rancang bangun sistem informasi penilaian …ppta.stikom.edu/upload/upload/file/05410100062makalah...

11
1 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENILAIAN TRAINING MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL (STUDI KASUS: PT Multi Clean Jaya Lestari, SURABAYA) Irsal Ismed 1) 1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya, email: [email protected] Abstract: PT. Multi Clean Jaya Lestari is an outsourcing services company engaged in cleaning services located on the Panjang Jiwo, Surabaya. The company is one of the dealer employees in the field of cleaning service branch office in Indonesia in Surabaya. A separate issue is the lack of assessment of information systems training. So often have difficulty in taking action if there are candidates who are considered cleaning service assessment is less. Other problems also arise when the human resources department had difficulty in presenting training information to the HR manager and director. One way to assess the training is to build information systems training assessment with comparison method exponentially. One method to determine the priority order of decision alternatives with multiple criteria. This technique is used as a helper for the individual decision-makers to use a design model that has been well defined at this stage of the process. Applications are made to monitor the development of initial training assessment training to complete training to improve the quality of work. Results of training assessments can be used to determine the candidates cleaning service which deserves to be employees in accordance with needs. Keywords : PT.Multi Clean Jaya Lestari, Exponential Comparasion Method, Cleaning Service, outsourcing PT Multi Clean Jaya Lestari merupakan perusahaan jasa outsourcing yang bergerak dibidang jasa kebersihan yang berlokasi di jalan panjang jiwo, Surabaya. Perusahaan ini salah satu penyalur karyawan dalam bidang cleaning service di Indonesia yang berkantor cabang di Surabaya. Secara umum konsep kebersihan melalui pengelolaan lingkungan adalah hal yang baru, begitu juga proses pekerjaan pembersihan yang mengutamakan aspek keamanan/keselamatan kerja atau safety environment housekeeping. Pada dasarnya safety environment housekeeping adalah sistem kerja pembersihan yang tidak hanya sebatas menjaga kerapian area, atau sekedar mencegah sampah yang menghalangi pintu dan tangga darurat, tapi lebih daripada itu adalah terjaganya kewaspadaan bahwa musibah betapa pun tidak diinginkan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu dari tiga layanan utama dari Multi Clean Jaya Lestari adalah Human resource & Training, yang menjadi nafas dan esensi dari penentuan kualitas sumber daya manusia secara konsisten dan berkelanjutan. Tujuannya tentu untuk memastikan safety environment housekeeping dapat dilaksanakan seideal mungkin dengan menyesuaikan berbagai karakteristik lokasi kerja yang berbeda dari satu tempat ketempat lain. Dengan adanya Sumber Daya Manusia yang bermutu maka peluang untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan lain. Dalam tahapan proses training di perusahaan PT Multi Clean Jaya Lestari,

Upload: nguyenthu

Post on 06-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASIPENILAIAN TRAINING MENGGUNAKAN

METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL(STUDI KASUS: PT Multi Clean Jaya Lestari, SURABAYA)

Irsal Ismed1)

1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik KomputerSurabaya, email: [email protected]

Abstract: PT. Multi Clean Jaya Lestari is an outsourcing services company engaged in cleaning services located onthe Panjang Jiwo, Surabaya. The company is one of the dealer employees in the field of cleaning service branchoffice in Indonesia in Surabaya. A separate issue is the lack of assessment of information systems training. So oftenhave difficulty in taking action if there are candidates who are considered cleaning service assessment is less. Otherproblems also arise when the human resources department had difficulty in presenting training information to the HRmanager and director. One way to assess the training is to build information systems training assessment withcomparison method exponentially. One method to determine the priority order of decision alternatives with multiplecriteria. This technique is used as a helper for the individual decision-makers to use a design model that has beenwell defined at this stage of the process. Applications are made to monitor the development of initial trainingassessment training to complete training to improve the quality of work. Results of training assessments can be usedto determine the candidates cleaning service which deserves to be employees in accordance with needs.

Keywords : PT.Multi Clean Jaya Lestari, Exponential Comparasion Method, Cleaning Service, outsourcing

PT Multi Clean Jaya Lestari merupakan

perusahaan jasa outsourcing yang bergerak

dibidang jasa kebersihan yang berlokasi di jalan

panjang jiwo, Surabaya. Perusahaan ini salah satu

penyalur karyawan dalam bidang cleaning

service di Indonesia yang berkantor cabang di

Surabaya. Secara umum konsep kebersihan

melalui pengelolaan lingkungan adalah hal yang

baru, begitu juga proses pekerjaan pembersihan

yang mengutamakan aspek

keamanan/keselamatan kerja atau safety

environment housekeeping. Pada dasarnya safety

environment housekeeping adalah sistem kerja

pembersihan yang tidak hanya sebatas menjaga

kerapian area, atau sekedar mencegah sampah

yang menghalangi pintu dan tangga darurat, tapi

lebih daripada itu adalah terjaganya kewaspadaan

bahwa musibah betapa pun tidak diinginkan bisa

terjadi kapan saja dan dimana saja.

Salah satu dari tiga layanan utama dari

Multi Clean Jaya Lestari adalah Human resource

& Training, yang menjadi nafas dan esensi dari

penentuan kualitas sumber daya manusia secara

konsisten dan berkelanjutan. Tujuannya tentu

untuk memastikan safety environment

housekeeping dapat dilaksanakan seideal

mungkin dengan menyesuaikan berbagai

karakteristik lokasi kerja yang berbeda dari satu

tempat ketempat lain. Dengan adanya Sumber

Daya Manusia yang bermutu maka peluang untuk

memenangkan persaingan dengan perusahaan

lain.

Dalam tahapan proses training di

perusahaan PT Multi Clean Jaya Lestari,

2

sebenarnya sudah memanfaatkan TI. Salah satu

bentuk pemanfaatan TI dibagian training yaitu

terdapat aplikasi pendukung dengan

menggunakan Ms.Exel sebagai pendukung

pembuatan laporan. Dalam memberikan

informasi mengalami kendala pihak manajemen

perusahaan khususnya dibagian training belum

memiliki sistem informasi penilaian training,

sehingga seringkali mengalami kesulitan dalam

melakukan tindakan apabila terdapat calon

cleaning service yang dianggap penilaiannya

kurang. Permasalahan lain juga muncul ketika

bagian training mengalami kesulitan dalam

menyajikan informasi training kepada pihak

Manager HRD untuk dijadikan laporan.

Bedasarkan permasalahan yang dihadapi

PT.Multi Clean Jaya Lestari, Surabaya

membutuhkan adanya sistem informasi penilaian

training. Sistem informasi yang akan dibuat ini

bertujuan untuk membantu tugas bagian training

untuk menilai hasil evaluasi training bedasarkan

kriteria-kriteria yang ditentukan manajamen

perusahaan. Dalam sistem penilaian training ini

akan dihitung dengan menggunakan metode

perbandingan eksponensial. Menurut Manning

(1984) Metode Perbandingan Eksponensial

merupakan salah satu metode yang dapat

digunakan untuk melakukan pengukuran kinerja

karyawan, karena pada metode ini dapat

menentukan urutan prioritas alternatif-alternatif

keputusan dengan criteria jamak. Nilai skor yang

menggambarkan urutan prioritas menjadi lebih

besar (fungsi eksponensial) ini mengakibatkan

urutan prioritas alternatif keputusan lebih nyata.

Dengan adanya sistem informasi

penilaian training pasa PT Multi Clean Jaya

Lestari, diharapkan membantu, mempermudah

dan mempercepat setiap proses yang terjadi

dalam penilaian training sehingga dapat

mendukung kegiatan operasional yang ada lebih

baik.

LANDASAN TEORI

1. Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem didefinisikan sebagai kumpulan

dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan

tertentu. Menurut Herlambang dan Soendoro

(2005:21), Data adalah fakta-fakta atau kejadian-

kejadian yang dapat berupa angka-angka atau

kode-kode tertentu. Data masih belum

mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat

mempunyai arti data diolah sedemikian rupa

sehingga dapat digunakan oleh penggunanya.

Hasil pengolahan data inilah yang disebut

sebagai informasi. Secara ringkas, Informasi

adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti

bagi penggunanya. Sehingga sistem informasi

dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur

yang digunakan untuk mengolah data sehingga

dapat digunakan oleh penggunanya.

(Herlambang, Soendoro, dan Haryanto

Tanuwijaya, 2005.)

2. Konsep Manajemen Sumber Daya

Manusia

Manajemen Sumber Daya Manusia

berdasarkan asal katanya, manajemen berasal

dari kata management yang merupakan bentuk

3

nouns dari kata to manage yang bermakna

mengurus, mengatur, melaksanakan, dan

mengelola, sehingga manajemen adalah

pengurusan, pengaturan, pelaksanaan, dan

pengelolaan. Kata sumber daya manusia sebagai

sumber daya. Apabila kedua kata tersebut

digabungkan, maka manjemen sumber daya

manusia dapat dijabarkan sebagai pengelolaan

manusia sebagai sumber daya. Manajemen

sumber daya manusia dapat didefinisikan sebagai

pendekatan stratejik dan koheren untuk

mengelola aset paling berharga milik organisasi,

orang-orang yang berkerja dalam organisasi, baik

secara individu maupun kolektif, dan

memberikan sumbangan untuk mencapai sasaran

organisasi (Amstrong,2003). (Umar,2004)

mendefinisikan manajemen sumber daya manusia

(MSDM) sebagai bagian dari manajemen

keorganisasian yang memfokuskan diri pada

unsur SDM.

3. Penilaian Kinerja Karyawan

Pada organisasi yang modern, penilaian

memberikan mekanisme peranan penting bagi

manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan

tujuan-tujuan dan standar-standar kinerja dan

untuk memotivasi kinerja individu di waktu

berikutnya. Ini merupakan komponen kunci

dalam proses pelaksanaan personalia dari

sebagian besar perusahaan dan memberikan basis

untuk keputusan-keputusan yang mempengaruhi

gaji, promosi, pemberhentian, pelatihan, transfer,

dan kondisi-kondisi kepegawaian lainnya.

Menurut Simamora (2001) kinerja

karyawan (employee performance) adalah tingkat

terhadap mana para karyawan mencapai

persyaratan-persyaratan pekerjaan. Penilaian

kinerja (performance assessment) adalah proses

yang mengukur kinerja karyawan. Penilaian

kinerja merupakan salah satu fungsi mendasar

personalia, kadang-kadang disebut juga dengan

review kinerja, penilaian karyawan, evaluasi

kinerja, evaluasi karyawan, atau rating

personalia.

4. Definisi Training

Menurut Satmoko dan Irmim, (2004:2-

3), mengatakan bahwa : ”Pelatihan atau Training

adalah Usaha untuk membekali pengetahuan,

pengembagan kompetensi kerja, meningkatkan

kemampuan, meningkatkan produktivitas,

meningkatkan kesejahteraan”. Adapun pengertian

pelatihan dijelaskan adalah cara untuk

menghilangkan atau memperkecil kesenjangan

prestasi kerja antar karyawan, mencocokan

individu dengan pekerjaan dan organisasi.

Pelatihan juga merupakan salah satu proses yang

mengubah anggota baru dalam organisasi

menjadi ”orang dalam” yang produktif. Proses ini

menjadikan diri menjadi lebih baik dari kondisi

sebelumnya.

5. Pelatihan

Pelatihan adalah bagian dari

pendidikan untuk meningkatkan ketrampilan

diluar sistem pendidikan formal atau pendidikan

non-formal yang dilaksanakan dalam waktu yang

4

singkat dan lebih mengutamakan praktek dari

pada teori (Fahrudin,2008:10). Ada tiga syarat

dalam pelatihan :

1. Latihan harus membantu karyawan

menambah kemampuannya. Apabila seorang

karyawan menjadi lebih efektif dalam

pekerjaannya melalui usaha-usahanya sendiri

untuk memperbaiki dirinya, maka hal ini

tidak disebut latihan.

2. Latihan harus menimbulkan perubahan

dalam kebiasaan bekerja karyawan, dalam

sikapnya terhadap pekerjaan, dalam

informasi dan pengetahuan yang ia terapkan

dalam pekerjaan sehari-hari.

3. Latihan harus berhubungan dengan pekerjaan

tertentu. Pegawai dapat ikut mengambil

bagian dalam berbagai pekerjaannya yang

sekarang atau dengan tugas-tugas tertentu

untuk ia tunjukan di masa yang akan dating

sedikit atau tidak ada.

Pelatihan didalam operasionalnya

memerlukan partisipasi semua pihak pengelola

pelatihan secara aktif dan inovatif, lebih-lebih

manajer memerlukan bantuan dari beberapa

pelaku pengelola pelatihan secara aktif dan akan

memberikan pekerjaan yang sesuai dengan

keahliannya. Sebagai pengelola pelatihan

dibutuhkan personil yang mampu merencanakan

latihan dengan hasil kompetitif. Maksudnya

output mampu bersaing dengan masyarakat

artinya pelatihan tersebut bias memenuhi

kebutuhan masyarakat. Minimal seorang manajer

pelatihan setidak-tidaknya dapat mengendalikan

hal-hal seperti berikut :

Kebutuhan pelatihan, pelaksanaan pelatihan,

evaluasi pelaksanaan pelatihan, pengembangan

pelatihan, kebijakan pelatihan, negosiasi

pelatihan, kolaboratif pelatihan dan jejaring

pelatihan.

Pelaksanaan pelatihan yang baik

adalah jika pelatihan tersebut sesuai dengan

kebutuhan yang hendak dicapai. Oleh sebab itu

pelaksanaan pelatihan betul-betul harus

dirancang sesuai dengan kebutuhan, sesuai

dengan program pelatihan, dan sesuai dengan

kapasitas perlengkapan pelatihan serta

keamanaan pelatihan atau safety training yang

diperlukan.

Beberapa tehnik pelatihan pendekatan

yang menggunakan prinsip belajar seperti

ceramah adalah alat berharga karena dapat

memenuhi keperluan untuk tukar menukar

keahlian atau pengalaman. Setiawan (2007;17).

1. On the job training

on the job training (OJT) atau disebut

juga dengan pelatihan instruksi perkerjaan

sebagai suatu metode pelatihan dengan cara para

calon pekerja di tempatkan dalam kondisi

pekerjaan yang sebernarnya, dibawah bimbingan

department dan pegawai yang telah

berpengalaman.

2. Simulasi

Permainan simulasi dapat dibagi

menjadi dua macam. Pertama, simulasi

melibatkan simulator yang bersifat mesin yang

mengandalkan aspek-aspek utama dalam suatu

situasi kerja. Kedua, simulator computer berupa

games. Para pemain membuat suatu keputusan

5

dan computer yang menentukan hasil yang terjadi

sesuai dengan kondisi yang telah diprogramkan

dalam computer.

3. Outdoor Oriented programs

Program ini biasanya dilakukan

diwilayah yang terpencil dengan melakukan

kombinasi antara kemampuan di luar kantor

dengan kemampuan di ruang kelas. Program ini

dikenal dengan istilah outing.

6. Metode Perbandingan Eksponensial (MPE)

Menurut Marimin (2005:21), Metode

Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan

salah satu metode untuk menentukan urutan

prioritas alternatif keputusan dengan kriteria

jamak. Metode MPE terdiri dari beberapa

tahapan, yaitu:

1. Menyusun alternatif-alternatif keputusan yang

akan dipilih

2. Menentukan kriteria atau perbandingan

keputusan yang penting untuk dievaluasi

3. Menentukan tingkat kepentingan dari setiap

kriteria keputusan

4. Melakukan penilaian terhadap semua alternatif

pada setiap kriteria

5. Menghitung skor atau nilai total setiap

alternatif

6. Menentukan urutan prioritas keputusan

didasarkan pada skor atau nilai total

masingmasing alternatif

Menurut Marimin (2005:22), Formulasi

perhitungan skor untuk setiap alternatif dalam

metode perbandingan eksponensial ditunjukkan

pada persamaan berikut:

dimana:

TNi = Total nilai alternatif ke-i

RKij = Derajat kepentingan relatif kriteria ke-j

pada pilihan keputusan i

TKKj = Derajat kepentingan kriteria keputusan

ke-j; TKKj > 0; bulat

m = jumlah kriteria keputusan

n = Jumlah pilihan keputusan

j = 1,2,3,…,m; m = jumlah kriteria

i = 1,2,3,…,n; n = jumlah pilihan alternatif

Terdapat tiga alternatif calon cleaning

service yaitu calon cleaning service 1 (CS1),

calon cleaning service 2 (CS2), calon cleaning

service (CS3). Contoh kriteria yang

dipertimbangkan, kecepatan, tanggap, dan hasil.

Calon cleaning service yang potensial untuk

dipertimbangkan tentunya calon cleaning service

yang memiliki nilai tinggi untuk setiap criteria.

Penilaian alternatif pada setiap criteria

menggunakan skala penilaian 1-9, seperti terlihat

pada Tabel 1.

Tabel 1. Penilaian Alternatif Calon CleaningService

Calon Cleaning Service

kriteria bobot CS1 CS2 CS3

Speed 7 8 7 6

tanggap 8 7 8 7

hasil kerja 9 7 7 7

Setelah menggunakan teknik MPE maka

akan terlihat urutan atau prioritas calon cleaning

6

service yang potensial untuk dipertimbangkan

dan dipilih, seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Perhitungan dengan MPE

Prioritas Alternatif terpilih Nilai MPE

CS potensial 1 CS2 57.954.366

CS potensial 2 CS1 48.215.560

CS potensial 3 CS3 46.398.344

Dari Tabel 2. disimpulkan bahwa calon

cleaning service yang potensial untuk

dipertimbangkan untuk dipilih adalah CS2

dengan nilai 57.954.366. CS1 menempati urutan

kedua, diikuti dengan CS3 yang menempati

urutan ketiga.

Keuntungan dari metode perbandingan

eksponensial ini adalah dapat mengurangi bias

yang mungkin terjadi dalam analisis. Nilai skor

yang menggambarkan urutan prioritas menjadi

lebih besar (Fungsi eksponensial) ini

mengakibatkan urutan prioritas alternative

keputusan lebih nyata

7. Skala Peringkat ( Rating Scale)

Skala peringkat merupakan metode yang

paling tua dan paling banyak digunakan dalam

penilaian, dimana para penilai melakukan

suatu penilaian yang berhubungan dengan hasil

penilaian dalam skala tertentu, mulai dari hal

paling rendah sampai paling tinggi. Penilaian

pada umumnya diisi atasan untuk memutuskan

pendapat yang paling sesuai dari setiap

tingkat hasil kerja. Seorang penilai

memberikan sebuah nilai kuantitatif (bobot)

yang mencerminkan nilai rata-rata yang

akan dihitung dan dibandingkan. Misalkan,

jika appraise memperoleh skor 5 untuk setiap

dimensi, maka appraise akan memperoleh

jumlah skor 5 x 5 = 25. Hasil tersebut

menjumlahkan semua dimensi. Ciri dari model

ini, rating diberi angka 1 sampai dengan angka 5

dengan kriteria, yaitu: Sangat Penting (5),

Penting (4), Cukup Penting (3), Standar (2) dan

Kurang (1).

PERANCANGAN SISTEM

Pada Gambar 1 menunjukan Document

Flow manual menggambarkan proses evaluasi

training. Manager HRD memberikan daftar

kriteria, materi training, dan peringkat nilai untuk

di gunakan dalam penilaian. Ditemukan juga

beberapa tahapan dalam proses training yaitu :

Tahap proses penilaian evaluasi training, Tahap

proses penilaian evaluasi PKL, Tahap proses

penilaian masa percobaan. Pada tahap proses

penilaian evaluasi training ini melibatkan bagian

HRD yang melakukan penilaian kelulusan calon

cleaning service, instruktur yang menilai evaluasi

training selama di kelas dan calon cleaning

service yang akan di nilai kinerja praktek selama

training. Pada tahap proses evaluasi penilaian

PKL ini melibatkan bagian HRD yang menilai

kelulusan calon cleaning service berdasarkan

data hasil evaluasi PKL. Bagian supervisor

melakukan penilaian kepada calon cleaning

service selama PKL dan memberikan hasilnya

kepada bagian HRD. Calon cleaning service

sendiri melakukan PKL dan dinilai kinerjanya

oleh bagian supervisor area. Pada tahap proses

7

evaluasi penilaian masa percobaan ini melibatkan

calon cleaning service yang melakukan masa

percobaan dalam waktu 3 bulan dan akan dinilai

kinerja selama masa percobaan berlangsung.

Pada bagian supervisor area melakukan proses

penilaian kinerja calon cleaning service selama

masa percobaan berlangsung dan hasil dari tiap-

tiap evaluasi penilaian dibuatkan laporan untuk

diserahkan kepada manager HRD dan direktur.

Gambar 1. Document flow manual ProsesEvaluasi Training.

8

Desain Arsitektur

Perancangan sistem digunakan untuk

memberikan sebuah rancangan penilaian pada

calon cleaning service berdasarkan kriteria

sehingga mendapatkan seorang calon cleaning

service yang berkualitas. Desain arsitektur dari

sistem penilaian training menjelaskan data

alternatif calon cleaning service dan data kriteria

yang mempengaruhi penilaian. Diproses

menggunakan metode perbandingan eksponensial

untuk menghasilkan prioritas alternatif calon

cleaing service yang berprestasi. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 2.

Database

Gambar 2. Blok Diagram Sistem InformasiPenilaian Training

CONTEXT DIAGRAM

Context diagram merupakan diagram

pertama dalam rangkaian suatu DFD yang

menggambarkan entitas-entitas yang

berhubungan dengan suatu sistem. Context

diagram untuk rancang bangun sistem informasi

penilaian training dengan menggunakan metode

perbandingan ekponensial dapat pada Gambar 3.

pada context diagram rancang bangun sistem

sinformasi penilaian training menggunakan

metode perbandingan ekponensial terdapat 4

external entity, yaitu Manager HRD, Supervisor

area, Bagian HRD, dan Instruktur. Context

Diagram ditunjukkan pada Gambar 3.

lap_akhir_pkl_direktur

lap_akhir_training_cslap_akhir_ms_direktur

lap_akhir_training_manager

materi_training

lokasi_kerja

data_perusahaan

lap_akhir_training_direktur

lap_akhir_MS_manager

lap_akhir_PKL_manager

peringkat_nilai

nilai_bobot

kriteria_raport

kriteria_tertulis

kriteria_praktek

lap_nilai_praktek

lap_nilai_tertulis

lap_akhir_MS_cs

lap_akhir_pkl_cs

lap_nilai_MS

lap_nilai_pkl

data_CS

0

SISTEM INFORMASI PENILAIAN TRAINING

MENGGUNAKAN METODE PERBANDINGAN

EKSPONENSIAL

+

Direktur

Manager HRD

Instruktur

Supervisor

Area

Calon

Cleaning

Service

Gambar 3. Context Diagram Sistem InformasiPenilaian Training Menggunakan Metode

Perbandingan Ekponensial

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tujuan dibangunnya sistem ini adalah

terbentuknya sistem informasi yang dapat

digunakan sebagai acuan atau pendukung

informasi dalam penilaian training calon cleaning

service sehingga data yang didapatkan lebih baik

dan tepat sasaran dengan pemecahan tersebut

menggunakan metode perbandingan

eksponensial.

1. Nilai Training praktek

Form nilai training praktek pada aplikasi

sistem informasi penilaian training ini digunakan

untuk menginputkan data nilai training praktek

9

para calon cleaning service yang mengikuti

training. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang

form nilai training praktek pada Gambar 4.

Gambar 4 Form Menginputkan Nilai TrainingPraktek

2. Nilai Training Tertulis

Form nilai training tertulis pada aplikasi

sistem informasi penilaian training ini digunakan

untuk menginputkan data nilai training tertulis

para calon cleaning service yang mengikuti

training. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang

form nilai training tertulis pada Gambar 5.

Gambar 5 Form Menginputkan Nilai TrainingTertulis

3. Nilai PKL

Form nilai PKL pada aplikasi sistem

informasi penilaian training ini digunakan untuk

menginputkan data nilai PKL para calon cleaning

service yang mengikuti PKL. Berikut penjelasan

lebih lanjut tentang form nilai PKL pada Gambar

6.

Gambar 6 Form Menginputkan Nilai PKL

4. Nilai Masa Percobaan

Form nilai masa percobaan pada sistem

informasi penilaian training ini digunakan untuk

menginputkan data nilai masa percobaan yang di

lakukan para calon cleaning service pada masa

percobaan. Berikut penjelasan lebih lanjut

tentang form nilai masa percobaan pada Gambar

7.

Gambar 7 Form Menginputkan Nilai MasaPercobaan

5. Perhitungan Evaluasi Training MPE

Form perhitungan evaluasi training pada sistem

informasi penilaian training ini digunakan untuk

melakukan perhitungan terhadap data-data nilai

training yang sudah disimpan kedalam database

untuk diolah kedalam perhitungan metode

perbandingan ekponensial pada evaluasi training.

Berikut penjelasan tentang form perhitungan

evaluasi training pada Gambar 8.

10

Gambar 8 Form Perhitungan Evaluasi TrainingMPE

6. Perhitungan Evaluasi PKL MPE

Form perhitungan evaluasi PKL pada

training informasi penilaian training ini

digunakan untuk melakukan perhitungan

terhadap data-data nilai PKL yang sudah

disimpan kedalam database untuk diolah

kedalam perhitungan metode perbandingan

ekponensial pada evaluasi PKL. Berikut

penjelasan tentang form perhitungan evaluasi

PKL pada gambar 9.

Gambar 9 Form Perhitungan Evaluasi PKL MPE

7. Perhitungan Evaluasi Masa Percobaan

Form perhitungan evaluasi masa

percobaan pada sistem informasi penilaian

training ini digunakan untuk melakukan

perhitungan terhadap data-data nilai masa

percobaan yang sudah disimpan kedalam

database untuk diolah kedalam perhitungan

perbandingan ekponensial pada evaluasi masa

percobaan. Berikut penjelasan tentang form

perhitungan evaluasi masa percobaan pada

Gambar 10.

Gambar 10 Form Pengangkatan PegawaiTetap

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil uji coba dan analisa

yang telah dilakukan dalam pembuatan aplikasi

Rancang Bangun Sistem Informasi Penilaian

Training Dengan Metode Perbandingan

Eksponensial dengan studi kasus PT Multi Clean

jaya Lestari, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Aplikasi yang dibuat dapat mendukung

bagian HRD terutama dalam melakukan

penilaian training dengan kriteria beserta

bobot nilai yang telah ditentukan.

2. Aplikasi yang dibuat dapat memantau

perkembangan penilaian training dari awal

training sampai selesai training untuk

meningkatkan mutu kerja.

3. Hasil Penilaian training dapat digunakan

untuk mengetahui para calon cleaning service

mana yang layak diterima menjadi karyawan

11

sesuai dengan kebutuhan PT. Multi Clean

Jaya Lestari.

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Michael. 2003. the Art of HRD :Strategic Human Resource Managementa Guide to Action Manajemen SumberDaya Manusia Stratejik PanduanPraktis Untuk Bertindak, alih bahasaoleh ati cahyani. Jakarta: PT Gramedia.

Fahrudin, Farid. 2008. Tugas Akhir : SistemPendukung Keputusan UntukOptimalisasi Kinerja pelatihanMenggunakan Metode AHP DanSimpleks. Surabaya : STIKOMP.

Herlambang, Soendoro, dan HaryantoTanuwijaya, 2005, Sistem Informasi:Konsep, Teknologi, dan Manajemen,Graha Ilmu, Yogyakarta.

Kendall & Kendall, 1995, Sistem Analisys anddesign - Fifth Edition, Prantice HallInternational Inc; United state ofamerica.

Marimin. 2005. Teknik dan AplikasiPengambilan keputusan denganKriteria majemuk, cetakan kedua,Jakarta : Grasindo Jakarta.

Satmoko dan Irmim, S, 2004, Mendesain StrategiPelatihan Karyawan, Seya Media.

Setiawan, Tedy. 2007. Tugas Akhir : RancangBangun Sistem Informasi RekrutmentDan Pelatihan Karyawan MenggunakanMetode Management By Objective.Surabaya : STIKOMP.

Simamora, Henry, 2001, Manajemen SumberDaya Manusia, Sekolah tinggi ilmuekonomi YKPN.

Umar, Husein, 2004, riset sumber daya manusia,PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.