jurusan tarbiyah program studi pendidikan ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/aisah...

136
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI SOSIAL KEAGAMAAN PENGANUT TAREKAT QODIRIYAH DI DESA GILING KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidkan Islam Disusun oleh: SITI AISAH NIM. 11110002 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014

Upload: others

Post on 19-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI SOSIAL KEAGAMAAN PENGANUT

TAREKAT QODIRIYAH DI DESA GILING KECAMATAN PABELAN

KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidkan Islam

Disusun oleh:

SITI AISAHNIM. 11110002

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2014

Page 2: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam
Page 3: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam
Page 4: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam
Page 5: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam
Page 6: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

PERNYATAAN

TIDAK BERKEBERATAN NASKAH SKRIPSI DIPUBLIKASIKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Aisah

NIM : 11110002

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis, boleh

dipublikasikan, dengan catatan asal dibuat perbandingan dan tidak untuk disalah

gunakan.

Salatiga, 12 Agustus 2014

Yang membuat pernyataan

SITI AISAH

NIM : 111100002

PERNYATAAN

TIDAK BERKEBERATAN NASKAH SKRIPSI DIPUBLIKASIKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Aisah

NIM : 11110002

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis, boleh

dipublikasikan, dengan catatan asal dibuat perbandingan dan tidak untuk disalah

gunakan.

Salatiga, 12 Agustus 2014

Yang membuat pernyataan

SITI AISAH

NIM : 111100002

PERNYATAAN

TIDAK BERKEBERATAN NASKAH SKRIPSI DIPUBLIKASIKAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Aisah

NIM : 11110002

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis, boleh

dipublikasikan, dengan catatan asal dibuat perbandingan dan tidak untuk disalah

gunakan.

Salatiga, 12 Agustus 2014

Yang membuat pernyataan

SITI AISAH

NIM : 111100002

Page 7: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

MOTTO

}١٠٣: النساء{

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlahAllah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktuberbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman,

Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukanwaktunya atas orang-orang yang beriman.{QS. Annisa’:

103}

}٩: الفتح{

supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. dan bertasbihkepada-Nya di waktu pagi dan petang.{QS. Al-Fath:9}

Page 8: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

PERSEMBAHAN

Skripsi yang sederhana ini penulis persembahkan kepada:

Bapak dan ibu tercinta yang telah mendo’akan dan memeberikan

perhatian baik moril maupun materiil dalam pembuatan skripsi ini,

dengan teriring do’a

Suami tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang, semangat dan

do’a restu

Anakku (Nabila Sakhi Humaira) yang ku sayang dan ku cinta yang ku

ajak berjuang selama ini,,,,,,,semoga kelak ini bisa menjadi sebuah

semangat dan motivasi

Kakakku tercinta satu-satunya yang telah menjadi inspirasi dan

motivasi dalam meraih cita-cita.

Sahabat – sahabatku seperjuangan PAI A

Semua kaum muslimin yang berjihad ke jalan ilahi Robbi

Page 9: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

KATA PENGANTAR

على الرسولالحمد حمدا يوفى نعمه ويكا فئ مزيده، الصلاة و السلام المصطفى والأ لِ مع صحبٍ و تباعٍ اجمعين

Segala puji bagi Allah SWT dengan semua pujian yang mampu memenuhi

nikmat-nikmat-Nya dan mencukupi tambahan-Nya, dan shalawat beserta salam

kiranya terlimpah kepada Al Musthafa. Sang Rasul yang terjaga dan mulia,

berlimpah pula kepada keluarga, para sahabat dan pengikut yang setia.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

adalah Implementasi Nilai-Nilai Sosial Keagamaan Dalam Ajaran tarekat

Qodiriyah Pada Jama’ah Pengajian di Desa Giling Keacamatan Pabelan

Kabupaten Semarang Tahun 2014.

Secara keseluruhan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan

petunjuk dari berbagai pihak,oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga

yang telah menyetujui pembahasan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Juz’an, M. Hum selaku dosen pembimbing, berkat

bimbingan dan pengarahan yang telah disampaikan kepada penulis

akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Page 10: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Agama Islam STAIN Salatiga.

4. Ibu Siti Asdiqoh, M. Si. selaku dosen Pembimbing Akademik.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang

telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

6. Kepada ayah dan ibu yang telah mendidik dan membimbing penulis

dengan kesabaran dan kasih sayang serta tidak henti-hentinya

mendo’akan penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

7. Kepada Bapak K.H Abdul Aziz Desa Giling yang telah memberikan

ijin pada penulis untuk melakukan penelitian ini.

8. Kepada Segenap Pengurus serta Jama’ah Tarekat Qodiriyah Desa

Giling, yang telah memberikan informasi-informasi dalam menyusun

skripsi ini.

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta

pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 12 Agustus 2014

Penulis

SITI AISAH

NIM: 11110002

3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Agama Islam STAIN Salatiga.

4. Ibu Siti Asdiqoh, M. Si. selaku dosen Pembimbing Akademik.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang

telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

6. Kepada ayah dan ibu yang telah mendidik dan membimbing penulis

dengan kesabaran dan kasih sayang serta tidak henti-hentinya

mendo’akan penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

7. Kepada Bapak K.H Abdul Aziz Desa Giling yang telah memberikan

ijin pada penulis untuk melakukan penelitian ini.

8. Kepada Segenap Pengurus serta Jama’ah Tarekat Qodiriyah Desa

Giling, yang telah memberikan informasi-informasi dalam menyusun

skripsi ini.

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta

pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 12 Agustus 2014

Penulis

SITI AISAH

NIM: 11110002

3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan

Agama Islam STAIN Salatiga.

4. Ibu Siti Asdiqoh, M. Si. selaku dosen Pembimbing Akademik.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang

telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

6. Kepada ayah dan ibu yang telah mendidik dan membimbing penulis

dengan kesabaran dan kasih sayang serta tidak henti-hentinya

mendo’akan penulis dalam menyelesaikan studi dan skripsi ini.

7. Kepada Bapak K.H Abdul Aziz Desa Giling yang telah memberikan

ijin pada penulis untuk melakukan penelitian ini.

8. Kepada Segenap Pengurus serta Jama’ah Tarekat Qodiriyah Desa

Giling, yang telah memberikan informasi-informasi dalam menyusun

skripsi ini.

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta

pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 12 Agustus 2014

Penulis

SITI AISAH

NIM: 11110002

Page 11: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

ABSTRAK

Aisah, Siti. 2014. 11110002. Implementasi Nilai-Nilai Sosial KeagamaanPenganut Tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan KabupatenSemarang Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program StudiPendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing: Drs. Juz’an, M.Hum.

Kata Kunci: Implementasi Nilai-Nilai Sosial Keagamaan, Tarekat Qodiriyah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: bagaimana konsep ajarantarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun2014 dan bagaimana implementasi nilai-nilai sosial keagamaan penganut tarekatQodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2014.Subyek penelitian adalah jama’ah pengajian tarekat Qodiriyah. pengumpulan datamenggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara untuk menjaring amalantarekat, implementasi nilai-nilai sosial kegamaan, sejarah singkat berdirinyaTarekat Qodiriyah di Desa Giling dan gambaran umum Desa Giling KecamaatnPabelan Kabupaten Semarang.

Dalam penelitian ini pendekatan yang diterapkan oleh peneliti adalahpendekatan kualitatif. Data yang terkumpul kemudian disusun dan dianalisisdengan menggunakan reduksi data, penyusunan data dan mengambil kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep ajaran tarekat Qodiriyahadalah sebuah ajaran untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT denganmenjalankan amalan-amalan yang diajarkan oleh K.H Abdul Aziz kepadajama’ah pengajian tarekat dan implementasikan nilai-nilai sosial keagamaanpenganut tarekat qodiriyah adalah baik karena menjadikan jama’ah disiplin dalamberibadah kepada Allah SWT dan dalam bersosial masyarakatnya menjadi baik.

Page 12: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………… ii

NOTA PEMBIMBING ................................................................................. iii

PENGESAHAN ............................................................................................. iv

MOTTO ......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN.......................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

DAFTAR ISI……………………………………………………………….. x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah.................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ............................................................. 6

D. Kegunaan penelitian......................................................... 6

E. Penegasan Istilah ………………………………………. 7

F. Kajian pustaka.................................................................. 10

G. Metode penelitian............................................................. 11

H. Sistematika pembahasan .................................................. 19

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Konsep Ajaran Tarekat Qodiriyah

Page 13: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Tarekat .............................................. 21

2. Tujuan Tarekat .................................................... 24

3. Dasar-Dasar Tarekat ............................................ 25

4. Ritual Tarekat ..................................................... 27

5. Komponen Dalam Tarekat……………………… 30

6. Konsep Ajaran Tarekat Qodiriyah ……………… 36

B. Implementasi Nilai-Nilai Sosial Keagamaan Penganut Tarekat

Qodiriyah

1. Implementasi……………………………………….. 39

2. Nilai……………………………... ............................ 39

3. Sosial Keagamaan ……………................................. 44

4. Implementasi Nilai-Nilai Sosial Keagamaan Penganut

Tarekat Qodiriyah...................................................... 50

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Letak Geografis................................................................ 52

B. Kondisi Monografi........................................................... 52

C. Sejarah Singkat ............................................................... 58

D. Susunan Pengurus Jama’ah.............................................. 62

E. Data Ustadz ..................................................................... 62

F. Kegiatan Jama’ah............................................................. 63

G. Diskripsi Lokasi .............................................................. 65

H. Keadaan Jama’ah ............................................................ 67

I. Konsep Ajaran Tarekat Qodiriyah Menurut Bapak K.H Abdul

Aziz ……………………………………………………. 69

J. Konsep Ajaran Tarekat Qodiriyah menurut Jama’ah

Pengajian dan Pengaruhnya terhadap Nilai-Nilai Sosial

Keagamaan dalam Kehidupan Sehari-Hari ..................... 72

Page 14: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

BAB IV : ANALISIS

A. Konsep Ajaran Tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ...................... 79

B. Implementasi Nilai- Nilai Sosial Keagamaan Penganut Tarekat

Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang ......................................................................... 82

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 86

B. Saran ............................................................................... 87

C. Penutup ............................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Page 15: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini, banyak masyarakat dan penerus bangsa

telah mengalami penurunan dalam perilaku sosial keagamaannya, karena

kebanyakan masyarakat dan penerus bangsa yang kurang peduli lagi

terhadap nilai-nilai ataupun norma-norma dalam kehidupan

bermasyarakat. Bahkan masyarakat yang sudah menjadi penganut tarekat,

terkadang juga masih belum melaksanakan perilaku sosial keagamaannya

dengan baik. Sehingga dalam aktivitas kesehariannya, mereka semakin

jauh dari aturan-aturan agama yang semestinya. Ini menunjukkan banyak

masyarakat yang hanya mengedepankan nilai agamanya saja dan tidak

memperdulikan nilai-nilai sosial keagamaannya. Mereka menganggap

melaksanakan ibadah sudah cukup, padahal dalam inti ajaran agama juga

terdapat nilai-nilai sosial keagamaan yang perlu untuk diperhatikan dan

dilaksankan.

Agama adalah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut-

penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan non-empiris yang

dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan bagi

diri mereka dan masyarakat luas umumnya. (Hendropuspito, 1984: 34).

Sedangkan keagamaan adalah hal-hal dan segala sesuatu mengenai agama.

(Maryani, 2011: 6)

Page 16: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Kelompok-kelompok dan lembaga keagamaan adalah pranata-

pranata sosial yang menjadi infrastruktur tegaknya agama dalam

masyarakat, yang meliputi organisasi keagamaan (sekte, ormas

keagamaan), pemimpin keagamaan (ulama’, kyai, pendeta), pengikut suatu

agama (jama’ah, warga), upacara-upacara keagamaan (ritus, ibadah,

kebaktian, do’a), sarana peribadatan (masjid, gereja) dan proses sosialisasi

doktrin-doktrin agama (sekolah, pesantren, masjid, gereja). (Suprayogo

dan Tobroni, 2001:61). Sosial keagamaan itu saling mempengaruhi, bisa

kehidupan sosial yang mempengaruhi agama atau sebaliknya agama bisa

mempengaruhi kehidupan sosial manusia. Sehingga perlu adanya

keseimbangan bagi manusia dalam menjalankan kehidupan sosial dan

keagamaannya.

Problematika utama yang dihadapi oleh masyarakat didalam

kehidupan sehari-hari adalah masalah tanggung jawab untuk

mengimplementasikan nilai-nilai sosial keagamaan itu sendiri. Dalam hal

ini tarekat merupakan salah satu jalan ajaran agama islam yang menuntun

umatnya dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT yang didalamnya ada

nilai-nilai sosial keagamaan.

Tarekat yang berarti jalan, petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadat

sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi dan

dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun-temurun sampai kepada guru-

guru, sambung-menyambung dan rantai-berantai. Guru-guru yang

memberikan petunjuk dan pimpinan ini dinamakan mursyid yang mengajar

Page 17: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

dan memimpin muridnya sesudah mendapat ijazah dari gurunya pula

sebagaimana tersebut dalam silsilahnya. (Abubakar, 1996: 67).

Nabi Muhammad SAW. adalah Nabi terakhir yang diutus oleh

Allah SWT dengan membawa wahyu sebagai pedoman umat manusia.

Oleh sebab itu kita sebagai umat islam harus beriman (meyakini) Nabi

Muhammad adalah Rasul Allah dan mewarisi segala apa yang

diajarkannya. Seperti firman Allah surat Al-Fath ayat 9 yang berbunyi:

“supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya,menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang.”(QS. Al-Fath : 9)

Umat islam tentu mempunyai tujuan yang sangat penting salah

satunya adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam

mendekatkan diri kepada Allah tidak cukup hanya melaksanakan

kewajiban-kewajiban yang diberikan kepada umat islam. Karena Nabi

Muhammad yang sudah suci hatinya, kuat imannya dan dijamin masuk

surga oleh Allah SWT, beliau masih juga melaksanakan ibadah-ibadah

sunnah sebagai pelengkap ibadah wajib. Muslim awam dalam mengikuti

amalan-amalan yang dicontohkan oleh Nabi, membutuhkan seseorang

yang memimpin dan membimbing yang disebut syeikh(mursyid) atau

guru.

Page 18: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Syekh (mursyid) atau guru mempunyai kedudukan yang penting

dalam tarekat. Ia tidak saja merupakan seorang pemimpin yang mengawasi

murid-muridnya dalam kehidupan lahir dan pergaulan sehari-hari, supaya

tidak menyimpang dari ajaran-ajaran islam dan terjerumus dalam ma’siat,

berbuat dosa besar maupun dosa kecil, yang segera harus ditegurnya,

tetapi ia merupakan pemimpin kerohanian yang tinggi sekali dalam

kedudukan tarekat itu. Ia merupakan perantaraan dalam ibadat antara

murid dan Tuhan. Syekh ialah orang yang sudah mencapai maqam rijalul

kamal, seorang yang sudah sempurna suluknya dalam ilmu syari’at dan

hakikat menurut Al-Qur’an, sunnah dan ijma’. (Al-Kurdi, 1996: 79)

Murid yaitu orang yang menghendaki pengetahuan dan petunjuk

dalam segala amal ibadatnya. Murid-murid itu terdiri dari laki-laki dan

perempuan, yang sudah dewasa maupun sudah lanjut usianya.

Tarekat qodiriyah merupakan satu diantara macam-macam ajaran

tarekat dalam agama islam. Tarekat ini didirikan oleh syekh Abdul Qadir

Al-Jailani, beliau seorang alim dan zahid. Pada mulanya beliau seorang

ahli fiqh yang terkenal dalam madzhab Hambali, kemudian sesudah

beralih kegemarannya kepada ilmu tarekat dan hakekat menunjukkan

keramat dan tanda-tanda yang berlainan dengan kebiasaan sehari-hari.

(Abubakar, 1996:145 )

Inti dalam ajaran tarekat adalah mendekatkan diri kepada Allah

SWT., yang didalamnya termasuk berdzikir. Seperti firman Allah surat Al-

Ahzab ayat 41-42 yang berbunyi:

Page 19: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

“ Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama)Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya (41) dan bertasbihlah kepada-Nyadiwaktu pagi dan petang (42).”(QS. Al-Ahzab : 41-42)

Jama’ah yang mengikuti pengajian di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang, kebanyakan mereka mengikuti ajaran

tarekat qodiriyah yang diajarkan oleh KH. Abdul Aziz sebagai guru

(mursyid) bagi mereka. Tapi tidak menjamin masyarakat yang sudah

mengikuti ajaran tarekat sudah menerapkan nilai-nilai sosial kegamaannya

dengan baik. Karena di dunia ini banyak berbagai macam keturunan,

lingkungan dan berbagai jenis karakter. Sehingga dalam menjalankan dan

menerapkan nilai-nilai sosial keagamaannya tentu banyak tantangannya.

Banyak penganut tarekat Qodiriyah yang merasa dirinya sudah

menjalankan ajaran Rasulullah dengan baik, tapi dalam menerapkan social

kegamaannya dalam kehidupan sehari-hari masih kurang. Ketika mau

berangkat ke pengajian, penuh dengan semangat dan ceria. Namun di

pengajian masih ada juga yang membicarakan teman jama’ah lain.

Berdasarkan hal-hal tersebut penulis mencoba menyusun sebuah

skripsi yang berjudul: ”IMPLEMENTASI NILAI-NILAI SOSIAL

KEAGAMAAN PENGANUT TAREKAT QODIRIYAH DI DESA

GILING KECAMATAN PABELAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN 2014”. Penulis akan meneliti jama’ah pengajian Giling dalam

Page 20: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

menerapkan nilai-nilai sosial keagamaan dari ajaran tarekat yang telah

mereka pelajari.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep ajaran tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2014?

2. Bagaimana implementasi nilai-nilai sosial keagamaan penganut tarekat

qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui konsep ajaran tarekat qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2014

2. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai sosial keagamaan penganut

tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang Tahun 2014

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana, masukan,

dan referensi bagi umat islam seluruh dunia untuk dapat mengaplikasikan

ajaran-ajaran Rasulullah yang salah satunya adalah tarekat, serta bisa

menerapkan nilai-nilai sosial keagamaannya dalam kehidupan sehari-

hari.

Page 21: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

2. Manfaat Praktik

a. Bagi Peneliti

1. Dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti tentang

implementasi nilai-nilai sosial keagamaan dalam ajaran tarekat

qodiriyah.

2. Dapat menambah keimanan dan kataatan kepada Allah SWT.

b. Bagi Masyarakat

1. Sebagai sumber pengetahuan dalam memahami implementasi

nilai-nilai sosial keagamaan penganut tarekat qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

2. Sebagai referensi generasi penerus atau generasi muda untuk

mengikuti dan menjalankan ajaran tarekat di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang serta dapat

mengaplikasikan nilai-nilai sosial keagamaannya

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul di

atas, maka penulis terlebih dahulu akan menjelaskan maksud dari istilah

yang ada dalam judul skripsi ini agar dapat dipahami secara konkrit dan

lebih operasional.

1. Konsep Ajaran Tarekat Qodiriyah

Tarekat itu artinya jalan, petunjuk dalam melakukan sesuatu

ibadat sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh Nabi

Page 22: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun-temurun sampai kepada

guru-guru, sambung-menyambung dan rantai-berantai. (Aceh, 1996: 67).

Tarekat qodiriyah didirikan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

(wafat 561 h/1166 M) yang bernama lengkap Muhy al-Din Abu

Muhammad Abdul Qodir Ibn Abi Shalih Zango Dost Jailani lahir di Jilan

Tahun 470 H/1077 M dan wafat di Baghdad pada 561 H/116 M, kadang-

kadang disebut Al-Jili. Beliau adalah seorang alim dan zahid, mulanya

pertama seorang ahli fiqh yang terkenal dalam madzhab hambali,

kemudian sesudah beralih kegemarannya kepada ilmu tarekat dan hakekat

menunjukkan keramat dan tanda-tanda yang berlainan dengan kebiasaan

sehari-hari. (Aceh, 1996: 145 )

2. Implementasi Nilai-Nilai Sosial keagamaan Penganut Tarekat

Qodiriyah.

Implementasi secara sederhana diartikan sebagai pelaksanaan atau

penerapan. (Adi, 2001: 178).

Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam kamus umum bahasa Indonesia,

disebutkan bahwa nilai diartikan sebagai berikut:

1. Harga (dalam arti taksiran harga),

2. harga sesuatu (uang misalnya), jika diukur atau ditukarkan dengan

yang lain,

3. angka kepandaian, ponten,

4. kadar, mutu, banyak sedikitnya isi,

Page 23: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

5. sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan

(Abdulsyani, 2007: 49).

Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, berkualitas dan berguna

bagi kehidupan manusia.

Sosial artinya segala sesuatu mengenai masyarakat; kemasyarakatan;

suka memperhatikan kepentingan umum, suka menolong, menderma dan

sebagainya. (Adi, 2001: 438).

Keagamaan berasal dari kata dasar “agama” dan mendapat imbuhan

“ke” dan akhiran “an”. Ke-an di sini mempunyai arti tentang atau hal.

Sedangkan Agama dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa sansakerta

yaitu “a” yang berarti “tidak” dan “gama” yang berarti “kacau”. Agama

berarti tidak kacau, dengan pengertian terdapat ketentraman dalam berfikir

sesuai pengetahuan dan kepercayaan yang mendasari kelakuan “tidak

kacau” itu. Atau berarti sesuatu yang mengatur manusia agar tidak kacau

dalam kehidupannya. (Zulfi, 2010: 2). Keagamaan adalah suatu hal yang

berkaitan dengan peraturan manusia agar tidak kacau dalam kehidupannya.

Sedangkan sosial keagamaan merupakan fenomena sosial masyarakat

yang dipengaruhi oleh agama. Indikator dari nilai-nilai sosial keagamaan

adalah: amanah/jujur, tolong menolong, sedekah, ukhuwah islamiyah dan

iffah.

Jadi implementasi nilai-nilai sosial keagamaan penganut tarekat

qodiriyah adalah suatu penerapan nilai-nilai dalam kehidupan sosial yang

dipengaruhi oleh agama pada anggota tarekat qodiriyah.

Page 24: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

F. Kajian Pustaka

Penelitian tentang tarekat sudah banyak dilakukan oleh peneliti seperti

yang pernah dilakukan diantaranya:

Ngatiman (STAIN Salatiga, 2004) dalam skripsinya yang berjudul:

“Pengalaman Penganut Tarekat Dan Aplikasinya Dalam Kehidupan”

(Studi Terhadap Tarekat Qodiriyah Wa Naqsabandiyah Di Candihatak,

Cepogo, Boyolali), menyimpulkan dalam mengikuti tradisi ritual tarekat

jama’ah memiliki motivasi yang cukup beragam sebagai wahana untuk

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Muhlasin (Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013)

dalam skripsinya yang berjudul: “Peran Tarekat Qodiriyah Wa

Naqsabandiyyah Dan Kesalehan Sosial”.(Studi Kasus Terhadap

Masyarakat Desa Karangbolong Kabupaten Kebumen Jawa Tengah),

menyimpulkan bahwa keberadaan Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyyah

di Desa Karangbolong bagus dan sangat diterima karena secara langsung

adanya jama’ah Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyyah di Desa

Karangbolong memberikan peran dalam membina moral masyarakat serta

memberikan ruang tersendiri untuk mewujudkan sebuah kesalehan sosial

dengan cara berdzikir dan tawasul depe-depe mendekatkan diri pada Allah

SWT.

Muhammad Nur Yasin (STAIN Salatiga, 2011) dalam skripsinya yang

berjudul: “Pengaruh Pendidikan Tarekat Terhadap Kesalehan Sosial”

(Studi Kasus Pada Jama’ah Tarekat Qodiriyah Wa Naqsabandiyyah

Page 25: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Didesa Kradenan, Kec. Kradenan, Kab. Grobogan Tahun 2011),

menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan

tarekat dengan kesalehan social jama’ah tarekat qodiriyah wa

naqsabandiyah.

Dinasti Umayah (STAIN Salatiga, 2011) dalam skripsinya yang

berjudul: “Pengaruh Intensitas Mengikuti Tarekat Qodiriyah Terhadap

Akhlak Sesama Pada Masyarakat Dusun Wates Desa Seboto Kecamatan

Ampel Kabupaten Boyolali Tahun 2011”, menyimpulkan bahwa pengaruh

mengikuti tarekat qodiriyah terhadap akhlak sesame menunjukkan bahwa

ada pengaruh yang positif.

Berpijak pada penelitian-penelitian sejenis yang sempat dikemukakan

penulis tampak belum pernah ada penelitian tentang “Implementasi Nillai-

Nilai Sosial keagamaan Penganut Tarekat Qodiriyah”. Oleh karena itu,

permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini memiliki kriteria

kebaharuan.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan field research, yaitu penelitian lapangan

dimana peneliti hadir secara langsung di tempat penelitian. Jenis

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Subyek Penelitian

Yang dimaksud dengan subyek penelitian adalah sumber tempat

peneliti dalam memperoleh keterangan tentang permasalahan yang

Page 26: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

diteliti. Dalam hal ini penulis memilih subyek penelitian jama’ah

pengajian tarekat qodiriyah Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang.

3. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sangatlah penting sekali,

peneliti bertindak sebagai instrument langsung sekaligus pengumpul

data. Peneliti dalam penelitian ini terjun langsung untuk mendapatkan

data tentang implementasi nilai-nilai sosial keagamaan penganut tarekat

Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

4. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini bertempat di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang.

5. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis memperoleh informasi data dari

beberapa literatur buku sebagai bahan teoritik dan memperoleh sumber

informasi riil dari proses data observasi dan wawancara yang peneliti

lakukan secara langsung yang kemudian dianalisis.

6. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data. (Zuriah, 2006: 168). Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

Page 27: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. (Arikunto, 2006: 160).

7. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang paling akurat, maka dalam

pengumpulan data penulis menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Adalah sebuah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik

mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki. (Sutrisno Hadi,

Yogyakarta:136). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data

keadaan lokasi umum penelitian, keadaan pengajian jama’ah, dan

keadaan fasilitas yang ada sehingga dapat diperoleh diskripsi umum

mengenai keadaan lokasi pengajian jama’ah di desa Giling.

b. Metode Interview

Interview yang sering disebut juga dengan wawancara atau

kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

(Arikunto, 2006: 155).

Dengan metode ini penulis mendapatkan informasi tentang

implementasi nilai-nilai sosial keagamaan penganut tarekat Qodiriyah

pada jama’ah di Desa Giling serta faktor-faktor pendukung dan

penghambatnya.

c. Metode Dokumentasi

Page 28: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barang-

barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

(Arikunto, 2006: 158). Metode ini digunakan untuk memperoleh data

tentang gambaran umum konsep ajaran tarekat di desa Giling dan

proses penyampaian pengajiannya.

8. Analisis Data

Setelah data selesai terkumpulkan dengan lengkap dari laporan,

tahapan berikutnya adalah tahap analisis data untuk dapat di ambil

kesimpulan sesuai dengan jenisnya. Analisis data adalah proses

penyederhanaan data ke-dalam bentuk yang lebih mudah di baca. Atau

usaha yang konkrit untuk membuat data berbicara. (Winarno Surakhmad,

1985:163)

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sehingga

dalam menganalisis data juga menggunakan analisis data kualitatif. Yaitu

berpikir berdasarkan realitas proses sehingga yang penting bukan

prosentasenya tetapi upaya dalam memecahkan berbagai macam

persoalan dalam arti pemaknaan proses tersebut.

Analisis kualitatif adalah analisa data dengan menggunakan

analisis deskriptif non statistik melalui penjelasan kata-kata yang

akhirnya dapat di tarik suatu kesimpulan. Secara garis besar langkah-

langkah dalam menganalisis data yaitu persiapan, tabulasi atau

Page 29: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

perumusan data dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian.

(Suharsimi Arikunto, 1998:240). Dalam menganalisis data yang bersifat

kualitatif ini, maka menggunakan pola berpikir deskriptif analisis

induktif.

Induktif yaitu cara berfikir yang berangkat dari faktor-faktor

khusus, peristiwa yang konkrit, kemudian dari faktor dan peristiwa

konkrit itu ditarik generalisasi yang mempunyai sifat umum.

(Sutrisno,UGM:42).

Adapun langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut:

a. Penelaahan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu

wawancara, pengamatan, dokumentasi, gambar, foto dan lain

sebagainya.

b. Mereduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi

yang merupakan usaha membuat rangkuman inti.

c. Penyusunan dalam satuan-satuan, pertama satuan itu harus

mengarah pada satu pengertian atau tindakan yang diperlukan

peneliti, dan kedua satuan-satuan itu harus dapat disatukan.

d. Kategori, yaitu penyusunan kategori yang dalam hal ini salah satu

tumpukan dan seperangkat tumpukan yang telah disusun atas dasar

pikiran, intuisi, pendapat atau kriteria tertentu.

e. Pemeriksaan keabsahan data, yaitu pemeriksaan data yang di dapat

secara keseluruhan untuk memastikan apakah sudah valid atau

Page 30: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

masih ada yang dilakukan pengulangan atau revisi. (Lexi J.

Moleong, 2001:190-193)

Sedangkan proses analisis data dilakukan setelah data yang

diperoleh sudah final artinya tidak lagi melakukan wawancara atau

observasi untuk mencari informasi. Analisis data dilakukan untuk

menemukan makna setiap data atau informasi kemudian ditafsirkan

dengan akal sehat (common sense) lantas di pilah-pilah kemudian

dibandingkan satu dengan yang lain. Apabila data-data yang ada

sudah dapat di pahami, maka dapat dilakukan usaha pencarian

kekeliruan atau kekurangan yang utama untuk kemudian

diselesaikan, untuk menemukan konsep-konsep pemecahan

masalah dari sudut pandang sumber data itu. (Hadari Nawawi dan

H. Mimi, 1966:189-191)

9. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan

teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas

sejumlah criteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu:

derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).

(Moleong, 2008: 324)

Pengecekan keabsahan data ini dilakukan dengan cara terjun

langsung untuk wawancara sehingga mendapatkan data yang langsung

dari jama’ah tarekat qodiriyah tersebut, dengan demikian data tersebut

Page 31: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

akurat dan dapat dipercaya. Kriteria yang peneliti gunakan sebagai

pemeriksaan keabsahan data yaitu derajat kepercayaan (credibility),

kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa

sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dengan jalan pembuktian

oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Keteralihan

(transferability), kriteria ini digunakan peneliti untuk memastikan usaha

memverifikasi dengan melakukan penelian kecil. Kebergantungan

(dependability), kriteria ini digunakan untuk mengadakan replikasi studi

secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang secara esensial

sama dan sekaligus untuk mendapatkan kepercayaan pada instrumen

penelitian. Kriteria yang ke empat yaitu, kepastian (confirmability),

kriteria ini dikatakan sebagai sesuatu yang objektif, berarti dapat

dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Untuk membuktikan penelitian

ini dianggap sebagai hal yang faktual, dapat dipercaya, maka penelitian

ini melakukan wawancara langsung kepada subjek yang berhubungan

yaitu jama’ah tarekat qodiriyah di desa Giling kec. Pabelan kab.

Semarang. Setelah menggunakan kriteria diatas kemudian data tersebut

tentu akan peneliti simpulkan dan akan di cocokkan dengan implementasi

nilai-nilai sosial keagamaan jama’ah tarekat qodiriyah di desa Giling.

10. Tahap-Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu: tahap sebelum ke

lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data dan tahap

penelitian laporan.

Page 32: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh sebagai berikut:

a. Tahap sebelum ke lapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan focus, penyesuaian

paradigm dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi

lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi

focus penelitian, penyusunan ususlan peneliti.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

dengan implementasi nilai-nilai sosial keagamaan penganut tarekat

qodiriyah pada jama’ah pengajian di Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang tahun 2014.

c. Tahap analisis data

Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh

melalui observasi, dokumentasi, maupun wawancara mendalam dengan

jama’ah pengajian tarekat Qodiriyah Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang. Langkah selanjutnya adalah melakukan penafsiran

data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti kemudian

melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber

data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar

valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang

merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang

sedang diteliti.

Page 33: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

d. Tahap penulisan laporan

Tahap ini meliputi: kegiatan penyusunan hasil penelitian dari

semua rangkaian kegiatan pengumpulan data samapi pemberian makna

data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan dosen

pembimbing untuk mendapatkan perbaikan saran-saran demi

kesempurnaan skripsi yang kumudian ditindaklanjuti hasil bimbingan

tersebut dengan penulisan skripsi yang sempurna. Langkah terakhir

melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

I. Sistematika Pembahasan

Penyusunan skripsi ini dalam pembahasannya dibagi menjadi 5 bab

yang sebelumnya diawali dengan halaman formalitas, yaitu halaman judul,

nota dinas, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata

pengantar dan daftar isi. Selanjutnya penulis menjelaskan dengan sistematika

sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan Yang Berisi. Bab pertama meliputi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan

istilah, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

BAB II : Landasan Teori. Pada bab ini memuat pengertian konsep

ajaran tarekat dan implemetasi nilai-nilai sosial-keagamaaan penganut tarekat

qodiriyah.

BAB III : Laporan Hasil Penelitian. Dalam bab Ketiga berisi letak

geografis, sejarah berdiri, diskripsi lokasi, dan konsep ajaran tarekat

Page 34: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Qodiriyah di desa Giling kecamatan Pabelan kabupaten Semarang dan

implementasi nilai-nilai sosial keagamaan penganut tarekat Qodiriyah di desa

Giling kecamatan Pabelan kabupaten Semarang.

BAB IV : Analisis Data. Pada bab ini berisi tentang analisis data dan

interpretasi hasil penelitian.

BAB V : Penutup. Bab terakhir berisi kesimpulan dan saran kemudian

pada bagian akhir meliputi daftar pustaka, daftar riwayat hidup dan lampiran.

Page 35: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

BAB II

LANDASAN TEORI

Kajian mengenai fenomena sosial keagamaan khususnya dalam

melakukan penelitian tentang Implementasi Nilai-Nilai Sosial Keagamaan

Penganut Tarekat Qodiriyah di Desa Giling, Kec. Pabelan, Kab. Semarang

tentunya memerlukan cara pandang atau pendekatan untuk memahami dan

untuk menjelaskan obyek yang akan diteliti. Suatu teori pada hakikatnya

merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta

menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat

diamati serta dapat diuji secara empiris, dalam penelitian ini penulis

menggunakan teori yakni :

A. Konsep Ajaran Tarekat Qodiriyah

1. Pengertian Tarekat

Al-Tarekat jamaknya “al-Tara’iq”, secara etimologi berarti: 1)

Jalan, cara (al-Kaifiyah); 2) metode, system (al-Uslub); 3) madzhab,

aliran, haluan (al-Madhhab); 4) keadaan (al-Halah); 5) pohon kurma

yang tinggi (al-Nahlah al-Tawilah); 6) tiang tempat berteduh, tongkat

payung (‘Amud al-Mizallah); 7) yang mulia, terkemuka dari kaum

(sharif al-qaum); dan 8) goresan/garis pada sesuatu (al-khatt fi ash-

shai). Sedangkan tarekat dalam terminologis ulama’ shufi,

sebagaimana pandangan Shaikh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbili

al-Syafi’i al-Naqshabandi dalam kitab Tanwir al-Qulub adalah:

Tarekat adalah beramal dengan syari’at (mengambil/memilih yang

Page 36: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

azimah/berat daripada yang rukhsah/ringan; menjauhkan diri dari

mengambil pendapat yang mudah pada amal ibadah yang tidak

sebaiknya dipermudah; menjauhkan diri dari semua larangan syari’at

lahir dan batin; melaksanakan semua perintah Allah swt semampunya;

meninggalkan semua larangan-Nya baik yang haram, makruh maupun

mubah yang sia-sia; melaksanakan semua ibadah fardhu dan sunah;

semua ini dibawah arahan, naungan dan bimbingan seorang

guru/syaikh/mursyid yang arif yang telah mencapai maqamnya (layak

menjadi seorang syaikh/mursyid). (Dahlan Tamrin, 2010: 47-48).

Tarekat itu artinya jalan, petunjuk dalam melakukan sesuatu

ibadat sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan oleh

Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun-temurun

sampai kepada guru-guru, sambung-menyambung dan rantai-berantai.

(Aceh, 1996: 67)

Dalam bukunya Jamil (2005: 47) menyebutkan kata tarekat berasal

dari bahasa Arab Thariqah yang berarti al-khat fi al-syai’ (garis

sesuatu), Al-Sirah (jalan). Kata ini juga bermakna al-hal (keadaan)

seperti terdapat dalam kalimat (huwa’ala thariqah hasanah watariyah

sayyiah) berada dalam keadaan jalan yang baik dan jalan yang buruk.

Dalam literatur barat, kata Thariqah menjadi tarika yang berarti Road

(jalan raya), way (cara, jalan) dan path (jalan setapak). Secara

terminologis, kata tarekat menurut Gibb, telah mengalami pergeseran

makna, pada masa pasca abad ke 19 dan 20. Tarekat merupakan

Page 37: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

“a method of moral psychology for the practical guidance of individual

who hal a mystic call”. Pengertian diatas merupakan kristalisasi dari

makna tarekat beberapa abad sebelumnya, yakni periode abad 11. Pada

masa ini tarekat dipahami sebagai “The whole system of rits spiritual

training laid dowen for communal life in the varius muslim religious

or fers which began to be founded at this time.”

Nurkholis majid menyatakan bahwa: Perkataan tarekat sendiri

secara harfiah sebenarnya berarti jalan, sama dengan arti perkataan-

perkataan syari’at, sabil, shirath, dan manhaj. Dalam hal ini yang

dimaksud adalah jalan menuju kepada Allah untuk mendapatkan ridha-

Nya dengan mentaati ajaran-ajaran-Nya. (Syukur, 2002: 58)

Dalam ilmu tasawwuf diterangkan, bahwa arti “Tarekat” itu ialah

jalan atau petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadat sesuai dengan

ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. dan dikerjakan

oleh sahabat-sahabat Nabi, Tabiin dan tabii-tabiin turun-temurun

sampai kepada guru-guru/ulama’-ulama’ sambung menyambung dan

rantai-berantai sampai kepada masa kita ini. (Mustafa Zahri, 1976: 56)

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tarekat

adalah jalan bagi umat islam dalam melaksanakan suatu ibadat kepada

Allah SWT. Untuk mendapatkan ridha-Nya sesuai ajaran yang

dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. dan dikerjakan oleh

Page 38: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

sahabat-sahabat, tabi’in, tabi’-tabi’in dan turun temurun kepada

ulama’-ulama’(guru-guru) dan sampai kepada kita.

2. Tujuan Tarekat

Tarekat bertujuan untuk mensucikan diri dengan melalui maqom-

maqom dan ahwal menuju pengalaman tentang realitas Ilahi.

Pengalaman realitas Ilahi itu sendiri dirumuskan oleh para sufi dalam

beberapa terma seperti makrifat, fana fi Allah, baqa fi Allah, khulul,

ittiha dan sebagainya. (Jamil, 2005: 64)

Bahkan salah satu tujuan utama mempelajari dan mengamalkan

tarekat adalah mengetahui perihal nafsu dan sifat-sifatnya, baik nafsu

yang tercela (mazmumah) maupun nafsu terpuji (mahmudah). Sifat

nafsu yang tercela harus dijauhi dan yang terpuji setelah diketahui

dilaksanakan. (Jamil, 2005: 59)

Dalam bukunya Abu Bakar Aceh (1996: 71) menyatakan Syeikh

Najmuddin Al-Kubra sebagai tersebut dalam kitab “Jami’ul Auliya”

(Mesir, 1331 M), mengatakan syari’at itu merupakan uraian, tarekat

itu merupakan pelaksanaan, hakikat itu merupakan keadaan dan

ma’rifat itu merupakan tujuan pokok yakni pengenalan Tuhan yang

sebenar-benarnya. Diberinya teladan seperti bersuci thaharah, pada

syari’at dengan air dan tanah, pada tarekat bersih dari hawa nafsu,

pada hakikat bersih hati dari selain Allah, semuanya itu untuk

mencapai ma’rifat terhadap Allah. Oleh karena itu orang tidak dapat

berhenti pada syari’at saja, mengambil tarekat atau hakikat saja. Ia

Page 39: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

memperbandingkan syari’at itu dengan sampan, tarekat itu lautan,

hakikat itu mutiara, orang tidak dapat mencapai mutiara itu dengan

tidak melalui kapal dan laut. (Aceh, 1996: 71)

Masih dalam bukunya Abu Bakar Aceh (1996: 121) dijelaskan

bahwa tarekat itu tujuannya adalah mempelajari kesalahan-kesalahan

pribadi, baik dalam melakukan amal ibadat, atau dalam mempergauli

manusia dalam masyarakatnya dan memperbaikinya.

Tujuan tarekat adalah membersihkan diri dari dari sifat mengagumi

diri sendiri (ujub), sombong (takabur), ingin dipuji oleh orang lain

(riya'), hubbud dunya (cinta dunia), dan sebagainya. Tarekat harus

ikhlas, rendah hati (tawadhu'), berserah diri (tawakal) dan rela (ridha),

mendapat ma’rifat dari Allah, juga menjadi tujuan tarekat. (Jamil,

2005: 46)

3. Dasar-Dasar Tarekat

a. Ajaran dasar tarekat

Dalam bukunya Jamil (2005: 59) di jelaskan bahwa tarekat adalah

suatu jalan untuk mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Tuhan.

Dalam rangka mengenal sedekat-dekatnya dengan Tuhan itu, menurut

para sufi, manusia harus berusaha mengenal dirinya. Dengan mengenal

dirinya itulah maka ia akan mengenal Tuhannya. Sebagaimana sabda

Nabi:

مَنْ عَرَفَ نَفْسَھُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّھُ “Barang siapa yang mengetahui dirinya maka sesungguhnya iamengetahui Tuhannya”.

Page 40: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

b. Dasar-dasar pokok mengenai tarekat antara lain:

Sebuah hadist qudsi yang menyatakan: “Adalah Aku suatu

perbendaharaan yang tersembunyi, maka ingatlah Aku supaya

diketahui siapa Aku, maka ku jadikanlah makhluk: maka dengan

Allah mereka mengenal Aku.

Dalam ini, menurut aliran tarekat: bahwa Allah adalah

permulaan kejadian, yang awalnya tidak ada permulaan. Allah saja

telah ada dan tidak ada yang lain sertanya. Dan ingin supaya Zat-

Nya dilihat pada sesuatu yang bukan zat-Nya, sebab itulah

dijadikannya segenap kejadian (Al-Khalik).

Mereka juga berpendapat: bahwa kehidupan dan alam penuh

dengan rahasia-rahasia tersembunyi. Rahasia-rahasia itu tertutup

oleh dinding diantaranya ialah hawa nafsu kita sendiri. Tetapi

rahasia itu mungkin terbuka dan dinding (hijab) itu mungkin

tersimbah dan kita dapat melihat, merasakan atau berhubungan

langsung dengan yang ter-rahasia asal kita sudi menempuh

jalannya. Jalan itulah yang mereka namakan “TAREKAT”.

Dan menurut firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Jin

ayat 16 yang berbunyi:

Page 41: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

“Dan bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan Lurus di atasjalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minumkepada mereka air yang segar (rezki yang banyak).”(Syukur, 1999: 48)Dalam bukunya Aceh (1996: 72) menegaskan: “maka oleh karena

itu tiap-tiap tarekat yang diakui sah oleh ulama’ harus mempunyai lima

dasar: pertama; menuntut ilmu untuk dilaksanakan sebagai perintah

Tuhan, kedua; mendampingi guru dan teman setarekat untuk

meneladani, ketiga; meninggalkan rukhsah dengan takwil untuk

kesungguhan, keempat; mengsisi semua waktu dengan do’a dan wirid,

kelima; mengekangi hawa nafsu dari pada berniat salah dan untuk

keselamatan”.

4. Ritual Tarekat

Dalam bukunya jamil (2005: 64-66) dijelaskan ada beberapa ritual

yang harus dilakukan seseorang apabila ingin memasuki tarekat.

Dalam tarekat langkah-langkah itu merupakan bagian dari disiplin

dalam olah rohani.

1. Bai’at

Pada tahap permulaan seseorang yang ingin memasuki

dunia tarekat harus melakukan bai’at yang tidak lain adalah

sumpah atau pernyataan kesetiaan yang diucapkan oleh seorang

murid kepada guru/mursyid sebagai simbol penyucian serta

keabsahan seseorang mengamalkan ilmu tarekat. Jadi baiat itu

menjadi semacam upacara sakral yang harus dilakukan oleh setiap

orang yang ingin mengamalkan tarekat. Oleh karenanya, dalam

Page 42: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

bai’at ini selain diucapkan sumpah juga diajarkan kewajiban

seorang murid untuk mentaati guru yang telah membai’atnya.

Dengan berbai’at, maka seseorang memperoleh status keanggotaan

secara formal, membangun ikatan spiritual dengan mursyidnya dan

membangun persaudaraan mistis dengan anggota yang kuat.

Dalam upacara bai’at juga diajarkan dzikir yang harus

dilakukan oleh seorang murid dalam sehari semalam. Dzikir yang

dilakukan oleh penganut tarekat tidak lain dimaksudkan untuk

mengendalikan nafsu tercela (mazmumah) dan

menumbuhkembangkan nafsu terpuji (mahmudah). Ada tiga jenis

dzikir yang dilakukan oleh pengamal tarekat. Pertama dzikir naïf

isbat, yang dilakukan dengan mengucapka “la ilaha illallah”.

Kedua dzikir ismu dzat dengan mengucapkan “Allah”. Ketiga

dzikir hifz al nafus yang dilakukan dengan mengucapkan kalimat

“hu Allah”. Pelaksanaan dzikir itu masing-masing tarekat

berfariasi baik dari segi jumlah maupun urutan dzikir.

2. Dzikir

Tarekat mematrealisasikan dirinya dalam dzikir praktek

regulernya mengantarkan sang arif yang ditakdirkan menuju

keadaan ketenggelaman (istighraq) dalam Tuhan. Oleh sebab itu

dzikir membentuk kerangka tarekat.

Walaupun terdapat rumusan dzikir yang beraneka ragam,

dzikir secara umum dapat diartikan sebagai upaya untuk selalu

Page 43: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

mengingat Allah SWT. dengan mengucapkan kalimat tayibah

(subhanallah, Alhamdulillah, la ilaha illallah dan Allah hu akbar).

Dari segi teknisi pengucapannya dzikir bisa dibagi dua, yaitu:

dzikir al-khaffi dan dzikir bi-jalalah. Dzikir ini dilakukan secara

personal setiap hari yang biasanya disebut juga dengan dzikir al-

awqat maupun bersama-sama atau biasa disebut dzikir al-hadarah.

Dzikir dalam tarekat dilakukan dalam waktu-waktu tertentu dan

teknik tertentu pula, dzikir khafi misalnya dilakukan dengan ritme

nafas, penghembusan, dan penghirupan. Dan bibir tertutup

mempergunakan kalimat tahlil dasar (la ilaha illallah), orang

berdzikir (dzakir) menghembuskan napas, berkonsentrasi pada la

ilaha untuk menyingkirkan gangguan-gangguan eksternal,

selanjutnya waktu menarik nafas berkonsentrasi pada la ilaha.

Yang dimaksudkan dengan dzikir ialah ucapan yang

dilakukan dengan lidah atau mengingat akan Tuhan dengan hati,

dengan ucapan atau ingatan yang mempersucikan Tuhan dan

membersihkannya dari pada sifat-sifat yang tidak layak untuknya,

selanjutnya memuji dengan puji-pujian dan sanjungan-sanjungan

dengan sifat-sifat yang sempurna, sifat-sifat yang menunjukkan

kebesaran dan kemurnian. (Aceh, 1996: 276)

Dalam bukunya Abu Bakar Aceh (1996: 278) juga

dijelaskan bahwa salah satu bagian terpenting dalam tarekat, yang

hamper selalu kelihatan dikerjakan, ialah dzikir. Dzikir artinya

Page 44: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

mengingat kepada Tuhan, tetapi di dalam tarekat mengingat kepada

Tuhan itu dibantu dengan bermacam-macam ucapan, yang

menyebut nama Allah atau sifat-Nya, atau kata-kata yang

mengingat mereka kepada Tuhan.

5. Komponen Dalam Tarekat

Adapun komponen tarekat terdiri dari (1) guru tarekat yang disebut

mursyid atau syeikh, (2) salik atau murid, (3) sulk yaitu amalan atau

wirid, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh salik berdasarkan

perintah syeikh, (4) zawiyah yaitu majelis tempat para salik

mengamalkan sulk, (5) bai’at, pentahbisan formal. (Maulida, 2006:

202).

a. Syeikh atau Guru

Dalam bukunya Abu Bakar Aceh (1996: 79-84) dijelaskan

bahwa syeikh atau guru mempunyai kedudukan yang penting

dalam tarekat. Ia tidak saja merupakan seorang pemimpin yang

mengawasi murid-muridnya dalam kehidupan lahir dan pergaulan

sehari-hari, agar tidak menyimpang dari ajaran-ajaran islam dan

terjerumus ke dalam ma’siat, berbuat dosa besar atau dosa kecil,

yang segera harus ditegurnya, tetapi ia merupakan pemimpin

kerohanian yang tinggi sekali kedudukannya dalam tarekat itu. Ia

merupakan perantaraan dalam ibadat antara murid dengan Tuhan.

Seorang mursyid mempunyai tanggung jawab yang berat

dalam mengemban tugas diantaranya:

Page 45: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

1. Dia harus alim dan ahli dalam memberikan tuntunan-tuntunan

kepada murid-muridnya dalam ilmu fiqh, aqoid, dan tauhid.

2. Dia mengenal segala sifat kesempurnaan hati, adab-adabnya,

segala kegelisahan jiwa dan penyakitnya serta cara

menyembuhkannya.

3. Mempunyai belas kasihan terhadap orang islam, khusus

terhadap murid-muridnya.

4. Hendaklah pandai menyimpan rahasia murid-muridnya.

5. Tidak menyalahgunakan amanah muridnya.

6. Sekali-kali tidak menyuruh dan memerintah murid-muridnya

dengan perintah kecuali yang demikian itu layak dan pantas

dikerjakan olehnya sendiri.

7. Hendaknya ingat sungguh-sungguh, tidak terlalu banyak

bergaul, apalagi bercengkrama, bersenda gurau dengan murid-

muridnya.

8. Mengusahakan segala ucapan bersih dari pengaruh nafsu dan

keinginan.

9. Selalu berlapang dada, ikhlas, tidak ingin member perintah

kepada murid apa yang tidak sanggup, tidak memerintah

sesuatu amal yang kelihatannya kurang digemari atau

disanggupinya.

10. Jika melihat kebesaran dan ketinggian hati seorang murid,

maka ia segera memerintahkannya berkhalwat.

Page 46: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

11. Jika melihat kehormatan dirinya yang sudah berkurang segera

ia mengambil siasat untuk menjegah yang demikian, karena itu

merupakan musuh terbesar baginya.

12. Jangan lupa memberi petunjuk-petunjuk tertentu pada waktu-

waktu tertentu.

13. Memperhatikan kebanggaan rohani yang sewaktu-waktu timbul

pada muridnya yang masih dalam didikan.

14. Melarang murid-muridnya banyak berbicara dengan teman-

temannya kecuali dalam hal-hal yang penting.

15. Menyediakan tempat berkhalwat bagi perorangan murid-

muridnya.

16. Hendaklah dijaga agar muridnya tidak melihat segala gerak-

geriknya.

17. Menjegah muridnya memperbanyak makan, karena banyak

makan itu memperlambat tercapainya latihan-latihan yang

diberikan mursyid.

18. Melarang muridnya bolak-balik kepada raja-raja atau orang-

orang besar tanpa alasan tertentu.

19. Selalu berkhutbah dengan kata-kata yang bijak bukan ancaman

dan kecaman.

20. Apabila di undang dia menerima dengan penuh kehormatan

dan penghargaan serta merendahkan diri.

21. Duduk dengan tenang jika berada diantara murid-muridnya.

Page 47: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

22. Jangan memalingkan muka jika muridnya datang.

23. Suka menanyakan murid yang tidak kelihatan atau tidak hadir.

b. Murid

Pengikut suatu tarekat dinamakan Murid, yaitu orang yang

menghendaki pengetahuan dan petunjuk dalam segala amal

ibadatnya. Murid-murid itu terdiri daripada laki-laki dan

perempuan, baik masih belum dewasa maupun sudah lanjut

umurnya. Murid-murid itu tidak hanya berkewajiban mempelajari

segala sesuatu yang diajarkan atau melakukan segala sesuatu yang

dilatihkan guru kepadanya, yang berasal dari ajaran-ajaran tarekat,

tetapi harus patuh kepada beberapa adab dan akhlak yag ditentukan

untuknya, baik terhadap syeikh, baik terhadap dirinya sendiri,

amupun terhadap dirinya dan saudara-saudaranya setarekat serta

orang-orang islam yang lain. (Aceh, 1996: 84)

c. Suluk

Dalam buku Abu Bakar Aceh (1996: 121-124) dijelaskan

bahwa “perkataan suluk sebenarnya hamper sama dengan tarekat,

keduanya berarti cara atau jalan, dalam istilah sufi cara atau jalan

mendekati Tuhan dan berolah ma’rifat. Tetapi pengertian suluk itu

lama-lama ditujukan kepada semacam latihan, yang dilakukan

dalam jangka waktu tertentu untuk memperoleh sesuatu keadaan

mengenai ihwal dan maqam dari orang yang melakukan tarekat itu,

yang dinamakan salik. Maka meskipun tujuannya semuanya sama,

Page 48: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

suluk untuk mencapai tujuan itu berlain-lainan, melihat kepada

kebutuhan perbaikan akan dicapai oleh yang berkepentingan itu”.

Dalam suluk ada orang yang memilih jalan ibadah, sibuk

dengan air wudhu’ dan sembahyang, sibuk dengan mengamalkan

dzikir dan segala sunnat-sunnat yang lain, begitu juga sibuk dengan

menjaga dan melakukan wirid-wirid, yang diperintahkan

kepadanya oleh gurunya, dipelajari bacaan-bacaannya dengan baik

dan diamalkannya. Jalan suluk yang lain mengenai riadhah, lstihan

diri secara bertapa, mengurangi makan, mengurangi minum,

mengurangi tidur, mengurangi berkata-kata karena barangkali

mursyid daripada tarekat itu menganggap penting riadhah-riadhah

itu dilakukan oleh murid-muridnya, karena ia sudah melihat

kekurangan–kekurangan muridnya itu dalam perkara-perkara

tersebut. Banyak juga orang memilih suluk yang mengenai latihan

penderitaan, misalnya masuk sendiri-sendiri ke dalam hutan, bukit

dan gunung, atau berjalan ke negeri-negeri yang jauh, yang belum

diketahui keadaannya. Kadang-kadang gurunya melihat bahwa

muridnya itu tidak kenal berbuat baik kepada sesama manusia,

kikir dalam amal bantu-membantu dan tolong menolong, selalu

bangga kepada dirinya, kepada keturunan dan kedudukannya,

mereka lebih tinggi daripada yang lain, tidak ringan kaki dan

tangan dalam pergaulan sehari-hari, pendeknya tidak ada

kegemaran beebuat baik kepada orang lain. Dalam hal yang

Page 49: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

demikian guru menunjukkan jalan baginya untuk memilih

semacam suluk yang dinamakan thariqul khidmah wa bazlul jah, di

mana ia diberikan pendidikan agar ia sedikit demi sedikit beroleh

kegemaran dalam berbuat khidmat dan kebajikan terhadap

manusia, begitu juga menghilangkan atau menyembunyikan

kemegahan-kemegahan dan kebanggaan-kebanggaan keturunan

dan kedudukannya, dengan demikian terjadilah hubungan yang

akrab antara murid dengan masyarakat pergaulan.

d. Zawiyah

Dalam masa-masa pertama perkembangan tarekat, guru-

guru atau syeikh tarekat hanya mempunyai madrasah, sebagaimana

yang terjadi dengan Syeikh Abdul Qodir Jailani, pencipta tarekat

Qodiriyah di Baghdad. Dalam madrasah itu diajarkanlah

pengajaran-pengajaran yang diperlukannya untuk diketahui dan

diamalkan oleh murid-murid itu. Rupanya pengalaman

menunjukkan, bahwa hasilnya kurang memuaskan, lalu ia

memperluas pengajarnnya itu dengan mengadakan ribath, suatu

ikatan yang kokoh antara guru dan murid. Ini menurut

pandangannya masih masih dapat disempurnakan, lalu didirikanlah

suatu tempat khusus untuk mendidik murid-muridnya itu dalam

segala hal yang diperlukannya. Tempat itu dinamakan Zawiyah,

semacam asrama yang terletak dekat masjid atau sewaktu-waktu

menggantikan masjid, dimana segala macam pendidikan tarekat itu

Page 50: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

dilaksanakan, mulai dari ibadat biasa, yang wajib dan sunat,

sampai kepada latihan berdzikir dan berdo’a, latihan bergaul

bahkan tempat berkhalwat atau bersepi diri. (Aceh, 1996: 125).

e. Bai’at

Pada tahap permulaan seseorang yang ingin memasuki

dunia tarekat harus melakukan bai’at yang tidak lain adalah

sumpah atau pernyataan kesetiaan yang diucapkan oleh seorang

murid kepada guru/mursyid sebagai simbol penyucian serta

keabsahan seseorang mengamalkan ilmu tarekat. Jadi baiat itu

menjadi semacam upacara sakral yang harus dilakukan oleh setiap

orang yang ingin mengamalkan tarekat. (Jamil, 2005: 64).

6. Konsep Ajaran Tarekat Qodiriyah

Pemuka sekaligus pendiri tarekat ini adalah Sayyid Muhammad

Muhyiddin ‘Abdul-Qodir Jilani, yang wafat pada tahun 1266 M di usia

sembilan puluh tahun. (Valiuddin, 1997: 121).

Dalam bukunya Abu Bakar Aceh (1996: 308-310) menjelaskan

bahwa “Syeikh Abdul Qadir Jailani adalah seorang alim dan zahid,

dianggap qutubul’aqtab, mula pertama seorang ahli fiqh yang terkenal

dalam madzhab hambali, kemudian sesudah beralih kegemarannya

kepada ilmu tarekat dan hakekat menunjukkan keramat dan tanda-

tanda yang berlainan dengan kebiasaan sehari-hari”. Orang dapat

membaca sejarah hidup dan keanehan-keanehannya dalam kitab yang

dinamakan Manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani, asli tertulis dalam

Page 51: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

bahasa Arab, dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia tersiar luas di

Negeri kita, yang dibaca oleh rakyat pada waktu-waktu tertentu, konon

untuk mendapatkan berkahnya.

Sajak dalam masa hidupnya sudah ada beberapa orang yang telah

menyempurnakan ajarannya dan pergi menyiarkan ajaran itu ke tempat

lain. Seorang dari padanya ialah Ali bin Al-Hadda, yang kemudian

terkenal di Yaman dengan gerakannya, yang lain bernama Muhammad

Batha’ ini bertempat tinggal di Baalbek, tetapi memperkembangkan

juga tarekat ini di Syria. Taqiyuddin Muhammad Al-Yunani terkenal

sebagai seorang penyair tarekat Qodiriyah yang ternama di Baalbek,

sedang Muhammad bin Abdus Samad adalah seorang yang dianggap

keramat di Mesir, karena katanya ia mewakili Abdul Qadir sendiri,

yang akan menuntun manusia menempuh jalan menuju Tuhan dan

Rasul-Nya.

Kaum sufi dalam tarekat Qodiriyah menitikberatkan pengosongan

“sirr” dari segala jenis pikiran selain Allah dan penyucian jiwa dari

segala macam sifat tercela, hewani, dan syaithani. Mereka

berpandangan bahwa ruh manusia berasal dari “Alam Perintah” (alam

al-amr) dan mampu memantulkan cahaya Ilahi. Namun, karena

berbagai kotoran yang ada dalam jiwa, ia tidak bisa berbuat demikian.

(Valiuddin, 1997: 38).

Dalam tarekat ini, dzikr dilakukan dengan keras (yakni, bersuara)

tetapi tidak terlalu keras sehingga bertentangan dengan hadis yang

Page 52: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

diriwayatkan oleh Abu Musa Asy’ari: Wahai manusia! Janganlah

kalian menyusahkan diri dengan suara keras (maksudnya, ucapkanlah

dengan perlahan). Kalian tidak sedang menyeru Tuhan yang buta dan

tuli. Kalian menyeru Tuhan yang mendengar kalian, melihat kalian dan

yang bersama kalian. Tuhan yang kalian seru jauh lebih dekat

kepadamu dari leher untamu. Dzikr utama dalam tarekat ini adalah la

ilaha illallah. Cara melakukannya ialah sebagai berikut: sang dzakir

(seseorang yang melantunkan dzikr) mesti duduk seperti shalat sambil

menghadap kiblat (qiblah) dan harus menutup matanya. Ia mesti

mengucapkan kata la sembari menarik bunyi seperti dari pusar,

mengangkatnya ke bahunya dan kemudian mengucapkan ilaha sembari

menarik bunyi itu dari otaknya. Sesudah itu, ia mestilah

mengetukkannya, yakni mencamkan kata-kata illa Allah dengan kuat

pada hatinya, seraya memikirkan bahwa hanya Allah sajalah Wujud

hakiki dan Tujuan hakiki dalam kehidupan. Ia mesti menandaskan atau

mengarahkan semuanya ini kepada Zat Suci Allah semata. Sang hamba

yang baru mulai mamasuki tarekat bakal menafikan dan menegaskan

kecintaan; sang hamba yang tengah memasuki tahap menengah akan

menafikan bahwa hanya Allah sajalah tujuan dalam kehidupan; dan

sang arif akan menafikan dan menegaskan eksistensi. Penafian dan

penegasan ini dimaksudkan untuk menyesuaikan keadaan mental

seseorang yang mengingat Allah. Inilah tahap pertama dalam

membersihkan hati. (Valiuddin, 1997: 121-122).

Page 53: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Pokok-pokok tarekat qodiriyah itu ada lima, diantaranya: Tinggi

cita-cita, menjaga segala yang haram, memperbaiki khidmat terhadap

Tuhan, melaksanakan tujuan yang baik, memperbesarkan arti karunia

nikmat Tuhan. (Abu Bakar, 1996: 73). Menurut tarekat qodiriyah siapa

yang tinggi cita-citanya naiklah martabatnya, siapa yang menjaga

segala yang haram maka Allah memelihara kehormatannya, siapa yang

memperbaiki khidmat terhadap Tuhan kekallah ia dalam petunjuk,

siapa yang memperbesar Allah (karena nikmat- Nya) ia akan

mendapatkan tambahan nikmat dari-Nya.

B. Implementasi Nilai-Nilai Sosial Keagamaan Penganut Tarekat

Qodiriyah

1. Implementasi secara sederhana diartikan sebagai pelaksanaan atau

penerapan. (Adi, 2001: 178).

2. Nilai

a. Pengertian Nilai

Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, yang

dianggap bernilai, baik dan indah serta menjadi pedoman atau

pegangan diri. (Darmadi, 2009: 27). Nilai juga dapat diartikan

harga dalam arti taksiran harga, harga sesuatu, kadar, mutu, banyak

sedikitnya isi.(Adi, 2001: 296)

Menurut W.J.S. Poerwadarminta dalam kamus umum

bahasa Indonesia, disebutkan bahwa nilai diartikan sebagai berikut:

1. Harga (dalam arti taksiran harga),

Page 54: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

2. Harga sesuatu (uang misalnya), jika diukur atau ditukarkan dengan

yang lain,

3. Angka kepandaian, potensi,

4. Kadar, mutu, banyak sedikitnya isi,

5. Sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan

(Abdulsyani, 2007: 49).

Jadi nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, berkualitas dan

berguna bagi manusia. Sesuatu itu menjadi bernilai apabila sesuatu itu

berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.

b. Sifat-Sifat Nilai

Sifat-sifat nilai menurut Sjarkawi (2009: 31) adalah sebagai

berikut:

a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan

manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal

yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya,

orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai, tetapi

kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra

adalah kejujuran itu.

b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung

harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki

sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma

sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai

Page 55: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan

berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.

c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia

adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan

didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai

ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang

terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.

c. Macam-Macam Nilai

Nilai dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yang

menyebabkan terdapat bermacam-macam nilai antara lain:

1. Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut

(Sjarkawi, 2009: 29) adalah:

a. Nilai Moral

b. Nilai sosial

c. Nilai undang-undang

d. Nilai agama

Kekempat nilai tersebut berkembang sesuai dengan tuntutan

kebutuhan. Dari kebutuhan yang paling sederhana, yakni

kebutuhan akan fisik biologis, keamanan, cinta kasih, harga diri

dan yang terakhir kebutuhan jati diri. Apabila kebutuhan dikaitkan

dengan nilai-nilai agama, akan menimbulkan penafsiran yang

keliru. Apakah untuk menemukan jati diri sebagai orang muslim

dan mukmin yang baik itu baru dapat terwujud setelah kehidupan

Page 56: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

yang lebih rendah tercukupi lebih dahulu? Misalnya makan cukup,

tidak ada yang merongrong dalam beragama, dicintai dan

dihormati kemudian orang itu baru dapat beriman dengan baik,

tentunya tidak. Nilai keimanan dan ketakwaan tidak tergantung

pada kondisi ekonomi maupun social budaya, tidak terpengaruh

oleh dimensi ruang dan waktu.

2. Dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan

mengembangkan, nilai dapat dibedakan menjadi dua yakni:

a. Nilai yang statik, seperti kognisi, emosi, dan psikomotor.

b. Nilai yang bersifat dinamis, seperti motivasi berprestasi,

motivasi berafiliasi, motivasi berkuasa.

3. Pendekatan proses budaya, nilai dapat dikelompokkan dalam

tujuh jenis (Darmadi, 2006: 44) yakni:

a. Nilai ilmu pengetahuan

b. Nilai ekonomi

c. Nilai keindahan

d. Nilai politik

e. Nilai keagamaan

f. Nilai kekeluargaan

g. Nilai kejasmanian

Pembagian nilai-nilai dari segi ruang lingkup hidup

manusia sudah memadai sebab mencakup hubungan manusia

dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, dan

Page 57: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Karena nilai ini juga

mencakup nilai ilahiyah (ke-Tuhanan) dan nilai-nilai insaniyah

(kemanusiaan).

a. Pembagian nilai didasarkan atas sifat nilai itu dapat dibagi

kedalam (1) nilai-nilai subjektif, (2) nilai-nilai objektif

rasional, dan (3) nilai-nilai objektif metafisik. Nilai

subjektif adalah nilai yang merupakan reaksi subjek

terhadap objek, hal ini sangat tergantung kepada masing-

masing pengalaman subjek tersebut. Nilai subjek rasional

(logis) yakni nilai-nilai yang merupakan esensi dari objek

secara logis yang dapat diketahui melalui akal sehat. Seperti

nilai kemerdekaan, setiap orang memiliki hak untuk

merdeka, nilai kesehatan, nilai keselamatan badan dan jiwa,

nilai perdamaian dan sebagainya. Sedangkan nilai yang

bersifat objektif metafisik yakni nilai-nilai yang ternyata

mampu menyusun kenyataaan objektif, seperti nilai-nilai

agama.

b. Nilai bila dilihat dari sumbernya terdapat: (1) nilai ilahiyah

ubudiyah dan muamalah), (2) nilai insaniyah. Nilai

ilahiyan adalah nilai yang bersunber dari agama (wahyu

allah), sedangkan nilai insaniyah adalah nilai yang

diciptkan oleh manusia atas dasar criteria yang siciptakan

oleh manusia pula.

Page 58: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

c. Dilihat dari segi ruang lingkup dan keberlakuannya nilai

dapat dibagi menjadi (1) nilai-nilai universal dan (2) Nilai-

nilai lokal. Tidak tentu semua nilai-nilai agama itu

universal, demikian pula ada nilai-nilai insaniyah yang

bersifat universal. Dari segi keberlakuan masanya dapat

dibagi menjadi (1) nilai-nilai abadi, (2) nilai pasang surut

dan (3) nilai temporal.

d. Ditinjau dari segi hakikatnya nilai dapat dibagi menjdai (1)

nilai hakiki (root Values) dan (2) nilai instrumental dapat

bersifat lokal, pasang surut, dan temporal

Perbedaan macam-macam nilai ini mengakibatkan menjadi

perbedaan dalam menentukan tujuan pendidikan nilai,

perbedaan strategi yang akan dikembangkan dalam pendidikan

nilai, perbedaan metode dan teknik dalam pendidikan islam.

Disamping perbedaan nilai tersebut diatas yang ditinjau dari

sudut objek, lapangan, sumber dan kualitas serta masa

berlakunya, nilai dapat berbeda dari segi tata strukturnya. Tentu

hal ini lebih ditentukan dari segi sumber, sifat dan hakekat nilai

itu.

3. Sosial Keagamaan

a. Pengertian sosial keagamaan

Kata sosial keagamaan merupakan gabungan dua kata yaitu: sosial

dan keagamaan. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai arti dan

Page 59: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

makna yang terkandung dalam kata sosial keagamaan diatas. Dibawah

ini penulis akan menguraikan berdasarkan berbagai pendapat.

Sosial artinya segala sesuatu mengenai masyarakat;

kemasyarakatan; suka memperhatikan kepentingan umum, suka

menolong, menderma dan sebagainya. (Adi, 2001: 438).

Sedangkan keagamaan berasal dari kata dasar “agama” dan

mendapat imbuhan “ke” dan akhiran “an”. Ke-an di sini mempunyai

arti tentang atau hal. Sedangkan Agama dalam bahasa Indonesia,

berasal dari bahasa sansakerta yaitu “a” yang berarti “tidak” dan

“gama” yang berarti “kacau”. Agama berarti tidak kacau, dengan

pengertian terdapat ketentraman dalam berfikir sesuai pengetahuan dan

kepercayaan yang mendasari kelakuan “tidak kacau” itu. Atau berarti

sesuatu yang mengatur manusia agar tidak kacau dalam kehidupannya.

(Zulfi, 2010: 2).

Dalam bukunya Hendropuspito (1983: 34) menyatakan bahwa

agama ialah suatu jenis sistem sosial yang dibuat oleh penganut-

penganutnya yang berporos pada kekuatan-kekuatan nonempiris yang

dipercayainya dan didayagunakannya untuk mencapai keselamatan

bagi diri mereka dan masyarakat luas umumnya.

Agama juga diartikan sebagai system, prinsip kepercayaan kepada

Tuhan (dewa dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian dan

kewajiaban-kewajiban yang telah bertalian dengan kepercayaan itu.

(Adi, 2001:15)

Page 60: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan bahwa keagamaan

adalah hal-hal dan segala sesuatu mengenai agama. (Maryani, 2011: 6)

Sosial keagamaan dirumuskan secara luas sebagai suatu studi

tentang interrelasi dari agama dan masyarakat serta bentuk-bentuk

interaksi yang terjadi antarmereka. Sehingga dapat disimpulkan sosial

keagamaan merupakan fenomena sosial atau hubungan sesama

masyarakat yang dipengaruhi atau yang dijiwai oleh agama.

b. Bentuk-bentuk perilaku dari nilai-nilai sosial keagamaan

Bentuk-bentuk perilaku yang berdasarkan nilai-nilai sosial

keagamaan adalah sebagai berikut:

1. Amanah/jujur

Jujur artinya sesuainya sesuatu dengan kenyataannya yang

sesungguhnya, dan ini tidak saja berupa perkataan tetapi juga

perbuatan. Dalam bahasa arab, jujur disebut sidiq (As-Shidqu),

lawan dari kizib (Al-kizbu) yaitu bohong atau dusta.

Orang yang jujur adalah orang yang berkata, berpenampilan

dan bertindak apa adanya, tanpa dibuat-buat. Kejujuran adalah

sikap yang jauh dari kepalsuan atau kepura-puraan. Sedangkan

sikap jujur adalah suara hati nurani terdalam manusia, karenanya

ia senantiasa menempati posisi terhormat dihadapan siapa pun.

(Ahmadi, 2004: 41-42).

Rasulullah SAW. bersabda,

جُلَالرَّوَاِنَّالْجَنَّةِالىَیَھْدِىالْبِرِّوَاِنَّالْبِرِّالىَیَھْدِىقَالصِّدْاِنَّ .

Page 61: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

یقَاصِدِّنَیَكُوحَتَّىلَیَصْدُقُSesungguhnya kejujuran menunjukkan pada kebajikan dan

kebajikan menunjukkan pada surge. Seseorang senantiasaberbuat jujur hingga ditetapkan baginya watak jujur…(H.RBukhori)

2. Tolong menolong

Tolong menolong adalah termasuk persoalan-persoalan

yang penting dilaksanakan oleh seluruh umat manusia secara

bergantian, sebab tidak mungkin seorang manusia itu akan dapat

hidup sendiri-sendiri tanpa menggunakan cara pertukaran

kepentingan dan kemanfaatan. Antara seorang dengan yang lain

tentu saling hajat-menghajatkan, butuh-membutuhkan dan tolong-

menolong.(Al Ghalayini, 1976:223)

3. Sedekah

Dijelaskan dalam terjemahan Durratun Nasihin (50) tentang

keutamaan memberi sedekah:

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orangyang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupadengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi

Page 62: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya)lagi Maha mengetahui.”(QS. Al-Baqoroh: 261)

4. Ukhuwah Islamiyah

Secara bahasa ukhuwah yang diartikan “persaudaraan”,

terambil dari kata yang pada mulanya berarti “memperhatikan”.

Makna asal ini memberi kesan bahwa persaudaraan

mengharuskan adanya perhatian semua pihak yang merasa

bersaudara. (Akidah Akhlak, 2004: 49)

Ukhuwah islamiyah, artinya ialah persaudaraan islam, yaitu

persaudaraan yang diajarkan oleh islam yang berlaku di kalangan

sesama orang islam. Sesungguhnya ajaran persaudaraan islam,

sudah terkandung di dalam kata yang menjadi nama bagi agama

kita itu sendiri, yaitu “Islam”, sebab salah satu diantara makna

“Islam”: damai. Yaitu damai dengan sesame manusia, tentu saja

lebih-lebih damai dengan sasama manusia yang beragama islam

itu sendiri. Rosulullah SAW merumuskan pengertian demikian ini

dengan sabdanya:

“Orang islam itu ialah orang, yang orang-orang islam lainnya

selamat dari gangguan tangan dan lesannya”. (Riwayat

Bukhori).

Maksudnya bahwa yang disebut orang islam itu ialah orang

yang segala tingkah lakunya baik yang berupa perbuatan maupun

perkataan tidak mengganggu orang islam lainnya, sehingga orang

Page 63: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

islam yang lain itu merasa aman dari segala tingkah lakunya itu.

(Humaidi, 1991: 125-126)

5. Iffah

Iffah artinya menghindarkan diri dari sesuatu yang haram

dan syubhat. Sikap itu akan memperkokoh keberagamaan

seseorang dan merupakan kebiasaan ulama-ulama yang

mengamalkan ilmunya.

Rasulullah SAW. bersabda:

بِھِاَوْلَىرُفَالنَّاسُحْتٍمِنْنَبََـلَحْمٍكُلُّ“setiap daging yang tumbuh dari makanan haram, maka nerekalebih utama”.(Al-Husaini, 1999: 127)

Sesungguhnya sesuatu yang haram itu terbagi menjadi dua

kelompok: pertama, sesuatu yang diharamkan karena bendanyaitu

sendiri, seperti jenazah, darah, arak dan lainnya. Kelompok ini

diharamkan untuk dikomsumsi secara mutlak, kecuali bila

terpaksa yakni untuk mempertahankan kelangsungan hidup.

Kedua, bendanya halal, seperti gandum dan air suci, tetapi benda

itu milik orang lain. Dengan demikian benda itu haram digunakan

sebelum memilikinya berdasarkan prosedur syara’, misalnya

dengan cara membelinya, menerima hibah, atau menerima

warisan.

Sesuatu yang syubhat pun terdiri atas berbagai tingkatan:

pertama, yang diyakini keharamannya dan diragukan

kehalalannya. Syubhat seperti ini hukumnya haram. Kedua, yang

Page 64: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

diyakini kehalalannya dan diragukan keharamannya.

Meninggalkan syubhat seperti ini merupakan tindakan yang baik.

Ketiga, kemungkinan haram dan kemungkinan halalnya sama.

Untuk kemungkinan seperti ini, Rasulullah SAW. telah bersabda:

یُرِیْبُكَلاَمَااِلَىیُرِیْبُكَمَادَعْ“Tinggalkanlah apa yang meragukanmu. Kerjakanlah apa yangtidak meragukanmu.”(Al-Husaini, 1999: 129)

4. Implementasi Nilai-Nilai Sosial Keagamaan Penganut Tarekat

Qodiriyah

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai sosial

keagamaan adalah hal-hal yang dianggap baik, bermanfaat, dan

bermutu dalam hubungan dengan sesama masyarakat yang dijiwai atau

diarahkan oleh ajaran agama. Jadi implementasi nilai-nilai sosial

keagamaan penganut Tarekat qodiriyah pada jama’ah pengajian adalah

suatu penerapan hal-hal yang dianggap baik, bermanfaat, dan bermutu

dalam hubungan dengan sesama masyarakat yang dijiwai atau

diarahkan oleh ajaran agama.

Jama’ah tarekat Qodiriyah di desa Giling telah mendapatkan ilmu

dan wawasan tentang beribadah kepada Allah SWT, tentang adab

bermasyarakat, tentang sejarah Nabi sampai Syeikh Abdul Qodir

Jailani, tentang pentingnya mendekatkan diri kepada Allah SWT dan

tentang pentingnya mencontoh perilaku dan amalan-amalan sesuai

ajaran Nabi SAW, selain ilmu jama’ah tarekat Qodiriyah juga

Page 65: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

mendapatkan pengalaman dan pengawasan dari syeikh/kyai/guru.

Dengan ilmu dan berbagai pengalaman yang didapat, kemudian

mereka berusaha menerapkan dalam kehidupan sehari-hari baik

amalan ibadah kepada Allah SWT maupun amalan kepada sesama

masyarakat.

Para Jama’ah yang sudah dibai’at, berarti siap untuk menjalankan

amalan-amalan (ilmu) yang telah mereka dapatkan. Dalam

menjalankan amalan-amalan tarekat Qodiriyah itu memang mudah

namun dalam beristiqomah dalam menjalankannya itu yang tidak

mudah apalagi menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun

jama’ah tarekat ini sudah berusaha menjalankan amalan-amalan itu

dengan baik dan begitu pula dengan nilai-nilai sosial keagamaannya.

Walau itu masih jauh dari sempurna.

Ajaran tarekat Qodiriyah inilah yang kemudian menjadikan

jama’ah tarekat bisa membedakan sifat nafsu yang baik dan sifat nafsu

yang tercela. Jadi di dalam ajaran tarekat Qodiriyah itu terdapat nilai-

nilai sosial keagamaan yang wajib di laksanakan oleh jama’ah tarekat.

Sehingga antara ibadah kepada Allah SWT dan penerapan nilai-nilai

sosial keagamaannya dapat seimbang.

Page 66: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Letak Geografis

Desa Giling merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Desa tersebut berbatasan

dengan hal sebagai berikut:

a. Batas bagian utara : Dusun Slemet dan Dusun Danggi

b. Batas bagian timur : Persawahan dan Dusun Bungas

c. Batas bagian selatan : Persawahan dan Dusun Jaten

d. Batas bagian barat : Dusun Padaan

Dilihat dari kondisi tanahnya, desa Giling ini termasuk daerah yang

cukup subur. Hal ini terlihat dari kondisi tanah yang ada disekitar desa

Giling, yaitu:

a. Ada tanah persawahan tadah hujan

b. Ada tanah tegalan/perkarangan

c. Terdapat sungai, kuburan dan jembatan yang kokoh

B. Kondisi Monografi

Jumlah penduduk di Desa Giling pada tahun 2014 sebanyak 1.500

jiwa, yang terbagi menjadi jumlah penduduk laki-laki sebanyak 722 orang

dan penduduk yang berjenis perempuan 778 orang. Dari keseluruhan 88%

Page 67: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

penduduknya beragama islam, dengan kondisi masyarakat religius. Data

terakhir kelurahan Giling tahun 2014 menyebutkan:

JUMLAH PENDUDUK MENURUT USIA

NO KELOMPOK

UMUR (TAHUN)

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 0<1 9 12 21

2 1>5 57 44 101

3 6-10 65 58 123

4 11-15 62 56 118

5 16-20 53 66 119

6 21-25 40 42 82

7 26-30 65 69 134

8 31-35 131 151 282

9 36-40 79 83 162

10 41-50 76 76 152

11 60 Keatas 85 121 206

JUMLAH 722 778 1.500

JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA

NO KELOMPOK

AGAMA

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Islam 718 769 1.487

2 Kristen - - -

Page 68: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

3 Hindu 4 9 13

4 Budha - - -

5 Khatolik - - -

6 Khonghucu - - -

Jumlah 722 778 1.500

JUMLAH PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN

NO JENIS

PENDIDIKAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 Tidak Sekolah 16 21 37

2 Belum Tamat SD 70 134 204

3 Tidak Tamat SD 38 52 90

4 Tamat SD 110 141 251

5 Tamat SLTP 181 177 358

6 Tamat SLTA 178 148 327

7 Tamat Diploma 47 36 83

8 Sarjana Keatas 17 14 31

Jumlah 657 723 1.381

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS PEKERJAAN

NO JENIS

PEKERJAAN

LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 PNS 11 13 24

2 TNI 2 - 2

Page 69: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

3 Polri - - -

4 Pegawai Swasta 79 79 158

5 Pengusaha 1 - 1

6 Pensiunan 10 14 24

7 Buruh Industri 6 29 35

8 Buruh Tani 160 372 532

9 Petani 78 42 120

10 Peternak 19 2 21

11 Buruh Bangunan 115 - 115

12 Lain-lain 39 53 92

Jumlah 520 604 1.124

JUMLAH MUTASI PENDUDUK

NO JENIS

KELAMI

N

PINDAH DATANG

Antar

Desa

Antar

Kec

Antar

kab

Antar

Prop

Antar

Desa

Antar

kec

Antar

kab

Antar

prop

1 LAKI-

LAKI

- - 1 - - - - -

2 PEREMP

UAN

- - - - - - - -

JUMLAH - - 1 - - - - -

Page 70: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN

NO JENIS KELAMIN KELAHIRAN KEMATIAN

Dibawah 5 th 5 th keatas

1 LAKI-LAKI - - -

2 PEREMPUAN - - -

JUMLAH - - -

JUMLAH NIKAH, CERAI DAN RUJUK

NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

1 NIKAH 3 L 1 P 2

2 CERAI - L - P -

3 RUJUK - L - P -

JUMLAH KEPALA KELUARGA

No Uraian Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Jumlah kepala

keluarga

405 83 488

2 Keluarga yang sudah

mempunyai KK

405 88 488

3 Keluarga yang

belum mempunyai

KK

- - -

Page 71: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

JUMLAH KARTU TANDA PENDUDUK

No Uraian Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Penduduk yang

wajib mempunyai

KTP

509 593 1.102

2 Penduduk yang

sudah mempunyai

KTP

500 586 1.086

3 Penduduk yang

belum mempunyai

KTP

9 7 16

JUMLAH CACATAN SIPIL

No Uraian Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Penduduk yang

sudah mempunyai

akta kelahiran

714 751 1.465

2 Penduduk yang

belum mempunyai

akta kelahiran

8 27 35

3 Penduduk yang

sudah mempunyai

23 17 40

Page 72: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

akta kematian

4 Penduduk yang

belum mempunyai

akta kematian

- - -

C. Sejarah Singkat

Dikisahkan dalam sejarah bahwa K.H Yusuf Nawawi lahir pada th

1899. Beliau pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Poncol. Beberapa

tahun kemudian beliau pindah ke Pondok Pesantren Tremas Pacitan Jawa

Timur. Pada th 1953 beliau pulang (boyong) dan mendirikan pondok

pesantren kecil-kecilan di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang. Alhamdulilllah pada saat itu ada beberapa orang yang menjadi

santri di pondok pesantren tersebut. Semakin lama pun semakin banyak

santrinya.

Pada th 1963 K.H Yusuf Nawawi pergi/sowan ke desa Karang

Gede tempat kediaman Bapak K.H Zainal Makarim yang merupakan kyai

disalah satu Pondok Pesantren Karang Gede. Di sana K.H Yusuf Nawawi

dibai’at oleh K.H Zainal Makarim dan resmi menjadi anggota Tarekat

Qodiriyah.

Setelah selesai dibai’at, K.H Yusuf Nawawi pulang. Ketika beliau

selesai sholat dan melaksanakan amalan-amalan tarekat Qodiriyah di

Musholla, ada seorang laki-laki yang melihat beliau. Kemungkinan

seorang laki-laki tersebut penasaran dan pada malam hari kemudian

Page 73: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

tepatnya ba’da maghrib, dia mendatangi kediaman K.H Yusuf Nawawi

dan meminta penjelasan atas amalan-amalan yang beliau laksanakan.

Tanpa berfikir panjang dia langsung meminta untuk dibai’at oleh K.H

Yusuf Nawawi, dan akhirnya beliau membai’at laki-laki tersebut. Pada

awal inilah tarekat Qodiriyah mulai dikenal oleh masyarakat Giling.

Karena beliau melihat bahwa masyarakat banyak yang menyambut ajaran

tarekat Qodiriyah itu dengan baik, maka kemudian beliau merintis ajaran

Tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang.

Pada masa ini juga, kemudian beliau sering mengadakan pengajian

tarekat Qodiriyah di “MUSHOLLA” yang dekat dengan Pondok Pesantren

yang beliau dirikan. Beliau mengadakan kegiatan pengajian tersebut pada

malam hari yaitu ba’da maghrib dan ba’da isya’. Dengan hati gembira

beliau bangga karena ternyata semakin lama, jama’ah tarekat qodiriyah ini

semakin meningkat dan berkembang sangat bagus.

Pada th 1973, dimana masa ini semakin banyak jama’ah tarekat

Qodiriyah yang mengikuti beliau dan terus berkembang pesat, namun K.H

Yusuf Nawawi sudah mulai merasa tidak sanggup memimpin pondok

pesantren dan pengajian tarekat Qodiriyah yang beliau dirikan tersebut.

Dikarenakan umur beliau sudah semakin bertambah dan mulai sakit-

sakitan. Kemudian beliau memutuskan pada malam selasa untuk

memanggil putranya yang bernama K.H Abdul Aziz.

Page 74: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

K.H Yusuf Nawawi dalam keadaan berbaring lemah karena sudah

tidak kuat lagi, beliau membai’at putranya tersebut dan meminta untuk

menggantikan posisinya dalam memimpin pondok pesantren dan

pengajian tarekat qodiriyah yang beliau dirikan. Beliau memilih salah satu

putranya tersebut, karena beliau merasa bahwa K.H Abdul Aziz inilah

satu-satunya putra yang dapat menggantikan posisi dalam memimpin

pondok pesantren dan memimpin pengajian tarekat qodiriyah. Pada hari

selasanya itu kemudian K.H Yusuf Nawawi wafat di umurnya yang ke 74.

K.H Abdul Aziz putra ke 6 dari 7 bersaudara, beliau pernah

menjadi santri Poncol pada th (1966-1968). Pada th 1968, beliau menderita

sakit paru-paru dan dirawat di Rumah Sakit sampai sembuh, kemudian

beliau pindah ke Pondok Pesantren Ploso Kediri dari th 1968 sampai th

1973.

Pada th 1973 beliau pulang dan dijodohkan oleh orang tuanya

dengan seorang wanita yang juga sama dari kalangan kyai. Akhirnya

beliau menikah dan menggantikan posisi bapaknya, walaupun K.H Abdul

Aziz juga sempat bingung dan ragu, namun beliau akhirnya bertekat untuk

bisa meneruskan perjuangan bapaknya tersebut. Tetapi setelah pondok

pesantren dipimpin oleh K.H Abdul Aziz, banyak santri yang mengalami

kemerosotan(semakin sedikit) dan beliau melihat pondok pesantren ini

tidak dapat dipertahankan, akhirnya beliau memutuskan hanya

meneruskan ajaran tarekat qodiriyah saja dan pondok pesantrennya

Page 75: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

diberhentikan bahkan sekarang pun bangunannya juga sudah rusak atau

sudah tidak ada sama sekali.

Orang pertama kali yang dibai’at oleh K.H Abdul Aziz adalah

seorang laki-laki yang bernama Abdullah dari Karang Jati Pucung, Orang

laki-laki tersebut memang berniat sendiri ingin menjadi anggota tarekat

qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

Karena K.H Abdul Aziz ini hanya meneruskan perjuangan bapaknya tentu

perjuangannya tidak terlalu berat.

Jama’ah tarekat qodiriyah kini semakin berkembang. Tidak hanya

dari kalangan masyarakat Giling saja, namun dari berbagai desa lain pun

juga ada yang mengikuti ajaran tarekat qodiriyah di desa giling ini. Maka

kemudian K.H Abdul Aziz mengubah waktu pengajian tarekat qodiriyah

yang biasanya dilaksanakan ba’da maghrib dan ba’da isya’ diganti pada

hari selasa ba’da dzuhur. Waktu tersebut diganti untuk mempermudah dan

memperingan jama’ah tarekat qodiriyah yang berasal dari desa-desa lain.

Saat pertama kali K.H Abdul Aziz memimpin jama’ah tarekat qodiriyah

itu berjumlah 100 jama’ah dan terus berkembang sampai sekarang

semakin naik menjadi 125 jama’ah. Walaupun jama’ah tarekat qodiriyah

ini pasang surut (ada yang masuk tapi ada juga yang meninggal dunia).

Tarekat qodiriyah di Desa Giling Kabupaten Semarang ini diikuti oleh

jama’ah yang memang umurnya sebaya keatas.

Belum lama ini K.H Abdul Aziz sudah membai’at putranya yang

bernama M. Khafid M. Ag, untuk bisa menggantikan posisi beliau kelak.

Page 76: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Karena beliau sudah merasa umurnya sudah tua dan kadang juga sudah

tidak kuat memimpin pengajian, maka beliau menyuruh putranya tersebut

untuk menggantikannya(menjadi badal), walaupun sampai sekarang

tarekat qodiriyah ini masih dipimpin oleh K.H Abdul Aziz.

D. Susunan Pengurus Jama’ah Tarekat Qodiriyah Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2014

Tabel 3.1

Susunan Pengurus Jama’ah Tarekat Qodiriyah Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2014

No Nama Jabatan Pekerjaan Alamat

1 Anas Fikriyadi Pelindung Kepala Desa Giling

2 Irfan Sekretaris Swasta Giling

3 Ali Mursidi Bendahara Swasta Baruan

E. Data Ustadz Tarekat Qodiriyah Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang Tahun 2014

Tabel 3.2

Data Ustadz Tarekat Qodiriyah Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang Tahun 2014

No Nama Pekerjaan Alamat

1 K.H Abdul Aziz Kyai Giling

2 M. Khafid M.Ag Dosen Giling

3 K.H. Afifuddin Kyai Giling

Page 77: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

F. Kegiatan Jama’ah Pengajian Tarekat Qodiriyah

a. Seminggu Sekali

Dalam seminggu sekali ada kegiatan pengajian rutin jama’ah

tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang. Pengajian ini dilaksanakan pada hari selasa dan sering

disebut dengan “SELASANAN”.

Tabel 5.1

Kegiatan Mingguan

Jam/Waktu Jenis Kegiatan

13.15 – 14.00

14.00 – 14.30

14.30 – 15.15

15.15 – 15.30

15.30 – Selesai

Sholawatan Jama’ah Perempuan

Pengajian

Dzikir Fida’ (Membaca Lafad Lailahaillallah 70000 x)

Do’a

Sholat berjama’ah asar yang kemudian dilanjutkan

dengan tawajuhan yaitu membaca amalan tarekat

qodiriyah yang dipimpin oleh K.H. Abdul Aziz

Nawawi.

b. Sebulan Sekali

Dalam sebulan sekali ada kegiatan pengajian rutin jama’ah tarekat

qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

Pengajian ini dilaksanakan pada hari selasa setelah tanggal 10 bulan

Page 78: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hijriyah, sehingga sering disebut dengan “SEWELASAN”. Adapun

kegiatannya sebagai berikut:

Tabel 5.2

Kegiatan Bulanan

Jam/Waktu Jenis Kegiatan

13.15 – 14.00

14.00 – 14.30

14.30 – 15.15

15.15 – 15.30

15.30 – 16.00

16.00-Selesai

Sholawatan Jama’ah Perempuan

Pengajian

Membaca manaqib Syeikh Abdul Qodir Jailani

Tahlilan

Dzikir Fida’ (Membaca Lafad Lailahaillallah 70000 x)

dan Do’a

Sholat berjama’ah asar yang kemudian dilanjutkan

dengan tawajuhan yaitu membaca amalan tarekat

qodiriyah yang dipimpin oleh K.H. Abdul Aziz

Nawawi.

c. Setahun Sekali

Dalam setahun sekali, yaitu pada bulan maulud diadakan

kegiatan/acara yang disebut dengan “khaul”. Acara ini dilaksanakan

dalam rangka memperingati “Khaul (hari wafatnya) K.H. Yusuf

Page 79: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Nawawi”. Acara tersebut juga dilaksanakan pada hari selasa, namun

dalam acara ini biasanya tidak hanya jama’ah pengajian tarekat qodiriyah

saja, tetapi ada juga masyarakat yang bukan anggota tarekat qodiriyah

ikut hadir dalam acara ini. Adapun Kegiatannya sebagai berikut:

Tabel 5.3

Kegiatan Mingguan

Jam/Waktu Jenis Kegiatan

09.00-09.15

10.00 – Selesai

Ziarah ke makam K.H. Yusuf Nawawi

Acara peringatan Maulud Nabi dan dilanjutkan acara

peringatan K.H. Yususf Nawawi

(Wawancara dengan bapak K.H Abdul Aziz pada tanggal 23 Juli 2014)

G. Diskrispi Lokasi

Tempat kegiatan penelitian ini sendiri tepatnya di Dusun Tampar Keli

RT 5 RW 1 Desa Giling Kec. Pabelan Kab. Semarang. Lokasi tersebut

adalah tempat yang menjadi pusat kegiatan pengajian jama’ah tarekat

Qodiriyah di desa Giling. Tempat tersebut adalah sebuah “Musholla” yang

berukuran 10x14 M. Musholla ini terletak di tengah-tengah perkampungan

warga yang lumayan padat, di sebelah kanan dan belakangnya ada sebuah

jalan yang sering dilewati oleh warga. Di sebelah utara memojok, ada

tempat berwudlu bagi jama’ah. (Observasi, 23 Juli 2014)

Page 80: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Di dalam musholla ini terdapat satir(dari papan) berwarna hijau

yang menjadi penghalang antara jama’ah laki-laki dengan jama’ah

pertempuan. Sehingga antara jama’ah laki-laki dan jama’ah perempuan

ketika sedang mengikuti pengajian tidak bercampur. Kemudian di

dalamnya juga ada mihrob tempat imam yang menjadi pemimpin sholat

berjama’ah yang biasanya di tempati oleh pak kyai. Di lantainya terdapat

karpet-karpet untuk menutupi lantai sehingga menjadikan jama’ah nyaman

ketika mendudukinya. Ada jam lumayan besar diatas mihrob, ada kipas

angin besar 1 yang kecil 4, ada 3 lampu yang kecil dan 1 lampu besar yang

menjadikan dalam musholla itu terlihat bagus. Dan bagi jama’ah tarekat

saat mendengarkan pengajian di dalam masjid kemudian cuacanya panas

bisa menggunakan kipas angin tersebut. Ada juga lemari yang digunakan

jama’ah sebagai tempat untuk menetakkan dan menyimpan Al-qur’an,

sehingga di dalam Musholla itu terlihat rapi.(Observasi, 24 Juli 2014)

Di teras ada mading yang digunakan untuk menempelkan informasi

bagi warga Tampar Keli dan sekitarnya. Ada juga papan putih yang

digunakan untuk pengajian umum yang dilaksanakan setiap malam. Di

depan sebelah kiri pojok terdapat sebuah ruangan yang digunakan untuk

menyimpan barang-barang yang belum/tidak digunakan istilahnya adalah

sebagai gudang. Ada 5 meja yang digunakan untuk mengaji anak-anak

kecil setiap malam ba’dha maghrib. Sehingga musholla ini selain

digunakan untuk pengajian tarekat digunakan juga untuk sholat 5 waktu

dan juga tempat pengajian anak-anak dan juga warga tampar keli dalam

Page 81: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

waktu yang berbeda. Pada teras musholla ini terdapat seperti tembok yang

digunakan sebagai pagar oleh warga, supaya ayam-ayam tidak bisa masuk

kedalamnya dan menjadikan lantainya bersih.(Observasi, 24 Juli 2014)

H. Keadaan Jama’ah

Jama’ah pengajian tarekat qodiriyah di Desa Giling Kec. Pabelan

Kab. Semarang sekarang ini berjumlah 125 jama’ah, yang terbagi menjadi

47 jama’ah laki-laki dan 78 jama’ah perempuan. Kebanyakan mereka

berusia kurang lebih 40 th keatas. Profesi mereka sebagai petani, karena

keadaan di sekitar desa Giling ini cocok dan bagus untuk bercocok tanam

terutama tanaman padi. .(Wawancara kepada Bapak K.H Abdul Aziz, 23

Juli 2014)

Dalam mengikuti ajaran tarekat qodiriyah di desa Giling, jama’ah

pengajian tidak boleh dengan paksaan. Tetapi atas dasar keinginan atau

niat jama’ah masing-masing. Baru kemudian jama’ah dibai’at oleh K.H.

Abdul Aziz dan menjadi anggota jama’ah tarekat qodiriyah Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.(Wawancara kepada Bapak K.H

Abdul Aziz, 23 Juli 2014)

Pengajian tarekat qodiriyah di desa Giling, tidak hanya diikuti oleh

masyarakat Giling saja. Namun juga diikuti oleh masyarakat yang berasal

dari berbagai desa yang ada di sekitar desa Giling. Terkadang ada jama’ah

yang harus berjalan kaki karena tidak mempunyai kendaraan, tapi hal itu

tidak menyurutkan niat dan semangat jama’ah dalam mengikuti pengajian

Tarekat Qodiriyah Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.

Page 82: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

DATA RESPONDEN JAMA’AH TAREKAT QODIRIYAH DESA

GILING KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN 2014

NO NAMA ALAMAT UMUR PENDIDIKAN

1 Sumyani Bawang 56 MI

2 St Mutiah Bawang 45 MI

3 Abdullah Karang jati 66 Tidak lulus MI

4 Sriyatun Karang jati 70 MI

5 Mahyudin Karang jati 55 MI

6 Ruliyah Karang jati 50 MI

7 Samno Karang jati 70 MI

8 Siti Zuhrotul Batun Karang jati 50 MI

9 Yajid Karang jati 60 PGA

10 Romzatun Karang jati 57 MI

11 Kartini Danggi 60 MI

12 Sutarti Grogol 63 MI

13 Sumali Grogol 65 MI

14 H. Safrodin Grogol 70 Tidak lulus MI

15 H. Zaini Grogol 71 Tidak lulus MI

16 Abdul Rohim Dukun 55 MI

17 Sahli Gentan 54 MI

18 Asmudi Gentan 56 MI

19 Saipul Danggi 68 Tidak lulus MI

Page 83: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

20 Rohmat Baruan 63 Tidak lulus MI

21 Asmuni Baruan 85 Tidak lulus MI

22 Ali Baruan 61 MI

23 Kasno Baruan 72 Tidak lulus MI

24 Parto Baruan 63 MI

25 Hj. Barokah Baruan 71 Tidak lulus MI

26 Hj. Rusmi Baruan 61 MI

27 Sofyan Danggi 68 Tidak lulus MI

28 H. Jimin Padaan 66 Tidak lulus MI

29 Hj. Ngatiem Padaan 54 MI

30 Ngadnan Dukoh 72 Tidak lulus MI

31 Mudhi Pujung 73 Tidak lulus MI

32 Irfan Giling 75 Tidak lulus MI

33 Wasil Gentan 65 Tidak lulus MI

34 Nahrowi Carik an 57 MI

35 Fatemah Gentan 67 Tidak lulus MI

36 Warso Carik an 57 MI

(wawancara, 25 Juli 2014)

I. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah menurut Bapak K.H Abdul Aziz

Tarekat qodiriyah yaiku “tarekat seko Syeikh Abdul Qodir Jailani”.

Pengajian tarekat qodiriyah di Desa Giling kecamatan pabelan Kabupaten

Semarang merupakan pengajian umum untuk ibu-ibu dan bapak-bapak.

Page 84: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Sehingga jama’ah dapat menambah ilmu dalam menjalankan amalan-

amalan sesuai ajaran Rosulullah SAW.

K.H Abdul Aziz dalam pengajian umum setiap hari selasa

memberikan wejangan bagi jama’ahnya seperti sejarahnya syeikh Abdul

Qodir Jailani, pentingnya bersilaturrahmi, membantu fakir miskin,

bersedekah dan perilaku sosial keagamaan yang lain. Selain itu masalah

ibadah maghdoh seperti pentingnya sholat tahajud, sholat dzukha dan lain

sebagainya. Kitab yang dijadikan pedoman dalam pengajian ini adalah

Durrotun Nasihin dan Nasoihul Ibad.

Tarekat qodiriyah ini mempunyai amalan yang wajib dilaksanakan

oleh jama’ah setelah selesai sholat fardhu, yaitu sebagai berikut:

بسم االله الرحمن الرحیم

والى ارواح جمیع. م وعلى الھ وصحبھ اجمعین.النبي المصطفى صالى حضرة

.اھل سل سلةالقدریھ والنقسابندیھوالى ارواح جمیعالا نبیا ء والمر سلین

ن والى روح شیخ ابوالقاسیمالى حضرة شیخ عبد القدیر جیلاخصوصا

والمؤمنات والمسلمینالبغددى والى ارواح جمیع المؤمنینالجنید

.والمسلمات

١×الفا تحة خصوصا الى ارواح ابا ءنا وامھا تنا

٣×اللھم افتح لى بفتوح العا رفین

٣×استغفراالله الغفورالرحیم

Page 85: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

٣×اللھم صل على سیدنا محمد وعلى الھ وصحبھ وسلم

٣× لا الھ الا االله : نولى ما جا

٢٠٠" لاالھ االله "روفا لفظ : نولى ماجا ذكر نا فى اثباة

اللھم صل على سیدنا محمد صلا تا تنجینا بھا من جمیع . لى دوعانو

وتطھرنا بھا من جمیع. وتقض لنا بھا جمیع الحا جةالاھوال والافاة

السیأ ة وترفعنا بھا اعلىى الدرجةوتبلغنا بھا اقص الغا یاة من جمیع

استغفراالله ربي.الخیراة في الحیا ة وبعدالمما ة انك على كل شئ قدیر

٣×من كل ذنب واتوب الیھ

بسم االله الرحمن الرحیم

×٣

اللھم صل على سید نا محمد وعلى ال سید نا محمد كما صلیت على

وبا رك على سیدنا محمد وعلى. سیدنا ابرھیمسیدنا ابرھیم وعلى ال

.ال سید نا محمد كما باركت على سیدنا ابرھیم وعلى ال سیدنا ابرھیم

.فى العا لمین انك حمید مجید

دى فافا نا كى"االله: "ى ذكر اسم ذاة روفانى لفظ نول

١٠٠× انا اع لطفھ قلب

١٠٠× روح. انا لطفھ

١٠٠× سیر. انا لطفھ

١٠٠f×خفى . انا لطفھ

١٠٠× اخفى . انا لطفھ

Page 86: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

١٠٠× نفسى . انا لطفھ

١٠٠× قلا ب . انا لطفھ

ك مطلو بي اعطینى محبتكاللھم انت مقصو دى ورضا .نولى دعا

.ومعرفتك

….. الفا تحھ

J. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah menurut penganut tarekat dan

pengaruhnya terhadap nilai-nilai sosial keagamaan dalam kehidupan

sehari-hari

Wawancara ini peneliti ditujukan kepada para jama’ah pengajian

tarekat Qodiriyah di desa Giling walaupun semua jama’ah ini tidak berasal

dari warga giling saja. Peneliti bertanya kepada informan yang ikut

menjadi jama’ah pengajian tarekat Qodiriyah di desa Giling, Seperti:

Ibu siti Muntiah ini telah mengikuti pengajian tarekat qodiriyah di

desa Giling kec. Pabelan kab. Semarang mulai pada tahun 2007 hingga

sekarang. Pengalaman yang beliau rasakan sangat senang dalam mengikuti

pengajian dan senang mengamalkan ajaran tarekat qodiriyah di desa

giling. Ketika beliau ditanya tentang pengertian tarekat beliau menjawab:

“Tarekat iku yo dalan” dengan alasan utamanya “seneng wae” mengikutitarekat qodiriyah di desa giling.

Beliau mengikuti tarekat qodiriyah di desa giling dengan keinginan

sendiri tanpa ada paksaan walaupun asal mulanya beliau tertarik karena

Page 87: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

suaminya mengikuti tarekat disana. Beliau memahami tentang tarekat

qodiriyah di desa giling yaitu:

“Tentang sejarah tarekat qodiriyah itu sendiri mulai dari Nabi sampai

kepada Syeikh Abdul Qodir Jailani. Diajarkan tentang tata cara sholat-

sholat sunnah, dan yang paling penting amalan-amalan dari tarekat

qodiriyah itu”.

Setelah beliau dibai’at dan resmi menjadi penganut tarekat qodiriyah

di desa Giling Kec. Pabelan Kab. Semarang beliau sudah melaksanakan

nilai-nilai sosial keagamaan itu dengan usaha yang sebaik mungkin bahkan

semakin bersemangat. (wawancara, 25 Juli 2014 jam 13.35-14.00)

Bapak Sumyani telah mengikuti tarekat qodiriyah di desa giling

mulai tahun 2005 sampai sekarang. Ketika beliau ditanya tentang

pengalaman yang dirasakan, beliau menjawab:

“tambah ‘ilmu, tambah amalan-amalan sholat, tambah pengajaran lantambah konco”.

Menurut beliau tarekat itu jalan, jalan untuk mendekatkan diri

kepada Allah. Beliau mengikuti tarekat di desa Giling kec. Pabelan kab.

Semarang dengan alasan utumanya karena “NADZAR”. Dahulu beliau

pernah sakit tedun, kemudian beliau mengucap kalau penyakit yang di

deritanya itu sembuh beliau akan mengikuti tarekat qodiriyah di Desa

Giling. Dan Alhamdulillah beliau disembuhkan oleh Allah dan beliau

melaksankan apa yang diucapkannya. Beliau mengikutinya dengan

keinginan sendiri tanpa bujukan atau ajakan orang lain.

Page 88: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Setelah ikut tarekat qodiriyah di desa Giling, setiap saat beliau ingat

kepada Allah SWT apalagi pada saat menjalankan ibadah apapun lebih-

lebih ibadah sholat fardhu. Dan dalam kehidupan sehari-hari pun beliau

tambah semangat dalam menerapkan nilai-nilai social keagamaan

diantaranya:

“khotbah jum’at, mengatur anak diniyah, mengatur perjalanan zakatdan merawat jenazah mulai dari awal sampai akhir”.Semua itu beliau laksanakan dengan tujuan agar agama islam terus

berkembang. (Wawancara, 25 Juli 2014 jam 14.10-14.30)

Ibu Sriyatun mengikuti tarekat Qodiriyah di desa Giling mulai tahun

1978 sampai sekarang karena beliau udah lanjut usia jika ditanya maka

beliau menjawab sebisanya seperti:

Pengalaman yang beliau rasakan setelah mengikuti tarekat

qodiriyah ialah “’ilmu tuo”, tarekat menurut beliau adalah mengaji ilmu

tuo. Beliau mengikuti tarekat Qodiriyah di desa Giling dengan keinginan

sendiri tanpa ada yang mengajak dengan alasan utamanya

keingintahuannya tentang ilmu tuo.

Beliau memahami tarekat qodiriyah adalah “amalan-amalan yang

diajarkan oleh guru/kyai yang wajib dilaksanakan baik dalam sholat fardlu

maupun kehidupan sehari-hari”. Setelah mengikuti tarekat Qodiriyah di

desa giling, didalam bermasyarakat beliau tambah mengetahui kesadaran

bersedekah dengan sesama yang membutuhkan. Walau terkadang juga

masih membincangkan orang lain yang belum tau benar atau salahnya. Hal

ini terkadang juga masih beliau lakukan, namun beliau sudah berusaha

Page 89: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

menguranginya. Kegiatan yang baik itu beliau laksanakan dengan tujuan

“KERSANE BAGAS WARAS”.(Wawancara, 26 Juli 2014 jam 09.45-

10.10).

Ibu Ruliyah mengikuti tarekat Qodiriyah di desa Giling mulai tahun

2005 sampai sekarang. Pengalaman yang beliau rasakan adalah senang

mendengarkan sholawatan ibu-ibu dan senang mendengarkan pengajian.

Alasan utamanya mengikuti tarekat Qodiriyah di desa Giling yaitu: ingin

tambah, ilmu, mengurangi kebodohan dan kumpul bersama jama’ah-

jama’ah lain. Ini juga dengan keinginan sendiri walaupun asal mulanya

sering mendapat cerita dari orang-orang tua tentang “sangune mati”, yang

kemudian menjadikan beliau sadar tentang hal tersebut dan ingin

menambah sangu mati besok dengan mengikuti tarekat Qodiriyah di desa

Giling.

Sejauh pemahaman beliau tarekat Qodiriyah di desa Giling yaitu

diberi amalan-amalan dari kyai kemudian setiap ba’da sholat fardhu wajib

dilaksanakan. Setelah mengikuti pengajian tersebut beliau bertambah

semangat dalam bersedekah, gotong royong dan menjenguk orang sakit.

Namun terkadang juga masih mengguncing tetangga yang lain. Kegiatan

yang baik tersebut bertujuan untuk menambah amal kebaikan

bermasyarakat dan kepada Allah. (Wawancara, 26 Juli jam 10.20-10.35).

Bapak Mahyudin ini mengikuti tarekat Qodiriyah di desa Giling

mulai tahun 2005 sampai sekarang. Pengalaman yang beliau rasakan

adalah senang mengikuti pengajian dengan kyai dan hatinya menjadi

Page 90: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

tentram. Alasan utamanya beliau mengikuti tarekat Qodiriyah di desa

Giling karena di sana tidak sulit seperti tarekat Naqsabandiyah di Karang

talun dan dengan keinginan sendiri tanpa ada ajakan atau paksaaan dari

orang lain.

Tarekat qodiriyah menurut beliau adalah amalan-amalan yang

diajarakan oleh kyai kepadanya untuk diamalkan ketika selesai sholat

fardhu. Setelah beliau mengikuti tarekat qodiriyah di desa Giling beliau

tambah semangat dalam beribadah (tarawih). Ketika mau berbuat curang

(nyolong) saat di sawah, trus ingat sama Allah SWT. Semua dilaksanakan

untuk menambah amal kebaikan. (Wawancara, 26 Juli 2014 jam 10.37-

10.50)

Bapak Yajid mengikuti tarekat qodiriyah di desa Giling mulai tahun

2000 sampai sekarang. Pengalaman yang dirasa setelah di bai’at dari kyai

kemudian diberi amalan-amalan yang wajib dilaksanakan.

Alasan utama beliau mengikuti tarekat Qodiriyah di desa giling:

“Nyambung tresnan mergo mbiyen ngaji fatekhah e nek kono trusnglanjutke thorekoh nek kono”.

Masuk tarekat dengan keinginan sendiri tanpa ajakan orang lain.

Beliau memahami tarekat Qodiriyah adalah amalan-amalan yang diajarkan

oleh kyai dan diamalkan tiap hari. Setelah menjadi tarekat qodiriyah beliau

semakin bertambah keimanan kepada Allah, menjadi sadar akan

pentingnya sedekah dengan sesama, menjadi khotib jum’at, dan mengajar

TPA. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan ilmu

Page 91: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

agama dan menambah amal kebaikan. (Wawancara, 26 Juli 2014 jam

10.55-11.06)

Bapak Samno mengikuti tarekat Qodiriyah di desa Giling mulai

tahun 1975 sampai sekarang. Jika ditanya pengalaman yang dirasakan

setelah mengikuti tarekat? Beliau menjawab:

“Alhamdulillah awake sehat, tambah ilmu, tambah amalan-amalan ikudikei pak kyai seng pendak seloso tindak pengajian, lan ngendikani pakkyai amalan-amalan iku mau sholat 5 waktu wajib dilakoni”.

Alasan utama beliau mengikuti tarekat Qodiriyah di desa Giling

karena dari awal ngaji fatekhah belajar di sana sama Bapak Kyai Nawawi

Giling maka kemudian melanjutkan tindak lampahi kyai yang sekarang di

pimpin oleh putranya. Ini pun juga dengan kesadaran dan keinginan

sendiri tanpa diajak oleh orang lain.

Sepengetahuan beliau tarekat qodiriyah di desa Giling adalah “tafsir

yasin, jama’ah sholat dzuhur, sholawat ibu-ibu, pengajian umum (tarekat),

fidda’, jama’ah sholat asar dan kegiatan tawajuhan yang dipimpin pak

kyai. Bentuk kegiatan sosial keagamaan beliau adalah mengajar TPA,

adzan di masjid dan khotbah jum’at. Kegiatan tersebut bertujuan “Jihad fi

Sabilillah”. (Wawancara, 26 Juli 2014 jam 11.18-11.25)

Ibu Siti Zuhrotul Batun menjadi anggota tarekat qodiriyah di desa

Giling kec. Pabelan kab. Semarang mulai tahun 2006 sampai sekarang.

Pengalaman yang dirasakan beliau Alhamdulillah keluarga menjadi

istiqomah, keluarga menjadi sehat dan menjadikan ilmunya bertambah.

Alasan utamanya menjadi anggota tarekat Qodiriyah di desa Giling karena

Page 92: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

mengikuti suami, tetapi tidak diajak oleh suaminya. Sehingga dia

mengikuti tarekat tersebut dengan keinginan sendiri.

Beliau memahami tarekat Qodiriyah di desa Giling yaitu

kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pengajian itu sendiri. Setelah

beliau mengikuti tarekat qodiriyah di desa Giling beliau merasa lebih

semangat dalam beribadah kepada Allah maupun dalam bersosial karena

beliau ingin menambah ilmu dan menyambung silaturrahmi. (Wawancara,

26 Juli 2014 jam 11.27-11.34).

Page 93: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

BAB IV

ANALISIS

Dalam analisis data penulis tempuh dengan cara sesuai dengan sifat dan jenis

data yang dianalisis. Analisis pertama digunakan untuk menganalisa konsep

ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling, Kec. Pabelan, Kab. Semarang.

Sedangkan analisis yang kedua digunakan untuk mengetahui implementasi nilai-

nilai sosial keagamaan penganut tarekat Qodiriyah di desa Giling, kec. Pabelan,

Kab. Semarang. Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang telah

diperoleh penulis adalah metode analisis kualitatif.

Adapun hal yang sudah didapatkan peneliti untuk membahas bab sebelumnya

yang dapat di tangkap oleh peneliti dari beberapa hal dari temuan-temuan peneliti

yang di dapatkan dari wawancara ataupun observasi yang dilakukan di lapangan

yang sesuai rumusan masalah yang ditemukan adalah sebagai berikut:

A. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling kecamatan Pabelan kabupaten

Semarang.

Tarekat adalah jalan atau petunjuk dalam melakukan sesuatu

ibadat sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.

dan dikerjakan oleh sahabat-sahabat Nabi, Tabiin dan tabii-tabiin turun-

temurun sampai kepada guru-guru/ulama’-ulama’ sambung menyambung

dan rantai-berantai sampai kepada masa kita ini.

Tarekat Qodiriyah adalah ajaran tarekat yang didirikan oleh Sayyid

Muhammad Muhyiddin ‘Abdul-Qodir Jilani, yang wafat pada tahun 1266

Page 94: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

M di usia sembilan puluh tahun. Tarekat Qodiriyah menitikberatkan

pengosongan “sirr” dari segala jenis pikiran selain Allah dan penyucian

jiwa dari segala macam sifat tercela, hewani, dan syaithani

Dalam menjalankan tarekat Qodiriyah sesuai ajaran Syekh Abdul

Qodir Jailani itu mudah. Kebanyakan bagi orang awam yang mengikuti ajaran

tarekat Qodiriyah di desa Giling kec. Pabelan kab. Semarang itu dengan

adanya rasa pengen, walaupun bukan paksaan dari orang lain.

Para jama’ah dalam menjalankan tarekat Qodiriyah ini sudah baik,

bahkan setelah mengikuti tarekat Qodiriyah, mereka semakin sadar betapa

pentingnya dalam beribadah kepada Allah SWT, mendekatkan diri kepada-

Nya, ukhuwah islamiyah, tolong menolong, bersedekah, dan dapat dipercaya.

Walaupun masih ada sebagian yang masih membicarakan orang lain dan

masih mempunyai perasaan buruk (nyolong), namun mereka kemudian sadar

dan ingat bahwa Allah SWT selalu mengawasi mereka. Ini menunjukkan

tarekat Qodiriyah ini sangat berpengaruh baik terhadap kejiwaan para jama’ah.

Para jama’ah tarekat Qodiriyah di desa Giling memahami tarekat

Qodiriyah itu adalah amalan-amalan yang diajarkan oleh kyai dan

diamalkan setiap ba’dha sholat fardhu. Dalam pengajian tarekat itu lah

yang kemudian diajarkan tentang sejarah tarekat Qodiriyah, tata cara

sholat yang benar, tentang sholat-sholat sunnah, tentang bersosial dengan

baik yaitu amanah, pentingnya bersedekah, iffah, tolong menolong dan

lain sebagainya. Yang kemudian menjadikan jama’ah tambah ilmu,

tambah pengalaman dan menambah amal kebaikan.

Page 95: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Para jama’ah terlihat antusias dalam mengikuti pengajian tarekat di

desa Giling. Ini terlihat pada jama’ah yang berbeda Dusun bahkan sangat jauh

rela berjalan kaki untuk mendatangi pengajian tarekat Qidiriyah di desa Giling.

Para jama’ah sudah berusaha melaksanakan dan mengamalkan ilmu yang telah

mereka dapatkan dari pak kyai.

Pengajian tarekat Qodiriyah ini dilaksanakan di Musholla tempat untuk

melaksanakan sholat jama’ah bagi warga tampar keli. Musholla ini masih

tampak terlihat bagus karena masih banyak berbagai fasilitas didalamnya

seperti; karpet, satir, mihrob, lemari, kipas angin, lampu, dan jam. Bahkan di

terasnya terdapat papan putih dan meja untuk belajar ngaji anak-anak setiap

malam. Sehingga jama’ah ketika mendengarkan pengajian tampak nyaman

dan tenang. Sampai terkadang ada jama’ah yang terlelap mengantuk dan tidur

dengan keadaan duduk. Selain itu juga ada tempat berwudlu yang begitu luas

untuk jama’ah.

Amalan-amalan yang diajarkan K.H Abdul Aziz ialah sebagai berikut:

1. Pengkhususan kepada para arwah yaitu: Syeikh Abdul Qodir Jailani,

Syeikh Abu Qosim Al Junaidi Al Baghdadi, orang-orang mukmin dan

kaum muslimin wa muslimat serta bapak ibu, kemudian dilanjutkan

membaca Al-Fatikhah.

2. Dzikir Nafi Isbat

“Nafi” artinya tidak ada, sedangkan “Isbat” artinya ditatapkan jadi

dzikir naïf isbat adalah dzikir yang ditujukan kepada yang tidak terlihat

oleh kasap mata namun ditetapka ada yaitu Allah SWT.

Page 96: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Isinya membaca kalimat “LAILAHA ILLALLAH” sebanyak 200 x, yang

mana huruf “LA” pada awal sampai ke 3 kalinya dipanjangkan sampai

panjang/sekuat nafasnya sendiri-sendiri.

3. Membaca Sholawat 3x

4. Istighfar 3x

5. Surat Al-Ikhlas 3x

6. Sholawat lagi 3x

7. Membaca dzikir ismu dzat

Ismu artinya nama sedangkan dzat adalah pencipta kehidupan yaitu

Allah SWT. Jadi dzikir ismu dzat adalah dzikir yang ditujukan sengan

menyebut nama sang pencipta yaitu dengan membaca lafad “Allah Allah”.

Lafad ini dipapankan:

“Latifah Qolbi” 100x ditempatkan pada bawah susu kiri

“Latifah Ruh” 100x ditempatkan pada bawah susu kanan

“Latifah Sir” 100x ditempatkan pada atas susu kiri

“Latifah khofi” 100x ditempatkan pada atas susu kanan

“Latifah akhfa” 100x ditempatkan ditengah-tengah antara sir dan khofi

“Latifah nafsi” 100x ditempatkan dikepala

“Latifah Qolab” 100x Qolab itu artinya bolak balik jadi ditempatkan

di seluruh anggota badan, Sehingga jumlah latifah

ini ada tujuh

B. Implementasi Nilai- Nilai Sosial Keagamaan Penganut Tarekat Qodiriyah di

Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Page 97: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Implementasi nilai-nilai sosial keagamaan penganut tarekat Qodiriyah

adalah jama’ah itu setelah mendapatkan ilmu, amalan dan pengalaman dari

pengajian tarekat yang telah diikutinya, kemudian diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam implementasi kehidupan sehari-hari, jama’ah sudah

berusaha sebaik-baiknya dalam pengamalan ilmu dan pengalaman yang telah

didapatkan. Sehingga mereka sekarang lebih tenang, lebih sopan, dan lebih

bijaksana ketika akan melakukan sesuatu.

Penganut tarekat ini mengalami dua hal terkait keikut sertaannya

mengikuti kegiatan tarekat Qodiriyah yaitu dalam hal beribadah kepada Allah

SWT dan perihal hubungannya dengan sesama masyarakat. Beribadah kepada

Allah SWT yaitu ibadah sholat wajib, sholat sunnah, dan ibadah yang bisa

mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan perihal hubungannya

dengan masyarakat yaitu tata krama, sikap amanah, tidak mengguncing

tatangga(orang lain) dan tidak mengambil barang orang lain.

Para jama’ah pengajian tarekat Qodiriyah ini mayoritas berusia 40 th

keatas. Sehingga kebanyakan mereka ketika di wawancara mereka menjawab

dengan sebisa mereka. Namun yang peneliti tangkap dari mereka adalah

mereka lebih merasa tenang setelah mengikuti ajaran tarekat Qodiriyah di desa

Giling. Karena mereka merasa mempunyai sangu untuk bekal hidup di akhirat

kelak. Hal itu dapat dilihat dari kegiatan ibadah para jama’ah, yang

sebelumnya malas dalam melaksanakan sholat tarawih, setelah menjadi

anggota tarekat Qodiriyah di desa Giling menjadi lebih semangat dalam

Page 98: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

menjalankan sholat tarawih. Ini dialami oleh Bapak Mahyudin yang menjadi

salah satu responden dalam penelitian ini.

Mereka juga merasa lebih bisa menahan diri ketika ingin berbuat yang

tidak pantas untuk diperbuat, dengan alasan karena mereka merasa diawasi

oleh Allah SWT. Dengan ilmu dan pengalaman mereka itu pula yang

menjadikan semangat dalam membantu sesama manusia, bersedekah, tolong

menolong mensyi’arkan agama, mengajar TPA, bertakziah ke tempat orang

wafat. Semua kegiatan ini mereka tujukan untuk mengembangkan ilmu agama

dan menambah amal kebaikan. Jadi jama’ah tarekat Qodiriyah ini benar-benar

ingin mencari bekal untuk hidup di akhirat.

Dalam menjalankan tarekat itu memang mudah, maka banyak

pangikut tarekat ini mampu mengamalkan amalan-amalan yang telah

ditugaskan oleh Kyai atau Syeikh akan tetapi disisi lain belum bisa

menghayati apa yang telah diajarkan oleh kyai. Hasilnya masih ada sebagian

jama’ah yang hanya sebatas menjalankan ibadah kepada Allah SWT

sedangkan dalam bermasyarakat kurang maksimal. Namun sudah berusaha

mengurangi dengan hal-hal yang tidak baik. Jadi implementasi nilai-nilai

sosial keagamaan penganut tarekat Qodiriyah pada jama’ah pengajian di desa

Giling kec. Pabelan kab. Semarang sudah baik. Bentuk dari implementasi

nilai-nilai sosial keagamaan jama’ah pengajian tarekat Qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang adalah amanah, tolong

menolong, iffah, ukhuwah islamiyah dan bersedekah.

Page 99: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Dalam implementasi nilai-nilai sosial keagamaan, jama’ah tarekat

mempunyai berbagai tujuan, yaitu untuk menjadikan islam terus berkembang,

untuk menambah amal kebaikan kepada Allah SWT dan juga kepada

masyarakat, dan juga menjalin ukhuwah islamiyah dengan baik. Jama’ah

tarekat dapat mencapai tujuan dengan baik apabila membulatkan tekatnya

dalam beribadah kepada Allah dan bersosial di dalam masyarakat,

melaksanakan amalan-amalan yang sudah ditetapkan oleh mursyidnya dan

istiqomah dalam membaca amalan-amalan yang wajib di baca setelah sholat

fardlu. Dengan demikian jama’ah tarekat akan menjadi lebih tenang, damai,

dan sejahtera dalam bermasyarakat serta selamat di akhirat kelak.

Page 100: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bab terdahulu telah diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan

permasalahan yang diangkat, meliputi Konsep Ajaran Tarekat Qodiriyah di

Desa Giling kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang dan Implementasi

Nilai-Nilai Sosial Keagamaaan Penganut Tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ini, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

Konsep ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling kecamatan Pabelan

kabupaten Semarang adalah sebuah ajaran untuk mendekatkan diri

kepada Allah SWT dengan menjalankan amalan-amalan yang diajarkan

oleh K.H Abdul Aziz kepada jama’ah pengajian tarekat.

2. Implementasikan nilai-nilai sosial keagamaan penganut tarekat

Qodiriyah pada jama’ah di desa Giling kec. Pabelan kab. Semarang

Implementasi nilai-nilai sosial keagamaan penganut tarekat

Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang ini adalah

suatu penerapan hal-hal yang baik, bermanfaat serta bermutu didalam

masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan jama’ah dalam kehidupan

sehari-hari yaitu berusaha amanah, berukhuwah islamiyah dengan baik,

bersedekah dan tolong menolong antar sesama.

Page 101: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

B. Saran

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan terhadap implementasi nilai-

nilai sosial keagamaan penganut tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang, maka peneliti dapat memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Jama’ah

Diharapkan jama’ah perlu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah

SWT dan menjalin persatuan dan kesatuan dalam mewujudkan sosial

keagamaan dalam bermasyarakat.

2. Kyai

Kepada kyai untuk selalu memberikan motivasi dan mengawasi

kepada jama’ah tarekat Qodiriyah dalam pentingnya ibadah kepada Allah

SWT dan pentingnya menerapkan nilai-nilai sosial keagamaan dalam

kehidupan bermasyarakat.

C. Penutup

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah mernberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, walaupun dengan segala keterbatasan ilmu,

pengetahuan dan wawasan berpikir.

Akhirnya, Semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya, Amin.

Page 102: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2007. Sosiologi Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Abdullah. 1999. Sentuhan-Sentuhan Sufistik. Bandung: CV Pustaka Setia.

Aceh, Abubakar. 1996. Pengantar Ilmu Tarekat. Solo: Penerbit dilindungi

undang-undang.

Ahmadi, Wahid. 2004. Risalah Akhlak. Solo: Era Intermedia.

Al Ghalayini, Syeikh Mushtafa. 1976. Bimbingan Menuju ke Akhlak yang Luhur:

Semarang: CV. Toha Putra.

Ansyari, Fuad. 1995. Islam Kaffah Tantangan Sosila dan Implikasinya di

Indonesia. Jakarta: Gema Insani Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Agama RI. 1989. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Lubuk

Agung.

Djatnika, Rachmat. 1996. Sistem Ethika Islami (Akhlak Mulia). Jakarta: Pustaka

Panjimas.

Ilyas, Yunahar. 2002. Kuliah Akhlak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jamil, Muhsin. 2005. Tarekat dan Dinamika Sosial Politik. Yogyakarta: Pustaka

Page 103: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Pelajar.

Junaedi, Mahfudz. 2004. Akidah Akhlak untuk Madrasah Aliyah Kelas x. UU

Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta: C.V.

GANI dan Son.

Maryani, Yeyen. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pelajar. Jakarta

timur: Badan pengembangan dan pembinaan bahasa.

Mubaraq, Zulfi. 2010. Sosiologi agama. Malang: UIN-MALIKI Press.

Suprayogo, Imam dan Tobroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Agama.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Syukur, Amin. 2002. asawwuf. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tamrin, Dahlan. 2010. Tasawuf Irfani Tutup Nasut Buka Lahut. Malang: UIN

MALIKI PRESS.

Tatapangarsa, Humaidi.1980. Akhlaq yang Mulia. Surabaya: PT Bina Ilmu Offset

Umar Hasyim, Ahmad. 2004. Menjadi Muslam Kaffah. Yogyakarta: Mitra

Pustaka.

Utsman, Al Allamah. Terjemah Durratun Nasihin. Surabaya: CV Karya Utama.

Valaudin, Mir. 1997. Zikir dan Kontemplasi dalam Tasawuf. Bandung: Hidayah

Press.

Page 104: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Zahri, Mustafa. 1976. Kunci Memahami Ilmu Tasawwuf. Surabaya: PT Bina Ilmu.

Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi penelitian sosial dan pendidkan. Jakarta: PT

Bumi Aksara.

Page 105: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Pedoman Wawancara/Interview

I. Identitas informan

1. Nama :

2. Jabatan :

3. Wawancara hari/tanggal :

4. Waktu :

II. Materi wanwancara

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagaamaan dalam ajaran

tarekat Qodiriyah pada jama’ah pengajian

III.Butir-butir pertanyaan

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

a. Sejak kapan anda mengikuti ajaran tarekat qodiriyah di

Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

b. Bagaimana pengalaman yang anda rasakan setelah

mengikuti tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

c. Apa alasan utama anda untuk mengikuti tarekat qodiriyah

di Desa Giling kecamatan Pabelan kabupaten Semarang?

d. Siapa yang mengajak anda mengikuti ajaran tarekat

Qodiriyah di Desa Giling Keacamatan Pabelan Kabupaten

Semarang?

Page 106: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

a. Apa yang anda fahami dengan ajaran tarekat Qodiriyah di

Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

b. Apa anda sudah menerapkan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

c. Apa bentuk kegiatan anda dari penerapan nilai-nilai sosial

keagamaan dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

d. Apa tujuan anda dalam penerapan nilai-nilai sosial

keagamaan dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Page 107: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Hasil Wawancara

I. Identitas informan

5. Nama : Siti Muntiah

6. Jabatan : Jama’ah

7. Wawancara hari/tanggal : Jum’at, 25 Juli 2014

8. Waktu : Jam 13.35-14.00

II. Materi wanwancara

3. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

4. Implementasi nilai-nilai sosial keagaamaan dalam ajaran

tarekat Qodiriyah pada jama’ah pengajian

III. Butir-butir pertanyaan dan jawaban

3. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

e. Sejak kapan anda mengikuti ajaran tarekat qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “sejak tahun 2007”

f. Bagaimana pengalaman yang anda rasakan setelah mengikuti

tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang?

Jawab: “senang dalam mengikuti pengajian dan mengamalkan

ajaran tarekat qodiriyah di Desa Giling”.

Page 108: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

g. Apa alasan utama anda untuk mengikuti tarekat qodiriyah di

Desa Giling kecamatan Pabelan kabupaten Semarang?

Jawab: “alasane yo seneng wae”

h. Siapa yang mengajak anda mengikuti ajaran tarekat Qodiriyah

di Desa Giling Keacamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “dengan keinginan sendiri walau ada rasa pengen

karena suaminya ikut tarekat di desa Giling”.

4. Implementasi nilai-nilai sosial keagamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

e. Apa yang anda fahami dengan ajaran tarekat Qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “tentang sejarah tarekat mulai dari Nabi sampai kepada

Syeikh Abdul Qodir Jailani, diajarkan tentang tata cara sholat

yang benar dan sholat-sholat sunnah”.

f. Apa anda sudah menerapkan nilai-nilai sosial keagamaan dalam

ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang?

Jawab: “sudah”

g. Apa bentuk kegiatan anda dari penerapan nilai-nilai sosial

keagamaan dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “bertakziyah dengan kesadaran hati atau keinginan

sendiri dan bersedekah”.

Page 109: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

h. Apa tujuan anda dalam penerapan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “menambah amal kebaikan”.

Page 110: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

I. Identitas informan

1. Nama : Sumyani

2. Jabatan : Jama’ah

3. Wawancara hari/tanggal : Jum’at, 25 Juli 2014

4. Waktu : Jam 14.10-14.30

II. Materi wanwancara

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagaamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

III. Butir-butir pertanyaan dan jawaban

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

a. Sejak kapan anda mengikuti ajaran tarekat qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “tahun 2005”

b. Bagaimana pengalaman yang anda rasakan setelah mengikuti

tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten

Semarang?

Jawab: “tambah ilmu, tambah amalan-amalan sholat dan

tambah pengajaran”.

c. Apa alasan utama anda untuk mengikuti tarekat qodiriyah di

Desa Giling kecamatan Pabelan kabupaten Semarang?

Jawab: “karena nadzar, dulu sakit ketika sembuh saya

mengucap atau bernadzar akan ikut tarekat qodiriyah di desa

Page 111: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Giling. Kemudian Alhamdulillah sembuh dan saya mengikuti

tarekat Qodiriyah di desa Giling”.

d. Siapa yang mengajak anda mengikuti ajaran tarekat Qodiriyah

di Desa Giling Keacamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “keinginan sendiri”.

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

a. Apa yang anda fahami dengan ajaran tarekat Qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “amalan-amalan yang diajarakan oleh pak kyai

kemudian saya amalkan setiap selesai sholat fardhu”.

b. Apa anda sudah menerapkan nilai-nilai sosial keagamaan dalam

ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang?

Jawab: “setelah dibai’at saya sudah”.

c. Apa bentuk kegiatan anda dari penerapan nilai-nilai sosial

keagamaan dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “mengatur peserta khotbah, mengatur guru-guru madin,

mengatur perjalanan zakat fitrah dan merawat jenazah mulai

dari awal sampai akhir”.

Page 112: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

d. Apa tujuan anda dalam penerapan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “agar agama islam itu terus berkembang, amar ma’ruf

nahi mungkar, dan merupakan kewajiban”.

Page 113: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

I. Identitas informan

1. Nama : Sriyatun

2. Jabatan : Jama’ah

3. Wawancara hari/tanggal : Sabtu, 26 Juli 2014

4. Waktu : Jam 09.45-10.10

II. Materi wanwancara

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagaamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

III. Butir-butir pertanyaan dan jawaban

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

a. Sejak kapan anda mengikuti ajaran tarekat qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “tahun 1970”

b. Bagaimana pengalaman yang anda rasakan setelah mengikuti

tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang?

Jawab: “ilmu tuo”

c. Apa alasan utama anda untuk mengikuti tarekat qodiriyah di

Desa Giling kecamatan Pabelan kabupaten Semarang?

Jawab: “ngaji ilmu tuo”

d. Siapa yang mengajak anda mengikuti ajaran tarekat Qodiriyah

di Desa Giling Keacamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Page 114: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Jawab: “keinginan sendiri”.

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

a. Apa yang anda fahami dengan ajaran tarekat Qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “amalan dari kyai”

b. Apa anda sudah menerapkan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “sudah”.

c. Apa bentuk kegiatan anda dari penerapan nilai-nilai sosial

keagamaan dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “bersedekah, tolong menolong dan ukhuwah islamiyah

namun masih membicarakan orang tapi dalam mencari apakah

itu benar atau salah”.

d. Apa tujuan anda dalam penerapan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “kersane bagas waras”

Page 115: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

I. Identitas informan

1. Nama : Ruliyah

2. Jabatan : Jama’ah

3. Wawancara hari/tanggal : Sabtu, 26 Juli 2014

4. Waktu : Jam 10.20-10.35

II. Materi wanwancara

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagaamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

III. Butir-butir pertanyaan dan jawaban

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

a. Sejak kapan anda mengikuti ajaran tarekat qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “tahun 2005”

b. Bagaimana pengalaman yang anda rasakan setelah mengikuti

tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang?

Jawab: “mendengarkan sholawatan ibu-ibu, pengajian, fiddah,

jama’ah sholat asar dan tawajuhan bersama-sama yang

dipimpin oleh kyai”.

c. Apa alasan utama anda untuk mengikuti tarekat qodiriyah di

Desa Giling kecamatan Pabelan kabupaten Semarang?

Page 116: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Jawab: “tambah ilmu, ngurangi kebodohan, kumpul bersama

teman-teman”

d. Siapa yang mengajak anda mengikuti ajaran tarekat Qodiriyah

di Desa Giling Keacamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “keinginan sendiri’.

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

a. Apa yang anda fahami dengan ajaran tarekat Qodiriyah di

Desa Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “diberi amalan dari kyai setiap setelah sholat

fardhu diamalkan”.

b. Apa anda sudah menerapkan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “sudah”.

c. Apa bentuk kegiatan anda dari penerapan nilai-nilai sosial

keagamaan dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “sedekah, gotong royong, dan takziah”.

d. Apa tujuan anda dalam penerapan nilai-nilai sosial

keagamaan dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Page 117: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Jawab: “untuk menambah amal kebaikan baik kepada

masyarakat dan kepada Allah”.

Page 118: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

I. Identitas informan

1. Nama : Mahyudin

2. Jabatan : Jama’ah

3. Wawancara hari/tanggal : Sabtu, 26 Juli 2014

4. Waktu : Jam 10.37-10.50

II. Materi wanwancara

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagaamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

III. Butir-butir pertanyaan dan jawaban

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

a. Sejak kapan anda mengikuti ajaran tarekat qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “tahun 2005”

b. Bagaimana pengalaman yang anda rasakan setelah mengikuti

tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang?

Jawab: “senang mengikuti pengajian dengan kyai dan hatinya

menjadi tentram”.

c. Apa alasan utama anda untuk mengikuti tarekat qodiriyah di

Desa Giling kecamatan Pabelan kabupaten Semarang?

Jawab: “karena disana tidak sulit seperti di desa Karang talun

(tarekat naqsabandiyah)”.

Page 119: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

d. Siapa yang mengajak anda mengikuti ajaran tarekat Qodiriyah

di Desa Giling Keacamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “keinginan sendiri”

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

a. Apa yang anda fahami dengan ajaran tarekat Qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “amalan dari kyai yang wajib dilaksanakan”.

b. Apa anda sudah menerapkan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “sudah”.

c. Apa bentuk kegiatan anda dari penerapan nilai-nilai sosial

keagamaan dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “semangat dalam tarawih dan ketika mau berbuat jahat

(nyolong) waktu di sawah kemudian ingat kepada Allah”.

d. Apa tujuan anda dalam penerapan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “untuk menambah amal kebaikan”

Page 120: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

I. Identitas informan

1. Nama : Yajid

2. Jabatan : Jama’ah

3. Wawancara Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Juli 2014

4. Waktu : Jam 10.55-11.06

II. Materi wanwancara

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagaamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

III. Butir-butir pertanyaan dan jawaban

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

a. Sejak kapan anda mengikuti ajaran tarekat qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab:” tahun 2000”

b. Bagaimana pengalaman yang anda rasakan setelah mengikuti

tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang?

Jawab: “dibai’at dari kyai, diberi amalan trus wajib

diamalkan”.

c. Apa alasan utama anda untuk mengikuti tarekat qodiriyah di

Desa Giling kecamatan Pabelan kabupaten Semarang?

Jawab: “nyambung tresnan mergo biyen ngaji fatekhah nek

kono”.

Page 121: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

d. Siapa yang mengajak anda mengikuti ajaran tarekat Qodiriyah

di Desa Giling Keacamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “keinginan sendiri”

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

a. Apa yang anda fahami dengan ajaran tarekat Qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “amalan yang diajarkan dan diamalkan tiap hari”.

b. Apa anda sudah menerapkan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawad: “sudah”.

c. Apa bentuk kegiatan anda dari penerapan nilai-nilai sosial

keagamaan dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “sedekah, khotbah jum’at, dan ngajar TPA”.

d. Apa tujuan anda dalam penerapan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “mengembangkan ilmu agama dan menambah amal

kebaikan”.

Page 122: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

I. Identitas informan

1. Nama : Samno

2. Jabatan : Jama’ah

3. Wawancara Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Juli 2014

4. Waktu : Jam 11.18-11.25

II. Materi wanwancara

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagaamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

III. Butir-butir pertanyaan dan jawaban

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

a. Sejak kapan anda mengikuti ajaran tarekat qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “tahun 1975”

b. Bagaimana pengalaman yang anda rasakan setelah mengikuti

tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang?

Jawab: “awake sehat Alhamdulillah, tambah ilmu, tambah

amalan-amalan yang diberikan kyai dan setiap pendak seloso

tindak ngaji”.

c. Apa alasan utama anda untuk mengikuti tarekat qodiriyah di

Desa Giling kecamatan Pabelan kabupaten Semarang?

Page 123: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Jawab: “dari awal ngaji fatekhah sama kyai Nawawi Giling

terus melanjutkan tindak lampahe kyai”.

d. Siapa yang mengajak anda mengikuti ajaran tarekat Qodiriyah

di Desa Giling Keacamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “keinginan sendiri”

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

a. Apa yang anda fahami dengan ajaran tarekat Qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “tafsir yasin, jama’ah sholat dzuhur, sholawatan para

ibu, pengajian umum, fidda’, jama’ah sholat asar dan

tawajjuhan yang dipimpin oleh kyai”.

b. Apa anda sudah menerapkan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “sudah”

c. Apa bentuk kegiatan anda dari penerapan nilai-nilai sosial

keagamaan dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “ngajar Tpa, adzan di Masjid, khotbah jum’at, tolong

menolong, ukhuwah islamiyah dan bersedekah”.

Page 124: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

d. Apa tujuan anda dalam penerapan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “jihad fi sabilillah”.

Page 125: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

I. Identitas informan

1. Nama : Siti Zahrotul Batun

2. Jabatan : Jama’ah

3. Wawancara Hari/Tanggal : Sabtu 26 Juli 2014

4. Waktu : Jam 11.27-11.34

II. Materi wanwancara

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagaamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

III. Butir-butir pertanyaan dan jawaban

1. Konsep ajaran tarekat Qodiriyah

a. Sejak kapan anda mengikuti ajaran tarekat qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “sejak tahun 2006”

b. Bagaimana pengalaman yang anda rasakan setelah mengikuti

tarekat qodiriyah di Desa Giling Kecamatan Pabelan

Kabupaten Semarang?

Jawab: ”Alhamdulillah keluarga istiqomah, Alhamdulillah

keluarga sehat dan tambah ilmu”.

c. Apa alasan utama anda untuk mengikuti tarekat qodiriyah di

Desa Giling kecamatan Pabelan kabupaten Semarang?

Jawab: “mengikuti suami”.

Page 126: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

d. Siapa yang mengajak anda mengikuti ajaran tarekat Qodiriyah

di Desa Giling Keacamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “keinginan sendiri’.

2. Implementasi nilai-nilai sosial keagamaan dalam ajaran tarekat

Qodiriyah pada jama’ah pengajian

a. Apa yang anda fahami dengan ajaran tarekat Qodiriyah di Desa

Giling Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “jama’ah sholat dzuhur, sholawatan ibu-ibu, pengajian

umum, fidda’, jama’ah sholat asar dan tawajjuhan”.

b. Apa anda sudah menerapkan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “sudah”

c. Apa bentuk kegiatan anda dari penerapan nilai-nilai sosial

keagamaan dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling

Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “sedekah, tolong menolong, iffah dan silaturrahmi”.

d. Apa tujuan anda dalam penerapan nilai-nilai sosial keagamaan

dalam ajaran tarekat Qodiriyah di Desa Giling Kecamatan

Pabelan Kabupaten Semarang?

Jawab: “tambah amal dan menyambung persaudaraan”.

Page 127: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam
Page 128: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam
Page 129: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

DAFTAR NILAI SKK

Nama: Siti Aisah Pembimbing Akademik: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Nim : 11110002 Jurusan/Progdi : Tarbiyah PAI

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai

1 OPAK 25-27 Agustus

2010

Peserta 3

2 UPT Perpustakaan STAIN

(USER EDUCATION)

20-25 September

2010

Peserta 3

3 Seminar “Bahasa Arab” 30 Oktober 2010 Peserta 3

4 Seminar Nasional Pendidikan

“Membudayakan sebuah

Pendidikan Berkarakter Ke-

Indonesia-an dalam Pendidikan

Formal (Potret Sekolah

Alternatif)”

6 Nopember 2010 Peserta 6

5 Ceramah dan Dialog (CERDIG)

Muslimah “Muslimah 24

Karat”

3 Desember 2010 Peserta 3

6 National Workshop Of

Entrepreneurship And Basic

Cooperation 2010

19 Desember 2010 Peserta 6

Page 130: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

7 Seminar Regional “Berani Kaya

Berani Taqwa”

21 Mei 2011 Peserta 4

8 Seminar “Heal the World with

Voluntary Service”

19 Maret 2011 Peserta 3

9 Seminar Nasional Pendidikan

”Realisasi Pendidikan Karakter

Bangsa Dalam Kurikulum

Pendidikan Nasional”

20 Juni 2011 Peserta 6

10 Seminar Nasional “Pilar-Pilar

Penanggulangan Korupsi di

Indonesia Perspektif Agama,

Budaya, dan Negara”

22 Juni 2011 Peserta 6

11 Praktikum Baca Tulis Al-

Qur’an (BTA)

22 Juni 2011 Peserta 2

12 Smart Successful SIBA TEST

(SSST) II

1 Juli 2011 Peserta 3

13 Praktikum Kepramukaan 22-27 Juli 2011 Peserta 3

14 Praktikum Mata Kuliah ETIKA

PROFESI KEGURUAN

10 Februari 2012 Peserta 2

15 Praktikum Mata Kuliah

KOMPUTER MULTIMEDIA

13 Maret 2012 Peserta 2

16 Seminar Nasional

Enterpreneuship “Tren Bisnis

21 April 2012 Peserta 6

Page 131: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam
Page 132: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam
Page 133: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam
Page 134: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Bapak K.H Abdul Aziz

Musholla

Page 135: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

Jama’ah Tarekat Qodiriyah Perempuan

Jama’ah Tarekat Qodiriyah Laki-laki

Page 136: JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5107/1/AISAH FILE...3. Bapak Rasimin, M. Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Agama Islam

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : SITI AISAH

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 21 Januari 1993

Alamat : RT 01/RW 04 Bawang, Truko, Bringin, Semarang

Pendidikan :

1. RA Miftahul Huda Truko, Bringin, Semarang

(1998)

2. MI Miftahul Huda Truko, Bringin, Semarang

(2004)

3. MTs Sudirman Truko, Bringin, Semarang

(2007)

4. MAK Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang

(2010)

5. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga (2014).