quality assurance- makalah

Upload: meuthia

Post on 01-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    1/13

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    2/13

    $elalui berbagai kebijaksanaan baik yang tertuang dalam %!&' dan (epelita "",

    pemerintah telah menunjukkan perlunya perbaikan mutu yang dijabarkan dalam

    program-program pendidikan tinggi *Dikti, +). &asil evaluasi Direktorat

    enderal Pendidikan inggi *Dirjen Dikti, +, P.+/) menunjukkan baha aktu

    rata-rata mahasisa menyelesaikan studinya masih terlalu panjang dibandingkandengan aktu acara program studi. Sebagai contoh untuk tahun 01112+, hanya

    345 mahasisa program D""" dan 605 mahasisa program S0 yang dapat

    menyelesaikan studinya seperti yang diharapkan. Selain itu, produktivitas lulusan,

    yaitu perbandingan antara jumlah lulusan dan jumlah mahasisa, belum

    memuaskan, terutama untuk program S0 di perguruan tinggi negeri *P') di mana

    terlihat adanya kecenderungan yang menurun. $eskipun banyak faktor yang

    berpengaruh, misalnya faktor mahasisa itu sendiri, fakta tersebut merupakan

    salah satu indikasi adanya pencapaian mutu yang rendah pada sistim pendidikan

    tinggi.

    7aktor kedua berkaitan dengan issue value for money, yaitu sehubungan dengan

    adanya fakta makin merosotnya perekonomian yang berakibat langsung pada

    menurunnya kemampuan masyarakat termasuk orang tua mahasisa untuk

    membiayai pendidikan anaknya. 8pakah benar perguruan tinggi sudah memberikan

    pendidikan yang bermutu# Di lain pihak, adanya krisis ekonomi yang

    berkepanjangan di mana penggunaan dana pendidikan perlu diusahakan see9sien

    dan seefektif mungkin maka kebutuhan sistim quality assurancedi perguruan tinggi

    menjadi sangat penting. &al ini demikian karena quality assurancemerupakan salah

    satu usaha untuk penyelenggaraan pendidikan yang menerapkan prinsip

    penggunaan sumber daya secara e9sien. ampak baha prinsip value formoneydapat dianggap sebagai faktor eksternal bagi pendidikan tinggi untuk

    mendorong pelaksanaan prosedur untuk menjamin mutu pendidikan tinggi.

    7aktor ketiga yang dapat dipandang sebagai pendorong bagi penyelenggaraan

    sistim qualityassurancedi pendidikan tinggi yaitu sejalan dengan makin

    meningkatnya tuntutan tentang akuntabilitas dari perguruan tinggi terutama

    menjelang era otonomi yang diaali dengan perubahan menjadi !adan &ukum

    $ilik 'egara *!&$') dari 3 universitas *":, "!, "P! dan :%$). Sehubungan

    dengan hal ini, masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui bagaimana

    universitas mempertahankan dan memonitor mutu dari kegiatannya, apa ukuran-

    ukuran yang digunakan untuk mengidenti9kasi dan mengatasi kemungkinan

    ine;isiensi, serta sejauh mana universitas dapat memberikan respon mengenai

    kebutuhan masyarakat yang berubah-ubah.

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    3/13

    Sebelum kita membahas tentang kebutuhan quality assurance*>8) di dalam sistem

    pendidikan tinggi, persepsi tentang mutu di perguruan tinggi dan bagaimana kita

    mengukurnya perlu disamakan.

    2.1. Mutu di Perguruan Tinggi.

    $enurut &arvey dan %reen *011? dalam Porter, 0113) mutu diartikan sebagai arelative concept which changed with the context and mean dierent things to

    dierent people. &al ini karena pada kenyataannya orang yang sama mungkin akan

    menerapkan konsep yang berbeda pada saat yang lain. Secara teoritis, ada dua

    pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami arti mutu. Pertama, mutu

    mencerminkan suatu karakteristik yang dimiliki. Dalam sudut pandang ini, sesuatu

    yang bermutu dipandang sebagai sesuatuyang excellence/ valuabledan mutu sama

    sekali tidak mempunyai apa yang disebut evaluatif sense *$argetson, 0113).

    Pada pendekatan kedua yang disebut pendekatan meta9sik *metaphysical belief),

    mutu dipandang sebagai sesuatu yang tidak hanya bisa dianalisis secara deskriptif

    tapi juga dianalisis secara evaluatif atau sesuatu yang bisa diukur. &al ini karena,

    dalam memandang mutu bisa dibedakan secara absolut antara fakta-fakta yang

    dikaitkan dengan analisis secara deskriptif dan nilai-nilai yang dikaitkan dengan

    analisis secara evaluatif. @ebih lanjut, perbedaan antara evaluative and descriptive

    sensesdari mutu diperkuat oleh adanya fenomena yang continuesdan descrete.

    Dalam kaitannya dengan >8, tampak baha mutu di perguruan tinggi dipandang

    dengan pendekatan meta9sik. 8dapun alasan utamanya, yaitu baha jika mutu

    didekati dengan pendekatan deskriptif semata dengan alasan untuk menghindari

    -value judgment- yang sifatnya subjektif dan individual, adalah sangatabsurd. &al

    ini disebabkan karena mutu sangat berkaitan erat dengan nilai itu sendiri.@ebih lanjut, setelah kita tahu baha mutu bisa didekati dengan pendekatan

    meta9sik, untuk mengukurnya, perlu dibuat terlebih dahalu persamaan persepsi

    tentang apa yang dimaksud dengan mutu di dalam sistim pendidikan tinggi.

    Pertama, kita bisa melihat mutu sebagai mutu dari pengadaan pendidikan atau

    mutu pendidikan itu sendiri. !urge dan annock dalam (oley *0116), mengartikan

    mutu pendidikan sebagai the success with which an institution provides educational

    environments which enable students eectively to achieve worthwhile learning goals

    including appropriate academic standards.

    @ebih lanjut, the Higher Educational ouncil*&EA) 8ustralia melihat mutu dalam

    konteks sebagai berikutBthe council sees the focus on outcome! the "tness for

    purpose! as fundamental to understanding how each of the processes within

    institutions are organi#ed and evaluated in order to ensure the quality of outcome

    $@inke, 011+). Sama seperti !urge dan annock, disini prinsip utama adalah baha

    mutu di universitas diukur dengan pendekatan"tness for purpose.

    $elihat kedua de9nisi tersebut perlu dikaji arti dari tujuan, yaitu tujuan siapa,

    apakah tujuan tersebut sudah tepat dan bagaimana menilai pencapaian tujuan

    tersebut. Pada umumnya tujuan perguruan tinggi meliputi pengajaran, penelitian,

    dan pengabdian atau yang dikenal sebagai tridarma perguruan tinggi. Sehubungan

    dengan hal ini, Porter *0113) mengindikasikan akan adanya kesulitan dalammengukur mutu perguruan tinggi hanya dengan menggunakan pendekatan "tness

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    4/13

    for purpose. Porter *0113) menambahkan pendekatan lain yang

    sifatnya interrelateddengan pendekatan "tness for purpose, yaitu

    konsep exceptionaldimana mutu dapat dipandang sebagaipassing a set of

    requirement or minimum standard.

    Dalam konteks pendidikan internasional, %lobal &lliance for 'ransnationalEducation*%8E) mende9nisikan mutu sebagai as meeting or ful"lling

    requirements! often referred to as "tness for purpose*%8E, 011/). Dan dalam

    hubungannya dengan pendekatan pemenuhan standar minimum, standar diartikan

    sebagai a level or grade of goodness of something! and in an education context may

    be de"ned as an explicit level of academic attainment.elaslah, baha fungsi

    standar antara lain as a means of measurements of the criteria by which quality

    may be judged*%8E, 011/).

    Dapat disimpulkan baha mutu perguruan tinggi diartikan sebagai pencapaian

    tujuan dari suatu universitas yang umumnya mencakup tri darma perguruan tinggi

    dan pengukurannya dilakukan dengan pendekatan exceptionaldimana menurut

    Porter *0113) memiliki tiga variasi, yaitu 0) mutu sebagai sesuatu

    yang distinctive,+) mutu sebagai sesuatu yang excellence, dan?) mutu sebagai

    sesuatu yang memenuhi batas standar minimum atau conformance to standard.

    Dikaitkan dengan sistim pendidikan tinggi di "ndonesia, dalam PP 'o ? tahun

    011, dijelaskan baha senat universitas dan fakultas bertanggungjaab untuk

    melakukan reviu dari pelaksanaan kegiatan fungsi universitas. Selain itu, dekan dan

    ketua jurusan2departemen bertanggungjaab langsung terhadap pelaksanaan

    pengajaran, pembelajaran, penelitian dalam fakultas dan departemen.

    Dalam sistim perencanaan program dan anggaran, maka tiap unit menyusunlaporan tahunan yang diserahkan ke Dirjen Dikti yang selanjutnya dijadikan bahan

    masukan bagi Dirjen Dikti untuk mengadakan evaluasi pelaksanaan program-

    program pembangunan tahunan. @aporan &asil Evaluasi Dirjen Dikti *Dirjen Dikti,

    +) selanjutnya menyebutkan baha dalam rangka meningkatkan mutu akan

    ditempuh format manajemen baru. Dimana, dalam format manajemen yang baru,

    peningkatan mutu secara berkelanjutan dengan memasukkan aCas otonomi sebagai

    daya gerak untuk membuat sistem lebih dinamis, akuntabilitas atau tanggung

    jaab agar otonomi terselenggara secara bertanggung jaab, akreditasi untuk

    menjamin mutu lulusan dan evaluasi diri agar proses pengambilan keputusan dalam

    perencanaan didasarkan atas data dan informasi nyata.

    2. 2. Quality Assurance(A!" Quality Audit" dan Quality Assessment

    Pada kenyataannya, mekanisme dan kerangka kerja untuk mencapai mutu

    bervariasi dari suatu sistim pendidikan di suatu negara dengan negara lainnya,

    tetapi pada prinsipnya mempunyai beberapa kesamaan. Dalam kerangka yang lebih

    luas, konsep mutu berkaitan dengan quality assurance! quality audit dan quality

    assessment.

    Dalam konteks mutu pendidikan, (oley *0116) mengartikanquality

    assurance sebagaia general term which encompases all the policies! systems and

    process directed towards ensuring the maintenance and enhancement of the quality

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    5/13

    of educational provision. (or example! course design! sta development! the

    collection and use of feedback from students! sta and employes.

    Dalam konteks yang lebih luas dimana mutu dilihat sebagai mutu suatu universitas

    atau perguruan tinggi, Piper *011?) mende9nisikan >8 sebagai the total of those

    mechanism and procedures adopted to assure a given quality or the continuedimprovement of quality! which embodies the planning! de"ning! encouraging!

    assessing and control of quality. ampak baha tujuannya adalah untuk

    mengembangkan praktek-praktek yang berkelanjutan untuk memperbaiki ujuk

    kerja baik individual atau institusional di semua bidang.

    Dalam praktiknya, penerapan >8 di suatu perguruan tinggi diaali dengan

    mengidenti9kasi ruang lingkup manajemen yang umumnya mencakup pengelolaan

    program-program studi, penelitian, pengabdian pada masyarakat, sta! mahasisa!

    academic support services! resources! assets dangeneral governance of university.

    Dalam setiap bidang tersebut, prosedur yang akan ditempuh untuk pencapaian

    mutu ditetapkan. Dalam hal ini termasuk juga mengevaluasi kegiatan-kegiatan

    untuk mencapai mutu dan kriteria apa saja yang ditetapkan untuk menilai

    pencapaian mutu tersebut *Piper, 011+, hal.+0). Sehubungan dengan hal ini, dalam

    melaksanakan evaluasi ada enam prinsip yang utama, meliputiB

    8pakah tujuan yang ditetapkan sudah tepat#

    8pakah standar yang ditetapkan sudah tepat#

    Penggunaan management mapyang meliputi tujuan universitas.

    8.

    $anfaat dari evaluasi mutu.

    E9siensi keseluruhan sistimB quality assurance, quality assessment, quality

    auditdalam usaha meningkatkan mutu atau memperbaiki kondisi yang ada.

    Dalam kaitannya dengan pengendalian mutu, Piper *011?) menyarankan

    perlunya quality auditoleh badan di luar institusi dan juga dari dalam institusi

    tersebut. Dalam menetapkan kriteria penilaian, pertama, perlu adanya penetapan

    parameter untuk menilai mutu dari setiap bidang manajemen dalam bentuk model,

    kebijakan, atau falsafah. ang kedua, perlu ditetapkan poin pada setiap parameter

    yang merupakan standar yang dapat diterima. =leh karenanya, dalam quality

    audityang dilihat adalah keberadaan prosedur bagaimana pelaksanaannya

    dibandingkan dengan standar dan hasil atau akibat dari pelaksanaan prosedur

    tersebut. $enurut %8E *011/), quality auditadalah the process of ensuring that

    the arrangements within institution are satisfactory and eective.adi, dalam quality

    audit, titik beratnya adalah mengecek keberadaan prosedur dalam pencapaian

    tujuan atau target, dan fakta2data untuk membandingkan hasil yang dicapai dengan

    tujuan.

    uality assessmentdide9nisikan oleh %8E *011/) sebagai an evaluation of the

    extent to which an organi#ation is achieving its objective $ex. criterion)referenced*!

    although it may instead be norm)referenced $across institute or dicipline*.ampak

    baha quality assessmentmencakup reviu atau penilaian dari luar universitas

    mengenai mutu dariteaching and learning*belajar mengajar) suatu universitasuntuk setiap mata kuliah.

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    6/13

    uality &ontrol menunjuk pada the mechanism! processes! techniques and activities

    necessary to ascertain whether a speci"ed standard is being achieve. +t is related to

    performance indicator which are the things one checks*%8E, 011/).

    Dari uraian tersebut dapat disimpulkan baha quality assurancedan quality

    controlmerupakan prosedur di dalam suatu universitas sedangkan qualityauditdan quality assessmentmerupakan prosedur yang dilakukan oleh badan atau

    institusi dari luar universitas. ,uality auditbertujuan untuk mengecek pencapaian

    prosedur sedangkan quality assessmentmerupakan penilaian dari pihak luar

    khusus mengenai mutu dari belajar-mengajar untuk setiap mata kuliah di suatu

    perguruan tinggi.

    =leh karenanya, tanggung jaab untuk menjamin dan memonitor serta

    memperbaiki mutu sepenuhnya berada dalam eenang perguruan tinggi dan

    sta;nya. Sehubungan dengan hal ini, suatu perguruan tinggi harus mempunyai

    sistem untuk mengontrol mutu yang jelas dimana dalam pengembangannya

    kontribusi dari sta; sangat penting.

    2. #. Peningkatan Mutu

    $ dalam proses pembelajaran. Peningkatan

    mutu dosen dan tenaga penunjang akademik dilakukan melalui peningkatan

    kesempatan melanjutkan pendidikan, seminar, lokakarya dsb. Peningkatan mutu

    dan tenaga peneliti dan pengabdian kepada masyarakat melalui penataran dan

    seleksi. Penigkatan jumlah dan mutu penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

    dilakukan melalui sistim kompetitif berjenjang, monitoring, seminar, dan publikasi.

    :ntuk lima tahun kedepan, dalam upaya peningkatan mutu berkelanjutan Dirjen

    Dikti masih menitikberatkan pada program-program misalnya peningkatan

    kuali9kasi dosen, penataan evaluasi dan akreditasi. Dalam hal peningkatan mutuperencanaan dan penganggaran, Dirjen Dikti masih melakukan penyempurnaan

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    7/13

    antara lain standar evaluasi diri yang juga meliputi evaluasi hasil pembelajaran.

    Dirjen Dikti juga sedang melakukan sosialisasi akan pentingnya evaluasi diri dalam

    rangka >8 *Evaluasi Dirjen Dikti, +).

    Dari gambaran di atas dapat disimpulkan baha dalam rangka usaha perbaikan

    mutu, evaluasi program yang dilakukan sudah mencakup evaluasi terhadap tujuan-tujuan dari universitas atau tridarma perguruan tinggi. !ahkan adanya

    pengembangan Dokumen Perencanaan *DP) dan evaluasi diri setiap universitas

    menunjukkan baha alokasi anggaran dilakukan melalui

    mekanisme blockgrantyang berasaskan mutu sebagai acuan. 8kan tetapi, sampai

    sejauh ini, belum bisa disimpulkan bagaimana pencapaian mutu suatu universitas

    atau mutu sistim pendidikan tinggi secara keseluruhan. &al ini diduga antara lain

    karena praktek-praktek >8 yang ada saat ini belum dikembangkan dengan optimal.

    $isalnya, dari laporan tahunan tidak tampak apakah pernah diadakan reviu

    terhadap staf akademiknya dan apakah umpan balik dari mahasisa

    dan stakeholderslainnya sudah dimasukkan sebagai dasar acuan dalam

    pelaksanaan evaluasi.

    8lasan utama lainnya sehingga belum dapat dikatakan praktek >8 yang ada belum

    dikembangkan secara optimal adalah karena prinsip-prinsip >8 yang lain, yaitu

    penilaian tentang pencapaian mutu tidak dilakukan. Dalam hal ini, Dirjen Dikti

    belum mengembangkan sistim maupun kriteria khusus yang dapat digunakan untuk

    melakukan evaluasi termasuk penilaian mengenai mutu. Sampai saat ini belum ada

    laporan dari Dirjen Dikti yang menyinggung evaluasi mutu kecuali laporan dari

    !8' mengenai hasil akreditasi. $eskipun sudah dibuat sasaran2target dan juga

    indikator keberhasilan di lingkungan Dirjen Dikti, akan tetapi hal tersebut dirasabelum memadai untuk digunakan dalam evaluasi mutu. "ndikator kinerja yang

    sifatnya baku2standar dari Dirjen Dikti perlu dikembangkan agar dapat dijadikan

    pedoman bagi setiap universitas dalam melakukan evaluasi diri ataupun menyusun

    laporan tahunan. Selanjutnya, laporan tahunan yang dibuat oleh universitas,

    meskipun ada yang sudah menunjukkan komitmennya untuk bermutu tinggi dalam

    segala hal, tapi tidak menguraikan atau memuat prosedur2praktek yang sudah

    ditempuh oleh universitas tersebut untuk melakukan evaluasi ataupun penilaian

    terhadap mutu. @aporan tahunan tersebut hanya memuat pencapaian target

    semata.

    2.$. Pengendalian Mutu

    Disamping mengupayakan program-program untuk peningkatan mutu, pemerintah

    juga melakukan program yang ditujukan untuk mengendalikan mutu dari luar

    perguruan tinggi. aitu dengan diadakannya pengaasan operasional atau

    fungsional dari unit-unit di lingkungan perguruan tinggi oleh "nspektorat enderal

    *"tjen) Depdiknas, !adan Pengaas

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    8/13

    penertiban aparatur dengan tujuan pokok dan fungsi departemen dapat berjalan

    lancar, berdayaguna dan tepat guna sesuai dengan perundang-undangan yang

    sesuai. Dalam hubungannya dengan sistim pendidikan nasional, pengaasan dilihat

    sebagai upaya untuk memberi bimbingan, pembinaan, dan pengayoman bagi satuan

    pendidikan yang bersangkutan yang diharapkan terus menerus dapatmeningkatkan mutu pendidikan maupun pelayanannya *Soekarno, 011G).

    Dari @aporan ahunan dan &asil Evaluasi "tjen yang memuat gambaran secara

    menyeluruh tentang pelaksanaan tugas, fungsi, masalah, dan hambatan yang

    dihadapi serta upaya penanggulangannya baik program rutin maupun

    pembangunan, terungkap baha dalam visinya, "tjen sudah tanggap tentang

    masalah mutu. aitu secara lebih terperinci diungkapkan baha "tjen Depdiknas

    berfungsi untuk melaksanakan pengaasan antara lain menyangkut aspek

    substansi Depdiknas *"tjen, +, hal /0).

    Selanjutnya disebutkan baha salah satu tantangan bagi "tjen adalah untuk

    mencegah terjadinya kesenjangan mutu pendidikan *"tjen, +, hal /?). Secara

    lebih rinci pengaasan yang dilakukan oleh "tjen mencakup pengaasan umum

    atau komprehensif dan khusus antara lain pengaasan dan pemeriksaan tema

    terpadu pada unit-unit kerja. Dari hasil temuan pemeriksaan umum, lebih dari 65

    merupakan temuan substansi yang dikelompokkan lagi dalam kasus implementasi

    program sebanyak /35, dan bukan dalam kategori administratif.

    Selain itu, diungkapkan baha dalam kerja sama dengan unsur teknis dalam hal ini

    perguruan tinggi, "tjen telah mengadakan pemantauan dan pengendalian tema

    terpadu yang ditujukan salah satunya untuk meningkatkan mutu pendidikan karena

    penekanan sasaran pada aspek substansi pendidikan *hal.10).8kan tetapi dari kedua dokumen tersebut tidak dapat diungkapkan adanya

    pengaasan terhadap prosedur atau mekanisme tertentu yang mencerminkan

    pelaksanaan >8 di kalangan perguruan tinggi. Dengan kata lain, "tjen belum

    melakukan audit terhadap mutu dari suatu perguruan tinggi. Pengaasan substansi

    dan pengaasan terpadu serta pengaasan administratif yang ada tidaklah tepat

    dikategorikan sebagai pengaasan terhadap mutu meskipun tujuan akhir dari

    pemeriksaan "tjen adalah dalam rangka peningkatan mutu.

    Sementara itu !8' berfungsi untuk mengakreditasi program-program studi baik

    universitas negeri atau sasta yang dimaksudkan sebagai salah satu usaha untuk

    mengontrol mutu pendidikan tinggi. !8' didirikan oleh pemerintah tahun 011G

    sehubungan dengan adanya hak masyarakat untuk mengetahui operasionalisasi dan

    hasil dari suatu perguruan tinggi. 7ungsi utama !8' adalah untuk menilai dan

    memberikan akreditasi program studi baik untuk universitas negeri maupun

    sasta. Penilaian umumnya berfokus pada manajemen program studi yang meliputi

    kurikulum, staf akademik, mahasisa, dan kegiatan manajerial lainnya seperti

    kepegaaian, fasilitas, keuangan, dan governance. $enurut Dirjen Dikti *011/),

    !8' telah mengakreditasi ? program studi dari ? perguruan tinggi.

    $elihat kegiatan yang dilakukan oleh !8', meskipun semuanya ditujukan untuk

    pencapaian mutu, akan tetapi hasil akreditasi !8' belum dapat dijadikan jaminantingginya mutu suatu perguruan tinggi. &al ini antara lain karena !8' hanya

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    9/13

    melakukan akreditasi sebatas pada pencapaian mutu dari suatu program studi

    sehingga tidaklah mencerminkan mutu dari suatu universitas secara keseluruhan

    yang tujuannya mencakup pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada

    masyarakat.

    #. Pe%&aha'anDari uraian sebelumnya, dapat diindikasikan baha masih diperlukan adanya upaya

    yang lebih lanjut untuk menyempurnakan sistim atau mekanisme manajemen mutu

    khususnya >8. Demikian pula halnya dengan audit mutu, meskipun telah

    diselenggarakan pengaasan-pengaasan misalnya operasional dan substansi oleh

    "tjen, !P8

    di suatu universitas, peningkatan peranan "tjen dalam audit mutu serta alternatif

    lain dari >8.

    #.1. Per&aikan Quality Assurance(A! Si'te%.

    $elihat berbagai dokumen resmi terbitan Ditjen Dikti, meskipun tidak ada

    kebijaksanaan khusus tentang >8 secara eksplisit atau tertulis, dapat disimpulkan

    baha kegiatan-kegiatan dalam rangka >8 telah tampak. Sebagai contoh, laporan

    tahunan yang dilakukan setiap tahun merupakan salah satu bentuk mekanisme

    pelaksanaan >8. !erikut, pelaksanaan penganggaran berdasarkan

    sistim blockgrantyang beracuan pada mutu atau merit based competitionjuga

    merupakan bentuk >8 yang lain. :saha perbaikan terhadap sistim >8, lebih lanjut

    dapat ditempuh antara lain dengan mengembangkan indikator-indikator kinerja

    yang lebih spesi9k sehingga ada ukuran-ukuran yang lebih jelas untuk menilai

    pencapaian strategi dari suatu tujuan tertentu.@angkah penyempurnaan mekanisme >8 di perguruan tinggi selanjutnya dapat

    ditempuh dengan mengidenti9kasi manajemen map sehingga dapat dikenali bidang

    apa saja yang masih perlu penyempurnaan sehingga dapat mencapai mutu yang

    tinggi. Sebagai contoh, $elbourne :niversity*>uality in :niversity, 0111) sebagai

    salah satu universitas terkemuka di 8ustralia, setiap tahunnya melakukan evaluasi

    berdasarkan umpan balik yang berasal dari berbagai stakeholdersyang mencakupB

    0) Survei mahasisa tentang mutu pengajaran dan fasilitas penunjang,

    +) Survei staf tentang mutu manajemen dan administrasi,

    ?) Survei alumni ,

    3) Survei employertentang persepsi lulusan,

    6) Survei research studenttentang supervisi dan academic resources.

    Dalam konteks mutu pengajaran, penilaian mutunya dilakukan oleh fakultas atau

    departemen, antara lainteaching quality assessment schemeyang dapat

    diidenti9kasi melalui survei terhadap employer satisfaction. $ekanisme yang lain

    adalah comprehensive reviewoleh external peeryang dilakukan di tingkat

    departemen. (eviu yang tidak dilakukan setiap tahun ini mencakup rencana

    pengajaran,professional representatif! employer! students! sta appraisal dan peer

    assessment tentang teaching and learning.

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    10/13

    Dalam bidang penelitian, dilakukan penyempurnaan indikator untuk

    mengevaluasi research performancemisalnya indikator yang belum diterapkan oleh

    Dikti antara lain industri)relatedresearch dan research infrastruktur.

    Dalam bidang manajemen, reviu antara lain mencakupB

    0) -erformance assessmentdari seniordan middle manajement+) Evaluasi tentang efektivitas program-program

    ?) Survei untuk tujuan bench marking

    3) ta satisfactionsurvei untuk memonitor efektivitas program

    6) e"ne reporting dan review mechanism

    Dalam rangka penyempurnaan sistim >8 di universitas, maka perlu juga

    disempurnakannya quality controldari luar universitas. =leh sebab itu, diharapkan

    "tjen dapat berperan aktif dalam rangka meningkatkan mutu perguruan tinggi

    dengan melaksanakan audit mutu. &al ini dapat dilakukan dengan mengontrol

    tentang penyelenggaraan mekanisme >8 di universitas, yaitu baha apakah

    universitas sudah mempunyai suatu mekanisme tersendiri untuk menjamin

    tercapainya mutu. Selanjutnya, apakah mekanisme tersebut memang sudah tepat

    dikaitkan dengan SD$ dan fakta serta bagaimana efektivitasnya untuk mencapai

    mutu yang diharapkan.

    #.2. Ke&iakan Mengenai Quality Assurance(A!

    8, tampaknya diperlukan bagi dasar

    penyempurnaan praktek-praktek >8 yang ada saat ini. &al ini juga ditujukan untuk

    meningkatkan kesadaran tentang pentingnya universitas untuk mengembangkan

    mekanisme >8 lebih lanjut mengingat besarnya peranan >8 dalam meningkatkanmutu baik mutu pendidikan maupun mutu universitas secara keseluruhan. @ebih

    lanjut, kebijakan tertulis tentang >8 juga dapat dijadikan bahan acuan untuk

    meningkatkan peran "tjen dalam rangka menjamin pencapaian mutu dari suatu

    universitas.

    8 adalah baha

    mekanisme atau sistim >8 dari suatu universitas dapat dipandang sebagai salah

    satu mekanisme untuk meningkatkan akuntabilitas perguruan tinggi dalam hal

    operasionalisasi perguruan tinggi.

    Dalam pengembangan kebijakan tertulis tentang >8 di universitas, hendaknya

    diidenti9kasi secara rinci mengenai siapa harus melakukan praktek-praktek >8.

    8pakah kegiatan tersebut dilakukan oleh fakultas atau unit-unit administrasi

    tertentu atau dibentuk komite khusus seperti academic board! education

    committee! ,& committee! committee of associate deans!

    postgraduatedan scholarship committee. 8. ang ketiga, adalah faktor ketersediaan sumber daya manusia

    dan fasilitas lainnya juga perlu diperhatikan dalam rangka penyelenggaraan >8.

    erakhir, kepada siapa kegiatan-kegiatan >8 tersebut dipertanggungjaabkan

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    11/13

    merupakan pertimbangan yang penting untuk menghindari adanya kenyataan tidak

    adanya tindak lanjut setelah >8 dilaksanakan.

    Return on 'ualityjuga perlu diperhatikan mengingat adalah tidak bijaksana jika

    usaha-usaha >8 ternyata tidak sepadan dengan hasil yang diperoleh.

    #.#. Met)de Alternati*+otal 'uality management*>$) dapat dianggap sebagai metode alternatif dari >8.

    (oley *0116) mengartikan >$ sebagai a management phylosophy embracing all

    activities through which the needs and expectations of the customers and the

    community! and the objective of the organi#ation are satis"ed in the most e0cient

    and cost)eective way by maximising the potential of all empoyees in a continuing

    drive for improvement.

    Pada prinsipnya >$ yang juga dapat dipandang sebagai totally quality

    culturemencakupB

    0)

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    12/13

    dan juga hal-hal lainnya seperti komite khusus >8, anggaran, peraturan,

    sosialisasi >8 di perguruan tinggi, danfeed backkepada komite nasional

    tentang >8.

    Perlunya memasukkan komitmen tentang pencapaian mutu dalam renstra

    setiap universitas dan memasukan evaluasi tentang mutu dalam laporantahunan. Selain merupakan salah satu cara untuk memperlihatkan pencapaian

    mutu perguruan tinggi tersebut, hal ini merupakan salah satu mekanisme

    untuk meningkatkan akuntabilitas perguruan tinggi.

    Perlu adanya peran aktif "tjen untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi

    dengan menyelenggarakanquality audit.

    Da*tar Pu'taka

    !aldin, &on P. $P. 0110. &igher educationB Huality and diversity in the 011s

    *Policy Statement).AanberraB 8ustralia %overnment Publishing Service.

    !ourke, P. 01/G. >uality measures in :niversities. Aommenealth ertiary

    Education Aommision.

    Aommittee for >uality 8ssurance in &igher Education. 0116. %ood practice in

    higher education.AanberraB 8ustralian %overnment Publishing Service.

    Departemen Pendidikan dan uality in higher education. 'e erseyB ransactionPublisher.

  • 8/9/2019 Quality Assurance- Makalah

    13/13

    Taroepratjeka, Harsono. 1997. Kebijakan pengembangan sumber daya manusia di

    Perguruan Tinggi, Forwas, 03!1997.