quality assurance- makalah
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
1/13
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
2/13
$elalui berbagai kebijaksanaan baik yang tertuang dalam %!&' dan (epelita "",
pemerintah telah menunjukkan perlunya perbaikan mutu yang dijabarkan dalam
program-program pendidikan tinggi *Dikti, +). &asil evaluasi Direktorat
enderal Pendidikan inggi *Dirjen Dikti, +, P.+/) menunjukkan baha aktu
rata-rata mahasisa menyelesaikan studinya masih terlalu panjang dibandingkandengan aktu acara program studi. Sebagai contoh untuk tahun 01112+, hanya
345 mahasisa program D""" dan 605 mahasisa program S0 yang dapat
menyelesaikan studinya seperti yang diharapkan. Selain itu, produktivitas lulusan,
yaitu perbandingan antara jumlah lulusan dan jumlah mahasisa, belum
memuaskan, terutama untuk program S0 di perguruan tinggi negeri *P') di mana
terlihat adanya kecenderungan yang menurun. $eskipun banyak faktor yang
berpengaruh, misalnya faktor mahasisa itu sendiri, fakta tersebut merupakan
salah satu indikasi adanya pencapaian mutu yang rendah pada sistim pendidikan
tinggi.
7aktor kedua berkaitan dengan issue value for money, yaitu sehubungan dengan
adanya fakta makin merosotnya perekonomian yang berakibat langsung pada
menurunnya kemampuan masyarakat termasuk orang tua mahasisa untuk
membiayai pendidikan anaknya. 8pakah benar perguruan tinggi sudah memberikan
pendidikan yang bermutu# Di lain pihak, adanya krisis ekonomi yang
berkepanjangan di mana penggunaan dana pendidikan perlu diusahakan see9sien
dan seefektif mungkin maka kebutuhan sistim quality assurancedi perguruan tinggi
menjadi sangat penting. &al ini demikian karena quality assurancemerupakan salah
satu usaha untuk penyelenggaraan pendidikan yang menerapkan prinsip
penggunaan sumber daya secara e9sien. ampak baha prinsip value formoneydapat dianggap sebagai faktor eksternal bagi pendidikan tinggi untuk
mendorong pelaksanaan prosedur untuk menjamin mutu pendidikan tinggi.
7aktor ketiga yang dapat dipandang sebagai pendorong bagi penyelenggaraan
sistim qualityassurancedi pendidikan tinggi yaitu sejalan dengan makin
meningkatnya tuntutan tentang akuntabilitas dari perguruan tinggi terutama
menjelang era otonomi yang diaali dengan perubahan menjadi !adan &ukum
$ilik 'egara *!&$') dari 3 universitas *":, "!, "P! dan :%$). Sehubungan
dengan hal ini, masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui bagaimana
universitas mempertahankan dan memonitor mutu dari kegiatannya, apa ukuran-
ukuran yang digunakan untuk mengidenti9kasi dan mengatasi kemungkinan
ine;isiensi, serta sejauh mana universitas dapat memberikan respon mengenai
kebutuhan masyarakat yang berubah-ubah.
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
3/13
Sebelum kita membahas tentang kebutuhan quality assurance*>8) di dalam sistem
pendidikan tinggi, persepsi tentang mutu di perguruan tinggi dan bagaimana kita
mengukurnya perlu disamakan.
2.1. Mutu di Perguruan Tinggi.
$enurut &arvey dan %reen *011? dalam Porter, 0113) mutu diartikan sebagai arelative concept which changed with the context and mean dierent things to
dierent people. &al ini karena pada kenyataannya orang yang sama mungkin akan
menerapkan konsep yang berbeda pada saat yang lain. Secara teoritis, ada dua
pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami arti mutu. Pertama, mutu
mencerminkan suatu karakteristik yang dimiliki. Dalam sudut pandang ini, sesuatu
yang bermutu dipandang sebagai sesuatuyang excellence/ valuabledan mutu sama
sekali tidak mempunyai apa yang disebut evaluatif sense *$argetson, 0113).
Pada pendekatan kedua yang disebut pendekatan meta9sik *metaphysical belief),
mutu dipandang sebagai sesuatu yang tidak hanya bisa dianalisis secara deskriptif
tapi juga dianalisis secara evaluatif atau sesuatu yang bisa diukur. &al ini karena,
dalam memandang mutu bisa dibedakan secara absolut antara fakta-fakta yang
dikaitkan dengan analisis secara deskriptif dan nilai-nilai yang dikaitkan dengan
analisis secara evaluatif. @ebih lanjut, perbedaan antara evaluative and descriptive
sensesdari mutu diperkuat oleh adanya fenomena yang continuesdan descrete.
Dalam kaitannya dengan >8, tampak baha mutu di perguruan tinggi dipandang
dengan pendekatan meta9sik. 8dapun alasan utamanya, yaitu baha jika mutu
didekati dengan pendekatan deskriptif semata dengan alasan untuk menghindari
-value judgment- yang sifatnya subjektif dan individual, adalah sangatabsurd. &al
ini disebabkan karena mutu sangat berkaitan erat dengan nilai itu sendiri.@ebih lanjut, setelah kita tahu baha mutu bisa didekati dengan pendekatan
meta9sik, untuk mengukurnya, perlu dibuat terlebih dahalu persamaan persepsi
tentang apa yang dimaksud dengan mutu di dalam sistim pendidikan tinggi.
Pertama, kita bisa melihat mutu sebagai mutu dari pengadaan pendidikan atau
mutu pendidikan itu sendiri. !urge dan annock dalam (oley *0116), mengartikan
mutu pendidikan sebagai the success with which an institution provides educational
environments which enable students eectively to achieve worthwhile learning goals
including appropriate academic standards.
@ebih lanjut, the Higher Educational ouncil*&EA) 8ustralia melihat mutu dalam
konteks sebagai berikutBthe council sees the focus on outcome! the "tness for
purpose! as fundamental to understanding how each of the processes within
institutions are organi#ed and evaluated in order to ensure the quality of outcome
$@inke, 011+). Sama seperti !urge dan annock, disini prinsip utama adalah baha
mutu di universitas diukur dengan pendekatan"tness for purpose.
$elihat kedua de9nisi tersebut perlu dikaji arti dari tujuan, yaitu tujuan siapa,
apakah tujuan tersebut sudah tepat dan bagaimana menilai pencapaian tujuan
tersebut. Pada umumnya tujuan perguruan tinggi meliputi pengajaran, penelitian,
dan pengabdian atau yang dikenal sebagai tridarma perguruan tinggi. Sehubungan
dengan hal ini, Porter *0113) mengindikasikan akan adanya kesulitan dalammengukur mutu perguruan tinggi hanya dengan menggunakan pendekatan "tness
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
4/13
for purpose. Porter *0113) menambahkan pendekatan lain yang
sifatnya interrelateddengan pendekatan "tness for purpose, yaitu
konsep exceptionaldimana mutu dapat dipandang sebagaipassing a set of
requirement or minimum standard.
Dalam konteks pendidikan internasional, %lobal &lliance for 'ransnationalEducation*%8E) mende9nisikan mutu sebagai as meeting or ful"lling
requirements! often referred to as "tness for purpose*%8E, 011/). Dan dalam
hubungannya dengan pendekatan pemenuhan standar minimum, standar diartikan
sebagai a level or grade of goodness of something! and in an education context may
be de"ned as an explicit level of academic attainment.elaslah, baha fungsi
standar antara lain as a means of measurements of the criteria by which quality
may be judged*%8E, 011/).
Dapat disimpulkan baha mutu perguruan tinggi diartikan sebagai pencapaian
tujuan dari suatu universitas yang umumnya mencakup tri darma perguruan tinggi
dan pengukurannya dilakukan dengan pendekatan exceptionaldimana menurut
Porter *0113) memiliki tiga variasi, yaitu 0) mutu sebagai sesuatu
yang distinctive,+) mutu sebagai sesuatu yang excellence, dan?) mutu sebagai
sesuatu yang memenuhi batas standar minimum atau conformance to standard.
Dikaitkan dengan sistim pendidikan tinggi di "ndonesia, dalam PP 'o ? tahun
011, dijelaskan baha senat universitas dan fakultas bertanggungjaab untuk
melakukan reviu dari pelaksanaan kegiatan fungsi universitas. Selain itu, dekan dan
ketua jurusan2departemen bertanggungjaab langsung terhadap pelaksanaan
pengajaran, pembelajaran, penelitian dalam fakultas dan departemen.
Dalam sistim perencanaan program dan anggaran, maka tiap unit menyusunlaporan tahunan yang diserahkan ke Dirjen Dikti yang selanjutnya dijadikan bahan
masukan bagi Dirjen Dikti untuk mengadakan evaluasi pelaksanaan program-
program pembangunan tahunan. @aporan &asil Evaluasi Dirjen Dikti *Dirjen Dikti,
+) selanjutnya menyebutkan baha dalam rangka meningkatkan mutu akan
ditempuh format manajemen baru. Dimana, dalam format manajemen yang baru,
peningkatan mutu secara berkelanjutan dengan memasukkan aCas otonomi sebagai
daya gerak untuk membuat sistem lebih dinamis, akuntabilitas atau tanggung
jaab agar otonomi terselenggara secara bertanggung jaab, akreditasi untuk
menjamin mutu lulusan dan evaluasi diri agar proses pengambilan keputusan dalam
perencanaan didasarkan atas data dan informasi nyata.
2. 2. Quality Assurance(A!" Quality Audit" dan Quality Assessment
Pada kenyataannya, mekanisme dan kerangka kerja untuk mencapai mutu
bervariasi dari suatu sistim pendidikan di suatu negara dengan negara lainnya,
tetapi pada prinsipnya mempunyai beberapa kesamaan. Dalam kerangka yang lebih
luas, konsep mutu berkaitan dengan quality assurance! quality audit dan quality
assessment.
Dalam konteks mutu pendidikan, (oley *0116) mengartikanquality
assurance sebagaia general term which encompases all the policies! systems and
process directed towards ensuring the maintenance and enhancement of the quality
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
5/13
of educational provision. (or example! course design! sta development! the
collection and use of feedback from students! sta and employes.
Dalam konteks yang lebih luas dimana mutu dilihat sebagai mutu suatu universitas
atau perguruan tinggi, Piper *011?) mende9nisikan >8 sebagai the total of those
mechanism and procedures adopted to assure a given quality or the continuedimprovement of quality! which embodies the planning! de"ning! encouraging!
assessing and control of quality. ampak baha tujuannya adalah untuk
mengembangkan praktek-praktek yang berkelanjutan untuk memperbaiki ujuk
kerja baik individual atau institusional di semua bidang.
Dalam praktiknya, penerapan >8 di suatu perguruan tinggi diaali dengan
mengidenti9kasi ruang lingkup manajemen yang umumnya mencakup pengelolaan
program-program studi, penelitian, pengabdian pada masyarakat, sta! mahasisa!
academic support services! resources! assets dangeneral governance of university.
Dalam setiap bidang tersebut, prosedur yang akan ditempuh untuk pencapaian
mutu ditetapkan. Dalam hal ini termasuk juga mengevaluasi kegiatan-kegiatan
untuk mencapai mutu dan kriteria apa saja yang ditetapkan untuk menilai
pencapaian mutu tersebut *Piper, 011+, hal.+0). Sehubungan dengan hal ini, dalam
melaksanakan evaluasi ada enam prinsip yang utama, meliputiB
8pakah tujuan yang ditetapkan sudah tepat#
8pakah standar yang ditetapkan sudah tepat#
Penggunaan management mapyang meliputi tujuan universitas.
8.
$anfaat dari evaluasi mutu.
E9siensi keseluruhan sistimB quality assurance, quality assessment, quality
auditdalam usaha meningkatkan mutu atau memperbaiki kondisi yang ada.
Dalam kaitannya dengan pengendalian mutu, Piper *011?) menyarankan
perlunya quality auditoleh badan di luar institusi dan juga dari dalam institusi
tersebut. Dalam menetapkan kriteria penilaian, pertama, perlu adanya penetapan
parameter untuk menilai mutu dari setiap bidang manajemen dalam bentuk model,
kebijakan, atau falsafah. ang kedua, perlu ditetapkan poin pada setiap parameter
yang merupakan standar yang dapat diterima. =leh karenanya, dalam quality
audityang dilihat adalah keberadaan prosedur bagaimana pelaksanaannya
dibandingkan dengan standar dan hasil atau akibat dari pelaksanaan prosedur
tersebut. $enurut %8E *011/), quality auditadalah the process of ensuring that
the arrangements within institution are satisfactory and eective.adi, dalam quality
audit, titik beratnya adalah mengecek keberadaan prosedur dalam pencapaian
tujuan atau target, dan fakta2data untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan
tujuan.
uality assessmentdide9nisikan oleh %8E *011/) sebagai an evaluation of the
extent to which an organi#ation is achieving its objective $ex. criterion)referenced*!
although it may instead be norm)referenced $across institute or dicipline*.ampak
baha quality assessmentmencakup reviu atau penilaian dari luar universitas
mengenai mutu dariteaching and learning*belajar mengajar) suatu universitasuntuk setiap mata kuliah.
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
6/13
uality &ontrol menunjuk pada the mechanism! processes! techniques and activities
necessary to ascertain whether a speci"ed standard is being achieve. +t is related to
performance indicator which are the things one checks*%8E, 011/).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan baha quality assurancedan quality
controlmerupakan prosedur di dalam suatu universitas sedangkan qualityauditdan quality assessmentmerupakan prosedur yang dilakukan oleh badan atau
institusi dari luar universitas. ,uality auditbertujuan untuk mengecek pencapaian
prosedur sedangkan quality assessmentmerupakan penilaian dari pihak luar
khusus mengenai mutu dari belajar-mengajar untuk setiap mata kuliah di suatu
perguruan tinggi.
=leh karenanya, tanggung jaab untuk menjamin dan memonitor serta
memperbaiki mutu sepenuhnya berada dalam eenang perguruan tinggi dan
sta;nya. Sehubungan dengan hal ini, suatu perguruan tinggi harus mempunyai
sistem untuk mengontrol mutu yang jelas dimana dalam pengembangannya
kontribusi dari sta; sangat penting.
2. #. Peningkatan Mutu
$ dalam proses pembelajaran. Peningkatan
mutu dosen dan tenaga penunjang akademik dilakukan melalui peningkatan
kesempatan melanjutkan pendidikan, seminar, lokakarya dsb. Peningkatan mutu
dan tenaga peneliti dan pengabdian kepada masyarakat melalui penataran dan
seleksi. Penigkatan jumlah dan mutu penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
dilakukan melalui sistim kompetitif berjenjang, monitoring, seminar, dan publikasi.
:ntuk lima tahun kedepan, dalam upaya peningkatan mutu berkelanjutan Dirjen
Dikti masih menitikberatkan pada program-program misalnya peningkatan
kuali9kasi dosen, penataan evaluasi dan akreditasi. Dalam hal peningkatan mutuperencanaan dan penganggaran, Dirjen Dikti masih melakukan penyempurnaan
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
7/13
antara lain standar evaluasi diri yang juga meliputi evaluasi hasil pembelajaran.
Dirjen Dikti juga sedang melakukan sosialisasi akan pentingnya evaluasi diri dalam
rangka >8 *Evaluasi Dirjen Dikti, +).
Dari gambaran di atas dapat disimpulkan baha dalam rangka usaha perbaikan
mutu, evaluasi program yang dilakukan sudah mencakup evaluasi terhadap tujuan-tujuan dari universitas atau tridarma perguruan tinggi. !ahkan adanya
pengembangan Dokumen Perencanaan *DP) dan evaluasi diri setiap universitas
menunjukkan baha alokasi anggaran dilakukan melalui
mekanisme blockgrantyang berasaskan mutu sebagai acuan. 8kan tetapi, sampai
sejauh ini, belum bisa disimpulkan bagaimana pencapaian mutu suatu universitas
atau mutu sistim pendidikan tinggi secara keseluruhan. &al ini diduga antara lain
karena praktek-praktek >8 yang ada saat ini belum dikembangkan dengan optimal.
$isalnya, dari laporan tahunan tidak tampak apakah pernah diadakan reviu
terhadap staf akademiknya dan apakah umpan balik dari mahasisa
dan stakeholderslainnya sudah dimasukkan sebagai dasar acuan dalam
pelaksanaan evaluasi.
8lasan utama lainnya sehingga belum dapat dikatakan praktek >8 yang ada belum
dikembangkan secara optimal adalah karena prinsip-prinsip >8 yang lain, yaitu
penilaian tentang pencapaian mutu tidak dilakukan. Dalam hal ini, Dirjen Dikti
belum mengembangkan sistim maupun kriteria khusus yang dapat digunakan untuk
melakukan evaluasi termasuk penilaian mengenai mutu. Sampai saat ini belum ada
laporan dari Dirjen Dikti yang menyinggung evaluasi mutu kecuali laporan dari
!8' mengenai hasil akreditasi. $eskipun sudah dibuat sasaran2target dan juga
indikator keberhasilan di lingkungan Dirjen Dikti, akan tetapi hal tersebut dirasabelum memadai untuk digunakan dalam evaluasi mutu. "ndikator kinerja yang
sifatnya baku2standar dari Dirjen Dikti perlu dikembangkan agar dapat dijadikan
pedoman bagi setiap universitas dalam melakukan evaluasi diri ataupun menyusun
laporan tahunan. Selanjutnya, laporan tahunan yang dibuat oleh universitas,
meskipun ada yang sudah menunjukkan komitmennya untuk bermutu tinggi dalam
segala hal, tapi tidak menguraikan atau memuat prosedur2praktek yang sudah
ditempuh oleh universitas tersebut untuk melakukan evaluasi ataupun penilaian
terhadap mutu. @aporan tahunan tersebut hanya memuat pencapaian target
semata.
2.$. Pengendalian Mutu
Disamping mengupayakan program-program untuk peningkatan mutu, pemerintah
juga melakukan program yang ditujukan untuk mengendalikan mutu dari luar
perguruan tinggi. aitu dengan diadakannya pengaasan operasional atau
fungsional dari unit-unit di lingkungan perguruan tinggi oleh "nspektorat enderal
*"tjen) Depdiknas, !adan Pengaas
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
8/13
penertiban aparatur dengan tujuan pokok dan fungsi departemen dapat berjalan
lancar, berdayaguna dan tepat guna sesuai dengan perundang-undangan yang
sesuai. Dalam hubungannya dengan sistim pendidikan nasional, pengaasan dilihat
sebagai upaya untuk memberi bimbingan, pembinaan, dan pengayoman bagi satuan
pendidikan yang bersangkutan yang diharapkan terus menerus dapatmeningkatkan mutu pendidikan maupun pelayanannya *Soekarno, 011G).
Dari @aporan ahunan dan &asil Evaluasi "tjen yang memuat gambaran secara
menyeluruh tentang pelaksanaan tugas, fungsi, masalah, dan hambatan yang
dihadapi serta upaya penanggulangannya baik program rutin maupun
pembangunan, terungkap baha dalam visinya, "tjen sudah tanggap tentang
masalah mutu. aitu secara lebih terperinci diungkapkan baha "tjen Depdiknas
berfungsi untuk melaksanakan pengaasan antara lain menyangkut aspek
substansi Depdiknas *"tjen, +, hal /0).
Selanjutnya disebutkan baha salah satu tantangan bagi "tjen adalah untuk
mencegah terjadinya kesenjangan mutu pendidikan *"tjen, +, hal /?). Secara
lebih rinci pengaasan yang dilakukan oleh "tjen mencakup pengaasan umum
atau komprehensif dan khusus antara lain pengaasan dan pemeriksaan tema
terpadu pada unit-unit kerja. Dari hasil temuan pemeriksaan umum, lebih dari 65
merupakan temuan substansi yang dikelompokkan lagi dalam kasus implementasi
program sebanyak /35, dan bukan dalam kategori administratif.
Selain itu, diungkapkan baha dalam kerja sama dengan unsur teknis dalam hal ini
perguruan tinggi, "tjen telah mengadakan pemantauan dan pengendalian tema
terpadu yang ditujukan salah satunya untuk meningkatkan mutu pendidikan karena
penekanan sasaran pada aspek substansi pendidikan *hal.10).8kan tetapi dari kedua dokumen tersebut tidak dapat diungkapkan adanya
pengaasan terhadap prosedur atau mekanisme tertentu yang mencerminkan
pelaksanaan >8 di kalangan perguruan tinggi. Dengan kata lain, "tjen belum
melakukan audit terhadap mutu dari suatu perguruan tinggi. Pengaasan substansi
dan pengaasan terpadu serta pengaasan administratif yang ada tidaklah tepat
dikategorikan sebagai pengaasan terhadap mutu meskipun tujuan akhir dari
pemeriksaan "tjen adalah dalam rangka peningkatan mutu.
Sementara itu !8' berfungsi untuk mengakreditasi program-program studi baik
universitas negeri atau sasta yang dimaksudkan sebagai salah satu usaha untuk
mengontrol mutu pendidikan tinggi. !8' didirikan oleh pemerintah tahun 011G
sehubungan dengan adanya hak masyarakat untuk mengetahui operasionalisasi dan
hasil dari suatu perguruan tinggi. 7ungsi utama !8' adalah untuk menilai dan
memberikan akreditasi program studi baik untuk universitas negeri maupun
sasta. Penilaian umumnya berfokus pada manajemen program studi yang meliputi
kurikulum, staf akademik, mahasisa, dan kegiatan manajerial lainnya seperti
kepegaaian, fasilitas, keuangan, dan governance. $enurut Dirjen Dikti *011/),
!8' telah mengakreditasi ? program studi dari ? perguruan tinggi.
$elihat kegiatan yang dilakukan oleh !8', meskipun semuanya ditujukan untuk
pencapaian mutu, akan tetapi hasil akreditasi !8' belum dapat dijadikan jaminantingginya mutu suatu perguruan tinggi. &al ini antara lain karena !8' hanya
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
9/13
melakukan akreditasi sebatas pada pencapaian mutu dari suatu program studi
sehingga tidaklah mencerminkan mutu dari suatu universitas secara keseluruhan
yang tujuannya mencakup pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat.
#. Pe%&aha'anDari uraian sebelumnya, dapat diindikasikan baha masih diperlukan adanya upaya
yang lebih lanjut untuk menyempurnakan sistim atau mekanisme manajemen mutu
khususnya >8. Demikian pula halnya dengan audit mutu, meskipun telah
diselenggarakan pengaasan-pengaasan misalnya operasional dan substansi oleh
"tjen, !P8
di suatu universitas, peningkatan peranan "tjen dalam audit mutu serta alternatif
lain dari >8.
#.1. Per&aikan Quality Assurance(A! Si'te%.
$elihat berbagai dokumen resmi terbitan Ditjen Dikti, meskipun tidak ada
kebijaksanaan khusus tentang >8 secara eksplisit atau tertulis, dapat disimpulkan
baha kegiatan-kegiatan dalam rangka >8 telah tampak. Sebagai contoh, laporan
tahunan yang dilakukan setiap tahun merupakan salah satu bentuk mekanisme
pelaksanaan >8. !erikut, pelaksanaan penganggaran berdasarkan
sistim blockgrantyang beracuan pada mutu atau merit based competitionjuga
merupakan bentuk >8 yang lain. :saha perbaikan terhadap sistim >8, lebih lanjut
dapat ditempuh antara lain dengan mengembangkan indikator-indikator kinerja
yang lebih spesi9k sehingga ada ukuran-ukuran yang lebih jelas untuk menilai
pencapaian strategi dari suatu tujuan tertentu.@angkah penyempurnaan mekanisme >8 di perguruan tinggi selanjutnya dapat
ditempuh dengan mengidenti9kasi manajemen map sehingga dapat dikenali bidang
apa saja yang masih perlu penyempurnaan sehingga dapat mencapai mutu yang
tinggi. Sebagai contoh, $elbourne :niversity*>uality in :niversity, 0111) sebagai
salah satu universitas terkemuka di 8ustralia, setiap tahunnya melakukan evaluasi
berdasarkan umpan balik yang berasal dari berbagai stakeholdersyang mencakupB
0) Survei mahasisa tentang mutu pengajaran dan fasilitas penunjang,
+) Survei staf tentang mutu manajemen dan administrasi,
?) Survei alumni ,
3) Survei employertentang persepsi lulusan,
6) Survei research studenttentang supervisi dan academic resources.
Dalam konteks mutu pengajaran, penilaian mutunya dilakukan oleh fakultas atau
departemen, antara lainteaching quality assessment schemeyang dapat
diidenti9kasi melalui survei terhadap employer satisfaction. $ekanisme yang lain
adalah comprehensive reviewoleh external peeryang dilakukan di tingkat
departemen. (eviu yang tidak dilakukan setiap tahun ini mencakup rencana
pengajaran,professional representatif! employer! students! sta appraisal dan peer
assessment tentang teaching and learning.
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
10/13
Dalam bidang penelitian, dilakukan penyempurnaan indikator untuk
mengevaluasi research performancemisalnya indikator yang belum diterapkan oleh
Dikti antara lain industri)relatedresearch dan research infrastruktur.
Dalam bidang manajemen, reviu antara lain mencakupB
0) -erformance assessmentdari seniordan middle manajement+) Evaluasi tentang efektivitas program-program
?) Survei untuk tujuan bench marking
3) ta satisfactionsurvei untuk memonitor efektivitas program
6) e"ne reporting dan review mechanism
Dalam rangka penyempurnaan sistim >8 di universitas, maka perlu juga
disempurnakannya quality controldari luar universitas. =leh sebab itu, diharapkan
"tjen dapat berperan aktif dalam rangka meningkatkan mutu perguruan tinggi
dengan melaksanakan audit mutu. &al ini dapat dilakukan dengan mengontrol
tentang penyelenggaraan mekanisme >8 di universitas, yaitu baha apakah
universitas sudah mempunyai suatu mekanisme tersendiri untuk menjamin
tercapainya mutu. Selanjutnya, apakah mekanisme tersebut memang sudah tepat
dikaitkan dengan SD$ dan fakta serta bagaimana efektivitasnya untuk mencapai
mutu yang diharapkan.
#.2. Ke&iakan Mengenai Quality Assurance(A!
8, tampaknya diperlukan bagi dasar
penyempurnaan praktek-praktek >8 yang ada saat ini. &al ini juga ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya universitas untuk mengembangkan
mekanisme >8 lebih lanjut mengingat besarnya peranan >8 dalam meningkatkanmutu baik mutu pendidikan maupun mutu universitas secara keseluruhan. @ebih
lanjut, kebijakan tertulis tentang >8 juga dapat dijadikan bahan acuan untuk
meningkatkan peran "tjen dalam rangka menjamin pencapaian mutu dari suatu
universitas.
8 adalah baha
mekanisme atau sistim >8 dari suatu universitas dapat dipandang sebagai salah
satu mekanisme untuk meningkatkan akuntabilitas perguruan tinggi dalam hal
operasionalisasi perguruan tinggi.
Dalam pengembangan kebijakan tertulis tentang >8 di universitas, hendaknya
diidenti9kasi secara rinci mengenai siapa harus melakukan praktek-praktek >8.
8pakah kegiatan tersebut dilakukan oleh fakultas atau unit-unit administrasi
tertentu atau dibentuk komite khusus seperti academic board! education
committee! ,& committee! committee of associate deans!
postgraduatedan scholarship committee. 8. ang ketiga, adalah faktor ketersediaan sumber daya manusia
dan fasilitas lainnya juga perlu diperhatikan dalam rangka penyelenggaraan >8.
erakhir, kepada siapa kegiatan-kegiatan >8 tersebut dipertanggungjaabkan
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
11/13
merupakan pertimbangan yang penting untuk menghindari adanya kenyataan tidak
adanya tindak lanjut setelah >8 dilaksanakan.
Return on 'ualityjuga perlu diperhatikan mengingat adalah tidak bijaksana jika
usaha-usaha >8 ternyata tidak sepadan dengan hasil yang diperoleh.
#.#. Met)de Alternati*+otal 'uality management*>$) dapat dianggap sebagai metode alternatif dari >8.
(oley *0116) mengartikan >$ sebagai a management phylosophy embracing all
activities through which the needs and expectations of the customers and the
community! and the objective of the organi#ation are satis"ed in the most e0cient
and cost)eective way by maximising the potential of all empoyees in a continuing
drive for improvement.
Pada prinsipnya >$ yang juga dapat dipandang sebagai totally quality
culturemencakupB
0)
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
12/13
dan juga hal-hal lainnya seperti komite khusus >8, anggaran, peraturan,
sosialisasi >8 di perguruan tinggi, danfeed backkepada komite nasional
tentang >8.
Perlunya memasukkan komitmen tentang pencapaian mutu dalam renstra
setiap universitas dan memasukan evaluasi tentang mutu dalam laporantahunan. Selain merupakan salah satu cara untuk memperlihatkan pencapaian
mutu perguruan tinggi tersebut, hal ini merupakan salah satu mekanisme
untuk meningkatkan akuntabilitas perguruan tinggi.
Perlu adanya peran aktif "tjen untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi
dengan menyelenggarakanquality audit.
Da*tar Pu'taka
!aldin, &on P. $P. 0110. &igher educationB Huality and diversity in the 011s
*Policy Statement).AanberraB 8ustralia %overnment Publishing Service.
!ourke, P. 01/G. >uality measures in :niversities. Aommenealth ertiary
Education Aommision.
Aommittee for >uality 8ssurance in &igher Education. 0116. %ood practice in
higher education.AanberraB 8ustralian %overnment Publishing Service.
Departemen Pendidikan dan uality in higher education. 'e erseyB ransactionPublisher.
-
8/9/2019 Quality Assurance- Makalah
13/13
Taroepratjeka, Harsono. 1997. Kebijakan pengembangan sumber daya manusia di
Perguruan Tinggi, Forwas, 03!1997.