· web view2020/10/16  · jaminan kebahagiaan dalam beragama dengan nilai-nilai tauhid disusun...

35
JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia 19321071 Agung Dwi Gumelar 19321089 Ahmat Eka Saputra 19321066 M Rizky Febrianto 19321080 DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS KOMUNIKASI DAN DESAIN i

Upload: others

Post on 11-Aug-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN

NILAI-NILAI TAUHID

Disusun Oleh :

KELOMPOK 13

Adzkia Menizar Aulia 19321071

Agung Dwi Gumelar 19321089

Ahmat Eka Saputra 19321066

M Rizky Febrianto 19321080

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN DESAIN

UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS INDONESIA

2019-2020

i

Page 2:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya makalah yang berjudul “JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM

BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID”, guna memenuhi tugas mata

kuliah Pendidikan Agama Islam ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik dari materi pembahasan maupun tutur kata, serta kami sangat

mengharapkan ide, saran, dan kritikan yang bersifat membangun demi perbaikan

pada kesempatan mendatang.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu

amal ibadah kami serta dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang

membutuhkan.

Bandung, 17 Oktober 2019

Penyusun

i

Page 3:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………. i

DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………… 2

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penulisan…………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………. 3

2.1 Makna Agama Islam……………………………………………… 3

2.2 Karakteristik Agama Islam……………………………………….. 3

2.2.1 Islam Agama Yang Sempurna……………………………. 3

2.2.2 Islam Sebagai Agama Tauhid (Tauhidullah)……………... 4

2.2.3 Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’alamin……………… 5

2.2.4 Agama Yang Mengajarkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar….. 6

2.3 Model Beragama Berdasarkan Tauhidullah………………………. 6

2.3.1 Tauhidullah Adalah Tujuan Allah Menciptakan Manusia ... 7

2.3.2 Hak Allah Yang Harus Ditunaikan Setiap Hamba-Nya…... 8

2.3.3 Fondasi Dan Landasan Utama Ajaran Islam……………… 8

2.3.4 Ajaran Paling Utama Diantara Cabang-Cabang Keimanan.. 9

2.3.5 Tauhidullah Dapat Menghapuskan Dosa-Dosa…………… 9

2.3.6 Jaminan Allah Memasukkan Seseorang Ke Dalam Syurga . 10

2.4 Alasan Harus Beragama…………………………………………… 11

2.5 Agama Dapat Membahagiakan Manusia………………………….. 13

2.6 Nilai-nilai Tauhid Sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan Beragama.. 14

2.6.1 Kebahagiaan Sesuai Dengan Tauhid……………………… 15

2.6.2 Agama Menjamin Kebahagiaan…………………………... 16

BAB III PENUTUP……………………………………………………….. 18

3.1 Kesimpulan……………………………………………………….. 18

3.2 Saran……………………………………………………………… 18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 19

ii

Page 4:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebahagiaan dalam islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir

dan tumbuh dari nilai-nilai hakiki islam dan mewujud dalam diri seorang

hamba yang mampu menunjukan sikap tobat (melakukan introspeksi dan

koreksi diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai kebenaran ilahiah,

mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman, islam, dan kehidupan,

serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan keadilan dalam

menjalani kehidupan pribadi, sosial dan profesional. Pada sisi lain,

kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika tidak berlandaskan nilai-nilai

tauhid..

Hidup bahagia di dunia dan selamat di akhirat merupakan idaman

setiap orang, bahkan menjadi simbol keberhasilan sebuah kehidupan.

Tidak sedikit manusia yang mengorbankan segala-galanya untuk

meraihnya. Menggantungkan cita-cita menjulang setinggi langit dengan

puncak tujuan tersebut, yaitu bagaimana meraih kebahagiaan hidup. Dan

ini menjadi cita-cita setiap orang baik yang mukmin atau yang kafir

terhadap Allah.

Apabila kebahagiaan itu terletak pada harta benda yang tertumpuk-

tumpuk, mereka telah mengorbankan segala-galanya untuk meraihnya.

Nyatanya, itu tak pernah diraih dan membuat pengorbanannya sia-sia.

Apabila kebahagiaan itu terletak pada ketinggian pangkat dan jabatan,

mereka juga telah siap mengorbankan apa saja demi memperoleh apa saja

yang diinginkannya. Tapi tetap saja kebahagiaan itu tidak akan pernah

didapatkannya. Apabila kebahagiaan itu terletak pada ketenaran nama,

mereka telah berusaha untuk meraihnya dengan apapun juga dan mereka

tidak mendapati apa yang disebut kebahagiaan.

1

Page 5:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja konsep dan karaketristik agama menuju tuhan?

2. Bagaimana model beragama yang benar berdasarkan tauhidullah?

3. Apa Alasan Harus beragama?

4. Apakah agama dapat membahagiakan manusia?

5. Apa saja nilai tauhid sebagai jalan menuju kebahagiaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

a) Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka dapat dituliskan

tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui konsep dan karakteristik agama menuju tuhan.

2. Untuk mengetahui model beragama yang benar berdasarkan

tauhidullah.

3. Untuk mengetahui alasan harus beragama.

4. Untuk mengetahui alasan agama dapat membahagiakan manusia.

5. Untuk mengetahui nilai-nilai tauhid sebagai jalan menuju

kebahagiaan.

b) Manfaat Penulisan

1. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai konsep

dan karakteristik agama menuju tuhan.

2. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai model

beragama yang benar berdasarkan tauhidullah.

3. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai alasan

harus beragama.

4. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai alasan

agama dapat membahagiakan manusia.

5. Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai nilai-nilai

tauhid sebagai jalan menuju kebahagiaan.

2

Page 6:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Makna Agama Islam

Islam merupakan kata turunan (jadian) yang berarti ketundukan,

ketaatan, kepatuhan (kepada kehendak Allah SWT), berasal dari kata

salama yang artinya patuh/ menerima. Berakar dari huruf sin, lam, mim.

Kata dasarnya adalah salima yang berarti sejahtera, tidak tercela dan tidak

cacat. Dari perkataan salamat tersebut timbul ungkapan

assalammu’alaikum yang mengandung doa dan harapan semoga anda

selamat, damai, dan sejahtera yang telah membudaya dalam masyarakat

Indonesia. Pengertian Islam sendiri dapat dipahami dari surat berikut:

“Hai, orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara

kaffah (keseluruhan), dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan.

Sesungguhnya syaitan-syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-

Baqarah: 208)

Sedangkan menurut Syekh Muhammad Naquib Al-Attas dalam

bukunya yang berjudul “Islam dan Filsafat Sains” menjelaskan definisi

Islam adalah penyerahan diri kepada Tuhan. Dari segi terminologis, Islam

adalah cara hidup. Cara bagaimana manusia perlu mengatur hidup mereka

di atas dunia.

2.2 Karakteristik Agama Islam

2.2.1 Islam Agama Yang Sempurna

Islam dikenal sebagai agama yang sempurna berarti

sempurna dalam mengatur segala bidang termasuk di dalamnya

hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah SWT),

hablumminannas (hubungan manusia dengan sesama manusia),

3

Page 7:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

dan hablumminalalam (hubungan manusia dengan alam

sekitarnya). Tak luput pula Islam pun turut mengatur segala aspek,

mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar dalam kehidupan

sehari-hari sebagai contoh rukun-rukun serta doa-doa di setiap

melakukan aktivitas seperti saat ingin makan, istinja, thaharah, dsb

yang mana tidak ada agama lain yang mengatur hal tersebut selain

Islam. 

2.2.2 Islam Sebagai Agama Tauhid (Tauhidullah)

Sementara itu sejak diturunkan, Islam mendasarkan dirinya

pada pemusatan perhatian kepada Tuhan. Ia didasarkan pada tauhid

(ke-esaan Tuhan). Kata tauhid adalah konsep dalam Islam yang

mempertegas keesaan Allah, atau mengakui bahwa tidak ada

sesuatupun yang setara dengan Dzat, Sifat, dan Asma Allah.

Tauhid dapat dipecah dalam 3 aspek yakni bertauhid dalam

kekuasaan Tuhan (rububiyyah), ibadah (uluhiyyah) dan dalam

nama dan sifat Allah (Asma wa Sifat) berikut penjabarannya :

1. Rububiyyah

Rububiyah memiliki arti mempercayai dan mengakui

bahwa hanya Allah dengan menggunakan nama Rabb satu-

satunya yang memiliki serta memelihara seluruh Alam

Semesta. Hal ini termaktub dalam Al Quran surat Az Zumar

ayat 62: “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia

memelihara segala sesuatu.” 

2. Uluhiyyah / Ibadah

Memiliki pengertian bahwa hanya kepada Allah setiap

ibadah dialamatkan, dan hanya Allah semata yang layak

disembah. Hal ini pun tercantum dalam doa iftitah yang biasa

kita baca sehari-hari dalam sholat “inna sholati wa nusuki wa

mahyaya wa mamati lillahi robbil ‘aalamin.. Sesungguhhnya

sholatku, ibadahku, dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan

4

Page 8:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

Semesta Alam..” Jadi, tauhid rububiyah adalah bukti wajibnya

tauhid uluhiyyah.

3. Asma Was Sifat

Memiliki pengertian bahwa sesuai nama dan sifat

(karakteristik) Allah yang tercantum dalam Asmaul Husna

yang disebutkan baik oleh Al Qur'an maupun diriwayatkan oleh

Rasulullah SAW adalah hanya berhak disandang oleh Allah itu

sendiri dan kita wajib untuk meyakininya. Memiliki pengertian

bahwa sesuai nama dan sifat (karakteristik) Allah yang

tercantum dalam Asmaul Husna yang disebutkan baik oleh Al

Qur'an maupun diriwayatkan oleh Rasulullah SAW adalah

hanya berhak disandang oleh Allah itu sendiri dan kita wajib

untuk meyakininya.

2.2.3 Islam Sebagai Agama Rahmatan Lil’alamin

Salah satu karakteristik agama Islam yang lain adalah Islam

agama rahmatan lil’alamin. Sebagaimana disebutkan dalam surat

Al-Anbiya ayat 107: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu

melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam”. Maknanya

ialah bahwa kehadiran Islam di dunia membawa rahmat,

keberkahan, kedamaian, dan keadilan bagi seluruh manusia di

bumi. Ciri-ciri Islam sebagai rahmatan lil’alamin adalah: 

1. Orang Lain Ikut Menikmatinya

Menikmati kebenarannya dan kebaikannya walaupun

mereka nonmuslim dari aspek dan juga dari perilaku

pengikutnya yang santun, simpatik, hormat, dsb. 

2. Orang Lain Merasakan Faedahnya

5

Page 9:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

Kemajuan yang diraih umat Islam terasa manfaatnya oleh

orang nonmuslim. Misalnya, dunia ilmu pengetahuan kini

memakai angka 0 sampai 9.

3. Orang Lain Terangkat Martabatnya

Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi kebenaran

turut mengangkat martabat orang-orang yang berada di

sekitarnya. Misalnya dalam kisah Bilal bin Rabbah, budak

hitam yang diperjualbelikan oleh kaum kafir Quraisy kemudian

menjadi orang penting Rasulullah SAW setelah ia masuk

Islam. 

4. Siapapun Sangat Membutuhkannya

Islam tidak eksklusif hanya diperuntukkan untuk umat

Islam sendiri tapi seluruh manusia di muka bumi. 

5. Tak Satupun Orang Yang Merasa Tidak Terbantu Olehnya

Keagungan Islam yang membawa kebaikan turut

membantu siapa saja. Misalnya pada masa The Golden Age.

Perkembangan IPTEK seperti matematika, fisika, kimia,

kedokteran, astronomi, dll, yang kini lebih maju di Barat

berasal dari kemajuan yang dicapai oleh dunia Islam. 

2.2.4 Islam Agama Yang Mengajarkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Karakteristik agama Islam yang terakhir adalah amar ma’ruf

nahi munkar yang memiliki arti menyuruh kepada perbuatan yang

baik dan mencegah dari perbuatan yang buruk. Allah SWT

berfirman: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan

untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari

yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Ali-Imran: 110)

6

Page 10:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

2.3 Model Beragama Berdasarkan Tauhidullah

Kata  “tauhid” di dalam bahasa Arab merupakan

bentuk masdar dari kata kerja wahhada-yuwahhidu-tawhidan, yang arti

harfiyahnya: menyatukan, mengesakan, atau mengakui bahwa sesuatu itu

satu. Dengan demikian, secara bahasa, tauhidullah berarti menyatukan

Allah,  mengesakan Allah atau mengakui bahwa Allah itu satu. Sedangkan

secara istilah, tauhidullah bermakna mengesakan Allah dalam hal-hal

yang merupakan kekhususan bagi Allah, serta tidak menyekutukan-Nya

dengan apapun baik dalam hal rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya,

maupun asma’ (nama-nama) dan sifat-sifat-Nya.

Allah SWT berfirman:

أحد ( الله هو مد) (1قل الص يولد) (2الله ولم يلد له) 3لم يكن ولم

أحد ( 4-1: الإخلاص  ) –4كفوا

Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa (1). Allah adalah Tuhan

yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu (2). Dia tiada beranak dan

tidak pula diperanakkan (3), dan tidak ada seorangpun yang setara

dengan Dia (4). (Qs. al-Ikhlas: 1-4)

2.3.1 Tauhidullah Adalah Tujuan Allah Menciptakan Manusia Dan

Jin

Dalam ajaran Islam, tauhidullah adalah merupakan esensi

dari keimanan kepada Allah swt. Tauhidullah memiliki kedudukan

dan keutamaan yang sangat kuat bahkan salah satunya merupakan

tujuan Allah menciptakan manusia dan jin.

Allah Ta’ala berfirman,

ليعبدون – إلا والإنس الجن خلقت 56الذاريات :  وما

7

Page 11:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat: 56)

Makna menyembah Allah dalam ayat ini, sebagaimana ditafsirkan

oleh para ulama salaf, adalah mentauhidkan Allah SWT.

2.3.2 Tauhidullah Adalah Hak Allah Yang Harus Ditunaikan Setiap

Hamba-Nya

Menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya artinya

mentauhidkan Allah dalam beribadah. Sehingga seseorang tidak

boleh menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun dalam

beribadah kepada-Nya. Dia,  wajib membersihkan diri dari syirik

dalam ibadah. Orang yang tidak membersihkan diri dari syirik

maka belumlah dia dikatakan sebagai orang yang beribadah kepada

Allah saja.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

. رواه شيئا به يشركوا ولا الله يعبدوا أن العباد على الله حق فإن

مسلم و البخاري

“Sungguh Hak Allah yang harus ditunaikan hamba yaitu mereka

menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu

apapun…” (HR. Bukhari dan Muslim)

2.3.3 Tauhidullah Adalah Fondasi Dan Landasan Utama Ajaran

Islam

Menurut Muhammad bin Abdul Wahab, Thogut adalah

sebutan yang mencakup seluruh apa apa yang diibadahi selain

Allah dan ia rela untuk diibadahi, baik berupa al ma’buud (sesuatu

yang diibadahi), atau al matbuu’ (yang diikuti), atau al muthoo’

(yang ditaati) pada hal hal yang tidak termasuk dalam ketaatan

kepada Allah dan Rosul-Nya.

8

Page 12:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

Allah Ta’ala berfirman:

واجتنبوا الله اعبدوا أن رسولا ة أم كل في بعثنا ولقد

36النحل :  الطاغوت –

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap

umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah

Thaghut itu” (QS An Nahl: 36)

2.3.4 Tauhidullah Adalah Ajaran Yang Paling Utama Diantara

Cabang-Cabang Keimanan

Menurut paparan Hadist Riwayat Muslim iman memiliki

tujuh puluh tujuh dan yang paing utama merupakan landasan

tauhidullah.

Rasulullah SAW bersabda:

  « فأفضلها شعبة وستون بضع أو وسبعون بضع الإيمانوالحياء الطريق عن الأذى إماطة وأدناها الله إلا إله لا قول

مسلم ». رواه الإيمان من شعبة

“Iman itu ada tujuh puluh tujuh atau enam puluh tujuh cabang:

yang paling utama adalah perkataan ‘Laa Ilaaha Illallah’, dan

yang paling rendahnya adalah menyingkirkan sesuatu yang

menyakitkan dari jalan.dan malu adalah salah satu cabang iman”

(HR.Muslim).

2.3.5 Tauhidullah Dapat Menghapuskan Dosa-Dosa

Tauhidullah dapat mendatangkan ampunan Allah dan

menghapuskan dosa-dosa yang telah di perbuat.

Rasulullah saw bersabda dalam sebuah Hadits Qudsi:

9

Page 13:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

ثم خطايا الأرض بقراب أتيتنى لو إنك آدم ابن يا الله قال

لقيتنى رواه مغفرة بقرابها لأتيتك شيئا بى تشرك لا

الترمذى

Allah berfirman “Wahai anak adam, jikalau kamu datang

kepadaku dengan membawa dosa seisi bumi, kemudian kamu

menjumpaiku (dalam keadaan) tidak menyekutukan-Ku dengan

sesuatu apapun, niscaya Aku akan mendatangimu dengan

membawa seisi bumi ampunan.” [HR. At-Tirmidzi].

2.3.6 Tauhidullah Dapat Mendatangkan Jaminan Allah  Berupa

Memasukkan Seseorang Ke Dalam Syurga

Beribadah dan taat kepada Allah dengan tidak

menyekutukannya dan percaya bahwa Allah adalah tuhan satu-

satunya maka dia akan mendapat jaminan masuk ke dalam Syurga.

Nabi bersabda:

دا   محم وأن ، له شريك لا وحده الله إلا إله لا أن شهد من

ألقاها وكلمته ورسوله الله عبد عيسى وأن ، ورسوله عبده

الجنة الله أدخله حق والنار حق والجنة منه وروح مريم إلى . مسلم البخاري رواه العمل من كان ما على

“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada sembahan (yang

hak) kecuali Allah semata tidak ada sekutu baginya, dan bahwa

Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, dan bahwa ‘Isa adalah

hamba-Nya, rasul-Nya dan kalimat-Nya yang Allah anugerahkan

kepada Maryam dan ruh dari-Nya (diantara ruh-ruh yang Allah

ciptakan), dan surga itu benar adanya, dan neraka itu benar

adanya niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga, atas

apa yang dia amalkan.” [HR. Bukhary dan Muslim].

Nabi SAW bersabda:

10

Page 14:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

« لقيه ومن الجنة دخل شيئا به يشرك لا الله لقى من

مسلم » رواه النار دخل به يشرك

“Barangsiapa yang bertemu Allah (dalam keadaan) tidak

menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun maka dia akan masuk

surga, dan barangsiapa yang bertemu Allah (dalam keadaan)

menyekutukan-Nya dengan sesuatu maka dia akan masuk neraka.”

[HR.Muslim].

2.4 Alasan Harus Beragama

Manusia adalah satu spesies makhluk yang unik dan istimewa

dibanding makhluk-makhluk lainnya, termasuk malaikat. Karena, manusia

dicipta dari unsur yang berbeda, yaitu unsur hewani/materi dan unsur

ruhani/immateri. Memang dari unsur hewani manusia tidak lebih dari

binatang, bahkan lebih lemah darinya. Bukankah banyak di antara

binatang yang lebih kuat secara fisik dari manusia ? Bukankah ada

binatang yang memiliki ketajaman mata yang melebihi mata manusia ?

Bukankah ada pula binatang yang penciumannya lebih peka dan lebih

tajam dari penciuman manusia ? Dan sejumlah kelebihan-kelebihan

lainnya yang dimiliki selain manusia. Sehubungan ini Allah Swt

berfirman : "Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah" (QS An-

Nisa, 4 : 28); "Allah telah menciptakan kalian lemah, kemudian menjadi

kuat, lalu setelah kuat kalian menjadi lemah dan tua." (QS Rum : 54).

Masih banyak ayat lainnya yang menjelaskan hal serupa.

Karena itu, sangatlah tidak pantas bagi manusia berbangga dengan

penampilan fisiknya, di samping itu penampilan fisik adalah wahbi

sifatnya (semata-mata penberian dari Allah, bukan hasil usahanya).

Kelebihan manusia terletak pada unsur ruhani (mencakup hati dan akal,

keduanya bukan materi). Dengan akalnya, manusia yang lemah secara

fisik dapat menguasai dunia dan mengatur segala yang ada di atasnya.

Karena unsur inilah Allah menciptakan segala yang ada di langit dan di

bumi untuk manusia (lihat surat Luqman ayat 20). Dalam salah satu ayat

Alquran ditegaskan : "Sungguh telah Kami muliakan anak-anak, Kami

11

Page 15:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

berikan kekuasaan kepada mereka di darat dan di laut, serta Kami

anugerahi mereka rezeki. Dan sungguh Kami utamakan mereka di atas

kebanyakan makhluk Kami lainnya." (QS Al-Isra, 17 : 70).

Unsur akal pada manusia, awalnya masih berupa potensi

(bilquwwah) yang perlu difaktualkan (bilfi’li) dan ditampakkan. Oleh

karena itu, jika sebagian manusia lebih utama dari sebagian lainnya, maka

hal itu semata-mata karena hasil usahanya sendirinya. Karenanya, dia

berhak bangga atas yang lainnya. Sebagian mereka ada pula yang tidak

berusaha memfaktualkan dan menampakkan potensinya itu, atau

memfaktualkannya hanya untuk memuaskan tuntutan hewaninya, maka

orang itu sama dengan binatang, bahkan lebih hina dari binatang (QS Al-

A’raf, 7 : 170; Al-Furqan : 42). Termasuk ke dalam unsur ruhan adalah

fitrah. Manusia memiliki fitrah yang merupakan modal terbesar manusia

untuk maju dan sempurna. Din adalah bagian dari fitrah manusia.

Dalam kitab Fitrat (edisi bahasa Parsi), Syahid Muthahhari

menyebutkan adanya lima macam fitrah (kecenderungan) dalam diri

manusia yaitu mencari kebenaran (hakikat), condong kepada kebaikan,

condong kepada keindahan, berkarya (berkreasi), dan cinta (isyq) atau

menyembah (beragama). Sedangkan menurut Syeikh Ja’far Subhani,

terdapat empat macam kecenderungan pada manusia, dengan tanpa

memasukkan kecenderungan berkarya seperti pendapat Syahid Muthahhari

(kitab Al-Ilahiyyat, juz 1). Kecenderungan beragama merupakan bagian

dari fitrah manusia. Manusia diciptakan oleh Allah dalam bentuk

cenderung beragama , dalam arti manusia mencintai kesempurnaan yang

mutlak dan hakiki serta ingin menyembah Pemilik kesempurnaan tersebut.

Syeik Taqi Mishbah Yazdi, dalam kitab Ma’arif al-Qur’an juz 1 hal. 37,

menyebutkan adanya dua ciri fitrah, baik fitrah beragama maupun lainnya,

yang terdapat pada manusia, yaitu pertama kecenderungan (fitrah) tersebut

diperoleh tanpa usaha atau ada dengan sendirinya, dan kedua fitrah

tersebut ada pada semua manusia walaupun keberadaannya pada setiap

orang berbeda, ada yang kuat dan ada pula yang lemah. Dengan demikian,

manusia tidak harus dipaksa beragama, namun cukup kembali pada dirinya

12

Page 16:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

untuk menyebut suara dan panggilan hatinya, bahwa ada Sesuatu yang

menciptakan dirinya dan alam sekitarnya.

Meskipun kecenderungan beragama adalah suatu yang fitri, namun

untuk menentukan siapa atua apa yang pantas dicintai dan disembah bukan

merupakan bagian dari fitrah, melainkan tugas akal yang dapat

menentukannya. Jadi jawaban dari pertanyaan mengapa manusia harus

beragama, adalah bahwa beragama merupakan fitrah manusia. Allah

Ta’ala berfirman, "Maka hadapkanlah wajahmu kepada din dengan lurus,

sebagai fitrah Allah yang atasnya manusia diciptakan." (QS. Rum: 30).

2.5 Agama Dapat Membahagiakan Manusia

Secara teologis,beragama itu adalah fitrah. Jika manusia hidup

sesuai dengan fitrahnya, maka ia akan bahagia. Sebaliknya, jika ia hidup

tidak sesuai dengan fitrahnya, maka ia tidak akan bahagia. Secara

historis, pada sepanjang sejarah hidup manusia, beragama itu merupakan

kebutuhan dasar manusia yang paling hakiki.

Banyak buku membicarakan atau mengulas kisah manusia mencari

Tuhan. Umpamanya buku yang ditulis oleh Ibnu Thufail. Buku ini

menguraikan bahwa kebenaran bisa ditemukan manakala ada keserasian

antara akal manusia dan wahyu. Dengan akalnya, manusia mencari

Tuhan dan bisa sampai kepada Tuhan. Namun, penemuannya itu perlu

konfirmasi dari Tuhan melalui wahyu, agar ia dapat menemukan yang

hakiki dan akhirnya ia bisa berterima kasih kepada Tuhan atas segala

nikmat yang diperolehnya terutama nikmat bisa menemukan Tuhan

dengan akalnya itu.

Secara horizontal, manusia butuh berinteraksi dengan sesamanya

dan lingkungannya baik flora maupun fauna. Secara vertikal manusia

lebih butuh berinteraksi dengan Zat yang menjadi sebab ada dirinya.

Manusia dapat wujud/ tercipta bukan oleh dirinya sendiri, namun oleh

13

Page 17:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

yang lain. Yang menjadi sebab wujud manusia tentulah harus Zat Yang

Wujud dengan sendirinya sehingga tidak membutuhkan yang lain. Zat

yang wujud dengan sendirinya disebut wujud hakiki, sedangkan suatu

perkara yang wujudnya tegantung kepada yang lain sebenarnya tidak

ada/ tidak berwujud.

Kalau perkara itu mau disebut ada (berwujud), maka adalah wujud

idhāfī. Wujud idhāfī sangat tergantung kepada wujud hakiki. Itulah

sebabnya, manusia yang sebenarnya adalah wujud idhāfī yang sangat

membutuhkan Zat yang berwujud secara hakiki, itulah Allah. Jadi,

manusia sangat membutuhkan Allah. Allahlah yang menghidupkan,

mematikan, memuliakan, menghinakan, mengayakan,memiskinkan, dan

Dialah Allah Yang Zahir Yang Batin, dan Yang Berkuasa atas segala

sesuatu.

2.6 Nilai-nilai Tauhid Sebagai Jalan Menuju Kebahagiaan Beragama

Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir

dan tumbuh dari nilai-nilai  hakiki Islam dan mewujud dalam diri

seseorang hamba yang mampu menunjukkan sikap tobat (melakukan

introspeksi dan koreksi  diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai 

kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman, Islam,

dan kehidupan,   serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan

keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan profesional. Pada

sisi lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika  tidak mewujud dalam

kehidupan konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.

Kebahagiaan dalam Islam adalah kebahagiaan autentik artinya lahir

dan tumbuh dari nilai-nilai  hakiki Islam dan mewujud dalam diri

seseorang hamba yang mampu menunjukkan sikap tobat (melakukan

introspeksi dan koreksi  diri) untuk selalu berpegang pada nilai-nilai 

kebenaran ilahiah, mensyukuri karunia Allah berupa nikmat iman, Islam,

dan kehidupan,   serta menjunjung tinggi kejujuran, kebenaran, dan

14

Page 18:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

keadilan dalam menjalani kehidupan pribadi, sosial, dan profesional. Pada

sisi lain, kebahagiaan itu menjadi tidak lengkap jika  tidak mewujud dalam

kehidupan konkret dengan jalan membahagiakan orang lain.

Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai makna kebahagiaan:

a) Al-Alusi : bahagia adalah perasaan senang dan gembira karena bisa

mencapai keinginan atau cita-cita yang dituju dan diharapkan

b) Ibnul Qayyim al-Jauziyah : kebahagiaan adalah perasaan senang dan

tentram karena hati sehat dan ber!ungsi dengan baik.

c) Al Ghazali: bahagia terbagi menjadi dua antara lain:

1. Bahagia hakiki adalah kebahagiaan ukhrawi yang dapat

diperoleh dengan modal iman, ilmu dan amal.

2. Bahagia majusi adalah kebahagiaan duniawi yang dapat

diperoleh baik itu orang yang beriman maupun yang tidak

beriman

2.6.1 Kebahagiaan Sesuai Dengan Tauhid

Tauhid sebagai landasan meraih kebahagiaan dunia dan

akhirat karena keamanan serta petunjuk di dunia dan akhirat hanya

akan dicapai oleh para ahli tauhid. Allah berfirman, “Orang-orang

yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan

kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat

keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat

petunjuk.” (QS Al An’aam: 82). Berkata Ibnu Katsir pada ayat ini:

“Yaitu mereka yang memurnikan ibadahnya untuk Allah saja dan

tidak berbuat kesyirikan dengan sesuatu apapun, mereka

mendapatkan keamanan pada hari kiamat dan petunjuk di dunia

dan akhirat.” Jadi memang tauhidlah yang akan menghantarkan

kepada kebahagiaan yang hakiki. Karena khilafah di muka bumi

serta kehidupan yang damai, aman, dan sentosa berbangsa dan

benegara hanya akan diraih melalui tauhid. Allah berfirman, “Dan

15

Page 19:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara

kamu dan mengerjakan amal-amal yang sholih, bahwa Dia

sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka

bumi.”

Beberapa karakteristik hati yang sehat menuju kebahagiaan sesuai

dengan tauhid diantaranya:

1. Selalu beriman kepada Allah dan menjadikan Al Qur’an

sebagai obat untuk hati.

2. Selalu berorientasi ke masa depan dan akhirat.

3. Selalu mendorong pemiliknya untuk kembali kepada Allah.

4. Selalu mengingat Allah.

5. Selalu menyadarkan diri apabila melupakan Allah karena

urusan dunia.

6. Selalu mendapatkan ketenangan, kenikmatan, dan

kebahagiaan ketika menjalankan sholat.

7. Selalu memperhatikan waktu agar tidak terbuang sia-sia.

8. Selalu berorientasi kepada kualitas amal selama hidup.

2.6.2 Agama Menjamin Kebahagiaan

Dalam agama terdapat aturan-aturan yang telah allah

sampaikan melalui ayat-ayat yang terkandung dalam Al Qur’an

dan diperkuat juga oleh as-sunnah yaitu hadis-hadis riwayat.

Aturan itu berupa perintah yang harus dilakukan dan larangan yang

harus dijauhi. Oleh karena itu, dengan mengikuti perintah yang

telah allah tetapkan  itulah yang akan menjamin kebahagiaan kita

baik dunia dan keselamatan akhirat.

Dengan mengikuti perintah allah dengan baik dan benar

maka allah akan membalasnya dengan kebahagiaan dunia serta

keselamatan akhirat, dan hal itu telah dijamin oleh allah swt dalam

ayat AL-QURAN.

16

Page 20:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

Berikut ayat yang menjelaskan tentang kebahagiaan dunia

dan akhirat: QS.Al-A’raaf [7] : ayat 156 . dan tetapkanlah untuk

kami kebajikan didunia ini dan diakhirat ; sesungguhunya kami

kembali ( bertaubat ) kepada Engkau. Allah berfirman : “ siksa-ku

akan kutimpakan kepada siapa yang aku kehendaki dan rahmat-ku

untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan

orang-orang yang beriman”.

 Kebahagiaan dunia adalah kebahagiaan yang bersifat

sementara dan tidak kekal, karena suatu hari nanti akan datang hari

dimana bumi dan seluruh isinya serta alam semesta ini akan hancur

lebur tak tersisa kehidupan lagi didalamnya yaitu hari kiamat.

Sedangkan keselamatan akhirat atau kebahagiaan akhirat adalah

kebahagiaan yang bersifat kekal abadi karena akhirat adalah tempat

kehidupan yang kekal untuk selama-lamanya. Jadi,kebahagiaan

dunia dan keselamatan akhirat itu akan dicapai jika kita patuh dan

taat serta bertakwa kepada allah swt dengan mengikuti apa yang

diperintahkan dan menjauhi larangannya.

17

Page 21:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Tujuan hidup manusia adalah sejahtera di dunia dan bahagia di

akhirat. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahagia di dunia dan bahagia

di akhirat. Kebahagiaan yang diimpikan adalah kebahagiaan duniawi dan

ukhrawi. Untuk menggapai kebahagiaan termasuk mustahil tanpa landasan

agama. Agama yang dimaksud adalah agama tauhidullah. Kebahagiaan

hakiki itu adalah milik Allah, kita tidak dapat meraihnya kalau tidak

diberikan Allah. Untuk meraih kebahagiaan itu, maka ikutilah cara-cara

yang telah ditetapkan Allah dan agama-Nya. Jalan mencapai kebahagiaan

selain yang telah digariskan Allah adalah kesesatan dan penyimpangan.

Jalan sesat itu tidak dapat mengantar kita ke tujuan akhir yaitu

kebahagiaan. Karena didalamnya ada unsur syirik. Dan syirik adalah

landasan teologis yang sangat keliru dan tidak diampuni. Jika landasannya

salah, maka bangunan yang ada diatasnya juga salah dan tidak mempunyai

kekuatan alias rapuh. Oleh Karena itu, hindarilah kemusyrikan supaya

pondasi kehidupan kita kokoh dan kuat. Landasan itu akan kokoh dan kuat

kalau berdiri diatas tauhidullah.

18

Page 22:  · Web view2020/10/16  · JAMINAN KEBAHAGIAAN DALAM BERAGAMA DENGAN NILAI-NILAI TAUHID Disusun Oleh : KELOMPOK 13 Adzkia Menizar Aulia19321071 Agung Dwi Gumelar19321089 Ahmat Eka

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata

sempurna, kedepannya akan lebih fokus dan lebih details lagi dalam

menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih

banyak tentunya. Sehingga kritik dan saran dari para pembaca sangat

diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI (dalam Al-Qur’an Digital)

Fadloli, Zaini Munir. 2015. Pemahaman Tauhidullah di

http://tuntunanislam.id/pemahaman-tauhidullah/ (Akses 14 Oktober 2019)

Yusuf, Abu Hamzah. 2003. Bulletin al Wala wal Bara Edisi ke-7 Tahun ke-1 di

http://fdawj.atspace.org/awwb/th1/7.htm (Akses 14 Oktober 2019)

Tarbawiyah. 2018. Tauhidullah di https://tarbawiyah.com/2018/02/10/tauhidullah/

(Akses 14 Oktober 2019)

Munawar, Rahmat., Syahidin. 2005. Fungsi Masjid. (Modul). Jakarta:Direktorat

Urusan Agama Islam Kemenag RI. 2005. Sejarah Masjid. (Modul). Jakarta:

Direktorat Urusan Agama

Islam Kemanag RI. Syahidin & Rahmat Munawar. 2005. Koordinasi Lintas

Sektoral Masjid, (Modul). Jakarta: Direktorat Urusan Agama Islam

Kemenag RI.

19