alkohol destilasi

15
1 PRAKTIKUM IX PENETAPAN KADAR ALKOHOL dalam MINUMAN METODE DESTILASI A. PRAKTIKAN Nama : CHICI WULANDARI NIM : P07 134 012 007 B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM a. Tujuan : Menentukan kadar alkohol dalam minuman dengan metode destilasi Mengetahui cara penetapan kadar dengan destilasi b. Waktu : Selasa, 13 Mei 2014 c. Tempat : Laboratorium Kimia Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Mataram. I. DASAR TEORI Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Apabila dikonsumsi berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan efek samping gangguan mental organik (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berperilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Efek samping terlalu banyak minuman beralkohol juga menumpulkan sistem kekebalan tubuh. Alkoholik kronis membuat jauh lebih rentan terhadap virus termasuk HIV. Seseorang yang sudah terbiasa meminum minuman beralkohol, apalagi dengan takaran yang melebihi batas, setahap demi setahap kadar

Upload: chiciwland

Post on 19-Jan-2016

244 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan kimia amami semester 4 jurusan analis kesehatan mataram

TRANSCRIPT

Page 1: Alkohol Destilasi

1

PRAKTIKUM IX

PENETAPAN KADAR ALKOHOL dalam MINUMAN

METODE DESTILASI

A. PRAKTIKAN

Nama : CHICI WULANDARI

NIM : P07 134 012 007

B. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

a. Tujuan : Menentukan kadar alkohol dalam minuman dengan metode destilasi

Mengetahui cara penetapan kadar dengan destilasi

b. Waktu : Selasa, 13 Mei 2014

c. Tempat : Laboratorium Kimia Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan

Mataram.

I. DASAR TEORI

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan

psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Apabila dikonsumsi

berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan efek samping gangguan mental organik

(GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berperilaku. Timbulnya GMO itu

disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Efek samping terlalu banyak

minuman beralkohol juga menumpulkan sistem kekebalan tubuh. Alkoholik kronis membuat jauh

lebih rentan terhadap virus termasuk HIV.

Seseorang yang sudah terbiasa meminum minuman beralkohol, apalagi dengan

takaran yang melebihi batas, setahap demi setahap kadar lemak di dalam hatinya akan

meningkat. Akibatnya, hati harus bekerja lebih dari semestinya untuk mengatasi kelebihan

lemak yang tidak larut di dalam darah. Dampak lebih lanjut dari kelebihan timbunan lemak di

dalam hati tersebut akan memakan hati sehingga selnya akan mati. Apabila tidak cepat diobati

akan terjadi sirosis (pembentukan parut) yang akan menyebabkan fungsi hati berkurang dan

menghalangi aliran darah ke dalam hati yang kemudian akan berkembang menjadi kanker hati.

Gangguan tidak hanya pada bagian lever yang akan rusak atau tidak berfungsi, bagian lain seperti

otak pun bisa terganggu.

Pemisahan etanol dari zat terlarutnya dilakukan dengan cara destilasi, yaitu merupakan

metode pemisahan yang didasarkan karena adanya perbedaan titik didih antara komponen-

komponen yang akan dipisahkan. Secara teoristis bila perbedaan titik didih antar komponen

Page 2: Alkohol Destilasi

2

makin besar maka pemisahan dengan cara destilasi akan berlangsung makin baik yaitu hasil

yang diperoleh makin murni. Pada destilasi senyawa yang akan diambil komponen yang diinginkan

dididihkan dan uapnya dilewatkan melalui suatu pendingin sehingga mencair kembali. Proses

pendidihan erat hubungannya dengan kehadiran udara di permukaan. Bila suatu cairan

dipanaskan, maka pendidihan akan terjadi pada suhu dimana tekanan dari cairan yang akan

didestilasi sama dengan tekanan uap di permukaan.

Permasalahan yang ditemui dalam pemisahan dengan cara destilasi adalah

terbentuknya azeotrop yang merupakan campuran yang sulit dipisahkan karena akan menguap

secara bersama-sama dengan komposisi tertentu.

Pemisahan etanol (78,40C) dari minuman beralkohol dilakukan dengan cara destilasi

normal, yaitu digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang dapat menguap di bawah

1300C. Pada destilasi normal pendidihan akan terjadi bila tekanan uap dari cairan yang

dipanaskan sudah sama dengan tekanan udara di permukaan cairan. Dalam proses destilasi

yang menggunakan cairan sebagai media panas, maka permukaan cairan yang akan

didestilasi harus lebih rendah agar pemanasan merata sehingga penguapan akan sempurna.

Analisa pada minuman beralkohol secara kualitatif bertujuan melihat ada atau tidaknya

kandungan etanol dalam suatu sampel uji, dilakukan dengan mereaksikan etanol dengan

beberapa reagen antara lain dengan K2Cr2O7, FeCl3, serta melihat uji nyala. Sedangkan

analisa secara kuantitatif bertujuan untuk Mengetahui kadar etanol dalam suatu sampel uji, yang

dilaksanakan dengan cara gravimetri menggunakan piknometer serta spektrofotometri.

Page 3: Alkohol Destilasi

3

II. PRINSIP KERJA

Campuran zat yang didihkan akan menguap, uap yang dihasilkan kemudian didinginkan

kembali ke dalam bentuk cairan. Dan masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.

Zat yang memiliki titik didih lebih rendah (zat yang didestilasi) akan menguap lebih dulu.

III. ALAT-ALAT dan REAGENSIA

a. Alat-Alat :

1. Labu destilasi (labu bulat)

2. Pendingin liebig

3. Piknometer

4. selang

5. Neraca sartoriuous

6. Pipet Volumetrik 50,0 mL

7. Gelas Ukur

8. Pipet Tetes

9. Labu Ukur

10. Corong

11. Tissue

IV. CARA KERJA

1. Ditimbang piknometer kosong sebagai Wo

2. Ditimbang piknometer yang kosong tadi dan diisi dengan aquades hingga penuh sebagai

W1

3. Diletakkan piknometer yang kosong setelah isi aquades dibuang pada alat destilasi

sebagai tempat menampung alkohol yang sudah didestilasi

4. Diuukur suhu sample sebelum pemipetan

5. Dipipet sebanyak 50,0 mL sample minuman yang mengandung alkohol ke labu bulat

6. Dipipet sebanyak 50,0 mL aquades ke dalam labu bulat (jumlah aquades yang dipipet

harus sama dengan pemipetan pada sample)

7. Dipasang labu bulat tersebut pada alat destilasi yang tersedia

8. Dipanaskan labu bulat tersebut dengan bunsen hingga suhunya > 80 oC

9. Dihentikan proses destilasi jika filtrat yang dihasilkan < ¾ piknometer atau apabila terdapat

kenaikan suhu > 80 oC

10. Diisi kembali piknometer yang berisi filtrat dengan aquades hingga penuh

11. Ditimbang piknometer yang berisi filtrat tersebut sebagai W2

12. Dihitung BJ alkohol sesuai tabel

b. Bahan dan Reagensia :

1. Aquades

2. Alkohol “Black Jack”

3. Tuak

Page 4: Alkohol Destilasi

4

V. RUMUS PERHITUNGAN

1. W Alkohol sebenarnya = W 2−W 0

W 1−W 0

Keterangan :

o W2 : Berat Alkohol hasil destilasi + Berat wadah

o Wo: Berat wadah

o W1 : Berat Aquades yang terisi penuh

2. Jika tidak ada hasil berat alkohol pada tabel yang ada maka dapat menggunakan

cara di bawah ini :

Berat alkohol hasil destilasi berada di antara 2 nilai maka :

a. Data berat yang berada di atas berat destilat – berat destilat

b. Data berat yang berada di bawah berat destilat – berat destilat

3. Cari selisih nilai v/v pada tabel antara data berat yang berada di atas berat destilat

dan data berat yang berada di bawah berat destilat (misal pada tabel : BJ Alkohol

0,9896 v/v = 7,48)

4. Setelah diperoleh selisih antara data berat tabel – destilat maka hasil keduanya

dijumlahkan sebagai pembanding (data 2.a + data 2.b→-3 +4 = 7)

5. Data 2.a or data 2.b : data 4 x data 3

6. Data 5 + data v/v pada tabel.

VI. PERSYARATAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 11/M-DAG/PER/3/2012 minuman

beralkohol dikelompokkan dalam 3 golongan, yaitu :

a. Minuman Beralkohol golongan A adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau

etanil C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5 %

b. Minuman Beralkohol golongan B adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau

etanil C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5 - 20 %

c. Minuman Beralkohol golongan C adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau

etanil C2H5OH) dengan kadar lebih dari 20 – 50 %

Page 5: Alkohol Destilasi

5

VII. DATA PERCOBAAN

a. Data penimbangan :

Berat Piknometer (Wo) = 21,1111 gr

Berat Piknometer + Aquades = 46,0216 gr

Berat Sample “Black Jack” yang ditimbang = 45,7527 gr

Berat Sample ‘Tuak’ yang ditimbang = 45,6614 gr

VIII. PERHITUNGAN

Persentase

C2H5OH

Bobot Jenis Dalam

Udara

Persentase

C2H5OH

Bobot Jenis Dalam

Udara

v/v

pada 15,56 oC

(1)

b/b

(2)

Pada

25oC

(3)

pada

15,56 oC

(4)

b/b

(5)

v/v

pada

15,56 oC

(6)

Pada

25oC

(7)

v/v

pada

15,56 oC

(8)

0 0,00 1,0000 1,0000 0 0,00 1,0000 1,0000

1 0,80 0,9985 0,9985 1 1,26 0,9981 0,9981

2 1,59 0,9970 0,9970 2 2,51 0,9963 0,9963

3 2,39 0,9956 0,9956 3 3,76 0,9945 0,9945

4 3,19 0,9941 0,9942 4 5,00 0,9927 0,9928

5 4,00 0,9927 0,9928 5 6,24 0,9911 0,9912

6 4,80 0,9914 0,9915 6 7,48 0,9894 0,9896

7 5,61 0,9901 0,9902 7 8,71 0,9879 0,9881

8 6,42 0,9888 0,9890 8 9,94 0,9863 0,9867

9 7,23 0,9875 0,9878 9 11,17 0,9848 0,9852

Keterangan :

a. “ Black Jack “

W Alkohol = 45,7527−21,111146,0216−21,1111

= 0,9892

BJ Alkohol = 0,9896 – 0,9892 = 0,0004 → 4

= 0,9881 – 0,9892 = 0,0011 → (-) 11

Black Jack

Black Jack

Tuak

Page 6: Alkohol Destilasi

6

Pembanding = 4 + 11 = 15

Selisih v/v 15,56 oC = 8,71 – 7,48 = 1,23

4/15 x 1,23 % = 0,328 %

11/15 x 1,23 % = 0,902 %

7,48 + 0,328 = 7,808 %

8,71 – 0,902 = 7,808 %

Jadi, kadar alkohol pada sample minuman “Black Jack” adalah sebesar 7,808 %

b. “ Tuak “

W Alkohol = 45,6614−21,111146,0216−21,1111 = 0,9855

BJ Alkohol = 0,9867 – 0,9855 = 0,0012 → 12

= 0,9852 – 0,9855 = 0,0003 → (-) 3

Pembanding = 12 + 3 = 15

Selisih v/v 15,56 oC = 11,17 – 9,94 = 1,23

12/15 x 1,23 % = 0,984 %

3/15 x 1,23 % = 0,246 %

9,94 + 0,984 % = 10,924 %

11,17 – 0,246 % = 10,924 %

Jadi, kadar alkohol pada sample minuman “Tuak” adalah sebesar 10,924 %

Catatan :

Kadar alkohol : 1 – 5 → minuman beralkohol tipe A

Kadar alkohol : 6 – 10 → minuman beralkohol tipe B

Kadar alkohol : 10 – 20 → minuman beralkohol tipe B

Kadar alkohol : > 20 → minuman keras tipe C

IX. HASIL PERCOBAAN dan KESIMPULAN

Hasil Percobaan

1. Kadar alkohol dari sample minuman whisky “Black Jack” 7,808 %

2. Kadar alkohol dari sample minuman “Tuak” 10,924 %

Kesimpulan

1. Kadar alkohol “Black Jack” yang diperoleh berdasarkan metode destilasi yakni

sebesar 7,808 %. Kadar alkohol ini berdasarkan peraturan pemerintah termasuk ke

dalam golongan Tipe B yakni dalam rentang 6 – 20 % . Selain itu kadar ini tidak

sesuai dengan kadar yang tercantum pada label botol tersebut yakni seberar 4,8 %

Page 7: Alkohol Destilasi

7

2. Kadar alkohol “Tuak” yang diperoleh berdasarkan metode destilasi yakni sebesar

10,924 %. Kadar alkohol ini berdasarkan peraturan pemerintah termasuk ke dalam

golongan Tipe B yakni dalam rentang 6 – 20 % .

X. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kadar alkohol dalam sample minuman yang

dijual-jual di masyarakat. Sample yang digunakan yakni Minuman produksi pabrik “Black Jack” yang

berdasarkan labelnya tertulis kadar alkohol sebesar 4,8 %. Dan produksi rumah tangga yakni Tuak.

Seperti yang diketahui minuman beralkohol mengandung etanol. Etanol adalah bahan

psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan penurunan kesadaran. Apabila dikonsumsi

berlebihan, minuman beralkohol dapat menimbulkan efek samping gangguan mental organik

(GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berperilaku. Timbulnya GMO itu

disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Efek samping terlalu banyak

minuman beralkohol juga menumpulkan sistem kekebalan tubuh. Alkoholik kronis membuat jauh

lebih rentan terhadap virus termasuk HIV.

Penentuan kadar alkohol menggunakan metode destilasi yang pada prinsipnya ialah

campuran zat dalam minuman alkohol tersebut dengan penambahan aquades didihkan hingga

menguap, uap yang dihasilkan kemudian didinginkan kembali dengan kondensor dalam bentuk

cairan. Cairan tersebut kemudian ditimbang hingga diperoleh hasil kadar alkohol dalam minuman

tersebut.

Pemipetan sample alkohol ke dalam labu bulat sebaiknya sama dengan jumlah aquades

yang ditambahkan. Hal ini disebabkan karena agar kedua cairan tersebut seimbang jumlahnya,

sehingga permukaan cairan yang akan didestilasi lebih rendah dan pemanasan merata sehingga

penguapan akan sempurna. Begitu pula fungsi kelereng yang idtambahkan pada larutan untuk

meratakan pemanasan.

Suhu sample sebaiknya 15-20 oC oleh karena itu digunakan es batu untuk menurunkan suhu

sample agar sama dengan suhu yang sesuai dengan standar tersebut. pada saat percobaan

berlangsung suhu yang digunakan yakni 15 oC

Pemanasan menggunakan suhu kira-kira 80oC, sebab pada suhu tersebut alkohol akan

mendidih dan menguap. Aquades yang memiliki titik didih 100 oC juga ada yang turut menguap

meski konsentrasinya sedikit. Pada suhu 78*C, uap alkohol akan tetap menjadi uap dan naik ke

kolom diatasnya, sedangkan uap air  berubah menjadi embun dan jatuh kembali ke labu didih.Uap

alkohol yang naik ke dalam kolom diatasnya kemudian diembunkan hingga menjadi cair dan di

tampung di dalam labu distilat. Proses detilasi alkohol ini akan terus berlangsung berulangkali

hingga kadar alkohol dalam labu didih habis dan hanya menyisakan air.

Setelah diperoleh cairan hasil pemanasan dan penguapan yang ditampung ke dalam wadah

piknometer kemudian ditimbang beratnya dan dikonversi dengan berat jenis alkohol pada suhu saat

Page 8: Alkohol Destilasi

8

pemipetan sample berat jenis alkohol. Minuman “Black Jack” memiliki berat jenis 0,9892 memiliki

kadar alkohol sebesar 7,808 %. Adapun faktor yang dapat mempengaruhi bobot jenis suatu zat

yaitu : temperatur, kekentalan/viskositas, dan massa zat serta volume. Kadar alkohol ini

berdasarkan peraturan pemerintah termasuk ke dalam golongan Tipe B yakni dalam rentang 6 – 20

% . Selain itu kadar ini tidak sesuai dengan kadar yang tercantum pada label botol tersebut sebesar

4,8 %. Hal ini dapat terjadi dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain suhu pemipetan sample.

Berdasarkan standar yang ditetapkan sample sebaiknya dipipet pada suhu 20 oC. Perubahan kadar

alkohol pada suhu yang lebih rendah dan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan maka dapat

memberikan hasil yang palsu.

Minuman alkohol tuak setelah dilakukan uji berdasarkan metode destilasi diperoleh kadar

alkohol sebesar 10,924. Kadar alkohol ini berdasarkan peraturan pemerintah termasuk ke dalam

golongan Tipe B yakni dalam rentang 6 – 20 % .Alkohol hasil fermentasi kandungan alkohol akan

meningkat seiring banyaknya glukosa yang dipecah. Namun, kadarnya dapat menurun jika

dibiarkan dalam waktu yang lama. Tuak yang digunakan sebagai sebagai bahan uji usianya cukup

lama sehingga diprediksikan kadar alkoholnya berkurang. Hasil menunjukkan kadar alkohol tuak

lebih tinggi jika dibandingkan dengan minuman alkohol buatan pabrik hal ini dapat disebabkan oleh

beberapa hal antara lain kesalahan teknis, misalnya pada saat pemipetan tidak sesuai dengan suhu

standar sehingga kadar alkohol dapat meningkat. Penetuan kadar alkohol pada suhu yang lebih

rendah dan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan maka dapat memberikan hasil yang palsu.

XI. CATATAN dan DOKUMENTASI

Catatan :

1. Penimbangan : gunakan sendok untuk mengambil zat yang akan ditimbang. Akan lebih

baik gunakan timbangan dengan neraca analitik. Jangan menimbang zat melebihi

kapasitas maksimal timbangan yang digunakan. Untuk zat higroskopis, sebaiknya

melebihi perhitungan zat sebenarnya apabila dibandingkan dengan kurang dari masa

perhitungannya. Apabila menggunakan neraca sartorius, ketika penimbangan dilakukan

tutup kaca timbangan agar masa udara yang masuk kedalam timbangan tidak bercampur

dengan zat yang akan dihitung. Setelah penimbangan selesai dilakukan apabila masih

terdapat zat sisa bilas wadah tersebut dengan aquades yang akan digunakan.

2. Pengukuran : pengukuran larutan bisa menggunakan gelas ukur, pipet volum, dan labu

ukur, sesuai dengan kapasitasnya. Namun apabila terdapat suatu pernyataan pipet 10,0

ml atau ukur 10,0 ml dimaksudkan bahwa pengukuran harus dilakukan dengan saksama,

berarti pengukuran volume harus dengan memakai alat yang sesuai dengan standar.

Misalnya dengan menggunakan pipet volum atau labu ukur.

3. Penggunaan buret :

Page 9: Alkohol Destilasi

9

o Sebelum melakukan titrasi periksa terlebih dahulu buret yang akan digunakan

apakah ada kebocoran atau bagian yang pecah.

o Apabila keran buret susah diputar atur sedemikian rupa atau dengan pemberian

vaselin pada kranagar pengaturan penetesan mudah dilakukan.

o Bersihkan buret sebelum digunakan dengan air, lalu bilas buret dengan zat kimia

yang akan dimasukkan ke dalamnya.

o Masukkan zat kimia yang akan digunakan ke dalam buret tersebut dengan

menggunakan corong. Lakukan pengisian sampai seluruh bagian buret terisi dan

tidak terdapat gelembung gas pada buret.

o Cara titrasi

o Kertas putih untuk alas digunakan untuk mempermudah melihat titik akhir titrasi.

o Pembacaan volume titrasi. Mata harus sejajar dengan miniskus, miniskus bawah

digunakan untuk larutan dalam buret yang tidak berwarna, sedangkan miniskus

atas digunakan untuk larutan berwarna.

4. Penulisan angka :

o untuk penulisan angka normalitas dengan batas 4 angka dibelakang koma.

Misalnya, Iodium 0,1 N ditulis menjadi Iodium 0,1000 N.

o Untuk penulisan angka di buret dengan batas 2 angka dibelakang koma. Misalnya,

volume Iodium yang terukur yakni 10,5 mL maka ditulis menjadi 10, 50 mL.

5. Dalam mengisi larutan ke dalam labu erlenmeyer dengan pipet misal pipet volum, labu

erlenmeyer harus dimiringkan dan pipet posisinya vertikal dan tegak lurus dengan dinding

labu erlenmeyer.

6. Penambahan aquades ke dalam beaker glass, batang pengduk yang digunakan tadi

dibilas dengan aquades tersebut. Batang pengaduk tersebut jangan sampai terkena

larutan lagi ketika dibilas.

Page 10: Alkohol Destilasi

10

Dokumentasi

Mataram, 13 Mei 2014

Praktikan Dosen Pembimbing Praktikum

Chici Wulandari Iswari Pauzi, SKM., M.Sc

(P07134012007)

Proses

destilasi

Piknometer kosong Piknometer +

Aquades

Piknometer +

destilat

Page 11: Alkohol Destilasi

11