referat tht rsud dr slamet graut
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
1/24
REFERAT THT
PARESE NERVUS VII (FASIALIS) PERIFER
DISUSUN OLEH :
Annisa Eka Nova Wulandari
!"!!#"
PRESEPTOR
dr$ H$ W$ %una&an 'urnadi S*$ THT+'L
dr$ Elananda ,a-ndra.a/a S*$THT+'L
DI0AWA'AN DALA, RAN%'A TU%AS 'EPANITERAAN 'LINI' 0A%IAN
IL,U TELIN%A HIDUN% DAN TEN%%ORO'AN
RSU Dr$ SLA,ET %ARUT
PERIODE "! 1ULI "!2 3 " A%USTUS "!2
0
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
2/24
'ATA PEN%ANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penulisan referat dengan judul 4FARIN%ITIS A'UT5 yang disusun dalam rangka
memenuhi persyaratan kepaniteraan di bagian THT RS dr. Slamet !arut.
"ada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar#
besarnya kepada$
%. dr$ H$ W$ %una&an 'urnadi S*THT+'L selaku kepala S&' dan k(nsulen
THT RS dr. Slamet !arut yang telah banyak membimbing dan memberikan
ilmu kepada penyusun.
). dr$ Elananda ,a-ndra.a/a S*THT+'L selaku *(nsulen THT RS dr.
Slamet !arut yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmu kepada
penyusun.
+. dr$ Aro/an S*THT d(sen lmu *ed(kteran THT '* ni-ersitas ARS
yang telah memberi bimbingan serta pengajaran kepada penyusun selama ini.
/. Para *ra&a6 di p(liklinik THT yang telah banyak membantu penyusun
dalam kegiatan klinik sehari#hari.
0. Oran7 6ua dan kluar7a yang tidak pernah berhenti memberi kasih sayang,
mend(akan dan memberi dukungan kepada penyusun.
1. T8an+68an s.a&a6 yang telah banyak memberikan inspirasi dan
dukungannya.
"enyusun menyadari bah2a tulisan ini jauh dari sempurna, untuk itu penyusun
mengharapkan kritik serta saran.Sem(ga dengan adanya referat ini dapat bermanfaat
dan menambah pengetahuan bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
!arut, &ei )3%0
"enulis
1
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
3/24
DAFTAR ISI
Halaman
'ATA PEN%ANTAR .............................................. 4......................................... %
DAFTAR ISI ......................................................................................................... )
0A0 I PENDAHULUAN...................................................................................... +
0A0 II ANATO,I DAN FISIOLO%I N$ FASIALIS ...................................... /
).% Anat(mi mum N. 'asialis.................................................................. /
).) 'isi(l(gi dan "at(fisi(l(gi.....................................................................0
).+ Neurofsiologi dan Neuropatologi
Cedera…………………………………..60A0 III PARESE N$ FASIALIS PERIFER ....................................................... 5
+.% 6efinisi.................................................................................................. 5
+.) 7ti(l(gi ................................................................................................ 5
+.+ ji 6iagn(stik .....................................................................................%3+./ 6iagn(sis 8anding ............................................................................. %+
+.0 "enatalaksanaan...................................................................................%0
0A0 IV 'ESI,PULAN .................................................................................... ))
DAFTAR PUSTA'A ......................................................................................... )+
0A0 I
PENDAHULUAN
2
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
4/24
*elumpuhan n. fasialis 9ner-us :; merupakan kelumpuhan (t(t#(t(t 2ajah.
"asien tidak dapat atau kurang dapat menggerakan (t(t 2ajah, sehingga tampak 2ajah
pasien tidak simetris. 6alam menggerakan (t(t ketika menggembungkan pipi dan
mengerutkan dahi tampak sekali 2ajah pasien tidak simetris.
*elum(uhan n. fasialis merupakan gejala, sehingga harus dicari penyebab dan
ditentukan derajat kelumpuhannya dengan pemeriksaan tertentu guna menetukan
terapi dan pr(gn(sisnya. "enannganan pasien dengan kelumpuhan n. fasialis secara
dini baik (peratif maupun secara k(nser-atif akan menentukan keberhasilan dan
peng(batan.
Paralisis otot-otot wajah menimbulkan kelainan ekspresi wajah
kesulitan makan dan gangguan dalam mempertahankan
penglihatan !ang jelas. Penderita gangguan ini segera men!adaei
adan!a de"ormitas kosmetik dan "ungsional !ang berat. #eringkali
mereka tidak mengingat alasan !ang jelas hingga sampai terjadi
timbuln!a gangguan. Bell’s palsy adalah paralisis sara" ketujuh
$"a%ialis& peri"ertanpa adan!a pen!ebab !ang jelas.
Tujuan penyusunan referat ini adalah untuk mengetahui secara umum mengenai
definisi, anat(mi fisi(l(gi, eti(l(gi, pemeriksaan, penanganan, dan pencegahan pada
parese n. fasialis peifer.
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI N. FASIALIS
'
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
5/24
2.1ANATOMI UMUM SARAF FASIALIS#ara" kranialis ketujuh berasal dari batang otak berjalan
menuju tulang temporal dan berakhir pada otot-otot wajah.
#edikitn!a ada lima %abang utama. #elain mengatur pers!ara"an
otot wajah sara" kranialis ketujuh juga mengatur lakrimasi sali(a
pengaturan impedansi dalam telinga tengah dan sensasi n!eri
suhu raba suhu dan ke%ap.)nti sara" ketujuh terletak pada daerah pons. )nti ini
mendapat in"ormasi dari girus presentalis dari korteks motori% !ang
mengurus pers!ara"an dahi ipsilateral dan kontralateral. *raktus
kortikalis serebrum juga mens!araf belahan kontralateral wajah
lainn!a. Nu%leus motori% han!a mengurus sara" "asialis ipsilateral.
#aat sara" meninggalkan batang otak suatu %abang sara" kedelapan
!ang dikenal dengan sara" intermedius memisahkan diri dan
bergabung dengan sara" ketujuh untuk memasuki kanalis akustikus
internus. #ara" membelok kedepan dan masuk ke ganglion
genikulatum. +anglion mengandung badan sel untuk penge%apandan sensasi raba n!eri dan suhu kanalis akustikus internus.
#ejumlah sara" memasuki ganglion dan membentuk sara" petrosus
superfsialis ma!or $parasimpatis&. #ara" ini berjalan sepanjang
dasar "osa media dan masuk kedalam kanalis pterigoideus.
#elanjutn!a melintas menuju ganglion s"enopalatinum dan
beranastomosis dengan serabut !ang mengurus apparatus
lakrimalis. #erabt-serabut "asialis membuat belokan tajam keposterior pada ganglion genikulatum dan berjalan turun lewat
segmen labirin menuju segmen timpani dari sara". #ara" memasuk
segmen timpani dan membuat genu $putaran& kedua. ,idekat
"enestra o(alis sara" menjadi terpapar dan dalam diraba dalam
telinga tengah. #ara" berjalan turun dari genu se%ara (erti%al dan
mengelarkan %abang untuk otot stapedius. ,ibawag tingkat ini
mun%ul %abang kedua dan kembali masuk kedalam telinga sebagai
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
6/24
sara" korda timpani orda membawa serabut-serabut n!eri raba
dan suhu serta penge%pan untuk sepertiga anterior lidah.#ara" ini juga mengurus sali(a kelenjar submandibularis.
orda berjalan diantara maleus dan inkus. emudian keluar dari
tulang temporal melalui iter anterior. /agian utama dari sara"
"asialis membawa serabut-serabut motori% dan keluar dari "oramen
stilomastoideum tepat dimedial prosesus mastoideus. *ujuh puluh
persen serabut pada tempat ini merupakan serabut motori% untuk
wajah. #elanjutn!a sara" membelok ke anterior dan meme%ah
menjadi lima %abang utama temporalis igomatikus bukalis
mandibularis dan ser(ikalis. Cabang-%abang ini dalam saling
beranastomosis satu dengan lainn!a ketika saa" melalui kelanjar
parotis.
N. "asialis merupakan sara" kranial terpanjang !ang berjalan
didalam tulang sehingga sebagian besar kelainan !ang terjadi
terdapat pada tulang temporal. Ner(us "asialis terdiri dari tiga
komponen !aitu komponen motoris sensoris dan parasimpatis.
omponen motoris mensaraf otot-otot wajah ke%uali m. le(ator
palpebral selain itu ner(us "asialis juga mensaraf m. stapedius dan
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
7/24
m. digastrikus. omponen sensoris ner(us "asialis mensaraf dua
pertiga anterior lidah untuk penge%apan melalui ner(us korda
timpani. omponen terakhir adalah parasimpatis mensaraf
glandula lakrimalis glandula submandibular dan glandula lingualis.
2.2FISIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI+erakan wajah merupakan hasil akhir dari gerakan hamper
3000 serabut motori% se%ara sinkron !ang mengawali kontraksi
otot . 4asing-masing akson bersinaps dengan beberapa serat otot.
Neurotransmitter kimiawi $asetilkolin& dan enim-enim $golongan
kolintrans"erase& dibentuk oleh badan sel sara" pada ponds dan
diangkut sepanjang sara" menuju lamina akhir motori% $motor and
plate& melalui s!stem mikrotubular. ,iduga neurometabolit juga
diangkut ke pro5imal dengan mekanisme !ang sama dari masing-
masing akson. #ara" "asialis mempun!ai neuron motori% tuggal !ang
terletak dalam s!stem sara" pusat $##P&. Nuklei neuron sensorik
bipolar terletak diluar s!stem sara" pusat dengan satu akson dari
peri"er menuju badan sel dan !ang lain dari badan sel menuju
s!stem sara" pusat. kson sel motorik dibungkus oleh sel s%hwann
!ang membentuk tubulus neuralis untuk sara"-sara" !ang tak
bermielin tetapi juga membentuk suatu m!elin pen!ekat untuk
s!ara" bermielin. Nodus ran(ier !ang merupakan batas antara sel
s%hwann dapat terlihat setiap satu millimeter. Namun membrane
basalis !ang terletak disebelah luar sel #%hwann tampak kontinu
6
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
8/24
sehingga akson tidak pernah berkontak dengan ruang ekstra seluler
$bahkan pada nodus 7an(ier&. kson menerima oksigen dari sel
#%hwann dan mempermuda aksonplasman!a dari neuron induk.
e%epatan metabolism aksonplasma demikian pula ke%epatangerakann!a diperikirakan sekitar 1mm per hari. Perkembangann!a
dimulai dari sel s!stem sara" pusat kea rah distal ini adalah
ke%epatan regenerasi suatu akson bilamana suatu sara" terpotong
lengkap.
2.3NEUROFISIOLOGI DAN NEUROPATOLOGI CEDERA/ilamana suatu akson %edera baik akibat trauma langsung
ataupun karena akibat metaboli% dapat terjadi perubahan histologi%
!ang n!ata atau perubahan biokimiawi !ang dapat diukur se%ara
men!eluruh hingga ke badan sel. *ekanan pada suatu sara" dapat
berakibat hambatan aksonplasma. Cedera sara" telah
diklasifkasikan dalam lima tingkat dengan kerumitan !ang semakin
meingkat dan kemungkinana pen!embuhan tanpa komplikasi !ang
makin menurun. Cedera tingkat pertama atau blok konduksi juga
disebut neurapraksia. *erjadi bila konduksi impuls terhambat
membendung aliran transpor aksonplasma $dalam dua arah& namun
sebagian transport aksonplasma tetap berlanjut. 8arak antara lokasi %edera dengan badan sel di ponds ikut
menentukan besarn!a %edera terhadap keseluruhan sara". 8ika
%edera terjadi pada kanalis akustikus internus dengan akson !ang
terputus maka aksonplasma !ang hilang akan %ukup panjang dan
keruskan permanen lebih besar bila dibandingkan dengan bila
kerusakan terjadi lebih ke distal dekat motor and plate. 9rang lebih
muda akan sembuh lebih sempurna dengan %edera !ang sama
dibandingkan pada orang !ang lebih tua dan pada penderita
pen!akit kronis $,4& atau gangguan metaboli%. 8ika tekanan pada
sara" %ukup untuk men!ebabkan hambatan total gerakan akson
plasma untuk melampaui lokasi %edera beberapa hari maka dapat
terjadi aksonotmesis $%edera tingkat dua& dengan hilangn!a
kontinuitas akson. :al ini berakibat degenerasi walleri pada bagian
3
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
9/24
distal. #elama beberapa hari akson akan masih responsi(e se%ara
elektrik terhadap rangsangan eksternal $disebelah distal& namun
tidak ada gerakan (olunteer ataupun hantaran listrik melintasi
tempat %edera. #e%ara histopatoligis sara" pro5imal masih normaltetapi telah terjadi perubahan biokimiawi. ksonotmesis dan
neurotmesis mempun!ai beberapa kaitan histologis. #el #%hwann
menjadi bengkak dan bersi"at "agositik selnajutn!a sel-sel ini
membelah hingga mengisi penuh tubulus jaringan pen!ambung
!ang mengelilingi masing-masing serabut sara". Neuron !ang
menglami kekuragan nutrient akan kembali keukuran semula
setelah akson kehilangan substansi Nissl dengan pembengkakan
sitoplasma $kromatolisis&. #ara" !ang jauh akna terus mengalami
perubahan !ang biasan!a tidak n!ata hingga tiga atau empat hari
setelah %edera. 8uga terjadi pembentukan pita /ungner. Pita-pita ini
diduga men!ediaka da!a tarik biokimia untuk sara"-sara" baru. /ila
serabut sara" terpotong sara" !ang dalam perbaikan membentuk
keru%ut pertumbuhan pada ujung pro5imal akson. #elanjutn!a akan
bertumbuh menuju ujung distal dimana terletak motor and plate
!ang baru. *erdapat proses protoplasma multiple pada keru%ut
pertumbuhan dan satu akson regenerasi tunggal akan
men%abangkan diri dan memasuki sel-sel #%hwann tubulus
sementara satu tubulus tunggal dapat dimasuki beberapa akson.
,engan %ara !ang sama pertumbuhan akan terjadi kearah sara"
!ang lain. nalisis histokimiawi dari suatu neuron regenerasi
memperlihatkan kadar sintetase 7N dan deh!drogenase glukosa 6
"os"at !ang men%apai pun%akn!a sekitar 21 hari. /eberapa peneliiti
mengemukakan berdasarkan in"ormasi ini bahwa sara" !ang
terpotong akan sembuh paling baik bilamana diperbaiki pada saat
ini namun perbaikan segera masih merupakan pengobatan terpilih.
Penundaan tidak dianjurkan dikarenakan dapat terjadi perubahan
fsik dan pembentukan parut pada luka.
;
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
10/24
9tot-otot wajah merupakan otot rankiometrik penge%ilan
otot lebih n!ata pada kelompok otot somati% dibandingkan otot
brankiometrik setelah hilangn!a sara" motori%. Pada manusia telah
diamati bahwa ada sedikit pen!usutan ukuran serta-serat otot wajah
!ang progesi" dalam dua minggu men!usul dener(asi lengkap.
Pengamatan belum membuktikan degenerasi lengkap serat otot
wajah setelah dener(asi.
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
11/24
distal. *ahap ketiga !ang biasan!a ditandai dengan parut pada
sara" distal dan degenrasi otot jelas men!ingkirkan pertimbangan
untuk memuluhkan kontuniuitas neuromus%ular.
BAB IIIPARESE N. FASIALIS PERIFER
3.1 DEFINISIkelumpuhan n. "asialis $ner(us >))& merupakan kelumpuhan
otot-otot wajah. Pasien tidak dapat atau kurang dapat menggerakan
otot wajah sehingga pasien tampak wajah tidak simetris. ,alam
menggerakan otot ketika menggembungkan pipi dan mengerutkan
dahi tampak tidak simetris.elumpuhan n. "asialis merupakan gejala sehingga harus
di%ari pen!ebab dan ditentukan derajat kelumpuhann!a dengan
pemeriksaan tertentu guna menentukan terapi dan prognosisn!a.
Penanganan pasien dengan kelumpuhan n. "asialis se%ara dini baik
operati" maupun se%ara konser(ati" akan menentukan keberhasilan
pengobatan.
10
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
12/24
3.2 ETIOLOGI
Pen!ebab kelumpuhan n. "asialis mungkin kongenital in"eksitumor trauma gangguan pembuluh darah dan idiopatik.
/iasan!a kelumpuhan !ang didapat sejak lahir $kongenial&
bersi"at irre(ersible dan terdapat bersamaan dengan anomal! pada
telinga dan tulang pendengaran.#ebagai akibat proses in"eksi telinga tengah dapat
men!ebabkan kelumpuhan n. "asialis. )n"eksi intra%ranial !ang
men!ebabkan kelumpuhan ini sindrom 7amse!-:unt herpes
optikus dan in"eksi telinga tengah !aitu otitis media supurati" kronis
!ang telah merusak kanal "allopi. *umor intra%ranial maupun ekstrakranial dapat men!ebabkan
kelumpuhan n. "asialis. ,ari tumor intra%ranial dapat berupa tumor
serebelopontin neuroma akustik dan neuriloma !ang terletak
intra%ranial. *umor ekstrakranial !ang men!ebabkan kelumpuhan n.
>)) ialah tumor telinga dan tumor parotis.?raktur pars petrosa os temporal oleh karena trauma kepala
dapat men!ebabkan kelumpuhan n."asialis.Pen!ebab lainn!a ialah gangguan pembuluh darag misaln!a
thrombosis arteri maksilaris dan arteri serebri media.@tilogi kelumpuhan n. >)) kadang-kadang tidak jelas
$idiopatik& . kelumpuhan ini disebut juga /ellAs Pals!. ,i )ndonesia
khususn!a 7#
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
13/24
#ejumlah uji diagnosti% dapat digunakan untuk menilai "ungsi
sara" "asialis. arena sebagian besar sara" "asialis terletak dalam
tulang temporal maka uji pendengaran seringkali digunakan untuk
menge(aluasi struktur-struktur didekatn!a. *ujuan uji diagnosti% ini!aitu menentukan lokasi lesi dan memperkirakan hasil akhir
paralisis.1. UJI AUDIOLOGIK
#etiap pasien !ang menderita paralisis sara" "asialis
perlu menjalani pemeriksaan audiogram lengkap.
*ermasuk ambang hantaran udara dan hantara tulang
demikian pula timpanometri dan reBek stapes. ?ungsi
sara" kedelapan dapat diniliai dengan menggunakan uji
respon audiotrik !ang dibangkitkan dari batang otak
$/7&.
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
14/24
konjungti(us kedua sisi. #teelah tiga menit panjang dari
strip !ang menjadi basah dibandingkan dengan sisi
satun!a. 8ika perbedaan lebih 2 mengindikasikan
adan!a keterlibatan sara" ketujuh. #isi dengan lakrimasimengalami interpretasi akti(itas sara" protesus superfsial
ma!or akibat hilangn!a sara" parasimpati" dari Dirsberg.
3. PENGECAPANPemeriksaan penge%epan merupakan indi%ator !ang
dapat diandalkan dalam mendeteksi terputusn!a "ungsi
sara" korda timpani. +aram dan jus lemon merupakan
substansi !ang biasa digunakan untuk melakukan
pemeriksaan sakaran atau gula juga dapat digunakan.
:ilangn!a penge%apan akibat %edera terbatasn!a pada
dua pertiga anterior lidah dan berakhir pada garis tengah.
4. SALIVAPemeriksaan uji sali(a dapat dilakuka dengan
kanulasi kelenjar submandibular. #epotong ke%il tabung
polietilen no 0 diselipkan pada duktus Dharton.#epotong kapas !ang telah di%elupkan pada jus lemon
ditempatkan pada mulut dan pemeriksa harus melihat
aliran ludah pada kedua tabung. >olume dapat
dibandingkan dalam satu menit. /erkurangn!a aliran
ludah sebesar lebih dari 2 dianggap abnormal.
+angguan !ang sama dapat terjadi pada jalur ini dan juga
penge%apan karena keduan!a di transmisi oleh sara" korda timpani.
1'
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
15/24
Pemeriksaan seperti uji #%hrimmer reBe5 akustik
penge%apan dan aliran ludah dahulu dianggap
mempun!ai nilai lokaliasasi. Eaitu dapat menunjukan
lokasi spesifk dari suatu lesi. Namun pemeriksaantersebut bukalah suatu "enomena !ang dapat diandalkan
meskipun dapat menilai topognostik.5. UJI FUNGSI SARAF
*erdapat beberapa uji "ungsi sara" !ang tersedia.
ntara lain elektromiograf $@4+& elektroneuronograf
$@N9+& dan uji stimulasi maksimal. @4+ sering dilakukan
oleh bagian neurologi. Pemeriksaan ini berman"aat dalam
menentukan perjalnan respons reiner(asi pasien. Pola
@4+ dapat diklasifkasikan sebagai respons normal pola
dener(asi pla fbrilasi atau suatu pola !ang ka%au !ang
mengesankan suatu miopati atau neuropati. :an!a
disa!angkan nilai suatu @4+ sangat terbatas kurang dari
21 hari stelah paralisis akut jika wajah tidak bergerak
@4+ akan memperlihatkan potensial dener(asi. Potensial
fbrilasi merupakan suatu tanda positi" !ang menunjukankepulihan sebagian serabut. Potensial ini tidak terlihat
sebelum 21 hari.@N9+ memberi in"ormasi lebih pada waktu !ang
lebih awal. @N9+ melakukan stimulasi pada satu titik dan
pengukuran @4+ pada satu titik !ang lebih distal dari
sara". e%eoatan hantaran sara" dapat diperhitungkan.
/ila terdapat reduksi =0 pada @NP+ bila dibandigkan
dengan sisi lainn!a dalam sepulu hari maka kemungkinan
sembuh juga akan berkurang se%ara bermakna. ?is%h dan
@selin melaporkan suatu penurunan sebesar 2
berakibat pen!embuhan tidak lengkap pada ;; pasien
mereka sementara 33 pasien !ang mampu
mempertahankan respons atas angka tersebut mengalami
pen!embuhan normal sara" "asialis.
1
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
16/24
Eang terakhir uji stimulasi maksimal merupakan
suatu pemeriksaan !ang mudah dilakukan. Pada uji ini
suatu sonde diletakan pada wajah didaerah sara" "asialis.
rus kemudian perlahan dinaikan hingga ma atau
sampai pasien merasa tidak n!aman. ,ahi alis daerahperiorbital pipi ala nasi dan bibir bawah diuji dengan
men!apu elektroda se%ara perlahan. *iap gerakan
disetiap daerah-daerah ini menunjukan respon normal.
#uatu perbedaan respons !ang ke%il antara satu sisi !ang
lumpuh dengan sisi !ang normal dianggap suatu tanda
kesembuhan. Penurunan !ang n!ata apabila terjadi
kedutan pada sisi !ang lumpuh dengan besar arus han!a2 dari arus !ang digunakan pada sisi !ang normal. /ila
dibandingkan setelah 10 hari =2 penderita /ellAs Pals!
kembali dapat melakukan beberapa "ungsi. /ila resposn
elektris hilang maka 100 akan mengalami pemulihan
"ungsi !ang tidak lengkap. Pada pasien pasien dengan
penurunan "ungsi !ang n!ata 3' persen akan mengalami
pemulihan "ungsi !ang tak lengkap. #tatistikmenganjurkan pengujian !ang paling dapat diandalkan
adalah uji "ungsi sara" se%ara langsung.
3.4DIAGNOSIS BANDING,iagnosis banding dari paralisis dara" "asialis sangat ban!ak.
,iantaran!a termasuk pen!ebab kongenital in"eksi traumati%
neoplasti% (as%ular dan idiopatik.1. LESI KONGENITAL
1
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
17/24
Paralisis sara" "asialis amat jarang disebabkan
kelainan kongenital. #alah satu pen!ebab tersering dalam
kategori ini adalah sindrom 4obius. Pada kasus ini sara"
"asialis memang terbentuk namun merupakan suatuberkas fbroti%. ,an meskipun beberapa kasus terjadi
perkembangan oto namun biasan!a segera
berdegenerasi menjadi fbrosis. #angat disa!angkan anak
dengan sindroma ini tidak berespons terhadap pengujian
elektris pada saat lahir dan tidak akan mengalami
gerakan wajah akibat kelainan ini.Paralisis "asialis lebih sering dikarenakan trauma
persalinan. ,alam proses persalinan dapat terjadi "raktur
tulang temporal. Pemakaian "orsep telah ditunjuk sebagai
pen!ebab tersebar dari lesi ini. #etiap neonates !ang
dikenali dengan kelainan sara" ketujuh ini menjalani
pemeriksaan sesegera mungkin. #timulasi wajah segera
setelah lahir dapat membedakan pen!ebab kongenital
atau trauma lahir. /ila %edera terjadi saat proses
melahirkan stimulasi elektris masih memungkinkan
selama beberapa hari. :al ini merupakan hal penting
dalam melakukan diagnosis dan penentuan prognosis
paralisis "asialis.2. INFEKSI
)n"eksi sepanjang sara" "asialis dapat menimbulkan
paralisis sara" "asialis. 8arang sekali pasien meningitis
datang dengan keluhan paralisis sara" "asialis. bses pada
korteks perietalis juga dapat men!ebabkan paralisis
sentral keadaan ini terdiagnosis dari keadaan kemampuan
penderita untuk menggerakan alis pada bagian !ang
terkena namun gagal dalam menggerakan bagian wajah
lainn!a pada sisi tersebut. #indrom 7amsa!-:unt atau
herpes oster otikus melibatkan sara" "asialis dan
menimbulkan suatu ruam pada bagian pinna. Pustule-
16
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
18/24
pustula ke%il terbentu dalam liang telinga dan sangat
n!eri.
)n"eksi bakteri pada telinga tengah dapat
melumpuhkan wajah. )n"eksi dapat bersi"at akut maupun
kronik. ,apat han!a berupa bahan-bahan radang namun
dapat berupa kolesteatoma. #uatu pen!akit !ang
ditularkan sengkenit disebut pen!akit F!me juga
men!ebabkan paralisis sara" "asialis samping saar"
kranialis.3. LESI VASKULAR
Peranan lesi (askuler terhadap "ungsi sara" "asialis
masih sering ditolak. 4eskipun keberadaan aneurisme
atau thrombosis pembuluh-pembuluh utama tidak laim
men!ebabkan paralisis "asialis namun ken!ataan ini tidak
dapt dibantah. khir-akhir ini sering dibahas mengenai
ansa abnormal dari pembuluh-pembuluh darah normal
!ang berada disekitar kanalis akustikus internus. nsa-
ansa ini dituduh men!ebabkan spasme "asialis dan ti%s
namun tidak untuk paralisis !ang n!ata. epentingan
ansa (as%ular ini masih belum jelas.4. NEOPLASMA
*umor-tumor sdut serebelopontin terutama
neruroma akustik dan meningioma merupakan
neoplasma tersering !ang men!ebabkan paralisis "asialis.
Neuroma sara" "asialis amat jarang terjadi. Neuroma
telinga tengah lainn!a juga dapat men!ebabkan paralisis
"asialis. ntara lain adalah pen!ebab jinak seperti glomus
jugulare atau pen!ebab !ang gans seperti histiositosisrabdomiosarkoma dan karsinoma sel skuamosa.
13
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
19/24
5. IDIOPATIK #ebagian pen!ebab paralisis "asialis sulit
ditentukan. /eberapa pen!enan metaboli% termasuk
diabetes mellitus dan suatu gangguan geneti% !ang
dikenal sebagai sindroma 4lekerson-7osenthal. Namun
pada jumlah besar pasien dnegan kelumpuhan sara"
"asialis pen!ebab tidak pernah ditemukan. 4esti telah
diajukan birus sebagai sebba dan telah di%ari sebab
(as%ular. Namun belum pernah ditemukan etiologi !ang
sebenarn!a.Pen!ebab paralisis wajah unilateral !ang paling
sering adalah bells pals!. Paatogenesis gangguan ini
masih belum jelas mungkin karena mewakili ba!ak agen
pen%etus. /eberapa kasus timbul karena in"eksi (irus
sementara !ang lain merupaka polineuropatiakibat
sistemik atau s!stem sara" pusat. /ells pals! adalah
kelemahan atau paralisis wajah unilateral !ang tidak dapt
diketahui pen!ebabn!a se%ara %epat dan biasan!a "a%tor
iskemik atau neurologi% berkaitan dengan
patogenesisn!a. +ejala akut sampai mengenai otot-otot
besar berjalan kira kira ' minggu gejala radang saluran
napas atas dapat timbul sebelum gejala paralisis terjadi
ataupun gejala n!eri telinga hebat juga dapat timbul
sebelumn!a disakusis dan gejala lainn!a seperi disgeusia
sehubungan dengan paresis sara" parasimpatik !ang
men!ertai hipo"ungsi motori% wajah konsistensi dan
diagnosis.namnesis dan pemeriksaan fsik !ang %ermat
termasuk pemeriksaan ototneurologik diperlukan untuk
men!ingkirkan gangguan-gangguan !ang pada kesan
pertama men!erupai /ells pals!. #etelah dipastikan tidak
terdapat riwa!at seperti seperti suatu riwa!at paralisis
wajah !ang progresi" lambat atau berulang serta tidak
1;
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
20/24
adan!a pen!akit telinga !ang akti" atau massa !ang
dapat diraba pada kelenjar parotis.
3.5PENATALAKSANAAN4an"aat uji topognosti dan prognosti% serta pengobatan
masih merupakan masalah !ang diperdebatkan. #ebagian okter
tidak melakukan apa-apa dan han!a mengamati pasien se%ara
berkala. Namun seringkali didapatkan dari hasil pemeriksaan
audiogram !ang mengesankan adan!a massa retrokoklear
$neuroma akustik&. 8ika terjadi kelemahan wajah dan tuli
sensorineural ipsilateral terdapat indikasi untuk e(aluasi
neuroradiografk "osa posterior dan basis %ranium agar dapat
sepenuhn!a men!ingkirkn suatu neuroma akustik !ang ke%il.
Perbaikan paralisis wajah degan temuan lainn!a tidak %ukup
sebagai alasan untuk menghindari perlun!a pembuatan radiogram.
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
21/24
sisi diagnosisn!a adalah neurapraksia dan kesembuhan spontan
sempurna dapat diharapkan. /an!ak klinisi menggunakan uji
prognosti% @N9+ mengikuti pedoman !ang diajukan @sslen dan
?is%h. Pasien-pasien !ang mengalami reduksi amplitude =0 ataulebih dalam 10 hari gejala mempun!ai prognosis !ang buruk
sebesar 0.
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
22/24
sulit dipulihkan. lternati(e !ang rasional adalah menempatkan
suatu kumparan emas didalam kelopak mata. ,negan %ara !ang
sama ambin "asia $"as%ia sling& dapat pula membentuk tonuswajah
istirahat !ang simetris dna dalam perjalanna pengobatan suatupembedahan pengen%angan wajah guna mengen%angkan kulit sisi
!ang lumpuh akan memeberi penampilan !ang lebih
men!enangkan.#ebagian klinisi menganjurkan prednisone dengan dosis
1mgGkgGhari selama pemberian 1 hari sebagai terapi medis bagi
/ells pals!. *idak ban!ak kesepakatan mengenai e"ek steroid dalam
men%egah dener(asi sinkinesis gerakan masa otonom da air mata.
,an han!a sedikit bukti bahwa steroid dapat mengubah perjalanan
paralisis dan paresis. #teroid dapat menghentikan otalgia dan
untuk pasien dengan otalgia berat memang merupaka terapi medis
!ang tepat. #emua medikasi lainn!a tidak terbukti berman"aat pada
pen!akit ini.Pengobatan terhadap kasus paral!sis ner(us "asialis
dikelompokan menjadi dua kategori H1. Pada kasus dengan gangguan pendengaran dnegan hantaran
ringan dengan dan "ungsi motor masih baik pengobatan
ditujukan untuk menghilangkan edema sara" memakai obat-
obatH anti edem (asodilatansia dan neurotonika.2. Pada kasus dengan gangguan hantaran berat atau sudag
terjadi dener(asi total tindakan operati" segera harus
dilakukan dengan teknik dekompresi N. >)) $"asialis&
transmastoid.
21
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
23/24
BAB IVKESIMPULAN
Paralisis ner(us "asialis merupakan keadaan lumpuhn!a otot-
otot wajah sehingga wajah pasien tampak tidak simetris karena
otot wajah lemah dan tidak bergerak pada satu sisi. elumpuhan
ner(us "asialis dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaran!a
adalah kongenital in"eksi tumor trauma gangguan pembuluh
darah dan idiopatik. ,i )ndonesia sendiri pen!ebab terban!ak dari
paral!sis ner(us "asialis adalah idiopatik. Pen!ebab dari kelumpuhan
ner(us "asialis harus %epat diketahui untuk menentukan pengobatan
dan prognosis dari parese ner(us "asialis peri"er itu sendiri. *erdapat beberapa pemeriksaan !ang dapat dilakukan untuk
mengetahui adan!a kelumpuhan ner(us "asialis tersebut !aitu
dnegan uji audiologi s%hirmer test uji gustometri ujia sali(a dan
uji "ungsi sara". Penatalaksaan pada kelumpuhan ner(us "asialis
peri"er dapat dibagi menjadi dua pada kasus dengan gangguan
hantaran ringan dan "ungsi motori% baik dan dengan pada kasus
dengan gangguan hantaran berat atau sudah terjadi dener(asi total.
22
-
8/20/2019 Referat THT RSUD Dr Slamet Graut
24/24
DAFTAR PUSTA'A
%. Adam !, %55@.
). Ad(ur **. 'acial "aralysis. n$ 8allenger ??, Sn(2 ?8. t(rhin(laryng(l(gy head
and neck surgery, %0th ed. William and Wilkin, %551B p. %%0+#%%10.
+. >(ker N?. Acute paralysis (f the facial ner-e, n$ 8(yle 8?. Head and Neck
Surgery t(laryng(l(gy. ?8 (, "hilladelphia %55+$ p.%@%%#%@)@.
/. 'reyss !, >h(uard >H.