repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... bab ii tinjauan pustaka...

36
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gereja Menurut Keane (1998), sejarah Arsitektur Kristen Awal dimulai pada masa kerajaan Romawi dan berkembang secara bertahap pada periode tertentu. Pada abad ke-1 sampai abad ke-4, ajaran Kristen yang diberitakan Yesus Kristus di tengah bangsa Yahudi mengalami banyak penolakan yang mengakibatkan para pengikutNya mati sebagai martir. Karena hidup dalam masa pengejaran, pengikut Kristen lalu mengadakan kebaktian dalam tempat yang tersembunyi, yaitu katakombe. Katakombe merupakan pemakaman yang terletak di bawah tanah. Pada tahun 313 SM, Kaisar Konstantin mulai mengakui adanya agama Kristen melalui Deklarasi Milan. Mulai saat itu agama Kristen menjadi agama resmi negara dan gedung-gedung ibadah banyak dibangun. Saat itu, bangunan gereja mengambil bentuk bangunan yang berfungsi sebagai gedung pertemuan dan gedung kegiatan peribadatan, maka basilica mulai dimodifikasi. Pada masa ini arsitektur Basilica merupakan arsitektur pertama kali di dunia. Arsitektur ini ditandain dengan adanya modifikasi pada pilar, dinding, dan apse yang dibuat berhiaskan mozaik dan fresco Kristiani. Ruang ibadah dibuat menyerupai bahtera yang disebut naos, gereja menghadap ke timur sebagai pengharapan kedatangan Mesias. (Keane, 1998). Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Arsitektur Gereja

Menurut Keane (1998), sejarah Arsitektur Kristen Awal dimulai pada

masa kerajaan Romawi dan berkembang secara bertahap pada periode tertentu.

Pada abad ke-1 sampai abad ke-4, ajaran Kristen yang diberitakan Yesus Kristus

di tengah bangsa Yahudi mengalami banyak penolakan yang mengakibatkan para

pengikutNya mati sebagai martir. Karena hidup dalam masa pengejaran, pengikut

Kristen lalu mengadakan kebaktian dalam tempat yang tersembunyi, yaitu

katakombe. Katakombe merupakan pemakaman yang terletak di bawah tanah.

Pada tahun 313 SM, Kaisar Konstantin mulai mengakui adanya agama

Kristen melalui Deklarasi Milan. Mulai saat itu agama Kristen menjadi agama

resmi negara dan gedung-gedung ibadah banyak dibangun. Saat itu, bangunan

gereja mengambil bentuk bangunan yang berfungsi sebagai gedung pertemuan

dan gedung kegiatan peribadatan, maka basilica mulai dimodifikasi. Pada masa

ini arsitektur Basilica merupakan arsitektur pertama kali di dunia. Arsitektur ini

ditandain dengan adanya modifikasi pada pilar, dinding, dan apse yang dibuat

berhiaskan mozaik dan fresco Kristiani. Ruang ibadah dibuat menyerupai bahtera

yang disebut naos, gereja menghadap ke timur sebagai pengharapan kedatangan

Mesias. (Keane, 1998).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

7

Gambar 2.1. Basilica of Santa Croce, Florence

Sumber: Wikipedia.org

Arsitektur Gereja kemudian dilanjutkan dengan munculnya gaya

arsitektur Romanesque. Gaya arsitektur ini muncul setelah Romawi mengalami

zaman kegelapan selama ratusan tahun. Arsitektur ini berkembang pada tahun

1050 hingga 1200 Menurut Keane (1998), ciri-ciri dari Arsitektur Romanesque

adalah:

Penggunaan busur lengkung sebagai penghubung antar kolom yang

berjajar rapat.

Gambar 2.2. Busur Lengkung

Sumber: Wikipedia.org

Universitas Sumatera Utara

Page 3: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

8

Ketinggian ruang cenderung mencolok dibandingkan dengan lebarnya,

Bentuk denah mengadopsi bentuk salib,

Memiliki jendela yang berukuran kecil,

Gambar 2.3. Jendela yang berukuran kecil

Sumber: Wikipedia.org

Dinding-dindingnya dipenuhi ukiran/lukisan yang menggambarkan kisah

dalam Alkitab.

Adanya vault (langit-langit) yang berbentuk melengkung. Vault terdiri dari

tiga jenis, yaitu:

Barrel vault, jenis vault yang paling sederhana dimana terdapat rusuk

yang membagi langit-langit menjadi dua bagian secara horisontal.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

9

Gambar 2.4. Barrel Vault

Sumber: Wikipedia.org

Groin vault, dimana terdapat rusuk yang membagi langit-langit

menjadi empat bagian secara diagonal.

Gambar 2.5. Groin Vault

Sumber: Wikipedia.org

Ribbed vault, dimana terdapat rusuk yang membagi langit-langit

menjadi enam bagian (dua diagonal dan satu horisontal).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

10

Gambar 2.6. Ribbed Vault

Sumber: Wikipedia.org

Fasad bagian depan pada umumnya minim dekorasi, dan gereja ini

terdapat menara yang berbentuk lancip.

Gambar 2.7 Katedral Trier di Jerman (kiri) dan Notre Dame du Mont Cornadore,

Saint Nectaire di Prancis (kanan)

Sumber: Wikipedia.org

Arsitektur Gothic kemudian muncul menggantikan gaya Romanesque.

Jika gaya Romanesque yang berkesan kokoh disebut “Benteng Allah”, maka gaya

Gothic ini terlihat ringan, runcing, tinggi, dan cantik disebut sebagai “istana

surga”. Arsitektur Gothic berkembang dari Perancis sekitar abad 13 hingga 16. Selama

400 tahun, Arsitektur Gothic dianggap sebagai puncak keberhasilan kesenian

arsitektur gereja. Menurut keyakinan umat Kristen, Allah dipahami hadir dimana

Universitas Sumatera Utara

Page 6: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

11

saja seperti cahaya. Oleh karena itu, cahaya dihayati sebagai sifat ilahi. Cahaya

matahari kemudian dibiarkan masuk ke dalam interior gereja dan didesain secara

estetis yang disebut dengan struktur diafan, artinya tembus cahaya. Arsitektur

Gothic terkenal dengan konsep cahaya yang memakai kaca bergambar (stained

glass) sebagai pencerahan mistik (Keane, 1998).

Menurut Rachman (2010), Arsitektur Gothic memiliki ciri-ciri, sebagai

berikut:

Bentuk pintu seperti berlapis-lapis dan dari bagian depan ke belakang

semakin kecil. Bagian sisi dan atasnya dihiasi dengan patung dan ukiran.

Gambar 2.8. Fasad Katedral Reims, Prancis

Sumber: Wikipedia.org

Pada bagian jendela berbentuk seperti mawar (rose window). Pada jendela

terdapat hiasan berupa ukiran (tracery) dan menggunakan kaca bergambar

(stained glass).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

12

Gambar 2.9. Bentuk jendela seperti mawar pada Gereja

Sumber: Wikipedia.org

Gambar 2.10. Bentuk ukiran (tracery) pada jendela Gereja dan menggunakan kaca patri

bergambar (stained glass)

Sumber: Wikipedia.org

Universitas Sumatera Utara

Page 8: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

13

Penggunaan busur lancip (pointed arch), yang merupakan pertemuan dua

pilar yang membentuk lengkung berujung lancip.

Gambar 2.11. Pointed arch pada Gereja

Sumber: Wikipedia.org

Pada interior gereja terdapat ribbed vault yang pada bagian langit-

langitnya tampak seperti disokong oleh beberapa rusuk melengkung yang

bertemu pada satu titik di tengah.

Gambar 2.12. Ribbed vault pada Gereja

Sumber: Wikipedia.org

Interior gereja dibuat dengan masuknya cahaya matahari secara estetis

dengan sebutan struktur diafan, artinya tembus cahaya.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

14

Memiliki banyak dinding penopang/pilar yang tampak menonjol ke luar.

Adanya buttress pada dinding bagian luar membuat bangunan ini seperti

tersusun atas garis-garis vertikal dari kejauhan sehingga membuat

bangunan tampak terlihat lebih tinggi.

Gambar 2.13. Dinding penopang (Buttress) pada Gereja

Sumber: Wikipedia.org

Memiliki menara lonceng yang dibuat tinggi agar bunyi lonceng terdengar

lebih jauh. Gereja gotik umumnya memiliki dua menara lonceng yang

terdapat pada bagian kiri dan kanan, namun ada juga yang memiliki satu

atau tiga menara lonceng. Pada bagian puncak menara dibuat meruncing

yang disebut spire.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

15

Gambar 2.14. Menara lonceng pada Gereja

Sumber: Wikipedia.org

Pada abad ke-15, arsitektur mulai mengalami peralihan pada masa

Renaissance. Masa Renaissance sering disebut juga masa pencerahan, karena

menghidupkan budaya-budaya klasik, hal ini disebabkan pengaruh dari Yunani

dan Romawi. Menurut Filippo Brunelleschi (1377-1446), arsitektur Renaissance

mempelajari prinsip-prinsip konstruksi Romawi dengan melahirkan model kubah

dengan bata. Pada arsitektur ini menerapkan prinsip-prinsip desain berupa:

Membangun kubah pada rangkaian arah horisontal seperti kubah beton

Pantheon.

Memberikan cangkang ganda untuk mengurangi berat semaksimal mungkin.

Menggunakan konstruksi rusuk Gothic dengan memperpanjang kulit luar

kubah di atas 24 rusuk rangka.

Menerapkan busur lancip untuk mengurangi beban.

Bangunan gereja yang paling menonjol saat itu ialah Gereja St. Petrus di

Roma, Italia, yang dibangun pada tahun 1506 untuk menggantikan sebuah gereja

Universitas Sumatera Utara

Page 11: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

16

yang sudah berumur 1200 tahun yang berditi di atas makam St. Petrus (Zaman

Kristen Awal), yang kemudian selesai pada tahun 1626.

Gambar 2.15. Gereja St. Petrus di Roma, Italia

Sumber: Wikipedia.org

Tiang dan kepala-kepala tiang gereja diambil dari gaya tiang Ionik dan

Korinthia Romawi. Pada bagian atas tiang dipasang balok-balok lurus gaya

Yunani dengan langit-langit lengkung Romawi. Di bagian atas jendela-jendelanya

dibuat melengkung, sedangkan pada langit-langit terbuat dari kaso-kaso kayu

yang dipasang miring, karena langit-langit gaya Romawi sangat tebal dan berat,

tidak kuat ditahan oleh tiang Romawi yang bentuknya ramping.

Arsitektur Renaissance kemudian berakhir dan diganti dengan gaya

Baroque, yang memiliki ciri khas berupa ornamen/ukiran yang rumit dan

memenuhi semua bidang yang ada (Keane, 1998). Arsitektur Baroque muncul

pada akhir abad 16 M sampai pertengahan abad 18 M. Pada arsitektur Baroque,

yang muncul pertama kali di Roma adalah gaya bangunan pada gereja, istana dan

bangunan umum (yang dirancang dalam skala besar). Pada hal tertentu, arsitektur

Baroque dapat dikatakan sebagai perpanjangan dari arsitektur Renaissance.

Keduanya mempunyai kubah (dome), kolom, pilaster, entablature dan komponen-

Universitas Sumatera Utara

Page 12: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

17

komponen klasik lainnya. Yang berbeda pada arsitektur Baroque adalah

kebebasan, kebebasan dalam menggabungkan komponen-komponen tersebut,

dimana saat Renaisance kebebasan ini tidak dapat diterima (ada aturan-aturan

baku).

Gambar 2.16. Carlo Maderno Santa Susanna, Roma

Sumber: Wikipedia.org

Pada abad ke-20, Revolusi Industri membawa banyak perubahan dan

perkembangan. Prinsip-prinsip yang digunakan pada arsitektur gereja zaman

modern memiliki pertimbangan-pertimbangan dari aspek kegunaan (utiity),

kesederhanaan (simplicity), keluwesan (flexibility), kedekatan (intimacy), dan

keindahan (beauty) (Keane, 1998).

2.1.1. Perkembangan Arsitektur Gereja di Indonesia

Gereja-gereja di Indonesia yang dibangun pada tahun 1900-1930

cenderung menggunakan gaya eklektik, sesuai dengan langgam yang sedang

digemari di Eropa saat itu. Namun, pada daerah-daerah terpencil, para misionaris

justru berusaha mengadaptasi unsur-unsur tradisional setempat, sehingga muncul

bangunan-bangunan gereja yang menggunakan bentuk arsitektur tradisional

(Priatmojo, 1989:41).

Universitas Sumatera Utara

Page 13: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

18

Gambar 2.17. Gereja HKBP Hutaraja Dolok

Sumber: Wikipedia.org

Gereja di kota-kota besar kebanyakan adalah gereja-gereja yang

dibangun orang-orang Kristen berkebangsaan Eropa yang pada waktu itu banyak

tinggal di ibukota provinsi dan kota-kota besar lainnya, terutama di Jawa.

Salah satu gereja yang menggunakan gaya arsitektur Eropa yaitu gereja

Bleduk yang ada di Semarang. Gereja Bleduk merupakan gereja tertua di Jawa

Tengah yang dibangun oleh masyarakat Belanda.

Gambar 2.18. Gereja Bleduk di Semarang

Sumber: Wikipedia.org

Universitas Sumatera Utara

Page 14: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

19

Sekarang ini masih dapat kita saksikan berupa katedral-katedral yang

terdapat di Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, dan lain-lain, yang

dibangun antara tahun 1900-1930. Kebanyakan katedral (gereja) tersebut

menggunakan gaya Neo-Gotik atau cabang gaya Eklektik lainnya yang sedang

melanda Eropa pada waktu itu.

Gambar 2.19. Gereja Katedral Jakarta

Sumber: Wikipedia.org

Gereja di daerah kebanyakan adalah gereja-gereja yang dibangun di

pelosok-pelosok, di tengah jamaah pribumi yang telah berhasil dipermandikan

oleh para misionaris pada awal abad 20. Gereja-gereja ini kebanyakan

menggunakan arsitektur tradisional setempat. Sampai sekarang jenis gereja seperti

ini banyak dijumpai di wilayah-wilayah gereja di Indonesia Timur atau di

pelosok-pelosok Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gereja-gereja baru yang dibangun

saat ini mempunyai perbedaan yang cukup mencolok dibandingkan dengan

gereja-gereja yang telah ada sebelumnya. Selain menggunakan bahan bangunan

dan sistem struktur modern, juga dilakukan penyederhanaan tata ruang sesuai

dengan semangat pembaruan gereja. Gereja baru seperti

Universitas Sumatera Utara

Page 15: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

20

ini jumlahnya belum begitu banyak, hanya terdapat di kota-kota besar, yang

dibangun pada tahun 70-an.

Gambar 2.20. Gereja Poh Sarang Kediri

Sumber: Wikipedia.org

2.1.2. Gereja Huria Kristen Batak Protestan

2.1.2.1. Sejarah Singkat Gereja Huria Kristen Batak Protestan

HKBP adalah singkatan dari Huria Kristen Batak Protestan, dimana

Huria diambil dari bahasa batak toba yang artinya jemaat. Pada abad ke-14 orang-

orang Barat mulai sangat aktif menyelidiki Tanah Batak. Dengan surat keputusan

Komisaris Jendral pemerintahan Hindia Belanda tanggal 11 Oktober 1833 No.

310 maka distrik Batak dikuasai oleh pemerintah Belanda secara yuridis. Dalam

keputusan itu disebutkan distrik itu terbatas di selatan sampai ke Rao, utara

sampai ke Singkil. Di bagian barat sampai ke laut, di timur sampai dimana

kekuasaaan Belanda diperluas.Walaupun distrik Batak telah dikuasai tetapi belum

semuanya Tanah Batak dapat dikuasai.

Kedatangan para misionaris untuk mengembangkan agama kristen,

melibatkan pemerintahan Hindia Belanda terhadap soal-soal akibat

pengembangan agama tersebut. Pada tahun 1866 Sisingamangaraja XII melawan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

21

Belanda. Pada mulanya raja tersebut disuruh raja-raja lain untuk menghancurkan

gereja-gereja serta pengikut agama kristen tersebut yang dikembangkan oleh

Nomensen. Tetapi karena terjadi wabah penyakit maka Sisingamangaraja XII

tidak melakukan penyerangan. Perlawanan baru meletus pada tahun 1878.

Buku karya Lothar Schreiner (2003) dengan judul Adat Dan Injil

mengungkapkan tentang penggabungan adat batak dan ajaran Kristen. Lothar

mengungkapkan bahwa masyarakat masih sangat tertutup saat Injil masuk ke

tanah Batak. Masyarakat Batak sering kali digambarkan dengan suku bangsa yang

memiliki sifat yang sangat sulit disentuh karena memegang teguh adat dan aturan-

aturannya.

Pelayanan Rheinische Mission dari Jerman dimulai di Tanah Batak

tepatnya pada tanggal 7 Oktober 1861 dan merupakan hari lahirnya Huria Kristen

Batak Protestan (HKBP), ditandai dengan berundingnya empat orang Missionaris,

Pdt. Heine, Pdt. J.C. Klammer, Pdt. Betz dan Pdt. Van Asselt membicarakan

pembagian wilayah pelayanan di Tapanuli.

HKBP berkantor pusat di Pearaja (Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera

Utara). Pearaja merupakan sebuah desa yang terletak di sepanjang jalan menuju

kota Sibolga (ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah). Di kompleks ini juga

Ephorus (sama dengan uskup dalam agama khatolik) sebagai pimpinan tertinggi

HKBP berkantor.HKBP juga mempunyai beberapa gereja di luar negeri, seperti di

Singapura, Kuala Lumpur, Los Angeles, New York, Seattle dan di negara bagian

Kolorado.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

22

Gambar 2.21. Logo HKBP

Sumber : HKBP

Ada tiga bidang/bangun yang membentuk logo HKBP, yaitu:

1. Salib: Menggambarkan Yesus Kristus.

2. Lingkaran: Menggambarkan kosmos/dunia

3. Pita dengan tulisan HKBP: Menunjukkan institusi yang terikat sebagai

organisasi yang utuh.

Dengan demikian, logo HKBP secara keseluruhan berarti: HKBP terikat

kepada Yesus Kristus sebagai kepala Gereja yg berkuasa atas dunia.Sedangkan

warna biru mengandung arti perdamaian.

2.1.2.2. Perkembangan Gereja HKBP di Sumatera Utara

Dapat dilihat bahwa gereja yang dibangun di pedesaan masih

menggunakan arsitektur sekitar. Para misionaris yang berasal dari Jerman mulai

membangun gereja dengan menerapkan arsitektur tradisional, seperti halnya di

daerah pedesaan Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

23

Tabel 2.1. Gereja HKBP di Sumatera Utara

No. Gambar Gereja Keterangan 1.

HKBP Resort Bandar Maratur berdiri pada thun 1861. Gereja ini memiliki satu menara yang berada di tengah.

2.

Gereja HKBP Pearaja Tarutung Tapanuli Utara berdiri pada tahun 1873. Gereja ini menerapkan dua menara.

3.

Gereja HKBP Hutaraja berdiri pada tahun 1901. Gereja ini sudah mulai perubahan dengan satu menara di bagian kiri fasad bangunan.

4.

Gereja HKBP Dolok Sanggul berdiri

pada tahun 1928. Gereja ini masih

menerapkan satu menara yang

berada di tengah.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

24

5.

Gereja HKBP Sipinggolpinggol Pematang Siantar berdiri pada tahun 1953. Gereja ini masih menerapkan satu menara yang berada di tengah.

6. Gereja HKBP Paronan Nagodang Laguboti berdiri pada tahun 1997. Gereja ini masih menerapkan satu menara yang berada di tengah. Namun gereja ini sudah lebih modern dibanding tahun sebelumnya.

Sumber: Diolah dari Google

2.2. Arsitektur Neo Vernakular

2.2.1. Pengertian Arsitektur Neo Vernakular

Kata “neo” berasal dari bahasa Yunani dan digunakan sebagai fonim

yang berarti baru. Jadi, Neo Vernakular berarti bahasa setempat yang diucapkan

dengan cara baru. Arsitektur Neo Vernakular adalah suatu penerapan elemen

arsitektur yang telah ada, baik fisik maupun non-fisik dengan tujuan melestarikan

unsur-unsur lokal yang telah terbentuk secara empiris oleh sebuah tradisi yang

kemudian sedikit atau banyaknya mangalami pembaruan menuju suatu karya yang

lebih modern atau maju tanpa mengesampingkan nilai-nilai tradisi setempat

(Nauw & Rengkung, 2013).

Arsitektur Neo Vernakular merupakan suatu paham dari aliran Arsitektur

Post-Modern yang lahir sebagai respon dan kritik atas modernisme yang

mengutamakan nilai rasionalisme dan fungsionalisme yang dipengaruhi

Universitas Sumatera Utara

Page 20: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

25

perkembangan teknologi industri. Arsitektur Neo Vernakular merupakan arsitektur

yang pada konsepnya memiliki prinsip mempertimbangkan kaidah-kaidah

normatif, kosmologis, peran serta budaya lokal dalam kehidupan masyarakat serta

keselarasan antara bangunan, alam, dan lingkungan.

Dalam proses menerapkan pendekatan dalam arsitektur Neo Vernakular

adalah interpretasi desain yaitu pendekatan melalui analisis tradisi budaya dan

peninggalan arsitektur setempat yang dimasukkan kedalam proses perancangan

yang terstruktur yang diwujudkan dalam bentuk termodifikasi sesuai dengan

zaman sekarang, ragam dan corak desain yang digunakan dengan pendekatan

simbolisme, aturan dan tipologi. Struktur tradisional yang digunakan

mengadaptasi bahan bangunan yang ada di daerah dan menambah elemen estetis

yang diadaptasi sesuai dengan fungsi bangunan (Arifin, 2010).

Arsitektur Neo Vernakular banyak ditemukan bentuk-bentuk yang sangat

modern namun dalam penerapannya masih menggunakan konsep lama daerah

setempat yang dikemas dalam bentuk yang modern. Arsitektur Neo Vernakular ini

menunjukkan suatu bentuk yang modern tapi masih memiliki ciri daerah setempat

walaupun material yang digunakan adalah bahan modern seperti kaca dan logam.

Dalam arsitektur Neo Vernakular, ide bentuk-bentuk diambil dari vernakular

aslinya yang dikembangkan dalam bentuk modern.

2.2.2. Ciri-Ciri Gaya Arsitektur Neo Vernakular

Dari pernyataan Charles Jencks (1984) dalam bukunya “Language of Post-

Modern Architecture” maka dapat dipaparkan ciri-ciri Arsitektur Neo-Vernakular

sebagai berikut :

a Selalu menggunakan atap bumbungan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

26

Atap bumbungan menutupi tingkat bagian tembok sampai hampir ke tanah

sehingga lebih banyak atap yang di ibaratkan sebagai elemen pelidung dan

penyambut dari pada tembok yang digambarkan sebagai elemen pertahanan

yang menyimbolkan permusuhan.

b Batu bata (dalam hal ini merupakan elemen konstruksi lokal)

Bangunan didominasi penggunaan batu bata abad 19 gaya Victorian yang

merupakan budaya dari arsitektur barat.

c Mengembalikan bentuk-bentuk tradisional yang ramah lingkungan dengan

proporsi yang lebih vertikal.

d Kesatuan antara interior yang terbuka melalui elemen yang modern dengan

ruang terbuka di luar bangunan.

e Warna-warna yang kuat dan kontras.

Dari ciri-ciri di atas dapat dilihat bahwa Arsitektur Neo-Vernacular tidak

ditujukan pada arsitektur modern atau arsitektur tradisional tetapi lebih pada

keduanya. Hubungan antara kedua bentuk arsitektur diatas ditunjukkan dengan

jelas dan tepat oleh Neo-Vernacular melalui trend akan rehabilitasi dan

pemakaian kembali.

f Pemakaian atap miring

g Batu bata sebagai elemen local

h Susunan masa yang indah.

Mendapatkan unsur-unsur baru dapat dicapai dengan pencampuran antara

unsur setempat dengan teknologi modern, tapi masih mempertimbangkan

unsur setempat dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 22: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

27

Bentuk-bentuk menerapkan unsur budaya, lingkungan termasuk iklim

setempat diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural (tata letak

denah, detail, struktur dan ornamen).

Tidak hanya elemen fisik yang diterapkan dalam bentuk modern, tetapi

juga elemen non-fisik yaitu budaya , pola pikir, kepercayaan, tata letak

yang mengacu pada makro kosmos, religi dan lainnya menjadi konsep

dan kriteria perancangan.

Produk pada bangunan ini tidak murni menerapkan prinsip-prinsip

bangunan vernakular melainkan karya baru (mangutamakan

penampilan visualnya).

Tabel 2.2. Perbandingan Arsitektur Tradisional, Vernakular dan Neo Vernakular

Perbandingan Tradisional Vernakular Neo Vernakular

Ideologi

Terbentuk oleh

tradisi yang

diwariskan

secara turun–

temurun,

berdasarkan

kultur dan

kondisi lokal.

Terbentuk oleh

tradisi turun

temurun tetapi

terdapat pengaruh

dari luar baik fisik

maupun nonfisik,

bentuk

perkembangan

arsitektur

tradisional.

Penerapan elemen

arsitektur yang sudah

ada dan kemudian

sedikit atau banyaknya

mengalami pembaruan

menuju suatu karya

yang modern.

Prinsip Tertutup dari Berkembang setiap Arsitektur yang

Universitas Sumatera Utara

Page 23: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

28

perubahan

zaman, terpaut

pada satu kultur

kedaerahan, dan

mempunyai

peraturan dan

norma–norma

keagamaan yang

kental.

waktu untuk

merefleksikan

lingkungan, budaya

dan sejarah dari

daerah dimana

arsitektur tersebut

berada.

Transformasi dari

situasi kultur

homogen ke situasi

yang lebih

heterogen.

bertujuan melestarikan

unsur–unsur lokal

yang telah terbentuk

secara empiris oleh

tradisi dan

mengembangkannya

menjadi suatu

langgam yang modern.

Kelanjutan dari

arsitektur vernakular.

Ide Desain

Lebih

mementingkan

fasad atau

bentuk, ornamen

sebagai suatu

keharusan.

Ornamen sebagai

pelengkap, tidak

meninggalkan

nilai–nilai setempat

tetapi dapat

melayani aktifitas

masyarakat di

dalam.

Bentuk desain lebih

modern.

Sumber: Sonny Susanto, Joko Triyono, Yulianto Sumalyo

Universitas Sumatera Utara

Page 24: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

29

2.3. Arsitektur Tradisional Batak Toba

2.3.1. Rumah Tradisional Suku Batak

Rumah tradisional Toba adalah sebuah bangunan panggung persegi

panjang, yang dapat dijangkau dengan lima atau tujuh langkah dari bawah. Rumah

terkunci di malam hari dengan pintu perangkap terpasang ke lantai, yang bisa

melesat dari dalam. Di beberapa rumah, pintu ditempatkan di bagian belakang.

Substruktur rumah terdiri dari tiang kayu besar, selebihnya batu datar yang

menyediakan perlindungan efektif terhadap resiko basah (Loebis, 2002).

Tipologi atau bentuk rumah tradisional (Ruma atau Jabu) memiliki

variasi dari satu tempat ke tempat lainnya, namun mereka memiliki beberapa

fitur-fitur yang sama. Ukuran rumah ditentukan oleh sejumlah faktor. Pertama,

jumlah keluarga yang menempati rumah, biasanya rumah tradisional Toba dapat

menampung 4-6 keluarga. Kedua, tersedianya batang pohon yang panjang yang

digunakan terutama untuk papan dan tiang. Karena bahan untuk komponen ini

sebaiknya tidak terhalang dan tidak boleh disambungkan, maka, jumlah pilar tidak

bisa lebih dari 6-8 pada bangunan memanjang yang menggambarkan panjang

papan yang dibutuhkan. Jenis kayu yang dapat digunakan untuk papan terbatas

diantaranya Hariara, Pinasa, Pokki, Bintatar, Baringin dan Maranti. Ketiga,

tersedianya tenaga kerja untuk membangun rumah tradisional tersebut (Loebis,

2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 25: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

30

Gambar 2.22. Denah Rumah Tradisional Suku Batak Toba

Sumber: Loebis (2002)

Rumah Batak Toba tidak dibagi menjadi ruangan terpisah oleh

penghalang permanen, meskipun lebih dari satu keluarga menempati rumah

tersebut. Ruang hidup komunal terdapat di area tengah-tengah bangunan.

Sedangkan area pada kedua sisi dialokasikan untuk setiap keluarga yang

sementara dibagi pada malam hari dengan menggantungkan kain yang

memastikan masing-masing keluarga memiliki privasi mereka. Namun, siang hari

seluruh ruang rumah terbuka bebas (Loebis, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 26: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

31

Gambar 2.23. Tampak Depan Rumah Tradisional Suku Batak Toba

Sumber: Loebis (2002)

2.3.2. Elemen Bangunan Rumah Tradisional Suku Batak Toba

Menurut Loebis (2002), elemen-elemen pada bangunan dibagi sebagai

berikut:

1. Elemen pada bagian depan bangunan:

Gambar 2.24. Elemen pada Bagian Depan Bangunan

Sumber: Loebis (2002)

Universitas Sumatera Utara

Page 27: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

32

Tabel 2.3. Elemen Bagian Depan

No. Elemen Bagian

Depan Deskripsi

1. Ulu Paung

Ulu paung merupakan ornamen yang berbentuk raksasa

setengah manusia setengah hewan. Ulu paung sekilas

mirip wajah manusia bertanduk kerbau.

2. Dilapaung Lidah seperti papan tegak melambangkan payung

(Santungsantung)

3. Sibombong Ari Perisai atau kasau dalam bentuk struktur segitiga atap

pelana, juga disebut Sibombong Anting

4. Sitindangi Papan tegak berfungsi untuk menjaga frame tegak

5. Halang gordang Pendukung Drum di balkon

6. Songsong rak Balok horisontal dari balkon

7. Songsong Boltok Juga disebut Pamoltoki, bagian balok utama yang

dilambangkan sebagai Perut

8. Tomboman

Adopadop Papan depan terletak di belakang Dorpi Jolo

9. Dorpi jolo Sepotong kecil kayu vertikal yang disebut papan tengah

10. Singasinga Makhluk mitos ornamen yang menggambarkan

Mangala Bulan

11. Parhongkom Papan horisontal sebagai dasar dorpi Jolo

12. Ture-ture Pendukung papan lantai, bertopang pada balok.

Sumber: Loebis (2002)

Universitas Sumatera Utara

Page 28: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

33

2. Elemen pada bagian samping bangunan:

Gambar 2.25. Elemen pada Bagian Samping Bangunan

Sumber: Loebis (2002)

Tabel 2.4. Elemen Bagian Samping

No. Elemen bagian

samping Deskripsi

1. Pardingdingan

Bagian ini adalah bagian yang paling penting dari

dinding, itu adalah bagian paling tebal dari sisa

dinding, itu berdiri di Tureture. Bentuknya mirip

dengan perahu dayung tradisional Toba

2. Dorpi Sandesande Papan tengah yang bisa dipindahkan, berdiri di atas

Pardingdingan

3. Dinding Parginjang Pendukung dari papan tengah tembok

4. Urur Hodahoda Kasau

5. Pangumbari Balok utama

Universitas Sumatera Utara

Page 29: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

34

6. Sundalap Balok lintang

7. Niggor atau

Bungkulan Ring balok

8. Lais-lais Rentang reng

9. Sendal-sendal Balok Kanopi

10. Rassang Papan yang dimasukkan ke dalam kolom

Sumber: Loebis (2002)

2.3.3. Gorga Atau Ornamen

Gorga (ornamen) adalah salah satu perwujudan budaya masyarakat Batak

Toba. Rumah bukan sekedar tempat tinggal manusia. Rumah adalah tempat dan

sumber berkah serta kesejahteraan bagi penghuninya. Agar rumah tetap sanggup

menjalankan fungsinya yang sedemikian, si pemilik rumah harus tetap

memperhatikan kekuatan hidup dari rumah yang di huninya. Salah satu cara yang

di tempuh untuk mempertahankan kekuatan hidup rumah tadi,orang batak toba

memberikan hiasan pada rumah dan perangkat isi rumahnya berupa hiasan

bermakna bukan hanya ornamentasi belaka, melainkan juga sarana-sarana

pendukung daya hidup rumah (ungkap keyakinan).

Warna yang digunakan menghias rumah batak ialah warna khas batak

toba yakni ‘triwarna’ putih, hitam dan merah. Dalam bahasa batak toba triwarna

tersebut dinyatakan sebagai tolubuma: tolu artinya tiga, boma artinya warna

(Wahid dan Alamsyah 2013).

Gorga adalah ukuran dalam bentuk garis spiral pada permukaan kayu.

Bila satu rumah batak dinamai rumah gorga itu berarti bahwa rumah tersebut

Universitas Sumatera Utara

Page 30: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

35

penuh dengan gorga. Gorga ini termasuk seni gaya dongson dengan polo-pola

geometris. Gaya dongson adalah salah satu gaya seni bangsa-bangsa proto–

melayu (Wahid dan Alamsyah, 2013). Terdapat beberapa jenis Gorga yaitu:

Tabel 2.5. Jenis-Jenis Gorga

No. Gambar Nama Keterangan

1.

Gorga

sitompi

Motif: Motif seperti anyaman.

Motif gorga ini berasal dari

bentuk ‘tai tompi’ yakni tali rotan

yang di anyam agak lebar dan di

gunakan sebagai pengikat kaki

kerbau.

Letak: Ditempatkan pada

tomboman adop-adop, parhokom

sibongbong ari dan tidak pernah

pada ture–ture dan songsong

boltok.

Makna: Gorga sitompi dipakasi

untuk hiasan raja atau orang yang

sanggup mempersatukan atau

menjalin kesatuan masyarakat

layaknya menjalin sebuah

anyaman. Gorga ini

melambangkan ikatan

kebudayaan.

2. Gorga ipon- Motif: Motifnya kotak-kotak kecil

Universitas Sumatera Utara

Page 31: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

36

ipon yang tersusun sepeti deretan

gigi,kata ipon berarti gigi.

Letak: Gorga motif ini biasanya

di tempatkan pada jenggar, ture-

ture dorpi jolo dan songsong

boltok.

Makna: Gorga ini

mengisyaratkan pesan betapa

pentingnya kemajuan hidup serta

rasa tolong menolong dan saling

melengkapi. Ataupun

perlambangan dari suatu hasrat

akan kesuksesan dan kemajuan

pribadi keluarga, maupun

masyarakat.

3.

Gorga

simeol-meol

Motif: Gorga simeol-meol

merupakan motif gorga yang di

deformasikan dari gerakan

tumbuhan lumut yang melenggak

lenggok. Gerak yang dihasilkan

memberi irama dan garis

melengkung kedalam dan meliuk

keluar. Sehingga satu kesatuan

gorga ini terkesan tampak

mengikuti pola huruf S ataupun

pola angka 8.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

37

Letak: Biasanya di tempatkan

pada jenggar,ture-ture, dorpi jolo

dan songsong boltok.

Makna: Gorga simeol-meol ini

merupakan simbol kegembiraan

akan hidup duniawi.

4.

Gorga

dalihan na

tolu

Motif: Bentuknya bebas

merupkan gambaran jalinan

mengikat mengartikan jalinan

dalihan na tolu yang menuntun

segenap bentuk perikatan

kekeluargaan masyarakat Batak

Toba.

Letak: Biasanya di letakan pada

dorpi jolo.

Makna: Sebagai pengingat

pemilik rumah agar senantiasa

hormat kepada pihak hula-hula

dan sifat membujuk pihak boru

serta sikap hati–hati terhadap

dongan sabutuha.

5. Gorga iran-

iran

Motif: Iran–iran adalah sejenis

alat pemanis wajah manusia agar

tampak manis dan berwibawa

dihadapan orang lain. Gorga iran–

iran merupakan bentuk tumbuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 33: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

38

merambat.

Letak: Biasanya di letakan pada

songsong boltok.

Makna: Sebagai simbol

kecantikan atau manis.

6.

Gorga

silintong

Motif: Merupakan tanda yang

berbentuk visualisasi dari tiruan

putaran air dalam suatu wadah.

Letak: Gorga ini ditempatkan

pada dorpi jolo

Makna: Mengartikan pusaran air

yang indah.

7.

Gorga

sitangan

Motif: Bentuk gorga ini

menyerupai dua buah gorga

simeol–meol yang dipasang

berhadapan.

Letak: Gorga ini ditempatkan

pada dorpi jolo.

Makna: Kewajiban tuan rumah

untuk ramah, hormat, sopan

berhadapan dengan tamu.

8. Gorga

sihoda-hoda

Motif: Bentuknya menyerupai

orang yang sedang menunggangi

kuda.

Letak: Diletakkan pada

parhongkom dinding samping.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

39

Makna: Pemilik Rumah sudah

berhak melaksanakan pesta besar

mangalahat horbo

9.

Gorga

simataniaria

Motif: Bentuknya mirip matahari.

Letak: Ditempatkan pada sebelah

kiri dorpi jolo.

Makna: Penerangan kesuburan

dan kehidupan bagi pemilik

rumah.

10.

Gorga singa-

singa

Motif: Bentuknya adalah wajah

manusia yang berwibawa dengan

lidah terjulur sampai ke dagu.

Kepala beserban dengan kain tiga

kali lilitan dan sikap kaki berlutut.

Letak: Gorga ini diletakan di

sebelah kan dan kiri dorpi jolo

Makna: Berwibawa.

11.

Gorga

boraspati

Motif: Boraspati (cecak) dapat

menempel berjalan di berbagai

bentuk sisi dan bidang.

Letak: Dorpi jolo,parhongkom

rumah dan pintu sopo.

Makna: Kecerdasan,

kebijaksanaan dan perlindungan.

Universitas Sumatera Utara

Page 35: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

40

12.

Gorga gaja

dompak

Motif: Bentuknya seperti gorga

jengger hanya berbeda

penempatan nya.

Letak: Santung–santung atau

pada dorpi jolo.

Makna: Simbol Kebenaran.

13.

Gorga buah

dada

Motif: Gorga buah dada ini

berjumlah delapan buah yang di

tempatkan di parhongkom,empat

buah berada dikiri dan empat

buah di kanan.

Letak: Diletakan depan mulut

boras pati.

Makna: Sebagai lambang

Kesuburan.

14.

Gorga

jenggar/jorn

gom

Motif: Menyerupai muka

manusia.

Letak: Gorga ini di tempatkan

pada bagian tomboman adop–

adop dan halang gordang.

Makna: Sebagai simbol penjaga

keamanan yang akan menolak

segala bentuk ancaman

pengganggu.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: repository.usu.ac.id › bitstream › handle › 123456789 › 58004... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Arsitektur Gerejadan Romawi.Menurut Filippo Brunellesc hi (1377-1446), arsitektur

41

15.

Gorga ulu

paung

Motif: Ulu paung berbentuk muka

raksasa setengah manusia

setengah hewan. Ulu paung

sekilas terlihat mirip wajah

manusia bertanduk kerbau.

Letak: Pada bagaian ujung atas

atap.

Makna: Menggambarkan

kekuatan dan sebagai tanda

hagabeon parhorasan (banyak

keturunan).

Sumber: Wahid Dan Alamsyah (2013)

Universitas Sumatera Utara