referat - kategori obat pada kehamilan

9
PENDAHULUAN Pada kehamilan kita perlu memperhatikan pemberian obat yang baik untuk ibu hamil dan janin nya . Karena beberapa obat dapat berbahaya penggunaannya pada ibu hamil dan janin oleh karena itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan dalam penggunaan obat pada kasus kehamilan. Beberapat obat ada yang dapat berefek toksik pada ibu hamil tetapi tidak pada janin dan ada beberapa obat yang tidak toksik pada ibu hamil tapi baik untuk janin. Pemberian obat pada ibu hamil sangat penting untuk mengatasi penyakit-penyakit pada masa kehamilan dengan indikasi yang tepat maka penyakit akan terobati tetapi selain itu perlu di perhatikan juga kontraindikasi dan efek samping yang akan terjadi pada ibu dan janinnya maka dokter maupun bidan harus betul- betul memperhatikan kondisi ibu dan janin yang sesuai untuk indikasi pemberian obat dalam mengatasi penyakit – penyakit pada masa kehamilan. Dengan pemilihan obat yang tepat akan mengurang morbiditas dan mortalitas semasa kehamilan dan mensejahterahkan ibu juga janinnya. 1 | Page

Upload: rianiputri

Post on 23-Oct-2015

198 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Kategori Obat Pada Kehamilan

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT - Kategori Obat Pada Kehamilan

PENDAHULUAN

Pada kehamilan kita perlu memperhatikan pemberian obat yang baik untuk ibu hamil dan janin nya . Karena beberapa obat dapat berbahaya penggunaannya pada ibu hamil dan janin oleh karena itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan dalam penggunaan obat pada kasus kehamilan. Beberapat obat ada yang dapat berefek toksik pada ibu hamil tetapi tidak pada janin dan ada beberapa obat yang tidak toksik pada ibu hamil tapi baik untuk janin. Pemberian obat pada ibu hamil sangat penting untuk mengatasi penyakit-penyakit pada masa kehamilan dengan indikasi yang tepat maka penyakit akan terobati tetapi selain itu perlu di perhatikan juga kontraindikasi dan efek samping yang akan terjadi pada ibu dan janinnya maka dokter maupun bidan harus betul-betul memperhatikan kondisi ibu dan janin yang sesuai untuk indikasi pemberian obat dalam mengatasi penyakit – penyakit pada masa kehamilan. Dengan pemilihan obat yang tepat akan mengurang morbiditas dan mortalitas semasa kehamilan dan mensejahterahkan ibu juga janinnya.

1 | P a g e

Page 2: REFERAT - Kategori Obat Pada Kehamilan

PEMBAHASAN

Kehamilan adalah kondisi fisiologis khusus di mana terapi obat menjadi perhatian khusus karena fisiologi kehamilan mempengaruhi farmakokinetik obat yang digunakan dan obat-obatan tertentu dapat mencapai janin dan menyebabkan bahaya. Menghindari pengobatan farmakologis pada kehamilan tidak memungkinkan dan mungkin berbahaya karena sebagian perempuan memasuki kehamilan dengan kondisi medis yang memerlukan perawatan berkelanjutan dan episodik (misalnya asma, epilepsi, hipertensi). Juga selama kehamilan masalah medis baru dapat timbul dan yang lama dapat memburuk (misalnya migrain, sakit kepala) yang membutuhkan terapi farmakologi. Fakta bahwa obat-obatan tertentu yang diberikan selama kehamilan mungkin terbukti berbahaya bagi anak yang belum lahir adalah salah satu masalah klasik dalam perawatan medis.4 Terdapat 2 macam kategori penggunaan oabta dalam kehamilan yang biasa digunakan, yaitu berdasarkan FDA & ADEC

1. Kategori obat dalam kehamilan berdasarkan FDAUntuk memberi tuntunan terapi, Food and Drug Administration (1979) membuat suatu

sistem untuk menentukan peringkat keamanan obat pada kehamilan. Sistem ini dirancang untuk membantu dokter menyederhanakan informasi manfaat – risiko dengan kategori – kategori yang dinyatakan dengan huruf - huruf. Kesepakatan umum menyatakan bahwa sistem ini tidaklah ideal. Banyak peringkat obat didasarkan pada data hewan, laporan kasus, dan data manusia yang terbatas atau tidak ada, dengan informasi yang jarang diperbaharui. Karena produsen juga membuat peringkat, sering terjadi ketidaksesuaian. Kekurangan lain adalah bahwa adanya kategori-kategori ini menimbulkan kesan bahwa obat-obat dalam satu kategori memiliki risiko yang setara, yang sebenarnya tidak.1

A Studi – studi pada wanita hamil belum memperlihatkan adanya risiko kelainan janin jika diberikan selama trimester pertama (kedua, ketiga, atau semuanya), dan kemungkinan

bahaya bagi janin ,manusia tampaknya jauhB Studi-studi reproduksi pada hewan telah dilakukan dan tidak memperlihatkan adanya bukti

gangguan fertilitas atau bahaya bagi janin. Informasi peresepan perlu memperjelas jenis hewan dan bagaimana dosisnya dibandingkan dengan dosis pada manusia

AtauStudi pada hewan memperlihatkan efek samping, tetapi studi-studi yang adekuat dan

terkontrol baik pada wanita hamil gagal memperlihatkan risiko bagi janin selama trimester pertama kehamilan, dan belum ada bukti risiko pada trimester-trimester selanjutnya

C Studi-studi reproduksi hewan telah memperlihatkan bahwa obat ini bersifat teratogenik (atau embriosidal atau menimbulkan efek samping lain), dan belum ada studi yang adekuat dan terkontrol baik pada wanita hamil. Informasi peresepan perlu memperjelas jenis hewan

dan bagaimana dosisnya dibandingkan dengan dosis pada manusiaAtau

Belum ada studi reproduksi pada hewan dan belum ada studi terkontrol dan adekuat pada

2 | P a g e

Page 3: REFERAT - Kategori Obat Pada Kehamilan

manusia.D Obat ini dapat membahayakan janin jika diberikan kepada wanita hamil. Jika obat ini

digunakan selama kehamilan atau jika seorang wanita menjadi hamil ketika menggunakan obat ini maka ia perlu diberitahu tentang kemungkinan efek samping pada janinnya

X Obat ini dikontraindikasikan bagi wanita yang sedang atau akan hamil. Obat ini akan merugikan janin. Jika obat ini digunakan selama kehamilan atau jika seorang wanita menjadi

hamil menggunakan obat ini maka ia perlu diberi tahu tentang kemungkinan bahaya bagi janinnya

Tabel 1 - Kategori FDA untuk obat pada kehamilan

2. Kategori obat dalam kehamilan berdasarkan Australian Drug Evaluation Committee (ADEC)Sistem kategorisasi Australia berbeda dari kategorisasi US FDA. Kategorisasi obat-obatan

untuk digunakan dalam kehamilan tidak mengikuti struktur hierarki. Data manusia masih kurang atau tidak memadai untuk obat di B1, B2 dan B3 kategori. Subkategorisasi dari kategori B berdasarkan data hewan. Kategori B tidak berarti lebih aman daripada kategori C. Obat dalam kategori D tidak benar-benar dikontraindikasikan selama kehamilan (eganticonvulsants). Untuk produk farmasi yang mengandung dua atau lebih bahan aktif, kategorisasi kombinasi didasarkan pada bahan aktif dengan kategorisasi kehamilan paling bersifat membatasi.3

A Obat yang telah banyak digunakan oleh ibu hamil maupun wanita usia produktif tanpa disertai bukti peningkatan

frekuensi terjadinya malformasi ataupun efek lain yg membahayakan janin yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung

B1 Obat yang digunakan hanya sejumlah kecuali ibu hamil maupun wanita usia reproduktif tanpa disertai bukti peningkatan kejadian malformasi atau efek lain

yang membahayakan janin baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian pada hewan tidak menunjukkan bukti peningkatan kejadian

kerusakan pada janinB2 Obat yang digunakan oleh sejumlah kecil ibu hamil atau wanita usia

reproduktif tanpa disertai bukti peningkatan frekuensi kejadian malformasi atau efek lain yang membahayakan janin manusia yg diteliti,baik langsung maupun tidak langsung. Data penelitian pada hewan tidak mencukupi atau tidak ada, tetapi data yg tersedia tidak menunjukkan peningkatan kejadian

kerusakan pada janinB3 Obat yang digunakan hanya sejumlah kecil ibu hamil tanpa disertai bukti

peningkatan frekuensi kejadian malformasi atau efek lain yang membahayakan janin manusia yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penelitian pada hewan menunjukkan bukti peningkatan kejadian kerusakan pada janin dengan kemaknaan efek tsb pada manusia belum jelas

C Obat yang berdasarkan efek farmakologinya telah atau diduga dapat menyebabkan efek yang membahayakan pada janin manusia atau neonatus

tanpa disertai malformasi. Efek tsb bisa jadi reversibelD Obat yang telah dicurigai atau diramalkan menyebabkan peningkatan kejadian

malformasi janin manusia atau kerusakan yg bersifat menetap (irreversible)

3 | P a g e

Page 4: REFERAT - Kategori Obat Pada Kehamilan

X Obat yang mempunyai resiko tinggi untuk menyebabkan kerusakan yang bersifat menetap terhadap janin sehingga tidak boleh digunakan pada masa

kehamilan atau jika ada kemungkinan terjadi kehamilanTabel 2 - Kategori obat dalam kehamilan berdasarkan Australian Drug Evaluation Committee (ADEC)

3. Pembahasan mengenai keamanan beberapa obat yang sering digunakan3.1. Antikejang

Wanita dengan epilepsi mengalami peningkatan risiko malformasi janin yang biasanya diperkirakan 2-3 kali daripada risiko latar. Terdapat kontroversi mengenai apakah peningkatan risiko ini disebabkan oleh penyakitnya atau obat yang digunakan untuk mengatasinya (Holmes dkk. 2001). Data-data terkini menunjukkan bahwa risiko tidak sebesar yang diperkirakan semula. Semuat tipe malformasi lebih prevalen pada konsentrasi antikejang dalam serum yang tinggi. Selain itu, kebutuhan akan pemberian obat, kadar serum yang tinggi, dan obat yang multiple mencerminkan keparahan epilepsi. Karena itu terdapat kemungkinan bahwa paling tidak sebagian dari peningkatan risiko berkaitan dengan epilepsi itu sendiri atau aspek lain dari kondisi ibu.1

3.2. Antibiotik Tetrasiklin

Tetrasiklin dapat menyebabkan pewarnaan kuning coklat gigi desidua atau mengendap di tulang panjang janin jika digunakan setelah 25 minggu ( Kustcher dkk., 1966). Namun risiko karies gigi pada anak yang terpajan tidak meningkat (Biling, dkk., 2004). Salah satu pengobatannya yang dapat diterima adalah dalam pengobatan sifilis ibu hamil pada wanita alergi penisilin yang tidak dapat menjalani desinsitasi.1

AminoglikosidaPemberian obat ini kepada ibu hamil dapat menyebabkan keadaan toksik darah janin, tetapi hal ini dapat dihindari dengan memberikan dosis yang lebih rendah secara terbagi (Regev, dkk., 2000). Meskipun baik nefrotoksisitas dan ototoksisitas pernah dilaporkan terjadi pada neonatus kurang bulan dan orang dewasa yang diberi gentamisin atau streptomisin, cacat konginetal akibat pajanan prenatal belum pernah dilaporkan.1

KloramfenikolObat ini mudah menembus plasenta dan mencapai darah dalam jumlah signifikan. Insiden anomali konginetal tampaknya tidak meningkat pada janin yang terpajan pada obat ini. Jika diberikan kepada neonatus kurang bulan, obat ini dapat menyebabkan gray baby syndrome. Keadaan ini bermanifestasi sebagai sianosis, kolaps vascular, dan kematian. Kecil kemungkinannya bahwa kadar dalam serum yang berasal dari pemberian kepada ibu dapat menyebabkan sindrom itu.1

SulfonamidMeskipun obat-obat golongan ini mudah menembus plasenta, kadar dalam darah janin lebih rendah daripada kadar dalam darah ibu. Sulfonamide tampaknya tidak

4 | P a g e

Page 5: REFERAT - Kategori Obat Pada Kehamilan

memiliki risiko teratogenik yg signifikan (Briggs dkk., 2005). Obat ini menggeser bilirubin dari tempat ikatannya dengan protein pembawa sehingga timbul kekhawawatiran teoritis terjadinya hiperbilirubinemia pada neonatus kurang bulan jika digunakan menjelang pelahiran. 1

3.3. NSAIDObat ini tidak dianggap teratogenik, tetapi dapat menimbulkan efek merugikan jika

digunakan pada trimester ketiga (Parilla 2004; Robordosa dkk,. 2008). Indomethacine secara khusus dilaporkan menyebabkan konstriksi duktus arteriosus janin yang kemudian menyebabkan hipertensi paru (Marpeau dkk., 1994; Rasanen dan Jouppila, 1995). Obat ini juga dapat menurunkan keluaran urin janin sehingga mengurangi volume cairan amnion, mungkin dengan meningkatkan kadar vasopressin dan responsivitas terhadapnya (van der Heijden dkk., 1994. Walker dkk., 1994). Penyulit-penyulit ini tampaknya lebih besar kemungkinannya terjadi jika obat digunakan lebih dari 72 jam. Dalam satu penelitian terhadap lebih dari 60 kehamilan, konstriksi duktus terjadi pada 50%, dengan peningkatan bermakna insiden setelah 30 minggu (Vermillion dkk., 1997). Untungnya kecepatan aliran duktus pulih ke normal setelah penghentian terapi pada semua kasus.1

Aspirin sering digunakan untuk berbagai indikasi, termasuk sebagai antikoagulan. Dalam sebuah meta-analisis dari semua studi yang tersedia, 38 studi masuk dalam kriteria. Risiko abortus tidak berbeda pada wanita yang diterapi dengan aspirin dan yang diterapi dengan placebo. Wanita yang mengkonsumsi aspirin memiliki risiko kelahiran premature lebih rendah dari yang mengkonsumsi placebo. Tidak ada perbedaan signifikan pada mortalitas perinatal maupun angka bayi kecil masa kehamilan pada bayi dari ibu yang diterapi dengan aspirin maupun ibu yang diterapi dengan placebo. Demikian pula, tidak ada peningkatan risiko terhadap malformasi mayor secara umum, meskipun terdapat peningkatan risiko terhadap gastroskisis. Untuk wanita dengan kehamilan risiko sedang atau tinggi, terapi dengan aspirin memiliki efek yang kecil namun berarti dalam menurunkan angka kelahiran preterm, tapi tidak menurunkan angka kematian perinatal.2

3.4. ImunosupresanKortikosteroid

Hidrokortison, prednisone, dan kortikosteroid lain sering digunakan untuk mengobati penyakit medis serius, misalnya asma dan penyakit autoimun. Dalam studi hewan, obat golongan ini dilaporkan berkaitan dengan langin-langit sumbing. Dalam sebuah studi prospektif 10 tahun oleh Motherisk Program and University of Toronto, pajanan kortikosteroid tidak berkaitan dengan peningkatan risiko malformasi mayor (Park-Wyllie dkk., 2000). Namun, suatu meta-analisis oleh para peneliti yang sama memperlihatkan adanya peningkatan insiden sumbing wajah. Odds ratio untuk sumbing dalam penelitian-penelitian kasus-kelola meningkat sekitar tiga kali lipat-risiko absolute adalah 3/1000 (Park-Wyllie dkk., 2000). Berdasarkan temuan-temuan ini, kortikosteroid sistemik berada dalam kategori D jika digunakan pada trimester pertama, tetapi obat ini tidak dianggap memiliki risiko teratogenik mayor.1

3.5. Hormon Androgen

5 | P a g e

Page 6: REFERAT - Kategori Obat Pada Kehamilan

Salah satu contoh efek pada janin akibat pajanan dini ke androgen adalah hyperplasia adrenal konginetal autosomal resesif. Pajanan terhadap androgen eksogen dapat memicu efek serupa pada janin, tetapi maskulinisasi akibat androgen eksogen tidak berlanjut setelah lahir.1

Estrogen Sebagian besar senyawa estrogen yang tersedia tidak mempengaruhi perkembangan janin. Kontrasepsi oral, belum pernah dilaporkan berkaitan dengan anomali congenital (Raman-Wilms, dkk.,1995). 1

6 | P a g e

Page 7: REFERAT - Kategori Obat Pada Kehamilan

Daftar pustaka

1. Cunningham, F.G., et al. Teratology and medication that affect the fetus. Dalam Williams Obstetrics Edisi 23. 2010. USA : McGraw-Hill comp.inc.

2. Koren G, Lishner, M. 2010. Pregnancy and Commonly Used Drugs in Hematology Practice. American Society of Hematology : Blood Journal. 160-5.

3. Australian categorisation system for prescribing medicines in pregnancy. http://www.tga.gov.au/hp/medicines-pregnancy-categorisation.htm

4. Sachdeva, P., et al. Drug Use in Pregnancy; a Point to Ponder!. 2009. Indian J Pharm Sci. 71(1): 1–7.

7 | P a g e