rancang bangun sistem informasi penilaian …ppta.stikom.edu/upload/upload/file/05410100062makalah...
TRANSCRIPT
1
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASIPENILAIAN TRAINING MENGGUNAKAN
METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL(STUDI KASUS: PT Multi Clean Jaya Lestari, SURABAYA)
Irsal Ismed1)
1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik KomputerSurabaya, email: [email protected]
Abstract: PT. Multi Clean Jaya Lestari is an outsourcing services company engaged in cleaning services located onthe Panjang Jiwo, Surabaya. The company is one of the dealer employees in the field of cleaning service branchoffice in Indonesia in Surabaya. A separate issue is the lack of assessment of information systems training. So oftenhave difficulty in taking action if there are candidates who are considered cleaning service assessment is less. Otherproblems also arise when the human resources department had difficulty in presenting training information to the HRmanager and director. One way to assess the training is to build information systems training assessment withcomparison method exponentially. One method to determine the priority order of decision alternatives with multiplecriteria. This technique is used as a helper for the individual decision-makers to use a design model that has beenwell defined at this stage of the process. Applications are made to monitor the development of initial trainingassessment training to complete training to improve the quality of work. Results of training assessments can be usedto determine the candidates cleaning service which deserves to be employees in accordance with needs.
Keywords : PT.Multi Clean Jaya Lestari, Exponential Comparasion Method, Cleaning Service, outsourcing
PT Multi Clean Jaya Lestari merupakan
perusahaan jasa outsourcing yang bergerak
dibidang jasa kebersihan yang berlokasi di jalan
panjang jiwo, Surabaya. Perusahaan ini salah satu
penyalur karyawan dalam bidang cleaning
service di Indonesia yang berkantor cabang di
Surabaya. Secara umum konsep kebersihan
melalui pengelolaan lingkungan adalah hal yang
baru, begitu juga proses pekerjaan pembersihan
yang mengutamakan aspek
keamanan/keselamatan kerja atau safety
environment housekeeping. Pada dasarnya safety
environment housekeeping adalah sistem kerja
pembersihan yang tidak hanya sebatas menjaga
kerapian area, atau sekedar mencegah sampah
yang menghalangi pintu dan tangga darurat, tapi
lebih daripada itu adalah terjaganya kewaspadaan
bahwa musibah betapa pun tidak diinginkan bisa
terjadi kapan saja dan dimana saja.
Salah satu dari tiga layanan utama dari
Multi Clean Jaya Lestari adalah Human resource
& Training, yang menjadi nafas dan esensi dari
penentuan kualitas sumber daya manusia secara
konsisten dan berkelanjutan. Tujuannya tentu
untuk memastikan safety environment
housekeeping dapat dilaksanakan seideal
mungkin dengan menyesuaikan berbagai
karakteristik lokasi kerja yang berbeda dari satu
tempat ketempat lain. Dengan adanya Sumber
Daya Manusia yang bermutu maka peluang untuk
memenangkan persaingan dengan perusahaan
lain.
Dalam tahapan proses training di
perusahaan PT Multi Clean Jaya Lestari,
2
sebenarnya sudah memanfaatkan TI. Salah satu
bentuk pemanfaatan TI dibagian training yaitu
terdapat aplikasi pendukung dengan
menggunakan Ms.Exel sebagai pendukung
pembuatan laporan. Dalam memberikan
informasi mengalami kendala pihak manajemen
perusahaan khususnya dibagian training belum
memiliki sistem informasi penilaian training,
sehingga seringkali mengalami kesulitan dalam
melakukan tindakan apabila terdapat calon
cleaning service yang dianggap penilaiannya
kurang. Permasalahan lain juga muncul ketika
bagian training mengalami kesulitan dalam
menyajikan informasi training kepada pihak
Manager HRD untuk dijadikan laporan.
Bedasarkan permasalahan yang dihadapi
PT.Multi Clean Jaya Lestari, Surabaya
membutuhkan adanya sistem informasi penilaian
training. Sistem informasi yang akan dibuat ini
bertujuan untuk membantu tugas bagian training
untuk menilai hasil evaluasi training bedasarkan
kriteria-kriteria yang ditentukan manajamen
perusahaan. Dalam sistem penilaian training ini
akan dihitung dengan menggunakan metode
perbandingan eksponensial. Menurut Manning
(1984) Metode Perbandingan Eksponensial
merupakan salah satu metode yang dapat
digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja
karyawan, karena pada metode ini dapat
menentukan urutan prioritas alternatif-alternatif
keputusan dengan criteria jamak. Nilai skor yang
menggambarkan urutan prioritas menjadi lebih
besar (fungsi eksponensial) ini mengakibatkan
urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata.
Dengan adanya sistem informasi
penilaian training pasa PT Multi Clean Jaya
Lestari, diharapkan membantu, mempermudah
dan mempercepat setiap proses yang terjadi
dalam penilaian training sehingga dapat
mendukung kegiatan operasional yang ada lebih
baik.
LANDASAN TEORI
1. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem didefinisikan sebagai kumpulan
dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan
tertentu. Menurut Herlambang dan Soendoro
(2005:21), Data adalah fakta-fakta atau kejadian-
kejadian yang dapat berupa angka-angka atau
kode-kode tertentu. Data masih belum
mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat
mempunyai arti data diolah sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.
Hasil pengolahan data inilah yang disebut
sebagai informasi. Secara ringkas, Informasi
adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti
bagi penggunanya. Sehingga sistem informasi
dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur
yang digunakan untuk mengolah data sehingga
dapat digunakan oleh penggunanya.
(Herlambang, Soendoro, dan Haryanto
Tanuwijaya, 2005.)
2. Konsep Manajemen Sumber Daya
Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
berdasarkan asal katanya, manajemen berasal
dari kata management yang merupakan bentuk
3
nouns dari kata to manage yang bermakna
mengurus, mengatur, melaksanakan, dan
mengelola, sehingga manajemen adalah
pengurusan, pengaturan, pelaksanaan, dan
pengelolaan. Kata sumber daya manusia sebagai
sumber daya. Apabila kedua kata tersebut
digabungkan, maka manjemen sumber daya
manusia dapat dijabarkan sebagai pengelolaan
manusia sebagai sumber daya. Manajemen
sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai
pendekatan stratejik dan koheren untuk
mengelola aset paling berharga milik organisasi,
orang-orang yang berkerja dalam organisasi, baik
secara individu maupun kolektif, dan
memberikan sumbangan untuk mencapai sasaran
organisasi (Amstrong,2003). (Umar,2004)
mendefinisikan manajemen sumber daya manusia
(MSDM) sebagai bagian dari manajemen
keorganisasian yang memfokuskan diri pada
unsur SDM.
3. Penilaian Kinerja Karyawan
Pada organisasi yang modern, penilaian
memberikan mekanisme peranan penting bagi
manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan
tujuan-tujuan dan standar-standar kinerja dan
untuk memotivasi kinerja individu di waktu
berikutnya. Ini merupakan komponen kunci
dalam proses pelaksanaan personalia dari
sebagian besar perusahaan dan memberikan basis
untuk keputusan-keputusan yang mempengaruhi
gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan, transfer,
dan kondisi-kondisi kepegawaian lainnya.
Menurut Simamora (2001) kinerja
karyawan (employee performance) adalah tingkat
terhadap mana para karyawan mencapai
persyaratan-persyaratan pekerjaan. Penilaian
kinerja (performance assessment) adalah proses
yang mengukur kinerja karyawan. Penilaian
kinerja merupakan salah satu fungsi mendasar
personalia, kadang-kadang disebut juga dengan
review kinerja, penilaian karyawan, evaluasi
kinerja, evaluasi karyawan, atau rating
personalia.
4. Definisi Training
Menurut Satmoko dan Irmim, (2004:2-
3), mengatakan bahwa : ”Pelatihan atau Training
adalah Usaha untuk membekali pengetahuan,
pengembagan kompetensi kerja, meningkatkan
kemampuan, meningkatkan produktivitas,
meningkatkan kesejahteraan”. Adapun pengertian
pelatihan dijelaskan adalah cara untuk
menghilangkan atau memperkecil kesenjangan
prestasi kerja antar karyawan, mencocokan
individu dengan pekerjaan dan organisasi.
Pelatihan juga merupakan salah satu proses yang
mengubah anggota baru dalam organisasi
menjadi ”orang dalam” yang produktif. Proses ini
menjadikan diri menjadi lebih baik dari kondisi
sebelumnya.
5. Pelatihan
Pelatihan adalah bagian dari
pendidikan untuk meningkatkan ketrampilan
diluar sistem pendidikan formal atau pendidikan
non-formal yang dilaksanakan dalam waktu yang
4
singkat dan lebih mengutamakan praktek dari
pada teori (Fahrudin,2008:10). Ada tiga syarat
dalam pelatihan :
1. Latihan harus membantu karyawan
menambah kemampuannya. Apabila seorang
karyawan menjadi lebih efektif dalam
pekerjaannya melalui usaha-usahanya sendiri
untuk memperbaiki dirinya, maka hal ini
tidak disebut latihan.
2. Latihan harus menimbulkan perubahan
dalam kebiasaan bekerja karyawan, dalam
sikapnya terhadap pekerjaan, dalam
informasi dan pengetahuan yang ia terapkan
dalam pekerjaan sehari-hari.
3. Latihan harus berhubungan dengan pekerjaan
tertentu. Pegawai dapat ikut mengambil
bagian dalam berbagai pekerjaannya yang
sekarang atau dengan tugas-tugas tertentu
untuk ia tunjukan di masa yang akan dating
sedikit atau tidak ada.
Pelatihan didalam operasionalnya
memerlukan partisipasi semua pihak pengelola
pelatihan secara aktif dan inovatif, lebih-lebih
manajer memerlukan bantuan dari beberapa
pelaku pengelola pelatihan secara aktif dan akan
memberikan pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya. Sebagai pengelola pelatihan
dibutuhkan personil yang mampu merencanakan
latihan dengan hasil kompetitif. Maksudnya
output mampu bersaing dengan masyarakat
artinya pelatihan tersebut bias memenuhi
kebutuhan masyarakat. Minimal seorang manajer
pelatihan setidak-tidaknya dapat mengendalikan
hal-hal seperti berikut :
Kebutuhan pelatihan, pelaksanaan pelatihan,
evaluasi pelaksanaan pelatihan, pengembangan
pelatihan, kebijakan pelatihan, negosiasi
pelatihan, kolaboratif pelatihan dan jejaring
pelatihan.
Pelaksanaan pelatihan yang baik
adalah jika pelatihan tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang hendak dicapai. Oleh sebab itu
pelaksanaan pelatihan betul-betul harus
dirancang sesuai dengan kebutuhan, sesuai
dengan program pelatihan, dan sesuai dengan
kapasitas perlengkapan pelatihan serta
keamanaan pelatihan atau safety training yang
diperlukan.
Beberapa tehnik pelatihan pendekatan
yang menggunakan prinsip belajar seperti
ceramah adalah alat berharga karena dapat
memenuhi keperluan untuk tukar menukar
keahlian atau pengalaman. Setiawan (2007;17).
1. On the job training
on the job training (OJT) atau disebut
juga dengan pelatihan instruksi perkerjaan
sebagai suatu metode pelatihan dengan cara para
calon pekerja di tempatkan dalam kondisi
pekerjaan yang sebernarnya, dibawah bimbingan
department dan pegawai yang telah
berpengalaman.
2. Simulasi
Permainan simulasi dapat dibagi
menjadi dua macam. Pertama, simulasi
melibatkan simulator yang bersifat mesin yang
mengandalkan aspek-aspek utama dalam suatu
situasi kerja. Kedua, simulator computer berupa
games. Para pemain membuat suatu keputusan
5
dan computer yang menentukan hasil yang terjadi
sesuai dengan kondisi yang telah diprogramkan
dalam computer.
3. Outdoor Oriented programs
Program ini biasanya dilakukan
diwilayah yang terpencil dengan melakukan
kombinasi antara kemampuan di luar kantor
dengan kemampuan di ruang kelas. Program ini
dikenal dengan istilah outing.
6. Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)
Menurut Marimin (2005:21), Metode
Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan
salah satu metode untuk menentukan urutan
prioritas alternatif keputusan dengan kriteria
jamak. Metode MPE terdiri dari beberapa
tahapan, yaitu:
1. Menyusun alternatif-alternatif keputusan yang
akan dipilih
2. Menentukan kriteria atau perbandingan
keputusan yang penting untuk dievaluasi
3. Menentukan tingkat kepentingan dari setiap
kriteria keputusan
4. Melakukan penilaian terhadap semua alternatif
pada setiap kriteria
5. Menghitung skor atau nilai total setiap
alternatif
6. Menentukan urutan prioritas keputusan
didasarkan pada skor atau nilai total
masingmasing alternatif
Menurut Marimin (2005:22), Formulasi
perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam
metode perbandingan eksponensial ditunjukkan
pada persamaan berikut:
dimana:
TNi = Total nilai alternatif ke-i
RKij = Derajat kepentingan relatif kriteria ke-j
pada pilihan keputusan i
TKKj = Derajat kepentingan kriteria keputusan
ke-j; TKKj > 0; bulat
m = jumlah kriteria keputusan
n = Jumlah pilihan keputusan
j = 1,2,3,…,m; m = jumlah kriteria
i = 1,2,3,…,n; n = jumlah pilihan alternatif
Terdapat tiga alternatif calon cleaning
service yaitu calon cleaning service 1 (CS1),
calon cleaning service 2 (CS2), calon cleaning
service (CS3). Contoh kriteria yang
dipertimbangkan, kecepatan, tanggap, dan hasil.
Calon cleaning service yang potensial untuk
dipertimbangkan tentunya calon cleaning service
yang memiliki nilai tinggi untuk setiap criteria.
Penilaian alternatif pada setiap criteria
menggunakan skala penilaian 1-9, seperti terlihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Penilaian Alternatif Calon CleaningService
Calon Cleaning Service
kriteria bobot CS1 CS2 CS3
Speed 7 8 7 6
tanggap 8 7 8 7
hasil kerja 9 7 7 7
Setelah menggunakan teknik MPE maka
akan terlihat urutan atau prioritas calon cleaning
6
service yang potensial untuk dipertimbangkan
dan dipilih, seperti pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Perhitungan dengan MPE
Prioritas Alternatif terpilih Nilai MPE
CS potensial 1 CS2 57.954.366
CS potensial 2 CS1 48.215.560
CS potensial 3 CS3 46.398.344
Dari Tabel 2. disimpulkan bahwa calon
cleaning service yang potensial untuk
dipertimbangkan untuk dipilih adalah CS2
dengan nilai 57.954.366. CS1 menempati urutan
kedua, diikuti dengan CS3 yang menempati
urutan ketiga.
Keuntungan dari metode perbandingan
eksponensial ini adalah dapat mengurangi bias
yang mungkin terjadi dalam analisis. Nilai skor
yang menggambarkan urutan prioritas menjadi
lebih besar (Fungsi eksponensial) ini
mengakibatkan urutan prioritas alternative
keputusan lebih nyata
7. Skala Peringkat ( Rating Scale)
Skala peringkat merupakan metode yang
paling tua dan paling banyak digunakan dalam
penilaian, dimana para penilai melakukan
suatu penilaian yang berhubungan dengan hasil
penilaian dalam skala tertentu, mulai dari hal
paling rendah sampai paling tinggi. Penilaian
pada umumnya diisi atasan untuk memutuskan
pendapat yang paling sesuai dari setiap
tingkat hasil kerja. Seorang penilai
memberikan sebuah nilai kuantitatif (bobot)
yang mencerminkan nilai rata-rata yang
akan dihitung dan dibandingkan. Misalkan,
jika appraise memperoleh skor 5 untuk setiap
dimensi, maka appraise akan memperoleh
jumlah skor 5 x 5 = 25. Hasil tersebut
menjumlahkan semua dimensi. Ciri dari model
ini, rating diberi angka 1 sampai dengan angka 5
dengan kriteria, yaitu: Sangat Penting (5),
Penting (4), Cukup Penting (3), Standar (2) dan
Kurang (1).
PERANCANGAN SISTEM
Pada Gambar 1 menunjukan Document
Flow manual menggambarkan proses evaluasi
training. Manager HRD memberikan daftar
kriteria, materi training, dan peringkat nilai untuk
di gunakan dalam penilaian. Ditemukan juga
beberapa tahapan dalam proses training yaitu :
Tahap proses penilaian evaluasi training, Tahap
proses penilaian evaluasi PKL, Tahap proses
penilaian masa percobaan. Pada tahap proses
penilaian evaluasi training ini melibatkan bagian
HRD yang melakukan penilaian kelulusan calon
cleaning service, instruktur yang menilai evaluasi
training selama di kelas dan calon cleaning
service yang akan di nilai kinerja praktek selama
training. Pada tahap proses evaluasi penilaian
PKL ini melibatkan bagian HRD yang menilai
kelulusan calon cleaning service berdasarkan
data hasil evaluasi PKL. Bagian supervisor
melakukan penilaian kepada calon cleaning
service selama PKL dan memberikan hasilnya
kepada bagian HRD. Calon cleaning service
sendiri melakukan PKL dan dinilai kinerjanya
oleh bagian supervisor area. Pada tahap proses
7
evaluasi penilaian masa percobaan ini melibatkan
calon cleaning service yang melakukan masa
percobaan dalam waktu 3 bulan dan akan dinilai
kinerja selama masa percobaan berlangsung.
Pada bagian supervisor area melakukan proses
penilaian kinerja calon cleaning service selama
masa percobaan berlangsung dan hasil dari tiap-
tiap evaluasi penilaian dibuatkan laporan untuk
diserahkan kepada manager HRD dan direktur.
Gambar 1. Document flow manual ProsesEvaluasi Training.
8
Desain Arsitektur
Perancangan sistem digunakan untuk
memberikan sebuah rancangan penilaian pada
calon cleaning service berdasarkan kriteria
sehingga mendapatkan seorang calon cleaning
service yang berkualitas. Desain arsitektur dari
sistem penilaian training menjelaskan data
alternatif calon cleaning service dan data kriteria
yang mempengaruhi penilaian. Diproses
menggunakan metode perbandingan eksponensial
untuk menghasilkan prioritas alternatif calon
cleaing service yang berprestasi. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 2.
Database
Gambar 2. Blok Diagram Sistem InformasiPenilaian Training
CONTEXT DIAGRAM
Context diagram merupakan diagram
pertama dalam rangkaian suatu DFD yang
menggambarkan entitas-entitas yang
berhubungan dengan suatu sistem. Context
diagram untuk rancang bangun sistem informasi
penilaian training dengan menggunakan metode
perbandingan ekponensial dapat pada Gambar 3.
pada context diagram rancang bangun sistem
sinformasi penilaian training menggunakan
metode perbandingan ekponensial terdapat 4
external entity, yaitu Manager HRD, Supervisor
area, Bagian HRD, dan Instruktur. Context
Diagram ditunjukkan pada Gambar 3.
lap_akhir_pkl_direktur
lap_akhir_training_cslap_akhir_ms_direktur
lap_akhir_training_manager
materi_training
lokasi_kerja
data_perusahaan
lap_akhir_training_direktur
lap_akhir_MS_manager
lap_akhir_PKL_manager
peringkat_nilai
nilai_bobot
kriteria_raport
kriteria_tertulis
kriteria_praktek
lap_nilai_praktek
lap_nilai_tertulis
lap_akhir_MS_cs
lap_akhir_pkl_cs
lap_nilai_MS
lap_nilai_pkl
data_CS
0
SISTEM INFORMASI PENILAIAN TRAINING
MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN
EKSPONENSIAL
+
Direktur
Manager HRD
Instruktur
Supervisor
Area
Calon
Cleaning
Service
Gambar 3. Context Diagram Sistem InformasiPenilaian Training Menggunakan Metode
Perbandingan Ekponensial
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan dibangunnya sistem ini adalah
terbentuknya sistem informasi yang dapat
digunakan sebagai acuan atau pendukung
informasi dalam penilaian training calon cleaning
service sehingga data yang didapatkan lebih baik
dan tepat sasaran dengan pemecahan tersebut
menggunakan metode perbandingan
eksponensial.
1. Nilai Training praktek
Form nilai training praktek pada aplikasi
sistem informasi penilaian training ini digunakan
untuk menginputkan data nilai training praktek
9
para calon cleaning service yang mengikuti
training. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang
form nilai training praktek pada Gambar 4.
Gambar 4 Form Menginputkan Nilai TrainingPraktek
2. Nilai Training Tertulis
Form nilai training tertulis pada aplikasi
sistem informasi penilaian training ini digunakan
untuk menginputkan data nilai training tertulis
para calon cleaning service yang mengikuti
training. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang
form nilai training tertulis pada Gambar 5.
Gambar 5 Form Menginputkan Nilai TrainingTertulis
3. Nilai PKL
Form nilai PKL pada aplikasi sistem
informasi penilaian training ini digunakan untuk
menginputkan data nilai PKL para calon cleaning
service yang mengikuti PKL. Berikut penjelasan
lebih lanjut tentang form nilai PKL pada Gambar
6.
Gambar 6 Form Menginputkan Nilai PKL
4. Nilai Masa Percobaan
Form nilai masa percobaan pada sistem
informasi penilaian training ini digunakan untuk
menginputkan data nilai masa percobaan yang di
lakukan para calon cleaning service pada masa
percobaan. Berikut penjelasan lebih lanjut
tentang form nilai masa percobaan pada Gambar
7.
Gambar 7 Form Menginputkan Nilai MasaPercobaan
5. Perhitungan Evaluasi Training MPE
Form perhitungan evaluasi training pada sistem
informasi penilaian training ini digunakan untuk
melakukan perhitungan terhadap data-data nilai
training yang sudah disimpan kedalam database
untuk diolah kedalam perhitungan metode
perbandingan ekponensial pada evaluasi training.
Berikut penjelasan tentang form perhitungan
evaluasi training pada Gambar 8.
10
Gambar 8 Form Perhitungan Evaluasi TrainingMPE
6. Perhitungan Evaluasi PKL MPE
Form perhitungan evaluasi PKL pada
training informasi penilaian training ini
digunakan untuk melakukan perhitungan
terhadap data-data nilai PKL yang sudah
disimpan kedalam database untuk diolah
kedalam perhitungan metode perbandingan
ekponensial pada evaluasi PKL. Berikut
penjelasan tentang form perhitungan evaluasi
PKL pada gambar 9.
Gambar 9 Form Perhitungan Evaluasi PKL MPE
7. Perhitungan Evaluasi Masa Percobaan
Form perhitungan evaluasi masa
percobaan pada sistem informasi penilaian
training ini digunakan untuk melakukan
perhitungan terhadap data-data nilai masa
percobaan yang sudah disimpan kedalam
database untuk diolah kedalam perhitungan
perbandingan ekponensial pada evaluasi masa
percobaan. Berikut penjelasan tentang form
perhitungan evaluasi masa percobaan pada
Gambar 10.
Gambar 10 Form Pengangkatan PegawaiTetap
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji coba dan analisa
yang telah dilakukan dalam pembuatan aplikasi
Rancang Bangun Sistem Informasi Penilaian
Training Dengan Metode Perbandingan
Eksponensial dengan studi kasus PT Multi Clean
jaya Lestari, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Aplikasi yang dibuat dapat mendukung
bagian HRD terutama dalam melakukan
penilaian training dengan kriteria beserta
bobot nilai yang telah ditentukan.
2. Aplikasi yang dibuat dapat memantau
perkembangan penilaian training dari awal
training sampai selesai training untuk
meningkatkan mutu kerja.
3. Hasil Penilaian training dapat digunakan
untuk mengetahui para calon cleaning service
mana yang layak diterima menjadi karyawan
11
sesuai dengan kebutuhan PT. Multi Clean
Jaya Lestari.
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Michael. 2003. the Art of HRD :Strategic Human Resource Managementa Guide to Action Manajemen SumberDaya Manusia Stratejik PanduanPraktis Untuk Bertindak, alih bahasaoleh ati cahyani. Jakarta: PT Gramedia.
Fahrudin, Farid. 2008. Tugas Akhir : SistemPendukung Keputusan UntukOptimalisasi Kinerja pelatihanMenggunakan Metode AHP DanSimpleks. Surabaya : STIKOMP.
Herlambang, Soendoro, dan HaryantoTanuwijaya, 2005, Sistem Informasi:Konsep, Teknologi, dan Manajemen,Graha Ilmu, Yogyakarta.
Kendall & Kendall, 1995, Sistem Analisys anddesign - Fifth Edition, Prantice HallInternational Inc; United state ofamerica.
Marimin. 2005. Teknik dan AplikasiPengambilan keputusan denganKriteria majemuk, cetakan kedua,Jakarta : Grasindo Jakarta.
Satmoko dan Irmim, S, 2004, Mendesain StrategiPelatihan Karyawan, Seya Media.
Setiawan, Tedy. 2007. Tugas Akhir : RancangBangun Sistem Informasi RekrutmentDan Pelatihan Karyawan MenggunakanMetode Management By Objective.Surabaya : STIKOMP.
Simamora, Henry, 2001, Manajemen SumberDaya Manusia, Sekolah tinggi ilmuekonomi YKPN.
Umar, Husein, 2004, riset sumber daya manusia,PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.