang terbelakang

dibandingkan negara-negara Eropa lainnya, kuatnya

pengaruh katolisme yang bersifat konservatif di Jerman,

banyaknya penjualan surat-surat pengampunan dosa di

Jerman melebihi negara-negara Eropa lainnya, sebagian

besar rakyat Jerman yang berprofersi sebagai petani yang

merupakan kelompok sosial yang paling menderita akibat

kekuasaan katolisme salh satunya dengan adanya pajak-

pajak yang sangat memberatkan rakyat.

Selain itu juga faktor yang paling mendasari terjadinya reformasi di Jerman adanya fase transisi ekonomi di Jerman dimana pada waktu itu terjadi proses perubahan dari masyarakat feodal menuju masyarakat ekonomi profit atau menuju masyarakat kapitalis. Dari sinilah muncul satu tokoh yaitu Marthin Luther.

Adapun pemikiran-pemikiran dari Marthin Luther dalam melakukan protes terhadap kekuasaan Gereja Khatolik Roma yaitu:

· Penolakan Luther terhadap surat-surat pengampunan doa yang dikeluarkan oleh Paus karena menurutnya gereja atau pemuka agama tidak memiliki hak untuk memberikan pengampunan dosa. Tuhan-lah yang memberikan pengampunan itu didasarkan kepada kepercayaan dan amal sholeh individu selama hidup.

Dampak dari adanya Gerakan Reformasi Protestan dibawah Luther dan Calvin :

1. Dampak sosial dan politik terhadap Eropa dan negara-negara Barat pada umumnya. Reformasi ini menimbulkan Western Christendom sehingga munculnya negara-negara nasional kecil tanpa memiliki pusat kekuasaan atau gembala politik seperti lembaga Kepausan Roma. Menumbuhkan benih-benih demokratisasi politik, kesadaran individual akan pentingnya hak-hak politik, kebebasan individu. Tetapi dengan adanya gerakan reformasi Protestan ini juga lahirnya kekuasaan absolut di Eropa.

2. Reformasi juga mengakibatkan terbelahnya agama Kristen menjadi sekte-sekte kecil; Lutherisme, Calvinisme, Anglicanisme, Quakerisme, Katholikisme. Akibat adanya sekte-sekte ini, Eropa terbelah secara keagamaan; Jerman Utara dan negara-negara Skandinavia ( dan Norwegia), menganut Lutheranisme; Skotlandia, Belanda, Switzerland dan Prancis menganut Calvinisme dan negara-negara Eropa lainnya seperti Spanyol dan Italia menganut katolisisme (Ortodoks).