TITRASI REDOKS

Hariyanti

REDUKSI• Fe3+ + 1e- → Fe2+

• MnO4- + 5e- → Mn2+

OKSIDASI

• 2 I- → I2 + 2e-

• S2O32- → S4O6

2- + e-

OKSIDIMETRI

• Suatu titrasi yang menggunakan prinsip reaksi oksidasi-reduksi

• Jenis titrasi oksidimetri:– Permanganometri– Iodometri– Bromometri– Cerrimetri

IODI/IODO/IODATOMETRI

• Iodimetri, Iodimetri langsung → Titrasi langsung dengan I2

• Iodometri, Iodometri tidak langsung → yang dititrasi I2 yang terbentuk.

• Iodatometri → Titrasi dengan KIO3

IODIMETRI

• I2 merupakan oksidator yang relatif lemah dibanding dengan kalium kromat, senyawa serium (IV), brom, dan kalium bikromat.

• I2 + 2e → 2 I- E° = 0,535 V

• Tetapi Iodium masih dapat mengoksidasi sempurna senyawa yang bersifat reduktor kuat seperti SnCl2, H2SO3, H2S, Na2S2O3, dll

IODOMETRI

• I- merupakan suatu reduktor sehingga zat yang bersifat oksidator akan merubah 2 I-→ I2 , I2 inilah yang akan dititrasi.

2 MnO4- + 16 H+ + 10 I- 2 Mn2+ + 5 I2 + 8 H2O

IO3- + 6 H+ + 5 I- 3 I2 + 3 H2O

BrO3- + 6 H+ + 6 I- Br- + 3 I2 + 3 H2O

IODATOMETRI

• KIO3 merupakan oksidator lebih kuat daripada I2

• Reaksi berlangsung dalam suasana asam• I2 yang terbentuk ditunjukkan dengan

indikator

TITIK AKHIR TITRASI

Ada beberapa cara:• Autoindikator seperti larutan I2 (I3-) berwarna coklat• Indikator

Amilum → soluble, sehingga dapat dimasukkan dalam larutan sampel

– Kepekaan konsentrasi I2 = 1–2 X 10-5 M, adanya I- = 4x10 -4 M

– Amilum + I2 → I2-Amilum (Biru)– Kepekaan dipengaruhi :

• Suhu - konsentrasi I-• Pelarut lain spt etanol - pH lingkungan

INDIKATOR

• Na Amilum glikolat– Bubuk putih tidak higroskopis– Tidak mengabsorbsi I2

– Jarang digunakan karena Indikator Amilum lebih murah

• CCl4/CHCl3

– I2 dalam CHCl3 → ungu/merah muda I2 yang tebentuk harus terlarut sempurna dalam CCl4 agar warna ungu terlihat.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN• pH sekitar netral – asam lemah– Jika pH > 8

– Jika pH terelalu asam

• I2 dapat menguap

• Cara titrasi dengan cepat > TAB• Indikator Amilum, penambahan dekat TA

I2 + 2OH- I- + IO- + H2O

3IO- I- + IO3-

5 S2O32- + 6H+ 2S4O6

2- + 2S + 3 H2O

• Oksidasi oleh O2 yang berasal dari udara-asam

– pH < → oksidasi cepat– pH netral → oksidasi diabaikan– Oksidasi dipercepat oleh: ion logam, ion NO2

-, dan cahaya kuat

4 I- + O2 + 4 H+ 2 I2 + 4 H2O

PEMBAKUAN I2 (BAKU SEKUNDER)• As2O3, terdiri dari As2O3, NaOH, HCl dan

NaHCO3 → titran I2 dan Indikator larutan kanji– As2O3 dilarutkan dalam NaOH → garam arsenat

– HCl ditambahkan ad suasana netral + NaHCO3 sampai pH 6.5

– Titrasi dengan titran I2 dan indikator kanji– Harus diperhatikan utk cek pH karena pH 6.5

optimum secara kuantitatifAsO3

3- + I2 + H2O

As2O3 + 2 I2 + 2 H2O

AsO43- + 2 H+ + 2 I-

As2O5 + 4 H+ + 4 I-

PEMBAKUAN I2 (BAKU SEKUNDER)

• NaOH hanya utk melarutkan → jangan berlebihan

• pH 4 – 9 → optimum pH 6,5• + buffer– NaHCO3 jenuh → pH = 7– Borax – as, borat → pH = 6.2– Na2HPO4 – NaH2PO4 → pH = 7

NaOH / Na2CO3 + I2 I- + IO- + IO3-

PEMBAKUAN LARUTAN Na2S2O3• KIO3 → Kemurnian 99.9 %, BM 214,02

– KIO3 sebelumnya dikeringkan pada T 100 C selama 30 menit

– 1 ml thio 1 N ~ 0,03657 gr KIO– 1 grek ~ 6 grek

• KBrO3 → Kemurnian 99.9 %, BM 167,02• K2Cr2O7 • I2

• CU2+

• KMnO4

• CeriSO4

IO3- + 5 I- + 6 H+ 3 I2 + 3 H2O

PK ZAT-2 DENGAN LAR BAKU I2 /S2O3

• Antalgin / Metampiron• Asam Askorbat / Vit C• Isoniazid• Antipyrin• Coffein• Tablet Besi (III) Fumarat• Na Askorbat• Selenium sulfida

BROMOMETRI

• Langsung – KBrO3 (oksidator)– Suasana asam

– Titik Akhir

• Tidak langsung

BrO3- + 6 H+ + 6 e- Br- + 3 H2O

BrO3- + 6 H+ + 5 Br- 3 Br2 + 3 H2O

BrO3- + 6 H+ + 5 Br- 3 Br2 + 3 H2O

Br2 + 2 I- I2 + 2 Br-

I2 + 2 S2O32- 2 I- + S4O6

2-

INDIKATOR

• Irreversibel– Jingga metil– Merah metil– Naftol blue black– Brilliant sonceau SR– Fuchsine

• Reversibel– α-Naftoflavon → hijau – coklat orange– P-etoksikrisoidin → merah – kuning orange– Kuning kuinolin → kuning – tak berwarna

STRUKTUR INDIKATORR1 R2 R3 R4

Kuning metil -H -H -H -N(CH3)2

Jingga metil -SO3Na -H -H -N(CH3)2

Merah metil -H -H -COOH -N(CH3)2

N NR4

R3 R2

R1

PENGAMATAN TITIK AKHIR TITRASI

• Tanpa Indikator• Indikator seperti amilum, Bromatometin

REAKSI - REAKSI

• Subtitusi : Gol fenol, Amin Aromatik• Adisi, Ikatan rangkap seperti : minyak lemak,

antipirin, Barbital• Oksidasi: Isoniazid, Vit C

GOL FENOL

• Gol Fenol

• Resorsinol

OH + 3 Br2OH

Br

Br

Br + 3 HBr

OH + 3 Br2OH

Br

Br

Br + 3 HBr

HO HO

FAKTOR-FAKTOR

• Keasaman

• Waktu Brominasi• Suhu• Jumlah Brom• Sinar Matahari

Br2 + H2O HBr + HBrO3

PK Senyawa dgn Lar Baku Brom

• Klorokresol• Fenol• Fenol cair• Fenileprin HCl• Resorsinol• Timol

SENYAWA P-OH-BENZOAT

• Cara :– Brominasi langsung– Brominasi Tidak langsung• Zat + NaOH + KBrO3 + KBr + HCl + KI• Titrasi dengan thiosulfat

+ 3 Br2OH

Br

Br

Br + 3 HBr

HO

C

O

OH

ISONIAZID

• Zat + HCl + KBr• Titrasi dengan KBRO3, indikator

etoksikrisoidinO

NH

NH2

N

isoniazid

GOL SULFONAMID

SERIMETRI

• Cara penetapan Kadar secara titrasi menggunakan Ce 4+ dari larutan Seri SO4

• Prinsip : Reaksi Reduksi – Oksidasi

• Titrasi ini berlangsung dalam suasana asam Harga E tergantung pada asam dan konsentrasi

PRINSIP

• Reaksi : Reduksi-Oksidasi• Titrasi ini berlangsung dalam suasana asam,

harga E⁰ tergantung pada asam dan konsentrasi:– 1 M HClO4 E⁰ = 1.71 Volt

– 1 M HNO3 E⁰ = 1.61 Volt

– 1 M H2SO4 E⁰ = 1.44 Volt

– 1 M HCl E⁰ = 1.28 Volt

KEUNTUNGAN SERIMETRI• Stabil dalam waktu yang cukup lama (Seri-SO4)• Dapat untuk zat reduktor dalam suasana adanya HCl dalam

konsentrasi yang cukup besar

• Larutan Seri-SO4 0.1 N tidak berwarna pekat sehingga mempermudah pembacaan data di buret

• Reaksinya sederhana

• Seri-SO4 merup oksidator kuat sehingga dapat pengganti KMnO4

• Larutan Sero (Ce3+) tidak berwarna

Ce4+ + e- Ce3+

MnO4- + 10 Cl- + 16 H+ 2 Mn2+ + 5Cl2 + 8 H2O

KERUGIAN

• Suasana basa/netral membentuk Ce(OH)4 koloid shg mengganggu penetapan kadar

• Ada kemungkinan terdapatnya ion yang dapat membentuk kompleks stabil dengan Ce4+ yaitu CeX6

2- shg potensial oksidasi menurun

PEMBAKUAN Ce(SO4)2

• As2O3 + NaOH + as sulfat + 2 tetes osmic acid, kmd titrasi dengan Ce(SO4)2

• Fe murni• Fero Amonium sulfat• Fero etilendiamin sulfat• K4Fe(CN)6

PENENTUAN TAT

–Potensiometri–Autoindikator : Kuning Orange – TB (biru

pucat)– Indikator Redoks

INDIKATOR• Ferroin (Ferro-O-Fenantrolin) E⁰ = 1.06 Volt .

Perubahan warna : Merah orange – biru pucat• Asam-N-fenil antranilat E⁰ = 1.08 Volt. Perubahan

warna: TB/hijau muda – merah violet• 5,6-dimetil feroin E⁰ = 0.97 Volt. Perubahan warna

dalam H2SO4 (merah – kuning hijau), dalam HCl (orange – hijau)

• Difenilamin E⁰ = 0.76 Volt. Perubahan warna : TB – Biru• Difenilbenzidin E⁰ = 0.76 Volt. Perubahan warna : TB -

Biru• α – α’ dipiridilferosulfat E⁰ = 0.97 Volt. Perubahan

warna : Merah – Biru Muda

PK SENYAWA DGN SERIMETRI

• Garam-garam Fero seperti: Besi(II)fumarat, Besi(II)glukonat, Besi(ii)sulfat

• Menadion (Vit K)• Vitamin C• Hidrokuinon• Vitamin E• Seny Polihidroksi seperti : Glukosa, Gliserol,

Sukrosa, Asam Sitrat, Asam Tartrat

GLISEROL

• Direaksikan dengan Ce (SO4)2 berlebih. Kelebihan Ce4+ ditentukan dengan Fe SO4

OH

OH

HO + 8 Ce(SO4)2 + 2 H2O + 4 Ce2(SO4)3O

OH

O

3 Ce4+ + 3 Fe2+ 4 Ce3+ + 2 Fe3+

MENADION• Naftokuinon direduksi dulu dengan Zn/HCl atau asam asetat

membentuk nahtohidrokuinon kemudian dioksidasi oleh larutan Ce(SO4)2, indikator Ferroin

• Lakukan blanko O

O

CH3

OH

OH

CH3Zn / HCl

OH

OH

CH3

Ce4+ + e- Ce3+ +

O

O

CH3