pustaka tentang arsitektur eksperimental

Upload: mugy

Post on 07-Aug-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Pustaka Tentang Arsitektur Eksperimental

    1/11

     Arsitektur | UMB

    Modul VI

    KONSEP

    CAKUPAN ISI

    Dalam minggu ini akan dibahas pokok materi sbb :

    1. Konsep Programatis

    2. Konsep Perancangan

    TUJUAN PEMBELAJARAN

    Dari modul ini diharapkan mahasiswa mengenal dan memahami tentang

    penyusunan konsep (terdiri dari konsep programatis serta konsep perancangan)

    atas fasilitas campuran (mixed use facility) tersebut.

    KRITERIA PENILAIAN

    Mengerti dan memahami tentang dasar-dasar penyusunan konsep.

  • 8/20/2019 Pustaka Tentang Arsitektur Eksperimental

    2/11

     Arsitektur | UMB

    KONSEP

    Hasil programming dan konsep programatis maupun konsep perancangan perlu

    disusun secara berurutan agar penelusuran masalah dan identifikasi

    pemecahannya memiliki keterkaitan logis yang kuat.

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan sbb :

    -   Pokok-pokok hasil penelusuran pada saat programming diidentifikasikan.

    -  Seluruh informasi yang terkait dengan topik bahasan tertentu disusun dalam

    indeks informasi. Tentang hal ini dapat diperhatikan diantaranya pada Problem

    Seeking- Edward T. White sebagai tabulasi informasi tentang Fungsi, Bentuk,

    Ekonomi, Waktu dikaitkan dengan Tujuan, Kebutuhan, Fakta, dan Masalah.

    -   Setelah kedua hal diatas dilakukan, selanjutnya disusun konsep programatis.

    -   Pada saat penelusuran maupun penyusunan konsep dapat disertakan

    gambaran situasi (images) berupa foto maupun sketsa untuk memperjelas

    abstraksi konsep.

    Buatlah daftar susunan permasalahan hasil dari proses programming, selanjutnya

    buatlah konsep pemecahannya pada form terlampir.

    Untuk memperjelas tentang konsep perancangan arsitektur silakan

    mengumpulkan bahan bacaan dari pustaka maupun penelusuran internet.

    Perhatikan pula tentang pendekatan tematik khususnya tentang  Arsitektur Tropis

  • 8/20/2019 Pustaka Tentang Arsitektur Eksperimental

    3/11

     Arsitektur | UMB

    Contoh Penelusuran Pustaka Tentang Arsitektur TropisSumber: Studi Pustaka Whesty-Semester Genap 2007/2008

     Arsitektur yang dirancang guna mengatasi masalah iklim setempat tidak selalu

    diberi sebutan arsitektur iklim tersebut, karena pemecahan problematik iklim

    merupakan suatu tuntutan mendasar yang 'wajib' dipenuhi oleh suatu karya

    arsitektur di manapun dia dibangun. Sebutan tertentu pada suatu karya arsitektur 

    hanya diberikan terhadap ciri tertentu karya tersebut yang kehadirannya 'tidak

    wajib', serta yang kemudian memberi warna atau corak pada arsitektur tersebut.

    Sebut saja arsitektur yang 'bersih' tanpa embel-embel dekorasi, yang bentuknya

    tercipta akibat fungsi (form follows function) disebut arsitektur modern. Arsitektur 

    dengan penyelesaian estetika tertentu yang antara lain menyangkut bentuk, ritme

    dan aksentuasidiklasifikasikan (terutama oleh Charles Jencks) ke dalam berbagai

    nama, seperti halnya arsitektur pasca-modern, modern baru dan dekonstruksi.

    Semua karya arsitektur tersebut tidak pernah diberi julukan 'arsitektur tropis'

    meskipun karya tersebut dirancang di daerah iklim tropis guna mengantisipasi

    masalah iklim tersebut.

    Kemudian mengapa muncul sebutan arsitektur tropis? Seolah-olah jenis arsitektur 

    ini sepadan dengan julukan bagi arsitektur modern, modern baru dan

    dekonstruksi. Jenis yang disebut belakangan lebih mengarah pada pemecahan

    estetika seperti bentuk, ritme dan hirarki ruang. Sementara arsitektur tropis,

    b i it kt b t i d l h k it kt b

  • 8/20/2019 Pustaka Tentang Arsitektur Eksperimental

    4/11

     Arsitektur | UMB

    bentuk arsitektur tropis, sebagaimana arsitektur sub-tropis, menjadi sangat

    terbuka. Ia dapat bercorak atau berwarna apa saja sepanjang bangunan tersebut

    dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman, menjadi kondisi yang

    nyaman bagi manusia yang berada di dalam bangunan itu. Dengan pemahaman

    semacam ini pula, kriteria arsitektur tropis tidak perlu lagi hanya dilihat dari

    sekedar 'bentuk' atau estetika bangunan beserta elemen-elemennya, namun lebih

    kepada kualitas fisik ruang yang ada di dalamnya: suhu ruang rendah,

    kelembapan relatif tidak terlalu tinggi, pencahayaan alam cukup, pergerakan

    udara (angin) memadai, terhindar dari hujan, dan terhindar dari terik matahari.

    Penilaian terhadap baik atau buruknya sebuah karya arsitektur tropis harus diukur 

    secara kuantitatif menurut kriteria-kriteria fluktuasi suhu ruang (dalam unit derajat

    Celcius); fluktuasi kelembapan (dalam unit persen); intensitas cahaya (dalam unit

    lux); aliran atau kecepatan udara (dalam unit meter per detik); adakah air hujan

    masuk bangunan; serta adakah terik matahari mengganggu penghuni dalam

    bangunan. Dalam bangunan yang dirancang menurut kriteria seperti ini, pengguna

    bangunan dapat merasakan kondisi yang lebih nyaman dibanding ketika mereka

    berada di alam luar.

     Arsitektur tropis seringkali dilihat dari konteks 'budaya'. Padahal kata 'tropis' tidak

    ada kaitannya dengan budaya atau kebudayaan, melainkan berkaitan dengan

    'iklim'. Pembahasan arsitektur tropis harus didekati dari aspek iklim. Mereka yang

    mendalami persoalan iklim dalam arsitektur persoalan yang cenderung dipelajari

    oleh disiplin ilmu sains bangunan (fisika bangunan)akan dapat memberikan

  • 8/20/2019 Pustaka Tentang Arsitektur Eksperimental

    5/11

     Arsitektur | UMB

    sini pula pemahaman mengenai arsitektur tropis lalu memiliki konteks dengan

    budaya, yakni kebudayaan tradisional Indonesia. Hanya mereka yang mendalami

    ilmu sejarah dan teori arsitektur yang mampu berbicara banyak mengenai budaya

    dalam kaitannya dengan arsitektur, sementara arsitektur tropis (basah) tidak

    hanya terdapat di Indonesia, akan tetapi di seluruh negara yang beriklim tropis

    (basah) dengan budaya yang berbeda-beda, sehingga pendekatan arsitektur 

    tropis dari aspek budaya menjadi tidak relevan. Dari uraian di atas, perlu

    ditekankan kembali bahwa pemecahan rancangan arsitektur tropis (basah) pada

    akhirnya sangatlah terbuka. Arsitektur tropis dapat berbentuk apa saja, tidak harus

    serupa dengan bentuk-bentuk arsitektur tradisional yang banyak dijumpai di

    wilayah Indonesia, sepanjang rancangan bangunan tersebut mengarah pada

    pemecahan persoalan yang ditimbulkan oleh iklim tropis seperti terik matahari,

    suhu tinggi, hujan dan kelembapan tinggi.

    Definisi :

      Rancangan bangunan suatu karya arsitektur yang mengarah pada pemecahan

    problematik iklim tropis. (Ibid...)

      Seni membangun di daerah yang temperaturnya tinggi di atas 20 ºC. (George

    Lippmeir, Bangunan Tropis, Hal.1)

    Ciri-ciri Daerah Tropis :

      Curah hujan relatif tinggi dan tidak merata 2000-3000 mm/tahun, Jakarta : ±

    2000 mm/tahun

  • 8/20/2019 Pustaka Tentang Arsitektur Eksperimental

    6/11

     Arsitektur | UMB

    Bahan Bangunan : Penggunaan material yang cerah leih baik karena penyerapan

    panas kecil, penggunaan kaca yang berlebih dan penempatan yang tidak sesuai

    akan mengakibatkan pemanasan terhadap ruangan, perlunya penanaman pohon

    yang lebih banyak sebagai penghasil oksigen, penyerap polusi dan panas.

  • 8/20/2019 Pustaka Tentang Arsitektur Eksperimental

    7/11

     Arsitektur | UMB

    Contoh Penelusuran Pustaka Tentang Arsitektur EksperimentalSumber: Studi Pustaka Whesty-Semester Genap 2007/2008

    Dalam hal ini konsep yang diterapkan pada bangunan adalah arsitektur 

    eksperimental yang memperhatikan permasalahan urban kontemporer. Istilah

     Arsitektur Eksperimental dicetuskan pertama kali oleh Peter Cook pada bukunya

    yang berjudul “Eksperimental Architecture”(1970). Karya-karya arsitektur yang

    berwujud wacana maupun terbangun Cook – baik secara kelompok maupunsebagai pribadi – diakui dunia sebagai pondasi pemikiran yang banyak

    mempengaruhi arsitektur urban kontemporer sesudah era modern.

    Sejauh mana desain fisik dapat mengayomi moral kekinian? Bagaimana moral

    kekinian dapat didefinisikan sementara evolusi sosial budaya urban berlangsung

    secara gencar? Metode perancangan seperti apa yang dapat menyikapikegencaran tersebut sehingga scara optimis dapat menghapuskan skeptisisme

    yang timbul akibat ambiguitas kebenaran?

    Pertanyaan di atas timbul sebagai resistansi terhadap kegagalan arsitektur 

    modern yang lebih mnenitikberatkan definisi ruang sebagai alat sosial fungsional

    yang menghomogenkan kebutuhan dan menyamartakan kondisi psikologismanusianya. Dalam arsitektur modern, dilandasi oleh keterukuran nilai-nilai non

    fisik. Hal yang serba terukur dimungkinkan dengan kemajuan teknologi struktur 

  • 8/20/2019 Pustaka Tentang Arsitektur Eksperimental

    8/11

     Arsitektur | UMB

    didefinisikan ulang, dikondisikan dengan nilai-nilai yang dipegang masyarakat

    tempat bangunan itu berdiri.

    Di kebanyakan negara Eropa, kaum eksperimentalis percaya bahwa konsep dasar 

    eksperimental mengantisipasi evolusi sosial yang terjadi. Tujuannya sudah jelas:

    untuk menyelaraskan dengan kondisi terbaru tempat bangunan itu akan tegak.

    Kaum eksperimentalis, menjadikan filosofi sosial budaya masyarakat setempat

    sebagai alat baca. Gunanya untuk mencari pemecahan dari membaca persoalan

    wilayah urban yang sangat kompleks. "Ada dilema-dilema yang harus dipecahkan

    untuk mendesain kawasan urban," .

    Karya arsitektur Y.B. Mangunwijaya, yang menggarap permukiman penduduk di

    tepi Kali Code, Yogyakarta, sebagai contoh keberhasilan karya arsitektur dengan

    pendekatan ekperimentalis di Indonesia. Mangunwijaya berhasil menjawab

    persoalan penduduk bantaran sungai dengan pendekatan arsitektur.

    Kali ini diputuskan bahwa desain sebagai eklektisisme, yaitu desain yang

    menyikapi kepragmatisan berlandaskan teori terapan. Kekinian dari isu-isu urban

    dianalisa dengan mengintregasikan multi disiplin / teori terapan terbaru di dalam

    proses desain. Artinya, pergesaeran perilaku sosial budaya diterjemahkan menjadi

    beragam alternatif ruang kehidupan, yang keoptimalannya berlandaskan konteks

    waktu dan karakter tempatan. Pemahaman modernitas ditingkatkan pada tataran

    bahw arsitektur adalah tubuh yang fisik desainnya diawali dan disesuaikan dengan

    karakter manusia penghuninya. Konsep desain menjadi lebih spesifik karena

  • 8/20/2019 Pustaka Tentang Arsitektur Eksperimental

    9/11

     Arsitektur | UMB

    Seorang arsitek eksperimentalis bekerja berdasarkan pengalamannya sendiri,

    atau berdasarkan hasil temuannya yang didapat dengan cara bereksperimen.

    Sedangkan arsitek pragmatis cenderung berusaha mengumpulkan contoh

    sebanyak-banyaknya, dan data-data akurat untuk dijadikan acuan dalam

    mendesain. Sebagian besar arsitek, terutama para praktisi cenderung pragmatis,

    karena produk desain yang dihasilkan cenderung lebih cepat prosesnya, tanpa

    harus melalui berbagai eksperimen. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah data-

    data mengenai tipologi bangunan yang akan dibangun, contoh-contoh bangunan

    setipe yang sukses (secara arsitektural), dan kekreatifan dalam meramu data-data

    tersebut sehingga menghasilkan rancangan yang baik.

    Batasan antara arsitek pragmatis dan eksperimentalis terletak pada acuannya

    dalam mendesain (arsitek pragmatis berdasarkan contoh-contoh dan data yang

    ada, kemudian diolah sehingga menjadi produk baru. Arsitek eksperimentalis

    berusaha menciptakan unsur-unsur baru melalui eksperimen atau percobaan,

    yang jika produknya berhasil, maka dapat menjadi contoh bagi arsitek-arsitek

    pragmatis).

  • 8/20/2019 Pustaka Tentang Arsitektur Eksperimental

    10/11

     Arsitektur | UMB

    10

    Nama/NIM   :

    Literatur/Sumber    :

    Permasalahan Konsep Programatis (Uraian dengan kata-kata)

    KONSEP

  • 8/20/2019 Pustaka Tentang Arsitektur Eksperimental

    11/11

     Arsitektur | UMB

    11

    Permasalahan Konsep Perancangan (Dibuat dengan sketsa)