analisis peraturan daerah kota jambi no.5 tahun 2017 tentang...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NO.5 TAHUN 2017
TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK
(STUDI KORBAN KEKERASAN TERHADAP ANAK DI KOTA JAMBI)
Skripsi
AHMAT ZULFI
SIP.151915
PEMBIMBING SKRIPSI
Dr. H. Hermanto Harun, Lc.MHI
Dra. Ramlah, M.Pd.I M.Sy
KONSENTRASI MANAGEMENT PEMBANGUNAN DAERAH
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1441 H / 2019 M
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Nama Ahmat Zulfi, Nim SIP 151915,Skripsi ini berjudulAnalisis Peraturan Daerah Kota Jambi No.5 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Studi Korban Kekerasan Terhadap Anak Di Kota Jambi). Skripsi ini bertujuan mengetahui dan melihat sejauh mana implementasi dari peraturan Daerah Kota Jambi No.5 tahun 2017 tentang penyelenggaraan perlindungan anak di Kota Jambi. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Implementasi Peraturan daerah Kota Jambi nomor 5 tahun 2017 tentang penyelenggaraan perlindungan anak, Bagaimana hukuman sanksi yang diberikan bagi pelaku yang melakukan kekerasan terhadap anak di Kota Jambi, Apa kendala dalam penyelenggaraan perlindungan anak di Kota Jambi. Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengunakan pendekatan yuridis empiris, dengan jenis penelitian metode deskriptif kualilatif, dan instrumen pengumpulan data mengunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun temuan dari penelitian ini yaitu pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak tersebut berjalan semestinya yang ditetapkan pada undang-undang tersebut. Penarapan undang-undang tersebut sudah dijalan kan dengan semestinya. Melalui undang-undang tersebut di permudahkan nya segala yang bersangkut dengan penyelenggaraan perlindungan anak. Kata Kunci: Perlindungan, Kekerasan, Upaya hukuman
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah mencurahkan hidupnya untuk
menyempurnakan akhlak dan menjadi rahmat bagi umat manusia.
Skripsi ini adalah salah satu wujud di antara karunia Allah yang
dilimpahkan kepada penulis melalui kemampuan mencurahkan pemikiran
kedalam rangkaian karya tulis ini. Selanjutnya penulisan skripsi ini merupakan
kewajiban bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S.1) di
Universitas Islam Negeri Sultan Taha Saifuddin Jambi . disamping itu juga
penulis ingin menyumbangkan karya demi nusa dan bangsa dan agama.
Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Peraturan Daerah Kota Jambi
No.5 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Studi Korban
Kekerasan Terhadap Anak Di Kota Jambi)
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tidak dapat berbuat banyak tanpa
bantuan, arahan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Karena itu penulis
merasa bersyukur kehadirat Allah SWT dan Menghaturkan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr.Su’aidi Asy’ari,MA,.Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
vii
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc., M.HI., Ph.D selaku Pembantu Dekan I, Ibu
Dr. Rahmi Hidayati., M.Pd.I selaku Pembantu Dekan II, dan Ibu Dr.
Yuliatin., S.Ag., M.HI selaku Pembantu Dekan III, Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Ibu Mustiah, S.Ag., M.Sy selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan Ibu
Tri Endah Karya L., S.IP,. M.IP selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
Fakultas syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak H.Hermanto Harun,Lc., M.HI.,Ph.D selaku pembimbing I dan Ibu
Dra. Ramlah, M.Pd.I M.Sy selaku pembimbing II yang banyak meluangkan
waktu dalam bimbingan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
7. Karyawan Fakultas Syari’ah dan perpustakaan Fakultas Syari’ah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
8. Bapak dan Ibu seluruh pegawai Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Jambiyang banyak meluangkan
waktu untuk menjadi informan dalam penulisan skripsi ini.
9. Semua pihak yang terkait dalam penulisan skripsi ini baik langsung
maupun tidak langsung.
ix
MOTTO
Artinya:
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia” (QS.Al Kahfi:46)1
1QS.Al Kahfi:46
x
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT dan Shalawat kapada Nabi Muhammad SAW.
Ucapan ini kupersembahkan
Dengan segala kerendahan hati dan rasa duka cita untuk Ayah (Syafi’i), Ibu
(Rusda) Kutundukkan kepala sujud simpuhku di kakimu rasanya itu belum
cukup untuk membalas jasa-jasa mu. Terima kasih atas segala pengorbanan,
semangat, dan kasih sayang yang telah engkau berikan dengan tercapai cita-
citaku menjadi sarjana .
Teriring ucapan yang sama untuk saudara ku tersayang (Via Kuswandi Spd,i),
(Rahmat Zazili SE,Sy)(Muhammad Ma’ruf)( Muhammad Qodri)
Terima kasih untuk Dosen Pembimbing yaitu bapak H. Hermanto Harun
l,c,MHI,PhD Ibu Dra Ramlah,M.Pd,I,M.Sy, yang sudah membimbingku dalam
penyusunan skripsi ini. Dan tak lupa juga terima kasih kepada Kajur dan
Sekjur Prodi Ilmu Pemerintahan semua dosen ku yang sudah memberikan
ilmu pengentahuan yang sangat berharga dalam perkuliahan ku ini.
Terima kasih untuk Sahabat besar squad (Meisy Munandar, Popi Paramitha,,
Ade Yunita, Abdul Muzilli, Reza Dianti, Siti Hatisa, Berthi Juniati Fanida, Ghina
Nabilla Efendi, Mia Septiani,Muhammad Farougly,Maulana Abdul G, Maulana
Muammar Ridho, Muhammad, Rd.Endi Fratama,Jemaat).Terima kasih sudah
menjadi bahagian dari perjalanan perkuliahan ku selama di Jambi ini, sudah
menjadi orang-orang yang sangat berharga bagiku, semoga persahabatan
kita tidak cuman sebatas ini tapi selamanya.
Terima kasih juga buat kelas IP B, IP MPD C, teman-teman seperjuangan Ilmu
Pemerintahan 2015, Posko KKN 08 gelombang III.
Terima kasih juga buat grup BOBOTOH AYADU.
Karya Sederhana Ini Penulis Persembahkan Untuk Segenap Orang Yang
Bertanya “Kapan Sidang ?”
DAN SECARA KHUSUS SAYA PERSEMBAHKAN JUGA UNTUK PENDAMPING
HIDUP SAYA. (KELAK)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... . i
LEMBARAN PERNYATAAN........................................................................ . ii
NOTA DINAS.................................................................................................. . iii
MOTTO............................................................................................................ . v
PERSEMBAHAN............................................................................................. . vii
ABSTRAK........................................................................................................ . viii
KATA PENGANTAR...................................................................................... . ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... . x
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. .
A. Latar Belakang................................................................................ . 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ . 10
C. Batasan Masalah ............................................................................. . 10
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................................................... . 10
E. Kerangka Teori................................................................................ . 12
F. Tinjauan Pustaka.............................................................................. . 20
BAB II METODOLOGI PENELITIAN......................................................... .
A. Pendekatan Penelitian..................................................................... . 22
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................ 22
C. Jenis dan Sumber Data..................................................................... . 23
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................... . 24
E. Teknik Analisis Data........................................................................ . 25
F. Sistematika Penulisan....................................................................... . 26
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN............................... .
A. Aspek Geografi dan Demografi Kota Jambi.................................... . 28
B. Historis dan Geografis Kantor DPMPPA Kota Jambi..................... . 31
C. Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kota Jambi...................................................... . 35
D. Sarana Prasarana Dan Sumber Daya Manusia Di Bidang Pemenuhan
Hak Dan Perlindungan Anak ........................................................ . 36
xii
E. Tugas Dan Fungsi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kota Jambi ..................................................... . 37
F. Visi Dan Misi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kota Jambi ...................................................... . 39
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ . 40
A. Implementasi Peraturan daerah kota jambi nomor 5 tahun 2017 tentang
penyelenggaraan perlindungan anak ............................................... . 40
B.Usaha dari Perda Kota Jambi No.5 Tahun 2017 dalam
menyelenggarakan perlindungan anak............................................. . 45
C.Upaya Sanksi Yang Diberikan Sesuai dengan Perda Kota Jambi No.5
Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak ........... . 48
BAB V PENUTUP........................................................................................... .
A. Kesimpulan...................................................................................... . 52
B. Saran................................................................................................. . 53
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... .
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Republik Indonesia adalah Negara hukum yang
berdasarkanPancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dengan menjunjung tinggi nilai-nilai moral, etika, akhlak mulia, dan
kepribadian luhur bangsa, beriman dan bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa,
menghormati kebinekaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta melindungi harkat dan martabat setiap warga Negara2.
Kekerasan terhadap anak di Indonesia tidak pernah berhenti justru
semakin kerap terjadi seiring dengan jalannya waktu. Padahal seharusnya anak–
anak mendapatkan kasih sayang dengan penuh kelembutan dan pendidikan
sepantasnya. Menurut data pelanggaran hak anak oleh Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) ada 3.700 kasus kekerasan pada anak dalam kurun waktu tahun
2016 dan rata-rata terjadi 15 kasus setiap harinya, sedangkan untuk pelaku hampir
sebagian besar pelaku adalah orang terdekat korban, misalnya saudara, kakek
bahkan ayah kandung korban dan rata-rata dari golongan masyarakat ekonomi
bawah.3 Artinya, anak rentan menjadi korban kekerasan justru di lingkungan
rumah. yang pelaku kekerasan mengenal anak-anak tersebut dengan sangat dekat.
Sekitar 70 persen pelaku kekerasan terhadap anak adalah orangtua mereka
sendiri. Dengan data fakta ini, KPAI berupaya melakukan program-program
edukasi kepada para orangtua agar dapat mencegah tindak kekerasan terhadap
2 Jurnal Ilmu Hukum Vol 3.No 1 3 Laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Tahun 2016
1
anak dengan melakukan hearing dan konsultasi pada anak dan orangtua.Dengan
demikian, data tersebut semakin memperjelas gambaran muram tentang
pemenuhan hak-hak anak Indonesia.
Secara umum kekerasan didefinisikan sebagai suatu tindakan yang
dilakukan satu individu terhadap individu lain yang mengakibatkan gangguan
fisik dan atau mental. Dengan begitu, yang dimaksud anak ialah individu yang
belum mencapai usia 18 tahun, maka dari itu kekerasan terhadap anak adalah
tindakan yang dilakukan seseorang atau individu pada mereka yang belum genap
berusia 18 tahun yang menyebabkan kondisi fisik dan atau mentalnya terganggu.
Seringkali anak untuk mendapat perlindungan dari tindak kekerasan dan
eksploitasi. Kekerasan terhadap anak adalah perbuatan yang tidak seharusnya
dilakukan pada seorang anak, dimana dapat berupa makian, ejekan, jeweran dan
pukulan. Kekerasan pada anak akan memberikan dampak negatif pada
perkembangan anak.4
Negara berpandangan bahwa segala bentuk kekerasan, terutama kekerasan
dalam rumah tangga, adalah pelanggaran hak asasi manusia dan kejahatan
terhadap martabat kemanusiaan. Pengertian kekerasan dalam Pasal 3 Undang–
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan diperjelas dalam
Bab III Pasal 5 Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah meliputi kekerasan fisik, psikis, seksual,
dan penelantaran. Kekerasan pada anak memiliki banyak macam baik dari segi
kekerasan fisik dan kekerasan seksual. Biasanya kekerasan itu sering dilakukan
4Putrika P.R. Gharini, Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama
(Makalah), Jakarta, 2014, hlm. 1.
2
oleh anggota keluarga terdekatnya atau lingkungannya, misal; orangtua, saudara,
guru ataupun teman sekolah. Kekerasan pada anak tidak dapat ditolerir, sebab
secara konstitusional, dalam Pasal 28 Undang–Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945 telah menetapkan bahwa anak adalah subyek dan warga negara
yang berhak atas perlindungan dari serangan orang lain. Selanjutnya dalam Pasal
28B Ayat (2) Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, dijelas-
kan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup (rights to life and
survival), tumbuh, dan berkembang (rights to development), serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan dikriminasi.
Di Indonesia kasus kekerasan seksual setiap tahun mengalami
peningkatan, korbannyabukan hanya dari kalangan dewasa saja sekarang sudah
merambah ke remaja, anak-anak bahkan balita. Fenomena kekerasan seksual
terhadap anak semakin sering terjadi dan menjadi global hampir di berbagai
Negara. Kasus kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat dari waktu ke
waktu. Peningkatan tersebut tidak hanya dari segi kuantitas atau jumlah kasus
yang terjadi, bahkan juga dari kualitas. Dan yang lebih tragis lagi pelakunya
adalah kebanyakan dari lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar anak itu
berada, antara lain di dalam rumahnya sendiri, sekolah,lembaga pendidikan, dan
lingkungan sosial anak.
Kekerasan terhadap anak adalah tindak kekerasan secara
fisik,seksual,penganiyaan emosional, atau pengabaian terhadap anak.
Penganiayaan anak sebagai setiap tindakan atau serangkaian tindakan wali atau
kelalaian oleh orang tua atau pengasuh lainnya yang dihasilkan dapat
3
membahayakan, atau berpotensi bahaya, atau memberikan ancaman yang
berbahaya kepada anak.
Sebagian besar terjadi kekerasan terhadap anak dirumah anak itu sendiri
dengan jumlah yang lebih kecil terjadi disekolah, di lingkungan atau organisasi
tempat anak berinteraksi.
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan.5 Anak merupakan anugrah dan amanah dari Allah SWT.
yang wajib dirawat dan dilindungi. Selain itu anak merupakan generasi penerus
bangsa, Negara dan agama karena anak tersebut akan memelihara,
mempertahankan serta akan memajukan suatu negara di masa yang akan datang.
Seorang anak pada dasarnya membutuhkan perawatan, perlindungan,
pengajaran dan kasih sayang dari orang tuanya, hal ini dilakukan untuk menjamin
pertumbuhan fisik dan mental mereka. Keluarga yang harmonis penuh kasih
sayang dan pengertian akan menjadi faktor utama dalam perkembangan anak
secara menyeluruh.
Namun kenyataan yang terjadi saat ini, banyak terjadi kekerasan terhadap
anak dilingkungan sekitar kita. Kekerasan terhadap anak tidak hanya terjadi
dalam keluarga saja akan tetapi di luar lingkunganpun sering terjadi kekerasan
terhadap anak, bahkan fenomena kekerasan terhadap anak menjadi semakin
gencar dan menjadi topik utama dalam pemberitaan baik media cetak maupun
media elektronik.
5 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 1 ayat (1).
4
Maraknya pemberitaan di media massa mengenai kekerasan seksual
terhadap anak cukup membuatmasyarakat terkejut. Kasus kekerasan seksual
terhadap anak masih menjadi fenomena gunung es. Hal ini disebabkan
kebanyakan anak yang menjadi korban kekerasan seksual enggan melapor.
Karena itu, sebagai orang tua harus dapat mengenali tanda-tanda anak yang
mengalami kekerasan seksual. Kekerasan seksual terhadap anak akan berdampak
panjang, di samping berdampak pada masalah kesehatan di kemudian hari, juga
berkaitan dengan trauma yang berkepanjangan, bahkan hingga dewasa.
Dampak trauma akibat kekerasan seksual yang dialami oleh anak-anak,
antara lain: pengkhianatan atau hilangnya kepercayaan anak terhadap orang
dewasa (betrayal); trauma secara seksual (traumatic sexualization); merasa tidak
berdaya (powerlessness); dan stigma (stigmatization). Secara fisik memang
mungkin tidak ada hal yang harus dipermasalahkan pada anak yang menjadi
korban kekerasan seksual, tapi secara psikis bisa menimbulkan ketagihan, trauma,
bahkan pelampiasan dendam. Bila tidak ditangani serius, kekerasan seksual
terhadap anak dapat menimbulkan dampak sosial yang luas di masyarakat.
Penanganan dan penyembuhan traumapsikis akibat kekerasan seksual
haruslah mendapat perhatian besar dari semua pihak yang terkait, seperti keluarga,
masyarakat maupun negara. Oleh karena itu, didalam memberikan perlindungan
terhadap anak perlu adanya pendekatan sistem, yang meliputi sistem
kesejahteraan sosial bagi anak-anak dan keluarga, sistem peradilan yang sesuai
dengan standar internasional, dan mekanisme untuk mendorong perilaku yang
tepat dalam masyarakat.
5
Menurut surat kabar jambi tribunnNews.com berdasarkan tiga tahun
terakhir pihak pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak (P2TP2A) Jambi telah mencatat total sebanyak pelayanan terpadu
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak (P2TP2A) Jambi telah mencatat
total sebanyak 145 kasus kekerasan anak maupun kekerasan seksual anak di
Jambi, Pada tahun 2015 sebanyak 28 anak, pada tahun 2016 meningkat menjadi
65 anak, pada tahu 2017 menurun menjadi 52 anak dan sampai maret 2018 sudah
13 anak, pada tahun 2019 terdapat 30 kasus dari januari hingga september.
Dikatan Kepala Bidang Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Provinsi Jambi (DP3APP) Abd
Hanan, kekerasan terhadap anak di daerah ini salah satunya dipicu oleh faktor
kekerasan rumah tangga dan kehidupan sosial.6Menurut wawancara dengan
kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak atau
(DPMPPA) Kota Jambi Irawati Sukandar mengatakan ada sekitar 10 sampai 12
anak yang di eksploitasi oleh orang tuanya sendiri.
6 http://jambi.tribunnews.com/2018/04/21/angka-kekerasan-terhadap-perempuan-dan-
anak meningkat. Diakses pada tanggal 23 agustus 2018, pukul 23:32.
24%
28% 30%
18%
Tingkat Kekerasan Terhadap Anak yang terjadi diKota Jambi
2016-2019 tahun 2016 tahun 2017 tahun 2018 tahun 2019
6
Berdasarkan yang dipaparkan diagram di atas menunjukan bahwa pada
tahun 2016 kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kota Jambi sebesar 29% di
mana pada tahun ini terjadi 39 kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kota
Jambi. Pada tahun 2017 persentase kekerasan terhadap anak meningkat menjadi
34% di mana angka kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kota Jambi
sebanyak 46 kasus. Pada tahun 2018 angka kekerasan terhadap anak di Kota
Jambi terus mengalami peningkatan di mana angka presentase kekerasan
terhadapa anak di Kota Jambi yaitu 37% Pada tahun 2018 telah terjadi kasus
kekerasan tergadap anak yaitu 50 kasus yang terjadi di Kota Jambi.Pada tahun
2019 angka kekerasan terhadap anak di Kota Jambi mengalami penurunan yaitu
terjadi sebanyak 30 kasus. Dengan demikian dapat kita lihat bahwa setiap
tahunnya angka kekerasan terhadap anak terus mengalami peningkatan dan
tentunya hal tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah Kota
Jambi dalam mengurangi angka kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kota
Jambi sehingga anak-anak yang ada di Kota Jambi merasa aman dan terlindungi.
Mengenai kekerasan terhadap anak, sebagaimana yang tercantum dalam
Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang
Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menegaskan memberikan
hukuman yang seberat-beratnya bagi pelaku yang melakukan kekerasan terhadap
anak sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Dengan adanya pemberian
hukuman yang berat terhadap pelaku kekerasan terhadap anak tentunya
diharapkan tingkat kekersan terhadap anak di Indonesia berkurang.
7
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan
Anakdengan Tipe A menyelenggarakan urusan pemerintah bidang
pemberdayaanmasyarakat, urusan pemerintahan bidang pemberdayaan perempuan
danperlindungan anak7 Selanjutnya disingkat DPMPPA Kota Jambi. DPMPPA
Kota Jambi tentunya diharapkan mampu mengatasi kekerasan terhadap anak yang
terjadi di Kota Jambi karena memiliki hak dan wewenang dalam urusan
pemerintahan yang mengatur tentang perlindungan anak.
DPMPPA Kota Jambi merupakan suatu lembaga pemerintahan yang
mengurusi tentang anak, apakah anak-anak di Kota Jambi sudah mendapatkan hak
dan kewajiban sebagaimana semestinya atau belum. Tentunya DPMPPA Kota
Jambi mempunyai tugas pokok dan fungsi yang mana harus dijalankan untuk
menjamin perlindungan terhadap anak yang ada di Kota Jambi.
Namun demikian, perlindungan terhadap anak tidak bisa hanya
dipandang sebagai persoalan politik dan legislasi (kewajiban negara).
Perlindungan terhadap kesejahteraan anak juga merupakan bagian dari tanggung
jawab orang tua dan kepedulian masyarakat. Tanpa pastisipasi masyarakat,
pendekatan legal formal saja tidak cukup efektif dalam melindungi anak.
Komunitas lokal memilki peran penting dalam merancang kebijakan dan program
aksi perlindungan anak. Kekuatannya terletak pada prosesnya yang patriopateris
sehingga mampu merespon kebutuhan masyarakat setempat lebih tepat.8 Negara,
7 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan
Penyusunan Perangkat Daerah, Pasal 2 ayat (7). 8Abu Huraerah,Kekerasan Terhadap Anak Edisi Ke Empat, (Bandung: Nuansa Candikia,
2018), hlm. 26.
8
pemerintah, masyarakat, keluarga dan dan orang tua bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak.
Bentuk kekerasan terhadap anak yang terus terjadi di Kota Jambi yang
menyebabkan ketidakbebasan anak dalam mendapatkan hak-haknya, maka
pemerintah Kota Jambi mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5
tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak, yang selanjutnya
disebut dengan Perda. Dalam Perda Nomor 5 tahun 2017 tentang Penyelengaraan
Perlindungan Anak berbunyi bahwa pemerintah daerah melakukan upaya
pemenuhan hak bebas dari penyiksaan dan penghukuman lain yang kejam, tidak
manusiawi atau merendahkan mertabat manusia sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 7 huruf h dengan melakukan perlindungan dari tindak kekerasan,
eksploitasi dan keterlantaran, sasaran penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan
hukuman yang tidak menusiawi dan perlibatan anak dalam bentuk-bentuk
pekerjaan terburuk.9
Dengan adanya Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang atas
perubahan Undang-undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan
Perda Kota Jambi Nomor 5 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
Anak maka diharapkan tingkat kekerasan terhadap anak dapat berkurang baik
secara nasional maupun secara regional yang terjadi di Kota Jambi.
Pihak yang memiliki tugas menaunggi perlindungan anak dilakukan oleh
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Jambi
9 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan Anak, Pasal 14.
9
diharapkan mampu mengatasi kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kota
Jambi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Implementasi Peraturan daerah Kota Jambi nomor 5 tahun 2017
tentang penyelenggaraan perlindungan anak?
2. Apa usaha dari Perda Kota Jambi No.5 Tahun 2017 dalam
menyelenggarakan perlindungan anak?
3. BagaimanaUpaya Sanksi Yang Diberikan Sesuai dengan Perda Kota Jambi
No.5 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari akar permasalahan serta
mengingat waktu yang tersedia sangat terbatas, maka perlu adanya pembatasan
ruang lingkup wilayah maupun ruang lingkup waktu. Penelitian ini dibatasi pada
Analisis Peraturan Daerah Kota Jambi No.5 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Studi Korban Kekerasan Terhadap Anak di
Kota Jambi. Untuk data kekerasan terhadap anak, peneliti membatasi data yang
diperolah dari tahun 2016-2018.
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berkaitan dengan permasalah-permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya, maka dalampenelitian ini ditetapkan beberapa tujuan
penelitian, yaitu sebagai berikut:
10
1) Untuk mengetahui implementasi Peraturan daerah Kota Jambi nomor 5
tahun 2017 tentang penyelenggaraan perlindungan anak.
2) Untukmengetahuiusaha Perda Kota Jambi No.5 Tahun 2017
dalamMenyelenggarakan Perlindungan Anak.
3) Untuk mengetahuiUpaya Sanksi Yang DiberikanSesuaiDenganPerda
Kota Jambi No.5 Tahun 2017
TentangPenyelenggaraanPerlindunganAnak.
2. Kegunaan Penelitian
Dari hasil sebuah penelitian pada dasarnya mempunyai manfaat atau
kegunaan baik bagi peneliti maupun orang lain. Maka dari itu kegunaan
penelitian ini dibagi dua yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.
Adapun Kegunaan Teoritis sebagai berikut:
1) Untuk mengembangkan teori keilmuan khususnya ilmu pemerintahan
yang berkaitan dengan Analisis Peraturan Daerah Kota Jambi No.5
Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Studi
Korban Kekerasan Terhadap Anak Di Kota Jambi).
2) Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan
pemikiran tentang bagaimanaAnalisis Peraturan Daerah Kota Jambi
No.5 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Studi
Korban Kekerasan Terhadap Anak Di Kota Jambi).
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk
mengembangkan penelitian ini lebih lanjut guna untuk kepentingan
11
Ilmu Pengetahuan khususnya studi Ilmu Pemerintahan UIN STS
JAMBI.
Adapun Kegunaan Praktis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi masyarakat
tentang Analisis Peraturan Daerah Kota Jambi No.5 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Studi Korban Kekerasan
Terhadap Anak Di Kota Jambi) dalam upaya mengurangi kekerasan
terhadap anak yang terjadi di Kota jambi.
2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dan gambaran
sejauh mana Peraturan Daerah Kota Jambi No.5 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Studi Korban Kekerasan
Terhadap Anak Di Kota Jambi) di laksanakan dalam upaya mengurangi
kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kota Jambi.
3) Penelitian ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh program
gelar proses sarjanastrata satu (S1) pada bidang ilmu pemerintahan,
fakultas syariah, Universitas Islam Negeri Sultha Thaha Saifuddin
Jambi.
E. Kerangka Teori
1 Analisis
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter
Salim dan Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai
berikut :
12
a. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,
karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal
usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).
b. Analisis adalah penguraian pokok persoalan atas bagian-bagian,
penelaahan bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk
mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara
keseluruhan.
c. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan
sebagainya setelah ditelaah secara seksama.
d. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan
hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya
melalui beberapa kepastian (pengamatan, percobaan, dan
sebagainya).
e. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam
bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk
mencapai pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.10
2. Teori Perundang-undangan
Secara istilah, perundang-undangan merupakan terjemahan dari
legislation (Bahasa Inggris), wetgeving (Bahasa Belanda), atau
gesetzebung (Bahasa Jerman). Istilah Legislation dapat diartikan dengan
perundang-undangan dan pembuatan undang-undang, istilah wetgeving
dapat diartikan sebagai membentuk undang-undang dan keseluruhan dari
10 Jbptunikompp-gdl-mohhabibin-28322-4-unikom m-i.pdf
13
pada undang-undang Negara, sedangkan istilah gesetzgebung
diterjemahkan dengan pengertian perundang-undangan.11
Teori Perundang-undangan (Gesetzgebungstheorie), yang
beroreantasi pada mencari kejelasan dan kejernihan makna atau
pengertian-pengertian (begripsvorming dan begripsverheldering), dan
bersifat kognitif (erklarungsorientiert.)12 Burkhardt Krems membagi dua
bagian besar mengenai ilmu perundang-undangan yakni teori perundang-
undangan dan ilmu perundang-undangan, kemudian ia membagi ilmu
perundang-undangan kedalam tiga bagian yaitu:
1. Proses Perundang-undangan
2. Metode Perundang-undangan
3. Teknik Perundang-undangan
Berdasarkan pembagian dari Bukhardt Krems tersebut, dan untuk
memenuhi kebutuhan perancang peraturan perundang-undangan, serta
dalam rangka pembangunan selanjutnya adalah ideal apabila Ilmu
Perundang-undangan dapat diberikan bagi seluruh mahasiswa hukum,
sedangkan Teori Perundang-undangan dapat diberikan sebagai pendalam.
Sebagai hal yang berhubungan dengan kejelasan dan kejernihan
makna, maka teori perundang-undangan berada pada level menjelaskan
prinsip-prinsip dasar dalam proses legislasi. Dimana, prinsip-prinsip
itulah kemudian yang akan dijadikan panduan dalam melakukan proses
pembentukan peraturan perundang-undangan. Terkait prinsip-prinsip
11 Maria Farida Indrati S, Ilmu Perundang-undangan, Jenis, Fungsi dan Materi Muatan, (yogyakarta: Kanisius, 2007), hlm.10.
12Ibid., hlm. 8.
14
tersebut, menarik untuk menelaah prinsip dasar legislasi yang
dikemukakan Jereme Bentham dalam bukunya The Theory Of
Legislation. Ia memaparkan dua prinsip dasar yang saling berlawanan,
dimana yang terbaik diantaranya yang mesti diambil. Kedua prinsip
tersebut adalah prinsip manfaat dan prinsip asketik.
Prinsip manfaat menekankan pada kebaikan publik. Dimana,
kebaikan publik hendaknya menjadi tujuan legislator dan manfaat umum
menjadi landasan penalarannya.13 Menurut Bentham, sekalipun prinsip
tersebut dipahami secara Universal, namun itu baru tampak, dipermukaan
belum berfungsi sebagaimana mestinya. Agar prinsip tersebut berfungsi
dengan baik, dalam arti ia menjadi sistem penelaran dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan, maka diperlikan tiga syarat:14
1) Meletakan gagasan-gagasan yang jelas dan tepat pada kata “manfaat”
secara sama persis dengan semua orang yang menggunakannya.
2) Menegakkan kesatuan dan kedaulatan prinsip ini, dengan secara tegas
membedakannya dengan segala kesatuan dan kedaulatan lainnya.
Prinsip ini tidak bisa dianut secara umum, melainkan harus diterima
tanpa kecuali.
3) Menemukan proses aritmatika moral yang dapat digunakan untuk
mencapai hasil-hasil yang seragam.
Adapun yang menjadi tolak ukur dari penerapan asas manfaat
adalah kecendrungan untuk mencegah kejahatan atau memperoleh
13 Jeremy Bentham, The Theory of Legislation, (Bandung: Nuansa Cendikia & Nusamedia, 2013), hlm.25.
14Ibid., hlm 25.
15
kebaikan. Kejahatan adalah penderitaan atau penyebab penderitaan.
Sedangkan kebaikan adalah kesenangan atau penyebab kesenangan. Yang
paling sesuai dengan manfaat atau kepentingan seorang individu adalah
yang cenderung memperbanyak jumlah kebahagiaan.15
Berbanding terbalik dengan asas manfaat, sebagian proses legislasi
juga disandarkan pada prinsip aksetik. Sesuai prinsip ini, kesenangan
merupakan sesuatu yang diikuti. Dalam pandangan kaum asketik, segala
yang memuaskan indra adalah sesuatu yang jahat dan menjijikan,
kelompok ini membangun moralitas dengan hidup mengasingkan diri dan
membangun kebaikan melalui cara menahan hawa nafsu. Sesuai prinsip
ini, segala hal yang membatasi kesenangan disetujui.
Dua prinsip yang dikemukakan Bentham merupakan prinsip yang
satu sama lain terus saling tilak tarik dalam pembentukan sebuah undang-
undang. Pertimbangan untuk mengambil kemanfaatan dan upaya menahan
diri dari segala peluang memperoleh keuntungan dua penalaran yang
selalu berdinamika. Akan selalu ada dua kelompok yang berada pada
kedua sisi prinsip tersebut, tolak-tarik proses penalaran seperti itu
seyogyanya dapat dimanfaatkan untuk menggali secara lebih dalam
kebutuhan hukum masyarakat. Secara lebih teknis, partispasi masyarakat
dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dapat memetakan
secara lebih baik arah kecendrungan prinsip yang akan digunakan.
15Ibid, hlm 28
16
Hans kelsen juga mengemukakan teorinya yang dikenal dengan
teori Stufenbau, yang berbunyi “setiap tata kaidah hukum merupakan suatu
susunan dari pada kaidah-kaidah, dipuncak stufenbau terdapat kaidah
dasar dari suatu tata hukum nasional yang merupakan kaidah fundamental.
Kaidah dasar tersebut grundnorm atau ursprungnorm. Gundnorm
merupakan asas-asas hukum yang bersifat abstrak, umum, dan hipotesis,
kemudian bergerak ke generalle norm (kaidah hukum), yang selanjutnya
dipositifkan menjadi norma nyata (concrettenorm). Mengenai perundang-
undangan, ia mengemukakan bahwa norma-norma hukum berjenjang-
jenjang dan berlapis-lapis dalam suatu hirarki (tata susunan), dalam arti
suatu norma yang lebih rendah berlaku, bersumber dan berdasar pada
norma yang lebih tinggi, norma yang lebih tinggi berlaku, bersumber, dan
berdasar pada norma yang lebih tinggi lagi, demikian seterusnya sampai
pada suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut, bersifat hipotesis
dan fiktif yaitu norma dasar (Grundnorm).
3. Perlindungan Anak
Penyelenggaraan perlindungan anak merupakan tanggung jawab
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga dan Orang Tua
yang perlu dilakukan secara sistematis, terintegrasi dan berkesinambungan
agar hak-hak anak yang melekat sebagai anugerah Tuhan yang maha Esa
dapat dipenuhi menuju Jambi Kota Layak Anak16
16
Ibid, hlm. 1.
17
Dalam peraturan daerah Kota Jambi nomor 5 tahun 2017 tentang
penyelenggaraan perlindungan anak pasal 5 menyebutkan bahwa setiap
anak berhak:
a. untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan, eksploitasi, penelantaran, dan perlakuan
salah.
b. mendapatkan hak sipil dan kebebasan.
c. mendapatkan hak atas Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan
Alternatif.
d. mendapatkan kesehatan dan kesejahteraan sosial.
e. memperoleh pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan seni
budaya.
f. mendapatkan layanan yang cepat, tepat, nyaman dan sesuai kebutuhan
anak, dan
g. mendapatkan perlindungan khusus dan ikut serta dalam proses memilih
dan menentukan bentuk perlindungan dan dukungan pengasuhan yang
aman.
Dan dalam pasal 6 tentang kewajiban anak berbunyi:
a. menghormati orang tua, wali dan guru
b. mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi teman
c. mencintai tanah air, bangsa dan negara
d. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya, dan
18
e. melaksanakan etika dan akhlak mulia.17
4. Korban Kekerasan Terhadap Anak
Kekerasan terhadap anak adalah perbuatan disengaja yang
menimbulkan kerugian atau bahaya terhadap anak secara fisik maupun
emosional. Kekerasan terhadap anak merupakan suatu hal yang dilarang
karna melanggar undang-undang yang berlaku tentang perlindungan anak.
Kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap Anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau secara fisik, psikis, seksual, dan/atau
penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan,
atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum. Anak adalah
seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan. Sedangkan Perlindungan Anak adalah
segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak-haknya
agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan
perlindungan kekerasan dan diskriminasi.
Kekerasan terhadap anak merupakan perbuatan yang dilarang dan
melawan undang-undang yang berlaku yaitu undang-undang nomor 35
tahun 2014 tentang atas perubahan undang-undang nomor 23 tahun 2002
tentang perlindungan anak dan PERDA Kota Jambi nomor 5 tahun 2017
tentang penyelenggaraan perlindungan anak, bagi pelaku yang melakukan
17
Ibid, hlm 7-8
19
tindak kekerasan terhadap anak akan mendapatkan hukuman yang seberat-
beratnya berdasakan tingkat perbuatan yang dilakukannya.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini yang menjelaskan tentangAnalisis Peraturan Daerah Kota
Jambi No.5 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak
(Studi Korban Kekerasan Terhadap Anak Di Kota Jambi). Sebelumnya ada
yang sudah melakukan penelitian terlebih dahulu yang berkaitan dengan
penelitian ini, berdasarkan penelusuran keperpustakaan dan internet,
terdapat penelitian yang membahas mengenai Analisis PERDA tentang
Perlindungan Anak, diantaranya sebagai berikut:
Pertama: Penelitian ini disusun oleh Feiby Valentine Wijaya Mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar yang berjudul Tinjauan
Yuridis Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak Yang
Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 37/Pid.Sus-
Anak/2016/PN.Mks). Penelitian ini fokus kepada Tindak Pidana Kekerasan
terhadap anak yang dilakukan anak.18
Kedua : Penilitian ini dilakukan olehAndre Rinaldy. T Mahasiswa
Fakultas Hukum Universitas Lampung Bandar Lampung berjudul Analisis
Pidana Tambahan Pada Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak
18 Skripsi Feiby Valentine Wijaya Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin
Makassar yang berjudul Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Terhadap Anak
Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 37/Pid.Sus-Anak/2016/PN.Mks).
20
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016. Penelitian ini fokus
kepada UU No 1 Tahun 2016.19
Ketiga: Penelitian ini dilakukan oleh Satya Herditazain Mahasiswa Fakultas
Syari’ah IAIN Purwokerto berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Anak
Korban Tindak Kekerasan Seksual (Studi Komparatif antara Hukum Positif
dengan Hukum Islam.
PenelitianiniberfokuspadaHukumPositifdenganHukum Islam.20
Dalam penelitian penulis akan membahas mengenai Analisis Peraturan
Daerah Kota Jambi No.5 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan Anak (Studi Korban Kekerasan Terhadap Anak Di Kota
Jambi), mulai dari implementasi Peraturan daerah kota jambi nomor 5
tahun 2017 tentang penyelenggaraan perlindungan anak, dan hukumanyang
diberikan Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan
Anak Kota Jambi dalam mengatasi kekerasan terhadap anak yang terjadi di
Kota Jambi.
19 Skripsi Andre Rinaldy. T Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung Bandar
Lampung berjudul Analisis Pidana Tambahan Pada Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016. 20Satya Herditazain Mahasiswa Fakultas Syari’ah IAIN Purwokerto berjudul Perlindungan
Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual (Studi Komparatif antara Hukum Positif dengan Hukum IslamTahun 2017.
21
BAB II
PROSEDUR PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan menggunakan pendekatan yuridis empiris. Metode kualitatif
merupakan sebuah metode yang menekankan pada aspek pemahaman lebih
mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat sebuah permasalahan.
Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan hasil dari
naskah wawancara, memo, dolumen pribadi, cacatan lapangan dan dokumen
resmi lainnya.
Penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian riset yang sifatnya deskripsi,
cenderung menggunakan analisis dan lebih menampakkan proses maknanya.
Sementara metode deskriftif adalah sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian
(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.21
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Jambi Provinsi Jambi dan berfokus
pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak
(DPMPPA) Kota Jambi.
21 Amarudin, Metode Penelitian Sosial, 2016, Parama Ilmu: Yogyakarta.Hal 98
22
C. Jenis dan Sumber Data
a) Jenis Data
Data yang disajikan diperoleh dari sumber-sumber data yang terdiri dari
data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung dari sumbernya tampa ada
perantara atau data yang diperoleh secara langsung di lapangan oleh yang
melakukan penelitian.22 Data primer disini adalah suatu data yang diperoleh
oleh penulis dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Dalam hal ini
sebagai sumber data primernya sebagai berikut :
1. Dinas pemberdayaan masyarakat perempuan dan perlindungan anak Kota
Jambi
2. Jurnal
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak lagsung atau melalui
perantara23. Dalam hal ini penulis memperoleh data-data dari internet berupa
skripsi, jurnal, laporan, tesis, disertasi dan peraturan perundang-undangan yang
memiliki hubungan terhadap subjek dan dokumen yang berkaitan dengan
penelitian.
b) Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data diperoleh.
Sumber data dapat diperoleh tindakan, pengamatan, ataupun data-data yang
22 Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi;Syariah Press,2011), hlmn 178
23 Ibid.hlmn 34
23
didapat pada saat penelitian berlangsung. Sumber data penelitian ini diperoleh
dari:
a. Dinas pemberdayaan masyarakat perempuan dan perlindungan anak Kota
Jambi
b. Artikel, buku, jurnal, dokumen dan sumber data yang berkaitan dengan
penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengandalkan peneliti secara teliti serta pencatatan sistematis.
Menurut Kartono, observasi merupakan studi yang di sengaja dan sistematis
tentang fenomena sosial dan gejala-gejala dengan jalan pengamatan dan
pencatatan.
b. Interview (wawancara)
Wawancara adalah pertemuan dua ornag untik bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontribusikan maka dalam suatu topic
tertentu peneliti lansung turun ke lapangan, dengan cara menanyakan terhadap
informan mengenai Analisis Peraturan Daerah Kota Jambi No.5 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Studi Korban Kekerasan
Terhadap Anak Di Kota Jambi). Untuk menjawab persoalan penelitian di atas,
informan dalam penelitian ini adalah orang yang mengetahui dengan pasti
persoalan yang terjadi, oleh karena itu secara khusus wawancara ini ditujukan
kepada:
24
1. Dinas pemberdayaan masyarakat perempuan dan perlindungan anak Kota
Jambi
c. Dokumentasi
Pengumpulan data melaui dokumentasi ini diperlukan alat instrument yang
memandu untuk mengambil data-data dokumen. Dokumen adalah catatan
tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada masa lalu .
Metode dokumentasi merupakan sumber yang bermanfaat karena telah
tersedia sehingga relative mudah memperolehnya, dan merupakan sumber yang
stabil dan akurat .
Sebagai cerita dari situasi dan kondisi yang sebenarnya dan dapat
dianalisis secara berulang-ulang tanpa melalui perubahan. Untuk mencari data
dari dokumen resmi dengan berpegangan pada pedoman dokumentasi yang
hanya memuat garis besar atau kategori informasi yang akan dicari datanya
seperti laporan hasil penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, tahap berikutnya adalah
analisis data. Pada data ini akan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga
diperoleh kebenaran-kebenaran yang dipakai untuk menjawab persoalan yang
akan diajukan dalam penelitian, setelah jenis data yang dikumpulkan maka
analisis data penelitian ini bersifat kualitatif. Ada tiga tahap yang harus
dikerjakan dalam menganalisis penelitian kualitatif, yaitu:
25
a. Reduksi data
Reduksi data adalah sajian analisis suatu bentuk analisis memepertegas,
memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan
mengatur sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dilakukan.
b. Sajian Data
Sajian Data adalah suatu rakitan organisasi informal yang memungkinkan
kesimpulan riset dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data,
penelitian akan mengerti apa yang terjadi dan memungkinkan pekerjaan suatu
analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pengertian tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan
Ketika kegiatan pengumpulan data dilakukan, seorang penganalisis
kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola,
penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan
proporsi.
F. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab, untuk mendapatkan gambaran yang jelas
mengenai isi skripsi ini, maka penulis susun sebagai berikut :
BAB I : Pendahuluan : Merupakan bab pendahuluan, yang berisikan
tetang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
kerangka teori, dan tunjauan pustaka.
BAB II : Metode penelitian : Dalam bab ini dibahas tentang pendekatan
penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisi data.
26
BAB III : Gambaran umum lokasi penelitian yang penulis lakukan yaitu
tentang Analisis Peraturan Daerah Kota Jambi No.5 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Studi Korban Kekerasan Terhadap Anak
Di Kota Jambi).
BAB IV : Pembahasan : Dalam sub bab ini berisi mengenai Bagaimana
Implementasi Peraturan daerah Kota Jambi nomor 5 tahun 2017 tentang
penyelenggaraan perlindungan anak, Bagaimana hukuman yang diberikan bagi
pelaku yang melakukan kekerasan terhadap anak dikota jambi, apa saja
kendala dalam pemyelenggaraan perlindungan anak di Kota Jambi
BAB V : Penutup : Dalam sub bab ini berisi tentang kesimpulan, dan hasil
penelitian. Serta saran-saran terkait tentang Analisis Peraturan Daerah Kota
Jambi No.5 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Studi
Korban Kekerasan Terhadap Anak Di Kota Jambi).
27
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Aspek Geografi dan Demografi Kota Jambi
1. Kondisi Geografi
Kota Jambi merupakan ibukota Provinsi Jambi yang lebih dikenal dengan
sebutan Jambi Kota Beradat. Wilayah Kota Jambi dikelilingi oleh wilayah
Kabupaten Muaro Jambi baik dari arah Utara, Selatan, Barat maupun di sebelah
Timur.
Secara geografi wilayah Kota Jambi terletak di antara : 103030’1,67’’ Bujur
Timur sampai 103040’0,22’’ Bujur Timur 01030’2,98’’ Lintang Selatan sampai
01040’1,07’’ Lintang Selatan dengan luas wilayah 205,38 Km2 atau sekitar 0,38
persen dari luas Provinsi Jambi.
Wilayah Kota Jambi secara keseluruhan terdiri atas daratan dengan luas
20.538 ha atau seluas 205,38 Km2. Topografi wilayah Kota Jambi terdiri atas
wilayah datar dengan kemiringan 0 hingga 2 %, bergelombang dengan
kemiringan 2 hingga 15 % dan curam dengan kemiringan 15 hingga 40 % dengan
luas lahan berdasarkan topografi adalah sebagai berikut :
a. Datar (1-2%) = 11.326 ha (55 %)
b. Bergelombang (2-15%) = 8.081 ha (3,1%)
c. Curam (15 – 40%) = 41 ha (0,002%)
Dari sisi iklim, Kota Jambi termasuk beriklim tropis. Musim hujan jatuh
pada bulan Oktober sampai April (dipengaruhi oleh Musim Timur Selatan) dan
28
musim kemarau pada bulan April sampai Oktober (dipengaruhi oleh Musim
Barat).
Keadaan iklim rata-rata Kota Jambi dalam kurun waktu tahun 2008 – 2012
terlihat sangat berfluktuasi. Suhu udara rata-rata terendah berkisar 22,70 0C dan
tertinggi berkisar 32,40 0C. Kelembaban udara rata-rata terendah berkisar 83,33 %
dan tertinggi berkisar 84,00 %. Curah hujan rata-rata terendah berkisar 143,50
mm/tahun dan tertinggi berkisar 231, 43 mm/tahun. Sedangkan kecepatan angin
rata-rata terendah berkisar 7,00 knot dan tertinggi berkisar 11,25 knot.
Wilayah Kota Jambi memiliki ketinggian dengan kisaran 10 – 60 m dari
permukaan laut. Berdasarkan kecamatan, sebagian besar wilayah Kecamatan
Pasar Jambi, Pelayangan, dan Danau Teluk berada pada ketinggian 0 – 10 meter
dari permukaan laut, sedangkan wilayah Kecamatan Telanaipura, Jambi Selatan,
Jambi Timur dan Kotabaru sebagian besar berada pada ketinggian 10 – 40 meter
dari permukaan laut.
Pemanfaatan lahan di Kota Jambi didominasi oleh kebun dengan persentase
sebesar 19,31% dari total luas Kota Jambi. Selain itu, Kota Jambi juga memiliki
hutan yang cukup luas yaitu sebesar 17,19% dari total luas Kota Jambi. Hal ini
mengisyaratkan bahwa Kota Jambi masih memiliki peluang untuk dikembangkan
karena ketersediaan lahan yang cenderung masih luas, tetapi tentu saja harus
ditelusuri kembali lahan-lahan yang potensial untuk dikembangkan, hutan
misalnya, apakah termasuk kategori lindung atau budidaya. Isu penyediaan RTH
sebesar minimal 30% dari total luas daerah tentunya masih sangat jauh untuk
29
konteks pengembangan Kota Jambi karena jika dilihat dari guna lahan kebun dan
hutan saja sudah mencapai 30%, belum lagi guna lahan lain dengan fungsi RTH
yaitu ladang, belukar, sawah, dan sebagainya. Guna lahan lain yang mendominasi
adalah permukiman dengan persentase sebesar 16,61% dari total luas Kota Jambi.
Kota Jambi sebagai Ibu Kota Provinsi dan pusat pemerintahan serta pusat
perdagangan dan jasa mempunyai mobilitas penduduk yang tinggi, terutama dari
daerah tetangga (mobilitas sirkuler). Disamping sarana dan prasarana transportasi
yang sudah relatif lebih baik, maka faktor jarak juga sangat menentukan.
Tabel 1
Jarak Kota Jambi ke beberapa Kota Kabupaten
Ibu Kota Kabupeten Ibu Kota Jarak (Km) Kota Jambi Muara Bulian Batang Hari 60 Kota Jambi Muara Bungo Bungo 252 Kota Jambi Bangko Merangin 255 Kota Jambi Sungai Penuh Kerinci 419 Kota Jambi Kuala Tungkal Tanjung Jabung
Barat 131
Kota Jambi Sarolangun Sarolangun 179 Kota Jambi Muara Sabak Tanjung Jabung
Timur 129
Kota Jambi Muara Tebo Tebo 206 Kota Jambi Sengeti Muara Jambi 27
2. Kondisi Demografis
Jumlah penduduk merupakan modal dasar dalam pembangunan namun
jumlah penduduk yang besar jika tidak diikuti dengan peningkatan kualitasnya
justru dapat menjadi beban pembangunan. Oleh karena itu masalah kependudukan
harus mendapat perhatian yang serius, sehingga dapat dimanfaatkan secara
30
optimal sebagai modal pembangunan.Kota Jambi sebagai Ibu Kota provinsi terdiri
dari 8 kecamatan 62 kelurahan dan 1.537 Rukun Tetangga (RT).
B. Historis dan Geografis Kantor DPMPPA Kota Jambi
1. Historis
Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi sebagaimana diatur dalam
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 tahun 2008 tentang Pembentukan
Lembaga Teknis Daerah Kota Jambi, dan diatur lagi dengan Peraturan Kota
Jambi Nomor 23 tahun 2009 Tentang Fungsi Badan, Sekretariat, Bidang dan
Rincian Tugas Subbagian Pada Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi,
adalah sebagai berikut:
1) Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi adalah badan penyelanggraan
pemerintah daerah di bidang pemberdayaan masyarakat.
2) Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi dipimpin oleh seorang kapala
badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Jambi.
3) Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi mempunyai fungsi pembinaan
dan pelaksanaan tugas dibidang pemberdayaan masyarakat.
4) Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi mempunyai fungsi
pengkoordinasian hubungan kerjasama dengan instansi pemerintah maupun
swasta untuk kepentingan pelaksanaan tugas.
5) Susunan Organisasi dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi terdiri dari:
a. Kepala Badan.
b. Sekretaris.
1. Subbag Umum.
31
2. Subbag Keuangan.
3. Subbag Kepegawaian.
c. Bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat.
1. Subbidang Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro, Kelompok
Usaha Ekonomi Keluarga dan Kelompok Masyarakat.
2. Subbidang Pemberdayaan Ekonomi Penduduk Miskin.
d. Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi
Masyarakat.
1. Subbidang Penguatan Kelembagaan Masyarakat dan Pemanfaatan
Data Propil.
2. Subbidang Pengembangan Manajemen Pembanguan Partisipatif.
e. Bidang Pemberdayaan Adat dan Pengembangan Kehidupan Sosial
Masyarakat.
1. Subbidang Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga.
2. Subbidang Pemberdayaan Kesejahteraan Sosial dan Adat.
f. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan SDA dan TTG.
1. Subbidang Pemetaan, Pengkajian Pemesyarakatan dan Kerjasama
TTG.
2. Subbidang Fasilitas dan Koordinasi Sarana dan Prasarana
Kelurahan.24
Pada akhir bulan Desember Tahun 2016 Badan Pemberdayaan Masyarakat
Kota Jambi telah berubah menjadi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan
24 Dokumentasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Jambi Tahun 2019.
32
dan Perlindungan Anak Kota Jambi didasari atas Peraturan Daerah Kota Jambi
Nomor 14 tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, Serta
Peraturan Walikota Nomor 43 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Pada DPMPPA Kota Jambi.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Jambi mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari:
a. Kepala Dinas.
b. Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) terdiri dari:
1. Sub Bagian Umum dan Perencanaan.
2. Sub Bagian Keuangan.
3. Sub Bagian Kepegawaian.
c. Bidang Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan, terdiri dari:
1. Seksi Pemberdayaan Perempuan dan Kesetaraan Gender.
2. Seksi Perlindungan Perempuan.
3. Seksi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dan Organisasi Perempuan.
d. Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak, terdiri dari:
1. Seksi Pemenuhan Hak Anak.
2. Seksi Perlindungan Anak.
3. Seksi Pengembangan Organisasi Anak.
e. Bidang Penguatan Kelembagaan dan Pengembangan Partisipasi Masyarakat,
terdiri dari:
1. Seksi Penguatan Kelembagaan Masyarakat.
2. Seksi Pengolahan Data Profil.
33
3. Seksi Pengembangan Manajemen Pembangunan Partisipatif.
f. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pembangunan Usaha Ekonomi dan
Teknologi Tepat Guna, terdiri dari:
1. Seksi Teknologi Tempat Guna.
2. Seksi Sarana Prasarana Kelurahan.
3. Seksi Pengembangan Ekonomi Masyarakat.25
Sebelum keluarnya Perda Kota Jambi pada tahun 2016 tentang perlindungan
terhadap anak masih satu subbagian dengan pemberdayaan perempuan di Badan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Jambi, namun setelah keluarnya Peraturan
Walikota Nomor 43 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
dan Fungsi Serta Tata Kerja Pada DPMPPA Kota Jambi, perlindungan anak
terpisah dengan pemberdayaan perempuan di mana sekarang perlindungan anak
merupakan subbagian tersendiri yang bernama Bidang Pemenuhan Hak dan
Perlindungan Anak DPMPPA Kota Jambi.
2. Geografis
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan
kepada korban kekerasan terhadap anak yang terjadi di Kota Jambi, Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Jambi yang
beralamat di JI. Jend. Basuki Rahmat Nomor 14 di Kota Baru Provinsi Jambi.
25 Dokumentasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak
Kota Jambi Tahun 2019.
34
C. Struktur Organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Jambi
Kepala Dinas
Drg. Irawati Sukandar, M.Kes
Sekretaris
Ir. Irwansyah, ME
Subbagian Keuangan
Yulia Puspita Hayati,A.Md Subbag kepegawaian
Irma rosita,SE Subbag
Umum
Elpida Yani
Kabid PH dan PA
Yuniati, S.Sos,ME
Kabid PEMP dan PP
Rosdalia, SH Kasi PP
Nana Widyastuti, S.STP
Kasi PP dan KG
Dra. Netty Herawati
Kasi PKK dan OP
Fardillah. SH
Kasi PDP
Kasi PKM
Latifah, S.Sos.I
Kasi PMPP
Zahara, S.Pd.I
Kasi PHA
Kasi PA
Ekawati, SE
Kaasi POA
Armadewi, SH, MH
Kabid PK
danPPM Kabid PMPUE, SDA dan TTG
Aminuddin, SE
Kasi Sarana dan PK
Afrizal, S.Pt
Kasi TTG
Fairozs, ST
Kasi PUEM
Kms. Jauhari, SH
35
D. Sarana Prasarana Dan Sumber Daya Manusia Di Bidang Pemenuhan
Hak Dan Perlindungan Anak
1. Sarana Prasarana Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Jambi di Bidang Pemenuhan Hak dan
Perlindungan Anak
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Jambi dalam hal ini di
bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak didukung sarana dan prasarana
yang relatif cukup. Aset-aset ini digunakan untuk mendukung oprasional
pelaksanaan tugas-tugas Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Jambi dalam hal ini di bidang Pemenuhan Hak dan
Perlindungan Anak, adapun sarana prasarana yang dimiliki secara rinci adalah
sebagai berikut:
Tabel 2
Sarana Prasarana Bidang Pemenuhan
Hak Dan Perlindungan Anak.26
No Uraian Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Komputer Laptop Printer Lemari
AC Kipas angin
Meja Kursi Mobil
1 3 2 1 1 1 7 11 1
26 Dokumentasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak
Kota Jambi Tahun 2019.
36
2. Sumber Daya Manusia Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Jambi di Bidang Pemenuhan Hak dan
Perlindungan Anak
Organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya sangat ditentukan oleh
kualitas sumber daya manusia dan sarana prasarana pendukungnya. Sumber daya
manusia merupakan sutau dasar yang menjadi roda pengerak dalam suatu
organisasi, serta menentukan maju tidaknya suatu organiasi sebagai faktor
internal dalam organisasi tersebut. Adapun sumber daya manusia sebagai potensi
yang dimiliki oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Jambi di bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan
Anak terdiri dari 5 pegawai negeri sipil dan 4 tenaga kerja kontrak dalam
melaksanakan tugasnya untuk melayani masyarakat.27
E. Tugas Dan Fungsi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kota Jambi
Tugas pokok dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Jambi, adalah sebagai berikut:
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan dan perlindungan
perempuan.
2. Pelakanaan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pemberdayaan
masyarakat, perempuan dan perlindungan anak.
3. Pelaksanaan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pemberdayaan masyarakat,
perempuan dan perlindungan anak.
27 Dokumen Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Jambi di Bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Tahun 2019.
37
4. Pelaksanaan pemetaan pemberdayaan masyarakat, perempuan dan
perlindungan anak.
5. Pelaksanaan advokasi, komunikasi, informasi, dan edukasi lembaga dan
pengembangan partisipasi masyarakat.
6. Pelaksanaan pendayagunaan tenaga pusat pelayanan terpadu perlindungan
perempuan dan anak (P2TP2A).
7. Pelaksanaan pengembangan pos pelayanan teknologi (posyantek).
8. Pelaksanaan pelayanan P2TP2A.
9. Pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi
kemasyarakatan dan pemberdayaan kesejahteraan keluarga serta organisasi
perempuan.
10. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan.
11. Pembinaan kelompok jabatan fungsional.28
Adapun di bidang Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak mempunyai
tugas membantu kepala dinas dalam melaksanakan tugas di bidang pemenuhan
hak dan perlindungan anak yang meliputi:
1. Perencanaan.
2. Penyusunan program.
3. Pembinaan, pengawasan dan koordinasi.
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepala dinas sesuai dengan tugas
bidangnya untuk melaksanakan tugasnya.29
28 Peraturan Walikota Jambi Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi Dan Fungsi Serta Tata Kerja Pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Jambi, Pasal 3.
38
F. Visi Dan Misi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan
Perlindungan Anak Kota Jambi
1. Visi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Perlindungan Anak Kota
Jambi
Mengedepankan Perlindungan Dan Anak Korban Tindak Kekerasan Sesuai
Dengan Prinsip Hak Asasi Manusia Dengan Tujuan Untuk Mewujudkan Keadilan
Dan Kesetaraan Gender, Kekerasan Dan Keadilan Dimaksudkan Bagi Perempuan
Dan Anak Melalui Pengembangan Berbagai Kegiatan Pelayanan Terpadu Bagi
Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, Kesejahteraan Dan Perlindungan Anak.
2. Misi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Perlindungan Anak
Kota Jambi
a. Membangun gerakan bersama untuk mencegah, menghapus kekerasan
dan trafficking terhadap perempuan dan anak.
b. Memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan fisik, pelayanan
informasi, rujukan, konsultasi psikologis dan hukum, pendampingan
dan advokasi terhadap perempuan dan anak yang mengalami tindakan
kekerasan.
c. Menjadikan DPMPPA Kota Jambi sebagai basis perlindungan
perempuan dan anak secara preventif, kuratif dan rehabilitati.
29 Peraturan Walikota Jambi Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi Dan Fungsi Serta Tata Kerja Pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Jambi, Pasal 17.
39
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Implementasi Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5 tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Anak menyatakan bahwa perlindungan anak
adalah segala bentuk kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak agar dapat
hidup tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan mertabat, kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.30 Untuk mewujudkan hal tersebut sebagaimana tercantum dalam
Perda Kota Jambi tentang penyelengaraan perlindungan anak maka dalam hal ini
pemerintah Kota Jambi membentuk badan pemberdayaan masyarakat Kota Jambi
yang mana pada akhir bulan desember 2016 berubah menjadi Dinas
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Jambi.
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secaraoptimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan sertamendapat
perlindungan dari kekerasan dandiskriminasi.
Upaya perlindungan anak harus dilakukan sedinimungkin, karena anak
menjadi salah satu tujuanpembangunan. Perlindungan anak Indonesia
berartimelindungi potensi sumber daya insani dan membangunmanusia Indonesia
30 Pasal 1 ayat (9).
40
seutuhnya, menuju masyarakat yang adildan makmur, materiil spiritual
berdasarkan pancasila danUUD 1945.
Berdasarkan Rencana Strategi Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Perempuan Dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Jambi Tahun 2016-2018,
DPMPPA Memiliki Visi “Mengedepankan Perlindungan Perempuan Dan Anak
Korban Tindak Kekerasan Sesuai Dengan Prinsip Hak Asasi Manusia Dengan
Tujuan Untuk Mewujudkan Keadilan Dimaksudkan Bagi Perempuan Dan Anak
Melalui Pengembangan Berbagai Kegiatan Pelayan Terpadu Bagi Peningkatan
Kualitas Hidup Perempuan, Kesejahteraan Dan Perlindungan Anak”. Sedangkan
Misi Yang Dicapai Adalah: (1) Membangun Gerakan Bersama Untuk Mencegah,
Menghapus Kekerasan Dan Trafficking Terhadap Perempuan Dan Anak. (2)
Memberikan Pelayanan Yang Meliputi Pelayanan Fisik, Pelayanan Informasi,
Rujukan, Konsultasi Psikologis Dan Hukum, Pendampingan Dan Advokasi
Terhadap Perempuan Dan Anak Yang Mengalami Kekerasan. (3) Menjadikan
DPMPPA Kota Jambi Sebagai Basis Perlindungan Perempuan Dan Anak Secara
Preventif, Kuratif, Dan Rehabilitatif.
Berdasarkan wawancara dengan Ibu UPT DPMPPA “Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
Perlindungan Anak tersebut berjalan semestinya yang ditetapkan pada undang-
undang tersebut, kalau sipelapor atau korban itu kalo udah melapor itu dilindungi
dari ancaman sipelaku.”Penarapan undang-undang tersebut sudah dijalan kan
dengan semestinya. Melalui undang-undang tersebut di permudahkan nya segala
yang bersangkut dengan penyelenggaraan perlindungan anak.
41
LAPORAN SEMESTER HASIL KEGIATAN PELAYANAN BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN
KOTA JAMBI TAHUN 2016-2018
Sumber: Data Dari DPMPPA Kota Jambi Tahun 2016-201831
31 Dokumen Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Jambi Tahun 2016-2018.
No Tahun
Jumlah Kekerasan Jenis Kekerasan
Penyelesaian Kasus
Seksual Fisik / Penelantaran
KDRT Damai Pengadilan
Anak Perempuan Anak Anak Anak KDRT Anak KD
RT 1 Januari – Desember 2016 39 20 29 10 20 28 20 1 0
2
Januari – Desember 2017 46 21 20 26 21 25 6 21 15
3 Januari – Desember 2018 50 35 27 32 35 _ _ _ _
Jumlah 135
76 76 68 76 53 26 22 15
42
Dari data di atas menunjukan bahwa jumlah kekerasan terhadap anak dan
kekerasan dalam rumah tangga yang selanjutnya di singkat dengan KDRT, di
Kota Jambi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dari tahun 2016-2018
tercatat untuk kasus kekerasan terhadap anak sebanyak 135 kasus kekerasan dan
untuk kasus KDRT sebanyak 76 kasus. Mengenai kekerasan terhadap anak ini,
yang terus meningkat setiap tahun dari tahun 2016, 2017 dan 2018 tentunya
pemerintah Kota Jambi harus bekerja ekstra dalam mengatasi ataupun mengurangi
kekerasan yang terjadi terhadap anak di Kota Jambi.
Mengenai kekerasan terhadap anak, sebagaimana yang tercantum dalam
Undang-undang Nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-undang
Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menegaskan memberikan
hukuman yang seberat-beratnya bagi pelaku yang melakukan kekerasan terhadap
anak sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Dengan adanya pemberian
hukuman yang berat terhadap pelaku kekerasan terhadap anak tentunya
diharapkan tingkat kekersan terhadap anak di Indonesia berkurang.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak
dengan Tipe A menyelenggarakan urusan pemerintah bidang pemberdayaan
masyarakat, urusan pemerintahan bidang pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak32 Selanjutnya disingkat DPMPPA Kota Jambi. DPMPPA Kota
Jambi tentunya diharapkan mampu mengatasi kekerasan terhadap anak yang
terjadi di Kota Jambi karena memiliki hak dan wewenang dalam urusan
pemerintahan yang mengatur tentang perlindungan anak.
32 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Dan
Penyusunan Perangkat Daerah, Pasal 2 ayat (7).
43
DPMPPA Kota Jambi merupakan suatu lembaga pemerintahan yang
mengurusi tentang anak, apakah anak-anak di Kota Jambi sudah mendapatkan hak
dan kewajiban sebagaimana semestinya atau belum. Tentunya DPMPPA Kota
Jambi mempunyai tugas pokok dan fungsi yang mana harus dijalankan untuk
menjamin perlindungan terhadap anak yang ada di Kota Jambi.
Namun demikian, perlindungan terhadap anak tidak bisa hanya dipandang
sebagai persoalan politik dan legislasi (kewajiban negara). Perlindungan terhadap
kesejahteraan anak juga merupakan bagian dari tanggung jawab orang tua dan
kepedulian masyarakat. Tanpa pastisipasi masyarakat, pendekatan legal formal
saja tidak cukup efektif dalam melindungi anak. Komunitas lokal memilki peran
penting dalam merancang kebijakan dan program aksi perlindungan anak.
Kekuatannya terletak pada prosesnya yang patriopateris sehingga mampu
merespon kebutuhan masyarakat setempat lebih tepat.33 Negara, pemerintah,
masyarakat, keluarga dan dan orang tua bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak.
Bentuk kekerasan terhadap anak yang terus terjadi di Kota Jambi yang
menyebabkan ketidakbebasan anak dalam mendapatkan hak-haknya, maka
pemerintah Kota Jambi mengeluarkan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5
tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak, yang selanjutnya
disebut dengan Perda. Dalam Perda Nomor 5 tahun 2017 tentang Penyelengaraan
Perlindungan Anak berbunyi bahwa pemerintah daerah melakukan upaya
pemenuhan hak bebas dari penyiksaan dan penghukuman lain yang kejam, tidak
33Abu Huraerah,Kekerasan Terhadap Anak Edisi Ke Empat, (Bandung: Nuansa Candikia,
2018), hlm. 26.
44
manusiawi atau merendahkan mertabat manusia sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 7 huruf h dengan melakukan perlindungan dari tindak kekerasan,
eksploitasi dan keterlantaran, sasaran penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan
hukuman yang tidak menusiawi dan perlibatan anak dalam bentuk-bentuk
pekerjaan terburuk.34
B. Usaha dariPerda Kota Jambi No.5 Tahun 2017 dalam menyelenggarakan
perlindungan anak
Dalam penyelenggaraan perlindungan anak merupakan tanggung jawab
Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat, Keluarga dan Orang Tua yang perlu
dilakukan secara sistematis, terintegrasi dan berkesinambungan agar hak-hak anak
yang melekat sebagai anugerah Tuhan yang maha Esa dapat dipenuhi menjadi
Jambi Kota Layak Anak.
Ragional Kota Jambi sendiri juga mengeluarkan Peraturan Daerah Kota
Jambi Nomor 5 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak. Serta
Intruksi Secara Walikota Jambi Nomor 50 tahun 2016 Tentang Kota Layak Anak.
Dan juga keputusan Walikota Jambi Nomor 49 tahun 2018 tentang Pembentukan
Gugus Tugas Kota Layak Anak.35
Kota layak anak adalah kota yang mempunyai sistem pembangunan berbasis
hak anak melalui pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah,
masyarakat dan dunia usaha, yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan
34 Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan Anak, Pasal 14. 35 Dokumentasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Jambi Tahun 2019.
45
dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhnya hak dan
perlindungan anak.36
Kota Jambi sendiri sudah masuk kedalam kategori kota layak anak.
Sebagaimana disampaikan ibu Yuniati S.Sos, ME selaku kepala Bidang
Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Jambi, berikut wawancara dengan
beliau:
“Kita mendapatkan predikat kota layak anak kategori pratama. Kategori pratama yang paling bawah. Dia ada pratama, madiyah, diniyah, utama dan baru KLA sendiri. Kan banyak penilaiannya, 100%. 20% itu non fisik dan 80% fisik artinya perwujudan dari komitmen walikota terhadap kota layak anak itu sendiri."37
Kebijakan pengembangan kota layak anak diarahkan pada pemenuhan hak
anak, meliputi:
1. Hak sipil dan kebebasan.
2. Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif.
3. Kesehatan dasar dan dan kesejahteraan.
4. Pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya.
5. Perlindungan khusus.
Selanjutnya, prinsip yang harus selalu menyertai pelaksanaan 5 klaster hak
anak tersebut meliputi:
36 Dokumentasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak Kota
Jambi Tahun 2019. 37 Wawancara dengan Ibu Yuniati S.Sos, ME Selaku Kepala Bidang Pemenuhan Hak dan
Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Jambi, Pada Tanggal 17 Januari 2019.
46
1. Tata pemerintahan yang baik yaitu transparansi, akuntabilitas, partisipasi,
keterbukaan informasi, dan Supremasi hukum.
2. Non diskriminasi, yaitu tidak membedakan suku, ras, agama, jenis kelamin,
bahasa, paham politik, asal kebangsaan, status ekonomi, kondisi fisik maupun
psikis anak, atau faktor lainnya.
3. Kepentingan terbaik bagi anak, yaitu menjadikan hal yang paling baik bagi
anak sebagai pertimbangan utama dalam setiap kebijakan, program, dan
kegiatan.
4. Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan anak, yaitu
menjamin hak untuk hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan anak
semaksimal mungkin.
5. Penghargaan terhadap pandangan anak, yaitu mengakui dan memastikan
bahwa setiap anak yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan
pendapatnya, diberikan kesempatan untuk mengekspresikan pandangannya
secara bebas terhadap segala sesuatu hal yang mempengaruhi dirinya.38
Pengembangan kota layak anak yang selanjutnya disebut KLA bertujuan
untuk membangun inisiatif pemerintahan Kabupaten/Kota yang mengarah pada
upaya transformasi konsep hak anak kedalam kebijakan, program kegiatan untuk
menjamin terpenuhinya hak anak di Kabupaten/Kota.39
Dengan dianugrahinya Kota Jambi menjadi kota layak anak tingkat pratama
maka diharapkan tingkat kekerasan terhadap anak di Kota Jambi berkurang dan
38 Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak, Pasal 5.
39ibid, hlm. 11.
47
anak-anak yang ada di Kota Jambi dapat terpenuhi hak-haknya untuk hidup,
tumbuh dan berkembang serta bebas dari diskriminalisasi.
C. Upaya Sanksi Yang DiberikanSesuaiDenganPerda Kota Jambi No.5
Tahun 2017 TentangPenyelenggaraanPerlindunganAnak
Berbicara mengenai upaya sanksi berarti terkait dengan tiga unsur yakni
struktur hukum, budaya hukum dan subtansi hukum. Ketiga unsur tersebut
merupakan faktor utama dalam penegakan hukum dan harus ada
hubungan/korelasi yang baik dan berkesinambungan karena apabila salah satunya
pincang maka otomatis penegakan hukum seperti yang diharapkan tidak akan
berjalan secara optimal.Seperti halnya dengan aturan/hukum yang telah dibuat
dengan maksimal tidak akan berjalan manakala penegak hukum yang tidak
menjalankan dengan baik atau dengan kata lain tidak menerapkan sesuai dengan
aturan yang telah ada.
Sebaliknya apabila aturan/hukum tersebut belum lengkap sedangkan
aparatnya sudah menjalankan fungsinya dengan baik maka penegakan hukumpun
tidak akan tercapai. begitupula budaya masyarakat juga sangat mendukung
tegaknya hukum. Negara dalam hal ini melalui alat-alatnya (polisi, jaksa, hakim)
yang diberikan wewenang akan menjalankan penerapan sanksi terhadap pelaku
tindak kekerasan terhadap anak.
Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat pun tak luput dari aturan-
aturan atau hukum yang ditentukan baik oleh Negara ataupun oleh masyarakat
dan agama.Contoh nyatadari penerapan aturan dan atau hukum di lingkungan
keluarga adalah undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan yang
48
menjadi dasar tata laksana dalam suatu perkawinan yang sah, dalam undang-
undang nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak pasal 1 ayat (4) keluarga
diartikan sebagai kesatuan masyarakat terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.
Anak adalah amanah sekaligus karunia tuhan yang maha esa, yang
senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-
hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan hak
asdasi manusia yang termuat dalam undang-undang dasar 1945.40
Anak adalah harapan bangsa dimasa mendatang, hak-hak yang harus
diperoleh anak terhadap orang tuanya sejak anak dilahirkan didunia yang
berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perlindungan hukum terhadap anak dapat diartikan sebagai upaya perlindungan
hukum terhadap kebebasan dan hak asasi anak (fundamental right and freedoms
of children) serta berbagai kepentingan yang berhubungan dengan kesejahteraan
anak.41
Kekerasan sangat dekat dengan kehidupan anak, pengalaman anak-anak
berhadapan dengan kekerasan sangat beraneka ragam baik dari segi bentuk-bentuk
kekerasan yang dialami, pelaku kekerasan, tempat kejadian, dan sebab-sebab
terjadinya kekerasan. Orang tua sampai memarahi anaknya hingga sampai
memukul dengan sabuk, sapu dan benda-benda lainnya. Walaupun ini disebut
penganiayaan ringan tetap saja perbuatan yang dilakukan dengan sengaja yang
40 Penjelasan undang-undang tentang perlindungan anak nomor 23 tahun 2002,
ketentuan umum 41 Waluyadi, 2009, hukum perlindungan anak, bandung:mandar maju, halaman 1
49
ditunjuk untuk menimbulkan rasa sakit luka pada tubuh orang lain, yang akibat
mana semata-mata merupakan tujuan si penindak.42
Sebagian korban KDRT adalah kaum perempuan\anak dan pelakunya
adalah suami, walaupun ada juga korban justru sebaliknya, atau orang-orang yang
tersubordinasi di dalam rumah tangga itu. Pelaku atau korban KDRT adalah orang
yang mempunyai hubungan darah, perkawinan, pengasuhan, perwalian dengan
suami, dan anak bahkan pembantu rumah tangga, tinggal di rumah ini. Tindak
kekerasan dalam rumah tangga sebenarnya bukan suatu hal yang baru.
Kekerasan sering dilakukan bersamaan dengan salah satu bentuk tindak
pidana, tindak kekerasan dapat dilakukan dengan kekerasan atau ancaman atau
kekerasan dilakukan atau alat apa yang dipakai, masing-masing tergantung pada
kasus yang timbul. Perbuatan tersebut dapat menimpa siaa saja, baik laki-laki
maupun perempuan, dari anak-anak maupun dewasa, apalagi kalau kekerasan
terjadi dalam ruang lingkup rumah tangga, sering kali tindak kekerasan ini disebut
hidden crime (kejahatan yang tersembunyi) disebut demikian, karena baik pelaku
maupun korban berusaha untuk merahasiakan perbuatan tersebut dari pandangan
publik, kadang juga disebut domestic violence (kekerasan domestik).43
Pada pasal 1 ayat 15dijelaskan bahwa anak yang berhadapan dengan
hukum adalah anak yang telah mencapai usia 12 tahun tetapi belum mencapai usia
18 tahun dan belum menikah yang diduga, disangka didakwa atau dijatuhi pidana
42 Adami chazawi, 2001, kejahatan terhadap tubuh dan nyawa, jakarta:PT. Raja grafindo
persada halaman 12 43 Moerti hadiati soeroso, 2010, kekerasan terhadap rumah tangga dalam perspektif
yuridis victimomolgi, jakarta:sinar grafika.1
50
karena melakukan tindak pidana dan menjadi korban tindak pidana atau yang
melihat dan mendengar sendiri terjadinya suatu tindak pidana.
Pada pasal 26 dijelaskan setiap orang atau badan yang melanggar
ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 24 dikenakan sanksi
administratif berupa penghentian kegiatan usaha dan pencabutan izin.
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan setelah diberikan
teguran tertulis.
Ketentuanlebihlanjutmengenaisanksiadministratifsebagaimanadimaksudpadaayat
2 diaturdenganperaturanWalikota.
51
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. TernyataImplementasidari Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5
tahun 2017adalah tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak
baikberbentukkekerasan, eksploitasi, perlakuansalah,
danpenelantarananak. Berbagaimacamperlindungananak yang
diberikandanmenjaminpemenuhanhakanak agar dapathidup,
tumbuhdanberkembangsecarabaikdanberpartisipasisecara optimal
sesuaidenganharkatdanmartabatkemanusiaan.
2. Usaha dari Perda Kota Jambi No.5 Tahun 2017 dalam
menyelenggarakan perlindungan anak adalah membuat Kota Jambi
menjadi Kota layak Anak.Kota layak Anak adalah Kota yang
mempunyai sistem pembangunan berbasis hak anak melalui
pengintegrasian komitmen dan sumber daya pemerintah, masyarakat
dan dunia usaha, yang terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan
dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk menjamin terpenuhnya
hak dan perlindungan anak.
3. Upaya sanksi yang diberikan bagi pelaku yang melakukan kekerasan
terhadap anak di Kota Jambi sesuai dengan Perda Kota Jambi no.5
Tahun 2017 adalah Pada pasal 1 ayat 15 dijelaskan bahwa anak yang
berhadapan dengan hukum adalah anak yang telah mencapai usia 12
52
tahun tetapi belum mencapai usia 18 tahun dan belum menikah yang
diduga, disangka didakwa atau dijatuhi pidana karena melakukan tindak
pidana dan menjadi korban tindak pidana atau yang melihat dan
mendengar sendiri terjadinya suatu tindak pidana. Pada pasal 26
dijelaskan setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan
sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 24 dikenakan sanksi
administratif berupa penghentian kegiatan usaha dan pencabutan izin.
administratif sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan setelah
diberikan teguran tertulis.
Ketentuanlebihlanjutmengenaisanksiadministratifsebagaimanadimaksu
dpadaayat 2 diaturdenganperaturanWalikota.
B. Saran
Secara umum kegiatan yang dilakukan Dinas Pemberdayaan Masyarakat,
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Jambi dalam mengatasi kekerasan
terhadap anak yang terjadi di Kota Jambi sudah cukup baik sehingga Kota Jambi
sudah masuk kota layak anak tingkat pratama. Namun untuk menjadikan Kota
Jambi sebagai kota layak anak maka perlu ditingkatkannya lagi koordinasi antara
Organisasi Perangkat Daerah lainnya sehingga terbentuknya Kota Jambi sebagai
kota layak anak yang sesungguhnya. Dan juga perlu ditingkatkan lagi sosialisasi
kepada masyarakat Kota Jambi tentang Undang-Undang perlindungan anak
sehingga kesadaran masyarakat Kota Jambi timbul bahwa kekerasan terhadap
anak merupakan hal yang dilarang dan anak-anak yang ada di Kota Jambi bisa
53
mendapatkan hak-haknya kembali, di mana sampai saat ini masih banyak anak-
anak yang tidak mendapatkan haknya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abu HuraerahKekerasan Terhadap Anak Edisi Ke Empat, (Bandung:
Nuansa Candikia, 2018), hlm. 26.
Amarudin, Metode Penelitian Sosial, 2016, Parama Ilmu: Yogyakarta.Hal
98
Chazawi,Adawi 2001, kejahatan terhadap tubuh dan nyawa, jakarta:PT.
Raja grafindo persada
Dokumen Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan
Anak Kota Jambi Tahun 2016-2018.
Dokumentasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Jambi Tahun 2019.
Moerti hadiati soeroso, kekerasan terhadap rumah tangga dalam
perspektif yuridis victimomolgi, jakarta:sinar grafika,2010
Skripsi Andre Rinaldy. T Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Lampung Bandar Lampung berjudul Analisis Pidana Tambahan Pada Pelaku
Kekerasan Seksual Terhadap Anak Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2016.
Skripsi Feiby Valentine Wijaya Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Hasanuddin Makassar yang berjudul Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana
Kekerasan Terhadap Anak Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No.
37/Pid.Sus-Anak/2016/PN.Mks).
Una,Sayuti Pedoman Penulisan Skripsi (Edisi Revisi), (Jambi;Syariah
Press,2011), hlmn 178
Waluyadi, 2009, hukum perlindungan anak, bandung:mandar maju,
halaman 1
B. Dokumentasi
54
Dokumen Dinas Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan
Anak Kota Jambi Tahun 2016-2018.
Dokumentasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan
Perlindungan Anak Kota Jambi Tahun 2019.
C. Jurnal
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.3 Tahun 2014
Jurnal Ilmu Hukum Vol 3.No 1
D. Undang-Undang
Pasal 1 ayat (9).
Penjelasan undang-undang tentang perlindungan anak nomor 23 tahun
2002, ketentuan umum
Peraturan daerah Kota Jambi nomor 14 tahun 2016 tentang pembentukan
dan penyusunan perangkat daerah, hlm 4
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 Tentang
Pembentukan Dan Penyusunan Perangkat Daerah, Pasal 2 ayat (7).
Peraturan daerah Kota Jambi nomor 5 tahun 2017 tentang
penyelenggaraan perlindungan anak.hlm 9-10
Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 5 Tahun 2017 Tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Anak, Pasal 14.
Peraturan Walikota Jambi Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi Dan Fungsi Serta Tata Kerja Pada Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Jambi, Pasal 3.
Peraturan Walikota Jambi Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi Dan Fungsi Serta Tata Kerja Pada Dinas Pemberdayaan
Masyarakat, Perempuan Dan Perlindungan Anak Kota Jambi, Pasal 17.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 1 ayat (1).
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 70.
E. Internet:
55
http://jambi.tribunnews.com/2018/04/21/angka-kekerasan-terhadap-
perempuan-dan-anak meningkat. Diakses pada tanggal 23 agustus 2018, pukul
23:32.
Jbptunikompp-gdl-mohhabibin-28322-4-unikom m-i.pdf
F. Wawancara:
Wawancara dengan Ibu Yuniati S.Sos, ME Selaku Kepala Bidang
Pemenuhan Hak Dan Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Jambi, Pada Tanggal 16 September
2019.
56
DOKUMENTASI
57
58
59
60
CURRICULUM VITAE
Nama : Ahmat Zulfi
Tempat/Tgl Lahir : Jambi, 15 Januari 1997
Email/Surel : [email protected]
Alamat : Sukomoro Perum lindung Indah 1 Desa Mekar Jaya
Kecamatan Sungai Gelam
Nama Ortu :
Ayah : Syafi’i
Ibu : Rosda
Pengalaman Organisasi :
1. PMI (Palang Merah Indonesia)
Motto Hidup : Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi manusia lain
RIWAYAT PENDIDIKAN
TAHUN PENDIDIKAN
2003-2009 Sekolah Dasar Negeri 126 Kecamatan Sei. Gelam
2009-2012 Pondok Pesantren SA’ADATUDDAREIN Tahtul Yamanl
Pelayangan Kota JAMBI
2012 - 2015 Sekolah Menengah Atas Dharma Bhakti 3 Jambi