refleksi kasus ibs grace

46
Appendiktomi Pembimbing : dr. Dia! P Sekarmeranti" Sp. An Ama#e Gra$e Sira % &'()(((*

Upload: andhyka-brillian-kharisma

Post on 08-Oct-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

faeghvshtcssssstmicgggj,es9rs,,,dxrxdlmivvvvvvvvvvvgyklbcfhthhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh

TRANSCRIPT

  • REFLEKSI KASUS IBSGeneral Anestesipada Pasien Laparoskopi Appendiktomi

    Pembimbing :dr. Dijah P Sekarmeranti, Sp. An Amaze Grace Sira / 41090007

  • Identitas Pasien Nama : Ny.SUsia : 26 thJenis kelamin : PerempuanAlamat : Kalimantan TimurNo.RM : 01-09-20-32

  • AnamnesaKeluhan utama : nyeri perut kanan bawah RPS : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah 3 minggu yang lalu. Saat nyeri pasien merasakan nyeri tidak dapat ditahan. Nyeri tidak menjalar kedaerah lain. Nyeri tidak kunjung berkurang sampai pasien ke dokter dan minum obat penghilang nyeri. Nyeri hanya dirasakan satu hari selanjutnya nyeri tidak muncul kembali.

  • AnamnesaMual (+) Muntah (-) Demam (-) BAB normal BAK normal. Dokter di Kalimantan mencurigai pasien terkena radang usus buntu namun pasien ingin mencari second opinion lalu memeriksakan ke dokter di Jakarta. Dan terakhir pasien memutuskan untuk kembali melakukan pemeriksaan di RS Bethesda Yogyakarta.

  • AnamnesaRiwayat Penyakit Dahulu : Pernah merasakan keluhan yang sama saat SMPAsma (-), Batuk / Pilek (-)Riwayat Operasi : Operasi Saecar 6,5 bulan yang laluRiwayat Penyakit Keluarga : -Riwayat Alergi : Golongan Sulfa

  • Pemeriksaan FisikKeadaan Umum : BaikKesadaran : Compos mentis

    Tekanan darah : 110/70 mmHgNadi : 67x/menitRespirasi : 14x/menitSuhu : 36,4 oCVas : 0

  • Pemeriksaan FisikKepala : normoencephal, jejas (-), deformitas (-)Mata : sklera ikterik(-), konjungtiva anemis(-)Leher : pembesaran limfonodi (-), pembesaran tiroid (-)Thorak : simetris kanan/kiri, jejas luka (-) Cor : Inspeksi : Ictus cordis di SIC 5 linea midclavicula Palpasi : Teraba Ictus cordis di SIC5 linea midclavivula Perkusi : Batas jantung normal Auskultasi : S1, S2 reguler disemua katup, gallop (-), bising (-) Pulmo : Inspeksi : Ketinggalan gerak (-), Barrel chest (-) Palpasi : Fremitus normal, nyeri tekan (-) Perkusi : Sonor Auskultasi : Vesikular (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)

  • Pemeriksaan FisikAbdomen : Inspeksi : Jejas (-), Bekas luka (+) operasi SC, distensi (-) Auskultasi : Peristaltik (+) Perkusi : Timpani 9 regio Palpasi : Nyeri tekan mcBurney (-), muscle defend (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)

    Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-), CRT

  • Pemeriksaan PenunjangHb : 13 gr%Hct : 38,3%AL : 8.220 /mmkBasofil : 0.4%AT : 168.000/mmkGolongan darah : OMasa Perdarahan : 2.00 menitMasa protombin : 9.00 menitSGOT : 12.5 U/LSGPT : 8.5 U/LUreum : 23 mg/dLKreatinin : 0,62 mg/dLGula darah : 81 mg/dL

  • Pemeriksaan PenunjangUSG abdomen : Susp. Calcium Renal Duplex dengan Cystitis dan inhomogenitas pada uteri, susp. Adnexitis, adanya App, Chronis belum bisa di kesampingkan

  • Diagnosis Kerja : Appendicitis Kronis

  • Operasi dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2014

  • Assesmen Pra InduksiKeadaan umum : BaikKelainan Penyerta : -ASA : 1Alergi : Golongan SulfaTekanan darah : 110/70 mmHgNadi : 67x/menitRespirasi : 14x/menitSuhu : 36,4 oCVas : 0Hb : 13 gr%Hct : 38,3%Golongan darah : OUreum : 23Kreatinin : 0,62mmdLGula darah : 81x/menitBerat Badan : 65 kg

  • Klasifikasi Status FisikKlasifikasi yang lazim digunakan adalah klasifikasi yang berasal dari The American Society of Anesthesiologists (ASA) Kelas I : Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik, biokimiaKelas II : Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau sedangKelas III : Pasien dengan penyakit sistemik berat sehingga aktivitas rutin terbatas

  • Kelas IV : Pasien dengan penyakit sistemik berat tak dapat melakukan aktivitas rutin dan penyakitnya merupakan ancaman kehidupannya setiap saat. Kelas V : Pasien sekarat yang diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam. Pada bedah cito atau emergency biasanya dicantumkan huruf E

  • PremedikasiPremedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anesthesia dengan tujuan untuk melancarkani induksi, pemeliharaan dan pemulihan anestesia.

  • Pre MedikasiFentanyl 100 mcg (1 ml : 50 mcg)Fentanyl merupakan obat golongan opioid kuat untuk meredakan dan menghilangkan rasa nyeriBekerja pada reseptor opiod, yang terdiri dari tiga reseptor utama yaitu mu, delta, dan kappa (agonis kuat reseptor mu)Manfaat : Efek analgetik 100 kali lebih kuat dari morfin. Tidak punya efek histamin realese.Dosis : 1-3 mcg/kg BB (rute : IV) dengan BB 50 kg adalah 50-150 mcg. Dosis pasien: 100 mcgSelain itu terdapat beberapa obat lain golongan opioid : sulfentanil, remifentanil, morfin, piritramid, petidin, nalokson

  • PremedikasiPremedikasi adalah pemberian obat sebelum induksi anesthesia dengan tujuan untuk melancarkani induksi, pemeliharaan dan pemulihan anestesia.

  • Tujuan Pemasangan ET

  • Posisi

  • Klasifikasi Mallampati

    Rumatan anestesi mengacu pada trias anestesi yaitu hipnosis,analgesia,relaksasi otot lurik

  • Hemodinamik Durante OperasiTramus 10 mg (IV)Kalnex 500mg (IV)Tramal 100mg (IV)Narfos 4mg (IV)Ketese 50mg (IV)Tutofusin150ccAsering500ccAsering500ccObat hemostatik yang merupakan penghambat bersaing dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Oleh karena itu dapat membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan.Analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga mengeblok sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri.Di samping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmitter dari saraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.Narfoz 4 mg : Merupakan antiemetik yang bekerja antagonis reseptor 5-HT3ketese : COX-2 selective inhibitorNa 100 meq, K 18 meq, Ca 4 meq, Mg 6 meq, CI 90 meq, acetate 38 meq, sorbitol 50 gCaCl2 0,2 gram, KCl 0,3 gram, NaCl 6 gram, Na asetat 3,8 gram, Dekstroasa anhidrat 50 gram

  • Operasi SelesaiProstigmin (neostigmin)Dosis : 0.03-0.07 mg/kgmemiliki efek ceiling sehingga dosis >0,07 mg/kg menjadi tidak efektif, efek maksimum 7-11 menit, lama kerja 60 menitUntuk menghindari efek muskarinik yang tidak diharapkan dari inhibitor kolinesterase, atropin dan neostigmin digunakan dengan rasio 1:2Lama kerja atropin (30-60 menit) lebih pendek dibandingkan dengan neostigmin sehingga mungkin terjadi bradikardia yang terlambat

  • Post Anestesia Discharge Scorring16.50 16. 55Pasien Kembali ke Ruangan

  • Post Anestesia Discharge ScorringVital Sign (BP & Pulse)Dalam basal nilai pre-op220 40% nilai basal1> 40% nilai basal 0

    AktivitasSeperti biasa, tidak pusing2Butuh bantuan 1Tidak bisa bergerak0

    Mual/MuntahMinimal/tanpa obat2Sedang/dengan obat IV1Masih mual/obat berulang 0NyeriNyeri dapat ditahan (skor 0-3)2Nyeri tdk dpt ditahan (skor >3)1

    PerdarahanMinimal/tdk ganti verban2Sedang/ganti verban 2x 1Berat/ganti verban >3x 0

  • TERIMA KASIHAmaze Grace Sira

  • Indikasi pemasangan EToperasi di kepala dan leheroperasi pada posisi miring, tengkurapteknik dengan

  • recovol : syok anaphilaktikTiophentol : pling nyaman (krn org tidur, tidak pusing, histaminie realease : ko asma, hipotensi, miokard depresiketamine : tidak boleh diber tunggal +propofol, dihidrospendrivehidol, +midazolam, +opiodtidak boleh pada epilepsi, menyebabkan kenaikan TIKmidazolam : efek vasodilatasi : darah balik sedikit

  • penekanan ventilasi : terlalu cepatpaling cepat thiopenton

    kethamine : diinduksi buka mata, frekuensi naik : hr tinggi (inotropik)

  • Rumatan AnestesiaRumatan inhalasi Menggunakan campuran O2 dan N2O 2,5 L : 2,5 L ditambah Desflurane 3 vol% Induksi : 4vol%Maintenance : 1-2 vol%

    O2 N20 : 50% : 50%, + sorjon 2vol% +narkotik (phentanyl) + Muscle relaxan : tracium?

    Rumatan anestesia mengacu pada trias anestesia yaitu tidur ringan (hipnosis) sekedar tidak sadar, analgesia cukup, diusahakan agar pasien selama dibedah tidak menimbulkan nyeri dan relaksasi otot lurik yang cukup