red camarade - alkohol

46
8/14/2019 Red Camarade - Alkohol http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 1/46 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Minuman beralkohol telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan  panjang peradaban manusia. Bangsa mesir kuno percaya bahwa bouza, sejenis bir, merupakan penemuan Dewi Osiris dan merupakan makanan sekaligus minuman. Anggur  juga ditemukan oleh bangsa Mesir kuno dan dipergunakan untuk perayaan atau upacara keagamaan dan sekaligus sebagai obat. Dalam perkembangan selanjutnya, anggur dianggap sebagai minuman kaum ningrat (aristocrat ) dan bir adalah minuman rakyat jelata (masses). Di negeri kita juga banyak dijumpai produk minuman tradisonal yang mengandung alkohol seperti tuak, arak dan lain-lain. Setelah melalui perjalanan sejarah yang amat panjang, barulah pada paruh pertengahan abad 18 pada dokter di Inggris menemukan adanya efek buruk alkohol terhadap kesehatan. Penemuan ini akhirnya melahirkan suatu peraturan mengenai penggunaan minuman beralkohol yang disebut sebagai Gin Act tahun 1751 (Widianarko, 2000). Penyalahgunaan alkohol telah menjadi masalah pada hampir setiap negara diseluruh dunia. Tingkat konsumsi alkohol di setiap negara berbeda-beda tergantung pada kondisi sosio kultural, kekuatan ekonomi, pola religius, serta bentuk kebijakan dan regulasi alkohol di tiap negara. Pada saat ini terdapat kecenderungan penurunan angka prevalensi pecandu alkohol di negara-negara maju namun angka prevalensi pecandu alkohol ini justru meningkat pada negara-negara berkembang. World Health Organization (WHO) memeperkirakan saat ini jumlah pecandu alkohol diseluruh dunia mencapai 64 juta orang, dengan angka ketergantungan yang beragam di setiap negara. Di Amerika misalnya, terdapat lebih dari 15 juta orang yang mengalami ketergantungan alkohol dengan 25% diantaranya adalah pecandu dari kalangan wanita. Kelompok usia tertinggi pengguna alkohol di negara ini adalah 20 - 30 tahun, sementara kelompok usia terendah pengguna alkohol adalah di atas 60 tahun, dan rata-rata mereka mulai mengkonsumsi alkohol semenjak usia 15 tahun. Sementara di Canada tercatat sekitar 1 juta orang mengalami kecanduan alkohol, jumlah pecandu pria dua kali lipat dari wanita dengan kelompok umur  pengguna alkohol tertinggidalah 20 - 25 tahun. Angka mengejutkan didapatkan di Russia di mana terdapat data yang menunjukkan bahwa 40% pria dan 17% wanita di negara ini adalah alkoholik (Encarta Encyclopedia, 2006) 1

Upload: eko-teguh-pribadi

Post on 30-May-2018

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 1/46

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar belakang

Minuman beralkohol telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan

  panjang peradaban manusia. Bangsa mesir kuno percaya bahwa bouza, sejenis bir,

merupakan penemuan Dewi Osiris dan merupakan makanan sekaligus minuman. Anggur 

  juga ditemukan oleh bangsa Mesir kuno dan dipergunakan untuk perayaan atau upacara

keagamaan dan sekaligus sebagai obat. Dalam perkembangan selanjutnya, anggur 

dianggap sebagai minuman kaum ningrat (aristocrat ) dan bir adalah minuman rakyat jelata

(masses). Di negeri kita juga banyak dijumpai produk minuman tradisonal yang

mengandung alkohol seperti tuak, arak dan lain-lain. Setelah melalui perjalanan sejarah

yang amat panjang, barulah pada paruh pertengahan abad 18 pada dokter di Inggris

menemukan adanya efek buruk alkohol terhadap kesehatan. Penemuan ini akhirnya

melahirkan suatu peraturan mengenai penggunaan minuman beralkohol yang disebut

sebagai Gin Act tahun 1751 (Widianarko, 2000).

Penyalahgunaan alkohol telah menjadi masalah pada hampir setiap negara diseluruh

dunia. Tingkat konsumsi alkohol di setiap negara berbeda-beda tergantung pada kondisi

sosio kultural, kekuatan ekonomi, pola religius, serta bentuk kebijakan dan regulasi alkohol

di tiap negara. Pada saat ini terdapat kecenderungan penurunan angka prevalensi pecandu

alkohol di negara-negara maju namun angka prevalensi pecandu alkohol ini justru

meningkat pada negara-negara berkembang. World Health Organization (WHO)

memeperkirakan saat ini jumlah pecandu alkohol diseluruh dunia mencapai 64 juta orang,

dengan angka ketergantungan yang beragam di setiap negara. Di Amerika misalnya,

terdapat lebih dari 15 juta orang yang mengalami ketergantungan alkohol dengan 25%

diantaranya adalah pecandu dari kalangan wanita. Kelompok usia tertinggi pengguna

alkohol di negara ini adalah 20 - 30 tahun, sementara kelompok usia terendah pengguna

alkohol adalah di atas 60 tahun, dan rata-rata mereka mulai mengkonsumsi alkohol

semenjak usia 15 tahun. Sementara di Canada tercatat sekitar 1 juta orang mengalami

kecanduan alkohol, jumlah pecandu pria dua kali lipat dari wanita dengan kelompok umur 

 pengguna alkohol tertinggidalah 20 - 25 tahun. Angka mengejutkan didapatkan di Russia

di mana terdapat data yang menunjukkan bahwa 40% pria dan 17% wanita di negara ini

adalah alkoholik (Encarta Encyclopedia, 2006)

1

Page 2: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 2/46

Tabel I.1. Total Recorded Alcohol per Capita Consumption (Litres of Pure Alcohol)

Country Total Country Total Country Total Country Total

Iran 0.00 Madagascar 1.38 Yugoslavia 4.12 Caledonia 7.83

Kuwait 0.00 Samoa 1.42 Lebanon 4.13 Gabon 7.97

Libyan Arab 0.00 Malawi 1.44 Barbuda 4.24 Belarus 8.12

Saudi Arabia 0.00 Turkey 1.48 Burkina Faso 4.38 Canada 8.26

Somalia 0.00 Uzbekistan 1.52 China 4.45 Thailand 8.47

Bangladesh 0.00 Eritrea 1.54 Belize 4.50 USA 8.51

Mauritania 0.01 Ghana 1.54 Guam 4.50 Argentina 8.55

Pakistan 0.02 Guatemala 1.64 Mexico 4.62 Bosnia 8.62

Algeria 0.03 Central African 1.66 Peru 4.68 Poland 8.68

 Nepal 0.08 Kiribati 1.66 Zimbabwe 5.08 Venezuela 8.78

Comoros 0.08 Mozambique 1.67 Tanzania 5.29 Italy 9.14

Yemen 0.08 Fiji 1.69 Brazil 5.32 Australia 9.19

Indonesia 0.10 Cote d’Ivoire 1.71 Botswana 5.38 Dominica 9.19

Egypt 0.10 Maldives 1.72 Costa Rica 5.45 Bahamas 9.21

 Nigeria 0.11 Kenya 1.74 Kyrgyzstan 5.50 Greece 9.30

Jordan 0.11 Lesotho 1.83 Korea 5.68 Latvia 9.31Sri Lanka 0.18 Mongolia 1.96 Iceland 5.74 Burundi 9.33

Iraq 0.20 Israel 1.99 Norway 5.81 Swaziland 9.51

Chad 0.23 Ecuador 1.99 Suriname 5.82 Netherlands 9.74

Sudan 0.27 Congo 2.01 Guyana 5.84 New Zealand 9.79

Cambodia 0.36 Gambia 2.27 Colombia 5.92 Estonia 9.85

Myanmar 0.36 Honduras 2.28 Chile 6.02 Antilles 9.94

Morocco 0.41 Congo 2.36 Panama 6.04 Nigeria 10.04

Tajikistan 0.41 Namibia 2.39 Sao Tome 6.07 Belgium 10.06

Qatar 0.44 Georgia 2.41 Dominican 6.11 UK 10.39

Senegal 0.48 Albania 2.51 Haiti 6.51 Finland 10.43

Mali 0.49 Nicaragua 2.53 Slovenia 6.55 Saint Lucia 10.45

Brunei 0.49 Bahrain 2.63 Grenadines 6.58 Russia 10.58Bhutan 0.57 Singapore 2.73 Sierra Leone 6.64 Switzerland 11.53

Syrian Arab 0.62 Arab Emirates 2.75 Paraguay 6.66 Hungary 11.92

Micronesia 0.64 Guinea Bissau 2.76 Cyprus 6.67 Denmark 11.93

Tunisia 0.65 Kazakhstan 2.89 Barbados 6.70 Spain 12.25

Turkmenistan 0.77 Angola 2.91 Lao's Republic 6.72 Lithuania 12.32

India 0.82 Zambia 3.02 Malta 6.74 Slovakia 12.41

Solomon 0.86 Liberia 3.12 Rwanda 6.80 Portugal 12.49

Equat Guinea 0.90 Mauritius 3.16 Sweden 6.86 Austria 12.58

Ethiopia 0.91 Trinidad 3.22 Azerbaijan 6.94 Croatia 12.66

Togo 0.95 Jamaica 3.37 Uruguay 6.96 Germany 12.89

Papua 1.01 Bolivia 3.43 Bulgaria 7.13 Bermuda 12.92

Malaysia 1.06 El Salvador 3.45 Japan 7.38 Reunion 13.39

Djibouti 1.08 Seychelles 3.61 Grenada 7.39 France 13.54

Vanuatu 1.11 Cuba 3.65 Saint Kitts 7.62 Moldova 13.88

Benin 1.22 Cameroon 3.66 Romania 7.63 Ireland 14.45

Armenia 1.23 Cape Verde 3.72 Polynesia 7.68 Czech Republic 16.21

Oman 1.32 Philippines 3.75 South Korea 7.71 Luxembourg 17.54

Vietnam 1.35 Ukraine 4.04 South Africa 7.81 Uganda 19.47

 Sumber : WHO Global Status Report on Alcohol 2004 

Pada pertemuan yang digelar oleh World Health Organization - South East Asia

 Regional Office (WHO SEARO) Juni 2002 di Bali dengan dihadiri 174 negara anggota,

didapatkan beberapa fakta menarik terkait masalah penggunaan alkohol di dunia.

2

Page 3: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 3/46

• Penggunaan alkohol untuk konsumsi dilarang di 7 negara di dunia

• Peraturan tentang usia minimum untuk konsumsi alkohol hanya terdapat pada 67

negara

•Monopoli untuk produksi alkohol dilakukan 19 negara

• Model lisensi produksi alkohol dilakukan di 50 negara

• Pelarangan periklanan alkohol di berlakukan hanya pada 37 negara

• Konsumsi alkohol mengalami penurunan di banyak negara maju namun mengalami

 peningkatan drastis di negara-negara berkembang

• Alkohol menjadi penyebab kematian tertinggi setelah rokok dan narkoba

• Sekitar 774.000 kematian terjadi di seluruh dunia tiap tahun akibat penyalahgunaan

alkohol

• Alkohol diproduksi dan diekspor oleh negara maju untuk negara-negara berkembang

• Alkohol mampu menyumbang pendapatan negara sekitar 2 - 4% di negara-negara

maju, dan mencapai 24% untuk negara-negara berkembang

• Peranan  Public Health Technology dalam menurunkan prevalensi pengguna alkohol

lebih dominan di negara-negara maju daripada di negara-negara berkembang

• Kebijakan dan regulasi alkohol mendapatkan tantangan serius dari reformasi pasar 

 bebas

• Monitoring dan pengawasan terhadap penggunaan alkohol masih sangat kritis dan

 perlu untuk ditingkatkan

• Rekomendasi bagi semua negara anggota WHO untuk mengadopsi suatu program

nasional penganganan masalah penyalahgunaan alkohol yang komprehensif (education,

treatment, and regulation) dengan disesuaikan dengan budaya yang ada pada tiap-tiap

negara

Di Indonesia sendiri penyalahgunaan alkohol juga menjadi masalah kesehatan yang

cukup serius. Sering munculnya pemberitaan tentang tata niaga miras (minuman keras)

setidaknya merupakan indikasi bahwa minuman beralkohol banyak dikonsumsi oleh

masyarakat di negara dengan mayoritas penduduk muslim ini. Sudah sering terungkap

 bahwa miras hanya akan memberikan efek negatif (mabuk) bagi peminumnya bahkan pada

 beberapa kasus justru berakibat pada kematian, namun setiap tahun jumlah pecandu miras

 justru semakin meningkat. Bagi banyak kalangan mabuk dianggap sebagai sarana untuk 

3

Page 4: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 4/46

unjuk kegagahan atau kejantanan. Harus disadari bahwa tidak ada manfaat positif dari

kebiasaan minum-minuman beralkohol.

Menurut laporan WHO, di Indonesia tahun 1986 tercatat 2,6% pria pengkonsumsi

alkohol yang berusia rata-rata 20 tahun ke atas, sementara untuk wanita tercatat sekitar 

0,8%. Pada tahun 1998 di Indonesia tercatat lebih dari 350.000 orang meninggal karena

  penyakit khronis akibat konsumsi alkohol. 58% angka kriminalitas terjadi antara tahun

1999 - 2000 ditenggarai akibat pengaruh minuman keras. Di Bali sepanjang tahun 2001

tercatat 39 kasus kematian pada remaja karena Hepatitis B yang terkait erat dengan

dampak pengkonsumsian alkohol (alcoholic cirrhosis, alcoholic cancer, chronic pancreas

inflamation, and heart diseases). Pada tahun 2000 diinformasikan di Indonesia terdapat

lebih dari 13.000 pasien penderita penyakit terkait penyalahgunaan alkohol dan obat-

obatan terlarang, sementara di tahun 2001 terdapat 50% dari total 65 kasus keracunan

alkohol meninggal di Manado dan Minahasa (WHO SEARO, 2002).

Di Indonesia pada tahun 1995 berdiri 588 alcoholic beverage factories, 2 perusahaan

importir, dan 82 perusahaan distributor induk produk minuman keras. Selain itu juga

terdapat dua perusahaan besar produsen minuman beralkohol yang mendapatkan lisensi

dari dua perusahaan bir raksasa internasional. BIR BINTANG (Tanggerang dan Mojosari)

yang menjadi kepanjangan dari  International HEINEKEN Beer Company, serta ANKER 

BIR (Jakarta dan Bekasi) di bawah naungan International ANCHOR Beer Company.

Sementara sepanjang tahun 2008 tercatat lebih dari 40 kematian akibat keracunan

alkohol (intoxicaty), ini merupakan dampak langsung dari penyalahgunaan alkohol. Di

Surabaya 9 orang tewas di tiga lokasi berbeda setelah mengkonsumsi miras, 11 orang

meninggal di Indramayu Jawa Barat, 14 orang meninggal di Merauke karena

mengkonsumsi minuman keras jenis sopi yang dicampur infus dan  minyak babi,

sementara belasan korban tewas akibat miras lainnya tersebar di beberapa daerah seperti

Pasuruan Jawa Timur, Deli Serdang, dan Jaya Pura.

Minuman keras (miras) beracun masih beredar luas di masyarakat. Miras penebar maut yang dikenal dengan Vodka Blending itu kembali merenggut 11 nyawa warga

 Indramayu. Pada saat malam lebaran (Hari Raya Idul Fitri 1429 H) ratusan nelayandi Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur Indramayu mengadakan pesta

mnuman keras. Hal semacam itu memang kerap dilakukan warga setelah pulang berlayar. Acara malam itu semakin ramai dengan bergabungnya para pemudik didesa tersebut. Pesta miras itu mulai memakan korban pada Jumat pagi (3/10). Satudemi satu nyawa peserta pesta miras terenggut. Hingga tadi malam, korban mencapai

11 orang. Selain itu, lebih dari 200 orang lainnya dengan puluhan di antaranyadinyatakan kritis dan dirawat di RS Permata Medical Center (PMC) Indramayu, RSU 

4

Page 5: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 5/46

 Pantura MA Sentot, serta RS Bhayangkara, di mana dua di antara korbannya adalah perempuan (suarakarya online, oktober2008).

Sembilan nyawa melayang dalam kurun dua hari, diduga kuat penyebabnya sama  yakni minuman keras merek Raja Jemblung. Setelah diusut ternyata minuman

beralkohol itu didapatkan dari Toko Rejo di kawasan Wonokromo. Pesta miras diManyar Sabrangan dan Pasar Manyar juga demikian. Berdasarkan hasil 

 penyelidikan Polsek Mulyorejo, para peserta pesta mendapat miras dari seseorang bernama Pratik Utomo 44, warga Jalan Menur. Pria ini sudah diperiksa tim Reskrim

  Polsek. Dalam penyidikan, dia mengaku mendapatkan miras dari Toko Rejo.Sedangkan pesta di Pasar Manyar, polisi mendapatkan pengakuan jika miras dibelidari Pratik. Artinya, asal usul miras tersebut sama dengan pesta miras di Manyar Sabrangan. Hasil laboratorium forensik terhadap korban  tewas  minum-minumankeras (miras) Raja Jemblung, menunjukkan jika di tubuh para korbannya terdapat kandungan alkohol sebesar 42 persen. Sementara di tubuh mereka ditemukankandungan alkohol yang masuk zona tiga. Zona tiga ini merupakan zona di atasambang batas normal (indopos online, Mei 2008).

 Apa jadinya jika minuman keras jenis sopi dicampur infus dan minyak babi kemudianditenggak beramai-ramai. Kematian. itulah yang terjadi pada 14 orang di Merauke

 yang berpesta minuman keras Senin 28 Juli 2008 malam. Dari ke empat belas korban,hanya satu warga lokal Merauke bernama Rafael, sedangkan sisanya adalah wargaThailand. Nasib nahas itu terjadi setelah para warga Thailand yang bekerja sebagaianak buah kapal KM Cisadane 08 dan KM Mega Jaya itu berpesta minuman keras

 sejak beberapa hari terakhir. Dikabarkan sedikitnya 24 orang ABK larut dalam pestaminuman keras di atas kapal itu. Mereka satu persatu tumbang sejak dilarikan ke

rumah sakit. Sampai tadi malam korban baru berjumlah tujuh orang, lima sudahditemukan tewas di lokasi kejadian. Sementara itu, menurut petugas RS Merauke saat 

ini korban berjumlah 14 orang (okezone, Juli 2008).

Tiga kutipan berita media masa yang diterbitkan sepanjang tahun 2008 di atas,

kiranya cukup untuk menunjukkan bahaya langsung pengkonsumsian alkohol (intoxicaty),

yang berdampak pada kematian. Belum lagi dampak menahunnya yang berujung pada

  penyakit khronis, atau juga dampak tidak langsung seperti maraknya kriminalitas,

 perkelahian, tindakan asusila, serta kecelakaan lalu lintas yang banyak memakan korban

 baik dari pengguna maupun anggota masyarakat lainnya, karena pengaruh dari alkohol

(mabuk).

I.2. Kajian Masalah

Permasalahan penyalahgunaan alkohol di Indonesia tidak bisa dianggap remeh,

 banyak sekali faktor yang terkait di dalamnya sehingga strategi dan upaya penanganannya

  pun harus dilakukan secara komprehensif. Banyak pihak beranggapan masalah

  penyalahgunaan alkohol semata-mata terkait dengan perilaku individu, sehingga

5

Page 6: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 6/46

  penanganannya hanya difokuskan pada upaya perubahan perilaku. Sangatlah tidak 

 bijaksana bila masalah ini hanya dipandang sebagai masalah perilaku individu, karena pada

kenyataannya hal ini merupakan masalah sosial yang multi dimensi.

Berikut ini merupakan bagan alur faktor determinan dari penyalahgunaan alkohol

 beserta dampak dari alkohol itu sendiri terhadap penggunanya.

 Bagan I.1. Determinant Factors of Alcohol Abuse

Keterangan :

1. Problem (Alkoholic)

Tingkat ketergantungan dan bagaimana dampak dari alkohol terhadap pengguna

tergantung pada kondisi fisiologis pengguna termasuk juga fungsi kekebalan tubuhnya,

kondisi psikologis dan kejiwaan pengguna, personalitas, serta pola konsumsi alkohol

6

ALKOHOLIC

Kondisi FisiologisKondisi PhsikologisPengetahuanPersonalitasPola Konsumsi

ECONOMIC

Kekuatan EkonomiMasyarakat

Mekanisme Harga Pasar Pendapatan Negara

ENVIRONMENT

UU dan RegulasiKetersediaan Produk Media Periklanan

Promosi Kesehatan

CULTURAL

Tradisi dan AdatSistem Kepercayaan dan

AgamaMythology

SOCIAL

PrestigePergaulan dan Lifestyle

 Norma dan Sistem Nilai

NEUROLOGICAL

DISORDERS

KecanduanImsoniaGangguan KepribadianMasalah KepribadianDepressiondll

PHYSICAL

DISEASES

IntoxicatyKerusakan HatiKanker Darah TinggiStrokeGangguan Fungsi

PencernaanGangguan Fungsi Ginjaldll

OTHER RELATED

EFFECT

KecelakaanKriminalitas

Kemiskinandll

 d   e t    er  m

 i    n a n t    s 

    e      f      f    e    c     t    s

    e      f      f    e    c     t    s

 d   e t    er  m i    n a n t    s 

Page 7: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 7/46

dari si pengguna (frekwensi, volume intake, moment, dan lainnya). Selain itu faktor 

  pengetahuan juga merupakan suatu faktor internal yang ikut mempengaruhi pola

konsumsi alkohol dari si pengguna.

2. Determinant (Social, Economic, Cultural, and Environment)

Terdapat 4 kelompok determinan dari penyalahgunaan alkohol ( social, economic,

cultural, and environment ) yang mana peranannya sangat kompleks dan saling terkait

satu sama lainnya.

• Social

Penggunaan alkohol sering kali diasari oleh motif-motif sosial seperti meningkatkan

 prestige, ataupun adanya pengaruh pergaulan dan perubahan gaya hidup. Selain itu

faktor sosial lain seperti sistem norma dan nilai (keluarga dan masyarakat) juga

menjadi kunci dalam permasalahan penyalahgunaan alkohol.

• Economic

Masalah penyalahgunaan alkohol bisa ditinjau dari sudut ekonomi. Tentu saja

meningkatnya jumlah pengguna alkohol di Indonesia juga dapat diasosiasikan

dengan faktor keterjangkauan harga minuman beralkohol (import atau lokal) dengan

daya beli atau kekuatan ekonomi masyarakat. Dan secara makro, industri minuman

  beralkohol baik itu ditingkat produksi, distribusi, dan periklanan ternyata mampu

menyumbang porsi yang cukup besar bagi pendapatan negara (tax,revenue, dan

excise).

• Cultural

Melalui sudut pandang budaya dan kepercayaan masalah alkohol juga menjadi

sangat kompleks. Di Indonesia banyak dijumpai produk lokal minuman beralkohol

yang merupakan warisan tradisional (arak, tuak, badeg, dll) dan banyak dikonsumsi

oleh masyarakat dengan alasan tradisi. Sementara bila tradisi budaya tersebut

dikaitkan dengan sisi agama dimana mayoritas masyarakat Indonesia adalah kaum

muslim yang notabene melarang konsumsi alkohol, hal ini tentu saja menjadi sangat

 bertolak belakang.

• Environment

Peranan negara dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari penyalahgunaan

alkohol menjadi sangat vital. Bentuk peraturan dan regulasi tentang minuman

 beralkohol, serta pelaksanaan yang tegas menjadi kunci utama penganan masalah

7

Page 8: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 8/46

alkohol ini. Selain itu yang tidak kalah penting adalah peranan provider kesehatan

dalam mempromosikan kesehatan terkait masalah alkohol baik itu sosialisasi di

tingkat masyarakat maupun advokasi pada tingkatan decision maker .

3. Effect (Phisycal, Neurological, and Other Related Effect)

Dampak negatif dari alkohol bagi penggunanya dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu

dampak fisik (intoxicaty, kerusakan hati, kanker, darah tinggi, srroke), dampak 

neurology dan psychologi (kecandiuan, imsonia, gangguan kepribadian) juga dampak 

negatif lain secara sosial (kriminalitas, kemiskinan).

I.3. Rumusan Masalah

Dalam penulisan  paper  ini hanya akan difokuskan secara mendalam pada uraian

kritis mengenai faktor determinan utama permasalahan penyalahgunaan alkohol di

Indonesia. Sementara untuk pola perilaku alkoholic serta dampak dari penyalahgunaan

alkohol baik dalam konteks kesehatan individu maupun konsekwensi sosialnya akan

disinggung secara terbatas.

Permasalahan penyalahgunaan alkohol di Indonesia dapat dirumuskan melalui

 bebarapa pertanyaan penting yang terkait dengan faktor determinan utamanya ( social,

economic, cultural, and environment ).

1. Social

• Bagaimana peranan faktor pergaulan dan perubahan gaya hidup dalam membentuk 

 perilaku penyalahgunaan alkohol...?

• Bagaimana peranan serta fungsi sistem nilai dan norma (keluarga dan masyarakat)

dalam kaitannya dengan masalah penyalahgunaan alkohol...?

2. Economic

• Bagaimana penanganan masalah penyalahgunaan alkohol bila dikaitkan dengan

 peranan industri alkohol (produksi, distribusi, dan advertising) dalam pembangunan

ekonomi secara makro, terkait dengan sumbangan industri alkohol terhadap devisa

negara setiap tahunnya dan realitas bahwa jutaan rakyat Indonesia mengantungkan

hidupnya pada industri alkohol...?

• Bagaimana korelasi antara mekanisme harga pasar produk-produk minuman

 beralkohol dengan daya beli masyarakat...?

3. Cultural

8

Page 9: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 9/46

• Bagaimana peranan agama dalam memberikan pedoman normatif terhadap

 permasalahan penyalahgunaan alkohol...?

• Bagaimana peranan adat dan tradisi lokal masyarakat dalam kaitannya dengan

 penyalahgunaan alkohol...?4. Environment

• Bagaimana peranan pemerintah dalam menyikapi permasalahan alkohol melalui

 pemberlakuan peraturan dan regulasi...?

• Bagaimana keberpihakan peraturan dan regulasi pemerintah mengenai alkohol

terkait dengan dimensi kesehatan dan dimensi ekonomi...?

• Bagaimana peranan perangkat penegak hukum dan perangkat kelembagaan formal

dalam menyikapi permasalahan alkohol...?

• Bagaimanan peranan media baik media komersial maupun media promosi kesehatan

dalam kaitannya dengan permasalahan penyalahgunaan alkohol...?

9

Page 10: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 10/46

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Definisi Akohol

Alkohol adalah zat psikoatif yang bersifat adiktif. Zat psikoatif adalah golongan zat

yang bekerja secara selektif, terutama pada otak, yang dapat menimbulkan perubahan pada

 perilaku, emosi, kognitif, persepsi, dan kesadaran seseorang. Sedangkan adiksi atau adiktif 

adalah suatu keadaan kecanduan atau ketergantungan terhadap jenis zat tertentu. Seseorang

yang menggunakan alkohol mempunyai rentang respon yang berfluktuasi dari kondisi yang

ringan sampai yang berat.

Alkohol juga merupakan zat penekan susuan syaraf pusat meskipun dalam jumlah

kecil mungkin mempunyai efek stimulasi ringan. Bahan psikoaktif yang terdapat dalam

alkohol adalah etil alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi madu, gula sari buah atau

umbi umbian. Nama yang populer alkohol di Indonesia untuk konsumsi adalah miras,

kamput, topi miring, raja jemblung, cap tikus, balo, dan lain sebagainya. Minuman

 beralkohol mempunyai kadar yang berbeda-beda, misalnya bir dan soda alkohol (1% -

10% alkohol), martini dan anggur (10% - 20% alkohol), dan minuman keras import yang

 biasa disebut sebagai whisky dan brandy (20% - 50% alkohol).

Ethanol atau yang lebih dikenal luas sebagai alkohol merupakan salah satu contoh

dari senyawa non esensial yang dikonsumsi oleh manusia. Makanan yang kita konsumsi

 bukanlah sekedar kombinasi zat hidrat arang, lemak, protein, vitamin dan mineral saja,

tetapi ada ribuan senyawa lain yang terkandung dalam makanan dan masuk ke tubuh kita

mekipun kadarnya sangat rendah. Senyawa inilah yang dikenal sebagai senyawa non

esensial. Pada kasus alkohol, meskipun tubuh dapat mempergunakan sekitar 7 kalori per 

dari setiap gram alkohol yang dikonsumsi, tetapi sebenarnya kalori dapat diperoleh dari

  banyak bahan lain yang lebih berguna. Pada kenyataannya tidak ada satupun proses

 biokimiawi tubuh manusia yang membutuhkan alcohol (Sundeen, 1997).

10

Page 11: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 11/46

3 Golongan Minuman Keras :

• Golongan A berkadar alkohol 0,1% - 05%

• Golongan B berkadar alkohol 0,5% - 20%

• Golongan C berkadar alkohol 20% - 50%

II.2. Pengguna Alkohol

Meskipun belum ada standar yang diterima secara umum tentang tingkat keamanan

untuk konsumsi minuman beralkohol, namun secara sederhana peminum alkohol dapat

digolongkan ke dalam 3 kelompok, yang meliputi peminum ringan, peminum sedang, dan

 peminum berat.

•Peminum Ringan (Light Drinker)

Yaitu mereka yang mengkonsumsi antara 0,28 - 5,9 gram atau ekuivalen dengan minum

1 botol bir atau kurang

• Peminum Menengah (Moderate Drinker)

Kelompok ini mengkonsumsi antara 6,2 - 27,7 gram alkohol atau setara dengan 1 - 4

 botol bir per hari

• Peminum Berat (Heavy Drinker)

Yang mengkonsumsi lebih dari 28 gram alkohol per hari atau lebih dari 4 botol bir 

setiap harinya

Indikator terbaik untuk efek minuman beralkohol adalah ukuran tingkat kandungan

alkohol dalam darah. Indikator ini sering dipergunakan oleh para polisi lalu-lintas di

  beberapa negara untuk menindak pelanggaran di jalan raya. Konsentrasi alkohol dalam

darah dicapai dalam 30 - 90 menit setelah diminum. Ketika kandungan alkohol darah

mencapai 5% (5 bagian alkohol per 100 bagian cairan darah) maka si peminum akan

mengalami sensasi positif, seperti persaan relaks dan kegembiraan (euphoria). Dan padakandungan di atas 5% maka si peminum akan merasa tidak enak dan secara bertahap akan

kehilangan kendali bicara, keseimbangan dan emosi.. Jika kandungan alkohol dalam darah

dinaikkan lagi sampai 0,1% maka si peminum akan mabuk total. Kemudian pada tingkat

0,2% beberapa orang sudah pingsan. Jika mencapi 0,3% sebagian orang akan mengalami

koma, dan jika mencapai 0,4% si peminum kemungkinan besar tewas.

11

Page 12: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 12/46

Gangguan penyalahgunaan alkohol dapat diklasifikasikan menjadi 5 kategori utama

menurut rentang respon serta motif individu terhadap pemakaian alkohol itu sendiri

(Sundeen, 1997).

1. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat eksperimental.

Kondisi penggunaan alkohol pada tahap awal yang disebabkan rasa ingin tahu dari

seseorang (remaja). Sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya, remaja selalu ingin

mencari pengalaman baru atau sering juga dikatakan taraf coba-coba, termasuk juga

mencoba menggunakan alkohol.

2. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat rekreasional.

Penggunaan alkohol pada waktu berkumpul bersama-sama teman sebaya, misalnya

  pada waktu pertemuan malam minggu, ulang tahun atau acara pesta lainnya.

Penggunaan ini mempunyai tujuan untuk rekreasi bersama teman sebaya.

3. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat situasional.

Seseorang mengkonsumsi alkohol dengan tujuan tertentu secara individual, hal itu

sebagai pemenuhan kebutuhan seseorang yang harus dipenuhi. Seringkali penggunaan

ini merupakan cara untuk melarikan diri dari masalah, konflik, stress dan frustasi.

4. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat penyalahgunaan.

Penggunaan alkohol yang sudah bersifat patologis, sudah mulai digunakan secara rutin,

 paling tidak sudah berlangsung selama 1 bulan. Sudah terjadi penyimpangan perilaku,

mengganggu fungsi dalam peran di lingkungan sosial, seperti di lingkungan pendidikan

atau pekerjaan.

5. Gangguan penggunaan alkohol yang bersifat ketergantungan.

Penggunaan alkohol yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan

 psikologis. Ketergantungan fisik ditandai dengan adanya toleransi dan sindroma putus

zat (alkohol). Suatu kondisi dimana indidvidu yang biasa menggunakan zat adiktif 

(alkohol) secara rutin pada dosis tertentu akan menurunkan jumlah zat yang digunakan

atau berhenti memakai, sehingga akan menimbulkan gejala sesuai dengan macam zat

yang digunakan.

Dari rentang respon individu terhadap penyalahgunaan alkohol seperti tersebut

diatas, dampak yang diakibatkan oleh indidvu yang sudah berada pada fase

 penyalahgunaan dan ketergantungan adalah paling berat. Individu yang sudah berada pada

fase penyalahgunaan dan ketergantungan akan dapat berperilaku anti sosial. Perilaku

agresif, emosional, acuh, dan apatis terhadap permasalahan dan kondisi sosisalnya adalah

12

Page 13: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 13/46

sifat-sifat yang sering muncul pada orang dengan penyalahgunaan dan ketergantungan

terhadap alkohol. Sedangkan pada fase eksperimental, rekreasional dan situasional,

dampak yang muncul biasanya diakibatkan oleh perilaku kelompok remaja pemakai

alkohol pada tahap ini. Kebut-kebutan di jalan, pesta pora, aktivitas seksual, perkelahian,

dan tawuran adalah perilaku yang sering ditunjukkan oleh kelompok remaja pemakai

alkohol pada tahap awal ini.

Masa di mana seseorang pertama kali mencoba mengkonsumsi alkohol adalah masa

remaja. Masa ini sangatlah kirtis di mana pada periode yang inilah merupakan pintu masuk 

 pertama penyalahgunaan alkohol. Beberapa faktor penyebab penyalahggunaan alkohol

 pada remaja dapat diidentifikasikan berikut ini (Mason, 2002).

• Motif Ingin Tahu

Pemberian informasi yang tidak tepat bisa mempengaruhi perkembangan remaja. Pada

masa remaja seseorang akan mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar, termasuk 

keingintahuan terhadap alkohol.

• Adanya Kesempatan

Remaja mengenal alkohol bisa dikarenakan faktor kurangnya perhatian orang tua dan

kurangnya rasa kasih sayang keluarga. Kontrol yang lemah dari orang tua akan

menjadikan remaja cenderung mencari suatu pengalihan yang mampu menyenangkan

dirinya, termasuk juga pada penggunaan alkohol.

• Sarana dan Prasarana

Remaja bisa mengkonsumsi alkohol karena orang tua memberikan fasilitas dan uang

yang berlebihan, ini merupakan sebuah pemicu penyalahgunaan uang tersebut. Selain

itu juga peredaran alkohol yang merajalela di perkotaan sampai ke pelosok desa akan

mempermudah remaja untuk mendapatkan alkohol.

• Kepribadian

Kepribadian yang labil dan pengaruh teman pergaulan di masyarakat ataupun di

lingkungan sekolah bisa menjadikan remaja terjerat dalam lingkaran penyalahgunaan

alkohol.

• Emosi dan Mental Lemah

Lemahnya mental seseorang akan lebih mudah dipengaruhi untuk melakukan perbuatan

negatif yang akhirnya menjurus ke arah penggunaan alkohol.

13

Page 14: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 14/46

Page 15: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 15/46

• Pengaruh addictive, imsonia, depresi, gangguan kejiwaaan, serta dapat merusak 

 jaringan otak secara permanen sehingga menimbulkan gangguan daya ingatan,

kemampuan penilaian, kemampuan belajar, dan gangguan neurosis lainnya.

3. Dampak Sosial• Gangguan sosial yang berpengaruh bagi orang lain, di mana perasaan pengguna

alkohol sangat labil, mudah tersinggung, perhatian terhadap lingkungan menjadi

terganggu. Kondisi ini menekan pusat pengendalian diri sehingga pengguna menjadi

agresif, bila tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan yang melanggar norma

 bahkan memicu tindakan kriminal serta meningkatkan resiko kecelakaan.

Sedangkan pengaruh penggunaan alkohol menurun kisaran waktu (periode)

 pemakaiannya dibedakan menjadi 2 kategori (Woteki, 1992).

• Pengaruh jangka pendek 

Walaupun pengaruhnya terhadap individu berbeda-beda, namun terdapat hubungan

antara konsentrasi alkohol di dalam darah  Blood Alkohol Concentration (BAC) dan

efeknya. Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan

meningkatnya konsentrasi alkohol di dalam darah. Resiko intoksikasi (mabuk)

merupakan gejala pemakaian alkohol yang paling umum. Penurunan kesadaran seperti

koma dapat terjadi pada keracunan alkohol yang berat demikian juga nafas terhenti

hingga kematian. Selain itu efek jangka pendek alkohol dapat menyebabkan hilangnya

  produktifitas kerja. Alkohol juga dapat menyebabkan perilaku kriminal. Ditenggarai

70% dari narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan dan

lebih dari 40% kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh alkohol

• Pengaruh Jangka Panjang

Mengkonsumsi alkohol yang berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan

 penyakit khronis seperti kerusakan jantung, tekanan darah tinggi, stroke, kerusakan hati,

kanker saluran pencernaan, gangguan pencernaan lain (misalnya tukak lambung),

impotensi dan berkurangnya kesuburan, meningkatnya resiko terkena kanker payudara,

kesulitan tidur, kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan,

sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi.

Pengaruh alkohol bervariasi tergantung pada beberapa faktor :

• Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi

15

Page 16: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 16/46

• Usia, berat badan, dan jenis kelamin

• Makanan yang ada di dalam lambung

• Pengalaman seseorang dalam minum alkohol

• Situasi dimana orang minum alkohol

Penggunaan alkohol yang terus menerus dapat mengalami toleransi dan

ketergantungan. Toleransi adalah peningkatan penggunaan alkohol dari jumlah yang kecil

menjadi lebih besar untuk mendapatkan pengaruh yang sama. Sedangkan ketergantungan

adalah keadaan dimana alkohol menjadi bagian yang penting dalam kehidupannya, banyak 

waktu yang terbuang karena memikirkan (cara mendapatkan, mengkonsumsi dan

 bagaimana cara berhenti). Pengguna alkohol akan mengalami kesulitan bagaimana cara

menghentikan atau mengendalikan jumlah alkohol yang dikonsumsi.

Seseorang yang mengalami ketergantungan alkohol akan mengalami gejala putus

alkohol apabila menghentikan atau mengurangi penggunaannya. Gejala biasanya terjadi

mulai 6 - 24 jam setelah konsumsi alkohol yang terakhir. Gejala ini dapat berlangsung

selama 5 hari, diantaranya adalah gemetar, mual, cemas, depresi, berkeringat yang banyak,

sakit kepala, dan sulit tidur (berlangsung beberapa minggu). Gejala putus alkohol sangat

 berbahaya. Orang yang masuk dalam kategori peminum alkohol berat dianjurkan untuk  berkonsultasi ke dokter sebelum memutuskan untuk berhenti minum, ini bertujuan untuk 

mendapatkan terapi medis guna mencegah komplikasi (Woteki, 1992).

II.4. Pemanfaatan Alkohol

Rekaman sejarah penggunaan alkohol sebagai behan bakar kendaraan dimulai dari

Samuel Morey pada tahun 1826 mengembangkan mesin dengan bahan bakar alkohol dan

terpentin. Nicholas Otto pada tahun 1860, mempergunakan alkohol sebagai salah satu

 bahan bakar mesin. Otto dikenal baik dengan pengembangan mesin pembakaran internal

(Otto Cycles) di tahun 1876. Pada tahun 1908 Henry Ford memproduksi model T dimana

mobil dapat mempergunakan bahan bakar alkohol atau bensin, atau kombinasi dari

keduanya.

Alkohol merupakan bahan bakar yang bersih, hasil pembakaran menghasilkan CO2

dan H2O. Penambahan bahan yang mengandung oksigen pada sistem bahan bakar akan

mengurangi emisi gas CO yang sangat beracun dari sisa pembakaran. Penggunaan alkohol

16

Page 17: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 17/46

murni dibanding dengan bensin secara umum akan mengurangi kadar CO 2 hingga 13%

karena merupakan hasil dari pertanian. Seperti diketahui produk pertanian memerlukan gas

CO2 untuk metabolismenya. Penggunaan alkohol bukan tanpa masalah pada lingkungan

hidup, dimana VOC atau komponen bahan organik mudah menguap meningkat, kebutuhan

lahan pertanian dikhawatirkan akan mengurangi jumlah hutan dan tentunya akan bersaing

dengan kebutuhan makanan.

Penggunaan dan produksi etanol di Amerika Serikat (AS) terus meningkat

sehubungan dengan meningkatnya harga minyak bumi. Baru 0,4% dari stasiun pompa

 bensin di AS yang menjual E85 yaitu 85% etanol dan 15% bensin dan hanya ada di daerah

Midwest dan California. Sejak Juni 2006 investasi besar-besaran dilakukan untuk 

memproduksi 8,4 juta m3 etanol per tahun.

Penggunaan etanol di Brasil dimulai sejak tahun 1980 dengan bahan baku sari tebu

atau sisanya sebagai gula tetes. Sejak tahun 2004 menjadi produsen dan konsumer terbesar 

alkohol untuk bahan bakar. Brasil memproduksi sekitar 14,8 juta m3 per tahun, dengan

harga jual Rp.2.700 per liter. Penggunaan alkohol untuk bahan bakar merupakan kebijakan

 pemerintah, bensin harus mengandung 20% - 25% alkohol. Mobil baru di Brasil dapat

dijalankan dengan bahan bakar campuran bensin alkohol, atau alkohol murni. Kebijakan

ini telah mengurangi ketergantungan negara pada minyak bumi, memperbaiki kualitas

udara dan memberikan hasil samping energi listrik.

Program bahan bakar alkohol di Kolumbia dimulai sejak tahun 2002 ketika

  pemerintah menetapkan peraturan peningkatan kadar oksigen dalam bahan bakar. Pada

awalnya kebijakan ini untuk mengurangi emisi gas CO kendaraan. Regulasi selanjutnya

adalah pengurangan pajak etanol sehingga lebih murah dari bensin, Di Kolumbia harga

 bensin dan alkohol dikontrol oleh pemerintah. Melengkapi program etanol juga dilakukan

 program biodiesel untuk menambah kandungan oksigen bahan bakar diesel dan produksi

 biodiesel dari minyak tumbuhan. Pemerintah perlahan merubah suplai bahan bakar dengan

campuran 10% alkohol. Produksi alkohol di Kolumbia berasal dari ubi kayu dan tebu, ini

dimulai tahun 2005 dengan 300 m3 per hari, pada tahun 2006 meningkat menjadi 1050 m3

  per hari. Dengan total investasi 100 juta USD pada tahun 2007 diharapkan dapat

menghasilkan 2500 m3 per hari untuk keperluan 10% etanol dalam bensin.

Belajar dari keberhasilan Brasil, China juga mempunyai program alkohol untuk 

 bahan bakar. Selain untuk memenuhi kebutuhan tersebut akan membantu petani menjaga

harga gandum agar dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi polusi udara. Etanol

17

Page 18: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 18/46

Page 19: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 19/46

 pendekatan etik bersifat lebih obyektif, dapat diukur dengan berbagai ukuran dan indikator 

tertentu (Sumarni, 2002).

Asumsi dari pendekatan emik adalah bahwa subyek lebih tahu tentang apa-apa yang

terjadi pada dirinya daripada orang lain. Dan pengetahuan tentang proses mental ini

diperlukan untuk memahami mengapa seseorang melakukan suatu tindakan atau mengapa

dia menolak melakukan tindakan tersebut. Pendekatan etik dilakukan bila hasil

 pengamatan itu cocok dengan penghayatan si subyek dan yang lebih penting lagi jika hasil

 pengamatan terhadap indikator antara beberapa peneliti ternyata sama, walaupun studi

dilaksanakan secara terpisah. Dengan demikian pendekatan etik memberikan gambaran

umum dan ramalan tentang perilaku masyarakat dalam situasi tertentu.

II.6. Nilai dan Norma Masyarakat

Masyarakat mempunyai kepercayaan yaitu, sikap untuk menerima suatu pernyataan

atau pendirian, tanpa menunjukkan sikap pro atau anti. Artinya, jika orang percaya bahwa

merokok dan minum-minuman keras tidak baik untuk kesehatan, maka dianggapnya hal itu

adalah benar, terlepas dari apakah dia suka atau tidak suka merokok atau minum-minuman

keras. Seringkali suatu kepercayaan tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dimana

anggota-angotanya mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama. Tidak jarang pula

kepercayaan kelompok ini ( group belief ) ditumbuhkan oleh pihak yang berwenang atau

 pemimpin dan tokoh masyarakat yang kemudian disebarluaskan ke anggota masyarakat

lainnya.

Seperti yang terjadi dengan penyalahgunaan minuman keras, para tokoh agama dan

tokoh masyarakat telah berulangkali memberikan nasehat bahwa minum-minuman keras

itu dilarang agama dan akan berdampak buruk pada kesehatan. Namun yang terjadi,

walaupun sudah ada kepercayaan dan pandangan yang sama mengenai dampak buruk 

minum-minuman keras, tetaplah masih ada yang melakukannya juga. Kepercayaan tentang

apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap tidak baik salah disebut nilai. Nilai sosial

mencerminkan budaya suatu masyarakat dan berlaku bagi sebagian besar anggota

masyarakat penganut kebudayaan tersebut. Jika individu menerima suatu nilai tertentu, dia

dapat menjadikannya sebagai tujuan hidupnya. Guna mengatur perilaku individu dalam

kelompok agar sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dibuatlah norma-norma tertentu,

 berupa peraturan yang disetujui oleh anggota masyarakat, yang menguraikan secara rinci

tentang perilaku yang harus atau justru tidak boleh dilakukan dalam suatu keadaan atau

19

Page 20: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 20/46

kedudukan tertentu. Norma sosial kadang juga mencakup jenis sangsi atau imbalan yang

akan diberikan kepada mereka yang melanggar atau mematuhi peraturan tersebut. Jadi

norma sosial ini digunakan sebagai mekanisme kontrol terhadap perilaku individu dalam

masyarakat (Sarwono,1993).

 Norma sosial mengenai kebiasaan minum-minuman keras adalah menyatakan bahwa

hal tersebut tetaplah tidak bisa dibenarkan dari sudut ajaran agama maupun dampak 

 buruknya bagi kesehatan. Namun karena norma lama yang diturunkan dari jaman nenek 

moyangnya, maka jenis sangsi dan konsekwensi sosial bagi indvidu yang melakukannya

 juga masih sangat longgar. Stigma masyarakat mengenai kebiasaan seseorang minum-

minuman keras adalah bentuk sangsi yang paling sering terlihat.

II.7. Konsep Umum Perilaku

Perilaku manusia adalah keseluruhan keadaan (subyek) manusia dalam berfikir,

 bersikap, dan bertindak untuk memberikan respon terhadap situasi atau keadaan tetrtentu di

luar subyek tersebut. Respon ini dapat bersifat pasif tanpa adanya tindakan nyata, ataupun

respon aktif yang disertai dengan tindakan nyata (Notoatmodjo, 1997). Secara operasional

dimensi perilaku ini dikelompokkan menjadi 3 bagian.

• Pengetahuan

Pengetahuan merupakan segala bentuk pemahaman individu terkait dengan proses

 berfikir oleh situasi dan rangsangan.

• Sikap

Tanggapan atau respon batin terhadap situasi dan rangsangan yang belum termanivestasi

dalam bentuk tindakan.

• Tindakan

Segala bentuk perbuatan dan tindakan nyata (visible) dari individu sebagai respon

terhadap situasi dan rangsangan

Bloom dalam buku Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan

(Notoatmodjo, 1997), menyebutkan bahwa ada tiga proses perubahan perilaku, yang

dimulai dengan perubahan pengetahuan (kognitif) kemudian perubahan sikap (afektif) dan

yang terakhir adalah perubahan perilaku (psikomotor). Sementara Lawrence W.Green

menyebutkan bahwa kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor perilaku

dan faktor non perilaku. Sedangkan perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu

20

Page 21: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 21/46

Page 22: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 22/46

Page 23: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 23/46

Page 24: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 24/46

Page 25: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 25/46

Page 26: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 26/46

Page 27: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 27/46

Page 28: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 28/46

disebut “badeg” tidak akan sulit untuk ditemukan hampir di setiap rumah di

sepanjang pesisir pantai utara ini Pulau Jawa ini. Sementara di Manado penyajian

minuman keras dalam setiap acara pesta sudah merupakan hal yang wajib, budaya

hasil akulturasi antara tradisi lokal dan budaya Portugis ini tetap dipelihara hingga

saat ini.

Adat dan tradisi lokal memiliki karakteristiknya sendiri, dan memiliki pengaruh yang

  berbeda dalam pembentukan perilaku. Bentuk budaya dan tradisi merupakan

 pedoman bagi sistem nilai dan norma masyarakat, hal ini berpengaruh terhadap

 penilaian baik dan buruk secra subyektif, dengan derajat yang berbeda unruk setiap

daerah (Sarwono,1993). Dari sini tentu saja masalah penyalahgunaan alkohol pada

masyarakat kita dapat ditelusuri melalui konteks budaya, namun untuk 

 penanganannya tentu saja membutuhkan usaha yang jauh lebih kompleks karena

kultur dominan di tiap-tiap daerah tentu saja beragam.

 Pada saat malam lebaran (Hari Raya Idul Fitri 1429 H) ratusan nelayan di  Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur Indramayu mengadakan pestamnuman keras. Hal semacam itu memang kerap dilakukan warga setelah

 pulang berlayar. Acara malam itu semakin ramai dengan bergabungnya para pemudik di desa tersebut. Pesta miras itu mulai memakan korban pada Jumat  pagi (3/10). Satu demi satu nyawa peserta pesta miras terenggut. Hingga tadi

malam, korban mencapai 11 orang (suarakarya online, oktober2008).

Kutipan berita di atas bisa memberikan contoh tentang bagaimana masyarakat kita

masih marak mengkonsumsi alkohol atas dasar tradisi dan kebiasaan yang telah

dilakukan sejak lama.

Kultur dan tradisi tidaklah mungkin dapat diberikan label penilaian negatif atau

 positif apapun bentuknya, karena setiap daerah memiliki akar sejarah yang berbeda

dan berpengaruh terhadap apa yang diyakini. Pendekatan masalah penyalahgunaan

alkohol dengan perangkat budaya tidak akan mampu memberikan hasil yang optimal,

karena sama seperti etika, nilai, dan sistem kepercayaan, mekanisme kontrol perilaku

terkait penyalahgunaan alkohol melalui perangkat kultur hanya akan memberikan

kerangka etis normatif tanpa ada kerangka positif dengan pertanggungjawaban nyata.

Pendekatan melalui tradisi dan adat lokal pada masalah penyalahgunaan alkohol

hendaknya lebih ditujukan sebagai pintu masuk untuk memahami karakter dan

28

Page 29: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 29/46

Page 30: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 30/46

Di Indonesia banyak dikeluarkan produk perundangan yang mengatur tentang

masalah alkohol, baik itu regulasi mengenai produksi dan distribusinya, maupun

 peraturan tentang penggunaannya untuk konsumsi.

UU dan PP terkait masalah alkohol :

- UU RI Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

Pada pasal 21, UU 23 Tahun 1992 ini disebutkan secara tegas peraturan tentang

 pengamanan produk makanan dan minuman yang beredar dalam masyarakat.

1. Pengaman makanan dan minuman diselenggarakan utuk melindungi

masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi ketentuan mengenai

standar dan atau persyaratan kesehatan.

2. Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label

yang berisi :

a. bahan yang dipakai

 b. komposisi setiap bahan

c. tanggal, bulan, dan tahun kadaluwarsa

d. ketentuan lainnya

3. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau

 persyaratan kesehatan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Ayat (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran,

dan disita untuk dimusnakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

- UU RI Nomor 05 Tahun 1997 Tentang Psikotropika

Undang Undang ini memuat informasi tentang berbagai jenis zat psikotropika

 berbahaya termasuk alkohol, beserta peredarannya.

- UU RI Nomor 11 Tahun 1995 Tentang Cukai

Undang Undang ini berisikan peraturan mengenai barang-barang kena cukai,

serta hak dan kewajiban industri barang yang terkena cukai.

Pada pasal 4, UU 11 Tahun 1995 disebutkan tentang cukai minuman

 beralkohol.

30

Page 31: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 31/46

1. Cukai dikenakan terhadap barang kena cukai yang terdiri dari :

a. etil alkohol atau etanol, dengan tidak mengindahkan bahan yang

digunakan dan proses pembuatannya.

  b. minuman yang mengandung etil alkohol dalam kadar berapa pun,

dengan tidak mengindahkan bahan yang digunakan dan proses

 pembuatannya, termasuk konsentrat yang mengandung etil alkohol.

Pada pasal 5, UU 11 Tahun 1995 disebutkan tentang tarif cukai minuman

 beralkohol.

1. Barang kena cukai yang dibuat di Indonesia dikenai cukai berdasarkan tarif 

setinggi-tingginya :

a. dua ratus lima puluh persen dari harga dasar apabila harga dasar yang

digunakan adalah harga jual pabrik 

 b. lima puluh lima persen dari harga dasar apabila harga dasar yang

digunakan adalah harga jual eceran

2. Barang kena cukai yang diimpor dikenai cukai berdasarkan tarif setinggi-

tingginya :

a. dua ratus lima puluh persen dari harga dasar apabila harga dasar yang

digunakan adalah nilai pabean ditambah bea masuk 

 b. atau lima puluh lima persen dari harga dasar apabila harga dasar yang

digunakan adalah harga jual eceran

- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1996 Tentang Izin

Pengusaha Barang Kena Cukai

PP RI 25 Tahun 1996 ini mengatur tentang perijinan untuk industri barang

yang terkena cukai, termasuk didalamnya produk minuman beralkohol.

1. Izin Usaha Pabrik 

2. Izin Usaha Tempat Penyimpanan

3. Izin Usaha Tempat Penjualan Eceran Etil Alkohol dan Minuman

Mengandung Etil Alkohol

4. Izin Usaha Importir Barang Kena Cukai

31

Page 32: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 32/46

Di Indonesia banyak sekali ditemukan pelangaran terhadap peraturan perundangan

terkait minuman keras (beralkohol). Penjualan produk minuman keras lokal dan

tradisional tanpa kemasan yang menginformasikan kandungan alkohol dan tanggal

kadaluwarsa, tentu saja melanggar UU RI Nomor 23 Tahun 1992 Pasal 21.

Banyak industri minuman lokal lebih memilih untuk beroprasi secara ilegal

dikarenakan pemberlakuan Pasal 5 UU 11 Tahun 1995, yang mengatur besaran tarif 

cukai antara 50% - 250% dari harga dasar.

Di Indonesia juga diatur mengenai larangan penjualan minuman beralkohol untuk 

konsumen di bawah usia 21 tahun, dan lagi-lagi peraturan ini sekedar menjadi

 peraturan. Dan sangat disayangkan bahwa pemerintah kita tidak mengatur tentang

 batas maksimum kandungan alkohol dalam minuman konsumsi. Yang ada hanyalah

  peraturan mengenai penjualan dan distribusi jenis minuman keras berdasarkan

kandungan alkohol didalamnya.

Peraturan Daerah mengenai masalah alkohol :

- Perda Nomor 1 Tahun 2000 Tentang Larangan Minuman Beralkohol, di

Banjarmasin

- Perda Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman

Keras, di Tasikmalaya

- Perda Nomor 13 tahun 2002 Tentang Larangan Peredaran Minuman beralkohol,

di Kabupaten Malinau

- Perda Nomor 7 tahun 1953 Tentang Izin Penjualan dan Pemungutan Pajak 

Minuman Keras, di Daerah KotaprajaYogyakarta

Setiap peraturan yang diberlakukan di daerah tergantung pada karakteristik dan

kepentingan masing-masing daerah. Motif ekonomi sering menjadi pertimbangan

dalam pembuatan dan pelaksanaan peraturan daerah ini. Di Bali misalnya

 peraturan mengenai penggunaan minuman beralkohol tentu saja sangatlah toleran,

mengingat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bali lebih banyak dari sektor pariwisata

yang akrab dengan pengkonsumsian alkohol.

Di beberapa daerah memang sering terdengar tentang razia penertiban dan

 penangkapan pelaku minuman keras (alkohol), baik itu produsen, distributor,

maupun di tingkat konsumennya. Namun upaya penegakan hukum ini juga

32

Page 33: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 33/46

terkesan musiman, tidak didasari oleh kesungguhan, dan hanya dilakukan pada

tataran tentatif saja. Bahkan pada beberapa dearah, sering dijumpai pelanggaran

 penyalahgunaan minuman beralkohol justru dilakukan oleh aparat penegak hukum

itu sendiri.

• Ketersediaan Produk 

Faktor lain yang mempengaruhi masalah penyalahgunaan alkohol di Indonesia

adalah ketersedian produk minuman beralkohol yang bisa diakses oleh siapapun dari

semua kelompok umur. Produk minuman keras beralkohol sangat mudah untuk 

ditemukan dimanapun baik secara legal maupun ilegal. Saat ini satu-satunya hal yang

membatasi keterjangkauan produk minuman beralkohol terhadap akses masyarakat

adalah mekanisme harga pasar.

Bagi kalangan middle high class, produk-produk minuman keras (import dan

terdaftar) sangatlah mudah diperoleh di swalayan ataupun club-club hiburan malam,

 pada tempat-tempat ini minuman beralkohol dengan kadar di atas 50% pun ( Rhum

dan  Brandy) bisa diperjual belikan secara legal. Sementara untuk masyarakat kelas

 bawah, minuman keras lokal dan tidak terdaftar yang dijual secara ilegal diberbagai

tempat, lebih menjadi pilihan utama.

• Media Periklanan

Iklan memiliki fungsi dalam menginformasikan produk yang diproduksi secara masal

kepada masyarakat, agar masyarakat tergerak untuk membeli atau mengkonsumsi

  produk tersebut. Iklan cenderung menciptakan hasrat dalam diri konsumen,

menyarankan pada konsumen untuk melengkapi sesuatu yang kurang dalam dirinya,

dan menawarkan produknya sebagai jawaban (Noviani, 2002).

Dalam kasus penyalahgunaan alkohol di Indonesia, paparan iklan komersial untuk 

 produk minuman beralkohol ini memang tidaklah gencar dilakukan di media. Namun

 beberapa iklan mengenai minuman yang mengandung ethil alkohol dan minuman

carbon dengan kandungan zero alcohol masih sering dijumpai baik pada media cetak 

maupun media elektronik. Hal ini disadari atau tidak dapat menumbuhkan keinginan

dalam diri masyarakat untuk mengkonsumsi produk minuman yang diiklankan

tersebut, dan lambat-laun keinginan tersebut aklan berkembang pada keinginan untuk 

mengkonsumsi produk minuman beralkohol. Hal ini bisa terjadi terutama pada

remaja yang sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya, selalu ingin mencari

33

Page 34: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 34/46

 pengalaman baru atau sering mencoba sesuatu yang baru, termasuk juga mencoba

mengkonsumsi minuman beralkohol (Sundeen, 1997).

Dalam pedoman periklanan makanan dan minuman yang dikeluarkan Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI (BPOM) Tahun

1994, disebutkan pada salah satu pasal mengenai periklanan produk minuman keras

(beralkohol) bahwa :

1. Iklan tidak boleh mempengaruhi atau merangsang orang untuk mulai minum

minuman keras

2. Iklan minuman keras tidak boleh menggambarkan penggunaan minuman keras

dalam kegiatan-kegiatan yang memerlukan konsentrasi (perlu informasi bahwa

 penggunaannya dapat membahayakan keselamatan)

3. Iklan minuman keras tidak boleh ditujukan terhadap anak dibawah usia 16 tahun

dan atau wanita hamil, atau menampilkan mereka dalam iklan

4. Minuman keras golongan C (dengar kadar alkohol 20% sampai dengan 55%)

dilarang diiklankan.

• Promosi Kesehatan

Peranan provider kesehatan dalam mempromosikan kesehatan terkait masalah

alkohol baik itu sosialisasi di tingkat masyarakat maupun advokasi pada tingkatan

decision maker  menjadi sangat vital. Promosi kesehatan melalui iklan layanan

kesehatan terbukti mampu memberikan rangsangan terhadap perubahan perilaku

individu dan masyarakat (Ewles, 1998). Namun di Indonesia program promosi

kesehatan serta keberadaan iklan layanan kesehatan masyarakat terkait masalah

alkohol masih sangat minim dan harus ditingkatkan.

Dalam konteks permasalahan penyalahgunaan alkohol, program promosi kesehatan

ini merupakan bentuk upaya transfer informasi dan pengetahuan kesehatan pada

masyarakat (sosialisasi) dan pada pembuat kebijakan (advokasi) mengenai dampak 

negatif dari pengkonsumsian alkohol, ditinjau dari segi kesehatan maupun segi

sosial. Diharapkan dengan pengoptimalan fungsi promosi kesehatan maka di satu

sisih masyarakat dapat secara sadar untuk menghindari penyalahgunaan alkohol, dan

 pada sisih lain pemerintah (decision maker ) mampu merumuskan dan melaksanakan

  peraturan mengenai minuman beralkohol yang lebih berpihak terhadap bidang

kesehatan.

34

Page 35: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 35/46

Page 36: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 36/46

- Sulit bekerja dan berfikir tanparokok 

- Merasa terisolir 

- Kurang peduli nyeri badan

- Bekerja dengan energik - Merasa terisolir 

- Tak peduli nyeri badan

Dampak Ekonomi

- Biaya 11% dari income harian(golongan bawah dan menegah di

Indonesia)- Biaya perawatan penyakit akibat

rokok > dari pendapatan cukairokok 

- Rokok luar negeri lebih disukai- 35% - 40% APBN dari cukai

rokok 

- Biaya 30% - 53% dari incomeharian (golongan menegah dan

atas di Indonesia)- Mirasmerk luar negeri lebih

disukai- 10% - 12% APBN dari cukai dan

 pendapatan pajak industri miras(Indonesia)

Ketrkaiatn dengan Narkoba

- Rokok pintu gerbang menuju

narkoba- Bisa dicampur dengan narkoba

- Rokok adalah awal penggunaan

alkohol, dan berlanjut padanarkoba

- Bisa dicampur dengan narkoba

Awal Penggunaan- Usia Sekolah Dasar (Indonesia) - Usia 15 tahun (Eropa 1993 -

1994)

Sakau -Mulai ringan - sedang

- Perokok berat bisa serius-

Mulai ringan - sedang - berat

(perawatan medis)

Jumlah Penggunaan

- Indonesia (posisi 5 perokok 

terbanyak di dunia)- 181,958 milyar batang rokok 

dihisap pada tahun 2001

- Indonesia relatif tidak diekspos

(negara dengan mayoritasmuslim)

- Konsumsi 0,10 liter percapitatahun 2004 (recorded data)

Kebijakan danPeraturan

- Ada

- Cukai rokok masih dibutuhkan

negara

- Ada

- Larangan MUI

- Cukai dan hasil pajak industri

miras masih dibutuhkan negara

Adiksi

- Mulai ringan - sedang - Mulai ringan - sedang - berat

(terapi medis)

Terapi Adiksi

- Dalam sadar beta, tanpa pesan

spiritual sering kambuh kembalisetelah 6 bulan stop merokok 

- IKSAT (dalam sadar alpha theta

dengan pesan spiritual (Mochny,2005)

- Dalam sadar beta, sering kambuh

kembali setelah 3 - 6 bulan stopmiras

- PKBWT (dalam sadar alpha theta

tanpa pesan spiritual (Peniston etal, 1989 - 1995)

IKSAT Intervensi pesan Kuantum dalam Sadara Alpha TethaPKBWT Peniston Kulkosky Brain Wafe Training

 Sumber : WHO 1999, Howard 1999, Mochny 2005

III.4. Analisis SWOT

Untuk kepentingan penanganannya maka permasalahan penyalahgunaan alkohol di

Indonesia dapat dianalis melalui metode SWOT (Strengths, Weaknesses, Oppurtunities,

Threats).

1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal

a. Faktor Internal

Kekuatan (Strengths) :

• Mayoritas mayarakat Indonesia adalah kaum Muslim

36

Page 37: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 37/46

Page 38: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 38/46

Page 39: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 39/46

Opprtunities :

1. Mekanisme harga pasar sebagai kontrol

 peredaran minuman beralkohol

2. Upaya penangananmasalah alkohol skalainternasional (WHO)

Strategi (SO) :

1. Desain kebijakan danregulasi yang berpihak 

 pada kesehatan sertamemperkuat penegakanhukum

2. Dukungan terhadapupaya global

 penanganan alkoholyang disesuaikan dengankarakristik nasional

Strategi (WO) :

1. Intervensi terhadapmekanisme harga pasar domestik untuk produk alkohol

2. Pembatasan peredaran produk minuman kerasmelalui pengawasan

 pasar 

Threats :

1. Perdagangan bebas danmaraknya produk alkohol import

2. Arus globalisasi dan perang kebudayaan

Strategi (ST) :

1. Regulasi terhadap produk minuman import

2. Memperkuat kultur dan

keyakinan lokal dalammengimbangi arusmasuk globalisasi

Strategi (WT) :

1. Peningkatan pertumbuhan ekonominasional

2. Memperkuat kebijakandan regulasi terhadap

 produksi dan distribusiminuman beralkohol

4. Perumusan dan Penilaian Tujuan

Tabel III.5. Perumusan Tujuan Alternatif 

Faktor Kunci Keberhasilan

Kelemahan Kunci Internal Kelemahan Kunci Eksternal

Alternatif Tujuan (WT)

1. Perdagangan bebas danmaraknya produk alkohol import

2. Arus globalisasi dan perang kebudayaan

1. Kekuatan ekonomimakro termasuk 

 pendapatan negara danPCI Indonesia

2. Ketersediaan danketerjangkauan minuman

 beralkohol (legal danilegal)

1. Peningkatan pertumbuhan ekonominasional

2. Memperkuat kebijakandan regulasi terhadap

 produksi dan distribusiminuman beralkohol

Tabel III.6. Penilaian Tujuan Alternatif 

No Strategi Alternatif M KML KMA TN

1 Peningkatan pertumbuhan ekonominasional

5 4 3 12

2 Memperkuatkebijakan dan regulasiterhadap produksi dandistribusi minuman

 beralkohol

5 3 5 13

39

Page 40: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 40/46

Skala Linkert 5 : sangat tinggi4 : tinggi3 : sedang2 : rendah1 : sangat rendah

Keterangan M : manfaatKML : kemampuan mengatasi kelemahan

KMA : kemampuan mengatasi ancamanTN : total nilai

Dua Strategi alternatif untuk penanganan masalah penyalahgunaan alkohol di Indonesia

adalah :

• Peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional

• Memperkuat kebijakan dan regulasi terhadap produksi dan distribusi minuman

 beralkohol

4. Penetapan Strategi

Tabel III.7. Penetapan Srtaegi 

NoStrategi

Alternatif Efektivitas Efisiensi Kemudahan Total Keterangan

1 Peningkatan pertumbuhanekonomi nasional

4 3 2 9 Evaluasi

2 Memperkuatkebijakan danregulasi terhadap

 produksi dandistribusiminuman

 beralkohol

5 5 4 14 Terpilih

Pilihan utama strategi untuk penanganan masalah penyalahgunaan alkohol di Indonesia

melalui analisis SWOT adalah dengan memperkuat kebijakan dan regulasi terhadap

 produksi dan distribusi minuman beralkohol

III.5. Pendekatan Metode CARAT

Penanganan masalah penyalahgunaan alkohol di Indonesia melalui pendekatan

dengan metode CARAT (Concrete, Ambitious, Realistic, Acceptable, and Time), antara lain

:

40

Page 41: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 41/46

Page 42: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 42/46

Page 43: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 43/46

Page 44: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 44/46

Page 45: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 45/46

Page 46: Red Camarade - Alkohol

8/14/2019 Red Camarade - Alkohol

http://slidepdf.com/reader/full/red-camarade-alkohol 46/46

4. Indonesia bisa mecontoh program difersivikasi alkohol yang diubah menjadi bahan

 bakar alternatif bagi kendaraan seperti yang telah dilakukan oleh Brasil, Amerika

Serikat, China, dan Kolumbia. Tanah Indonesia yang cocok untuk ditanami tebu,

singkong, ubi, kentang, jagung, dan lainnya menjadi aset utama dalam program

difersivikasi ini.

By :

Eko Teguh Pribadi, 2008

[email protected]

031 71440055 or 081 75124748