radadadpp jkk (25 feb 2011)
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
1/29
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR TAHUN
TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 dan
Pasal 34 ayat (4), Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, perlu diatur
tentang iuran dan manfaat jaminan kecelakaan kerja
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), ayat(2), dan ayat (3), dan Pasal 34 ayat (1) dan ayat (2)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 ;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150);
Tambahan Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor
4456;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN
KECELAKAAN KERJA.
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
2/29
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:
1. Jaminan Kecelakaan Kerja yang selanjutnya disingkat JKK adalah
jaminan yang diberikan kepada peserta yang mengalami kecelakaan
kerja berupa manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai.
2. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi dalam hubungan
kerja, termasuk kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah
menuju tempat kerja atau sebaliknya,kecelakaan yang terjadi dalam
perjalan dinas atau yang ditugaskan pemberi kerja,dan penyakit yang
disebabkan oleh lingkungan kerja.
3. Peserta adalah setiap orang yang mengikuti program JKK dan
iurannya telah dibayar, termasuk orang asing yang bekerja paling
singkat 6 (enam) bulan di Indonesia.
4. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima gaji, upah,
atau imbalan dalam bentuk lain.
5. Penyelenggara Negara adalah Pejabat Negara yang menjalankan fungsi
eksekutif, legislatif, atau yudikatif, dan pejabat lain yang fungsi dan
tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Pegawai Negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang
telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau
diserahi tugas negara lainnya, dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7.Pemberi kerja adalah orang perseorangan, pengusaha, badan hukum,atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja atau
penyelenggara negara yang mempekerjakan Pegawai Negeri dengan
membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya.
2
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
3/29
8.Gaji atau upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja
yang ditetapkan dan dibayar menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk
tunjangan bagi pekerja dan keluarganya atas suatu pekerjaan
dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
9.Cacat adalah keadaan berkurang atau hilangnya fungsi tubuh atau
hilangnya anggota badan yang secara langsung atau tidak langsung
mengakibatkan berkurang atau hilangnya kemampuan pekerja untuk
menjalankan pekerjaannya.10.Cacat total adalah Cacat yang mengakibatkan ketidak-mampuan
seseorang baik fisik maupun mental untuk melakukan pekerjaan rutin
atau sesuai profesinya selama kurun waktu dua tahun.
11. Cacat total tetap adalah Cacat yang mengakibatkan ketidakmampuan
seseorangbaik fisik maupun mentaluntuk melakukan pekerjaan
apapun untuk memperoleh pendapatan untuk sisa hidupnya.
12. Badan penyelenggara jaminan sosial adalah badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan programjaminan kecelakaan kerja
jaminan sosial.
13. Pegawai pengawas ketenagakerjaan adalah pegawai teknis berkeahlian
khusus yang ditunjuk oleh Menteri.
14. Dokter pemeriksa adalah dokter pemberi kerja atau dokter yangditunjuk oleh pemberi kerja atau dokter pemerintah???(yang memiliki
ijin praktik?)yang memeriksa dan merawat tenaga kerja yang
mengalami kecelakaan kerja.
15. Dokter penasehat adalah dokter yang ditunjuk (???) oleh Menteri
Kesehatan atas usul Menteri.
16. Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidangketenagakerjaan.
Pasal 2
Penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja bertujuan untuk
memastikan peserta memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan
3
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
4/29
santunan uang tunai apabila peserta mengalami kecelakaan kerja atau
menderita penyakit akibat kerjadengan atau tanpa kecacatan/kematian.
BAB II
KEPESERTAANPasal 3
(1)Peserta program jaminan kecelakaan kerja meliputi:
a.Pemberi kerja;
b.Pekerja yang bekerja pada pemberi kerja sektor
swasta/BUMN/BUMD/pemberi kerja perkumpulan/permberi kerja
berbadan hukum lainnya
c.Pekerja tidak tetap/honorer pada pemberi kerja sektor
swasta/BUMN/BUMD/pemberi kerja perkumpulan/permberi kerja
berbadan hukum lainnya
d.Pekerja yang mendapat upah harian pada pada pemberi kerja sektor
swasta/BUMN/BUMD/pemberi kerja perkumpulan/permberi kerja
berbadan hukum lainnya
e.Orang yang berusaha sendiri;???
f.Pegawai Negeri yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota
Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia;
g.Pejabat Negara;
h.Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS);
i.Prajurit siswa TNI dan POLRI;
j.Peserta magang di pemberi kerja dan siswa sekolah yang
melakukan pekerjaan di perusahaan.
(2) Kepesertaan jaminan kecelakaan kerja bersifat wajib dan
penyelenggaraannya dilakukan secara bertahap.
Pasal 4
Untuk pertama kali penyelenggaraan Jaminan Kecelakaan Kerja
diwajibkan bagi:
a.Pemberi kerja yang mempekerjakan 10 (sepuluh) orang atau lebih
beserta pekerjanya, atau membayar upah paling sedikit sebesar Rp.
4
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
5/29
10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) sebulan untuk seluruh
pekerjanya;
b. Pegawai Negeri yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil, anggota Tentara
Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Republik Indonesia;
c. Pejabat Negara;
d. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS);
e. Prajurit siswa TNI dan POLRI;
f. Peserta magang di pemberi kerja dan siswa sekolah yang melakukan
pekerjaan di perusahaan.
Huruf b-e sudah termasuk dalam a. Huruf
f sebaiknya tidak sekarang. Akan menyulitkan siswa/mahasiswa
magang.
Pasal 5
UntukpSebelum seluruh pemberi kerja yang diwajibkan sebagaimana
dimaksud pasal 4 telah melakukan kewajibannya, Pemberikerja sektor
swasta yang mempekerjakan pekerja dibawah
kurang dari 10 (sepuluh)
orang dapat mengikuti program Jaminan Kecelakaan Kerja secara
sukarela.
BAB III
MANFAAT JAMINAN KECELAKAAN KERJA
Pasal 6
(1) Peserta yang tertimpa kecelakaan atau penyakit akibatkerjaberhak atas Jaminan Kecelakaan Kerja berupa penggantian biaya yang
meliputi:
a. Biaya pengangkutan peserta yang mengalami kecelakaan
kerja ke Rumah Sakit dan atau ke rumahnya, termasuk biaya
pertolongan pertama pada kecelakaan;
b. Biaya pemeriksaan, pengobatan, dan atau perawatan selama
di Rumah sakit, termasuk rawat jalan;
c. Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (orthese) dan atau alat
ganti (prothese) bagi peserta yangkehilangananggota badannya
hilang atausalah satu organ indera tubuhtidak berfungsi akibat
kecelakaan kerja.
5
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
6/29
(2) Selain penggantian biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
kepada peserta yang tertimpa kecelakaan kerjaberhak menerima
diberikan juga santunan berupa uang yang meliputi:
a. Santunan sementara tidak mampu bekerja;
b. Santunan cacad sebagian untuk sisa hidupnyaselama-
lamanya;
c. Santunan cacad totaltetap untuk sisa hidupnyaselama-
lamanya baik fisik maupun mental; dan atau
d. Santunan kematianyang diberikan kepada ahli waris pekerja
e. Santunan berkala
(3) Besarnya jaminan kecelakaan kerja adalah sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 7
Perubahan besarnya penggantian biaya dan santunan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan (2)disesuaikan tiap dua tahun
dengan Peraturan Presidendapat dilakukan secara berkala.
Pasal 8
(1)Dalam hal terjadi kecelakaan kerjadi tempat kerja, pemberi kerja
wajib membayar terlebih dahulu biaya pengangkutan dari tempat
terjadinya kecelakaan kerja ke tempat pelayanan kesehatan atau ke
rumah pekerja yang mengalami kecelakaan kerjauntuk kemudian
mengajikan klaim biaya tersebut kepada BPJS.
(2)Dalam hal kecelakaan kerja diluar tempat kerja akibat suatu tugas
yang diberikan pemberi kerja, maka pemberi kerja wajib membayar
terlebih dahulu biaya-biaya medis dan pengankutan untuk
kemudian mengajikan klaim biaya tersebut kepada BPJS
Pasal 9
Klaim manfaat JKK bagi pekerja yang mengalami penyakit yang timbul
akibat hubungan kerja daluarsa setelah 3 (tiga) tahun terhitung sejak
berakhirnya hubungan kerja dengan pemberi kerja tersebut.
Mohon
6
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
7/29
konsul kepada ahli kecelakaan kerja untuk kemungkinan terdapat
penyakit akibat kerja yang dapat muncul setelah tiga tahun paparan
Pasal 10
Hak peserta Program JKK sebagaimana diatur dalam peraturan
pemerintah ini, tidak dapat dipindah tangankan, digadaikan, atau disita
sebagai pelaksanaan putusan pengadilan.
Pasal 11
(1)Karena tugas dan tanggung-jawabnya terhadap negara yang khususdengan risiko kerja yang sangat besar, anggota TNI/POLRI/siswa
prajurit berhak atas manfaat tambahan dengan dana bersumber
APBN.
(2)Manfaat tambahan bagi anggota TNI/POLRI/PNS yang mengalami
kecelakaan kerja diaturlebih lanjutsecara tersendiri
oleh Mentri
yang bertanggung jawab dalam bidang pertahanan dan kemananan.
BAB IV
IURAN
Pasal 12
Iuran jaminan kecelakaan kerja dibayar oleh pemberi kerja.
Pasal 13
(1)Iuran program JKK ditetapkan sebesar prosentase upah/gaji sebulan
dengan batas minimum upah minimum yang berlaku di daerah
domisili pemberi kerja
(2)Besarnya iuran JKK dikelompokan kedalam dua kelompoklingkungan
kerjasebagai berikut:a.Kelompok 1 = 0,25 %
b.Kelompok 2 = 0,75 %
(3)Pengelompokan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam lampiran I.
7
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
8/29
(4)Perubahaan besarnya iuran diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Presidensetiap dua tahun.
Pasal 14
(1) Perhitungan besarnya iuran untuk peserta pemberi kerjaswasta,
BUMN/BUMD berdasarkan upah/gaji sebulan.
(2)Perhitungan besarnya iuran untuk peserta Calon Pegawai Negeri dan
Pegawai Negeri berdasarkan gaji sebulan.
(3)Perhitungan besarnya iuran untuk peserta Pejabat Negara
berdasarkan gaji sebulan.
(4)Perhitungan besarnya iuran untuk peserta prajurit siswa TNI/POLRI,
peserta magang dan murid sekolah yang bekerja di pemberi kerja
didasarkan pada Upah Minimumyang berlaku di daerah domisili
sekolahsetempat.
BAB V
PENDAFTARAN KEPESERTAAN
Pasal 15
(1)Pemberi kerja wajib mendaftarkan dirinya,seluruhpekerjanya peserta
magang dan siswa sekolah yang melakukan pekerjaan di pemberi
kerja sebagai peserta program JKK pada badan penyelenggara
jaminan sosial dan membayar iuran sesuai dengan kelompok iuran
lingkungan pekerjaan.
(2)Pemberi kerja wajib mendaftarkan calon pegawai negeri, pegawai
negeri, pejabat negara, dan prajurit siswa TNI/POLRI sebagai peserta
program JKK pada badan penyelenggara jaminan sosial dan
membayar iuran sesuai dengan kelompok iuranlingkungan pekerjaan.
(3)Dalam pendaftaran program mendaftarkan peserta ke programJKK,
pemberi kerjaharus mencantumkan sekurang-kurangnya data
mengenai:
a.alamatlengkapperusahaan/instansi/lembaga/pemberi kerjayang
mencakup kelompok iuran, nama pemberi kerja, nomor ijin usaha,
nama jalan, nomor jalan/blok/ruangan, nomor telepon, nomor fax,
dan atau alamat email.
8
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
9/29
b.Jumlah pekerja/peserta magang dan siswa sekolah yang
melakukan pekerjaan dipadapemberi kerjadengan melampirkan
daftar nama dan Nomor Induk Kependudukan pekerjayang
diikutsertakan dalam program JKK beserta nama ahli
warisnyaanggota keluarganya; atau
c.Jumlah calon pegawai negeri, pegawai negeri, pejabat negara, dan
prajurit siswa TNI/POLRI di instansi/lembaga yang diikutsertakan
dalam program JKK beserta anggota keluarganya dengan
melampirkan daftar nama dan Nomor Induk Kependudukan
pekerjabesertanama ahli warisnya
d.Jenis kelompok iuran
e.Besarnya upah/gaji/honor/beasiswasetiap peserta danbesran
iuran untuk tiap-tiap pekerja/siswa dicantumkan dalam lampiran.
(4)Pemberi kerja wajib melaporkan setiap terjadinya perubahan data
pemberi kerja dan peserta program JKK kepada BPJSpaling lambat
satu bulan setelah terjadinya perubahan tersebut.
Pasal 16
(1)BPJS wajib menerbitkan Kartu Peserta program JKK paling lama 7
(tujuh) hari setelah diterimanya iuranpendaftaran pemberi kerja
diterima.
Iuran diterima bisa menimbulkan salah tafsir dengan
mengartikan iuran telah masuk ke nomor rekening BPJS, sementara
pada waktu antara tersebut kecelakaan dapat terjadi.
(2)Dalam hal Kartu Peserta belum diterbitkan dan terjadi kecelakaankerja, pekerja yang mengalami kecelakaan berhak atas JKK
berdasarkan bukti pendaftaran yang telah diterima kantor BPJS
setempat.
BAB VI
PROSEDUR MENDAPATKAN MANFAAT
Pasal 17
Pemberi kerja wajib melaporkan setiapkejadianterjadinya kecelakaan
kerja kepada BPJS dan instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat
(tidak perlu menambah pelaporan dua kali pleh
pemberi kerja. BPJS lah yang diwajibkan melaporkan tiap bulan kepada
9
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
10/29
kementraian naker atau nama penggantinya)dalam waktu 2 (dua) kali 24
(dua puluh empat) jam terhitung sejaksaatterjadinya kecelakaan kerja.
Seorang dokter yang memeriksa seorang pekerja dan menemukan
diagnosis suatu penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang
wajib melaporkan dan meminta pekerja melaporkan kejadian tersebut
kepada BPJS setempat untuk mendapatkan manfaat JKK dalam waktu 2
x 24 jam setelah diagnosis ditegakkan dengan menyertakan surat
keterangan dokter.
Pasal 18
(1) Untuk mendapatkan klaim manfaat JKK, pemberi kerja wajib
melaporkan akibat kecelakaan kerja kepada BPJS dan instansi yangbertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat dalam waktu
2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak diterbitkannya
surat keterangan Dokter Pemeriksa atau Dokter Penasehat.
(2) Surat keterangan Dokter Pemeriksa atau Dokter Penasehat
sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat 2 ayat 1 menyatakan :
a.Dianosis dan kode diagnosis kecelakaan dan atau penyakit akibat
kerja
b.Perkiraan waktu pasien/peserta sementara tidak mampu bekerja
akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja yang memebutuhkan
perawatan atau pemulihan danberakhirnya kondisi sementara
tidak mampu bekerja;
c.Ada atau tidaknya cacat sebagian untuksementra atau untuk sisa
hidup pesertaselama-lamanya;
d.Ada atau tidaknya cacat totalsementra atau untuk sisa hidup
pesertaselama-lamanya;
e.Peserta meninggal dunia.
(3) Untuk mendapatkan klaim manfaat JKK, pemberi kerja wajib
melaporkan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja kepada BPJS
dan instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
setempat dalam waktu 2 (dua) kali 24 (dua puluh empat) jam
terhitung sejak tanggal diterbitkannya hasil dianogsis dari Dokter
Pemeriksa atau Dokter Penasehat.
Pasal 19
(1)Dalam rangka pembayaran santunan, penetapan akibat kecelakaan
kerja dilakukan oleh badan penyelenggara berdasarkan surat
10
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
11/29
keterangan dokter pemeriksa atau dokter penasehat.
(2)Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai akibat kecelakaan
kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penetapan akibat
kecelakaan kerja dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan.
(3)Dalam hal penetapan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat diterima oleh badan
penyelenggara atau pengusaha atau peserta, maka penetapan akibat
kecelakaan kerja dilakukan oleh Menteri.
Pasal 20
(1)Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai kecelakaan kerja
atau bukan kecelakaan kerja, maka Menteri dapat menetapkan dan
mewajibkan pemberi kerja atau instansi/kementerian/lembaga untuk
memberikan jaminan kecelakaan kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (2).
(2)Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai kecelakaan kerja
atau bukan kecelakaan kerja antara badan penyelenggara dengan
pemberi kerja atas dirinya sendiri atau orang yang berusaha sendiri
(bukan penerima upah), maka Menteri dapat menetapkan kecelakaan
kerja atau bukan kecelakaan kerja.
(3)Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelesaian perbedaan pendapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh
Presiden.
Pasal 21
Pelayanan badan penyelenggara kepada peserta dilakukan dengan mudah
dan cuma-cuma.
BAB VIITATA CARA PEMBAYARAN IURAN
Pasal 22
(1) Pemberi kerja wajib membayar iuran program jaminan
kecelakaan kerja bagi dirinya, pekerjanya, peserta magang dan siswa
11
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
12/29
sekolah yang melakukan pekerjaan di pemberi kerja setiap bulan
paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya dari bulan
iuran yang bersangkutan kepada badan penyelenggara.
(2) Pemberi kerja wajib membayar iuran program jaminan
kecelakaan kerja bagi calon pegawai negeri, pegawai negeri, pejabat
negara, dan prajurit siswa TNI/POLRI di instansi/lembaga setiap
bulan paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya dari
bulan iuran yang bersangkutan kepada badan penyelenggara.
Pasal 23
(1)Keterlambatan pembayaran iuran dikenakan denda sebesar 2% (dua
perseratus) untuk setiap bulan keterlambatan yang dihitung dari
iuran yang seharusnya dibayar pemberi kerja.
(2)Pembayaran denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
sekaligus bersama-sama dengan penyetoran iuran bulan berikutnya.
Pasal 24
(1)Dalam hal pemberi kerja menunggak iuran 1 (satu) bulan, maka
Pemberi kerja wajib membayar terlebih dahulu JKK yang menjadi hak
peserta.
(2)BPJS akan mengganti jaminan yang menjadi hak peserta kepada
pemberi kerja yang dimaksud pada ayat (1) setelah pemberi kerja
membayar seluruh tunggakan iuran beserta dendanya.
(3)Permintaan penggantian yang menjadi hak peserta oleh pemberi kerja
kepada BPJS sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak boleh melebihi
jangka waktu 3 (tiga) bulan.
(4)BPJS wajib membayar penggantian jaminan sebagaimana dimaksud
ayat (3) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak dokumen pendukung
dinyatakan lengkap.
Pasal 25
(1)BPJS wajib membayar JKK dalam waktu tidak melebihi 1 (satu) bulan
sejak dokumen dilengkapi.
12
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
13/29
(2)BPJS yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana disebut pada
ayat (1) dikenakan ganti rugi sebesar 1% (satu per seratus) dari
jumlah jaminan untuk setiap hari keterlambatan dan dibayarkan
kepada peserta yang bersangkutan.
Pasal 26
(1)Selama peserta yang tertimpa kecelakaan kerja masih belum mampu
bekerja, pemberi kerja tetap membayar upah peserta sebagaimana
dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf b sampai penetapan akibat
kecelakaan kerja yang dialami diterima semua pihak atau dilakukan
oleh Menteri.
(2)Selama peserta yang tertimpa kecelakaan kerja masih belum mampu
melakukan tugas, pemberi kerja tetap membayar uang saku peserta
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf g dan h sampai
penetapan akibat kecelakaan kerja yang dialami diterima semua pihak
atau dilakukan oleh Menteri.
(3)Selama peserta yang tertimpa kecelakaan kerja masih belum mampu
bekerja atau belum mampu melakukan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) atau ayat (2), pemberi kerja tetap membayar upah atau
uang saku peserta sesuai peraturan perundang-undangan.
(4)Badan penyelenggara mengganti santunan sementara belum mampu
bekerja atau belum mampu melakukan tugas kepada pemberi kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) yang telah dibayar
terlebih dahulu oleh pemberi kerja.
(5)Dalam hal santunan yang dibayarkan oleh badan penyelenggara lebih
besar dari yang dibayarkan oleh pemberi kerja, maka selisihnya
dibayarkan langsung kepada peserta.
(6)Dalam hal penggantian santunan yang dibayarkan oleh badan
penyelenggara lebih kecil dari upah atau uang saku yang telah
dibayarkan oleh pemberi kerja, maka selisihnya tidak dapat
dimintakan pengembaliannya kepada peserta.
Pasal 27
Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk teknis pendaftaran
13
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
14/29
kepesertaan, pembayaran iuran, pembayaran santunan, dan pelayanan
JKK diatur lebih lanjut Peraturan Presiden.
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PENYIDIKAN
Pasal 28
Pengawasan terhadap ditaatinya pelaksanaan program JKK oleh pemberi
kerja sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini dilakukan olehpegawai pengawas ketenagakerjaan.
Pasal 29
(1) Selain penyidik pejabat polisi
Negara Republik Indonesia, juga kepada pegawai pengawas
ketenagakerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dapat diberi
wewenang khusus sebagai penyidik pegawai negeri sipil sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(2) Penyidik pegawai negeri sipil
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berwenang:
a.melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan
tentang tindak pidana pelanggaran program jaminan kecelakaan
kerja;
b.melakukan pemeriksaan terhadap pemberi kerja yang diduga
melakukan tindak pidana pelanggaran program jaminan
kecelakaan kerja;
c.meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan
hukum sehubungan dengan tindak pidana pelanggaran program
jaminan kecelakaan kerja;
d.melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti
dalam perkara tindak pidana pelanggaran program jaminan
kecelakaan kerja;
14
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
15/29
e.melakukan pemeriksaan atas surat dan atau dokumen lain tentang
tindak pidana pelanggaran program jaminan kecelakaan kerja;
f.meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana pelanggaran program jaminan
kecelakaan kerja; dan
g.menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang
membuktikan tentang adanya tindak pidana pelanggaran program
jaminan kecelakaan kerja.
(3) Kewenangan penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksuddalam ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
BAB IX
SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 30
(1)Pemberi Kerja dikenakan sanksi administratif apabila tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,
Pasal 17 dan Pasal 22.
(2)Badan Penyelenggara dikenakan sanksi administratif apabila tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.
(3)Bentuk dan tata cara penjatuhan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Presiden.
BAB X
PENUTUP
Pasal 31
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.
15
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
16/29
Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal ...
MENTERI HUKUM DAN HAK
ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
PATRIALIS AKBAR
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal ...
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ..... NOMOR ......
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR .. TAHUN
TENTANG
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA
I. UMUM
Pembangunan bangsa Indonesia telah menumbuhkan tantangan berikut
tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum terpecahkan. Salah
satunya adalah perlindungan yang sangat mendasar. Perlindungan
tersebut berupa penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat, yang
diamanatkan dalam Pasal 28H ayat (3) mengenai hak terhadap jaminan
sosial dan Pasal 34 ayat (2) Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Dengan amanat tersebut, mengandung arti bahwa Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) pada dasarnya merupakan program Negara yang
bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Melalui program ini, setiap penduduk
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak apabila
16
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
17/29
terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan hilang atau berkurangnya
pendapatan, karena menderita sakit, mengalami kecelakaan, kehilangan
pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau pensiun, dan meninggal dunia.
Selama beberapa dekade terakhir ini, Indonesia telah menjalankanbeberapa program jaminan sosial. Undang-undang yang secara khusus
mengatur jaminan sosial bagi tenaga kerja swasta dan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) adalah Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), yang antara lain mengatur
program jaminan kecelakaan kerja.
Untuk prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI), anggota Kepolisian
Republik Indonesia (POLRI), dan PNS Departemen Pertahanan/TNI/POLRI
beserta keluarganya, telah dilaksanakan program Asuransi Sosial
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI) sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2007.
Sehubungan dengan hal tersebut dan amanat Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, perlu diatur
program Jaminan Kecelakaan Kerja untuk seluruh penduduk yangbekerja dengan prinsip manfaat dan iuran yang sama dengan Peraturan
Pemerintah.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
17
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
18/29
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Yang dimaksud diatur tersendiri dalam pasal ini antara lain
pengaturan di dalam PP 56 tahun 2007 tentang Santunan dan
Tunjangan Cacat Prajurit TNI, PP12 tahun 1981 tentang Perawatan,
Tunjangan Cacad, dan Uang Duka Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Pengelompokan iuran didasarkan pada risiko lingkungan
kerja.
Ayat (3)
Cukup Jelas
Pasal 14Ayat (1)
Yang dimaksud upah/gaji sebulan termasuk tunjangan yang
bersifat tetap.
Ayat (2)
Yang dimaksud gaji sebulan termasuk tunjangan.
18
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
19/29
Ayat (3)
Yang dimaksud gaji sebulan termasuk tunjangan.
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Ayat (1)
Jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari tersebut
dimaksudkan untuk melindungi hak peserta atas jaminankecelakaan kerja karena perubahan dimaksud langsung atau
tidak langsung akan mempengaruhi manfaat yang akan
diperoleh peserta.
Ayat (2)
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
19
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
20/29
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN .....
NOMOR ......
20
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
21/29
LAMPIRAN I
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG JAMINAN
KECELAKAAN KERJA
_______________________________________________________________________
TABEL KELOMPOK IURAN PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA
KELOMPOK JENISLINGKUNGAN PEKERJAANUSAHA
(DIKELOMPOKKAN MENURUT JASA DAN PRUDUK BARANG)
I 1.Penjahitan/Konveksi
2.Pabrik Topi
3.Industri pakaian lainnya (paying, kulit ikat pinggang,
gantungan celana/bretel).
4.Pembikinan layer dan krey dari tekstil
5.pabrik keperluan rumah tangga (sprei, selimut, terpal, gorden,
dan lain-lain yang ditenun)
6.Perdagangan ekspor impor
7.Perdagangan besar lainnya (agen-agen perdagangan besar,
distributor, makelar, dan lain-lain)
8.Toko-toko koperasi konsumsi, dan lain-lain
9.Bank dan Kantor-kantor Dagang.
10.Perusahaan pertanggungan
11.Jasa Pemerintahan (organisasi tentara, polisi, Departemen-
departemen).12.Jasa pendidikan, termasuk pendidikan agama dan
pendidikan informal seperti taman kanak-kanak
13.Pengobatan dan kesehatan lainnya
14.Organisasi-organisasi keagamaan
15.Lembaga kesejahteraan
16.Persatuan perdagangan dan organisasi buruh
17.Balai penyelidikan yang berdiri sendiri
18.Jasa-jasa umum lainnya seperti museum, perpustakaan,
kebon binatang, perkumpulan sosial.
19.Pemangkas rambut dan salon kecantikan.
20.Peternakan
21.Pertanian rakyat
22.Perkebunan gula
23.Perkebunan tembakau
24.Perkebunan bukan tahunan, terkecuali gula dan tembakau
25.Perkebunan tahunan seperti karet, coklat, kelapa, dan lain-
lain.
26.Pabrik teh
27.Penggorengan dan pembuatan kopi bubuk28.Pabrik gula
29.Pabrik sigaret
30.Pabrik cerutu
31.Pabrik rokok kretek, dan lain-lain
32.Perusahaan tembakau lainnya
33.Pabrik cat dan lak
21
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
22/29
34.Pabrik tinta dan lem
35.Pabrik kina
36.Pabrik alat-alat pengangkutan lainnya
37.Industri alat-alat pekerjaan, pengetahuan pengukuran dan
pemeriksaan laboratorium
38.Reparasi arloji dan lonceng39.Industri alat-alat musik
40.Pabrik alat-alat olah raga
41.Pabrik mainan anak
42.Perdagangan barang tak bergerak (penyewaan alat, tanah,
rumah, garasi dan lain-lain)
43.Jasa perhubungan seperti PTT, Radio
44.Perusahaan pembuatan film dan pengedar film
45.Bioskop
46.Sandiwara, komedi, opera, sirkus, band, dan lain-lain.
47.Jasa hiburan selain sandiwara dan bioskop
48.Perusahaan binatu, celup
49.Perusahaan potret
50.Calon Pegawai Negeri Sipil
51.Pegawai Negeri Sipil
52.Pejabat Negara
53.Peserta Magang di Perusahaan
54.Siswa Murid di Perusahaan
II 1.Pelayanan pengairan
2.Perusahaan kehutanan
3.Pengumpulan hasil hutan
4.Pembakaran arang (di hutan)
5.Perburuan
6.Pemeliharaan ikan tawar
7.Pemeliharaan ikan laut
8.Penangkapan ikan tawar
9.Pembantaian
10. Pemotongan dan pengawetan daging
11. Pemotongan susu dan mentega
12. Pabrik pengawetan sayuran dan buah
13. Pabrik pengawetan ikan
14. Penggilingan padi
15. Pabrik tepung (beras, tapioca, dan lain-lain)
16. Perusahaan pengupasan (kacang tanah, dan lain-lain)
17. Pabrik roti dan kue
18. Pabrik biscuit
19. Pabrik gula (perkebunan)20. Pabrik kembang gula, coklat dan lain-lain
21. Pabrik mie dan bihun
22. Pabrik kerupuk
23. Pabrik tahu
24. Pabrik kecap
25. Pabrik es krim dan es lilin
22
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
23/29
26. Pabrik margarine, minyak goreng dan lemak
27. Industri makanan lainnya
28. Pabrik alkohol dan spiritus
29. Pabrik minuman dan alkohol
30. pabrik anggur
31. Pabrik bir32. pabrik air soda, sari buah dan minuman
33. Pabrik pemintalan
34. Pemintalan tali sepatu, perban
35. Pertenunan
36. Permadani
37. Pabrik triko (kaus, kaus kaki dan pabrik rajut)
38. Pabrik tali temali (kabel, pukat, rami, sabut, dan lain-lain)
39. Industri tekstil lainnya.
40. Pabrik keperluan kaki, terkecuali sepatu karet, sandal
plastik, dan lain-lain termasuk pabrik barang-barang
plastik.
41. Reparasi barang-barang keperluan kaki
42. Pabrik kayu gabus
43. Penggergajian kayu
44. Pabrik peti dan gentong kayu
45. Pembikinan barang-barang kayu lainnya (triplek)
46. Pembikinan meubel dari rotan dan bamboo
47. Pabrik meubel dari kayu dan bahan-bahan lainnya.
48. Pabrik kertas Koran dan karton49. Pabrik barang-barang dari kertas dan karton
50. Perusahaan percetakan, penerbitan.
51. Penyamakan kulit dan pekerjaan lanjutan.
52. Pabrik barang dari kulit seperti kopor, tas dan lainya
53. Remiling karet
54. Pabrik barang-barang dari karet (ban kendaran luar dan
dalam, mainan anak-anak dan lain-lain).
55. Perusahaan vulkanisir
56. Asam garam
57. Pabrik gas/zat asam arang dan sebagainya
58. Industri kimia pokok lainnya (celupan warna bahan sintetis
dan lain-lain).
59. Terpentin dan damar
60. Industri minyak kelapa
61. Industri minyak kelapa sawit
62. Industri minyak dan gemuk dari tumbuh-tumbuhan
63. Minyak dan gemuk dari hewan
64. Pabrik sabun
65. Pabrik obat-obatan/farmasi66. Pabrik wangi-wangian dan kecantikan/kosmetik
67. Pabrik barang-barang untuk mengkilap
68. Pabrik kimia lainnya (lilin gambar, obat nyamuk, DDT, dan
lain-lain)
69. Cokes oven (distribusi gas)
70. Pabrik bahan bangunan dari tanah liat
23
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
24/29
71. Pabrik gelas dan barang-barang dari gelas
72. Pabrik barang-barang dari tanah liat dan porselin
73. Pabrik semen
74. Pembakaran gambing
75. Pabrik tegel, ubin, pipa beton
76. Pabrik pengecoran besi dan pembuatan baja77. Pabrik barang-barang dari logam (batangan besi, kisi-kisi,
lembaran besi, pipa, corong)
78. Pabrik timbangan
79. Pabrik klise dan huruf cetak
80. Pabrik galvanisir (partikel)
81. Pabrik barang-barang logam lainnya
82. Pabrik dan reparasi mesin-mesin listrik
83. Pembikinan dan reparasi kapal dari kayu
84. Reparasi sepeda dan becak
85. Industri potret dan optic
86. Industri arloji dan lonceng
87. Perusahaan perak
88. Industri barang-barang dari logam mulia
89. Pabrik es
90. Industri-industri lain seperti perusahaan, plastic, pemberi
kerja bulu-bulu burung, pipa tembakau
91. Perusahaan listrik/pembangkit, pemindahan dan distribusi
tenaga listrik.
92. Pabrik gas, gas bumi, dan distribusi untuk rumah tanggadan pabrik-pabrik.
93. Industri uap untuk tenaga
94. Perusahaan air (pengumpulan penyaringan dan distribusi)
95. Pembersihan (sampah dan kotoran)
96. Jasa pengangkutan seperti ekspedisi laut dan udara
97. Penyiaran radio
98. Rumah makan dan minuman
99. Hotel, penginapan dan ruang sewa.
100. Pabrik dari hasil minyak tanah
101. Pabrik barang-barang dri minyak tanah atau batu bara
102. Pabrik bata merah dan genteng
103. Pabrik dan reparasi dan mesin-mesin (bengkel motor, mobil
dan mesin)
104. Pembikinan dan reparasi kapal dari baja.
105. Pembikinan dan reparasi alat-alat perhubungan kereta api
106. Pabrik kendaraan bermotor dan bagian-bagiannya
107.Reparasi kendaraan bermotor (mobil, truk, dan sepeda
motor)
108. Pabrik dan reparasi kapal udara109. Perusahaan kereta api
110.Perusahaan trem dan bus
111.pengangkutan penumpang di jalan selain bus
112.Penimbunan barang/veem
113.Penebangan dan pemotongan kayu/panglong
114.Penangkapan ikan laut
24
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
25/29
115. Penangkapan ikan laut lainnya
116.Pengumpulan hasil laut, terkecuali ikan
117.Asam belerang
118.Pabrik pupuk
119. Pabrik kaleng
120. Perbaikan rumah, jalan-jalan, terusan-terusan konstruksiberat, pipa air, jembatan kereta api dan instalasi listrik.
121.Pengangkutan barang-barang dan penumpang di laut.
122.Pengangkutan barang dan penumpang di udara
123. Pabrik korek api
124.Pertambangan minyak mentah dan gas bumi
125.Penggalian batu
126. Peggalian tanah liat
127. Penggalian pasir
128. Penggalian gamping
129. Penggalian belerang
130. Tambang intan dan batu perhiasan
131. Pertambangan lainnya
132.Tambang emas dan perak
133.Penghasilan batu bara
134.Tambang besi mentah
135.Tambang timah
136.Tambang bauksit
137.Tambang mangan
138.Tambang logam lainnya139.Lori perkebunan.
140. Pabrik bahan peledak, bahan petasan, pabrik kembang api.
141. Tentara Nasional Indonesia
142. Polisi Republik Indonesia
143.PNS TNI dan POLRI
144.Prajurit Siswa TNI dan POLRI
LAMPIRAN II
I.BESARNYA JAMINAN KECELAKAAN KERJA
A.Santunan
1.Santunan Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB) 4 bulan
pertama 100% upah sebulan, 4 bulan kedua 75% upah sebulan
dan bulan seterusnya 50% x upah sebulan;
2.Santunan cacat;a. santunan cacat sebagian untuk selama-lamanya dibayarkan
secara sekaligus (lumpsum) dengan besarnya % sesuai table
x 80 bulan upah;
25
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
26/29
b. santunan cacat total untuk selama-lamanya dibayarkan
secara sekaligus (lumpsum) dan secara berkala dengan
besarnya santunan adalah :
b.1. santunan sekaligus sebesar 70% x 80 bulan upah;
b.2. santunan berkala sebesar Rp. 200.000 (dua ratus ribu
rupiah selama 24 (dua puluh empat) bulan;
c. santunan cacat kekurangan fungsi dibayarkan secara
sekialigus (lumpsum) dengan besarnya santunan adalah :
% berkurangnya fungsi x % sesuai table x 80 bulan upah.
3.Santunan kematian dibayarkan secara sekaligus (lumpsum) dan
secara berkala dengan besarnya santunan adalah :
a. santunan sekaligus sebesar 60% x 80 bulan upah,
sekurang-kurangnya sebesar santunan kematian;
b. santunan berkala sebesar Rp. 200.000 (dua ratus ribu
rupiah) selama 24 (dua puluh empat) bulan;
c. biaya pemakaman sebesar Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah).
B.Pengobatan dan perawatan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan :
1.dokter;
2.obat;
3.operasi;
4.rontgen, laboratorium;
5.perawatan Puskesmas, Rumah Sakit Umum Kelas I;6.gigi;
7.mata;
8.jasa tabib/sinshe/tradisional yang telah mendapatkan ijin
resmi dari instansi yang berwenang.
Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk satu peristiwa kecelakaan
tersebut pada B1 sampai dengan B8 dibayarkan maksimum Rp.
20.000.000 (dua puluh juta rupiah).
C.Biaya rehabilitasi harga berupa penggantian pembelian alat Bantu
(orthose) dan atau alat pengganti (prothese) diberikan satu kali
untuk setiap kasus dengan patokan harga yang ditetapkan oleh
Pusat Rehabilitasi Profesor Dokter Suharso Surakarta dan ditambah
40% (empat puluh persen) dari harga tersebut serta biaya
rehabilitasi medik maksimum sebesar Rp. 2.000.000 (dua juta
rupiah).
D.Biaya penggantian gigi tiruan maksimum sebesar Rp. 2.000.000
(dua juta rupiah)
E.Dalam hal peserta mengalami penyakit yang timbul karena
hubungan kerja, peserta berhak mendapatkan manfaat
sebagaimana dimaksud dalam huruf A dan B.
F.Ongkos pengangkutan tenaga kerja dari tempat kejadian kecelakaan
kerja ke rumah sakit diberikan panggantian biaya sebagai berikut :
26
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
27/29
1.Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan darat/sungai
maksimum sebesar Rp. 750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah);
2.Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan laut maksimal
sebesar Rp. 1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah);
3.Bilamana hanya menggunakan jasa angkutan udara maksimalsebesar Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah).
II.TABEL PERSENTASE SANTUNAN TUNJANGAN CACAT TETAP
SEBAGIAN DAN CACAT-CACAT LAINNYA
MACAM CACAT TETAP SEBAGIAN % X UPAH
Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah 40
Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah 35
Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah 35
Lengan kiiri dari atau dari atas siku ke bawah 30
Tangan kanan dari atau dari atas pergelangan ke
bawah
32
Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke bawah 28
Kedua belah kaki dari pengkal paha ke bawah 70
Sebelah kaki dari pangkah paha ke bawah 35
Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah 50
Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah 25
Kedua belah mata 70 Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat 35
MACAM CACAT TETAP SEBAGIAN % X UPAH
Pendengaran pada kedua belah telinga 40
Pendengaran pada sebelah telinga 20
Ibu jari tangan kanan 15
Ibu jari tangan kiri 12
Telunjuk tangan kanan 9
Telunjuk tangan kiri 7
Salah satu jari lain tangan kanan 4
Salah satu jari tangan kiri 3
Ruas pertama telunjuk kanan 4,5
Ruas pertama telunjuk kiri 3,5
Ruas pertama jari lain tangan kanan 2
Ruas pertama jari lain tangan kiri 1,5
Salah satu ibu jari kaki 5
Salah satu jari telunjuk kaki 3
Salah satu jari kaki lain 2
CACAT-CACAT LAINNYA % X UPAH
27
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
28/29
Terkelupasnya kulit kepala 10 30
Impotensi 30
Kaki memendek sebelah : kurang dari 5 cm 10
5 7,5 cm 20
7,5 cm atau lebih 30 Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 10
desibel
6
Penurunan daya dengar sebelah telinga setiap 10
desibel
3
Kehilangan daun telinga sebelah 5
CACAT-CACAT LAINNYA % X UPAH
Kehilangan kedua belah daun telinga 10 Cacat hilangnya cuping hidung 30
Perforasi sekat rongga hidung 15
Kehilangan daya penciuman 10
Hilangnya kemampuan kerja phisik
o 51% - 70 % 40
o 25% - 50% 20
o 10% - 25% 5
Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70
CACAT-CACAT LAINNYA % X UPAH
Kehilangan sebagian fungsi penglihatan
Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10%
Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda,
maka efisiensi penglihatan binokuler dengan rumus
kehilangan efisiensi penglihatan :
(3 x ef. Peng. Terbaik) +%ef peng. terburuh
7
Setiap kehilangan efisiensi tajam penglihatan 10% 7
Kehilangan penglihatan warna 10 Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 7
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
28
-
7/25/2019 RadadadPP JKK (25 Feb 2011)
29/29
29