referat dbd 1

8
REFERAT DEMAM BERDARAH DENGUE Oleh: Albertus Berfan / 030.10.017 Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti Pembimbing: dr. Nerina Mayakartifa, Sp. PD, M.Sc 1

Upload: albertus-berfan-sletering

Post on 06-Sep-2015

5 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Referat dbd 1

TRANSCRIPT

REFERATDEMAM BERDARAH DENGUE

Oleh: Albertus Berfan / 030.10.017Fakultas Kedokteran Universitas TrisaktiPembimbing: dr. Nerina Mayakartifa, Sp. PD, M.ScRumah Sakit dr. Marzoeki MahdiBogor, 2 Februari 2015Daftar IsiI. Definisi...........................................................................................................................3II. Epidemiologi..................................................................................................................3III. Etiologi...........................................................................................................................4IV. Nyamuk Aedes aegypti..................................................................................................6V. Cara Penularan...............................................................................................................7VI. Faktor Risiko Penularan.................................................................................................8VII. Patofisiologi...................................................................................................................9VIII. Manifestasi Klinik........................................................................................................12IX. Diagnosis......................................................................................................................14X. Diagnosis Banding.......................................................................................................17XI. Terapi...........................................................................................................................17XII. Prognosis............................................................................................................19XIII. Pencegahan...................................................................................................................20

I. DefinisiDemam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit infeksi oleh virus Dengue yang dapat mengakibatkan spektrum manifestasi klinis yang bervariasi dari yang paling ringan, demam dengue (DD), demam berdarah dengue (DBD) dan demam dengue yang disertai renjatan atau sindrom syok dengue (SSD).1 Agen virus Dengue termasuk ke dalam famili Flaviridae dan genus Flavivirus. Terdiri dari 4 serotipe yaitu Den-1, Den-2, Den-3 dan Den -4, dimana Dengue-3 merupakan serotipe yang dominan menyebabkan kasus yang berat di Indonesia. Hospes alami virus Dengue adalah manusia dengan vektor nyamuk Aedes aegypti dan Ae. albopictus2 yang terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia.3 Penularan virus Dengue terjadi melalalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Sampai saat ini Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi yang masih menimbulkan masalah kesehatan karena tingginya angka morbiditas dan mortalitas.2Infeksi sekunder dengan serotipe virus Dengue yang berbeda dari sebelumnya merupakan faktor resiko terjadinya manifestasi Deman Berdarah Dengue yang berat atau Sindrom Syok Dengue. Namun sampai saat ini mekanisme respons imun pada infeksi oleh virus dengue masih belum jelas sepenuhnya. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue antara lain faktor hospes, lingkugan (environment) dan faktor virusnya sendiri. Faktor hospes yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun. Faktor lingkungan (environment) yaitu kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban, musim); Kondisi demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi penduduk). Jenis nyamuk sebagai vektor penular penyakit juga ikut berpengaruh.

II. EpidemiologiDalam 50 tahun terakhir, kasus DBD meningkat 30 kali lipat dengan peningkatan ekspansi geografis ke negara- negara baru. Penderitanya banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah, Amerika dan Karibia.3 Jumlah kasus DBD tidak pernah mengalami penurunan di beberapa daerah tropik dan subtropik. Bahkan angka kejadiannya cenderung terus meningkat serta banyak menimbulkan kematian pada anak dan 90% di antaranya menyerang anak di bawah 15 tahun.4,5,6Di Indonesia sendiri, kasus DBD pertama kali terjadi di Surabaya pada tahun 1968 tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Setelah itu penyakit DBD ditemukan di 200 kota di 27 provinsi dan menjadi kejadian luar biasa (KLB). Profil kesehatan provinsi Jawa Tengah tahun 1999 melaporkan kelompok tertinggi sekitar 42% menyerang kelompok usia 5-14 tahun, sekitar 37% menyerang usia 15-44 tahun. 7 Awalnya KLB penyakit DBD terjadi setiap lima tahun, selanjutnya menjadi tiga tahun, dua tahun dan akhirnya terjadi setiap tahun. Perubahan ini berhubungan erat dengan8 :a) Perubahan iklim dan kelembaban.b) Terjadinya migrasi penduduk dari daerah yang jarang ditemukan infeksi virus dengue ke daerah endemis.c) Meningkatnya kantong-kantong jentik nyamuk aedes aegypti di perkotaan terutama daerah kumuh pada bulan-bulan tertentu.d) Urbanisasi yang tidak terencana dan terkendali.Oleh karena meningkatnya angka kejadian dan meluasnya penularan DBD di Indonesia, maka penyakit DBD ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang dikhawatirkan oleh masyarakat. Meskipun telah dilakukan beberapa upaya untuk menurunkan angka kejadian dan kematian dari kasus DBD, hasil yang memuaskan belum juga tercapai. Data hasil survei tahun 2006 di Indonesia didapatkan laporan kasus Dengue sebesar 106.425 orang dengan tingkat kematian 1,06%.12Untuk menangulangi keadaan ini, Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah mengupayakan berbagai strategi dalam mengatasi kasus ini. Strategi awal yang diupayakan adalah memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan, kemudian strategi diperluas dengan menggunakan larvasida yang ditaburkan ke tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Akan tetapi kedua metode tersebut sampai sekarang belum memperlihatkan hasil yang memuaskan. 9

III. EtiologiVirus Dengue merupakan single stranded RNA virus dan termasuk dalam genus Flavivirus (family Flaviviridae). Genus virus ini terdiri dari 70 jenis virus yang berbeda secara antigen namun semuanya saling berhubungan secara serologi serta sebagian besar kesamaan. Virus ini mampu bertahan hidup di alam dengan cara bertransmisi dari vektor antropoda penghisap darah (nyamuk, kutu) ke hospes makhluk bertulang belakang. 11 Lebih dari 50% flavivirus bertanggung jawab atas penyakit yang terjadi pada manusia, dan yang paling penting adalah virus dengue (DEN tipe 1-4), yellow fever (YF) virus, Japanese encephalitis (JE) virus, dan tick borne encephalitis (TBE) virus. Genom virus Dengue menyandi 10 produk gen: C (capsid), prM (matrix), E (envelope), dan protein-protein nonstruktural termasuk NS-1, NS-2A, NS-2B, NS-3, NS-4A, NS-4B, dan NS-5. Protein E berinteraksi dengan reseptor seluler hospes sehingga memprakarsai proses masuknya virus, rangkaian asam aminonya menentukan aktivitas penetralisiran antibodi yang menggolongkan virus Dengue (DEN) menjadi 4 serotipe: DEN-1, 2, 3 dan 4.13 Infeksi oleh salah satu jenis serotipe ini akan memberikan kekebalan seumur hidup tetapi tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotipe yang lain. Sehingga seseorang yang hidup di daerah endemis DHF dapat mengalami infeksi sebanyak 4 kali seumur hidupnya. Protein-protein nonstruktural berfungsi dalam replikasi RNA dan pemrosesan protein virus. NS-1 merupakan satu-satunya dengan bentuk terlarut yang dapat dideteksi dalam sirkulasi.14 Gambar 1. Struktur virus dengueBeberapa protein nonstruktural juga memainkan peran dalam memodifikasi sistem imun, seperti NS-2A, NS-2B dan NS-4B yang berpengaruh pada jalur sinyal interferon 1 dengan menginduksi produksi sitokin, NS-5 menginduksi produksi interleuikin 8. NS-3 berfungsi ganda dalam aktivitas helicase (melepas rantai DNA) dan protease, di mana aktivitas proteasenya memerlukan NS-2B sebagai kofaktor. Dalam replikasi virus, NS-5 berfungsi sebagai S-adenosine methyltransferase dan RNA-dependent RNA polymerase.

5