px thorax

10
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK FISIK THORAKS Inspeksi 1. inspeksi ekspresi wajah pasien - apakah pasien dalam keadaan menderita akut? - Apakah cuping hidung mengembang atau bernafas dgn bibir dikerutkan? (dijumpai pada setiap keadaan yang menyebabkan meningkatnya kerja pernafasan) - Apakah ada tanda-tanda pernafasan yang dapat didengar, seperti stridor dan wheezing? - Apakah tampak sianosis? 2. inspeksi sikap tubuh pasien - penting dilakukan karena dari pengamatan ini kita dapat lebih awal mengetahui kecurigaan pada suatu penyakit, misalnya : pasien dgn ostruksi saluran pernafasan cenderung memilih posisi dmn mreka dapat menyokong lengan mereka dan memfiksasi otot-otot bahu dan leher untuk membantu respirasi. 3. Inspeksi leher - pada distress pernafasan, musc. Trapezius dan sternokleidomastoideus berkontraksi selama inspirasi. 4. Inspeksi konfigurasi dada - tong chest - flail chest - kifosis - pectus excavatum - pectus carinatum

Upload: ara-zahra

Post on 27-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

khbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

TRANSCRIPT

Inspeksi

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK FISIK THORAKS

Inspeksi

1. inspeksi ekspresi wajah pasien

apakah pasien dalam keadaan menderita akut?

Apakah cuping hidung mengembang atau bernafas dgn bibir dikerutkan?

(dijumpai pada setiap keadaan yang menyebabkan meningkatnya kerja pernafasan)

Apakah ada tanda-tanda pernafasan yang dapat didengar, seperti stridor dan wheezing?

Apakah tampak sianosis?

2. inspeksi sikap tubuh pasien

penting dilakukan karena dari pengamatan ini kita dapat lebih awal mengetahui kecurigaan pada suatu penyakit, misalnya : pasien dgn ostruksi saluran pernafasan cenderung memilih posisi dmn mreka dapat menyokong lengan mereka dan memfiksasi otot-otot bahu dan leher untuk membantu respirasi.

3. Inspeksi leher pada distress pernafasan, musc. Trapezius dan sternokleidomastoideus berkontraksi selama inspirasi.

4. Inspeksi konfigurasi dada tong chest

flail chest

kifosis

pectus excavatum pectus carinatum

5. Menilai laju dan pola respirasi- menilai laju dan pola resprasi secara involunter, hindari penilaian ketika pasien bernafas secara volunter

Palpasi

1. Palpasi nyeri tekan

nyeri tekan dilakukan pada semua bagian dada. Lakukan dengan sangat crmat ntuk mendeteksi semua kemungkinan penyakit yang mungkin terjadi.

2. Pemeiksaan pergerakan dada posteriorLetakkan tangan pemeriksa secara mendatar pada punggung pasien dengan ibu jari sejajar dengan garis tengah kira-kira setinggi iga ke sepuluh. Minta pasien untuk menarik nafas dalam, lalu peratikan gerakan tangan. Penyakit paru setempat dapat mengakibatkan satu sisi dada bergerak lebih sedikit ketimbang sisi lainnya. 3. Prinsip dan pemeriksaan fremitus taktil Fremitus vocal adalah getaran yang didengar pada pada dada dan paru ketika seeorang mengucapkan kata-kata. Fremitus taktil adalah proses terabanya getaran ketika pemeriksa mempalpasinya. Fremitus taktil memberikan informasi mengenai kepadatan jaringan paru dan rongga dada di bawahnya. Keadaan yang membuat kepadatan jaringan paru meningkat akan meningkatkan penghantaran fremitus taktil.

Cara : letakkan sisi ulnar tangan pemeriksa pada dinding dada, lalu minta pasien untuk mengucapkan tujuh puluh tujuh. Lalu rasakan perbedaan dari penghantaran suara pada dinding dada.

Fremitus Taktil Meningkat

Fremitus taktil Berkurang

PneumoniaUnilateral

Pneumothorax

Efusi Pleura

Obstruksi bronkus

Atelektasis

(pengembangan jaringan paru tidak lengkap)Bilateral

Penyakit paru obstruksi menahun

Penebalan dinding dada (otot, lemak)

Perkusi

1. Teknik perkusi

perkusi dada memakai jari tengah kanan kiri yang diletakkan dengan kuat pada dinding dada sejajar dengan iga pada sela iga dengan telapak tangan dan jari lain tidak menyentuh daerah tersebut.

Suara normal untuk :

Paru ( sonor

Lambung ( timpani

Hepar ( redup

2. Perkusi dada posterior

Lakukan perkusi di atas, di antara, dan di bawah scapulae. Mulai dari atas ke bawah, sisi demi sisi, bandingkan.3. Memeriksa gerakan diagfrahma

Minta pasien untuk menarik nafas dalam dan menahannya. Perkusi pada basis paru kanan untuk menentukan daerah sonor terendah atau sampai terdengar suara redup hati, yaitu batas diagfrahma terendah. Kemudian minta pasien untuk ekspirasi, ulangi perkusi. Pada ekspirasi, hati akan begerak ke atas, dan daerah yang sama akan menjadi redup.Perbedaan batas reud sewaktu nspirasi an ekspirasi kira-kira 4-5 cm

Pasien dengan emfisema gerakan diagfrahmanya berkurang. Sedangkan pasien denagn kelumpuhan nervus frenikus tidak memiliki gerakan diagfrahma.

Auskultasi

1. Jenis bunyi pernafasan

bunyi pernafasan terdiri dari fase inspirasi diikuti dengan fase ekspirasi. Bunyi pernafasan trakeal : bunyi yang sangat keras, kasar dan dengan nada tinggi yang terdengar pada bagian trakea ekstra thorax

Bunyi pernafasan bronkial : bunyi yang keras dengan nada tinggi, seperti bunyi udara yang mengalir melalui pipa. Komponen ekspirasinya lebih lama dibanding inspirasinya

Bunyi pernafasan bronkovesicular : Komponen inspirasi dan ekspirasinya sama panjang. Dalam keadaan normal bunyi ini trdengar pada sela iga pertama dan kedua di bagian depan dan diantara scapulae bagian belakang. Bunyi vesicular : bunyi lemah dengan nada rendah, komponen inspirasinya jauh lebih panjang dari komponen ekspirasinya, yang jauh lebih lemah dan seing tidak terdengar.

Ciri-ciritrakealbronkialbronkovesicularvesicular

IntensitasSangat kerasKerasSdangLemah

Tingi nadaSangat tinggiTnggiSedangRendah

Rasio I : E1 : 11 : 31 :13 : 1

DeskripsiKasarTubularBerdesir, tapi tubularBerdesir lemah

Lokasi normalTrakea ekstra torakalmanubriumDi atas bronkus utamaSebagian besar paru perifer

Korelasi Klinikopatologik

1. Bunyi tambahan

NamaDefinisiMekanismeEtiologi

RonkhiBunyi singkat tidak kontinyu, banyak terdengar saat inspirasi, Bunyi seperti menggosokkan rambut di dekat telinga

Sekresi saluran nafas yang berlebihanBronkitis, infeksi pernafasan, edema paru, atelektasis, fibrosis, gagal jantung kongestif

WheezingBunyi musikal kontinyu yang terdengar selama ekspirasiAliran udara yang cepat melalui saluran pernafasan yang tersumbat

Asma, edema paru, bronkitis, gagal jantung kongestif

Gesekan pleuraBunyi berciut yang timbul karena gesekan pleura, yang dihalangi oleh tahanan friksiRadang pleuraPneumonia, infark paru

2. Pola pernafasan abnormal

PolaCiriEtiologi

Apnea

Tidak ada pernafasan- Henti jantung

BiotPernafasan tidak teratur dengan apnea yang lama- Peningkatan tekanan intracranial

- Depresi pernafasan karena obat

- Kerusakan otak (tingkat medula)

Cheyne-StokesPernafasan tidak teratur dengan periode peningkatan dan penurunan laju dan dalamnya pernafasan diselingi dengan periode apnea

- Depresi pernafasan karena obat

- Gagal jantung kongestif

- Kerusakan otak (tingkat serebral)

KussmaulCepat dan dalam- Asidosis metabolik

APNEABIOTCHEYNE-STOKESKUSSMAUL