rancang bangun alat safety device penggunaan...
TRANSCRIPT
RANCANG BANGUN ALAT SAFETY DEVICE
PENGGUNAAN AIR CONDITIONER (AC) PADA UNIT
BERBASIS ARDUINO
TUGAS AKHIR
SHOLEH HADI WIJAYA
NIM : 150309265291
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK MESIN ALAT BERAT
BALIKPAPAN
2018
i
RANCANG BANGUN ALAT SAFETY DEVICE PENGGUNAAN
AIR CONDITIONER (AC) PADA UNIT BERBASIS ARDUINO
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA DARI POLITEKNIK
NEGERI BALIKPAPAN
SHOLEH HADI WIJAYA
NIM : 150309265291
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK MESIN ALAT BERAT
BALIKPAPAN
2018
ii
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
RANCANG BANGUN ALAT SAFETY DEVICE PENGGUNAAN
AIR CONDITIONER (AC) PADA UNIT BERBASIS ARDUINO
Disusun oleh
SHOLEH HADI WIJAYA
NIM : 150309265291
Jurusan Teknik Mesin Program Studi Alat Berat
Pembimbing I Pembimbing II
Randis,S.T.,M.T. Elisabeth Milaningrum,S.Pd.,M.Pd
NIP : 198610242015041001 NIP : 198906102014042001
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Zulkifli,S.T.,M.T
NIP :198508282014041003
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Sholeh Hadi Wijaya
Tempat/Tgl/Lahir : Sepaku,16 Januari 1996
Nim : 150309265291
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul ” RANCANG BANGUN
ALAT SAFETY DEVICE PENGGUNAAN AIR CONDITIONER (AC) PADA
UNIT BERBASIS ARDUINO” adalah bukan merupakan hasil karya tulis orang
lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam kutipan yang kami
sebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, 01 Agustus 2018
Mahasiswa,
SHOLEH HADI WIJAYA
NIM : 150309265291
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini kupersembahan kepada
Ayahanda dan ibunda tercinta
Jaswadi dan Alm. Sufatimah
Ketiga adik-adikku yang kusayangi
Ahmat Prasetyo,Aisah Nur Hidayah dan Rizal Firmansyah
Mereka adalah keluarga yang sangat kusayangi
Dari kehangatan keluarga kecilku inilah aku seperti sekarang ini
Yang menempuh jenjang perkuliahan atas dukungan mereka
Semangat,tekat,tawakal,selalu ada disetiap langkahku mencari ilmu
Terimakasih atas apa yang engkau berikan kepada ku.
v
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademis Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : Sholeh Hadi Wijaya
Nim : 150309265291
Program Studi : Teknik Mesin Alat Berat
Judul TA : Rancang Bangun Alat Safety Device Penggunaan Air
Conditioner Pada Unit Berbasis Arduino.
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak
kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau
format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasikan tigas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Balikpapan
Pada tanggal : 01 Agustus 2018
Yang menyatakan
(Sholeh Hadi Wijaya)
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to design and make air conditoner (AC) safety
devices on arduino-based units. Because of the researcher often see the operators
who leave the unit alive and the air conditioner is in living conditions for various
reasons such as crush up, smoking, and resting outside the cabin. Fherefore when
the AC is on and the operator leave cabin it causes waste on Freon and can affect
the amount of fuel used. When the unit is turned on and the air conditioner is also
alive while the perator is not on the cabin, the fuel will be wasted. This causes
wasteful fuel and wasteful use of air conditioning. The safety device tool made in
this study used Arduino UNO as a microcontroller. This tool was equipped with a
PIR sensor positioned in the cabin and a limit switch that was placed on the door
of the unit. If there was a human inside the unit then the PIR sensor would detect
movement (human) and if the unit door was in a closed limit switch position it
would be normally opened (NO) depressed position, these two inputs must work
together because it used AND logic gate, where both PIR sensor inputs and the
limit switch must work together to turn on the AC. But if only one input worked
then the air conditioner would not live. The results of this study, the tool worked
according to the design that has been done and programming on this safety device
could work well according to the desired working principle through the Aruino
Uno microcontroller programming command.
Keywords : Air Conditiner, Arduino UNO, Limit Switch, Magnetic Clucth, PIR
Sensor, Unit.
vii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk merancang dan membuat alat safety device
penggunaan air conditoner (AC) pada unit berbasis arduino. Karena sering
melihat operator yang meninggalkan unit dalam keadaan hidup dan AC dalam
kondisi hidup dengan berbagai alasan seperti buang air kecil, merokok, dan
beristirahat diluar kabin. Sehingga saat AC hidup dan operator menigalkan kabin
dapat mengakibatkan pemborosan pada Freon dan dapat mempengaruhi jumlah
bahan bakar yang digunakan. Pada saat unit dalam keadaan hidup dan AC juga
hidup sementara operator tidak berada di dalam kabin, maka bahan bakar akan
terbuang sia-sia. Hal ini menyebabkan bahan bakar boros dan penggunaan AC
yang sia-sia . Sistem alat safety device yang dibuat pada penelitian ini
menggunakan arduino UNO sebagai mikrikontroller. Alat ini dilengkapi dengan
sensor PIR yang diposisikan di kabin dan limit switch diletakkan dipintu unit. Jika
didalam unit ada manusia maka sensor PIR akan mendeteksi pergerakan(manusia)
dan apabila pintu unit dalam posisi tertutup limit switch akan posisi tertekan
normally open(NO), Kedua inputan ini harus bekerja bersama karena
menggunakan gerbang logika AND, yang dimana kedua inputan sensor PIR dan
limit switch harus bekerja bersama untuk menghidupkan AC. Tetapi apabila hanya
salah satu inputan yang bekerja maka AC tidak akan hidup. Hasil dari penelitian
ini, alat bekerja sesuai perancangan yang telah dilakukan dan pemograman pada
alat safety device ini dapat bekerja dengan baik sesuai prinsip kerja yang
diinginkan melalui perintah pemrograman mikrokontroller arduino uno.
Kata kunci : Air Conditioner, Arduino UNO, Limit Switch, Magnetic Clucth,
Sensor PIR, Unit.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
praktek kerja lapangan dengan judul “Rancang Bangun Alat Safety Device
Penggunaan Air Conditioner (AC) Pada Unit Berbasis Arduino”.
Di dalam tulisan ini, disajikan pokok-pokok bahasan tugas akhir meliputi
gambaran tentang perancangan dan pembuatan Air Conditioner berbasis Arduino
dengan biaya murah serta efektif untuk mengurangi kerusakan pada Air
Condesioner.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ramli, S.E., M.M. sebagai Direkur Politeknik Negeri Balikpapan
2. Randis, S.T.,M.T. sebagai pembimbing 1 dan Elisabeth Milaningrum,
S.Pd.,M.Pd sebagai pembimbing 2 saya yang sangat sabar membimbing
saya hingga mencapai hasil yang di harapkan.
3. Zulkifli, S.T., M.T sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin dan Subur
Mulyanto, S.Pd., M.T. sebagai Ketua Bengkel Jurusan Teknik Mesin.
4. Seluruh staf dan karyawan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri
Balikpapan dan rekan-rekan atas diskusi dan konsultasi yang diberikan.
5. Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa memberikan segala hal yang tidak
ternilai kepada anaknya.
6. Seluruh teman angkatan 2015 Teknik Mesin yang telah banyak membantu
selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini bukanlah karya yang sempurna,
dan masih banyak ditemui kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan
masukan yang membangun sangat diharapkan.
Balikpapan, 01 Agustus 2018
Sholeh Hadi Wijaya
ix
DAFTAR ISI
JUDUL……………………………………………………………………………..i
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR........................................................ 1
SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ................................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah......................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3
1.5.1 Manfaat Bagi Mahasiswa ........................................................................... 3
1.5.2 Manfaat Bagi Perusahaan ........................................................................... 3
1.5.3 Manfaat Bagi Institusi ................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 4
2.2 Landasan Teori .......................................................................................... 7
2.2.1 Air Conditioner ......................................................................................... 7
2.2.2 Komponen-Komponen Mekanikal Sistem AC ......................................... 8
2.2.2.1 Kompressor ............................................................................................... 8
2.2.2.2 Kondensor ............................................................................................... 13
2.2.2.3 Filter / Dryer ........................................................................................... 13
x
2.2.2.4 Katup Expansi .......................................................................................... 14
2.2.2.5 Evaporator ............................................................................................... 14
2.2.3 Komponen – Komponen Elektrikal System AC Mobil ............................ 15
2.2.3.1 Selector Switch atau Saklar ...................................................................... 15
2.2.3.3 Thermistor Atau Pengatur Suhu Elektronik Thermostat ......................... 17
2.2.3.4 Pressure Switch ....................................................................................... 17
2.2.3.5 Relay ......................................................................................................... 18
2.2.3.6 Amplifier ................................................................................................... 20
2.2.3.7 Saklar Blower ( Udara ) ........................................................................... 21
2.2.3.8 Saklar temperatur ( Temp ) ...................................................................... 21
2.2.3.9 Ice Tube ( Pipa Kapiler ) .......................................................................... 21
2.2.4 Cara Kerja Sistem AC Mobil .................................................................. 23
2.2.5 Arduino UNO .......................................................................................... 24
2.2.5.1 Skematik Arduino .................................................................................... 25
2.2.5.2 Power ....................................................................................................... 26
2.2.5.3 Input & Output ......................................................................................... 27
2.2.5.4 Komunikasi .............................................................................................. 27
2.2.5.5 Software Arduino ..................................................................................... 28
2.2.5.6 Mikrokontroler Atmega 328P .................................................................. 28
2.2.6 Sensor PIR (Passive Infra Red)................................................................ 29
2.2.6.1 Cara Kerja Pembacaan Sensor PIR .......................................................... 30
2.2.6.2 Jarak Pancar Sensor PIR .......................................................................... 31
2.2.7 Relay Arduino ......................................................................................... 31
2.2.7.1 Cara Kerja Relay ...................................................................................... 31
2.2.7.2 Fungsi Relay ............................................................................................. 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 32
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 34
3.3 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................................... 34
3.4 Diagram Alir Penelitian ............................................................................ 36
3.5 Diagram Blok Sistem Elektrikal ............................................................... 38
3.6 Diagram Blok Sistem Mekanikal .............................................................. 39
xi
3.7 Diagram FishBone ................................................................................... 40
3.8 Jadwal Penelitian ...................................................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perancangan ............................................................................................. 40
4.1.1 Perancangan Sistem Elektrikal ................................................................. 40
4.1.2 Perancangan Mekanikal ........................................................................... 41
4.2 Proses Pembuatan Program ...................................................................... 42
4.2.1 Penjelasan Program .................................................................................. 43
4.2.2 Prinsip Kerja ............................................................................................ 46
4.3 Proses Pembuatan Alat ............................................................................. 46
4.3.1 Job Safety And Analysis Pembuatan Alat.................................................. 47
4.3.2 Langkah-Langkah Pembuatan .................................................................. 48
4.3.3 Waktu Pengerjaan Dan Pembuatan alat ................................................... 51
4.3.4 Biaya Pembuatan ...................................................................................... 51
4.4 Pengujian Alat .......................................................................................... 52
4.4.1 Job Safety And Analysis Pengujian Alat .................................................. 52
4.4.2 Pengujian Mikrokontroller Arduino UNO ................................................ 53
4.4.3 Pengujian Limit Switch ............................................................................. 54
4.4.4 Pengujian Sensor PIR ................................................................................ 55
4.4.5 Pengujian Relay ......................................................................................... 56
4.4.6 Pengujian LCD .......................................................................................... 56
4.5 Pengujian Keseluruhan Komponen ........................................................... 57
4.6 Perawatan dan Penyimpanan Alat ............................................................. 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 58
5.2 Saran .......................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 61
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Enthalpy ........................................................................ 8
Gambar 2.2 Kompresor AC Mobil .................................................................. 9
Gambar 2.3 Kompresor Tipe Through Vane ................................................... 9
Gambar 2.4 Kompresor Tipe Scroll .............................................................. 12
Gambar 2.5 Kondensor AC Mobil ................................................................ 13
Gambar 2.6 Filter / Dryer ............................................................................. 14
Gambar 2.7 Katup Expansi ........................................................................... 14
Gambar 2.8 Evaporator ................................................................................. 15
Gambar 2.9 Selector Switch atau Sakelar ....................................................... 15
Gambar 2.10 Pressure Plate ........................................................................... 16
Gambar 2.11 Thermoswitch ............................................................................ 16
Gambar 2.12 Thermistor ................................................................................. 17
Gambar 2.13 Pressure Switch ......................................................................... 18
Gambar 2.14 Relay .......................................................................................... 18
Gambar 2.15 Bentuk Relay 5 Volt DC 1 Channel .......................................... 20
Gambar 2.16 Amplifier .................................................................................... 21
Gambar 2.17 Ice Tube ..................................................................................... 21
Gambar 2.18 Katup Ekspansi .......................................................................... 22
Gambar 2.19 Gambaran Kerja Sistem AC ...................................................... 23
Gambar 2.20 Konfigurasi Uin ATMega 328 Arduino Uno R3 ....................... 25
Gambar 2.21 Diagram Skematik Arduino Uno ............................................... 25
Gambar 2.22 Konfigurasi Pin ATMega 328P ................................................. 29
Gambar 2.23 Sensor PIR ................................................................................. 29
Gambar 2.24 Sensor Blok Diagram PIR ......................................................... 30
Gambar 2.25 Kerangka Dalam Sensor PIR ..................................................... 30
Gambar 2.26 Jarak Sensor PIR ........................................................................ 31
Gambar 2.27 Bagian Dari Relay ...................................................................... 32
Gambar 3.1 Flow Chart ................................................................................. 37
Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Elektrikal ................................................ 38
Gambar 3.3 Diagram Blok Sistem Mekanikal .............................................. 39
Gambar 3.4 Diagram FishBone ..................................................................... 40
xiii
Gambar 4.1 Perancangan Electrical .............................................................. 41
Gambar 4.2 Perancangan Mekanikal ............................................................. 42
Gambar 4.3 Sistem Pemrograman ................................................................. 42
Gambar 4.4 Diagram Alir Pemrograman ...................................................... 46
Gambar 4.5 Kotak Penempatan Komponen .................................................. 48
Gambar 4.6 Modifikasi Penempatan LCD .................................................... 49
Gambar 4.7 Peletakan Komponen Pada Kotak ............................................. 49
Gambar 4.8 Pengkoneksian Switch ............................................................... 49
Gambar 4.9 Pengkoneksian Sensor PIR ........................................................ 49
Gambar 4.10 Pengkoneksian Relay ................................................................. 50
Gambar 4.11 Pengkoneksian LCD .................................................................. 50
Gambar 4.12 Final Check Komponen ............................................................. 50
Gambar 4.13 Koneksi Keseluruhan Alat ......................................................... 50
Gambar 4.14 Posisi Sensor PIR. ..................................................................... 50
Gambar 4.15 Posisi Limit Switch. ................................................................... 51
Gambar 4.16 Posisi Alat Di Unit. .................................................................... 51
Gambar 4.17 Pengkoneksian Relay ke Magnetic Clucth. ............................... 51
Gambar 4.18 Arduino UNO ............................................................................ 53
Gambar 4.19 Limit Switch Pintu Tertutup ....................................................... 55
Gambar 4.20 Limit Switch Pintu Terbuka ....................................................... 55
Gambar 4.21 Tampilan LCD ........................................................................... 57
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Alat .............................................................................................. 34
Tabel 3.2 Bahan ............................................................................................ 34
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ......................................................................... 40
Tabel 4.1 Job Safety and Analysis Pembuatan Alat ..................................... 47
Tabel 4.2 Biaya Pembuatan ......................................................................... 51
Tabel 4.3 Job Safety and Analysis Pengujian Alat ...................................... 52
Tabel 4.4 Tabel Hasil Percobaan Mikrokontroller Arduino ........................ 54
Tabel 4.5 Pengujian Sensor PIR ................................................................. 56
Tabel 4.6 Pengujian Keseluruhan Komponen ............................................ 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini penggunaan Air Condition (AC) semakin banyak dan luas, mulai dari
mobil keluaran pertama, hingga mobil yang sudah canggih, dari mobil yang kecil
hingga mobil yang berukuran besar yang menggunakan Air Conditioner (AC).
Pemakaian Air Condition (AC) bervariasi mulai kapasitas kecil, sedang dan besar.
Terkait dengan hukum termodinamika dua, muncul istilah refrigerasi dan
pengkondisian udara. Bidang refrigerasi dan pengkondisian udara adalah saling
berkaitan. Tetapi, masing-masing mempunyai ruang lingkup yang berbeda.
Pengkondisian udara berupa pengaturan suhu, pengaturan kelembaban dan
kualitas udara. Sedangkan refrigerasi digunakan untuk kebutuhan proses tertentu
seperti pendinginan alat rumah tangga dan lain-lain. (Susanto:2018)
Namun kebanyakan masyarakat lupa untuk melakukan perawatan Air
Condition (AC) secara berkala dikarenakan pada unit Air Condition (AC) tidak
ada indikator/tanda sebagai petunjuk kalau sudah waktunya melakukan perawatan
pada Air Condition (AC). Maka dari itu dibuatlah indikator untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Salah satu indikator tersebut diantaranya adalah unit indoor Air
Condition (AC) tidak terjadi tetesan air dan tekanan gas Freon berada diantara 30
– 60 Psi.(Susanto:2018)
Salah satu metode untuk pendeteksian awal dari kerusakan Air Condition
(AC) dapat diketahui dengan pipa kapiler yang mengembun / muncul bunga es
dan air yang menetes dari indoor unit Air Condition (AC) karena tidak adanya
indikator yang menunjukkan kerusakan pada bagian atau unit mana yang terjadi
gangguan sehingga bisa langsung diperbaiki.
Dalam penelitian (Desnanjaya, dkk:2013), dihasilkan bahwa pembuatan kontrol
Air Condition (AC) dengan memanfaatkan Mikrokontroller AVR ATmega16
sebagai kontrol rangkaian dengan kombinasi Sensor Passive Infrared Receiver
(PIR) untuk mendeteksi keberadaan manusia dan sensor LM35 yang digunakan
sebagai kontrol suhu ruangan, maka Air Condition (AC) akan bekerja secara
otomatis ketika sensor PIR mendeteksi orang yang masuk dalam ruangan dan
2
akan Off setelah beberapa saat sensor tidak mendeteksi orang di dalam ruangan.
Setelah itu sensor LM35 akan bekerja mendeteksi suhu dalam ruangan, semua
unit Air Condition (AC) akan ON pada suhu diatas 29°C, dan unit keseluruhan Air
Condition (AC) akan Off ketika suhu ruangan mencapai di bawah 20°C.
Pada saat melakukan OJT peneliti sering melihat operator yang meninggalkan
unit dalam keadaan hidup dan AC dalam kondisi hidup dengan berbagai alasan
seperti buang air kecil, merokok, dan beristirahat diluar kabin. Sehingga saat AC
hidup dan operator menigalkannya mengakibatkan pemborosan pada Freon dan
dapat mempengaruhi jumlah bahan bakar yang digunakan. Pada saat unit dalam
keadaan hidup dan AC juga hidup sementara operator tidak berada di dalam
kabin, maka bahan bakar akan terbuang sia-sia. Hal ini menyebabkan bahan bakar
boros dan penggunaan AC yang sia sia.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk membuat
Rancang Bangun Alat Safety Device Penggunaan Air Conditoner (AC) Pada Unit
Berbasis Arduino, agar AC secara otomtis mati saat operator meninggalkan ruang
kabin meskipun engine dalam keadaan hidup. Alat tersebut dilengkapi dengan
sensor PIR dan limit switch. Sensor PIR menghidupkan AC secara otomatis
setelah sensor pir mendeteksi pergerakan manusia sedangkan limit switch
diletakkan di pintu agar ketika pintu tertutup maka AC hidup akan tetapi ketika
pintu terbuka AC akan mati. Keuntungan dari pemasangan sensor PIR dan limit
switch ini terutama sebagai safety device agar AC mati secara otomatis ketika
operator lupa mematikan AC dan keluar dari kabin.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diambil
perumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini sebagai berikut:
1. Bagaimana cara merancang dan membuat alat safety device penggunaan
AC pada unit berbasis arduino ?
2. Bagaimana cara kerja alat safety device penggunaan AC pada unit
berbasis arduino ?
3. Seberapa efektifnya dan pengtingnya penggunaan sensor pir, limit
switch terhadap alat yang dibuat?
3
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang diambil dalam penelitian agar tidak meluasnya
pembahasan tugas akhir yaitu;
1. Rancang Bangun Alat Safety Device Penggunaan AC Pada Unit
Berbasis Arduino ini hanya baru diuji coba pada unit yang berkabin dan
ber AC.
2. Arduino sebagai pengendali masukan dan keluaran dalam sistem
kontrol Air Condition (AC).
3. Hanya menjelaskan mengenai rangkaian kerja kesistem Air
Condensioner yang ada.
4. Tidak ada perhitungan atau rumus dalam penelitian ini.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian, selain sebagai syarat mendapatkan gelar Ahli
Madya dari Politeknik Negeri Balikpapan adalah sebagai berikut :
1. Merancang dan membuat alat safety device penggunaan AC pada unit
berbasis arduino.
2. Cara kerja alat safety device penggunaan ac pada unit berbasis arduino.
3. Efektif dan pengtingnya penggunaan sensor pir, limit switch terhadap
alat yang dibuat.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Memperluas dan menambah wawasan penulis
2. Dapat membuat karangan ilmiah dengan baik dan benar.
3. Mendapatkan gelar Ahli Madya dari Politeknik Negeri Balikpapan
1.5.2 Manfaat Bagi Perusahaan
1. Dapat menjadi referensi apabila diperlukan.
2. Meningkatkan kenyamanan operator.
3. Meningkatkan sistem AC.
1.5.3 Manfaat Bagi Institusi
1. Dapat menjadi referensi bagi civitas akademik dan mahasiswa.
2. Dapat menjadi inovasi.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Ada beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya terkait dengan
perancangan sistem ini; Desnanjaya, Giriantari, Hartanti (2013), melakukan
penelitian Rancang Bangun Control Air Conditioning (AC) Otomatis Berbasis
Passive Infrared Receiver. Cara kerja peralatan meliputi beberapa tahap yaitu
Perancangan ini adalah konsep kerja alat yang akan dilakukan pada saat
penelitian. Sensor akan bekerja pada saat mendapat input dari adanya gerakan di
lingkungan atau ruangan (keberadaan manusia), yang akan diperoses oleh mikro
setelah mendapat istruksi dari sensor menuju ke pin sensor pada mikro (input)
kemudian mikro akan mengaktifkan sinyal melalui pin keluaran menuju rangkaian
Infrared AC (output). Kemudian mengintruksikan air conditioning (AC) hidup
melalui input sinyal conditioning and interfacing discrete circuit menuju digital
controller architecture microcontroller ATmega16. Output signyal conditioning
and interfacing ialah rangkaian frekuensi dari ruangan yang dapat ditampilkan
melalui indicator LCD bahwa air conditioning (AC) menyala. Actuator output
akan diteruskan receiver signyal pada air conditioning (AC) yang menyebabkan
air conditioning (AC) menyala. Kemudian sensor LM35 akan membaca suhu
dilingkungan tersebut yang kemudian akan mengirimkan input signyal
conditioning and interfacing discrete circuit, menuju digital controller
architecture microcontroller ATmega16. Kemudian memperoses berapa suhu
pada lingkungan tersebut Output signyal conditioning and interfacing ialah
rangkaian signyal AC dan LCD. Rangkaian code signyal AC berfungsi untuk
mengatur suhu air conditioning (AC) ke batas nyaman, dan di tampilan ke dalam
LCD.
Sasono, Akrom, Machmod (2015), melakukan penelitian Optimalisasi
Smartphone Untuk Mengontrol Dan Monitoring Air Condition (AC) Untuk
Shelter Starone. Cara kerja peralatan meliputi beberapa tahap yaitu komponen-
komponen yang harus mendukung penelitian ini remote AC, sensor suhu LM35,
5
mikrokontroler AVR ATMega 16, Wiz110SR, modem dan Smartphone android.
Mikrokontroler ATMega16 digunakan untuk sistem kontrol ON-OFF serta
mengatur suhu yang diinginkan yaitu 20-28°C. Dengan menggunakan sensor suhu
LM35. Mikrokontroler ATmega16 terhubung dengan port yang memiliki fungsi
yaitu Port A yang terhubung sensor suhu LM35, port C dan Port D yang
terhubung IC ULN2803, serta port D yang terhubung Wiznet WIZ110SR. Sensor
yang terhubung pada port A akan digunakan sebagai indikator pada keadaan suhu
ruangan yang ditampilkan di aplikasi android. Keluaran pada suhu LM35 harus di
lewatkan suatu rangkaian kondisi sinyal supaya sesuai dengan spesifikasi
masukan mikrokontroler AVR ATMega16.
Solfia, Ya’umar, Asmoro (2015), melakukan penelitian Rancang Bangun AC
Otomatis Berbasis Microcontroller Atmega 8535 Pada Smart Building Ruang
Kelas S2 Jurusan Teknik Fisika FTI-ITS. Cara kerja peralatan ini meliputi
beberapa tahap yaitu rangkaian power supply dan relay di peroleh dari 12 Volt DC
yang berfungsi sebagai supply tegangan yang terdapat pada rangkaian control AC
secara otomatis memberikan supply tegangan 5 Volt kepada sensor PIR dan
mikrokontroller. Rangkaian akan aktif jika sensor PIR mendeteksi adanya orang
kemudian mikrokontroller akan mulai menghitung kemudian relay akan on 12
volt DC dan akan mengaktifkan supply rangkaian kontrol AC. Sensor LM324
pada AC akan otomatis membandingkan antara sensor thermistor pada AC dan
mikrokontroller. Pengujian pada thermistor akan dilakukan pada suhu 30°C yang
ditampilkan di termometer. Pengujian sensor termistor didekatkan pada gelas
yang berisi es batu beberapa waktu kemudian diletakkan ruangan. Sensor akan
mendeteksi suhu sekitar kemudian akan memberikan inputan pada sensor
sehingga sensor akan dapat sinyal high kemudian relay 12 Volt DC akan nyala.
Pengujian pada mikrokontroller pada sensor PIR yaitu ketika counter yang ada
pada mikrokontroller akan menghitung orang sampai 14 orang yang ditampilkan
di LCD maka sensor LM324 mendapat sinyal high kemudian untuk menjalankan
relay kemudian kompresor AC akan nyala dengan suhu 20-25°C.
Sujatmoko, Waworundeng, Wahyudi (2015), melakukan Rancang Bangun
Detektor Asap Rokok Menggunakan SMS Gateway untuk Asrama Crystal di
Universitas Klabat ”. Cara kerja alat ini yaitu dengan metode Rekayasa perangkat
6
Lunak (RPL) serta menggunakan proses model Prototyping. Alat ini dibuat
dengan menggunakan 2 buah sensor yaitu sensor MQ-7 dan sensor UV-Tron, 1
buah Buzzer dan 1 buah Icomsat Sim900. Pendeteksian asap rokok dapat
dilakukan dengan 2 cara, yang pertama mendeteksi melalui kepulan asap rokok
menggunakan sensor MQ-7 dan yang kedua mendeteksi melalui keberadaan bara
api asap rokok menggunakan sensor UV-Tron.
Susanto (2017), melakukan penelitian Otomatisasi Monitoring Air Condition
(AC) Berbasis Arduino Dan SMS Gateway”, dengan kontrol Air Condition (AC)
akan digerakkan oleh arduino, pada hal ini arduino akan menggantikan kerja
modul unit indoor Air Condition (AC) yang berfungsi untuk menggerakkan unit
keseluruhan Air Condition (AC). Sensor LM35 akan mendeteksi suhu ruangan
sekitar. Pada suhu di atas 28°C unit Air Condition (AC) akan menyala
keseluruhan, apabila sensor suhu LM35 mendeteksi suhu ruangan berada di antara
20-28°C maka hanya Kompresornya saja yang akan Off. Selain itu, ketika sensor
LM35 mendeteksi suhu di bawah 20°C maka seluruh komponen dari unit Air
Condition (AC) akan Off. Setelah itu ada sensor tekanan gas Freon yaitu High
Pressure Control (HPC) dan Low Pressure Control (LPC). Air Condition (AC)
akan bekerja secara normal ketika tekanan gas Freon berada diantara 30 – 60 Psi.
Sensor HPC akan bekerja ketika tekanan gas Freon pada unit Air Condition (AC)
berada diatas 60 Psi, kemudian sensor LPC akan bekerja ketika tekanan gas Freon
pada unit Air Condition (AC) berada di bawah 30 Psi karena sensor tekanan akan
mempengaruhi kerja Kompresor pada unit outdoor Air Condition (AC). Selain itu,
akan ditambahkan sensor level ketinggian air pada tempat penampungan air pada
unit indoor Air Condition (AC) yang bertujuan untuk mendeteksi air yang
menetes pada pipa kapiler dan menghindari air yang menetes keluar dari unit Air
Condition (AC) yang dapat menyebabkan ruangan akan basah dan licin. Selain
itu, sensor level ketinggian air pada penelitian ini juga digunakan sebagai
indikator bahwa unit Evaporator dalam keadaan kotor sehingga bisa dilakukan
pearawatan (maintenance) dengan cara cleaning bagian Evaporator serta bisa
dibuatkan jadwal untuk perawatan unit indoor Air Condition (AC). Serta akan
ditambahkan sensor modul arduino SIM900 SMS gateway yang digunakan
sebagai indikator kepada user ( Pemilik AC ) bahwa unit AC dalam kondisi
7
rusak atau terjadi kerusakan. Modul arduino SIM900 SMS gateway akan bekerja
saat unit AC mengalami kerusakan yaitu saat sensor pressure control pada
tekanan ≤ 30 Psi dan tekanan ≥ 60 Psi. Pada saat sensor water level control
menyentuh air maka modul arduino SIM900 akan secara otomatis mengirimkan
SMS kepada user bahwa unit AC mengalami kerusakan (trouble). User bisa
menjadwalkan kapan waktu kapan waktu yang tepat untuk memperbaiki dan
maintenance AC secara efektif dan efisien. Selama modul AC belum diperbaiki
(reset) maka unit AC tidak akan bisa dinyalakan. Ini dilakukan untuk melindungi
unit komponen-komponen AC dari kerusakan yang lebih parah.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Air Conditioner
Pada dasarnya prinsip kerja AC mobil sama dengan sistem-sistem AC yang
lain. Prinsip kerja tersebut sama dengan heat exchanger yang lain. Pada setiap
prinsip kerja heat exchanger pasti ada perubahan atau perbedaan tekanan, hal
tersebut akan menyebabkan perbedaan temperatur, kondisi seperti itu sama
dengan yang terjadi pada prinsip AC.Maka sebelum jauh membahas Air
Conditioner harus kita ketahui apa itu AC. AC (Air Conditioner) telah menjadi
bagian penting dalam sebuah kendaraan. AC diperlukan untuk mendapatkan
kenyamanan saat berkendara. Ini penting, sebab kenyamanan berkendara akan
mempengaruhi perilaku di jalan, sehingga pengendara menjadi tenang dan tidak
emosional. Saat musim hujan misalnya, kendaraan yang tidak dilengkapi AC akan
menyebabkan kondensasi uap air, sehingga kaca menjadi buram, membatasi jarak
pandang, dan menyebabkan kecelakaan. Secara umum, fungsi standar penggunaan
AC mobil adalah mengontrol temperatur, mengontrol sirkulasi udara, mengontrol
kelembapan, dan membersihkan udara.
Agar pengaruh perubahan tekanan dapat menghasilkan perubahan
temperatur yang sesuai maka digunakanlah media pendingin pada sistem
AC,kebanyakan sistem AC menggunakan media pendingi refrigerant atau sering
dikenal dengan istilah Freon. Perubahan temperatur akibat dari perubahan tekanan
dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini.
8
Gambar 2.1 Diagram Enthalpy
Sumber : (http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg)
2.2.2 Komponen-Komponen Mekanikal Sistem AC
Sebelum berbicara tentang cara kerja sistem AC mobil, terlebih dahulu kita
harus mengenal komponen-komponen AC mobil berikut tugas masing-masing
komponen tersebut. Adapun komponen-komponen pembentuk sistem AC mobil
adalah sebagai berikut.
2.2.2.1 Kompressor
Kompresor AC mobil berfungsi untuk mengalirkan media pendingin
dalam hal ini Refrigerant atau Freon untuk bersirkulasi di dalam sistem AC mobil,
sekaligus memberikan tekanan sesuai dengan kebutuhan tekanan yang ada.
Kompresor AC mobil umumnya digerakan oleh motor bakar dari mesin mobil itu
sendiri, agar kompresor dapat dihidupkan dan dimatikan sesuai keinginan kita
pada saat menggunakan AC, maka penghubung putaran ke mesin menggunakan
kopling magnet.
9
Gambar 2.2 Kompresor AC Mobil
Sumber : (http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg)
Gambar 2.3 Kompresor Tipe Through Vane
Sumber : (http://rotarybintaro.co.id/)
Secara umum, sistem sirkulasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Sistem sirkulasi udara;
2. Sistem sirkulasi freon.
Kemudian, yang akan dibahas lebih lanjut adalah sistem sirkulasi freon. Sistem
inilah yang menjadikan kompresor sebagai komponen utama alias jantung.
Pertama
Cara kerja kompresor AC mobil adalah menghisap gas bertekanan rendah atau
dingin. Kemudian mengubahnya menjadi gas bertekanan tinggi atau panas.
Kedua
Gas bertekanan tinggi itu dipompa masuk ke dalam kondensor. Di dalam
kondensor itulah gas yang telah melewati kompresor mengalami proses
kondensasi untuk diubah menjadi cairan.
10
Ketiga
Dari kondensor, cairan bertekanan tinggi dialirkan menuju Expansion Valve
dengan sebelumnya melewati Receiver Dryer. Komponen ini yang menyaring
kotoran yang terbawa dalam cairan bertekanan tinggi sebelum masuk ke
Expansion Valve.
Keempat
Cairan yang masih bertekanan tinggi dan sudah disaring di Receiver Dyer.
Kemudian diubah menjadi gas dan diturunkan suhunya oleh Expansion Valve.
Gas yang sudah turun suhunya itulah yang membuat evaporator menjadi dingin.
Dengan dibantu blower, udara dingin di Evaporator itu dihembuskan ke dalam
kabin mobil.
Kelima
Gas dingin dari Evaporator ini kemudian dihisap kembali oleh Kompresor.
Begitulah sistem sirkulasi freon AC mobil bekerja terus menerus. Sudah bisa
membayangkan bagaimana cara kerja sebuah Kompresor bukan?
Sebagai komponen yang berputar dengan bantuan mesin mobil, Kompresor
sejatinya akan membuat mesin lebih terbebani ketika dinyalakan. Karena itu, agar
tidak terlalu membebani mesin dan lebih awet. Maka butuh sebuah alat bernama
thermo swicth. Fungsi alat ini adalah untuk mengatur secara otomatis jalannya
Kompresor.Terlihat bahwa cara kerja Kompresor AC sangat vital. Kalau
Kompresor tidak bisa bekerja. Maka tidak ada aliran freon dalam sistem
pendingin mobil.Maka manfaat Kompresor AC mobil tidak akan muncul ketika
mengalami kerusakan. Ujung-ujungnya tidak akan ada udara sejuk yang bisa
dirasakan di dalam kabin.
1. Jenis-jenis Kompresor AC Mobil
Berdasarkan sistem kerjanya, Kompresor terbagi dalam dua jenis yaitu
rotary dan piston. Jenis rotary merupakan Kompresor yang bekerja dengan
menggerakan putaran yang akan menghisap dan menekan freon. Sementara jenis
piston menggunakan gerakan bolak-balik di dalam silinder Kompresor untuk
menghisap dan menekan freon. Kompresor jenis rotary punya dua keunggulan
dibanding jenis torak, yaitu; Setiap putaran akan menghasilkan langkah hisap dan
tekan secara bersamaan. Akibatnya momen putaran lebih merata dan
11
meminimalkan kejutan. Dimensi Kompresor jenis rotary bisa dibikin lebih kecil
sehingga menghemat tempat ketika dipasang di dekat mesin. Namun demikian,
sistem rotary juga punya kekurangan. Sistem ini tidak cocok dibikin untuk AC
bervolume besar. Kipas dan rotor lebih rentan rusak ketika dibikin dalam ukuran
yang besar.
a. Jenis Kompresor Tipe Rotary
Untuk Kompresor jenis rotary juga terbagi dalam dua kategori lagi, antara lain:
1) Tipe Through Vane
Tipe Kompresor yang ini punya dua buah bilah (vane). Kedua bilah ini
terpasang saling tegak lurus pada bagian dalam silinder. Ketika rotor berputar
maka bilah akan bergeser pada arah radial untuk kemudian menyentuh sisi
dalam silinder atau stator. Hasilnya akan muncul ruang yang dibentuk oleh
bilah, dinding silinder, dan rotor. Ruang inilah yang menjadi area masuk dan
keluarnya freon. Gaya sentrifugal akan bekerja pada bilah saat berputar
bersama rotor. Bilah pun bergerak menyentuh dinding silinder. Ketika saluran
masuk terbuka maka freon akan terhisap masuk. Masih dalam kondisi bilah
yang berputar. Freon yang sudah masuk selanjutnya dikompresi dengan cara
mempersempit ruang ruang yang dibentuk oleh bilah, dinding silinder, dan
rotor tadi. Selanjutnya freon akan ditekan pada saluran pengeluaran. Saat
terjadi pengeluaran freon, pada sisi lain dari rotor dan bilah melakukan langkah
pemasukan freon.
2) Tipe Scroll
Tipe kompresor ini terdiri dari scroll tetap dan scroll putar. Ruang
pemasukan dan pengeluaran terbentuk di antara scroll putar dan scroll tetap
saat scroll putar diputar oleh poros kompresor. Ketika lubang pemasukan
terbuka, refrigeran terhisap masuk kemudian dibawa berputar sambil
dimampatkan hingga mencapai lubang pengeluaran untuk disalurkan ke
kondensor pada kondisi bertekanan tinggi.
12
Gambar 2.4 Kompresor Tipe Scroll
Sumber : (http://rotarybintaro.co.id/)
b. Jenis Kompresor Tipe Piston
Sementara Kompresor tipe piston sendiri terbagi lagi dalam tiga kategori
berbeda, antara lain:
1) Crank
Kompresor tipe torak yang ini punya dua katup pada kepala
silinder.Katup hisap (Suction) dan katup penyalur (Discharge). Sedikit
berbeda, Kompresor tipe Crank hanya sisi piston bagian atas saja yang
berfungsi ketika piston bergerak ke bawah, volume ruangan di atas piston akan
membesar. Akibatnya tekanan pun menjadi turun. Kemudian katup pemasukan
akan membuka dan refrigrant pun terhisap masuk. Piston yang ada di dalam
Kompresor ini digerakkan oleh poros engkol yang berputar. Ketika piston
terdorong ke atas maka tekanan di atas piston akan naik dan menyebabkan
katup pengeluaran terbuka. Sehingga refrigrant bisa terdorong keluar untuk
disalurkan ke Kondensor.
2) Swash Plate
Kompresor tipe ini punya dua tipe yang dibedakan dari jumlah piston di
dalamnya. Kompresor dengan 10 silinder dengan interval di antara piston 72°
dan Kompresor 6 silinder dengan interval 120°. Cara kerjanya, apabila salah
satu sisi piston melakukan langkah kompresi/menekan maka sisi lainnya akan
melakukan langkah hisap. Seperti namanya, Swash Plate, piston pada
Kompresor jenis ini akan bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan putaran
piringan pengatur untuk menghisap dan menekan refrigrant. Saat piston
bergerak ke dalam, katup masuk akan terbuka dan menghisap refrigrant ke
13
dalam silinder. Sebaliknya, ketika piston bergerak keluar. Katup pemasukan
akan menutup dan katup pengeluaran terbuka untuk menekan refrigrant keluar.
Katup masuk dan keluar bekerja hanya satu arah untuk mencegah terjadinya
pemasukan balik.
3) Wobble Plate
Sistem kerja Kompresor Wobble Plate hampir sama dengan Kompresor
Swash Plate. Sama-sama menggunakan piringan dalam sistem kerjanya. Cara
kerjanya, gerakan putar dari poros Kompresor diubah menjadi gerakan bolak-
balik oleh piringan penggerak (drive plate) dan wobble plate dengan bantuan
guide ball. Gerakkan ini lalu diteruskan ke piston melalui batang penghubung.
2.2.2.2 Kondensor
Kondensor pada sistem AC mobil berfungsi untuk mengkondensasikan
media pendingin di dalam sistem, yang semula berasal dari kompresor berbentuk
gas dirubah menjadi bentuk cair didalam kondensor. Hal tersebut dapat terjadi
karena ada pelepasan panas ke udara luar melalui sirip-sirip kondensor
Gambar 2.5 Kondensor AC Mobil
Sumber : (http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg)
2.2.2.3 Filter / Dryer
Filter / Dryer pada sistem AC berfungsi untuk menyarik partikel-
partikel kotoran yang ikut beredar di dalam sistem, serta menyerap uap air yang
ikut beredar di dalam sistem. Kotoran yang ikut beredar di dalam sistem dapat
menyumbat saluran- saluran yang ada sehingga menggangggu kerjanya sistem
AC, sedangkan uap air yang ikut beredar di dalam sistem dapat terjadi pembekuan
karena temperatur media pendingin bisa turun di bawah 0 derajat celcius, hal
tersebut dapat menyumbat yang akhirnya mengganggu kerjanya sistem AC.
14
Gambar 2.6 Filter / Dryer
Sumber : (http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg)
2.2.2.4 Katup Expansi
Katup Expansi pada sistem AC berfungsi untuk menurunkan tekana media
pendingin, dari Refrigran bentuk cair bertekanan tinggi menjadi tekanan tekanan
rendah dalam bentuk kabut. Akibat dari penurunan tekanan tersebut maka
temperatur media pendingin menjadi turun drastis, seperti halnya tampak pada
gambar 2.1. Diagram Enthalphy di atas.
Gambar 2.7 Katup Expansi
Sumber : (http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg)
2.2.2.5 Evaporator
Evaporator pada sistem AC berfungsi untuk menyerap panas dari udara
luar yang dialirkan ke dalam ruangan yang didinginkan, hal ini terjadi pada saat
ada aliran udara yang melewati sirip-sirip daripada evaporator maka panas dari
15
udara tersebut diserap oleh sirip-sirip evaporator, sehingga udara tersebut menjadi
dingin, udara dingin itulah yang digunakan untuk mendinginkan ruangan. Prinsip
kerja Evaporator adalah kebalikan dari kondensor sistem AC.
Gambar 2.8 Evaporator
Sumber : (http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg)
2.2.3 Komponen – Komponen Elektrikal System AC Mobil
2.2.3.1 Selector Switch atau Saklar
Pada umumnya sakelar yang digunakan dalam sistem AC mobil adalah
sakelar jenis rotary switch atau sakelar putar. Sakelar ini berfungsi untuk
menghidupkan dan mematikan kompresor lalu memilih tingkat kecepatan
putaran blower pada evaporator. Komponen ini terdiri dari tomol putar untuk
posisi off, low, high, serta medium dan terminal listrik.
Gambar 2.9 Selector Switch atau Sakelar
Sumber : (https://www.automationdirect.com/)
Bagian kopling magnet memiliki fungsi untuk memutus dan
menyambungkan hubungan kompresor dengan putaran mesin. Ketika mesin unit
bekerja, penariknya berputar karena hubungan dari belt dan putaran mesin. Di
komponen ini, kompresor tidak akan bekerja sebelum aliran listrik mengaliri
kopling magnet. Magnetic clutch atau kopling magnet terdiri dari 3 bagian, yaitu:
16
1. Stator yang berupa magnet coil atau gulungan magnet yang dipasang
pada housing compressor.
2. Rotor yang berupa bagian yang berputar dan berhubungan dengan poros
mesin dengan perantara pulley belt. Di permukaan bagian dalam rotor
dan front housing pada kompresor terdapat bagian yang disebut bearing.
3. Pressure plate yan g berupa bagian yang dipasang di crank shaft atau poros
pada kompresor.
Pada saat sistem AC dalam posisi menyala, amplifier mengalirkan arus listrik
ke coil stator atau gulungan stator kemudian menimbulkan medan elektromagnet
yang akan menarik pressure plate lalu menekan permukaan pulley sehingga
kompresor dapat berputar.
Gambar 2.10 Pressure Plate
Sumber : (https://www.automationdirect.com/)
2.2.3.2 Thermoswitch atau Thermostat
Thermostat atau thermoswitch bekerja dengan cara mengirimkan sinyal
kondisi suhu di dalam kabin ke kompresor secara otomatis. Pada thermostat ini
ada sensor yang dapat mendeteksi temperatur di evaporator. Selain itu, thermostat
juga memiliki fungsi untuk mengatur proses kerja pada kompresor AC mobil.
Gambar 2.11 Thermoswitch
Sumber : (https://www.automationdirect.com/)
17
2.2.3.3 Thermistor Atau Pengatur Suhu Elektronik Thermostat
Gambar 2.12 Thermistor
Sumber : (https://www.automationdirect.com/)
Thermostat berfungsi untuk menyalurkan daya listrik ke kompresor secara
otomatis. Sensor pada thermostat akan mendeteksi suhu dievaporator sesuai
setelan. Apabila thermostat rusak maka evaporator akan membeku karena
pemutus arus listrik tidak berfungsi. Kerusakan thermostat ditandai dengan
keluarnya asap dari kisi AC serta adanya tetesan air seperti embun. Alat ini
merupakan sebuah resistor yang memiliki koefisien thermal yang negatif pada
sistem AC . Ini berarti semakin rendah temperaturnya, maka akan semakin tinggi
pula tahanannya. Begitu juga sebaliknya. Semakin tinggi temperaturnya, maka
tahanan akan semakin rendah. Hal ini digunakan oleh amplifier untuk menyalakan
dan mematikan kompresor. Pada temperatur tinggi sementara tahanan thermistor
rendah, amplifier akan mengalirkan listrik dari batre ke kopling magnet dan
kompresor akan bekerja. Sedangkan di temperatur yang rendah sementara tahanan
tinggi, amplifier akan memutuskan arus listrik dari batere ke kopling magnet dan
kompresor pun akan mati.
2.2.3.4 Pressure Switch
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di bagian komponen
mekanikal, pressure switch yang disebut high pressure switch- low pressure
switch (HPS-LPS) di dalamnya. Pressure switch ini adalah komponen elektrikal
AC unit yang memiliki fungsi memutus dan menghubungkan hubungan antara
aliran listrik menuju kompresor yang bekerja karena tekanan freon. Pada tekanan
freon yang tidak normal, pressure switch akan menyala. Pressure switch yang
umum digunakan untuk AC unit adalah jenis dual pressure switch di
mana pressure switch dipasang di pipa berisi cairan antara filter drier dan katup
ekspansi. Komponen ini dapat melacak jika terjadi tekanan yang tidak normal
18
dalam sistem kemudian memutus aliran listrik menuju kopling magnet ketika
tekanan yang terjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ketika itu, kompresor akan
berhenti bekerja dan sistem tetap dalam keadaan stabil.
Gambar 2.13 Pressure Switch
Sumber : (https://www.automationdirect.com/)
2.2.3.5 Relay
Relay merupakan komponen elektronika yang dapat mengimplementasikan
logika switching. Relay merupakan “otak” dari rangkaian pengendali. Relay yang
paling sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan
mekanis saat mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis
ini didefinisikan sebagai berikut :
1. Alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup atau membuka
kontak saklar.
2. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik.
Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Relay adalah komponen
elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.
Gambar 2.14 Relay
Sumber : (https://www.automationdirect.com/)
Saklar pada relay akan terjadi perubahan posisi OFF ke ON ataupun
sebaliknya pada saat diberikan energi elektromagnetik pada armatur relay
tersebut. Relay memiliki 2 bagian utama, yaitu bagian kumparan dan contact
19
point. Ketika kumparan diberikan tegangan DC atau AC, maka akan terbentuklah
medan elektromagnetik yang mengakibatkan contact point akan mengalami switch
ke bagian lain. Keadaan ini akan bertahan selama arus masih mengalir pada
kumparan relay dan sebaliknya jika tidak ada lagi arus yang mengalir pada
kumparan relay, maka contact point akan kembali ke posisi semula. Relay
memiliki kondisi contact point dalam 2 posisi yang akan berubah pada saat relay
mendapat tegangan sumber pada kumparan. Contact point tersebut adalah :
1. NO (Normally Open), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
terbuka (aliran arus listrik tidak mengalir). Dan ketika kumparan relay
dialirkan arus listrik, kontak yang NO ini akan menjadi menutup (close) dan
mengalirkan atau menghubungkan arus listrik.
2. NC (Normally Close), merupakan kontak terminal dimana kondisi normalnya
tertutup (mengalirkan arus litrik). Dan ketika kumparan relay dialirkan arus
listrik, kontak NC ini akan menjadi membuka (open), sehingga memutus
aliran arus listrik.
Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang dimilikinya.
Berikut definisi pole dan throw:
1. Pole : banyaknya contact yang dimiliki oleh relay
2. Throw : banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact
Dilihat dari desain saklarnya maka relay dibedakan menjadi :
1. SPST (Single Pole Single Throw), yaitu relay yang memiliki 4 terminal
dimana 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 2 terminal lagi
sebagai saklar. Relay ini hanya memiliki posisi NO (Normally Open) saja.
2. SPDT (Single Pole Double Throw), yaitu relay yang memiliki 5 terminal
terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan elektromagnetik dan 3 terminal
sebagai saklar dan memiliki 2 kondisi.
3. DPST (Double Pole Single Throw), relay yang memiliki kondisi NO saja di
lengkapi dengan 6 terminal yang terdiri dari 2 terminal untuk input pada
kumparan dan 4 terminal saklar.
4. DPDT (Double Pole Double Throw), yaitu relay yang memiliki 8 terminal
yang terdiri dari 2 terminal untuk input kumparan dan 6 terminal untuk 2
saklar dengan 2 kondisi pada masing-masing saklarnya.
20
Gambar 2.15 Bentuk Relay 5 Volt DC 1 Channel
Sumber : (https://www.electronikhub.com/ )
Pada pembuatan sistem keamanan ini, penulis menggunakan relay Songle
SRD-05VDC-SL-C yang mana merupakan relay tipe SPDT (Single Pole Double
Throw). Gambar 2.29 adalah bentuk fisik dari relay Single SRD- 05VDC-SL-C
yang dilengkapi dengan LED SMD yang berfungsi sebagai indikator kerja dari
relay tersebut. Pada dasarnya, relay ini menggunakan logika LOW untuk
menghubungkan kontak dan mengalirkan listrik. Kelebihan penggunaan relay ini
adalah adanya optocoupler seri 817 yang berfungsi memisahkan hubungan
elektris anatara mikrokontroler dengan rangkaian relay secara optik. Dengan
demikian, apabila terjadi masalah secara elektris pada relay atau perangkat yang
dikendalikan, masalah tersebut tidak akan merambat ke rangkaian mikrokontroler
atau Arduino yang digunakan.
2.2.3.6 Amplifier
Amplifier merupakan rangkaian kelistrikan yang memiliki fungsi untuk
mengatur cara kerja AC mobil agar tetap dalam keadaan aman dan stabil sesuai
dengan kendali pemakai. Komponen ini bekerja dengan prinsip memutus dan
menyambung hubungan arus listrik dari batere ke kopling magnet. Amplifier yang
umum digunakan terdiri dari jenis temperature control atau amplifier yang
berfungsi untuk mengendalikan tinggi rendahnya suhu kabin sehingga selalu
dalam keadaan stabil, dan jenis idling stabilizer yang berfungsi sebagai pengatur
agar tetap bekerja di dalam rentang minimal putaran mesin mobil. Menikmati
perjalanan dengan mobil kita tentu menjadi saat-saat yang berharga. Tetapi kita
tidak boleh pula sekadar memakai dan mengabaikan perawatan pada bagian mobil
yang penting seperti sistem AC mobil terutama perawatan kompresor AC mobil.
Perlu ada perawatan yang maksimal sebagaimana kita menggunakan mobil kita
21
secara maksimal. Karena jika tidak hati-hati dan terencana kita malah harus
mengeluarkan dana untuk membayar harga AC mobil baru.
Gambar 2.16 Amplifier
Sumber : (https://www.automationdirect.com/)
2.2.3.7 Saklar Blower ( Udara )
Berfungsi sebagai saklar untuk menghidupkan sistem AC setelah kunci
kontak aktif.dalam saklar ini terdapat tiga posisi saklar yaitu posisi 1,2 dan
3.sebagai urutan pilihan kecepatan pendinginan atau udara dingin dihisap dari
ruangan mobil dan udara dingin dikeluarkan dalam sistem AC
(evavorator).Pengaturan kecepatan dan posisinya menggunakan prinsip tahan (
resistor ).
2.2.3.8 Saklar temperatur ( Temp )
Berfungsi untuk menghidupkan / mengaktifkan termostat (pengatur suhu
ruangan mobil). Aliaran listrik didapat setelah saklar blower aktif sehimgga bila
saklar blower belum aktif maka saklar temperatur juga belum bisa aktif.
2.2.3.9 Ice Tube ( Pipa Kapiler )
Gambar 2.17 Ice Tube
Sumber : (https://www.automationdirect.com/)
22
Orifice tube merupakan tempat di mana cairan bertekanan tinggi
diturunkan tekanan dan suhunya menjadi cairan dingin bertekanan rendah.
Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah orifice tube, dipasang juga
katup ekspansi.
1. Fungsi Orifice Tube
Pipa kapiler merupakan komponen utama yang berfungsi menurunkan
tekanan refrigerant dan mengatur aliran refrigerant menuju evaporator. Fungsi
utama pipa kapiler ini sangat vital karena menghubungkan dua bagian tekanan
berbeda, yaitu tekanan tinggi dan tekanan rendah.
2. Cara kerja Orifice Tube
Pada bagian inilah refrigran mencapai suhu terendah (terdingin). Pipa kapiler
terletak diantara saringan (filter) dan evaporator. Ketika mengganti atau
memasang pipa kapiler baru, jangan terjadi bengkok karena bisa menyebabkan
penyumbatan. Penggantian pipa kapiler harus disesuaiakan dengan diameter dan
panjang pipa sebelumnya.
Katup Ekspansi
Gambar 2.18 Katup Ekspansi
Sumber : (https://www.automationdirect.com/)
Katup ekspansi merupakan komponen penting dalam sistem air conditioner.
Katup ini dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup
orifice yang merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin
meninggalkan katup pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin.
23
1. Fungsi katup ekspansi
Katup ekspansi atau ekspansi valve merupakan komponen ac yang berfungsi
untuk menurunkan suhu dan tekanan refrigerant atau freon ac mobil pada
sirkulasi ac.
2. Sistem kerja Katup ekspansi
Bila temperatur evaporator rendah, tekanan cairan di atas membran tidak
mampu melawan tekanan pegas, katup jarum menutup saluran masuk ke
evaporator, penguapan zat pendingin terhenti temperatur evaporator naik
kembali.
Sebaliknya pada saat temperatur evaporator naik, tekanan cairan di atas
membran akan naik pula, sampai melebihi tekanan pegas, katup terdorong ke
bawah, saluran terbuka. Suhu evaporator turun kembali, demikian seterusnya.
2.2.4 Cara Kerja Sistem AC Mobil
Seperti telah dijelaskan fungsi dari komponen-komponen sistem AC di
atas, cara kerja dari sistem AC adalah penggabungan dari fungsi masing-masing
komponen tersebut, hal tersebut digambarkan di bawah ini.
Gambar 2.19 Gambaran Kerja Sistem AC
Sumber : (http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg)
24
Adapun cara kerja dari sistem AC mobil adalah sebagai berikut: Kompresor yang
digerakan oleh tenaga mesin mobil tersebut, memompa dan mensirkulasikan
media pendingin / Refrigerant / Freon yang masih berbentuk Gas ke dalam sistem
dengan tekanan tertentu. Selanjutnya media pendingin tersebut dialirkan ke
kondensor, di kondensor media pendingin didinginkan dengan jalan melepas
panas ke udara luar lewat sirip-sirip kondensor. Dikarenakan temperaturnya
menurun maka media pendingin yang tadinya berbentuk gas dari kompresor akan
berubah menjadi media pendingin berbentuk cair. Selanjutnya media pendingin
tersebut dialirkan ke Filter / Dryer untuk dilakukan penyaringan maupun
pengeringan terhadap uap air yang ikut beredar di dalam sistem. Media pendingin
yang sudah difilter di alirkan ke katu expansi yang bertugas untuk menurunkan
tekanan media pendingin, karena tekanan turun maka otomatis temperatur juga
turun, akibat dari penurunan tekanan media pendingin berubah menjadi kabut
dengan temperatur yang rendah. Media pendingin yang sudah turun tekanan dan
temperaturnya dialirkan ke evaporator, akibatnya evaporator menjadi dingin,
udara yang mengalir melalui sirip-sirip evaporator panasnya diserap sehingga
temperatur udara tersebut menjadi turun. Udara yang sudah turun temperaturnya
dialirkan kedalam ruang kendaraan sehingga terasa sejuk. Sementara itu di dala
evaporator terjadi perubahan bentuk pada media pendingin, yang semula
berbentuk kabut dari katup expansi berubah menjadi gas pada evaporator. Media
pendingin yang sudah dalam bentuk gas dari evaporator siap dihisap dan di
sirkulasikan ke dalam sistem. Demikianlah ulasan cara kerja AC mobil secara
singkat, semoga tulisan ini bermanfaat. Dan jangan dilewatkan untuk seri
berikutnya, penulis akan mempuat ulasan tentang diagnosa kerusakan sistem AC.
2.2.5 Arduino UNO
Arduino adalah sebuah kit elektronik open source yang dirancang khusus
untuk memudahkan bagi para seniman, desainer, dan siapapun yang tertarik
dalam menciptakan objek atau mengembangkan perangkat elektronik y ang dapat
berinteraksi dengan bermacam-macam sensor dan pengendali. Arduino UNO
merupakan sebuah board mikrokontroler yang dikontrol penuh oleh ATmega328.
Seperti yang ditunjukan pada gambar dibawah, Arduino UNO mempunyai 14 pin
digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6
25
input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah
power jack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset. Arduino UNO memuat
semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler, mudah
menghubungkannya ke sebuah computer dengan sebuah kabel USB atau
mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan baterai untuk
memulainya.
Gambar 2.20 Konfigurasi Uin ATMega 328 Arduino Uno R3
Sumber : (http://electricityofdream.co.id/2016/09)
2.2.5.1 Skematik Arduino
Skematik arduino board yang telah disederhanakan seperti pada gambar
2.20 Shield merupakan sebuah papan yang dapat dipasang diatas arduino board
untuk menambah kemampuan dari arduino board. Bahasa pemograman yang
dipakai dalam Arduino bukan bahasa assembler yang relatif sulit, melainkan
bahasa pemograman mirip dengan bahasa pemrograman C++ yang
disederhanakan dengan bantuan pustaka-pustaka (libraries) Arduino.
Gambar 2.21 Diagram Skematik Arduino Uno
Sumber : (http://electricityofdream.co.id/2016/09)
Adapun spesifikasi data teknis yang terdapat pada board Arduino UNO R3 adalah
sebagai berikut:
1. Mikrokontroler : ATmega328
2. Tegangan Operasi: 5V
3. Tegangan Input (recommended): 7 - 12 V
4. Tegangan Input (limit): 6-20 V
5. Pin digital I/O: 14 (6 diantaranya pin PWM)
6. Pin Analog input: 6 input pin 21
7. Arus DC per pin I/O: 40 mA
26
8. Arus DC untuk pin 3.3 V: 150 mA
9. Flash Memory: 32 KB dengan 0.5 KB digunakan sebagai bootloader
10. SRAM: 2 KB
11. EEPROM: 1 KB
12. Clock Speed: 16 Mhz
2.2.5.2 Power
Arduino dapat diberikan power melalui koneksi USB atau power supply.
Powernya diselek secara otomatis. Power supply dapat menggunakan adaptor DC
atau baterai. Adaptor dapat dikoneksikan dengan mencolok jack adaptor pada
koneksi port input supply. Board arduino dapat dioperasikan menggunakan
supply dari luar sebesar 6 - 20 volt. Jika supply kurang dari 7V, kadangkala pin
5V akan menyuplai kurang dari 5 volt dan board bisa menjadi tidak stabil. Jika
menggunakan lebih dari 12 V, tegangan di regulator bisa menjadi sangat panas
dan menyebabkan kerusakan pada board. Rekomendasi tegangan ada pada 7
sampai 12 volt. Penjelasan pada pin power adalah sebagai berikut :
1. Vin
Tegangan input ke board arduino ketika menggunakan tegangan dari luar
(seperti yang disebutkan 5 volt dari koneksi USB atau tegangan yang
diregulasikan). Pengguna dapat memberikan tegangan melalui pin ini,
atau jika tegangan suplai menggunakan power jack, aksesnya
menggunakan pin ini.
2. 5V
Regulasi power supply digunakan untuk power mikrokontroller dan
komponen lainnya pada board. 5V dapat melalui Vin menggunakan
regulator pada board, atau supply oleh USB atau supply regulasi 5V
lainnya.
3. 3V3
Suplai 3.3 volt didapat oleh FTDI chip yang ada di board. Arus
maximumnya adalah 50mA
4. Pin Ground
berfungsi sebagai jalur ground pada arduino
5. Memori
27
ATmega328 memiliki 32 KB flash memori untuk menyimpan kode, juga
2 KB yang digunakan untuk bootloader. ATmega328 memiliki 2 KB
untuk SRAM dan 1 KB untuk EEPROM.
2.2.5.3 Input & Output
Setiap 14 pin digital pada arduino dapat digunakan sebagai input atau
output, menggunakan fungsi pinMode, digitalWrite, dan digitalRead.
Input/output dioperasikan pada 5 volt. Setiap pin dapat menghasilkan atau
menerima maximum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (disconnected
oleh default) 20-50K Ohm. Beberapa pin memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Serial : 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) .dan mengirim
(TX) TTL data serial. Pin ini terhubung pada pin yang koresponding dari
USB ke TTL chip serial.
2. Interupt eksternal : 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk trigger
sebuah interap pada low value, rising atau falling edge, atau perubahan nilai.
3. PWM : 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Mendukung 8-bit output PWM dengan fungsi
analog Write.
4. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mensuport
komunikasi SPI, yang mana masih mendukung hardware, yang tidak
termasuk pada bahasa arduino.
5. LED : 13. Ini adalah dibuat untuk koneksi LED ke digital pin 13. Ketika pin
bernilai HIGH, LED hidup, ketika pin LOW, LED mati.
2.2.5.4 Komunikasi
Uno Arduino memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan
komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lain. ATmega328 ini menyediakan
UART TTL (5V) komunikasi serial, yang tersedia pada pin digital 0 (RX) dan 1
(TX). Firmware Arduino menggunakan USB driver standar COM, dan tidak ada
driver eksternal yang dibutuhkan. Namun, pada Windows, file. Ini diperlukan.
Perangkat lunak Arduino termasuk monitor serial yang memungkinkan data
sederhana yang akan dikirim ke board Arduino. RX dan TX LED di board akan
berkedip ketika data sedang dikirim melalui chip USB-to-serial dan koneksi USB
ke komputer.
28
2.2.5.5 Software Arduino
Arduino Uno dapat diprogram dengan perangkat lunak Arduino . Pada
ATMega328 di Arduino terdapat bootloader yang memungkinkan Anda untuk
meng-upload kode baru untuk itu tanpa menggunakan programmer hardware
eksternal. IDE Arduino adalah software yang sangat canggih ditulis dengan
menggunakan Java. IDE Arduino terdiri dari:
1. Editor program, sebuah window yang memungkinkan pengguna menulis dan
mengedit program dalam bahasa Processing.
2. Compiler, sebuah modul yang mengubah kode program (bahasa Processing)
menjadi kode biner. Bagaimanapun sebuah mikrokontroler tidak akan bisa
memahami bahasa Processing. Yang bisa dipahami oleh mikrokontroler
adalah kode biner. Itulah sebabnya compiler diperlukan dalam hal ini.
3. Uploader, sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke dalam
memory didalam papan Arduino.
Sebuah kode program Arduino umumnya disebut dengan istilah sketch.
Kata“sketch” digunakan secara bergantian dengan “kode program” dimana
keduanya memiliki arti yang sama. (http://www.arduino.cc)
2.2.5.6 Mikrokontroler Atmega 328P
Arduino Uno R3 menggunakan mikrokontroler yang dikontrol secara
penuh oleh mikroprosesor ATmega328P. Mikroprosesor yang digunakan ini
sudah dilengkapi dengan konverter sinyal analog ke digital (ADC) sehingga tidak
diperlukan penambahan ADC eksternal. Pada Gambar 2.22 dibawah ini
merupakan penjelasan melalui gambar mengenai konfigurasi pin-pin yang
merupakan bagian dari mikrokontoller ATMega328 yang digunakan didalam
modul board arduino, sebagai berikut ini:
29
Gambar 2.22 Konfigurasi Pin ATMega 328P
Sumber : (http://electricityofdream.co.id/2016/09)
2.2.6 Sensor PIR (Passive Infra Red)
Sensor PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang digunakan untuk
mendeteksi adanya pancaran sinar infra merah dari suatu object. Sensor PIR
bersifat pasif, artinya sensor ini tidak memancarkan sinar infra merah tetapi hanya
menerima radiasi sinar infra merah dari luar.
Gambar 2.23 Sensor PIR
Sumber : (http://sainsdanteknologiku.co.id/2011/07/)
Sensor ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis
PIR. Karena semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan
terdeteksi ketika sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia)
melewati sumber infra merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal:
dinding), maka sensor akan membandingkan pancaran infra merah yang diterima
setiap satuan waktu, sehingga jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan
pembacaan pada sensor. Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Lensa Fresnel
2. Penyaring Infra Merah (Sensor)
3. Sensor Pyroelektrik (Sensor)
4. Penguat Amplifier
5. Komparator
30
Gambar 2.24 Sensor Blok Diagram PIR
Sumber : (http://sainsdanteknologiku.co.id/2011/07/)
Gambar 2.25 Kerangka Dalam Sensor PIR
Sumber : (http://sainsdanteknologiku.co.id/2011/07/)
2.2.6.1 Cara Kerja Pembacaan Sensor PIR
Pancaran infra merah masuk melalui lensa Fresnel dan mengenai sensor
pyroelektrik, karena sinar infra merah mengandung energi panas maka sensor
pyroelektrik akan menghasilkan arus listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari
bahan galium nitrida (GaN), cesium nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3).
Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog
oleh sensor. Kemudian sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan
oleh komparator dengan tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit).
Jadi sensor PIR hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak
mendeteksi adanya perubahan pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi
infra merah. Sensor PIR didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra
merah dengan panjang gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang
tersebut sensor tidak akan mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu
badan yang dapat menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang
antara 9-10 mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang
tersebut dapat terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang
dirancang untuk mendeteksi infra merah tubuh manusia). Sensor ini hanya akan
mendeteksi jika object bergerak atau secara teknis saat perubahan pancaran infra
merah (falling up atau falling down).
31
2.2.6.2 Jarak Pancar Sensor PIR
Sensor PIR memiliki jangkauan jarak dan sudut pembacaan yang
bervariasi, tergantung karakteristik sensor. Proses penginderaan sensor PIR dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.26 Jarak Sensor PIR
Sumber : (http://sainsdanteknologiku.co.id/2011/07/)
Pada umumnya sensor PIR memiliki jangkauan pembacaan efektif hingga 5
meter, dan sensor ini sangat efektif digunakan sebagai human detector.
2.2.7 Relay Arduino
Relay merupakan jenis golongan saklar yang dimana beroperasi
berdasarkan prinsip elektromagnetik yang dimanfaatkan untuk
menggerakan kontaktor guna menyabungkan rangkaian secara tidak langsung.
Tertutup dan terbukanya kontaktor disebabkan oleh adanya efek induksi magnet
yang dihasilkan dari kumparan induktor yang dialiri arus listrik.
Perbedaan dengan saklar yaitu pergerakan kontaktor pada saklar untuk kondisi on
atau off dilakukan manual tanpa perlu arus listrik sedangkan relay membutuhkan
arus listrik.
2.2.7.1 Cara Kerja Relay
Ada 5 bagian inti dari komponen ini antara lain :
1. Armature
2. Electromagnet atau Coil
3. Spring
4. Switch Contact / saklar
5. Iron Core
Bisa dilihat jelas pada gambar dibawah ini :
32
Gambar 2.27 Bagian Dari Relay
Sumber : (https://www.nyebarilmu.com/)
Pada gambar diatas dapat diketahui bahwa sebuah Iron Core atau inti
besi diberikan lilitan kumparan Coil agar terciptanya atau timbulnya gaya
elektromagnetik. Dari timbulnya gaya elektromagnetik tersebut akan
menarik armature dan terjadi perpindahan posisi dengan ditahan
memakai spring. Sehingga terjadi pensaklaran atau switch contact yang membuat
perubahan kondisi awal mulai dari tertutup akan berubah menjadi terbuka.Pada
saat relay kondisi Normally Open (NO) maka saklar atau switch contact
akan menghantarkan arus listrik. Tetapi apabila ditemukan kondisi dimana
armature kembali ke posisi semula (NC), pada saat itu juga menandakan bahwa
module tidak teraliri arus listrik.
2.2.7.2 Fungsi Relay
1. Seperti yang telah dikatakan tadi bahwa relay memiliki fungsi sebagai saklar
elektrik.
2. Namun jika diaplikasikan ke dalam rangkaian elektronika, relay memiliki
beberapa fungsi yang cukup unik.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah field research yaitu penelitian lapangan yang
melibatkan pengumpulan data primer atau informasi yang benar dan terkait
dengan kondisi nyata yang ada di lapangan dengan metode experiment dan
observasi lapangan..
34
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Workshop Politeknik Negeri Balikpapan,
Kalimantan Timur. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2018 – Juni
2018.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam pengerjaan pembuatan otomatisasi
dan perawatan air condition (AC) berbasis arduino antara lain:
3.1 Tabel Alat
Sumber : (https://klasika.kompas.id/pertimbangan-alat/bahan/)
3.2 Tabel Bahan
Sumber : (https://klasika.kompas.id/pertimbangan-alat/bahan/)
No
.
Nama
Bahan
Gambar Banya
k
Bahan
Fungsi
NO. Nama Gambar Fungsi
1. Obeng (+)(-)
Untuk melebas dan
mengencangkan baut.
2. Solder
Alat bantu dalam
perakitan atau
membongkar rangkaian
elektronika.
3. Multimeter
Untuk mengukur
tegangan dan tahanan
listrik.
4. HP
Untuk pengambilan data
actual dokumentasi/foto
foto.
5. Laptop
Untuk pemograman
arduino
6. Tool Box
Untuk pembukaan baut
dan lain-lain.
35
1. Air
Conditione
r
1 buah Sebagai
Pendingin
didalam
unit/mobil
2. PIR
1 buah Program
infrared atau
sebagai
penangkap
suhu infra
merah
3. Arduino
1 buah Sebagai
program
penggerak alat
4. Relay
1 buah Untuk
menjalankan
fungsi
logika(logic
fancion)
5. Switch
2 buah Sebagai on/off
pada pintu unit
saat bekerja
6. Kabel
Jumper
29
buah
Penghubung
antara arduino
dengan
pir,switch,relay
.
7. USB
1 buah Untuk
menjalankan
perangkat luar
kedalam
CPU/kedalam
36
computer
8. LCD
1buah Untuk
menampilkan
tulisan yang
sudah
ditentukan
3.4 Diagram Alir Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh penulis memerlukan gambaran penelitian
seperti diagram alir untuk mempermudah pembaca maupun penulis untuk
memahami masalah yang diangkat oleh penulis.
37
Gambar : 3.1 Flow Chart
Penjelasan dari masing masing blok Flow Chart:
1. Program di mulai (start).
2. Observasi untuk mengetahui secara langsung keadaan unit dan untuk
mengetahui kondisi-kondisi yang berhubungan dengan potensi-potensi
bahaya kerusakan pada air conditioner.
3. Pencarian referensi penulis dapat dari jurnal,internet,dan shop manual.
4. Pengumpulan data penulis dapat dari data lapangan.
5. Melakukan percobaan pada alat – alat yang telah dibuat sebelumnya.
Seperti percobaan pada PIR sensor, Arduino, Relay, dan Limit Switch yang
telah dibuat.
6. Melakukan pengujian secara keseluruhan dengan menggabungkan seluruh
komponen – komponen yang telah di uji tadi. Hal ini berfungsi untuk
38
mengetahui apakah alat – alat yang telah dibuat tadi dapat bekerja sesuai
yang diharapkan.
7. Analisa disini penulis harus mengetahui prosedur atau metode yang akan
dikerjakan sehingga penulis bisa memperhitungkan kegagalan atau potensi
bahaya saat melakukan pekerjaan.
8. Kesimpulan, dengan adanya inovasi pembuatan alat ini semoga
pengendara atau operator bisa lebih nyaman dan tidak menghabiskan biaya
perbaikan ac.
3.5 Diagram Blok Sistem Elektrikal
Cara kerja sistem ON-OFF AC berbasis Arduino Uno secara sederhana
dapat dijelaskan melaui blok diagram sebagai berikut;
Gambar : 3.2 Diagram Blok Sistem Elektrikal
Penjelasan dari cara kerja blok sitem elektrikal sebagai berikut :
1. Kerja sistem peralatan ini yaitu salah satu dari power supply baterai 12
volt untuk kemikrokontroller.
2. Microcontroller Arduino Uno akan memberi informasi ke sensor PIR
untuk menangkap suhu infrared atau gerakan dan limit switch.
3. Microcontroller arduino uno adalah sebagai otak dari alat ini.
4. Sensor PIR dan Limit Switch sebagai inputan ke arduino uno sebelum
ke relay dan magnetic clutch.
5. Relay disini sebagai Safety atau meningkatkan tegangan dari arduino
uno ke magnetic clutch.
6. Alat ini menggunakan gerbang AND maka kedua inputan yang
digunakan harus bekerja secara bersama agar AC hidup.
Limit Switch
Sensor PIR
Microcontroller
Arduino UNO
Relay
Air
Condition(AC)/
Magnetic clucth LCD
Stepdwond Bateray 12 v
39
3.6 Diagram Blok Sistem Mekanikal
Gambar 3.3 Diagram Blok Sistem Mekanikal
Penjelasan dari masing-masing blok sitem elektrikal sebagai berikut :
1. Cara kerja Kompresor AC mobil adalah menghisap gas bertekanan
rendah atau dingin. Kemudian mengubahnya menjadi gas bertekanan
tinggi atau panas.
2. Gas bertekanan tinggi itu dipompa masuk ke dalam Kondensor. Di
dalam Kondensor itulah gas yang telah melewati Kompresor mengalami
proses kondensasi untuk diubah menjadi cairan.
3. Dari Kondensor, cairan bertekanan tinggi dialirkan menuju Expansion
Valve dengan sebelumnya melewati Receiver Dryer. Komponen ini
yang menyaring kotoran yang terbawa dalam cairan bertekanan tinggi
sebelum masuk ke Expansion Valve.
4. Cairan yang masih bertekanan tinggi dan sudah disaring di Receiver
Dryer. Kemudian diubah menjadi gas dan diturunkan suhunya oleh
Expansion Valve. Gas yang sudah turun suhunya itulah yang membuat
Evaporator menjadi dingin. Dengan dibantu blower, udara dingin di
Evaporator itu dihembuskan ke dalam kabin mobil.
5. Gas dingin dari Evaporator ini kemudian dihisap kembali oleh
Kompresor. Begitulah sistem sirkulasi freon AC mobil bekerja terus
menerus.
KONDEN
SOR RECEIVE
R DRYER
EVAPOR
ATOR BLOWER
KOMPRESOR EXPANSION
VALVE
40
3.7 Diagram FishBone
Gambar 3.4 Diagram FishBone
3.8 Jadwal Penelitian
Adapun penulis membuat time frame penelitian sebagai target dalam
pembuatan alat ini yang ditampilkan pada tabel 3.3 sebagai berikut:
3.3 Tabel Jadwal Penelitian
No Kegiatan Bulan
Maret April Mei Juni Juli
1 Pembuatan Proposal
2 Ujian Proposal
3 Pembuatan Alat
4 Pengujian Alat
5 Analisa Hasil
6 Ujian Akhir
Ran
cang b
angun
alat safety d
evice
pen
gun
aan ac
pad
a unit
Safety
Man Power Material
Method
Pengaplikasi
an di unit
Pemograman
shofware
Kemampuan
leader
Perakitan
harus sesuai
sop ac
Pengalaman
skill
Ketersediaan
alat belum
pasti
Harus
memahami
kelistrikan
Bahan
pembuatan
mahal
Pengujian
arduino,pir,relay,switch
Arduino,pir,swi
tch,relay,&ac
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perancangan
Dalam aspek perencanaan pembuatan alat safety device penggunaan air
conditioner pada unit berbasis arduino, ada beberapa hal yang harus dilakukan
diantarannya pembuatan rancangan/desain melalui gambar serta pemilihan
komponen yang tepat agar hasilnya sesuai dengan apa yang diinginkan.
Perancangan sistem dilakukan untuk mengetahui cara kerja dan mengetahui
seberapa efektifnya dan pengtingnya penggunaan alat yang dirancang terhadap Air
Conditioner. Perancangan sistem terbagi menjadi dua yaitu; perancangan
elektrikal dan perancangan mekanikal, perancangan elektrikal adalah perancangan
yang menunjang tentang hal-hal yang memerlukan sistem elektrik antara lain
mikrokontroller arduino UNO, sensor PIR, limit switch, relay, lcd, led. Sedangkan
perancangan mekanikal adalah perancangan yang mencakup tentang hal-hal
mekanis dalam penerapannya.
4.1.1 Perancangan Sistem Elektrikal
Pada gambar 4.1 perancangan system elektrikal, arduino mendapat power
dari battery 12 volt, sebelum power di alirkan ke mikrikontroller arduino ada
komponen yang dilalui yaitu step down, step down bertugas untuk menurunkan
tegangan operasi yang masuk ke arduino sebesar 5 volt. Setelah arduino mendapat
power maka alat akan aktif, kemudian sensor pir dan limit switch sebagai input
akan di supply arus VCC dan GND, dapat dilihat pada gambar perancangan
elektrikal, bahwa garis yang berwarna merah dan hitam menandakan power VCC
dan Ground yang terhubung secara parallel pada alat, dan garis kuning
menandakan bahwa arus signal input pada mikrokontroller, jika salah satu sensor
PIR dan limit switch mendapatkan signal maka LED dan magnetic clucth akan
aktif berdasarkan perintah yang di terima relay oleh mikrokontroller.
41
Gambar 4.1 Perancangan Electrical
Keterangan :
1. Arduino UNO
2. Battery 12 volt
3. Stepdownd
4. LCD
5. Limit Switch
6. Sensor PIR
7. Magnetic clutch
8. Relay Modul
4.1.2 Perancangan Mekanikal
Gambar 4.2 menunjukan gambar seketsa dari tools dan penempatan sensor
yang akan di aplikasikan pada unit. Terlihat dari gambar pertama merupakan
keterangan penempatan posisi sensor PIR pada kabin, yang akan mendeteksi
pergerakan dengan sudut 45º diarea kabin. Keterangan gambar kedua merupakan
posisi dari penempatan dari limit switch yang ada pada antara kabin dan pintu, di
tunjukan pada gambar 4.3 posisi limit switch. Keterangan gambar ketiga
merupakan penempatan kotak alat dari sistem tools yang berisi microcontroller
dan berisi komponen-komponen lainya. Keterangan gambar keempat merupakan
magnetic clutch (air conditioner) yang akan tersambung ke relay yang berada di
kotak alat. Relay disambungkan ke magnetic clutch ac melalui normally
clouse(NC) dan COM.
1
7
6
5
4
3
2
8
42
Gambar 4.2 Perancangan Mekanikal
4.2 Proses Pembuatan Program
Pemograman yang berisi perintah-perintah pada arduino berfungsi sebagai
pengelolah pada sistem yang diprogram berdasarkan input yang dipakai, dengan
menggunakan program arduino apa yang penulis inginkan dapat terlaksana pada
rangkaian sistem yang akan dibuat, sebagai contoh gambar 4.3 di bawah ini;
Gambar 4.3 Sistem Pemrograman
Sensor PIR Limit
Switch
Kotak Alat
Magnetic
Clucth
1
4
3
2
43
4.2.1 Penjelasan Program
Dalam penjelasan program ini diharapkan penulis sudah mengetahui dasar-
dasar sketch pemograman arduino. Sehingga mudah untuk menjelaskan
pemograman yang sudah dibuat sebelumnya.
Penjelasan program yang di upload sebagai berikut :
Kita sertakan library LCD;
<LiquidCrystal_I2C.h>
Tambahkan konfirmasi LCD, perhatikan koneksi LCD dengan pin arduino;
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F, 2, 1, 0, 4, 5, 6, 7, 3, POSITIVE)
Bagian deklarasi awal digunakan untuk mendeskripsikan variable-variabel yang
akan digunakan dalam program utama dan juga untuk menambah file-file program
yang dibutuhkan untuk menjalankan program utama antara lain; Led di int pin 5,
Switchdoor int pin 4, Relay int pin 3, Pir int pin 2.
const int LED = 5;
const int switchDoor = 4;
const int relay = 3;
const int pir = 2;
Langsung menuju program utama void setup()
Pin LED dan Relay adalah pin digital input. Kita pakai untuk membaca sinyal dari
sensor sehingga kita set sebagai pin INPUT;
pinMode(LED, INTPUT);
pinMode(relay, INTPUT);
Pin Pir dan Switchdoor adalah pin digital output. Kita pakai untuk membaca
sinyal dari sensor sehingga kita set sebagai pin OUTPUT;
pinMode(pir, OUTPUT);
pinMode(switchDoor, OUTPUT);
Masukkan pada fungsi setup, pertama kita tentukan tipe LCD yang dipakai
ukuran;
44
lcd.begin(16,2)
Kita tulis pada baris 1 LCD “ Hello User ”
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Hello User ");
Kita tulis pada baris 2 LCD “ Check Your Door “
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" Check Your Door ");
Selama 3 detik tampilan tersebut akan terlihat sehingga perlu kita beri delay 3
detik (3000ms);
delay(3000);
Pertama kita buat sinyal “LOW” di pin LED selama 3 ms;
digitalWrite(LED, LOW);
delay(3000);
Langsung menuju program kedua void loop()
Pertama kita buat sinyal “LOW” di pin LED dan selanjutnya kita buat sinyal
“HIGH” di pin relay;
digitalWrite(LED, LOW);
digitalWrite(relay, HIGH);
Kita tulis pada baris 1 LCD “ Pintu Tertutup ”
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Pintu Tertutup ");
Kita tulis pada baris 2 LCD “ AC Hidup “
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" AC Hidup ");
Selama 6 detik tampilan tersebut akan terlihat sehingga perlu kita beri delay 6
detik (6000ms);
45
delay(6000);
Langsung menuju program ketiga else {
Pertama kita buat sinyal “LOW” di pin relay dan selanjutnya kita buat sinyal
“HIGH” di pin LED;
digitalWrite(relay, LOW);
digitalWrite(LED, HIGH);
Kita tulis pada baris 1 LCD “ Pintu Terbuka ”
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Pintu Terbuka ");
Kita tulis pada baris 2 LCD “ AC Mati “
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" AC Mati ");
Selama 2 detik tampilan tersebut akan terlihat sehingga perlu kita beri delay 2
detik (2000ms);
delay(2000);
46
4.2.2 Prinsip Kerja
Gambar 4.4 Diagram Alir Pemrograman
Prinsip kerja dari pemrograman diatas adalah;
Mulai start masuk ke layout pembacaan variable input arduino. Didalam
pembacaan variable ada dua input yang pertama ada limit switch dan yang kedua
memakai sensor pir. Dari kedua input tersebut masuk ke variable gerbang AND.
Jika semua variable bernilai 1 masuk ke sensor pir kondisi Ac on, LED off tetapi
kondisi LCD(pintu tertutup) dan Ac hidup. Jika salah satu variable bernilai 1
masuk ke limit switch maka LED on, Ac off tetapi kondisi LCD(pintu terbuka)
dan Ac mati. Pada saat kondisi keduannya tidak berfungsi maka akan kembali ke
proses awal. Jika salah satu variable tidak berkerja maka Ac tidak hidup.
Perbedaan dari kedua variable input antara lain limit switch pekerja saat pintu
tertutup sedangkan sensor pir bekerja saat mendeteksi gerakan manusia.
4.3 Proses Pembuatan Alat
Setelah proses perancangan maka menuju proses selanjutnya yaitu proses
pembuatan alat.
47
4.3.1 Job Safety And Analysis Pembuatan Alat
Sebelum kita melangkah ke pembuatan alat maka kita harus memahami job
safety and analysis pada saat pembuatan alat yang di jelaskan pada table 4.1 di
bawah ini :
Table 4.1 Job Safety and Analysis Pembuatan Alat
N
O.
Uraian Pekerjaan Bahaya/Resiko Setiap
Pekerjaan
Rekomendasi
Tindakan Control
1. Persiapan alat dan
bahan yang akan di
gunakan.
1. Terbentur
2. Terpeleset
3. Tersandung
4. Tergores
a. Menggunakan
APD standar
b. Pastikan ruang
kerjaan dalam
keadaan rapid an
bersih
c. Perhatikan ruang
sekitar , lantai
harus tidak ada
genangan air
d. Menggunakan
sarung tangan
dan pelindung
kepala.
2. Pengeboran
akrilik/mika untuk
tempat alat.
1. Tersetrum
2. Terluka akibat
terlembarnya mata
bor
3. Menghirup udara
yang tercapur
dengan gram-gram
akrilik/mika
a. Pastikan kabel
tidak terkelupas
b. Pemasangan
mata bor harus
tepat
c. Menggunakan
masker
3. Memotong
akrilik/mika dengan
1. Tergores
2. Menghirup udara
a. Gunakan APD
standar
48
gergaji. yang tercapur
dengan gram-gram
akrilik/mika
4. Penyolderan 1. Tersetrum
2. Terkena panas
solder
a. Pastiksn kabel
tidak ada yang
terkelupas
b. Berhati-hati saat
penyolderan
5. Berkendara 1. Terjatuh
2. Ngantuk
a. Sebelum
berangkat cek
kendaraan
terlebih dahulu
b. Kesehatan dan
tidur yang cukup
6. Pengkoneksian
battery pada
rangkaian
1. Tersetrum
2. Percikan api
a. Berhati-hati saat
pengkoneksian
b. Menggunakan
APD standar
c. Terminal(+) dan
terminal(-) tidak
bersentuhan
4.3.2 Langkah-Langkah Pembuatan
1) Proses mempuat kotak dari akrilik/mika untuk penempatan
komponen elektrikal dengan ukuran panjang 14cm, lebar 11cm,
9cm.
Gambar 4.5 Kotak Penempatan Komponen
49
2) Proses modifikasi kotak untuk penempatan LCD.
Gambar 4.6 Modifikasi Penempatan LCD
3) Proses peletakan komponen awal pada kotak sebelum
pengkoneksian ke arduino uno.
Gambar 4.7 Peletakan Komponen Pada Kotak
4) Proses pengkoneksian switch dengan arduino uno.
Gambar 4.8 Pengkoneksian Switch
5) Proses pengkoneksian sensor PIR dengan arduino uno.
Gambar 4.9 Pengkoneksian Sensor PIR
6) Proses pengkoneksian relay dengan arduino uno.
50
Gambar 4.10 Pengkoneksian Relay
7) Proses pengkoneksian LCD dengan arduino uno.
Gambar 4.11 Pengkoneksian LCD
8) Final Check memastikan semua komponen telah terkoneksi dan
berfungsi dengan benar.
Gambar 4.12 Final Check Komponen
9) Proses pengkoneksian seluruh komponen elektrikal.
Gambar 4.13 Koneksi Keseluruhan Alat
10) Proses penempatan sensor PIR ke unit.
Gambar 4.14 Posisi Sensor PIR.
51
11) Proses penempatan limit switch.
Gambar 4.15 Posisi Limit Switch.
12) Proses penempatan alat di unit.
Gambar 4.16 Posisi Alat Di Unit.
13) Proses pengkoneksian relay ke magnetic clutch.
Gambar 4.17 Pengkoneksian Relay ke Magnetic Clucth.
4.3.3 Waktu Pengerjaan Dan Pembuatan alat
Berdasarkan pengerjaan dan pembuatan alat, hingga melakukan pengujian
alat pada unit memakan waktu 7 (lima) hari setelah proses pemograman dan
percobaan komponen alat.
4.3.4 Biaya Pembuatan
Berikut ini biaya pembuatan alat safety device penggunaan AC pada unit
berbasis arduino yang di jelaskan pada table 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 Biaya Pembuatan
NO. Bahan Jumlah Harga
1. Arduino UNO 1 Rp.85.000
2. Battery 12 volt 1 Rp.200.000
3. Battery 9 volt 2 Rp.72.000
4. Stepdwond 1 Rp.18.000
52
5. LCD 1 Rp.25.000
6. Sensor PIR 1 Rp.20.000
7. Limit switch 2 Rp.15.000
8. Relay modul 1 Rp.40.000
9. Miniboard 1 Rp.35.000
10. Kabel jemper 3 Rp.40.000
11. Kabel serabut 3 Rp.12.000
12. Kabel tunggal 3 Rp.15.000
13. Mika 1 Rp.80.000
14. Skund 10 Rp.20.000
15. Lem tembak 3 Rp.5.000
16. Timah 1 Rp.25.000
17. Obeng 1 Rp.15.000
18. Baut 10 Rp.10.000
TOTAL PEMBELIAN BAHAN Rp.732.000
4.4 Pengujian Alat
Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui cara kerja dan untuk mengetahui
apakah alat sudah sesuai dengan perencanaan atau belum. Pengambilan data
pengujian dilakukan tiap bagian alat, serta dilakukan pengujian alat secara
keseluruhan. Adapun pengujian yang dilakukan sebagai berikut:
1. Pengujian mikrokontroller arduino uno
2. Pengujian limit switch
3. Pengujian sensor PIR
4. Pengujian relay
5. Pengujian LCD,
6. Pengujian keseluruan komponen
4.4.1 Job Safety And Analysis Pengujian Alat
Tabel 4.3 Job Safety and Analysis Pengujian Alat
No. Uraian Pekerjaan Bahaya/Resiko Setiap
Pekerjaan
Rekomendasi
Tindakan Kontrol
1. Persiapan Alat 1. Terbentur
2. Terpeleset
3. Tersandung
4. Tergores
a. Menggunakan
APD standar
b. Pastikan ruang
kerjaan dalam
keadaan rapi
53
dan bersih
c. Menggunakan
sarung tangan
dan pelindung
kepala.
2. Proses Pemasangan
Alat ke
Unit/Mobil(Magnetic
Clucth)
1. Tersetrum
2. Terkena Panas
3. Tercepit
4. Terbentur
a. Jangan sampai
ada kabel yang
terkelupas
b. Tangan keadaan
kering
c. Menggunakan
APD Standar
3. Proses Pengkoneksian
Alat Dengan Battry
1. Tersetrum
a. Tangan
keadaan kering
b. Kabel tidak ada
yang terkelupas
4.4.2 Pengujian Mikrokontroller Arduino UNO
Mikrokontroller arduino dapat diuji dengan menggunakan program dan
rangkaian sederhana. Program dan rangkaian dibuat untuk memastikan semua pin
pada mikrokontroller masih berfungsi. Program pengujian yang paling sederhana
dapat menggunakan program untuk menyalakan led.
Gambar 4.18 Arduino UNO.
Kesimpulan dari pengujian Mikrokontroller arduino dapat dilihat pada
table hasil pengujian berikut;
54
Tabel 4.4 Tabel Hasil Percobaan Mikrokontroller Arduino
Dari pengujian mikrokontroller yang dilakukan dapat diketahui bahwa
mikrokontroller arduino uno dalam kondisi baik karna saat dilakukan pengujian
dan upload program kedalam mikrokontroller arduino pin digital output/input di
arduino yaitu pin 0 sampai pin 13 dapat memberikan respon dengan hasil lampu
led yang dipasang pada pin 0 dan pin 13 dapat menyala.
4.4.3 Pengujian Limit Switch
Pengujian limit switch bertujuan untuk mengetahui limit switch masih
bekerja dengan baik atau tidak. Pada alat limit switch dipasang NO(Normally
Open) karena sesuai dengan kebutuhan alat, dimana limit switch diletakan dipintu
dalam keadaan tertekan/pintu tertutup sehingga limit switch dalam keadaan
terhubung dan tidak terhubung pada saat pintu terbuka.
55
Gambar 4.19 Limit Switch Pintu Tertutup
Gambar 4.19 diatas menunjukan limit switch bekerja saat pintu tertutup
karena limit switch dipasang secara NO(Normally Open) sehingga saat tertekan
maka limit switch yang awalnya tidak terhubung menjadi terhubung sehingga
menyebabkan limit switch bekerja.
Gambar 4.20 Limit Switch Pintu Terbuka
Gambar 4.20 menunjukan limit switch tidak bekerja karena pintu terbuka
sehingga limit switch tidak tertekan yang menyebabkan limit switch tidak
terhubung karena dipasang secara NO (Normally Open).
4.4.4 Pengujian Sensor PIR
Pengujian sensor PIR (Passive Infared Receiver) bertujuan untuk
mengetahui jarak dari sensor PIR dapat mendekteksi pergerakan manusia.
Pengujian dilakukan dengan menghubungkan sensor PIR ke PORT B 0
mikrokontroller dan outputnya berupa LCD untuk menampilkan display ada
manusia atau tidak. Jika ada terdeteksi pergerakan manusia maka LCD akan
menampilkan “H = 1”, jika tidak terdeteksi pergerakan manusia maka LCD akan
menampilkan “H = 0”. Percobaan dilakukan pada jarak 1- 8 meter dan hasilnya
ditunjukan pada table 4.5.
56
Tabel 4.5 Pengujian Sensor PIR
NO. Jarak Sensor PIR dan
Manusia (meter)
Tampilan LCD
1. 1 H = 1
2. 2 H = 1
3. 3 H = 1
4. 4 H = 1
5. 5 H = 0
6. 6 H = 0
7. 7 H = 0
8. 8 H = 0
4.4.5 Pengujian Relay
Pengujian relay yang terhubung magnetik clutch bertujuan untuk
memastikan bahwa relay dapat bekerja dengan baik. Pengujian dilakukan dengan
meprogram mikrokontroller untuk menggendalikan kontak relay dalam kondisi
ON dan OFF. Pada mikrokontroller, relay mendapat power 5v dan disambungkan
ke pin 3. Relay dalam pemograman ini sebagai outputan. Saat penyambugan relay
ke magnetic clutch, disini tertera kode COM untuk tersambung kebatrai
sedangkan normally close tersambung ke magnetic clutch itu sendiri.
4.4.6 Pengujian LCD
Pengujian LCD dilakukan dengan memprogram, untuk menampilkan
tulisan atau karakter pada LCD, kemudian mencocokan dengan tampilan karakter
pada layar LCD. Berikut merupakan listing program untuk menampilkan karaktrer
di LCD.
else {
digitalWrite(relay, LOW);
digitalWrite(LED, HIGH);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Chek Pintu ");
lcd.setCursor(0,1);
57
lcd.print(" AC Mati ");
delay(2000);
lcd.clear();
Pada program ini dikompilasi dan diunggah di mikrokontroller, maka tampilan
LCD akan seperti gambar 4.21.
Gambar 4.21 Tampilan LCD.
4.5 Pengujian Keseluruhan Komponen
Setelah dilakukan pengujian pada masing–masing perangkat input dan
output, maka dilakukan pengujian keseluruhan sistem yaitu pengujian dengan
menggabungkan seluruh perangkat input dan output menjadi suatu sistem yang
bisa mengendalikan peralatan elektrik secara otomatis. Tabel 4.6 menunjukkan
hasil pengujian perilaku sistem pengendali peralatan elektronik secara otomatis
dari beberapa keadaan.
Tabel 4.6 Pengujian Keseluruhan Komponen
NO. Sensor PIR Limit Switch LCD Air
Conditioner
1. Mendekteksi
gerakan(manusia)
ON Menampilkan
AC Hidup
AC Hidup
2. Mendekteksi
gerakan(manusia)
OFF Menampilkan
AC Mati
AC Mati
3. Tidak
mendekteksi
gerakan(manusia)
ON Menampilkan
AC Mati
AC Mati
4. Tidak
mendekteksi
gerakan(manusia)
OFF Menampilkan
AC Mati
AC Mati
58
4.6 Perawatan dan Penyimpanan Alat
Cara perawatan dan penyimpanan alat yang baik dan benar, agar bertahan
lama dan kondisi tetap terjaga, berikut cara perawatan dan penyimpanan alat;
1. Usahakan alat dalam tempat yang aman.
2. Usakan alat dalan kondisi/keadaan yang bersih.
3. Simpanlah alat ditempat yang kering, terhindar dari air.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa rancang bangun alat safety device
penggunaan air conditioner pada unit berbasis arduino dapat disimpulkan sebagai
berikut;
1. Perancangan sistem terbagi menjadi 2 yang ditunjukan pada desain
gambar 4.1 perancangan elektrikal untuk mempermudah pembuatan
rangkaian elektrikal pada alat dan desain gambar 4.2 perancangan
mekanikal untuk mempermudah dalam penempatan alat yang dapat
diaplikasikan pada unit.
2. Pemograman pada alat safety device ini dapat bekerja dengan baik
sesuai prinsip kerja yang diinginkan melalui perintah pemrograman
mikrokontroller arduino uno sebagaimana diuraian pada Hal 43-46.
3. Sensor pir dapat mendeteksi keberadaan objek bergerak (dalam hal ini
diasumsikan pengemudi operator/manusia), mengetahui bahwa
hidup/matinya AC mobil dan menampilkan data sensor pada LCD.
4. Bila kedua sensor dalam keadaan off maka ac tidak hidup dan apabila
kedua sensor dalam keadaan on maka ac akan hidup. dikarenakan disini
penulis menggunakan gerbang logika (and) yang dimana sensor pir dan
limit switch harus bekerja keduanya.
60
5. Proses pembuatan alat dapat dilakukan sesuai perancangan yang telah
di lakukan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada rancang bangun alat
safety device penggunaan air conditioner pada unit berbasis arduino, dapat
diberikan beberapa saran sebagai berikut;
1. Karena alat safety device penggunaan air conditioner pada unit
berbasis arduino baru diuji coba pada AC unit( mobil ), diharapkan
untuk penelitian selanjutnya dapat mengaplikasikannya di unit alat berat
langsung seperti di dump truk, dozzer, exavator, dan lain-lain.
2. Sistem dapat dikembangkan untuk aplikasi lain supaya lebih kompleks
dan bagus.
3. Efektifitas dan ketahanan alat tidak diketahui karena terbatasnya waktu,
diharapkan untuk peneliti selanjutnya bisa mengetahui efektifitas dan
ketahanan alat.
61
DAFTAR PUSTAKA
Desnanjaya, Ngurah. I.G.M, Giriantari, I.A.D., Hartanti, Rukmi. S. (2013).
Prosiding Conference on Smart-Green Technology in Electrical and
Information System. Rancang Bangun Control Air Conditioning (AC)
Otomatis Berbasis Passive Infrared Receiver. Bali: Universitas
Udayana.
Fachri, Rizal. (2016). Kegunaan dan Fungsi Arduino. Diakses 09 Septembar 2016
pada http://electricityofdream.co.id/2016/09/kegunaan-dan-fungsi-
arduino.html.
Rokim, Saiful. (2014). Cara Kerja AC Mobil. Diakses 14 Februari 2014 pada
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/ot
ot ronik/966-masipul-gus.
Sasono, Sindung.H.W. Akrom,Rofi. AL. Machmod, Rochmat. S. (2015).
Optimalisasi Smartphone Untuk Mengontrol Dan Monitoring Air
Condition (AC) Untuk Shelter Starone. Jurnal Tele Vol 13 No 1 tahun
2015.
Sujatmoko, Andrew., Waworundeng. Jacquline, Wahyudi, Andria. K. (2015).
Prosiding Konferensi Nasional Sistem & Informatika : Rancang
Bangun Detektor Asap Rokok Menggunakan SMS Gateway untuk
Asrama Crystal di Universitas Klabat. Bali: STMIK STKOM.
Susanto, Eko. F. (2017). Skripsi : Otomatisasi Monitoring Air Condition (AC)
Berbasis Arduino Dan SMS Gateway. Sidoarjo: Universitas
Muhammadiyah.
https://bagusrifqyalistia.wordpress.com/2008/12/12/cara-kerja-sensor-pir/
http://electricityofdream.co.id/2016/09/kegunaan-dan-fungsi-arduino.html
https://www.sfe-electronics.com/blog/arduino/tutorial-akses-sensor-pir-pasive-
infra-red
http://rotarybintaro.co.id/bengkel-ac-mobil-rekomendasi-komunitas-mobil/
http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/ototronik/966
masipul-gus
LAMPIRAN 1
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F, 2, 1, 0, 4, 5, 6, 7, 3, POSITIVE);
const int LED = 5;
const int switchDoor = 4;
const int relay = 3;
const int pir = 2;
int valSwitchDoor = 0;
int val = 1;
void setup()
{
pinMode(LED, OUTPUT);
pinMode(relay, OUTPUT);
pinMode(pir, INPUT);
pinMode(switchDoor, INPUT);
Serial.begin(9600);
lcd.begin(16,2); // initialize the lcd for 16 chars 2 lines, turn on backlight
lcd.backlight();
delay(250);
lcd.noBacklight();
delay(250);
lcd.backlight();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Hello User ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" Check Your Door ");
digitalWrite(LED, LOW);
delay(3000);
}
void loop()
{
val = digitalRead(pir); // read input value
valSwitchDoor = digitalRead(switchDoor);
if (val == HIGH & valSwitchDoor == LOW){ // check if the input is
HIGH
digitalWrite(LED, LOW);
digitalWrite(relay, HIGH);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Pintu Tertutup ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" AC Hidup ");
delay(60000);
lcd.clear();
}
else {
digitalWrite(relay, LOW);
digitalWrite(LED, HIGH);
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" Pintu Terbuka ");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" AC Mati ");
delay(2000);
lcd.clear();
}
}
LAMPIRAN 2
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F, 2, 1, 0, 4, 5, 6, 7, 3, POSITIVE); // Set the LCD I2C
address
void setup()
{
Serial.begin(9600);
lcd.begin(16,2); // initialize the lcd for 16 chars 2 lines, turn on backlight
lcd.backlight();
delay(250);
lcd.noBacklight();
delay(250);
lcd.backlight();
lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(" AC Hidup ");
delay(1000);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(" ");
delay(8000);
}
void loop()
{
}